SlideShare a Scribd company logo
PENGARUH EDUKASI OLEH KADER DI POSYANDU LANSIA
TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU
PASIEN LANSIA DENGAN PRE HIPERTENSI DAN HIPERTENSI
DI RW 05 KELURAHAN KEBON KOSONG I KEMAYORAN
JAKARTA PUSAT PERIODE 23 OKTOBER 2017 – 17 JANUARI 2018
Dokter Internship Kelompok 3
LATAR BELAKANG
PENDUDUK LANSIA
MENINGKAT
ANGKA HIPERTENSI TINGGI
PADA LANSIA(riskesdas, 2013)
BUTUH UPAYA PROMOTIF
PREVENTIF MELALUI
POSYANDU LANSIA (permenkes,
2010)
DATA DATA
HT PADA LANSIA DI KEL. KEBON
KOSONG 1 MENDUDUKI
PERINGKAT 2 (2016)
•Bagaimana pengaruh edukasi oleh kader di posyandu lansia
terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku pasien lansia dengan
prehipertensi dan hipertensi di RW 05 Kelurahan Kebon Kosong I?
Rumusan
Masalah
•H0: Tidak ada pengaruh bermakna terhadap pengetahuan, sikap,
dan perilaku pasien lansia prehipertensi dan hipertensi yang
mengikuti edukasi di posyandu lansia oleh kader.
•H1: Ada pengaruh bermakna terhadap pengetahuan, sikap, dan
perilaku pasien lansia prehipertensi dan hipertensi yang mengikuti
edukasi di posyandu lansia oleh kader.
Hipotesis
Tujuan
• Untuk mengetahui bagaimana
pengaruh edukasi oleh kader di
posyandu lansia terhadap
pengetahuan, sikap, dan perilaku
pasien lansia pre hipertensi dan
hipertensi RW 05 Kelurahan
Kebon Kosong I.
• Mengetahui karakteristik
sosiodemografi pasien
lansia pre hipertensi dan
hipertensi RW 05 Kelurahan
Kebon Kosong I
MANFAAT BAGI
PUSKESMAS
• Membantu program
puskesmas dengan
adanya posyandu
Lansia
• Membantu pendataan
Puskesmas mengenai
jumlah lansia dan lansia
hipertensi
• Memperoleh penelitian
mengenai efektivitas
pembinaan kader
posyandu lansia
• Menjadi dasar bagi
evaluasi program
puskesmas
MANFAAT BAGI
MASYARAKAT
• Meningkatkan
pengetahuan
masyarakat terhadap
penyakit hipertensi
• Meningkatkan
kesadaran
masyarakat untuk
mengontrol tekanan
darah
• Terbentuknya sarana
kesehatan
masyarakat serta
adanya kelompok
lansia
MANFAAT BAGI PENELITI
• Meningkatkan
kemampuan berpikir
kritis dan analitik
• Meningkatkan
pengetahuan dan
pengalaman
melakukan penelitian
• Meningkatkan
pengetahuan
terutama mengenai
hipertensi
• Meningkatkan
kemampuan dalam
beinteraksi dan
berkomunikasi
dengan masyarakat
dan instansi terkait
TINJAUAN PUSTAKA
PETA WILAYAH Kel. Kebon Kosong
Luas Kelurahan Kebon Kosong pada
saat ini adalah seluas 115,775 Ha.
Dengan Batas-batas sebagai berikut:
Sebelah Utara : Bekas pagar Pelud
Kemayoran Kelurahan Pademangan
Timur
Sebelah Timur : Kelurahan Utan
Panjang, kelurahan Serdang, kelurahan
Sunter Jaya
Sebelah Barat : Jl. H. Benyamin Sueb,
kelurahan Gunung Sahari Selatan, jl.
Kemayoran Ketapang, jl. Kebon Kosong
Raya
Sebelah Selatan : Jl. Kalibaru Barat
kelurahan Utan Panjang
 Jumlah Kepala Keluarga di
Wilayah Kelurahan Kebon
Kosong 9.767 KK.
 Jumlah Penduduk Kelurahan
Kebon Kosong 36.481
jiwaTerdiri dari
 - Laki-Laki: 18.370 Jiwa
 - Perempuan: 18.111 Jiwa
Posyandu Lansia
• Posyandu lansia adalah pos
pelayanan terpadu untuk
masyarakat lansia di suatu wilayah
tertentu yang sudah disepakati,
yang digerakkan oleh masyarakat
guna mendapatkan pelayanan
kesehatan.
• Tujuan umum Posyandu Lansia
adalah meningkatkan
kesejahteraan Lansia melalui
kegiatan Posyandu Lansia yang
mandiri dalam masyarakat
• Tujuan khusus Posyandu Lansia adalah :
– Meningkatnya kemudahan bagi lansia
dalam mendapatkan pelayanan kesehatan
dasar dan rujukan.
– Meningkatkan cakupan dan kualitas
pelayanan lansia, khususnya aspek
peningkatan dan pencegahan tanpa
mengabaikan aspek pengobatan dan
pemulihan
– Perkembangan Posyandu Lansia yang aktif
melaksanakan kegiatan dengan kualitas
yang baik secara berkesinambungan.
• Manfaat posyandu lansia
adalah meningkatkan
pengetahuan lansia yang
menjadi dasar
pembentukan sikap dan
dapat mendorong minat
atau motivasi mereka
untuk selalu mengikuti
kegaiatan posyandu
lansia sehingga lebih
percaya diri di hari
tuanya
• Sasaran Langsung :
– Kelompok pra lansia (45-59 tahun), kelompok lansia
(60 tahun keatas)
– Kelompok lansia dengan risiko tinggi (70 tahun keatas)
• Sasaran Tidak Langsung :
– Keluarga yang memiliki lansia, organisasi sosial yang
bergerak dalam pembinaan lansia, dan masyarakat
luas.
• Tingkat Perkembangan Posyandu Lansia dapat
digolongkan menjadi 4 tingkatan yaitu:
– Kelompok lansia pratama
– Kelompok lansia madya
– Kelompok lansia purna
– Kelompok lansia mandiri
Mekanisme pelaksanaan kegiatan posyandu lansia terdapat
5 tahapan:
– Meja 1 : Pencatatan/registrasi data demografi dan
data kesehatan lansia
– Meja 2 : Pemeriksaan status kesehtan dan indeks
massa tubuh lansia
– Meja 3 : Penilaian indeks katz/kemandirian lansia
– Meja 4 : Penyuluhan dan Pemberian Makananan
Tambahan Lansia
– Meja 5 : Pelayanan Kesehatan (Pengobatan) lansia
Pengorganisasian
• Penyelenggara kegiatan
posyandu ialah kader dan
koordinator kader yang telah
mendapatkan pelatihan
teknis.
• Pada prinsipnya pelatihan
dilaksanakan untuk
meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap
individu, tim dan organisasi
Indikator Keberhasilan Posyandu Lansia
– Peningkatan sosialisasi masyarakat lansia dengan
berkembangnya jumlah organisasi masyarakat lansia
dengan berbagai aktivitas pengembangannya.
– Berkembangnya jumlah lembaga pemerintah/swasta yang
memberikan pelayanan kesehatan bagi lansia
– Berkembangnya jenis pelayanan kesehatan pada lembaga
– Berkembangnya jangkauan pelayanan kesehatan bagi
lansia
– Penurunan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit
pada lansia
Kader Posyandu
• Kader Posyandu adalah anggota masyarakat
yang bersedia, mampu dan memiliki waktu
untuk menyelenggarakan kegiatan
Posyandu secara sukarela
• Kriteria kader Posyandu:
– Anggota masyarakat setempat
– Bisa membaca dan menulis
– Dapat menggerakkan masyarakat
• Tugas dan tanggung
jawab kader:
– Sebelum hari H
pelaksanaan posyandu
– Saat hari H
pelaksanaan posyandu
– Setelah hari H
pelaksanaan posyandu
Hipertensi
Klasifikasi Tekanan
Darah
Tekanan Darah Sistolik
(mmHg)
Tekanan Darah Diatolik
(mmHg)
Normal < 120 < 80
Prahipertensi 120 – 139 80 -89
Hipertensi Derajat 1 140 – 159 90 – 99
Hipertensi Derajat 2 ≥ 160 ≥ 100
Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC 7
Faktor Penyebab Hipertensi
• Faktor
keturunan
• Ras
• Usia
• Jenis Kelamin
• Stress psikis
• Obesitas
• Asupan garam Na
• Rokok
• Konsumsi alkohol
• Olahraga
Patofisiologi Hipertensi
Manifestasi Klinis
– Sakit kepala
– Kelelahan
– Jantung berdebar-debar
– Mual
– Muntah
– Sesak nafas
– Gelisah
– Pandangan menjadi kabur
– Telinga berdenging
– Sering buang air kecil terutama di malam hari.
Komplikasi
• Stroke
• Penyakit jantung koroner dan gagal jantung
• Penyakit vaskuler
• Retinopati
• Keruskan ginjal
Penatalaksanaan
Algoritme penanganan hipertensi menurut JNC 7
Modifikasi Rekomendasi Penurunan potensial TD sistolik
Diet natrium Membatasi diet natrium tidak
lebih dari 2400 mg/hari atau 100
meq/hari
2-8 mmHg
Penurunan Berat Badan Menjaga berat badan normal; BMI
= 18,5-24,9 kg/
5-20 mmHg per 10 kg penururnan
berat badan
Olahraga aerobik Olahraga aerobik secara teratur,
bertujuan untuk melakukan
aerobik 30 menit
Latihan sehari-hari dalam
seminggu. Disarankan pasien
berjalan-jalan 1 mil per hari di
atas tingkat aktivitas saat ini
4-9 mmHg
Diet DASH Diet yang kaya akan buah-buahan,
sayuran, dan mengurangi jumlah
lemak jenuh dan total
4-14 mmHg
Membatasi konsumsi alkohol Pria ≤2 minum per hari, wanita ≤1
minum per hari
2-4 mmHg
Modifikasi gaya hidup untuk mencegah dan mengatasi hipertensi
Edukasi
• Edukasi merupakan proses penyampaian
bahan atau materi kepada sasaran
pendidikan untuk mencapai tujuan, yaitu
perubahan perilaku
• Edukasi kelompok berbentuk diskusi
kelompok kecil pada beberapa penelitian
menunjukkan efektivitas terhadap
perubahan perilaku penyakit kronik.
• Adanya interaksi serta saling membangun
motivasi merupakan keuntungan yang
didapatkan dari adanya edukasi kelompok.
• Penelitian Chu-hong et al (2015) yang
dilakukan terhadap 360 pasien hipertensi
mengenai efektivitas tipe edukasi
membagi subjek menjadi tiga kelompok.
• Kelompok pertama diberikan materi untuk
dibaca sendiri, kelompok kedua mendapat
edukasi secara individu sebulan sekali,
sedangkan kelompok ketiga mendapatkan
edukasi secara berkelompok dalam
bentuk workshop interaktif sebulan sekali
• Berdasarkan intervensi
yang dilakukan selama
2 tahun ersebut
didapatkan bahwa
kelompok ketiga
menghasilkan tekanan
darah yang lebih baik,
IMT dan penurunan
kadar lipid yang lebih
baik dibanding dua
kelompok lainnya.
Pengetahuan
• Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah
orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
• Terdapat enam tingkatan pengetahuan di dalam domain
kognitif, yaitu:
– Tahu (know)
– Memahami (comprehension)
– Aplikasi (applicaion))
– Analisis (analysis)
– Sintesis (synthesis)
– Evaluasi (evaluation)
• Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ialah
sebagai berikut:
– Pendidikan
– Informasi/media massa
– Pekerjaan
– Sosial, budaya, dan ekonomi
– Lingkungan
– Pengalaman
– Usia
Sikap
• Sikap ialah reaksi atau proses seseorang yang masih tertutup terhadap suatu
stimulus atau objek.
• Sikap memiliki tingkatan sebagai berikut:
– Menerima (receiving)
– Memperhatikan stimulus yang diberikan.
– Merespon (responding)
– Memberikan jawaban, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan.
– Menghargai (valuing)
– Mengajak orang lain untku mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah
– Bertanggung jawab (responsible)
– Memiliki tanggung jawab terhadap sesuatu yang telah dipilih dengan segala
risiko.
• Faktor-faktor yang dapat memengaruhi pembentukan
sikap ialah sebagai berikut:
– Pengalaman pribadi
– Kebudayaan
– Orang lain yang dianggap penting
– Media massa
– Institusi pendidikan dan agama
– Faktor emosi dalam diri
Perilaku
• Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia, yaitu
semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati
langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar
• Faktor perilaku ditentukan atau dibentuk oleh:
– Faktor predisposisi yang terwujud dalam pengetahuan,
sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.
– Faktor pendukung yang terwujud dalam lingkungan fisik.
– Faktor pendorong yang terwujud dalam sikap dan perilaku
petugas kesehatan atau petugas lain.
Peran Edukasi Kader Terhadap Pengetahuan,
Sikap dan Prilaku
• Menurut Notoatmodjo dan Sarwono, terdapat tiga
macam cara mengubah perilaku, yaitu:21
– Menggunakan kekuasaan/kekuatan
– Memberikan informasi
– Diskusi dan partisipasi
• Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama
telah memiliki berbagai program sebagai misi perubahan
perilaku masyarakat, seperti dibentuknya posyandu,
terutama posyandu lansia.
• Posyandu lansia merupakan wujud
dari penggunaan kekuasaan
puskesmas sebagai
penanggungjawab kesehatan di
