Setelah masuknya budaya Hindu-Budha ke Indonesia, terjadi akulturasi yang mempengaruhi sistem pemerintahan. Sistem pemerintahan berubah dari dipimpin kepala suku menjadi kerajaan yang dipimpin raja secara turun temurun, seperti di India. Contohnya di Kerajaan Kutai, kepala suku pertama bernama Kudungga kemudian diganti oleh nama berpengaruh India, Aswawarman.
1. MENGANALISIS PROSES
AKULTURASI PADA SISTEM
PEMERINTAHAN
Nama Anggota :
Ahmad Ramadhan
Budiman Yusuf
Fajar Mukharom
Fitri Maharani
Iman Agus Trianto
Ine Shintya Dewi
Seno Wicaksono
TUGAS SEJARAH
2. PENDAHULUAN
Masuknya budaya Hindu-Budha di Indonesia
menyebabkan munculnya Akulturasi. Akulturasi
merupakan perpaduan 2 budaya dimana kedua unsur
kebudayaan bertemu dapat hidup berdampingan dan
saling mengisi serta tidak menghilangkan unsur-unsur
asli dari kedua kebudayaan tersebut.
Kebudayaan Hindu-Budha yang masuk di Indonesia
tidak diterima begitu saja melainkan melalui proses
pengolahan dan penyesuaian dengan kondisi
kehidupan masyarakat Indonesia tanpa
menghilangkan unsur-unsur asli.
3. PEMBAHASAN
Pada masa sebelum masuknya Hindu-Budha
masyarakat Nusantara mengenal sistem pemerintahan
yang dipimpin oleh kepala suku dan juga keturunannya.
Kepala suku dipilih masyarakat atas kemampuannya
dalam berbagai hal misalnya kemampuan untuk
mengalahkan musuh ataupun juga dalam berburu
hewan. Namun setelah masuknya pengaruh Hindu-
Budha kemudian sistem pemerintahan berubah namun
masih juga memiliki unsur budaya lokal, perubahan ini
menjadi seorang raja yang memimpin sebuah wilayah
atau negara.
4. PEMBAHASAN
Perkembangan itu menyesuaikan dengan yang ada di
India karena India merupakan daerah awal dimana
Hindu-Budha tumbuh. Contohnya ialah nama Raja
Kutai yang pertama pada saat itu adalah Kudungga
yang merupakan nama orang asli penduduk pribumi
pada masa itu, Kudungga merupakan seorang kepala
suku. Namun setelah itu nama anak dari Kudungga
yaitu Aswawarman merupakan nama yang sudah
mendapat pengaruh India. Selain pemerintahan juga
mendapat pengaruh dari India yang dari kesukuan
menjadi sebuah kerajaan.
5. PEMBAHASAN
Perkembangan itu menyesuaikan dengan yang ada di
India karena India merupakan daerah awal dimana
Hindu-Budha tumbuh. Contohnya ialah nama Raja
Kutai yang pertama pada saat itu adalah Kudungga
yang merupakan nama orang asli penduduk pribumi
pada masa itu, Kudungga merupakan seorang kepala
suku. Namun setelah itu nama anak dari Kudungga
yaitu Aswawarman merupakan nama yang sudah
mendapat pengaruh India. Selain pemerintahan juga
mendapat pengaruh dari India yang dari kesukuan
menjadi sebuah kerajaan.
6. PEMBAHASAN
Wujud akulturasi dalam bidang organisasi sosial
kemasyarakatan dapat dilihat dalam organisasi politik
yaitu sistem pemerintahan yang berkembang di
Indonesia setelah masuknya pengaruh India.
Dengan adanya pengaruh kebudayaan India tersebut,
maka sistem pemerintahan yang berkembang di
Indonesia adalah bentuk kerajaan yang diperintah oleh
seorang raja secara turun temurun.
7. PEMBAHASAN
Raja dianggap sebagai keturunan dari dewa yang
memiliki kekuatan, dihormati, dan dipuja. Sehingga
rakyat sangat memuja Raja tersebut, hal ini dapat
dibuktikan dengan adanya raja-raja yang memerintah di
Singosari seperti Kertanegara diwujudkan sebagai
Bairawa dan R Wijaya Raja Majapahit diwujudkan
sebagai Harihari (dewa Syiwa dan Wisnu jadi satu) dan
memperkuat kedudukannya untuk memerintah wilayah
kerajaan secara turun temurun serta meninggalkan
sistem pemerintahan kepala suku.
8. PEMBAHASAN
Permerintahan Raja di Indonesia ada yang bersifat
mutlak dan turun-temurun seperti di India dan ada juga
yang menerapkan prinsip musyawarah. Prinsip
musyawarah diterapkan terutama apabila raja tidak
mempunyai putra mahkota yaitu seperti yang terjadi
pada masa berlangsungnya kerajaan Majapahit, dalam
hal pengangkatan Wikramawardana.
Wujud akulturasi di samping terlihat dalam sistem
pemerintahan juga terlihat dalam sistem
kemasyarakatan, yaitu pembagian lapisan masyarakat
berdasarkan sistem kasta.
9. PEMBAHASAN
Sistem kasta menurut kepercayaan Hindu terdiri dari
kasta :
Kasta Brahmana (golongan Pendeta),
Kasta Ksatria (golongan Prajurit, Bangsawan),
Kasta Waisya (golongan pedagang) dan
Kasta Sudra (golongan rakyat jelata).
Kasta-kasta tersebut juga berlaku atau dipercayai oleh
umat Hindu Indonesia tetapi tidak sama persis dengan
kasta-kasta yang ada di India karena kasta India benar-benar
diterapkan dalam seluruh aspek kehidupan,
sedangkan di Indonesia tidak demikian,karena di
Indonesia kasta hanya diterapkan untuk upacara
keagamaan.
10. KESIMPULAN
Setelah masuknya pengaruh Hindu-Budha, tata
pemerintahan disesuaikan dengan sistem kepala
pemerintahan yang berkembang di India. Seorang
kepala pemerintahan bukan lagi seorang kepala suku,
melainkan seorang raja, yang memerintah wilayah
kerajaannya secara turun temurun.