SlideShare a Scribd company logo
ORGANOLOGI I
Oleh :
Nama : Anjar Sari
NIM : B1A016123
Rombongan : C1
Kelompok : 7
Asisten : Rahmi Mutia Mawardi
LAPORAN PRAKTIKUM
STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN II
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2017
I. PENDAHULUAN
Organologi adalah cabang dari biologi yang berhubungan dengan struktur dan
fungsi organ dari tumbuhan itu sendiri. Sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi yang
sama membentuk suatu jaringan. Beberapa macam jaringan akan membentuk suatu
organ. Kumpulan bermacam-macam organ membentuk suatu sistem organ. Akhirnya,
beberapa macam sistem organ saling melengkapi dan bekerja sama untuk membentuk
suatu individu makhluk hidup (Syukriah & Pranggarani, 2016).
Akar sebagai organ pada tumbuhan dibentuk dari beberapa jaringan yang
berbeda. Fungsi utama organ akar pada tumbuhan yaitu sebagai alat absorbsi air,
nutrisi berbagai garam mineral yang terlarut di dalam tanah, dan pengokoh tumbuhan
pada tempat tumbuhnya. Tumbuhan tingkat tinggi yaitu dikotil dan monokotil akarnya
sudah merupakan akar sejati (Syukriah & Pranggarani, 2016).
Selain itu tumbuhan juga mempunyai batang. Batang merupakan bagian
tumbuhan yang menyokong dan memproduksi tunas, daun, bunga, dan buah. Batang
menahan daun pada posisinya sehingga dapat menerima sinar matahari yang
diperlukan untuk memproduksi zat makanan. Batang tumbuhan juga sebagai alat
transportasi yang membawa air dan mineral dari akar ke daun untuk digunakan dalam
memproduksikan makanan atau karbohidrat (Syukriah & Pranggarani, 2016).
Tanaman hijau telah berevolusi selama ribuan tahun untuk memanen energi
matahari dan menggunakan energi panen untuk mengubah karbondioksida dan air
menjadi karbohidrat melalui transformasi menaikkan termodinamika yang dikenal
sebagai fotosintesis (Zhang & Lin, 2014). Daun telah berkembang sebagai kepala
bagian dari tumbuhan untuk mengumpulkan energi cahaya dari matahari dan
melakukan fotosintesis untuk mengubah energi cahaya menjadi energi biokimia. Daun
dibentuk oleh tumbuhan untuk memproduksi makanan (Syukriah & Pranggarani,
2016).
II. TUJUAN
Tujuan praktikum acara organologi I yaitu:
1. Mengamati struktur anatomi akar, batang, dan daun.
III. MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum acara organologi I
diantaranya mikroskop, object glass, dan cover glass.
Bahan-bahan yang digunakan adalah preparat awetan dari irisan
melintang akar jagung (Zea mays), irisan melintang batang sirih (Piper betle),
irisan melintang daun jagung (Zea mays), dan irisan melintang daun jeruk (Citrus
sp.).
B. Metode
Metode yang dilakukan dalam praktikum acara organologi I antara lain:
1. Semua preparat awetan dari irisan melintang akar jagung (Zea mays), irisan
melintang batang sirih (Piper betle), irisan melintang daun jagung (Zea mays),
dan irisan melintang daun jeruk (Citrus sp.) langsung diamati dibawah
mikroskop dengan perbesaran tertentu.
2. Preparat akar Zea mays dan batang Piper betle diamati dibawah mikroskop
dengan perbesaran 100x.
3. Preparat daun Citrus sp. dan daun Zea mays diamati dibawah mikroskop dengan
perbesaran 400x.
4. Masing-masing organ tumbuhan meliputi akar, batang, dan daun masing-
masing diamati. Susunan dan letak setiap macam jaringan yang menyusun
organ-organ tersebut diperhatkan.
5. Semua preparat kemudian digambar dan diberi keterangan selengkapnya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Keterangan :
1. Epidermis
2. Eksodermis
3. Korteks
4. Endodermis
5. Perisikel
6. Floem
7. Xilem
8. Empulur
Tipe berkas pengangkut:
Radial
Gambar 1. Ø.L Akar Jagung (Zea mays) Perbesaran 100x
Keterangan :
1. Epidermis
2. Kolenkim
3. Korteks
4. Sklerenkim
5. Empulur
6. Berkas pengangkut
perifer
7. Berkas pengangkut
medular
8. Kelenjar sekretori
Tipe berkas pengangkut:
Perifer dan medular
Gambar 2. Ø.L Batang Sirih (Piper betle) Perbesaran 100x
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
7
8
7
8
Keterangan :
1. Epidermis atas
2. Jaringan palisade
3. Jaringan spons
4. Epidermis bawah
5. Berkas pengangkut
6. Kristal Ca-oksalat
Gambar 3. Ø.L Daun Jeruk (Citrus sp.) Perbesaran 400x
Keterangan :
1. Epidermis atas
2. Sel motor
3. Trikomata
4. Mesofil
5. Berkas Pengangkut
6. Epidermis Bawah
Gambar 4. Ø.L Daun Jagung (Zea mays) Perbesaran 400x
1
6
2
3
2
1
3
5
4
4
5
6
B. Pembahasan
Dinding sel di sebagian besar tumbuhan pada lapisan sel terluar korteks
