Sebagai salah satu pertanggungjawab pembangunan manusia di Jawa Timur, dalam bentuk layanan pendidikan yang bermutu dan berkeadilan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur terus berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan masyarakat. Untuk mempercepat pencapaian sasaran pembangunan pendidikan, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur telah melakukan banyak terobosan yang dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan. Salah satunya adalah Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Provinsi Jawa Timur tahun ajaran 2024/2025 yang dilaksanakan secara objektif, transparan, akuntabel, dan tanpa diskriminasi.
Pelaksanaan PPDB Jawa Timur tahun 2024 berpedoman pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru, Keputusan Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi nomor 47/M/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan, dan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 15 Tahun 2022 tentang Pedoman Pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Luar Biasa. Secara umum PPDB dilaksanakan secara online dan beberapa satuan pendidikan secara offline. Hal ini bertujuan untuk mempermudah peserta didik, orang tua, masyarakat untuk mendaftar dan memantau hasil PPDB.
2. Tantangan Pendidikan di Indonesia
Materi Tidak Sesuai
Konteks
Isi materi pendidikan di
Indonesia sering kali tidak lagi
sesuai dengan konteks
kekinian. Kebutuhan dan
tantangan yang dihadapi oleh
peserta didik terus berubah,
namun kurikulum dan materi
pembelajaran belum mampu
mengikuti perubahan tersebut.
Hal ini berdampak pada
kurangnya relevansi antara apa
yang dipelajari di sekolah
dengan apa yang dibutuhkan di
dunia nyata.
Arah Pendidikan Belum
Terintegrasi
Tujuan pendidikan nasional
yang termaktub dalam Undang-
Undang Sistem Pendidikan
Nasional belum sepenuhnya
tercermin dalam praktik
pembelajaran di sekolah-
sekolah. Sering kali, proses
pembelajaran hanya
berorientasi pada penguasaan
pengetahuan (knowledge
oriented) tanpa memperhatikan
aspek keterampilan dan sikap
yang seharusnya juga menjadi
fokus utama.
Pemahaman Guru yang
Kurang Tepat
Salah satu tantangan utama
dalam pendidikan adalah
struktur pemikiran dan
pemahaman para guru yang
belum tepat dalam memahami
posisi dan kondisi peserta
didik. Sebagian guru masih
memandang peserta didik
sebagai objek pasif yang hanya
perlu mendengarkan, bukan
sebagai mitra yang perlu
diberdayakan dalam proses
pembelajaran.
3. Harapan dalam Pengelolaan
Pendidikan
1 Keyakinan & Cara Pandang Guru
Perubahan mindset dan cara pandang guru terhadap peserta didik
merupakan aspek kunci. Guru harus memiliki keyakinan bahwa peserta
didik adalah mitra dalam proses pembelajaran yang perlu
diberdayakan, bukan sekedar objek pasif.
2 Implementasi Kurikulum Merdeka
Kehadiran kurikulum merdeka dengan berbagai inovasi diharapkan
dapat menjawab tantangan dan memenuhi tujuan pendidikan nasional
secara merata. Meskipun implementasinya tidak mudah, penguatan
pemahaman dan kemampuan guru menjadi kunci keberhasilannya.
3 Kolaborasi Penginderaan dalam Pembelajaran
Proses pembelajaran harus mengolaborasikan penglihatan,
pendengaran, pengucapan, dan perabaan peserta didik. Dengan
melibatkan berbagai indera, peserta didik akan lebih mudah
memahami, mengingat, dan menguasai materi pembelajaran.
4. Memahami Perbedaan Individu
Peserta Didik
1 Tingkat Kecerdasan Beragam
Setiap peserta didik memiliki
tingkat kecerdasan yang berbeda-
beda. Guru harus mampu
mengidentifikasi dan memahami
perbedaan ini agar dapat
memberikan perlakuan dan
pendampingan yang sesuai.
2 Perhatian yang Bervariasi
Peserta didik juga memiliki tingkat
perhatian yang bervariasi. Guru
harus mampu memfasilitasi dan
menjaga fokus peserta didik agar
proses pembelajaran tetap efektif.
3 Pengetahuan Awal yang
Berbeda
Setiap peserta didik memiliki
pengetahuan awal yang berbeda-
beda. Guru harus memahami
kondisi ini dan menyesuaikan
materi pembelajaran agar dapat
membangun pemahaman yang
kuat.
4 Potensi dan Karakteristik
Unik
Peserta didik juga memiliki
potensi dan karakteristik unik
yang perlu dikenali dan
dikembangkan. Guru harus
mampu mengakomodasi
keberagaman ini agar setiap
peserta didik dapat tumbuh dan
5. Peran Guru dalam Mendukung
Pembelajaran
Fasilitator Pembelajaran
Guru harus berperan sebagai
fasilitator yang menyediakan
sumber belajar, membimbing, dan
memfasilitasi peserta didik agar
dapat terlibat aktif dalam proses
pembelajaran.
Mentor yang Inspiratif
Guru juga harus menjadi mentor
yang inspiratif bagi peserta didik,
memberikan motivasi, dan
membangun kepercayaan diri
mereka dalam belajar.
