Review Monitoring dan Evaluasi Pembangunan Kerja Sama dengan UNICEF Dadang Solihin
1. UNICEF berupaya meningkatkan akses pendidikan dasar dan kesehatan ibu dan anak di Indonesia, termasuk mengurangi angka kematian anak dan bayi beberapa tahun terakhir.
2. Program UNICEF juga meliputi perlindungan anak, pencegahan HIV/AIDS, dan menyediakan fasilitas air bersih bagi masyarakat.
3. Organisasi ini bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dan badan-badan terkait untuk menangani berbagai mas
Dokumen tersebut merangkum materi pelatihan mengenai pedoman penilaian monitoring dan evaluasi yang disampaikan oleh Drs. H. Dadang Solihin, MA selaku Direktur Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Bappenas. Materi pelatihan tersebut mencakup pengertian indikator kinerja, langkah penyusunan indikator kinerja, serta contoh indikator kinerja untuk berbagai tingkatan seperti input, output, outcome, benefit, dan dampak.
Pelaksanaan Evaluasi Program dan Kegiatan di Lingkungan Instansi Pemerintah Dadang Solihin
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Dokumen tersebut berisi profil Dadang Solihin selaku Direktur Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Bappenas; (2) Dokumen tersebut juga membahas mengenai evaluasi kinerja pembangunan, jenis evaluasi, dan mekanisme monitoring serta pelaporan; (3) Dokumen tersebut memberikan gambaran singkat mengenai peran evaluasi dalam perencanaan pembangunan.
Review Monitoring dan Evaluasi Pembangunan Kerja Sama dengan UNICEF Dadang Solihin
1. UNICEF berupaya meningkatkan akses pendidikan dasar dan kesehatan ibu dan anak di Indonesia, termasuk mengurangi angka kematian anak dan bayi beberapa tahun terakhir.
2. Program UNICEF juga meliputi perlindungan anak, pencegahan HIV/AIDS, dan menyediakan fasilitas air bersih bagi masyarakat.
3. Organisasi ini bekerja sama dengan pemerintah Indonesia dan badan-badan terkait untuk menangani berbagai mas
Dokumen tersebut merangkum materi pelatihan mengenai pedoman penilaian monitoring dan evaluasi yang disampaikan oleh Drs. H. Dadang Solihin, MA selaku Direktur Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Bappenas. Materi pelatihan tersebut mencakup pengertian indikator kinerja, langkah penyusunan indikator kinerja, serta contoh indikator kinerja untuk berbagai tingkatan seperti input, output, outcome, benefit, dan dampak.
Pelaksanaan Evaluasi Program dan Kegiatan di Lingkungan Instansi Pemerintah Dadang Solihin
Ringkasan dokumen tersebut adalah: (1) Dokumen tersebut berisi profil Dadang Solihin selaku Direktur Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Bappenas; (2) Dokumen tersebut juga membahas mengenai evaluasi kinerja pembangunan, jenis evaluasi, dan mekanisme monitoring serta pelaporan; (3) Dokumen tersebut memberikan gambaran singkat mengenai peran evaluasi dalam perencanaan pembangunan.
Monitoring dan evaluasi proyek bertujuan untuk mengawasi kemajuan proyek, mengidentifikasi masalah, dan mengevaluasi pencapaian tujuan proyek untuk perbaikan. Monitoring meliputi pengumpulan data secara teratur mengenai input, aktivitas, output, outcome, dan impact proyek. Evaluasi menilai capaian proyek secara keseluruhan dan memberikan umpan balik untuk perencanaan proyek berikutnya. Partisipasi masyarakat dalam monitoring dan evaluasi
Sistem Evaluasi Pembangunan Tingkat Dasar Dadang Solihin
Monitoring dan evaluasi dapat digunakan untuk mempelajari apa yang telah dilakukan dan bagaimana hal itu dilakukan, dengan fokus pada efisiensi, efektivitas, dan dampaknya.
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan KonesingDeniganteng93
Perencanaan layanan bimbingan dan konseling (BK) melibatkan penentuan serangkaian tindakan untuk membantu siswa beradaptasi dengan memuaskan dan mencapai tujuan bersama. Program BK dirancang berdasarkan kebutuhan siswa, jenis layanan, dan unsur-unsur lainnya. Pelaksanaan layanan BK dilakukan secara klasikal, kelompok, dan individual di dalam dan luar kelas, dan dievaluasi untuk mengetahui tingkat p
Dokumen tersebut membahas mengenai monitoring dan evaluasi kinerja pembangunan yang mencakup definisi, tujuan, jenis, kriteria evaluasi serta perbedaan antara monitoring dan evaluasi dengan fokus pada efisiensi, efektivitas, dan dampak dari suatu program."
Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Dadang Solihin
Dr. Dadang Solihin adalah Direktur Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah di Bappenas yang memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun dalam bidang monitoring dan evaluasi program pembangunan. Blognya memberikan informasi mengenai konsep dan praktik monitoring, evaluasi, perencanaan dan pengendalian program pembangunan.
Dokumen tersebut merupakan resume bimbingan dan konseling yang membahas empat komponen utama layanan bimbingan dan konseling, yaitu layanan dasar, layanan perencanaan individu, layanan responsif, dan layanan sistem dukungan. Keempat komponen tersebut bertujuan untuk membantu perkembangan siswa secara holistik.
Peningkatan prestasi organisasi menjadi impian setiap pemimpin. bahan ini memberi anda idea untuk meningkatkan prestasi organisasi anda khususnya pemimpin pendidikan
TEAM is a free web tool that helps interpret sequencing data for diagnostic purposes. It analyzes VCF files using curated gene panels from ClinVar, HUMSAVAR, HGMD and COSMIC. Users can define custom panels by selecting genes and mutations. TEAM then provides results in an interactive web report and downloadable PDF, identifying variants relevant to the specified disease panel. The tool is easy to use and aims to help with the diagnostic evaluation of sequencing data.
Gi-Fi is a next generation wireless technology that operates at 60GHz and allows data transfer speeds of up to 5 gigabits per second within a 10 meter range. It provides significantly faster speeds than existing technologies like Bluetooth and Wi-Fi. Gi-Fi uses multiple signals across separate frequencies simultaneously to transfer data without interference. It has applications in wireless home networks and office equipment due to its high speeds, low power consumption, small size, and quick deployment capabilities.
This document describes BiERapp, a web-based tool for prioritizing variants from whole exome sequencing studies. BiERapp integrates biological knowledge from databases to filter variants and immediately select candidate variants related to a disease. It accepts VCF files as input and provides filtering, annotation of variants with tools like SIFT and PolyPhen, and visualization of results, helping researchers discover disease-causing variants more efficiently. The document outlines how BiERapp works and provides examples of using it on various family scenarios.
This document discusses different strategies for integrating omics data from a systems biology perspective, including ad-hoc approaches that integrate datasets like Chip-Seq & RNA-Seq or exome & RNA-Seq, multidimensional gene set analysis that integrates datasets like microRNA-Seq & mRNA-Seq or mRNA-Seq & genotyping, functional meta-analysis that integrates results from multiple mRNA-Seq studies, and PATHiVAR which analyzes variants, extracts deleterious mutations, maps them to signaling pathways based on tissue-specific expression, and visualizes predicted signal transduction probabilities across pathways.
The document discusses the benefits of exercise for mental health. Regular physical activity can help reduce anxiety and depression and improve mood and cognitive functioning. Exercise causes chemical changes in the brain that may help protect against mental illness and improve symptoms for those who already suffer from conditions like anxiety and depression.
This document summarizes a presentation on functional meta-analysis. It outlines the data sources used, which include gene expression arrays from studies of psoriasis and dermatitis and miRNA sequencing data from TCGA. It also describes the different meta-analysis models tested, including fixed effect and random effect models. The results sections shows the results of applying these models to identify significantly enriched pathways for psoriasis/dermatitis and differences between tumor and normal samples. It concludes that functional meta-analysis is an efficient method to confirm and discover functional profiles across different studies and functional annotations.
