2. 1. Latar Belakang
Perkembangan ekonomi Islam dalam tiga dasawarsa terakhir
telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, baik dalam bentuk
kajian akademis di perguruan tinggi maupun secara praktik
operasional.
Sejak tahun 1970-an, kajian ilmiah dan riset tentang Ekonomi
Islam yang bersifat empiris terus dilakukan dan disosialisasikan
ke berbagai negara, sehingga gerakan akademis Ekonomi Islam
makin berkembang.
Sejak tahun 1990-an, studi Ekonomi Islam telah dikembangkan di
berbagai universitas, baik di negeri-negeri Muslim (khususnya
Asia ; Pakistan, Iran, Malaysia dan Afrika/Mesir) maupun di
negara-negara Barat, seperti di Eropa, Amerika Serikat dan
Australia.
3. 1. Latar Belakang
Di Indonesia, kajian akademis Ekonomi Islam di perguruan tinggi, baru
marak sejak tahun 2000-an. Sejalan dengan pesatnya perkembangan
perbankan syariah dan lembaga-lembaga keuangan syariah lainnya,
Perkembangan yang cepat dari industri keuangan dan perbankan syariah
saat ini membutuhkan Sumber Daya Insani (SDI) profesional dan
berkualitas yang mampu mengetahui tidak hanya tataran konseptual
tetapi juga pada tataran praktis tentang ekonomi keuangan Islam tersebut.
Daya Insani tersebut, sampai saat ini belum diimbangi dengan supply
SDI yang memadai. Sekedar ilustrasi, dari kalkulasi Bank Indonesia
dengan asumsi pertumbuhan kantor bank syariah 16 %/tahun, maka
hingga tahun 2010 dibutuhkan tambahan SDM baru tidak kurang dari
40.000 orang.
Kebutuhan SDM di perbankan syariah ini tentu saja merupakan potensi
yang cukup besar untuk pendidikan Ekonomi Islam di perguruan tinggi.
Potensi ini tentu akan lebih besar jika mempertimbangkan kebutuhan di
luar sektor perbankan, seperti asuransi, pasar modal, serta lembaga
keuangan public
4. 2. Karakteristik dan Filosofi Ekonomi Islam
Ada tiga karakteristik yang melekat pada Ekonomi Islam
menurut Didin Hafidhuddin, yaitu :
Inspirasi dan petunjuk pelaksanaan Ekonomi Islam
diambil dari al-Quran dan Sunnah Nabi SAW.
Perspektif dan pandangan-pandangan Ekonomi Islam
mempertimbangkan peradaban Islam sebagai sumber.
Ekonomi Islam bertujuan untuk menemukan dan
menghidupkan kembali nilai-nilai, prioritas, dan etika
ekonomi komunitas muslim pada periode awal
perkembangan Islam
5. 2. Karakteristik dan Filosofi Ekonomi Islam
Landasan filosofis ekonomi Islam
menurut Adiwarman Karim, terbagi atas
empat hal, yaitu :
Prinsip tauhid
Prinsip keadilan dan keseimbangan
Kebebasan
Pertanggungjwaban
6. 3. Standarisasi Kurikulum Ekonomi Islam
Dengan memperhatikan fenomena perkembangan
Ekonomi Islam tersebut, tentu menjadi penting melihat
SDM Syariah yang berkualitas. Dalam hal ini peran
Perguruan Tinggi menjadi sangat penting untuk
menciptakan kurikulum Ekonomi Islam yang sesuai
dengan standar kompetensi. Kurikulum harus mengacu
kepada pada SK Mendiknas No 232/U/2000 yang berisi
struktur kurikulum, yaitu mata kuliah pengembangan
kepribadian, keilmuan dan keterampilan, keahlian
berkarya, perilaku bermasyarakat, dan berkehidupan
bermasyarakat. :
7. 3. Standarisasi Kurikulum Ekonomi Islam
Penyusunan kurikulum Ekonomi Islam yang ideal
hendaknya mencakup sejumlah hal-hal berikut:
Kurikulum berbasis kompetensi, harus ada pembedaan
kurikulum untuk calon praktisi dengan kurikulum untuk
calon akademisi.
Kurikulum harus mampu mengintegrasikan nilai-nilai
syariah, terutama masalah fikih muamalah dengan materi
kuliah ekonomi keuangan secara komprehensif
8. 3. Standarisasi Kurikulum Ekonomi Islam
Kurikulum harus membekali mahasiswa dengan ilmu-ilmu
kuantitatif, terkait dengan pengembangan nalar dan logika.
