bab 3 Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan serta Pemanfaatannya dalam TeknologiNia Pratiwi
struktur dan fungsi jaringan tumbuhan serta pemanfaatannya dalam teknologi, pembelajaran kelas 8 semester 1 kurikulum 2013 .
Banyak struktur tumbuhan yang dijadikan inspirasi dalam membangun gedung-gedung terkenal di dunia, salah
satunya seperti pada gambar di bawah.
Gambar gedung Teater Esplanade yang ada di Singapura sungguh unik. Bangunan seperti bentuk durian dirancang untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam ruangan, agar cahaya tersebut yang masuk tetap terkontrol, sehingga menjaga kondisi perabotan yang ada di dalam gedung.
tumbuhan ini membahas struktur akar, batang, dan daun,
bab 3 Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan serta Pemanfaatannya dalam TeknologiNia Pratiwi
struktur dan fungsi jaringan tumbuhan serta pemanfaatannya dalam teknologi, pembelajaran kelas 8 semester 1 kurikulum 2013 .
Banyak struktur tumbuhan yang dijadikan inspirasi dalam membangun gedung-gedung terkenal di dunia, salah
satunya seperti pada gambar di bawah.
Gambar gedung Teater Esplanade yang ada di Singapura sungguh unik. Bangunan seperti bentuk durian dirancang untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam ruangan, agar cahaya tersebut yang masuk tetap terkontrol, sehingga menjaga kondisi perabotan yang ada di dalam gedung.
tumbuhan ini membahas struktur akar, batang, dan daun,
Menggambarkan dan Menjelaskan Struktur Akar Batang dan DaunMentari Arsharanti
This is my presentation, the subject is Biology. the topis is about Structure of Roots Stems and Leaves. Wish you get more knowledges from my presentation :) Happy learning guys!
Menggambarkan dan Menjelaskan Struktur Akar Batang dan DaunMentari Arsharanti
This is my presentation, the subject is Biology. the topis is about Structure of Roots Stems and Leaves. Wish you get more knowledges from my presentation :) Happy learning guys!
1. ORGANOLOGI I
Oleh :
Nama : Anjar Sari
NIM : B1A016123
Rombongan : C1
Kelompok : 7
Asisten : Rahmi Mutia Mawardi
LAPORAN PRAKTIKUM
STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN II
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2017
2. I. PENDAHULUAN
Organologi adalah cabang dari biologi yang berhubungan dengan struktur dan
fungsi organ dari tumbuhan itu sendiri. Sel-sel yang memiliki struktur dan fungsi yang
sama membentuk suatu jaringan. Beberapa macam jaringan akan membentuk suatu
organ. Kumpulan bermacam-macam organ membentuk suatu sistem organ. Akhirnya,
beberapa macam sistem organ saling melengkapi dan bekerja sama untuk membentuk
suatu individu makhluk hidup (Syukriah & Pranggarani, 2016).
Akar sebagai organ pada tumbuhan dibentuk dari beberapa jaringan yang
berbeda. Fungsi utama organ akar pada tumbuhan yaitu sebagai alat absorbsi air,
nutrisi berbagai garam mineral yang terlarut di dalam tanah, dan pengokoh tumbuhan
pada tempat tumbuhnya. Tumbuhan tingkat tinggi yaitu dikotil dan monokotil akarnya
sudah merupakan akar sejati (Syukriah & Pranggarani, 2016).
Selain itu tumbuhan juga mempunyai batang. Batang merupakan bagian
tumbuhan yang menyokong dan memproduksi tunas, daun, bunga, dan buah. Batang
menahan daun pada posisinya sehingga dapat menerima sinar matahari yang
diperlukan untuk memproduksi zat makanan. Batang tumbuhan juga sebagai alat
transportasi yang membawa air dan mineral dari akar ke daun untuk digunakan dalam
memproduksikan makanan atau karbohidrat (Syukriah & Pranggarani, 2016).
Tanaman hijau telah berevolusi selama ribuan tahun untuk memanen energi
matahari dan menggunakan energi panen untuk mengubah karbondioksida dan air
menjadi karbohidrat melalui transformasi menaikkan termodinamika yang dikenal
sebagai fotosintesis (Zhang & Lin, 2014). Daun telah berkembang sebagai kepala
bagian dari tumbuhan untuk mengumpulkan energi cahaya dari matahari dan
melakukan fotosintesis untuk mengubah energi cahaya menjadi energi biokimia. Daun
dibentuk oleh tumbuhan untuk memproduksi makanan (Syukriah & Pranggarani,
2016).
