1. MENGUNGKAP MISTERI YA’JUJ DAN MA’JUJ
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Individu dalam Mata Pelajaran Aqidah Akhlak
Disusun oleh:
ALIEF AINURRAFIEQ AKHYAR
NIS: 1314. 10.004
PESANTREN PERSATUAN ISLAM 84
Jl. CIGANITRI NO.2
BANDUNG
2014M/ 1435H
2. i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur hanyalah Allah Swt Tuhan semesta alam yang dengan qudrah dan
inayah-Nya kita dapat memahami segalai syarat ilmu pengetahuan yang ditujukan oleh-Nya
kepada kita. Serta dengan qudrah dan inayah-Nya pula kita dikaruniai akal sebagai alat untuk
memahami segala ayat-ayat tentang kekuasaan-Nya yang semata-mata digunakan untuk
ketaatan kita kepada-Nya.
Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabiyyina wa Habibina
Muhammad Saw. Sebagai khatamun nabiyyin dan usawah hasanah bagi kita.
Alhamdulillah, penulis telah menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Setelah
menempuh berbagai kesulitan khususnya dalam menemukan sumber dan referensi materi
mengenai ya’juj dan ma’juj. Makalah ini berisi penjelasan dan pembahasan mengenai ya’juj
dan ma’juj yang didasarkan atas berbagai sumber-sumber berupa buku-buku yang penulis
temukan di perpustakaan.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penulis
mengharapkan kritikan dan saran yang konstruktif demi kesempurnaan makalah ini. Serta
penulis berharap pula mudah-mudahan makalah ini bermanfaat baik bagi penulis dan
umumnya bagi pembaca di lingkungan Pesantren Persatuan Islam 84 Ciganitri.
Bandung, September 2014
Alief Ainurrafieq A.
3. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1
C. Tujuan Pembahasan................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3
A. Siapakah Ya’juj dan Ma’juj ...................................................................................... 3
B. Kisah Ya’juj Ma’juj Menurut al-Quran dan al-Hadits .............................................. 4
BAB III PENUTUP............................................................................................................ 10
A. Kesimpulan................................................................................................................ 10
B. Saran ......................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 11
4. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Quran merupakan sebuah pedoman bagi umat Islam dalam menempuh
kehidupan di dunia. Yang pada hakikatnya dalam menempuh kehidupan dunia itu,
manusia berada pada pada koridor serta batas-batas Allah Swt. Namun bila dilihat
secara lebih jauh, al-Quran tidak hanya sebagai pedoman yang berisi aturan-aturan saja.
Lebih dari itu al-Quran berisi kisah-kisah yang menceritakan kehidupan para Rasul-rasul
Allah serta kehidupan sebelum lahirnya peradaban manusia yang kita alami
sekarang ini dan disebut sebagai zaman modern.
Hampir semua peradaban yang pada saat itu disebut sebagai zaman maju dan
peradaban yang melahirkan catatan sejarah dan orang-orang pada zaman sekarang ini
mtidak bisa melakukannya pun, semuanya tercantum dalam al-Quran. Seperti yang kita
ketahui bagaimana perjuangan para rasul Allah yang berjuang menegakkan agama
tauhid serta menyuruh mereka untuk beribadah kepada Allah, hal itu juga tercantum
dalam al-Quran.
Salah satu kisah yang menjadi perhatian sampai sekarang ini adalah kisah
Dzulkarnain. Dia bukan seorang nabi dan bukan pula seorang rasul. Akan tetapi
namanya diabadikan oleh Allah dalam al-Quran sebagai tokoh, pejuang dan teladan bagi
manusia yang hadir pada saat sekarang ini. Berbarengan dengan kisah Dzulkarnain, di
dalamnya pula diceritakan kisah ya’juj dan ma’juj. Siapakah sebenarnya ya’juj dan
ma’juj? Bagaimana penjelasan ya’juj dan ma’juj menurut al-Quran dan hadits?
Pernyataan yang berupa masalah diatas, akan penulis bahas dalam makalah ini
dengan judul “MENGUNGKAP MISTERI YA’JUJ DAN MA’JUJ”
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dapat penulis himpun dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Siapakah Ya’juj dan Ma’juj itu?