Mengintegrasikan antara teori dengan praktik. Program
profesi untuk calon praktisi lembaga keuangan syariah
harus dilengkapi dengan laboratorium praktik lembaga
keuangan dan juga program magang di lembaga
perbankan dan keuangan syariah.. Tenaga pembimbing
untuk magang seharusnya mereka yang memahami praktik
perbankan dan keuangan, yakni praktisi perbankan, bukan
dosen yang tidak memahami praktik perbankan.
9. 3. Standarisasi Kurikulum Ekonomi Islam
Karakter kurikulum Ekonomi Islam sampai saat ini dipengaruhi
oleh beberapa keadaan antara lain :
Kebutuhan professional perbankan syariah membuat
Perguruan Tinggi menawarkan konsentrasi atau Proigram
Studi Ekonomi Islam. Namun belum adanya acuan atau
standar kurikulum, menjadikan masing-masing perguruan tinggi
menafsirkan sendiri-sendiri kurikulum yang ditawarkan.
Masih didominasinya literature asing dan kentalnya kajian fikih
merupakan hambantan tersendiri bagi pengajar pemula yang
belum menguasai bahasa Inggris dan kurang pemahaman
akan fikih.
10. 3. Standarisasi Kurikulum Ekonomi Islam
Tenaga pengajar/dosen pemula yang
sebelumnya familiar dengan ilmu ekonomi
konvensional menjadikan materi yang
diajarkan akan cenderung lebih teoritik
Dikotomi pendidikan antara sekolah
agama dan ekonomi masih menjadi
penghalang terbentuknya kurikulum yang
terintegrasi
11. Standarisasi Kurikulum Ekonomi Islam
Semakin bertambahnya Perguruan Tinggi yang
menawarkan Ekonomi Islam menjadi tanda
semakin diterima Ekonomi Islam di masyarakat.
Namun, ada perkembangan yang terjadi selama
ini menimbulkan beberapa dampak bagi
pembentukan karakter kurikulum
Pendidikan yang hanya terkonsentrasi untuk
kepentingan pemenuhan tenaga profesional akan
menjadikan karakter kurikulum Ekonomi Islam
lebih mengedepankan pemenuhan kebutuhan di
sektor perbankan,.
12. 3. Standarisasi Kurikulum Ekonomi Islam
Permintaan tenaga profesional bank syariah bukan saja di
sambut oleh Perguruan Tinggi agama tetapi juga sejumlah
Perguruan Tinggi yang berbasis pada ilmu-ilmu non
agama turut membuka konsentrasi dan program studi
Ekonomi Islam.
Jumlah dosen yang berkompentensi di bidang Ekonomi
Islam atau agama di masing-masing Perguruan Tinggi
relatif sedikit sehingga menjadikan program studi tersebut
mengunakan pengajar yang tidak memiliki core
competensi untuk mengajar mata kuliah di program studi
tersebut.
13. Semangat persaingan antar Perguruan Tinggi yang
berlebihan dalam menawarkan konsentrasi, program studi
Ekonomi Islam menjadikan penghalang untuk melakukan
standarisasi kurikulum Ekonomi Islam secara nasional.
Apalagi ada SK Mendiknas No. 232/U/2000 dan 045/U/2002
menjadi legitimasi untuk menafsirkan standar kurikulum
Ekonomi Islam yang mereka kehendaki. Karakter
kurikulum Ekonomi Islam yang digunakan oleh
konsentrasi, program studi bisa terpengaruh dengan
perkembangan liberalisasi pendidikan yang menjadi
kecenderungan umum di Indonesia
14. 3. Standarisasi Kurikulum Ekonomi Islam
Beberapa perguruan tinggi telah membuka program studi
ekonomi Islam. Untuk tingkat S1, misalnya UII Yogyakarta, IAIN
Medan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, STAIN Cirebon, Uhamka,
UNISBA, Universitas Wahid Hasyim, dll. Selain itu telah banyak
pula berdiri Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) seperti STIS
Yogyakarta, STEI SEBI Jakarta, STEI Tazkia Bogor, dan lain-lain.
Perguruan Tinggi tersebut telah berupaya menyediakan
kurikulum ekonomi Islam untuk level program studi sarjana S-1.
