SlideShare a Scribd company logo
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
IABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN - JENJANG AHLI
MATERI INTI.6
KARYA TULIS/ KARYA ILMIAH
DI BIDANG EPIDEMIOLOGI/ KESEHATAN
I. DESKRIPSI SINGKAT
Menulis karya ilmiah merupakan tugas yang tak dapat ditinggalkan oleh
seorang pemangku jabatan fungisonal kesehatan. Kepiawaian seseorang
dalam menulis dapat terasah bila ia rajin melakukannya.
Membuat karya ilmiah pada pemangku jabatan fungsional kesehatan
merupakan salah satu kegiatan pokok yang mempunyai nilai kredit yang
relatif tinggi. Karya ilmiah yang diciptakan selain dalam bentuk suatu
model dan juga harus dituangkar-r dalam bcntuk tulisan atau disebut juga
karya tulis.
Sebagai seorang profesional tentunya pemangku jabatan fungsional
harus memahami berbagai bentuk karya tulis dar-r terlebih lagi bagi tim
penilai jabatan fungsional harus benar-berrar memahami apakah tulisan
yang dinilai merupakan suatu karya ilmiah yang murni, oleh karena itu
pada modul ini akan diawali dengan membahas tentang filosofi ilmu
pengetahuan. Berdasarkan filosofi tersebut akar-r dibahas ciri-ciri berbagai
jenis karya tulis baik dalam bentuk resensi, laporan buku, skripsi, tesis,
disertasi, artikel, makalah, berita, laporan penelitian dan essei.
II. TUIUAN PEMBELAIARAN:
A. Tujuan Pembelajaran Umum:
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu rnembuat karya tulis
B. Tuiuan Pembelaiaran Khusus:
Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu:
1,. Menjelaskan tentang karya tulis dan jenis-jenisnya.
2. Menerapkan prinsip-prinsip dan teknik penulisan
tulis/ilmiah.
3. Membuat karya tulis.
III.POKOK BAHASAN
Pokok bahasan rnateri ini meliputi:
Pokok bahasan 1. Karya Tulis dan Jenisnya
karya
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2o11
405
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN - JENIANG AHLI
Sub Pokok Bahasan:
a. Karya tulis / ilmiah
b. Penerjemahan
c. Critical appraisal
Pokok bahasan 2. Prinsip-prinsip dan teknik penulisan karya tulis
Sub Pokok Bahasan:
a. Prinsip-prinsip penulisan karya ilmiah
b. Teknik penulisan karYa ilmiah
Pokok bahasan 3. Teknik penulisan karya tulis
IV.METODE
. CTJ
. Curah per"rdapat
. Mind Mapping
o Latihan menulis karya tulis
V. MEDIA DAN ALAT BANTU
o Bahan tayangan (SliLle Ttower Ttoirtt)
. Laptop
. LCD
. Flipchart
. Whiteboard
. Spidol (ATK)
o Contoh-contoh karya tulis/ ilmiah
VI. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pada sesi "Karya Tulis Bidang Kesehatan", san)dara akan mempelajari 3
(tiga) pokok bahasan. Berikut ini merupakan pedoman bagi fasilitator
dan peserta dalam melaksanakan pembelajaran.
Langkah 1. Kegiatan fasilitator
Agar substansi ini dapat dipahami sepenuhnya oleh peserta ciptakan
suasana belajar yang rileks dan menyenangkan serta suasana yang dapat
memotivasi peserta untuk mengikuti sesi ini. Menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai pada sesi ini dan menggali pengetahuan
peserta tentang jenis-fenis karya tulis dan prinsip penilaiannya.
Langkah 2. Pokok bahasan L.
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2oll
406
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN - JENJANG AHLI
Dari 3 pokok bahasan yang direncanakan akan disampaikan kepada
peserta terlebih dahulu mernpertimbangkan pokok bahasan yang telah
dipahami peserta. Untuk pokok bahasan tersebut cukup hanya sekilas
saja disampaikan. Tetapi jika sebagian besar peserta belum
memahaminya atau mengetahuinya setiap pokok bahasan disampaikan
secara menyeluruh.
Untuk pokok bahasan definisi dan jenis-fenis karya tulis fasilitator
dengan metode brain storming menuliskan apa yang telah diketahui
peserta. Di akhir satu pokok bahasan fasilitator hanya melengkapi apa
yang telah dikemukakan oleh peserta tentang definisi dan jenis-jenis
karya tulis. Untuk mempermudah tayangkan skema jenis-jenis karya
tulis yang pada garis besarnya dibedakan dalam 2 klasifikasi, yaitu fiksi
dan non fiksi.
Langkah 3. Pokok bahasan 2, 3
Peserta adalah pemangku jabatan fungsional yang salah satu butir
kegiatannya aclalah membuat karya tulis ilmiah. Jadi untuk memberikan
masukan pokok bahasan outline dari jer-ris-jenis karya tulis dan batasan
isi tiap jenis karya tulis, peserta dibagi dalam 3 kelompok untuk
mendiskusikannya dengan membedakan outline dari jenis karya tulis
ilmiah, artikel, resensi dan berita.
Setelah seluruh pokok bahasan ini disampaikan peserta diberi tugas
untuk membuat dan menilai suatu karya tulis. Tiap 2 orang peserta
menilai satu karya tulis dari jenis resensi, laporan, artikel, makalah,
berita, buku panduan textbook, buku pegangan dan laporan penelitian.
Pada penugasan ini peserta diminta bila menemukan kekurangan atau
kebenaran penyusunan karya tulis disebutkan dan bagian mana
kekurangannya dan bila menilai baik rnengapa saudara rnenilai baik.
Pada langkah ini fasilitator selain memberikar"r ketrampilan pada peserta
juga dapat menilai kemampuan peserta setelah mendapatkan masukan
tentang jenis-jenis karya tulis dan penilaiannya.
Langkah 4. Penutup
Berdasarkan penilaian l'rasil penugasan fasilitator memberikan ulasan
tentang hasil tersebut dan hal-hal yang perlu mendapat perhatian khusus
dalam mengenali karya tulis dan penilaiannya dengan kalimat yang
relatif singkat. Dan ulasan ini juga dapat merupakan kesimpulan dari
sesi ir-ri.
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2o11
407
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN - JENJANG AHLI
VII.URAIAN MATERI
Pokok Bahasan 1.
KARYA TULIS DAN JENISNYA
a. Karya tulis/ilmiah
Pengertian karya tulis / ilmiah:
1) Karya ilmiah adalah tulisan tentang ilmu pengetahuan yang
menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang
baik dan benar. Fakta dapat berasal dari pengamatan, uji
laboratorium, studi pustaka, wawancara, angket. (Rosidi)'
2) Karya ilmiah adalah salah satu jenis karangan yang berisi
serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh sesuai dengan sifat
keilmuannya, suatu karangan yang disusun berdasarkan
penelitian, pengamatan ataupun peninjauan. Mernbahas masalah
i".u.u obyektif sesuai fakta dengan menggunakan metode-metode
ilmiah dengan bahasa yang benar, jelas, ringkas dan kemungkinan
kecil salah tafsir.
3) Karya tulis ilmiah adalah karangau ilmu pengetahuan yang
menyajikan fakta dan ditulis berdasarkan pendekatan dan metode
ilmiah yang dituiukan untuk kelompok pembaca tertentu'
Dikatakan ilmiah karena memahami syarat sistematik,
generalisasi, eksplanasi dan terkontrol.
4) Karya ilmiah ditulis dan disusun secara sistematis menurut aturan
atau kaidah tertentu. Karya ilmiah harus didasarkan atas proses
dan hasil berpikir ilmiah melalui penelitian. Proses berpikir ilmiah
menempuh langkahJangkah tertentu yang disangga oleh 3 unsur
pokok yakni pengajuan masalah, perumusan hipothesis dan
verifikasi data; dan hasilnya ditulis secara sistematis menurut
akuran-aturan metode ilmiah (Nana Suiana).
5) Karya ilmiah harus menggunakan bahasa ragam resmi, sederhana
dan lugas, serta selalu digunakan untuk mengacu hal yang
dibicarakan secara obYektif.
fenis-jenis karya tuliy'ilmiah:
1) Makalah
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHA
PUSDIKLAT APARATUR-2o1l
408
.TAN
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN - JENJANG AHLI
Makalah disampaikan pada kelompok tertentu dalam suatu
pertemuan ilmiah, misalnya disampaikan dalam suatu seminar,
symposium, lokakarya, konferensi maupun kongres.
Juga dapat ditulis untuk melengkapi tugas-tugas di pendidikan
formal.
2) Artikel
Artikel ditulis untuk pembaca tertentu, misalnya untuk dimuat
dalam majalah ilmiah. Bila ditujukan untuk orang awam, biasanya
disajikan secara popular dan dimuat pada surat kabar ataupun
majalah.
3) Kertas Keria
Adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan sesuatu berdasarkan
data di lapangan yang bersifat empiris obyektif; analisis dalam
kertas kerja lebih serius daripada analisis dalam makalah.
4) Komentar
Karya ilmiah berupa pendapat terhadap berbagai
kejadian/pernyataan, kebijaksanaan atau fenomena yang terjadi di
masyarakat.
5) Resensi
. Adalah tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya
atau buku.
o Tuiuan resensi (Gorys Keraf) adalah menyampaikan kepada
para pembaca apakah sebuah buku atau karya tulis itu patut
mendapat sambutan dari masyarakat.
5) Skripsi, tesis dan disertasi
Ketiga jenis karangan ilmiah ini ditulis untuk memperoleh
pengakuan tingkat kesarjanaan di perguruan tinggi. Skripsi untuk
memperoleh gelar Sarjana (S1), Thesis untuk memperoleh gelar
Master (S2) dan Disertasi untuk memperoleh gelar Doktor (S3),
Istilah skripsi kadung disebut sebagai Tugas Akhir.
Skripsi:
o Karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat per-rulis
berdasarkan pendapat orang lain yang harus didukung oleh
dan fakta empiris obyektif.
Tesis:
Karya ilmiah yang bersifat lebih mendalam daripada skripsi;
thesis akan mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh
dari penelitian sendiri.
a
KEMENTERIAN KESEHATAN RI.BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
409
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN - JENJANG AHLI
a Thesis memperbincangkan pengujian terhadap suatu
hipothesa yang biasanya ditulis oleh mahasiswa Pasca sarjana.
8) Studi kepustakaan
Adalah penulisan karya ilmiah berdasarkan penelitian bibliografi
secara siltematis ilmiah yang meliputi pengumpulan bahan-bahan
yang berkaitan dengan sasaran penelitian, pengorganisasian serta
penyajian data-data.
Disertasi:
o Adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil
yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta
yang sahih dengan analisis terinci; yang mana dalil tersebut
harus dipertahankan oleh penulisnya dari penguji.
o Berisi temuan penulis sendiri; biasanya orisinil.
7) Kritik
Adalah karya ilmiah berupa telaahan, dijelaskan kelebihan dan
kekurangan dari karya tulis yang dikritik dan diikuti dengan
pendapat pengkritik.
Berisi:
o Pendahuluan (ringkasan karya tulis yang dikritik)
. Pembahasan: kelemahan dari karya ilmiah tadi dan pendapat
pengkritik.
o Kesimpulan dan Saran
9) Modul
Adalah materi pelajarar-r yang disusun dan disajikan secara tertulis
sedemikian rupa, sehingga pembacanya diharapkan dapat
menyerap sendiri materi tersebut.
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM
L0) Laporan ilmiah
Laporan menjadi hal penting di perusahaan dan instansi
pemerintah, karena merupakan dasar bagi kegiatan selanjutnya'
Lupo.ur-, ada yang ditulis dalam jangka waktu tertentu, disebut
sebagai lapoian periodik dan ada yang dibuat berdasarkan
kebutuhan dan Permintaan.
b. Penerjemahan
salah satu kegiatan yang terdapat pada jabatan fungsional sebagai
salah satu bentuk karya tulis adalah peneriamahan. Translqtion atau
penerjemahan didefinisikan melalui berbagai cara dengan latar
telakang teori dan pendekatan yang berbeda. Sebagai landasan
PUSDIKLAT APARATUR-2oll
410
KESEHATAN
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN - IENIANG AHLI
digunakan definisi dari Catford (1965) yang n-renggunakan
pendekatan kebahasaan dalam melihat kegiatan penerjernahan dan
mendefinisikan sebagai berikut: mengganti bahasa teks dalam bahasa
sumber dengan bahan teks yang sepadan dalam bahasa sasaran.
Newmark (1988) rnendefinisikan penerjemahan adalah
menerjemahkan makna suatu teks di dalam bahasa lain sesuai dengan
yang dimaksudkan pengarang.
Pada kedua definisi di atas terdapat arti "rnengganti" yang
dimaksudkan adalah penerjemal-r menyampaikan kembali isi sebuah
teks dalam bahasa lain. Penyampaian ini bukan sekedar kegiatar-r
penggantian, karena penerjemah melakukan kornunikasi baru rnelalui
hasil kegiatan komunikasi yang sudah ada yakni dalarn bentuk teks.
Dalam komunikasi tersebut penerjemah melakukatr upaya
membangun "jembatan makna" antara produsen teks sumber dan
pembaca teks sasaran. Bila kita membaca terjemahan akan diketahui
terdapat penerjemahan sebagai kegiatan penggantian bahasa, yang
biasanya dilihat dari aspek bahasa Indonesia terasa kaku, misalnya
dalam penulisan surat dalam bahasa Inggris pengirim suart di akhir
surat penulisan:. Yours Fnithfully dengan nama pengirirn dibawahnya.
Bila diartikan secara harfiah adalah Yours Faithfully sama artinya
"Dengan sesungguhnya", sedangkan penerjemah lain dengan
menggunakan pendekatan "jembatan makna" Your faiflrfully
dimaksudkan dalam bahasa Indonesia yang lebih lazim sebagai
"Hormat saya" yang terasa lebih enak dibaca. Penerjemahan vang
terakhir sering disebut pergeseran bentuk.
c. Critical Appraisal
Pada dasarnya " critical appraisal" adalah merupakan karya ilmial-r
yang merupakan hasil telaah /kritik terhadap karya tulis ilmiah
seperti hasil penelitan (skripsi,thesis,desertasi) ,artikel epidemiologi,
tulisan-tulisan ilmiah lain yang dimuat dalam jurnal,bulletin atau
majalah ilmiah lainnya.
Telaah/kritik tersebut disajikan secara tertulis dan seyogyanya di
presentasikan di forum ilmiah untuk mendapatkan tanggapan dari
pihak lain (penyanggah) terhadap kebenaran dari telaah/kritik
tersebut. |adi dalam hal ini penyanggah juga perlu menuliskan hasil
sanggahannya terhadap hasil telaah/kriktik tersebut, dan hasil
sanggahan tersebut juga merupakan karya ilmiah.
Hasil telaah /kritik tersebut akan menjelaskan kelemahan-kelemahan
tulisan,kemungkinan ,uga ada beberapa hal yang merupakan
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
417
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN -JENJANG AHLI
kelebihan/keunggulan dari tulisan ilmiah tersebut. Setiap point yang
di kritik harus dijelaskan dan diuraikan tingkat kesalahan/
kelemahan/ kekurangannya dengan mencantumkan hal-hal yang
seharusnya dilakukan (" Gold Standar").
