Orang bijak belajar dari kesalahan dan
kegagalan yang mereka lakukan, dan
kemudian berproses untuk kembali
menemukan jalur pencapaian tujuan hidup
mereka.
#ArtOfLife, #JustDoItRight and #FightImprovement #FA
Orang bijak belajar dari kesalahan dan
kegagalan yang mereka lakukan, dan
kemudian berproses untuk kembali
menemukan jalur pencapaian tujuan hidup
mereka.
#ArtOfLife, #JustDoItRight and #FightImprovement #FA
e-Book persentasi power point ini sebagai pelengkap untuk e-Book "semangat kerja yang konsusten". Isi e-Book presentasi ini dibuat untuk kebutuhan presentasi dan beberapa bagian memperkaya edisi e-Book nya
Emotionally Healthy Church: Menerima Karunia KeterbatasanJohan Setiawan
Emotionally Healthy Church: The Gift of Limit
Gereja yang Sehat secara Emosional: Menerima Karunia Keterbatasan
- Simptom-simptom
- Yesus dan Batas-batas
- Kisah Alkitab dan Batas-batas
- Belajar Mengenali Keterbatasan Saya
- Setia kepada Diri Anda yang Sebenarnya
- Keterbatasan dan Kedewasaan Emosi/Rohani
- Perawatan Diri dan Keterbatasan
- Melihat Tuhan Bekerja Melalui Keterbatasan-keterbatasan Kita
- Bersukacita dalam Keterbatasan-keterbatasan Membutuhkan Iman Kepada Kebaikan Tuhan
Apapun bisnis/profesi kita maka yang utama kita maulai adalah memperbaiki diri sendiri terlebih dahulu, bukan pada makeup tetapu pada "QALBU"nya terlebih dahulu agar semua menjadi terang benderang dan indah
Potensi diri adalah kemampuan dasar seseorang yang terpendam dan dapat dikembangkan melalui seperangkat proses. Cara menggali potensi diri adalah dengan memperdayakan, mengelola, atau melatih apa yang dimiliki seseorang secara optimal sehingga dapat mengeluarkan manfaat atau tujuan
e-Book persentasi power point ini sebagai pelengkap untuk e-Book "semangat kerja yang konsusten". Isi e-Book presentasi ini dibuat untuk kebutuhan presentasi dan beberapa bagian memperkaya edisi e-Book nya
Emotionally Healthy Church: Menerima Karunia KeterbatasanJohan Setiawan
Emotionally Healthy Church: The Gift of Limit
Gereja yang Sehat secara Emosional: Menerima Karunia Keterbatasan
- Simptom-simptom
- Yesus dan Batas-batas
- Kisah Alkitab dan Batas-batas
- Belajar Mengenali Keterbatasan Saya
- Setia kepada Diri Anda yang Sebenarnya
- Keterbatasan dan Kedewasaan Emosi/Rohani
- Perawatan Diri dan Keterbatasan
- Melihat Tuhan Bekerja Melalui Keterbatasan-keterbatasan Kita
- Bersukacita dalam Keterbatasan-keterbatasan Membutuhkan Iman Kepada Kebaikan Tuhan
Apapun bisnis/profesi kita maka yang utama kita maulai adalah memperbaiki diri sendiri terlebih dahulu, bukan pada makeup tetapu pada "QALBU"nya terlebih dahulu agar semua menjadi terang benderang dan indah
Potensi diri adalah kemampuan dasar seseorang yang terpendam dan dapat dikembangkan melalui seperangkat proses. Cara menggali potensi diri adalah dengan memperdayakan, mengelola, atau melatih apa yang dimiliki seseorang secara optimal sehingga dapat mengeluarkan manfaat atau tujuan
Percaya diri adalah keinginan setiap orang. namun didalam diri sebagian orang masih ada rasa ragu kepada diri sendiri. berikut ppt yang saya rangkum dari buku berjudul "Sembuh dari Minder n Pede Aja Kali"!
semata-mata ingin berbagi.. terimakasih kakak Ella Sofa atas buku inspiratifnya :D
Pesimis adalah kondisi pikiran yang melihat dunia ini selalu negatif. Memang tidak harus semuanya terlihat negatif, mungkin untuk aspek kehidupan yang lain seseorang menerima dengan positif, tetapi untuk aspek lainnya dia melihatnya dengan negatif. Artinya mungkin
ada seseorang yang pesimis hanya untuk sebagian aspek kehidupan lainnya.
