SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
Download to read offline
Tinjauan Pustaka

                                             Obesitas dan Asma
                                                           Gina Amanda
                                                  RS PMC Pekanbaru, Riau, Indonesia



                                                              ABSTRAK

        Obesitas dan asma merupakan penyakit kronik yang prevalensinya cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Bebe-
        rapa penelitian menunjukkan bahwa peningkatan indeks massa tubuh (IMT) meningkatkan risiko terjadinya asma. Be-
        berapa faktor menjelaskan hubungan antara obesitas dan asma. Obesitas menyebabkan penurunan sistem komplians
        paru, volume paru, dan diameter saluran napas perifer. Akibatnya, terjadi peningkatan hiperreaktivitas saluran napas,
        perubahan volume darah pulmoner, dan gangguan fungsi ventilasi perfusi. Peningkatan jaringan adiposit pada pende-
        rita obesitas menyebabkan bertambahnya produksi sel-sel dan mediator inflamasi yang turut berperan untuk terjadinya
        asma. Studi genomik membuktikan bahwa terdapat gen-gen yang menjadi penghubung antara obesitas dan asma.
        Selain itu, faktor hormonal dan diet merupakan faktor risiko terjadinya asma pada obesitas. Penelitian lebih lanjut perlu
        dilakukan untuk menemukan penyebab pasti hubungan obesitas dan asma.
        Kata kunci: obesitas, asma, indeks massa tubuh




PENDAHULUAN                                      si asma di Amerika Serikat juga mengalami       ting untuk perubahan fisiologi paru; gejala
                                                 peningkatan dari 3,1% pada tahun 1980           yang timbul mirip asma. Obesitas menye-
Obesitas dan asma merupakan penyakit             menjadi 5,6% di tahun 1995, dan pada 2004       babkan penurunan sistem komplians paru,
kronik yang diderita oleh jutaan orang. Pre-     menjadi 7,1%.4                                  volume paru, dan diameter saluran napas
valensi kedua penyakit ini cenderung me-                                                         perifer. Akibatnya, terjadi peningkatan hi-
ningkat dari tahun ke tahun. Seorang de-         Beberapa tahun terakhir, banyak peneli-         perreaktivitas saluran napas, perubahan
wasa dikatakan menderita obesitas apabila        tian yang menerangkan hubungan antara           volume darah pulmoner, dan gangguan
memiliki indeks massa tubuh (IMT) ≥ 30           asma dengan perubahan pola diet dan             fungsi ventilasi perfusi.
kg/mm2.1 Prevalensi obesitas pada dewasa         obesitas. Meskipun penyebab pasti yang
di Amerika Serikat adalah sebesar 33,8%          menghubungkan keduanya belum ditemu-            Penurunan sistem komplians paru pada
pada tahun 2008. Wanita (35,5%) lebih ba-        kan, data epidemiologi menjelaskan bahwa        obesitas disebabkan oleh penekanan dan
nyak menderita obesitas dibandingkan pria        obesitas mengawali terjadinya asma, me-         infiltrasi jaringan lemak di dinding dada,
(32,2%).2                                        ningkatkan prevalensi dan derajat penyakit,     serta peningkatan volume darah paru. Disp-
                                                 serta menurunkan efikasi obat yang digu-        neu merupakan gejala akibat terganggunya
Asma adalah kelainan inflamasi kronik sa-        nakan dalam terapi.5                            sistem ini. Selain itu, pada penderita obe-
luran napas dengan banyak sel dan elemen                                                         sitas aliran udara di saluran napas terbatas,
seluler yang berperan. Inflamasi kronik ini      Penelitian Castro-Rodriguez, dkk menemu-        ditandai dengan menurunnya nilai FEV1
berhubungan dengan hiperreaktivitas salur-       kan bahwa anak perempuan berusia 6-11 ta-       dan FVC yang umumnya terjadi simetris.
an napas dan penyempitan lumen saluran           hun yang overweight dan obesitas memiliki       Penurunan volume paru berhubungan de-
napas, yang menyebabkan episode wheez-           kemungkinan 5,5 sampai 7 kali untuk men-        ngan berkurangnya diameter saluran napas
ing berulang, sesak napas, rasa tertekan di      derita asma pada usia 11-13 tahun, diban-       perifer menimbulkan gangguan fungsi otot
dada, dan batuk terutama pada malam dan          dingkan dengan anak yang memiliki IMT           polos saluran napas. Hal ini menyebabkan
dini hari. Episode ini bervariasi dan sering     normal.6 Sedangkan penelitian Golden,           perubahan siklus jembatan aktin-miosin
reversibel, baik spontan maupun dengan           dkk menemukan penurunan respons ter-            yang berdampak pada peningkatan hiper-
pengobatan.                                      hadap beclomethasone pada pasien asma           reaktivitas dan obstruksi saluran napas.5,8
                                                 yang obesitas.7
Prevalensi asma adalah 1%-18% dari selu-                                                         2. Obesitas dan Mediator Inflamasi
ruh populasi di berbagai negara.3 Selama         HIPOTESIS HUBUNGAN OBESITAS                     Jaringan adiposit memproduksi sejumlah
periode 2001-2003, terdapat 20 juta orang        DAN ASMA                                        molekul pro-inflamasi yang berperan da-
menderita asma setiap tahunnya di Amerika                                                        lam sistem imun seperti interleukin (IL)-6,
Serikat; terdiri dari 6,2 juta anak-anak (usia   1. Obesitas dan Fungsi Paru                     eotaxin, tumor necrosis factor (TNF)-α,
<18 tahun) dan 13,8 juta dewasa. Prevalen-       Obesitas memiliki efek mekanik yang pen-        transforming growth factor (TGF)-β1, lep-



