Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)Joy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)Joy Irman
Pelatihan Penyusunan Rencana Teknis Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat (SPAL-T) terdiri dari beberapa modul, yaitu: Dasar-dasar Perencanaan Teknis SPAL-T, Perencanaan Teknis Unit Pelayanan, Perencanaan Teknis Unit Pengumpulan / Jaringan Perpipaan, Perencanaan Teknis Unit Pengolahan Air Limbah, Teknologi Pengolahan Lumpur, Konstruksi Bangunan, dan Rencana Anggaran Biaya. Masing-masing Modul terdiri atas beberapa sub-modul . Peserta pelatihan dapat memilih Modul/Sub-Modul sesuai dengan kebutuhannya masing-masing.
Bahan presentasi disajikan dalam Lokakarya Persampahan Berbasis Masyarakat di Jakarta tanggal 16-17 Januari 2008. Lokakarya diselenggarakan oleh Jejaring AMPL
Bahan presentasi disajikan dalam Lokakarya Persampahan Berbasis Masyarakat di Jakarta tanggal 16-17 Januari 2008. Lokakarya diselenggarakan oleh Jejaring AMPL
Paparan ripparda Bapak Tazbir SH MHum,Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah (RIPPDA) DIY 2012),Tour operator di jogja, Tour operator di Yogya, Tour operator di jogjakarta, Tour operator di Yogyakarta,
... menjadikan BPPD NTB adalah Rumah Promosi Pariwisata yang terbuka dalam rangka menyatukan langkah segenap Masyarakat NTB dalam Ikhtiar memperkenalkan Keunggulan Pariwisata NTB di Pentas Dunia ....
Penerapan Transaksi Digital dalam Pengembangan Industri Pariwisata Provinsi D...Dadang Solihin
Digital Leadership Academy Training Program Kementerian Komunikasi dan Informatika RI-School of Public Policy and Management Tsinghua University PRC, Jakarta, 21 Oktober – 12 November 2021
PPT KELOMPOK 8 PEMBANGUNAN REGIONAL-B INDRALAYA.pptxAswdfg1
Pengembangan pariwisata merupakan peran penting bagi pembangunan suatu daerah. Dengan adanya kegiatan pariwisata di suatu daerah maka daerah-daerah yang memiliki potensi dasar pariwisata akan dapat lebih mudah berkembang dan maju. Selain itu, daerah yang memiliki potensi dasar pariwisata cenderung mengembangkan potensi daerah yang ada sehingga mampu menarik wisatawan dalam jumlah besar. Untuk itu perlu dilakukan kajian secara detail tentang kesiapan infrastruktur sosial, ekonomi dan lingkungan yang ada pada destinasi-destinasi wisata. Tanpa pembangunan wilayah yang baik maka mustahil untuk mengembangkan potensi pariwisata karena penunjang utama pariwisata adalah wilayah yang telah berkembang sehingga mendorong sektor pariwisata di daerah tersebut dapat dikembangkan semaksimal mungkin. Karena itulah pembangunan wilayah menjadi kunci untuk kemajuan sektor pariwisata di Indonesia. Kedua hal ini saling berkorelasi dan menjadi tolak ukur kemajuan pemanfaatan potensi pariwisata yang ditunjang oleh pembangunan dan perkembangan wilayah yang baik.
PETUNJUK TEKNIS INTEGRASI PELAYANAN KESEHATAN PRIMER
Kementerian Kesehatan menggulirkan transformasi sistem kesehatan.
Terdapat 6 pilar transformasi sistem kesehatan sebagai penopang kesehatan
Indonesia yaitu: 1) Transformasi pelayanan kesehatan primer; 2) Transformasi
pelayanan kesehatan rujukan; 3) Transformasi sistem ketahanan kesehatan;
4) Transformasi sistem pembiayaan kesehatan; 5) Transformasi SDM
kesehatan; dan 6) Transformasi teknologi kesehatan.
Transformasi pelayanan kesehatan primer dilaksanakan melalui edukasi
penduduk, pencegahan primer, pencegahan sekunder dan peningkatan
kapasitas serta kapabilitas pelayanan kesehatan primer. Pilar prioritas
pertama ini bertujuan menata kembali pelayanan kesehatan primer yang ada,
sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan
kesehatan yang lengkap dan berkualitas.
Penataan struktur layanan kesehatan primer tersebut membutuhkan
pendekatan baru yang berorientasi pada kebutuhan layanan di setiap
siklus kehidupan yang diberikan secara komprehensif dan terintegrasi
antar tingkatan fasilitas pelayanan kesehatan. Pendekatan baru ini disebut
sebagai Integrasi Pelayanan Kesehatan Primer, melibatkan Puskesmas, unit
pelayanan kesehatan di desa/kelurahan yang disebut juga sebagai Puskesmas
Pembantu dan Posyandu. Selanjutnya juga akan melibatkan seluruh fasilitas
pelayanan kesehatan primer.