daerahnya dengan memanfaatkan
potensi masyarakat itu sendiri
sebagai pemberi informasi
(promotif dan preventif).
• Kader posyandu sebagai
perpanjangan tangan tenaga
kesehatan memiliki peranan yang
penting dalam keberlangsungan
posyandu lansia.
• Pada penelitian sebelumnya mengenai hubungan peran
kader kesehatan terhadap kualitas hidup lanjut usia
(Setyoadi, dkk 2013), didapatkan bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara peran kader dan
kualitas hidup lansia (p<0,05).
• Lebih lanjut dijelaskan bahwa kader memberikan
dukungan positif seperti memberikan bimbingan dan
pengawasan terhadap aktivitas sehari-hari, serta
memberikan edukasi kepada lansia untuk melakukan
pemeriksaan rutin ke posyandu dan puskesmas
• Penelitian yang dilakukan oleh
Arifin Z, 2015 menunjukkan bahwa
terdapat hubungan peran serta
kader posyandu dengan perawatan
hipertensi pada lansia.
• Peran kader yang dimaksud dalam
penelitian tersebut ialah aktif
mengajak lansia datang ke
posyandu, penjelasan mengenai
posyandu lansia, mengingatkan
jadwal posyandu, serta adanya
edukasi yang dilakukan oleh kader
terkait hipertensi.
BAB III (METODE PENELITIAN)
DESAIN PENELITIAN:
cross sectional
TEMPAT dan WAKTU :
23Oktober – 17Januari 2017
SUMBER DATA:
Data Primer dari data
sosiodemografi Kelurahan
POPULASI dan SAMPEL:
Semua pasien lansia
prehipertensi dan hipertensi di
RW 05 yang memenuhi kriteria
BESAR SAMPEL :
Total Sampling
Variabel
• Bebas: Edukasi
kader di posyandu
lansia kepada pasien
lansia prehipertensi
dan hipertensi RW 05
kelurahan Kebon
Kosong I
• Terikat:
Pengetahuan, sikap,
dan perilaku pasien
lansia prehipertensi
dan hipertensi
KRITERIA
• Inklusi: Warga tetap
RW 05 kelurahan
Kebon Kosong I
dengan hipertensi,
Laki – laki dan
perempuan usia ≥60
tahun, Bersedia
mengikuti penelitian
dan menandatangani
informed consent
• Eksklusi: Lanjut usia
pre hipertensi dan
hipertensi dengan
keterbatasan fisik,
mental, dan bahasa
yang dapat
mengganggu proses
wawancara
ANALISIS DATA
• Data dianalisis
menggunakan
software SPSS for
windows versi
20.0
• Pengolahan data
diklasifikasikan
menjadi
pengolahan data
deskriptif dan
analitik
• Data diolah
dengan uji
statistik X2.
DEFINISI
OPERASIONAL
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala
1. Hipertensi Tekanan darah sistolik
≥ 140mmHg atau
tekanan darah
diastolik ≥ 90 mmHg
pada 2 kali
pemeriksaan selang
waktu 5 menit
(diukur dengan
menggunakan
spigmomanometer
manual)11
Anamnesis,
Pemeriksaan
Fisik
Ya
Tidak
Nominal
2. Posyandu
lansia
pos pelayanan
terpadu untuk
masyarakat
lansia di RW 5
kelurahan
kebon kosong I
yang diadakan
sebulan sekali
- - Nominal
3. Kader
posyandu
lansia
Kader posyandu
lansia adalah kader
yang bertugas di
posyandu lanjut
usia RW 5
Kelurahan Kebon
Kosong I dengan
kegiatan rutin
setiap bulannya
membantu petugas
kesehatan saat
pemeriksaan
kesehatan pasien
lansia.
- - Nominal
4. Lansia Penduduk RW
05 Kelurahan
Kebon Kosong I
yang berusia 60
tahun ke atas
Anamnesis Lansia
Muda: 60-
69 tahun
Lansia
Madya:
70-79
tahun
Lansia Tua:
80 tahun
ke atas
ordinal
5. Pengetahuan Penilaian pengetahuan
masyarakat mengenai
hipertensi yang meliputi
pengertian, gejala, akibat,
dan pencegahan.
*sesuai bab 2
Metode kuesioner
yang terdiri dari 10
pertanyaan dengan
2 pilihan jawaban
-jawaban yang
benar diberi skor 1
-jawaban yang
salah diberi skor 0
Kategori
penelititan dinilai
dengan
menggunakan
metode persentasi
scoring menurut
Arikunto, yaitu:
- Pengetahuan baik
bila >75%
pertanyaan
dijawab benar atau
total nilai 8-10
- Pengetahuan
cukup bila 56-75%
pertanyaan
dijawab benar atau
total nilai 5-7
- Pengetahuan
kurang bila <56%
pertanyaan
dijawab benar atau
total nilai <6
Ordinal
6. Sikap Bentuk reaksi atau respon
masyarakat terhadap hipertensi.
Diukur menggunakan
skala guttman
Menggunakan
kuesioner, pertanyaan
diajukan sebanyak 10
pertanyaan dengan 2
pilihan jawaban
Untuk pertanyaan
positif (favorable)
diberi skor:
2: setuju (S)
1: tidak setuju (TS)
Untuk pertanyaan
negatif (unfavorable)
diberi skor:
1: setuju (S)
2: tidak setuju (TS)
Kategori penelitian
dinilai dengan
menggunakan metode
persentaasi scoring
menurut Arikunto
yaitu:
- Kategori baik, apabila
nilai total jawaban
>75% dari nilai
tertinggi yaitu >15
- Kategori cukup,
apabila nilai total
jawaban 56-75% dari
nilai tertinggi yaitu 12-
15
- Kategori kurang,
apabila nilai total
jawaban <56% dari
nilai tertinggi yaitu
<12
7. Perilaku Respon masyarakat
dalam menghadapi
masalah hipertensi
yang dialaminya
Diukur dengan
skala guttman
Diukur dengan
kuesioner,
pertanyaan
diajukan
sebanyak 10
pertanyaan
dengan 2
pilihan
jawaban
Pemberian skor
seperti berikut:
- Tidak
dilakukan: 0
- Dilakukan: 1
- Baik >75%
Skor 8-10
- Cukup 56-75%
: 5-7
- Kurang: <56%
: 0-4
Ordinal
8. Edukasi kader
di Posyandu
(edukasi
kelompok)
Kegiatan
penyuluhan kader
posyandu lansia
kepada pasien lansia
prehipertensi dan
hipertensi saat
diadakannya
posyandu lansia di
RW 05 Kelurahan
Kebon Kosong I
(secara
berkelompok)
- Ya
Tidak
Nominal
9 Edukasi
Kader
(individu)
Kegiatan
edukasi yang
dilakukan oleh
kader posyandu
lansia RW 5
kepada pasien
lansia pre
hipertensi dan
hipertensi yang
tidak mengikuti
posyandu
lansia.
- Ya
Tidak
Nominal
ALUR PENELITIAN
HASIL PENELITIAN
HASIL
Karakteristik sosiodemografi pasien lansia hipertensi di RW 5
Kelurahan Kebon Kosong I baik yang mengikuti posyandu maupun
tidakmengikuti posyandu dapat dilihat pada tabel di bawah ini
Variabel Datang posyandu
N=30
Tidak datang posyandu
n= 27
Jumlah Presentase % Jumlah Presentase %
Usia (Tahun)
60-69 tahun
70-79 tahun
≥ 80 tahun
22
8
0
73,3
26,7
0
20
5
2
74
18,5
7,5
Agama
Islam 30 100 27 100
Tingkat Pendidikan
Tidak Sekolah
SD
SMP
SMA
Perguruan Tinggi
16
10
1
3
0
53,4
33,3
3,3
10
0
8
12
4
2
1
29,6
44,5
14,8
7,4
3,7
Pekerjaan
Tidak Bekerja
Bekerja
21
9
70
30
20
7
74,1
26,9
Status Perkawinan
Kawin
Belum Kawin
Cerai Mati
Cerai Hidup
25
0
5
0
83,3
0
16,7
0
15
1
11
0
55,6
3,7
40,7
0
Kepemilikan
Jaminan Kesehatan
Ya
Tidak
27
3
90
10
24
3
88,9
11,1
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Frekuensi
RT
Distribusi Frekuensi Lansia Hipertensi per RT di RW 5 Kelurahan Kebon Kosong I
DISTRIBUSI FREKUENSI PSP
Variabel Datang posyandu
N=30
Tidak datang posyandu
n= 27
Jumlah Presentase % Jumlah Presentase %
Pengetahuan
Baik
Cukup
Kurang
27
3
0
90
10
0
3
17
7
11,1
63
25,9
Sikap
Baik
Cukup
Kurang
30
0
0
100
0
0
7
14
6
26
51,8
22,2
Perilaku
Baik
Cukup
Kurang
26
4
0
86,7
13,3
0
0
14
13
0
51,8
48,2
PENGARUH EDUKASI KADER DENGAN PSP
KETERANGAN PENGETAHUAN TOTAL
(%)
P
BAIK CUKUP KURANG
IKUT POSYANDU 27 3 0 52,6 0.00
TIDAK IKUT POSYANDU 3 17 7 47,4
TOTAL 30 20 7 100
terdapat perbedaan yang bermakna antara pasien lansia
pre hipertensi dan hipertensi yang mengikuti posyandu
lansia (diberikan edukasi oleh kader di posyandu lansia)
dengan yang tidak mengikuti posyandu lansia dengan
nilai p<0.05 (0.00) terhadap pengetahuan tentang
Hipertensi.
PENGARUH EDUKASI KADER DENGAN PSP
KETERANGAN SIKAP TOTAL
(%)
P
BAIK CUKUP KURANG
IKUT POSYANDU 30 0 0 52,6 0.00
TIDAK IKUT POSYANDU 7 14 6 47,4
TOTAL 37 14 6 100
diketahui bahwa sebanyak 100% pasien lansia
prehipertensi dan hipertensi yang mengikuti posyandu
lansia (mendapat edukasi oleh kader di posyandu lansia)
memiliki sikap yang baik terhadap penyakitnya.
Didapatkan p<0.05 (0,00) yang menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan yang bermakna.
PENGARUH EDUKASI KADER DENGAN PSP
KETERANGAN PERILAKU TOTAL
(%)
P
BAIK CUKUP KURANG
IKUT POSYANDU 26 4 0 52,6 0.00
TIDAK IKUT POSYANDU 0 14 13 47,4
TOTAL 26 18 13 100
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil
bahwa mayoritas perilaku pasien lansia pre hipertensi
dan hipertensi yang mengikuti posyandu lansia ialah baik.
Sedangkan, pasien yang tidak mengikuti posyandu lansia
memiliki perilaku yang kurang terhadap penyakitnya.
terdapat perbedaan yang bermakna terhadap
perilaku pasien lansia pre hipertensi dan
hipertensi yang mendapatkan edukasi oleh kader
di posyandu lansia dengan yang tidak mengikuti
posyandu lansia dengan nilai p<0,05 (0,00).
Pembahasan
1. Sebaran Karakteristik
• Sebaran karakteristik pasien lansia prehipertensi dan
hipertensi di RW 5 Kelurahan Kebon Kosong I periode
23 Oktober 2017 – 17 Januari 2018 mayoritas berada
pada kelompok usia 60-69 tahun, pendidikan rendah,
, tidak bekerja, beragama Islam dan memiliki jaminan
kesehatan
Perbandingan Penelitian Lain
• penelitian Darmanto J, et al (2015) dimana didapatkan
sebanyak 73,6% lansia hipertensi yang datang ke posyandu
lansia berada pada rentang usia 60-74 tahun.  Sesuai .
• Penelitian Rahayu et al (2010) menyatakan bahwa lansia yang
berusia 75 tahun ke atas tidak aktif mengikuti posyandu
dikarenakan adanya penurunan fungsi tubuh.23 Selain itu,
penelitian Pratiwo (2006) mengatakan lansia kelompok 60-74
tahun memiliki mobilitas, kemampuan ingatan, serta motivasi
berperilaku sehat yang lebih baik dibandingkan dengan
kelompok usia yang lebih tua  >80 tahun Tidak ada pada
penelitian Kami
Dasar Pendekatan Lansia RW 5
• pendidikan rendah, , tidak bekerja, beragama Islam
dan memiliki jaminan kesehatan
•  Menentukan Program yang akan diambil.
2. Peran Edukasi
• Selain obat-obatan, salah satu pilar penting dalam
pengelolaan hipertensi adalah tatalaksana non
farmakologis. Dalam guideline JNC VII dibahas mengenai
modifikasi gaya hidup pada penderita hipertensi,
diantaranya adalah: penurunan berat badan, pola makan
DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension),
restriksi garam, serta aktivitas fisik. Edukasi mengenai
modifikasi gaya hidup dapat diberikan oleh tenaga
kesehatan atau pihak-pihak yang berperan, seperti kader
kesehatan yang telah mengikuti pelatihan.12
Metode edukasi yang dilakukan
pada penelitian ini ialah metode
edukasi berbasis komunitas.
Metode ini sependapat dengan Camphell
(2014) yang menyatakan bahwa upaya
intervensi harus berfokus pada
pemberdayaan masyarakat, dalam hal ini
melibatkan kader untuk mempengaruhi
gaya hidup pasien hipertensi terutama
kelompok rentan (misalnya lansia).32
Metode ini juga didukung oleh penelitian
lain seperti Fulton, Scheffler, Sparkes,
Auh, et al (2011) yang menyatakan
bahwa efektivitas peran kader dapat
menjadi alternatif kebijakan dalam
meningkatkan pelayanan kesehatan.33
3. Pengaruh Edukasi terhadap Pengetahuan,
Sikap, dan Perilaku
Thomas JA et al.37
melakukan penelitian
prospektif untuk
mengetahui efek
konseling terhadap
pengetahuan, sikap, dan
perilaku pasien
hipertensi.
Pasien diberikan edukasi
mengenai hipertensi,
tatalaksana, komplikasi,
modifikasi gaya hidup dan
kepatuhan berobat.
Selain itu, setiap pasien
memperoleh leaflet.
Kemudian, follow up
dilakukan setelah 3 bulan
dengan mengisi kuesioner
pengetahuan, sikap, dan
perilaku yang sama
seperti sebelum
mendapatkan edukasi.
Setelah intervensi
didapatkan peningkatan
nilai rerata ± simpangan
baku pengetahuan, sikap,
