Obat bahan alam adalah obat bahan alam yang diproduksi di Indonesia.
Berdasarkan cara pembuatan, jenis klaim penggunaan dan tingkat pembuktian khasiat maka Obat Bahan Alam dikelompokkan menjadi:
-Jamu
-Obat Herbal Terstandar
-Fitofarmaka
Sesuai dengan Keputasan Kepala Badan POM RI, nomor HK.00.05.4.2411 tahun 2004.
Obat bahan alam adalah obat bahan alam yang diproduksi di Indonesia.
Berdasarkan cara pembuatan, jenis klaim penggunaan dan tingkat pembuktian khasiat maka Obat Bahan Alam dikelompokkan menjadi:
-Jamu
-Obat Herbal Terstandar
-Fitofarmaka
Sesuai dengan Keputasan Kepala Badan POM RI, nomor HK.00.05.4.2411 tahun 2004.
Dalam sejarah banyak yang
memberikan sumbangan pemikiran dan
kreasinya untuk kemajuan ilmu farmasi dan
kedokteran, antara lain Hippocrates (460-370
sebelum Masehi), Dioscorides (Abad ke-1),
Galen (30-200) dan Paracelsus (1493-1541).
Hippocrates adalah seorang dokter Yunani
yang mengenalkan farmasi dan ilmu
kedokteran secara ilmiah. Dia menerangkan
obat secara rasional, menyusun sistematika
kedokteran dan meletakkan pekerjaan
kedokteran pada suatu etik yang tinggi (1).
Konsep dari pandangannya disusun dalam
bentuk sumpah Hippocrates, yang merupakan
tata cara dan perilaku untuk proses
penyembuhan. Hasil pekerjaannya berupa
obat-obatan yang masa itu disebut farmakon,
artinya sebagai obat yang digunakan untuk
kebaikan.
Dioscorides, seorang dokter Yunani
yang juga ahli botani, merupakan orang
pertama yang menggunakan ilmu tumbuhtumbuhan sebagai ilmu farmasi terapan. Hasil
karyanya De Materia Medica, merupakan
awal dari pengembangan bahan obat yang
diperoleh secara alami. Sekarang ilmu tersebut
dikenal dengan nama farmakognosi yang
berasal dari kata pharmakon yaitu obat dan
gnosis yaitu pengetahuan. Banyak obat-obatan
yang dibuat oleh Dioscorides, seperti
aspidium, opium, ergot, hyoscyamus, dan
cinnamon digunakan sebagai obat sampai
sekarang. Uraiannya mengenai cara
pengenalan dan pengumpulan hasil obat alam, cara penyimpanan yang benar dan cara
mengenal pemalsuan dan pengotoran yang
merupakan standar pada waktu itu, merupakan
kebutuhan untuk pekerjaan selanjutnya.
Galen adalah seorang dokter dan ahli
farmasi bangsa Yunani yang ber
kewarganegaraan Romawi, menciptakan suatu
sistem fisiologi, patologi, dan pengobatan. Dia
merupakan pengarang yang paling banyak
karyanya pada saat itu, dan telah mendapat
penghargaan untuk 500 buku kedokteran dan
250 buku tentang falsafah, hukum, dan tata
bahasa. Karyanya dalam ilmu kedokteran
mengenai berbagai obat-obatan dari alam,
formula dan, cara mencampurnya, sehingga
sekarang sediaan farmasi sering disebut
sediaan galenik
The Power of Zingiberaceae - Kartiawati Alipinikabiounpad
Zingiberaceae atau biasa dikenal dengan temu-temuan seringkali kita temukan di dapur sebagai bagian dari bumbu. Namun selain itu, temu-temuan memiliki banyak khasiat dan manfaat yang baik bagi tubuh.
Dalam sejarah banyak yang
memberikan sumbangan pemikiran dan
kreasinya untuk kemajuan ilmu farmasi dan
kedokteran, antara lain Hippocrates (460-370
sebelum Masehi), Dioscorides (Abad ke-1),
Galen (30-200) dan Paracelsus (1493-1541).
