Dokumen ini membahas makna dan perwujudan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam kehidupan bernegara Indonesia. Sila ini mengandangkan pengakuan terhadap Tuhan dan kebebasan beragama bagi seluruh warga negara tanpa paksaan agama manapun.
Kemerdekaan Beragama dan Berkepercayaan di Indonesiaafifahdhaniyah
Materi mata pelajaran PPKN kelas X dengan judul "Kemerdekaan Beragama dan Berkepercayaan di Indonesia". Membahas mengenai kebebasan memeluk agama, hak jaminan melaksanakan ibadah, dan kewajiban bertoleransi beragama menurut UUD45 dan Pancasila
Menelaah ketentuan konstitusional kehidupan berbangsa dan bernegaraghinahuwaidah
pendidikan kewarganegaraan sma
kemerdekaan beragama dan kepercayaan di Indonesia, pengertian, jenis-jenis, manfaat, kendala,cara menjaga kerukunan antar umat beragama, sistem pertahanan dan keamanan
Kemerdekaan Beragama dan Berkepercayaan di Indonesiaafifahdhaniyah
Materi mata pelajaran PPKN kelas X dengan judul "Kemerdekaan Beragama dan Berkepercayaan di Indonesia". Membahas mengenai kebebasan memeluk agama, hak jaminan melaksanakan ibadah, dan kewajiban bertoleransi beragama menurut UUD45 dan Pancasila
Menelaah ketentuan konstitusional kehidupan berbangsa dan bernegaraghinahuwaidah
pendidikan kewarganegaraan sma
kemerdekaan beragama dan kepercayaan di Indonesia, pengertian, jenis-jenis, manfaat, kendala,cara menjaga kerukunan antar umat beragama, sistem pertahanan dan keamanan
3. KELOMPOK III
o H. Luthfi Anshari
o Siti Fatimah
o Nida Mauizdati
4. Makna sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Sumber Hukum Sila Ketuhanan Yang Maha
Esa
Perwujudan Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
dalam Kehidupan Bernegara
5. Tuhan jika dirumuskan dalam sudut
hubungannya dengan hal di luar dirinya
adalah “Yang Pertuhan”.
Yang Maha Esa = Yang Satu.
6. Pengakuan kepada Tuhan Yang Maha Esa
Pengakuan adanya kebebasan memeluk
agama dan kepercayaan masing – masing.
7. Sila keTuhanan Yang Maha Esa
mengandung isi arti mutlak, bahwa dalam
Negara Republik Indonesia tidak ada tempat
bagi pertentangan dalam hal ke-Tuhanan
atau keagamaan, bagi sikap dan perbuatan
anti ke-Tuhanan atau anti keagamaan dan
bagi paksaan agama.
8.
9. a) Pembukaan UUD 1945:
Alenia Ketiga:
“Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa
dan dengan didorongkan oleh keinginan
luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang
bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan
dengan ini kemerdekaannya.”
Alenia Keempat:
“…………., maka disusunlah kemerdekaan
Kebangsaan itu dalam suatu Undang – Undang
Dasar Negara Republik Indonesia, yang
berkedaulatan rrakyat dengan berdasar
kepada: Ketuhanan Yang Maha
Esa,……………..”
10. b) UUD 1945 Pasal 29, yang berbunyi:
1. Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha
Esa.
2. Negara Menjamin kemerdekaan tiap – tiap
penduduk untuk memeluk agamanya masing
– masing dan untuk beribadat menurut
agamanya dan kepercayaannya.
11. c) Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia No. II/MPR/1978 tentang
pedoman penghayatan dan pengamalan
pancasila.
d) Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia No.II/MPR/1983 tentang
GARIS – GARIS BESAR HALUAN NEGARA, yang
berisi tentang:
Agama dan Kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa.
Pendidikan.
12. Ketetapan MPR No.II/MPR/1978
memberikan petunjuk – petunjuk nyata dan
jelas wujud pengamalan sila Ketuhanan Yang
Maha Esa sebagai berikut:
Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa sesuai dengan agama dan
kepercayaannya yang masing – masing
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
13. Hormat – menghormati dan bekerjasamaa
antara pemeluk agama dan penganut
kepercayaan yang berbeda – beda, sehingga
terbina kerukunan hidup.
Saling menghormati kebebasan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaannya.
Tidak memaksakan suatu agama dan
kepercayaan kepada orang lain.
14. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung
makna bahwa semua orang di Indonesia
memiliki kepercayaan terhadap
Tuhan, meskipun dalam hal ini mereka
menganut agama yang berbeda, pada intinya
mereka sama – sama memiliki kepercayaan
terhadap sesuatu yang mereka sebut “Tuhan”.
Dengan kata lain sila ini mengandung makna
bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang
beragama.
15. Pengamalan sila Ketuhanan Yang Maha Esa
dalam Kehidupan bernegara yaitu dengan:
Mengembangkan sikap hormat menghormati
dan bekerjasama antra pemeluk agama
dengan penganut kepercayaan yang berbeda-
beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Membina kerukunan hidup di antara sesama
umat beragama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa
16. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia
dengan Tuhan Yang Maha Esa.
Mengembangkan sikap saling menghormati
kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaanya masing
masing
Tidak memaksakan suatu agama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
kepada orang lain.