Untuk sebuah artikel epidemiologi / publikasi karya tulis ihniah ,
telaah kritik biasanya berisi kritik /telaah terhadap hal-hal sbb :
a) Umum (Sistematika penulisan)
b) Judul artikel
c) Abstrak.
d) lsi artikel:
(1) Pendahuluan
(2) Tuiuan penelitian
(3) Hipothesis penelitian
(4) Bahan dan cara/metodologi penelitian
(5) Hasil penelitian
(6) Pembahasan
(7) Kesimpulan
(8) Saran
e) Daftar kepustakaan
0 Penutup
selain mempelajari substansi artikel ,untuk memperoleh hasil telaah
kritik yang tajam, kritikus dan penyanggah perlu rnenjawab
pertanyaan-pertanyaan sbb:
(a) why
Mencakup telaah kritik terhadaP
- Rationalc
- Tujuan penelitian
- Hipothesa penelitian
(b) How
Mencakup telaah kritik terhadaP:
- Bentuk penelitian (terkait dengan jenis penelitian,desain
penelitian)
- Tempat dan waktu penelitian
- Cara pelaksanaan penelitian (pengukuran variable penelitian,
alat ukurnya)
(c) Who
Mencakup telaah kritik terhadaP:
- Kriteria exclnsion dan inclusion (terkait criteria sample)
- Sampel penelitian
- BatasanfDefinisi Operational Dependen dan Independen
Variabel
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2o11
4L2
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
IABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN - JENJANG AHLI
(d) what
Mencakup telaah kritik terhadap:
- Hasil penelitian
(e) How many
Mencakup telaah kritik terhadap
Terkait hasil uji statistic
(fl So What
Mencakup telaah kritik terhadap:
- Hasil akhir (dapat digeneralisasi atau tidak)
- Saran penelitian lanjutan misalnya
- Hal-hal lain yang diperlukan sebagai tindak lanjut
Dari hasil kritik/telaah yang telah disajikar-r dalam bentuk tulisan
tersebut, dari penyanggah perlu juga menyampaikan setiap point
yang di kritik untuk dijelaskan dan diuraikan tingkat kesalahan/
kelemahan/ kekurangannya dengan mencantumkan hal-hal yang
seharusnya dilakukan ("Gold Stnndar") terhadap hasil kritik tersebut.
Penyanggah boleh lebih dari 1(satu) orang.
Untuk dapat melakukan telaah/kritik dari artikel epiderniologi
/karya tulis ilmiah harus dipal-rami terlebih dulu konsep rnetodologi
penelitian dan atau teori penulisan karya tulis ilmiah secara
mendalam.
Hal yang paling prinsip dari telaah kritik (Criflcal appraisal) ini adalah
kritikus maupun penyanggah kritik sarna-sama bertanggung jawab
secara ilmiah terhadap setiap point yang ditcrnukan
kelemahan/kekurangan dari artikel yang dibahas.
Terlampir adalah contoh :
Artikel epidemiologi ( asli dari publikasi ilmiah)
Telaah kritik terhadap artikel epiderniologi
Sanggahan-sanggahar-r terl-radap hasil telaah kritik artikel tersebut
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2oll
413
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
IABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN - JENJANG AHLI
Pokok Bahasan 2.
PRINSIP-PRINSIP DAN TEKNIK PENULISAN KARYA ILMTAH
a. Prinsip-Prinsip Penulisan Karya Ilmiah
Dalam penulisan karya ilmiah beberapa prinsip yang perlu kita
ketahui:
1) Etika dalam penulisan karya ilmiah
Etika bagi seorang penulis ilmiah adalah memasukkan nilai-nilai
moral din tanggung jawab ketika menggunakan komunikasi
ilmiah dengan tujuan-tujuan mulia.
Beberapa landasan etika:
a) Penulls ilmiah harus akurat dalam menulis, penulis ilmiah
harus betul-betul seksama.
b) Penulis ilmiah harus iuiur dalam menulis.
c) Penulis ilmiah harus menjunjung tinggi tanggung jawabnya;
bekerja sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan'
d) Penulis ilmiah tidak boleh mengganti fakta dengan dugaan'
e) Penulis ilmiah tidak boleh menyembunyikan kebenarau
dengan menggunakan dwimakna (ambiguitas).
0 Penulis ilmiah tidak boleh menggunakan ide orang lain tanpa
member keterangan secara jelas. Penulis ihniah harus
mencantumkan sumber informasi suatu Sagasan'
g) Penulis ilmiah tidak boleh melanggar hak cipta.
h) Penulis ilmiah tidak boleh berbohong dengan menp;acu data
statistik. Penulis ilmiah yang memanipulasi data atau grafik,
menggunakan uji statistic secara ceroboh dan tidak tepat atau
sengaja mengubah sampel dikatakan tidak etis.
i) Penllis ilmiah tidak boleh memasukkan dugaan pribadi dalam
laporannya. Penulis ilmiah yang kurang obyektif dalam
tulisannya disebut tidak etis.
2) Proses berpikir ilmiah
a) Berpikir deduktif
nerpikir deduktif rnerupakan sebagian dari berpikir ihniah.
Logika deduktif rnerupakan salah satu unsur dari methode
logiko hipotetiko verifikatif, dimana kita menarik kesimpulan
daii pernyataan umum menuju Pernyataan-pernyataan khusus
dengin menggunakan penalaran atas rasio. Hasil dari berpikir
deduktif dapat digunakan untuk menyusull hipotesis, jakni
.ry
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
4L4
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN -JENJANG AHLI
jawaban sementara yang masih perlu diuji atau dibuktikarr
melalui proses keilmuan selanjutnya.
b) Berpikir induktif
Proses berpikir induktif adalah kebalikan dari berpikir
deduktif, yakni pengambilan kesimpulan climulai dari
pernyataan-pernyataan atau fakta-fakta khusus rnenuju
kesimpulan yang bersifat umum.
Proses berpikir induktif dirnulai dari fakta atau data khusus
berdasarkan pengamatan di lapangan atau pengalaman
empiris. Data dan fakta hasil pengamatan ernpiris disusun,
diolah, dikaji, untuk kemudian ditarik maknanya dalam
bentuk pernyataan atau kesimulan yang bersifat umum.
Menaik kesimpulan umurn dari data khusus berdasarkan
pengamatan tidak menggunakan rasio atau penalaran tetapi
menggunakan cara lain, yakni menggeneralisasikan fakta
melalui statistik.
c) Berpikir ilmiah
Berpikir ilmiah menggabungkan berpikir deduktif dengan
berpikir induktif. Hipotesis diturunkan dari teori, kemudian
diuji melalui verifikasi data secara ernpiris. Pengujian dengan
jalan mengumpulkan dan menganalisa data yang relevan
untuk menarik kesimpulan apakah hipotesis benar atau tidak.
Cara berpikir seperti ini disebut metode logiko-hipotetiko-
verifikatif.
Berpikir ilmiah menghasilkan metode ilmiah menempuh
langkahJangkah sebagai berikut :
a) Merumuskan masalah
Yakni mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab.
Pertanyaan yang diajukan hendaknya mengandung banyak
kemungkinan jawabannya.
b) Mengajukan hipotesis, yakni jawaban sementara atau
dugaan jawaban dari pertanyaan diatas. Dalarn
menetapkan hipotesis kita harus berpaling kepada
khasanah pengetahuan, artinya l-ripotesis diturunkan dari
kajian teoritis penalaran cteduktif.
c) Verifikasi data, artinya mengumpulkan data secara empiris
kemudian mengolah dan menganalisis data untuk menguji
benar tidaknya hipotesis. Hipotesis yang telah teruji
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2o11
41,5
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN zuNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN - JENJANG AHLI
merupakan jawaban definitive dari pertanyaan yang
diajukan.
d) Menarik kesimpulan, artinya menentukan jawaban-
jawaban definitif dari setiap masalah yang diajukan atas
dasar pembuktian atau pengujian secara empiris. Hipotesis
yang tak teruji kebenarannya tetap harus disimpulkan
dengan memberikan pertimbangan dan penjelasan faktor
penyebabnya.
Ada2 faktor penyebab yang utama:
. Kesalahan verifikasi: instrument kurang tepat, sumber
data keliru, tehnik pengolahan data kurang tepat.
. Kekurang tajaman dalam menurunkan l-ripotesis atau
bersumber pada teori yang belum mapan.
Namun bila proses penurunan hipotesis telah terpenuhi
dan verifikasi data telah memenuhi syarat, hipotesis tetap
tidak terbukti kebenarannya dapat disimpulkan; tidak
terdapat bukti-bukti yang kuat bahwa teori yang
mendukung hipotesis dapat diaplikasikan dalam kondisi di
tempat penelitian itu dilaksanakan.
3) 7 macam sikap ilmiah yang perlu dimiliki
a) Sikap ingin tahu yang diwujudkan dengan selalu bertanya
tentang berbagai hal, Apa? Mengapa ? Bagaimana kalau
diganti dengan komponen yang lain?
b) Sikap kritis direalisasikan dengan selalu mencari informasi
sebanyak-banyaknya, baik bertanya pada nara sumber yang
kompeten ataupun membaca.
c) Sikap terbuka dinyatakan dengan selalu bersedia
mendengarkan pendapat dan argumentasi orang lain.
d) Sikap obyektif diperlihatkan dengan cara menyatakan apa
adanya tanpa dibarengi oleh perasaan pribadi.
e) Sikap rela menghargai karya orang lain yang diwujudkan
dengan mengikuti dan menyatakan terima kasih atas karangan
orang lain dan menganggapnya sebagai karya orisinal milik
pengarang aslinya.
0 Sikap berani mempertahankan kebenaran yang diwujudkan
dengan membela fakta atas hasil penelitiannya.
g) Sikap menjangkau ke depan dibuktikan dengan sikap futuristic
yatu berpandangan jauh, mampu membuat hipotesis dan
membuktikannya, bahkan mampu menyusun suatu teori baru.
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2o1l
4L6
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN - JENJANG AHLI
4) Syarat-syarat karya ilmiah
Karya ilmiah adalah salah satu jenis karangan yang berisi
serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh sesuai dengan sifat
keilmuannya.
Suatu karangan dikatakan ilmiah bila memenuhi syarat-syarat
sebagai berikut:
a) Karangan ini berdasarkan hasil penelitian.
b) Pembahasan masalahnya obyektif sesuai dengan fakta.
c) Karangan itu mengandung masalah yang sedang dicarikan
pemecahannya.
d) Baik dalam penyajian maupun dalam pemecahan lnasalah
digunakan metode tertentu.
e) Bahasa yang digunakan lengkap, tcrperinci, teratur dan
cermat.
0 Bahasa yang digunakan hendaklah benar, jelas, ringkas dan
tepat sehingga tidak terbuka kemungkinan bagi pembaca
untuk salah tafsir.
Melihat syarat-syarat diatas, seorang penulis karya ilmiah
hendaklah memiliki keterampilan dan pengetahuan dalam
bidang:
a) Masalah yang sedang diteliti.
b) Metode penelitian yang digunakan.
c) Teknis menulis karangan ilmiah.
d) Penguasaan bahasa yang baik.
b. Teknik Penulisan Karya Ilmiah
1) Tahap-tahap penulisan karya ilmiah:
a) Tahap persiapan
r Pemilihan topik/masalah dan merumuskan masalah
penelitian yang didefinisikan dengan jelas keluasan dan
kedalamannya.
o Studi pustaka untuk melihat apakah sudah ada penelitian
serupa yang pernah dilakukan.
o Merurnuskan hipotesis. Hipotesis adalah dugaan sementara
tentang suatu fenomena tertentu yang akan diteliti.
o Pembuatan kerangka penulisan.
b) Tahap pengumpulan data:
Langkah pertama yang harus ditempuh dalam pengumpulan
data adalah mencari informasi dari kepustakaan mengenai hal-
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2O11
41-7
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN zuNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN - JENJANG AHLI
hal yang ada relevansinya dengan judul garapan. Disamping
itu penyusun juga dapat memulai terjun ke lapangan: tetapi
ingat sebelum terjun mintalah izin pada tuan rumah, baik
pemda ataupun perusahaan, bila anda akan meneliti di
perusahaan.
c) Tahapanpengorganisasian:
Data yang sudah terkumpul diseleksi dan diorganisir, dan
digolongkan menurut jenis, sifat dan bentuknya. Data di olah
dan dianalisis dengan teknik-teknik yang sudah ditentukan.
jika penelitian bersifat kuantitatif, data diolah dan dianalisis
dengan teknik statistik.
d) Tahap penyuntingan:
Disini konsep diperiksa mencakup pemeriksaan isi karya
ilmiahnya, cara penyajian dan bahasa yang digunakan.
e) Tahap penyajiar-r/pelaporan
Dalam mengetik naskah hendaknya diperhatikan segi
kerapihan dan kebersihan, perhatikan juga tata letak unsur-
unsur dalam karya ilmiah, baik di kulit luar maupun didalam
(daftar isi, daftar puska, halamaru dll).
2) Sistematikapenulisan
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Kata pengantar
Abstraksi
Daftar isi
Daftar tabel (bila ada)
Daftar lampiran (bila ada)
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan masalah
Tujuan penulisan
Manfaat penulisan
TINIAUAN PUSTAKA
METODE PENELITIAN
Rancangan Penelitian
Populasi dan Sampel
Teknik Pengumpulan Data
Prosedur Penelitian
PEMBAHASAN
BAB II
BAB III
BAB IV
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2oI.1
418
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN - JENJANG AHLI
(Sub bab disesuaikan dengan butir-butir pertanyaan
dalam masalah)
BABV PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Daftar Pustaka
Lampiran (instrument, paparan data, biodata dan foto)
3) Bahasa dalam karya tulis ilmiah
a) Ejaan resmi karya ilmiah
Sejak tanggal lT Agustus1972 ejaan yang dipakai adalah Ejaan
Yang Disempurnakan (EYD).
Ciri-ciri EYD:
. Perubahan j,y, dj menjadi j, ni menjadi ny, ch menjadi kh, tj
menjadi c, sjmenjadi sy.
o Kata ulang harus ditulis dengan tanda hubung.
o Kata majemuk ditulis terpisah tanpa tanda hubung.
o Kata ganti ku, mu, kau dan nya ditulis digabungkan
dengan kata yang mengikutinya.
. Depan did an ke ditulis terpisah.
o Kata si dan sang ditulis terpisah.
r Partikel per yang berarti tiap-tiap, mulai, demi ditulis
terpisah.
b) Penulisan singkatan dan akronim
Singkatan:
Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas
satu huruf atau lebih.
. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau
pangkat diikuti dengan tar-rda titik.
r Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan
ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama
dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis
dengan huruf besar dan tidak diikuti dengan tanda titik.
. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih
diikuti satu tanda titik.
. Lambung kimia, singkatan satuan ukruan, takaran,
timbangan dan mata uang tidak diikuti tanda titik.
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
4t9
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
IABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN - JENJANG AHLI
Akronim:
Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal,