Hippocrates adalah seorang dokter Yunani
yang mengenalkan farmasi dan ilmu
kedokteran secara ilmiah. Dia menerangkan
obat secara rasional, menyusun sistematika
kedokteran dan meletakkan pekerjaan
kedokteran pada suatu etik yang tinggi (1).
Konsep dari pandangannya disusun dalam
bentuk sumpah Hippocrates, yang merupakan
tata cara dan perilaku untuk proses
penyembuhan. Hasil pekerjaannya berupa
obat-obatan yang masa itu disebut farmakon,
artinya sebagai obat yang digunakan untuk
kebaikan.
Dioscorides, seorang dokter Yunani
yang juga ahli botani, merupakan orang
pertama yang menggunakan ilmu tumbuhtumbuhan sebagai ilmu farmasi terapan. Hasil
karyanya De Materia Medica, merupakan
awal dari pengembangan bahan obat yang
diperoleh secara alami. Sekarang ilmu tersebut
dikenal dengan nama farmakognosi yang
berasal dari kata pharmakon yaitu obat dan
gnosis yaitu pengetahuan. Banyak obat-obatan
yang dibuat oleh Dioscorides, seperti
aspidium, opium, ergot, hyoscyamus, dan
cinnamon digunakan sebagai obat sampai
sekarang. Uraiannya mengenai cara
pengenalan dan pengumpulan hasil obat alam, cara penyimpanan yang benar dan cara
mengenal pemalsuan dan pengotoran yang
merupakan standar pada waktu itu, merupakan
kebutuhan untuk pekerjaan selanjutnya.
Galen adalah seorang dokter dan ahli
farmasi bangsa Yunani yang ber
kewarganegaraan Romawi, menciptakan suatu
sistem fisiologi, patologi, dan pengobatan. Dia
merupakan pengarang yang paling banyak
karyanya pada saat itu, dan telah mendapat
penghargaan untuk 500 buku kedokteran dan
250 buku tentang falsafah, hukum, dan tata
bahasa. Karyanya dalam ilmu kedokteran
mengenai berbagai obat-obatan dari alam,
formula dan, cara mencampurnya, sehingga
sekarang sediaan farmasi sering disebut
sediaan galenik
The Power of Zingiberaceae - Kartiawati Alipinikabiounpad
Zingiberaceae atau biasa dikenal dengan temu-temuan seringkali kita temukan di dapur sebagai bagian dari bumbu. Namun selain itu, temu-temuan memiliki banyak khasiat dan manfaat yang baik bagi tubuh.
3. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan tentang Ketentuan Pokok
Pengelompokkan dan Penandaan Obat Bahan
Alam Indonesia
No. HK. 00.05.4.2411 Tanggal : 17 Mei 2004
DASAR HUKUM OBAT TRADISIONAL
4. JAMU
(Empirical based herbal medicine)
Jamu adalah obat tradisional yang disediakan secara
tradisional, misalnya dalam bentuk serbuk seduhan, pil, dan
cairan yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi
penyusun jamu tersebut serta digunakan secara tradisional.
Pada umumnya, jenis ini dibuat dengan mengacu pada
resep peninggalan leluhur yang disusun dari berbagai
tanaman obat yang jumlahnya cukup banyak, berkisar
antara 5 – 10 macam bahkan lebih.
Bentuk jamu tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai
dengan klinis, tetapi cukup dengan bukti empiris.
Jamu yang telah digunakan secara turun-menurun selama
berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin ratusan tahun, telah
membuktikan keamanan dan manfaat secara langsung
untuk tujuan kesehatan tertentu
5. OBAT HERBAL TERSTANDAR
(Scientific based herbal medicine)
Adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak
atau penyarian bahan alam yang dapat berupa
tanaman obat, binatang, maupun mineral.
Untuk melaksanakan proses ini membutuhkan
peralatan yang lebih kompleks dan berharga mahal,
ditambah dengan tenaga kerja yang mendukung
dengan pengetahuan maupun ketrampilan pembuatan
ekstrak.
Ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa
penelitian-penelitian pre-klinik seperti standart
kandungan bahan berkhasiat, standart pembuatan
ekstrak tanaman obat, standart pembuatan obat
tradisional yang higienis, dan uji toksisitas akut
maupun kronis.
