Dokumen ini membahas delapan jenis motif dan ukiran tradisional Melayu Riau, yaitu: Kaluk Pakis, Pucuk Rebung, Awan Larat, Lebah Bergayut, Itik Pulang Petang, Bidai, Sayap Layang-layang, dan Selembayung. Masing-masing motif memiliki makna tersendiri seperti tumbuhan, simbol kesabaran, dan melambangkan kebebasan serta kasih sayang. Motif-motif ini sering digunakan pada ukiran bangunan
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
2. Jenis-Jenis Motif dan Ukiran Melayu
Riau
Kaluk Pakis
Pucuk Rebung
Awan Larat
Lebah Bergayut
Itik pulang petang
Bidai
Sayap Layang-layang
Selembayung
3. Kaluk pakis
Merupakan gambaran
pohon/tumbuhan pakis yang
meliuk-liuk, tak hanya
diperuntukkan bagi
kerajinan tekat maupun
tenunan dan
sejenisnya. Motif Kaluk Pakis
sering pula dipakai untuk
ukiran bangunan dan ukiran
benda-benda lainnya.
4. PUCUK REBUNG
Pucuk rebung memiliki
makna yaitu sebagai
pengingat untuk terus
berupaya maju, pucuk
rebung adalah bagian
dari pohon bambu
yang terus tumbuh dan
tumbuh.
5. AWAN LARAT
Jenis-Jenis Awan
Larat:
Jenis-Jenis Awan Larat:
-Awan Larat Kuntum
Berangkai Lengkap (senyum
indah dalam cakap bicara)
-Awan Larat Kembang
Teratur (pelekat hidup, se-ia
sekata, sehidup semati)
Awan larat
merupakan
rangkaian dari motif
yang tersusun rapi
berdampingan dan
berhubungan.
6. Ditempatkan pada bagian
atas bisang
ukir/tekat/tenun/songket.
Motif Lebah bergayut
mencerminkan tentang
rumah lebah madu yang
biasanya menggantung di
dahan pohon. Hal ini
mengingat bumi Melayu Riau
dahulunya sangat kaya akan
pepohonan besar yang
sebagian dijadikan temat
menggantungkan rumah
lebah.
7. ITIK PULANG PETANG
Itik pulang petang
merupakan simbol
kesabaran, kedisipin
an dan taat hukum.
8. BIDAI
Biasanya dibuat bertingkat dan
diberi hiasan yang sekaligus
berfungsi sebagai ventilasi.
Pada bagian menjorok keluar di
beri lantai yang disebut teban
layar atau lantai alang buang
atau bisebut juga undan-undan.
9. SAYAP LAYANG-LAYANG
Terletaknya pada
keempat sudut cucuran
atap sebagian lambang
“empat pintu hakiki”.
Melambangkan
kebebasan, yang
tergambar dalam sayp
layang layang ini
adalah kebebasan yang
ahu batas dan tahu diri.
10. Selembayung
Selembayung disebut “ selo
bayung “ dan “tanduk
buang” adalah hiasan yang
terletak bersilangan pada
kedua ujung perabung
bangunan, terdapat di sudut
atap dan melambangkan
perwujudan kaasih sayang.