SlideShare a Scribd company logo
1 of 53
Mikroprosesor 
Bab 3: Arsitektur Mikroprosesor 
INTEL 8085 
INTEL 8086 
SIMULATOR SMS32V23 
Arsitektur Mikroprosesor 1
Arsitektur Mikroprosesor 
INTEL 8085 
Arsitektur Mikroprosesor 2
Arsitektur Mikroprosesor 
INTEL 8085 
ALU dan Register yang digunakan 
• ALU dalam 8085 menerima masukan dari dua 
register yakni AKUMULATOR (REGISTER 
A) dan register sementara TMP. 
8-BIT INTERNAL DATA BUS 
ACCUMULATOR TEMP. REG. 
ALU 
Arsitektur Mikroprosesor 3
Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8085 
ALU dan Register yang digunakan 
• ALU melaksanakan penjumlahan, 
pengurangan dan operasi logika khusus 
pada pasangan byte masukan dalam 
register A dan TMP. 
• Akumulator: sebagai sumber masukan dan 
tujuan hasil operasi ALU, dapat diakses oleh 
pemrogram. 
• Register TMP diisi data dari lokasi lainnya, 
tak dapat diakses pemrogram sehingga 
dinamakan register tak tampak. 
Arsitektur Mikroprosesor 4
Arsitektur Mikroprosesor 
INTEL 8085 
ALU dan Register yang digunakan 
• Contoh: Suatu perintah untuk menambahkan isi 
lokasi memori ke akumulator akan menyebabkan 
isi lokasi tertentu dipindahkan ke register TMP 
sebelum proses penjumlahan yang sebenarnya 
dilakukan. 
Keadaan awal: 
Isi akumulator : 5, isi TMP=0 
Keadaan berikutnya: 
Isi akumulator : 5, isi TMP=3 
Keadaan setelah ALU melakukan penjumlahan: 
Isi akumulator : 8, isi TMP=3 
Arsitektur Mikroprosesor 5
Arsitektur Mikroprosesor 
INTEL 8085 
ALU dan Register yang digunakan 
• ALU membangkitkan bit bendera (flag bit) 
yang disimpan dalam REGISTER BENDERA. 
8-BIT INTERNAL DATA BUS 
FLAG 
FLIP FLOPS 
ALU 
ACC TMP 
Arsitektur Mikroprosesor 6
Arsitektur Mikroprosesor 
INTEL 8085 
ALU dan Register yang digunakan 
• Lokasi bit setiap bendera dalam register 
bendera: 
S Z - AC - P - CY 
S: Sign Flag (bendera tanda) 
Z: Zero Flag (bendera nol) 
AC: Auxiliary Carry Flag (bendera sisa tambahan) 
P: Parity Flag (bendera paritas) 
CY: Carry Flag (bendera sisa) 
Arsitektur Mikroprosesor 7
Arsitektur Mikroprosesor 
INTEL 8085 
ALU dan Register yang digunakan 
• Register bendera (flag register) digunakan 
untuk mengetahui keadaan hasil 
pelaksanaan instruksi oleh ALU. 
• Bendera sign akan diset (S=1), jika 
pelaksanaan perintah oleh ALU 
menghasilkan bilangan negatif. 
• Bendera zero akan diset (Z=1), jika operasi 
ALU memberikan hasil 0. 
Arsitektur Mikroprosesor 8
Arsitektur Mikroprosesor 
INTEL 8085 
ALU dan Register yang digunakan 
• Bendera AC akan diset (AC=1), jika dalam 
penjumlahan, bit ke 3 menghasilkan carry. 
Contoh: 
Bit ke-7 Bit ke-3 Bit ke-0 
0011 0010 isi Akumulator 
0000 0101 + isi TMP 
0011 0111 isi Akumulator setelah 
perintah penjumlahan 
dilaksanakan 
Penjumlahan bit ke-3 
tidak menghasilkan 
carry sehingga AC=0 
Arsitektur Mikroprosesor 9
Arsitektur Mikroprosesor 
INTEL 8085 
ALU dan Register yang digunakan 
• Contoh yang lain 
0010 1000 isi Akumulator 
0000 1001 + isi TMP 
0011 0001 isi Akumulator setelah 
perintah penjumlahan 
dilaksanakan 
Penjumlahan bit ke-3 
menghasilkan carry 
sehingga AC=1 
Arsitektur Mikroprosesor 10
Arsitektur Mikroprosesor 
INTEL 8085 
ALU dan Register yang digunakan 
• Bendera paritas (parity flag) akan diset 
(P=1), jika pelaksanaan perintah oleh ALU 
menghasilkan jumlah bit 1 genap dan reset 
(P=0) jika jumlah bit 1 ganjil. 
Contoh: Output ALU=01100011, maka P= 1 
Output ALU=00101010, maka P= 0 
Arsitektur Mikroprosesor 11
Arsitektur Mikroprosesor 
INTEL 8085 
ALU dan Register yang digunakan 
• Bendera carry akan diset (CY=1), jika 
operasi ALU menghasilkan carry. Contoh: 
1 ---> carry 
1010 1000 isi Akumulator 
1000 1001 + isi TMP 
0011 0001 isi Akumulator setelah 
perintah penjumlahan 
dilaksanakan 
Penjumlahan bit ke-7 
menghasilkan carry 
sehingga CY=1 
Arsitektur Mikroprosesor 12
Arsitektur Mikroprosesor 
INTEL 8085 
Bagian Register 
• Memiliki 6 buah register serbaguna yang 
dapat digunakan secara terpisah sebagai 
register 8-bit, atau berpasangan untuk 
menyimpan data 16 bit. 
• Register 8-bit: B, C, D, E, H, L 
• Pasangan Register HL, pasangan register 
DE sering digunakan sebagai register 
pasangan untuk menyimpan alamat memori, 
isi HL dan DE dapat ditukar dengan perintah 
tunggal. 
• Register B dan C sering dipakai sebagai 
penyimpan sementara untuk data tunggal. 
Arsitektur Mikroprosesor 13
Arsitektur Mikroprosesor 
INTEL 8085 
Bagian Register 
• Register Serbaguna Pada 8085: 
8-bit 8-bit 
REGISTER B REGISTER C 
REGISTER D REGISTER E 
REGISTER H REGISTER L 
16-bit 
Arsitektur Mikroprosesor 14
Arsitektur Mikroprosesor 
INTEL 8085 
Bagian Register 
• Register SP (stack pointer) atau penunjuk 
tumpukan merupakan register 16 bit yang 
menunjuk lokasi tumpukan di RAM. 8085 
tidak memiliki register tumpukan internal, 
tetapi menggunakan sebagian lokasi RAM, 
sehingga panjang tumpukan tidak tetap 
dapat diubah sesuai keperluan. 
Arsitektur Mikroprosesor 15
Arsitektur Mikroprosesor 
INTEL 8085 
Bagian Register 
• Register PC (program counter): merupakan 
register yang berisi alamat perintah 
berikutnya yang akan diambil. Setelah 
RESET, PC=0. Register PC pada 8085 
panjang 16-bit sehingga prosesor ini mampu 
mengalamati : 
216 lokasi alamat memori 
atau 
65536 lokasi memori atau 64 kilo byte 
Stack Pointer (SP) 
Program Counter (PC) 
16-bit 
Arsitektur Mikroprosesor 16
Arsitektur Mikroprosesor 
INTEL 8086 
Tinjauan Umum 
• 8086 merupakan mikroprosesor 16-bit, 
artinya bagian ALU, register internalnya, dan 
sebagian besar instruksi-instruksinya 
dirancang untuk bekerja pada data 16-bit. 
• 8086 memiliki bus data 16-bit, jadi ia dapat 
membaca data dari atau menyimpan data ke 
memori dan port-port yang ada dalam format 
16-bit atau 8-bit . 
Arsitektur Mikroprosesor 17
Arsitektur Mikroprosesor 
INTEL 8086 
Tinjauan Umum 
• 8086 memiliki bus alamat 20-bit, sehingga ia 
dapat mengalamati 220 atau 1.048.576 lokasi 
memori atau 1 MB memori, sedangkan 
register PC atau IP (instruction pointer) yang 
dimilikinya panjangnya 16-bit. Hal inilahyang 
merupakan keunggulan dari 8086. 
• Prosesor lain yang sejenis dengan 8086 
adalah 8088. 8088 memiliki ALU, register, 
dan set instruksi yang sama dengan 8086. 
8088 juga memiliki bus alamat 20-bit, jadi ia 
juga bisa mengalamati memori 1 MB. 
Arsitektur Mikroprosesor 18
Arsitektur Mikroprosesor 
INTEL 8086 
Tinjauan Umum 