2. Bagaimana kisah Ya’juj dan Ma’juj menurut al-Qur’an atau hadits?
5. 2
C. Tujuan Pembahasan
Adapun tujuan pembahasan yang akan dijelaskan dalam makalah ini yaitu:
1. Menjelaskan tentang siapakah Ya’juj dan Ma’juj.
2. Menjelaskan bagaimana kisah Ya’juj dan Ma’juj menurut al-Quran dan
Hadits.
6. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Siapakah Ya’juj dan Ma’juj?
Menurur Royani Marhan, Ya’juj dan Ma’juj adalah segolongan manusia anak cucu
adam, keturunan dari bangsa Turki. Mereka adalah keturunan Yafits bin Nuh, slah satu
dari ketiga anak Nuh, yaitu: Ham, nenek moyang orang Habsyi/Afrika; Syam, nenek
moyang bangsa Arab, Persia, dan Romawi. Dan Yafits, nenek moyang bangsa Turki.
(Royani Marhan, Kiamat dan Akhirat, Jakarta: Erlangga, 2012:44)
Dalam sumber yang lain, Ya’juj dan Ma’juj adalah dua suku besar, masih termsuk
anak cucu Adam as. Berasal dari keturunan Yafits putra Nuh as dan mereka tidak hidup
di alam ghaib seperti para malaikat dan jin. Secara fisik, mereka berasal dari ras Turki,
Negara-negara tetngga mereka, anak keturunan mereka, dan yang serumpun dengan
mereka. Tidak ditemukan dalam atsar-atsar yang kontradiktif dengan ciri-ciri mereka
secara manusiawi. Maka dustalah siapa saja yang menentang dalil-dalil yang shahih ini.
(Dr. Syekh Abdurrahman bin Nashir al-Sa’di, Misteri Ya’juj dan Ma’juj, tahqiq oleh Dr.
Ahmad bin Abdurrahman al-Qadhi, Dar al-Naba, tt:13).
Menurut beliau identitas dan ciri-ciri Ya’juj dan Ma’juj tersebut didasarkan atas
dalil-dalil yang shahih, artinya ciri-ciri tersebut ditemukan dan dijelaskan oleh Allah
dalam al-Quran atau dijelaskan oleh Rasulullah Saw dalam hadats-haditsnya. Akan
tetapi beliau menjelaskannya dengan sangat detail sampai beliau menyebutkan
dimanakan tempat tinggal mereka.
Menurut beliau tempat tinggal asli mereka, dibagian utara benua asia, tepatnya di
Negara Mongolia dan bagian timur Turkistan. Mereka tetap berada di wilayah tersebut
dan tidak akan mampi keluar dari disebabkan adanya dinding Dzulkarnain yang
dipancang dengan kuat sejk bertahun-tahun lamanya.
Kisah Ya’juj dan Ma’juj juga tidak begitu jelas dalam al-Quran. karena di dalam al-
Quran tokoh yang menjadi pokok cerita adalah Dzulkarnainnya. Sebagai Iskandar
Makduni yang mempunyai cita-cita dan telah mewujudkan cita-citanya yaitu menyatuka
wilayah timur dan barat berada di bawah kekuasaannya. Sifat Ya’juj dan Makjuj adalah
7. kuat dan kejam serta berkali-kali menyerang penduduk yang berada diantara dua buah
gunung Armenia dan Azerbaijan. Bangsa Ya’juj dan Ma’juj itu dating menyerang
mereka, menghancurkan apa saja yang didapatinya dan membunuh siapa saja yang
dijumpainya. (Bey Arifin, Rangkaian Cerita dalam al-Quran, Bandung: Al-Ma’arif.