Disampaikan dalam Drum-up Laboratorium Inovasi Kabupaten Sorong, 27 Mei 2024
Dr. Tri Widodo W. Utomo, S.H., MA.
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN-RI
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023Muh Saleh
Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 merupakan survei yang mengintegrasikan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGI). SKI 2023 dikerjakan untuk menilai capaian hasil pembangunan kesehatan yang dilakukan pada kurun waktu lima tahun terakhir di Indonesia, dan juga untuk mengukur tren status gizi balita setiap tahun (2019-2024). Data yang dihasilkan dapat merepresentasikan status kesehatan tingkat Nasional sampai dengan tingkat Kabupaten/Kota.
Ketersediaan data dan informasi terkait capaian hasil pembangunan kesehatan penting bagi Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai bahan penyusunan kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang lebih terarah dan tepat sasaran berbasis bukti termasuk pengembangan Rencana Pembangunan Kesehatan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2024-2029) oleh Kementerian PPN/Bappenas. Dalam upaya penyediaan data yang valid dan akurat tersebut, Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan (BKPK) bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dalam penyusunan metode dan kerangka sampel SKI 2023, serta bersama dengan Lintas Program di Kementerian Kesehatan, World Health Organization (WHO) dan World Bank dalam pengembangan instrumen, pedoman hingga pelaporan survei.
Disampaikan pada PKN Tingkat II Angkatan IV-2024 BPSDM Provinsi Jawa Tengah dengan Tema “Transformasi Tata Kelola Pelayanan Publik untuk Mewujudkan Perekonomian Tangguh, Berdayasaing, dan Berkelanjutan”
Dr. Tri Widodo Wahyu Utomo, S.H., MA
Deputi Kajian Kebijakan dan Inovasi Administrasi Negara LAN RI
3. Sistematika Panduan
Pendahuluan
• Gambaran Umum Pembangunan Pariwisata
• Arah Kebijakan dan Strategi
• Stakeholders Terkait
• Regulasi Terkait
Gambaran Umum
• Perencanaan Audit Kinerja
• Pelaksanaan Audit Kinerja
• Pengkomunikasian Hasil Audit
dan Monitoring Tindak Lanjut
Program Kerja Audit Penutup
01 02
03 04
• Latar Belakang
• Dasar Hukum
• Tujuan Panduan
• Ruang Lingkup
4. Latar Belakang
Sektor Pariwisata
memacu pertumbuhan
ekonomi daerah
Pembangunan
Kepariwisataan meliputi 4
aspek
Pembangunan Destinasi
Pariwisata bersifat lintas
sektoral
Perpres 192 Tahun 2014
BPKP selaku Pembina APIP
Indeks daya saing
pariwisata Indonesia
5. Dasar Hukum
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP terkait peran
APIP yang efektif
Peraturan Presiden Nomor 18 tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024
Peraturan Presiden Nomor 192 tahun 2014 tentang BPKP
Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 2011
Instruksi Presiden Nomor 9 tahun 2014
6. Tujuan dan Ruang Lingkup
Untuk memberikan acuan dan panduan langkah kerja minimal yang harus dilakukan oleh Perwakilan
BPKP dan APIP Daerah dalam melaksanakan audit kinerja tematik pembangunan destinasi pariwisata
yang bersumber dari APBD
Tujuan
• Gambaran Umum Pembangunan Destinasi Pariwisata
• Program Kerja Audit Kinerja Tematik Pembangunan Destinasi Pariwisata
Ruang Lingkup
8. Gambaran Umum
Tujuan Pembangunan
Destinasi Pariwisata
Meningkatkan kualitas dan
kuantitas destinasi pariwisata yang
mencakup destinasi pariwisata
yang aman, nyaman, menarik,
mudah dicapai, dan meningkatkan
pendapatan nasional dan
masyarakat.
Arah Pembangunan
Destinasi Pariwisata
• Prinsip pembangunan dan
pengembangan berkelanjutan
• Orientasi pada upaya pertumbuhan,
peningkatan kesempatan kerja,
pengurangan kemiskinan, dan pelestarian
lingkungan
• Dilaksanakan dengan tata kelola yang
baik
• Dilaksanakan secara terpadu secara
lintas sektoral/lintas pelaku yang terlibat
• Dilaksanakan dengan mendorong
kemitraan sektor publik dan privat
Pembangunan
Destinasi Pariwisata
• Perwilayahan Destinasi
Pariwisata
• Pembangunan Daya Tarik
Wisata
• Pembangunan Aksesibilitas
Pariwisata
• Pembangunan prasarana
umum dan fasilitas
• Pemberdayaan masyarakat
9. Arah Kebijakan dan Strategi
1
Perencanaan pembangunan
destinasi pariwisata dengan
strategi menyusun rencana
induk dan menyusun
rencana detail
pembangunan destinasi
pariwisata.