gabungan suku kata ataupun gabungan huruf dan suku kata
dari deret kata yang diperlakukan sebagai sebagai kata'
Penulisan akronirn nama diri yang merupakan gabungan
huruf awal deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf besar,
misalnya : LAN, SIM.
Penulisan akronim nama diri yang berupa gabungan suku
kata gabungan huruf dan suku kata dai deret kata ditulis
dengin huruf awal Huruf Besar, misalnya: Litbang, Bapelkes,
Puskesmas, Deplu.
Penulisan akronim, yang bukan nama diri yang berupa
gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku
kata diri deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil,
misalnya: pemilu, rapim, pimpro, tiang.
Jika dianggap perlu membentuk akronim, hendaknya
diperhatikan syarat-syarat berikut :
o jumlah suku kata akronim jangan melebihi jumlah suku
kata yang lazim pada kata Indonesia.
o Akronim dibentuk dengan rnengindahkan keserasian
kombinasi vocal dan konsonan yang sesuai dengan pola
kata Indonesia Yang lazim.
c) Penulisan angka dan lambang
. Angka digunakan untuk menyatakan lambang bilangan
atau nomor. Di dalarn tulisan lazim digunakan angka arab
atau angka Romawi.
Angka digunakan untuk menyatakan (i) ukuran panjang'
be.It, lua" dan isi, (ii) satuan waktu, (iii) nilai uang dan (iv)
kuantitas.
Angka lazim digunakan untuk melambangkan nomor jalan'
rumah, apartemen, atau kamar pada alamat'
Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangau
dan ayat kitab suci.
Menulis lambang bilangan dengan huruf, misalnya: Dua
puluh 20
Sepertiga 1/a
Menulii lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan
cara yang berikut misalnYa:
Hamengku Buwono I
a
a
a
a
KEMENTERIAN KESEHATAN RI.BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2o11
420
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN - JEN}ANG AHLI
Menulis lambang bilangan yang mendapat akhiran- an
mengikuti cara yang berikut, misalnya:
Tahun'90-an
Lambang bilangan vang dapat dinyatakan dengan satu
atau dua kata ditulis dengan huruf kecuali jika beberapa
lambang bilangan digunakan secara berurutan, seperti
dalam perincian dan pemaparan.
Penulisan lambang bilangan pada awal kalimat harus
dengan huruf.
Penulisan angka yang menunjukkan bilangan utuh yang
besar dieja sebagian supaya lebih mudah dibaca.
Penulisan bilangan tidak perlu dengan angka dan huruf
sekaligus dalam teks kecuali di dalam dokumen resmi
seperti akta dan kuitansi.
Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf,
menulisnya harus tepat.
d) Penulisan kutipan
Menyisipkan kutipan dalarn sebuah karangan ilmiah c-liizinkan
sepanjang mengikuti etika dan aturan yang berlaku. Tidak
jarang pendapat, konsep dan hasil penelitian dikutip kernbali
untuk dibahas, ditelaah, dikritik atau diperkuat. Dengan
kutipan sebuah tulisan akan terkait dengan penemuan-
pellemuan atau teori- teori yang ada. Namun peru diingat,
kita mengutip apabila diperlukan.
Kutipan langsung:
Kutipan langsung merupakan pernyataan yang kita tulis
dalam susunan kalimat aslinya tanpa rnengalami perubahan
sedikitpun. Bahan yang kita kutip harus direproduksi tepat
seperti apa adanya sesuai sumber, termasuk ejaan, tanda-tanda
baca dan sebagainya.
Kutipan langsung kadang-kadang memang diperlukan dengan
tujuan untuk mempertahankan keaslian pernyataan itu.
Seseorang mungkin mernbuat pernyataan otentik, yang bila
disalin ke dalarn bentuk pernyataan yang lain akan kehilingan
keotentikannya.
Kutipan langsung tidak dapat dihindari rnengenai hal-hal
berikut:
. Mengutip peraturan-peraturan hukum, undang-undang,
anggaran dasar, anggaran rumah tangga dan sebagainya.
a
a
a
a
a
a
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
42r
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN - JENJANG AHLI
o Mengutip peribahasa, sajak, dialog drama.
. Mengutip beberapa landasan pikiran yang dinyatakan
dalam kata-kata yang sudah Pasti.
o Mengitup statement ilmiah dan mengutip ayat-ayat dari
kita suci.
Kutipan tidak langsung:
Seorang ilmuwan dituntut untuk mampu menyatakan
pendapat orang lain dalam bahasa ilmuwan sendiri. Kutipan
iiduk iurgtung merupakan pengungkapan kembali maksud
penulis dengan kata-katanya sendiri; iadi yang dikutip
hanyalah pokok-pokok pikiran, atau ringkasan dan
kesimpulan dari sebuah tulisan, kemudian dinyatakan dengan
bahasanya sendiri.
Mengutip dari kutiPan:
Mengutip dari kutipan harus dihindari, tetapi dalam keadaan
terpaksa, misalnya sulit menemukan sumber aslinya, mengutip
dari kutipan bukanlah suatu pelanggaran.
Apabila seorang penulis mengutip dari kutipan, ia harus
bertanggung jawab terhadap ketidak tepatan dan ketidak
telitian kutipan yang dikutip. Selain itu pengutip wajib
mencantumkan dalam catatan kaki bahwa itu mengutip
sumber itu dari sumber lain. Kedua sumber itu dituliskan
dalam catatan kaki dengan dibubuhi keterangan "dikutip
dara".
4) Kesalahan-kesalahan umum dalam menulis ilmiah
a) Menulis kalimat yang tidak utuh.
b) Menulis kalimat Yang rancu.
c) Kesalahan urutan kata.
d) Kesalahan pemakaian kata dan ungkapan penghubung'
e) Kesalahan pemakaian kata depan.
0 Kesalahan pemakaian bentuk kata.
g) Kesalahan PenyeraPan istilah.
5) Penulisan makalah ilmiah
a) Makalah hasil berpikir deduktif
Pada hakikatnya adalah tulisan yang membahas atau
memecahkan suatu masalah atas dasar kajian teori dari
khazanah ilmu pengetahuan. oleh karena itu, penulis makalah
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM
PUSDIKLAT APARATUR-2oll
422
KESEHATAN
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
IABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN - IENJANG AHLI
harus mempelajari terlebih dulu permasalahannya dari sudut
keilmuan. Teori, konsep, prinsip, hukum, postulat dan asumsi-
asumsi dari keilmuan yang relevan dengan masalah yang akan
dibahas harus dikuasai dan diketahui dengan baik.
Makalah terdiri dari:
o Latarbelakang
o Permasalahan dan Hipotesis
o Pembahasan masalah
. Kesimpulan
. Saran
. Daftar pustaka
b) Makalah hasil berpikir induktif
Makalah yang dibuat atas dasar berpikir induktif dilakukar-r
melalui pendeskripsian gejala dan peristiwa berdasarkan
pengamatan di lapangan. Apa yang ditulis adalah fakta, gejala
atau keadilan yang diamatinya di lapangan, kemudian diberi
komentar dan pembahasan berdasarkan teori-teori yang
berkaitan dengan hal yang diamatinya.
Sistematika makalah sebagai berikut
. Judul
o Latar belakang
. Permasalahan
. Kesimpulan
. Saran
o Daftar pustaka
c) Makalah hasil berpikir ilmiah
Makalah hasil berpikir ilmiah adalah tulisan yang
memaparkan proses dan hasil penelitian. Dengan demikian
makalah berupa rangkuman suatu laporan hasil penelitian
atau rangkuman skripsi, tesis, disertasi ditambah kornentar-
komentar penulis makalah, baik terhadap metodologi var-rg
digunakan maupun terhadap hasil yang diperolehnya.
Makalah ini bisa berupa rangkuman laporan hasil penelitiar-r
sendiri, bisa pula dari laporan hasil penelitian orang lain.
Sistematika makalah:
o Judul
o Kata pengantar (ditulis oleh penyusun makalah)
. Permasalahan
. Kerangka pemikiran dan hipotesis
. Metodologipenelitian
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2011
423
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN -JENJANG AHLI
. Hasil-hasil penelitian
. Kesimpulan dan saran
. Pembahasan kajian penulis makalah terhadap proses dan
hasil-hasil penelitian yang dirangkumkan di atas.
Kajian dapat mengemukakan beberapa kelemahan dan
keuntungan temuan dari penelitian ini, kemungkinan
pemanfaatannya, keterbatasannya, masalah yang muncul
untuk dikaji dan diteliti lebih lanjut.
. Daftar pustaka
Pokok Bahasan 3.
TEKNIK PENULISAN KARYA TULIS
Strategi pemilihan topik, pembahasan topik dan iudul karya tulis /
ilmiah
1) Pemilihan Topik
Dalam pemilihan topik, Keraf menyatakary penyusun karya ilmiah
lebih bak menulis sesuatu yang menarik perhatian dengan pokok
persoalan yang benar-benar diketahui.
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan:
. Topik yang dipilih berada disekitar kita, baik disekitar
pengalaman kita maupun pengetahuan yang kita kuasai.
. Topik yang dipilih hendaknya yang paling menarik perhatian kita.
. Topik yang dipilih terpusat pada suatu segi lingkup yang sempit
dan terbatas. Hindari pokok masalah yang menyeret anda pada
pengumpulan informasi yang beraneka ragam.
. Topik yang dipilih memiliki data dan fakta yang obyektif. Hindari
topik yang bersifat subyektif, seperti kesenangan atau angan-
angan anda.
. Topik yang dipilih harus anda ketahui prinsip-prinsip ilmiahnya
walaupun serba sedikit. Artinya topik yang dipilih jangan hal baru
bagi anda.
. Topik yang dipilih harus memilih sumber acuan/ memiliki bahasa
kepustakaan yang akan memberikan informasi tentang pokok
masalah yang akan ditulis. Sumber kepustakaan dapat berupa
buku, majalah, surat kabar, brosur, surat keputusan, situs web
atau undang-undang.
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2o11
424
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
IABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN - JENJANG AHLI
2) Pembahasan Topik
Pembahasan topik disini ditekankan pada pembatasan topik. Jika
topik sudah ditentukan dengan pasti sesuai dengan petunjuk, uji
sekali lagi apakah topik itu sudah cukup sernpit dan terbatas atau
masih terlalu umum dan mengambang.
Teknik membatasi topik dapat dilakukan dengan pembuatan bagan
pembatasan topik.
Topik yang anda pilih tempatkan pada puncuk bagan, kemudian
tariklah cabang-cabang ke bawah untuk menemaptkan narna kota
tempat masalah akan digarap, seperti Jakarta, Medan, Bandunp; clst.
Tariklah lagi ranting dari nama kota yar-rg Anda ketahui. Kalau
pilihan Anda jatuh ke Bapelkes Cilandak, pikirkan hal apa yang lebih
menarik perhatian Anda, apakah segi kualitas clan kuantitas kamar
tidur atau resepsionis atau segi manajen"ren pelatihannya atau
lainnya?
Tariklah lagi garis anak-anak ranting ke bawah untuk menempatkan
hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan Bapelkes Cilandak. Jika
pilihan Anda difokuskan ke masalah resepsionis, pikirkan kembali
apakah hal itu sudah cukup spesifik. Bila masih terlalu umum/
rincilah lagi. Dengan demikian anda mempunyai suatu topik yang
betul-betul khusus, spesifik dan sesuai dengan minat dan
pengetahuan Anda.
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2o11
425
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN - JENIANG AHLI
Bapelkes
Cilandak Ciloto Lrnh Abang
Kamar tidur Resepsionis Pelatihan
Pelat.teknis Penjenjangan
Prajabatan
Pim
3) Judul Karya llmiah
Judul karya ilmiah yang baik rnempunyai ciri-ciri
o Bersifat langsung, cakupannya terbatas.
o Mencerminkan isi.
. Mencakup permasalahan atau variable yang akan diuraikan.
o Dapat mempunyai sub judul (anak judul).
. Singkat, menarik dan jelas.
o Berbentuk frase, bukan berbentuk kalimat.
o Ditulis dengan huruf capital seluruhnya atau capital di setiap awal
kata, kecuali kata depan dan tanpa tanda titik.
Sebelum memperoleh judul yang tepat, kita dapat membuat beberapa
judul tentative sampai kita menemukan judul yang paling sesuai
dengan topik yang kita bahas.
Contoh:
Kesalahan Bahasa Penyiar di Stasiun RCTI fudul)
Bahasa Indonesia Penyiar di Stasiun RCTI (judul)
dibenahi? (sub judul)
Perlukah
Penutup
Seorang pemangku jabatan fungsional kesehatan dituntut untuk
mahir menulis karya ilmiah. Tak dapat disangkal kemahiran ini
haruslah didasari oleh pengetahuan tentang karya ilmiah itu sendiri
dan keraf inannya berlatih menulis.
KEMENTERIAN KESEHATAN RI.BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-20ll
426
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN -JENJANG AHLI
Dalam modul ini dijelaskan beberapa pengertian tentang karya
ilmiah, jenis karya ilmiah, prinsip penulisan dan strategi pemilihan
judul. ]uga dijelaskan bagaimana menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan etika penulisan. Pemilihan judul menjadi penting,
karena judul yang kurang gleget menyebabkan tak seorangpun
berminat untuk membacanya.
Modul ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran sangat karni
harapkan agar modul ini dapat menjadi bahan belajar yang
bermanfaat.
VIII.REFERENSI
Arifio Zaenal, E., 2006, Dasnr-Dasar Penulisan Knrya llniah, PT
Grasindo, Jakarta.
Hariwijaya dan Triton P.8., 2007, Teknik Purulisan Skripsi dnn Tesis,
Oryza, Yogyakarta.
Hariwijaya, M., 2006, Pedoman Teknis Penulisan Karya llmiah, Citra
Pustaka, Yogyakarta.
Imron Rosidi, 2005, Ayo, Senang Menulis Karya Tulis llmial, Media
Pustaka, Jakarta.
Pusdiklat, 2001, Kumpulan Makalah Pelatihan Karya Tulis Ihniah,
]akarta.
Sujana, Nana, 200L, Tuntutan Penyusunan Karya llniah, Sinar Baru
Algensindo, Bandung
a
a
a
a
a
a
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN
PUSDIKLAT APARATUR-2oll
427
MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA
JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN - JENJANG AHLI
Ix. LAMPIRAN
LATIHAN : Critical APPtaisal
1. Peserta dibagi dalam kelompok dan masing-masing diberikan
tulisan karya ilmiah yangsudah di publikasi.
2. Masing-masing kelompok diminta untuk melakukan penilaian
/telaah kritik terhadap tulisan karya ilmiah tersebut mencakup hal-
hal yang perlu dikritisi, a.l mencakup :
a. Sistimatika penulisan
b. ]udul
c. Abstrak
d. Pendahuluan
e. Tujuan
f. Hipothesispenelitian
g. Metodologi
h. Analisis statistik yg digunakan
i. Hasil penelitian
j. Pembahasan
k. Kesimpulan
1. satan
Catatan : Terhadap tulisan yang diberikan,kelompok menilai apakah tulisan
tersebut sudah tepat sesuai kaidalt ilmiah ,jika belurtr sebaiknya
bagaimana.
3. Mempresentasikan hasil penilaian /telaah kritik di depan kelas dan
kelompok lain memberikan tanggapan /sanggahan'
KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM
PUSDIKLAT APARATUR-20]-1
428
KESEHATAN