1986, Hal. 314)
Dalam sebuah artikel yang berjudul “Apa dan Siapa Dajjal dan Ya’juj Makjuj?”. Bahwa
Dajjal dan Ya’juj Makjuj mempunyai hubungan atau bias saja mempunyai sifat yang
sama. Maka al-Quran tidak pernah menyebut Dajjal, malah lebih menyebut Ya’juj dan
Makjuj. oleh karena Ya'juj waMa'juj itu nama suatu bangsa, maka tak seorangpun akan
merasa keberatan memakai nama itu. Bahkan sebenarnya, bangsa Inggris sendiri telah
memasang patung Ya'juj wa-Ma'jujdi depan Guildhall di London. Inilah sebabnya
mengapa Al-Qur'an hanya menggunakan nama Ya'juj wa-Ma'juj, dan tak menggunakan
nama Dajjalyang artinya pembohong. (Artikel mengenai Apa dan Siapa Dajjal dan
Yajuj Makjuj?, dibaca pada 15 September 2014, Hal. 6)
Ibnu Abbas RA berkata: ia terletak dipersimpangan Turki, berdekatan dengan
Armenia dan Azerbaijan. Sebagian besar ahli tafsir seperti al-Qurthuby, al-Baidhawy
dan al-Alusi mengutip perkataan ini dan memuatnya dalam karya tafsir mereka.
Adapula yang menyebutkan bahwa keberadaan Ya’juj dan Ma’juj beserta benteng
Dzulkarnain terletak di perbatasan antara Turki dan Rusia, berdekatand engan
pegunungan Kaukasus, pegunungan ini tingginya berkisar antara 1000-3000 meter.
Namun bagaimanapun juga pendapat-pendapat yang ada menurut masing-masing
ulama, hanyalah sebatas pertimbangan dan tidak dijadikan sebagai kebenaran yang
mutlak. Karena pada dasarnya baik dalam Quran ataupun haditd tidak dinyatakan
dengan jelas apakah Ya’juj dan Ma’juj itu makhluk yanng bukan manusia ataukah
masih dari jenis manusia. Kita hanya bisa mengatakan bahwa yang tahu adalah Allah
Swt. Kita hanya berikhtiyar dalam mencari tahu berdasarkan nash-nash al-Quran dan as-
Sunnah yang bersifat global.
4
B. Kisah Ya’juj dan Ma’juj menurut al-Quran dan al-Hadits
Berikut ini adalah beberapa ayat yang menjelaskan Ya’juj dan Ma’juj. Yaitu sebagai
berikut:
8.
Hingga apabila Dia telah sampai di antara dua buah gunung, Dia mendapati di
hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka
berkata: "Hai Dzulkarnain, Sesungguhnya Ya'juj dan Ma'juj itu orang-orang yang
membuat kerusakan di muka bumi, Maka dapatkah Kami memberikan sesuatu
pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara Kami dan mereka?".
Dzulkarnain berkata: "Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya
adalah lebih baik, Maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar
aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka. Berilah aku potongan-potongan
besi". hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu,
berkatalah Dzulkarnain: "Tiuplah (api itu)". hingga apabila besi itu sudah menjadi
(merah seperti) api, diapun berkata: "Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar aku
kutuangkan ke atas besi panas itu". Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka
tidak bisa (pula) melobanginya. Dzulkarnain berkata: "Ini (dinding) adalah rahmat
5
9. dari Tuhanku, Maka apabila sudah datang janji Tuhanku, Dia akan menjadikannya
hancur luluh; dan janji Tuhanku itu adalah benar". Kami biarkan mereka di hari
itu[893] bercampur aduk antara satu dengan yang lain, kemudian ditiup lagi
sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka itu semuanya. (QS Al-Kahfi [18]: 93-99)
Bila kita memperhatikan ayat di atas, yang dimaksud dengan tidak mengerti
pembicaraan artinya mereka mereka tidak bisa memahami bahasa orang lain, karena
bahasa mereka Amat jauh bedanya dari bahasa yang lain, dan merekapun tidak dapat
menerangkan maksud mereka dengan jelas karena kekurangan kecerdasan mereka.
Kemudian yang dimaksud dengan Ya'juj dan Ma'juj ialah dua bangsa yang membuat
kerusakan di muka bumi, sebagai yang telah dilakukan oleh bangsa Tartar dan Mongol.
Maka dengan demikian menurut penulis, Ya’juj dan Ma’juj adalah maish dari jenis
Manusia karena terdapat kata bangsa. Sementara dalam Kamus Bahasa Indonesia, yang
disebut dengan Bangsa adalah kesatuan dari orang-orang yg bersamaan asal keturunan,
adat, bahasa, dan sejarahnya, serta berpemerintahan sendiri (Depdiknas, Kamus Bahasa
Indonesia, Jakarta: Depdiknas. 2008, Hal. 132).
Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya'juj dan Ma'juj, dan mereka turun dengan cepat
dari seluruh tempat yang tinggi. Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (hari
berbangkit), Maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (mereka
berkata): "Aduhai, celakalah Kami, Sesungguhnya Kami adalah dalam kelalaian
tentang ini, bahkan Kami adalah orang-orang yang zalim". (QS Al-Anbiya [21]: 96-97)
عَ نَ أَ يبِ سعييدٍ اَ لُْ دير ي يِّ ر ي ضي اَ ه للَّ عن هم ع ي ن اَلنهيي بِّ صَ قَ ا ل يَ قُولُ اَلله تَ عا لَ يَ اَ
آ دمُ فَ ي قُولُ لَ به ي ك و س ع دي ك وا لْ ي رُ يَفِ يَ دي ك فَ ي قُولُ أَ خير ج بَ ع ث اَلنهاير قَ ا ل و ماَ
ب عثُ اَلنهايرَ قَ ا ل يَم نكَُيلِّ أَ ل فٍ تَي س ع يَمائ ةٍ وتي س عةً وتي سعي ين فَ عين دهُ يَ ي شيبُ اَلصهغييَُ (
6
10. وت ضعُ كَُلُّ ذَ ا ي ت حَ لٍ حَ ل ها وت رى اَلنها س سَُ كا رى و ما هَُ م بَيسُ كا رى ول ي ك ه نَ
ع ذا ب اَ ش ي ديدٌ )َ قَ الُوا يَ ا رسُو ل اَ وأ ي نا ذَ لي ك اَل وَا ي حدُ قَ ا ل أَ ب ي شرُوا فَ يإ ه ن يَمن كُ مَ
رجُلًً ويم ن يَ أ جُو ج و مأ جُو ج أَ ل فًا…
Dari Sa’id al-Khudriy r.a, berkata, telah bersabda Rasulullah: Allah swt berfirman
kepada Adam: “Wahai Adam.” Maka Adam menjawab: “Labbaika wa sa’daika wal
khairu fi yadaika (Aku sambut panggilan-Mu dengan senang hati dan kebaikan
semuanya di tangan-Mu).” Kemudian Allah subhanahuwata’ala berfirman:
“Keluarkan pasukan penghuni neraka.” Maka Adam bertanya: “Apa itu pasukan
penghuni neraka?” Allah subhanahuwata’ala berfirman: “Mereka dari setiap seribu
orang, sembilan ratus Sembilan puluh sembilan orang!” Maka ketika itu anak kecil
menjadi beruban, setiap yang hamil melahirkan apa yang dikandungnya, dan kamu
lihat orang-orang seakan-akan mabuk padahal mereka tidak mabuk, tetapi karena
adzab Allah subhanahuwata’ala yang sangat keras. Kemudian para sahabat bertanya:
“Siapa yang satu itu, wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “Bergembiralah
sesungguhnya penghuni neraka itu dari kalian satu dan dari Ya’juj wa Ma’juj
seribu….” (Ibnu Hajar al-Asqalany, Fathul Bari, juz 6 hal.382)
خط ب رسُولُ اَلله لَ د غية ع ق ربٍ فَ قا ل: يَإنهكُ م تَ قُولُو ن لَ عدُهو ويإنهكُ م لَ تَ زالُو نَ
ت قاتيلُو ن عدُوًّا حهتَّ يَ أ يتِ يَ أ جُوجُ و مأ جُوجُ يَ ع راضُ اَل وُجُويه يَ صغ ارُ اَل عُيُوين شَُ هبَُ
ال ي شِّ عا ي ف يَم نكَُيلِّ ح دبٍ يَ ن ي سلُو ن كأ ه ن وَُجُو ههُمُ اَل م جانُّ اَل مُط رق ةَُ
Rasulullah sallallahu’alaihi wassallam berkhutbah dalam keadaan jarinya
tersengat kalajengking. Beliau bersabda: “Kalian mengatakan tidak ada musuh.
Padahal sesungguhnya kalian akan terus memerangi musuh sampai datangnya Ya’juj
wa Ma’juj, lebar mukanya, kecil (sipit) matanya, dan ada warna putih di rambut atas.