dan perilaku dari
11.76(SD±4.58);
5.14(SD±2.13);
9.26(SD±1.66) menjadi
14.29(SD±2.95);
5.74(SD±1.39);
10.32(SD±1.33).
FACT
1
Pada penelitian ini, secara garis
besar terdapat perbedaan nilai
pengetahuan, sikap, dan
perilaku pada kedua kelompok
penelitian. Pasien yang
mengikuti posyandu memiliki
nilai pengetahuan (90%), sikap
(100%), dan perilaku (86,7%)
yang baik. Sementara itu,
kelompok yang memperoleh
edukasi secara individu
mayoritas memiliki tingkat
pengetahuan, sikap, dan
perilaku cukup. Hasil uji
statistik untuk ketiga variabel
tersebut menunjukkan
perbedaan yang bermakna, p <
0,005.
FACT
2
Dari penelitian ini, perbedaan
yang dapat diidentifikasi jika
dibandingkan dengan
penelitian sebelumnya adalah
metode pemberian edukasi.
Dalam penelitian ini, pasien
hanya memperoleh edukasi
secara verbal dalam satu
waktu. Selain itu, edukasi yang
diberikan di posyandu lansia
sifatnya kelompok, sedangkan
saat kunjungan rumah
bentuknya yaitu edukasi
personal. Hal tersebut menjadi
salah satu faktor yang
berpengaruh terhadap
penelitian.
Penelitian
lain
Lu C et al.38 dilakukan 3 bentuk
edukasi mengenai hipertensi
pada kelompok pasien yang
berbeda selama 2 tahun.
Kelompok pertama
memperoleh edukasi dengan
metode self-learning, kelompok
kedua melalui penyuluhan
bulanan, sedangkan kelompok
ketiga menggunakan metode
edukasi workshop yang
interaktif
 Hasilnya menunjukkan
bahwa dalam jangka waktu 2
tahun kelompok kedua dan
ketiga memiliki frekuensi
pasien dengan peningkatan
tekanan darah terkontrol lebih
banyak.
Kesimpulan
Ditemukan sebanyak 57 pasien lansia prehipertensi dan hipertensi di RW 5 Kelurahan Kebon Kosong I
menjadi konsen serius dalam melakukan aktif case finding secara berkala dalam optimalisasi kesehatan
pada lansia.
• Sebaran karakteristik pasien lansia
prehipertensi dan hipertensi di RW 5
Kelurahan Kebon Kosong I periode 23
Oktober 2017 – 17 Januari 2018 mayoritas
berada pada kelompok usia 60-69 tahun,
pendidikan rendah, beragama Islam, tidak
bekerja dan memiliki jaminan kesehatan
menjadi dasar dalam penanganan lansia
seperti pendekatan berbasis kegiatan
agama Islam dengan metode sederhana
dan waktu yang lebih fleksibel dalam
usaha peningkatan kesehatan lansia.
• Terdapat pengaruh yang bermakna
positif dimana pasien prehipertensi
dan hipertensi yang ikut posyandu
lansia memiliki pengetahuan, sikap,
dan perilaku lebih tinggi yang
memiliki potensi kecenderungan
keberhasilan dalam pencegahan
dan keberhasilan terapi pada
pasien hipertensi.
Saran
• Menambah periode penelitian, sehingga dengan periode
yang lebih panjang maka diharapkan desain penelitian
seperti kasus-kontrol, kohort, atau eksperimen dapat
digunakan sehingga dapat lebih menggambarkan
hubungan sebab-akibat.
• Menambah variabel penelitian, seperti diet dan aktivitas
fisik, serta tekanan darah. Apabila penelitian selanjutnya
menggunakan desain eksperimental, dapat diukur pula
variabel seperti gaya hidup pada pasien hipertensi.
• Memperluas sampel penelitian. Diharapkan penelitian
selanjutnya tidak hanya dalam lingkup RW, tetapi bagi
pasien lansia pre hipertensi dan hipertensi yang
berdomisili di Kelurahan Kebon Kosong I atau lingkup
yang lebih luas.
Keterbatasan
• Penelitian ini dilakukan dengan
beberapa keterbatasan penelitian
yang dengan keterbatasan tersebut
dapat berpengaruh terhadap hasil
penelitian. Keterbatasan yang ada
dalam penelitian ini ialah periode
penelitian yang digunakan hanya 3
bulan (keterbatasan waktu) dan
sumber daya manusia yang ada.
penelitian ini dapat berimplikasi bagi:
•Bagi Pemerintah, penelitian ini dapat membantu untuk evaluasi peraturan
pemerintahan mengenai posyandu lansia dan kader posyandu lansia. Dengan
diketahuinya pengaruh edukasi oleh kader posyandu lansia, pemerintah dapat
menegaskan pentingnya peran kader posyandu ataupun memberikan kebijakan
terhadap penatalaksanaan penyakit kronis, dalam hal ini hipertensi pada lansia.
•Bagi Puskesmas, penelitian ini dapat membantu dalam hal pendataan pasien
lansia dengan prehipertensi dan hipertensi, serta evaluasi program posyandu
lansia. Penelitian ini dapat menjadi dasar guna mengoptimalkan peran kader
posyandu lansia dan posyandu lansia itu sendiri.
•Bagi Masyarakat, khususnya kader, penelitian ini dapat membantu terhadap
peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader mengenai hipertensi. Bagi
masyarakat umum, penelitian ini dapat menjadi motivasi agar rajin datang ke
posyandu lansia. Penelitian ini juga dapat menjadi motivasi bagi kader
posyandu lansia untuk mengoptimalkan perannya kepada masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
1. Hipertensi/Tekanan Darah Tinggi. Riset Kesehatan Dasar 2013. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. 2013.h.88
2. Badan Pusat Statistik. Statistik Penduduk Lanjut Usia 2014: Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional;
2014
3. Kementrian Kesehatan RI. Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2015-2019; 2015.
4. Riset Kesehatan Dasar Nasional. Kementrian Kesehatan Indonesia, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan; 2013.
5. Abidin AY, Ahsan, Setyoadi. Hubungan Peran Kader Kesehatan Dengan Tingkat Kualitas Hidup
Lanjut Usia. Jurnal Ilmu Keperawatan (1):2;2013.
6. Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Cetakan I. Jakarta: Rineka Cipta; 2007.
7. Depkes RI. Pedoman Pembinaan Kesehatan Lansia Bagi Petugas Kesehatan I. Jakarta; 2005.
8. Peraturan Dalam Negri Nomor 19 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pengintegrasian Layanan Sosial
Dasar di Pos Pelayanan Terpadu.
9. Maryam, siti, et al. Mengenal usia lanjut dan perawatannya. Jakarta:Salemba Medika; 2008.
10. Komisi Nasional Lanjut Usia. Profil Penduduk Lansia; 2010.
11. Alexander M, Gordon NP, Davis CC, Chen RS. (2003). Patient Knowledge and Awareness of
Hypertension Is Suboptimal : Result From a Large Health Maintenance Organization. The Journal Of
Clinical Hypertension. 5 (4) : 254-260.
12. Martin J. (2008). Hypertension Guidelines: Revisiting The JNC 7 Recommendations. The Journal of
Lancaster General Hospital. 3 (3) : 91-97
13. Rosamond W, Flegal K, Furie K, et al. Heart Disease and Stroke Statistics 2008 Update: A Report
from the American Heart Association Statistics Committee and Stroke Statistics Subcommittee.
Circulation 2008;117;e25-e146.
14. Chobanian AV, Bakris GL, Black HR, et al. Seventh Report of the Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. Hypertension
2003;42;1206-1252.
15.Lee, J.K. (2013). Evaluation of a Medication Self Management Education Program for
Elderly with Hypertension Living in the Community. J. Korean Acad Nurs. 43 (2): 267-275.
16.Eugene V, Bourne PA. (2013). Hypertensive Patients: Knowledge, Self-care Management
practice and Challenges. J Behav Health. 2 (3) : 259- 268.
17.Allibe M, Babici D, Chantrel YF, Lesquerbault B, Dubau M, Fickl R, et al. (2016). Appraisal
of The Knowledge of Hypertensive Patients Regarding Blood Pressure Control and
Comordities: Results of a French Regional Survey. High Blood Press Cardiovasc Prev. 23
(4) : 365-372.
18.Ragot S, Sosner P, Bouche G, Guillemain J, Herpin D. (2005). Appraisal of The Knowledge
of Hypertensive Patients and Assessment of The Role of The Pharmacists In The
Management of Hypertension: Result of a Regional Survey. Journal of Human
Hypertension. 577-584.
19.Kumar S. Hypertension Management Through Patient Education. The University of
Fransisco. Master’s Projects and Capstones. 2015.
20.Lu CH, et al. Community-based interventions in hypertensive patients: a comparison of
three health education strategies. BMC Public Health 15(33);2015.
21.Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka
cipta;2012.
22.Darmanto J, Arneliawati, Woferst R. Hubungan Kinerja Kader Posyandu Lansia dengan
Motivasi Lansia Mengunjungi Posyandu Lansia. Jom 2(1);2015.
23.Rahayu S, Urwanta, Hajanto D. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakaktifan lanjut
usia ke posyandu lansia di puskesmas gebongan salatiga. Jurnal Kebidanan dan
Keperawatan 6(0);2010.
24.Pratiwo, Suryo, et al. Analisis pengaruh faktor nilai hidup, kemandirian, dan dukungan
keluarga terhadap perilaku sehat lansia di kelurahan Medono kota Pekalongan. Jurnal
Promosi Kesehatan Indonesia 1(2);2006.
25.Setyoadi, Ahsan, Abidin AY. Hubungan Peran Kader Kesehatan Dengan Tingkat Kualitas
Hidup Lanjut Usia. Jurnal Ilmu Keperawatan 1(2);2013.
26.World Health Organization. Adherence to long-term therapies. Geneva: WHO; 2003.
27.Khoshdel A, Jafari SMS, Heydari ST, Abtahi F, Ardekani A, Lak FJ. The Prevalence of
Cardiovascular Disease Risk Factors, and Metabolic Syndrome among Iranian Military
Parachutists. International cardiovascular research journal. 2012;6(2).
28.Weir MR, Maibach EW, Bakris GL, Black HR, Chawla P, Messerli FH, et al. Implications of a health
lifestyle and medication analysis for improving hypertension control. Archives of internal
medicine. 2000;160(4):481-90.
29.Chiu CW, Wong FK. Effects of 8 weeks sustained follow-up after a nurse consultation on
hypertension: a randomised trial. International journal of nursing studies. [Randomized
Controlled TrialResearch Support, Non-U.S. Gov’t]. 2010;47(11):1374-82.
30.Ostovan MA, Zibaeenezhad MJ, Keshmiri H, Shekarforoush S. The impact of education on weight
loss in overweight and obese adults. International cardiovascular research journal. 2013;7(3):79-
82.
31.Wang YR, Alexander GC, Stafford RS. Outpatient hypertension treatment, treatment
intensification, and control in Western Europe and the United States. Archives of internal
medicine. [Comparative StudyResearch Support, N.I.H., ExtramuralResearch Support, Non- U.S.
Gov’tResearch Support, U.S. Gov’t, P.H.S.]. 2007;167(2):141-7.
32.Camphell, ES. Empowerment as A Management Strategy in Hypertensive African American
Women. European Journal of Research in Social Sciences 2(1);2014.
33.Fulton BD, Schelffler RM, Sparkes SP, Auh EY, et al. Health Workforce Skill Mix and Task
Shifting in Low Income Countries: A Review of Recent Evidence. Hum Resour Health 9(1);2011.
34.Mubarak W. Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika;2012.
35.Ribeiro CD, Resqueti VR, Lima I, Dias FAL, Glynn L, Fregonezi. Educational interventions for
improving control of blood pressure in patients with hypertension: a systematic review protocol.
BMJ Open. 2015;5:1-5.
36.Magadza C, Radloff SE, Srinivas SC. The effect of an educational intervention on patients’
knowledge about hypertension, beliefs about medicines, and adherence. Res Soc Adme Pharm.
2009;5:363–75.
37.Thomas JA, Snigdha KS, Karanath PM, Swaroop AM. Impact of patient counselling on
knowledge, attitude, and practice of hypertensive patients in a tertiary care hospital. Int J Pharm
Sci. 2017;9:122-5
Terima Kasih
Dokter-dokter
dan Kadernya
Kece ya ma..
Peduli Lansia
Sayang
Lansia..

