SlideShare a Scribd company logo
PRAKTIKUM
PEMASAN
FARMASI
Profil Industri
06
04
Peraturan Industri
Obat Tradisional
02
Persyaratan Obat
Tradisional
01
Definisi Obat Tradisional
03
Klasifikasi Obat Tradisional
05
Persyaratan pendirian
Industri
SP
01
Definisi Obat Tradisional
Obat Tradisional adalah bahan
atau ramuan bahan yang berupa
bahan tumbuhan, bahan hewan,
bahan mineral, sediaan sarian
(galenik), atau campuran dari
bahan tersebut yang secara turun
temurun telah digunakan untuk
pengobatan, dan dapat diterapkan
sesuai dengan norma yang berlaku
di masyarakat (Peraturan BPOM
No. 32 tahun 2019).
Persyaratan Obat Tradisional
Jamu Harus memenuhi Kriteria:
o Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
o Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris.
o Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.
o Jenis klaim penggunaan harus diawali dengan kata- kata: ” secara tradisional
digunakan untuk …”.
OHT harus memenuhi kriteria:
o Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
o Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah/ praklinik (pada hewan percobaan).
o Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk
jadi.
o Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.
Fitofarmaka memenuhi kriteria:
o Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
o Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah/ praklinik (pada hewan) dan klinik (pada manusia).
o Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi.
o Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.
o Jenis klaim penggunaan sesuai dengan tingkat pembuktian medium dan tinggi.
Berdasarkan Permenkes RI No. 006 tahin 2012,
Persyaratan dan Tata Cara Pemberian Izin
02
(1). Persyaratan izin IOT dan izin IEBA terdiri
dari:
a) Surat permohonan;
b) Persetujuan prinsip;
c) Daftar peralatan dan mesin-mesin yang
digunakan;
d) Daftar jumlah tenaga kerja beserta tempat
penugasannya.
e) Diagram/alur proses produksi masing-masing
bentuk sediaan obat tradisional dan ekstrak
yang akan dibuat;
f) Fotokopi sertifikat Upaya Pengelolaan
Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup/Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup;
g) Rekomendasi pemenuhan CPOTB dari
Kepala Badan dengan melampirkan Berita
Acara Pemeriksaan dari Kepala Balai
setempat; dan
h) Rekomendasi dari Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi.
(2). Dalam hal terjadi perubahan data
setelah persetujuan prinsip diterbitkan,
maka perubahan data tersebut harus
disetujui oleh Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi atau Kepala Badan yang
berkaitan dengan Rencana Induk
Pembangunan (RIP).
Klasifikasi Obat
Tradisional
Obat Tradisional dibagi menjadi 3 golongan
berdasarkan jenisnya, dan masing-masing
golongan diberi tanda dengan simbol yang
dicantumkan dalam kemasan, yaitu sebagai
berikut:
Jamu
Simbol: gambar pohon berwarna hijau.
Jamu adalah obat tradisional berbahan
dasar herbal atau tanaman tradisional yang
disediakan secara tradisional, misalnya
dalam bentuk serbuk seduhan, pil, dan
cairan yang berisi seluruh bahan tanaman
yang menjadi penyusun jamu tersebut serta
digunakan secara tradisional.
Jamu telah digunakan secara turun-
menurun selama berpuluh-puluh tahun
bahkan mungkin ratusan tahun, telah
membuktikan keamanan dan manfaat
secara langsung untuk tujuan kesehatan
tertentu.
Contoh jamu bermerek adalah Kuku bima,
Pegal linu, Gemuk sehat, Tolak angin, Tuntas,
Rapet wangi, Kuldon, Strong pas, Tolak Angin,
Antangin Mint, Antangin Jahe merah, Darsi,
Enkasari, Batugin elixir, ESHA, Buyung upik,
Susut perut, Selangking singset, Herbakof,
Curmino.
Pada jamu tidak boleh ada klaim khasiat
menggunakan istilah
farmakologi/medis seperti jamu untuk
hipertensi, jamu untuk diabetes, jamu untuk
hiperlipidemia, jamu untuk TBC, jamu untuk
asma, jamu untuk infeksi jamur candida, jamu
untuk impotensi dll.
Obat Herbal Terstandar
(Scientific based herbal medicine)
Simbol: Tiga Bintang.
Obat herbal terstandar adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan
keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya
telah di standarisasi.
Obat Herbal Terstandar adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau
penyarian bahan alam yang dapat berupa tanaman obat, binatang, maupun mineral.
Selain proses produksi dengan teknologi maju, jenis ini pada umumnya telah
ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa penelitian-penelitian pre-klinik seperti
standart kandungan bahan berkhasiat, standar pembuatan ekstrak tanaman obat,
standart pembuatan obat tradisional yang higienis, dan uji toksisitas akut maupun
kronis.
Contoh OHT yang beredar di Indonesia adalah Antangin JRG, OB Herbal,
Mastin, Lelap, Diapet.
Fitofarmaka (Clinical based
herbal medicine)
Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan
khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik, bahan baku dan
produk jadinya telah di standarisasi.
Fitofarmaka merupakan bentuk obat tradisional dari bahan alam yang dapat
disejajarkan dengan obat modern karena proses pembuatannya yang telah
terstandar, ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan uji klinik pada manusia.
Dengan uji klinik akan lebih meyakinkan para profesi medis untuk menggunakan
obat herbal di sarana pelayanan kesehatan.
Contoh fitofarmaka : Stimuno, Tensigard, Xgra, Nodiar, Inlacin, VipAlbumin
plus, Rheumaneer.
Pasal 2
Berdasarkan Permenkes RI
No. 006 tahun 2012
Berdasarkan Permenkes RI No. 006 tahun 2012
1) Obat tradisional hanya dapat
dibuat oleh industri dan usaha
di bidang obat tradisional.
2) Industri sebagaimana
dimaksud . pada ayat (1)
terdiri atas:
a. IOT; dan
b. b. IEBA.
3) Usaha sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) terdiri atas:
a. UKOT;
b. UMOT;
c. Usaha Jamu Racikan; dan
d. Usaha Jamu Gendong.
Pasal 3
1) IOT dapat melakukan
kegiatan proses pembuatan
obat tradisional untuk:a.
semua tahapan; dan/atau b.
sebagian tahapan.
2) IOT yang melakukan
kegiatan proses pembuatan
obat tradisional untuk
sebagian tahapan
sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) huruf b harus
mendapat persetujuan dari
Kepala Badan.
Pasal 4
1) IOT dan IEBA hanya dapat
diselenggarakan oleh badan
hukum berbentuk perseroan
terbatas atau koperasi.
2) UKOT hanya dapat
diselenggarakan oleh badan
usaha yang memiliki izin
usaha sesuai ketentuan
peraturan perundang-
undangan.
3) UMOT hanya dapat
diselenggarakan oleh badan
usaha perorangan yang
memiliki izin usaha sesuai
ketentuan peraturan
perundangundangan.
Pasal 5
Pendirian IOT dan IEBA
harus di lokasi yang bebas
pencemaran dan tidak
mencemari lingkungan.
Persyaratan
Pendirian Industri
CPOTB merupakan cara pembuatan
obat tradisional yg diikuti dengan
pengawasan menyeluruh & bertujuan
untuk menyediakan obat tradisional
yg senantiasa memenuhi persyaratan
yg berlaku. (Kepmenkes No.
659/MENKES/SK/X/1991)
 Bangunan didirikan di lokasi yg terhindar dari
pencemaran & tidak mencemari lingkungan
 Memenuhi persyaratan hygiene & sanitasi
 Memiliki ruang2 pembuatan yg rancang bangun &
luasnya sesuai dgn bentuk, sifat & jumlah OT yg dibuat,
jenis & jumlah peralatan yg digunakan, jumlah
karyawan serta fungsi ruangan
 Terbuat dari bahan yg tidak mempengaruhi keamanan
& mutu OT
 Rancang bangun yg tepat shg dpt menjamin kemanan,
mutu & keseragaman OT dari batch ke batch
 Ukuran & kapasitas produksi yg sesuai dgn jumlah
produksi & luas ruangan
 Letak sesuai, tidak mencemari & mudah dibersihkan
SANITASI & HYGIENE
Pada setiap aspek pembuatan OT harus dilakukan upaya
untuk menjamin kondisi yg memenuhi persyaratan
kesehatan
Personalia, bangunan, peralatan, bahan, proses
pembuatan, pengemas & setiap hal yg merupakan sumber
pencemaran produk
Bhn baku & bhn pengemas hrs memenuhi persyaratan yg
berlaku  pengujian berkala
Validasi proses, validasi ulang
No pencemaran fisik, kimia atau jasad renik!!
Nomor kode produksi  kemudahan penelusuran kembali
Pengolahan  hindari kontaminasi silang!!
Pengemasan  cek kebenaran!!
Penyimpanan  teratur & rapi, FIFO
Pengelolahan dan
Pengemasan
 Instruksi yg menyangkut pembuatan obat
tradisional harus dilakukan secara tertulis
dgn jelas
