1. 1. Sumber Daya Listrik
a. Bahan Bakar BBM, Batubara, Gas
Pembangkit listrik dengan bahan bakar BBM, Batubara dan Gas contohnya adalah
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dan Pembangkit
Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU). PLTD menggunakan generator listrik yang digerakkan oleh
mesin diesel dengan Bahan Bakar Minyak berupa Minyak Solar. Minyak solar diperoleh dari
minyak bumi, dikenal sebagai bahan bakar motor diesel yang telah biasa digunakan. Sementara
PLTU adalah salah satu jenis instalasi pembangkit tenaga listrik dimana tenaga listrik didapat
dari mesin turbin yang diputar oleh uap yang dihasilkan melalui pembakaran batubara.
Sedangkan PLTU dan PLTGU Bahan Bakarnya berupas Gas Alam Cair (LNG).
Karena berasal dari Mineral dari dalam bumi, Maka ketersediaan Minyak Bumi, Batubara
dan Gas akan sangat terbatas. Karena Minyak Bumi Batubara dan Gas adalah Sumber Daya
Alam yang tidak dapat diperbaharui.
Polutan yang timbul dari PLTD adalah gas CO dan CO2 akibat dari sisa pembakaran yang
terjadi di dalam mesin diesel. Sedangkan pada PLTU dan PLTGU senyawa-senyawa seperti SOx dan
NOx yang berbentuk gas dengan bebasnya naik melewati cerobong dan terlepas ke udara bebas. Kedua
gas tersebut dapat bereaksi dengan uap air yang ada di udara sehingga membentuk H 2SO4 (asam sulfat)
dan HNO3 (asam nitrat). Keduanya dapat jatuh bersama-sama air hujan sehingga mengakibatkan
terjadinya hujan asam.
b. Sinar Matahari dan Air
Pembangkit listrik tenaga surya adalah pembangkit ramah lingkungan, dan sangat
menjanjikan. Sebagai salah satu alternatif untuk menggantikan pembangkit listrik yang
menggunakan uap (dengan minyak dan batubara). Pembangkit listrik tenaga surya konsepnya
sederhana. Yaitu mengubah cahaya matahari menjadi energi listrik. Cahaya matahari
merupakan salah satu bentuk energi dari sumber daya alam. Sumber daya alam matahari ini
sudah banyak digunakan untuk memasok daya listrik di satelit komunikasi melalui sel surya. Sel
surya ini dapat menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang tidak terbatas langsung diambil
dari matahari, tanpa ada bagian yang berputar dan tidak memerlukan bahan bakar. Sehingga
sistem sel surya sering dikatakan bersih dan ramah lingkungan. Matahari yang terus Bersinar
sepanjang tahun maka membuat Pembangkit ini tidak akan kehabisan sumber energinya.
2. Sementara itu Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) adalah pembangkit yang mengandalkan
energi potensial dan kinetik dari air untuk menghasilkan energi listrik. Energi listrik yang
dibangkitkan ini biasa disebut sebagai hidroelektrik. Air digunakan untuk membangkitkan
energi, pembangkit listrik tenaga air mendapatkan listrik dari air yang menggerakkan turbin air
yang dihubungkan dengan generator. Pembangkit listrik tenaga air adalah pembangkit listrik
yang rendah biaya produksi, tidak menghasilkan polusi, dan dapat diperbarui. Energi ini pada
dasarnya disuplai oleh matahari; matahari menguapkan air di permukaan, yang lalu mengalami
pengembunan di udara, turun sebagai hujan, dan air hujan mensuplai air bagi sungai yang
mengaliri pembangkit listrik tenaga air.
c. Biofuel
Bahan bakar hayati atau biofuel adalah setiap bahan bakar baik padatan, cairan ataupun gas
yang dihasilkan dari bahan-bahan organik. Biofuel dapat dihasilkan secara langsung dari
tanaman atau secara tidak langsung dari limbah industri, komersial, domestik atau pertanian.
