UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Frans Dione
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah membahas konsep baru desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia, termasuk pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan daerah, pembentukan daerah otonom baru, dan upaya meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemerintahan daerah.
Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerin...Penataan Ruang
Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Derah, Dan Indormasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Dearah Kepada Masyarakat
Dokumen tersebut membahas tentang ruang lingkup dan muatan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah (LKPJ) kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007, termasuk definisi, tujuan, jenis, waktu penyampaian, dan format penyusunan LKPJ.
[Ringkasan]
1. Dokumen tersebut membahas tentang penataan organisasi pemerintah daerah dalam kerangka Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, mencakup permasalahan kelembagaan daerah, prinsip dan pendekatan penataan organisasi, serta hasil yang diharapkan dari penataan organisasi seperti mewujudkan organisasi pemerintah yang tepat fungsi dan ukuran serta mengurangi tumpang tindih tugas.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah membahas tentang ketentuan umum pemerintahan daerah, pembagian wilayah negara, kekuasaan pemerintahan dan urusan pemerintahan, penataan daerah, penyelenggara pemerintahan daerah, perangkat daerah, peraturan daerah dan peraturan kabupaten/kota, keuangan daerah, partisipasi masyarakat, dan kerjasama antar daerah.
Undang-undang ini mengatur tentang pemerintahan daerah di Indonesia. Beberapa poin utama meliputi:
1. Mengatur penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan prinsip otonomi daerah dan tugas pembantuan Pemerintah Pusat
2. Menetapkan bentuk-bentuk daerah otonom seperti provinsi, kabupaten/kota, dan desa
3. Mengatur hubungan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah serta sumber-
UU 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Frans Dione
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah membahas konsep baru desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia, termasuk pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan daerah, pembentukan daerah otonom baru, dan upaya meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemerintahan daerah.
Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerin...Penataan Ruang
Peraturan Pemerintah No. 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Derah, Dan Indormasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Dearah Kepada Masyarakat
Dokumen tersebut membahas tentang ruang lingkup dan muatan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah (LKPJ) kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007, termasuk definisi, tujuan, jenis, waktu penyampaian, dan format penyusunan LKPJ.
[Ringkasan]
1. Dokumen tersebut membahas tentang penataan organisasi pemerintah daerah dalam kerangka Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, mencakup permasalahan kelembagaan daerah, prinsip dan pendekatan penataan organisasi, serta hasil yang diharapkan dari penataan organisasi seperti mewujudkan organisasi pemerintah yang tepat fungsi dan ukuran serta mengurangi tumpang tindih tugas.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah membahas tentang ketentuan umum pemerintahan daerah, pembagian wilayah negara, kekuasaan pemerintahan dan urusan pemerintahan, penataan daerah, penyelenggara pemerintahan daerah, perangkat daerah, peraturan daerah dan peraturan kabupaten/kota, keuangan daerah, partisipasi masyarakat, dan kerjasama antar daerah.
Undang-undang ini mengatur tentang pemerintahan daerah di Indonesia. Beberapa poin utama meliputi:
1. Mengatur penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan prinsip otonomi daerah dan tugas pembantuan Pemerintah Pusat
2. Menetapkan bentuk-bentuk daerah otonom seperti provinsi, kabupaten/kota, dan desa
3. Mengatur hubungan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah serta sumber-
Undang-undang ini mengatur tentang pemerintahan daerah di Indonesia. Pemerintahan daerah diberi otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus urusan daerah sesuai dengan prinsip desentralisasi. Undang-undang ini juga mengatur tentang pembentukan daerah baru, hubungan antar pemerintah pusat dan daerah, serta keuangan daerah.
Undang undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004 cintayasirYasir Partomo
Undang-undang ini mengatur tentang pemerintahan daerah di Indonesia. Undang-undang ini mengatur tentang pembagian wilayah administratif Indonesia menjadi provinsi dan kabupaten/kota yang memiliki otonomi dalam mengatur dan mengurus urusan pemerintahan daerah. Undang-undang ini juga mengatur tentang hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta antar pemerintah daerah.