 Sistem dokumentasi harus dapat
menggambarkan riwayat lengkap setiap
tahap kegiatan sehingga dapat ditelusuri
kembali produk dari setiap batch yg
dikehendaki
Dokumentasi
Keluhan & laporan masyarakat yg menyangkut
keamanan mutu & hal-hal lain harus diperiksa,
dievaluasi & ditindaklanjuti
OT yg terbukti menimbulkan efek samping yg
merugikan atau mutu & keamanannya tidak
memadai lagi harus ditarik dari peredaran &
dimusnahkan
Penanganan terhadap hasil
pengamatan produk di peredaran
 IBOE Griya Herba adalah flagship store Jamu IBOE dengan fasilitas cafe untuk hangout
& menikmati sajian makanan serta minuman kesehatan Herbal Drinks & Juices, disini
juga merupakan gallery produk-produk Jamu IBOE selain itu tersedia pula Spa &
Reflexiology.
 Alamat:Jl. Raya Gubeng 68 A-B, Surabaya
 VISI DAN MISI PT. JAMU IBOE JAYA
Visi Melestarikan dan Mengembangkan Budaya Bangsa IndonesiaMeracik jamu merupakan
bagian tradisi budaya leluhur yang patut untuk dilestarikan dan dikembangkan. Apalagi
Indonesia yang beriklim tropis sangat kaya dengan keanekaragaman tanaman tropis yang
berpotensi sebagai bahan baku.Jamu IBOE terpanggil untuk ikut menggali potensi tersebut.
Terlebih di saat kedokteran modern masih menjadi beban bagi masyarakat karena mahalnya
biaya pengobatan, sementara epidemi berbagai penyakit terus melanda, maka jamu
tradisional berbahan baku alami menjadi pilihan terbaik untuk meningkatkan kualitas
kesehatan masyarakat.Dengan tetap berpijak pada budaya bangsa, Jamu IBOE memiliki visi
untuk melestarikan dan mengembangkan tradisi meracik jamu dalam lingkungan industri
modern dan profesional.
Misi Modernisasi JamuModernisasi telah menjadi misi dan semangat sejak awal perusahaan
Jamu IBOE berdiri. Memang, kesan tradisional masih melekat pada Jamu IBOE saat menjadi
industri rumah tangga dengan peralatan seadanya. Namun, ketika memasuki periode 1950-
an, modernisasi Jamu IBOE telah dimulai dengan digunakannya mesin gerabah dan giling
sehingga produksi Jamu IBOE menjadi lebih halus.Jamu IBOE memasuki era industrialisasi
pada periode 1970-an.
SEJARAH SINGKAT PT IBOE
1910
Tan Swan Nio dan Siem Tjiong
Nio, mulai melakukan proses
manufaktur Jamu dengan
mendirikan Djamoe Industrie en
Chemicalen Handel "IBOE"
Tjap 2 Njonja di Jalan Ngaglik
3-5 Surabaya. Djamoe Industrie
en Chemicalien Handel "IBOE"
Tjap 2 Njonja makin
berkembang. Semakin terkenal
setelah mampu menyembuhkan
dan memberantas epidemi
'batuk' di Surabaya. Skala
perusahaan makin besar, dan
rekrutmen tenaga kerja dari luar
makin banyak.
Pemasaran diluar pulau
mulai dilakukan. Pulau
Bali merupakan pulau
pertama yang bisa
menikmati produk
Djamoe Industrie en
Chemicalien Handel
"IBOE" Tjap 2 Njonja
tanpa harus membeli di
Jawa.
1938
Nilai penjualan
semakin tinggi.
Membantu Volksraad
(pemerintahan
kolonial waktu itu)
melakukan penelitian
untuk menghasilkan
jamu yang berguna
bagi masyarakat.
1942
Semakin agresif
melakukan
pendekatan pasar
dengan memasang
iklan di Surat Kabar.
Berhasil mendirikan 11
cabang (filialen) dan
1000 agen
(agentschappen).
1945
Nama "Djamoe
Industrie en Chemicalen
Handel "IBOE" Tjap 2
Njonja" diubah menjadi
PT Jamu Iboe Jaya.
Perubahan ini sebagai
perwujudan keinginan
pengelola untuk berjaya
dalam konstelasi
industri jamu di tanah
air. Investasi untuk
perlatan produksi makin
meningkat.
Era modernisasi
produksi dimulai.
Sebagian proses
produksi
memanfaatkan
mesin. Mesin
Gerabah dan mesin
Giling merupakan
mesin pertama
yang dipakai
1950
Seiiring dengan
perkembangan
perusahaan, PT Jamu
Iboe Jaya merelokasi
pabrik dan
perkantorannya ke desa
Tanjungsari, Taman,
Sidoarjo. Di lokasi
seluas 2,38 ha, salah
satu pelopor
perusahaan jamu tertua
ini melakukan proses
produksinya sampai
sekarang.
1918
1973
PT Jamu Iboe Jaya mulai
melakukan terobosan
teknologi dengan
menggunakan aluminium
foil untuk mengemas
produksi. Terobosan ini
akhirnya diikuti oleh
perusahaan-perusahaan
jamu lainnya. Tahun ini
juga, PT Jamu Iboe Jaya
mulai menggalakkan
Riset Laboratorium untuk
menghasilkan jamu yang
bermutu tinggi.
1979
PRODUK JAMU IBOE

