THIS IS DESCRIBE ABOUT MENARA PETRONAS

1. Menara Petronas atau Menara Kembar Petronas (bahasa Melayu: 'Menara Berkembar Petronas') diKuala
Lumpur, Malaysia adalah sepasang menara kembar yang pernah menjadi bangunan tertinggi di dunia pada tahun
1998—2004, sebelum dilampaui oleh Burj Khalifadan Taipei 101. Namun, kedua menara ini masih
merupakan pencakar langit kembar tertinggi di dunia pada abad ke-20. Menara Kembar Petronas memegang gelar
sebagai bangunan tertinggi dari tahun 1998 hingga 2004 berdasarkan pengukuran dari lantai pintu masuk utama
sampai struktur atas, menurut referensi ketinggian asli bangunan yang digunakan oleh organisasi internasional Dew an
Bangunan Tinggi dan Habitat Urban sejak tahun 1969 (tiga kategori ketinggian tambahan diperkenalkan ketika menara
ini hampir diselesaikan pada tahun 1996).[3]
Daftar isi
 1 Perbandingan dengan menara lain
 2 Pembangunan
 3 Penyew a
o 3.1 Taman KLCC
o 3.2 Jembatan udara
 3.2.1 Kunjungan jembatan
 3.2.2 Fungsi keamanan jembatan
o 3.3 Sistem lift
o 3.4 Fungsi pendingin udara terpusat
 4 Peristiw a terpenting
o 4.1 Kutipan
 5 Galeri
 6 Lihat pula
 7 Referensi
 8 Pranala luar
Perbandingan dengan menara lain
Perbandinganbangunan tertinggi duniamenurut ketinggianantenabangunan.

2. Menurut CTBUH, puncaknya berpengaruhpadaukuran tinggi menara ini, sehinggadapat melampaui tinggi Menara Willis.
Denah lantai pembangunan Menara 1 pada lantai 43 diadaptasi dari simbol geometri dasar Islam yaitu Rub al-hizb.[4]
Menara Kembar Petronas menjadi bangunan tertinggi di dunia—sebelum selesai dibangunnya Taipei 101 pada tahun
2004—yang diukur hingga ke atas komponen strukturnya (puncak, bukan antena).[5]
Puncak (spire) dianggap sebagai
bagian penting dalam arsitektur bangunan tersebut, dan jika diubah akan banyak mengubah bentuk dan arsitektur
bangunan, sedangkan antena bisa dipasang atau dicabut tanpa mempengaruhi bentuk bangunan. Menara Kembar
Petronas masih merupakan bangunan kembar tertinggi di dunia.[6]
Menara Willis (sebelumnya Spears) dan World Trade Center terdiri dari 110 lantai yang bisa ditempati, sehingga lebih
banyak 22 lantai dibandingkan Menara Kembar Petronas yang berjumlah 88 lantai. Atap dan lantai tertinggi Menara
Willis dan World Trade Center agak melebihi ketinggian atap dan lantai tertinggi Menara Kembar Petronas. Antena
tertinggi di Menara Willis adalah 75 meter (246 ft) lebih tinggi dibandingkan puncak-puncak Menara Kembar Petronas.
Walaupun demikian, menurut peraturan dan pedoman CTBUH,[3]
antena-antena Menara Willis tidak diperhitungkan
sebagai bagian dari fitur arsitekturnya.[7]
Sebaliknya, puncak-puncak pada Menara Petronas dimasukkan dalam
pengukuran ketinggian karena bukan merupakan tiang antena. Oleh karena itu, Menara Kembar Petronas melampaui
ketinggian resmi Menara Willis dengan perbedaan 10 meter (33 ft), padahal Menara Willis memiliki jumlah lantai lebih
banyak.