• Perbedaan 8088 dan 8086, 8088 memiliki 
bus data 8-bit, sedangkan 8086 lebar bus 
datanya 16-bit. 8088 hanya dapat membaca 
dari atau menulisi data ke memori dan port-port 
dengan panjang 8-bit. Untuk membaca 
word 16-bit dari dua lokasi memori, 8088 
selalu mengerjakan dengan dua operasi 
baca. 8088 pada awalnya digunakan 
sebagai CPU pada The Original IBM 
Personal Computer. 
Arsitektur Mikroprosesor 19
Arsitektur Mikroprosesor 
INTEL 8086 
20 bit 
16 bit 
Register 
Antrian 
(FIFO) 
Arsitektur Mikroprosesor 20
Arsitektur Mikroprosesor 
INTEL 8086 
• Prosesor 8086 terbagi menjadi 2 bagian 
fungsional yang independen, yakni BIU (bus 
interface unit) dan EU (execution unit). 
• BIU bertugas mengirim kode-kode alamat 
keluar, mengambil instruksi dari memori, 
dan membaca data dari port dan memori. 
BIU menangani semua trnasfer data dan 
alamat pada bus untuk membantu EU. 
• EU meminta BIU untuk mengambilkan 
instruksi dan data dari memori, mendekode 
dan melaksanakan instruksi 
Arsitektur Mikroprosesor 21
Arsitektur Mikroprosesor 
INTEL 8086 
EXECUTION UNIT (EU) 
• EU mengandung rangkaian-rangkaian 
kontrol yang berfungsi mengarahkan 
operasi-operasi internal. 
• Dekoder pada EU menerjemahkan instruksi-instruksi 
yang telah diambil dari memori ke 
dalam urutan aksi. 
• EU memilki ALU 16-bit dan dapat melakukan 
penjumlahan, pengurangan, AND, OR, XOR, 
increment, decrement, complement, atau 
shift bilangan biner. 
Arsitektur Mikroprosesor 22
Arsitektur Mikroprosesor 
INTEL 8086 
EXECUTION UNIT (EU) : FLAG REGISTER 
• 8086 memiliki register bendera dengan 
panjang 16-bit. Dari 16-bit itu terdapat 9 
bendera yang aktif. 
• Dari 9 bendera yang aktif, 6 bendera di 
antaranya (bendera kondisi) digunakan 
untuk menunjukkan kondisi-kondisi yang 
dihasilkan oleh pelaksanaan instruksi yakni 
bendera CF(carry flag), PF(parity flag), 
AF(auxiliary carry flag), ZF(zero flag), 
SF(sign flag), dan OF(overflow flag). 
Arsitektur Mikroprosesor 23
Arsitektur Mikroprosesor 
INTEL 8086 
EXECUTION UNIT (EU): FLAG REGISTER 
• Sedangkan 3 bendera lainnya (bendera 
kontrol) digunakan untuk mengendalikan 
beberapa operasi prosesor. Bendera-bendera 
kontrol ini berbeda dengan 6 bendera kondisi 
dalam hal cara set dan reset-nya. Keenam 
bendera kondisi diset dan direset oleh EU, 
berdasarkan hasil operasi-operasi aritmetika 
atau logika, sedangkan 3 bendera kontrol diset 
dan direset oleh instruksi-instruksi khusus yang 
ada pada program. Bendera itu adalah TF (trap 
flag), IF (interrupt flag), dan DF (direction flag). 
Arsitektur Mikroprosesor 24
Arsitektur Mikroprosesor 
INTEL 8086 
EXECUTION UNIT (EU): FLAG REGISTER 
Arsitektur Mikroprosesor 25
Arsitektur Mikroprosesor 
INTEL 8086 
EXECUTION UNIT (EU): FLAG REGISTER 
• Set dan reset dari bendera CF(carry flag), 
PF(parity flag), AF(auxillary carry flag), ZF(zero 
flag), dan SF(sign flag) sama seperti bendera 
pada prosesor 8085. 
• Bendera OF(overflow flag) akan set jika terjadi 
overflow yakni jumlah bit hasil operasi lebih 
besar dari lebar akumulator. Contoh: jika suatu 
operasi menghasilkan bilangan dengan 
panjang 17-bit, sedangkan akumulator 8086 
hanya 16-bit, maka bendera OF akan set. 
Arsitektur Mikroprosesor 26
Arsitektur Mikroprosesor 
INTEL 8086 
EXECUTION UNIT (EU): FLAG REGISTER 
• Bendera TF (trap flage) digunakan pada mode 
operasi langkah tunggal (single step atau 
trace). Jika bendera ini set, maka pelaksanaan 
instruksi akan dilakukan step demi step. 
• Bendera IF digunakan untuk mengijinkan 
interupsi dari program. 
• Bendera DF digunakan pada operasi string. 
Arsitektur Mikroprosesor 27
Arsitektur Mikroprosesor 
INTEL 8086 
EXECUTION UNIT (EU): REGISTER SERBAGUNA 
(GENERAL-PURPOSE REGISTERS) 
• 8086 memiliki 8 buah register serbaguna yakni: 
AH, AL, BH, BL, CH, CL, DH, DL. Khusus 
untuk AL dinamakan pula AKUMULATOR. 
• Jika register-register tersebut akan digunakan 
sebagai register 16-bit, maka pasangan AH 
dan AL membentuk AX, BH dan BL 
membentuk BX, CH dan CL membentuk CX, 
serta DH dan DL membentuk DX 16-bit.d 
Arsitektur Mikroprosesor 28
Arsitektur Mikroprosesor 
INTEL 8086 
EXECUTION UNIT (EU): REGISTER SERBAGUNA 
(GENERAL-PURPOSE REGISTERS) 
8-bit 8-bit 
AH AL 
BH BL 
CH CL 
DH DL 
AX, 16-bit 
BX, 16-bit 
CX, 16-bit 
DX, 16-bit 
Arsitektur Mikroprosesor 29
Arsitektur Mikroprosesor 
INTEL 8086 
EXECUTION UNIT (EU): REGISTER SERBAGUNA 
(GENERAL-PURPOSE REGISTERS) 
• AX: merupakan akumulator, sering digunakan 
untuk menyimpan hasil sementara setelah 
operasi aritmetika dan logika 
• BX: sering digunakan sebagai register base 
untuk menyimpan address base data yang 
terletak di dalam memori dan juga address 
base tabel data. 
• CX: dapat digunakan sebagai register count. 
• DX: dapat digunakan sebagai register data. 
Arsitektur Mikroprosesor 30
Arsitektur Mikroprosesor 
INTEL 8086 
Bus Interface Unit (BIU) 
Register Antrian 
• Pada saat EU mendekode atau melaksanakan 
suatu instruksi, ia tidak memerlukan 
menggunakan bus sehingga dapat digunakan 
oleh BIU untuk mengambil 6 byte instruksi 
sebagai instruksi berikutnya yang akan 
dilaksanakan. 
• Instruksi-instruksi tersebut dinamakan 
prefetched instruction dan oleh BIU disimpan 
dalam register FIFO (first-in first-out) yang 
disebut juga register antrian. 
Arsitektur Mikroprosesor 31
Arsitektur Mikroprosesor 
INTEL 8086 
Bus Interface Unit (BIU) 
Register Antrian 
• Ketika EU siap melaksanakan instruksi 
berikutnya, ia dengan mudah membaca 
instruksi-instruksi dari register antrian dalam 
BIU. 
• Jadi, ketika EU sedang melaksanakan suatu 
instruksi, bus dapat digunakan oleh BIU untuk 
menulis dan membaca memori serta 
mengambi instruksi berikutnya. 
Arsitektur Mikroprosesor 32
Arsitektur Mikroprosesor 
INTEL 8086 
Bus Interface Unit (BIU) 
Register Antrian 
• Teknologi yang memungkinkan pengambilan 
instruksi berikutnya sambil melaksanakan 
instruksi yang ada dinamakan pipelining. 
Berikut ini adalah contoh perbedaan prosesor 
8085 tanpa pipelining dan 8086 dengan 
pipelining dalam melakukan pengambilan 
instruksi, pelaksanaan instruksi, operasi read 
dan operasi write. Nampak bahwa pipelining 
memberikan tingkat penggunaan bus yang 
lebih efektif. 
Arsitektur Mikroprosesor 33
Arsitektur Mikroprosesor 
INTEL 8086 
Bus Interface Unit (BIU) 
Register Antrian 
Arsitektur Mikroprosesor 34 
8085 