akan membentuk gabus, sehingga terbentuk jaringan pelindung baru yaitu
eksodermis yang akan menggantikan epidermis. Struktur dan sifat sitokimiawi sel
eksodermis mirip sel endodermis. Dinding primer dilapisi suberin dan dilapisi lagi
oleh selulosa, ditemukan juga lignin (Hidayat, 2005). Sel-sel eksodermis juga
mengandung protoplas. Tebalnya eksodermis berbeda-beda yaitu lapisan tunggal
sampai yang berlapis. Eksodermis biasanya disertai pula oleh jaringan sklerenkim
seperti pada akar Ananas, Graminae, dan Cyperaceae (Sumardi, 1993).
Endodermis tersusun oleh satu lapis sel yang berbeda secara fisiologi,
struktur, dan fungsi dengan lapisan sel di sekitarnya. Berdasarkan perkembangan
di cincin selnva, endodermis dapat dibedakan menjadi endodermis primer,
sekunder, dan tersier. Endodermis primer yang mengalami penebalan berupa titik-
tirik Caspary dari suberin dan kutin. Endodermis sekunder, apabila penebalan
berupa pita Caspary dari zat lignin. Endodermis tersier apabila penebalan
membentuk huruf U yang mengandung lapisan suberin dan selulosa pada dinding
radial dan tangensial bagian dalam. Di antara sel-sel endodermis terdapat beberapa
sel yang tidak mengalami penebalan dinding, yaitu sel-sel yang terletak
berhadapan dengan protoxilem. Sel-sel ini disebut sel peresap (Nugroho, 2006).
Struktur anatomi akar dapat dibedakan dalam berbagai zona yaitu tudung
akar, epidermis, korteks akar, dan silinder pembuluh. Ciri khas dari epidermis akar
ialah pembentukan rambut akar yang merupakan organ untuk pengambilan air dan
garam yang efisien (Fahn, 1991). Korteks akar umumnya terdiri atas sel-sel
parenkimatis selama perkembangannya, ukuran sel-sel korteks yang mengalami
differensiasi bertambah, sebelum terjadi vakuolisasi dalam sel tersebut (Sumardi,
1993). Perisikel atau perikambium adalah bagian terluar dan berbatasan langsung
dengan endodermis, selapis sel atau mungkin beberapa lapis sel berupa lapisan sel
parenkim yang berasal dari inisial yang sama dari xilem dan floem (Savitri, 2009).
Batang diumpamakan sebagai sumbu tubuh tumbuhan. Arah tumbuh
batang tumbuhan menuju sinar matahari. Struktur batang terdiri atas epidermis,
korteks, endodermis, dan silinder pusat (stele). Silinder pusat pada batang ini
terdiri atas beberapa jaringan yaitu empulur, perikardium, dan berkas pengangkut
yaitu xilem dan floem, batang berkayu memiliki kambium. Kambium mengalami
dua arah pertumbuhan yaitu ke arah dalam membentuk kayu dan ke arah luar
membentuk kulit. Karena pertumbuhan kambium inilah batang tumbuhan
bertambah besar (Tjitrosoepomo, 2009).
Struktur anatomi daun tersusun atas tiga tipe sistem jaringan yaitu
epidermis, mesofil, dan jaringan pembuluh. Epidermis pada berbagai tumbuhan
beragam dalam lapisan, bentuk, struktur, susunan stomata, munculnya trikoma,
adanya sel yang khusus. Mesofil terjadi dari jaringan yang bersifat parenkim dalam
epidermis. Mesofil pada daun dikotil berdiferensiasi menjadi jaringan palisade dan
spons. Mesofil merupakan bagian utama helai daun karena mengandung kloroplas
dan ruang antarsel. Berkas pembuluh dalam dan biasanya disebut tulang daun dan
sistemnya adalah sistem tulang daun (Fahn, 1991).
Menurut Syamsuri (2004), perbedaan struktur anatomi dari akar, batang,
dan daun dari tumbuhan monokotil dan dikotil adalah sebagai berikut:
a. Perbedaan struktur anatomi akar monokotil dan dikotil
Struktur anatomi akar monokotil ialah batas ujung akar dan kalipatra
jelas, perisikel terdiri dari beberapa lapis sel, terdapat empulur yang luas
sebagai pusat akar, jumlah lengan protoxilem banyak (>12), dan letak xilem
dan floem berselang-seling. Sedangkan untuk akar dikotil diantaranya batas
ujung akar dan kalipatra tidak jelas, perisikel terdiri dari satu lapis sel, tidak
terdapat empulur atau empulurnya sempit, jumlah lengan protoxilem antara 2-
6, dan letak xilem di dalam, dan floem diluar (dengan kambium sebagai
pembatas).
b. Perbedaan struktur anatomi batang monokotil dan dikotil
Struktur anatomi pada batang monokotil yaitu pembuluh angkut (xilem
dan floem) tersebar, batangnya tidak bercabang-cabang, tidak memiliki jari-
jari empulur, tidak memiliki kambium vaskular sehingga tidak dapat
membesar, dan empulur tidak dapat dibedakan di daerah korteks. Sedangkan
untuk batang dikotil adalah batangnya bercabang-cabang, pembuluh angkut
teratur, terdapat jari-jari empulur, terdapat kambium vaskular sehingga dapat