This document discusses RNA-Seq data analysis using Babelomics 5 software. It describes the typical RNA-Seq data analysis pipeline which includes sequence preprocessing, mapping, quantification, normalization, differential expression analysis, and functional profiling. It also discusses common file formats used like Fastq, BAM, and count matrices. Normalization methods like RPKM and TMM are explained. The document provides an overview of the RNA-Seq data analysis capabilities in Babelomics 5.
PromoMatting by Americo: ASI Orlando Joe Show Presentation 2015 - PromoMatti...Lana Owens
Lana Owens, Inside Sales for PromoMatting by Americo, led a 90 second presentation for The Joe Show at ASI Orlando (January, 2015). PromoMatting's unique custom mat products are ideally suited for multiple promotional, display, and indoor signage applications.
PromoMatting by Americo: ASI Orlando Joe Show Presentation 2015Lana Owens
In January, 2015, Lana Owens - Inside Sales for PromoMatting by Americo - led an introduction to PromoMatting at ASI's Joe Show in Orlando, Florida. PromoMatting's products are uniquely suited for promotional use, indoor signage, and POP displays.
Welcome to Americo - 2015. Manufacturer of the highest quality non-woven abra...Lana Owens
Americo Manufacturing Company, headquartered in Acworth, Georgia is a leading manufacturer of sustainable products such as synthetic and natural fiber floor pads, hand pads,
utility pads and floor matting. 100% of the polyester fiber used in pads produced by Americo comes from recycled material from post industrial and post consumer waste and the only
binders used in their manufacturing process used in their manufacturing process are water based. Americo’s products are currently sold worldwide as the company enters into their 45th year of operation. For more information on Americo, visit
www.americomfg.com. For additional information regarding Americo's PromoMatting Division, visit www.promomatting.com.
.
Monitoring dan evaluasi proyek bertujuan untuk mengawasi kemajuan proyek, mengidentifikasi masalah, dan mengevaluasi pencapaian tujuan proyek untuk perbaikan. Monitoring meliputi pengumpulan data secara teratur mengenai input, aktivitas, output, outcome, dan impact proyek. Evaluasi menilai capaian proyek secara keseluruhan dan memberikan umpan balik untuk perencanaan proyek berikutnya. Partisipasi masyarakat dalam monitoring dan evaluasi
Sistem Evaluasi Pembangunan Tingkat Dasar Dadang Solihin
Monitoring dan evaluasi dapat digunakan untuk mempelajari apa yang telah dilakukan dan bagaimana hal itu dilakukan, dengan fokus pada efisiensi, efektivitas, dan dampaknya.
Pengertian perencanaan layanan Bimbingan dan KonesingDeniganteng93
Perencanaan layanan bimbingan dan konseling (BK) melibatkan penentuan serangkaian tindakan untuk membantu siswa beradaptasi dengan memuaskan dan mencapai tujuan bersama. Program BK dirancang berdasarkan kebutuhan siswa, jenis layanan, dan unsur-unsur lainnya. Pelaksanaan layanan BK dilakukan secara klasikal, kelompok, dan individual di dalam dan luar kelas, dan dievaluasi untuk mengetahui tingkat p
Dokumen tersebut membahas mengenai monitoring dan evaluasi kinerja pembangunan yang mencakup definisi, tujuan, jenis, kriteria evaluasi serta perbedaan antara monitoring dan evaluasi dengan fokus pada efisiensi, efektivitas, dan dampak dari suatu program."
Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah Dadang Solihin
Dr. Dadang Solihin adalah Direktur Evaluasi Kinerja Pembangunan Daerah di Bappenas yang memiliki pengalaman lebih dari 30 tahun dalam bidang monitoring dan evaluasi program pembangunan. Blognya memberikan informasi mengenai konsep dan praktik monitoring, evaluasi, perencanaan dan pengendalian program pembangunan.
Dokumen tersebut merupakan resume bimbingan dan konseling yang membahas empat komponen utama layanan bimbingan dan konseling, yaitu layanan dasar, layanan perencanaan individu, layanan responsif, dan layanan sistem dukungan. Keempat komponen tersebut bertujuan untuk membantu perkembangan siswa secara holistik.
Peningkatan prestasi organisasi menjadi impian setiap pemimpin. bahan ini memberi anda idea untuk meningkatkan prestasi organisasi anda khususnya pemimpin pendidikan
TEAM is a free web tool that helps interpret sequencing data for diagnostic purposes. It analyzes VCF files using curated gene panels from ClinVar, HUMSAVAR, HGMD and COSMIC. Users can define custom panels by selecting genes and mutations. TEAM then provides results in an interactive web report and downloadable PDF, identifying variants relevant to the specified disease panel. The tool is easy to use and aims to help with the diagnostic evaluation of sequencing data.
Gi-Fi is a next generation wireless technology that operates at 60GHz and allows data transfer speeds of up to 5 gigabits per second within a 10 meter range. It provides significantly faster speeds than existing technologies like Bluetooth and Wi-Fi. Gi-Fi uses multiple signals across separate frequencies simultaneously to transfer data without interference. It has applications in wireless home networks and office equipment due to its high speeds, low power consumption, small size, and quick deployment capabilities.
This document describes BiERapp, a web-based tool for prioritizing variants from whole exome sequencing studies. BiERapp integrates biological knowledge from databases to filter variants and immediately select candidate variants related to a disease. It accepts VCF files as input and provides filtering, annotation of variants with tools like SIFT and PolyPhen, and visualization of results, helping researchers discover disease-causing variants more efficiently. The document outlines how BiERapp works and provides examples of using it on various family scenarios.
This document discusses different strategies for integrating omics data from a systems biology perspective, including ad-hoc approaches that integrate datasets like Chip-Seq & RNA-Seq or exome & RNA-Seq, multidimensional gene set analysis that integrates datasets like microRNA-Seq & mRNA-Seq or mRNA-Seq & genotyping, functional meta-analysis that integrates results from multiple mRNA-Seq studies, and PATHiVAR which analyzes variants, extracts deleterious mutations, maps them to signaling pathways based on tissue-specific expression, and visualizes predicted signal transduction probabilities across pathways.
The document discusses the benefits of exercise for mental health. Regular physical activity can help reduce anxiety and depression and improve mood and cognitive functioning. Exercise causes chemical changes in the brain that may help protect against mental illness and improve symptoms for those who already suffer from conditions like anxiety and depression.
This document summarizes a presentation on functional meta-analysis. It outlines the data sources used, which include gene expression arrays from studies of psoriasis and dermatitis and miRNA sequencing data from TCGA. It also describes the different meta-analysis models tested, including fixed effect and random effect models. The results sections shows the results of applying these models to identify significantly enriched pathways for psoriasis/dermatitis and differences between tumor and normal samples. It concludes that functional meta-analysis is an efficient method to confirm and discover functional profiles across different studies and functional annotations.
This document discusses RNA-Seq data analysis using Babelomics 5 software. It describes the typical RNA-Seq data analysis pipeline which includes sequence preprocessing, mapping, quantification, normalization, differential expression analysis, and functional profiling. It also discusses common file formats used like Fastq, BAM, and count matrices. Normalization methods like RPKM and TMM are explained. The document provides an overview of the RNA-Seq data analysis capabilities in Babelomics 5.
PromoMatting by Americo: ASI Orlando Joe Show Presentation 2015 - PromoMatti...Lana Owens
Lana Owens, Inside Sales for PromoMatting by Americo, led a 90 second presentation for The Joe Show at ASI Orlando (January, 2015). PromoMatting's unique custom mat products are ideally suited for multiple promotional, display, and indoor signage applications.
PromoMatting by Americo: ASI Orlando Joe Show Presentation 2015Lana Owens
In January, 2015, Lana Owens - Inside Sales for PromoMatting by Americo - led an introduction to PromoMatting at ASI's Joe Show in Orlando, Florida. PromoMatting's products are uniquely suited for promotional use, indoor signage, and POP displays.