8086
Arsitektur Mikroprosesor 
INTEL 8086 
Bus Interface Unit (BIU) 
Register Segmen 
• 8086 mampu mengalamati 220 lokasi memori, 
sedangkan panjang register IP yang dimilikinya 
hanya 16-bit. 
• Untuk memperoleh 20-bit sinyal alamat, 8086 
menggunakan bantuan register segmen. 
Gabungan antara register segmen 16-bit dan 
IP 16-bit akan menghasilkan 20-bit sinyal 
alamat. 
Arsitektur Mikroprosesor 35
Arsitektur Mikroprosesor 
INTEL 8086 
Bus Interface Unit (BIU) 
Register Segmen 
• 8086 memilki 4 buah register segmen yakni CS 
(code segment), SS (stack segment), ES (extra 
segment), dan DS (data segment). 
• Jika suatu register segmen berisi kode 
misalnya CS berisi 348A, maka CS dianggap 
memiliki alamat awal 348A0. BIU secara 
otomatis akan menambahkan angka 0 di 
belakang isi segmen. Setiap segmen 
menempati 64K byte memori, dan dapat 
ditempatkan di mana saja di dalam ruang 
alamat 1-M byte. 
Arsitektur Mikroprosesor 36
Arsitektur 
Mikroprosesor 
INTEL 8086 
Bus Interface Unit 
(BIU) 
Register Segmen 
• Contoh 
penempatan 
alamat segmen 
pada memori 8086. 
Arsitektur Mikroprosesor 37
Arsitektur Mikroprosesor 
INTEL 8086 
Bus Interface Unit 
(BIU) 
Instrustion Pointer 
(IP) 
• IP berisi instruksi 
berikutnya yang akan 
diambil. Alamat fisik 
yang dihasilkan BIU 
diperoleh dengan 
cara seperti di 
samping. 
Arsitektur Mikroprosesor 38
Arsitektur Mikroprosesor 
INTEL 8086 
Bus Interface Unit (BIU) 
Register Segmen 
• Bagian alamat awal segmen yang tersimpan di 
dalam register segmen dinamakan segment 
base, dalam contoh 348A adalah segment 
base yang tersimpan dalam CS. 
• Isi IP merupakan offset atau jarak 
(displacement) antara alamat awal segmen 
dengan alamat fisik yang dihasilkan. Pada 
contoh, IP=4214 berarti merupakan jarak 
antara348A0 (alamat awal segmen) s.d. 
38AB4 (alamat fisik). 
Arsitektur Mikroprosesor 39
Arsitektur Mikroprosesor 
INTEL 8086 
• Format penulisan alamat fisik: 
segment base : offset form 
Contoh: 
Jika CS berisi 348A dan IP=4214, akan 
menghasilkan alamat fisik 38AB4. Alamat fisik 
tersebut dapat direpresentasikan/disajikan atau 
ditulis dalam bentuk: 
CS:IP atau 348A:4214 atau CS:IP=38AB4 
Berapa alamat fisik yang direpresentasikan oleh 
4370:561E, dan 7A32:0028 
Arsitektur Mikroprosesor 40
Arsitektur Mikroprosesor 
INTEL 8086 
Register Stack Pointer(SP) 
• Stack adalah bagian memori yang digunakan 
untuk menyimpan alamat dan data selama 
subprogram dilaksanakan. Jika sub program 
selesai dilaksanakan, isi stack dikembalikan ke 
lokasi semula, yakni IP dan akumulator. 
• SP merupakan register yang berisi offset 16-bit 
yang menghasilkan alamat fisik teratas dari 
memori stack. Untuk membangkitkan alamat 
fisik 20-bit, SP memerlukan bantuan register 
SS (stack segment). 
Arsitektur Mikroprosesor 41
Arsitektur Mikroprosesor 
INTEL 8086 
Register Stack Pointer(SP) 
• Contoh: jika isi SS=5000 dan isi SP=FFE0, maka 
akan menghasilkan alamat fisik: 
SS 5 0 0 0 0 ¬ hardwired zero 
SP + F F E 0 
Alamat ------> 5 F F E 0 
fisik 
• Alamat fisik tersebut dapat direpresentasikan 
dalam 5FFE0 (single number) atau dalam bentuk 
SS:SP yakni 5000:FFE0. 
Arsitektur Mikroprosesor 42
Arsitektur Mikroprosesor 
INTEL 8086 
Register Index dan Pointer 
• Kecuali SP, EU pada 8086 juga memiliki register 
base pointer (BP) 16-bit, dan juga register index 
SI (source index) 16-bit, dan DI (destination index) 
16-bit. 
• Walaupun BP, SI, dan DI dapat digunakan sebagai 
penyimpan sementara dari data seperti halnya 
pada register serbaguna, namun penggunaan 
utama mereka adalah menyediakan offset 16-bit 
dari data untuk suatu segmen base. Contoh: 
Alamat fisik data pada memori akan dibangkitkan 
dengan menambah isi SI dengan alamat segmen 
base yang direpresentasikan oleh bilangan 16-bit 
dalam register DS. 
Arsitektur Mikroprosesor 43
Arsitektur Simulator SMS32V23 
Deskripsi Simulator: 
• Arsitektur SMS32V23 atau versi terbarunya SMS32V50 
hampir mirip dengan CPU 8-bit keluarga 80x86 sehingga 
simulator ini dapat mengemulasi watak prosesor keluarga 
80x86. 
• Memiliki RAM yang terkoneksi dengan CPU dengan 
kapasitas 256 byte. 
• Versi shareware tidak bisa menjalankan instruksi: CALL, 
RET, INT dan IRET, dengan demikian hardware timer 
interrupt juga tidak bisa berfungsi. 
Arsitektur Mikroprosesor 44
Arsitektur Simulator SMS32V23/SMS32V50
Register SMS32V23/SMS32V50 
• Register serbaguna 8-bit: AL, BL, CL, DL 
• Register khusus: IP (instruction pointer) 8- 
bit, SR (status register) dan SP (stack 
pointer) 8-bit. 
• Register SR atau flags register memiliki 
panjang 8-bit tetapi hanya aktif 4-bit saja 
yakni: zero flag, sign flag, overflow flag dan 
interrupt flag. 
Arsitektur Mikroprosesor 46
Register SMS32V23/SMS32V50 
Stack Pointer (SP) 
• Stack merupakan area memori yang diatur 
menggunakan aturan LIFO (last-in first-out). 
SP berisi alamat stack teratas dari 
memori. Memori stack pada simulator ini 
diawali pada alamat BF. 
• Memori stack diakses dengan perintah 
PUSH dan POP 
Arsitektur Mikroprosesor 47
Arsitektur Mikroprosesor 48
Memori SMS32V23/SMS32V50 
Random Access Memory 
• Simulator memiliki memori berkapasitas 
256 byte dengan alamat dari 0 sd 255 dalam 
decimal atau dari [00] sd [FF] dalam 
hexadecimal. Alamat RAM biasanya ditulis 
di anatara tanda [ dan ], contoh [7C] dengan 
7C merupakan bilangan heksadesimal 
menunjukkan “data disimpan di lokasi 7C". 
Arsitektur Mikroprosesor 49
Arsitektur SMS32V23: RAM
Bahasa Pemrograman 
• High Level Language (HLL): bahasa pemrograman yang 
menggunakan variabel sebagai peyimpan data. Contoh: pemrograman 
Matlab untuk menghitung 5+2: 
A=5; 
B=2; 
A=A+B; 
A, B, dan C adalah variabel. Contoh HLL yang lain: Pascal (Delphi), 
dan C++. 
• Low Level Language (assembly): bahasa pemrograman yang 
menggunakan register sebagai peyimpan data. Contoh: pemrograman 
untuk menghitung 5+2: 
MOV AL,5 
ADD AL,2 
AL adalah register
Level Kode 
Format Assembly Format 
Heksadesimal 
Level Manusia Level Mesin
Format instruksi assembly 
LABEL OPCODE OPERAND COMMENT 
Contoh: MOV AL,5 
LDAA #$5 
1. Baris pertama adalah instruksi mesin 2 alamat seperti 
INTEL, artinya pindahkan/isikan (MOV) ke dalam 
register AL bilangan 5 heksadesimal 
2. Baris kedua instruksi mesin 1 alamat seperti 
MOTOROLA, atinya pindahkan/isikan ke dalam 
Register A bilangan 5 heksadesimal.