3. Pembangunan
Menara Petronas yang dirancang oleh arsitek César Pelli dari Argentina selesai dibangun pada tahun 1998. Setelah
menghabiskan w aktu tujuh tahun, menara ini menjadi bangunan tertinggi di dunia sew aktu diresmikan.[8]
Menara ini
dibangun di atas fondasi pacuan kuda Kuala Lumpur.[9]
Kedalaman batuan dasar menjadikan bangunan ini dibangun
dengan fondasi paling dalam di dunia.[10]
Fondasi sedalam 120 meter itu memerlukan sejumlah beton yang tidak sedikit
untuk dibangun dalam w aktu 12 bulan (1 tahun) oleh Bachy Soletanche.[11]
Menara setinggi 88 lantai ini sebagian besar dibangun dari beton bertulang dengan eksterior bangunan dari baja dan
kaca yang dirancang menyerupai motif kesenian Islam yang mencerminkan agama Islam di Malaysia.[12]
Pengaruh seni
Islam lainnya dalam bangunan ini adalah penampang lintang kedua menara yang berbentuk Rub al-hizb, ditambah
dengan bagian bundar untuk memenuhi keperluan ruang kantor.[13]
Menara 1 dibangun oleh konsorsium Jepang yang
dipimpin oleh Hazama Corporation sementara Menara 2 dibangun oleh dua kontraktor Korea Selatan, yaitu Samsung
C&T dan Kukdong Engineering & Construction. Jembatannya pun dikerjakan oleh Kukdong.
Dikarenakan kekurangan baja serta biaya pengimporan baja yang mahal, menara kembar ini dibangun dengan beton
bertulang yang sangat kukuh berdesain radikal yang lebih murah.[14]
Beton yang sangat kukuh dikenal oleh banyak
kontraktor Asia dan dua kali lebih efektif mengurangi guncangan dibandingkan baja, namun bangunan ini menjadi dua
kali beratnya pada fondasi dibandingkan bangunan baja sejenisnya. Didukung oleh inti beton 23 X 23 meter[15]
dan
lingkaran luar dengan tiang penopang super berjarak lebar, menara-menara ini menggunakan sistem struktur canggih
yang sesuai dengan profil bangunannya yang ramping serta menyediakan ruang kantor tanpa tiang seluas 560.000
square meter (669.754 sq yd).[16]
Di baw ah menara kembar ini terdapat pusat perbelanjaan Suria KLCC dan Dew an
Filharmonik Petronas.
Penyewa
Menara Satu ditempati seluruhnya oleh Petronas dan sejumlah anak perusahaan dan perusahaan asosiasi, sedangkan
kantor di Menara Dua juga disew akan ke perusahaan-perusahaan lainnya.[17]
Perusahaan-perusahaan yang berkantor
dalam Menara Dua di antaranya : Al Jazeera[18]
, Hess Corporation[19]
, Bloomberg[20]
, GE[21]
, IBM, Khazanah
Nasional[22]
, McKinsey & Company[23]
, Microsoft[24]
, Reuters[25]
, Shell[26]
.
Taman KLCC
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Taman KLCC
Di baw ah bangunan ini, terdapat sebuah Taman KLCC seluas 17 acre (69.000 m2
) yang menyediakan jalur untuk
berjoging dan berekreasi, kolam air mancur yang dihiasi pertunjukan cahaya, kolam rendam, dan arena bermain anak-
anak. Suria KLCC adalah salah satu pusat perbelanjaan terbesar di Malaysia.[27]
Jembatan udara
Sebuah jembatanudara menghubungkan kedua menara.
Pemandangandalam jembatan.