membesar, kambium diantara xilem dan floem, dan dapat dibedakan antara
daerah korteks dan empulur.
c. Perbedaan struktur anatomi daun monokotil dan dikotil
Struktur anatomi dari daun monokotil adalah letak stomatanya tersebar,
mesofil bersifat homogen, berkas pembuluh yang terdiri dari xilem dan floem
letaknya tidak teratur, dan di antara xilem dan floem tidak di jumpai kambium.
Sedangkan struktur anatomi daun dikotil diantaranya letak stomata tersusun
dalam deret memanjang yang sejajar sumbu daun, mesofil terdiferensiasi
menjadi jaringan palisade dan jaringan spons, berkas pembuluh yang terdiri
dari xilem dan floem letaknya teratur, dan di antara xilem dan floem terdapat
kambium.
Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa:
1. Irisan melintang akar jagung (Zea mays) terdiri atas epidermis, eksodermis,
korteks, endodermis, perisikel, floem, xilem, serta tipe berkas pengangkutnya
adalah radial. Menurut Soemiadji (1986), pada akar jagung mengalami
pertumbuhan xilem primer, yaitu protoxilem dan metaxilem. Protoxilem
terletak dekat dengan perisikel, biasanya sel-selnya masih dalam pertumbuhan
sehingga ukurannya lebih kecil. Letak kedua xilem tersebut berlawanan,
protoxilem menghadap ke perisikel sedangkan metaxilem kearah pusat akar.
2. Irisan melintang batang sirih (Piper betle) terdiri dari epidermis, kolenkim,
korteks, skelerenkim, empulur, berkas pengangkut perifer dan medular, dan
kelenjar ekskretori, serta tipe berkas pengangkutnya perifer dan medular.
Menurut Pandey (1980), berkas pengangkut pada dikotil normalnya tersusun
dalam satu lingkaran tetapi pada beberapa tumbuhan dapat lebih dari satu
lingkaran sehingga ada berkas pengangkut perifer dan medular. Berkas
pengangkut yang perifer tersusun dalam satu lingkaran sedangkan berkas
pengangkut yang terletak di medular umumnya tersebar.
3. Irisan melintang daun jeruk (Citrus sp.) memiliki bagian-bagian yaitu
epidermis atas, jaringan palisade, jaringan spons, epidermis bawah, berkas
pengangkut, dan kristal Ca-oksalat. Menurut Sastrodinoto (1990), pada
tumbuhan dikotil sistem jaringan dasar atau mesofil dapat dibedakan atas
jaringan palisade dan spons, tidak ditemukan halnya pada monokotil.
4. Irisan melintang daun jagung (Zea mays) terdapat epidermis atas dan bawah,
sel motor, trikomata, mesofil, dan berkas pengangkut. Menurut Nugroho
(2006), sel kipas atau sel motor dapat dijumpai pada epidermis atas daun
tumbuhan suku Gramineae dan Cyperaceae, tersusun dari beberapa lapis
dinding tipis dengan ukuran yang lebih besar dibanding sel-sel epidermis
disekitarnya.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa
struktur anatomi dari akar Zea mays adalah epidermis, eksodermis, korteks,
endodermis, perisikel, floem, xilem, serta tipe berkas pengangkutnya adalah radial.
Struktur anatomi dari batang Piper betle ialah epidermis, kolenkim, korteks,
skelerenkim, empulur, berkas pengangkut perifer dan medular, dan kelenjar
ekskretori. Struktur anatomi dari daun Citrus sp. yaitu epidermis atas dan bawah,
jaringan palisade, jaringan spons, berkas pengangkut, dan kristal Ca-oksalat.
Struktur anatomi dari daun Zea mays diantaranya epidermis atas dan bawah, sel
motor, trikomata, mesofil, dan berkas pengangkut.
B. Saran
Saran untuk praktikum ini tidak ada.
DAFTAR REFERENSI
Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan. Ketiga ed. Yogyakarta : UGM Press.
Hidayat, E. B. 2005. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : ITB.
Nugroho, H. L. 2006. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Depok : Penebar
Swadaya.
Pandey, B. P. 1980. An Introduction a Plant Anatomy. New Delhi : S. Chand &
Company Ltd.
Sastrodinoto, S. 1990. Biologi Umum II. Jakarta : Gramedia.
Savitri, E. S. 2009. Struktur Perkembangan Tumbuhan (Anatomi Tumbuhan). Malang
: UIN Press.
Soemiadji. 1986. Biologi. Jakarta : Karunika.
Sumardi, I. 1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Yogyakarta : UGM Press.
Syamsuri, I. 2004. Biologi Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga.
Syukriah, F. & Pranggarani, L. 2016. Implementasi Teknologi Augmented Reality 3D
Pada Pembuatan Organologi Tumbuhan. Jurnal Ilmiah Fifo, 8(1), pp. 1-10.
Tjitrosoepomo, G. 2009. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjahmada University
Press.
Zhang, T. & Lin, W. 2014. Metal–organic frameworks for artificial photosynthesis and
photocatalysis. The Royal Society of Chemistry, pp. 1-12.