More Related Content

What's hot

Teknik penulisan artikel ilmiah
Teknik penulisan artikel ilmiahTeknik penulisan artikel ilmiah
Teknik penulisan artikel ilmiah
Singgih Yanto
 
Dasar penulisan karya tulis ilmiah (dpkti)
Dasar penulisan karya tulis ilmiah (dpkti)Dasar penulisan karya tulis ilmiah (dpkti)
Dasar penulisan karya tulis ilmiah (dpkti)
Wandi Budiman
 
Karya Tulis Ilmiah Ke-1
Karya Tulis Ilmiah Ke-1Karya Tulis Ilmiah Ke-1
Karya ilmiah
Karya ilmiahKarya ilmiah
Karya ilmiah
Aulia Musyarofah
 
Artikel Ilmiah_Non Penelitian
Artikel Ilmiah_Non PenelitianArtikel Ilmiah_Non Penelitian
Artikel Ilmiah_Non Penelitian
Ady Setiawan
 
Menulis karya ilmiah Dalman
Menulis karya ilmiah DalmanMenulis karya ilmiah Dalman
Menulis karya ilmiah Dalman
Dewi Lestari
 
Strategi menulis artikel untuk jurnal ilmiah nasional
Strategi menulis artikel untuk jurnal ilmiah nasionalStrategi menulis artikel untuk jurnal ilmiah nasional
Strategi menulis artikel untuk jurnal ilmiah nasional
Dhika Tr
 
Metode Penulisan Karya Ilmiah
Metode Penulisan Karya IlmiahMetode Penulisan Karya Ilmiah
Metode Penulisan Karya Ilmiah
Ady Setiawan
 
PENULISAN KARYA ILMIAH - Konsep Dasar, Pengertian, Kegunaan, Jenis
PENULISAN KARYA ILMIAH - Konsep Dasar, Pengertian, Kegunaan, JenisPENULISAN KARYA ILMIAH - Konsep Dasar, Pengertian, Kegunaan, Jenis
PENULISAN KARYA ILMIAH - Konsep Dasar, Pengertian, Kegunaan, Jenis
Diana Amelia Bagti
 
Menulis karya ilmiah - metodologi penelitian
Menulis karya ilmiah - metodologi penelitianMenulis karya ilmiah - metodologi penelitian
Menulis karya ilmiah - metodologi penelitian
AjengIlla
 
Karya tulis-ilmiah
Karya tulis-ilmiahKarya tulis-ilmiah
Karya tulis-ilmiahManaf Wihel
 
Cara Penulisan Artikel
Cara Penulisan ArtikelCara Penulisan Artikel
Cara Penulisan Artikelf' yagami
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
Eddy Siswanto
 
Penulisan ilmiah
Penulisan ilmiahPenulisan ilmiah
Penulisan ilmiahabuuwaisa
 
konsep dasar karya tulis ilmiah
konsep dasar karya tulis ilmiahkonsep dasar karya tulis ilmiah
konsep dasar karya tulis ilmiah
Fransiska Oktafiani
 
411417681 makalah-bahasa-indonesia-kerangka-karya-ilmiah
411417681 makalah-bahasa-indonesia-kerangka-karya-ilmiah411417681 makalah-bahasa-indonesia-kerangka-karya-ilmiah
411417681 makalah-bahasa-indonesia-kerangka-karya-ilmiah
NINDILIONITA
 
karya tulis ilmiah
karya tulis ilmiahkarya tulis ilmiah
karya tulis ilmiah
tamamuddin
 
PENULISAN KARYA ILMIAH - Langkah Sistematika Jurnal
PENULISAN KARYA ILMIAH - Langkah Sistematika JurnalPENULISAN KARYA ILMIAH - Langkah Sistematika Jurnal
PENULISAN KARYA ILMIAH - Langkah Sistematika Jurnal
Diana Amelia Bagti
 
MODUL PERKULIAHAN - Riset Teknologi Informasi - Review Article
MODUL PERKULIAHAN - Riset Teknologi  Informasi - Review ArticleMODUL PERKULIAHAN - Riset Teknologi  Informasi - Review Article
MODUL PERKULIAHAN - Riset Teknologi Informasi - Review Article
DEDE IRYAWAN
 
Karya Tulis Ilmiah PP
Karya Tulis Ilmiah PPKarya Tulis Ilmiah PP
Karya Tulis Ilmiah PP
Eddy Siswanto
 

What's hot (20)

Teknik penulisan artikel ilmiah
Teknik penulisan artikel ilmiahTeknik penulisan artikel ilmiah
Teknik penulisan artikel ilmiah
 
Dasar penulisan karya tulis ilmiah (dpkti)
Dasar penulisan karya tulis ilmiah (dpkti)Dasar penulisan karya tulis ilmiah (dpkti)
Dasar penulisan karya tulis ilmiah (dpkti)
 
Karya Tulis Ilmiah Ke-1
Karya Tulis Ilmiah Ke-1Karya Tulis Ilmiah Ke-1
Karya Tulis Ilmiah Ke-1
 
Karya ilmiah
Karya ilmiahKarya ilmiah
Karya ilmiah
 
Artikel Ilmiah_Non Penelitian
Artikel Ilmiah_Non PenelitianArtikel Ilmiah_Non Penelitian
Artikel Ilmiah_Non Penelitian
 
Menulis karya ilmiah Dalman
Menulis karya ilmiah DalmanMenulis karya ilmiah Dalman
Menulis karya ilmiah Dalman
 
Strategi menulis artikel untuk jurnal ilmiah nasional
Strategi menulis artikel untuk jurnal ilmiah nasionalStrategi menulis artikel untuk jurnal ilmiah nasional
Strategi menulis artikel untuk jurnal ilmiah nasional
 
Metode Penulisan Karya Ilmiah
Metode Penulisan Karya IlmiahMetode Penulisan Karya Ilmiah
Metode Penulisan Karya Ilmiah
 
PENULISAN KARYA ILMIAH - Konsep Dasar, Pengertian, Kegunaan, Jenis
PENULISAN KARYA ILMIAH - Konsep Dasar, Pengertian, Kegunaan, JenisPENULISAN KARYA ILMIAH - Konsep Dasar, Pengertian, Kegunaan, Jenis
PENULISAN KARYA ILMIAH - Konsep Dasar, Pengertian, Kegunaan, Jenis
 
Menulis karya ilmiah - metodologi penelitian
Menulis karya ilmiah - metodologi penelitianMenulis karya ilmiah - metodologi penelitian
Menulis karya ilmiah - metodologi penelitian
 
Karya tulis-ilmiah
Karya tulis-ilmiahKarya tulis-ilmiah
Karya tulis-ilmiah
 
Cara Penulisan Artikel
Cara Penulisan ArtikelCara Penulisan Artikel
Cara Penulisan Artikel
 
Karya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiahKarya tulis ilmiah
Karya tulis ilmiah
 
Penulisan ilmiah
Penulisan ilmiahPenulisan ilmiah
Penulisan ilmiah
 
konsep dasar karya tulis ilmiah
konsep dasar karya tulis ilmiahkonsep dasar karya tulis ilmiah
konsep dasar karya tulis ilmiah
 
411417681 makalah-bahasa-indonesia-kerangka-karya-ilmiah
411417681 makalah-bahasa-indonesia-kerangka-karya-ilmiah411417681 makalah-bahasa-indonesia-kerangka-karya-ilmiah
411417681 makalah-bahasa-indonesia-kerangka-karya-ilmiah
 
karya tulis ilmiah
karya tulis ilmiahkarya tulis ilmiah
karya tulis ilmiah
 
PENULISAN KARYA ILMIAH - Langkah Sistematika Jurnal
PENULISAN KARYA ILMIAH - Langkah Sistematika JurnalPENULISAN KARYA ILMIAH - Langkah Sistematika Jurnal
PENULISAN KARYA ILMIAH - Langkah Sistematika Jurnal
 
MODUL PERKULIAHAN - Riset Teknologi Informasi - Review Article
MODUL PERKULIAHAN - Riset Teknologi  Informasi - Review ArticleMODUL PERKULIAHAN - Riset Teknologi  Informasi - Review Article
MODUL PERKULIAHAN - Riset Teknologi Informasi - Review Article
 
Karya Tulis Ilmiah PP
Karya Tulis Ilmiah PPKarya Tulis Ilmiah PP
Karya Tulis Ilmiah PP
 

Similar to Mi. 6 epid ahli

Mi 8 KTI
Mi 8 KTIMi 8 KTI
Makalah ilmiah education
Makalah ilmiah educationMakalah ilmiah education
Makalah ilmiah education
Rita Seran
 
KTI.pptx
KTI.pptxKTI.pptx
KTI.pptx
yadinurcahyadin
 
Karya ilmiah dan non ilmiah
Karya ilmiah dan non ilmiahKarya ilmiah dan non ilmiah
Karya ilmiah dan non ilmiah
Soim Ahmad
 
Karya TULIS ilmiah dupak tenaga kesehatan.pptx
Karya TULIS ilmiah dupak tenaga kesehatan.pptxKarya TULIS ilmiah dupak tenaga kesehatan.pptx
Karya TULIS ilmiah dupak tenaga kesehatan.pptx
wayandarsana
 
Modul mpi 6 (KTI) DI BIDANG PELAYANAN ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
Modul mpi 6 (KTI) DI BIDANG PELAYANAN ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT Modul mpi 6 (KTI) DI BIDANG PELAYANAN ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
Modul mpi 6 (KTI) DI BIDANG PELAYANAN ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
WiandhariEsaBBPKCilo
 
TUGAS PPT TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH (KELOMPOK E).pdf
TUGAS PPT TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH (KELOMPOK E).pdfTUGAS PPT TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH (KELOMPOK E).pdf
TUGAS PPT TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH (KELOMPOK E).pdf
Muhammadagungrizkyag
 
Karangan Ilmiah
Karangan IlmiahKarangan Ilmiah
Karangan Ilmiah
Isna Dwi Setianingsih
 
Presentasi Tri kusnanto
Presentasi Tri kusnantoPresentasi Tri kusnanto
Presentasi Tri kusnantoTri Kusnanto
 
M6 kb2
M6 kb2M6 kb2
M6 kb2
PPGhybrid3
 
B. indonesia part2
B. indonesia part2B. indonesia part2
B. indonesia part2
Ridho D'vhavoline
 
PPt B INdo Karya Ilmiah Kelompok 2.pptx
PPt B INdo Karya Ilmiah Kelompok 2.pptxPPt B INdo Karya Ilmiah Kelompok 2.pptx
PPt B INdo Karya Ilmiah Kelompok 2.pptx
Fadhlanazmyh
 
pertemuan 1.pptx
pertemuan 1.pptxpertemuan 1.pptx
pertemuan 1.pptx
IkaFathatun1
 
Penulisan karya tulis ilmiah
Penulisan karya tulis ilmiahPenulisan karya tulis ilmiah
Penulisan karya tulis ilmiah
eli priyatna laidan
 
Pelatihan KTI El Haqqa kepada GuruPelatihan KTI El Haqqa kepada Guru
Pelatihan KTI El Haqqa kepada GuruPelatihan KTI El Haqqa kepada GuruPelatihan KTI El Haqqa kepada GuruPelatihan KTI El Haqqa kepada Guru
Pelatihan KTI El Haqqa kepada GuruPelatihan KTI El Haqqa kepada Guru
PhiPhi63
 
