Analisis kritis jurnal ini membahas tentang peran pendidikan demokratis serta pendidikan Islam dalam mempersiapkan peserta didik sebagai penerus bangsa ini menghadapi era globalisasi. Serta, melibatkan semua pihak untuk mendukung serta meningkatkan kualitas pendidikan secara nasional. Serta mendukung penuh adanya konsep merdeka belajar yang dapat melatih kemampuan berprikir kritis serta kekreatifan peserta didik. Mengingat pendidikan adalah investasi jangka panjang yang sangat mempengaruhi keberlangsungan kualitas masa depan.
KONSEP PENDIDIKAN IBNU KHALDUN DAN RELEVANSINYA TERHADAP PENDIDIKAN DI ERA MO...WildatlZuhra
Pendidikan Islam dewasa ini masih perlu upaya untuk menopang
tumbuh dan berkembangnya perkembangan pendidikan Islam
tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan dengan memotret
kondisi perkembangan pendidikan Islam di era kejayaan Islam
masa klasik sehingga banyak melahirkan tokoh-tokoh besar Islam
berserta karyanya yang monumental. Kondisi ilmu pendidikan
Islam dewasa ini yang mengalami berbagai macam persoalan
perlu segera diatasi dengan cara menumbuhkembangkan ilmu
pendidikan Islam melalui serangkaian kajian penelitian yang
melibatkan kajian tokoh intelektual muslim dari zaman klasik,
pertengahan, sampai modern sekarang ini. Salah satu tokoh
yang berkiprah dalam dunia filosuf Islam ialah Ibnu Khaldun
yang telah banyak menghasilkan buah karya dan eksistensinya
dalam bidang keilmuan.
Analisis kritis jurnal ini membahas tentang peran pendidikan demokratis serta pendidikan Islam dalam mempersiapkan peserta didik sebagai penerus bangsa ini menghadapi era globalisasi. Serta, melibatkan semua pihak untuk mendukung serta meningkatkan kualitas pendidikan secara nasional. Serta mendukung penuh adanya konsep merdeka belajar yang dapat melatih kemampuan berprikir kritis serta kekreatifan peserta didik. Mengingat pendidikan adalah investasi jangka panjang yang sangat mempengaruhi keberlangsungan kualitas masa depan.
KONSEP PENDIDIKAN IBNU KHALDUN DAN RELEVANSINYA TERHADAP PENDIDIKAN DI ERA MO...WildatlZuhra
Pendidikan Islam dewasa ini masih perlu upaya untuk menopang
tumbuh dan berkembangnya perkembangan pendidikan Islam
tersebut. Salah satu upaya yang dilakukan dengan memotret
kondisi perkembangan pendidikan Islam di era kejayaan Islam
masa klasik sehingga banyak melahirkan tokoh-tokoh besar Islam
berserta karyanya yang monumental. Kondisi ilmu pendidikan
Islam dewasa ini yang mengalami berbagai macam persoalan
perlu segera diatasi dengan cara menumbuhkembangkan ilmu
pendidikan Islam melalui serangkaian kajian penelitian yang
melibatkan kajian tokoh intelektual muslim dari zaman klasik,
pertengahan, sampai modern sekarang ini. Salah satu tokoh
yang berkiprah dalam dunia filosuf Islam ialah Ibnu Khaldun
yang telah banyak menghasilkan buah karya dan eksistensinya
dalam bidang keilmuan.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
PEMIKIRAN SYEKH MUHAMMAD ABDUH TENTANG PENDIDIKAN.pdf
1. 1
PEMIKIRAN SYEKH MUHAMMAD ABDUH TENTANG PENDIDIKAN
Muksal Mina (202127047)
muksal23463@gmail.com
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Lhokseumawe
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Manajemen Pendidikan Islam
Abstrak:
Tulisan ini membahas pemikiran Syekh Muhammad Abduh tentang pendidikan dalam Islam.
