SlideShare a Scribd company logo
MAKALAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM LEMBAGA
DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD ISMAIL AGENK HUTOMO
(163241037)
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap perusahaan maupun instansi pemerintahan tidak akan pernah luput
dari masalah. Terutama masalah yang berhubungan dengan pengelolaan
manajemen. Jika ditinjau dari kehidupan sehri-hari terjadinya masalah bisa
disebabkan dari pihak internal maupun pihak eksternal. Banyak pihak yang
menganggap bahwa masalah yang datangnya dari pihak eksternal lebih
berbahaya sehingga diprioritaskan untuk segera diselesaikan, sedangkan
masalah yang datangnya dari dalam (internal) tidak terlalu berbahaya. Inilah
suatu pandangan yang salah dan bisa menyebabkan kehancuran dari sebuah
perusahaan / instansi / organisasi. Karena masalah yang harus kita waspadai
dan harus segera kita selesaikan adalah masalah yang datangnya dari internal.
Kita lihat saja partai politik sekarang banyak yang pecah karena disebabkan
masalah didalam internalnya, perusahaan banyak yang bangkrut karena
masalah yang datangnya dari dalam (internal).
Banyak yang mengatakan pemecahan masalah adalah aktivitas terpenting
yang dilakukan seorang manajer merupakan suatu gambaran yang terlalu
disederhanakan. Pekerjaan dalam menyelesaikan / memecahkan masalah jauh
lebih rumit dari pada hanya sekedar pemecahan masalah saja. Aktivitas-
aktivitas lain, seperti komunikasi, juga sama pentingnya. Akan tetapi , aman
jika dikatakan bahwa pemecahan masalah merupakan salah satu aktivitas
utama yang sering kali menentukan berhasil atau tidaknya karier manajemen.
Steiner (dalam Anwar, 2014) pengertian ini menunjukkan bahwa pengambilan
keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa
alternatif secara sistematis untuk ditindak lanjuti (digunakan) sebagai suatu
cara pemecahan masalah.
B. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini ada tiga masalah yang akan dikaji.
1. Bagaimana hakikat pengambilan keputusan?
2. Bagaimana proses pengambilan keputusan?
3. Bagaimana tahapan proses pengambilan keputusan?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, ada tiga tujuan yang akan dicapai
dalam penelitian ini.
1. Mendeskripsikan hakikat pengambilan keputusan.
2. Mendeskripsikan proses pengambilan keputusan.
3. Mendeskripsikan tahapan proses pengambilan keputusan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengambilan Keputusan
Gitosudarmo, (2000:175) keputusan (decision) secara harfiah berarti pilihan
(choice). Pilihan yang dimaksud di sini adalah pilihan dari dua atau lebih
kemungkinan, atau dapat dikatakan pula sebagai keputusan dicapai setelah
dilakukan pertimbangan dengan memilih satu kemungkinan pilihan. Definisi
di atas mengandung pengertian, dalam keputusan yaitu: (1) ada pilihan atas
dasar logika atau pertimbangan; (2) ada beberapa alternatif yang harus dipilih
salah satu yang terbaik; dan (3) ada tujuan yang ingin dicapai dan keputusan
itu makin mendekatkan pada tujuan tersebut. Setelah dipahami pengertian
keputusan, selanjutnya dikutipkan pendapat para ahli mengenai pengertian
pengambilan keputusan. Menurut Steiner pengambilan keputusan
didefinisikan sebagai suatu proses manusiawi yang didasari dan mencakup baik
fenomena individu maupun sosial, didasarkan pada premis nilai dan fakta,
menyimpulkan sebuah pilihan dari antar alternatif dengan maksud bergerak
menuju suatu situasi yang diinginkan. Steiner (dalam Anwar, 2014) pengertian
ini menunjukkan bahwa pengambilan keputusan merupakan suatu proses
pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk
ditindak lanjuti (digunakan) sebagai suatu cara pemecahan masalah.
Koontz (dalam Anwar, 2014) Steers mengemukakan bahwa “decision
making is a process of selecting among available alternatives”. Di sini jelas
bahwa pe-ngambilan keputusan menyangkut pilihan dari berbagai macam
alternatif yang ada dalam organisasi. Selanjutnya Koontz mengatakan bahwa
pengambilan keputusan merupakan seleksi berbagai alternatif tindakan yang
akan ditempuh merupakan inti perencanaan. Senada dengan pendapat tersebut
William (dalam Anwar, 2014) mendefinisikan bahwa pengambilan keputusan
sebagai seleksi berbagai alternatif kegiatan yang diusulkan untuk memecahkan
masalah. Berdasarkan pandangan-pandangan tersebut di atas, dapat dipahami
bahwa pengambilan keputusan senantiasa berkaitan dengan problem atau
masalah dalam organisasi, sifat hakiki dari pengambilan keputusan adalah
memilih satu dua atau lebih alternatif pemecahan masalah menuju satu situasi
yang diinginkan, melalui keputusan atau penetapannya orang berharap akan
tercapai suatu pemecahan masalah dari problem yang terjadi.
Siagian, (2008:39) menjelaskan bahwa pada hakikatnya pengambilan
keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap suatu masalah
yang dihadapi. Pendekatan yang sistematis itu menyangkut pengetahuan
tentang hakikat masalah yang dihadapi itu, pengum-pulan fakta dan data yang
relevan dengan masalah yang dihadapi, analisis masalah dengan menggunakan
fakta dan data, mencari alternatif pemecahan, menganalisis setiap alternatif
sehingga ditemukan alternatif yang paling rasional, dan penilaian dari hasil
yang dicapai sebagai akibat dari keputusan yang diambil.
Kusnadi, (2005:346) menjelaskan yang dimaksud dengan pengambilan
keputusan adalah penetapan atau pemilihan suatu alternatif dari beberapa
alternatif yang tersedia, dengan memperhatikan kondisi internal maupun
eksternal yang ada. Pengertian tersebut menunjukan dengan jelas beberapa hal,
yaitu: a) dalam proses pengambilan keputusan tidak ada hal yang terjadi secara
kebetulan; b) pengambilan keputusan tidak dapat dilakukan secara asal jadi
karena cara pendekatan kepada pengam-bilan keputusan harus didasarkan
kepada sistematika tertentu. Sistematika tertentu perlu didasarkan pada: (1)
kemampuan organisasi dalam arti tersedianya sumber-sumber materil yang
dapat dipergunakan untuk melaksanakan keputusan yang diambil, (2) tenaga
kerja yang tersedia serta kualifikasinya untuk melaksanakan keputusan, (3)
filsafat yang dianut organisasi, (4) situasi lingkungan internal dan eksternal
yang menurut perhitungan akan mempengaruhi roda administrasi dan
manajemen dalam organisasi; c) bahwa sebelum suatu masalah dapat
dipecahkan dengan baik, hakikat masalah itu terlebih dahulu diketahui dengan
jelas; d) pemecahan tidak dapat dilakukan hanya berdasarkan intuisi, akan
tetapi pula perlu berdasarkan pada fakta yang terkumpul dengan sistematis,
terolah dengan baik dan tersimpan secara teratur sehingga fak-ta/data itu dapat
dipercayai; e) keputusan yang diambil adalah keputusan yang dipilih dari
berbagai alternatif yang telah diana-lisis secara matang.
Anwar (2014) bertolak pada beberapa pendapat di atas, maka pada
hakikatnya pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis
terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data. Penentuan
yang matang dari alternatif yang dihadapi dan pengam-bilan tindakan yang
menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat. Pengertian ini
menurut peneliti mengandung lima hal yang esensi yaitu sebagai berikut: a)
dalam proses pengambilan keputusan tidak ada hal yang terjadi secara
kebetulan; b) pengam-bilan keputusan tidak dapat dilakukan secara
“sembarangan” karena cara pendekatan kepada pengambilan keputusan harus
didasarkan atas kemampuan organisasi, tenaga kerja yang tersedia, dan situasi
lingkungan; c) bahwa sebelum sesuatu masalah data dipecahkan dengan baik,
hakikat daripada masalah ini harus diketahui dengan jelas; d) pemecahan
masalah tidak dapat dilakukan melalui “ilham” atau dengan mengarang yang
berdasarkan data-data yang telah didapatkan; e) keputusan yang baik adalah