More Related Content

What's hot

Multiprosesor dan multikomputer
Multiprosesor dan multikomputerMultiprosesor dan multikomputer
Multiprosesor dan multikomputersmiledianita
 
Software Engineering 1 (Software Development Process Model)
Software Engineering 1 (Software Development Process Model)Software Engineering 1 (Software Development Process Model)
Software Engineering 1 (Software Development Process Model)Adam Mukharil Bachtiar
 
Stored Procedure
Stored ProcedureStored Procedure
Stored ProcedurePutra Andry
 
Kondisional If then Algoritma
Kondisional If then AlgoritmaKondisional If then Algoritma
Kondisional If then Algoritmacasnadi
 
Laporan Aplikasi Kasir Sederhana (KOPERASI ABC)
Laporan Aplikasi Kasir Sederhana (KOPERASI ABC)Laporan Aplikasi Kasir Sederhana (KOPERASI ABC)
Laporan Aplikasi Kasir Sederhana (KOPERASI ABC)ntalim
 
Instalasi listrik dasar
Instalasi listrik dasarInstalasi listrik dasar
Instalasi listrik dasarKhairul Jakfar
 
Amri perencanaan-proyek-rpl
Amri perencanaan-proyek-rplAmri perencanaan-proyek-rpl
Amri perencanaan-proyek-rplDwi Dwi
 
Slide week 2a bilangan kompleks
Slide week 2a   bilangan kompleksSlide week 2a   bilangan kompleks
Slide week 2a bilangan kompleksBeny Nugraha
 
Stored procedure Transaksi Penjualan
Stored procedure Transaksi PenjualanStored procedure Transaksi Penjualan
Stored procedure Transaksi PenjualanFarichah Riha
 
Ferli Apriadi - Manajemen Memory
Ferli Apriadi - Manajemen MemoryFerli Apriadi - Manajemen Memory
Ferli Apriadi - Manajemen Memorybelajarkomputer
 
Jenis dan proses interupsi
Jenis dan proses interupsiJenis dan proses interupsi
Jenis dan proses interupsilaurensius08
 
Normalisasi data - Basis Data
Normalisasi data - Basis DataNormalisasi data - Basis Data
Normalisasi data - Basis DataAyu_lestari
 
Pertemuan 9 pengalamatan
Pertemuan 9 pengalamatanPertemuan 9 pengalamatan
Pertemuan 9 pengalamatanBuhori Muslim
 
Siklus pengambilan (fetch cycle)
Siklus pengambilan (fetch cycle)Siklus pengambilan (fetch cycle)
Siklus pengambilan (fetch cycle)Lusiana Diyan
 

What's hot (20)

Multiprosesor dan multikomputer
Multiprosesor dan multikomputerMultiprosesor dan multikomputer
Multiprosesor dan multikomputer
 
Software Engineering 1 (Software Development Process Model)
Software Engineering 1 (Software Development Process Model)Software Engineering 1 (Software Development Process Model)
Software Engineering 1 (Software Development Process Model)
 
Stored Procedure
Stored ProcedureStored Procedure
Stored Procedure
 
Kondisional If then Algoritma
Kondisional If then AlgoritmaKondisional If then Algoritma
Kondisional If then Algoritma
 
Laporan Aplikasi Kasir Sederhana (KOPERASI ABC)
Laporan Aplikasi Kasir Sederhana (KOPERASI ABC)Laporan Aplikasi Kasir Sederhana (KOPERASI ABC)
Laporan Aplikasi Kasir Sederhana (KOPERASI ABC)
 
Instalasi listrik dasar
Instalasi listrik dasarInstalasi listrik dasar
Instalasi listrik dasar
 
Direct memory access (DMA)
Direct memory access (DMA)Direct memory access (DMA)
Direct memory access (DMA)
 
Amri perencanaan-proyek-rpl
Amri perencanaan-proyek-rplAmri perencanaan-proyek-rpl
Amri perencanaan-proyek-rpl
 
Sap 2
Sap 2Sap 2
Sap 2
 
Slide week 2a bilangan kompleks
Slide week 2a   bilangan kompleksSlide week 2a   bilangan kompleks
Slide week 2a bilangan kompleks
 
Stored procedure Transaksi Penjualan
Stored procedure Transaksi PenjualanStored procedure Transaksi Penjualan
Stored procedure Transaksi Penjualan
 
Ferli Apriadi - Manajemen Memory
Ferli Apriadi - Manajemen MemoryFerli Apriadi - Manajemen Memory
Ferli Apriadi - Manajemen Memory
 
Jenis dan proses interupsi
Jenis dan proses interupsiJenis dan proses interupsi
Jenis dan proses interupsi
 
Interupsi
InterupsiInterupsi
Interupsi
 
Modulasi digital ASK kelompok 2
Modulasi digital ASK kelompok 2Modulasi digital ASK kelompok 2
Modulasi digital ASK kelompok 2
 
Pert 1 - Rekayasa Komputasional
Pert 1 - Rekayasa KomputasionalPert 1 - Rekayasa Komputasional
Pert 1 - Rekayasa Komputasional
 
PLC Hardware
PLC HardwarePLC Hardware
PLC Hardware
 
Normalisasi data - Basis Data
Normalisasi data - Basis DataNormalisasi data - Basis Data
Normalisasi data - Basis Data
 
Pertemuan 9 pengalamatan
Pertemuan 9 pengalamatanPertemuan 9 pengalamatan
Pertemuan 9 pengalamatan
 
Siklus pengambilan (fetch cycle)
Siklus pengambilan (fetch cycle)Siklus pengambilan (fetch cycle)
Siklus pengambilan (fetch cycle)
 

Similar to Mp 3 arsitektur-mikroprosesor

Mikroprosesor & mikrokomputer
Mikroprosesor & mikrokomputerMikroprosesor & mikrokomputer
Mikroprosesor & mikrokomputeragus ismangil
 
Mikroprosesor sttc
Mikroprosesor sttcMikroprosesor sttc
Mikroprosesor sttcBeni Putra
 
TUGAS MIKROPROSESOR M ADITYA ZACKY.pptx
TUGAS MIKROPROSESOR M ADITYA ZACKY.pptxTUGAS MIKROPROSESOR M ADITYA ZACKY.pptx
TUGAS MIKROPROSESOR M ADITYA ZACKY.pptxAdityaZacky1
 
80186 80188 Architecture.pptx
80186 80188 Architecture.pptx80186 80188 Architecture.pptx
80186 80188 Architecture.pptxAdam Superman
 
Makalah mikroprosesor jam digital dengan LCD16X2
Makalah mikroprosesor jam digital dengan LCD16X2 Makalah mikroprosesor jam digital dengan LCD16X2
Makalah mikroprosesor jam digital dengan LCD16X2 lely charo
 
Presentasi dan video pembelajaran Mikrokontroller
Presentasi dan video pembelajaran MikrokontrollerPresentasi dan video pembelajaran Mikrokontroller
Presentasi dan video pembelajaran Mikrokontrollerirsyadsyawal1
 
Arsitektur mikroprosesor
Arsitektur mikroprosesorArsitektur mikroprosesor
Arsitektur mikroprosesorBuchori Sumarno
 
3. central prosesing unit
3. central prosesing unit 3. central prosesing unit
3. central prosesing unit Wandi Parlente
 
Basic avr-microcontroller-tutorial v3
Basic avr-microcontroller-tutorial v3Basic avr-microcontroller-tutorial v3
Basic avr-microcontroller-tutorial v3Mabekni Yulianto
 