6. FITOFARMAKA
(Clinical based herbal medicine)
Merupakan bentuk obat tradisional dari bahan alam
yang dapat disejajarkan dengan obat modern karena
proses pembuatannya yang telah terstandar,
ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan uji
klinik pada manusia.
Dengan uji klinik akan lebih meyakinkan para profesi
medis untuk menggunakan obat herbal di sarana
pelayanan kesehatan.
Masyarakat juga bisa didorong untuk menggunakan
obat herbal karena manfaatnya jelas dengan
pembuktian secara iLmiah.
8. JAMU
Bentuk lingkaran
lambang sebuah proses dan aman
Warna hijau dan kuning (KONTRAS)
perwujudan kekayaan sumber daya alam
Indonesia (keanekaragaman hayati)
Stilisasi jari-jari daun
lambang sebuah proses sederhana, sebagai
visualisasi proses pembuatan jamu
9. JAMU
Jamu harus memenuhi kriteria :
Aman sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan;
Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan
data empiris;
Memenuhi persyaratan mutu yang
berlaku.
10.
11. OBAT HERBAL TERSTANDAR
Bentuk lingkaran
lambang proses dan aman
Warna hijau dan kuning
(KONTRAS)
wujud kekayaan Indonesia
(keanekaragaman hayati)
Stilisasi jari-jari daun (3 pasang)
lambang serangkaian proses
pembuatan ekstrak tumbuhan
obat (uji lab., uji toksisitas
dan uji praklinis)
12. OBAT HERBAL TERSTANDAR
harus memenuhi kriteria :
Aman sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan;
Klaim kasiat dibuktikan secara ilmiah/pra
klinik;
Telah dilakukan standardisasi terhadap
bahan baku yang digunakan dalam produk
jadi;
Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.
13. Saat ini terdapat 17 produk OHT di
Indonesia di antaranya Diapet dan
Lelap(Soho Indonesia), Kiranti
(PT.ultra Prima Abadi)
14.
15. FITOFARMAKA
Bentuk lingkaran
lambang sebuah proses dan aman
Warna hijau dan kuning (KONTRAS)
perwujudan kekayaan sumber daya alam
Indonesia (keanekaragaman hayati)
Stilisasi jari-jari daun membentuk bintang
lambang sebuah proses yang lebih
kompleks, sebagai visualisasi proses
pembuatan fitofarmaka (uji lab., uji
toksisitas, uji praklinis, uji klinis)
16. FITOFARMAKA
harus memenuhi kriteria :
Aman sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan;
Klaim khasiat harus dibuktikan
berdasarkan uji klinik;
Telah dilakukan standarisasi terhadap
bahan baku yang digunakan dalam produk
jadi;
Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.
17. Saat ini di Indonesia baru terdapat 5
fitofarmaka, contoh Nodiar (PT Kimia
Farma), Stimuno (PT Dexa Medica),
Rheumaneer PT. Nyonya Meneer),
Tensigard dan X-Gra (PT Phapros).
18.
19. PENANDAAN
PADA PEMBUNGKUS , WADAH,
ETIKET DAN BROSUR OBAT
TRADISIONAL HARUS DICANTUMKAN
KATA “JAMU” YANG TERLETAK DALAM
LINGKARAN DAN DITEMPATKAN
PADA BAG. ATAS SEBELAH KIRI
20. PENANDAAN
KATA JAMU HARUS JELAS DAN
MUDAH DIBACA
UKURAN HURUF MIN.TINGGI 5mm,
dan TEBAL 0.5mm
WARNA HITAM DI ATAS WARNA
PUTIH ATAU WARNA LAIN YANG
MENYOLOK
21. PENANDAAN
BERISI INFORMASI TENTANG :
NAMA OBAT TRADISIONAL ATAU
NAMA DAGANG
KOMPOSISI
BOBOT, ISI, ATAU JUMLAH OBAT
TIAP WADAH
DOSIS PEMAKAIAN
22. KHASIAT ATAU KEGUNAAN
KONTRA INDIKASI (BILA ADA)
KADALUWARSA
NOMOR PENDAFTARAN
NOMOR KODE PRODUKSI
NAMA INDUSTRI ATAU ALAMAT
SEKURANG-KURANGNYA NAMA KOTA
DAN KATA INDONESIA