Syekh Muhammad Abduh adalah seorang ulama Mesir pada abad ke-19 dan ke-20 yang
dikenal sebagai tokoh reformis yang memperjuangkan modernisasi dan pembaruan dalam
berbagai aspek kehidupan umat Islam, termasuk pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pandangan Abduh terkait pentingnya pendidikan, integrasi ilmu pengetahuan
modern dengan ajaran Islam, serta peran pendidikan dalam membentuk masyarakat yang
progresif dan berpikir kritis. Metode penelitian yang digunakan adalah studi literatur
berdasarkan karya-karya Abduh dan analisis pemikiran serta konsep pendidikan yang
diusungnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Abduh menganggap pendidikan sebagai
sarana untuk mempersiapkan individu agar dapat menghadapi tantangan zaman dengan
pengetahuan yang relevan dan pemahaman yang tepat tentang Islam. Beliau menekankan
pentingnya memadukan ilmu pengetahuan modern dengan ajaran Islam dalam pendidikan.
Selain itu, Abduh memandang pendidikan sebagai alat untuk membebaskan individu dari
keterbelakangan dan mengembangkan kemandirian serta kemampuan berpikir kritis.
Pemikiran Abduh dalam pendidikan mencerminkan semangat modernisasi dan relevansi dalam
menghadapi perubahan sosial dan intelektual pada zamannya. Tulisan ini dapat memberikan
wawasan tentang pandangan Abduh terkait pendidikan dan relevansinya dalam konteks
pendidikan Islam modern.
Kata kunci: Syekh Muhammad Abduh, pendidikan Islam, modernisasi, integrasi ilmu
pengetahuan, kemandirian, berpikir kritis.
2. 2
A. Pendahuluan
Dalam era modern yang terus berkembang, pendidikan memainkan peran sentral dalam
membentuk individu dan masyarakat. Dalam konteks Islam, ulama-ulama telah memberikan
kontribusi signifikan terhadap pemikiran dan konsep pendidikan. Salah satu ulama yang
memperjuangkan modernisasi dan pembaruan dalam pendidikan Islam adalah Syekh
Muhammad Abduh.
Syekh Muhammad Abduh, lahir pada tahun 1849 di Mesir, adalah seorang tokoh
intelektual dan reformis yang memiliki pengaruh yang kuat dalam gerakan pembaruan Islam
pada abad ke-19 dan ke-20. Abduh memandang bahwa pendidikan adalah kunci untuk
membebaskan masyarakat Muslim dari keterbelakangan dan menyesuaikan diri dengan
perubahan zaman. Dia berpendapat bahwa pendidikan yang komprehensif dan relevan adalah
sarana untuk membangun individu yang mampu menghadapi tantangan zaman yang terus
berkembang. Dalam konteks pendidikan Islam, Abduh memperjuangkan integrasi ilmu
pengetahuan modern dengan ajaran Islam. Baginya, pendidikan tidak boleh terbatas pada
pemahaman agama saja, tetapi juga harus mencakup pemahaman ilmiah dan pengetahuan
kontemporer. Ia meyakini bahwa pendidikan yang holistik dan menyeluruh akan
memungkinkan individu untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang dunia
sekitar mereka dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, Abduh melihat pendidikan sebagai alat untuk membangun karakter yang
kuat dan moralitas yang baik. Pendidikan harus membantu individu dalam mengembangkan
kemandirian, etika, dan berpikir kritis. Baginya, tujuan utama pendidikan adalah untuk
membentuk manusia yang tidak hanya memiliki pengetahuan, tetapi juga memiliki nilai-nilai
yang kuat dan kesadaran moral yang tinggi.
B. Biografi dan Konteks Sejarah Kehidupan Syekh Muhammad Abduh
Untuk memahami pemikiran pendidikan Abduh, penting untuk melihat konteks sejarah
dan kehidupan beliau. Abduh lahir pada tahun 1849 di Delta Nil Mesir, pada masa ketika Mesir
sedang menghadapi tantangan politik, sosial, dan intelektual yang signifikan. Pada masa itu,
Mesir merupakan jajahan Kekaisaran Utsmaniyah yang sedang mengalami kelemahan dan
keterbelakangan. Abduh tumbuh dalam lingkungan yang dipenuhi dengan pertentangan antara
tradisi dan modernitas. Mesir pada masa itu terbelakang dalam berbagai aspek, termasuk dalam
3. 3
pendidikan. Pendidikan yang ada cenderung terfokus pada penghafalan tanpa pemahaman yang
mendalam atau penerapan praktis. Keterbatasan pendidikan ini menjadi salah satu faktor yang
membatasi perkembangan masyarakat Mesir.