More Related Content

Similar to ORGANOLOGI_I-ORGANOLOGI-ORGANOLOGI.docx.docx

Struktur dan Jaringan Pada Tumbuhan
Struktur dan Jaringan Pada TumbuhanStruktur dan Jaringan Pada Tumbuhan
Struktur dan Jaringan Pada Tumbuhan
Adi Noegraha
 
Fungsi Tumbuhan
Fungsi TumbuhanFungsi Tumbuhan
Fungsi Tumbuhan
boim007
 
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun
Sofyan Dwi Nugroho
 
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN.pptx
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN.pptxSTRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN.pptx
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN.pptx
HamizanSubandi
 
Tugas tik 3 topic 5
Tugas tik 3 topic 5Tugas tik 3 topic 5
Tugas tik 3 topic 5
ShafiraRizkyAmaliaNa
 
Menggambarkan dan Menjelaskan Struktur Akar Batang dan Daun
Menggambarkan dan Menjelaskan Struktur Akar Batang dan DaunMenggambarkan dan Menjelaskan Struktur Akar Batang dan Daun
Menggambarkan dan Menjelaskan Struktur Akar Batang dan Daun
Mentari Arsharanti
 
Struktur dan Letak Jaringan Tumbuhan
Struktur dan Letak Jaringan TumbuhanStruktur dan Letak Jaringan Tumbuhan
Struktur dan Letak Jaringan TumbuhanDwinita Murbarani
 
Ppt kel 1 Antum.pptx
Ppt kel 1 Antum.pptxPpt kel 1 Antum.pptx
Ppt kel 1 Antum.pptx
eriqKece
 
ANATOMI TUMBUHAN - AKAR
ANATOMI TUMBUHAN - AKARANATOMI TUMBUHAN - AKAR
ANATOMI TUMBUHAN - AKARNia Hardianti
 
power point struktur dan fungsi jaringan tumbuhan (Nining Khoerunnisa)
power point struktur dan fungsi jaringan tumbuhan (Nining Khoerunnisa)power point struktur dan fungsi jaringan tumbuhan (Nining Khoerunnisa)
power point struktur dan fungsi jaringan tumbuhan (Nining Khoerunnisa)
Athiyyah Yaa
 
Jaringan pada hewan dan tumbuhan
Jaringan pada hewan dan tumbuhan Jaringan pada hewan dan tumbuhan
Jaringan pada hewan dan tumbuhan
Rifa Ramadhani
 
Materi biologi x bab 2 struktur dan fungsi tumbuhan
Materi biologi x  bab 2 struktur dan fungsi tumbuhanMateri biologi x  bab 2 struktur dan fungsi tumbuhan
Materi biologi x bab 2 struktur dan fungsi tumbuhan
eli priyatna laidan
 
Bab 2 struktur dan fungsi tumbuhan
Bab 2 struktur dan fungsi tumbuhanBab 2 struktur dan fungsi tumbuhan
Bab 2 struktur dan fungsi tumbuhan
Salma Maulida
 
BAB 2 - Struktur Jaringan pada Tumbuhan.pptx
BAB 2 - Struktur Jaringan pada Tumbuhan.pptxBAB 2 - Struktur Jaringan pada Tumbuhan.pptx
BAB 2 - Struktur Jaringan pada Tumbuhan.pptx
Ibnuanwar5
 
Tugas Biologi Kelas VIII SMP
Tugas Biologi Kelas VIII SMPTugas Biologi Kelas VIII SMP
Tugas Biologi Kelas VIII SMP
Dhudy_Hario
 
Jaringan dan organ tumbuhan
Jaringan dan organ tumbuhanJaringan dan organ tumbuhan
Jaringan dan organ tumbuhan
SMAN 2 Indramayu
 

Similar to ORGANOLOGI_I-ORGANOLOGI-ORGANOLOGI.docx.docx (20)

Struktur dan Jaringan Pada Tumbuhan
Struktur dan Jaringan Pada TumbuhanStruktur dan Jaringan Pada Tumbuhan
Struktur dan Jaringan Pada Tumbuhan
 
Fungsi Tumbuhan
Fungsi TumbuhanFungsi Tumbuhan
Fungsi Tumbuhan
 
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun
9. laporan praktikum biologi struktur akar, batang, dan daun
 
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN.pptx
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN.pptxSTRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN.pptx
STRUKTUR DAN FUNGSI TUMBUHAN.pptx
 
Tugas tik 3 topic 5
Tugas tik 3 topic 5Tugas tik 3 topic 5
Tugas tik 3 topic 5
 
Menggambarkan dan Menjelaskan Struktur Akar Batang dan Daun
Menggambarkan dan Menjelaskan Struktur Akar Batang dan DaunMenggambarkan dan Menjelaskan Struktur Akar Batang dan Daun
Menggambarkan dan Menjelaskan Struktur Akar Batang dan Daun
 
Laporan peng. labor
Laporan peng. laborLaporan peng. labor
Laporan peng. labor
 
Struktur dan Letak Jaringan Tumbuhan
Struktur dan Letak Jaringan TumbuhanStruktur dan Letak Jaringan Tumbuhan
Struktur dan Letak Jaringan Tumbuhan
 
Ppt kel 1 Antum.pptx
Ppt kel 1 Antum.pptxPpt kel 1 Antum.pptx
Ppt kel 1 Antum.pptx
 
ANATOMI TUMBUHAN - AKAR
ANATOMI TUMBUHAN - AKARANATOMI TUMBUHAN - AKAR
ANATOMI TUMBUHAN - AKAR
 
Biologi
BiologiBiologi
Biologi
 
power point struktur dan fungsi jaringan tumbuhan (Nining Khoerunnisa)
power point struktur dan fungsi jaringan tumbuhan (Nining Khoerunnisa)power point struktur dan fungsi jaringan tumbuhan (Nining Khoerunnisa)
power point struktur dan fungsi jaringan tumbuhan (Nining Khoerunnisa)
 
Struktur dan Fungsi Tumbuhan
Struktur dan Fungsi TumbuhanStruktur dan Fungsi Tumbuhan
Struktur dan Fungsi Tumbuhan
 