Basic avr-microcontroller-tutorial 8535
Basic avr-microcontroller-tutorial 8535Basic avr-microcontroller-tutorial 8535
Basic avr-microcontroller-tutorial 8535LAZY MAGICIAN
 
M I C R O C O N T R O L L E R 2009new
M I C R O C O N T R O L L E R 2009newM I C R O C O N T R O L L E R 2009new
M I C R O C O N T R O L L E R 2009newDeddy Susilo
 
Pert.5 set instruksi arm,motorolla dan intel
Pert.5 set instruksi arm,motorolla dan intelPert.5 set instruksi arm,motorolla dan intel
Pert.5 set instruksi arm,motorolla dan intelIcal Militanmannojack
 
Pemahaman Dasar Mikrokontroler
Pemahaman Dasar MikrokontrolerPemahaman Dasar Mikrokontroler
Pemahaman Dasar MikrokontrolerAbel Tasfir
 
Sistem Mikroprosesor I BAB II, Oleh Universitas Negeri Yogyakarta
Sistem Mikroprosesor I BAB II, Oleh Universitas Negeri YogyakartaSistem Mikroprosesor I BAB II, Oleh Universitas Negeri Yogyakarta
Sistem Mikroprosesor I BAB II, Oleh Universitas Negeri YogyakartaTAUFIQROCHMAN4
 

Similar to Mp 3 arsitektur-mikroprosesor (20)

Mikroprosesor & mikrokomputer
Mikroprosesor & mikrokomputerMikroprosesor & mikrokomputer
Mikroprosesor & mikrokomputer
 
Mikroprosesor sttc
Mikroprosesor sttcMikroprosesor sttc
Mikroprosesor sttc
 
TUGAS MIKROPROSESOR M ADITYA ZACKY.pptx
TUGAS MIKROPROSESOR M ADITYA ZACKY.pptxTUGAS MIKROPROSESOR M ADITYA ZACKY.pptx
TUGAS MIKROPROSESOR M ADITYA ZACKY.pptx
 
Mikroprosesor 08
Mikroprosesor 08Mikroprosesor 08
Mikroprosesor 08
 
Mikroprosesor 08
Mikroprosesor 08Mikroprosesor 08
Mikroprosesor 08
 
80186 80188 Architecture.pptx
80186 80188 Architecture.pptx80186 80188 Architecture.pptx
80186 80188 Architecture.pptx
 
Makalah mikroprosesor jam digital dengan LCD16X2
Makalah mikroprosesor jam digital dengan LCD16X2 Makalah mikroprosesor jam digital dengan LCD16X2
Makalah mikroprosesor jam digital dengan LCD16X2
 
Presentasi dan video pembelajaran Mikrokontroller
Presentasi dan video pembelajaran MikrokontrollerPresentasi dan video pembelajaran Mikrokontroller
Presentasi dan video pembelajaran Mikrokontroller
 
Arsitektur mikroprosesor
Arsitektur mikroprosesorArsitektur mikroprosesor
Arsitektur mikroprosesor
 
1 mikrokontroler-avr1
1  mikrokontroler-avr11  mikrokontroler-avr1
1 mikrokontroler-avr1
 
3. central prosesing unit
3. central prosesing unit 3. central prosesing unit
3. central prosesing unit
 
Basic avr-microcontroller-tutorial v3
Basic avr-microcontroller-tutorial v3Basic avr-microcontroller-tutorial v3
Basic avr-microcontroller-tutorial v3
 
Basic avr-microcontroller-tutorial 8535
Basic avr-microcontroller-tutorial 8535Basic avr-microcontroller-tutorial 8535
Basic avr-microcontroller-tutorial 8535
 
M I C R O C O N T R O L L E R 2009new
M I C R O C O N T R O L L E R 2009newM I C R O C O N T R O L L E R 2009new
M I C R O C O N T R O L L E R 2009new
 
Bab ii atmega8
Bab ii atmega8Bab ii atmega8
Bab ii atmega8
 
Tugas so
Tugas soTugas so
Tugas so
 
Pert.5 set instruksi arm,motorolla dan intel
Pert.5 set instruksi arm,motorolla dan intelPert.5 set instruksi arm,motorolla dan intel
Pert.5 set instruksi arm,motorolla dan intel
 
Pemahaman Dasar Mikrokontroler
Pemahaman Dasar MikrokontrolerPemahaman Dasar Mikrokontroler
Pemahaman Dasar Mikrokontroler
 
Mikrokontroler
MikrokontrolerMikrokontroler
Mikrokontroler
 
Sistem Mikroprosesor I BAB II, Oleh Universitas Negeri Yogyakarta
Sistem Mikroprosesor I BAB II, Oleh Universitas Negeri YogyakartaSistem Mikroprosesor I BAB II, Oleh Universitas Negeri Yogyakarta
Sistem Mikroprosesor I BAB II, Oleh Universitas Negeri Yogyakarta
 

More from Olbers Letfaar

Implementasi Aplikasi Menghitung Tip Restoran Berbasis Mobile Android
Implementasi Aplikasi Menghitung Tip Restoran Berbasis Mobile AndroidImplementasi Aplikasi Menghitung Tip Restoran Berbasis Mobile Android
Implementasi Aplikasi Menghitung Tip Restoran Berbasis Mobile AndroidOlbers Letfaar
 
Aplikasi pengenalan sio hewan menggunakan metaio creator berbasis augmented r...
Aplikasi pengenalan sio hewan menggunakan metaio creator berbasis augmented r...Aplikasi pengenalan sio hewan menggunakan metaio creator berbasis augmented r...
Aplikasi pengenalan sio hewan menggunakan metaio creator berbasis augmented r...Olbers Letfaar
 
Presentation multimedia
Presentation multimediaPresentation multimedia
Presentation multimediaOlbers Letfaar
 
Sistem informasi penjualan minimarket berintegrasi barcode reader menggunakan
Sistem informasi penjualan minimarket berintegrasi barcode reader menggunakanSistem informasi penjualan minimarket berintegrasi barcode reader menggunakan
Sistem informasi penjualan minimarket berintegrasi barcode reader menggunakanOlbers Letfaar
 
Eis (SISTEM INFORMASI ENTERPRISE (ENTERPRISE INFORMATION SYSTEM)
Eis (SISTEM INFORMASI ENTERPRISE (ENTERPRISE INFORMATION SYSTEM)Eis (SISTEM INFORMASI ENTERPRISE (ENTERPRISE INFORMATION SYSTEM)
Eis (SISTEM INFORMASI ENTERPRISE (ENTERPRISE INFORMATION SYSTEM)Olbers Letfaar
 
Mp 4 mode-pengalamatan
Mp 4 mode-pengalamatanMp 4 mode-pengalamatan
Mp 4 mode-pengalamatanOlbers Letfaar
 
Mp 2 jenis-mikroprosesor
Mp 2 jenis-mikroprosesorMp 2 jenis-mikroprosesor
Mp 2 jenis-mikroprosesorOlbers Letfaar
 
Mp 1 pengertian-mikroprosesor
Mp 1 pengertian-mikroprosesorMp 1 pengertian-mikroprosesor
Mp 1 pengertian-mikroprosesorOlbers Letfaar
 
Mp 4 mode-pengalamatan
Mp 4 mode-pengalamatanMp 4 mode-pengalamatan
Mp 4 mode-pengalamatanOlbers Letfaar
 
Mp 3 arsitektur-mikroprosesor
Mp 3 arsitektur-mikroprosesorMp 3 arsitektur-mikroprosesor
Mp 3 arsitektur-mikroprosesorOlbers Letfaar
 
Mp 2 jenis-mikroprosesor
Mp 2 jenis-mikroprosesorMp 2 jenis-mikroprosesor
Mp 2 jenis-mikroprosesorOlbers Letfaar
 
Mp 1 pengertian-mikroprosesor
Mp 1 pengertian-mikroprosesorMp 1 pengertian-mikroprosesor
Mp 1 pengertian-mikroprosesorOlbers Letfaar
 
Membuat program android ( konversi jarak)
Membuat program android ( konversi jarak)Membuat program android ( konversi jarak)
Membuat program android ( konversi jarak)Olbers Letfaar
 

More from Olbers Letfaar (15)