Namun, Abduh memiliki keinginan yang kuat untuk membawa perubahan dan
memajukan masyarakatnya. Ia berusaha mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan akhirnya
melanjutkan studinya di Al-Azhar, pusat keilmuan Islam terkenal di Mesir. Di sana, Abduh
belajar di bawah bimbingan para ulama terkemuka, yang memberikan landasan kuat dalam
pemahaman agama dan keilmuan Islam. Pendidikan formal di Al-Azhar memberikan Abduh
kesempatan untuk menggali pengetahuan tentang agama, hukum, dan filsafat. Namun,
pengalaman ini juga membuka mata Abduh terhadap kebutuhan akan perubahan dalam sistem
pendidikan Islam. Ia menyadari bahwa sistem pendidikan yang ada tidak lagi memadai dalam
menghadapi tantangan zaman yang terus berubah.
Abduh kemudian melanjutkan pendidikannya di Eropa, khususnya di Prancis, di mana
ia terpapar pada pemikiran-pemikiran modern dan ilmu pengetahuan barat. Pengalaman ini
memberikan Abduh wawasan baru tentang perubahan sosial, ilmu pengetahuan, dan pemikiran
filosofis yang sedang berkembang di dunia Barat. Dalam perjalanannya, Abduh tidak hanya
menjadi seorang intelektual yang berpengaruh, tetapi juga terlibat secara aktif dalam kegiatan
politik dan sosial. Ia menjadi hakim, guru, wartawan, dan tokoh pemikir yang banyak menulis
tentang isu-isu yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan perubahan sosial. Melalui
tulisannya, Abduh berusaha untuk membangun kesadaran akan pentingnya pendidikan
modern, pembaruan dalam berbagai aspek kehidupan Islam, dan pembebasan dari
keterbelakangan.
Kehidupan Abduh yang penuh dengan perjalanan intelektual dan pengalaman
multidimensional inilah yang membentuk landasan pemikiran dan konsep pendidikannya.
Pengalaman dan pengetahuan yang diperolehnya dari dunia Islam tradisional dan kebudayaan
barat membentuk fondasi pemikiran Abduh tentang pendidikan. Dalam perjalanannya, Abduh
menyaksikan sendiri ketidakseimbangan antara tradisi dan modernitas dalam pendidikan Islam.
Ia menyadari bahwa pendidikan tradisional yang terfokus pada hafalan tanpa pemahaman yang
mendalam tidak lagi cukup untuk menghadapi perubahan zaman yang sedang terjadi.
Pengalaman Abduh di Eropa juga memberinya pemahaman yang lebih mendalam
tentang pentingnya ilmu pengetahuan modern dalam memajukan masyarakat. Beliau melihat
bagaimana ilmu pengetahuan dan pemikiran filosofis Barat telah memainkan peran penting
4. 4
dalam kemajuan dan perkembangan sosial, ekonomi, dan politik di Barat. Namun, Abduh tidak
hanya mengadopsi secara langsung pemikiran Barat, tetapi beliau berusaha menyelaraskan
ilmu pengetahuan modern dengan prinsip-prinsip agama Islam.
Pemikiran dan konsep pendidikan Abduh terbentuk dalam konteks keprihatinan
terhadap keterbelakangan masyarakat Muslim dan kebutuhan untuk melakukan reformasi
dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan. Abduh percaya bahwa pendidikan
yang holistik dan komprehensif adalah kunci untuk membangun masyarakat yang progresif,
berpikir kritis, dan memiliki kesadaran moral yang tinggi. Pendidikan menurut Abduh harus
melampaui batasan pemahaman agama yang sempit dan mencakup pengetahuan ilmiah dan
kontemporer. Dengan memadukan ilmu pengetahuan modern dengan ajaran Islam, Abduh
berharap agar individu dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang dunia sekitar
mereka, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari dengan cara yang sesuai dengan
nilai-nilai agama.