More Related Content

Similar to MINI PROJECT PPT FIX.pptx

Lembar Fakta Seputar Kesehatan Jiwa
Lembar Fakta Seputar Kesehatan JiwaLembar Fakta Seputar Kesehatan Jiwa
Lembar Fakta Seputar Kesehatan JiwaBagus Utomo
 
askep komunitas agregat lansia.pptx
askep komunitas agregat lansia.pptxaskep komunitas agregat lansia.pptx
askep komunitas agregat lansia.pptxRizalMg21
 
PELAYANAN KESWA DI SEKOLAH dr.diat SpKJ.pdf
PELAYANAN KESWA DI  SEKOLAH dr.diat SpKJ.pdfPELAYANAN KESWA DI  SEKOLAH dr.diat SpKJ.pdf
PELAYANAN KESWA DI SEKOLAH dr.diat SpKJ.pdfDiatmikaPsikiater
 
Metoda Intervensi 2 juni.pdf
Metoda Intervensi 2 juni.pdfMetoda Intervensi 2 juni.pdf
Metoda Intervensi 2 juni.pdfmugiprajeni
 
Kebijakan pengembangan puskesmas santun lansia
Kebijakan pengembangan puskesmas santun lansiaKebijakan pengembangan puskesmas santun lansia
Kebijakan pengembangan puskesmas santun lansiaLENY WIDI ASTUTI
 
apa itu Posyandu Remaja ok.pptx
apa itu Posyandu Remaja ok.pptxapa itu Posyandu Remaja ok.pptx
apa itu Posyandu Remaja ok.pptxSudirmanRahman1
 
Pembinaan TPKJM 2023 Kabupaten Bnayuwangi
Pembinaan TPKJM 2023 Kabupaten BnayuwangiPembinaan TPKJM 2023 Kabupaten Bnayuwangi
Pembinaan TPKJM 2023 Kabupaten BnayuwangiReniAnjarwati
 
Jazmedia peran serta masyarakat #napza (1)
Jazmedia peran serta masyarakat #napza (1)Jazmedia peran serta masyarakat #napza (1)
Jazmedia peran serta masyarakat #napza (1)Masyrifah Jazm
 
Deteksi-Dini-Masalah-Kesehatan-Jiwa.ppt
Deteksi-Dini-Masalah-Kesehatan-Jiwa.pptDeteksi-Dini-Masalah-Kesehatan-Jiwa.ppt
Deteksi-Dini-Masalah-Kesehatan-Jiwa.pptssuser1a94271
 
POSYANDU & POSBINDU.pptx
POSYANDU & POSBINDU.pptxPOSYANDU & POSBINDU.pptx
POSYANDU & POSBINDU.pptxpkmsubaim1
 
KONSEP DASAR KESEHATAN MASYARAKAT.pptx
KONSEP DASAR KESEHATAN MASYARAKAT.pptxKONSEP DASAR KESEHATAN MASYARAKAT.pptx
KONSEP DASAR KESEHATAN MASYARAKAT.pptxRayFadhliHadi
 
05 pengkajian fisik&amp;psikologis
05 pengkajian fisik&amp;psikologis05 pengkajian fisik&amp;psikologis
05 pengkajian fisik&amp;psikologisdhina wida
 
Konsep Dasar Primary Health Care
Konsep Dasar Primary Health CareKonsep Dasar Primary Health Care
Konsep Dasar Primary Health CareFransiska Oktafiani
 
316844868-PEDOMAN-PKPR-ppt(1).ppt
316844868-PEDOMAN-PKPR-ppt(1).ppt316844868-PEDOMAN-PKPR-ppt(1).ppt
316844868-PEDOMAN-PKPR-ppt(1).pptAnisatunMuamalah
 
Kebijakan keswa di layanan primer
Kebijakan keswa di layanan primerKebijakan keswa di layanan primer
Kebijakan keswa di layanan primerBagus Utomo
 
PELATIHAN KADER LANSIA PUSK PD TAROK 2020.pptx
PELATIHAN KADER LANSIA PUSK PD TAROK  2020.pptxPELATIHAN KADER LANSIA PUSK PD TAROK  2020.pptx
PELATIHAN KADER LANSIA PUSK PD TAROK 2020.pptxelidya1979
 
pelatihankaderlansiapuskpdtarok2020-220924020451-2c4312f5 (1).pdf
pelatihankaderlansiapuskpdtarok2020-220924020451-2c4312f5 (1).pdfpelatihankaderlansiapuskpdtarok2020-220924020451-2c4312f5 (1).pdf
pelatihankaderlansiapuskpdtarok2020-220924020451-2c4312f5 (1).pdfNilaWahyuningsih2
 

Similar to MINI PROJECT PPT FIX.pptx (20)

