Dokumen tersebut membahas tentang pengertian kebenaran mutlak dan kebenaran sementara dalam agama Islam, keterbatasan ilmu pengetahuan, dan proses keimanan. Ditegaskan bahwa kebenaran hanya milik Allah, dan Islam mengajarkan kebenaran mutlak. Ilmu pengetahuan memiliki batasan dan hanya sedikit yang diketahui manusia.
1. Pengertian taqdir menurut Islam adalah ketentuan Allah SWT terhadap segala sesuatu yang terjadi, baik yang berhubungan dengan ilmu, kitab, kehendak, maupun penciptaan-Nya.
2. Manusia dikategorikan menjadi musayyar dan mukhayyar, di mana musayyar tidak memiliki pilihan sedangkan mukhayyar diberi kebebasan untuk menerima atau menolak hidayah Allah.
3. Allah memberikan azab kep
1. Teks menjelaskan bahwa usia manusia sangat singkat, hanya sekitar 63 tahun atau setara dengan 1,5 jam menurut hitungan akhirat. Ini untuk menguji manusia apakah taat atau tidak pada Allah.
2. Memiliki keyakinan agama yang kuat seperti kehidupan akhirat, kematian, dan eksistensi setan dapat membantu manusia berperilaku taat pada aturan Allah.
3. Manusia harus me
1. Allah adalah As-Salam, sumber keselamatan bagi semua makhluk. Ia bebas dari segala kekurangan dan perubahan.
2. Ia juga Al-Aziz, yang kekuasaan dan kekuatannya tidak terbatas.
3. Sebagai Al-Khaliq, Allah menciptakan alam semesta dan segala isinya tanpa bantuan siapapun.
1. Pengertian taqdir menurut Islam adalah ketentuan Allah SWT terhadap segala sesuatu yang terjadi, baik yang berhubungan dengan ilmu, kitab, kehendak, maupun penciptaan-Nya.
2. Manusia dikategorikan menjadi musayyar dan mukhayyar, di mana musayyar tidak memiliki pilihan sedangkan mukhayyar diberi kebebasan untuk menerima atau menolak hidayah Allah.
3. Allah memberikan azab kep
1. Teks menjelaskan bahwa usia manusia sangat singkat, hanya sekitar 63 tahun atau setara dengan 1,5 jam menurut hitungan akhirat. Ini untuk menguji manusia apakah taat atau tidak pada Allah.
2. Memiliki keyakinan agama yang kuat seperti kehidupan akhirat, kematian, dan eksistensi setan dapat membantu manusia berperilaku taat pada aturan Allah.
3. Manusia harus me
1. Allah adalah As-Salam, sumber keselamatan bagi semua makhluk. Ia bebas dari segala kekurangan dan perubahan.
2. Ia juga Al-Aziz, yang kekuasaan dan kekuatannya tidak terbatas.
3. Sebagai Al-Khaliq, Allah menciptakan alam semesta dan segala isinya tanpa bantuan siapapun.
Dokumen tersebut membahas tentang keberadaan Allah, kekuasaan-Nya atas segala sesuatu, dan pentingnya bertaqwa kepada-Nya. Ia juga menjelaskan bahwa semua yang terjadi sudah ditakdirkan oleh Allah dan kaum beriman harus berserah diri kepada takdir-Nya. Selain itu, dokumen tersebut menekankan pentingnya bertafakur atas tanda-tanda kekuasaan dan keagungan Allah di alam semesta ini.
Allah memiliki 99 nama yang indah (Al-Asmaul Husna) yang mencerminkan sifat-Nya yang sempurna. Lima di antara nama Allah yang dibahas adalah Al-Aziz (Yang Mahaperkasa), Al-Wahhab (Yang Maha Pemberi), Al-Fattah (Yang Maha Pemberi Keputusan), Al-Qayyum (Kekal dan terus mengurus makhluk-Nya), dan Al-Hadi (Yang Maha Pemberi Petunjuk). Nama-nama tersebut mencerminkan ke
Qadha dan qadar merujuk kepada ketetapan dan kenyataan ketetapan Allah atas segala sesuatu. Qadha adalah ketetapan Allah sejak zaman azali, sedangkan qadar adalah perwujudan ketetapan tersebut. Iman kepada qadha dan qadar merupakan bagian dari rukun iman, dan manusia harus rela menerima takdir Allah walaupun tidak selalu menyenangkan.