2
Pengendalian
implementasi
pembangunan destinasi
pariwisata dengan strategi
melakukan koordinasi
antara pemerintah
provinsi, pemerintah
kabupaten/kota, pelaku
usaha dan masyarakat
3
Arah kebijakan dan
strategi tersebut
disesuaikan dengan
kebijakan dan kondisi di
daerah masing-masing..
11. Regulasi Terkait Pembangunan Pariwisata
Undang- Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan
Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019
Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020 – 2024
Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2014 Tentang
Koordinasi Lintas Sektor Penyelenggaraan Kepariwisataan
Peraturan Menteri Pariswisata Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan
Provinsi dan Kabupaten/Kota
Keputusan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor KEP.183/M.PPN/HK/01/2019 Tentang Pembentukan Tim
Koordinasi Program Pembangunan Pariwisata yang Terintegrasi dan Berkelanjutan
Peraturan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota tentang RIPPARDA Provinsi/Kabupaten/Kota
Keputusan Gubernur Tentang Kelompok Kerja Koordinasi Program Pengembangan Pariwisata Terintegrasi dan Berkelanjutan
SK Gubernur/Walikota/Bupati tentang Koordinasi Lintas Sektor Pariwisata
13. Perencanaan Audit Kinerja
1. Persiapan
a. Pembentukan tim dan surat penugasan memperhatikan kompetensi dan keahlian yang sesuai dengan
penugasan yang akan dilakukan
Langkah kerja:
1) Identifikasi Sumber Daya Manusia (SDM) APIP yang memiliki kompetensi dan pengalaman
melakukan audit kinerja
2) Identifikasi SDM APIP yang memahami proses bisnis sektor pariwisata seperti personil/tim yang
sering terlibat dalam asistensi penyusunan risiko untuk dinas pariwisata
3) Buat simpulan
b. Pengalokasikan dan penetapan sumber daya disesuaikan dengan risiko penugasan
Langkah kerja:
1) Identifikasi dan analisis Potential Audit Objective (PAO) terkait dengan pembangunan pariwisata
seperti isu-isu terkini, besaran anggaran dan kejadian temuan tahun sebelumnya
2) Tentukan dan alokasikan sumber daya disesuaikan dengan hasil analisis PAO seperti penyusunan
anggaran waktu penugasan atau mengalokasikan hari pengawasan ke dalam tahapan audit kinerja
yang akan dilakukan
3) Entry meeting dilakukan pada Perangkat Daerah yang menjadi leading sector dalam pembangunan
destinasi pariwisata
14. Perencanaan Audit Kinerja
c. Penentuan Tujuan dan Ruang Lingkup
Langkah Kerja:
1) Pastikan apakah tujuan dan ruang lingkup sudah ditetapkan dalam perencanaan pengawasan
intern
2) Jika belum, maka tentukan tujuan audit secara jelas seperti contoh tujuan audit kinerja berbasis
risiko pada pembangunan destinasi pariwisata adalah untuk menilai capaian kinerja termasuk
aspek ketaatan, aspek ekonomis, efisien, dan efektif (3E) serta menilai kecukupan desain dan
efektivitas pengendalian intern terkait dengan pengelolaan risiko pembangunan destinasi
pariwisata
3) Jika belum, maka tentukan ruang lingkup. Audit kinerja berbasis risiko tematik bidang pariwisata
sangatlah luas, di mana pembangunan kepariwisataan dilakukan melalui empat aspek yaitu