Lembar Fakta Seputar Kesehatan Jiwa
Lembar Fakta Seputar Kesehatan JiwaLembar Fakta Seputar Kesehatan Jiwa
Lembar Fakta Seputar Kesehatan Jiwa
 
askep komunitas agregat lansia.pptx
askep komunitas agregat lansia.pptxaskep komunitas agregat lansia.pptx
askep komunitas agregat lansia.pptx
 
PELAYANAN KESWA DI SEKOLAH dr.diat SpKJ.pdf
PELAYANAN KESWA DI  SEKOLAH dr.diat SpKJ.pdfPELAYANAN KESWA DI  SEKOLAH dr.diat SpKJ.pdf
PELAYANAN KESWA DI SEKOLAH dr.diat SpKJ.pdf
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Metoda Intervensi 2 juni.pdf
Metoda Intervensi 2 juni.pdfMetoda Intervensi 2 juni.pdf
Metoda Intervensi 2 juni.pdf
 
Kebijakan pengembangan puskesmas santun lansia
Kebijakan pengembangan puskesmas santun lansiaKebijakan pengembangan puskesmas santun lansia
Kebijakan pengembangan puskesmas santun lansia
 
apa itu Posyandu Remaja ok.pptx
apa itu Posyandu Remaja ok.pptxapa itu Posyandu Remaja ok.pptx
apa itu Posyandu Remaja ok.pptx
 
Pembinaan TPKJM 2023 Kabupaten Bnayuwangi
Pembinaan TPKJM 2023 Kabupaten BnayuwangiPembinaan TPKJM 2023 Kabupaten Bnayuwangi
Pembinaan TPKJM 2023 Kabupaten Bnayuwangi
 
ruang lingkup
ruang lingkupruang lingkup
ruang lingkup
 
Desa siaga
Desa siagaDesa siaga
Desa siaga
 
Jazmedia peran serta masyarakat #napza (1)
Jazmedia peran serta masyarakat #napza (1)Jazmedia peran serta masyarakat #napza (1)
Jazmedia peran serta masyarakat #napza (1)
 
Deteksi-Dini-Masalah-Kesehatan-Jiwa.ppt
Deteksi-Dini-Masalah-Kesehatan-Jiwa.pptDeteksi-Dini-Masalah-Kesehatan-Jiwa.ppt
Deteksi-Dini-Masalah-Kesehatan-Jiwa.ppt
 
POSYANDU & POSBINDU.pptx
POSYANDU & POSBINDU.pptxPOSYANDU & POSBINDU.pptx
POSYANDU & POSBINDU.pptx
 
KONSEP DASAR KESEHATAN MASYARAKAT.pptx
KONSEP DASAR KESEHATAN MASYARAKAT.pptxKONSEP DASAR KESEHATAN MASYARAKAT.pptx
KONSEP DASAR KESEHATAN MASYARAKAT.pptx
 
05 pengkajian fisik&amp;psikologis
05 pengkajian fisik&amp;psikologis05 pengkajian fisik&amp;psikologis
05 pengkajian fisik&amp;psikologis
 
Konsep Dasar Primary Health Care
Konsep Dasar Primary Health CareKonsep Dasar Primary Health Care
Konsep Dasar Primary Health Care
 
316844868-PEDOMAN-PKPR-ppt(1).ppt
316844868-PEDOMAN-PKPR-ppt(1).ppt316844868-PEDOMAN-PKPR-ppt(1).ppt
316844868-PEDOMAN-PKPR-ppt(1).ppt
 
Kebijakan keswa di layanan primer
Kebijakan keswa di layanan primerKebijakan keswa di layanan primer
Kebijakan keswa di layanan primer
 
PELATIHAN KADER LANSIA PUSK PD TAROK 2020.pptx
PELATIHAN KADER LANSIA PUSK PD TAROK  2020.pptxPELATIHAN KADER LANSIA PUSK PD TAROK  2020.pptx
PELATIHAN KADER LANSIA PUSK PD TAROK 2020.pptx
 
pelatihankaderlansiapuskpdtarok2020-220924020451-2c4312f5 (1).pdf
pelatihankaderlansiapuskpdtarok2020-220924020451-2c4312f5 (1).pdfpelatihankaderlansiapuskpdtarok2020-220924020451-2c4312f5 (1).pdf
pelatihankaderlansiapuskpdtarok2020-220924020451-2c4312f5 (1).pdf
 

Recently uploaded

NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasihanifatunfajria
 
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdahmateri tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdahtien148950
 
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIAKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIAWinda Qowiyatus
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.pptPenyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.pptagussudarmanto9
 
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.KChest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.Kdanangandi
 
Resisten antibiotik kelompok delapan ppt
Resisten antibiotik kelompok delapan pptResisten antibiotik kelompok delapan ppt
Resisten antibiotik kelompok delapan pptHamzahNasir2
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKAshriNurIstiqomah1
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKpinkhocun
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaiskandar186656
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxrifdahatikah1
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garutjualobat34
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subangjualobat34
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.pptHanifaYR
 
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptxPeran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptxMuhammadMazlan12
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxnadyahermawan
 
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptxPosyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptxNickyRhuum
 
JENIS OBAT ANTIEMETIK DALAM FARMAKOLOGI.pptx
JENIS OBAT ANTIEMETIK DALAM FARMAKOLOGI.pptxJENIS OBAT ANTIEMETIK DALAM FARMAKOLOGI.pptx
JENIS OBAT ANTIEMETIK DALAM FARMAKOLOGI.pptxYuhansyahYuhansyah
 
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptxPeritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptxWirataShiju
 

Recently uploaded (20)

NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasiNURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
NURSING HEALTH pada nutrisi, istirahat tidur, mobilisasi
 
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdahmateri tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
materi tatalaksana prematur dan berat badan lahir rebdah
 
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIAKEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH - BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.pptPenyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
Penyuluhan Stroke bagi peserta prolanis.ppt
 
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.KChest Meeting  Presentasi divisi pulmo Ny.K
Chest Meeting Presentasi divisi pulmo Ny.K
 
Resisten antibiotik kelompok delapan ppt
Resisten antibiotik kelompok delapan pptResisten antibiotik kelompok delapan ppt
Resisten antibiotik kelompok delapan ppt
 
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEKKOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
KOORDINASI PENDAMPINGAN BUMIL RISTI DAN KEK
 
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FKKelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
Kelainan Genitalia Pria Bedah Urologi FK
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptxTM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
TM 2-4 Perubahan Fisiologis Kehamilan.pptx
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Garut
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
 
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptxPeran orang tua dalam mendidik anak.pptx
Peran orang tua dalam mendidik anak.pptx
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptxPosyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
Posyandu Center Of Excellence Sebagai Upaya peningkatan Kualitas.pptx
 
JENIS OBAT ANTIEMETIK DALAM FARMAKOLOGI.pptx
JENIS OBAT ANTIEMETIK DALAM FARMAKOLOGI.pptxJENIS OBAT ANTIEMETIK DALAM FARMAKOLOGI.pptx
JENIS OBAT ANTIEMETIK DALAM FARMAKOLOGI.pptx
 
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptxPeritonitis  dan Optek Perforasi Gaster.pptx
Peritonitis dan Optek Perforasi Gaster.pptx
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 