Hakikat Manusia Menurut Islam DocumentRanihana Kun
Tugas kelompok ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah Pendidikan Agama Islam II oleh 4 mahasiswa dengan NIM tertentu. Tugas ini membahas tentang hakikat manusia menurut Islam, yaitu bahwa manusia pertama diciptakan dari tanah oleh Allah bernama Adam, dan manusia ditugaskan sebagai khalifah di bumi untuk mewujudkan kebaikan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Dokumen tersebut membahas tentang berbagai aspek cinta, termasuk definisi, hakikat, jenis, dan buah cinta; (2) Cinta dibedakan menjadi cinta ibadah, cinta syirik, cinta maksiat, dan cinta tabiat; (3) Cinta kepada Allah adalah ibadah yang paling mulia dan menghasilkan berbagai kebaikan.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep qadha' dan qadar dalam Islam. Qadha' berarti ketetapan, sedangkan qadar berarti takdir atau nasib. Beriman kepada qadha' dan qadar adalah salah satu rukun iman. Semua peristiwa yang terjadi di dunia telah ditentukan oleh Allah sesuai dengan ilmu-Nya. Hadis menjelaskan bahwa malaikat mencatat takdir seseorang ketika ruh diserahkan.
Dokumen tersebut membahas tentang beriman kepada hari kiamat. Ia menjelaskan definisi kiamat, dalil-dalil Al-Quran dan hadis tentang fenomena-fenomena yang akan terjadi pada hari itu seperti sangkakala, kebangkitan manusia, hisab, masyar, serta hukum beriman kepadanya. Dokumen ini juga membahas tanda-tanda kecil dan besar kiamat serta cara beriman dengan hari kiamat."
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian iman kepada Allah SWT, dalil naqli mengenai iman kepada Allah, pengertian Asmaul Husna sebagai nama-nama terbaik milik Allah SWT, sepuluh sifat Allah dalam Asmaul Husna beserta penjelasannya, serta sifat wajib dan mustahil bagi Allah SWT.
Apa artinya saya menganut islam fathi yakanRahmat Hidayat
Dokumen tersebut membahas tentang arti menganut Islam secara utuh, meliputi aspek akidah, ibadah, akhlak, keluarga, pengendalian diri, dan keyakinan akan masa depan yang berada di tangan Islam. Untuk menjadi Muslim sejati, seseorang harus memiliki iman yang benar, melaksanakan ibadah dengan benar, bersikap baik, menjalankan tanggung jawab keluarga, mengendalikan diri, dan yakin akan petunjuk Islam
BUKU MAFAHIM BKLDK _ BADAN KOORDINASI LEMBAGA DAKWAH KAMPUS ( LENGKAP ) downloadbukumafahim
Dokumen tersebut membahas tentang definisi aqidah secara umum dan dalam konteks Islam. Aqidah didefinisikan sebagai pemikiran menyeluruh tentang alam semesta, manusia, dan kehidupan serta hubungannya dengan Pencipta dan hari akhirat. Aqidah Islam berlandaskan iman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab suci, rasul-rasul, hari kiamat, takdir Allah, dan dibangun secara rasional berdas
Dokumen tersebut membahas tentang keberadaan Allah, kekuasaan-Nya atas segala sesuatu, dan pentingnya bertaqwa kepada-Nya. Ia juga menjelaskan bahwa semua yang terjadi sudah ditakdirkan oleh Allah dan kaum beriman harus berserah diri kepada takdir-Nya. Selain itu, dokumen tersebut menekankan pentingnya bertafakur atas tanda-tanda kekuasaan dan keagungan Allah di alam semesta ini.
Allah memiliki 99 nama yang indah (Al-Asmaul Husna) yang mencerminkan sifat-Nya yang sempurna. Lima di antara nama Allah yang dibahas adalah Al-Aziz (Yang Mahaperkasa), Al-Wahhab (Yang Maha Pemberi), Al-Fattah (Yang Maha Pemberi Keputusan), Al-Qayyum (Kekal dan terus mengurus makhluk-Nya), dan Al-Hadi (Yang Maha Pemberi Petunjuk). Nama-nama tersebut mencerminkan ke
Qadha dan qadar merujuk kepada ketetapan dan kenyataan ketetapan Allah atas segala sesuatu. Qadha adalah ketetapan Allah sejak zaman azali, sedangkan qadar adalah perwujudan ketetapan tersebut. Iman kepada qadha dan qadar merupakan bagian dari rukun iman, dan manusia harus rela menerima takdir Allah walaupun tidak selalu menyenangkan.
