Hay Wiyogo telah lama menangani bisnis penetasan dan pembesaran berbagai jenis burung paruh bengkok seperti macaw, conure, dan grey parrot. Ia membeli telur dari breeder lokal dan mancanegara, lalu menetaskannya menggunakan mesin penetas dan mengasuh anakan burungnya hingga siap dijual. Proses penetasan dan pembesaran membutuhkan kesabaran dan ketelatenan.
1. Hay Wiyogo sudah lama menekuni bisnis penetasan dan pembesaran berbagai jenis burung
paruh bengkok (parrot), mulai dari macaw, hans macaw, conure, hingga grey parrot. Hanya
berbekal sebuah mesin tetas dan boks inkubator sederhana untuk perawatan piyik yang baru
menetas, Hay menjual produknya di toko burung Yoshiko, miliknya, di kawasan Pasar
Burung Kelapagading, Jalan Pelepah Raya Blok P No 5 Jakarta Utara. Yuk, kita lihat apa
yang sehari-hari dikerjakan Om Hay.
Butuh kesabaran dan ketelatenan dalam penetasan telur dan pembesaran anakan
parrot.
Berbeda dari penangkar burung pada umumnya, Om Hay memilih fokus dalam penetasan dan
pembesaran burung, khususnya burung paruh bengkok. Ia tidak terlibat dalam proses
penangkaran burung. Lalu, dari mana telur-telur yang ditetaskannya?
Inilah uniknya. Om Hay rutin berburu telur burung paruh bengkok ke sejumlah breeder, baik
yang ada di dalam negeri maupun luar negeri. Kalau breeder mancanegara, biasanya Om Hay
memilih Thailand.
“Membeli telur tetas dari para breeder lebih hemat daripada membeli anakan. Selain itu, tidak
terlalu repot dengan urusan penangkaran burung. Jadi tugas saya hanya menetaskan, lalu
membesarkan piyikan. Tetapi membesarkan piyikan parrot tidak mudah lho,” tutur Om Hay,
ketika disambangi omkicau.com.
Mesintetas telur parrot
Telur-telur tersebut kemudian ditetaskan menggunakan mesin penetas. Begitu menetas, piyik
langsung dipindahkan ke boks inkubator sampai umur 3 hari. Selanjutnya dirawat di kandang
pembesaran sampai masa panen (siap jual).
Boks inkubatornya pun sederhana, hanya terbuat dari bahan tripleks, yang diberi penutup
kain, serta dilengkapi dengan 3 buah lampu pijar masing-masing berdaya listrik 5 watt. Saat
omkicau.com mampir ke rumahnya, di dalam inkubator tergolek piyikan macaw, conure, dan
grey parrot.
Penetasan telur parrot
Adapun mesin tetas, meski hanya 1 unit, bisa menampung puluhan telur. Suhu penetasan
pada 3 hari pertama sekitar 38 o Celsius, kemudian mulai hari ke-4 diturunkan sedikit. Lama
penetasan berbeda-beda menurut jenis burungnya. Kalau telur macaw sekitar 28 hari,
sedangkan grey parrot maksimal hanya 21 hari.
Menjelang menetas, telur ditempatkan dalam kotak kecil yang dilapisi tisu, agar piyikan yang
baru menetas lebih nyaman. Setelah menetas, piyik tidak perlu diberi makan hingga 10 jam,
dan tetap dibiarkan dalam mesin tetas.
“Anakan yang baru menetas jangan sekali-sekali langsung diberi makanan, sebab malah bisa
mati. Setelah 10 jam, barulah piyik dipindah ke inkubator,” kata Hay Wiyogo.
2. Telur burung parrot dalam kondisi siap menetas.
Anakan burung parrot mulai menetas.