Riset kir tumbuhan
Riset kir tumbuhanRiset kir tumbuhan
Riset kir tumbuhan
 
Jaringan pada hewan dan tumbuhan
Jaringan pada hewan dan tumbuhan Jaringan pada hewan dan tumbuhan
Jaringan pada hewan dan tumbuhan
 
Materi biologi x bab 2 struktur dan fungsi tumbuhan
Materi biologi x  bab 2 struktur dan fungsi tumbuhanMateri biologi x  bab 2 struktur dan fungsi tumbuhan
Materi biologi x bab 2 struktur dan fungsi tumbuhan
 
Bab 2 struktur dan fungsi tumbuhan
Bab 2 struktur dan fungsi tumbuhanBab 2 struktur dan fungsi tumbuhan
Bab 2 struktur dan fungsi tumbuhan
 
BAB 2 - Struktur Jaringan pada Tumbuhan.pptx
BAB 2 - Struktur Jaringan pada Tumbuhan.pptxBAB 2 - Struktur Jaringan pada Tumbuhan.pptx
BAB 2 - Struktur Jaringan pada Tumbuhan.pptx
 
Tugas Biologi Kelas VIII SMP
Tugas Biologi Kelas VIII SMPTugas Biologi Kelas VIII SMP
Tugas Biologi Kelas VIII SMP
 
Jaringan dan organ tumbuhan
Jaringan dan organ tumbuhanJaringan dan organ tumbuhan
Jaringan dan organ tumbuhan
 

More from AgathaHaselvin

PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptxPORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
AgathaHaselvin
 
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptx
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptxPhylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptx
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptx
AgathaHaselvin
 
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptx
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptxSel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptx
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptx
AgathaHaselvin
 
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsx
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsxGenetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsx
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsx
AgathaHaselvin
 
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptxPPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
AgathaHaselvin
 
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptx
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptxSEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptx
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptx
AgathaHaselvin
 
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptx
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptxSejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptx
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptx
AgathaHaselvin
 
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptxREGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
AgathaHaselvin
 
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptxRESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
AgathaHaselvin
 
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptxTANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
AgathaHaselvin
 
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptxPLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
AgathaHaselvin
 
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptxTHERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
AgathaHaselvin
 
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptx
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptxPPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptx
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptx
AgathaHaselvin
 
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptx
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptxPresentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptx
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptx
AgathaHaselvin
 
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptx
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptxkendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptx
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptx
AgathaHaselvin
 
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptx
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptxBentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptx
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptx
AgathaHaselvin
 
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.pptppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
AgathaHaselvin
 
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.pptPopulasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
AgathaHaselvin
 
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).pptPOPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
AgathaHaselvin
 
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.ppt
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.pptPlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.ppt
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.ppt
AgathaHaselvin
 

More from AgathaHaselvin (20)

PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptxPORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA-PORIFERA.pptx
 
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptx
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptxPhylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptx
Phylum_Ctenophora-Phylum_Ctenophora.pptx
 
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptx
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptxSel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptx
Sel_sebagai_dasar_kehidupan-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN.pptx
 
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsx
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsxGenetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsx
Genetika-pendahuluan-1-Genetika-pendahuluan-1.ppsx
 
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptxPPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
PPT.genetika-PPT.genetika-PPT.genetika.pptx
 
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptx
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptxSEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptx
SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN-SEL_SEBAGAI_DASAR_KEHIDUPAN_n.pptx
 
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptx
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptxSejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptx
Sejarah_Perkembangan_Mikroba-Sejarah_Perkembangan_Mikroba.pptx
 
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptxREGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI-REGENERASI.pptx
 
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptxRESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI-RESPIRASI.pptx
 
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptxTANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5-TANAH_KLP_5.pptx
 
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptxPLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
PLANT_PHYSIOLOGY-WPS_Office-PLANT_PHYSIOLOGY.pptx
 
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptxTHERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
THERMOREGULASI-THERMOREGULASI-THERMOREGULASI.pptx
 
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptx
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptxPPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptx
PPT_MIKMED_KLP_4-TERAPI_PENYAKIT_INFEKSI.pptx
 
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptx
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptxPresentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptx
Presentation2-FUNGSI_MINERAL_BAGI_TUMBUHAN.pptx
 
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptx
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptxkendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptx
kendala_pelaksanaan_lingkungan_hidup.pptx
 
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptx
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptxBentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptx
Bentuk_Pendidikan_Lingkungan_Hidup-.pptx
 
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.pptppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN-ppt_antum_klp_2-SEL_TUMBUHAN.ppt
 
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.pptPopulasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
Populasi_dan_Sampel-Populasi_dan_Sampel.ppt
 
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).pptPOPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
POPULASI_DAN_SAMPEL_(2)-POPULASI_DAN_SAMPEL_(2).ppt
 
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.ppt
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.pptPlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.ppt
PlantTaxonomy-NP-301-PlantTaxonomy--.ppt
 

Recently uploaded

Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdfTahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
NathanielIbram
 
materi Obat obatan saluran pencernaan.pdf
materi Obat obatan saluran pencernaan.pdfmateri Obat obatan saluran pencernaan.pdf
materi Obat obatan saluran pencernaan.pdf
SopiOktapiani
 
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptxMI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
almiraulimaz2521988
 
Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdfFinal_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
FazaKhilwan1
 