7
11. Mereka mengalir dari tempat-tempat yang tinggi, seakan-akan wajah-wajah mereka
seperti perisai.” (HR. Ahmad)
ثُُه يَ ي سيُو ن حهتَّ يَ ن ت هُوا يَإ لَ ج بَيل اَ لُْ مير وهُ و ج بلُ بَ ي ي ت اَل م ق ي د ي س فَ ي قُولُو ن: لَ ق دَ
ق ت ل نا م ن يَفِ اَ لْ ر ي ض هلُمه فَ ل ن قتُ ل م ن يَفِ اَل ه س مايء. فَ ي رمُو ن بَينُ ه شايبِي م يَإ لَ اَل ه س مايءَ
ف ي رُدُّ اَللهُ عل ي يه م نَُ ه شاب هُ م مَ ضُوب ةً دمًا
“Kemudian mereka berjalan dan berakhir di gunung Khumar, yaitu salah satu gunung
di Baitul Maqdis. Kemudian mereka berkata: “Kita telah membantai penduduk bumi,
mari kita membantai penduduk langit.” Maka mereka melemparkan panah-panah dan
tombak-tombak mereka ke langit. Maka Allah subhanahuwata’ala kembalikan panah
dan tombak-tombak mereka dalam keadaan berlumuran darah.” (HR. Muslim)
يإذ أَ و حى اَللهُ يَإ لَ يَ عي سى يَإينِّّ قَ د أَ خ ر جتُ يَ ع بادًا يَلِ لََ يَ داين يَلْ حدٍ بَييق تايلِي م فَ حيِّر زَ
ي ع بايدي يَإ لَ اَلطُّوير وي ب عثُ اَللهُ يَ أ جُو ج و مأ جُو ج وهُ م يَم ن كَُيلِّ ح دبٍ يَ ن ي سلُو نَ
ف يمُرُّ أَ وائيلُهُ م عل ى بَُُ ي رية طَ ي بَيهة فَ ي ش ربُو ن ما فَيي ها و يَرُُّ آَ ي خرُهُ م فَ ي قُولُو ن لَ ق د كا نَ
يبِ ي ذيه مهرةً ماءٌ ويُُ صرُ نَ يبُّ يَ الله يَ عي سى وأ ص حابُهُ حهتَّ يَ كُو ن رأ سُ اَلثه وير يَلْ ح ي ديه مَ
خي رًا يَم ن يَمائ ية يَدي نارٍ يَلْ ح ي دكُمُ اَل ي و م فَ ي ر غَبُ نَ يبُّ يَ الله يَ عي سى وأ ص حابُهُ فَ يُ ري سلُ اَللهَُ
عل ي يهمُ اَلنه غ ف يَفِ يَرق ايبِي م فَ يُ صيبحُو ن فَ ر سى ك م و ي ت نَ فسٍ وا ي ح دةٍ ثَُُه يَ هيبطُ نَ يبَُّ
ي الله يَ عي سى وأ ص حابُهُ يَإ لَ اَ لْ ر ي ض فَ لً ي يَدُو ن يَفِ اَ لْ ر ي ض م و ي ض ع يَ ش بٍَ يَإلَهَ م لَ هَُ
ز هَُهُ م ون ت نُ هُ م فَ ي ر غبُ نَ يبُّ يَ الله يَ عي سى وأ ص حابُهُ يَإ لَ يَ الله فَ يُ ري سلُ اَللهُ طَ ي رًاََ
كأ ع نايق اَل بُ خ ي ت فَ ت حيملُهُ م فَ تط رحُهُ م حي ثُ شاء اَللهُ ثَُُه يَ ري سلُ اَللهُ مط رًا لََ 8
12. ي كُنُّ يَمن هُ بَ ي تُ م درٍ ولَ وب رٍ فَ ي غ ي سلُ اَ لْ ر ض حهتَّ يَ ت رُ ك ها كالهزل فية ثَُُه يَ قالَُ
لي لَ ر ي ض أَ ن يبيتِ ثَ رت ي ك ورُيدِّي بَ ر ك ت ي كَ
Ketika Allah Swt mewahyukan kepada Isa AS: "Sesungguhnya aku
mengeluarkan hamba-hamba-Ku yang tidak ada kemampuan bagi seorang pun
untuk memeranginya. Maka biarkanlah mereka hamba-hamba-Ku menuju Thuur."