Piyik berada dalam inkubator hingga umur 3 hari. Umur 1-3 merupakan masa kritis bagi
anakan burung paruh bengkok, karena itu inkubator harus dilengkapi dengan lampu pijar
sebagai penghangat. Suhu kandang setara dengan suhu saat berada di mesin tetas (37 – 38 o
Celcius), dan itu bisa tercukupi melalui lampu pijar 5 Watt sebanyak 3 buah.
Anakan umur 1-3 hari dipindahkan dalam boks inkubator.
Setelah berumur 3 hari, anakan dipindahkan ke sangkar khusus pembesaran, dengan suhu
kandang sekitar 32,6 o Celsius. Setiap ekor dipelihara dalam satu sangkar yang diberi alas
tisu. Burung yang sudah dipindahkan ke sangkar pembesaran biasanya sudah melewati masa
kritis dan aman.
“Kita tinggal memberinya makanan sesuai dengan jadwal. Agar tidak lupa, saya selalu
menggunakan alarm khusus. Setiap dua jam sekali bunyi, sebagai pertanda jam makan bagi
anakan burung sudah tiba,” ujarnya sambil tersenyum.
Pakan anakan burung parrot berupa tepung khusus sebagai asupannya. Namanya tepung
Kayiee, produk impor yang juga dijual di toko burungnya. Tepung ini memang khusus untuk
anakan parrot.
Cara meloloh anakan parrot
Meloloh anakan parrot menggunakan pipet.
—
Banyak breeder kesulitan ketika memberi pakan kepada piyik / anakan parrot yang baru
menetas. Maklumlah, selain masih rentan, anakan burung ini butuh penyesuaian dengan
udara di sekitarnya. Pelolohannya juga tidak mudah, butuh kesabaran dan ketelatenan.
Berikut ini cara Om Hay meloloh anakan parrot :
Siapkan adonan tepung khusus untuk anakan parrot, kemudian tuangkan sedikit air hangat
agar menjadi bubur.
Anakan burung dipegang dengan jari dan jempol, sambil dielus-elus terutama bagian
paruhnya. Dengan begitu, seakan anakan merasa diloloh indukannya.
Bubur tepung diambil dengan menggunakan pipet, dalam porsi sedikit, atau cukup sekitar
80% daya tamping temboloknya. Jika terlalu banyak, anakan bisa mati karena tembolok tidak
kuat menampung makanan.
Setelah diberi pakan, paruh anakan dibersihkan dengan kapas yang sudah dibasuh dengan air
hangat. Tujuannya agar sisa makanan tidak menempel pada tepi paruh yang sering
mengundang bakteri.
3. Hay Wiyogo bersama conure yang dirawatnya sejak piyik.
—
Problem yang sering dihadapi antara lain tembolok piyikan yang kembung. Belum diisi
pakan, tetapi tembolok terlihat seperti sudah penuh. Untuk mengantisipasi hal ini, Om Hay
biasanya mencampur setetes obat maag cair yang biasa digunakan manusia.
“Obat ini dicampurkan dengan bubur tepung untuk meloloh anakan. Karena obat maag itu
mengandung mint, jadi tembolok burung tidak kembung saat mengkonsumsi makanan,”
tambah Om Hay.
Anakan yang sudah berumur 1 bulan sudah bisa makan sendiri dan siap untuk dijual.
Harganya ternyata “waaah” juga. Untuk blue and gold macaw, misalnya, harga anakan umur
1 bulan bisa mencapai Rp 17 juta seekor.
Blue and gold macaw: Umur 1 bulan seharga Rp 17 juta.
—
Karena kepakarannya, Om Hay kerap dimintai bantuan sesama breeder yang sering gagal
dalam penetasan telur. Bahkan beberapa rekan penangkar sering menitipkan telur untuk
ditetaskan di rumahnya.
“Dengan menggunakan mesin, telur yang gagal menetas biasanya jadi menetas. Anakan pun
sering dititipkan untuk dirawat di sini hingga besar,” ungkap Hay.
Semoga bisa menjadi inspirasi bagi Anda. (d’one)