Undang-undang ini mengatur tentang pemerintahan daerah di Indonesia. Pemerintahan daerah diberi otonomi yang luas untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan daerah sesuai dengan prinsip desentralisasi. Undang-undang ini juga mengatur tentang pembentukan daerah baru, hubungan antar pemerintah pusat dan daerah, serta wewenang dan tanggung jawab masing-masing unsur pemerintahan daerah.
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang dibentuk untuk menegakkan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah serta menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat. Satpol PP berwenang melakukan penertiban, penyidikan, dan tindakan administratif terhadap pelanggaran peraturan daerah. Pemerintah daerah wajib memenuhi hak pegawai Satpol PP dan menyediakan sarana prasar
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Penataan Ruang
Undang-undang ini mengatur tentang pemerintahan daerah di Indonesia. Pemerintahan daerah diberi otonomi yang luas untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan daerah setempat dengan tetap berada dalam sistem negara kesatuan. Undang-undang ini mengatur pembentukan daerah, pemerintahan daerah, keuangan daerah, dan pemilihan kepala daerah.
P mendagri 10 2018 reviu dokumen perencanaan pembangunan & anggaran daera...Mikhail Rasyid
Peraturan Menteri Dalam Negeri ini mengatur tentang reviu atas dokumen perencanaan pembangunan dan anggaran daerah tahunan oleh Aparat Pengawas Internal Pemerintah Daerah untuk menjamin kualitas perencanaan dan anggaran daerah. Lingkup reviu mencakup rencana kerja pemerintah daerah, rencana kerja perangkat daerah, kebijakan umum anggaran dan prioritas belanja, serta rencana kerja dan anggaran satuan ker
Undang-undang ini membahas perubahan kedua atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Perubahan ini mengatur tentang pengisian kekosongan jabatan wakil kepala daerah, penyelenggaraan pemilihan kepala daerah, dan persyaratan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah.
LAHIRNYA UU 23/2014 DITINJAU DARI PERSPEKTIF OTDA DAN PENGELOLAAN SDA 01112015
UU 23/2014 memberikan perubahan besar terhadap pengelolaan sumber daya alam di tingkat daerah. Kewenangan pengelolaan sektor kehutanan, pertambangan, dan kelautan dialihkan dari kabupaten/kota ke tingkat provinsi dan pemerintah pusat. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan koordinasi antar daerah dan mendorong praktik tata kelola sumber daya alam yang lebih baik untuk kesejahteraan masyarakat. Namun, tantangan ter
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan perubahannya mengakibatkan beberapa perubahan struktur pemerintahan daerah dan pembagian kewenangan antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota serta mempengaruhi pelaksanaan otonomi daerah."
Undang-undang ini mengatur tentang pemerintahan daerah di Indonesia. Pemerintahan daerah diberi otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus urusan daerah sesuai dengan prinsip desentralisasi. Undang-undang ini juga mengatur tentang pembentukan daerah baru, hubungan antar pemerintah pusat dan daerah, serta keuangan daerah.
Undang undang republik indonesia nomor 32 tahun 2004 cintayasirYasir Partomo
Undang-undang ini mengatur tentang pemerintahan daerah di Indonesia. Undang-undang ini mengatur tentang pembagian wilayah administratif Indonesia menjadi provinsi dan kabupaten/kota yang memiliki otonomi dalam mengatur dan mengurus urusan pemerintahan daerah. Undang-undang ini juga mengatur tentang hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta antar pemerintah daerah.
Undang-undang ini mengatur tentang pemerintahan daerah di Indonesia. Pemerintahan daerah diberi otonomi yang luas untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan daerah sesuai dengan prinsip desentralisasi. Undang-undang ini juga mengatur tentang pembentukan daerah baru, hubungan antar pemerintah pusat dan daerah, serta wewenang dan tanggung jawab masing-masing unsur pemerintahan daerah.
Peraturan Pemerintah ini mengatur tentang Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) yang dibentuk untuk menegakkan peraturan daerah dan peraturan kepala daerah serta menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat. Satpol PP berwenang melakukan penertiban, penyidikan, dan tindakan administratif terhadap pelanggaran peraturan daerah. Pemerintah daerah wajib memenuhi hak pegawai Satpol PP dan menyediakan sarana prasar
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Penataan Ruang
Undang-undang ini mengatur tentang pemerintahan daerah di Indonesia. Pemerintahan daerah diberi otonomi yang luas untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan daerah setempat dengan tetap berada dalam sistem negara kesatuan. Undang-undang ini mengatur pembentukan daerah, pemerintahan daerah, keuangan daerah, dan pemilihan kepala daerah.