More Related Content

Similar to Praktikum Farmasi.pptx

Kuliah bahan baku obat tradisional
Kuliah bahan baku obat tradisionalKuliah bahan baku obat tradisional
Kuliah bahan baku obat tradisional
ShesanthiCitrariana
 
Bahaya Bahan Kimia Obat (BKO) dalam Obat Tradisional
Bahaya Bahan Kimia Obat (BKO) dalam Obat TradisionalBahaya Bahan Kimia Obat (BKO) dalam Obat Tradisional
Bahaya Bahan Kimia Obat (BKO) dalam Obat Tradisional
Maria Finit
 
Regulasi ijin-edar-bpom 2
Regulasi ijin-edar-bpom 2Regulasi ijin-edar-bpom 2
Regulasi ijin-edar-bpom 2
Muhammad Luthfan
 
CPOTB.ppt
CPOTB.pptCPOTB.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
2_Draft Press Release Program Saintifikasi - Media Trip 7 Dec 2016 + input Dr...
2_Draft Press Release Program Saintifikasi - Media Trip 7 Dec 2016 + input Dr...2_Draft Press Release Program Saintifikasi - Media Trip 7 Dec 2016 + input Dr...
2_Draft Press Release Program Saintifikasi - Media Trip 7 Dec 2016 + input Dr...
Yondi Hartanto
 
Edukasi peduli obat.pdf
Edukasi peduli obat.pdfEdukasi peduli obat.pdf
Edukasi peduli obat.pdf
ssuser4fe906
 
Jamu Saintifikasi.pptx
Jamu Saintifikasi.pptxJamu Saintifikasi.pptx
Jamu Saintifikasi.pptx
AdityaNoviadi1
 
Pengawasan Pre Market Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan
Pengawasan Pre Market Obat Tradisional dan Suplemen KesehatanPengawasan Pre Market Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan
Pengawasan Pre Market Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan
khoiril anwar
 
es krim jamu
es krim jamues krim jamu
es krim jamu
Hana Asri
 
Kesehatan Masyarakat - Kebijakan Pemerintah tentang Obat Tradisional
Kesehatan Masyarakat - Kebijakan Pemerintah tentang Obat TradisionalKesehatan Masyarakat - Kebijakan Pemerintah tentang Obat Tradisional
Kesehatan Masyarakat - Kebijakan Pemerintah tentang Obat Tradisional
Syifa Pythia Dewi
 
Program monitoring efek samping obat tradisional, suplemen makanan dan kosmet...
Program monitoring efek samping obat tradisional, suplemen makanan dan kosmet...Program monitoring efek samping obat tradisional, suplemen makanan dan kosmet...
Program monitoring efek samping obat tradisional, suplemen makanan dan kosmet...
khoiril anwar
 
Konsep obat traditional dalam dunia usaha dan industri.pptx
Konsep obat traditional dalam dunia usaha dan industri.pptxKonsep obat traditional dalam dunia usaha dan industri.pptx
Konsep obat traditional dalam dunia usaha dan industri.pptx
RoniAlfaqih2
 
Kebijakan dan keamanan pangan asal hewan
Kebijakan dan keamanan pangan asal hewanKebijakan dan keamanan pangan asal hewan
Kebijakan dan keamanan pangan asal hewan232448
 
Kebijakan dan keamanan pangan asal hewan
Kebijakan dan keamanan pangan asal hewanKebijakan dan keamanan pangan asal hewan
Kebijakan dan keamanan pangan asal hewan
232448
 
Kebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewan
Kebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewanKebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewan
Kebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewan232448
 
Kebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewan
Kebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewanKebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewan
Kebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewan
232448
 
Kepmenkes 187 2017 formularium ramuan obat tradisional indonesia(1)
Kepmenkes 187 2017 formularium ramuan obat tradisional indonesia(1)Kepmenkes 187 2017 formularium ramuan obat tradisional indonesia(1)
Kepmenkes 187 2017 formularium ramuan obat tradisional indonesia(1)
Puskesmas Duduksampeyan
 

Similar to Praktikum Farmasi.pptx (20)

Kuliah bahan baku obat tradisional
Kuliah bahan baku obat tradisionalKuliah bahan baku obat tradisional
Kuliah bahan baku obat tradisional
 