Hakikat Manusia Menurut Islam DocumentRanihana Kun
Tugas kelompok ini dibuat untuk memenuhi mata kuliah Pendidikan Agama Islam II oleh 4 mahasiswa dengan NIM tertentu. Tugas ini membahas tentang hakikat manusia menurut Islam, yaitu bahwa manusia pertama diciptakan dari tanah oleh Allah bernama Adam, dan manusia ditugaskan sebagai khalifah di bumi untuk mewujudkan kebaikan.
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Dokumen tersebut membahas tentang berbagai aspek cinta, termasuk definisi, hakikat, jenis, dan buah cinta; (2) Cinta dibedakan menjadi cinta ibadah, cinta syirik, cinta maksiat, dan cinta tabiat; (3) Cinta kepada Allah adalah ibadah yang paling mulia dan menghasilkan berbagai kebaikan.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep qadha' dan qadar dalam Islam. Qadha' berarti ketetapan, sedangkan qadar berarti takdir atau nasib. Beriman kepada qadha' dan qadar adalah salah satu rukun iman. Semua peristiwa yang terjadi di dunia telah ditentukan oleh Allah sesuai dengan ilmu-Nya. Hadis menjelaskan bahwa malaikat mencatat takdir seseorang ketika ruh diserahkan.
Dokumen tersebut membahas tentang beriman kepada hari kiamat. Ia menjelaskan definisi kiamat, dalil-dalil Al-Quran dan hadis tentang fenomena-fenomena yang akan terjadi pada hari itu seperti sangkakala, kebangkitan manusia, hisab, masyar, serta hukum beriman kepadanya. Dokumen ini juga membahas tanda-tanda kecil dan besar kiamat serta cara beriman dengan hari kiamat."
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian iman kepada Allah SWT, dalil naqli mengenai iman kepada Allah, pengertian Asmaul Husna sebagai nama-nama terbaik milik Allah SWT, sepuluh sifat Allah dalam Asmaul Husna beserta penjelasannya, serta sifat wajib dan mustahil bagi Allah SWT.
Apa artinya saya menganut islam fathi yakanRahmat Hidayat
Dokumen tersebut membahas tentang arti menganut Islam secara utuh, meliputi aspek akidah, ibadah, akhlak, keluarga, pengendalian diri, dan keyakinan akan masa depan yang berada di tangan Islam. Untuk menjadi Muslim sejati, seseorang harus memiliki iman yang benar, melaksanakan ibadah dengan benar, bersikap baik, menjalankan tanggung jawab keluarga, mengendalikan diri, dan yakin akan petunjuk Islam
BUKU MAFAHIM BKLDK _ BADAN KOORDINASI LEMBAGA DAKWAH KAMPUS ( LENGKAP ) downloadbukumafahim
Dokumen tersebut membahas tentang definisi aqidah secara umum dan dalam konteks Islam. Aqidah didefinisikan sebagai pemikiran menyeluruh tentang alam semesta, manusia, dan kehidupan serta hubungannya dengan Pencipta dan hari akhirat. Aqidah Islam berlandaskan iman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab suci, rasul-rasul, hari kiamat, takdir Allah, dan dibangun secara rasional berdas
“Pemikiran Islam”. Disebut demikian karena kaidah dasar yang membangun pemikiran tersebut adalah akidah Islam.
Akidah Islam bukan berasal dari orang Arab atau manusia lainnya.
Akidah Islam berasal dari Allah swt Dialah yang telah memberi nama bagi ideologi (mabda’) dan agama ini dengan nama Islam. Allah swt berfirman:
إِنَّ الدِّينَ عِنْدَ اللَّهِ الْإِسْلَامُ
Sesungguhnya agama yang diridhai di sisi Allah hanyalah Islam. (QS Ali Imran [3]: 19).
Dokumen tersebut membahas konsep ilmu dalam Al Quran dan Islam. Ayat-ayat Al Quran menjelaskan bahwa ilmu diperoleh melalui pengamatan alam semesta dan merupakan syarat untuk menjadi khalifah Allah. Ilmu dibedakan menjadi ilmu biasa, ilmu ilmiah, ilmu Tuhan yang kekal, ilmu makhluk yang terbatas, serta ilmu dharuri dan kasbi. Konsep ilmu dalam Islam mencakup tahswwur atau konsep ilmu
Teks tersebut membahas tentang sistem keagamaan dan ilmu gaib dalam perspektif antropologi agama. Terdapat penjelasan mengenai asal-usul kekuatan keagamaan, teori batas akal, tingkatan evolusi agama, unsur-unsur dasar agama, jenis upacara keagamaan, perbedaan antara religi dan agama, bentuk-bentuk keagamaan di dunia, serta konsep alam gaib dan ilmu gaib dalam Islam.