Welcome to Americo - 2015. Manufacturer of the highest quality non-woven abra...Lana Owens
Americo Manufacturing Company, headquartered in Acworth, Georgia is a leading manufacturer of sustainable products such as synthetic and natural fiber floor pads, hand pads,
utility pads and floor matting. 100% of the polyester fiber used in pads produced by Americo comes from recycled material from post industrial and post consumer waste and the only
binders used in their manufacturing process used in their manufacturing process are water based. Americo’s products are currently sold worldwide as the company enters into their 45th year of operation. For more information on Americo, visit
www.americomfg.com. For additional information regarding Americo's PromoMatting Division, visit www.promomatting.com.
.
Bob Hardison is seeking a full-time position where he can utilize his management, sales, communication, and leadership skills. He has a background in various retail and customer service roles, including as a Porter Supervisor, owner of a mobile device repair business, sales executive at AT&T, electronics sales associate at Walmart, maintenance worker, and crew member at Taco Bell. Bob has a Bachelor's degree in Organizational Management from Ashford University and a GED from Bakerfield Community College.
Russia experiences very cold winters, with temperatures regularly dropping below freezing. Snow covers much of the country from late fall through early spring. Despite the frigid temperatures, many Russians enjoy winter activities like ice skating and skiing during this season.
Rendering styles provide formatting and presentation options for how content appears. Different rendering styles can be applied to change things like fonts, colors, layouts and more. Developers can leverage rendering styles to control the visual design and display of content across platforms and devices.
El documento presenta los conceptos y metodología de la planificación estratégica. Explica que la planificación estratégica requiere identificar el problema central, definir objetivos y tareas priorizadas, y desarrollar proyectos y un presupuesto para alcanzar las metas planteadas. También describe la importancia de contar con indicadores de gestión, cronogramas y matrices para el seguimiento y evaluación del plan estratégico.
O documento discute: 1) A inauguração de um novo acesso à estação São Miguel Paulista da CPTM e um bicicletário; 2) Obras para resolver problemas de trânsito na região da Vila Itaim; 3) Uma entrevista do vereador Andrea Matarazzo sobre o candidato presidencial Aécio Neves.
El documento resume el sexenio de Luis Echeverría Álvarez como presidente de México, destacando la lucha sindical, el conflicto entre el gobierno y los empresarios, el movimiento estudiantil, y las relaciones internacionales durante este periodo.
El documento describe un proyecto escolar cuyo objetivo es crear un folleto informativo y un programa de actividades para promover hábitos saludables durante una "semana saludable". Los estudiantes trabajarán en grupos para diseñar encuestas, analizar resultados, grabar videos y organizar actividades relacionadas con la nutrición y el ejercicio físico.
Buku ini membahas konsep dasar perencanaan pendidikan partisipatori dengan pendekatan sistem. Ia menjelaskan bahwa perencanaan membantu lembaga pendidikan beradaptasi dengan perubahan lingkungan dan menjadi penerang bagi masyarakat. Proses perencanaan melibatkan berbagai pihak dan berjenis-jenis berdasarkan waktu, ruang lingkup, dan sifatnya. Akuntabilitas dan kontrol diperlukan untuk memastikan implementasi per
Refleksi terhadap Kinerja Indonesia Mengajar Tahun 2010-2015 (Ringkasan Eksek...Indonesia Mengajar
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Dokumen tersebut merupakan ringkasan eksekutif dari refleksi kinerja program Indonesia Mengajar antara tahun 2010-2015.
2. Program tersebut menunjukkan kinerja yang baik dalam meningkatkan perhatian terhadap pendidikan dan munculnya inisiatif lokal baru di sekolah dan daerah.
3. Namun, belum jelas apakah perubahan yang dicapai dapat berkelanjutan setel
Monitoring dan Evaluasi Kinerja Pembangunan Dadang Solihin
Dokumen tersebut merangkum profil Dr. Dadang Solihin dan beberapa materi yang pernah ia bahas terkait rencana pembangunan nasional, monitoring dan evaluasi kinerja pembangunan, serta peran monitoring dan evaluasi dalam perencanaan pembangunan.
Ada 4 filsafat perencanaan yaitu sintesis, rasionalisme, pengembangan organisasi, dan empirisme. Terdapat berbagai pendekatan perencanaan pendidikan seperti kebutuhan sosial, ketenagakerjaan, keefektifan biaya, dan terpadu. Teori perencanaan meliputi sinoptik, inkremental, dan transaktif.
Metode Kumon adalah metode belajar mandiri yang telah menyebar ke 50 negara dengan lebih dari empat juta siswa. Sistem pengendalian manajemen Kumon meliputi perencanaan strategi, pengendalian kegiatan, dan evaluasi kinerja untuk memastikan tujuan individu dan organisasi dapat tercapai.
Dokumen ini membahas tentang penyusunan program bimbingan konseling bagi anak berkebutuhan khusus (ABK) di sekolah. Terdapat penjelasan mengenai tujuan, konsep dasar, prinsip-prinsip, komponen dan contoh format penyusunan program bimbingan konseling bagi ABK. Dokumen ini bertujuan membantu guru memahami pendekatan yang tepat dalam menyusun program layanan bimbingan konseling yang sesuai dengan kebut
Dokumen tersebut membahas tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup (PROPER) yang bertujuan untuk mendorong perusahaan meningkatkan pengelolaan lingkungannya. PROPER menilai kinerja perusahaan berdasarkan kriteria kepatuhan dan kinerja di atas kepatuhan peraturan lingkungan hidup. Hasil evaluasi digunakan sebagai acuan untuk memberikan insentif dan disinsentif bagi perusahaan.
Outcome Mapping adalah salah metode perencanaan dan penilaian perubahan sosial serta kinerja internal suatu program dan organisasi yang bersifat terintegrasi dan partisipatoris, berfokus pada perubahan perilaku dari pihak-pihak yang terlibat dalam program, berorientasi pada proses pembelajaran sosial dan organisasi (Development Studies Foundation, 2010). Di dalam outcome mapping ini terdapat proses merencanakan; siapa yang berperan, serta hubungan satu sama lain; bagaimana cara mencapainya; dan bagaimana kita mengetahui kemajuannya.
Tim guru SMKS Muhammadiyah 1 Kedungtuban membimbing murid kelas XI untuk menjalankan proyek kreatif bertema 'Bermedia sosial seru dan bermanfaat untuk teman sebaya'. Murid diajak merencanakan dan menjalankan proyek ini secara mandiri dalam kelompok, yang bertujuan mendorong penggunaan media sosial secara positif dan bermanfaat bagi teman sebaya."
Tim guru SMKS Muhammadiyah 1 Kedungtuban membimbing murid kelas XI untuk menjalankan proyek kreatif bertema 'Bermedia sosial seru dan bermanfaat untuk teman sebaya'. Murid diajak merencanakan dan menjalankan proyek untuk menciptakan konten media sosial positif anti-perundungan, lalu mempublikasikannya secara luas."
1. 1
Perencanaan dan Monitoring untuk Perubahan Perilaku: Pengalaman Gerakan Indonesia
Mengajar dalam Menggunakan Outcome Mapping
Tim Divisi Sustainability Engagement dan Nia Kurnianingtyas1
A. Pendahuluan
Gerakan Indonesia Mengajar (GIM) adalah sebuah inisiatif sosial pendidikan yang dimulai di
akhir tahun 2009. Gerakan ini memiliki ide besar untuk menggabungkan dua pembelajaran tentang
pengembangan kepemimpinan anak muda melalui pertukaran dan pentingnya keterlibatan semua
elemen masyarakat dalam memperbaiki pendidikan di Indonesia, termasuk di dalamnya generasi muda
calon pemimpin masa depan bangsa Indonesia. Kedua ide tersebut kemudian dikembangkan menjadi
sebuah pendekatan dasar yaitu mengirimkan anak-anak lulusan terbaik perguruan tinggi sebagai guru
(disebut Pengajar Muda) di daerah selama 1 tahun untuk mengisi kekurangan guru berkualitas.
