Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KotaPenataan Ruang
Peraturan Menteri (Permen) Pekerjaan Umum No. 17/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota. Berisikan ketentuan teknis muatan rencana tata ruang wilayah, proses dan prosedur penyusunan rencana tata ruang wilayah.
Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) KotaPenataan Ruang
Peraturan Menteri (Permen) Pekerjaan Umum No. 17/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota. Berisikan ketentuan teknis muatan rencana tata ruang wilayah, proses dan prosedur penyusunan rencana tata ruang wilayah.
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah Joy Irman
Persyaratan Teknis Pengoperasian, Penutupan dan Rehabilitasi TPA Sampah dalam rangka Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
Persyaratan Teknis Penyediaan TPA Sampah Joy Irman
Persyaratan Teknis Pengoperasian, Penutupan dan Rehabilitasi TPA Sampah dalam rangka Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
Hubungan Pelestarian Lingkungan Hidup dan Pembangunan BerkelanjutanIpin Okehzz
A. PENGERTIAN LINGKUNGAN HIDUP Lingkungan hidup merupakan semua benda dan kondisi dalam ruang (spasial) yang memengaruhi kehidupan manusia.
Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup dinyatakan bahwa lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia, dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
PAPER KIMIA LINGKUNGAN MENINGKATNYA GAS RUMAH KACA IMPLIKASI DAN SOLUSI BAGI ...muhammadnoorhasby04
Gas rumah kaca memainkan peran penting dalam mempengaruhi iklim Bumi melalui mekanisme efek rumah kaca. Fenomena ini alami dan esensial untuk menjaga suhu Bumi tetap hangat dan layak huni. Namun, peningkatan konsentrasi gas rumah kaca akibat aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, deforestasi, dan praktik pertanian intensif, telah memperkuat efek ini, menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim yang signifikan.Pemanasan global membawa dampak luas pada berbagai aspek lingkungan, termasuk suhu rata-rata global, pola cuaca, kenaikan permukaan laut, serta frekuensi dan intensitas fenomena cuaca ekstrem seperti badai dan kekeringan. Dampak ini juga meluas ke ekosistem alami, menyebabkan gangguan pada habitat, distribusi spesies, dan interaksi ekologi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati.
Untuk mengatasi tantangan yang ditimbulkan oleh peningkatan gas rumah kaca dan perubahan iklim, upaya mitigasi dan adaptasi menjadi sangat penting. Langkah-langkah mitigasi meliputi transisi ke sumber energi terbarukan, peningkatan efisiensi energi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan. Di sisi lain, langkah-langkah adaptasi mencakup pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap cuaca ekstrem, pengelolaan sumber daya air yang lebih baik, dan perlindungan terhadap wilayah pesisir.Selain itu, mengurangi konsumsi daging, memanfaatkan metode kompos, dan pembangunan infrastruktur yang tahan terhadap perubahan iklim adalah beberapa tindakan konkret yang dapat diambil untuk mengurangi dampak gas rumah kaca.Dengan pemahaman yang lebih baik tentang mekanisme dan dampak dari efek rumah kaca, serta melalui kolaborasi global yang kuat dan langkah-langkah konkret yang efektif, kita dapat melindungi planet kita dan memastikan kesejahteraan bagi generasi mendatang.
KERUSAKAN LAHAN GAMBUT ANALISIS EMISI KARBON DARI DEGRADASI LAHAN GAMBUT DI A...d1051231072
Lahan gambut adalah salah satu ekosistem penting di dunia yang berfungsi sebagai penyimpan karbon yang sangat efisien. Di Asia Tenggara, lahan gambut memainkan peran krusial dalam menjaga keseimbangan ekologi dan ekonomi. Namun, seiring dengan meningkatnya tekanan terhadap lahan untuk aktivitas pertanian, perkebunan, dan pembangunan infrastruktur, degradasi lahan gambut telah menjadi masalah lingkungan yang signifikan. Degradasi lahan gambut terjadi ketika lahan tersebut mengalami penurunan kualitas, baik secara fisik, kimia, maupun biologis, yang pada akhirnya mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Lahan gambut di Asia Tenggara, khususnya di negara-negara seperti Indonesia dan Malaysia, menyimpan cadangan karbon yang sangat besar. Diperkirakan bahwa lahan gambut di wilayah ini menyimpan sekitar 68,5 miliar ton karbon, yang jika terlepas, akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap emisi gas rumah kaca global.