II. TUJUAN
Tujuan praktikum acara organologi I yaitu:
1. Mengamati struktur anatomi akar, batang, dan daun.
3. III. MATERI DAN METODE
A. Materi
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum acara organologi I
diantaranya mikroskop, object glass, dan cover glass.
Bahan-bahan yang digunakan adalah preparat awetan dari irisan
melintang akar jagung (Zea mays), irisan melintang batang sirih (Piper betle),
irisan melintang daun jagung (Zea mays), dan irisan melintang daun jeruk (Citrus
sp.).
B. Metode
Metode yang dilakukan dalam praktikum acara organologi I antara lain:
1. Semua preparat awetan dari irisan melintang akar jagung (Zea mays), irisan
melintang batang sirih (Piper betle), irisan melintang daun jagung (Zea mays),
dan irisan melintang daun jeruk (Citrus sp.) langsung diamati dibawah
mikroskop dengan perbesaran tertentu.
2. Preparat akar Zea mays dan batang Piper betle diamati dibawah mikroskop
dengan perbesaran 100x.
3. Preparat daun Citrus sp. dan daun Zea mays diamati dibawah mikroskop dengan
perbesaran 400x.
4. Masing-masing organ tumbuhan meliputi akar, batang, dan daun masing-
masing diamati. Susunan dan letak setiap macam jaringan yang menyusun
organ-organ tersebut diperhatkan.
5. Semua preparat kemudian digambar dan diberi keterangan selengkapnya.
4. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Keterangan :
1. Epidermis
2. Eksodermis
3. Korteks
4. Endodermis
5. Perisikel
6. Floem
7. Xilem
8. Empulur
Tipe berkas pengangkut:
Radial
Gambar 1. Ø.L Akar Jagung (Zea mays) Perbesaran 100x
Keterangan :
1. Epidermis
2. Kolenkim
3. Korteks
4. Sklerenkim
5. Empulur
6. Berkas pengangkut
perifer
7. Berkas pengangkut
medular
8. Kelenjar sekretori
Tipe berkas pengangkut:
Perifer dan medular
Gambar 2. Ø.L Batang Sirih (Piper betle) Perbesaran 100x
1
2
3
4
5
6
1
2
3
4
5
6
7
8
7
8
5. Keterangan :
1. Epidermis atas
2. Jaringan palisade
3. Jaringan spons
4. Epidermis bawah
5. Berkas pengangkut
6. Kristal Ca-oksalat
Gambar 3. Ø.L Daun Jeruk (Citrus sp.) Perbesaran 400x
Keterangan :
1. Epidermis atas
2. Sel motor
3. Trikomata
4. Mesofil
5. Berkas Pengangkut
6. Epidermis Bawah
Gambar 4. Ø.L Daun Jagung (Zea mays) Perbesaran 400x
1
6
2
3
2
1
3
5
4
4
5
6
6. B. Pembahasan
Dinding sel di sebagian besar tumbuhan pada lapisan sel terluar korteks
akan membentuk gabus, sehingga terbentuk jaringan pelindung baru yaitu
eksodermis yang akan menggantikan epidermis. Struktur dan sifat sitokimiawi sel
eksodermis mirip sel endodermis. Dinding primer dilapisi suberin dan dilapisi lagi
oleh selulosa, ditemukan juga lignin (Hidayat, 2005). Sel-sel eksodermis juga
mengandung protoplas. Tebalnya eksodermis berbeda-beda yaitu lapisan tunggal
sampai yang berlapis. Eksodermis biasanya disertai pula oleh jaringan sklerenkim
seperti pada akar Ananas, Graminae, dan Cyperaceae (Sumardi, 1993).
Endodermis tersusun oleh satu lapis sel yang berbeda secara fisiologi,
struktur, dan fungsi dengan lapisan sel di sekitarnya. Berdasarkan perkembangan
di cincin selnva, endodermis dapat dibedakan menjadi endodermis primer,
sekunder, dan tersier. Endodermis primer yang mengalami penebalan berupa titik-
tirik Caspary dari suberin dan kutin. Endodermis sekunder, apabila penebalan
berupa pita Caspary dari zat lignin. Endodermis tersier apabila penebalan
membentuk huruf U yang mengandung lapisan suberin dan selulosa pada dinding
radial dan tangensial bagian dalam. Di antara sel-sel endodermis terdapat beberapa
sel yang tidak mengalami penebalan dinding, yaitu sel-sel yang terletak
berhadapan dengan protoxilem. Sel-sel ini disebut sel peresap (Nugroho, 2006).