P mendagri 10 2018 reviu dokumen perencanaan pembangunan & anggaran daera...Mikhail Rasyid
Peraturan Menteri Dalam Negeri ini mengatur tentang reviu atas dokumen perencanaan pembangunan dan anggaran daerah tahunan oleh Aparat Pengawas Internal Pemerintah Daerah untuk menjamin kualitas perencanaan dan anggaran daerah. Lingkup reviu mencakup rencana kerja pemerintah daerah, rencana kerja perangkat daerah, kebijakan umum anggaran dan prioritas belanja, serta rencana kerja dan anggaran satuan ker
Undang-undang ini membahas perubahan kedua atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Perubahan ini mengatur tentang pengisian kekosongan jabatan wakil kepala daerah, penyelenggaraan pemilihan kepala daerah, dan persyaratan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah.
LAHIRNYA UU 23/2014 DITINJAU DARI PERSPEKTIF OTDA DAN PENGELOLAAN SDA 01112015
UU 23/2014 memberikan perubahan besar terhadap pengelolaan sumber daya alam di tingkat daerah. Kewenangan pengelolaan sektor kehutanan, pertambangan, dan kelautan dialihkan dari kabupaten/kota ke tingkat provinsi dan pemerintah pusat. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan koordinasi antar daerah dan mendorong praktik tata kelola sumber daya alam yang lebih baik untuk kesejahteraan masyarakat. Namun, tantangan ter
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan perubahannya mengakibatkan beberapa perubahan struktur pemerintahan daerah dan pembagian kewenangan antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota serta mempengaruhi pelaksanaan otonomi daerah."
Dokumen tersebut membahas tentang otonomi daerah, prinsip-prinsipnya, sejarah pelaksanaannya di Indonesia, serta pembagian kewenangan antara pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota menurut undang-undang terkait."
OTONOMI DAERAH DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BIDANG KETENAGAKERJAANTOFIK SUPRIYADI
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut membahas tentang otonomi daerah dan implikasinya terhadap bidang ketenagakerjaan di Indonesia.
2. Pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten/kota memiliki kewenangan tertentu dalam bidang ketenagakerjaan sesuai peraturan perundang-undangan.
3. Peraturan daerah tentang ketenagakerjaan harus sejalan dengan peraturan perundang-undangan tingkat yang le
Undang-undang ini mengatur tentang pemerintahan daerah di Indonesia. Undang-undang ini mengatur tentang pembagian wilayah administratif Indonesia menjadi provinsi dan kabupaten/kota yang memiliki otonomi dan pemerintahan sendiri dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Undang-undang ini juga mengatur tentang hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta antar pemerintah daerah.
Undang-undang ini mengatur tentang pemerintahan daerah di Indonesia. Undang-undang ini mengatur tentang pembagian wilayah administratif Indonesia menjadi provinsi dan kabupaten/kota yang memiliki otonomi dan pemerintahan daerah sendiri. Undang-undang ini juga mengatur hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta antar pemerintah daerah.
Undang-undang ini mengatur tentang pemerintahan daerah di Indonesia. Pemerintahan daerah diberi otonomi seluas-luasnya untuk mengatur dan mengurus urusan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Undang-undang ini mengatur pembentukan daerah, hubungan antara pemerintah pusat dan daerah, serta penyelenggaraan pemerintahan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024Kanaidi ken
Dlm wktu dekat, Pelatihan/WORKSHOP ”CSR/TJSL & Community Development (ISO 26000)” akn diselenggarakan di Swiss-BelHotel – BALI (26-28 Juni 2024)...
Dgn materi yg mupuni & Narasumber yg kompeten...akn banyak manfaat dan keuntungan yg didpt mengikuti Pelatihan menarik ini.
Boleh jga info ini👆 utk dishare_kan lgi kpda tmn2 lain/sanak keluarga yg sekiranya membutuhkan training tsb.
