Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) menggunakan pendekatan kontekstual, quantum, dan komunikatif untuk mencapai tujuan pembelajaran bahasa. Pendekatan-pendekatan ini membantu siswa memahami bahasa dalam konteks kehidupan nyata. Lingkungan pembelajaran bahasa Arab yang mendukung perlu diciptakan, baik secara formal maupun informal, agar siswa dapat memperoleh bahasa secara alami.
1. PEMBELAJARAN BAHASA DALAM
KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI
(KBK)
Oleh: Agustin Mufarokhah
Nimko: 2011126020123
Dosen pengampu: Moh. Dimyati, MA.
NIY.BAF2009020063
Sekolah Tinggi Islam Bani Fatah (STIBAFA)
Program Studi Pendidikan Bahasa Arab
Tambakberas Jombang
2013
2. Poin-Poin Yang Akan Kita Bahas Kali ini :
KBK
Pendekatan Kontekstual
Pendekatan Quantum
Hubungan Pendekatan Kontekstual dan Pendekatan Quantum
dengan Pendekatan Komunikatif
Implementasi Ketiga Pendekatan Dalam KBK
Penciptaan Lingkungan Pembelajaran Bahasa Arab
3. Latar Belakang konsep Pokok
A. KURIKULUM BERBASIS
KOMPETENSI (KBK)
Lahirnya KBK dilatar belakangi oleh ketidak-
puasan umum terhadap hasil pendidikan
nasional selama ini. Salah satu factor
penyebabnya ialah adanya kecenderungan
untuk memaknai mutu pendidikan hanya
dengan dari kemampuan kognitif. Akibatnya,
aspek-aspek kepribadian, moral, budi
pekerti, estetika, dan life-skill
menjadikan terabaikan. Untuk itu, perlu
dilakukan penyempurnaan kurikulum.
Dan diharapkan dengan pemberlakuan KBK
dapat memperkuat
penerapan pendekatan komunikatif dalam
pengajaran bahasa sekolah.
kurikulum Berbasis Kompetensi
adalah kurikulum
pendidikan yang menjadikan
kompetensi sebagai
acuan pencapaian tujuan pendidikan.
Sedangkan
kompetensi adalah pengetahuan,
keterampilan,
dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan
dalam
kebiasaan berpikir dan bertindak.
4. Latar Belakang Konsep Pokok
B. PENDEKATAN PEMBELAJARAN
KONTEKSTUAL
Lahirnya pembelajaran
Kontekstual dilatarbelaka-
ngi oleh ketidakpuasan
terhadap pola pikir behavio-
ristik dlm pembelajaran yg
hanya berorientasi pd
Latihan rangsangan-tangga-
pan (stimulus-respons).
Pendekatan Kontekstual atau
Contextual Teaching-Learning (CTL)
adalah suatu konsep pembelajaran
yang mengaitkan isi mata pelajaran
dengan situasi dunia nyata dan
memotivasi pembalajar untuk
membuat hubungan antara
pengetahuan dan penerapannya
dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga, warga negara,
dan tenaga kerja.
5. Latar Belakang Konsep Pokok
C. PENDEKATAN PEMBELAJARAN
QUANTUM
Filosofi yang menjadi landasan
Pendekatan quantum ini tidak
berbeda dg pendekatan kontekstual
yaitu paham progresivisme &
kontruksivisme dalam
pembelajaran yang student-oriented.
Keberhasilan belajar menurut
pendekatan quantum ditentukan
oleh suasana kelas yang tidak
Menekan siswa, baik secara fisik,
maupun psikis.
Pembelajaran Quantum atau
Quantum Learning (QL)
adalah sebuah model
pembelajaran yg berupaya
‘mengorkestrasi’ proses
belajar-mengajar agar
pembelajar dapat belajar dg
perasaan aman, nyaman, dan
menyenangkan”
6. Hubungan Ketiga Pendekatan
(=)
Implementasi Pendekatan
K ompetensi dalam KBK
HUBUNGAN PENDEKATAN-D. D.