industri, destinasi, pemasaran dan kelembagaan. Dengan adanya keterbatasan sumber daya
yang dimiliki, APIP dapat fokus kepada salah satu aspek untuk dipilih menjadi ruang lingkup
audit
4) Lakukan pemilihan ruang lingkup, dapat menggunakan faktor risiko dan kriteria
15. Contoh Penentuan Ruang Lingkup
PromosiWisata PengembanganDestinasiWisata
Dinas
Pariwisata
Indikasi
Kegiatan:
Strategi
Pengembang
an Pariwisata
Dinas
Penanaman
Modal dan
PTSP
Indikasi
Kegiatan:Perijin
an Pariwisata
Dinas
Komunikasi
Informatika,
Statistik dan
Persandian
Indikasi
Kegiatan:Siste
m Informasi
Pariwisata
Banten
Dinas
Pariwisata
Indikasi
Kegiatan:
Pengembang
an Destinasi
Wisata
Bappeda
Indikasi
Kegiatan: -
Kebijakandan
perencanaan
Peningkatan
Ekonomi
melalui
pariwisata
Dinas
Pekerjaan
Umum dan
Penataan
Ruang
Indikasi
Kegiatan:
Pembanguna
n RuasPusat
Pariwisata
Dinas
Perhubungan
Indikasi
Kegiatan:
Pembanguna
n Atribut
Pusat
Pariwisata
Dinas
Pendidikan
dan
Kebudayaan
Indikasi
Kegiatan:
Peningkatan
SDM
Pariwisata
Kelembagaan dan Pemanfaatan Teknologi
Dinas
Pariwisata
Indikasi
Kegiatan:
Organisasi
pariwisata
penumbuh
SDM
Dinas
Pendidikan
dan
Kebudayaan
Indikasi
Kegiatan:
Pelatihan dan
Peningkatan
JurusanSDM
pariwisata
Dinas
Pemberdayaan
Masyarakatdan
Desa
Indikasi
Kegiatan:
Keikutsertaan
organisasi
masyarakat
Dinas
Koperasi,
UsahaKecil
dan
Menengah
Indikasi
Kegiatan:
Keikutsertaan
UMKM
penunjang
pariwisata
DinasKomunikasi
Informatika,
statistik dan
Persandian
IndikasiKegiatan:
Sistem Informasi
pariwisata,
Kelembagaan
UMKM,Lembaga
Pendidikan
Pariwisata
PenciptaanEkonomi Lokal dan Sikap Masyarakat
DinasKoperasi,
UsahaKecil dan
Menengah
Indikasi
Kegiatan:
Penciptaan
produkumkm
penunjang
pariwisata
Dinas
Perindustrian
dan
Perdagangan
Indikasi
Kegiatan:
Penciptaan
pola dukungan
produkUMKM
penunjang
Dinas
Pariwisata
Indikasi
Kegiatan:
Pengembang
an budaya
lokal
dukungan
penunjang
pariwisata
Dinas
Pendidikandan
Kebudayaan
Indikasi
Kegiatan:
Penciptaan
kurikulum
khususbudaya
pariwisatalokal
pada sekolah
Dinas
Pemberdayaan
Masyarakatdan
Desa
IndikasiKegiatan:
Kemitraan
strategisuntuk
membangunjenis
kearifanlokal
yangakan
dikembangkan
Jaminan keselamatan,kebersihan,keamanandan destinasi+Kesehatan
Polisi
Indikasi
Kegiatan: SOP
Pengamanan
Pariwisata
bermitra
dengan Polisi
Dinas
Pariwisata
Indikasi
Kegiatan:
Kebijakan
Pengamanan
di Lokasi
Wisata
Satuan Polisi
PamongPraja
Indikasi
Kegiatan: SOP
Pengamanan
pariwisata
kemitraan
dengan
SatpolPP
Destinasi Pariwisata
Pemasaran Pariwisata
Pembangunan Industri
Pariwisata
Pembangunan Kelembagaan
PembangunanPariwisata
16. Perencanaan Audit Kinerja (2)
2. Pemahaman Proses Bisnis
a. Identifikasi dan analisis Perangkat Daerah yang terlibat dalam program pembangunan destinasi pariwisata serta penanggung jawab utama
dalam pelaksanaan program tersebut
Langkah Kerja:
1)Pastikan apakah sudah terdapat Keputusan Kepala Daerah tentang Tim Kelompok Kerja terkait dengan program pembangunan
kepariwisataan yang terintegrasi dan berkelanjutan
2)Jika ada, dapat dilanjutkan dengan mengidentifikasi tugas dan fungsi dari masing-masing Perangkat Daerah yang termasuk ke dalam Tim
Kelompok Kerja tersebut.