keputusan yang telah dipilih dari berbagai alternatif yang ada setelah dianalisis
dengan matang.
Terkait dengan fungsi tersebut, maka tujuan pengambilan keputusan dapat
dibedakan: (1) tujuan yang bersifat tunggal. Tujuan pengambilan keputusan
yang bersifat tunggal terjadi apabila keputusan yang dihasilkan hanya
menyangkut satu masalah, artinya bahwa sekali diputuskan, tidak ada
kaitannya dengan masalah lain dan (2) tujuan yang bersifat ganda. Tujuan
pengambilan keputusan yang bersifat ganda terjadi apabila keputusan yang
dihasilkan menyangkut lebih dari satu masalah, artinya keputusan yang diambil
itu sekaligus memecahkan dua (atau lebih) masalah yang bersifat kontradiktif
atau yang bersifat tidak kontradiktif.
Depdiknas, (2002:5) konklusi yang diperoleh mengenai pengambilan
keputusan adalah: tujuan pengambilan keputusan itu bersifat tunggal, dalam
arti bahwa sekali diputuskan, tidak akan ada kaitannya dengan masalah lain,
kemungkinan kedua adalah tujuan pengambilan keputusan dapat juga bersifat
ganda (multiple objective) dalam arti bahwa satu keputusan yang diambilanya
itu sekaligus memecahkan dua masalah atau lebih yang sifatnya kontradiktif.
Tataran/level kelembagaan pendidikan sangat menentukan kompleksitas
keputusan yang diambil. Keputusan kelembagaan tingkat madrasah yang relatif
scopenya kecil dan dampaknya tidak terlalu meluas, biasanya atau secara relatif
proses pengambilan keputusan juga akan bersifat sederhana dan jangkauannya
sempit. Oleh karena itu, pengambilan keputusan pada tatanan yang lebih tinggi,
apalagi pada masa transisi kebijakan perlu diperhitungkan masak-masak semua
akibat yang mungkin timbul dari berbagai segi sedemikian rupa, sehingga
diusahakan sejauh mungkin tidak ada pihak-pihak yang dirugikan diusahakan
seminimal mungkin. Dalam tataran permadrasahan apabila memang harus
terjadi, maka harus diusahakan semaksimal mungkin tidak merugikan peserta
didik pada khususnya, warga madrasah pada umumnya.
B. Proses Pengambilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan adalah suatu usaha yang rasional dari
administrator untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan pada bagian
awal dari fungsi perencanaan. Prosesnya mulai dan berakhir dengan
pertimbangan. Ia memerlukan kreativitas, keterampilan kuantitatif dan
pengalaman. Urutan-urutan langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut: 1)
penentuan masalah, 2) analisa situasi yang ada, 3) pengembangan alternatif-
alternatif, 4) analisa alternatif-alternatif, 5) pilihan alternatif yang paling baik
(Sutisna, 1993:153).
Pendapat di atas, menegaskan bahwa sebenarnya proses pe-ngambilan
keputusan adalah proses pemilihan alternatif pemecahan masalah untuk
mendapatkan penyelesaian yang terbaik. Bila dilakukan secara nalar, memang
proses ini lebih panjang dan makan waktu, namun kemungkinan kesalahannya
dapat diperkecil. Anoraga (dalam Anwar, 2014) keputusan yang diambil akan
dapat diasumsikan baik bila telah memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai
berikut: 1) keputusan diambil sebagai pemecahan masalah yang dihadapi; 2)
sedapat mungkin cepat dan tepat; 3) bersifat rasional, artinya dapat diterima
akal sehat terutama bagi para pelaksana yang nantinya bertanggung jawab atas
keputusan tersebut; 4) bersifat praktis dan pragmatis, artinya dapat
dilaksanakan dengan kemampuan yang ada; 5) berdampak negatif seminim
mungkin; 6) menguntungkan banyak pihak demi kelancaran kerja dan arah
tujuan yang hendak dicapai; 7) keputusan yang diambil dapat dievaluasi untuk
masa yang akan datang.
Nurs (dalam Anwar, 2014) dengan demikian di dalam mengambil sebuah
keputusan, harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) dalam proses
pengambilan keputusan tidak terjadi secara kebetulan; 2) pengambilan
keputusan dilakukan secara sistematik, yaitu: tersedianya sumber-sumber
untuk melaksanakan keputusan yang akan diambil, kualifikasi tenaga kerja
yang tersedia, falsafah yang dianut organisasi, situasi lingkungan internal dan
eksternal yang akan mempengaruhi administrasi dan manajemen di dalam
organisasi; 3) masalah harus diketahui dengan jelas; 4) pemecahan masalah
harus didasarkan pada fakta-fakta yang terkumpul dengan sistematis; 5)
keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari berbagai
alternatif yang telah dianalisa secara matang.
Campbell (dalam Anwar, 2014) apabila pengambilan keputusan tidak
didasarkan pada kelima hal di atas, akan menimbulkan berbagai masalah: 1)
Tidak tepatnya keputusan; 2) tidak terlaksananya keputusan karena tidak sesuai
dengan kemampuan organisasi baik dari segi manusia, uang maupun material;
3) ketidakmampuan pelaksana untuk bekerja karena tidak ada sinkronisasi
antara kepentingan organisasi dengan orang-orang di dalam organisasi
tersebut; 4) timbulnya penolakan terhadap keputusan. Berdasarkan uraian di
atas, maka dapat dipahami bahwa proses pengambilan keputusan terdiri dari
berbagai tindakan yang memanfaatkan berbagai ragam keterampilan dan
pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman dalam kehidupan berorganisasi.
C. Tahapan Proses Pengambilan Keputusan
Setiap keputusan yang diambil itu merupakan perwujudan kebijakan yang
telah digariskan. Oleh karena itu, analisis proses pengambilan keputusan pada
hakikatnya sama saja dengan analisis proses kebijakan. Campbell (dalam
Anwar, 2014) terdapat berbagai pendapat tentang proses pengambilan
keputusan, antara lain menurut Campbell adalah menentukan tujuan,
mengidentifikasi pilihan, menganalisis informasi, dan menentukan pilihan.
Boehm (dalam Anwar, 2014) mengemukakan langkah-langkah dalam
mengambil keputusan meliputi: menuliskan pertanyaan, menentukan pilihan-
pilihan, mengumpulkan informasi, membuat daftar pro dan kontra, dan
mengambil keputusan. Sedangkan Adair mengemukakan lima langkah dalam
pengambilan keputusan yakni mendefinisikan tujuan, mengumpulkan data
yang relevan, menghasilkan pilihan yang layak, membuat keputusan, dan
mengimplementasikan dan mengevaluasi.
Thohiron (dalam Anwar, 2014) Sementara Thohiron menjelaskan proses
pengambilan keputusan.
1. Perumusan Masalah
Dalam hal ini pemimpin diharapkan mampu merumuskan masalah
yang ada di dalam suatu organisasi. Suatu masalah hadir karena: a) adanya
gap atau kesenjangan antara kenyataan, titik berangkat, dengan tujuan
yang ingin diraih atau standar yang ingin dicapai; b) adanya halangan dan
kesulitan untuk menjembatani kesenjangan itu; c) adanya kemungkinan
penye-lesaian masalah bila perumusannya benar.
Perumusan masalah juga terkait dengan sudut pandang. Karenanya
beberapa proses harus dipastikan hadir. Apakah ciri suatu perumusan
masalah yang baik? Sebuah perumusan yang baik mengidentifikasikan
semua elemen-elemen yang relevan, elemen apa yang absen, dan elemen
apa yang perlu ditam-bahkan.
Perumusan masalah dimulai dengan mengkaji fakta-fakta yang ada.
Sering kali hal yang kedengarannya sederhana ini menjadi sumber
kegagalan pengambilan keputusan yang benar. Masalah yang sering
muncul dalam pengkajian fakta adalah pemimpin dan orang yang ada di
sekitarnya sering membaurkan fakta dengan tafsiran tentang fakta tersebut.
Sebuah perumusan yang baik mengidentifikasikan semua elemen-elemen
yang relevan, elemen apa yang absen, dan elemen apa yang perlu
ditambahkan.
2. Pengumpulan dan Penganalisis Data
Pemimpin diharapkan dapat mengumpulkan dan mengana-lisis data
yang dapat membantu memecahkan masalah yang ada. Adapun proses
pemecahan masalah dalam pengambilan keputusan yaitu: a) fase
pengumpulan fakta; b) fase penemuan ide; c) fase penemuan solusi.
Fase pengumpulan data/fakta meliputi kegiatan mendenfinisikan
masalah serta mengumpulkan masalah serta menganalisis data yang
penting. Satu cara untuk meningkatkan kemampuan pengumpulan data