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
ArumNovita
 
ASKEB ABORTUS adalah manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil.docx
ASKEB ABORTUS adalah manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil.docxASKEB ABORTUS adalah manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil.docx
ASKEB ABORTUS adalah manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil.docx
rms1987mom3anak
 
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
LEESOKLENGMoe
 

Recently uploaded (7)

Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdfTahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
Tahapan Sinkron kurikulum merdeka pmm.pdf
 
materi Obat obatan saluran pencernaan.pdf
materi Obat obatan saluran pencernaan.pdfmateri Obat obatan saluran pencernaan.pdf
materi Obat obatan saluran pencernaan.pdf
 
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptxMI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
MI-P2-P3-Metabolisme Mikroorganisme.pptx
 
Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdfFinal_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
Final_Alur registrasi Plataran Sehat_webinar series HTBS 2024.pdf
 
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
Asam, Basa, Garam - materi kimia kelas 7
 
ASKEB ABORTUS adalah manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil.docx
ASKEB ABORTUS adalah manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil.docxASKEB ABORTUS adalah manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil.docx
ASKEB ABORTUS adalah manajemen asuhan kebidanan pada ibu hamil.docx
 
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
Sistem Pencernaan Manusia Sains Tingkatan 2
 

ORGANOLOGI_I-ORGANOLOGI-ORGANOLOGI.docx.docx

  • 1. ORGANOLOGI I Oleh : Nama : Anjar Sari NIM : B1A016123 Rombongan : C1 Kelompok : 7 Asisten : Rahmi Mutia Mawardi LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN II KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS BIOLOGI PURWOKERTO 2017
  • 2. I. PENDAHULUAN Organologi adalah cabang dari biologi yang berhubungan dengan struktur dan fungsi organ dari tumbuhan itu sendiri. Sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi yang sama membentuk suatu jaringan. Beberapa macam jaringan akan membentuk suatu organ. Kumpulan bermacam-macam organ membentuk suatu sistem organ. Akhirnya, beberapa macam sistem organ saling melengkapi dan bekerja sama untuk membentuk suatu individu makhluk hidup (Syukriah & Pranggarani, 2016). Akar sebagai organ pada tumbuhan dibentuk dari beberapa jaringan yang berbeda. Fungsi utama organ akar pada tumbuhan yaitu sebagai alat absorbsi air, nutrisi berbagai garam mineral yang terlarut di dalam tanah, dan pengokoh tumbuhan pada tempat tumbuhnya. Tumbuhan tingkat tinggi yaitu dikotil dan monokotil akarnya sudah merupakan akar sejati (Syukriah & Pranggarani, 2016). Selain itu tumbuhan juga mempunyai batang. Batang merupakan bagian tumbuhan yang menyokong dan memproduksi tunas, daun, bunga, dan buah. Batang menahan daun pada posisinya sehingga dapat menerima sinar matahari yang diperlukan untuk memproduksi zat makanan. Batang tumbuhan juga sebagai alat transportasi yang membawa air dan mineral dari akar ke daun untuk digunakan dalam memproduksikan makanan atau karbohidrat (Syukriah & Pranggarani, 2016). Tanaman hijau telah berevolusi selama ribuan tahun untuk memanen energi matahari dan menggunakan energi panen untuk mengubah karbondioksida dan air menjadi karbohidrat melalui transformasi menaikkan termodinamika yang dikenal sebagai fotosintesis (Zhang & Lin, 2014). Daun telah berkembang sebagai kepala bagian dari tumbuhan untuk mengumpulkan energi cahaya dari matahari dan melakukan fotosintesis untuk mengubah energi cahaya menjadi energi biokimia. Daun dibentuk oleh tumbuhan untuk memproduksi makanan (Syukriah & Pranggarani, 2016). II. TUJUAN Tujuan praktikum acara organologi I yaitu: 1. Mengamati struktur anatomi akar, batang, dan daun.
  • 3. III. MATERI DAN METODE A. Materi Alat-alat yang digunakan dalam praktikum acara organologi I diantaranya mikroskop, object glass, dan cover glass. Bahan-bahan yang digunakan adalah preparat awetan dari irisan melintang akar jagung (Zea mays), irisan melintang batang sirih (Piper betle), irisan melintang daun jagung (Zea mays), dan irisan melintang daun jeruk (Citrus sp.). B. Metode Metode yang dilakukan dalam praktikum acara organologi I antara lain: 1. Semua preparat awetan dari irisan melintang akar jagung (Zea mays), irisan melintang batang sirih (Piper betle), irisan melintang daun jagung (Zea mays), dan irisan melintang daun jeruk (Citrus sp.) langsung diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran tertentu. 2. Preparat akar Zea mays dan batang Piper betle diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 100x. 3. Preparat daun Citrus sp. dan daun Zea mays diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 400x. 4. Masing-masing organ tumbuhan meliputi akar, batang, dan daun masing- masing diamati. Susunan dan letak setiap macam jaringan yang menyusun organ-organ tersebut diperhatkan. 5. Semua preparat kemudian digambar dan diberi keterangan selengkapnya.