36                                                                                                           CDK-189/ vol. 39 no. 1, th. 2012
Tinjauan Pustaka
tin, dan adiponektin. Pada penderita obe-            bahwa leptin merupakan faktor yang             perreaktivitas saluran napas, asma, dan
sitas produksi molekul-molekul tersebut              berperan dalam hubungan antara                 terjadinya obesitas. 5,8,9
meningkat sehingga menimbulkan res-                  obesitas dan asma. Leptin merupakan
pons inflamasi sistemik. Berikut informasi           hormon yang diproduksi oleh adiposit        c. Kromosom 11q13
mengenai molekul-molekul yang berperan               dan kadarnya meningkat pada pende-              Kromosom 11q13 memiliki dua kandi-
pada patogenesis asma.5                              rita obesitas. Melalui pengaturan di            dat gen yakni UCP2-UCP3 dan gen
                                                     hipotalamus, leptin berfungsi meng-             untuk reseptor IgE. UCP2-UCP3
a. IL-6                                              atur asupan energi dan metabolisme              mempengaruhi pengaturan metabo-
    Sel adiposit memproduksi IL-6 dan                tubuh. Selain itu, leptin memiliki peran        lisme tubuh tetapi tidak berperan
    kadarnya berkorelasi dengan massa le-            dalam pengaturan respons inflamasi              pada asma. Sebaliknya, gen reseptor
    mak tubuh total. Kadar IL-6 yang me-             pada penderita obesitas yakni meng-             IgE memiliki peran dalam respons in-
    ningkat berhubungan dengan stimulasi             atur proliferasi dan aktivasi sel T, pro-       flamasi sel Th-2 yang meningkat pada
    terhadap histamin, IL-4, TNF-α, dan              mosi angiogenesis, serta aktivasi sel           asma namun tidak berperan pada
    IL-1. Stimulasi terhadap IL-4 akan me-           monosit dan makrofag. Kadar leptin              obesitas.5
    ningkatkan produksi IgE yang berperan            dalam darah dapat digunakan untuk
    penting pada asma.9 IL-6 juga berperan           memprediksi terjadinya asma pada            d. Kromosom 12q
    untuk terjadinya fibrosis subepitelial sa-       anak.5                                          Pada kromosom ini terdapat gen untuk
    luran napas, yang merupakan kunci ter-       f. Adiponektin                                      sitokin inflamasi pada asma (IFN-γ,
    jadinya remodeling saluran napas pada            Adiponektin memiliki peran sebagai an-          LTA4H, NOS-1) dan obesitas (STAT6,
    asma.9,10                                        ti-inflamasi termasuk di saluran napas.         IGF1,CD36L1).5
b. Eotaxin                                           Pada obesitas terjadi penurunan kadar
    Eotaxin merupakan kemokin yang                   adiponektin serum sehingga memper-          4. Hormonal
    berperan dalam migrasi eosinofil dari            mudah terjadinya respons inflamasi, se-     Banyak penelitian membuktikan bahwa
    darah ke saluran napas sehingga me-              perti pada asma.5                           efek obesitas pada asma lebih sering terja-
    nimbulkan respons inflamasi pada pen-                                                        di pada wanita. Hal ini menjelaskan peng-
    derita asma.11 Eotaxin pada manusia          3. Faktor Genetik                               aruh hormon seks terhadap kedua penya-
    disekresikan oleh sel endotel, fibroblas,    Polimorfisme genetik menyebabkan ter-           kit tersebut. Penelitian Castro-Rodriguez,
    makrofag, sel epitel bronkus bersilia        dapatnya beberapa efek yang mungkin             dkk menemukan bahwa anak perempuan
    dan tidak bersilia, sel otot polos, kon-     muncul pada satu gen. Selain itu, suatu gen     overweight atau obesitas yang mengalami
    drosit, dan eosinofil. Ditemukan bahwa       yang terdapat pada satu region kromosom         pubertas lebih awal berisiko lebih tinggi
    jaringan adiposit juga mensekresikan         dapat pula menjadi penghubung antara            terhadap kejadian asma dibandingkan de-
    eotaxin dan kadarnya meningkat baik          satu penyakit dengan penyakit lainnya.          ngan anak perempuan yang memiliki IMT
    pada tikus percobaan maupun manu-            Kandidat gen yang berperan pada obesitas        normal.
    sia yang obesitas. Selain itu percobaan      dan asma terdapat pada region kromosom
    penurunan berat badan pada manu-             5q, 6p, 11q13, dan 12q.5,8,9                    Ada dua hal yang menjelaskan pengaruh
    sia menyebabkan menurunnya kadar                                                             hormonal dalam hubungan obesitas dan
    eotaxin plasma. Hal ini membuktikan          a. Kromosom 5q                                  asma. Pertama, obesitas mempengaruhi
    bahwa kadar eotaxin yang meningkat               Pada kromosom 5q terdapat kandi-            pengaturan hormon perempuan sehing-
    pada obesitas akan meningkatkan risiko           dat gen ADRB2, NR3C1, dan GRL               ga mempercepat pubertas. Pada keadaan
    seseorang menderita asma.12                      yang berhubungan untuk terjadinya           ini, sel adiposit memproduksi estron
c. TNF-α                                             asma dan obesitas. Polimorfisme gen         (salah satu estrogen alami) dan leptin se-
    TNF-α juga dihasilkan oleh sel adiposit          ADRB2 menyebabkan peningkatan               hingga kadarnya meningkat dalam darah.
    dan kadarnya berhubungan langsung                kadar IgE serum dan derajat serangan        Kedua hormon ini memiliki peran untuk
    dengan massa lemak tubuh. Selain itu,            asma, gangguan respons terapi terha-        terjadinya asma. Hormon estrogen ber-
    diketahui bahwa pada asma terjadi pe-            dap pemberian β agonis, serta menye-        peran mempengaruhi respons saluran na-
    ningkatan kadar TNF-α yang mening-               babkan obesitas.8,9 Gen NR3C1 berpe-        pas terhadap β2 adrenergik, sedangkan
    katkan produksi sitokin T helper (Th)-2          ran untuk respons inflamasi baik pada       leptin mempengaruhi respons inflamasi.
    yakni IL-4 dan IL-6 di epitel bronkus.5          asma maupun obesitas.5,8 Sedangkan          Kedua, peningkatan hormon estrogen
d. TGF- β1                                           gen GRL berhubungan dengan pe-              pada perempuan obes cenderung me-
    Pada asma, TGF-β1 dihasilkan oleh eo-            ningkatan derajat serangan asma,            nyebabkan atopi. Hal ini karena hormon
    sinofil dan makrofag. Sitokin ini menye-         berkurangnya respons terhadap steroid       perempuan menyebabkan sel limfosit
    babkan terjadinya transformasi fibroblas         pada pengobatan asma, dan terjadinya        menyekresi lebih banyak IL-4 dan IL-13
    menjadi miofibroblas dan berdampak               obesitas. 9                                 sehingga meningkatkan produksi IgE.
    terhadap remodeling saluran napas.13         b. Kromosom 6p                                  Meningkatnya kepekaan terhadap alergi
e. Leptin                                            Kromosom 6p mengandung kandidat             pada anak perempuan yang obes men-
    Banyak penelitian yang menyatakan                gen TNF-α yang berperan terhadap hi-        jelaskan terjadinya asma.6