Sejak awal tahun 2010 persiapan dilakukan tentang bagaimana menyiapkan pelaksanaan ide
tersebut, termasuk apa yang akan dilakukan Pengajar Muda (PM) di daerah, apa yang harus dicapai dan
persiapan pengelolaannya mulai dari rekrutmen dan pelatihan, termasuk yang paling mendasar yaitu visi
dan misi GIM. Persiapan saat itu banyak didasari atas refleksi pengalaman bekerja di beberapa NGOs
dan proyek-proyek pembangunan dari donor internasional. Beberapa di antaranya adalah:
a. perlunya mencapai hasil yang lebih kompleks dari sekedar target cepat berupa output, yaitu di
tingkat perubahan perilaku (outcome)
b. menyadari bahwa yang akan dilakukan cukup kompleks di antaranya karena kesadaran
mencapai outcome tidaklah mudah dan keberagaman tiap daerah yang juga disadari, karenanya
IM mencari pendekatan yang tepat untuk mengakomodasi dinamika belajar dan pengelolaan
program sosial yang kompleks
c. upaya mencapai target outcome cukup rumit dilakukan sebagian juga karena tuntunan pemberi
dana yang lebih menginginkan hasil yang langsung dapat dilihat sebagai bentuk akuntabilitas
program.
d. kecenderungan program untuk mencapai target cepat dan tidak memperhatikan konteks daerah
menyumbang pada hasil yang tidak bertahan lama atau tidak berkelanjutan
Pada pertengahan 2010, GIM mengenal sebuah pendekatan bernama Outcome Mapping dan
tertarik dengan kesamaan prinsipnya. Outcome Mapping sendiri adalah sebuah pendekatan yang
dikembangkan di akhir tahun 1990-an dengan fokus pada perubahan perilaku sebagai outcome yang
ingin diraih. Outcome Mapping juga meyakini bahwa sebuah program atau intervensi tidak
menyebabkan perubahan secara langsung sebagai hubungan sebab akibat yang linear, tetapi hanya
dapat mempengaruhi suatu perubahan melalui interaksi langsung dengan aktor-aktor yang perilakunya
hendak diubah. Keyakinan itu didasarkan pada pengakuan pendekatan ini atas kompleksitas realitas
persoalan sosial. Kesamaan prinsip inilah yang kemudian membuat IM menggunakan Outcome Mapping
sebagai metode untuk memandu perencanaan, pelaksanaan dan monitoring program Pengajar Muda.
1
* Divisi Sustainability Engagement adalah bagian tim Gerakan Indonesia Mengajar yang bertanggung jawab atas program
pengembangan kepemimpinan Pengajar Muda dan engagement dengan daerah untuk keberlanjutan, yaitu mengelola siklus
rekrutmen-pelatihan-penugasan & pendampingan-paska penugasan, komunikasi daerah, pengembangan persiapan keberlanjutan
dan monev.
* Nia Kurnianingtyas saat ini bertugas sebagai salah satu adviser GIM. Sebelumnya menjadi bagian tim persiapan awal GIM,
dilanjutkan sebagai Training & Development Manager dan Sustainability Engagement Manager sampai bulan Juli 2014.
2. 2
Box 1. Fact Sheet tentang GIM
Visi
1. Indonesia Mengajar adalah gerakan yang berusaha mengajak semua pihak untuk turun tangan
menyelesaikan masalah pendidikan di Indonesia.
2. Seluruh bangsa ikut tergerak untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai janji kemerdekaan.
3. Bangsa yang dipenuhi oleh pemimpin berbagai bidang dengan kompetensi global dan pemahaman akar
rumput.
Misi
1. Mendorong perubahan entitas perilaku pendidikan yang lebih baik dan berkelanjutan.
2. Menjadi wahana belajar kepemimpinan bagi anak-anak muda terbaik.
3. Menggerakkan masyarakat untuk terlibat nyata dalam kemajuan pendidikan*
Siklus Program dan Periode Pelaksanaan
Tim Pelaksana
Tim Pelaksana dalam program ini adalah tim Gerakan Indonesia Mengajar,
Jumlah Pengajar Muda
Sejak pengiriman Pengajar Muda periode 1 di November 2010 sampai dengan periode keempat di Juni 2014,
Pengajar Muda yang terlibat dalam program ini sejumlah 494 orang.
Lokasi
Lokasi penempatan Pengajar Muda adalah 17 Kabupaten yang tersebar di 16 provinsi Indonesia, yaitu Lebak, P.
Bawean (Gresik), Tulang Bawang Barat, Bengkalis, Musi Banyuasin, Muara Enim, Aceh Utara, Paser, Kapuas Hulu,
Majene, Kep. Sangihe, Banggai, Bima, Rote, Halmahera Selatan, Maluku Tenggara Barat, Fak-Fak.
Pendanaan
Dalam melaksanakan misinya, Gerakan Indonesia Mengajar didukung oleh sponsor yang berasal dari
institusi/perusahaan maupun perseorangan. Dukungan dari sponsor institusi terbagi menjadi mitra program dan
kampanye.
B. Perencanaan untuk Mempengaruhi Perubahan Perilaku
Secara singkat tim GIM mempelajari Outcome Mapping bersamaan dengan proses rekrutmen
Pengajar Muda angkatan pertama sudah berlangsung sekaligus persiapan untuk pelatihan intensif 2
bulan. Pada saat itu pula GIM sudah memiliki beberapa konsep pengelolaan Pengajar Muda (PM) yang
Training
Masa Penugasan dan
Pendampingan
Orientasi
Pasca
Penugasan
Rekrutmen
Pengiriman Pengajar Muda dilakukan
sebanyak dua kali setiap tahunnya. Di
bulan Desember, Pengajar Muda
ditugaskan ke 7 kabupaten.
Sedangkan di bulan Juli, Pengajar
Muda ditugaskan ke 10 kabupaten.
Masa tugas Pengajar Muda adalah 1
tahun. Jumlah Pengajar Muda di satu
kabupaten antara 6-10 orang.
3. 3
akan diterapkan, yaitu PM tinggal bersama masyarakat selama 1 tahun, PM bekerja dengan memberikan
praktek atau contoh yang baik di sekolah maupun masyarakat; PM bekerja bersama para pemangku
kepentingan sebagai mitra; fokus kegiatan PM adalah untuk mendorong perubahan perilaku melalui
bidang tugas kurikuler, ekstra-kurikuler, pengembangan masyarakat dan jejaring advokasi pendidikan;
GIM tidak memberikan panduan tugas yang rigid dan detil karena terbuka dengan konteks yang berbeda
di setiap daerah.
Banyaknya kesesuaian prinsip yang ditemukan di atas dan adanya kebutuhan praktis untuk
menyusun mekanisme monitoring, tim GIM dengan segera menyelenggarakan workshop untuk tujuan
tersebut. Workshop dilakukan selama 2 hari dengan dipandu Manual Outcome Mapping yang sudah
tersedia dalam bahasa Indonesia juga, dan difasilitasi oleh fasilitator yang baru saja menerima pelatihan
Outcome Mapping. Hasilnya adalah dokumen Rancangan Terarah dan jurnal monitoring/refleksi.
Sebelum menyusun mekanisme monitoring, terlebih dahulu disusun rancangan terarah
(intentional design) yang menjadi panduan perencanaan program penempatan Pengajar Muda ini dalam
mencapai perubahan perilaku. Rancangan terarah ini terdiri dari visi, pernyataan misi, tim pelaksana,
mitra langsung (boundary partners) dan ruang pengaruh, capaian dambaan (outcome challenge) dari
setiap mitra langsung dan penanda kemajuan (progress markers) dari setiap capaian dambaan, peta
strategi untuk tiap mitra langsung dan praktek organisasi yang baik.