Bahaya Bahan Kimia Obat (BKO) dalam Obat Tradisional
Bahaya Bahan Kimia Obat (BKO) dalam Obat TradisionalBahaya Bahan Kimia Obat (BKO) dalam Obat Tradisional
Bahaya Bahan Kimia Obat (BKO) dalam Obat Tradisional
 
Regulasi ijin-edar-bpom 2
Regulasi ijin-edar-bpom 2Regulasi ijin-edar-bpom 2
Regulasi ijin-edar-bpom 2
 
CPOTB.ppt
CPOTB.pptCPOTB.ppt
CPOTB.ppt
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
2_Draft Press Release Program Saintifikasi - Media Trip 7 Dec 2016 + input Dr...
2_Draft Press Release Program Saintifikasi - Media Trip 7 Dec 2016 + input Dr...2_Draft Press Release Program Saintifikasi - Media Trip 7 Dec 2016 + input Dr...
2_Draft Press Release Program Saintifikasi - Media Trip 7 Dec 2016 + input Dr...
 
Edukasi peduli obat.pdf
Edukasi peduli obat.pdfEdukasi peduli obat.pdf
Edukasi peduli obat.pdf
 
Jamu Saintifikasi.pptx
Jamu Saintifikasi.pptxJamu Saintifikasi.pptx
Jamu Saintifikasi.pptx
 
Pengawasan Pre Market Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan
Pengawasan Pre Market Obat Tradisional dan Suplemen KesehatanPengawasan Pre Market Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan
Pengawasan Pre Market Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan
 
es krim jamu
es krim jamues krim jamu
es krim jamu
 
Penggolongan obat
Penggolongan obatPenggolongan obat
Penggolongan obat
 
Kesehatan Masyarakat - Kebijakan Pemerintah tentang Obat Tradisional
Kesehatan Masyarakat - Kebijakan Pemerintah tentang Obat TradisionalKesehatan Masyarakat - Kebijakan Pemerintah tentang Obat Tradisional
Kesehatan Masyarakat - Kebijakan Pemerintah tentang Obat Tradisional
 
Program monitoring efek samping obat tradisional, suplemen makanan dan kosmet...
Program monitoring efek samping obat tradisional, suplemen makanan dan kosmet...Program monitoring efek samping obat tradisional, suplemen makanan dan kosmet...
Program monitoring efek samping obat tradisional, suplemen makanan dan kosmet...
 
Konsep obat traditional dalam dunia usaha dan industri.pptx
Konsep obat traditional dalam dunia usaha dan industri.pptxKonsep obat traditional dalam dunia usaha dan industri.pptx
Konsep obat traditional dalam dunia usaha dan industri.pptx
 
Kebijakan dan keamanan pangan asal hewan
Kebijakan dan keamanan pangan asal hewanKebijakan dan keamanan pangan asal hewan
Kebijakan dan keamanan pangan asal hewan
 
Kebijakan dan keamanan pangan asal hewan
Kebijakan dan keamanan pangan asal hewanKebijakan dan keamanan pangan asal hewan
Kebijakan dan keamanan pangan asal hewan
 
Kebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewan
Kebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewanKebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewan
Kebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewan
 
Kebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewan
Kebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewanKebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewan
Kebijakan karantina hewan dan pengawasan keamanan pangan asal perta hewan
 
Kepmenkes 187 2017 formularium ramuan obat tradisional indonesia(1)
Kepmenkes 187 2017 formularium ramuan obat tradisional indonesia(1)Kepmenkes 187 2017 formularium ramuan obat tradisional indonesia(1)
Kepmenkes 187 2017 formularium ramuan obat tradisional indonesia(1)
 
Uu kesehatan
Uu kesehatanUu kesehatan
Uu kesehatan
 

Recently uploaded

Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
abdinahyan
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
asepridwan50
 
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
DrEngMahmudKoriEffen
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
sabir51
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
RUBEN Mbiliyora
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
akram124738
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
PikeKusumaSantoso
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
maulatamah
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
MashudiMashudi12
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
budimoko2
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
OcitaDianAntari
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024Juknis penggunaan  aplikasi ecoklit pilkada 2024
Juknis penggunaan aplikasi ecoklit pilkada 2024
 
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
1 Kisi-kisi PAT Sosiologi Kelas X -www.kherysuryawan.id.docx
 
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
Kebijakan PPDB Siswa SMA dan SMK DIY 2024
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs KonsekuensiAksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
Aksi Nyata Disiplin Positif: Hukuman vs Restitusi vs Konsekuensi
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docxLaporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
Laporan Pembina Pramuka sd format doc.docx
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
 