adalah dengan mulai dulu melihat masalah yang ada secara luas dan
kemudian melanjutkannya dengan menentukan sub masalah yang ada.
Dalam hal ini, diperlukan kemampuan untuk membedakan antara gejala
dari masalah yang sebenarnya.
Fase penemuan ide meliputi kegiatan pengumpulan ide-ide yang
mungkin dipakai dan kemudian mencari ide yang terbaik. Dapat saja
berbagai ide yang ada dimodifikasi dan dikombinasikan. Dalam hal ini,
kegiatan curah pendapat (brain storming) perlu dilakukan. Osborn (dalam
Anwar, 2014) telah menyediakan 75 buah pertanyaan untuk melaksanakan
kegiatan curah pendapat ini. Pada dasarnya kegiatan curah pendapat
mempunyai 4 aturan umum yaitu: ide yang ada tidak boleh dikritik terlebih
dahulu, dapat saja disampaikan ide-ide yang kelihatannya di luar
kebiasaan, makin banyak ide yang masuk maka hasil akan makin baik,
dianjurkan adanya kombinasi antar satu ide dengan ide lainnya.
Fase penemuan solusi ini meliputi kegiatan mengidentifikasi dan
mengevaluasi pemecahan yang mungkin dilakukan dan bagaimana cara
melakukan. Kegiatan dalam fase ini meliputi penentuan pendapat, analisis
dan penerimaan/pemberian kritik. Setiap ide yang ada diberi nilai/bobot
masing-masing.
Secara umum ada tujuh langkah yang dapat dijadikan pegangan
dalam menghadapi masalah yaitu sebagai berikut.
a. Tanyakan pada diri sendiri, apakah masalah ini berada dalam
wewenang anda untuk menyelesaikannya. Bila benar, maka mulailah
memasuki proses pengambilan keputusan lebih jauh. Sebaliknya bila
masalah tadi tidak berada di bawah wewenang anda, sampaikanlah
adanya masalah pada yang berwenang. Dalam tahap ini tentukan juga
siapa saja yang seharusnya perlu dikonsultasikan?
b. Kumpulkan fakta dan pisahkan dari interpretasi atau pendapat.
Sejumlah pertanyaan perlu diajukan.
c. Identifikasikan masalah utama atau masalah sebenarnya dari masalah-
masalah ikutan atau turunan. Ajukan pertanyaan seperti ini berkali-kali
“mengapa begitu?”.
d. Analisis dan bila perlu cari tambahan fakta. Misalnya tentukan jenis
apakah masalah ini. (kompleks atau sederhana, rutin atau tidak
terencana).
e. Tentukan berbagai pilihan-pilihan untuk melakukan penggarapan
masalah ini. Ingatkan diri bahwa cara yang selalu digunakan sejauh ini
tidak selalu merupakan cara terbaik di dalam menangani masalah pada
hari ini.
f. Tentukan pilihan-pilihan penyelesaiannya. Ingatkan diri dan
pengambil keputusan yang lain mengenai sistem nilai dan rambu-
rambu kebijakan di dalam organisasi atau komunitas di mana berada.
Jadikan rambu-rambu tadi sebagai acuan pilihan yang diambil.
g. Tentukan rencana pelaksanaan, tim pelaksananya, batasan waktu,
kebijakan dasar, dana, dan batas wewenang dalam pelaksanaan.
3. Pembuatan alternatif-alternatif kebijakan
a. Setelah masalah dirinci dengan tepat dan tersusun baik, maka perlu
dipikirkan cara-cara pemecahannya. Cara pemecahan ini hendaknya
selalu diusahakan adanya alternatif-alternatif beserta konsekuensinya,
baik positif maupun negatif. Oleh sebab itu, seorang pimpinan harus
dapat mengadakan perkiraan sebaik-baiknya. Untuk mengadakan
perkiraan dibutuhkan adanya informasi yang secukupnya dan metode
perkiraan yang baik. Perkiraan itu terdiri dari berbagai macam
pengertian: a) perkiraan dalam arti proyeksi, perkiraan yang mengarah
pada kecenderungan dari data yang telah terkumpul dan tersusun secara
kronologis; b) perkiraan dalam arti prediksi, perkiraan yang dilakukan
dengan menggunakan analisis sebab akibat; c ) perkiraan dalam arti
konjeksi, perkiraan yang didasarkan pada kekuatan intuisi (perasaan).
Intuisi di sini sifatnya subjektif, artinya tergantung dari kemampuan
seseorang untuk mengolah perasaan.
4. Pemilihan salah satu alternatif terbaik
a. Pemilihan satu alternatif yang dianggap paling tepat untuk memecahkan
masalah tertentu dilakukan atas dasar pertim-bangan yang matang atau
rekomendasi. Dalam pemilihan satu alternatif dibutuhkan waktu yang
lama karena hal ini menentukan alternatif yang dipakai akan berhasil
atau sebaliknya.
b. Pengambilan keputusan oleh pimpinan, kaitannya dengan pemilihan
alternatif pemecahan masalah, akan melibatkan semua pihak yang
terlibat dalam lembaga pendidikan. Hal ini karena kekuasaan pimpinan
tidak dapat dioperasionalkan apabila tidak didukung dan dibantu oleh
seluruh personal yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang
berbeda-beda. Pimpinan harus mengembangkan konsep kerja sama
antar personal agar pelaksanaan alternatif pemecahan masalah lebih
cepat dan mudah. Kerja sama dapat diciptakan jika pimpinan memiliki
keterampilan manusiawi.
5. Pelaksanaan keputusan
Dalam pelaksanaan keputusan berarti seorang pemimpin harus mampu
menerima dampak yang positif atau negatif. Ketika menerima dampak yang
negatif, pemimpin harus juga mempunyai alternatif yang lain. Pelaksanaan
pengambilan keputusan sering menjadi masalah karena keputusan yang
mesti ditanggapi oleh banyak orang malah ditangani oleh sedikit orang. Hal
sebaliknya juga sering terjadi. Keputusan yang seharusnya dapat ditangani
oleh 2-3 orang diserahkan kepada sebuah tim yang terdiri dari 40 orang atau
lebih. Akibatnya timbul perdebatan yang tak henti-hentinya. Jadi tentukan
dulu cara pengambilan keputusan yang paling cocok dengan situasi dan
masalah yang ada: individu, tim, musyawarah, voting, dan lain-lain.
6. Pemantauan dan Pengevaluasian Hasil Pelaksanaan
Setelah keputusan dijalankan seharusnya pimpinan dapat mengukur
dampak dari keputusan yang telah dibuat. Penilaian ulang perlu diadakan.
Faktor-faktor penentu yang akan dinilai harus diputuskan sejak awal dan
tidak setelah pelaksanaan berjalan. Dengan cara ini memang akan mudah
terjadi debat yang hangat, namun akurasi akan lebih terjamin.
Berdasarkan pendapat pada ahli di atas, maka disimpulkan tahapan
proses pengambilan keputusan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah:
1) perumusan masalah, 2) penentuan kriteria pemecahan masalah, 3)
pengidentifikasian alternatif pemecahan masalah, 4) penilaian terhadap
alternatif pemecahan masalah, 5) pemilihan alternatif yang terbaik, 6)
penetapan keputusan atau pengimplementasian alternatif yang dipilih.
BAB III
PENUTUP
Simpulan
1. Pengambilan keputusan pada tatanan yang lebih tinggi, apalagi pada masa
transisi kebijakan perlu diperhitungkan masak-masak semua akibat yang
mungkin timbul dari berbagai segi sedemikian rupa, sehingga diusahakan
sejauh mungkin tidak ada pihak-pihak yang dirugikan diusahakan
seminimal mungkin.
2. Proses pengambilan keputusan adalah suatu usaha yang rasional dari
administrator untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan pada
bagian awal dari fungsi perencanaan.
3. Tahapan proses pengambilan keputusan yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah: 1) perumusan masalah, 2) penentuan kriteria pemecahan masalah,
3) pengidentifikasian alternatif pemecahan masalah, 4) penilaian terhadap
alternatif pemecahan masalah, 5) pemilihan alternatif yang terbaik, 6)
penetapan keputusan atau pengimplementasian alternatif yang dipilih.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Herson. 2014. Proses Pengambilan Keputusan untuk Mengembangkan
Mutu Madrasah. Jurnal Pendidikan Islam. 8 (1), 38-56, April 2014.
http://catalog.uinsby.ac.id/index.php?p=show_detail&id=88830
Depdiknas R.I. Proses Pengambilan Keputusan. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Tingkat
Pertama.
Gitosudarmo, Indriyo. 2000. Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta: BPFE.
Kusnadi, dkk. 2005. Pengantar Manajemen: Konsepsual & Perilaku. Malang:
Unibraw.
Siagian, P. Sondang. 2008. Filsafat Administrasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Sutisna, Oteng. 1993. Administrasi Pendidikan Dasar Teoretis untuk Praktek
Profesional. Bandung: Angkasa.