Tauhid adalah konsep utama dalam ajaran Islam yang menyatakan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah dan dipertuhankan. Tauhid juga berarti mengetahui secara pasti bahwa hanya Allah semata yang esa, tunggal dan tidak ada tuhan selain-Nya. Menurut beberapa pemikir Islam, tauhid berarti menjadikan Allah sebagai prioritas utama dalam segala aspek kehidupan.
Contoh Materi Kajian Surat al 'alaq - Semangat Menuntut Ilmu-.pptxssuser69e404
Surat Al-‘Alaq membahas tentang kewajiban menuntut ilmu, terutama ilmu agama. Proses penciptaan manusia dari setitik darah menunjukkan potensi untuk menuntut ilmu. Namun, sikap sombong dan merasa cukup menjadi penghalang. Kunci sukses menuntut ilmu adalah ikhlas, sabar menghadapi rintangan, dan mengamalkan ilmu yang dipelajari.
Dokumen tersebut membahas tentang perkembangan pikiran manusia dalam memahami alam sekitar, mulai dari mitos hingga berkembangnya metode ilmiah. Rasa ingin tahu dan akal budi manusia memungkinkan perkembangan pengetahuan yang semakin maju seiring waktu.
Pandangan semesta Islam menekankan konsep ketuhanan yang unik iaitu tauhid dan keesaan Allah. Manusia dicipta sebagai khalifah Allah untuk menjalankan amanah menjaga alam sekitar serta memelihara keseimbangan hak Allah, manusia, dan alam.
Dokumen tersebut membahas tentang konsep ilmu dalam Islam, dengan mengutip beberapa hadis Nabi Muhammad SAW dan tokoh-tokoh Islam lainnya yang menekankan pentingnya ilmu dan mengajak umat Islam untuk selalu menuntut ilmu. Dokumen ini juga menjelaskan definisi ilmu, kedudukan ilmu dalam Islam, serta urgensi memperoleh ilmu.
[Ringkasan]
Aqidah Islam adalah landasan keyakinan yang harus dianut oleh Muslim. Terdiri dari 6 rukun iman yaitu beriman kepada Allah, malaikat, nabi-rasul, kitab-kitab suci, hari akhir, dan takdir Allah. Beriman kepada Allah mencakup tauhid zat, sifat, dan perbuatan-Nya. Muslim juga wajib beriman kepada nabi-rasul seperti Nabi Muhammad sebagai penutup rasul.
Tiga kalimat:
Dokumen tersebut membahas tentang pengantar ilmu aqidah Islam, meliputi definisi aqidah, nama-nama ilmu terkait, pokok bahasan, sumber utama seperti Al-Quran dan hadis, serta contoh dalil-dalil Al-Quran, hadis, dan akal.
1. “PENDAHULUAN DALAM AGAMA
ISLAM”
Nama :Anisa Putri Mayang Sari
Nim :1900854211019
Fakultas :Pertanian
Prodi :Agroteknologi
Universitas Batanghari Jambi 2020
2. KOMPETENSI DASAR
◦ Mahasiswa memehami batasan pengertian kebenaran-kebenaran mutlak dan kebenaran sementara.
◦ Mahasiawa memahami tentang keterbatasan ilmu pengetahuan.
◦ Mahasiswa memahami tentang proses berfikir ilmiah
◦ Mahasiswa memahami proses keimanan
3. ◦ Materi bab ini terdiri atas bahasan 1) pengertian dan ruang lingkup pengertian kebenaran dan proses
mendpatakannya.; 2) keterbatasan ilmu pengetahuan.; 3) proses berpikir ilmiah.; dan 4) proses keimanan.
Perkuliahan dititik beratkan kepada penyampaian pengetahuan dasar tentang kebenaran dan penyikapannya.
Materi tersebut menuntut penyampaian dalam bentukceramah. Untuk melengkapinya, diperlukan kegiatan
kaji pustaka, diskusi, serta pembuatan laporan hasil kaji putstaka dan diskusi.
4. A. Kebenaran Multak dan Kebenaran
Sementara
◦ Islam datang untuk mengeluarkan manusia dari lalimnya berbagai agama menuju keadilan Islam. Artinya,
seorang muslim yang benar imannya tidak pernah beranggapan apalagi berkeyakinan bahwa semua agama
sama baiknya dan sama benarnya. Ia yakin bahwa Allah ta’aala tuhan semesta alam tidak mungkin
membiarkan manusia dalam kebungungan memilih jalan hidup yang benar untuk menghantarkan dirinya
menuju keselamatan di dunia dan akhirat.