Pesimis adalah kondisi pikiran yang melihat dunia ini selalu negatif. Memang tidak harus semuanya terlihat negatif, mungkin untuk aspek kehidupan yang lain seseorang menerima dengan positif, tetapi untuk aspek lainnya dia melihatnya dengan negatif. Artinya mungkin
ada seseorang yang pesimis hanya untuk sebagian aspek kehidupan lainnya.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
1. Merindui Kebahagiaan Hakiki
Kita patut bertanya kepada diri kita sendiri, adakah kita ini di antara orang yang bahagia?
Mungkin ada di antara kita pada ketika ini memiliki harta yang melimpah ruah, tetapi tidak
merasa bahagia. Ada pula yang memiliki kemasyhuran dan kedudukan yang tinggi, namun
tidak pernah merasa bahagia. Ada juga di antara kita yang amat terhormat di mata
masyarakat dan menjadi tokoh terkemuka, tetapi itu pun tidak membuatnya bahagia. Ada
juga yang cuba melancung ke luar negeri mengunjungi tempat-tempat yang indah tetapi
nyata kebahagiaan itu tidak juga menggamitnya
Kalau begitu, ternyata ukuran bahagia itu tidak terletak pada banyaknya harta, bukannya
pada jawatan dan kedudukan, bukan juga pada ketokohan seseorang dan juga bukan
dengan peluang melancung ke merata tempat. Lalu, di manakah kebahagiaan itu, dan
bagaimana pula kita dapat mengecapinya ?
Sebenarnya, kebahagiaan adalah bila seseorang mampu melakukan sesuatu yang
bermakna dan murni. Ia merupakan kekuatan batin yang memancarkan ketenangan dan
kedamaian, merupakan kurniaan Allah s.w.t yang membuat jiwa lapang dan bergembira.
Bahagia adalah kejernihan hati, kebersihan amal perbuatan dan keelokan rohani. Hal itu
merupakan kurniaan Allah s.w.t. yang diberikan kepada siapa saja yang melakukan
perbuatan terpuji.
Bahagia adalah rasa redha yang mendalam dan sikap qana'ah. Ia bukan barang dagangan
yang mampu dibeli di pasar walau sekaya mana pun kita, tetapi merupakan kurniaan Allah
s.w.t yang dianugerahkan kepada jiwa-jiwa yang terpilih.
Kebahagiaan itu adalah kelapangan jiwa; bahagia itu tatkala anda mampu membuat orang
lain senang hati, menguntumkan senyum di wajah, dan anda merasa gembira bila dapat
berbuat baik kepada sesama manusia dan merasa nikmat ketika anda mampu bersikap
baik kepada mereka.
Kebahagiaan adalah membuang jauh segala fikiran dan pandangan negatif dan mengisinya
dengan fikiran dan pandangan yang positif. Ia merupakan sebuah kekuatan yang mampu
menghadapi berbagai tekanan dan mampu memecah kebuntuan tanpa diperkuda emosi.
Kebahagian itu ada pada ilmu yang bermanfaat dan amal yang soleh, ada dalam
meninggalkan kebencian, kedengkian dan sikap tamak terhadap apa yang dimiliki orang
lain.
Bahagia itu terdapat dalam zikir dan ingat kepada Allah s.w.t, syukur kepada-Nya dan
memperelokkan ibadah kepada-Nya. Dan kebahagiaan hakiki adalah mendapat syurga dan
terselamat dari api neraka.