Lalu Allah Subhanahu wa Ta’ala keluarkan Ya’juj dan Ma’juj dan mereka mengalir dari
tiap-tiap tempat yang tinggi. Kemudian mereka melewati danau Thabariyah, dan
meminum seluruh air yang ada padanya. Hingga ketika barisan paling belakang mereka
sampai di danau tersebut mereka berkata: “Sungguh dahulu di sini masih ada airnya.”
Ketika itu terkepunglah Nabiyullah Isa AS dan para sahabatnya. Hingga kepala sapi
ketika itu lebih berharga untuk mereka daripada seratus dinar kalian sekarang ini. Maka
Isa dan para sahabatnya berharap (berdoa) kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka
Allah Subhanahu wa Ta’ala pun mengirim sejenis ulat yang menyerang leher mereka.
Maka pagi harinya mereka seluruhnya binasa menjadi bangkai-bangkai dalam waktu
yang hampir bersamaan. Kemudian turunlah (dari gunung Thuur) Nabiyullah Isa dan
para sahabatnya, maka tidak didapati satu jengkal pun tempat kecuali dipenuhi oleh
bangkai dan bau busuk mereka. Maka Nabi Isa ‘alaihissalam pun berharap (berdoa)
kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mengirimkan
burung-burung yang lehernya seperti unta, membawa bangkai-bangkai mereka dan
kemudian dilemparkan di tempat yang Allah Subhanahu wa Ta’ala kehendaki2.
Kemudian Allah kirimkan hujan yang tidak menyisakan satu pun rumah maupun
kemah, lalu membasahi bumi hingga menjadi licin. Kemudian dikatakan kepada bumi
itu: ‘Tumbuhkanlah buah-buahanmu dan kembalilah berkahmu…” (HR. Muslim)
Berdasarkan keterangan dari hadits di atas, maka dapat dipahami bahwa ya’juj dan
ma’juj adalah makhluk-makhluk yang dikaitkan kisahnya dengan kisah turunnya nabi
Isa, Dajjal dan kondisi yang akan muncul pada akhir zaman yaitu hari kiamat.
9
13. 10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ya’juj dan Ma’juj adalah segolongan manusia anak cucu adam, keturunan dari
bangsa Turki. Mereka adalah keturunan Yafits bin Nuh, slah satu dari ketiga anak Nuh,
yaitu: Ham, nenek moyang orang Habsyi/Afrika; Syam, nenek moyang bangsa Arab,
Persia, dan Romawi. Dan Yafits, nenek moyang bangsa Turki.
Berdasarkan keterangan yang di dapat dari al-Quran dan al-Hadits, maka ayat-ayat
dan hadits-hadits yang menerangkan tentang Ya’juj dan Ma’juj terdapat dalam QS
Al-Kahfi [18]: 93-99 dan QS Al-Anbiya [21]: 96-97. Adapun mengenai haditsnya
terdapat dalam Kitab Shahih bukhary yang syarahnya terdapat dalam Fathul Bari Juz 6.
Serta hadits riwayat Ahmad dan Muslim.
B. Saran
Makalah ini adalah salah satu dari daftar bacaan dan hasil penelaahan penulis
terhadap Kisah Ya’juj dan Ma’juj dalam al-Quran dan al-Hadits. Mudah-mudahan
untuk kedepannya penelaahan dan penelusuran mengenai materi Ya’juj dan Ma’juj ini
dapat dikembangkan sehingga dengan adanya penelusuran terhadap kisah-kisah
tersebut, dapat menambah ilmu dan wawasan baik untuk hari ini dan hari esok yang
akan datang.
14. 11
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran al- Karim
Artikel mengenai Apa dan Siapa Dajjal dan Yajuj Makjuj?, dibaca pada 15 September
2014
Bey Arifin, Rangkaian Cerita dalam al-Quran, Bandung: Al-Ma’arif. 1986,
Dr. Syekh Abdurrahman bin Nashir al-Sa’di, Misteri Ya’juj dan Ma’juj, tahqiq oleh Dr.
Ahmad bin Abdurrahman al-Qadhi, Dar al-Naba, tt
Royani Marhan, Kiamat dan Akhirat, Jakarta: Erlangga, 2012
Softwere Hadits Lidwa Pusaka