Kelompok4 131128183730-phpapp01
Kelompok4 131128183730-phpapp01Kelompok4 131128183730-phpapp01
Kelompok4 131128183730-phpapp01Kimenus Wenda
 
Makalah Metode Ilmiah dan Non Ilmiah.pdf
Makalah Metode Ilmiah dan Non Ilmiah.pdfMakalah Metode Ilmiah dan Non Ilmiah.pdf
Makalah Metode Ilmiah dan Non Ilmiah.pdf
wafieuuu04
 
4. panduan penulisan ilmiah
4. panduan penulisan ilmiah4. panduan penulisan ilmiah
4. panduan penulisan ilmiah
Noorsafuan Che Noh
 
Tugas BI 1 KARANGAN&BAGIAN SURAT
Tugas BI 1 KARANGAN&BAGIAN SURATTugas BI 1 KARANGAN&BAGIAN SURAT
Tugas BI 1 KARANGAN&BAGIAN SURATMelly Gunawan
 
Tulisan 3 karangan ilmiah
Tulisan 3 karangan ilmiahTulisan 3 karangan ilmiah
Tulisan 3 karangan ilmiahMelly Gunawan
 

Similar to Mi. 6 epid ahli (20)

Mi 8 KTI
Mi 8 KTIMi 8 KTI
Mi 8 KTI
 
Makalah ilmiah education
Makalah ilmiah educationMakalah ilmiah education
Makalah ilmiah education
 
KTI.pptx
KTI.pptxKTI.pptx
KTI.pptx
 
Karya ilmiah dan non ilmiah
Karya ilmiah dan non ilmiahKarya ilmiah dan non ilmiah
Karya ilmiah dan non ilmiah
 
Karya TULIS ilmiah dupak tenaga kesehatan.pptx
Karya TULIS ilmiah dupak tenaga kesehatan.pptxKarya TULIS ilmiah dupak tenaga kesehatan.pptx
Karya TULIS ilmiah dupak tenaga kesehatan.pptx
 
Modul mpi 6 (KTI) DI BIDANG PELAYANAN ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
Modul mpi 6 (KTI) DI BIDANG PELAYANAN ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT Modul mpi 6 (KTI) DI BIDANG PELAYANAN ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
Modul mpi 6 (KTI) DI BIDANG PELAYANAN ASUHAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
 
TUGAS PPT TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH (KELOMPOK E).pdf
TUGAS PPT TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH (KELOMPOK E).pdfTUGAS PPT TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH (KELOMPOK E).pdf
TUGAS PPT TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH (KELOMPOK E).pdf
 
Karangan Ilmiah
Karangan IlmiahKarangan Ilmiah
Karangan Ilmiah
 
Presentasi Tri kusnanto
Presentasi Tri kusnantoPresentasi Tri kusnanto
Presentasi Tri kusnanto
 
M6 kb2
M6 kb2M6 kb2
M6 kb2
 
B. indonesia part2
B. indonesia part2B. indonesia part2
B. indonesia part2
 
PPt B INdo Karya Ilmiah Kelompok 2.pptx
PPt B INdo Karya Ilmiah Kelompok 2.pptxPPt B INdo Karya Ilmiah Kelompok 2.pptx
PPt B INdo Karya Ilmiah Kelompok 2.pptx
 
pertemuan 1.pptx
pertemuan 1.pptxpertemuan 1.pptx
pertemuan 1.pptx
 
Penulisan karya tulis ilmiah
Penulisan karya tulis ilmiahPenulisan karya tulis ilmiah
Penulisan karya tulis ilmiah
 
Pelatihan KTI El Haqqa kepada GuruPelatihan KTI El Haqqa kepada Guru
Pelatihan KTI El Haqqa kepada GuruPelatihan KTI El Haqqa kepada GuruPelatihan KTI El Haqqa kepada GuruPelatihan KTI El Haqqa kepada Guru
Pelatihan KTI El Haqqa kepada GuruPelatihan KTI El Haqqa kepada Guru
 
Kelompok4 131128183730-phpapp01
Kelompok4 131128183730-phpapp01Kelompok4 131128183730-phpapp01
Kelompok4 131128183730-phpapp01
 
Makalah Metode Ilmiah dan Non Ilmiah.pdf
Makalah Metode Ilmiah dan Non Ilmiah.pdfMakalah Metode Ilmiah dan Non Ilmiah.pdf
Makalah Metode Ilmiah dan Non Ilmiah.pdf
 
4. panduan penulisan ilmiah
4. panduan penulisan ilmiah4. panduan penulisan ilmiah
4. panduan penulisan ilmiah
 
Tugas BI 1 KARANGAN&BAGIAN SURAT
Tugas BI 1 KARANGAN&BAGIAN SURATTugas BI 1 KARANGAN&BAGIAN SURAT
Tugas BI 1 KARANGAN&BAGIAN SURAT
 
Tulisan 3 karangan ilmiah
Tulisan 3 karangan ilmiahTulisan 3 karangan ilmiah
Tulisan 3 karangan ilmiah
 

More from BidangTFBBPKCiloto

Etika Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
Etika Tim Penilai Jabatan Fungsional KesehatanEtika Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
Etika Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
BidangTFBBPKCiloto
 
Pengorganisasian Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
Pengorganisasian Tim Penilai Jabatan Fungsional KesehatanPengorganisasian Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
Pengorganisasian Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
BidangTFBBPKCiloto
 
Kebijakan Jabatan Fungsional Kesehatan
Kebijakan Jabatan Fungsional KesehatanKebijakan Jabatan Fungsional Kesehatan
Kebijakan Jabatan Fungsional Kesehatan
BidangTFBBPKCiloto
 
Bahan kabid kebijakan pengembangan jfk
Bahan kabid kebijakan pengembangan jfkBahan kabid kebijakan pengembangan jfk
Bahan kabid kebijakan pengembangan jfk
BidangTFBBPKCiloto
 
Evaluasi ns 15 dan persiapan ns 16
Evaluasi ns 15 dan persiapan ns 16Evaluasi ns 15 dan persiapan ns 16
Evaluasi ns 15 dan persiapan ns 16
BidangTFBBPKCiloto
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
BidangTFBBPKCiloto
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
BidangTFBBPKCiloto
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
BidangTFBBPKCiloto
 
4. langkah pendampingan ns
4. langkah pendampingan ns4. langkah pendampingan ns
4. langkah pendampingan ns
BidangTFBBPKCiloto
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
BidangTFBBPKCiloto
 
Pelayanan kefarmasian di pkm
Pelayanan kefarmasian di pkmPelayanan kefarmasian di pkm
Pelayanan kefarmasian di pkm
BidangTFBBPKCiloto
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
BidangTFBBPKCiloto
 
Tips dalam memfasilitasi memberdayakan (1) (1)
Tips dalam memfasilitasi memberdayakan (1) (1)Tips dalam memfasilitasi memberdayakan (1) (1)
Tips dalam memfasilitasi memberdayakan (1) (1)
BidangTFBBPKCiloto
 
Peran fasilitator (1)
Peran fasilitator (1)Peran fasilitator (1)
Peran fasilitator (1)
BidangTFBBPKCiloto
 
Konsep dasar stbm
Konsep dasar stbmKonsep dasar stbm
Konsep dasar stbm
BidangTFBBPKCiloto
 
Materi pembekalan ns team 2021 manajemen pkk
Materi pembekalan ns team 2021 manajemen pkkMateri pembekalan ns team 2021 manajemen pkk
Materi pembekalan ns team 2021 manajemen pkk
BidangTFBBPKCiloto
 
Perencanaan penanganan korban bencana
Perencanaan penanganan korban bencanaPerencanaan penanganan korban bencana
Perencanaan penanganan korban bencana
BidangTFBBPKCiloto
 
Triase ns
Triase nsTriase ns
Transportasi pasien ns
Transportasi pasien nsTransportasi pasien ns
Transportasi pasien ns
BidangTFBBPKCiloto
 
Penatalaksanaan pasien trauma ns
Penatalaksanaan pasien trauma nsPenatalaksanaan pasien trauma ns
Penatalaksanaan pasien trauma ns
BidangTFBBPKCiloto
 

More from BidangTFBBPKCiloto (20)

Etika Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
Etika Tim Penilai Jabatan Fungsional KesehatanEtika Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
Etika Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
 
Pengorganisasian Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
Pengorganisasian Tim Penilai Jabatan Fungsional KesehatanPengorganisasian Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
Pengorganisasian Tim Penilai Jabatan Fungsional Kesehatan
 
Kebijakan Jabatan Fungsional Kesehatan
Kebijakan Jabatan Fungsional KesehatanKebijakan Jabatan Fungsional Kesehatan
Kebijakan Jabatan Fungsional Kesehatan
 
Bahan kabid kebijakan pengembangan jfk
Bahan kabid kebijakan pengembangan jfkBahan kabid kebijakan pengembangan jfk
Bahan kabid kebijakan pengembangan jfk
 
Evaluasi ns 15 dan persiapan ns 16
Evaluasi ns 15 dan persiapan ns 16Evaluasi ns 15 dan persiapan ns 16
Evaluasi ns 15 dan persiapan ns 16
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
 
4. langkah pendampingan ns
4. langkah pendampingan ns4. langkah pendampingan ns
4. langkah pendampingan ns
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
 
Pelayanan kefarmasian di pkm
Pelayanan kefarmasian di pkmPelayanan kefarmasian di pkm
Pelayanan kefarmasian di pkm
 
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521Pelayanan kefarmasian di pkm   ciloto  050521
Pelayanan kefarmasian di pkm ciloto 050521
 
Tips dalam memfasilitasi memberdayakan (1) (1)
Tips dalam memfasilitasi memberdayakan (1) (1)Tips dalam memfasilitasi memberdayakan (1) (1)
Tips dalam memfasilitasi memberdayakan (1) (1)
 
Peran fasilitator (1)
Peran fasilitator (1)Peran fasilitator (1)
Peran fasilitator (1)
 
Konsep dasar stbm
Konsep dasar stbmKonsep dasar stbm
Konsep dasar stbm
 
Materi pembekalan ns team 2021 manajemen pkk
Materi pembekalan ns team 2021 manajemen pkkMateri pembekalan ns team 2021 manajemen pkk
Materi pembekalan ns team 2021 manajemen pkk
 
Perencanaan penanganan korban bencana
Perencanaan penanganan korban bencanaPerencanaan penanganan korban bencana
Perencanaan penanganan korban bencana
 
Triase ns
Triase nsTriase ns
Triase ns
 
Transportasi pasien ns
Transportasi pasien nsTransportasi pasien ns
Transportasi pasien ns
 
Penatalaksanaan pasien trauma ns
Penatalaksanaan pasien trauma nsPenatalaksanaan pasien trauma ns
Penatalaksanaan pasien trauma ns
 

Recently uploaded

pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdfpemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
fuji226200
 
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.pptPPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
WewikAyuPrimaDewi
 
MINGGU 03_Metode Consistent Deformation (1).pdf
MINGGU 03_Metode Consistent Deformation (1).pdfMINGGU 03_Metode Consistent Deformation (1).pdf
MINGGU 03_Metode Consistent Deformation (1).pdf
AlmaDani8
 
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
TeguhWinarno6
 
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahirPPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
yardsport
 
Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptxBahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
dwiagus41
 
Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptxTugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
SunakonSulistya
 
Uji Akurasi klasifikasi - Confusion Matrix.pptx
Uji Akurasi klasifikasi - Confusion Matrix.pptxUji Akurasi klasifikasi - Confusion Matrix.pptx
Uji Akurasi klasifikasi - Confusion Matrix.pptx
NurlinaAbdullah1
 
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay..."Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
Muhammad Nur Hadi
 
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docxtemplate undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
ansproduction72
 
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipaMateri pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
sarahshintia630
 
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docxCONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
WagKuza
 

Recently uploaded (12)

pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdfpemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
pemenuhan SKP dokter 552024 surabaya.pdf
 
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.pptPPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
PPT PERTEMUAN VALIDASI DAN EVALUASI USIA PRODUKTIF DAN LANSIA.ppt
 
MINGGU 03_Metode Consistent Deformation (1).pdf
MINGGU 03_Metode Consistent Deformation (1).pdfMINGGU 03_Metode Consistent Deformation (1).pdf
MINGGU 03_Metode Consistent Deformation (1).pdf
 
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
JAWABAN PMM. guru kemendikbud tahun pelajaran 2024
 
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahirPPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
PPT TAP KEL 3.pptx model pembelajaran ahir
 
Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptxBahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
Bahan_Ajar_Pelatihan Inda SKLNP_Tahunan_2024-1.pptx
 
Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptxTugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
Tugas DIT Supervisor K3 - Sidik Permana Putra.pptx
 
Uji Akurasi klasifikasi - Confusion Matrix.pptx
Uji Akurasi klasifikasi - Confusion Matrix.pptxUji Akurasi klasifikasi - Confusion Matrix.pptx
Uji Akurasi klasifikasi - Confusion Matrix.pptx
 
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay..."Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
"Jodoh Menurut Prespektif Al-Quran" (Kajian Tasir Ibnu Katsir Surah An-Nur ay...
 