More Related Content

What's hot

Analisa pengambilan keputusan
Analisa pengambilan keputusanAnalisa pengambilan keputusan
Analisa pengambilan keputusanZam Mil
 
Definisi dan dasar pengambilan keputusan
Definisi dan dasar pengambilan keputusanDefinisi dan dasar pengambilan keputusan
Definisi dan dasar pengambilan keputusan
Surya Pratama
 
dasar dan faktor pengambilan keputusan
dasar dan faktor pengambilan keputusandasar dan faktor pengambilan keputusan
dasar dan faktor pengambilan keputusan
Mr.Mahmud
 
Makalah pengambilan keputusan secara obyektif
Makalah pengambilan keputusan secara obyektifMakalah pengambilan keputusan secara obyektif
Makalah pengambilan keputusan secara obyektif
vitalfrans
 
Lutfi koto : model & teknik pengambilan keputusan
Lutfi koto : model & teknik pengambilan keputusanLutfi koto : model & teknik pengambilan keputusan
Lutfi koto : model & teknik pengambilan keputusan
Lutfi Koto
 
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
PENGAMBILAN KEPUTUSANPENGAMBILAN KEPUTUSAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Universitas Negeri Gorontalo
 
Teknik Pengambilan Keputusan
Teknik Pengambilan KeputusanTeknik Pengambilan Keputusan
Teknik Pengambilan Keputusan
Eko Mardianto
 
Diagram pohon keputusan 2
Diagram pohon keputusan 2Diagram pohon keputusan 2
Diagram pohon keputusan 2Dedi Suryono
 
Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
Pemecahan Masalah & Pengambilan KeputusanPemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
Tri Widodo W. UTOMO
 
Teknik Pengambilan Keputusan
Teknik Pengambilan KeputusanTeknik Pengambilan Keputusan
Teknik Pengambilan Keputusan
hanatamara
 
Teori Pengambilan Keputusan
Teori Pengambilan KeputusanTeori Pengambilan Keputusan
Teori Pengambilan Keputusan
Eko Mardianto
 
Teknik Pengambilan Keputusan
Teknik Pengambilan KeputusanTeknik Pengambilan Keputusan
Teknik Pengambilan Keputusan
Eko Mardianto
 
Pertemuan 7 _8-pengambilan_keputusan
Pertemuan 7 _8-pengambilan_keputusanPertemuan 7 _8-pengambilan_keputusan
Pertemuan 7 _8-pengambilan_keputusan
sandi217
 
Pengambilan keputusan dalam manajemen
Pengambilan keputusan dalam manajemenPengambilan keputusan dalam manajemen
Pengambilan keputusan dalam manajemenAndrew Hutabarat
 
6. pembuatan keputusan
6. pembuatan keputusan6. pembuatan keputusan
6. pembuatan keputusan
Yosie Andre Victora
 
Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusanPengambilan keputusan
Pengambilan keputusan
virmannsyah
 
Pengambilan Keputusan dan Pemecahan Masalah
Pengambilan Keputusan dan Pemecahan MasalahPengambilan Keputusan dan Pemecahan Masalah
Pengambilan Keputusan dan Pemecahan MasalahAnis Fithriyani
 
efektivitas dan komponen pengambilan keputusan
efektivitas dan komponen pengambilan keputusanefektivitas dan komponen pengambilan keputusan
efektivitas dan komponen pengambilan keputusan
Mr.Mahmud
 
makalah Manajemen pengambilan keputusan
makalah Manajemen pengambilan keputusanmakalah Manajemen pengambilan keputusan
makalah Manajemen pengambilan keputusan
MJM Networks
 

What's hot (19)

Analisa pengambilan keputusan
Analisa pengambilan keputusanAnalisa pengambilan keputusan
Analisa pengambilan keputusan
 
Definisi dan dasar pengambilan keputusan
Definisi dan dasar pengambilan keputusanDefinisi dan dasar pengambilan keputusan
Definisi dan dasar pengambilan keputusan
 
dasar dan faktor pengambilan keputusan
dasar dan faktor pengambilan keputusandasar dan faktor pengambilan keputusan
dasar dan faktor pengambilan keputusan
 
Makalah pengambilan keputusan secara obyektif
Makalah pengambilan keputusan secara obyektifMakalah pengambilan keputusan secara obyektif
Makalah pengambilan keputusan secara obyektif
 
Lutfi koto : model & teknik pengambilan keputusan
Lutfi koto : model & teknik pengambilan keputusanLutfi koto : model & teknik pengambilan keputusan
Lutfi koto : model & teknik pengambilan keputusan
 
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
PENGAMBILAN KEPUTUSANPENGAMBILAN KEPUTUSAN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
 
Teknik Pengambilan Keputusan
Teknik Pengambilan KeputusanTeknik Pengambilan Keputusan
Teknik Pengambilan Keputusan
 
Diagram pohon keputusan 2
Diagram pohon keputusan 2Diagram pohon keputusan 2
Diagram pohon keputusan 2
 
Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
Pemecahan Masalah & Pengambilan KeputusanPemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
 
Teknik Pengambilan Keputusan
Teknik Pengambilan KeputusanTeknik Pengambilan Keputusan
Teknik Pengambilan Keputusan
 
Teori Pengambilan Keputusan
Teori Pengambilan KeputusanTeori Pengambilan Keputusan
Teori Pengambilan Keputusan
 
Teknik Pengambilan Keputusan
Teknik Pengambilan KeputusanTeknik Pengambilan Keputusan
Teknik Pengambilan Keputusan
 
Pertemuan 7 _8-pengambilan_keputusan
Pertemuan 7 _8-pengambilan_keputusanPertemuan 7 _8-pengambilan_keputusan
Pertemuan 7 _8-pengambilan_keputusan
 
Pengambilan keputusan dalam manajemen
Pengambilan keputusan dalam manajemenPengambilan keputusan dalam manajemen
Pengambilan keputusan dalam manajemen
 
6. pembuatan keputusan
6. pembuatan keputusan6. pembuatan keputusan
6. pembuatan keputusan
 
Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusanPengambilan keputusan
Pengambilan keputusan
 
Pengambilan Keputusan dan Pemecahan Masalah
Pengambilan Keputusan dan Pemecahan MasalahPengambilan Keputusan dan Pemecahan Masalah
Pengambilan Keputusan dan Pemecahan Masalah
 
efektivitas dan komponen pengambilan keputusan
efektivitas dan komponen pengambilan keputusanefektivitas dan komponen pengambilan keputusan
efektivitas dan komponen pengambilan keputusan
 
makalah Manajemen pengambilan keputusan
makalah Manajemen pengambilan keputusanmakalah Manajemen pengambilan keputusan
makalah Manajemen pengambilan keputusan
 

Similar to Pengambilan keputusan

Sim, ratna priatiningsih, hapzi ali, sistem pengambilan keputusan, universita...
Sim, ratna priatiningsih, hapzi ali, sistem pengambilan keputusan, universita...Sim, ratna priatiningsih, hapzi ali, sistem pengambilan keputusan, universita...
Sim, ratna priatiningsih, hapzi ali, sistem pengambilan keputusan, universita...
Ratna Priatiningsih
 
Tugas sim annida fatra yananto mihadi putra, se, m.si sistem pengambilan kepu...
Tugas sim annida fatra yananto mihadi putra, se, m.si sistem pengambilan kepu...Tugas sim annida fatra yananto mihadi putra, se, m.si sistem pengambilan kepu...
Tugas sim annida fatra yananto mihadi putra, se, m.si sistem pengambilan kepu...
Annidafatra
 
Tugas sim, widya ayunda putri, yananto mihadi putra,sistem pengambilan keputu...
Tugas sim, widya ayunda putri, yananto mihadi putra,sistem pengambilan keputu...Tugas sim, widya ayunda putri, yananto mihadi putra,sistem pengambilan keputu...
Tugas sim, widya ayunda putri, yananto mihadi putra,sistem pengambilan keputu...
WidyaAyundaPutri
 
Bang pim pertemuan 9 2016 2017
Bang pim pertemuan 9 2016 2017Bang pim pertemuan 9 2016 2017
Bang pim pertemuan 9 2016 2017
Mohamad Noor
 
12, be & gg, rudi, hapzi ali, ethical decision making in business, universita...
12, be & gg, rudi, hapzi ali, ethical decision making in business, universita...12, be & gg, rudi, hapzi ali, ethical decision making in business, universita...
12, be & gg, rudi, hapzi ali, ethical decision making in business, universita...
PT Kalbe Farma
 
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma,sistem pengabilan...
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma,sistem pengabilan...Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma,sistem pengabilan...
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma,sistem pengabilan...
wandasoraya
 
Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi,sistem pengambilan kep...
Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi,sistem pengambilan kep...Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi,sistem pengambilan kep...
Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi,sistem pengambilan kep...
SarahFarhani
 
12, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,ethical decision ...
12, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,ethical decision ...12, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,ethical decision ...
12, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,ethical decision ...
ciciliaeritawanti
 
JURNAL KDK II.pdf
JURNAL KDK II.pdfJURNAL KDK II.pdf
JURNAL KDK II.pdf
MhdAsegaffSam
 
Tugas sim, theresia hanitalia, , yananto mihadi p., s.e., m.si., cma. pengamb...
Tugas sim, theresia hanitalia, , yananto mihadi p., s.e., m.si., cma. pengamb...Tugas sim, theresia hanitalia, , yananto mihadi p., s.e., m.si., cma. pengamb...
Tugas sim, theresia hanitalia, , yananto mihadi p., s.e., m.si., cma. pengamb...
TheodoraTerdunGintin
 
10, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Ethical Decision Making in Business, Un...
10, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Ethical Decision Making in Business, Un...10, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Ethical Decision Making in Business, Un...
10, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Ethical Decision Making in Business, Un...
Gunawan Adam
 
Proses Pengambilan Keputusan
Proses Pengambilan KeputusanProses Pengambilan Keputusan
Proses Pengambilan Keputusan
Kahf3
 
bab_7_problem_solving_1_ppt.ppt
bab_7_problem_solving_1_ppt.pptbab_7_problem_solving_1_ppt.ppt
bab_7_problem_solving_1_ppt.ppt
PujieRetnasuminar2
 
Makalah ekonomi teknik
Makalah ekonomi teknikMakalah ekonomi teknik
Makalah ekonomi teknik
enooy
 
Pertemuan ke- 4 Pengambilan Keputusan yang Etis.pptx
Pertemuan ke- 4 Pengambilan Keputusan yang Etis.pptxPertemuan ke- 4 Pengambilan Keputusan yang Etis.pptx
Pertemuan ke- 4 Pengambilan Keputusan yang Etis.pptx
NilaNovianti2
 
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Sistem Pen...
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Sistem Pen...Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Sistem Pen...
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Sistem Pen...
SeptianCahyo10
 
Isi makalah
Isi makalahIsi makalah
Isi makalah
Asyiaah Valdesyiah
 
Implementasi aplikasi sistem pengambilan keputusan
Implementasi aplikasi sistem pengambilan keputusan Implementasi aplikasi sistem pengambilan keputusan
Implementasi aplikasi sistem pengambilan keputusan
rian rian
 
Bang pim pertemuan 10 2016 2017
Bang pim pertemuan 10  2016 2017Bang pim pertemuan 10  2016 2017
Bang pim pertemuan 10 2016 2017
Mohamad Noor
 

Similar to Pengambilan keputusan (20)

Sim, ratna priatiningsih, hapzi ali, sistem pengambilan keputusan, universita...
Sim, ratna priatiningsih, hapzi ali, sistem pengambilan keputusan, universita...Sim, ratna priatiningsih, hapzi ali, sistem pengambilan keputusan, universita...
Sim, ratna priatiningsih, hapzi ali, sistem pengambilan keputusan, universita...
 
Tugas sim annida fatra yananto mihadi putra, se, m.si sistem pengambilan kepu...
Tugas sim annida fatra yananto mihadi putra, se, m.si sistem pengambilan kepu...Tugas sim annida fatra yananto mihadi putra, se, m.si sistem pengambilan kepu...
Tugas sim annida fatra yananto mihadi putra, se, m.si sistem pengambilan kepu...
 
Tugas sim, widya ayunda putri, yananto mihadi putra,sistem pengambilan keputu...
Tugas sim, widya ayunda putri, yananto mihadi putra,sistem pengambilan keputu...Tugas sim, widya ayunda putri, yananto mihadi putra,sistem pengambilan keputu...
Tugas sim, widya ayunda putri, yananto mihadi putra,sistem pengambilan keputu...
 
Bang pim pertemuan 9 2016 2017
Bang pim pertemuan 9 2016 2017Bang pim pertemuan 9 2016 2017
Bang pim pertemuan 9 2016 2017
 
To+pancen+oye
To+pancen+oyeTo+pancen+oye
To+pancen+oye
 
12, be & gg, rudi, hapzi ali, ethical decision making in business, universita...
12, be & gg, rudi, hapzi ali, ethical decision making in business, universita...12, be & gg, rudi, hapzi ali, ethical decision making in business, universita...
12, be & gg, rudi, hapzi ali, ethical decision making in business, universita...
 
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma,sistem pengabilan...
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma,sistem pengabilan...Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma,sistem pengabilan...
Tugas sim, wanda soraya,yananto mihadi p., s.e., m.si., cma,sistem pengabilan...
 
Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi,sistem pengambilan kep...
Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi,sistem pengambilan kep...Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi,sistem pengambilan kep...
Tugas sim, sarah farhani, yananto mihadi putra se, msi,sistem pengambilan kep...
 
12, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,ethical decision ...
12, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,ethical decision ...12, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,ethical decision ...
12, be & gg, cicilia eritawanti widjilestari, hapzi ali,ethical decision ...
 
JURNAL KDK II.pdf
JURNAL KDK II.pdfJURNAL KDK II.pdf
JURNAL KDK II.pdf
 
Tugas sim, theresia hanitalia, , yananto mihadi p., s.e., m.si., cma. pengamb...
Tugas sim, theresia hanitalia, , yananto mihadi p., s.e., m.si., cma. pengamb...Tugas sim, theresia hanitalia, , yananto mihadi p., s.e., m.si., cma. pengamb...
Tugas sim, theresia hanitalia, , yananto mihadi p., s.e., m.si., cma. pengamb...
 
10, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Ethical Decision Making in Business, Un...
10, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Ethical Decision Making in Business, Un...10, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Ethical Decision Making in Business, Un...
10, BE & GG, Gunawan Adam, Hapzi Ali, Ethical Decision Making in Business, Un...
 
Proses Pengambilan Keputusan
Proses Pengambilan KeputusanProses Pengambilan Keputusan
Proses Pengambilan Keputusan
 
bab_7_problem_solving_1_ppt.ppt
bab_7_problem_solving_1_ppt.pptbab_7_problem_solving_1_ppt.ppt
bab_7_problem_solving_1_ppt.ppt
 
Makalah ekonomi teknik
Makalah ekonomi teknikMakalah ekonomi teknik
Makalah ekonomi teknik
 
Pertemuan ke- 4 Pengambilan Keputusan yang Etis.pptx
Pertemuan ke- 4 Pengambilan Keputusan yang Etis.pptxPertemuan ke- 4 Pengambilan Keputusan yang Etis.pptx
Pertemuan ke- 4 Pengambilan Keputusan yang Etis.pptx
 
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Sistem Pen...
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Sistem Pen...Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Sistem Pen...
Tugas SIM, Septian Dwi Noorcahyo, Yananto Mihadi Putra, SE, M.Si., Sistem Pen...
 
Isi makalah
Isi makalahIsi makalah
Isi makalah
 
Implementasi aplikasi sistem pengambilan keputusan
Implementasi aplikasi sistem pengambilan keputusan Implementasi aplikasi sistem pengambilan keputusan
Implementasi aplikasi sistem pengambilan keputusan
 
Bang pim pertemuan 10 2016 2017
Bang pim pertemuan 10  2016 2017Bang pim pertemuan 10  2016 2017
Bang pim pertemuan 10 2016 2017
 

Recently uploaded

Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptxBahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
dwiagus41
 
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahirPPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
yardsport
 
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docxtemplate undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
ansproduction72
 
Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptxTugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
SunakonSulistya
 
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay..."Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
Muhammad Nur Hadi
 
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipaMateri pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
sarahshintia630
 
MINGGU 03_Metode Consistent Deformation (1).pdf
MINGGU 03_Metode Consistent Deformation (1).pdfMINGGU 03_Metode Consistent Deformation (1).pdf
MINGGU 03_Metode Consistent Deformation (1).pdf
AlmaDani8
 
Uji Akurasi klasifikasi - Confusion Matrix.pptx
Uji Akurasi klasifikasi - Confusion Matrix.pptxUji Akurasi klasifikasi - Confusion Matrix.pptx
Uji Akurasi klasifikasi - Confusion Matrix.pptx
NurlinaAbdullah1
 
pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdfpemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
fuji226200
 
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
TeguhWinarno6
 
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docxCONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
WagKuza
 
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.pptPPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
WewikAyuPrimaDewi
 

Recently uploaded (12)

Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptxBahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
 
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahirPPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
 
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docxtemplate undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
 
Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptxTugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
 
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay..."Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
 
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipaMateri pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
 
MINGGU 03_Metode Consistent Deformation (1).pdf
MINGGU 03_Metode Consistent Deformation (1).pdfMINGGU 03_Metode Consistent Deformation (1).pdf
MINGGU 03_Metode Consistent Deformation (1).pdf
 
Uji Akurasi klasifikasi - Confusion Matrix.pptx
Uji Akurasi klasifikasi - Confusion Matrix.pptxUji Akurasi klasifikasi - Confusion Matrix.pptx
Uji Akurasi klasifikasi - Confusion Matrix.pptx
 
pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdfpemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
 
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
 
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docxCONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
 
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.pptPPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
 

Pengambilan keputusan

  • 1. MAKALAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM LEMBAGA DISUSUN OLEH : MUHAMMAD ISMAIL AGENK HUTOMO (163241037) 2018
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan maupun instansi pemerintahan tidak akan pernah luput dari masalah. Terutama masalah yang berhubungan dengan pengelolaan manajemen. Jika ditinjau dari kehidupan sehri-hari terjadinya masalah bisa disebabkan dari pihak internal maupun pihak eksternal. Banyak pihak yang menganggap bahwa masalah yang datangnya dari pihak eksternal lebih berbahaya sehingga diprioritaskan untuk segera diselesaikan, sedangkan masalah yang datangnya dari dalam (internal) tidak terlalu berbahaya. Inilah suatu pandangan yang salah dan bisa menyebabkan kehancuran dari sebuah perusahaan / instansi / organisasi. Karena masalah yang harus kita waspadai dan harus segera kita selesaikan adalah masalah yang datangnya dari internal. Kita lihat saja partai politik sekarang banyak yang pecah karena disebabkan masalah didalam internalnya, perusahaan banyak yang bangkrut karena masalah yang datangnya dari dalam (internal). Banyak yang mengatakan pemecahan masalah adalah aktivitas terpenting yang dilakukan seorang manajer merupakan suatu gambaran yang terlalu disederhanakan. Pekerjaan dalam menyelesaikan / memecahkan masalah jauh lebih rumit dari pada hanya sekedar pemecahan masalah saja. Aktivitas- aktivitas lain, seperti komunikasi, juga sama pentingnya. Akan tetapi , aman jika dikatakan bahwa pemecahan masalah merupakan salah satu aktivitas utama yang sering kali menentukan berhasil atau tidaknya karier manajemen. Steiner (dalam Anwar, 2014) pengertian ini menunjukkan bahwa pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindak lanjuti (digunakan) sebagai suatu cara pemecahan masalah. B. Rumusan Masalah Dalam penelitian ini ada tiga masalah yang akan dikaji. 1. Bagaimana hakikat pengambilan keputusan?
  • 3. 2. Bagaimana proses pengambilan keputusan? 3. Bagaimana tahapan proses pengambilan keputusan? C. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah tersebut, ada tiga tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini. 1. Mendeskripsikan hakikat pengambilan keputusan. 2. Mendeskripsikan proses pengambilan keputusan. 3. Mendeskripsikan tahapan proses pengambilan keputusan.
  • 4. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Pengambilan Keputusan Gitosudarmo, (2000:175) keputusan (decision) secara harfiah berarti pilihan (choice). Pilihan yang dimaksud di sini adalah pilihan dari dua atau lebih kemungkinan, atau dapat dikatakan pula sebagai keputusan dicapai setelah dilakukan pertimbangan dengan memilih satu kemungkinan pilihan. Definisi di atas mengandung pengertian, dalam keputusan yaitu: (1) ada pilihan atas dasar logika atau pertimbangan; (2) ada beberapa alternatif yang harus dipilih salah satu yang terbaik; dan (3) ada tujuan yang ingin dicapai dan keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan tersebut. Setelah dipahami pengertian keputusan, selanjutnya dikutipkan pendapat para ahli mengenai pengertian pengambilan keputusan. Menurut Steiner pengambilan keputusan didefinisikan sebagai suatu proses manusiawi yang didasari dan mencakup baik fenomena individu maupun sosial, didasarkan pada premis nilai dan fakta, menyimpulkan sebuah pilihan dari antar alternatif dengan maksud bergerak menuju suatu situasi yang diinginkan. Steiner (dalam Anwar, 2014) pengertian ini menunjukkan bahwa pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindak lanjuti (digunakan) sebagai suatu cara pemecahan masalah. Koontz (dalam Anwar, 2014) Steers mengemukakan bahwa “decision making is a process of selecting among available alternatives”. Di sini jelas bahwa pe-ngambilan keputusan menyangkut pilihan dari berbagai macam alternatif yang ada dalam organisasi. Selanjutnya Koontz mengatakan bahwa pengambilan keputusan merupakan seleksi berbagai alternatif tindakan yang akan ditempuh merupakan inti perencanaan. Senada dengan pendapat tersebut William (dalam Anwar, 2014) mendefinisikan bahwa pengambilan keputusan sebagai seleksi berbagai alternatif kegiatan yang diusulkan untuk memecahkan masalah. Berdasarkan pandangan-pandangan tersebut di atas, dapat dipahami bahwa pengambilan keputusan senantiasa berkaitan dengan problem atau masalah dalam organisasi, sifat hakiki dari pengambilan keputusan adalah
  • 5. memilih satu dua atau lebih alternatif pemecahan masalah menuju satu situasi yang diinginkan, melalui keputusan atau penetapannya orang berharap akan tercapai suatu pemecahan masalah dari problem yang terjadi. Siagian, (2008:39) menjelaskan bahwa pada hakikatnya pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap suatu masalah yang dihadapi. Pendekatan yang sistematis itu menyangkut pengetahuan tentang hakikat masalah yang dihadapi itu, pengum-pulan fakta dan data yang relevan dengan masalah yang dihadapi, analisis masalah dengan menggunakan fakta dan data, mencari alternatif pemecahan, menganalisis setiap alternatif sehingga ditemukan alternatif yang paling rasional, dan penilaian dari hasil yang dicapai sebagai akibat dari keputusan yang diambil. Kusnadi, (2005:346) menjelaskan yang dimaksud dengan pengambilan keputusan adalah penetapan atau pemilihan suatu alternatif dari beberapa alternatif yang tersedia, dengan memperhatikan kondisi internal maupun eksternal yang ada. Pengertian tersebut menunjukan dengan jelas beberapa hal, yaitu: a) dalam proses pengambilan keputusan tidak ada hal yang terjadi secara kebetulan; b) pengambilan keputusan tidak dapat dilakukan secara asal jadi karena cara pendekatan kepada pengam-bilan keputusan harus didasarkan kepada sistematika tertentu. Sistematika tertentu perlu didasarkan pada: (1) kemampuan organisasi dalam arti tersedianya sumber-sumber materil yang dapat dipergunakan untuk melaksanakan keputusan yang diambil, (2) tenaga kerja yang tersedia serta kualifikasinya untuk melaksanakan keputusan, (3) filsafat yang dianut organisasi, (4) situasi lingkungan internal dan eksternal yang menurut perhitungan akan mempengaruhi roda administrasi dan manajemen dalam organisasi; c) bahwa sebelum suatu masalah dapat dipecahkan dengan baik, hakikat masalah itu terlebih dahulu diketahui dengan jelas; d) pemecahan tidak dapat dilakukan hanya berdasarkan intuisi, akan tetapi pula perlu berdasarkan pada fakta yang terkumpul dengan sistematis, terolah dengan baik dan tersimpan secara teratur sehingga fak-ta/data itu dapat dipercayai; e) keputusan yang diambil adalah keputusan yang dipilih dari berbagai alternatif yang telah diana-lisis secara matang.