MINI PROJECT PPT FIX.pptx

  • 1. PENGARUH EDUKASI OLEH KADER DI POSYANDU LANSIA TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PASIEN LANSIA DENGAN PRE HIPERTENSI DAN HIPERTENSI DI RW 05 KELURAHAN KEBON KOSONG I KEMAYORAN JAKARTA PUSAT PERIODE 23 OKTOBER 2017 – 17 JANUARI 2018 Dokter Internship Kelompok 3
  • 2. LATAR BELAKANG PENDUDUK LANSIA MENINGKAT ANGKA HIPERTENSI TINGGI PADA LANSIA(riskesdas, 2013) BUTUH UPAYA PROMOTIF PREVENTIF MELALUI POSYANDU LANSIA (permenkes, 2010) DATA DATA HT PADA LANSIA DI KEL. KEBON KOSONG 1 MENDUDUKI PERINGKAT 2 (2016)
  • 3. •Bagaimana pengaruh edukasi oleh kader di posyandu lansia terhadap pengetahuan, sikap dan perilaku pasien lansia dengan prehipertensi dan hipertensi di RW 05 Kelurahan Kebon Kosong I? Rumusan Masalah •H0: Tidak ada pengaruh bermakna terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku pasien lansia prehipertensi dan hipertensi yang mengikuti edukasi di posyandu lansia oleh kader. •H1: Ada pengaruh bermakna terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku pasien lansia prehipertensi dan hipertensi yang mengikuti edukasi di posyandu lansia oleh kader. Hipotesis
  • 4. Tujuan • Untuk mengetahui bagaimana pengaruh edukasi oleh kader di posyandu lansia terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku pasien lansia pre hipertensi dan hipertensi RW 05 Kelurahan Kebon Kosong I. • Mengetahui karakteristik sosiodemografi pasien lansia pre hipertensi dan hipertensi RW 05 Kelurahan Kebon Kosong I
  • 5. MANFAAT BAGI PUSKESMAS • Membantu program puskesmas dengan adanya posyandu Lansia • Membantu pendataan Puskesmas mengenai jumlah lansia dan lansia hipertensi • Memperoleh penelitian mengenai efektivitas pembinaan kader posyandu lansia • Menjadi dasar bagi evaluasi program puskesmas MANFAAT BAGI MASYARAKAT • Meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap penyakit hipertensi • Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengontrol tekanan darah • Terbentuknya sarana kesehatan masyarakat serta adanya kelompok lansia MANFAAT BAGI PENELITI • Meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan analitik • Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman melakukan penelitian • Meningkatkan pengetahuan terutama mengenai hipertensi • Meningkatkan kemampuan dalam beinteraksi dan berkomunikasi dengan masyarakat dan instansi terkait
  • 7. PETA WILAYAH Kel. Kebon Kosong Luas Kelurahan Kebon Kosong pada saat ini adalah seluas 115,775 Ha. Dengan Batas-batas sebagai berikut: Sebelah Utara : Bekas pagar Pelud Kemayoran Kelurahan Pademangan Timur Sebelah Timur : Kelurahan Utan Panjang, kelurahan Serdang, kelurahan Sunter Jaya Sebelah Barat : Jl. H. Benyamin Sueb, kelurahan Gunung Sahari Selatan, jl. Kemayoran Ketapang, jl. Kebon Kosong Raya Sebelah Selatan : Jl. Kalibaru Barat kelurahan Utan Panjang  Jumlah Kepala Keluarga di Wilayah Kelurahan Kebon Kosong 9.767 KK.  Jumlah Penduduk Kelurahan Kebon Kosong 36.481 jiwaTerdiri dari  - Laki-Laki: 18.370 Jiwa  - Perempuan: 18.111 Jiwa
  • 8.
  • 9.
  • 10.
  • 11.
  • 12. Posyandu Lansia • Posyandu lansia adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat lansia di suatu wilayah tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat guna mendapatkan pelayanan kesehatan. • Tujuan umum Posyandu Lansia adalah meningkatkan kesejahteraan Lansia melalui kegiatan Posyandu Lansia yang mandiri dalam masyarakat
  • 13. • Tujuan khusus Posyandu Lansia adalah : – Meningkatnya kemudahan bagi lansia dalam mendapatkan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan. – Meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan lansia, khususnya aspek peningkatan dan pencegahan tanpa mengabaikan aspek pengobatan dan pemulihan – Perkembangan Posyandu Lansia yang aktif melaksanakan kegiatan dengan kualitas yang baik secara berkesinambungan.
  • 14. • Manfaat posyandu lansia adalah meningkatkan pengetahuan lansia yang menjadi dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk selalu mengikuti kegaiatan posyandu lansia sehingga lebih percaya diri di hari tuanya
  • 15. • Sasaran Langsung : – Kelompok pra lansia (45-59 tahun), kelompok lansia (60 tahun keatas) – Kelompok lansia dengan risiko tinggi (70 tahun keatas) • Sasaran Tidak Langsung : – Keluarga yang memiliki lansia, organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan lansia, dan masyarakat luas.
  • 16. • Tingkat Perkembangan Posyandu Lansia dapat digolongkan menjadi 4 tingkatan yaitu: – Kelompok lansia pratama – Kelompok lansia madya – Kelompok lansia purna – Kelompok lansia mandiri
  • 17. Mekanisme pelaksanaan kegiatan posyandu lansia terdapat 5 tahapan: – Meja 1 : Pencatatan/registrasi data demografi dan data kesehatan lansia – Meja 2 : Pemeriksaan status kesehtan dan indeks massa tubuh lansia – Meja 3 : Penilaian indeks katz/kemandirian lansia – Meja 4 : Penyuluhan dan Pemberian Makananan Tambahan Lansia – Meja 5 : Pelayanan Kesehatan (Pengobatan) lansia
  • 18. Pengorganisasian • Penyelenggara kegiatan posyandu ialah kader dan koordinator kader yang telah mendapatkan pelatihan teknis. • Pada prinsipnya pelatihan dilaksanakan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap individu, tim dan organisasi
  • 19. Indikator Keberhasilan Posyandu Lansia – Peningkatan sosialisasi masyarakat lansia dengan berkembangnya jumlah organisasi masyarakat lansia dengan berbagai aktivitas pengembangannya. – Berkembangnya jumlah lembaga pemerintah/swasta yang memberikan pelayanan kesehatan bagi lansia – Berkembangnya jenis pelayanan kesehatan pada lembaga – Berkembangnya jangkauan pelayanan kesehatan bagi lansia – Penurunan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit pada lansia
  • 20. Kader Posyandu • Kader Posyandu adalah anggota masyarakat yang bersedia, mampu dan memiliki waktu untuk menyelenggarakan kegiatan Posyandu secara sukarela • Kriteria kader Posyandu: – Anggota masyarakat setempat – Bisa membaca dan menulis – Dapat menggerakkan masyarakat
  • 21. • Tugas dan tanggung jawab kader: – Sebelum hari H pelaksanaan posyandu – Saat hari H pelaksanaan posyandu – Setelah hari H pelaksanaan posyandu
  • 22. Hipertensi Klasifikasi Tekanan Darah Tekanan Darah Sistolik (mmHg) Tekanan Darah Diatolik (mmHg) Normal < 120 < 80 Prahipertensi 120 – 139 80 -89 Hipertensi Derajat 1 140 – 159 90 – 99 Hipertensi Derajat 2 ≥ 160 ≥ 100 Klasifikasi Tekanan Darah Menurut JNC 7
  • 23. Faktor Penyebab Hipertensi • Faktor keturunan • Ras • Usia • Jenis Kelamin • Stress psikis • Obesitas • Asupan garam Na • Rokok • Konsumsi alkohol • Olahraga
  • 25. Manifestasi Klinis – Sakit kepala – Kelelahan – Jantung berdebar-debar – Mual – Muntah – Sesak nafas – Gelisah – Pandangan menjadi kabur – Telinga berdenging – Sering buang air kecil terutama di malam hari.
  • 26. Komplikasi • Stroke • Penyakit jantung koroner dan gagal jantung • Penyakit vaskuler • Retinopati • Keruskan ginjal
  • 28. Modifikasi Rekomendasi Penurunan potensial TD sistolik Diet natrium Membatasi diet natrium tidak lebih dari 2400 mg/hari atau 100 meq/hari 2-8 mmHg Penurunan Berat Badan Menjaga berat badan normal; BMI = 18,5-24,9 kg/ 5-20 mmHg per 10 kg penururnan berat badan Olahraga aerobik Olahraga aerobik secara teratur, bertujuan untuk melakukan aerobik 30 menit Latihan sehari-hari dalam seminggu. Disarankan pasien berjalan-jalan 1 mil per hari di atas tingkat aktivitas saat ini 4-9 mmHg Diet DASH Diet yang kaya akan buah-buahan, sayuran, dan mengurangi jumlah lemak jenuh dan total 4-14 mmHg Membatasi konsumsi alkohol Pria ≤2 minum per hari, wanita ≤1 minum per hari 2-4 mmHg Modifikasi gaya hidup untuk mencegah dan mengatasi hipertensi
  • 29. Edukasi • Edukasi merupakan proses penyampaian bahan atau materi kepada sasaran pendidikan untuk mencapai tujuan, yaitu perubahan perilaku • Edukasi kelompok berbentuk diskusi kelompok kecil pada beberapa penelitian menunjukkan efektivitas terhadap perubahan perilaku penyakit kronik. • Adanya interaksi serta saling membangun motivasi merupakan keuntungan yang didapatkan dari adanya edukasi kelompok.
  • 30. • Penelitian Chu-hong et al (2015) yang dilakukan terhadap 360 pasien hipertensi mengenai efektivitas tipe edukasi membagi subjek menjadi tiga kelompok. • Kelompok pertama diberikan materi untuk dibaca sendiri, kelompok kedua mendapat edukasi secara individu sebulan sekali, sedangkan kelompok ketiga mendapatkan edukasi secara berkelompok dalam bentuk workshop interaktif sebulan sekali
  • 31. • Berdasarkan intervensi yang dilakukan selama 2 tahun ersebut didapatkan bahwa kelompok ketiga menghasilkan tekanan darah yang lebih baik, IMT dan penurunan kadar lipid yang lebih baik dibanding dua kelompok lainnya.
  • 32. Pengetahuan • Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. • Terdapat enam tingkatan pengetahuan di dalam domain kognitif, yaitu: – Tahu (know) – Memahami (comprehension) – Aplikasi (applicaion)) – Analisis (analysis) – Sintesis (synthesis) – Evaluasi (evaluation)
  • 33. • Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ialah sebagai berikut: – Pendidikan – Informasi/media massa – Pekerjaan – Sosial, budaya, dan ekonomi – Lingkungan – Pengalaman – Usia
  • 34. Sikap • Sikap ialah reaksi atau proses seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek. • Sikap memiliki tingkatan sebagai berikut: – Menerima (receiving) – Memperhatikan stimulus yang diberikan. – Merespon (responding) – Memberikan jawaban, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan. – Menghargai (valuing) – Mengajak orang lain untku mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah – Bertanggung jawab (responsible) – Memiliki tanggung jawab terhadap sesuatu yang telah dipilih dengan segala risiko.
  • 35. • Faktor-faktor yang dapat memengaruhi pembentukan sikap ialah sebagai berikut: – Pengalaman pribadi – Kebudayaan – Orang lain yang dianggap penting – Media massa – Institusi pendidikan dan agama – Faktor emosi dalam diri
  • 36. Perilaku • Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia, yaitu semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar • Faktor perilaku ditentukan atau dibentuk oleh: – Faktor predisposisi yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya. – Faktor pendukung yang terwujud dalam lingkungan fisik. – Faktor pendorong yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain.
  • 37. Peran Edukasi Kader Terhadap Pengetahuan, Sikap dan Prilaku • Menurut Notoatmodjo dan Sarwono, terdapat tiga macam cara mengubah perilaku, yaitu:21 – Menggunakan kekuasaan/kekuatan – Memberikan informasi – Diskusi dan partisipasi • Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama telah memiliki berbagai program sebagai misi perubahan perilaku masyarakat, seperti dibentuknya posyandu, terutama posyandu lansia.