Box 2. Konsep Kunci Outcome Mapping (1)
Outcome Mapping (OM) dikembangkan oleh Unit Evaluasi Canadian International Development Research Council
(IDRC). Logika dasar OM adalah bahwa pembangunan terjadi melalui perubahan perilaku aktor dan organisasi
dimana program dilakukan. Inovasi OM yang menambah nilai untuk metode perencanaan, monitoring dan evaluasi
yang ada:
1. Mendefinisikan sistem batasan (sphere of control, sphere of influence, sphere of interest), peran dan
tanggung jawab dimana program dilakukan;
2. Mengidentifikasi aktor-aktor utama yang menjadi penggerak perubahan, dan
3. Menyusun milestone yang menandai jalan perubahan.
Sedangkan langkah-langkah dalam OM dalam perencanaan atau disebut intentional design (Rancangan Terarah)
sebagai berikut:
1. Langkah pertama adalah mengelaborasi visi program yang menggambarkan perbaikan individu, sosial dan
lingkungan di masa depan, karenanya visi adalah gambaran perubahan dalam skala yang besar (ekonomi,
politik, sosial atau lingkungan).
2. Visi diikuti dengan pernyataan misi yang menyatakan bagaimana program akan berkontribusi pada visi.
Misi menyebutkan wilayah dimana program akan bekerja namun tidak mencantumkan semua kegiatan
yang akan dikerjakan oleh program.
3. Mitra program – individu, kelompok, organisasi dengan siapa program akan dapat mempengaruhi melalui
interaksi langsung – diistilahkan sebagai mitra langsung (boundary partners).
4. OM mendefinisikan outcomes program sebagai perubahan pada perilaku mitra langsung (dilihat dalam hal
aktivitas, tindakan dan hubungan). Capaian dambaan (outcome challenges) dirumuskan dengan dan
unruk setiap mitra langsung. Capaian dambaan adalah gambaran perubahan ideal dalam perilaku,
hubungan, aktivitas, dan/atau aksi dari mitra langsung.
5. Perubahan pada perilaku mitra langsung diukur melalui penanda kemajuan (progress markers), satu set
milestone bertahap yang fokus pada kedalaman atau kualitas perubahan.
6. OM fokus kepada bagaimana sebuah program memfasilitasi perubahan, daripada bagaimana program
mengontrol dan menjadi penyebab. OM melihat hubungan logis antara intervensi dan hasil outcomes,
4. 4
daripada mencoba menghubungkan (attribution) hasil pada intervensi tertentu. Dukungan program
kepada mitra langsungya digambarkan sebagai strategi pendukung (support strategies).
7. OM mensyaratkan keterlibatan staf program dan mitra selama proses perencanaan, monitoring dan
evaluasi.
Source: Earl, Sarah, Carden, Fred and Smutylo, Terry (2001b) http://www.idrc.ca/en/ev-62234-201-1-DO_TOPIC.html and
Daniel Roduner, pers. Comm., and some presentations of OM from OMLC
Adaptasi Rancangan Terarah GIM
1.
Di awal penggunaan OM, situasi yang terjadi di GIM mendorong proses aplikasi OM yang cukup
mudah. Di antaranya tentang kesesuaian prinsip dan juga keterbukaan tim GIM untuk belajar
menggunakan pendekatan baru yang memang sesuai. Rancangan terarah versi awal berhasil disusun
dalam workshop 2 hari dengan peserta tim GIM awal. Dalam konsep OM yang ideal, rancangan terarah
disusun bersama dengan mitra langsung terkait, untuk memastikan partisipasi, pengetahuan dan
harapan mitra dalam proses OM. Namun GIM memilih melakukannya bersama tim pelaksana tanpa
melibatkan (calon) mitra.
Pertimbangan utama langkah tersebut terkait dengan sensitifitas masyarakat di daerah. Dengan
interaksi yang belum diciptakan dengan mitra di daerah, tim GIM menyadari tantangan untuk
menjelaskan tentang rencana program yang bertujuan mempengaruhi perubahan perilaku. Terlebih
dengan strategi menempatkan Pengajar Muda di tengah masyarakat, maka sangat diperlukan
kepercayaan dari masyarakat. Sebagai pilot pertama menggunakan pendekatan ini, tim GIM juga perlu
melihat implementasi dan pembelajarannya terlebih dahulu. Untuk itu, rancangan terarah GIM belum
dapat dibahas bersama dengan mitra. Informasi tentang tujuan perubahan perilaku juga tidak
disampaikan dengan cara lugas.
Pertimbangan berikutnya adalah momentum. Tujuan saat itu adalah mencapai target pelepasan
Pengajar Muda yang pertama, tanggal 10 November 2010. Menjaga momentum untuk melangkahkan
kaki yang pertama menjadi prioritas. Karenanya tim GIM tidak memiliki banyak waktu bertemu dan
berdiskusi dengan calon mitra, selain alasan yang sangat jelas bahwa pada saat itu belum ada Pengajar
Muda dan calon mitra di daerah (meskipun tim GIM sudah menentukan daerah penempatan melalui
asesmen ke daerah).
Kontributor Rancangan Terarah
2.
Meskipun Rancangan Terarah GIM disusun oleh tim GIM, pengalaman yang beragam dari tim
menjadi sumber pengetahuan yang cukup, di samping itu visi dan misi GIM yang sudah tersusun.
Rancangan Terarah GIM dikembangkan menjadi 2 tingkat (boundary system) karena medan intervensi
atau pengaruh yang disiapkan GIM ada 2. Tingkat 1 adalah rancangan tim GIM dengan mitra langsung
Pengajar Muda. Tingkat 2 adalah rancangan Pengajar Muda dengan mitra langsung di daerah, yaitu
siswa, guru, dan pemangku kepentingan pendidikan lain (kepala sekolah, orang tua, dinas pendidikan,
masyarakat desa).
Berikut ini gambaran ruang pengaruh program Pengajar Muda
Rancangan Terarah 2 tingkat
5. 5
Dengan 2 sistem boundaries tersebut kemudian disusun capaian dambaan (outcome challenges)
dan penanda kemajuan (progress markers) dari semua mitra. Siswa sesungguhnya menjadi penerima
manfaat (beneficiaries) di ruang terluar, namun karena Pengajar Muda akan langsung berhubungan
dengan siswa maka kemudian menjadi mitra langsung. Kedua tingkat rancangan terarah tersebut
menjadi panduan bagi GIM dan PM dalam menjalankan tugas dan programnya.
Berikut kerangka rancangan terarah GIM seperti dijelaskan di atas:
Milestone Konfirmasi dan Perbaikan Rancangan Terarah
Dengan semangat belajar dari apa yang terjadi di daerah, upaya perbaikan dari rancangan
terarah segera dilakukan. Pada bulan 3-4 penempatan Pengajar Muda angkatan 1 (Februari-Maret
2011), tim GIM melakukan site visit monitoring ke 5 daerah sekaligus memberikan re-training untuk
materi pedagogis. Hasil dari monitoring pertama tersebut adalah konfirmasi bahwa pendekatan OM
dapat terus dilakukan. Selain itu dan beberapa pelajaran penting serta usulan perbaikan. Di antaranya:
6. 6
• Peran penting kepala sekolah, sehingga diusulkan menjadi mitra langsung tingkat 2
• Beberapa penanda kemajuan yang perlu direvisi, baik berubah posisi, mengubah pernyataan
dalam penanda kemajuan
• Beberapa masukan untuk efektifitas strategi GIM dan PM, misalnya pemahaman Rancangan
Terarah dan Outcome Mapping oleh Pengajar Muda yang cukup menantang, asesmen
daerah, pelatihan intensif
Melalui rangkaian diskusi selanjutnya dari temuan di atas baik dengan tim GIM maupun
Pengajar Muda, GIM merevisi Rancangan Terarah pada akhir tahun 2011 yang kemudian menjadi
panduan hingga saat ini.