Pengembang Kreativitas
Guru perlu mengembangkan
kreativitas peserta didik melalui
berbagai metode dan pendekatan
pembelajaran yang inovatif serta
memberi ruang bagi mereka untuk
berekspresi.
Penghubung dengan Dunia
Nyata
Guru harus mampu
menghubungkan apa yang dipelajari
di sekolah dengan permasalahan
dan kebutuhan yang ada di dunia
nyata, sehingga pembelajaran
menjadi lebih relevan dan bermakna.
6. Pentingnya Kolaborasi dalam Pendidikan
Guru dan Orang Tua
Kolaborasi yang erat antara guru dan
orang tua/wali murid sangat penting
untuk mendukung perkembangan dan
keberhasilan peserta didik.
Komunikasi yang terbuka dan saling
memahami akan menciptakan sinergi
yang positif.
Guru dan Komunitas
Guru juga perlu berkolaborasi
dengan berbagai pihak di
komunitas, seperti instansi
pemerintah, swasta, dan
masyarakat, untuk memperkaya
sumber belajar dan menghadirkan
pembelajaran yang lebih
kontekstual.
Antarguru
Kolaborasi antarguru juga sangat
penting, baik dalam bentuk diskusi,
berbagi pengalaman, maupun
pengembangan profesional. Hal ini
akan membantu meningkatkan
kualitas pembelajaran dan
kompetensi guru.
7. Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi
Pembelajaran
Digital
Pemanfaatan teknologi
digital dalam
pembelajaran dapat
meningkatkan efektivitas
dan efisiensi proses
belajar mengajar, serta
memperkaya pengalaman
belajar peserta didik.
Akses Informasi
Luas
Teknologi memberikan
akses yang luas bagi
peserta didik untuk
mendapatkan
informasi dan sumber
belajar yang dapat
menambah wawasan
dan pengetahuan
mereka.
Kolaborasi Virtual
Teknologi juga
memungkinkan terjadinya
kolaborasi virtual antara
guru, peserta didik, dan
pihak terkait lainnya,
sehingga dapat memperkuat
keterkoneksian dan
pengayaan pembelajaran.
Pembelajaran
Personalisasi
Teknologi dapat
memfasilitasi
pembelajaran yang lebih
personalisasi sesuai
dengan kebutuhan dan
karakteristik individual
peserta didik.
8. Menilai Keberhasilan Pendidikan
Indikator Kriteria Keberhasilan
Penguasaan Pengetahuan Peserta didik mampu
mendemonstrasikan pemahaman
konsep dan aplikasi pengetahuan
dalam berbagai konteks.
Pengembangan Keterampilan Peserta didik dapat menunjukkan
kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan
memecahkan masalah secara efektif.
Pembentukan Karakter Peserta didik menunjukkan sikap dan
perilaku yang positif, seperti kerja sama,
tanggung jawab, dan kepedulian.
Persiapan Karier Peserta didik memiliki kemampuan dan
wawasan yang memadai untuk
memasuki dunia kerja atau melanjutkan
ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
9. Langkah Strategis Pengembangan
Pendidikan
Penyempurnaan
Kurikulum
Kurikulum harus terus
disempurnakan agar lebih
sesuai dengan kebutuhan
dan perkembangan zaman,
serta dapat mengakomodasi
keberagaman karakteristik
peserta didik. Hal ini dapat
dilakukan melalui proses
evaluasi dan revisi kurikulum
secara berkala.
Penguatan Kompetensi
Guru
Peningkatan kompetensi dan
profesionalisme guru menjadi
kunci utama dalam menciptakan
proses pembelajaran yang
berkualitas. Oleh karena itu,
program pengembangan
profesional guru harus terus
dioptimalkan, baik melalui
pelatihan, studi banding,
maupun berbagi pengalaman.
Pemanfaatan Teknologi
Pembelajaran
Integrasi teknologi dalam proses
pembelajaran harus terus
ditingkatkan agar dapat
menghadirkan pembelajaran yang
lebih efektif, menarik, dan sesuai
dengan kebutuhan peserta didik di
era digital.
10. Penutup: Optimisme Mewujudkan
Pendidikan Berkualitas
Kolaborasi Multipihak
Mewujudkan pendidikan berkualitas di
Indonesia membutuhkan kolaborasi multipihak,
mulai dari pemerintah, sekolah, guru, orang
tua, dan masyarakat. Sinergitas dan komitmen
bersama menjadi kunci keberhasilan.
Inovasi Pembelajaran
Pendidikan harus terus berinovasi dalam
proses pembelajaran, baik dari segi
kurikulum, metode, maupun pemanfaatan
teknologi. Hal ini akan memastikan peserta
didik memperoleh pengalaman belajar yang
bermakna dan relevan.
Peran Strategis Guru
Guru memegang peran strategis sebagai
fasilitator, mentor, dan pengembang
kreativitas. Oleh karena itu, upaya
peningkatan kompetensi dan
kesejahteraan guru harus menjadi
prioritas utama.
Semangat Perbaikan
Berkelanjutan
Perbaikan dan peningkatan kualitas
pendidikan di Indonesia harus dilakukan
secara berkelanjutan, dengan semangat
inovasi dan adaptasi terhadap perubahan.
Hanya dengan komitmen dan usaha yang
terus-menerus, cita-cita mencerdaskan
kehidupan bangsa dapat terwujud.