CDK-189/ vol. 39 no. 1, th. 2012                                                                                                        37
Tinjauan Pustaka
5. Diet                                                    vitamin C yang rendah berhubungan de-                       an dengan peningkatan reaktivitas saluran
Konsumsi makanan penderita obesitas cen-                   ngan meningkatnya prevalensi asma pada                      napas, tetapi penelitian lain tidak menemu-
derung memiliki nilai nutrisi rendah tetapi                anak dan dewasa, gejala respirasi, serta hi-                kan hal ini. Restriksi Na pada tiga uji klinik
tinggi lemak. Kadar vitamin A, C, E, karo-                 perreaktivitas bronkus. Suplementasi vita-                  memperbaiki respons saluran napas, FEV1,
ten, riboflavin, piridoksin, zinc, dan magne-              min C menunjukkan terjadinya penurunan                      dan gejala asma. 9
sium yang dikonsumsi berbanding terbalik                   derajat serangan dan frekuensi asma,
dengan kadar lemak tubuh.                                  bronkospasme yang diinduksi oleh aktivi-                    Simpulan
                                                           tas, dan respons saluran napas terhadap                     Obesitas merupakan salah satu pe-
Rendahnya kadar zat-zat tersebut ber-                      metakolin.                                                  nyebab meningkatnya prevalensi asma.
pengaruh terhadap terjadinya asma. De-                                                                                 Terdapat beberapa hipotesis yang men-
fisiensi zinc dan magnesium berhubungan                    Nutrien lain yang berhubungan untuk ter-                    ghubungkan keduanya meliputi hubung-
dengan munculnya gejala asma dan hiper-                    jadinya asma adalah natrium (Na). Pada                      an fungsi paru, seluler, genetik, hor-
reaktivitas bronkus. Selain itu, defisiensi                obesitas terjadi retensi Na akibat produksi                 monal, dan diet atau lingkungan. Perlu
zinc juga meningkatkan respons imun sel                    angiotensin II oleh adiposit dan leptin yang                dilakukan penelitian lebih lanjut dengan
Th. Vitamin A, E, karoten, riboflavin, dan                 menimbulkan efek simpatis langsung pada                     skala yang lebih besar untuk menentu-
piridoksin diduga berhubungan dengan                       sistem renal. Beberapa penelitian mene-                     kan penyebab pasti hubungan obesitas
penurunan fungsi paru dan asma. Kadar                      mukan bahwa peningkatan Na berhubung-                       dan asma.