Box 3. Rancangan Terarah GIM – Perubahan Perilaku yang ingin dicapai
Mitra Langsung 1: Pengajar Muda
Climbing Path
Pengajar
Muda
12
months
3
6
9
Mendorong Pembelajaran Berpusat pada
Siswa:
Mengelola kelas yg efektif, mengembangkan
metode belajar kreatif, menyusun
RPP, dokumentasi perkembangan
siswa, mendorong student-centered teaching-
learning
Berkomunikasi Efektif:
Mengembangkan komunikasi dan hubungan baik
dengan mitra langsung, publikasi
pengalamannya
Terlibat aktif/Inisiatif kegiatan pendidikan:
Memberikan pelajaran
tambahan, mengembangkan
ekskul, mengembangkan nilai-nilai
kebangsaan, aktif dalam forum guru, aktif dalam
kegiatan masyarakat
Menggerakkan Mitra Langsung
Mendorong komunikasi antar mitra di
daerah, menggerakkan mitra menyelenggarakan
kegiatan pendidikan bersama
Students
Communit
y
School
Principal
s
Teachers
Mitra Langsung 2
2
3
5
year
4 Motivation:
Active in class activities, active in extra curr and
additional out of school lessons, independent
study, full presence in class, improved reading
habit, participate in activities for potential
development/competition
Achievements:
class average reach minimum standard
competence per level set by the national
curriculum, students are active in competitions.
Behavior:
discipline in classes/schools, high motivation for
achieving their dream, positive bahavior such as
anti-violence (verbal and
physical), respectful., tolerance for diversity
The Indonesian spirit:
participate in flag ceremonies regularly, better
understanding of Indonesia and self as part of
the nation and not only his/her village, active
communicate with friends outside their areas via
penpal
Students
Local
Stakeholde
rs
School
Principals
Teachers
1
year
Students
Climbing Path
7. 7
2
3
5
year
4
Students
Local
Stakeholde
rs
School
Principals
Teachers
School
Principals
1
year
Motivation:
Discipline in presence; increased learning
interests by attending trainings, reading, etc;
active & positive communication with parents;
encourage and facilitate high-achieving students;
join a network of principals to develop knowledge
and skills; provide positive encouragement for
and facilitate teachers to learn.
Achievements:
Good governance in school management;
activate school committee with a fair and
unbiased member selection; develop a school
improvement plan; active and posittive
communication with local authorities, facilitate
reading habit and library
Behavior:
discipline in classes/schools, role model in
positive behavior (health, truthful, etc), anti-
violence (verbal and physical)., integrity
The Indonesian spirit:
Conduct flag ceremonies in the school regurlarly;
understanding the diversity in Indonesia.
Climbing Path
Climbing Path
2
3
5
year
4
1
year
Motivation:
Discipline in presence; increased learning
interests by attending trainings, reading, etc;
cater to students’ needs inside and outside
classrooms; join a network of teachers to
develop knowledge and skills; provide positive
encouragement for and facilitate students to
learn.
Achievements:
Creative teaching methods in classrom; effective
class management without violence; conduct a
student-based learning assessment, active
communication with parents; teach extracurr
activities, active in facilitating students to
participate in competition, encourage reading
habit of student
Behavior:
discipline in classes/schools, role model in
positive behavior (health, truthful, etc), anti-
violence (verbal and physical), and integrity
The Indonesian spirit:
Conduct flag ceremonies in the school regurlarly;
understanding the diversity in Indonesia and
accepting differences positively in the
classroom;.
Students
Local
Stakeholde
rs
School
Principals
Teachers
Teacher
s
2
3
5
year
4
Students
Community
School
Principals
Teachers
Local
Stakehold
ers1
year
Motivation:
Active & positive communication with school
authorities; encourage and facilitate schools to
grow; regular visits to the schools in remote
areas, parents give positive appreciation for their
kids
Achievements:
Local authorities active in facilitating education
activities, parents actively communicate with
school, involved in school activities, and oversee
the school progress, local community actively
involved and initiate education activities, all
stakeholders working together for education
activities
Behavior:
Conduct integrity in school .
Climbing Path
8. 8
C. Monitoring untuk Mencatat Perubahan Perilaku dan Hubungan antar Aktor
Metode dan alat yang pertama kali dibangun untuk monitoring-evaluasi-pembelajaran kembali
mengikuti pendekatan Outcome Mapping. Dengan antusiasme menggunakan pendekatan baru yang
sesuai, tim GIM menyusun semua alat monitoring yang disarankan dalam Manual Outcome Mapping,
yaitu jurnal capaian dambaan (outcome journal), jurnal strategi (strategy journal), dan jurnal kinerja
(performance journal). Disiapkan juga matriks tanggapan program dan matriks review logika program
untuk memandu sesi refleksi paska site visit monitoring daerah.
Box 4. Konsep Kunci Outcome Mapping (2)
Outcome Mapping dikembangkan dengan filosofi learning dan open exchange. Tujuan utama monitoring dalam
OM adalah menyediakan ruang dimana program dan merefleksikan pengalamannya, untuk memberikan masukan
pada siklus perencanaannya.
Outcome Mapping didesain utamanya sebagai alat belajar bagi program untuk melakukan monitoringnya sendiri.
OM mendorong program untuk berinteraksi langsung baik melalu tatap muka atau pertemuan via elektronik,
untuk mengumpulkan data dan merefleksikan kerja program, untuk perencanaan masa ke depannya.
Sebelum mengembangkan sistem monitoring, tim pelaksana perlu mendiskusikan kesiapannya dalam
melaksanakan sistem tersebut. Termasuk di antaranya menentukan prioritas monitoring. OM sendiri menawarkan
sistem pengumpulan data dan mendorong refleksi pada:
• Kemajuan dari mitra atas pencapaian outcomes (penanda kemajuan mana yang sudah dicapai? Bukti yang
menggambarkan perubahan, tindakan atau hubungan?). Pengumpulan datanya disarankan dengan jurnal
capaian dambaan (outcome journal).
• Kinerja internal program (strategi apa saja yang diimplementasikan? Apakah mitra puas? Bagaimana
memperbaikinya?). Pengumpulan datanya disarankan menggunakan jurnal strategi (strategy journal).
• Fungsi program sebagai sebuah unit organisasi (bagaimana kinerja unit dalam membantu mitra? Apakah
kita belajar dari pengalaman?). Pengumpulan datanya disarankan menggunakan jurnal kinerja
(performance journal) agar program tetap relevan, inovatif, berlanjut dan sesuai dengan situasi
lingkungan.
Sumber: Earl, Sarah, Carden, Fred and Smutylo, Terry (2001), Outcome Mapping: Building Learning and Reflection into
Development Programs
Membangun Mekanisme Monitoring Evaluasi dan Pembelajaran
Mekanisme dan alat monitoring disusun pada saat workshop di bulan Agustus setelah
rancangan terarah tersusun. Hal pertama yang dilakukan adalah menetapkan prioritas untuk rencana
monitoring-evaluasi. Untuk rancangan terarah tingkat 1, GIM memutuskan memonitor capaian
dambaan Pengajar Muda, strategi program dan perilaku organisasi. Sedangkan untuk tingkat 2 GIM
memutuskan melakukan monitoring capaian dambaan mitra langsung 2.
Langkah-langkah monitoring yang dilakukan:
1) Pengajar Muda mengisi semua jurnal, baik untuk tingkat pertama tentang capaian dirinya (self
assessment) dan untuk tingkat kedua tentang capaian mitra langsungnya.
Jurnal diisi sebanyak 2 kali dalam setahun
2) Pengumpulan dan pengolahan jurnal oleh tim GIM
9. 9
3) Refleksi bersama Pengajar Muda di daerah dalam agenda site visit (satu kali setahun) untuk
membahas capaian individu, desa dan kabupaten, strategi dan pembelajarannya
4) Diskusi pemaknaan dan pembelajaran oleh tim GIM paska site visit dengan agenda
mengumpulkan kemajuan capaian, tanggapan Pengajar Muda atas strategi GIM, pembelajaran
dan tindak lanjut yang perlu dilakukan
Tim GIM kembali melakukan adaptasi dari praktek yang disarankan Outcome Mapping. Untuk
monitoring capaian mitra langsung 2 (siswa, guru, kepala sekolah, pemangku kepentingan lain)
dilakukan melalui Pengajar Muda. Idealnya tim GIM berinteraksi langsung dengan mitra langsung dalam
proses monitoring. Beberapa pertimbangannya adalah kebutuhan sumber daya yang cukup besar baik
tenaga, waktu dan keahlian. Namun demikian interaksi langsung dengan Pengaajr Muda ketika site visit
monitoring cukup menggantikan proses tersebut. Perubahan rancangan terarah menjadi salah satu
pendorong proses monitoring yang dilakukan GIM saat ini cukup memadai.