Analisis Konten Pendekatan Fear Appeal dalam Kampanye #TogetherPossible WWF.pdfBrigittaBelva
Berada dalam kerangka Mata Kuliah Riset Periklanan, tim peneliti menganalisis penggunaan pendekatan "fear appeal" atau memicu rasa takut dalam kampanye #TogetherPossible yang dilakukan oleh World Wide Fund (WWF) untuk mengedukasi masyarakat tentang isu lingkungan.
Analisis dilakukan dengan metode kualitatif, meliputi analisis konten media sosial WWF, observasi, dan analisis naratif. Tidak hanya itu, penelitian ini juga memberikan strategi nyata untuk meningkatkan keterlibatan dan dampak kampanye serupa di masa depan.
Hasil dari #INC4 #TraktatPlastik, #plastictreaty masih saja banyak reaksi ketidak puasan, tetapi seluruh negara anggota PBB bertekad melanjutkan putaran negosiasi
berikutnya: #INC5 di bulan November 2024 di Busan Korea Selatan
Cerita sukses desa-desa di Pasuruan kelola sampah dan hasilkan PAD ratusan juta adalah info inspiratif bagi khalayak yang berdiam di perdesaan
.
#PartisipasiASN dalam #bebersihsampah nyata biarpun tidak banyak informasinya
Studi Kasus : Oksidasi Pirit dan Pengaruhnya Terhadap Ekosistemd1051231041
Pirit merupakan zat di dalam tanah yang terbawa karena adanya arus pasang surut. Zat ini dapat membahayakan ekosistem sekitar apabila mengalami reaksi oksidasi dan penyebab utama mengapa tanah menjadi masam, karena mengandung senyawa besi dan belerang. Studi kasus ini bertujuan untuk menganalisis pembentukan, dampak, peran, pengaruh, hingga upaya pengelolaan lingkungan yang dapat dilakukan guna mengatasi masalah ekosistem yang terjadi.
Contoh surat Pengunduran diri karang taruna daerah.docx
Pengendalian Lingkungan Hidup dalam Pemanfaatan Ruang
1.
2. Pendahuluan
Lingkungan Hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga negara Indonesia
(Pasal 28 UUD 45);
Pembangunan Ekonomi Nasional diselenggarakan berdasarkan prinsip pembangunan
berkelanjutan dan berwawasan lingkungan (pasal 33 UUD 45);
Pertumbuhan penduduk, kebutuhan investasi, perluasan kawasan cadangan pangan dan
keterbatasan ruang berpotensi menimbulkan konflik antar sektor dan antar papihak;
4. Kekeringan…
Tercatat dari data Badan Nasional
Penanggulangan Bencana,
127.788 ha lahan sawah puso
dan kekeringan. Kekeringan di
antaranya di Jawa Barat, Banten,
Jawa Tengah, Jawa Timur dan
sebagainya (tribunenews.com)
Berdasarkan pemantauan
Kementerian PU terhadap 71
waduk yang tersebar di Indonesia,
hingga akhir Agustus 2012
terdapat 19 waduk normal, 42
waspada, dan 10 kering
(tribunenews.com)
ancaman terhadap
cadangan pangan &
ketersediaan
supplai air
6. Sosial dan Ekonomi
Perkotaan 380.160 (57,80%)
Pedesaan 277.580 (42,20%)
Urutan ke 27 Secara Nasional
Jumlah penduduk miskin di Banten pada September 2016 mencapai
657,74 ribu orang (5,36 persen) - BPS
7. Pelanggaran Kebijakan Tata Ruang
Lahan yang seharusnyaseharusnya berfungsi lindung
dimanfaatkan sebagai lahan budidaya tanaman,
pertambangan, perkebunan
Daerah tangkapan air berubah menjadi areal
pertanian dan perumahan
Lahan yang seharusnyaseharusnya berfungsi lindung
dimanfaatkan sebagai lahan budidaya tanaman,
pertambangan, perkebunan
Daerah tangkapan air berubah menjadi areal
pertanian dan perumahan
8. Penataan Ruang & Lingkungan Hidup
Pertanyaannya ... ???