Ada tiga cara untuk pembuatan biofuel: pembakaran limbah organik kering (seperti buangan
rumah tangga, limbah industri dan pertanian); fermentasi limbah basah (seperti kotoran hewan)
tanpa oksigen untuk menghasilkan biogas (mengandung hingga 60 persen metana), atau
fermentasi tebu atau jagung untuk menghasilkan alkohol dan ester; dan energi dari hutan
(menghasilkan kayu dari tanaman yang cepat tumbuh sebagai bahan bakar).
Proses fermentasi menghasilkan dua tipe biofuel: alkohol dan ester. Bahan-bahan ini secara
teori dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar fosil tetapi karena kadang-kadang
diperlukan perubahan besar pada mesin, biofuel biasanya dicampur dengan bahan bakar fosil.
Biofuel menawarkan kemungkinan memproduksi energi tanpa meningkatkan kadar karbon di
atmosfir karena berbagai tanaman yang digunakan untuk memproduksi biofuel mengurangi
kadar karbondioksida di atmosfir, tidak seperti bahan bakar fosil yang mengembalikan karbon
yang tersimpan di bawah permukaan tanah selama jutaan tahun ke udara. Dengan begitu
biofuel lebih bersifat carbon neutral dan sedikit meningkatkan konsentrasi gas-gas rumah kaca
di atmosfir (meski timbul keraguan apakah keuntungan ini bisa dicapai di dalam prakteknya).
Penggunaan biofuel mengurangi pula ketergantungan pada minyak bumi serta meningkatkan
keamanan energi.
Ada dua strategi umum untuk memproduksi biofuel. Strategi pertama adalah menanam
tanaman yang mengandung gula (tebu, bit gula, dan sorgum manis [2]) atau tanaman yang
mengandung pati/polisakarida (jagung), lalu menggunakan fermentasi ragi untuk memproduksi
etil alkohol. Strategi kedua adalah menanam berbagai tanaman yang kadar minyak
sayur/nabatinya tinggi seperti kelapa sawit, kedelai, alga, atau jathropa. Saat dipanaskan, maka
keviskositasan minyak nabati akan berkurang dan bisa langsung dibakar di dalam mesin diesel,
atau minyak nabati bisa diproses secara kimia untuk menghasilkan bahan bakar seperti
3. biodiesel. Kayu dan produk-produk sampingannya bisa dikonversi menjadi biofuel seperti gas
kayu, metanol atau bahan bakar etanol. Dan semua bahan tersebut dapat Terbaharukan
sehingga ketersediaan di alam tidak akan habis.
4. 2. Autisme dan Faktor-faktor Penyebabnya
Autisme adalah suatu kondisi mengenai seseorang sejak lahir ataupun saat masa
balita, yang membuat dirinya tidak dapat membentuk hubungan sosial atau komunikasi
yang normal. Akibatnya anak tersebut terisolasi dari manusia lain dan masuk dalam
dunia repetitive, aktivitas dan minat yang obsesif. (Baron-Cohen, 1993). Menurut Power
(1989) karakteristik anak dengan autisme adalah adanya 6 gangguan dalam bidang:
• interaksi sosial,
• komunikasi (bahasa dan bicara),
• perilaku-emosi,
• pola bermain,
• gangguan sensorik dan motorik
• perkembangan terlambat atau tidak normal.
Hingga saat ini kepastian mengenai autisme belum juga terpecahkan. Padahal,
perkembangan jumlah anak autis sekarang ini kian mengkhawatirkan. Di Amerika
Serikat, perbandingan anak autis dengan yang normal 1:150, sementara di Inggris
1:100. Indonesia belum punya data akurat mengenai itu.
Para ilmuwan menyebutkan autisme terjadi karena kombinasi berbagai faktor,
termasuk faktor genetik yang dipicu faktor lingkungan. Berikut adalah faktor-faktor
yang diduga kuat mencetuskan autisme yang masih misterius ini.
i. Genetik
Ada bukti kuat yang menyatakan perubahan dalam gen berkontribusi pada
terjadinya autisme. Menurut National Institute of Health, keluarga yang memiliki
satu anak autisme memiliki peluang 1-20 kali lebih besar untuk melahirkan anak
yang juga autisme.
Penelitian pada anak kembar menemukan, jika salah satu anak autis, kembarannya
kemungkinan besar memiliki gangguan yang sama.