Struktur anatomi akar dapat dibedakan dalam berbagai zona yaitu tudung
akar, epidermis, korteks akar, dan silinder pembuluh. Ciri khas dari epidermis akar
ialah pembentukan rambut akar yang merupakan organ untuk pengambilan air dan
garam yang efisien (Fahn, 1991). Korteks akar umumnya terdiri atas sel-sel
parenkimatis selama perkembangannya, ukuran sel-sel korteks yang mengalami
differensiasi bertambah, sebelum terjadi vakuolisasi dalam sel tersebut (Sumardi,
1993). Perisikel atau perikambium adalah bagian terluar dan berbatasan langsung
dengan endodermis, selapis sel atau mungkin beberapa lapis sel berupa lapisan sel
parenkim yang berasal dari inisial yang sama dari xilem dan floem (Savitri, 2009).
Batang diumpamakan sebagai sumbu tubuh tumbuhan. Arah tumbuh
batang tumbuhan menuju sinar matahari. Struktur batang terdiri atas epidermis,
korteks, endodermis, dan silinder pusat (stele). Silinder pusat pada batang ini
terdiri atas beberapa jaringan yaitu empulur, perikardium, dan berkas pengangkut
yaitu xilem dan floem, batang berkayu memiliki kambium. Kambium mengalami
7. dua arah pertumbuhan yaitu ke arah dalam membentuk kayu dan ke arah luar
membentuk kulit. Karena pertumbuhan kambium inilah batang tumbuhan
bertambah besar (Tjitrosoepomo, 2009).
Struktur anatomi daun tersusun atas tiga tipe sistem jaringan yaitu
epidermis, mesofil, dan jaringan pembuluh. Epidermis pada berbagai tumbuhan
beragam dalam lapisan, bentuk, struktur, susunan stomata, munculnya trikoma,
adanya sel yang khusus. Mesofil terjadi dari jaringan yang bersifat parenkim dalam
epidermis. Mesofil pada daun dikotil berdiferensiasi menjadi jaringan palisade dan
spons. Mesofil merupakan bagian utama helai daun karena mengandung kloroplas
dan ruang antarsel. Berkas pembuluh dalam dan biasanya disebut tulang daun dan
sistemnya adalah sistem tulang daun (Fahn, 1991).
Menurut Syamsuri (2004), perbedaan struktur anatomi dari akar, batang,
dan daun dari tumbuhan monokotil dan dikotil adalah sebagai berikut:
a. Perbedaan struktur anatomi akar monokotil dan dikotil
Struktur anatomi akar monokotil ialah batas ujung akar dan kalipatra
jelas, perisikel terdiri dari beberapa lapis sel, terdapat empulur yang luas
sebagai pusat akar, jumlah lengan protoxilem banyak (>12), dan letak xilem
dan floem berselang-seling. Sedangkan untuk akar dikotil diantaranya batas
ujung akar dan kalipatra tidak jelas, perisikel terdiri dari satu lapis sel, tidak
terdapat empulur atau empulurnya sempit, jumlah lengan protoxilem antara 2-
6, dan letak xilem di dalam, dan floem diluar (dengan kambium sebagai
pembatas).
b. Perbedaan struktur anatomi batang monokotil dan dikotil
Struktur anatomi pada batang monokotil yaitu pembuluh angkut (xilem
dan floem) tersebar, batangnya tidak bercabang-cabang, tidak memiliki jari-
jari empulur, tidak memiliki kambium vaskular sehingga tidak dapat
membesar, dan empulur tidak dapat dibedakan di daerah korteks. Sedangkan
untuk batang dikotil adalah batangnya bercabang-cabang, pembuluh angkut
teratur, terdapat jari-jari empulur, terdapat kambium vaskular sehingga dapat
membesar, kambium diantara xilem dan floem, dan dapat dibedakan antara
daerah korteks dan empulur.
c. Perbedaan struktur anatomi daun monokotil dan dikotil
Struktur anatomi dari daun monokotil adalah letak stomatanya tersebar,
mesofil bersifat homogen, berkas pembuluh yang terdiri dari xilem dan floem
8. letaknya tidak teratur, dan di antara xilem dan floem tidak di jumpai kambium.
Sedangkan struktur anatomi daun dikotil diantaranya letak stomata tersusun
dalam deret memanjang yang sejajar sumbu daun, mesofil terdiferensiasi
menjadi jaringan palisade dan jaringan spons, berkas pembuluh yang terdiri
dari xilem dan floem letaknya teratur, dan di antara xilem dan floem terdapat
kambium.