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
2. PEMBELAJARAN YANG MENGUATKAN TRANSISI PAUD-SD Merancang Instrumen Asesmen ...
 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
 
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptxPemaparan budaya positif di sekolah.pptx
Pemaparan budaya positif di sekolah.pptx
 
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul AjarPowerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
Powerpoint Materi Menyusun dan Merencanakan Modul Ajar
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
 

Praktikum Farmasi.pptx

  • 2. Profil Industri 06 04 Peraturan Industri Obat Tradisional 02 Persyaratan Obat Tradisional 01 Definisi Obat Tradisional 03 Klasifikasi Obat Tradisional 05 Persyaratan pendirian Industri
  • 3. SP 01 Definisi Obat Tradisional Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik), atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan, dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku di masyarakat (Peraturan BPOM No. 32 tahun 2019).
  • 4. Persyaratan Obat Tradisional Jamu Harus memenuhi Kriteria: o Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. o Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris. o Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku. o Jenis klaim penggunaan harus diawali dengan kata- kata: ” secara tradisional digunakan untuk …”. OHT harus memenuhi kriteria: o Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. o Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah/ praklinik (pada hewan percobaan). o Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi. o Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku. Fitofarmaka memenuhi kriteria: o Aman sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan. o Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah/ praklinik (pada hewan) dan klinik (pada manusia). o Telah dilakukan standarisasi terhadap bahan baku yang digunakan dalam produk jadi. o Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku. o Jenis klaim penggunaan sesuai dengan tingkat pembuktian medium dan tinggi.
  • 5. Berdasarkan Permenkes RI No. 006 tahin 2012, Persyaratan dan Tata Cara Pemberian Izin 02 (1). Persyaratan izin IOT dan izin IEBA terdiri dari: a) Surat permohonan; b) Persetujuan prinsip; c) Daftar peralatan dan mesin-mesin yang digunakan; d) Daftar jumlah tenaga kerja beserta tempat penugasannya. e) Diagram/alur proses produksi masing-masing bentuk sediaan obat tradisional dan ekstrak yang akan dibuat; f) Fotokopi sertifikat Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup/Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup; g) Rekomendasi pemenuhan CPOTB dari Kepala Badan dengan melampirkan Berita Acara Pemeriksaan dari Kepala Balai setempat; dan h) Rekomendasi dari Kepala Dinas Kesehatan Provinsi. (2). Dalam hal terjadi perubahan data setelah persetujuan prinsip diterbitkan, maka perubahan data tersebut harus disetujui oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi atau Kepala Badan yang berkaitan dengan Rencana Induk Pembangunan (RIP).
  • 6. Klasifikasi Obat Tradisional Obat Tradisional dibagi menjadi 3 golongan berdasarkan jenisnya, dan masing-masing golongan diberi tanda dengan simbol yang dicantumkan dalam kemasan, yaitu sebagai berikut:
  • 7. Jamu Simbol: gambar pohon berwarna hijau. Jamu adalah obat tradisional berbahan dasar herbal atau tanaman tradisional yang disediakan secara tradisional, misalnya dalam bentuk serbuk seduhan, pil, dan cairan yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut serta digunakan secara tradisional. Jamu telah digunakan secara turun- menurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin ratusan tahun, telah membuktikan keamanan dan manfaat secara langsung untuk tujuan kesehatan tertentu. Contoh jamu bermerek adalah Kuku bima, Pegal linu, Gemuk sehat, Tolak angin, Tuntas, Rapet wangi, Kuldon, Strong pas, Tolak Angin, Antangin Mint, Antangin Jahe merah, Darsi, Enkasari, Batugin elixir, ESHA, Buyung upik, Susut perut, Selangking singset, Herbakof, Curmino. Pada jamu tidak boleh ada klaim khasiat menggunakan istilah farmakologi/medis seperti jamu untuk hipertensi, jamu untuk diabetes, jamu untuk hiperlipidemia, jamu untuk TBC, jamu untuk asma, jamu untuk infeksi jamur candida, jamu untuk impotensi dll.