◦ Sedangkan orang yang berfaham pluralisme adalah manusia yang bingung memilih jalan hidup sehingga
untuk gampangnya ia katakan bahwa semua agama sama baiknya dan sama benarnya. Andaikan kita hidup
tanpa petunjuk dari Yang Maha Benar mungkin kita juga akan sependapat dengan logika berfikir seperti itu.
Karena itu berarti bahwa tidak ada fihak manapun di dalam masyarakat yang berhak meng-claim bahwa
agamanyalah yang memiliki monopoli kebenaran
5. ◦ Tetapi Allah ta’aala bantah pandangan seperti ini melalui firman-Nya:
َُاتوَم َّالس ِتَد َسَفَل ْمُهَءَاوْهَأ َُّقحْال َعَبَّات ِوََلوُضْرَ َْاْلو
ْمِهِرْكِذ ْنَع ْمُهَف ْمِهِرْكِذِب ْمُهَانْيَتَأ َْلب َّنِيهِف َْنمَوَونُضِرْعُم
◦ ”Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di
dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan mereka tetapi mereka berpaling dari
kebanggaan itu.” (QS Al-Mu’minun ayat 71)
◦ Ayat di atas secara jelas membantah pandangan yang mengatakan bahwa kebenaran bersifat relatif sehingga dapat
berjumlah banyak sesuai jumlah hawa nafsu manusia. Bahkan melalui ayat ini Allah ta’aala menegaskan betapa
dahsyatnya dampak yang bisa timbul dari mengakui kebenaran berbagai fihak secara sekaligus. Digambarkan bahwa
langit dan bumi bakal binasa karenanya. Sebab masing-masing pembela kebenaran tersebut pasti akan
mempertahankan otoritas kebenarannya tanpa bisa menunjukkan dalil atau wahyu Ilahi yang membenarkannya.
6. Lalu atas dasar apa seorang muslim meng-
claim kebenaran mutlak ajaran Islam?
◦ Tentunya berdasarkan wahyu otentik kitab suci Al-Qur’an. Di dalamnya Allah ta’aala jelas-jelas berfirman:
◦ َنِم َّنَنوُكَت ََلَف َكَِبر ْنِم َُّقحْالَينَِرتْمُمْال
◦ ”Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.” (QS Al-Baqarah ayat
147)
◦ Jelas bagi seorang mu’min bahwa kebenaran haruslah yang bersumber dari Allah ta’aala Rabbul ’aalamiin. Oleh karenanya kitapun
meyakini sepenuhnya tatkala Allah ta’aala berfirman:
◦ ِ َّاَّلل َدْنِع َينِالد َّنِإُم ََل ْسِ ْاْل
◦ “Sesungguhnya agama yang diridhai di sisi Allah hanyalah Islam.” (QS Ali Imran ayat 19)
◦ َنِم ِةَرِخَ ْاْل يِف َوُهَو ُهْنِم َلَبْقُي ْنَلَف اًنيِد ِم ََل ْسِ ْاْل َرْيَغ َِغتْبَي َْنمَوَينِرِساَخْال
◦ ”Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat
termasuk orang-orang yang rugi.” (QS Ali Imran ayat 85)
7. ◦ Berdasarkan kedua ayat di atas ummat Islam menjadi mantap dalam meyakini bahwa satu-satunya jalan
keselamatan di dunia dan akhirat hanyalah jalan Islam. Yaitu jalan yang telah ditempuh oleh Nabi Muhammad
shollallahu ’alaih wa sallam.
◦ Bukan ummat Islam yang meng-claim kebenaran mutlak ajaran Islam, melainkan Allah ta’aala sendiri yang
meng-claim hal tersebut. Kita hanya meyakini dan mentaati firman Allah ta’aala.
◦ Allah menentukan aneka kebenaran terkait dengan hukum yang harus di patuhi oleh manusuia. Jika segala
hukum Allah tidak ada yang mutlak kebenarannya, akan terjadi kekacauan yang sangat dahsyat. Satu contoh
yang paling sederhana bias dikedepankan. Dulu, pada zaman Nabi Muhammad Saw. Allah telah menetapkan
bahwa hinzir(babi), zina, khamr, dan mencuri adalah sesuatu yang di kenai hokum haram.