3)Buat simpulan
b. Identifikasi keselarasan program Perangkat Daerah yang mendukung program pembangunan destinasi pariwisata
Langkah kerja:
1)Identifikasi keselarasan program Perangkat Daerah yang mendukung program pembangunan destinasi pariwisata yang ada di RPJMD,
Renstra, Renja, dan RKA. Pastikan program dan kegiatan telah konsisten dan selaras dalam mendukung pembangunan destinasi pariwisata
2)Buat kertas kerja dan simpulan (kertas kerja keselarasan dapat merujuk pada Lampiran 5, Peraturan Deputi PPKD Nomor 9 Tahun 2020
Tentang Pedoman Umum Audit Kinerja Berbasis Risiko)
17. Perencanaan Audit Kinerja (3)
c. Identifikasi dan analisis kondisi Sistem Pengendalian Intern (dapat merujuk Peraturan Badan
Pengawasan Keungan dan Pembangunan Nomor 5 Tahun 2021 tentang Penilaian Maturitas
Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Terintegrasi pada K/L/D)
Contoh Langkah kerja:
1) Lingkungan Pengendalian
2) Penilaian Risiko
3) Kegiatan Pengendalian
4) Informasi dan Komunikasi
5) Pemantauan
18. Perencanaan Audit Kinerja (4)
d. Identifikasi area-area kritis terkait dengan program dan kegiatan Perangkat Daerah yang mendukung pembangunan destinasi
pariwisata
Langkah kerja:
1) Identifikasi permasalahan-permasalahan yang ditemukan dalam program dan kegiatan Perangkat Daerah yang mendukung
pembangunan destinasi pariwisata
2) Klasifikasikan permasalahan-permasalahan tersebut menjadi urutan prioritas berdasarkan kriteria/risiko sehingga menjadi area-
area kritis yang menjadi Tentative Audit Objective (TAO) dalam pelaksanaan audit kinerja berbasis risiko
3) Dapatkan dokumen register risiko terkait dengan program dan kegiatan Perangkat Daerah yang mendukung pembangunan
destinasi pariwisata
4) Evaluasi register risiko dengan membandingkan register risiko dengan area-area kritis yang sudah teridentifikasi sebelumnya
5) Hasil evaluasi tersebut dapat dijadikan Tentative Audit Objective (TAO) dan pengembangan kriteria/parameter audit kinerja
6) Lakukan pembahasan mengenai pengembangan dan penetapan parameter kinerja yang akan diukur beserta bobot penilaian
7) Buat berita acara kesepakatan
8) Susun rencana pengujian
19. Contoh Penetapan Konteks
Visi : Terwujudnya Kota ABC yang Maju, Sejahtera dan Agamis
Misi :
1. Meningkatkan kualitas pendidikan, kesehatan, dan kesejahteraan sosial
demi terwujudnya masyarakat yang sehat, cerdas, berakhlak mulia dan
berbudaya
2. Meningkatkan pembangunan sarana prasarana wilayah, penataan ruang
dan pemukiman yang memadai, berkualitas dan berwawasan lingkungan
3. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi berbasis potensi lokal dalam
memperkuat struktur perekonomian daerah
4. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik serta pelayanan publik
yang prima didukung kapasitas birokrasi yang berintegritas, kompeten dan
profesional
5. Memantapkan fungsi dan peran agama sebagai landasan moral dan
spritual dalam kehidupan individu, bermasyarakat dan bernegara
Tujuan 3 :
3.4 Meningkatkan peran sektor perdagangan dan pariwisata sebagai
pendukung perekonomian daerah
Sasaran :
3.4.1 Meningkatnya kinerja perdagangan
3.4.2 Meningkatnya kunjungan wisatawan
Indikator
Sasaran
:
3.4.2.1 Persentase peningkatan kunjungan wisatawan
3.4.2.2 Persentase pengembangan destinasi pariwisata
3.4.2.3 Persentase promosi pemasaran pariwisata
Strategi : Peningkatan pengembangan destinasi dan pemasaran pariwisata
Program :
-Program Pengembangan Destinasi Pariwisata
-Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata
20. Contoh Identifikasi Risiko
Kode
Risiko
a b c d e f g h i j k
1 Meningkatkan
perekonomian daerah
Meningkatkan PDRB
sektor pariwisata
Pengembangan dan
pembangunan daerah wisata
terkendala dengan budaya
dan adat setempat
RSP 1 Kepala
Daerah
Perencanaan pembangunan
destinasi pariwisata belum
bersifat lintas sektoral (silo)
Internal C Potensi pendapatan
tidak termanfaatkan
dalam pengembangan
ekonomi daerah
Kepala Daerah, Dinas
Pariwisata dan
Masyarakat
Pihak yang terkena
No Tujuan/Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Risiko Sebab Dampak
Uraian Pemilik Uraian Sumber
C/UC Uraian
Kode
Risiko
a b c d e f g h i j k
1 Meningkatkan kunjungan
wisatawan
Persentase peningkatan
kunjungan wisatawan
Aksesibilitas dan Amenitas
destinasi pariwisata tidak
memadai
RSO 1 Kepala Dinas
Pariwisata