  • 8. Obat Herbal Terstandar (Scientific based herbal medicine) Simbol: Tiga Bintang. Obat herbal terstandar adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan bahan bakunya telah di standarisasi. Obat Herbal Terstandar adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau penyarian bahan alam yang dapat berupa tanaman obat, binatang, maupun mineral. Selain proses produksi dengan teknologi maju, jenis ini pada umumnya telah ditunjang dengan pembuktian ilmiah berupa penelitian-penelitian pre-klinik seperti standart kandungan bahan berkhasiat, standar pembuatan ekstrak tanaman obat, standart pembuatan obat tradisional yang higienis, dan uji toksisitas akut maupun kronis. Contoh OHT yang beredar di Indonesia adalah Antangin JRG, OB Herbal, Mastin, Lelap, Diapet. Fitofarmaka (Clinical based herbal medicine) Fitofarmaka adalah sediaan obat bahan alam yang telah dibuktikan keamanan dan khasiatnya secara ilmiah dengan uji praklinik dan uji klinik, bahan baku dan produk jadinya telah di standarisasi. Fitofarmaka merupakan bentuk obat tradisional dari bahan alam yang dapat disejajarkan dengan obat modern karena proses pembuatannya yang telah terstandar, ditunjang dengan bukti ilmiah sampai dengan uji klinik pada manusia. Dengan uji klinik akan lebih meyakinkan para profesi medis untuk menggunakan obat herbal di sarana pelayanan kesehatan. Contoh fitofarmaka : Stimuno, Tensigard, Xgra, Nodiar, Inlacin, VipAlbumin plus, Rheumaneer.
  • 9. Pasal 2 Berdasarkan Permenkes RI No. 006 tahun 2012 Berdasarkan Permenkes RI No. 006 tahun 2012 1) Obat tradisional hanya dapat dibuat oleh industri dan usaha di bidang obat tradisional. 2) Industri sebagaimana dimaksud . pada ayat (1) terdiri atas: a. IOT; dan b. b. IEBA. 3) Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. UKOT; b. UMOT; c. Usaha Jamu Racikan; dan d. Usaha Jamu Gendong. Pasal 3 1) IOT dapat melakukan kegiatan proses pembuatan obat tradisional untuk:a. semua tahapan; dan/atau b. sebagian tahapan. 2) IOT yang melakukan kegiatan proses pembuatan obat tradisional untuk sebagian tahapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b harus mendapat persetujuan dari Kepala Badan.
  • 10. Pasal 4 1) IOT dan IEBA hanya dapat diselenggarakan oleh badan hukum berbentuk perseroan terbatas atau koperasi. 2) UKOT hanya dapat diselenggarakan oleh badan usaha yang memiliki izin usaha sesuai ketentuan peraturan perundang- undangan. 3) UMOT hanya dapat diselenggarakan oleh badan usaha perorangan yang memiliki izin usaha sesuai ketentuan peraturan perundangundangan. Pasal 5 Pendirian IOT dan IEBA harus di lokasi yang bebas pencemaran dan tidak mencemari lingkungan.
  • 11. Persyaratan Pendirian Industri CPOTB merupakan cara pembuatan obat tradisional yg diikuti dengan pengawasan menyeluruh & bertujuan untuk menyediakan obat tradisional yg senantiasa memenuhi persyaratan yg berlaku. (Kepmenkes No. 659/MENKES/SK/X/1991)  Bangunan didirikan di lokasi yg terhindar dari pencemaran & tidak mencemari lingkungan  Memenuhi persyaratan hygiene & sanitasi  Memiliki ruang2 pembuatan yg rancang bangun & luasnya sesuai dgn bentuk, sifat & jumlah OT yg dibuat, jenis & jumlah peralatan yg digunakan, jumlah karyawan serta fungsi ruangan  Terbuat dari bahan yg tidak mempengaruhi keamanan & mutu OT  Rancang bangun yg tepat shg dpt menjamin kemanan, mutu & keseragaman OT dari batch ke batch  Ukuran & kapasitas produksi yg sesuai dgn jumlah produksi & luas ruangan  Letak sesuai, tidak mencemari & mudah dibersihkan