Perbaikan Mekanisme Monitoring
Mekanisme monitoring dengan langkah-langkah di atas yang dilakukan secara regular
mendorong proses pembelajaran terus menerus. Termasuk juga belajar tentang mekanisme monitoring
yang efektif dan sesuai dengan kemampuan lembaga. Beberapa tantangan muncul untuk mendapatkan
data dan informasi yang cepat dan dalam. Di antaranya adalah jumlah jurnal yang harus diisi Pengajar
Muda yang sangat banyak termasuk pemahaman Pengajar Muda tentang outcome mapping dan
monitoringnya, mengumpulkan jurnal dengan kondisi geografis yang rumit, dan tantangan menganalisa
banyaknya data dan informasi dari jurnal.
Beberapa perubahan atau perbaikan dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut, di
antaranya:
• penguatan pemahaman Pengajar Muda tentang outcome mapping dan monitoring evaluasi
selama pelatihan intensif,
• pencatatan hasil site visit dengan lebih baik,
• penyederhanaan jurnal
• laporan kemajuan outcome (perubahan perilaku) digabung dengan beberpa metode lain,
misalnya menyusun indeks kemajuan, laporan output, cerita perubahan, refleksi paska
penugasan
Berikut ini alur dan tabel sistem monitoring, evaluasi, pembelajaran dan pelaporan yang dilakukan saat
ini
10. 10
Planning Monitoring Evaluation (Data) & Learning Reporting
Intentional
Design Level
1 – Young
Teacher
• All journals (outcome challenge &
progress markers; strategy;
organizational practices and learning)
submitted 2 times a year (month 5 and
10), for individual and group
• Report on program implementation
submitted 2 times a year (month 5 and
10)
• Self and peer assessment submitted 2
times a year (month 5 and 10)
• Reflective focused discussion at site
(once a year, month 6)
Journals, program implementation
report, self & peer assessment month
5, used for coaching/mentoring by IM
-Interview by assessor on
leadership development
Annual evaluation: analyze
journal and site visit result
via discussion
Recap program
implementation report,
self & peer assessment
month 10
Management of
developing Young
Teacher leadership for
improvement of next
year plan
Leadership Porto
folio of individual
Young Teacher
Annual report
Intentional
Design Level
II
• All Journals (outcome challenge,&
progress markers, strategy and
learning) of Student, Teacher, Principal
and Stakeholder behavior, submitted 2
times a year, for individual and group
Annual evaluation:
•analyze journals month
10th and site visit result
• reflective forum at post
deployment event
• collection of change
stories
• evaluation discussion on
program management
• Reflective Forum
(discussing the journals
at site)
• Reflective forum at
post deployment event
• collection of
strategies
• collection of change
stories
• improvement plan on
Program management
Annual report
• progress of
outcome
challenge each
school & per
region
• supporting
change stories
• shared strategies
D. Capaian Perubahan Perilaku
Proses monitoring yang dilakukan seperti dijelaskan dalam tabel di atas diolah dan dianalisa baik
dengan fokus di satu kabupaten maupun di semua kabupaten penempatan sebagai informasi trend.
Setiap daerah baik desa dan kabupaten akan memiliki kemajuan yang berbeda- beda. Saat ini tim GIM
tengah mengolah perkembangan dan kemajuan capaian perilaku mitra di daerah dan cerita
perubahannya, strategi yang dilakukan Pengajar Muda untuk mendorong perubahan tersebut. Berikut
ning:
1.
Intentional
design for 5
year plan
2. Annual
work plan
Monitoring
1: 5th month
1. Young
Teacher send
1st journals
2. IM use for
monitoring
Monitoring 2: 10th month
1. Young Teachers send 2nd
journals
2. IM use for
analysis, progress report
Annual
Evaluation
Learningfor
next year
work plan
11. 11
adalah perubahan perilaku 4 mitra langsung tingkat 2 di kabupaten Tulang Bawang Barat sebagai hasil
penilaian Pengajar Muda di tahun ketiga.
Perubahan pada Siswa
0 1 2 3
Penanda Kemajuan Perilaku Siswa*
Mengikuti kegiatan peningkatan prestasi dan pengembangan potensi seperti Olimpiade
Sains, pelajaran tambahan, atau perlombaan lain
Mengikuti upacara bendera secara rutin
Berpartisipasi aktif dalam kegiatan belajar di kelas, termasuk bertanya, diskusi, bekerja
sama, dan menuntaskan tugas
Hadir di kelas secara penuh
Memiliki motivasi tinggi untuk mencapai cita-citanya
Aktif melakukan komunikasi dengan teman-teman di luar daerah, misalnya melalui
sahabat pena
Menghargai dan toleransi terhadap perbedaan
Memiliki minat baca yang tinggi
Menaati peraturan kelas dan konsekuensinya yang telah disepakati bersama
Memiliki pengetahuan tentang bangsa Indonesia
Memiliki perilaku dan kebiasaan baru yang positif secara mandiri tanpa diingatkan
Mengikuti kegiatan ekstrakurikuler
Memiliki kebiasaan belajar mandiri di dalam dan di luar kelas
Menguasai materi yang disampaikan sesuai dengan standar ketuntasan
Perubahan pada Guru
12. 12
0.00 1.00 2.00 3.00
Penanda Kemajuan Perilaku Guru*
Menunjukkan minat meningkatkan kemampuan mengajarnya dengan misalnya
konsultasi, meminta referensi atau meminta dilatih oleh Pengajar Muda
Menunjukkan perilaku positif di depan siswa, seperti tidak merokok di depan siswa
dan tidak melakukan tindak kekerasan baik fisik maupun verbal terhadap siswa
Terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang mendorong peningkatan prestasi dan potensi
siswa, seperti pelajaran tambahan, OSK, dan UASBN
Hadir melaksanakan kewajiban mengajar secara penuh
Menerapkan integritas di dalam kelas, terutama dalam pelaksanaan ulangan dan
ujian
Mendorong minat baca siswa, dengan minimal mendorong siswa memanfaatkan
perpustakaan
Melakukan komunikasi dua arah kepada muridnya baik di dalam kelas maupun di
luar jam sekolah
Memberikan apresiasi positif dan memperlakukan setiap siswa secara adil
Aktif meningkatkan kompetensi dan kapasitasnya secara mandiri baik dengan
mencari dan menggunakan bahan-bahan belajar baru, maupun aktif mengikuti
kegiatan peningkatan kapasitas dalam forum-forum pengembangan guru
Melibatkan orang tua agar ikut berpartisipasi secara aktif dalam memantau
perkembangan siswa
Membimbing kegiatan ekstrakurikuler di sekolah
Membagi pengetahuan dan ketrampilan mengajar yang berpusat kepada siswa
kepada guru yang lain
Mencatat perkembangan siswa
Menyusun RPP secara mandiri dan menerapkannya
Menggunakan metode belajar kreatif dan menyenangkan
Ibu Eli, guru SDS Terang Agung, Kabupaten Tulang Bawang Barat
PadaOktober 2013, Pengajar
Mudadan Dinas Pendidikan
KabupatenTulangBawangBarat
bekerja sama untuk
mengadakanlokakarya
pembelajarankreatifuntuk guru.
Bu Eli, guru dari SDS Terang
Agung,menjadisalah satu
pesertalokakaryatersebut.
Setelahmengikuti
lokakarya,perubahanmulai
tampakdari cara Bu Eli
mengajar.Ia mempraktikkan
semuailmu yang didapatsaat
mengikutilokakarya.Kepada
rekan sesama guru di SD nya, Bu
Eli mentransferilmu yang ia
dapatagarrekan guru lain yang
tidakmenghadirilokakarya
dapatmempraktekkannyajuga.