Catatan-catatan ringkas tentang kebahagiaan
Orang yang berbahagia adalah orang yang mengambil pelajaran dari orang lain dan orang
yang celaka adalah orang yang dijadikan pelajaran oleh orang lain.
Bahagia adalah jika anda senang untuk berbuat kebaikan, bukan dengan berbuat apa saja
yang anda senang.
2. Orang bahagia adalah orang yang mengambil pelajaran dari masa lalu dan berhati-hati
terhadap dirinya. Orang celaka adalah orang yang mengumpulkan harta untuk orang lain
dan bakhil untuk memberikan kebaikan walaupun kepada dirinya sendiri.
Orang bahagia ialah yang mendapat pengajaran dari pengalaman lalu, bersemangat pada
hari ini dan optimis tentang masa depan.
Kebahagiaan itu diperolehi dengan menjaga lisan.
Seseorang tidak akan mencapai kebahagiaan kecuali jika dia hidup merdeka, terbebas dari
kongkongan syahwatnya serta mampu menahan hawa nafsunya.
Kesungguhan anda dalam mencintai ketaatan, hati yang selalu anda hadapkan ke hadirat
Allah s.w.t , dan hadirnya hati ketika sedang beribadah adalah tanda kebahagiaan.
Kebahagiaan itu tidak boleh dibeli dengan harta walaupun ia sering dijual.
Petunjuk Kebahagiaan
Kebahagiaan memiliki tanda-tanda, sebagaimana disebutkan oleh Imam IbnulQayyim
rahimahullah. Beliau menyebutkan tiga perkara iaitu:
1. Jika mendapat nikmat, dia bersyukur.
2. Jika mendapat ujian, dia bersabar.
3. Jika berbuat dosa, dia beristighfar.
Untuk Mendapat Bahagia
Untuk mencapai kebahagiaan dan kejayaan adalah sebagai berikut, perhatikan perkara
berikut:
1. Beriman Kepada Allah s.w.t.
Tidak ada kebahagiaan tanpa iman kepada Allah s.w.t Kebahagiaan itu akan bertambah
seiring dengan bertambahnya iman seseorang kepada Allah s.w.t., dan akan berkurang
bersama dengan lemahnya iman kepada-Nya. Apabila iman semakin teguh maka makin
memuncak pula kebahagiaannya. Sebaliknya jika iman menjadi lemah, maka
jiwanya menjadi goncang dan fikirannya menjadi semakin negatif. Dia
akan berasa kehidupan ini amat pahit dan dia akhirnya ditimpa kebinasaan dalam
hidupnya.
2. Beriman kepada Kekuasaan Allah s.w.t
Orang yang beriman bahwa Allah s.w.t. adalah yang Maha Kuasa, tanpa had, maka dia
tidak akan dirundung duka. Dia tidak akan disapa kesedihan kerana dia mempunyai
tempat bersandar yang kuat ketika ditimpa ujian dan kesulitan.
3. 3. Beriman dengan Ketetapan Allah s.w.t
Iman dengan qadha' dan qadar akan menumbuhkan sikap redha dalam hati, kelapangan
jiwa dan ketenangan. Oleh kerana itu Nabi s.a.w bersabda, "Sungguh menakjubkan urusan
seorang mukmin, sesungguhnya seluruh urusannya adalah baik. Jika diberi nikmat maka dia
bersyukur dan itu adalah baik baginya. Dan jika ditimpa kesempitan, maka dia bersabar dan
itu pun baik baginya.” (HR Muslim)
4. Mencontohi Orang yang Berjaya
Yang dimaksudkan di sini adalah orang yang telah menaburkan jasa yang besar dan luar
biasa kepada umat manusia dan dia adalah orang yang beriman kepada Allah s.w.t. Yang
pertama dan utama adalah ikutan kita Rasulullah Muhammad s.a.w. Dengan mengikuti
jalannya, maka seseorang akan bahagia dan dengan meninggalkan petunjuk dan
sunnahnya, maka seseorang akan celaka.