Implementasi Aplikasi Menghitung Tip Restoran Berbasis Mobile Android
Implementasi Aplikasi Menghitung Tip Restoran Berbasis Mobile AndroidImplementasi Aplikasi Menghitung Tip Restoran Berbasis Mobile Android
Implementasi Aplikasi Menghitung Tip Restoran Berbasis Mobile Android
 
Aplikasi pengenalan sio hewan menggunakan metaio creator berbasis augmented r...
Aplikasi pengenalan sio hewan menggunakan metaio creator berbasis augmented r...Aplikasi pengenalan sio hewan menggunakan metaio creator berbasis augmented r...
Aplikasi pengenalan sio hewan menggunakan metaio creator berbasis augmented r...
 
photo grapher
photo grapherphoto grapher
photo grapher
 
Presentation multimedia
Presentation multimediaPresentation multimedia
Presentation multimedia
 
Sistem informasi penjualan minimarket berintegrasi barcode reader menggunakan
Sistem informasi penjualan minimarket berintegrasi barcode reader menggunakanSistem informasi penjualan minimarket berintegrasi barcode reader menggunakan
Sistem informasi penjualan minimarket berintegrasi barcode reader menggunakan
 
Eis (SISTEM INFORMASI ENTERPRISE (ENTERPRISE INFORMATION SYSTEM)
Eis (SISTEM INFORMASI ENTERPRISE (ENTERPRISE INFORMATION SYSTEM)Eis (SISTEM INFORMASI ENTERPRISE (ENTERPRISE INFORMATION SYSTEM)
Eis (SISTEM INFORMASI ENTERPRISE (ENTERPRISE INFORMATION SYSTEM)
 
Mp 5 memori
Mp 5 memoriMp 5 memori
Mp 5 memori
 
Mp 4 mode-pengalamatan
Mp 4 mode-pengalamatanMp 4 mode-pengalamatan
Mp 4 mode-pengalamatan
 
Mp 2 jenis-mikroprosesor
Mp 2 jenis-mikroprosesorMp 2 jenis-mikroprosesor
Mp 2 jenis-mikroprosesor
 
Mp 1 pengertian-mikroprosesor
Mp 1 pengertian-mikroprosesorMp 1 pengertian-mikroprosesor
Mp 1 pengertian-mikroprosesor
 
Mp 4 mode-pengalamatan
Mp 4 mode-pengalamatanMp 4 mode-pengalamatan
Mp 4 mode-pengalamatan
 
Mp 3 arsitektur-mikroprosesor
Mp 3 arsitektur-mikroprosesorMp 3 arsitektur-mikroprosesor
Mp 3 arsitektur-mikroprosesor
 
Mp 2 jenis-mikroprosesor
Mp 2 jenis-mikroprosesorMp 2 jenis-mikroprosesor
Mp 2 jenis-mikroprosesor
 
Mp 1 pengertian-mikroprosesor
Mp 1 pengertian-mikroprosesorMp 1 pengertian-mikroprosesor
Mp 1 pengertian-mikroprosesor
 
Membuat program android ( konversi jarak)
Membuat program android ( konversi jarak)Membuat program android ( konversi jarak)
Membuat program android ( konversi jarak)
 

Recently uploaded

PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 

Recently uploaded (20)

PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 

Mp 3 arsitektur-mikroprosesor

  • 1. Mikroprosesor Bab 3: Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8085 INTEL 8086 SIMULATOR SMS32V23 Arsitektur Mikroprosesor 1
  • 2. Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8085 Arsitektur Mikroprosesor 2
  • 3. Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8085 ALU dan Register yang digunakan • ALU dalam 8085 menerima masukan dari dua register yakni AKUMULATOR (REGISTER A) dan register sementara TMP. 8-BIT INTERNAL DATA BUS ACCUMULATOR TEMP. REG. ALU Arsitektur Mikroprosesor 3
  • 4. Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8085 ALU dan Register yang digunakan • ALU melaksanakan penjumlahan, pengurangan dan operasi logika khusus pada pasangan byte masukan dalam register A dan TMP. • Akumulator: sebagai sumber masukan dan tujuan hasil operasi ALU, dapat diakses oleh pemrogram. • Register TMP diisi data dari lokasi lainnya, tak dapat diakses pemrogram sehingga dinamakan register tak tampak. Arsitektur Mikroprosesor 4
  • 5. Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8085 ALU dan Register yang digunakan • Contoh: Suatu perintah untuk menambahkan isi lokasi memori ke akumulator akan menyebabkan isi lokasi tertentu dipindahkan ke register TMP sebelum proses penjumlahan yang sebenarnya dilakukan. Keadaan awal: Isi akumulator : 5, isi TMP=0 Keadaan berikutnya: Isi akumulator : 5, isi TMP=3 Keadaan setelah ALU melakukan penjumlahan: Isi akumulator : 8, isi TMP=3 Arsitektur Mikroprosesor 5
  • 6. Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8085 ALU dan Register yang digunakan • ALU membangkitkan bit bendera (flag bit) yang disimpan dalam REGISTER BENDERA. 8-BIT INTERNAL DATA BUS FLAG FLIP FLOPS ALU ACC TMP Arsitektur Mikroprosesor 6
  • 7. Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8085 ALU dan Register yang digunakan • Lokasi bit setiap bendera dalam register bendera: S Z - AC - P - CY S: Sign Flag (bendera tanda) Z: Zero Flag (bendera nol) AC: Auxiliary Carry Flag (bendera sisa tambahan) P: Parity Flag (bendera paritas) CY: Carry Flag (bendera sisa) Arsitektur Mikroprosesor 7
  • 8. Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8085 ALU dan Register yang digunakan • Register bendera (flag register) digunakan untuk mengetahui keadaan hasil pelaksanaan instruksi oleh ALU. • Bendera sign akan diset (S=1), jika pelaksanaan perintah oleh ALU menghasilkan bilangan negatif. • Bendera zero akan diset (Z=1), jika operasi ALU memberikan hasil 0. Arsitektur Mikroprosesor 8
  • 9. Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8085 ALU dan Register yang digunakan • Bendera AC akan diset (AC=1), jika dalam penjumlahan, bit ke 3 menghasilkan carry. Contoh: Bit ke-7 Bit ke-3 Bit ke-0 0011 0010 isi Akumulator 0000 0101 + isi TMP 0011 0111 isi Akumulator setelah perintah penjumlahan dilaksanakan Penjumlahan bit ke-3 tidak menghasilkan carry sehingga AC=0 Arsitektur Mikroprosesor 9
  • 10. Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8085 ALU dan Register yang digunakan • Contoh yang lain 0010 1000 isi Akumulator 0000 1001 + isi TMP 0011 0001 isi Akumulator setelah perintah penjumlahan dilaksanakan Penjumlahan bit ke-3 menghasilkan carry sehingga AC=1 Arsitektur Mikroprosesor 10
  • 11. Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8085 ALU dan Register yang digunakan • Bendera paritas (parity flag) akan diset (P=1), jika pelaksanaan perintah oleh ALU menghasilkan jumlah bit 1 genap dan reset (P=0) jika jumlah bit 1 ganjil. Contoh: Output ALU=01100011, maka P= 1 Output ALU=00101010, maka P= 0 Arsitektur Mikroprosesor 11
  • 12. Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8085 ALU dan Register yang digunakan • Bendera carry akan diset (CY=1), jika operasi ALU menghasilkan carry. Contoh: 1 ---> carry 1010 1000 isi Akumulator 1000 1001 + isi TMP 0011 0001 isi Akumulator setelah perintah penjumlahan dilaksanakan Penjumlahan bit ke-7 menghasilkan carry sehingga CY=1 Arsitektur Mikroprosesor 12
  • 13. Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8085 Bagian Register • Memiliki 6 buah register serbaguna yang dapat digunakan secara terpisah sebagai register 8-bit, atau berpasangan untuk menyimpan data 16 bit. • Register 8-bit: B, C, D, E, H, L • Pasangan Register HL, pasangan register DE sering digunakan sebagai register pasangan untuk menyimpan alamat memori, isi HL dan DE dapat ditukar dengan perintah tunggal. • Register B dan C sering dipakai sebagai penyimpan sementara untuk data tunggal. Arsitektur Mikroprosesor 13
  • 14. Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8085 Bagian Register • Register Serbaguna Pada 8085: 8-bit 8-bit REGISTER B REGISTER C REGISTER D REGISTER E REGISTER H REGISTER L 16-bit Arsitektur Mikroprosesor 14
  • 15. Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8085 Bagian Register • Register SP (stack pointer) atau penunjuk tumpukan merupakan register 16 bit yang menunjuk lokasi tumpukan di RAM. 8085 tidak memiliki register tumpukan internal, tetapi menggunakan sebagian lokasi RAM, sehingga panjang tumpukan tidak tetap dapat diubah sesuai keperluan. Arsitektur Mikroprosesor 15
  • 16. Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8085 Bagian Register • Register PC (program counter): merupakan register yang berisi alamat perintah berikutnya yang akan diambil. Setelah RESET, PC=0. Register PC pada 8085 panjang 16-bit sehingga prosesor ini mampu mengalamati : 216 lokasi alamat memori atau 65536 lokasi memori atau 64 kilo byte Stack Pointer (SP) Program Counter (PC) 16-bit Arsitektur Mikroprosesor 16
  • 17. Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8086 Tinjauan Umum • 8086 merupakan mikroprosesor 16-bit, artinya bagian ALU, register internalnya, dan sebagian besar instruksi-instruksinya dirancang untuk bekerja pada data 16-bit. • 8086 memiliki bus data 16-bit, jadi ia dapat membaca data dari atau menyimpan data ke memori dan port-port yang ada dalam format 16-bit atau 8-bit . Arsitektur Mikroprosesor 17
  • 18. Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8086 Tinjauan Umum • 8086 memiliki bus alamat 20-bit, sehingga ia dapat mengalamati 220 atau 1.048.576 lokasi memori atau 1 MB memori, sedangkan register PC atau IP (instruction pointer) yang dimilikinya panjangnya 16-bit. Hal inilahyang merupakan keunggulan dari 8086. • Prosesor lain yang sejenis dengan 8086 adalah 8088. 8088 memiliki ALU, register, dan set instruksi yang sama dengan 8086. 8088 juga memiliki bus alamat 20-bit, jadi ia juga bisa mengalamati memori 1 MB. Arsitektur Mikroprosesor 18
  • 19. Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8086 Tinjauan Umum • Perbedaan 8088 dan 8086, 8088 memiliki bus data 8-bit, sedangkan 8086 lebar bus datanya 16-bit. 8088 hanya dapat membaca dari atau menulisi data ke memori dan port-port dengan panjang 8-bit. Untuk membaca word 16-bit dari dua lokasi memori, 8088 selalu mengerjakan dengan dua operasi baca. 8088 pada awalnya digunakan sebagai CPU pada The Original IBM Personal Computer. Arsitektur Mikroprosesor 19
  • 20. Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8086 20 bit 16 bit Register Antrian (FIFO) Arsitektur Mikroprosesor 20
  • 21. Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8086 • Prosesor 8086 terbagi menjadi 2 bagian fungsional yang independen, yakni BIU (bus interface unit) dan EU (execution unit). • BIU bertugas mengirim kode-kode alamat keluar, mengambil instruksi dari memori, dan membaca data dari port dan memori. BIU menangani semua trnasfer data dan alamat pada bus untuk membantu EU. • EU meminta BIU untuk mengambilkan instruksi dan data dari memori, mendekode dan melaksanakan instruksi Arsitektur Mikroprosesor 21
  • 22. Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8086 EXECUTION UNIT (EU) • EU mengandung rangkaian-rangkaian kontrol yang berfungsi mengarahkan operasi-operasi internal. • Dekoder pada EU menerjemahkan instruksi-instruksi yang telah diambil dari memori ke dalam urutan aksi. • EU memilki ALU 16-bit dan dapat melakukan penjumlahan, pengurangan, AND, OR, XOR, increment, decrement, complement, atau shift bilangan biner. Arsitektur Mikroprosesor 22
  • 23. Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8086 EXECUTION UNIT (EU) : FLAG REGISTER • 8086 memiliki register bendera dengan panjang 16-bit. Dari 16-bit itu terdapat 9 bendera yang aktif. • Dari 9 bendera yang aktif, 6 bendera di antaranya (bendera kondisi) digunakan untuk menunjukkan kondisi-kondisi yang dihasilkan oleh pelaksanaan instruksi yakni bendera CF(carry flag), PF(parity flag), AF(auxiliary carry flag), ZF(zero flag), SF(sign flag), dan OF(overflow flag). Arsitektur Mikroprosesor 23
  • 24. Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8086 EXECUTION UNIT (EU): FLAG REGISTER • Sedangkan 3 bendera lainnya (bendera kontrol) digunakan untuk mengendalikan beberapa operasi prosesor. Bendera-bendera kontrol ini berbeda dengan 6 bendera kondisi dalam hal cara set dan reset-nya. Keenam bendera kondisi diset dan direset oleh EU, berdasarkan hasil operasi-operasi aritmetika atau logika, sedangkan 3 bendera kontrol diset dan direset oleh instruksi-instruksi khusus yang ada pada program. Bendera itu adalah TF (trap flag), IF (interrupt flag), dan DF (direction flag). Arsitektur Mikroprosesor 24
  • 25. Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8086 EXECUTION UNIT (EU): FLAG REGISTER Arsitektur Mikroprosesor 25
  • 26. Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8086 EXECUTION UNIT (EU): FLAG REGISTER • Set dan reset dari bendera CF(carry flag), PF(parity flag), AF(auxillary carry flag), ZF(zero flag), dan SF(sign flag) sama seperti bendera pada prosesor 8085. • Bendera OF(overflow flag) akan set jika terjadi overflow yakni jumlah bit hasil operasi lebih besar dari lebar akumulator. Contoh: jika suatu operasi menghasilkan bilangan dengan panjang 17-bit, sedangkan akumulator 8086 hanya 16-bit, maka bendera OF akan set. Arsitektur Mikroprosesor 26