Perencanaan pembangunan
destinasi pariwisata belum
bersifat lintas sektoral (silo)
Internal C kunjungan wisatawan
menurun
Kepala Daerah, Dinas
Pariwisata dan
Masyarakat
C/UC
Dampak
Uraian Pemilik Uraian Sumber
Uraian
Pihak yang terkena
No Tujuan/Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Risiko Sebab
Kode
Risiko
a b c d e f g h i j k
Objek wisata kurang menarik,
tidak didukung atraksi dan hiburan
ROO1 Kepala Bidang
Destinasi
Pariwisata
Belum tersedianya kajian/telaahan
mengenai potensi objek wisata
yang akan dikembangkan
Internal C Terhambatnya
Pengembangan objek
wisata
Kepala
Daerah,Dinas
Pariwisata dan
Masyarakat
Toilet, Kebersihan ,dan keamanan
kurang layak
ROO2 Kepala Bidang
Destinasi
Pariwisata
Pengelolaan lokasi wisata kurang
memadai
Internal C Terhambatnya
Pengembangan objek
wisata
Kepala
Daerah,Dinas
Pariwisata dan
Masyarakat
Promosi pariwisata tidak tepat
sasaran
ROO3 Kepala Bidang
Pemasaran
Pariwisata
Belum terdapatnya analisis data
kepariwisataan sebagai acuan
dalam melakukan kegiatan
promosi pariwisata
Internal C Objek wisata sepi
pengunjung
Kepala
Daerah,Dinas
Pariwisata dan
Masyarakat
Kurangnya daya tarik bagi investor ROO4 Kepala Bidang
Pemasaran
Pariwisata
Belum terdapatnya analisis data
kepariwisataan sebagai acuan
dalam melakukan kegiatan
promosi pariwisata
Internal C Objek wisata sepi
pengunjung
Kepala
Daerah,Dinas
Pariwisata dan
Masyarakat
No Kegiatan Indikator Keluaran
Risiko Sebab Dampak
Uraian Pemilik Uraian Sumber
Uraian Pihak yang
terkena
C/UC
Kegiatan pengembangan
objek wisata
1 Meningkatnya pengembangan
objek wisata
Meningkatnya kunjungan
objek wisata
Kegiatan promosi
pariwisata
2
Contoh Identifikasi Risiko Strategis Pemerintah Daerah
Contoh Identifikasi Risiko Strategis Perangkat Daerah
Contoh Identifikasi Risiko Operasional Perangkat Daerah
21. Contoh Rencana Pengujian (TAO)
a. Aspek Kebijakan
Tentative Audit Objective 1
Tujuan: Meyakini kebijakan di tingkat pusat telah selaras dengan kebijakan di daerah
Prosedur Audit:
• Inventarisir dan dapatkan kebijakan-kebijakan di pusat terkait dengan pembangunan destinasi pariwisata
• Inventarisir dan dapatkan kebijakan-kebijakan di daerah terkait dengan pembangunan destinasi pariwisata
• Lakukan identifikasi dan analisis terkait dengan kebijakan tersebut yang saling bertentangan dan berpotensi menghambat pencapaian pembangunan
destinasi pariwisata
• Lakukan wawancara dengan pejabat terkait untuk mendapatkan penjelasan
• Buat simpulan
b. Aspek Kelembagaan Destinasi
Tentative Audit Objective 2
Tujuan: Meyakini bahwa kelembagaan/Perangkat Daerah yang terlibat dalam pembangunan destinasi pariwisata telah sesuai kebutuhan
Prosedur Audit:
• Identifikasi Perangkat Daerah mana saja yang terlibat dalam pembangunan destinasi pariwisata.
• Dapatkan dokumen perencanaan pembangunan destinasi pariwisata seperti RPJMD, Renstra,RKA, RKT dan KAK dari masing-masing Perangkat
Daerah yang terlibat.
• Lakukan wawancara dengan pejabat terkait untuk mengetahui kondisi actual
• Bandingkan dengan kondisi saat ini, identifikasi permasalahan dan penyebabnya
• Buat simpulan
22. Contoh Rencana Pengujian (TAO) (2)
Tentative Audit Objective 3
Tujuan: Meyakini bahwa pembagian peran dan tugas antar Perangkat Daerah telah ditetapkan
Prosedur Audit:
• Dapatkan kebijakan yang mengatur peran dan tugas antar Perangkat Daerah yang terlibat dalam pembangunan kepariwisataan termasuk aspek pembangunan
destinasi pariwisata
• Lakukan analisis peran dan tugas serta lingkup kewenangan Perangkat Daerah yang terlibat pembangunan destinasi pariwisata
• Lakukan wawancara dengan pejabat Perangkat Daerah terkait untuk mendapatkan informasi adanya permasalahan tumpang tindih peran dan tugas pembangunan
destinasi pariwisata
• Dapatkan bukti dokumentasi terkait permasalahan tersebut
• Buat simpulan
Tentative Audit Objective 4
Tujuan: Meyakini bahwa Perangkat Daerah yang terlibat dalam pembangunan destinasi pariwisata telah berjalan secara efektif dalam menjalankan fungsinya
Prosedur Audit:
• Dapatkan tugas dan fungsi Perangkat Daerah yang terlibat dalam pembangunan destinasi pariwisata
• Analisis program dan kegiatan yang dilakukan apakah mendukung pembangunan destinasi pariwisata, jika tidak maka berpotensi terjadinya inefektivitas dalam
pencapaian kinerja pembangunan destinasi pariwisata.