  • 4. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Keterangan : 1. Epidermis 2. Eksodermis 3. Korteks 4. Endodermis 5. Perisikel 6. Floem 7. Xilem 8. Empulur Tipe berkas pengangkut: Radial Gambar 1. Ø.L Akar Jagung (Zea mays) Perbesaran 100x Keterangan : 1. Epidermis 2. Kolenkim 3. Korteks 4. Sklerenkim 5. Empulur 6. Berkas pengangkut perifer 7. Berkas pengangkut medular 8. Kelenjar sekretori Tipe berkas pengangkut: Perifer dan medular Gambar 2. Ø.L Batang Sirih (Piper betle) Perbesaran 100x 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 7 8 7 8
  • 5. Keterangan : 1. Epidermis atas 2. Jaringan palisade 3. Jaringan spons 4. Epidermis bawah 5. Berkas pengangkut 6. Kristal Ca-oksalat Gambar 3. Ø.L Daun Jeruk (Citrus sp.) Perbesaran 400x Keterangan : 1. Epidermis atas 2. Sel motor 3. Trikomata 4. Mesofil 5. Berkas Pengangkut 6. Epidermis Bawah Gambar 4. Ø.L Daun Jagung (Zea mays) Perbesaran 400x 1 6 2 3 2 1 3 5 4 4 5 6
  • 6. B. Pembahasan Dinding sel di sebagian besar tumbuhan pada lapisan sel terluar korteks akan membentuk gabus, sehingga terbentuk jaringan pelindung baru yaitu eksodermis yang akan menggantikan epidermis. Struktur dan sifat sitokimiawi sel eksodermis mirip sel endodermis. Dinding primer dilapisi suberin dan dilapisi lagi oleh selulosa, ditemukan juga lignin (Hidayat, 2005). Sel-sel eksodermis juga mengandung protoplas. Tebalnya eksodermis berbeda-beda yaitu lapisan tunggal sampai yang berlapis. Eksodermis biasanya disertai pula oleh jaringan sklerenkim seperti pada akar Ananas, Graminae, dan Cyperaceae (Sumardi, 1993). Endodermis tersusun oleh satu lapis sel yang berbeda secara fisiologi, struktur, dan fungsi dengan lapisan sel di sekitarnya. Berdasarkan perkembangan di cincin selnva, endodermis dapat dibedakan menjadi endodermis primer, sekunder, dan tersier. Endodermis primer yang mengalami penebalan berupa titik- tirik Caspary dari suberin dan kutin. Endodermis sekunder, apabila penebalan berupa pita Caspary dari zat lignin. Endodermis tersier apabila penebalan membentuk huruf U yang mengandung lapisan suberin dan selulosa pada dinding radial dan tangensial bagian dalam. Di antara sel-sel endodermis terdapat beberapa sel yang tidak mengalami penebalan dinding, yaitu sel-sel yang terletak berhadapan dengan protoxilem. Sel-sel ini disebut sel peresap (Nugroho, 2006). Struktur anatomi akar dapat dibedakan dalam berbagai zona yaitu tudung akar, epidermis, korteks akar, dan silinder pembuluh. Ciri khas dari epidermis akar ialah pembentukan rambut akar yang merupakan organ untuk pengambilan air dan garam yang efisien (Fahn, 1991). Korteks akar umumnya terdiri atas sel-sel parenkimatis selama perkembangannya, ukuran sel-sel korteks yang mengalami differensiasi bertambah, sebelum terjadi vakuolisasi dalam sel tersebut (Sumardi, 1993). Perisikel atau perikambium adalah bagian terluar dan berbatasan langsung dengan endodermis, selapis sel atau mungkin beberapa lapis sel berupa lapisan sel parenkim yang berasal dari inisial yang sama dari xilem dan floem (Savitri, 2009). Batang diumpamakan sebagai sumbu tubuh tumbuhan. Arah tumbuh batang tumbuhan menuju sinar matahari. Struktur batang terdiri atas epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat (stele). Silinder pusat pada batang ini terdiri atas beberapa jaringan yaitu empulur, perikardium, dan berkas pengangkut yaitu xilem dan floem, batang berkayu memiliki kambium. Kambium mengalami
  • 7. dua arah pertumbuhan yaitu ke arah dalam membentuk kayu dan ke arah luar membentuk kulit. Karena pertumbuhan kambium inilah batang tumbuhan bertambah besar (Tjitrosoepomo, 2009). Struktur anatomi daun tersusun atas tiga tipe sistem jaringan yaitu epidermis, mesofil, dan jaringan pembuluh. Epidermis pada berbagai tumbuhan beragam dalam lapisan, bentuk, struktur, susunan stomata, munculnya trikoma, adanya sel yang khusus. Mesofil terjadi dari jaringan yang bersifat parenkim dalam epidermis. Mesofil pada daun dikotil berdiferensiasi menjadi jaringan palisade dan spons. Mesofil merupakan bagian utama helai daun karena mengandung kloroplas dan ruang antarsel. Berkas pembuluh dalam dan biasanya disebut tulang daun dan sistemnya adalah sistem tulang daun (Fahn, 1991). Menurut Syamsuri (2004), perbedaan struktur anatomi dari akar, batang, dan daun dari tumbuhan monokotil dan dikotil adalah sebagai berikut: a. Perbedaan struktur anatomi akar monokotil dan dikotil Struktur anatomi akar monokotil ialah batas ujung akar dan kalipatra jelas, perisikel terdiri dari beberapa lapis sel, terdapat empulur yang luas sebagai pusat akar, jumlah lengan protoxilem banyak (>12), dan letak xilem dan floem berselang-seling. Sedangkan untuk akar dikotil diantaranya batas ujung akar dan kalipatra tidak jelas, perisikel terdiri dari satu lapis sel, tidak terdapat empulur atau empulurnya sempit, jumlah lengan protoxilem