  • 38. • Posyandu lansia merupakan wujud dari penggunaan kekuasaan puskesmas sebagai penanggungjawab kesehatan di daerahnya dengan memanfaatkan potensi masyarakat itu sendiri sebagai pemberi informasi (promotif dan preventif). • Kader posyandu sebagai perpanjangan tangan tenaga kesehatan memiliki peranan yang penting dalam keberlangsungan posyandu lansia.
  • 39. • Pada penelitian sebelumnya mengenai hubungan peran kader kesehatan terhadap kualitas hidup lanjut usia (Setyoadi, dkk 2013), didapatkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara peran kader dan kualitas hidup lansia (p<0,05). • Lebih lanjut dijelaskan bahwa kader memberikan dukungan positif seperti memberikan bimbingan dan pengawasan terhadap aktivitas sehari-hari, serta memberikan edukasi kepada lansia untuk melakukan pemeriksaan rutin ke posyandu dan puskesmas
  • 40. • Penelitian yang dilakukan oleh Arifin Z, 2015 menunjukkan bahwa terdapat hubungan peran serta kader posyandu dengan perawatan hipertensi pada lansia. • Peran kader yang dimaksud dalam penelitian tersebut ialah aktif mengajak lansia datang ke posyandu, penjelasan mengenai posyandu lansia, mengingatkan jadwal posyandu, serta adanya edukasi yang dilakukan oleh kader terkait hipertensi.
  • 41. BAB III (METODE PENELITIAN) DESAIN PENELITIAN: cross sectional TEMPAT dan WAKTU : 23Oktober – 17Januari 2017 SUMBER DATA: Data Primer dari data sosiodemografi Kelurahan POPULASI dan SAMPEL: Semua pasien lansia prehipertensi dan hipertensi di RW 05 yang memenuhi kriteria BESAR SAMPEL : Total Sampling Variabel • Bebas: Edukasi kader di posyandu lansia kepada pasien lansia prehipertensi dan hipertensi RW 05 kelurahan Kebon Kosong I • Terikat: Pengetahuan, sikap, dan perilaku pasien lansia prehipertensi dan hipertensi KRITERIA • Inklusi: Warga tetap RW 05 kelurahan Kebon Kosong I dengan hipertensi, Laki – laki dan perempuan usia ≥60 tahun, Bersedia mengikuti penelitian dan menandatangani informed consent • Eksklusi: Lanjut usia pre hipertensi dan hipertensi dengan keterbatasan fisik, mental, dan bahasa yang dapat mengganggu proses wawancara ANALISIS DATA • Data dianalisis menggunakan software SPSS for windows versi 20.0 • Pengolahan data diklasifikasikan menjadi pengolahan data deskriptif dan analitik • Data diolah dengan uji statistik X2.
  • 42. DEFINISI OPERASIONAL No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Hasil Ukur Skala 1. Hipertensi Tekanan darah sistolik ≥ 140mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg pada 2 kali pemeriksaan selang waktu 5 menit (diukur dengan menggunakan spigmomanometer manual)11 Anamnesis, Pemeriksaan Fisik Ya Tidak Nominal
  • 43. 2. Posyandu lansia pos pelayanan terpadu untuk masyarakat lansia di RW 5 kelurahan kebon kosong I yang diadakan sebulan sekali - - Nominal
  • 44. 3. Kader posyandu lansia Kader posyandu lansia adalah kader yang bertugas di posyandu lanjut usia RW 5 Kelurahan Kebon Kosong I dengan kegiatan rutin setiap bulannya membantu petugas kesehatan saat pemeriksaan kesehatan pasien lansia. - - Nominal
  • 45. 4. Lansia Penduduk RW 05 Kelurahan Kebon Kosong I yang berusia 60 tahun ke atas Anamnesis Lansia Muda: 60- 69 tahun Lansia Madya: 70-79 tahun Lansia Tua: 80 tahun ke atas ordinal
  • 46. 5. Pengetahuan Penilaian pengetahuan masyarakat mengenai hipertensi yang meliputi pengertian, gejala, akibat, dan pencegahan. *sesuai bab 2 Metode kuesioner yang terdiri dari 10 pertanyaan dengan 2 pilihan jawaban -jawaban yang benar diberi skor 1 -jawaban yang salah diberi skor 0 Kategori penelititan dinilai dengan menggunakan metode persentasi scoring menurut Arikunto, yaitu: - Pengetahuan baik bila >75% pertanyaan dijawab benar atau total nilai 8-10 - Pengetahuan cukup bila 56-75% pertanyaan dijawab benar atau total nilai 5-7 - Pengetahuan kurang bila <56% pertanyaan dijawab benar atau total nilai <6 Ordinal
  • 47. 6. Sikap Bentuk reaksi atau respon masyarakat terhadap hipertensi. Diukur menggunakan skala guttman Menggunakan kuesioner, pertanyaan diajukan sebanyak 10 pertanyaan dengan 2 pilihan jawaban Untuk pertanyaan positif (favorable) diberi skor: 2: setuju (S) 1: tidak setuju (TS) Untuk pertanyaan negatif (unfavorable) diberi skor: 1: setuju (S) 2: tidak setuju (TS) Kategori penelitian dinilai dengan menggunakan metode persentaasi scoring menurut Arikunto yaitu: - Kategori baik, apabila nilai total jawaban >75% dari nilai tertinggi yaitu >15 - Kategori cukup, apabila nilai total jawaban 56-75% dari nilai tertinggi yaitu 12- 15 - Kategori kurang, apabila nilai total jawaban <56% dari nilai tertinggi yaitu <12
  • 48. 7. Perilaku Respon masyarakat dalam menghadapi masalah hipertensi yang dialaminya Diukur dengan skala guttman Diukur dengan kuesioner, pertanyaan diajukan sebanyak 10 pertanyaan dengan 2 pilihan jawaban Pemberian skor seperti berikut: - Tidak dilakukan: 0 - Dilakukan: 1 - Baik >75% Skor 8-10 - Cukup 56-75% : 5-7 - Kurang: <56% : 0-4 Ordinal
  • 49. 8. Edukasi kader di Posyandu (edukasi kelompok) Kegiatan penyuluhan kader posyandu lansia kepada pasien lansia prehipertensi dan hipertensi saat diadakannya posyandu lansia di RW 05 Kelurahan Kebon Kosong I (secara berkelompok) - Ya Tidak Nominal
  • 50. 9 Edukasi Kader (individu) Kegiatan edukasi yang dilakukan oleh kader posyandu lansia RW 5 kepada pasien lansia pre hipertensi dan hipertensi yang tidak mengikuti posyandu lansia. - Ya Tidak Nominal
  • 53. HASIL Karakteristik sosiodemografi pasien lansia hipertensi di RW 5 Kelurahan Kebon Kosong I baik yang mengikuti posyandu maupun tidakmengikuti posyandu dapat dilihat pada tabel di bawah ini Variabel Datang posyandu N=30 Tidak datang posyandu n= 27 Jumlah Presentase % Jumlah Presentase % Usia (Tahun) 60-69 tahun 70-79 tahun ≥ 80 tahun 22 8 0 73,3 26,7 0 20 5 2 74 18,5 7,5 Agama Islam 30 100 27 100 Tingkat Pendidikan Tidak Sekolah SD SMP SMA Perguruan Tinggi 16 10 1 3 0 53,4 33,3 3,3 10 0 8 12 4 2 1 29,6 44,5 14,8 7,4 3,7 Pekerjaan Tidak Bekerja Bekerja 21 9 70 30 20 7 74,1 26,9 Status Perkawinan Kawin Belum Kawin Cerai Mati Cerai Hidup 25 0 5 0 83,3 0 16,7 0 15 1 11 0 55,6 3,7 40,7 0 Kepemilikan Jaminan Kesehatan Ya Tidak 27 3 90 10 24 3 88,9 11,1 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Frekuensi RT Distribusi Frekuensi Lansia Hipertensi per RT di RW 5 Kelurahan Kebon Kosong I
  • 54. DISTRIBUSI FREKUENSI PSP Variabel Datang posyandu N=30 Tidak datang posyandu n= 27 Jumlah Presentase % Jumlah Presentase % Pengetahuan Baik Cukup Kurang 27 3 0 90 10 0 3 17 7 11,1 63 25,9 Sikap Baik Cukup Kurang 30 0 0 100 0 0 7 14 6 26 51,8 22,2 Perilaku Baik Cukup Kurang 26 4 0 86,7 13,3 0 0 14 13 0 51,8 48,2
  • 55. PENGARUH EDUKASI KADER DENGAN PSP KETERANGAN PENGETAHUAN TOTAL (%) P BAIK CUKUP KURANG IKUT POSYANDU 27 3 0 52,6 0.00 TIDAK IKUT POSYANDU 3 17 7 47,4 TOTAL 30 20 7 100 terdapat perbedaan yang bermakna antara pasien lansia pre hipertensi dan hipertensi yang mengikuti posyandu lansia (diberikan edukasi oleh kader di posyandu lansia) dengan yang tidak mengikuti posyandu lansia dengan nilai p<0.05 (0.00) terhadap pengetahuan tentang Hipertensi.
  • 56. PENGARUH EDUKASI KADER DENGAN PSP KETERANGAN SIKAP TOTAL (%) P BAIK CUKUP KURANG IKUT POSYANDU 30 0 0 52,6 0.00 TIDAK IKUT POSYANDU 7 14 6 47,4 TOTAL 37 14 6 100 diketahui bahwa sebanyak 100% pasien lansia prehipertensi dan hipertensi yang mengikuti posyandu lansia (mendapat edukasi oleh kader di posyandu lansia) memiliki sikap yang baik terhadap penyakitnya. Didapatkan p<0.05 (0,00) yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna.
  • 57. PENGARUH EDUKASI KADER DENGAN PSP KETERANGAN PERILAKU TOTAL (%) P BAIK CUKUP KURANG IKUT POSYANDU 26 4 0 52,6 0.00 TIDAK IKUT POSYANDU 0 14 13 47,4 TOTAL 26 18 13 100 Berdasarkan penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil bahwa mayoritas perilaku pasien lansia pre hipertensi dan hipertensi yang mengikuti posyandu lansia ialah baik. Sedangkan, pasien yang tidak mengikuti posyandu lansia memiliki perilaku yang kurang terhadap penyakitnya. terdapat perbedaan yang bermakna terhadap perilaku pasien lansia pre hipertensi dan hipertensi yang mendapatkan edukasi oleh kader di posyandu lansia dengan yang tidak mengikuti posyandu lansia dengan nilai p<0,05 (0,00).
  • 59. 1. Sebaran Karakteristik • Sebaran karakteristik pasien lansia prehipertensi dan hipertensi di RW 5 Kelurahan Kebon Kosong I periode 23 Oktober 2017 – 17 Januari 2018 mayoritas berada pada kelompok usia 60-69 tahun, pendidikan rendah, , tidak bekerja, beragama Islam dan memiliki jaminan kesehatan
  • 60. Perbandingan Penelitian Lain • penelitian Darmanto J, et al (2015) dimana didapatkan sebanyak 73,6% lansia hipertensi yang datang ke posyandu lansia berada pada rentang usia 60-74 tahun.  Sesuai . • Penelitian Rahayu et al (2010) menyatakan bahwa lansia yang berusia 75 tahun ke atas tidak aktif mengikuti posyandu dikarenakan adanya penurunan fungsi tubuh.23 Selain itu, penelitian Pratiwo (2006) mengatakan lansia kelompok 60-74 tahun memiliki mobilitas, kemampuan ingatan, serta motivasi berperilaku sehat yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok usia yang lebih tua  >80 tahun Tidak ada pada penelitian Kami
  • 61. Dasar Pendekatan Lansia RW 5 • pendidikan rendah, , tidak bekerja, beragama Islam dan memiliki jaminan kesehatan •  Menentukan Program yang akan diambil.
  • 62. 2. Peran Edukasi • Selain obat-obatan, salah satu pilar penting dalam pengelolaan hipertensi adalah tatalaksana non farmakologis. Dalam guideline JNC VII dibahas mengenai modifikasi gaya hidup pada penderita hipertensi, diantaranya adalah: penurunan berat badan, pola makan DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension), restriksi garam, serta aktivitas fisik. Edukasi mengenai modifikasi gaya hidup dapat diberikan oleh tenaga kesehatan atau pihak-pihak yang berperan, seperti kader kesehatan yang telah mengikuti pelatihan.12
  • 63. Metode edukasi yang dilakukan pada penelitian ini ialah metode edukasi berbasis komunitas. Metode ini sependapat dengan Camphell (2014) yang menyatakan bahwa upaya intervensi harus berfokus pada pemberdayaan masyarakat, dalam hal ini melibatkan kader untuk mempengaruhi gaya hidup pasien hipertensi terutama kelompok rentan (misalnya lansia).32 Metode ini juga didukung oleh penelitian lain seperti Fulton, Scheffler, Sparkes, Auh, et al (2011) yang menyatakan bahwa efektivitas peran kader dapat menjadi alternatif kebijakan dalam meningkatkan pelayanan kesehatan.33
  • 64. 3. Pengaruh Edukasi terhadap Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Thomas JA et al.37 melakukan penelitian prospektif untuk mengetahui efek konseling terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku pasien hipertensi. Pasien diberikan edukasi mengenai hipertensi, tatalaksana, komplikasi, modifikasi gaya hidup dan kepatuhan berobat. Selain itu, setiap pasien memperoleh leaflet. Kemudian, follow up dilakukan setelah 3 bulan dengan mengisi kuesioner pengetahuan, sikap, dan perilaku yang sama seperti sebelum mendapatkan edukasi. Setelah intervensi didapatkan peningkatan nilai rerata ± simpangan baku pengetahuan, sikap, dan perilaku dari 11.76(SD±4.58); 5.14(SD±2.13); 9.26(SD±1.66) menjadi 14.29(SD±2.95); 5.74(SD±1.39); 10.32(SD±1.33).