Apakah penataan ruang perlu menuruti persyaratan pengelolaan lingkungan hidup?
atau Pengelolaan lingkungan hidup yang perlu merujuk penataan ruang?
atau keduanya saling memaknai, berhirarki sama, sehingga ketika dipadukan
menjadi satu kesatuan sistem pengaturan pemanfaatan wilayah atau pengalokasian
kegiatan di berbagai tempat.
9. Penataan Ruang
Ruang sebagai wadah maupun sebagai sumber daya alam adalah terbatas, sebagai
wadah terbatas pada besaran wilayahnya, sedangkan sebagai sumber daya terbatas
pada daya dukung dan daya tampungnya, oleh karena itu, pemanfaatan ruang perlu
ditata agar tidak terjadi pemborosan dan terjadi penurunan kualitas ruang (Ahmadi,
1995).
Penataan ruang adalah suatu proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang
dan pengendalian pemanfaatan ruang. Ruang dapat diartikan sebagai wadah
kehidupan manusia dan makhluk lain serta sumber daya alam (Pasal 1 Ayat (3) UU
24/1992 jo Pasal 1 ayat (5) UU 26/2007).
Penyelenggaraan penataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah
nasional yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan berlandaskan wawasan
nusantara dan ketahanan nasional (Pasal 3 UU No 26 tahun 2007).
Tujuan penataan ruang ialah pemanfaatan ruang berwawasan lingkungan (pasal
3 butir a UU 26/2007)
Mencegah dan menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan (pasal 3 butir
4 UU 26/2007)
10. Tata Ruang bagi Pengelolaan Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lain (Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang No. 32 tahun 2009).
Lingkungan hidup bukan benda berbentuk ruang yang dapat dikotak-kotakkan
dengan batas-batas geografis (kawasan lindung atau budidaya), administrasi
(provinsi, kabupaten atau kota), demografi (perkotaan atau pedesaan) atau politk.
Tetapi .......
Lingkungan hidup adalah suatu konsep yang berbentuk dari tangkapan indra
manusia tentang segala hal yang mempengaruhi, menentukan dan atau
mengendalikan hidup dan kehidupan manusia.
Hal yang mencakup udara, air, tanah, tumbuhan, hewan, mikroorganisme, ruang,
bahan tambang, organisasi kemasyarakatan (pemerintahan), kepercayaan. tradisi,
kaedah dan lain sebagainya, serta lingkungan hidup dapat diubah atau diperkaya
oleh rekayasa manusia, misalnya jalan, gedung, waduk, pabrik dan lain sebagainya.
11. Integrasi Penataan Ruang &
Lingkungan Hidup
Intinya dua peraturan (tata ruang dan lingkungan hidup) bertujuan sama, yaitu guna
mewujudkan keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan serta antara
manusia dan lingkungan itu sendiri (alam dan buatan), sehingga tercipta “keseimbangan”
Oleh karena itu untuk mewujudkan “kesimbangan” tersebut bagaimana caranya kita
menjalankan secara konsisten “penataan ruang berwawasan lingkungan”, penataan
ruang yang menggunakan kriteria mutu lingkungan hidup.
