2. PengertianPengertian
Kegiatan untuk menciptakan danKegiatan untuk menciptakan dan
mempertahankan kondisi yangmempertahankan kondisi yang
optimal bagi terjadinya prosesoptimal bagi terjadinya proses
belajar (pembinaanbelajar (pembinaan rapportrapport,,
penghentian perilaku siswa yangpenghentian perilaku siswa yang
menyelewengkan perhatianmenyelewengkan perhatian
kelas, pemberian ganjaran,kelas, pemberian ganjaran,
penyelesaian tugas oleh siswapenyelesaian tugas oleh siswa
secara tepat waktu, penetepansecara tepat waktu, penetepan
norma kelompok yangnorma kelompok yang
produktif), didalamnyaproduktif), didalamnya
mencakup pengaturan orangmencakup pengaturan orang
(siswa) dan fasilitas.(siswa) dan fasilitas.
3. Dua Macam Masalah Pengelolaan KelasDua Macam Masalah Pengelolaan Kelas
Masalah KelompokMasalah Kelompok
Masalah IndividualMasalah Individual
5. MasalahMasalah
KelompokKelompok
Kelas kurang kohesif, karena alasan jenisKelas kurang kohesif, karena alasan jenis
kelamin, suku, tingkatan sosial ekonomi, dsb.kelamin, suku, tingkatan sosial ekonomi, dsb.
Penyimpangan dari norma-norma tingkah lakuPenyimpangan dari norma-norma tingkah laku
yang telah disepakati sebelumnya.yang telah disepakati sebelumnya.
Kelas mereaksi secara negatif terhadap salahKelas mereaksi secara negatif terhadap salah
seorang anggotanya.seorang anggotanya.
““Membombong” anggota kelas yang justruMembombong” anggota kelas yang justru
melanggar norma kelompok.melanggar norma kelompok.
Kelompok cenderung mudah dialihkanKelompok cenderung mudah dialihkan
perhatiannya dari tugas yang tengah digarap.perhatiannya dari tugas yang tengah digarap.
Semangat kerja rendah atau semacam aksiSemangat kerja rendah atau semacam aksi
protes kepada guru, karena menganggap tugasprotes kepada guru, karena menganggap tugas
yang diberikan kurang fair.yang diberikan kurang fair.
Kelas kurang mampu menyesuakan diriKelas kurang mampu menyesuakan diri
dengan keadaan baru.dengan keadaan baru.
6. PENDEKATAN PENGELOLAAN KELASPENDEKATAN PENGELOLAAN KELAS
1.1. Behavior-Modification ApproachBehavior-Modification Approach
2.2. Socio-Emotional Climate ApproachSocio-Emotional Climate Approach
3.3. Group Process ApproachGroup Process Approach
7. Behavior-ModificationBehavior-Modification
ApproachApproach
bahwa perilakubahwa perilaku
“baik” dan“baik” dan
“buruk” individu“buruk” individu
merupakan hasilmerupakan hasil
belajar.belajar.
Asumsi :Asumsi :
Positive ReinforcementPositive Reinforcement
(untuk membina perilaku(untuk membina perilaku
positif)positif)
Negative ReinforcementNegative Reinforcement
(untuk mengurangi(untuk mengurangi
perilaku negatif)perilaku negatif)
Teknik :Teknik :
8. Socio-Emotional Climate ApproachSocio-Emotional Climate Approach
bahwa proses belajar mengajar yangbahwa proses belajar mengajar yang
baik didasari oleh adanya hubunganbaik didasari oleh adanya hubungan
interpersonal yang baik antara siswa -interpersonal yang baik antara siswa -
guru dan atau siswa – siswa dan guruguru dan atau siswa – siswa dan guru
menduduki posisi penting bagimenduduki posisi penting bagi
terbentuknya iklim, sosio-emosionalterbentuknya iklim, sosio-emosional
yang baik.yang baik.
Asumsi :Asumsi :
9. TeknikTeknik
Carl A. Rogers :Carl A. Rogers :
Sikap tulus dari Guru (realness,Sikap tulus dari Guru (realness,
genuiness, congruence)genuiness, congruence)
Menerima dan menghargaiMenerima dan menghargai
siswa sebagai manusiasiswa sebagai manusia
(acceptance, prizing, caring,(acceptance, prizing, caring,
trust)trust)
Mengerti dari sudut pandanganMengerti dari sudut pandangan
siswa sendiri (Emphaticsiswa sendiri (Emphatic
understanding)understanding)
10. TeknikTeknik
Haim C. Ginnot :Haim C. Ginnot :
Dalam memecahkan masalah,Dalam memecahkan masalah,
guru berusaha membicarakanguru berusaha membicarakan
situasi, bukan pribadi pelakusituasi, bukan pribadi pelaku
pelanggaran.pelanggaran.
Mendeskripsikan apa yang iaMendeskripsikan apa yang ia
lihat dan rasakan; danlihat dan rasakan; dan
mendeskripsikan apa yang perlumendeskripsikan apa yang perlu
dilakukan sebagai alternatifdilakukan sebagai alternatif
penyelesaian.penyelesaian.
11. TeknikTeknik
William Glasser :William Glasser :
Guru membantu mengarahkan siswaGuru membantu mengarahkan siswa
untuk mendeskripsikan masalah yanguntuk mendeskripsikan masalah yang
dihadapi, menganalisis dan menilaidihadapi, menganalisis dan menilai
masalah, menyusun rencanamasalah, menyusun rencana
pemecahannya, mengarahkan siswapemecahannya, mengarahkan siswa
agar committed terhadap rencanaagar committed terhadap rencana
yang telah dibuat, memupukyang telah dibuat, memupuk
keberanian menanggung akibatkeberanian menanggung akibat
“kurang menyenangkan”, serta“kurang menyenangkan”, serta
membantu siswa membuat rencanamembantu siswa membuat rencana
penyelesaian baru yang lebih baik.penyelesaian baru yang lebih baik.
12. TeknikTeknik
Rudolf Draikurs :Rudolf Draikurs :
Democratic Classroom Process,Democratic Classroom Process,
melalui pemberian kesempatanmelalui pemberian kesempatan
kepada siswa untuk dapat memikulkepada siswa untuk dapat memikul
tanggung jawab, memperlakukantanggung jawab, memperlakukan
siswa sebagai manusia yang dapatsiswa sebagai manusia yang dapat
secara bijak mengambil keputusansecara bijak mengambil keputusan
dengan segala konsekuensinya, dandengan segala konsekuensinya, dan
memberi kesempatan kepada siswamemberi kesempatan kepada siswa
untuk menghayati tata aturanuntuk menghayati tata aturan
masyarakat.masyarakat.
13. Group Process ApproachGroup Process Approach
Asumsi :Asumsi :
pengalaman belajarpengalaman belajar
berlangsung dalamberlangsung dalam
konteks kelompok sosialkonteks kelompok sosial
dan tugas guru adalahdan tugas guru adalah
membina danmembina dan
memelihara kelompokmemelihara kelompok
yang produktif danyang produktif dan
kohesif.kohesif.
14. Richard A. Schmuck & Patricia A.Richard A. Schmuck & Patricia A.
SchmuckSchmuck
Mutual ExpectationsMutual Expectations
LeadershipLeadership
Attraction (pola persahabatan)Attraction (pola persahabatan)
NormNorm
CommunicationCommunication
CohesivenessCohesiveness
TeknikTeknik