◦ Semua yang terjadi di alam ini mengikuti ketentuan pasti(qadr) Allah. Tak ada satu benda pun yang luput dari
penganturan Allah. Pada dasarnya adalah kebenaran mutlak dari Yang Maha Menguasai, Allah Swt. Ketentuan
pasti tadi adalah ketentuan umum yayng tidak bias di ubah oleh siapa pun kecuali hanya oleh Allah. Itulah
sunnnatullah, ketentuan dari Allah
8. ◦ Tataran kebenaran mutlak sangat luas dan sudah pasti universal. Kebenaran firman Allah, ketentuan Allah,
aturan Allah, akan sangat kompatibel dengan kondisi manapun, tempat apa pun, zaman kapan pun!
◦ Dalam tatarann kebenaran ilmiah, tak ada sesuatu pun yang bisa dikategorikan sebagai kebenaran yang
mutlak ilmiah adalah kebenaran temporer yang secara berkala akan digantikan oleh jenis kebenran temuan
lainnya yang lebih baru, selama semua perubahan dan pergantian pola itu bias dipertanggungjawabkan secara
empiris. Nilai empiris menjadi aturan main utama dalam kegiatan ilmiah.
9. B. Keterbatasan Ilmu Pengetahuan
◦ Allah mmeberikan kebebasan menentukan pilihan ( kafuuraa atau syakuuraa; mengikuti fujur ataupun
menetapkan memilih taqwa) kepada semua manusia. Tetapi, kepada makhluk lain selain manusia dan jin. Allah
menetapkan ketetapan yang pasti, ketetapan yang tidak bias diubah. “Hukum ( yang ada di ) alam” adalah
ketetapan Allah tersebut. Semua tumbuhan mematuhi segala aturan pertumbuhan dan perkembangan yang
telah ditetapkan oleh Allah. Semua binatang tidak pernah menolak mengikuti fitrah kehidupan yang telah di
pastikan oleh Allah. Begitupun para malaikat dan iblis.
◦ Ketika Allah mengajari manusia tentang segala ilmu pengetahuan yang telah disebarNya dalam kuantitas yang
sangat sedikit terdapat pada suraj
◦ َّّلِإ ِمْلِعْال َنِم ْمُتيِتو
ُ
أ َامَو يِبَر ِرْمَأ ْنِم ُحوُّالر ِلُق ۖ ِوحُّالر ِنَع َكَنوُلَأ َْسيَوًيَلِلَق
◦ Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah
kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".
10. ◦ Ilmu ittu disebar seperti serbuk bunga yang dibawa angina. Oleh karena itu Allah menetapkan, siapa pun bias
mengakses serbuk ilmu itu dan menempelkannya dalam putik bunga pikiran tanpa batas
◦ Ilmu Allah adalah ilmu yang open source, yang bisa dimanfaatkan oleh siapa pun yagng memiliki semangat
pencarian tinggi dan istikomah. Di samping keunggulan yang melengkapinya yaitu dalam bentuk
kesempurnaan penciptaan
◦ ْدَقَلِن َسْحَأ يِف َان َسْنِ ْاْل َانْقَلَخيمِوْقَت
◦ sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (QS At-Tiin,[95]: 4)
◦ Allah sengaja menyisakan catatan keberhasilan manusia sebagai bukti kesejahteraan sekaligus salah satu tanda
bukti kebesaran Allah bagi generasi manusia zaman lainnya. Melalui penelitian demi penelitian manusia
menentukan pengembangan subbidang ilmu. Tetapi manusia harus menyadari ketebatasan yang bias dicapai
di dalam melakukan kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan.
11. ◦ Allah memberikan kesempatan kepada para peneliti untuk melakukan proses cloning. Terbukti, domba dan
kucing yang dilaporkan sebagai hasil cloning itu telah lama lahir. Semua keridhoan Allah terkait dengan segala
jenis kegiatan pencarian manusia ada batasnya. Allah, tentu, tidak meluluskan semua proses percobaan dan
pencarian yang dilakukan oleh manusia. Allah menetapkan sulthan (kekuatan, kemampuan, yang di dasari
keridhoan Allah) sebagai bekal penentu keberhasilan pencarian manusia atas segala keingintahuannya sulthan
tsb, seperti dalam ayat 33 surah Ar-Rahmaan di bawah ini:
◦ ِتَاوَام َّالس ِارَطْقَأ ْنِم واُذُفْنَت ْنَأ ْمُتْعََطت ْاس ِنِإ ِسْنِ َْاْلو ِنِجْال َر َشَْعم َايَّل ۚ واُذُفْناَف ِْضرَ َْاْلوَّّلِإ َونُذُفْنَتانَطْل ُسِب
◦ Hai jama'ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka
lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.