Daftar Pustaka

1.	 National Institutes of Health (NIH) NHLBI. Clinical guidelines on the identification, evaluation, and treatment of overweight and obesity in adults: the evidence report.
     NIH Report 98-4083, 1998.
2.	 Flegal KM, Carroll MD, Odgen CL, Curtin LR. Prevalence and trends in obesity among US adults, 1999-2008. JAMA 2010; 303(3): 235-41.
3.	 Global Initiative for Asthma. Global strategy for asthma management and prevention. NHLBI/WHO workshop report. US National Institutes of Health, 2009 (update).
4.	 Moorman JE, Rudd RA, Johnson CA et al. National surveillance for asthma-united states,1980-2004. Dalam: Surveillance Summaries October 19, 2007. MMWR. 2007;
     56 (SS08): 1-14.
5.	 Delgado J, Barranco P, Quirce S. Obesity and asthma. J Investig Allergol Clin Immunol.2008; 18(6): 420-25.
6.	 Castro-Rodriguez JA, Holberg CJ, Morgan WJ, Wright AL, Martinez FD. Increased incidence of asthma like symptoms in girls who become overweight or obese during
     the school years. Am J Respir Crit Care Med. 2001; 163: 1344-9.
7.	 Peters-Golden M, Swern A, Bird SS, Hustad CM, Grant E, Edelman JM. Influence of body mass index on the response to asthma controller agents. Eur Respir J. 2006;
     27: 495-503.
8.	 Beuther DA, Weiss ST, Sutherland ER. Obesity and asthma. Am J Respir Crit Care Med. 2006; 174: 112-9.
9.	 Tantisira KG, Weiss ST. Complex interactions in complex traits: obesity and asthma. Thorax. 2001; 56: ii64-ii74.
10.	 Elias JA, Zhu Z, Chupp G, Homer RJ. Airway remodelling in asthma. J Clin Invest. 1999; 104(8): 1001-6.
11.	 Busse W, Lemanske RF. Asthma. N Engl J Med.2001; 344(5): 350-62.
12.	 Vasudevan AR, Wu H, Xydakis AM et al. Eotaxin and obesity. J Clin Endocrinol Metab. 2006; 91(1): 256-61.
13.	 Naning R, Darmawan MT. Airway remodelling in asthma. Paediatrica Indon. 2001; 41 (5-6): 125-31.




38                                                                                                                                    CDK-189/ vol. 39 no. 1, th. 2012

More Related Content

What's hot

What's hot (7)

Lupus Eritematous Discoid
Lupus Eritematous DiscoidLupus Eritematous Discoid
Lupus Eritematous Discoid
 
Askep lupus
Askep lupusAskep lupus
Askep lupus
 
KMB SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)
KMB SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)KMB SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)
KMB SLE (Sistemik Lupus Eritematosus)
 
Patofiologi SLE
Patofiologi SLE Patofiologi SLE
Patofiologi SLE
 
PPT lupus eritematosus systemic
PPT lupus eritematosus systemicPPT lupus eritematosus systemic
PPT lupus eritematosus systemic
 
Daging atau Vegetarian
Daging atau VegetarianDaging atau Vegetarian
Daging atau Vegetarian
 
PJBL SLE
PJBL SLEPJBL SLE
PJBL SLE
 

Similar to Obesitas dan Asma

Askep asthma bronchial
Askep asthma bronchialAskep asthma bronchial
Askep asthma bronchialSumadin1112
 
Presentation1.pptx
Presentation1.pptxPresentation1.pptx
Presentation1.pptxNiceYou
 
Nutrisi ppok
Nutrisi ppokNutrisi ppok
Nutrisi ppoksu darto
 
Askep asthma bronchial
Askep asthma bronchialAskep asthma bronchial
Askep asthma bronchialSumadin1112
 
Askep asthma bronchial
Askep asthma bronchialAskep asthma bronchial
Askep asthma bronchialSumadin1112
 
Askep asthma bronchial
Askep asthma bronchialAskep asthma bronchial
Askep asthma bronchialSumadin1112
 
Askep asthma bronchial
Askep asthma bronchialAskep asthma bronchial
Askep asthma bronchialSumadin1112
 
Referat Fetomaternal.pptx
Referat Fetomaternal.pptxReferat Fetomaternal.pptx
Referat Fetomaternal.pptxindah107935
 
Mekanisme Virus - Imiunologi 1 [Autosaved].ppt
Mekanisme Virus - Imiunologi 1 [Autosaved].pptMekanisme Virus - Imiunologi 1 [Autosaved].ppt
Mekanisme Virus - Imiunologi 1 [Autosaved].pptKornelisAribowo3
 
Asthma copd overlap (
Asthma copd overlap (Asthma copd overlap (
Asthma copd overlap (ssuser4c22ca
 