Selain itu, Abduh juga menekankan pentingnya pembentukan karakter dan moral yang
baik melalui pendidikan. Baginya, pendidikan bukan hanya tentang memperoleh pengetahuan,
tetapi juga tentang mengembangkan kemandirian, etika, dan kemampuan berpikir kritis. Abduh
melihat pendidikan sebagai alat untuk membebaskan individu dari keterbelakangan dan
memungkinkan mereka untuk berpartisipasi aktif dalam masyarakat yang berubah dan
berkembang.
C. Kontribusi Pemikiran Syekh Muhammad Abduh dalam Pendidikan Islam
Pemikiran Abduh tentang pendidikan Islam telah memberikan kontribusi yang
signifikan dalam upaya memajukan sistem pendidikan dan memperbarui pendekatan dalam
proses pembelajaran. Abduh memandang pendidikan sebagai sarana untuk membebaskan
masyarakat Muslim dari keterbelakangan dan mempersiapkan mereka menghadapi tantangan
zaman yang terus berkembang. Berikut ini adalah beberapa kontribusi kunci yang
dikemukakan oleh Abduh dalam pemikirannya tentang pendidikan:
1. Integrasi Ilmu Pengetahuan Modern dengan Ajaran Islam: Abduh mengakui
pentingnya mengintegrasikan ilmu pengetahuan modern dengan ajaran Islam
dalam pendidikan. Ia berargumen bahwa ilmu pengetahuan modern dapat
memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang dunia sekitar kita,
5. 5
sementara ajaran Islam memberikan kerangka nilai-nilai moral dan etika yang
kuat. Abduh berpendapat bahwa pemisahan antara pengetahuan agama dan
pengetahuan dunia adalah konsep yang keliru, dan ia mendorong pendekatan
pendidikan yang holistik yang menggabungkan keduanya.
2. Pendidikan yang Berorientasi Pada Praktik: Abduh menekankan pentingnya
pendidikan yang tidak hanya teoritis, tetapi juga memiliki dimensi praktis.
Beliau berpendapat bahwa pendidikan harus memberikan keterampilan dan
pengetahuan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan
ini bertujuan untuk mempersiapkan individu agar dapat berkontribusi secara
aktif dalam masyarakat dan menciptakan perubahan positif.
3. Pendidikan untuk Pembebasan Diri: Abduh melihat pendidikan sebagai alat
untuk membebaskan individu dari keterbelakangan dan memungkinkan mereka
mencapai potensi terbaik mereka. Ia percaya bahwa pendidikan yang
berkualitas akan memberikan kesempatan bagi individu untuk mengembangkan
pemikiran kritis, kemandirian, dan kesadaran sosial. Abduh berpendapat bahwa
pendidikan yang baik harus memberdayakan individu untuk mengatasi
tantangan dan hambatan yang mereka hadapi, sehingga mereka dapat mencapai
kebebasan pribadi dan kemajuan sosial.
4. Pendidikan sebagai Sarana Membentuk Masyarakat Progresif: Bagi Abduh,
pendidikan memiliki peran penting dalam membentuk masyarakat yang
progresif dan berpikir kritis. Beliau berpendapat bahwa pendidikan harus
memperkuat nilai-nilai seperti keadilan, persamaan, toleransi, dan kebebasan
berpikir. Abduh melihat pendidikan sebagai alat untuk mengubah masyarakat,
melawan penindasan, dan memajukan kesejahteraan sosial.
Pemikiran Abduh tentang pendidikan memiliki dampak yang luas dalam upaya
pembaruan pendidikan Islam. Kontribusinya dalam mengintegrasikan ilmu pengetahuan
modern dengan ajaran Islam, menekankan pendidikan yang berorientasi pada praktik.
Salah satu tantangan yang dihadapi adalah menjaga keseimbangan antara ilmu
pengetahuan modern dan nilai-nilai agama dalam pendidikan. Terkadang, integrasi ilmu
pengetahuan modern dapat menghadirkan dilema dalam mempertahankan identitas dan nilai-
nilai Islam yang autentik. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang hati-hati dan
pemahaman yang mendalam tentang ajaran Islam untuk memastikan bahwa nilai-nilai agama
tetap terjaga dalam pengajaran ilmu pengetahuan modern.