Untuk tingkat Pascasarjana (S-2 dan S-3) beberapa perguruan
tinggi negeri dan swasta yang membuka Ekonomi Islam antara
lain, Universitas Indonesia (UI), Universitas Airlangga (Unair), dan
Universitas Trisakti, UII Jogyakarta, UIN Jakarta, IAIN Medan, UIN
Bandung, UIN Pekanbaru, Universitas Islam Jakarta, Universitas
Paramadina, Universitas Asy-Syafi’iyah, IAIN Jambi, STAIN Solo.
15. 3. Standarisasi Kurikulum Ekonomi Islam
Berkaitan dengan hal itu, Ikatan Ahli Ekonimi Islam
Indonesia (IAEI), membuat draft kurikulum Ekonomi Islam,
sebagai standard acuan bersama.
Draft kuriulum tersebut terdapat rumpun keislaman
sebanyak 18 persen, umum dan ekonomi (33 persen),
akuntansi (10 persen), dan manajemen (38 persen).
Ekonomi Islam harus masuk menjadi program studi yang
memiliki muatan secara komprehensif dengan kurikulum
berbasis kompetensi.
16. 3. Standarisasi Kurikulum Ekonomi Islam
Untuk mendukung kebutuhan sumber daya
insani industri lembaga keuangan syariah IAEI
menawarkan tiga konsentrasi, yaitu investasi
syariah, perbankan Islam, dan entrepreneurship.
Untuk konsentrasi investasi syariah terdapat
mata kuliah manajemen investasi, analisis
investasi aset riil, analisis sekuritas, dan
praktikum riset keuangan.
17. 3. Standarisasi Kurikulum Ekonomi Islam
Untuk konsentrasi entrepreneurship adalah
perencanaan bisnis, strategi bisnis, marketing
development, dan seminar peluang dan
pengembangan bisnis.
Sementara bagi konsentrasi perbankan Islam
adalah produk dan jasa bank Islam, manajemen
aset dan liabiliti bank Islam, manajemen
pembiayaan bank Islam, dan praktikum bank
Islam.
18. Kualifikasi Standard SDM Syariah
Profesional
Memahami nilai-nilai moral dalam aplikasi
muamalah/ekonomi Islam
Memahami konsep dan tujuan ekonomi Islam
Memahami konsep dan aplikasi transaksi (akad) dalam
muamalah ekonomi Islam
Mengenal dan memahami mekanisme kerja lembaga
ekonomi/keuangan/perbankan/bisnis syariah
19. Kualifikasi Standard SDM Syariah
Profesional
Mengetahui & memahami mekanisme kerja dan
interaksi lembaga-lembaga terkait; - regulator,
pengawas, lembaga hukum, konsultan – dalam
industri ekonomi/keuangan/perbankan/ bisnis
syariah
Mengetahui & memahami hukum dasar baik
hukum syariah (fiqh mumalah) maupun hukum
positif yang berlaku
20. Sarana Standard Dalam Pendidikan Tinggi
a. Set kurikulum yang tepat; mengkombinasikan
mata kuliah yang memberikan pengetahuan
profesionalitas ekonomi/
keuangan/perbankan/bisnis dan pengetahuan
syariah (hukum & aplikasi) serta nilai-nilai
moral (akidah & akhlak)
b. Tersedia sarana dan fasilitas belajar yang
memadai; matrikulasi bahasa, perpustakaan
(literatur lengkap), laboratorium (bank,
akuntansi dll)
21. Sarana Standard Dalam Pendidikan Tinggi
c. Staf pengajar yang kompeten dan
berkualitas
d. Buku teks yang memadai
e. Program pendukung seperti; magang,
on-job training dsb.
22. Kondisi SDM di Lembaga Keuangan Syariah Indonesia
SDM Kondisi Keterangan
Latar Belakang
Pendidikan
Karyawan
1 SMA : 18 %
2. D3 : 21 %
3. S1 : 59 %
4. S2 : 2 %
Dominasi lulusan
sarjana dalam
lembaga keuangan
syariah Indonesia
Karakteristik
Keilmuan Karyawan
1. Ilmu Syariah : 10 %
2. Ilmu Konvensional : 90 %
Sumber Karyawan
Perbankan Syariah
1. Fresh Graduate PT : 20 %
2. Bank Konvensional : 70 %
3. Bank Syariah lain : 5 %
4. Sumber lain : 5 %
Kecenderungan
konvensional yang kuat
dalam perkembangan
perbankan syariah
23. Potensi
Besarnya peluang kerja di lembaga keuangan
syariah dan lembaga usaha lainnya di
Indonesia: Pertumbuhan >60% pertahun
perbankan syariah nasional
Kecenderungan integrasi sektor pendukung
perbankan atau lembaga keuangan syariah,
sehingga pertumbuhannya pun terdorong
dengan signifkan (pasar modal, asuransi,
sekuritas, BAZ).