Kasus Farmakoterapi asma C2 Farmasi Unpad
Kasus Farmakoterapi asma C2 Farmasi UnpadKasus Farmakoterapi asma C2 Farmasi Unpad
Kasus Farmakoterapi asma C2 Farmasi Unpadssuser1b264b
 
askep lansia pernapasan.pptx
askep lansia pernapasan.pptxaskep lansia pernapasan.pptx
askep lansia pernapasan.pptxSallyYaman
 
Diagnosis dan Penatalaksanaan Terkini Asma pada Anak
Diagnosis dan Penatalaksanaan Terkini Asma pada AnakDiagnosis dan Penatalaksanaan Terkini Asma pada Anak
Diagnosis dan Penatalaksanaan Terkini Asma pada AnakLena Setianingsih
 

Similar to Obesitas dan Asma (20)

12323-42971-1-SM.pdf
12323-42971-1-SM.pdf12323-42971-1-SM.pdf
12323-42971-1-SM.pdf
 
12323-42971-1-SM.pdf
12323-42971-1-SM.pdf12323-42971-1-SM.pdf
12323-42971-1-SM.pdf
 
Askep asthma bronchial
Askep asthma bronchialAskep asthma bronchial
Askep asthma bronchial
 
Asma dalam kehamilan
Asma dalam kehamilanAsma dalam kehamilan
Asma dalam kehamilan
 
Asma Bronkiale Pada Anak
Asma Bronkiale Pada AnakAsma Bronkiale Pada Anak
Asma Bronkiale Pada Anak
 
Presentation1.pptx
Presentation1.pptxPresentation1.pptx
Presentation1.pptx
 
Nutrisi ppok
Nutrisi ppokNutrisi ppok
Nutrisi ppok
 
Askep asthma bronchial
Askep asthma bronchialAskep asthma bronchial
Askep asthma bronchial
 
Askep asthma bronchial
Askep asthma bronchialAskep asthma bronchial
Askep asthma bronchial
 
Askep asthma bronchial
Askep asthma bronchialAskep asthma bronchial
Askep asthma bronchial
 
Askep asthma bronchial
Askep asthma bronchialAskep asthma bronchial
Askep asthma bronchial
 
Referat Fetomaternal.pptx
Referat Fetomaternal.pptxReferat Fetomaternal.pptx
Referat Fetomaternal.pptx
 
Mekanisme Virus - Imiunologi 1 [Autosaved].ppt
Mekanisme Virus - Imiunologi 1 [Autosaved].pptMekanisme Virus - Imiunologi 1 [Autosaved].ppt
Mekanisme Virus - Imiunologi 1 [Autosaved].ppt
 
Asthma copd overlap (
Asthma copd overlap (Asthma copd overlap (
Asthma copd overlap (
 
Kasus Farmakoterapi asma C2 Farmasi Unpad
Kasus Farmakoterapi asma C2 Farmasi UnpadKasus Farmakoterapi asma C2 Farmasi Unpad
Kasus Farmakoterapi asma C2 Farmasi Unpad
 
Asthma pathophysiology
Asthma pathophysiologyAsthma pathophysiology
Asthma pathophysiology
 
askep lansia pernapasan.pptx
askep lansia pernapasan.pptxaskep lansia pernapasan.pptx
askep lansia pernapasan.pptx
 
Asma 01
Asma 01Asma 01
Asma 01
 
Fix english
Fix englishFix english
Fix english
 
Diagnosis dan Penatalaksanaan Terkini Asma pada Anak
Diagnosis dan Penatalaksanaan Terkini Asma pada AnakDiagnosis dan Penatalaksanaan Terkini Asma pada Anak
Diagnosis dan Penatalaksanaan Terkini Asma pada Anak
 