  • 6. Anwar (2014) bertolak pada beberapa pendapat di atas, maka pada hakikatnya pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data. Penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan pengam-bilan tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat. Pengertian ini menurut peneliti mengandung lima hal yang esensi yaitu sebagai berikut: a) dalam proses pengambilan keputusan tidak ada hal yang terjadi secara kebetulan; b) pengam-bilan keputusan tidak dapat dilakukan secara “sembarangan” karena cara pendekatan kepada pengambilan keputusan harus didasarkan atas kemampuan organisasi, tenaga kerja yang tersedia, dan situasi lingkungan; c) bahwa sebelum sesuatu masalah data dipecahkan dengan baik, hakikat daripada masalah ini harus diketahui dengan jelas; d) pemecahan masalah tidak dapat dilakukan melalui “ilham” atau dengan mengarang yang berdasarkan data-data yang telah didapatkan; e) keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari berbagai alternatif yang ada setelah dianalisis dengan matang. Terkait dengan fungsi tersebut, maka tujuan pengambilan keputusan dapat dibedakan: (1) tujuan yang bersifat tunggal. Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat tunggal terjadi apabila keputusan yang dihasilkan hanya menyangkut satu masalah, artinya bahwa sekali diputuskan, tidak ada kaitannya dengan masalah lain dan (2) tujuan yang bersifat ganda. Tujuan pengambilan keputusan yang bersifat ganda terjadi apabila keputusan yang dihasilkan menyangkut lebih dari satu masalah, artinya keputusan yang diambil itu sekaligus memecahkan dua (atau lebih) masalah yang bersifat kontradiktif atau yang bersifat tidak kontradiktif. Depdiknas, (2002:5) konklusi yang diperoleh mengenai pengambilan keputusan adalah: tujuan pengambilan keputusan itu bersifat tunggal, dalam arti bahwa sekali diputuskan, tidak akan ada kaitannya dengan masalah lain, kemungkinan kedua adalah tujuan pengambilan keputusan dapat juga bersifat ganda (multiple objective) dalam arti bahwa satu keputusan yang diambilanya itu sekaligus memecahkan dua masalah atau lebih yang sifatnya kontradiktif.
  • 7. Tataran/level kelembagaan pendidikan sangat menentukan kompleksitas keputusan yang diambil. Keputusan kelembagaan tingkat madrasah yang relatif scopenya kecil dan dampaknya tidak terlalu meluas, biasanya atau secara relatif proses pengambilan keputusan juga akan bersifat sederhana dan jangkauannya sempit. Oleh karena itu, pengambilan keputusan pada tatanan yang lebih tinggi, apalagi pada masa transisi kebijakan perlu diperhitungkan masak-masak semua akibat yang mungkin timbul dari berbagai segi sedemikian rupa, sehingga diusahakan sejauh mungkin tidak ada pihak-pihak yang dirugikan diusahakan seminimal mungkin. Dalam tataran permadrasahan apabila memang harus terjadi, maka harus diusahakan semaksimal mungkin tidak merugikan peserta didik pada khususnya, warga madrasah pada umumnya. B. Proses Pengambilan Keputusan Proses pengambilan keputusan adalah suatu usaha yang rasional dari administrator untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan pada bagian awal dari fungsi perencanaan. Prosesnya mulai dan berakhir dengan pertimbangan. Ia memerlukan kreativitas, keterampilan kuantitatif dan pengalaman. Urutan-urutan langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut: 1) penentuan masalah, 2) analisa situasi yang ada, 3) pengembangan alternatif- alternatif, 4) analisa alternatif-alternatif, 5) pilihan alternatif yang paling baik (Sutisna, 1993:153). Pendapat di atas, menegaskan bahwa sebenarnya proses pe-ngambilan keputusan adalah proses pemilihan alternatif pemecahan masalah untuk mendapatkan penyelesaian yang terbaik. Bila dilakukan secara nalar, memang proses ini lebih panjang dan makan waktu, namun kemungkinan kesalahannya dapat diperkecil. Anoraga (dalam Anwar, 2014) keputusan yang diambil akan dapat diasumsikan baik bila telah memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut: 1) keputusan diambil sebagai pemecahan masalah yang dihadapi; 2) sedapat mungkin cepat dan tepat; 3) bersifat rasional, artinya dapat diterima akal sehat terutama bagi para pelaksana yang nantinya bertanggung jawab atas keputusan tersebut; 4) bersifat praktis dan pragmatis, artinya dapat dilaksanakan dengan kemampuan yang ada; 5) berdampak negatif seminim mungkin; 6) menguntungkan banyak pihak demi kelancaran kerja dan arah
  • 8. tujuan yang hendak dicapai; 7) keputusan yang diambil dapat dievaluasi untuk masa yang akan datang. Nurs (dalam Anwar, 2014) dengan demikian di dalam mengambil sebuah keputusan, harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1) dalam proses pengambilan keputusan tidak terjadi secara kebetulan; 2) pengambilan keputusan dilakukan secara sistematik, yaitu: tersedianya sumber-sumber untuk melaksanakan keputusan yang akan diambil, kualifikasi tenaga kerja yang tersedia, falsafah yang dianut organisasi, situasi lingkungan internal dan eksternal yang akan mempengaruhi administrasi dan manajemen di dalam organisasi; 3) masalah harus diketahui dengan jelas; 4) pemecahan masalah harus didasarkan pada fakta-fakta yang terkumpul dengan sistematis; 5) keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari berbagai alternatif yang telah dianalisa secara matang. Campbell (dalam Anwar, 2014) apabila pengambilan keputusan tidak didasarkan pada kelima hal di atas, akan menimbulkan berbagai masalah: 1) Tidak tepatnya keputusan; 2) tidak terlaksananya keputusan karena tidak sesuai dengan kemampuan organisasi baik dari segi manusia, uang maupun material; 3) ketidakmampuan pelaksana untuk bekerja karena tidak ada sinkronisasi antara kepentingan organisasi dengan orang-orang di dalam organisasi tersebut; 4) timbulnya penolakan terhadap keputusan. Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa proses pengambilan keputusan terdiri dari berbagai tindakan yang memanfaatkan berbagai ragam keterampilan dan pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman dalam kehidupan berorganisasi. C. Tahapan Proses Pengambilan Keputusan Setiap keputusan yang diambil itu merupakan perwujudan kebijakan yang telah digariskan. Oleh karena itu, analisis proses pengambilan keputusan pada hakikatnya sama saja dengan analisis proses kebijakan. Campbell (dalam Anwar, 2014) terdapat berbagai pendapat tentang proses pengambilan keputusan, antara lain menurut Campbell adalah menentukan tujuan, mengidentifikasi pilihan, menganalisis informasi, dan menentukan pilihan. Boehm (dalam Anwar, 2014) mengemukakan langkah-langkah dalam mengambil keputusan meliputi: menuliskan pertanyaan, menentukan pilihan-
  • 9. pilihan, mengumpulkan informasi, membuat daftar pro dan kontra, dan mengambil keputusan. Sedangkan Adair mengemukakan lima langkah dalam pengambilan keputusan yakni mendefinisikan tujuan, mengumpulkan data yang relevan, menghasilkan pilihan yang layak, membuat keputusan, dan mengimplementasikan dan mengevaluasi. Thohiron (dalam Anwar, 2014) Sementara Thohiron menjelaskan proses pengambilan keputusan. 1. Perumusan Masalah Dalam hal ini pemimpin diharapkan mampu merumuskan masalah yang ada di dalam suatu organisasi. Suatu masalah hadir karena: a) adanya gap atau kesenjangan antara kenyataan, titik berangkat, dengan tujuan yang ingin diraih atau standar yang ingin dicapai; b) adanya halangan dan kesulitan untuk menjembatani kesenjangan itu; c) adanya kemungkinan penye-lesaian masalah bila perumusannya benar. Perumusan masalah juga terkait dengan sudut pandang. Karenanya beberapa proses harus dipastikan hadir. Apakah ciri suatu perumusan masalah yang baik? Sebuah perumusan yang baik mengidentifikasikan semua elemen-elemen yang relevan, elemen apa yang absen, dan elemen apa yang perlu ditam-bahkan. Perumusan masalah dimulai dengan mengkaji fakta-fakta yang ada. Sering kali hal yang kedengarannya sederhana ini menjadi sumber kegagalan pengambilan keputusan yang benar. Masalah yang sering muncul dalam pengkajian fakta adalah pemimpin dan orang yang ada di sekitarnya sering membaurkan fakta dengan tafsiran tentang fakta tersebut. Sebuah perumusan yang baik mengidentifikasikan semua elemen-elemen yang relevan, elemen apa yang absen, dan elemen apa yang perlu ditambahkan. 2. Pengumpulan dan Penganalisis Data Pemimpin diharapkan dapat mengumpulkan dan mengana-lisis data yang dapat membantu memecahkan masalah yang ada. Adapun proses pemecahan masalah dalam pengambilan keputusan yaitu: a) fase pengumpulan fakta; b) fase penemuan ide; c) fase penemuan solusi.