Ada 4 sistem lingkungan yang sangat memerlukan perhatian serius dari setiap orang (Yusuf,
2000:114), yaitu:
(1)Sistem biofisik;
(2)Sistem sosial;
(3)Sistem ekonomi, dan
(4)Sistem politik.
Pada dasarnya tujuan penataan ruang, antara lain: agar tercapai pemanfaatan ruang
yang berkualitas yakni mewujudkan perlindungan fungsi ruang dan mencegah serta
menanggulangi dampak negatif terhadap lingkungan, dan mewujudkan keseimbangan
antara kepentingan ekologi, sosial dan ekonomi.
12. Kendala Pemanfaatan Ruang
Pertama:
Rencana yang tersusun tidak memperhitungkan keserasian, keseimbangan dan kelestarian
lingkungan;
Kedua:
Tidak adanya ketegasan hukum bagi setiap orang yang melanggar ketentuan dalam ruang;
Ketiga:
Perencanaan tata ruang selalu dikaitkan / disatukan dengan rencana pengembangan
investasi;
Penegakan hukum lingkungan merupakan upaya untuk mencapai ketaatan terhadap
peraturan dan persyaratan dalam ketentuan hukum yang berlaku secara umum dan
individual, melalui pengawasan dan penerapan (atau ancaman) secara administratif,
kepidanaan dan keperdataan. Oleh karena itu penegakan hukum lingkungan tidak
hanya bersifat represif tetapi juga preventif (Siti Sundari Rangkuti, 2000);
Keempat:
Penetapan rencana lebih banyak didominasi oleh keputusan politik, sehingga obyektifitas
terhadap karakteristik wilayah menjadi tidak berjalan dengan baik;
Kelima:
Otonomi daerah mendorong setiap daerah untuk peningkatan asli daerah, sehingga setiap
upaya pemanfaatan tata ruang diupayakan harus dapat memberikan sumbangan ekonomi.
13. Konflik Pemanfaatan Ruang
1. Antar wilayah;
2. Antar sektor;
3. Antara masyarakat dengan pemerintah;
4. Antar pemanfaatan tata ruang itu sendiri.
Penyebab konflik lebih sering disebabkan tidak adanya komunikasi dan koordinasi
diantara para pihak.
14. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Permendagri No. 67 tahun 2012
Untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup dan keselamatan masyarakat,
setiap perencanaan tata ruang wilayah wajib didasarkan
pada KLHS (Pasal 19 Ayat (1) UU 32 tahun 2009);
Perencanaan tata ruang wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan
dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup (Pasal 19 Ayat (2) UU 32 tahun 2009).
upaya penanggulangan degradasi kualitas LH harus dimulai dari proses
pengambilan keputusan pembangunan.
Sebagai suatu instrumen pengelolaan LH, implementasi KLHS adalah pada
proses pengambilan keputusan perencanaan pembangunan (decision-making
cycle process), dalam hal ini implementasi difokuskan pada perencanaan tata
ruang.
15. DAS sebagai Satu Kesatuan Ekosistem
Landasan Pengelolaan Ruang
Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan
dengan sungai dan anak-anak sungainya, berfungsi menampung, menyimpan dan
mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas
di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang
masih terpengaruh aktivitas daratan (Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2012, tentang
pengelolaan DAS).
Fungsi hidrologis DAS (Noordwijk et al., 2004), adalah sebagai:
(1)Transmisi air;
(2)Penyangga pada puncak kejadian hujan;
(3)Pelepasan air secara perlahan;
(4)Memelihara kualitas air; dan
(5)Mengurangi perpindahan masa tanah, misalnya banjir.
DAS merupakan suatu mega sistem kompleks yang meliputi sistem fisik, sistem
biologis, dan sistem manusia yang saling berinteraksi dan berhubungan membentuk
satu kesatuan ekosistem (Wulandari 2007). Setiap komponen dalam ekosistem
DAS saling mempengaruhi, apabila terjadi gangguan terhadap salah satu komponen
akan terjadi gangguan ekosistem (Asdak, 2010).