13. 13
Strategi Pengajar Muda untuk meningkatkan kapasitas mengajar guru
Strategi dalam membiasakan perilaku positif pada guru
Perubahan pada Kepala Sekolah
Strategi untuk mendorong kepala sekolah dalam mengelola sekolah
mengadakan lokakarya pembelajaran kreatif dan menjadikan guru lokal sebagai
narasumber.
mengaktivasi Kelompok Kerja Guru (KKG) sebagai wadah pertukaran ilmu antar
guru.
mengadakan pelatihan komputer untuk guru-guru agar dapat memanfaatkannya
dalam pekerjaan sehari-hari.
membuat jadwal guru sebagai pembina upacara
bersama Kepala Sekolah, mengajak para guru untuk tidak merokok di wilayah
sekolah.
memberi contoh dalam menyelesaikan proses pengajaran sesuai dengan
peraturan bersama guru yang sudah memiliki perilaku positif tersebut.
kegiatanbelajar SDN 01 Bangun Jaya Kabupaten Tulang Bawang Barat
Kepala Sekolah SDN 01 Bangun Jaya
dari awal sudah menerapkan budaya
membaca surat-surat pendek sebelum
memulai pelajaran. Surat yang dibaca
meliputi surat An-Nas, Al-Falaq, dan Al-
Ikhlas. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan anak-anak
menghapal surat pendek serta
menerapkan kebiasaan membaca surat
pendek.
Setelah mengikuti kegiatan Lokakarya
Guru Masa Depan, yang berisi informasi
mengenai budaya-budaya positif yang
dapat diterapkan di sekolah, kepala
sekolah kemudian mulai menambah
penerapan budaya positif seperti
bercium tangan sebelum masuk
kelas, menyanyikan lagu wajib, dan
membaca UUD 1945 bersama-sama. Hal
ini diterapkan di kelas 4,5, dan 6 sejak
bulan November 2013.
mendorongkepala sekolah untuk mengeluarkankebijakan kepada
guru agar membuat Rancangan Pengajaran dan Pembelajaran(RPP).
memberi referensi tentang budaya positif yang bisa diterapkan di
sekolah.
14. 14
Perubahan pada Pemangku Kepentingan Pendidikan lain
0.00 1.00 2.00 3.00
Penanda Kemajuan Perilaku Kepala Sekolah*
Mendorong kebanggaan menjadi bagian bangsa Indonesia dengan minimal
menyelenggarakan upacara bendera secara rutin
Aktif mengembangkan kemampuan diri misalnya dengan mengikuti perkumpulan
Kepala Sekolah atau mengikuti kegiatan peningkatan kapasitas lainnya
Memfasilitasi kegiatan peningkatan prestasi dan pengembangan potensi siswa
Menunjukkan perilaku positif di depan siswa dan guru, seperti tidak merokok di depan
siswa dan tidak melakukan tindak kekerasan baik fisik maupun verbal terhadap siswa
dan guru, dan medorong cinta tanah air
Mendukung dan mengembangkan program perpustakaan
Memfasilitasi kegiatan peningkatan kapasitas guru-guru di sekolahnya
Menerapkan integritas di sekolah, terutama dalam pelaksanaan ujian
Hadir di sekolah secara penuh
Aktif berkomunikasi dengan dinas terkait pengembangan sekolah dan
mensosialisasikannya di sekolah
Melaksanakan pengelolaan administrasi dan keuangan sekolah yang baik
Mengaktifkan forum komunikasi sekolah dengan orangtua siswa
Mengelola proses pembelajaran yang berpusat pada siswa
Mengembangkan komite sekolah yang aktif dan akuntabel mendukung pengembangan
sekolah
Menyusun rencana pengembangan sekolah yang berpusat pada siswa
15. 15
E. Pembelajaran dari Pengalaman GIM
Diskusi tentang pembelajaran yang didapat GIM dengan menggunakan Outcome Mapping
belum sepenuhnya digali bersama. Namun beberapa hal penting dapat disarikan sebagai berikut:
1. GIM memiliki kemewahan situasi yang sangat mempengaruhi kemudahan mengaplikasikan OM.
Selain kesesuaian prinsip dan filosofi antara pendekatan GIM dan OM, pendanaan yang tidak
bersumber pada pemerintah maupun lembaga donor internasional/nasional memberikan cukup
kebebasan dan fleksibilitas tim GIM dalam mendesain program dan mengelolanya.
Tantangannya kemudian adalah meyakinkan para donator baik perusahaan maupun individu
tentang efektifitas pendekatan yang digunakan GIM.
0 1 2 3
Penanda Kemajuan Perilaku Pemangku
Kepentingan Lain *
Masyarakat daerah berpartisipasi aktif dalam kegiatan pendidikan di masyarakat
Masyarakat secara aktif meningkatkan kemajuan pendidikan di daerahnya dengan inisiasi dan
sumber daya yang mereka miliki
Orang tua memberikan apresiasi terhadap perkembangan positif baik prestasi, potensi
maupun perilaku anaknya
Dinas pendidikan melakukan komunikasi dua arah yang positif kepada kepala sekolah dan
guru
Para pemangku kepentingan di daerah (orang tua, dinas pendidikan dan jajarannya serta
masyarakat) bersama-sama merencanakan dan menjalankan program dan kegiatan
peningkatan pendidikan di daerahnya
Orang tua berpartisipasi aktif dalam kegiatan pendidikan di sekolah
Masyarakat mulai menginisiasi kegiatan pembelajaran yang dibutuhkan dengan dukungan
Pengajar Muda
Orang tua aktif mengawasi penyelenggaraan pendidikan di sekolah
Orang tua, Dinas Pendidikan, dan masyarakat mendorong kejujuran dalam pelaksanaan ujian
Dinas pendidikan mendukung kegiatan peningkatan prestasi siswa Sekolah Dasar di daerahnya
Orang tua berkomunikasi intensif dengan sekolah mengenai proses belajar anak
Dinas pendidikan kabupaten mensosialisasikan informasi dan kebijakan terbaru kepada setiap
sekolah dengan tepat waktu
16. 16
2. Menggunakan OM mendorong tim GIM untuk selalu belajar, berpikir kritis, dan siap menyusun
langkah-langkah yang diperlukan untuk memperbaiki program. Pembelajaran ini tidak hanya
berguna bagi lembaga namun juga bagi individu anggota tim. Berada dalam sebuah journey
mencapai outcome meskipun sulit dan menantang, namun menyenangkan dan berharga untuk
dilalui bersama.
3. Tantangan yang dihadapi GIM dalam menggunakan OM serupa dengan pengalaman lembaga
lain yang menggunakannya. Yaitu pemahaman mitra tentang outcome mapping dan
monitoringnya, penggunaan jurnal yang cukup banyak menyita waktu, tenaga dan finansial,
termasuk ketika melakukan interaksi face to face. Namun perkembangan praktek monitoring
yang cepat dan fasilitas sumber belajar yang dimudahkan dengan internet, mendorong tim GIM
belajar metode lain dan mengkombinasikannya dengan metode monitoring outcome mapping.
Salah satu sumber referensi penting adalah Outcome Mapping Learning Community
(www.outcomemapping.ca), sebuah portal milik komunitas untuk berbagi pengalaman dan
pengetahuan tentang aplikasi outcome mapping dan kaitannya dengan pendekatan lain.
4. Terkait dengan poin sebelumnya, melakukan monitoring di Indonesia (dengan wilayah program
yang beragam secara geografis) memang memerlukan sumber daya yang cukup banyak. Tim
GIM mengalami situasi dimana data yang telah terkumpul dari Pengajar Muda belum diolah
dengan optimal dalam waktu yang cukup lama karena faktor sumber daya waktu dan tenaga.
Tim GIM perlu lebih cermat dalam memutuskan prioritas dan sistem monitoring evaluasi yang
akan dipilih. Pertimbangan utamanya adalah antara tujuan dan prioritas yang ingin dimonitor
dan sumber daya yang dimiliki oleh lembaga.