• Dapatkan bukti dokumentasi terkait.
• Lakukan observasi pelaksanaannya di lapangan
• Lakukan analisa dan identifikasi penyebab program/kegiatan/fungsi yang tidak mendukung pembangunan destinasi pariwisata.
• Lakukan wawancara dengan pejabat terkait mengenai penyebab tersebut.
23. Contoh Rencana Pengujian (TAO) (3)
Tentative Audit Objective 5
Tujuan: meyakini bahwa indikator kinerja kegiatan yang terkait dengan pembangunan destinasi pariwisata telah selaras dengan indikator kinerja program dan sasaran strategis
Prosedur Audit:
• Dapatkan indikator kinerja/sasaran strategis terkait pembangunan destinasi pariwisata
• Bandingkan keselarasan antara indikator kinerja kegiatan dengan indikator kinerja program dalam mendukung sasaran strategis yang hendak dicapai
• Diskusikan penyebab ketidakselarasan indikator tersebut apabila ada, maka berpotensi terjadinya inefektivitas dalam pencapaian kinerja pembangunan destinasi pariwisata.
• Buat simpulan
c. Aspek Implementasi
Tentative Audit Objective 6
Tujuan: Meyakini bahwa pelaksanaan pembangunan destinasi pariwisata telah didasarkan pada kebijakan yang ada
Prosedur Audit:
• Identifikasi kebijakan-kebijakan terkait dengan pembangunan destinasi pariwisata
• Identifikasi program dan kegiatan yang diperlukan terkait kebijakan yang ditetapkan
• Lakukan inventarisasi program dan kegiatan yang telah dilaksanakan dalam pembangunan destinasi
• Analisis kesesuaian antara program dan kegiatan yang diperlukan dengan program dan kegiatan yang telah dilaksanakan dalam pembangunan destinasi
• Lakukan analisis capaian kinerja program dan kegiatan tersebut
• Lakukan observasi dan konfirmasi terkait hasil capaian program dan kegiatan tersebut
• Diskusi dan klarifikasi mengenai hasil observasi dan konfirmasi terkait capaian program dan kegiatan tersebut kepada pihak yang terkait
• Identifikasi dan analisis perolehan input/sumber daya yang diperoleh dalam pencapaian kinerja program dan kegiatan tersebut, apakah sudah sesuai dengan standar yang ada, jika
tidak maka berpotensi terjadinya ketidakekonomisan
• Identifikasi dan analisis bagaimana input/sumber daya telah di proses secara optimal pada program dan kegiatan dalam menghasilkan output yang mendukung pembangunan
destinasi pariwisata, apakah proses tersebut sudah efisien atau tidak
• Buat simpulan
24. Pelaksanaan Audit Kinerja
• Pelaksanaan Audit kinerja berdasarkan pada rencana pengujian (TAO) yang telah disusun oleh auditor
• Pengujian dilakukan dalam rangka memperoleh bukti yang relevan, kompeten dan cukup untuk menilai
capaian kinerja dalam aspek ketaatan dan aspek 3E, efektivtas pengendalian dalam pengelolaan risiko
pembangunan destinasi pariwisata
• Hasil pengujian perlu didokumentasikan dalam kertas kerja audit
• Evaluasi bukti dan penarikan simpulan dilakukan untuk menentukan apakah rencana pengujian (TAO)
berdasarkan risiko pembangunan destinasi pariwisata telah dikelola oleh auditi dan apakah desain serta
implementasi pengendalian telah mendukung pencapaian tujuan/sasaran pembangunan destinasi pariwisata
• Penarikan simpulan tersebut dapat menghasilkan temuan audit apabila terdapat perbedaan antaran kondisi dan
kriteria dari hasil capaian kinerja dalam aspek ketaatan, aspek 3E dan efektivitas pengendalian dalam
pengelolaan risiko pembangunan destinasi pariwisata
25. Contoh Pelaksanaan Penilaian dan
Penyimpulan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Aspek Kebijakan 20%
Kebijakan di daerah sudah sesuai dengan
kebijakan pusat
20
-Tidak ada kebijakan yang bertentangan