12. C. Proses Berpikir Ilmiah
◦ Berfikir adalah kegiatan yang ditunjukkan dengan sasaran atau logika, yaitu aktivitas pikiran atau akal budi
manusia. Dengan berfikir dimaksudkan kegiatan akal untuk mengolah pengetahuan yang telah diterima oleh
manusia melalui panca indera, yang ditunjukkan untuk mencapai kebenaran. Dengan demikian istilah berfikir
menunjukkan suatu bentuk kegiatan akal yang khas dan terarah. Hampir sama dengan berfikir adalah
melamun, namun melamun tidak dapat dikatagorikan berfikir, sebab obyek lamunan adalah hal-hal yang ada
diluar jangkauan manusia atau hal-hal yang tertjadi pada masa lalu.
◦ Philip L. Harriman mengungkapkan bahwa berfikir (thingking) adalah mencakup pengertian yang cukup luas,
misalnya angan-angan, pertimbangan, kreativitas, atau situasi yang tidak obyektif yang dirasakan oleh
manusia, maka akan membangkitkan daya fikir.
◦ Dengan kalimat yang sederhana maka dapat didefinisikan bahwa berfikir adalah bicara dengan dirinya sendiri
melalui akal logika yng terkait dengan kehidupan manusia. Kegiatan tersebut berupa mempertimbangkan,
merenungkan, menganalisa, membuktikan sesuatu, menunjukkan alasan-alasan, mencari berbagai hal yang
berhubungan dengan satu sama lain, menarik kesimpulan membahas suatu realita.
13. ◦ Dengan demikian dapat diungkapkan bahwa berfikir melibatkan penggunaan konsep dan lambing sebagai
pengganti obyek dan peristiwa, atau sangat erat hubungannya dengan kondisi psikologis kita sendiri.
◦ Macam-macam berfikir :
◦ 1). Berfikir deduktif, adalah mengambil kesimpulan dari dua pernyataan, yang pertama merupakan pernyataan
umum dan selanjutnya merupakan pernyataan khusus, dalam ilmi Logika disebut silogisme. Berfikir deduktif
adalah berangkat dari konsep-konsep umum dan menarik kesimpulan secara khusus.
◦ 2). Berfikir induktif adalah kebalikan dari konsep pertama, yaitu memulai melakukan pemikiran yang
berangkat dari hal-hal yang khusus dan ditarik kesimpulan secara umum.
◦ 3). Berfikir evaluatif adalah kegiatan berfikir yang kritis, menilai baik-buruknya, manfaat atau mudharatnya,
tepat atau tidaknya suatu gagasan. Dalam berfikir evaluative kita dituntut kritis dan peka akan permasalahan
yang dihadapinya.
14. ◦ 4). Berfikir analogi adalah berkikir yang mengambang, mengira-ngira, yang didasarkan pada pengenalan
kesamaan, umumnya orang menggunakan perbandingan akan obyek tertentu.
◦ Sedangkan berfikir ilmiah adalah melakukan kegiatan berfikir dengan berpedoman pada kaidah-kaidah yang
formal dan baku serta mengedepankan logika (bukan perasaan), sehingga akan dicapai suatu keputusan
berfiiir yang sempurna. Untuk mencapai pemikiran yang ilmiah, maka harus memperhatikan hal-hal berikut
ini:
◦ a). Sistematis
◦ b). Obyektif.
◦ c). Faktual.
◦ d). Metodologis.
15. D. Proses Berkeimanan
◦ Kebanyakan orang menyatakan bahwa kata iman berasal dari kata kerja amina-ya’manu-amanan yang berarti
percaya. Oleh karena itu, iman yang berarti percaya menunjuk sikap batin yang terletak dalam hati. Akibatnya,
orang yang percaya kepada Allah dan selainnya seperti yang ada dalam rukun iman, walaupun dalam sikap
kesehariannya tidak mencerminkan ketaatan atau kepatuhan (taqwa) kepada yang telah dipercayainya, masih
disebut orang yang beriman. Hal itu disebabkan karena adanya keyakinan mereka bahwa yang tahu tentang
urusan hati manusia adalah Allah dan dengan membaca dua kalimah syahadat telah menjadi Islam.
