7. Ibu Renjana adalah guru kelas 3 SD dengan jumlah
murid sebanyak 32 murid. Di antara 32 murid di
kelasnya tersebut, Bu Renjana memperhatikan
bahwa 3 murid selalu selesai lebih dahulu saat
diberikan tugas menyelesaikan soal-soal perkalian.
Karena dia tidak ingin ketiga anak ini tidak ada
pekerjaan dan malah mengganggu murid lainnya,
akhirnya ia berinisiatif untuk menyiapkan lembar
kerja tambahan untuk 3 anak tersebut. Jadi jika
anak-anak lain mengerjakan 15 soal perkalian,
maka untuk 3 anak tersebut, Bu Renjana
menyiapkan 25 soal perkalian.
8. Jika Anda adalah Ibu Renjana, apakah
yang akan Anda lakukan? Jelaskanlah
mengapa Anda melakukan hal tersebut.
Menurut Anda, apakah strategi
yang dilakukan oleh Ibu Renjana
tepat? Jika ya, mengapa? Jika
tidak, mengapa?
9. pembelajaran berdiferensiasi bukanlah
berarti bahwa guru harus mengajar
dengan 32 cara yang berbeda untuk
mengajar 32 orang murid.
Bukan pula berarti bahwa guru harus
memperbanyak jumlah soal untuk murid
yang lebih cepat bekerja dibandingkan
yang lain.
Bukan pula berarti bahwa guru harus
memperbanyak jumlah soal untuk
murid yang lebih cepat bekerja
dibandingkan yang lain.
13. Contoh pemetaan
kebutuhan belajar
berdasarkan Kesiapan
Belajar Murid (Readiness)
Ibu Lusi akan mengajar pelajaran Matematika. Tujuan
Pembelajaran yang ia tetapkan adalah: murid dapat
menyajikan dan menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan keliling bangun datar.
Ia kemudian membuat pemetaan kebutuhan belajar
dan memberikan penugasan
seperti di bawah ini:
14. Kesiapan
belajar
Beberapa murid telah
memahami
konsep keliling; dapat
melakukan
operasi hitung dasar.
Beberapa murid telah memahami
konsep keliling
namun belum lancar dalam
melakukan operasi hitung
dasar.
Tugas
Murid diminta mengerjakan
soal-soal tantangan yang
mengaplikasikan konsep keliling
dalam kehidupan sehari-hari.
murid akan diminta untuk
bekerja
secara mandiri dan saling
memeriksa pekerjaan
masing-masing.
Murid menggunakan bantuan benda-
benda konkret
untuk menghitung keliling bangun
datar (misalnya
menggunakan lidi atau sedotan). Jika
mengalami
kesulitan, murid diminta menerapkan
strategi “3
before me” (bertanya kepada 3
teman sebelum
bertanya langsung pada guru). Guru
akan sesekali
datang ke kelompok ini untuk
memastikan tidak ada
miskonsepsi.
Beberapa murid belum
memahami konsep
keliling.
Murid akan
mendapatkan
pembelajaran
eksplisit
tentang konsep
keliling.
Guru akan
memberikan
scaffolding yang
lebih
banyak dalam
proses ini.
16. Minat Murid (interest) ● Minat murid berbeda-beda
● Minat murid bisa berkembang
Ibu Zaenab ingin mengajarkan murid-muridnya keterampilan membuat tulisan teks prosedur.
Ia kemudian melihat pada catatan yang dimilikinya. Ia menemukan bahwa di kelasnya ada:
● 8 orang murid yang sangat menyukai kegiatan olahraga;
● 6 orang yang menyukai hal-hal yang berkaitan dengan sains;
● 4 orang senang membuat prakarya dan;
● 2 orang senang memasak.
Setelah selesai mendiskusikan tentang apa dan bagaimana membuat tulisan berbentuk prosedur,
Bu Zaenab lalu meminta murid berlatih membuat sendiri tulisan berbentuk prosedur tersebut.
Setiap murid diperbolehkan untuk menulis dengan topik sesuai dengan minat mereka. Ada murid
yang memilih membuat tulisan prosedur memasak nasi goreng, ada murid yang memilih membuat
tulisan tentang prosedur membuat bunga dari sedotan, dsb
19. kegiatan yang
memungkinkan murid
berlatih dan memahami konten
• Membedakan proses yang harus
dijalani murid.
bukti yang menunjukkan apa
yang murid telah pahami.
• Membedakan dan
memodifikasi produk
sebagai hasil belajar
murid, hasil latihan,
penerapan, dan
pengembangan apa
yang telah dipelajari
materi pengetahuan, konsep,
dan keterampilan yang perlu
dipelajari murid berdasarkan
kurikulum.
• Membedakan Pengorganisasian
• Membedakan format
pengetahuan
20.
21. Asesmen berasal dari kata latin “as sedere” yang
artinya duduk bersama atau bersebelahan.
Jadi, ini merupakan sesuatu yang
kita lakukan bersama dengan- dan untuk- murid,
bukan sesuatu yang kita lakukan kepada- murid.
22. Sekilas Tentang Penilaian
Penilaian → penting dalam proses pembelajaran berdiferensiasi.
Penilaian formatif → peluang untuk menentukan seefektif apa suatu
pembelajaran berdiferensiasi.
Saya percaya, jika saja guru memanfaatkan lebih banyak
praktik-praktik terbaik dari penilaian formatif, maka
pembelajaran berdiferensiasi akan datang secara alamiah.