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docxtemplate undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
template undangan Walimatul Khitan 2 seri.docx
 
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipaMateri pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
Materi pokok dan media pembelajaran ekosistem ipa
 
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docxCONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
CONTOH CATATAN OBSERVASI KEPALA SEKOLAH.docx
 

Mi. 6 epid ahli

  • 1. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA IABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN - JENJANG AHLI MATERI INTI.6 KARYA TULIS/ KARYA ILMIAH DI BIDANG EPIDEMIOLOGI/ KESEHATAN I. DESKRIPSI SINGKAT Menulis karya ilmiah merupakan tugas yang tak dapat ditinggalkan oleh seorang pemangku jabatan fungisonal kesehatan. Kepiawaian seseorang dalam menulis dapat terasah bila ia rajin melakukannya. Membuat karya ilmiah pada pemangku jabatan fungsional kesehatan merupakan salah satu kegiatan pokok yang mempunyai nilai kredit yang relatif tinggi. Karya ilmiah yang diciptakan selain dalam bentuk suatu model dan juga harus dituangkar-r dalam bcntuk tulisan atau disebut juga karya tulis. Sebagai seorang profesional tentunya pemangku jabatan fungsional harus memahami berbagai bentuk karya tulis dar-r terlebih lagi bagi tim penilai jabatan fungsional harus benar-berrar memahami apakah tulisan yang dinilai merupakan suatu karya ilmiah yang murni, oleh karena itu pada modul ini akan diawali dengan membahas tentang filosofi ilmu pengetahuan. Berdasarkan filosofi tersebut akar-r dibahas ciri-ciri berbagai jenis karya tulis baik dalam bentuk resensi, laporan buku, skripsi, tesis, disertasi, artikel, makalah, berita, laporan penelitian dan essei. II. TUIUAN PEMBELAIARAN: A. Tujuan Pembelajaran Umum: Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu rnembuat karya tulis B. Tuiuan Pembelaiaran Khusus: Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu: 1,. Menjelaskan tentang karya tulis dan jenis-jenisnya. 2. Menerapkan prinsip-prinsip dan teknik penulisan tulis/ilmiah. 3. Membuat karya tulis. III.POKOK BAHASAN Pokok bahasan rnateri ini meliputi: Pokok bahasan 1. Karya Tulis dan Jenisnya karya KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2o11 405
  • 2. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN - JENIANG AHLI Sub Pokok Bahasan: a. Karya tulis / ilmiah b. Penerjemahan c. Critical appraisal Pokok bahasan 2. Prinsip-prinsip dan teknik penulisan karya tulis Sub Pokok Bahasan: a. Prinsip-prinsip penulisan karya ilmiah b. Teknik penulisan karYa ilmiah Pokok bahasan 3. Teknik penulisan karya tulis IV.METODE . CTJ . Curah per"rdapat . Mind Mapping o Latihan menulis karya tulis V. MEDIA DAN ALAT BANTU o Bahan tayangan (SliLle Ttower Ttoirtt) . Laptop . LCD . Flipchart . Whiteboard . Spidol (ATK) o Contoh-contoh karya tulis/ ilmiah VI. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN Pada sesi "Karya Tulis Bidang Kesehatan", san)dara akan mempelajari 3 (tiga) pokok bahasan. Berikut ini merupakan pedoman bagi fasilitator dan peserta dalam melaksanakan pembelajaran. Langkah 1. Kegiatan fasilitator Agar substansi ini dapat dipahami sepenuhnya oleh peserta ciptakan suasana belajar yang rileks dan menyenangkan serta suasana yang dapat memotivasi peserta untuk mengikuti sesi ini. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada sesi ini dan menggali pengetahuan peserta tentang jenis-fenis karya tulis dan prinsip penilaiannya. Langkah 2. Pokok bahasan L. KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2oll 406
  • 3. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN - JENJANG AHLI Dari 3 pokok bahasan yang direncanakan akan disampaikan kepada peserta terlebih dahulu mernpertimbangkan pokok bahasan yang telah dipahami peserta. Untuk pokok bahasan tersebut cukup hanya sekilas saja disampaikan. Tetapi jika sebagian besar peserta belum memahaminya atau mengetahuinya setiap pokok bahasan disampaikan secara menyeluruh. Untuk pokok bahasan definisi dan jenis-fenis karya tulis fasilitator dengan metode brain storming menuliskan apa yang telah diketahui peserta. Di akhir satu pokok bahasan fasilitator hanya melengkapi apa yang telah dikemukakan oleh peserta tentang definisi dan jenis-jenis karya tulis. Untuk mempermudah tayangkan skema jenis-jenis karya tulis yang pada garis besarnya dibedakan dalam 2 klasifikasi, yaitu fiksi dan non fiksi. Langkah 3. Pokok bahasan 2, 3 Peserta adalah pemangku jabatan fungsional yang salah satu butir kegiatannya aclalah membuat karya tulis ilmiah. Jadi untuk memberikan masukan pokok bahasan outline dari jer-ris-jenis karya tulis dan batasan isi tiap jenis karya tulis, peserta dibagi dalam 3 kelompok untuk mendiskusikannya dengan membedakan outline dari jenis karya tulis ilmiah, artikel, resensi dan berita. Setelah seluruh pokok bahasan ini disampaikan peserta diberi tugas untuk membuat dan menilai suatu karya tulis. Tiap 2 orang peserta menilai satu karya tulis dari jenis resensi, laporan, artikel, makalah, berita, buku panduan textbook, buku pegangan dan laporan penelitian. Pada penugasan ini peserta diminta bila menemukan kekurangan atau kebenaran penyusunan karya tulis disebutkan dan bagian mana kekurangannya dan bila menilai baik rnengapa saudara rnenilai baik. Pada langkah ini fasilitator selain memberikar"r ketrampilan pada peserta juga dapat menilai kemampuan peserta setelah mendapatkan masukan tentang jenis-jenis karya tulis dan penilaiannya. Langkah 4. Penutup Berdasarkan penilaian l'rasil penugasan fasilitator memberikan ulasan tentang hasil tersebut dan hal-hal yang perlu mendapat perhatian khusus dalam mengenali karya tulis dan penilaiannya dengan kalimat yang relatif singkat. Dan ulasan ini juga dapat merupakan kesimpulan dari sesi ir-ri. KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2o11 407
  • 4. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN - JENJANG AHLI VII.URAIAN MATERI Pokok Bahasan 1. KARYA TULIS DAN JENISNYA a. Karya tulis/ilmiah Pengertian karya tulis / ilmiah: 1) Karya ilmiah adalah tulisan tentang ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Fakta dapat berasal dari pengamatan, uji laboratorium, studi pustaka, wawancara, angket. (Rosidi)' 2) Karya ilmiah adalah salah satu jenis karangan yang berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya, suatu karangan yang disusun berdasarkan penelitian, pengamatan ataupun peninjauan. Mernbahas masalah i".u.u obyektif sesuai fakta dengan menggunakan metode-metode ilmiah dengan bahasa yang benar, jelas, ringkas dan kemungkinan kecil salah tafsir. 3) Karya tulis ilmiah adalah karangau ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis berdasarkan pendekatan dan metode ilmiah yang dituiukan untuk kelompok pembaca tertentu' Dikatakan ilmiah karena memahami syarat sistematik, generalisasi, eksplanasi dan terkontrol. 4) Karya ilmiah ditulis dan disusun secara sistematis menurut aturan atau kaidah tertentu. Karya ilmiah harus didasarkan atas proses dan hasil berpikir ilmiah melalui penelitian. Proses berpikir ilmiah menempuh langkahJangkah tertentu yang disangga oleh 3 unsur pokok yakni pengajuan masalah, perumusan hipothesis dan verifikasi data; dan hasilnya ditulis secara sistematis menurut akuran-aturan metode ilmiah (Nana Suiana). 5) Karya ilmiah harus menggunakan bahasa ragam resmi, sederhana dan lugas, serta selalu digunakan untuk mengacu hal yang dibicarakan secara obYektif. fenis-jenis karya tuliy'ilmiah: 1) Makalah KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHA PUSDIKLAT APARATUR-2o1l 408 .TAN
  • 5. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN - JENJANG AHLI Makalah disampaikan pada kelompok tertentu dalam suatu pertemuan ilmiah, misalnya disampaikan dalam suatu seminar, symposium, lokakarya, konferensi maupun kongres. Juga dapat ditulis untuk melengkapi tugas-tugas di pendidikan formal. 2) Artikel Artikel ditulis untuk pembaca tertentu, misalnya untuk dimuat dalam majalah ilmiah. Bila ditujukan untuk orang awam, biasanya disajikan secara popular dan dimuat pada surat kabar ataupun majalah. 3) Kertas Keria Adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan sesuatu berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris obyektif; analisis dalam kertas kerja lebih serius daripada analisis dalam makalah. 4) Komentar Karya ilmiah berupa pendapat terhadap berbagai kejadian/pernyataan, kebijaksanaan atau fenomena yang terjadi di masyarakat. 5) Resensi . Adalah tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku. o Tuiuan resensi (Gorys Keraf) adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau karya tulis itu patut mendapat sambutan dari masyarakat. 5) Skripsi, tesis dan disertasi Ketiga jenis karangan ilmiah ini ditulis untuk memperoleh pengakuan tingkat kesarjanaan di perguruan tinggi. Skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana (S1), Thesis untuk memperoleh gelar Master (S2) dan Disertasi untuk memperoleh gelar Doktor (S3), Istilah skripsi kadung disebut sebagai Tugas Akhir. Skripsi: o Karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat per-rulis berdasarkan pendapat orang lain yang harus didukung oleh dan fakta empiris obyektif. Tesis: Karya ilmiah yang bersifat lebih mendalam daripada skripsi; thesis akan mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri. a KEMENTERIAN KESEHATAN RI.BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 409
  • 6. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN - JENJANG AHLI a Thesis memperbincangkan pengujian terhadap suatu hipothesa yang biasanya ditulis oleh mahasiswa Pasca sarjana. 8) Studi kepustakaan Adalah penulisan karya ilmiah berdasarkan penelitian bibliografi secara siltematis ilmiah yang meliputi pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan dengan sasaran penelitian, pengorganisasian serta penyajian data-data. Disertasi: o Adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih dengan analisis terinci; yang mana dalil tersebut harus dipertahankan oleh penulisnya dari penguji. o Berisi temuan penulis sendiri; biasanya orisinil. 7) Kritik Adalah karya ilmiah berupa telaahan, dijelaskan kelebihan dan kekurangan dari karya tulis yang dikritik dan diikuti dengan pendapat pengkritik. Berisi: o Pendahuluan (ringkasan karya tulis yang dikritik) . Pembahasan: kelemahan dari karya ilmiah tadi dan pendapat pengkritik. o Kesimpulan dan Saran 9) Modul Adalah materi pelajarar-r yang disusun dan disajikan secara tertulis sedemikian rupa, sehingga pembacanya diharapkan dapat menyerap sendiri materi tersebut. KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM L0) Laporan ilmiah Laporan menjadi hal penting di perusahaan dan instansi pemerintah, karena merupakan dasar bagi kegiatan selanjutnya' Lupo.ur-, ada yang ditulis dalam jangka waktu tertentu, disebut sebagai lapoian periodik dan ada yang dibuat berdasarkan kebutuhan dan Permintaan. b. Penerjemahan salah satu kegiatan yang terdapat pada jabatan fungsional sebagai salah satu bentuk karya tulis adalah peneriamahan. Translqtion atau penerjemahan didefinisikan melalui berbagai cara dengan latar telakang teori dan pendekatan yang berbeda. Sebagai landasan PUSDIKLAT APARATUR-2oll 410 KESEHATAN
  • 7. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN - IENIANG AHLI digunakan definisi dari Catford (1965) yang n-renggunakan pendekatan kebahasaan dalam melihat kegiatan penerjernahan dan mendefinisikan sebagai berikut: mengganti bahasa teks dalam bahasa sumber dengan bahan teks yang sepadan dalam bahasa sasaran. Newmark (1988) rnendefinisikan penerjemahan adalah menerjemahkan makna suatu teks di dalam bahasa lain sesuai dengan yang dimaksudkan pengarang. Pada kedua definisi di atas terdapat arti "rnengganti" yang dimaksudkan adalah penerjemal-r menyampaikan kembali isi sebuah teks dalam bahasa lain. Penyampaian ini bukan sekedar kegiatar-r penggantian, karena penerjemah melakukan kornunikasi baru rnelalui hasil kegiatan komunikasi yang sudah ada yakni dalarn bentuk teks. Dalam komunikasi tersebut penerjemah melakukatr upaya membangun "jembatan makna" antara produsen teks sumber dan pembaca teks sasaran. Bila kita membaca terjemahan akan diketahui terdapat penerjemahan sebagai kegiatan penggantian bahasa, yang biasanya dilihat dari aspek bahasa Indonesia terasa kaku, misalnya dalam penulisan surat dalam bahasa Inggris pengirim suart di akhir surat penulisan:. Yours Fnithfully dengan nama pengirirn dibawahnya. Bila diartikan secara harfiah adalah Yours Faithfully sama artinya "Dengan sesungguhnya", sedangkan penerjemah lain dengan menggunakan pendekatan "jembatan makna" Your faiflrfully dimaksudkan dalam bahasa Indonesia yang lebih lazim sebagai "Hormat saya" yang terasa lebih enak dibaca. Penerjemahan vang terakhir sering disebut pergeseran bentuk. c. Critical Appraisal Pada dasarnya " critical appraisal" adalah merupakan karya ilmial-r yang merupakan hasil telaah /kritik terhadap karya tulis ilmiah seperti hasil penelitan (skripsi,thesis,desertasi) ,artikel epidemiologi, tulisan-tulisan ilmiah lain yang dimuat dalam jurnal,bulletin atau majalah ilmiah lainnya. Telaah/kritik tersebut disajikan secara tertulis dan seyogyanya di presentasikan di forum ilmiah untuk mendapatkan tanggapan dari pihak lain (penyanggah) terhadap kebenaran dari telaah/kritik tersebut. |adi dalam hal ini penyanggah juga perlu menuliskan hasil sanggahannya terhadap hasil telaah/kriktik tersebut, dan hasil sanggahan tersebut juga merupakan karya ilmiah. Hasil telaah /kritik tersebut akan menjelaskan kelemahan-kelemahan tulisan,kemungkinan ,uga ada beberapa hal yang merupakan KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 417