Obesitas dan Asma

  • 1. Tinjauan Pustaka Obesitas dan Asma Gina Amanda RS PMC Pekanbaru, Riau, Indonesia ABSTRAK Obesitas dan asma merupakan penyakit kronik yang prevalensinya cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Bebe- rapa penelitian menunjukkan bahwa peningkatan indeks massa tubuh (IMT) meningkatkan risiko terjadinya asma. Be- berapa faktor menjelaskan hubungan antara obesitas dan asma. Obesitas menyebabkan penurunan sistem komplians paru, volume paru, dan diameter saluran napas perifer. Akibatnya, terjadi peningkatan hiperreaktivitas saluran napas, perubahan volume darah pulmoner, dan gangguan fungsi ventilasi perfusi. Peningkatan jaringan adiposit pada pende- rita obesitas menyebabkan bertambahnya produksi sel-sel dan mediator inflamasi yang turut berperan untuk terjadinya asma. Studi genomik membuktikan bahwa terdapat gen-gen yang menjadi penghubung antara obesitas dan asma. Selain itu, faktor hormonal dan diet merupakan faktor risiko terjadinya asma pada obesitas. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk menemukan penyebab pasti hubungan obesitas dan asma. Kata kunci: obesitas, asma, indeks massa tubuh PENDAHULUAN si asma di Amerika Serikat juga mengalami ting untuk perubahan fisiologi paru; gejala peningkatan dari 3,1% pada tahun 1980 yang timbul mirip asma. Obesitas menye- Obesitas dan asma merupakan penyakit menjadi 5,6% di tahun 1995, dan pada 2004 babkan penurunan sistem komplians paru, kronik yang diderita oleh jutaan orang. Pre- menjadi 7,1%.4 volume paru, dan diameter saluran napas valensi kedua penyakit ini cenderung me- perifer. Akibatnya, terjadi peningkatan hi- ningkat dari tahun ke tahun. Seorang de- Beberapa tahun terakhir, banyak peneli- perreaktivitas saluran napas, perubahan wasa dikatakan menderita obesitas apabila tian yang menerangkan hubungan antara volume darah pulmoner, dan gangguan memiliki indeks massa tubuh (IMT) ≥ 30 asma dengan perubahan pola diet dan fungsi ventilasi perfusi. kg/mm2.1 Prevalensi obesitas pada dewasa obesitas. Meskipun penyebab pasti yang di Amerika Serikat adalah sebesar 33,8% menghubungkan keduanya belum ditemu- Penurunan sistem komplians paru pada pada tahun 2008. Wanita (35,5%) lebih ba- kan, data epidemiologi menjelaskan bahwa obesitas disebabkan oleh penekanan dan nyak menderita obesitas dibandingkan pria obesitas mengawali terjadinya asma, me- infiltrasi jaringan lemak di dinding dada, (32,2%).2 ningkatkan prevalensi dan derajat penyakit, serta peningkatan volume darah paru. Disp- serta menurunkan efikasi obat yang digu- neu merupakan gejala akibat terganggunya Asma adalah kelainan inflamasi kronik sa- nakan dalam terapi.5 sistem ini. Selain itu, pada penderita obe- luran napas dengan banyak sel dan elemen sitas aliran udara di saluran napas terbatas, seluler yang berperan. Inflamasi kronik ini Penelitian Castro-Rodriguez, dkk menemu- ditandai dengan menurunnya nilai FEV1 berhubungan dengan hiperreaktivitas salur- kan bahwa anak perempuan berusia 6-11 ta- dan FVC yang umumnya terjadi simetris. an napas dan penyempitan lumen saluran hun yang overweight dan obesitas memiliki Penurunan volume paru berhubungan de- napas, yang menyebabkan episode wheez- kemungkinan 5,5 sampai 7 kali untuk men- ngan berkurangnya diameter saluran napas ing berulang, sesak napas, rasa tertekan di derita asma pada usia 11-13 tahun, diban- perifer menimbulkan gangguan fungsi otot dada, dan batuk terutama pada malam dan dingkan dengan anak yang memiliki IMT polos saluran napas. Hal ini menyebabkan dini hari. Episode ini bervariasi dan sering normal.6 Sedangkan penelitian Golden, perubahan siklus jembatan aktin-miosin reversibel, baik spontan maupun dengan dkk menemukan penurunan respons ter- yang berdampak pada peningkatan hiper- pengobatan. hadap beclomethasone pada pasien asma reaktivitas dan obstruksi saluran napas.5,8 yang obesitas.7 Prevalensi asma adalah 1%-18% dari selu- 2. Obesitas dan Mediator Inflamasi ruh populasi di berbagai negara.3 Selama HIPOTESIS HUBUNGAN OBESITAS Jaringan adiposit memproduksi sejumlah periode 2001-2003, terdapat 20 juta orang DAN ASMA molekul pro-inflamasi yang berperan da- menderita asma setiap tahunnya di Amerika lam sistem imun seperti interleukin (IL)-6, Serikat; terdiri dari 6,2 juta anak-anak (usia 1. Obesitas dan Fungsi Paru eotaxin, tumor necrosis factor (TNF)-α, <18 tahun) dan 13,8 juta dewasa. Prevalen- Obesitas memiliki efek mekanik yang pen- transforming growth factor (TGF)-β1, lep- 36 CDK-189/ vol. 39 no. 1, th. 2012