D.PENDEKATAN KONTEKSTUAL-
QUANTUM- KOMUNIKATIF DAN
IMPLEMENTASINYA DALAM KBK
Reaksi dari pola pikir behavioristik, &
Mengandalkan LAD (Language Acquisition Device)
dalam hal kemampuan berbahasa.
Bersifat Student Oriented, menekankan
KBM yang berpusat pada siswa.
Kebermaknaan, keterkaitan dengan situasidan
kondisi berbahasa yang nyata.
Penerapan pengetahuan,tdk hny menghafalkan.
Responsif terhadap budaya.
Sama dalam komponen-komponennya.
Menyediakan lingkungan yang mendukung
pembelajaran mandiri.
Pendekatan berperan sebagai
strategi untuk mencapai
kompetensi, sedangkan
KBK sebagai acuan
pencapaian kompetensi.
7. E. MENCIPTAKAN LINGKUNGAN PEMBELAJARAN
BAHASA ARAB (BI;’AH ‘ARABIYAH)
Latar Belakang
Dalam dunia belajar-mengajar bahasa, dikenal istilah pemerolehan bahasa
(iktisa:b al-lughah –language acquisition device) dan pembelajaran bahasa
(ta’allum al-lughah – language learning). Dalam penelitian (teori Monitor)yang
dikerjakan oleh Krashen (dlam Huda, 1999, hal. 17-22) disimpulkan
bahwa
lingkungan bahasa formal dan informal mempengaruhi kemampuan
berbahasa asing dalam cara yang berbeda. Lingkungan informal
membarikan
masukan bagi pemerolehan, sedangkan lingkungan formal menyediakan
masukan bagi monitor. Sehingga dari uraian di atas menunjukkan betapa
pentingnya faktor lingkungan bahasa (Bi;’ah Lughawiyah – Linguistik
Environments) dlam menanamkan kemampuan berbahasa, karena
lingkunagn
bahasa merupakan wahana pemerolehan bahasa bagi siswa.
8. Menciptakan Lingkungan Bahasa Arab
A. Prasyarat Penciptaan Lingkungan Bahasa Arab
1. Adanya sikap positif kepada bahasa Arab dan komitmen yang kuat.
2. Adanya beberapa figur di lingkungan lembaga pendidikan yang mampu berkomunikasi
dengan bahasa Arab.
1. Tersedianya alokasi dana yang memadai untuk pengadaan sarana dan prasarana.
B. Menciptakan Lingungan Bahasa Arab Formal
1. Menggunakan strategi interaksionis.
2. Menggunakan materi yang bervariasi.
3. Memperluas input kebahasaan.
4. Memberikan peran yang dominan kepada siswa.
5. Sedapat mungkin menggunakan bahasa Arab.
6. Menggunakan metoda yang relevan.
7. Merancang dan menyelanggarakan berbagai kegiatan penunjang.
9. C. Menciptakan Lingkungan Bahasa Arab Informal
1. Sumberdaya Manusia
2. Lingkungan sikologis
3. Lingkungan Bicara
Guru bahasa Arab “rajin” menggunakan bahasa
Arab dalam berbicara dengan siswanya
Dibudayakan penggunaanungkapan-ungkapan bahasa
Arab dalam pergaulan sehari-hari di lingkungan sekolah
Ditetapkan adanya hari bahasa Arab ( عربي يوم)
Ada juga yang menetapkan “lorong bahasa Arab”
Ditetapkakan sanksi-sanksi yang edukatig dan tidak
memberatkan bagi yang melanggar ketentuan-ketentuan
tsb
10. 4. Lingkungan andang/baca
5. Lingkungan Dengar
6. Lingkungan Pandang-Dengar
7. Kelompok Pecinta Bahasa Arab
8. Penyelanggaraan “Pekan ‘Araby”
9. Self Access Centre (الذاتي التعليم )مركز
Diresum dari Effendi, Ahmad Fuad, 2005,
Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, malang :
misykat