◦ Dalam surat al-Baqarah 165 dikatakan bahwa orang yang beriman adalah orang yang amat sangat cinta
kepada Allah (asyaddu hubban lillah). Oleh karena itu beriman kepada Allah berarti amat sangat rindu
terhadap ajaran Allah, yaitu al-Qur’an dan Sunnah Rasul. Hal itu karena apa yang dikehendaki Allah, menjadi
kehendak orang yang beriman, sehingga dapat menimbulkan tekad untuk mengorbankan segalanya dan kalau
perlu mempertaruhkan nyawa.
16. ◦ Dalam hadits diriwayatkan Ibnu Majah Atthabrani, iman didefinisikan dengan keyakinan dalam hati,
diikrarkan dengan lisan, dan diwujudkan dengan amal perbuatan (Al-Iimaanu ‘aqdun bil qalbi waiqraarun
billisaani wa’amalun bil arkaan). Dengan demikian, iman merupakan kesatuan atau keselarasan antara hati,
ucapan, dan laku perbuatan, serta dapat juga dikatakan sebagai pandangan dan sikap hidup atau gaya hidup.
◦ Istilah iman dalam al-Qur’an selalu dirangkaikan dengan kata lain yang memberikan corak dan warna
tentang sesuatu yang diimani, seperti dalam surat an-Nisa’: 51 yang dikaitkan dengan jibti
(kebatinan/idealisme) dan thaghut (realita/naturalisme). Sedangkan dalam surat al-Ankabut: 52 dikaitkan
dengan kata bathil, yaitu walladziina aamanuu bil baathili. Bhatil berarti tidak benar menurut Allah. Dalam
surat lain iman dirangkaikan dengan kata kaafir atau dengan kata Allah. Sementara dalam al-Baqarah: 4, iman
dirangkaikan dengan kata ajaran yang diturunkan Allah (yu’minuuna bimaa unzila ilaika wamaa unzila min
qablika).
◦ Kata iman yang tidak dirangkaikan dengan kata lain dalam al-Qur’an, mengandung arti positif. Dengan
demikian, kata iman yang tidak dikaitkan dengan kata Allah atau dengan ajarannya, dikatakan sebagai iman
haq. Sedangkan yang dikaitkan dengan selainnya, disebut iman bathil.
17. ◦ Pada dasarnya, proses pembentukan iman juga demikian. Diawali dengan proses perkenalan, kemudian
meningkat menjadi senang atau benci. Mengenal ajaran Allah adalah langkah awal dalam mencapai iman
kepada Allah. Jika seseorang tidak mengenal ajaran Allah, maka orang tersebut tidak mungkin beriman
kepada Allah.
◦ Seseorang yang menghendaki anaknya menjadi mukmin kepada Allah, maka ajaran Allah harus
diperkenalkan sedini mungkin sesuai dengan kemampuan anak itu dari tingkat verbal sampai tingkat
pemahaman. Bagaimana seorang anak menjadi mukmin, jika kepada mereka tidak diperkenalkan al-Qur’an.
◦ Di samping proses pengenalan, proses pembiasaan juga perlu diperhatikan, karena tanpa pembiasaan,
seseorang bisa saja semula benci berubah menjadi senang. Seorang anak harus dibiasakan untuk
melaksanakan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi hal-hal yang dilarang-Nya, agar kelak setelah
dewasa menjadi senang dan terampil dalam melaksanakan ajaran-ajaran Allah.
18. ◦ Berbuat sesuatu secara fisik adalah satu bentuk tingkah laku yang mudah dilihat dan diukur. Tetapi tingkah
laku tidak terdiri atas perbuatan yang menampak saja. Di dalamnya tercakup juga sikap-sikap mental yang
tidak selalu mudah ditanggapi kecuali secara tidak langsung (misalnya, melalui ucapan atau perbuatan yang
diduga dapat menggambarkan sikap mental tersebut); bahkan secara tidak langsung itu adakalanya cukup sulit
menarik kesimpulan yang teliti. Di dalam tulisan ini dipergunakan istilah tingkah laku dalam arti luas dan
dikaitkan dengan nilai-nilai hidup, yakni seperangkat nilai yang diterima oleh manusia sebagai nilai yang
penting dalam kehidupan yaitu iman. Yang dituju adalah tingkah laku yang merupakan perwujudan nilai-nilai
hidup tertentu, yang disebut tingkah laku terpola.
◦ Dalam keadaan tertentu sifat, arah, dan intensitas tingkah laku dapat dipengaruhi melalui satu campur tangan
secara langsung, yakni dalam bentuk intervensi terhadap interaksi yang terjadi.