Secara umum para ahli mengidentifikasi 20 gen yang menyebabkan gangguan
spektrum autisme. Gen tersebut berperan penting dalam perkembangan otak,
pertumbuhan otak, dan cara sel-sel otak berkomunikasi.
ii. Pestisida
Paparan pestisida yang tinggi juga dihubungkan dengan terjadinya autisme.
Beberapa riset menemukan, pestisida akan mengganggu fungsi gen di sistem saraf
pusat. Menurut Dr Alice Mao, profesor psikiatri, zat kimia dalam pestisida
berdampak pada mereka yang punya bakat autisme.
5. iii. Obat-obatan
Bayi yang terpapar obat-obatan tertentu ketika dalam kandungan memiliki risiko
lebih besar mengalami autisme. Obat-obatan tersebut termasuk valproic dan
thalidomide. Thalidomide adalah obat generasi lama yang dipakai untuk mengatasi
gejala mual dan muntah selama kehamilan, kecemasan, serta insomnia.
Obat thalidomide sendiri di Amerika sudah dilarang beredar karena banyaknya
laporan bayi yang lahir cacat. Namun, obat ini kini diresepkan untuk mengatasi
gangguan kulit dan terapi kanker. Sementara itu, valproic acid adalah obat yang
dipakai untuk penderita gangguan mood dan bipolar disorder.
iv. Usia orangtua
Makin tua usia orangtua saat memiliki anak, makin tinggi risiko si anak menderita
autisme. Penelitian yang dipublikasikan tahun 2010 menemukan, perempuan usia 40
tahun memiliki risiko 50 persen memiliki anak autisme dibandingkan dengan
perempuan berusia 20-29 tahun.
"Memang belum diketahui dengan pasti hubungan usia orangtua dengan autisme.
Namun, hal ini diduga karena terjadinya faktor mutasi gen," kata Alycia Halladay,
Direktur Riset Studi Lingkungan Autism Speaks.
v. Perkembangan otak
Area tertentu di otak, termasuk serebal korteks dan cerebellum yang bertanggung
jawab pada konsentrasi, pergerakan dan pengaturan mood, berkaitan dengan
autisme. Ketidakseimbangan neurotransmiter, seperti dopamin dan serotonin, di
otak juga dihubungkan dengan autisme.
6. 3. Sanitary landfill
Sanitary landfill adalah metode pembuangan terkontrol dari limbah padat perkotaan di
darat. Metode ini diperkenalkan di Inggris pada 1912 (di mana ia disebut controlled tipping).
Limbah ini disimpan dalam lapisan tipis (hingga 1 meter, atau 3 kaki) dan segera dipadatkan
dengan mesin-mesin berat (misalnya, buldoser); beberapa lapisan ditempatkan dan dipadatkan
di atas satu sama lain untuk membentuk sel menolak (hingga 3 meter, atau 10 kaki, tebal). Pada
akhir setiap hari sel menolak dipadatkan ditutupi dengan lapisan tanah dipadatkan untuk
mencegah bau dan puing-puing tertiup angin. Semua situs TPA modern hati-hati dalam memilih
dan mengolahnya (misalnya, disegel dengan kedap liners bawah sintetik) untuk mencegah
pencemaran air tanah atau masalah lingkungan lainnya. Ketika TPA selesai, kemudian ditutup
dengan lapisan tanah liat atau liner sintetis untuk mencegah air masuk. Sebuah penutup tanah
lapisan atas akhir ditempatkan, dipadatkan, dan berbagai bentuk vegetasi dapat ditanam dalam
rangka untuk mengembalikan fungsi tanah yang sebelumnya dinyatakan tidak berguna-
misalnya, untuk mengisi declivities ke tingkat yang nyaman untuk membangun taman, lapangan
golf, atau proyek-proyek publik yang sesuai.
Ada dua metode dalam Landfill Sanitary, yaitu “Area Method” dan “Trench Method”.
Metode “Trench” disebut sebagai metode pemotongan dan pengisian. Metode “Area”
digunakan jika lokasi landfill yangdirencanakan terletakl dibawah tanjakan seperti lembah atau
ngarai,.