Smga Bermanfaat
Thanks Ken Kanaidi
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
3. PEMERINTAHAN DAERAH, penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan
dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip
otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia
dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
PEMERINTAH DAERAH, kepala daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang
memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.
OTONOMI DAERAH, hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan
mengurus sendiri Urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem
Kesatuan Republik Indonesia
DAERAH OTONOM, kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang
berwenang mengatur dan mengurus Urusan Pemerintahan dan kepentingan masyarakat
menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik
Indonesia
4. ASAS-ASAS PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
Desentralisasi, penyerahan kekuasaan pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah
otonom berdasarkan asas otonomi (prinsip dasar penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
berdasarkan Otonomi Daerah)
Dekosentrasi, pelimpahan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah
Pusat kepada gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat, kepada instansi vertikal di wilayah
tertentu, dan/atau kepada gubernur dan bupati/wali kota sebagai penanggung jawab urusan
pemerintahan umum
Tugas Pembantuan, penugasan dari Pemerintah Pusat kepada daerah otonom untuk
melaksanakan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat atau
dari Pemerintah Daerah provinsi kepada Daerah kabupaten/kota untuk melaksanakan sebagian
Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah provinsi.
5. ARAH KEBIJAKAN PENYELENGGARAAN PEMDA
MEMPERCEPAT TERWUJUDNYA KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT
1. Peningkatan pelayanan;
2. Pemberdayaan dan peran serta
masyarakat;
3. Peningkatan daya saing daerah
PENINGKATAN EFISIENSI & EFEKTIFITAS
PENYELENGGARAAN PEMDA
1. Hubungan antara pemerintah pusat dgn
daerah dan antar daerah;
2. Potensi dan keanekaragaman daerah;
3. Peluang dan tantangan persaingan global
1
2
7. UU no. 9 Tahun 2015 tentang Perubahan kedua UU No. 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
UU ini hanya berisi 2 Pasal.
Pasal yang mengalami
perubahan/penambahan:
• Pasal 63
• Pasal 65
• Pasal 66
• Pasal 88
• Pasal 101
• Pasal 154
8.
9. ABSOLUT KONKUREN UMUM
• Sepenuhnya kewenangan
Pemerintah Pusat:
1. Politik Luar Negeri
2. Pertahanan
3. keamanan
4. Yustisi
5. Moneter dan Fiskal
Nasional
6. Agama
• Pemerintah Pusat
melaksanakan sendiri,
apabila urusan
pemerintahan absolut
dilaksanakan langsung oleh
K/L, atau
• Melimpahkan wewenang
kepada Instansi Vertikal
yang ada di Daerah atau
gubernur sebagai wakil
Pemerintah Pusat
berdasarkan asas
Dekonsentrasi.
• Dibagi antara Pemerintah
Pusat, Daerah provinsi, dan
Daerah kabupaten/kota.
• Urusan pemerintahan
konkuren yang diserahkan ke
Daerah menjadi dasar
pelaksanaan Otonomi
Daerah.
• Meliputi:
•Kewenangan Presiden sebagai
kepala pemerintahan yang terkait
1. Pemeliharaan ideologi
Pancasila,
2. UUD-NRI 1945,
3. Bhinneka Tunggal Ika,
4. Menjamin hubungan yang
serasi berdasarkan suku,
agama, ras dan antar
golongan sebagai pilar
kehidupan berbangsa dan
bernegara,
5. Memfasilitasi kehidupan
demokratis.
•Presiden dalam pelaksanaan
urusan pemerintahan umum di
Daerah melimpahkan kepada
1. Gubernur sebagai kepala
pemerintahan provinsi,
2. Bupati/wali kota sebagai
kepala pemerintahan
kabupaten/kota.
Urusan Wajib
Urusan
Pilihan
Pelayanan
Dasar
Bukan
Pelayanan
Dasar
Standar
Pelayanan
Minimal
(SPM)
10.
11. Daerah Khusus dan Istimewa di Indonesia
DKI
Jakarta
Daerah
Istimewa
Yogyakarta
Daerah
istimewa
Aceh
Papua
Barat