5. Mengenali Hakikat Kehidupan
Hidup pasti akan berhadapan dengan masalah dan kesusahan dan pasti ada rintangan dan
ujian. Semua ini merupakan ketetapan dari Allah s.w.t terhadap manusia, supaya diketahui
siapakah yang lebih baik amalnya. Maka wajib bagi kita untuk mengenal hakikat hidup ini
dan menerima sebagaimana sepatutnya dan tidak melarikan diri untuk menghadapi
ketentuan Allah dengan ketentuan lainnya, menghadapi yang tidak kita senangi dengan
sesuatu yang dapat menghilangkannya. Mengetahui permasalahan ini bukan bererti
menyerah kalah dan putus asa, malah bersikap sebaliknya.
6. Mengubah Kebiasaan Negatif Kepada Positif
Doktor Ahmad Al-Bara' Al-Amiri mengatakan bahawa memulai kebiasaan baru yang bersifat
aqliyah (mampu digarap dan dipikirkan) itu tidaklah sukar, diperlukan hanya sekitar 21
hari. Dalam hari-hari tersebut kita berfikir, bermuzakarah, lalu berusaha untuk
mewujudkan kebiasaan baru itu, dan yang paling akhir kita bayangkan dengan jelas dan
sempurna bahwa diri kita telah menjadi seperti apa yang kita inginkan.
Jika kita berfikir bahwa kita telah menjadi orang baru sebagaimana yang kita kehendaki,
maka gambaran ini secara perlahan-lahan dan berperingkat akan menjadi suatu realiti. Hal
ini seperti diungkapkan bahwa "al hilmbittahallum wal ilm bitta'allum" sikap lembut dicapai
dengan selalu berusaha lembut dan ilmu itu diraih dengan belajar. (Durus nafsiyah
linnajahwattafawwuq)
7. Tujuan Yang Mulia
Ramai orang yang gagal kerana dia tidak mempunyai objektif dan tujuan tertentu untuk
dicapai. Ataupun mungkin dia mempunyai satu tujuan tetapi tujuannya bukan sesuatu
yang mulia dan tinggi menyebabkan ia tidak merasa bahagia tatkala berusaha
mendapatkannya. Sedangkan tujuan yang mulia akan menjadikan seseorang merasa
bahagia ketika sedang berusaha untuk mencapainya.
4. 8. Ringankan Derita
Orang hidup pasti mengalami musibah dan derita, namun tidak sepatutnya musibah itu
dianggap sebagai titik noktah kepada segalanya, dan jangan beranggapan bahwa hanya
dirinya seorang yang mendapat ujian hidup. Bahkan sepatutntya dia merasa ringan dengan
musibah dan tidak terlalu membesar-besarkannya.
9. Jangan Membuatkan Kita Resah Disebabkan Perkara-Perkara Kecil.
Ada sebahagian manusia merasa resah dan kalut dengan kejadian-kejadian biasa dan
lumrah dalam kehidupan seharian. Di antara mereka ada yang begitu sedih dengan
pecahnya piring atau gelas, saluran air atau kabel yang terputus, baju yang koyak dan lain-
lain yang sebenarnya perkara biasa sahaja.
10. Kebahagiaan Ada Pada Diri Anda
Jika bahagia itu ada pada diri kita, maka mengapa mesti mencarinya di tempat yang jauh.
Setiap manusia mempunyai kekuatan dan potensi untuk bahagia, tetapi kebanyakan
mereka tidak mahu melihatnya. Sebabnya adalah kerana dia tidak pernah memperhatikan
diri sendiri, tetapi sibuk melihat orang lain.
Kebahagiaan itu kadang-kadang ada di depan mata, tetapi kita tidak mengetahuinya,
sehingga terpaksa mencarinya dari tempat yang jauh dan semakin jauh. (Khalif Muttaqin)
Diadaptasi dari terjemahan dari buku: ‘Daliluka Ila As-Sa’adahAn-Nafsiyah’, Dept. Ilmiyah Darul
Wathan .