  • 2. Tinjauan Pustaka tin, dan adiponektin. Pada penderita obe- bahwa leptin merupakan faktor yang perreaktivitas saluran napas, asma, dan sitas produksi molekul-molekul tersebut berperan dalam hubungan antara terjadinya obesitas. 5,8,9 meningkat sehingga menimbulkan res- obesitas dan asma. Leptin merupakan pons inflamasi sistemik. Berikut informasi hormon yang diproduksi oleh adiposit c. Kromosom 11q13 mengenai molekul-molekul yang berperan dan kadarnya meningkat pada pende- Kromosom 11q13 memiliki dua kandi- pada patogenesis asma.5 rita obesitas. Melalui pengaturan di dat gen yakni UCP2-UCP3 dan gen hipotalamus, leptin berfungsi meng- untuk reseptor IgE. UCP2-UCP3 a. IL-6 atur asupan energi dan metabolisme mempengaruhi pengaturan metabo- Sel adiposit memproduksi IL-6 dan tubuh. Selain itu, leptin memiliki peran lisme tubuh tetapi tidak berperan kadarnya berkorelasi dengan massa le- dalam pengaturan respons inflamasi pada asma. Sebaliknya, gen reseptor mak tubuh total. Kadar IL-6 yang me- pada penderita obesitas yakni meng- IgE memiliki peran dalam respons in- ningkat berhubungan dengan stimulasi atur proliferasi dan aktivasi sel T, pro- flamasi sel Th-2 yang meningkat pada terhadap histamin, IL-4, TNF-α, dan mosi angiogenesis, serta aktivasi sel asma namun tidak berperan pada IL-1. Stimulasi terhadap IL-4 akan me- monosit dan makrofag. Kadar leptin obesitas.5 ningkatkan produksi IgE yang berperan dalam darah dapat digunakan untuk penting pada asma.9 IL-6 juga berperan memprediksi terjadinya asma pada d. Kromosom 12q untuk terjadinya fibrosis subepitelial sa- anak.5 Pada kromosom ini terdapat gen untuk luran napas, yang merupakan kunci ter- f. Adiponektin sitokin inflamasi pada asma (IFN-γ, jadinya remodeling saluran napas pada Adiponektin memiliki peran sebagai an- LTA4H, NOS-1) dan obesitas (STAT6, asma.9,10 ti-inflamasi termasuk di saluran napas. IGF1,CD36L1).5 b. Eotaxin Pada obesitas terjadi penurunan kadar Eotaxin merupakan kemokin yang adiponektin serum sehingga memper- 4. Hormonal berperan dalam migrasi eosinofil dari mudah terjadinya respons inflamasi, se- Banyak penelitian membuktikan bahwa darah ke saluran napas sehingga me- perti pada asma.5 efek obesitas pada asma lebih sering terja- nimbulkan respons inflamasi pada pen- di pada wanita. Hal ini menjelaskan peng- derita asma.11 Eotaxin pada manusia 3. Faktor Genetik aruh hormon seks terhadap kedua penya- disekresikan oleh sel endotel, fibroblas, Polimorfisme genetik menyebabkan ter- kit tersebut. Penelitian Castro-Rodriguez, makrofag, sel epitel bronkus bersilia dapatnya beberapa efek yang mungkin dkk menemukan bahwa anak perempuan dan tidak bersilia, sel otot polos, kon- muncul pada satu gen. Selain itu, suatu gen overweight atau obesitas yang mengalami drosit, dan eosinofil. Ditemukan bahwa yang terdapat pada satu region kromosom pubertas lebih awal berisiko lebih tinggi jaringan adiposit juga mensekresikan dapat pula menjadi penghubung antara terhadap kejadian asma dibandingkan de- eotaxin dan kadarnya meningkat baik satu penyakit dengan penyakit lainnya. ngan anak perempuan yang memiliki IMT pada tikus percobaan maupun manu- Kandidat gen yang berperan pada obesitas normal. sia yang obesitas. Selain itu percobaan dan asma terdapat pada region kromosom penurunan berat badan pada manu- 5q, 6p, 11q13, dan 12q.5,8,9 Ada dua hal yang menjelaskan pengaruh sia menyebabkan menurunnya kadar hormonal dalam hubungan obesitas dan eotaxin plasma. Hal ini membuktikan a. Kromosom 5q asma. Pertama, obesitas mempengaruhi bahwa kadar eotaxin yang meningkat Pada kromosom 5q terdapat kandi- pengaturan hormon perempuan sehing- pada obesitas akan meningkatkan risiko dat gen ADRB2, NR3C1, dan GRL ga mempercepat pubertas. Pada keadaan seseorang menderita asma.12 yang berhubungan untuk terjadinya ini, sel adiposit memproduksi estron c. TNF-α asma dan obesitas. Polimorfisme gen (salah satu estrogen alami) dan leptin se- TNF-α juga dihasilkan oleh sel adiposit ADRB2 menyebabkan peningkatan hingga kadarnya meningkat dalam darah. dan kadarnya berhubungan langsung kadar IgE serum dan derajat serangan Kedua hormon ini memiliki peran untuk dengan massa lemak tubuh. Selain itu, asma, gangguan respons terapi terha- terjadinya asma. Hormon estrogen ber- diketahui bahwa pada asma terjadi pe- dap pemberian β agonis, serta menye- peran mempengaruhi respons saluran na- ningkatan kadar TNF-α yang mening- babkan obesitas.8,9 Gen NR3C1 berpe- pas terhadap β2 adrenergik, sedangkan katkan produksi sitokin T helper (Th)-2 ran untuk respons inflamasi baik pada leptin mempengaruhi respons inflamasi. yakni IL-4 dan IL-6 di epitel bronkus.5 asma maupun obesitas.5,8 Sedangkan Kedua, peningkatan hormon estrogen d. TGF- β1 gen GRL berhubungan dengan pe- pada perempuan obes cenderung me- Pada asma, TGF-β1 dihasilkan oleh eo- ningkatan derajat serangan asma, nyebabkan atopi. Hal ini karena hormon sinofil dan makrofag. Sitokin ini menye- berkurangnya respons terhadap steroid perempuan menyebabkan sel limfosit babkan terjadinya transformasi fibroblas pada pengobatan asma, dan terjadinya menyekresi lebih banyak IL-4 dan IL-13 menjadi miofibroblas dan berdampak obesitas. 