  • 12. SANITASI & HYGIENE Pada setiap aspek pembuatan OT harus dilakukan upaya untuk menjamin kondisi yg memenuhi persyaratan kesehatan Personalia, bangunan, peralatan, bahan, proses pembuatan, pengemas & setiap hal yg merupakan sumber pencemaran produk Bhn baku & bhn pengemas hrs memenuhi persyaratan yg berlaku  pengujian berkala Validasi proses, validasi ulang No pencemaran fisik, kimia atau jasad renik!! Nomor kode produksi  kemudahan penelusuran kembali Pengolahan  hindari kontaminasi silang!! Pengemasan  cek kebenaran!! Penyimpanan  teratur & rapi, FIFO Pengelolahan dan Pengemasan  Instruksi yg menyangkut pembuatan obat tradisional harus dilakukan secara tertulis dgn jelas  Sistem dokumentasi harus dapat menggambarkan riwayat lengkap setiap tahap kegiatan sehingga dapat ditelusuri kembali produk dari setiap batch yg dikehendaki Dokumentasi Keluhan & laporan masyarakat yg menyangkut keamanan mutu & hal-hal lain harus diperiksa, dievaluasi & ditindaklanjuti OT yg terbukti menimbulkan efek samping yg merugikan atau mutu & keamanannya tidak memadai lagi harus ditarik dari peredaran & dimusnahkan Penanganan terhadap hasil pengamatan produk di peredaran
  • 13.
  • 14.  IBOE Griya Herba adalah flagship store Jamu IBOE dengan fasilitas cafe untuk hangout & menikmati sajian makanan serta minuman kesehatan Herbal Drinks & Juices, disini juga merupakan gallery produk-produk Jamu IBOE selain itu tersedia pula Spa & Reflexiology.  Alamat:Jl. Raya Gubeng 68 A-B, Surabaya  VISI DAN MISI PT. JAMU IBOE JAYA Visi Melestarikan dan Mengembangkan Budaya Bangsa IndonesiaMeracik jamu merupakan bagian tradisi budaya leluhur yang patut untuk dilestarikan dan dikembangkan. Apalagi Indonesia yang beriklim tropis sangat kaya dengan keanekaragaman tanaman tropis yang berpotensi sebagai bahan baku.Jamu IBOE terpanggil untuk ikut menggali potensi tersebut. Terlebih di saat kedokteran modern masih menjadi beban bagi masyarakat karena mahalnya biaya pengobatan, sementara epidemi berbagai penyakit terus melanda, maka jamu tradisional berbahan baku alami menjadi pilihan terbaik untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.Dengan tetap berpijak pada budaya bangsa, Jamu IBOE memiliki visi untuk melestarikan dan mengembangkan tradisi meracik jamu dalam lingkungan industri modern dan profesional. Misi Modernisasi JamuModernisasi telah menjadi misi dan semangat sejak awal perusahaan Jamu IBOE berdiri. Memang, kesan tradisional masih melekat pada Jamu IBOE saat menjadi industri rumah tangga dengan peralatan seadanya. Namun, ketika memasuki periode 1950- an, modernisasi Jamu IBOE telah dimulai dengan digunakannya mesin gerabah dan giling sehingga produksi Jamu IBOE menjadi lebih halus.Jamu IBOE memasuki era industrialisasi pada periode 1970-an.
  • 15. SEJARAH SINGKAT PT IBOE 1910 Tan Swan Nio dan Siem Tjiong Nio, mulai melakukan proses manufaktur Jamu dengan mendirikan Djamoe Industrie en Chemicalen Handel "IBOE" Tjap 2 Njonja di Jalan Ngaglik 3-5 Surabaya. Djamoe Industrie en Chemicalien Handel "IBOE" Tjap 2 Njonja makin berkembang. Semakin terkenal setelah mampu menyembuhkan dan memberantas epidemi 'batuk' di Surabaya. Skala perusahaan makin besar, dan rekrutmen tenaga kerja dari luar makin banyak. Pemasaran diluar pulau mulai dilakukan. Pulau Bali merupakan pulau pertama yang bisa menikmati produk Djamoe Industrie en Chemicalien Handel "IBOE" Tjap 2 Njonja tanpa harus membeli di Jawa. 1938 Nilai penjualan semakin tinggi. Membantu Volksraad (pemerintahan kolonial waktu itu) melakukan penelitian untuk menghasilkan jamu yang berguna bagi masyarakat. 1942 Semakin agresif melakukan pendekatan pasar dengan memasang iklan di Surat Kabar. Berhasil mendirikan 11 cabang (filialen) dan 1000 agen (agentschappen). 1945
  • 16. Nama "Djamoe Industrie en Chemicalen Handel "IBOE" Tjap 2 Njonja" diubah menjadi PT Jamu Iboe Jaya. Perubahan ini sebagai perwujudan keinginan pengelola untuk berjaya dalam konstelasi industri jamu di tanah air. Investasi untuk perlatan produksi makin meningkat. Era modernisasi produksi dimulai. Sebagian proses produksi memanfaatkan mesin. Mesin Gerabah dan mesin Giling merupakan mesin pertama yang dipakai 1950 Seiiring dengan perkembangan perusahaan, PT Jamu Iboe Jaya merelokasi pabrik dan perkantorannya ke desa Tanjungsari, Taman, Sidoarjo. Di lokasi seluas 2,38 ha, salah satu pelopor perusahaan jamu tertua ini melakukan proses produksinya sampai sekarang. 1918 1973 PT Jamu Iboe Jaya mulai melakukan terobosan teknologi dengan menggunakan aluminium foil untuk mengemas produksi. Terobosan ini akhirnya diikuti oleh perusahaan-perusahaan jamu lainnya. Tahun ini juga, PT Jamu Iboe Jaya mulai menggalakkan Riset Laboratorium untuk menghasilkan jamu yang bermutu tinggi. 1979