Dokumen tersebut membahas berbagai karunia yang diberikan Tuhan kepada manusia, yaitu karunia kesehatan, kepercayaan, kebaikan, kebebasan, dan kehidupan. Dokumen tersebut juga menjelaskan bagaimana manusia dapat kehilangan karunia-karunia tersebut akibat dosa, serta harapan akan pemulihan dan penghiburan dalam iman kepada Tuhan.

1. Pelajaran 9 untuk 01 Juni 2019
Diadaptasi dari www.fustero.es
www.gmahktanjungpinang.org

2. KARUNIA KESEHATAN
KARUNIA KEPERCAYAAN
KARUNIA KEBAIKAN
KARUNIA KEBEBASAN
KARUNIA KEHIDUPAN
Adam dan Hawa diciptakan untuk menikmati karunia Sang Pencipta
selama-lamanya.
Kemudian mereka memalingkan muka mereka dari Allah ketika
mereka berdosa, sehingga mereka kehilangan hak untuk terus
mendapatkan karunia tersebut.
Namun, TUHAN menunjukkan kasih-Nya dengan memberi kita
karunia-Nya setelah kejatuhan mereka.
Kita mungkin secara temporer atau permanen kehilangan sebagian
dari karunia Allah karena dosa-dosa kita atau dosa di sekitar kita.

3. KARUNIA
KESEHATAN
“Saudaraku yang kekasih, aku berdoa, semoga
engkau baik-baik dan sehat-sehat saja dalam
segala sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik
saja.” (3 Yohanes 1:2)
Kesehatan adalah karunia yang rapuh.
Penyakit menyebabkan penderitaan. Ketika
orang yang kita cintai sakit, kita juga
menderita.
Sebagai umat percaya, kita harus bereaksi
dengan cara yang sama seperti Yairus,
wanita Kanaan, Perwira di Kapernaum dan
banyak orang lainnya: menyerahkan beban
penyakit kita kepada Yesus.
Kita dapat selalu belajar hal-hal kebenaran
rohani, bahkan di saat penyakit menimpa
kita:
Ayub memahami Allah dengan lebih baik selama
kemalangan menimpanya, dan ia juga belajar
untuk mengampuni (Ayub 42: 5, 10).
Paulus dikuatkan dalam penyakitnya, dan ia
belajar menjadi rendah hati dan menguatkan orang
lain (2 Korintus 1: 3-5; 12: 7).

4. KARUNIA KEPERCAYAAN
Kita adalah orang berdosa, dan kita dapat mengkhianati
orang-orang yang memercayai kita — dan sebaliknya.
Memulihkan kepercayaan adalah sulit, terutama jika
konsekuensi dari pengkhianatan itu begitu serius.
Misalnya, lebih mudah untuk memercayai teman yang
tidak datang ke pertemuan penting daripada
memercayai pasangan yang tidak setia.
1. Dengan tulus mengakui kesalahan kita
2. Akui kerugian yang kita sebabkan
3. Berkomitmen dan berusaha agar kita tidak gagal lagi
4. Bersabarlah dan menunggu luka dipulihkan
Apa yang dapat kita lakukan untuk memulihkan kepercayaan setelah
mengkhianati seseorang?
“Aku bersukacita, sebab aku dapat menaruh
kepercayaan kepada kamu dalam segala hal.”
(2 Korintus 7:16)

5. Alkitab menganjurkan kita untuk selalu bertindak
dengan kebaikan dan keramahan. Perilaku kasar dan
kejam dari anak ALLAH tidak dapat diterima.
Kekerasan keluarga biasanya disembunyikan, yang
membuatnya semakin berdosa.
Ada kisah-kisah menyedihkan dalam Alkitab tentang
kekerasan keluarga: saudara-saudara Yusuf (Kej. 37:
17-28); Amnon dan Tamar (2S. 13: 1-22); Manasye
yang membunuh anak-anaknya sendiri (2Raj. 21: 6).
Pelaku perlu bantuan untuk menghentikan perilaku
kekerasan mereka, untuk bertobat dan memulihkan
kerusakan. Yang dilecehkan perlu memaafkan.
Hanya TUHAN yang memberikan kasih ágape yang
kita butuhkan untuk menyembuhkan luka.
KARUNIA KEBAIKAN “Kasih tidak
berbuat jahat
terhadap
sesama
manusia,
karena itu kasih
adalah
kegenapan
hukum Taurat.”
(Roma 13:10)

6. Kecanduan merampas hak memilih yang diberikan
TUHAN kepada manusia. Si pecandu tidak bebas
untuk keluar dari kecanduan mereka tanpa
bantuan dari luar diri mereka.
Narkoba, alkohol, tembakau, perjudian, seks,
Internet, makanan ... Objek kecanduan itu
mungkin bukan dosa itu sendiri, tetapi kecanduan
apa pun memengaruhi hubungan kita dengan orang
lain, dengan keluarga kita dan dengan TUHAN.
“Aku, manusia celaka! Siapakah
yang akan melepaskan aku dari
tubuh maut ini?” (Roma 7:24).
Siapa yang dapat melepaskan
kita dari kecanduan ini?
KARUNIA KEBEBASAN
“karena siapa yang dikalahkan
orang, ia adalah hamba orang
itu.” (2 Petrus 2:19)
TUHAN campur tangan demi kebaikan kita. Ia telah berjanji
untuk memberi kita hati yang baru, pikiran baru, dan
kebebasan sejati (Yehezkiel 36:26; Yohanes 8:36).

7. Kehilangan kehidupan berarti kehilangan segalanya. “...dan
untuk selama-lamanya tak ada lagi bahagian mereka dalam
segala sesuatu yang terjadi di bawah matahari.”
(Pengkhotbah 9: 6).
Mereka yang masih hidup, akan berdukacita karena
kehilangan orang yang dikasihinya. Dukacita biasanya akan
berlanjut ke tahap selanjutnya.
Pertama-tama, kita akan berusaha menolak realitas kematian.
Lalu pikiran dan pembicaraan kita akan selalu terpusat pada
keluarga yang telah mendahului kita. Kemudian keputusasaan
dan depresi akan menyerang.
Biasanya, setelah satu tahun, tahap akhir pemulihan berakhir
dan kehidupan yang normal telah pulih kembali.
KARUNIA KEHIDUPAN
“[…] sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti
hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu
lenyap.” (Yakobus 4:14)
Kita menemukan penghiburan dalam pengharapan dan kepastian akan
Kedatangan YESUS kali ke-2. Bila saat itu tiba, kita akan bertemu kembali
dengan orang-orang yang kita kasihi.

8. E.G.W. (Our Father Cares, April 1)