10 %tase
-Tidak ada kebijakan yang menghambat
10 %tase
Aspek Kelembagaan
20%
PD yang terlibat sesuai kebutuhan 6,67
-Terdapat SK Tim kerja terkait pembangunan
pariwisata yang memuat perangkat daerah
yang terlibat
3,33 Ya/Tidak
-Terdapat Dokumen perencanaan yang
memuat Perangkat Daerah yang terlibat
3,33 Ya/Tidak
Pembagian Peran dan Tugas PD telah
ditetapkan
6,67
-Terdapat SK Tim kerja yang memuat peran
dan tugas Perangkat Daerah terlibat
3,33 Ya/Tidak
-Tidak ada peran dan tugas yang tumpang
tindih
3,33 Skala
PD yang terlibat telah menjalankan
fungsinya
6,67
-Terdapat Kerangka Acuan Kerja dari
Peangkat Daerah yang terlibat
3,33 Ya/Tidak
-Program dan kegiatan Perangkat Daerah
yang terlibat telah mendukung pembangunan
destinasi pariwisata (Efektivitas)
3,33 Ya/Tidak
Aspek Indikator Kinerja 30%
Indikator kinerja telah selaras dalam
mendukung sasaran strategis
30
-Indikator kinerja kegiatan telah selaras
dengan indikator kinerja program dan
mendukung sasaran strategis (efisien)
30 %tase
Aspek Implementasi 30%
Pelaksanaan Pembangunan Destinasi telah
sesuai dengan arah dan strategi
30
-Perolehan Input/Sumber Daya atas program
dan kegiatan terdapat pada standar yang ada
(Ekonomis)
7,50 %tase
-Penggunaan input/sumber daya atas
program dan kegiatan telah optimal (tepat
waktu) dalam menghasilkan output (Efisien)
7,50 %tase
-Output yang dihasilkan dapat dimanfaatkan
(Efektivitas)
7,50 %tase
-output yang dihasilkan sesuai dengan tujuan
yang ditetapkan (Efektivitas)
7,50 %tase
A
Capaian
Kinerja
No Aspek/Indikator/Parameter Bobot
Bobot
Rinci
Kriteria
Identifikasi efektivitas
pengendalian terkait
dengan pengelolaan
risikonya atas capaian
kinerja yang tidak
tercapai/maksimal
Identifikasi efektivitas
pengendalian terkait
dengan pengelolaan
risikonya atas capaian
kinerja yang tidak
tercapai/maksimal
Identifikasi efektivitas
pengendalian terkait
dengan pengelolaan
risikonya atas capaian
kinerja yang tidak
tercapai/maksimal
Capaian
per
parameter
Capaian
per
indikator
Capaian
per
aspek
Keterangan
Identifikasi efektivitas
pengendalian terkait
dengan pengelolaan
risikonya atas capaian
kinerja yang tidak
tercapai/maksimal
Total Capaian Kinerja
C
D
B
26. Pengkomunikasian Hasil Audit dan Monitoring Tindak
Lanjut
1) APIP melakukan pembahasan akhir dengan auditi (dalam hal ini Perangkat Daerah yang menjadi leading sector) dan membahas mengenai notisi hasil audit
2) Notisi hasil audit minimal memuat mengenai capaian kinerja yang memuat aspek ketaatan, ekonomis, efisien, efektif, temuan dan rekomendasi mengenai perbaikan
pengelolaan risiko dan efektivitas pengendalian.
3) Pembahasan akhir sebaiknya dihadiri oleh pihak-pihak yang berwenang mengambil keputusan dari kedua belah pihak dan dibuatkan berita acara pembahasan hasil
audit
4) Dalam pembuatan laporan hasil audit setidaknya mencakup:
• Dasar melakukan audit intern
• Tujuan/sasaran, ruang lingkup dan metodologi audit
• Pernyataan bahwa penugasan dilaksanakan sesuai dengan standar audit
• Kriteria yang digunakan untuk melakukan penilaian/pengukuran capaian kinerja
• Hasil audit berisikan simpulan, fakta dan rekomendasi
• Tanggapan dari pejabat auditi yang bertanggung jawab
• Pernyataan adanya keterbatasan apabila ada
5) Penyajian laporan hasil audit kinerja dapat merujuk pada Peraturan Deputi PPKD Nomor 9 Tahun 2020 Tentang Pedoman Umum Audit Kinerja Berbasis Risiko
6) APIP perlu memantau dan mendorong tindak lanjut untuk memastikan bahwa rekomendasi telah dilaksanakan dalam rangka memperbaiki kelemahan serta
kekurangan yang ada