  • 65. FACT 1 Pada penelitian ini, secara garis besar terdapat perbedaan nilai pengetahuan, sikap, dan perilaku pada kedua kelompok penelitian. Pasien yang mengikuti posyandu memiliki nilai pengetahuan (90%), sikap (100%), dan perilaku (86,7%) yang baik. Sementara itu, kelompok yang memperoleh edukasi secara individu mayoritas memiliki tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku cukup. Hasil uji statistik untuk ketiga variabel tersebut menunjukkan perbedaan yang bermakna, p < 0,005. FACT 2 Dari penelitian ini, perbedaan yang dapat diidentifikasi jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya adalah metode pemberian edukasi. Dalam penelitian ini, pasien hanya memperoleh edukasi secara verbal dalam satu waktu. Selain itu, edukasi yang diberikan di posyandu lansia sifatnya kelompok, sedangkan saat kunjungan rumah bentuknya yaitu edukasi personal. Hal tersebut menjadi salah satu faktor yang berpengaruh terhadap penelitian. Penelitian lain Lu C et al.38 dilakukan 3 bentuk edukasi mengenai hipertensi pada kelompok pasien yang berbeda selama 2 tahun. Kelompok pertama memperoleh edukasi dengan metode self-learning, kelompok kedua melalui penyuluhan bulanan, sedangkan kelompok ketiga menggunakan metode edukasi workshop yang interaktif  Hasilnya menunjukkan bahwa dalam jangka waktu 2 tahun kelompok kedua dan ketiga memiliki frekuensi pasien dengan peningkatan tekanan darah terkontrol lebih banyak.
  • 66. Kesimpulan Ditemukan sebanyak 57 pasien lansia prehipertensi dan hipertensi di RW 5 Kelurahan Kebon Kosong I menjadi konsen serius dalam melakukan aktif case finding secara berkala dalam optimalisasi kesehatan pada lansia. • Sebaran karakteristik pasien lansia prehipertensi dan hipertensi di RW 5 Kelurahan Kebon Kosong I periode 23 Oktober 2017 – 17 Januari 2018 mayoritas berada pada kelompok usia 60-69 tahun, pendidikan rendah, beragama Islam, tidak bekerja dan memiliki jaminan kesehatan menjadi dasar dalam penanganan lansia seperti pendekatan berbasis kegiatan agama Islam dengan metode sederhana dan waktu yang lebih fleksibel dalam usaha peningkatan kesehatan lansia. • Terdapat pengaruh yang bermakna positif dimana pasien prehipertensi dan hipertensi yang ikut posyandu lansia memiliki pengetahuan, sikap, dan perilaku lebih tinggi yang memiliki potensi kecenderungan keberhasilan dalam pencegahan dan keberhasilan terapi pada pasien hipertensi.
  • 67. Saran • Menambah periode penelitian, sehingga dengan periode yang lebih panjang maka diharapkan desain penelitian seperti kasus-kontrol, kohort, atau eksperimen dapat digunakan sehingga dapat lebih menggambarkan hubungan sebab-akibat. • Menambah variabel penelitian, seperti diet dan aktivitas fisik, serta tekanan darah. Apabila penelitian selanjutnya menggunakan desain eksperimental, dapat diukur pula variabel seperti gaya hidup pada pasien hipertensi. • Memperluas sampel penelitian. Diharapkan penelitian selanjutnya tidak hanya dalam lingkup RW, tetapi bagi pasien lansia pre hipertensi dan hipertensi yang berdomisili di Kelurahan Kebon Kosong I atau lingkup yang lebih luas. Keterbatasan • Penelitian ini dilakukan dengan beberapa keterbatasan penelitian yang dengan keterbatasan tersebut dapat berpengaruh terhadap hasil penelitian. Keterbatasan yang ada dalam penelitian ini ialah periode penelitian yang digunakan hanya 3 bulan (keterbatasan waktu) dan sumber daya manusia yang ada.
  • 68. penelitian ini dapat berimplikasi bagi: •Bagi Pemerintah, penelitian ini dapat membantu untuk evaluasi peraturan pemerintahan mengenai posyandu lansia dan kader posyandu lansia. Dengan diketahuinya pengaruh edukasi oleh kader posyandu lansia, pemerintah dapat menegaskan pentingnya peran kader posyandu ataupun memberikan kebijakan terhadap penatalaksanaan penyakit kronis, dalam hal ini hipertensi pada lansia. •Bagi Puskesmas, penelitian ini dapat membantu dalam hal pendataan pasien lansia dengan prehipertensi dan hipertensi, serta evaluasi program posyandu lansia. Penelitian ini dapat menjadi dasar guna mengoptimalkan peran kader posyandu lansia dan posyandu lansia itu sendiri. •Bagi Masyarakat, khususnya kader, penelitian ini dapat membantu terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan kader mengenai hipertensi. Bagi masyarakat umum, penelitian ini dapat menjadi motivasi agar rajin datang ke posyandu lansia. Penelitian ini juga dapat menjadi motivasi bagi kader posyandu lansia untuk mengoptimalkan perannya kepada masyarakat.
  • 69. DAFTAR PUSTAKA 1. Hipertensi/Tekanan Darah Tinggi. Riset Kesehatan Dasar 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. 2013.h.88 2. Badan Pusat Statistik. Statistik Penduduk Lanjut Usia 2014: Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional; 2014 3. Kementrian Kesehatan RI. Rencana Strategis Kementrian Kesehatan 2015-2019; 2015. 4. Riset Kesehatan Dasar Nasional. Kementrian Kesehatan Indonesia, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; 2013. 5. Abidin AY, Ahsan, Setyoadi. Hubungan Peran Kader Kesehatan Dengan Tingkat Kualitas Hidup Lanjut Usia. Jurnal Ilmu Keperawatan (1):2;2013. 6. Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Cetakan I. Jakarta: Rineka Cipta; 2007. 7. Depkes RI. Pedoman Pembinaan Kesehatan Lansia Bagi Petugas Kesehatan I. Jakarta; 2005. 8. Peraturan Dalam Negri Nomor 19 Tahun 2011 Tentang Pedoman Pengintegrasian Layanan Sosial Dasar di Pos Pelayanan Terpadu. 9. Maryam, siti, et al. Mengenal usia lanjut dan perawatannya. Jakarta:Salemba Medika; 2008. 10. Komisi Nasional Lanjut Usia. Profil Penduduk Lansia; 2010. 11. Alexander M, Gordon NP, Davis CC, Chen RS. (2003). Patient Knowledge and Awareness of Hypertension Is Suboptimal : Result From a Large Health Maintenance Organization. The Journal Of Clinical Hypertension. 5 (4) : 254-260. 12. Martin J. (2008). Hypertension Guidelines: Revisiting The JNC 7 Recommendations. The Journal of Lancaster General Hospital. 3 (3) : 91-97 13. Rosamond W, Flegal K, Furie K, et al. Heart Disease and Stroke Statistics 2008 Update: A Report from the American Heart Association Statistics Committee and Stroke Statistics Subcommittee. Circulation 2008;117;e25-e146. 14. Chobanian AV, Bakris GL, Black HR, et al. Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. Hypertension 2003;42;1206-1252. 15.Lee, J.K. (2013). Evaluation of a Medication Self Management Education Program for Elderly with Hypertension Living in the Community. J. Korean Acad Nurs. 43 (2): 267-275. 16.Eugene V, Bourne PA. (2013). Hypertensive Patients: Knowledge, Self-care Management practice and Challenges. J Behav Health. 2 (3) : 259- 268. 17.Allibe M, Babici D, Chantrel YF, Lesquerbault B, Dubau M, Fickl R, et al. (2016). Appraisal of The Knowledge of Hypertensive Patients Regarding Blood Pressure Control and Comordities: Results of a French Regional Survey. High Blood Press Cardiovasc Prev. 23 (4) : 365-372. 18.Ragot S, Sosner P, Bouche G, Guillemain J, Herpin D. (2005). Appraisal of The Knowledge of Hypertensive Patients and Assessment of The Role of The Pharmacists In The Management of Hypertension: Result of a Regional Survey. Journal of Human Hypertension. 577-584. 19.Kumar S. Hypertension Management Through Patient Education. The University of Fransisco. Master’s Projects and Capstones. 2015. 20.Lu CH, et al. Community-based interventions in hypertensive patients: a comparison of three health education strategies. BMC Public Health 15(33);2015. 21.Notoatmodjo, Soekidjo. Promosi kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka cipta;2012. 22.Darmanto J, Arneliawati, Woferst R. Hubungan Kinerja Kader Posyandu Lansia dengan Motivasi Lansia Mengunjungi Posyandu Lansia. Jom 2(1);2015. 23.Rahayu S, Urwanta, Hajanto D. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketidakaktifan lanjut usia ke posyandu lansia di puskesmas gebongan salatiga. Jurnal Kebidanan dan Keperawatan 6(0);2010. 24.Pratiwo, Suryo, et al. Analisis pengaruh faktor nilai hidup, kemandirian, dan dukungan keluarga terhadap perilaku sehat lansia di kelurahan Medono kota Pekalongan. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia 1(2);2006. 25.Setyoadi, Ahsan, Abidin AY. Hubungan Peran Kader Kesehatan Dengan Tingkat Kualitas Hidup Lanjut Usia. Jurnal Ilmu Keperawatan 1(2);2013. 26.World Health Organization. Adherence to long-term therapies. Geneva: WHO; 2003. 27.Khoshdel A, Jafari SMS, Heydari ST, Abtahi F, Ardekani A, Lak FJ. The Prevalence of Cardiovascular Disease Risk Factors, and Metabolic Syndrome among Iranian Military Parachutists. International cardiovascular research journal. 2012;6(2). 28.Weir MR, Maibach EW, Bakris GL, Black HR, Chawla P, Messerli FH, et al. Implications of a health lifestyle and medication analysis for improving hypertension control. Archives of internal medicine. 2000;160(4):481-90. 29.Chiu CW, Wong FK. Effects of 8 weeks sustained follow-up after a nurse consultation on hypertension: a randomised trial. International journal of nursing studies. [Randomized Controlled TrialResearch Support, Non-U.S. Gov’t]. 2010;47(11):1374-82. 30.Ostovan MA, Zibaeenezhad MJ, Keshmiri H, Shekarforoush S. The impact of education on weight loss in overweight and obese adults. International cardiovascular research journal. 2013;7(3):79- 82. 31.Wang YR, Alexander GC, Stafford RS. Outpatient hypertension treatment, treatment intensification, and control in Western Europe and the United States. Archives of internal medicine. [Comparative StudyResearch Support, N.I.H., ExtramuralResearch Support, Non- U.S. Gov’tResearch Support, U.S. Gov’t, P.H.S.]. 2007;167(2):141-7. 32.Camphell, ES. Empowerment as A Management Strategy in Hypertensive African American Women. European Journal of Research in Social Sciences 2(1);2014. 33.Fulton BD, Schelffler RM, Sparkes SP, Auh EY, et al. Health Workforce Skill Mix and Task Shifting in Low Income Countries: A Review of Recent Evidence. Hum Resour Health 9(1);2011. 34.Mubarak W. Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika;2012. 35.Ribeiro CD, Resqueti VR, Lima I, Dias FAL, Glynn L, Fregonezi. Educational interventions for improving control of blood pressure in patients with hypertension: a systematic review protocol. BMJ Open. 2015;5:1-5. 36.Magadza C, Radloff SE, Srinivas SC. The effect of an educational intervention on patients’ knowledge about hypertension, beliefs about medicines, and adherence. Res Soc Adme Pharm. 2009;5:363–75. 37.Thomas JA, Snigdha KS, Karanath PM, Swaroop AM. Impact of patient counselling on knowledge, attitude, and practice of hypertensive patients in a tertiary care hospital. Int J Pharm Sci. 2017;9:122-5
  • 70. Terima Kasih Dokter-dokter dan Kadernya Kece ya ma.. Peduli Lansia Sayang Lansia..