1. Pelajaran 2 untuk 11 April 2020
Diadaptasi dari www.fustero.es
www.gmahktanjungpinang.org
“Dan karena itulah kami tidak putus-putusnya
mengucap syukur juga kepada Allah, sebab kamu
telah menerima firman Allah yang kami
beritakan itu, bukan sebagai perkataan manusia,
tetapi -- dan memang sungguh-sungguh demikian
-- sebagai firman Allah, yang bekerja juga di
dalam kamu yang percaya.” (1 Tesalonika 2:13).
2. PEWAHYUAN
PENGILHAMAN
PENULISAN
SANG FIRMAN
PENAFSIRAN
“Dan karena itulah kami tidak putus-putusnya mengucap syukur juga
kepada Allah, sebab kamu telah menerima firman Allah yang kami beritakan
itu, bukan sebagai perkataan manusia, tetapi -- dan memang sungguh-
sungguh demikian -- sebagai firman Allah, yang bekerja juga di dalam kamu
yang percaya.” (1 Tesalonika 2:13)
Alkitab ditulis oleh manusia. Namun, kita sering mengatakan bahwa ALkitab
adalah Firman TUHAN, mengapa? Apa yang Alkitab nyatakan tentang dirinya
sendiri?
Bagaimanakah Alkitab ditulis? Bagaimanakah seharusnya kita
menafsirkannya?
3. Instruksi dan nasihat dalam
Alkitab diberikan oleh ALLAH,
sehingga kita dapat benar-benar
memercayainya.
Alkitab “untuk mengajar, untuk
menyatakan kesalahan, untuk
memperbaiki kelakuan dan untuk
mendidik orang dalam kebenaran”
(2Timotius 3:16).
Dengan membaca Alkitab, kita belajar
bagaimana ALLAH ingin kita hidup.
PEWAHYUAN/
PENGUNGKAPAN
“… sebab tidak
pernah nubuat
dihasilkan oleh
kehendak manusia,
tetapi oleh
dorongan Roh
Kudus orang-orang
berbicara atas
nama Allah.”
(2Petrus 1:21)
Para penulis Alkitab menyatakan
bahwa mereka menulis "apa yang
dikatakan Roh", dan bukan ide
mereka sendiri (Wahyu 2:7).
ALLAH menggunakan mereka untuk
menunjukkan kepada kita rencana-Nya
bagi kita (Amos 3:7). Ia mengungkapkan
diri-Nya melalui mereka.
4. PENGILHAMAN
LANGSUNG: ALLAH
berbicara, para nabi
menulis (Ul. 18:18;
Ez. 13:18; Why.
14:13).
MENGILHAMI IDENYA:
ALLAH mengungkapkan
idenya dan penulis
menggunakan kata-kata
mereka sendiri untuk
menjelaskannya (mis.
Amsal).
PENGILHAMAN
SELEKTIF: Penulis
menyelidiki, dan
ROH KUDUS
menuntun mereka ke
sumber yang benar
(Lukas 1: 3).
Inilah sebabnya mengapa Alkitab sangat bervariasi. Setiap penulis
menjelaskan kebenaran TUHAN dengan cara yang berbeda.
PENGILHAMAN
“Segala tulisan yang diilhamkan
Allah ...” (2 Timotius 3:16)
Ada keselarasan yang sempurna dari Kejadian
hingga Wahyu. Hal ini hanya terwujud karena
ROH KUDUS mengilhami semua penulis Alkitab.
Namun, tidak semua para
penulis diilhami dengan cara
yang sama.
6. Lebih sulit untuk melupakan apa yang kita baca
Kita dapat membahas dan menghafalnya
Dapat Disimpan
Dapat disalin berkali-kali
Banyak orang dapat membacanya
Dapat dibaca di tempat-tempat yang jauh
Tahan lama, dapat dibaca oleh generasi-generasi
mendatang
Bahkan mereka yang tidak dapat membaca
dapat mendengar pesan dari orang lain yang
membacakannya
PENULISAN “Beginilah firman TUHAN, Allah Israel:
Tuliskanlah segala perkataan yang telah
Kufirmankan kepadamu itu dalam suatu
kitab.’” (Yeremia 30:2)
Mengapa ALLAH ingin agar firman-
Nya ditulis? Apakah keunggulan dari
pesan yang ditulis?
Berkat pesan tertulis
dari TUHAN, hari ini
kita dapat mengetahui
kehendak-Nya dan
menaatinya.
7. Keduanya memiliki asal mula / sumber adikodrati
Keduanya menggabungkan keilahian dan kemanusiaan
Karya keduanya mencakup seluruh umat manusia
Keduanya datang pada saat dan budaya tertentu, tetapi
pekerjaan mereka melampaui waktu dan ruang
Keduanya turun ke tingkat manusia sehingga kita dapat
memahami pesannya
SANG FIRMAN “Pada mulanya adalah
Firman; Firman itu
bersama-sama dengan
Allah dan Firman itu
adalah Allah.” (Yohanes
1:1)
Yohanes memperkenalkan Yesus sebagai inkarnasi Firman ALLAH. Ada suatu
kesejajaran antara Kristus dan Alkitab.
Ada juga perbedaan di antara keduanya. Alkitab
bukan penjelmaan TUHAN sehingga ia tidak boleh
disembah.
8. ROH KUDUS mengilhami para
penulis Alkitab, dan kita harus
mengizinkan Ia juga mengilhami
kita ketika kita membacanya.
Oleh karena itu, kita harus
berdoa sebelum membaca
Alkitab, meminta ilham ROH
KUDUS agar kita dapat
memahaminya dengan benar.
PENAFSIRAN “Yang terutama harus kamu
ketahui, ialah bahwa
nubuat-nubuat dalam Kitab
Suci tidak boleh ditafsirkan
menurut kehendak sendiri,”
(2 Petrus 1:20)
Alkitab tidak dapat dipelajari atau
ditafsirkan seperti memelajari dan
menafsirkan buku lain.
Misalnya, Kritik Tinggi mencoba menafsirkan Alkitab dengan menggunakan
struktur tata bahasa dan mengabaikan unsur adikodrati apa pun.
Lalu bagaimana kita menafsirkan Alkitab?
Hal yang paling utama yang harus kita ingat bahwa ia adalah Firman TUHAN, jadi
kita memerlukan iman (Ibrani 11:6).