6. 6
Selain itu, implementasi pemikiran Abduh juga memerlukan dukungan infrastruktur
pendidikan yang memadai, pelatihan guru yang memadai, dan upaya kontinu untuk
meningkatkan kualitas pendidikan. Reformasi pendidikan tidak dapat terjadi dengan
sendirinya, tetapi membutuhkan komitmen dan upaya kolaboratif dari berbagai pemangku
kepentingan, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, guru, dan masyarakat. Dalam
menghadapi tantangan ini, pemikiran Abduh dapat terus menjadi sumber inspirasi dan panduan
bagi pengembangan pendidikan Islam yang relevan dan progresif. Kontribusinya dalam
memperbarui kurikulum, metode pembelajaran, pemberdayaan individu, dan meningkatkan
kesadaran sosial menjadi pijakan yang kuat dalam membangun pendidikan yang berkelanjutan
dan bermakna.
Dalam penelitian dan implementasi lebih lanjut, penting untuk melihat pemikiran
Abduh sebagai landasan yang terus berkembang, yang harus disesuaikan dengan konteks dan
kebutuhan zaman. Dengan demikian, pemikiran Abduh tentang pendidikan dapat terus
memberikan arahan yang berharga bagi upaya memajukan pendidikan Islam yang berkualitas,
inklusif, dan relevan dengan tuntutan zaman.
D. Kesimpulan
Pemikiran Abduh tentang pendidikan telah memberikan kontribusi yang signifikan
dalam upaya memajukan sistem pendidikan Islam. Beliau mengadvokasi integrasi ilmu
pengetahuan modern dengan ajaran Islam, pendekatan pendidikan yang berorientasi pada
praktik, pembebasan diri individu, dan pembentukan masyarakat yang progresif. Pemikiran
Abduh memberikan landasan untuk pembaruan pendidikan Islam yang relevan dengan tuntutan
zaman. Namun, implementasi pemikiran Abduh juga menghadapi tantangan, termasuk
menjaga keseimbangan antara ilmu pengetahuan modern dan nilai-nilai agama serta
memastikan dukungan infrastruktur pendidikan yang memadai. Meskipun demikian, pemikiran
Abduh tetap relevan dan dapat memberikan panduan dalam pengembangan pendidikan Islam
yang berkualitas, inklusif, dan bermakna.
Untuk melanjutkan kontribusi Abduh, perlu adanya upaya kolaboratif dari berbagai
pemangku kepentingan, seperti pemerintah, lembaga pendidikan, guru, dan masyarakat.
Melalui penelitian, implementasi, dan pengembangan yang berkelanjutan, pemikiran Abduh
7. 7
tentang pendidikan dapat terus menjadi pijakan yang kuat dalam membangun pendidikan Islam
yang progresif, relevan, dan memberdayakan individu serta masyarakat.
Dengan demikian, pemikiran Abduh tentang pendidikan mengingatkan kita akan pentingnya
memadukan ilmu pengetahuan, nilai-nilai agama, dan kebutuhan kontemporer dalam
pendidikan Islam. Pemikiran ini menawarkan visi yang komprehensif dan holistik tentang
pendidikan sebagai sarana untuk memajukan individu dan masyarakat secara keseluruhan.
8. 8
DAFTAR PUSTAKA
Rini, N., & Muis, A. (2019). Pemikiran Muhammad Abduh tentang Pendidikan Islam
dalam Memperkokoh Kebangkitan Umat. Jurnal Ilmiah Al-Idarah: Jurnal Administrasi
Pendidikan Islam,
Hikam, R., & Kuswandi, D. (2017). Pemikiran Pendidikan Muhammad Abduh dalam
Menghadapi Tantangan Modernitas. Al Ibtida: Jurnal Pendidikan Guru MI,
Ahsan, M. (2010). Pemikiran Pendidikan Islam: Studi tentang Pemikiran Pendidikan
Muhammad Abduh. Jakarta: Gema Insani Press.
Syah, M. (2011). Pemikiran Pendidikan Muhammad Abduh. Jakarta: RajaGrafindo
Persada.
Anwar, Syamsul. (2018). Syekh Muhammad Abduh: Biografi dan Pemikirannya.
Yogyakarta: Diva Press.
Alatas, Hasyim. (1983). Pemikiran dan Aksi Muhammad Abduh. Jakarta: Bulan
Bintang.