  • 8. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN -JENJANG AHLI kelebihan/keunggulan dari tulisan ilmiah tersebut. Setiap point yang di kritik harus dijelaskan dan diuraikan tingkat kesalahan/ kelemahan/ kekurangannya dengan mencantumkan hal-hal yang seharusnya dilakukan (" Gold Standar"). Untuk sebuah artikel epidemiologi / publikasi karya tulis ihniah , telaah kritik biasanya berisi kritik /telaah terhadap hal-hal sbb : a) Umum (Sistematika penulisan) b) Judul artikel c) Abstrak. d) lsi artikel: (1) Pendahuluan (2) Tuiuan penelitian (3) Hipothesis penelitian (4) Bahan dan cara/metodologi penelitian (5) Hasil penelitian (6) Pembahasan (7) Kesimpulan (8) Saran e) Daftar kepustakaan 0 Penutup selain mempelajari substansi artikel ,untuk memperoleh hasil telaah kritik yang tajam, kritikus dan penyanggah perlu rnenjawab pertanyaan-pertanyaan sbb: (a) why Mencakup telaah kritik terhadaP - Rationalc - Tujuan penelitian - Hipothesa penelitian (b) How Mencakup telaah kritik terhadaP: - Bentuk penelitian (terkait dengan jenis penelitian,desain penelitian) - Tempat dan waktu penelitian - Cara pelaksanaan penelitian (pengukuran variable penelitian, alat ukurnya) (c) Who Mencakup telaah kritik terhadaP: - Kriteria exclnsion dan inclusion (terkait criteria sample) - Sampel penelitian - BatasanfDefinisi Operational Dependen dan Independen Variabel KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2o11 4L2
  • 9. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA IABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN - JENJANG AHLI (d) what Mencakup telaah kritik terhadap: - Hasil penelitian (e) How many Mencakup telaah kritik terhadap Terkait hasil uji statistic (fl So What Mencakup telaah kritik terhadap: - Hasil akhir (dapat digeneralisasi atau tidak) - Saran penelitian lanjutan misalnya - Hal-hal lain yang diperlukan sebagai tindak lanjut Dari hasil kritik/telaah yang telah disajikar-r dalam bentuk tulisan tersebut, dari penyanggah perlu juga menyampaikan setiap point yang di kritik untuk dijelaskan dan diuraikan tingkat kesalahan/ kelemahan/ kekurangannya dengan mencantumkan hal-hal yang seharusnya dilakukan ("Gold Stnndar") terhadap hasil kritik tersebut. Penyanggah boleh lebih dari 1(satu) orang. Untuk dapat melakukan telaah/kritik dari artikel epiderniologi /karya tulis ilmiah harus dipal-rami terlebih dulu konsep rnetodologi penelitian dan atau teori penulisan karya tulis ilmiah secara mendalam. Hal yang paling prinsip dari telaah kritik (Criflcal appraisal) ini adalah kritikus maupun penyanggah kritik sarna-sama bertanggung jawab secara ilmiah terhadap setiap point yang ditcrnukan kelemahan/kekurangan dari artikel yang dibahas. Terlampir adalah contoh : Artikel epidemiologi ( asli dari publikasi ilmiah) Telaah kritik terhadap artikel epiderniologi Sanggahan-sanggahar-r terl-radap hasil telaah kritik artikel tersebut KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2oll 413
  • 10. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA IABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN - JENJANG AHLI Pokok Bahasan 2. PRINSIP-PRINSIP DAN TEKNIK PENULISAN KARYA ILMTAH a. Prinsip-Prinsip Penulisan Karya Ilmiah Dalam penulisan karya ilmiah beberapa prinsip yang perlu kita ketahui: 1) Etika dalam penulisan karya ilmiah Etika bagi seorang penulis ilmiah adalah memasukkan nilai-nilai moral din tanggung jawab ketika menggunakan komunikasi ilmiah dengan tujuan-tujuan mulia. Beberapa landasan etika: a) Penulls ilmiah harus akurat dalam menulis, penulis ilmiah harus betul-betul seksama. b) Penulis ilmiah harus iuiur dalam menulis. c) Penulis ilmiah harus menjunjung tinggi tanggung jawabnya; bekerja sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan' d) Penulis ilmiah tidak boleh mengganti fakta dengan dugaan' e) Penulis ilmiah tidak boleh menyembunyikan kebenarau dengan menggunakan dwimakna (ambiguitas). 0 Penulis ilmiah tidak boleh menggunakan ide orang lain tanpa member keterangan secara jelas. Penulis ihniah harus mencantumkan sumber informasi suatu Sagasan' g) Penulis ilmiah tidak boleh melanggar hak cipta. h) Penulis ilmiah tidak boleh berbohong dengan menp;acu data statistik. Penulis ilmiah yang memanipulasi data atau grafik, menggunakan uji statistic secara ceroboh dan tidak tepat atau sengaja mengubah sampel dikatakan tidak etis. i) Penllis ilmiah tidak boleh memasukkan dugaan pribadi dalam laporannya. Penulis ilmiah yang kurang obyektif dalam tulisannya disebut tidak etis. 2) Proses berpikir ilmiah a) Berpikir deduktif nerpikir deduktif rnerupakan sebagian dari berpikir ihniah. Logika deduktif rnerupakan salah satu unsur dari methode logiko hipotetiko verifikatif, dimana kita menarik kesimpulan daii pernyataan umum menuju Pernyataan-pernyataan khusus dengin menggunakan penalaran atas rasio. Hasil dari berpikir deduktif dapat digunakan untuk menyusull hipotesis, jakni .ry KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 4L4
  • 11. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN -JENJANG AHLI jawaban sementara yang masih perlu diuji atau dibuktikarr melalui proses keilmuan selanjutnya. b) Berpikir induktif Proses berpikir induktif adalah kebalikan dari berpikir deduktif, yakni pengambilan kesimpulan climulai dari pernyataan-pernyataan atau fakta-fakta khusus rnenuju kesimpulan yang bersifat umum. Proses berpikir induktif dirnulai dari fakta atau data khusus berdasarkan pengamatan di lapangan atau pengalaman empiris. Data dan fakta hasil pengamatan ernpiris disusun, diolah, dikaji, untuk kemudian ditarik maknanya dalam bentuk pernyataan atau kesimulan yang bersifat umum. Menaik kesimpulan umurn dari data khusus berdasarkan pengamatan tidak menggunakan rasio atau penalaran tetapi menggunakan cara lain, yakni menggeneralisasikan fakta melalui statistik. c) Berpikir ilmiah Berpikir ilmiah menggabungkan berpikir deduktif dengan berpikir induktif. Hipotesis diturunkan dari teori, kemudian diuji melalui verifikasi data secara ernpiris. Pengujian dengan jalan mengumpulkan dan menganalisa data yang relevan untuk menarik kesimpulan apakah hipotesis benar atau tidak. Cara berpikir seperti ini disebut metode logiko-hipotetiko- verifikatif. Berpikir ilmiah menghasilkan metode ilmiah menempuh langkahJangkah sebagai berikut : a) Merumuskan masalah Yakni mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab. Pertanyaan yang diajukan hendaknya mengandung banyak kemungkinan jawabannya. b) Mengajukan hipotesis, yakni jawaban sementara atau dugaan jawaban dari pertanyaan diatas. Dalarn menetapkan hipotesis kita harus berpaling kepada khasanah pengetahuan, artinya l-ripotesis diturunkan dari kajian teoritis penalaran cteduktif. c) Verifikasi data, artinya mengumpulkan data secara empiris kemudian mengolah dan menganalisis data untuk menguji benar tidaknya hipotesis. Hipotesis yang telah teruji KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2o11 41,5
  • 12. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN zuNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN - JENJANG AHLI merupakan jawaban definitive dari pertanyaan yang diajukan. d) Menarik kesimpulan, artinya menentukan jawaban- jawaban definitif dari setiap masalah yang diajukan atas dasar pembuktian atau pengujian secara empiris. Hipotesis yang tak teruji kebenarannya tetap harus disimpulkan dengan memberikan pertimbangan dan penjelasan faktor penyebabnya. Ada2 faktor penyebab yang utama: . Kesalahan verifikasi: instrument kurang tepat, sumber data keliru, tehnik pengolahan data kurang tepat. . Kekurang tajaman dalam menurunkan l-ripotesis atau bersumber pada teori yang belum mapan. Namun bila proses penurunan hipotesis telah terpenuhi dan verifikasi data telah memenuhi syarat, hipotesis tetap tidak terbukti kebenarannya dapat disimpulkan; tidak terdapat bukti-bukti yang kuat bahwa teori yang mendukung hipotesis dapat diaplikasikan dalam kondisi di tempat penelitian itu dilaksanakan. 3) 7 macam sikap ilmiah yang perlu dimiliki a) Sikap ingin tahu yang diwujudkan dengan selalu bertanya tentang berbagai hal, Apa? Mengapa ? Bagaimana kalau diganti dengan komponen yang lain? b) Sikap kritis direalisasikan dengan selalu mencari informasi sebanyak-banyaknya, baik bertanya pada nara sumber yang kompeten ataupun membaca. c) Sikap terbuka dinyatakan dengan selalu bersedia mendengarkan pendapat dan argumentasi orang lain. d) Sikap obyektif diperlihatkan dengan cara menyatakan apa adanya tanpa dibarengi oleh perasaan pribadi. e) Sikap rela menghargai karya orang lain yang diwujudkan dengan mengikuti dan menyatakan terima kasih atas karangan orang lain dan menganggapnya sebagai karya orisinal milik pengarang aslinya. 0 Sikap berani mempertahankan kebenaran yang diwujudkan dengan membela fakta atas hasil penelitiannya. g) Sikap menjangkau ke depan dibuktikan dengan sikap futuristic yatu berpandangan jauh, mampu membuat hipotesis dan membuktikannya, bahkan mampu menyusun suatu teori baru. KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2o1l 4L6
  • 13. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN - JENJANG AHLI 4) Syarat-syarat karya ilmiah Karya ilmiah adalah salah satu jenis karangan yang berisi serangkaian hasil pemikiran yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya. Suatu karangan dikatakan ilmiah bila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a) Karangan ini berdasarkan hasil penelitian. b) Pembahasan masalahnya obyektif sesuai dengan fakta. c) Karangan itu mengandung masalah yang sedang dicarikan pemecahannya. d) Baik dalam penyajian maupun dalam pemecahan lnasalah digunakan metode tertentu. e) Bahasa yang digunakan lengkap, tcrperinci, teratur dan cermat. 0 Bahasa yang digunakan hendaklah benar, jelas, ringkas dan tepat sehingga tidak terbuka kemungkinan bagi pembaca untuk salah tafsir. Melihat syarat-syarat diatas, seorang penulis karya ilmiah hendaklah memiliki keterampilan dan pengetahuan dalam bidang: a) Masalah yang sedang diteliti. b) Metode penelitian yang digunakan. c) Teknis menulis karangan ilmiah. d) Penguasaan bahasa yang baik. b. Teknik Penulisan Karya Ilmiah 1) Tahap-tahap penulisan karya ilmiah: a) Tahap persiapan r Pemilihan topik/masalah dan merumuskan masalah penelitian yang didefinisikan dengan jelas keluasan dan kedalamannya. o Studi pustaka untuk melihat apakah sudah ada penelitian serupa yang pernah dilakukan. o Merurnuskan hipotesis. Hipotesis adalah dugaan sementara tentang suatu fenomena tertentu yang akan diteliti. o Pembuatan kerangka penulisan. b) Tahap pengumpulan data: Langkah pertama yang harus ditempuh dalam pengumpulan data adalah mencari informasi dari kepustakaan mengenai hal- KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2O11 41-7
  • 14. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN zuNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN - JENJANG AHLI hal yang ada relevansinya dengan judul garapan. Disamping itu penyusun juga dapat memulai terjun ke lapangan: tetapi ingat sebelum terjun mintalah izin pada tuan rumah, baik pemda ataupun perusahaan, bila anda akan meneliti di perusahaan. c) Tahapanpengorganisasian: Data yang sudah terkumpul diseleksi dan diorganisir, dan digolongkan menurut jenis, sifat dan bentuknya. Data di olah dan dianalisis dengan teknik-teknik yang sudah ditentukan. jika penelitian bersifat kuantitatif, data diolah dan dianalisis dengan teknik statistik. d) Tahap penyuntingan: Disini konsep diperiksa mencakup pemeriksaan isi karya ilmiahnya, cara penyajian dan bahasa yang digunakan. e) Tahap penyajiar-r/pelaporan Dalam mengetik naskah hendaknya diperhatikan segi kerapihan dan kebersihan, perhatikan juga tata letak unsur- unsur dalam karya ilmiah, baik di kulit luar maupun didalam (daftar isi, daftar puska, halamaru dll). 2) Sistematikapenulisan Halaman Judul Lembar Pengesahan Kata pengantar Abstraksi Daftar isi Daftar tabel (bila ada) Daftar lampiran (bila ada) BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan masalah Tujuan penulisan Manfaat penulisan TINIAUAN PUSTAKA METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Populasi dan Sampel Teknik Pengumpulan Data Prosedur Penelitian PEMBAHASAN BAB II BAB III BAB IV KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2oI.1 418
  • 15. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN - JENJANG AHLI (Sub bab disesuaikan dengan butir-butir pertanyaan dalam masalah) BABV PENUTUP Kesimpulan Saran Daftar Pustaka Lampiran (instrument, paparan data, biodata dan foto) 3) Bahasa dalam karya tulis ilmiah a) Ejaan resmi karya ilmiah Sejak tanggal lT Agustus1972 ejaan yang dipakai adalah Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Ciri-ciri EYD: . Perubahan j,y, dj menjadi j, ni menjadi ny, ch menjadi kh, tj menjadi c, sjmenjadi sy. o Kata ulang harus ditulis dengan tanda hubung. o Kata majemuk ditulis terpisah tanpa tanda hubung. o Kata ganti ku, mu, kau dan nya ditulis digabungkan dengan kata yang mengikutinya. . Depan did an ke ditulis terpisah. o Kata si dan sang ditulis terpisah. r Partikel per yang berarti tiap-tiap, mulai, demi ditulis terpisah. b) Penulisan singkatan dan akronim Singkatan: Singkatan ialah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. . Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan atau pangkat diikuti dengan tar-rda titik. r Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf besar dan tidak diikuti dengan tanda titik. . Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. . Lambung kimia, singkatan satuan ukruan, takaran, timbangan dan mata uang tidak diikuti tanda titik. KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 4t9