9 sehingga meningkatkan produksi IgE. terhadap remodeling saluran napas.13 b. Kromosom 6p Meningkatnya kepekaan terhadap alergi e. Leptin Kromosom 6p mengandung kandidat pada anak perempuan yang obes men- Banyak penelitian yang menyatakan gen TNF-α yang berperan terhadap hi- jelaskan terjadinya asma.6 CDK-189/ vol. 39 no. 1, th. 2012 37
  • 3. Tinjauan Pustaka 5. Diet vitamin C yang rendah berhubungan de- an dengan peningkatan reaktivitas saluran Konsumsi makanan penderita obesitas cen- ngan meningkatnya prevalensi asma pada napas, tetapi penelitian lain tidak menemu- derung memiliki nilai nutrisi rendah tetapi anak dan dewasa, gejala respirasi, serta hi- kan hal ini. Restriksi Na pada tiga uji klinik tinggi lemak. Kadar vitamin A, C, E, karo- perreaktivitas bronkus. Suplementasi vita- memperbaiki respons saluran napas, FEV1, ten, riboflavin, piridoksin, zinc, dan magne- min C menunjukkan terjadinya penurunan dan gejala asma. 9 sium yang dikonsumsi berbanding terbalik derajat serangan dan frekuensi asma, dengan kadar lemak tubuh. bronkospasme yang diinduksi oleh aktivi- Simpulan tas, dan respons saluran napas terhadap Obesitas merupakan salah satu pe- Rendahnya kadar zat-zat tersebut ber- metakolin. nyebab meningkatnya prevalensi asma. pengaruh terhadap terjadinya asma. De- Terdapat beberapa hipotesis yang men- fisiensi zinc dan magnesium berhubungan Nutrien lain yang berhubungan untuk ter- ghubungkan keduanya meliputi hubung- dengan munculnya gejala asma dan hiper- jadinya asma adalah natrium (Na). Pada an fungsi paru, seluler, genetik, hor- reaktivitas bronkus. Selain itu, defisiensi obesitas terjadi retensi Na akibat produksi monal, dan diet atau lingkungan. Perlu zinc juga meningkatkan respons imun sel angiotensin II oleh adiposit dan leptin yang dilakukan penelitian lebih lanjut dengan Th. Vitamin A, E, karoten, riboflavin, dan menimbulkan efek simpatis langsung pada skala yang lebih besar untuk menentu- piridoksin diduga berhubungan dengan sistem renal. Beberapa penelitian mene- kan penyebab pasti hubungan obesitas penurunan fungsi paru dan asma. Kadar mukan bahwa peningkatan Na berhubung- dan asma. Daftar Pustaka 1. National Institutes of Health (NIH) NHLBI. Clinical guidelines on the identification, evaluation, and treatment of overweight and obesity in adults: the evidence report. NIH Report 98-4083, 1998. 2. Flegal KM, Carroll MD, Odgen CL, Curtin LR. Prevalence and trends in obesity among US adults, 1999-2008. JAMA 2010; 303(3): 235-41. 3. Global Initiative for Asthma. Global strategy for asthma management and prevention. NHLBI/WHO workshop report. US National Institutes of Health, 2009 (update). 4. Moorman JE, Rudd RA, Johnson CA et al. National surveillance for asthma-united states,1980-2004. Dalam: Surveillance Summaries October 19, 2007. MMWR. 2007; 56 (SS08): 1-14. 5. Delgado J, Barranco P, Quirce S. Obesity and asthma. J Investig Allergol Clin Immunol.2008; 18(6): 420-25. 6. Castro-Rodriguez JA, Holberg CJ, Morgan WJ, Wright AL, Martinez FD. Increased incidence of asthma like symptoms in girls who become overweight or obese during the school years. Am J Respir Crit Care Med. 2001; 163: 1344-9. 7. Peters-Golden M, Swern A, Bird SS, Hustad CM, Grant E, Edelman JM. Influence of body mass index on the response to asthma controller agents. Eur Respir J. 2006; 27: 495-503. 8. Beuther DA, Weiss ST, Sutherland ER. Obesity and asthma. Am J Respir Crit Care Med. 2006; 174: 112-9. 9. Tantisira KG, Weiss ST. Complex interactions in complex traits: obesity and asthma. Thorax. 2001; 56: ii64-ii74. 10. Elias JA, Zhu Z, Chupp G, Homer RJ. Airway remodelling in asthma. J Clin Invest. 1999; 104(8): 1001-6. 11. Busse W, Lemanske RF. Asthma. N Engl J Med.2001; 344(5): 350-62. 12. Vasudevan AR, Wu H, Xydakis AM et al. Eotaxin and obesity. J Clin Endocrinol Metab. 2006; 91(1): 256-61. 13. Naning R, Darmawan MT. Airway remodelling in asthma. Paediatrica Indon. 2001; 41 (5-6): 125-31. 38 CDK-189/ vol. 39 no. 1, th. 2012