  • 10. Fase pengumpulan data/fakta meliputi kegiatan mendenfinisikan masalah serta mengumpulkan masalah serta menganalisis data yang penting. Satu cara untuk meningkatkan kemampuan pengumpulan data adalah dengan mulai dulu melihat masalah yang ada secara luas dan kemudian melanjutkannya dengan menentukan sub masalah yang ada. Dalam hal ini, diperlukan kemampuan untuk membedakan antara gejala dari masalah yang sebenarnya. Fase penemuan ide meliputi kegiatan pengumpulan ide-ide yang mungkin dipakai dan kemudian mencari ide yang terbaik. Dapat saja berbagai ide yang ada dimodifikasi dan dikombinasikan. Dalam hal ini, kegiatan curah pendapat (brain storming) perlu dilakukan. Osborn (dalam Anwar, 2014) telah menyediakan 75 buah pertanyaan untuk melaksanakan kegiatan curah pendapat ini. Pada dasarnya kegiatan curah pendapat mempunyai 4 aturan umum yaitu: ide yang ada tidak boleh dikritik terlebih dahulu, dapat saja disampaikan ide-ide yang kelihatannya di luar kebiasaan, makin banyak ide yang masuk maka hasil akan makin baik, dianjurkan adanya kombinasi antar satu ide dengan ide lainnya. Fase penemuan solusi ini meliputi kegiatan mengidentifikasi dan mengevaluasi pemecahan yang mungkin dilakukan dan bagaimana cara melakukan. Kegiatan dalam fase ini meliputi penentuan pendapat, analisis dan penerimaan/pemberian kritik. Setiap ide yang ada diberi nilai/bobot masing-masing. Secara umum ada tujuh langkah yang dapat dijadikan pegangan dalam menghadapi masalah yaitu sebagai berikut. a. Tanyakan pada diri sendiri, apakah masalah ini berada dalam wewenang anda untuk menyelesaikannya. Bila benar, maka mulailah memasuki proses pengambilan keputusan lebih jauh. Sebaliknya bila masalah tadi tidak berada di bawah wewenang anda, sampaikanlah adanya masalah pada yang berwenang. Dalam tahap ini tentukan juga siapa saja yang seharusnya perlu dikonsultasikan? b. Kumpulkan fakta dan pisahkan dari interpretasi atau pendapat. Sejumlah pertanyaan perlu diajukan.
  • 11. c. Identifikasikan masalah utama atau masalah sebenarnya dari masalah- masalah ikutan atau turunan. Ajukan pertanyaan seperti ini berkali-kali “mengapa begitu?”. d. Analisis dan bila perlu cari tambahan fakta. Misalnya tentukan jenis apakah masalah ini. (kompleks atau sederhana, rutin atau tidak terencana). e. Tentukan berbagai pilihan-pilihan untuk melakukan penggarapan masalah ini. Ingatkan diri bahwa cara yang selalu digunakan sejauh ini tidak selalu merupakan cara terbaik di dalam menangani masalah pada hari ini. f. Tentukan pilihan-pilihan penyelesaiannya. Ingatkan diri dan pengambil keputusan yang lain mengenai sistem nilai dan rambu- rambu kebijakan di dalam organisasi atau komunitas di mana berada. Jadikan rambu-rambu tadi sebagai acuan pilihan yang diambil. g. Tentukan rencana pelaksanaan, tim pelaksananya, batasan waktu, kebijakan dasar, dana, dan batas wewenang dalam pelaksanaan. 3. Pembuatan alternatif-alternatif kebijakan a. Setelah masalah dirinci dengan tepat dan tersusun baik, maka perlu dipikirkan cara-cara pemecahannya. Cara pemecahan ini hendaknya selalu diusahakan adanya alternatif-alternatif beserta konsekuensinya, baik positif maupun negatif. Oleh sebab itu, seorang pimpinan harus dapat mengadakan perkiraan sebaik-baiknya. Untuk mengadakan perkiraan dibutuhkan adanya informasi yang secukupnya dan metode perkiraan yang baik. Perkiraan itu terdiri dari berbagai macam pengertian: a) perkiraan dalam arti proyeksi, perkiraan yang mengarah pada kecenderungan dari data yang telah terkumpul dan tersusun secara kronologis; b) perkiraan dalam arti prediksi, perkiraan yang dilakukan dengan menggunakan analisis sebab akibat; c ) perkiraan dalam arti konjeksi, perkiraan yang didasarkan pada kekuatan intuisi (perasaan). Intuisi di sini sifatnya subjektif, artinya tergantung dari kemampuan seseorang untuk mengolah perasaan. 4. Pemilihan salah satu alternatif terbaik
  • 12. a. Pemilihan satu alternatif yang dianggap paling tepat untuk memecahkan masalah tertentu dilakukan atas dasar pertim-bangan yang matang atau rekomendasi. Dalam pemilihan satu alternatif dibutuhkan waktu yang lama karena hal ini menentukan alternatif yang dipakai akan berhasil atau sebaliknya. b. Pengambilan keputusan oleh pimpinan, kaitannya dengan pemilihan alternatif pemecahan masalah, akan melibatkan semua pihak yang terlibat dalam lembaga pendidikan. Hal ini karena kekuasaan pimpinan tidak dapat dioperasionalkan apabila tidak didukung dan dibantu oleh seluruh personal yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang berbeda-beda. Pimpinan harus mengembangkan konsep kerja sama antar personal agar pelaksanaan alternatif pemecahan masalah lebih cepat dan mudah. Kerja sama dapat diciptakan jika pimpinan memiliki keterampilan manusiawi. 5. Pelaksanaan keputusan Dalam pelaksanaan keputusan berarti seorang pemimpin harus mampu menerima dampak yang positif atau negatif. Ketika menerima dampak yang negatif, pemimpin harus juga mempunyai alternatif yang lain. Pelaksanaan pengambilan keputusan sering menjadi masalah karena keputusan yang mesti ditanggapi oleh banyak orang malah ditangani oleh sedikit orang. Hal sebaliknya juga sering terjadi. Keputusan yang seharusnya dapat ditangani oleh 2-3 orang diserahkan kepada sebuah tim yang terdiri dari 40 orang atau lebih. Akibatnya timbul perdebatan yang tak henti-hentinya. Jadi tentukan dulu cara pengambilan keputusan yang paling cocok dengan situasi dan masalah yang ada: individu, tim, musyawarah, voting, dan lain-lain. 6. Pemantauan dan Pengevaluasian Hasil Pelaksanaan Setelah keputusan dijalankan seharusnya pimpinan dapat mengukur dampak dari keputusan yang telah dibuat. Penilaian ulang perlu diadakan. Faktor-faktor penentu yang akan dinilai harus diputuskan sejak awal dan
  • 13. tidak setelah pelaksanaan berjalan. Dengan cara ini memang akan mudah terjadi debat yang hangat, namun akurasi akan lebih terjamin. Berdasarkan pendapat pada ahli di atas, maka disimpulkan tahapan proses pengambilan keputusan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah: 1) perumusan masalah, 2) penentuan kriteria pemecahan masalah, 3) pengidentifikasian alternatif pemecahan masalah, 4) penilaian terhadap alternatif pemecahan masalah, 5) pemilihan alternatif yang terbaik, 6) penetapan keputusan atau pengimplementasian alternatif yang dipilih. BAB III PENUTUP Simpulan
  • 14. 1. Pengambilan keputusan pada tatanan yang lebih tinggi, apalagi pada masa transisi kebijakan perlu diperhitungkan masak-masak semua akibat yang mungkin timbul dari berbagai segi sedemikian rupa, sehingga diusahakan sejauh mungkin tidak ada pihak-pihak yang dirugikan diusahakan seminimal mungkin. 2. Proses pengambilan keputusan adalah suatu usaha yang rasional dari administrator untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan pada bagian awal dari fungsi perencanaan. 3. Tahapan proses pengambilan keputusan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah: 1) perumusan masalah, 2) penentuan kriteria pemecahan masalah, 3) pengidentifikasian alternatif pemecahan masalah, 4) penilaian terhadap alternatif pemecahan masalah, 5) pemilihan alternatif yang terbaik, 6) penetapan keputusan atau pengimplementasian alternatif yang dipilih. DAFTAR PUSTAKA Anwar, Herson. 2014. Proses Pengambilan Keputusan untuk Mengembangkan Mutu Madrasah. Jurnal Pendidikan Islam. 8 (1), 38-56, April 2014. http://catalog.uinsby.ac.id/index.php?p=show_detail&id=88830
  • 15. Depdiknas R.I. Proses Pengambilan Keputusan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Lanjutan Tingkat Pertama. Gitosudarmo, Indriyo. 2000. Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta: BPFE. Kusnadi, dkk. 2005. Pengantar Manajemen: Konsepsual & Perilaku. Malang: Unibraw. Siagian, P. Sondang. 2008. Filsafat Administrasi. Jakarta: Bumi Aksara. Sutisna, Oteng. 1993. Administrasi Pendidikan Dasar Teoretis untuk Praktek Profesional. Bandung: Angkasa.