24. Potensi
Kecenderungan integrasi sistem keuangan
syariah regional dan internasional (lebih 300
lembaga keuangan di lebih 65 negara, dengan
pertumbuhan 15% pertahun).
Peluang menjadi pelopor dalam bidang
keilmuan dan aplikasi Ekonomi Islam karena
proses perkembangan Ekonomi Islam yang
masih pada tahapan awal.
25. Tantangan
Belum adanya format baku tentang kurikulum Ekonomi
Islam (termasuk ilmu fikih muammalah) di Indonesia,
Tidak ada kurikulum terpadu dan sistematis di dunia
pendidikan Indonesia yang mendukung kecenderungan
dan perkembangan dunia usaha yang mengarah pada
kinerja Ekonomi Islam.
Terbatasnya pakar ekonomi dan intelektual (guru) baik di
perguruan tinggi maupun di sekolah menengah yang
memahami ilmu Ekonomi Islam.
26. Tantangan
Terbatasnya pakar Ekonomi Islam Indonesia yang
menulis tentang ilmu Ekonomi Islam.
Kurangnya pemahaman pakar ekonomi pada nilai-nilai
akidah dan akhlak serta hukum Islam, sehingga
keberpihakan dan pengetahuan tentang Ekonomi Islam
belum begitu besar.
Terbaginya institusi induk dalam sistem pendidikan
Indonesia, yaitu Departemen Pendidikan Nasional
(Diknas) dan Departemen Agama (Depag), sehingga
untuk kasus Ekonomi Islam ini masih belum focus dalam
perencanaan dan sinkronisasinya dengan dunia usaha.
27. Tantangan
Lembaga-lembaga pendidikan belum
mempersiapkan ahli-ahli hukum (positif dan
syariah) yang sangat diperlukan untuk
melaksanakan structuring Islamic Finance
products.
Lembaga-lembaga pendidikan terlalu fokus
dalam mengembangkan program pendidikan
untuk menghasilkan SDM yang dapat bekerja
di bidang Keuangan Syariah, namun lupa untuk
mempersiapkan program pendidikan sharia
entrepreneurship bagi sektor riil
28. 5. Penutup
Perlu adanya regulasi terpadu dalam pembelajaran
ekonomi Islam, mengingat terdapat dua lembaga induk
institusi pendidikan tinggi nasional
Selain itu regulasi yang dapat memaksimalkan hasil dari
potensi institusi pendidikan tinggi nasional; seperti
memberikan kebebasan institusi pendidikan tinggi
menggunakan format atau metodenya masing-masing
(secara institusi maupun kurikulum
Berkaitan dengan kurikulum, maka perlu penyediaan
literatur dan SDM yang mencukupi. Penyediaan Kurikulum
yang Standard yang menggabungkan pembelajaran
operational financial/business skill dan syariah skill
29. Referensi
Agustianto, Standarisasi Kurikulum Ekonomi Islam, : http://www.pesantrenvirtual.com/,
___________, Menyiapkan SDM Ekonomi Syariah Profesional Melalui Perguruan Tinggi Ekonomi
Islam, http://www.pkesinteraktif.com/
Abdul Aziz Setiawan, 2006, Kurikulum Ekonomi Syariah Untuk Pendidikan Dasar dan Menengah,
http://www.sebi.ac.id
Bayhaque. 2009. IAEI Dorong Pemerintah Buat Kurikulum Ekonomi Syariah, http://forsei.org
IAEI Susun Kurikulum Ekonomi Syariah D3 Hingga S2, Republika, Rabu 18 Februari 2009
Jurusan Ekonomi Syariah Perlu Diperbanyak, http://www.muslimdaily.net/
Membangun Kurikulum Ekonomi Islam yang Berbasis Kompetensi. http://herisudarsono07
Ekonomi Syariah Perlu Menjadi Kurikulum, http://one.indoskripsi.com/
Peran Perguruan Tinggi Dalam Membangun SDM Syariah Profesional. http://www.bi.go.id