  • 16. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA IABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN - JENJANG AHLI Akronim: Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai sebagai kata' Penulisan akronirn nama diri yang merupakan gabungan huruf awal deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf besar, misalnya : LAN, SIM. Penulisan akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata gabungan huruf dan suku kata dai deret kata ditulis dengin huruf awal Huruf Besar, misalnya: Litbang, Bapelkes, Puskesmas, Deplu. Penulisan akronim, yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata diri deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil, misalnya: pemilu, rapim, pimpro, tiang. Jika dianggap perlu membentuk akronim, hendaknya diperhatikan syarat-syarat berikut : o jumlah suku kata akronim jangan melebihi jumlah suku kata yang lazim pada kata Indonesia. o Akronim dibentuk dengan rnengindahkan keserasian kombinasi vocal dan konsonan yang sesuai dengan pola kata Indonesia Yang lazim. c) Penulisan angka dan lambang . Angka digunakan untuk menyatakan lambang bilangan atau nomor. Di dalarn tulisan lazim digunakan angka arab atau angka Romawi. Angka digunakan untuk menyatakan (i) ukuran panjang' be.It, lua" dan isi, (ii) satuan waktu, (iii) nilai uang dan (iv) kuantitas. Angka lazim digunakan untuk melambangkan nomor jalan' rumah, apartemen, atau kamar pada alamat' Angka digunakan juga untuk menomori bagian karangau dan ayat kitab suci. Menulis lambang bilangan dengan huruf, misalnya: Dua puluh 20 Sepertiga 1/a Menulii lambang bilangan tingkat dapat dilakukan dengan cara yang berikut misalnYa: Hamengku Buwono I a a a a KEMENTERIAN KESEHATAN RI.BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2o11 420
  • 17. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN - JEN}ANG AHLI Menulis lambang bilangan yang mendapat akhiran- an mengikuti cara yang berikut, misalnya: Tahun'90-an Lambang bilangan vang dapat dinyatakan dengan satu atau dua kata ditulis dengan huruf kecuali jika beberapa lambang bilangan digunakan secara berurutan, seperti dalam perincian dan pemaparan. Penulisan lambang bilangan pada awal kalimat harus dengan huruf. Penulisan angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dieja sebagian supaya lebih mudah dibaca. Penulisan bilangan tidak perlu dengan angka dan huruf sekaligus dalam teks kecuali di dalam dokumen resmi seperti akta dan kuitansi. Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, menulisnya harus tepat. d) Penulisan kutipan Menyisipkan kutipan dalarn sebuah karangan ilmiah c-liizinkan sepanjang mengikuti etika dan aturan yang berlaku. Tidak jarang pendapat, konsep dan hasil penelitian dikutip kernbali untuk dibahas, ditelaah, dikritik atau diperkuat. Dengan kutipan sebuah tulisan akan terkait dengan penemuan- pellemuan atau teori- teori yang ada. Namun peru diingat, kita mengutip apabila diperlukan. Kutipan langsung: Kutipan langsung merupakan pernyataan yang kita tulis dalam susunan kalimat aslinya tanpa rnengalami perubahan sedikitpun. Bahan yang kita kutip harus direproduksi tepat seperti apa adanya sesuai sumber, termasuk ejaan, tanda-tanda baca dan sebagainya. Kutipan langsung kadang-kadang memang diperlukan dengan tujuan untuk mempertahankan keaslian pernyataan itu. Seseorang mungkin mernbuat pernyataan otentik, yang bila disalin ke dalarn bentuk pernyataan yang lain akan kehilingan keotentikannya. Kutipan langsung tidak dapat dihindari rnengenai hal-hal berikut: . Mengutip peraturan-peraturan hukum, undang-undang, anggaran dasar, anggaran rumah tangga dan sebagainya. a a a a a a KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 42r
  • 18. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN - JENJANG AHLI o Mengutip peribahasa, sajak, dialog drama. . Mengutip beberapa landasan pikiran yang dinyatakan dalam kata-kata yang sudah Pasti. o Mengitup statement ilmiah dan mengutip ayat-ayat dari kita suci. Kutipan tidak langsung: Seorang ilmuwan dituntut untuk mampu menyatakan pendapat orang lain dalam bahasa ilmuwan sendiri. Kutipan iiduk iurgtung merupakan pengungkapan kembali maksud penulis dengan kata-katanya sendiri; iadi yang dikutip hanyalah pokok-pokok pikiran, atau ringkasan dan kesimpulan dari sebuah tulisan, kemudian dinyatakan dengan bahasanya sendiri. Mengutip dari kutiPan: Mengutip dari kutipan harus dihindari, tetapi dalam keadaan terpaksa, misalnya sulit menemukan sumber aslinya, mengutip dari kutipan bukanlah suatu pelanggaran. Apabila seorang penulis mengutip dari kutipan, ia harus bertanggung jawab terhadap ketidak tepatan dan ketidak telitian kutipan yang dikutip. Selain itu pengutip wajib mencantumkan dalam catatan kaki bahwa itu mengutip sumber itu dari sumber lain. Kedua sumber itu dituliskan dalam catatan kaki dengan dibubuhi keterangan "dikutip dara". 4) Kesalahan-kesalahan umum dalam menulis ilmiah a) Menulis kalimat yang tidak utuh. b) Menulis kalimat Yang rancu. c) Kesalahan urutan kata. d) Kesalahan pemakaian kata dan ungkapan penghubung' e) Kesalahan pemakaian kata depan. 0 Kesalahan pemakaian bentuk kata. g) Kesalahan PenyeraPan istilah. 5) Penulisan makalah ilmiah a) Makalah hasil berpikir deduktif Pada hakikatnya adalah tulisan yang membahas atau memecahkan suatu masalah atas dasar kajian teori dari khazanah ilmu pengetahuan. oleh karena itu, penulis makalah KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM PUSDIKLAT APARATUR-2oll 422 KESEHATAN
  • 19. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA IABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN - IENJANG AHLI harus mempelajari terlebih dulu permasalahannya dari sudut keilmuan. Teori, konsep, prinsip, hukum, postulat dan asumsi- asumsi dari keilmuan yang relevan dengan masalah yang akan dibahas harus dikuasai dan diketahui dengan baik. Makalah terdiri dari: o Latarbelakang o Permasalahan dan Hipotesis o Pembahasan masalah . Kesimpulan . Saran . Daftar pustaka b) Makalah hasil berpikir induktif Makalah yang dibuat atas dasar berpikir induktif dilakukar-r melalui pendeskripsian gejala dan peristiwa berdasarkan pengamatan di lapangan. Apa yang ditulis adalah fakta, gejala atau keadilan yang diamatinya di lapangan, kemudian diberi komentar dan pembahasan berdasarkan teori-teori yang berkaitan dengan hal yang diamatinya. Sistematika makalah sebagai berikut . Judul o Latar belakang . Permasalahan . Kesimpulan . Saran o Daftar pustaka c) Makalah hasil berpikir ilmiah Makalah hasil berpikir ilmiah adalah tulisan yang memaparkan proses dan hasil penelitian. Dengan demikian makalah berupa rangkuman suatu laporan hasil penelitian atau rangkuman skripsi, tesis, disertasi ditambah kornentar- komentar penulis makalah, baik terhadap metodologi var-rg digunakan maupun terhadap hasil yang diperolehnya. Makalah ini bisa berupa rangkuman laporan hasil penelitiar-r sendiri, bisa pula dari laporan hasil penelitian orang lain. Sistematika makalah: o Judul o Kata pengantar (ditulis oleh penyusun makalah) . Permasalahan . Kerangka pemikiran dan hipotesis . Metodologipenelitian KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2011 423
  • 20. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN -JENJANG AHLI . Hasil-hasil penelitian . Kesimpulan dan saran . Pembahasan kajian penulis makalah terhadap proses dan hasil-hasil penelitian yang dirangkumkan di atas. Kajian dapat mengemukakan beberapa kelemahan dan keuntungan temuan dari penelitian ini, kemungkinan pemanfaatannya, keterbatasannya, masalah yang muncul untuk dikaji dan diteliti lebih lanjut. . Daftar pustaka Pokok Bahasan 3. TEKNIK PENULISAN KARYA TULIS Strategi pemilihan topik, pembahasan topik dan iudul karya tulis / ilmiah 1) Pemilihan Topik Dalam pemilihan topik, Keraf menyatakary penyusun karya ilmiah lebih bak menulis sesuatu yang menarik perhatian dengan pokok persoalan yang benar-benar diketahui. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan: . Topik yang dipilih berada disekitar kita, baik disekitar pengalaman kita maupun pengetahuan yang kita kuasai. . Topik yang dipilih hendaknya yang paling menarik perhatian kita. . Topik yang dipilih terpusat pada suatu segi lingkup yang sempit dan terbatas. Hindari pokok masalah yang menyeret anda pada pengumpulan informasi yang beraneka ragam. . Topik yang dipilih memiliki data dan fakta yang obyektif. Hindari topik yang bersifat subyektif, seperti kesenangan atau angan- angan anda. . Topik yang dipilih harus anda ketahui prinsip-prinsip ilmiahnya walaupun serba sedikit. Artinya topik yang dipilih jangan hal baru bagi anda. . Topik yang dipilih harus memilih sumber acuan/ memiliki bahasa kepustakaan yang akan memberikan informasi tentang pokok masalah yang akan ditulis. Sumber kepustakaan dapat berupa buku, majalah, surat kabar, brosur, surat keputusan, situs web atau undang-undang. KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2o11 424
  • 21. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA IABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN - JENJANG AHLI 2) Pembahasan Topik Pembahasan topik disini ditekankan pada pembatasan topik. Jika topik sudah ditentukan dengan pasti sesuai dengan petunjuk, uji sekali lagi apakah topik itu sudah cukup sernpit dan terbatas atau masih terlalu umum dan mengambang. Teknik membatasi topik dapat dilakukan dengan pembuatan bagan pembatasan topik. Topik yang anda pilih tempatkan pada puncuk bagan, kemudian tariklah cabang-cabang ke bawah untuk menemaptkan narna kota tempat masalah akan digarap, seperti Jakarta, Medan, Bandunp; clst. Tariklah lagi ranting dari nama kota yar-rg Anda ketahui. Kalau pilihan Anda jatuh ke Bapelkes Cilandak, pikirkan hal apa yang lebih menarik perhatian Anda, apakah segi kualitas clan kuantitas kamar tidur atau resepsionis atau segi manajen"ren pelatihannya atau lainnya? Tariklah lagi garis anak-anak ranting ke bawah untuk menempatkan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan Bapelkes Cilandak. Jika pilihan Anda difokuskan ke masalah resepsionis, pikirkan kembali apakah hal itu sudah cukup spesifik. Bila masih terlalu umum/ rincilah lagi. Dengan demikian anda mempunyai suatu topik yang betul-betul khusus, spesifik dan sesuai dengan minat dan pengetahuan Anda. KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2o11 425
  • 22. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN - JENIANG AHLI Bapelkes Cilandak Ciloto Lrnh Abang Kamar tidur Resepsionis Pelatihan Pelat.teknis Penjenjangan Prajabatan Pim 3) Judul Karya llmiah Judul karya ilmiah yang baik rnempunyai ciri-ciri o Bersifat langsung, cakupannya terbatas. o Mencerminkan isi. . Mencakup permasalahan atau variable yang akan diuraikan. o Dapat mempunyai sub judul (anak judul). . Singkat, menarik dan jelas. o Berbentuk frase, bukan berbentuk kalimat. o Ditulis dengan huruf capital seluruhnya atau capital di setiap awal kata, kecuali kata depan dan tanpa tanda titik. Sebelum memperoleh judul yang tepat, kita dapat membuat beberapa judul tentative sampai kita menemukan judul yang paling sesuai dengan topik yang kita bahas. Contoh: Kesalahan Bahasa Penyiar di Stasiun RCTI fudul) Bahasa Indonesia Penyiar di Stasiun RCTI (judul) dibenahi? (sub judul) Perlukah Penutup Seorang pemangku jabatan fungsional kesehatan dituntut untuk mahir menulis karya ilmiah. Tak dapat disangkal kemahiran ini haruslah didasari oleh pengetahuan tentang karya ilmiah itu sendiri dan keraf inannya berlatih menulis. KEMENTERIAN KESEHATAN RI.BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-20ll 426
  • 23. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN -JENJANG AHLI Dalam modul ini dijelaskan beberapa pengertian tentang karya ilmiah, jenis karya ilmiah, prinsip penulisan dan strategi pemilihan judul. ]uga dijelaskan bagaimana menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan etika penulisan. Pemilihan judul menjadi penting, karena judul yang kurang gleget menyebabkan tak seorangpun berminat untuk membacanya. Modul ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran sangat karni harapkan agar modul ini dapat menjadi bahan belajar yang bermanfaat. VIII.REFERENSI Arifio Zaenal, E., 2006, Dasnr-Dasar Penulisan Knrya llniah, PT Grasindo, Jakarta. Hariwijaya dan Triton P.8., 2007, Teknik Purulisan Skripsi dnn Tesis, Oryza, Yogyakarta. Hariwijaya, M., 2006, Pedoman Teknis Penulisan Karya llmiah, Citra Pustaka, Yogyakarta. Imron Rosidi, 2005, Ayo, Senang Menulis Karya Tulis llmial, Media Pustaka, Jakarta. Pusdiklat, 2001, Kumpulan Makalah Pelatihan Karya Tulis Ihniah, ]akarta. Sujana, Nana, 200L, Tuntutan Penyusunan Karya llniah, Sinar Baru Algensindo, Bandung a a a a a a KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM KESEHATAN PUSDIKLAT APARATUR-2oll 427
  • 24. MODUL PELATIHAN PENGANGKATAN PERTAMA JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN - JENJANG AHLI Ix. LAMPIRAN LATIHAN : Critical APPtaisal 1. Peserta dibagi dalam kelompok dan masing-masing diberikan tulisan karya ilmiah yangsudah di publikasi. 2. Masing-masing kelompok diminta untuk melakukan penilaian /telaah kritik terhadap tulisan karya ilmiah tersebut mencakup hal- hal yang perlu dikritisi, a.l mencakup : a. Sistimatika penulisan b. ]udul c. Abstrak d. Pendahuluan e. Tujuan f. Hipothesispenelitian g. Metodologi h. Analisis statistik yg digunakan i. Hasil penelitian j. Pembahasan k. Kesimpulan 1. satan Catatan : Terhadap tulisan yang diberikan,kelompok menilai apakah tulisan tersebut sudah tepat sesuai kaidalt ilmiah ,jika belurtr sebaiknya bagaimana. 3. Mempresentasikan hasil penilaian /telaah kritik di depan kelas dan kelompok lain memberikan tanggapan /sanggahan' KEMENTERIAN KESEHATAN RI-BADAN PPSDM PUSDIKLAT APARATUR-20]-1 428 KESEHATAN