Berdasarkan hasil pengamatan dapat diketahui bahwa:
1. Irisan melintang akar jagung (Zea mays) terdiri atas epidermis, eksodermis,
korteks, endodermis, perisikel, floem, xilem, serta tipe berkas pengangkutnya
adalah radial. Menurut Soemiadji (1986), pada akar jagung mengalami
pertumbuhan xilem primer, yaitu protoxilem dan metaxilem. Protoxilem
terletak dekat dengan perisikel, biasanya sel-selnya masih dalam pertumbuhan
sehingga ukurannya lebih kecil. Letak kedua xilem tersebut berlawanan,
protoxilem menghadap ke perisikel sedangkan metaxilem kearah pusat akar.
2. Irisan melintang batang sirih (Piper betle) terdiri dari epidermis, kolenkim,
korteks, skelerenkim, empulur, berkas pengangkut perifer dan medular, dan
kelenjar ekskretori, serta tipe berkas pengangkutnya perifer dan medular.
Menurut Pandey (1980), berkas pengangkut pada dikotil normalnya tersusun
dalam satu lingkaran tetapi pada beberapa tumbuhan dapat lebih dari satu
lingkaran sehingga ada berkas pengangkut perifer dan medular. Berkas
pengangkut yang perifer tersusun dalam satu lingkaran sedangkan berkas
pengangkut yang terletak di medular umumnya tersebar.
3. Irisan melintang daun jeruk (Citrus sp.) memiliki bagian-bagian yaitu
epidermis atas, jaringan palisade, jaringan spons, epidermis bawah, berkas
pengangkut, dan kristal Ca-oksalat. Menurut Sastrodinoto (1990), pada
tumbuhan dikotil sistem jaringan dasar atau mesofil dapat dibedakan atas
jaringan palisade dan spons, tidak ditemukan halnya pada monokotil.
4. Irisan melintang daun jagung (Zea mays) terdapat epidermis atas dan bawah,
sel motor, trikomata, mesofil, dan berkas pengangkut. Menurut Nugroho
(2006), sel kipas atau sel motor dapat dijumpai pada epidermis atas daun
tumbuhan suku Gramineae dan Cyperaceae, tersusun dari beberapa lapis
dinding tipis dengan ukuran yang lebih besar dibanding sel-sel epidermis
disekitarnya.
9. V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa
struktur anatomi dari akar Zea mays adalah epidermis, eksodermis, korteks,
endodermis, perisikel, floem, xilem, serta tipe berkas pengangkutnya adalah radial.
Struktur anatomi dari batang Piper betle ialah epidermis, kolenkim, korteks,
skelerenkim, empulur, berkas pengangkut perifer dan medular, dan kelenjar
ekskretori. Struktur anatomi dari daun Citrus sp. yaitu epidermis atas dan bawah,
jaringan palisade, jaringan spons, berkas pengangkut, dan kristal Ca-oksalat.
Struktur anatomi dari daun Zea mays diantaranya epidermis atas dan bawah, sel
motor, trikomata, mesofil, dan berkas pengangkut.
B. Saran
Saran untuk praktikum ini tidak ada.
10. DAFTAR REFERENSI
Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan. Ketiga ed. Yogyakarta : UGM Press.
Hidayat, E. B. 2005. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : ITB.
Nugroho, H. L. 2006. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Depok : Penebar
Swadaya.
Pandey, B. P. 1980. An Introduction a Plant Anatomy. New Delhi : S. Chand &
Company Ltd.
Sastrodinoto, S. 1990. Biologi Umum II. Jakarta : Gramedia.
Savitri, E. S. 2009. Struktur Perkembangan Tumbuhan (Anatomi Tumbuhan). Malang
: UIN Press.
Soemiadji. 1986. Biologi. Jakarta : Karunika.
Sumardi, I. 1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Yogyakarta : UGM Press.
Syamsuri, I. 2004. Biologi Untuk SMA Kelas XI. Jakarta : Erlangga.
Syukriah, F. & Pranggarani, L. 2016. Implementasi Teknologi Augmented Reality 3D
Pada Pembuatan Organologi Tumbuhan. Jurnal Ilmiah Fifo, 8(1), pp. 1-10.
Tjitrosoepomo, G. 2009. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjahmada University
Press.
Zhang, T. & Lin, W. 2014. Metal–organic frameworks for artificial photosynthesis and
photocatalysis. The Royal Society of Chemistry, pp. 1-12.