  • 27. Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8086 EXECUTION UNIT (EU): FLAG REGISTER • Bendera TF (trap flage) digunakan pada mode operasi langkah tunggal (single step atau trace). Jika bendera ini set, maka pelaksanaan instruksi akan dilakukan step demi step. • Bendera IF digunakan untuk mengijinkan interupsi dari program. • Bendera DF digunakan pada operasi string. Arsitektur Mikroprosesor 27
  • 28. Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8086 EXECUTION UNIT (EU): REGISTER SERBAGUNA (GENERAL-PURPOSE REGISTERS) • 8086 memiliki 8 buah register serbaguna yakni: AH, AL, BH, BL, CH, CL, DH, DL. Khusus untuk AL dinamakan pula AKUMULATOR. • Jika register-register tersebut akan digunakan sebagai register 16-bit, maka pasangan AH dan AL membentuk AX, BH dan BL membentuk BX, CH dan CL membentuk CX, serta DH dan DL membentuk DX 16-bit.d Arsitektur Mikroprosesor 28
  • 29. Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8086 EXECUTION UNIT (EU): REGISTER SERBAGUNA (GENERAL-PURPOSE REGISTERS) 8-bit 8-bit AH AL BH BL CH CL DH DL AX, 16-bit BX, 16-bit CX, 16-bit DX, 16-bit Arsitektur Mikroprosesor 29
  • 30. Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8086 EXECUTION UNIT (EU): REGISTER SERBAGUNA (GENERAL-PURPOSE REGISTERS) • AX: merupakan akumulator, sering digunakan untuk menyimpan hasil sementara setelah operasi aritmetika dan logika • BX: sering digunakan sebagai register base untuk menyimpan address base data yang terletak di dalam memori dan juga address base tabel data. • CX: dapat digunakan sebagai register count. • DX: dapat digunakan sebagai register data. Arsitektur Mikroprosesor 30
  • 31. Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8086 Bus Interface Unit (BIU) Register Antrian • Pada saat EU mendekode atau melaksanakan suatu instruksi, ia tidak memerlukan menggunakan bus sehingga dapat digunakan oleh BIU untuk mengambil 6 byte instruksi sebagai instruksi berikutnya yang akan dilaksanakan. • Instruksi-instruksi tersebut dinamakan prefetched instruction dan oleh BIU disimpan dalam register FIFO (first-in first-out) yang disebut juga register antrian. Arsitektur Mikroprosesor 31
  • 32. Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8086 Bus Interface Unit (BIU) Register Antrian • Ketika EU siap melaksanakan instruksi berikutnya, ia dengan mudah membaca instruksi-instruksi dari register antrian dalam BIU. • Jadi, ketika EU sedang melaksanakan suatu instruksi, bus dapat digunakan oleh BIU untuk menulis dan membaca memori serta mengambi instruksi berikutnya. Arsitektur Mikroprosesor 32
  • 33. Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8086 Bus Interface Unit (BIU) Register Antrian • Teknologi yang memungkinkan pengambilan instruksi berikutnya sambil melaksanakan instruksi yang ada dinamakan pipelining. Berikut ini adalah contoh perbedaan prosesor 8085 tanpa pipelining dan 8086 dengan pipelining dalam melakukan pengambilan instruksi, pelaksanaan instruksi, operasi read dan operasi write. Nampak bahwa pipelining memberikan tingkat penggunaan bus yang lebih efektif. Arsitektur Mikroprosesor 33
  • 34. Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8086 Bus Interface Unit (BIU) Register Antrian Arsitektur Mikroprosesor 34 8085 8086
  • 35. Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8086 Bus Interface Unit (BIU) Register Segmen • 8086 mampu mengalamati 220 lokasi memori, sedangkan panjang register IP yang dimilikinya hanya 16-bit. • Untuk memperoleh 20-bit sinyal alamat, 8086 menggunakan bantuan register segmen. Gabungan antara register segmen 16-bit dan IP 16-bit akan menghasilkan 20-bit sinyal alamat. Arsitektur Mikroprosesor 35
  • 36. Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8086 Bus Interface Unit (BIU) Register Segmen • 8086 memilki 4 buah register segmen yakni CS (code segment), SS (stack segment), ES (extra segment), dan DS (data segment). • Jika suatu register segmen berisi kode misalnya CS berisi 348A, maka CS dianggap memiliki alamat awal 348A0. BIU secara otomatis akan menambahkan angka 0 di belakang isi segmen. Setiap segmen menempati 64K byte memori, dan dapat ditempatkan di mana saja di dalam ruang alamat 1-M byte. Arsitektur Mikroprosesor 36
  • 37. Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8086 Bus Interface Unit (BIU) Register Segmen • Contoh penempatan alamat segmen pada memori 8086. Arsitektur Mikroprosesor 37
  • 38. Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8086 Bus Interface Unit (BIU) Instrustion Pointer (IP) • IP berisi instruksi berikutnya yang akan diambil. Alamat fisik yang dihasilkan BIU diperoleh dengan cara seperti di samping. Arsitektur Mikroprosesor 38
  • 39. Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8086 Bus Interface Unit (BIU) Register Segmen • Bagian alamat awal segmen yang tersimpan di dalam register segmen dinamakan segment base, dalam contoh 348A adalah segment base yang tersimpan dalam CS. • Isi IP merupakan offset atau jarak (displacement) antara alamat awal segmen dengan alamat fisik yang dihasilkan. Pada contoh, IP=4214 berarti merupakan jarak antara348A0 (alamat awal segmen) s.d. 38AB4 (alamat fisik). Arsitektur Mikroprosesor 39
  • 40. Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8086 • Format penulisan alamat fisik: segment base : offset form Contoh: Jika CS berisi 348A dan IP=4214, akan menghasilkan alamat fisik 38AB4. Alamat fisik tersebut dapat direpresentasikan/disajikan atau ditulis dalam bentuk: CS:IP atau 348A:4214 atau CS:IP=38AB4 Berapa alamat fisik yang direpresentasikan oleh 4370:561E, dan 7A32:0028 Arsitektur Mikroprosesor 40
  • 41. Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8086 Register Stack Pointer(SP) • Stack adalah bagian memori yang digunakan untuk menyimpan alamat dan data selama subprogram dilaksanakan. Jika sub program selesai dilaksanakan, isi stack dikembalikan ke lokasi semula, yakni IP dan akumulator. • SP merupakan register yang berisi offset 16-bit yang menghasilkan alamat fisik teratas dari memori stack. Untuk membangkitkan alamat fisik 20-bit, SP memerlukan bantuan register SS (stack segment). Arsitektur Mikroprosesor 41
  • 42. Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8086 Register Stack Pointer(SP) • Contoh: jika isi SS=5000 dan isi SP=FFE0, maka akan menghasilkan alamat fisik: SS 5 0 0 0 0 ¬ hardwired zero SP + F F E 0 Alamat ------> 5 F F E 0 fisik • Alamat fisik tersebut dapat direpresentasikan dalam 5FFE0 (single number) atau dalam bentuk SS:SP yakni 5000:FFE0. Arsitektur Mikroprosesor 42
  • 43. Arsitektur Mikroprosesor INTEL 8086 Register Index dan Pointer • Kecuali SP, EU pada 8086 juga memiliki register base pointer (BP) 16-bit, dan juga register index SI (source index) 16-bit, dan DI (destination index) 16-bit. • Walaupun BP, SI, dan DI dapat digunakan sebagai penyimpan sementara dari data seperti halnya pada register serbaguna, namun penggunaan utama mereka adalah menyediakan offset 16-bit dari data untuk suatu segmen base. Contoh: Alamat fisik data pada memori akan dibangkitkan dengan menambah isi SI dengan alamat segmen base yang direpresentasikan oleh bilangan 16-bit dalam register DS. Arsitektur Mikroprosesor 43
  • 44. Arsitektur Simulator SMS32V23 Deskripsi Simulator: • Arsitektur SMS32V23 atau versi terbarunya SMS32V50 hampir mirip dengan CPU 8-bit keluarga 80x86 sehingga simulator ini dapat mengemulasi watak prosesor keluarga 80x86. • Memiliki RAM yang terkoneksi dengan CPU dengan kapasitas 256 byte. • Versi shareware tidak bisa menjalankan instruksi: CALL, RET, INT dan IRET, dengan demikian hardware timer interrupt juga tidak bisa berfungsi. Arsitektur Mikroprosesor 44
  • 46. Register SMS32V23/SMS32V50 • Register serbaguna 8-bit: AL, BL, CL, DL • Register khusus: IP (instruction pointer) 8- bit, SR (status register) dan SP (stack pointer) 8-bit. • Register SR atau flags register memiliki panjang 8-bit tetapi hanya aktif 4-bit saja yakni: zero flag, sign flag, overflow flag dan interrupt flag. Arsitektur Mikroprosesor 46
  • 47. Register SMS32V23/SMS32V50 Stack Pointer (SP) • Stack merupakan area memori yang diatur menggunakan aturan LIFO (last-in first-out). SP berisi alamat stack teratas dari memori. Memori stack pada simulator ini diawali pada alamat BF. • Memori stack diakses dengan perintah PUSH dan POP Arsitektur Mikroprosesor 47
  • 49. Memori SMS32V23/SMS32V50 Random Access Memory • Simulator memiliki memori berkapasitas 256 byte dengan alamat dari 0 sd 255 dalam decimal atau dari [00] sd [FF] dalam hexadecimal. Alamat RAM biasanya ditulis di anatara tanda [ dan ], contoh [7C] dengan 7C merupakan bilangan heksadesimal menunjukkan “data disimpan di lokasi 7C". Arsitektur Mikroprosesor 49
  • 51. Bahasa Pemrograman • High Level Language (HLL): bahasa pemrograman yang menggunakan variabel sebagai peyimpan data. Contoh: pemrograman Matlab untuk menghitung 5+2: A=5; B=2; A=A+B; A, B, dan C adalah variabel. Contoh HLL yang lain: Pascal (Delphi), dan C++. • Low Level Language (assembly): bahasa pemrograman yang menggunakan register sebagai peyimpan data. Contoh: pemrograman untuk menghitung 5+2: MOV AL,5 ADD AL,2 AL adalah register
  • 52. Level Kode Format Assembly Format Heksadesimal Level Manusia Level Mesin
  • 53. Format instruksi assembly LABEL OPCODE OPERAND COMMENT Contoh: MOV AL,5 LDAA #$5 1. Baris pertama adalah instruksi mesin 2 alamat seperti INTEL, artinya pindahkan/isikan (MOV) ke dalam register AL bilangan 5 heksadesimal 2. Baris kedua instruksi mesin 1 alamat seperti MOTOROLA, atinya pindahkan/isikan ke dalam Register A bilangan 5 heksadesimal.