antara 2- 6, dan letak xilem di dalam, dan floem diluar (dengan kambium sebagai pembatas). b. Perbedaan struktur anatomi batang monokotil dan dikotil Struktur anatomi pada batang monokotil yaitu pembuluh angkut (xilem dan floem) tersebar, batangnya tidak bercabang-cabang, tidak memiliki jari- jari empulur, tidak memiliki kambium vaskular sehingga tidak dapat membesar, dan empulur tidak dapat dibedakan di daerah korteks. Sedangkan untuk batang dikotil adalah batangnya bercabang-cabang, pembuluh angkut teratur, terdapat jari-jari empulur, terdapat kambium vaskular sehingga dapat membesar, kambium diantara xilem dan floem, dan dapat dibedakan antara daerah korteks dan empulur. c. Perbedaan struktur anatomi daun monokotil dan dikotil Struktur anatomi dari daun monokotil adalah letak stomatanya tersebar, mesofil bersifat homogen, berkas pembuluh yang terdiri dari xilem dan floem
  • 8. letaknya tidak teratur, dan di antara xilem dan floem tidak di jumpai kambium. Sedangkan struktur anatomi daun dikotil diantaranya letak stomata tersusun dalam deret memanjang yang sejajar sumbu daun, mesofil terdiferensiasi menjadi jaringan palisade dan jaringan spons, berkas pembuluh yang terdiri dari xilem dan floem letaknya teratur, dan di antara xilem dan floem terdapat kambium. Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa: 1. Irisan melintang akar jagung (Zea mays) terdiri atas epidermis, eksodermis, korteks, endodermis, perisikel, floem, xilem, serta tipe berkas pengangkutnya adalah radial. Menurut Soemiadji (1986), pada akar jagung mengalami pertumbuhan xilem primer, yaitu protoxilem dan metaxilem. Protoxilem terletak dekat dengan perisikel, biasanya sel-selnya masih dalam pertumbuhan sehingga ukurannya lebih kecil. Letak kedua xilem tersebut berlawanan, protoxilem menghadap ke perisikel sedangkan metaxilem kearah pusat akar. 2. Irisan melintang batang sirih (Piper betle) terdiri dari epidermis, kolenkim, korteks, skelerenkim, empulur, berkas pengangkut perifer dan medular, dan kelenjar ekskretori, serta tipe berkas pengangkutnya perifer dan medular. Menurut Pandey (1980), berkas pengangkut pada dikotil normalnya tersusun dalam satu lingkaran tetapi pada beberapa tumbuhan dapat lebih dari satu lingkaran sehingga ada berkas pengangkut perifer dan medular. Berkas pengangkut yang perifer tersusun dalam satu lingkaran sedangkan berkas pengangkut yang terletak di medular umumnya tersebar. 3. Irisan melintang daun jeruk (Citrus sp.) memiliki bagian-bagian yaitu epidermis atas, jaringan palisade, jaringan spons, epidermis bawah, berkas pengangkut, dan kristal Ca-oksalat. Menurut Sastrodinoto (1990), pada tumbuhan dikotil sistem jaringan dasar atau mesofil dapat dibedakan atas jaringan palisade dan spons, tidak ditemukan halnya pada monokotil. 4. Irisan melintang daun jagung (Zea mays) terdapat epidermis atas dan bawah, sel motor, trikomata, mesofil, dan berkas pengangkut. Menurut Nugroho (2006), sel kipas atau sel motor dapat dijumpai pada epidermis atas daun tumbuhan suku Gramineae dan Cyperaceae, tersusun dari beberapa lapis dinding tipis dengan ukuran yang lebih besar dibanding sel-sel epidermis disekitarnya.
  • 9. V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa struktur anatomi dari akar Zea mays adalah epidermis, eksodermis, korteks, endodermis, perisikel, floem, xilem, serta tipe berkas pengangkutnya adalah radial. Struktur anatomi dari batang Piper betle ialah epidermis, kolenkim, korteks, skelerenkim, empulur, berkas pengangkut perifer dan medular, dan kelenjar ekskretori. Struktur anatomi dari daun Citrus sp. yaitu epidermis atas dan bawah, jaringan palisade, jaringan spons, berkas pengangkut, dan kristal Ca-oksalat. Struktur anatomi dari daun Zea mays diantaranya epidermis atas dan bawah, sel motor, trikomata, mesofil, dan berkas pengangkut. B. Saran Saran untuk praktikum ini tidak ada.
  • 10. DAFTAR REFERENSI Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan. Ketiga ed. Yogyakarta : UGM Press. Hidayat, E. B. 2005. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : ITB. Nugroho, H. L. 2006. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Depok : Penebar Swadaya. Pandey, B. P. 1980. An Introduction a Plant Anatomy. New Delhi : S. Chand & Company Ltd. Sastrodinoto, S. 1990. Biologi Umum II. Jakarta : Gramedia. Savitri, E. S. 2009. Struktur Perkembangan Tumbuhan (Anatomi Tumbuhan). Malang : UIN Press. Soemiadji. 1986. Biologi. Jakarta : Karunika. Sumardi, I. 1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Yogyakarta : UGM Press. Syamsuri, I. 2004. Biologi Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga. Syukriah, F. & Pranggarani, L. 2016. Implementasi Teknologi Augmented Reality 3D Pada Pembuatan Organologi Tumbuhan. Jurnal Ilmiah Fifo, 8(1), pp. 1-10. Tjitrosoepomo, G. 2009. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjahmada University Press. Zhang, T. & Lin, W. 2014. Metal–organic frameworks for artificial photosynthesis and photocatalysis. The Royal Society of Chemistry, pp. 1-12.