Terdapat sebuah jembatan udarayang menhubungkan kedua menara di lantai 41 dan 42, yang menjadikannya
jembatan dua lantai tertinggi di dunia.[28]
Jembatan ini tidak dipasang langsung pada struktur utama, sebaliknya

4. dirancang untuk bergeser ke dalam dan ke luar menara agar tidak patah akibat angin kencang atau pergerakan
lempeng seismik. Hal ini juga untuk mengendalikan akumulasi tekanan berlebihan yang terjadi di bagian tengah
jembatan, karena jika jembatan dibangun begitu dekat dan terlalu menekan ke struktur menara, perpindahan tekanan
menyebar di sekitar jembatan yang akhirnya menciptakan fenomena "jembatan tertekan", yang dapat menyebabkan
jembatan runtuh dengan mudah.[29]
Jembatan ini terletak 170 meter (558 ft) dari permukaan jalan dan panjangnya 584
meter (1.916 ft), sedangkan beratnya 750 tonne (750.000 kg).[30]
Jembatan udara Petronas juga diperkuat lagi dengan 2 kaki "busur tergantung" yang tiap sisinya berpasangan; panjang
setiap satu kaki adalah 51 meter yang terkunci ke lantai 29 pada masing-masing menara.. Setelah dibangun di darat,
jembatan udara diangkat ke tempatnya di menara selama tiga hari.[31]
pada bulan Juli 1995.[32]
Alih-alih langsung
terhubung ke menara, jembatan udara dapat bergeser atau terdorong ke dalam dan ke luar untuk mengimbangi efek
dari angin. Terletak di lantai 41 dan 42, jembatan udara menghubungkan ruang konferensi, ruang makan eksekutif dan
ruang sembahyang. [31]
Kunjungan jembatan
Lantai 41 dan 42 juga dikenal sebagai podium, karena para pengunjung yang ingin ke lantai lebih tinggi harus berganti
lift di sini. Jembatan ini terbuka untuk semua pengunjung, para pengunjung yang ingin mengunjungi jembatan untuk
tujuan rekreasi harus memperoleh tiket dan pas kunjungan. Aw alnya tiket yang dikeluarkan adalah gratis, namun untuk
menjaga kualitas dan standar sistem pemeliharaan jembatan dan anjungan pemandangan yang nampaknya
membutuhkan biaya yang semakin tinggi, manajemen Jembatan Menara Kembar Petronas telah memutuskan untuk
mengenakan biaya kunjungan dengan harga yang w ajar.
Semua tiket yang dijual, rata-rata menerapkan metode penjualan tiket berkonsep 'siapa datang pertama, dia akan
dapat (first come first serve)'. Pada bulan Ramadan, penerbitan tiket hanya dialokasikan terbatas sekitar 600 lembar.
Sedangkan untuk bulan-bulan lain, penerbitan tiket dialokasikan sekitar 1500 hingga 1700 orang sehari. Namun begitu,
para pengunjung dianjurkan untuk berada di garis antrean (queue-point) lebih aw al yakni pada pukul 06.00. Ini karena
loket tiket hanya mulai beroperasi pada pukul 08.30 setiap hari, kecuali hari Senin (ditutup untuk tujuan
pemeliharaan).[33 ]
Waktu keberangkatan pertama itu akan dimulai pada pukul 09.00 dan berakhir pada pukul 19.00.
Pengunjung bebas memilih w aktu kunjungan pada hari tersebut tergantung ketersediaan tempat. Biasanya, tiket yang
diberikan akan habis dijual oleh pihak manajemen Jembatan Petronas pada pukul 09.30 pagi, hanya tiket yang
dikembalikan atau tiket penjualan langsung untuk perjalanan hari ketiga dari hari ketika beroperasi akan terus dijual
sampai loket ditutup pada pukul 17.00.
Para pengunjung hanya diperbolehkan berada di lantai 41 karena lantai 42 hanya dibuka kepada staf penghuni
bangunan. Atas dasar kemampuan jangkauan muatan, lift hanya bisa membaw a 20 orang pengunjung dalam satu
w aktu ke jembatan. Lift ini adalah lift berkecepatan tinggi yang bergerak hanya 41 detik ke podium jembatan. Maka
pengunjung perlu menunggu di ruang tunggu yang disediakan oleh manajemen. Ruang tunggu menyediakan fasilitas
teater, video DVD pembangunan menara, panel informasi, pusat penyortiran barang, loker penyimpanan barang dan
beberapa fitur lain. Pengunjung akan dibaw a mengunjungi jembatan selama 15-20 menit dengan ciri tag w arna
tertentu.[34][35]
Harga tiket penjualan adalah sebagai berikut:[36]
1. Anak-anak (3—12 tahun) : RM.35,00 (bukan w arga Negara Malaysia) RM.15,00 (w arga negara Malaysia).
2. Dew asa (13—60 tahun) : RM.85,00 (bukan w arga negara Malaysia), RM.30,00 (w arga negara Malaysia).
3. Lansia (61 tahun dan ke atas) : RM.45,00 (bukan w arga negara Malaysia) RM.15,00 (w arga negara Malaysia)
Anjungan pemandangan terletak di lantai 86 Menara 2 Petronas. Perjalanan ke sana memerlukan w aktu 86 detik dari
ruang keberangkatan. Pengunjung yang memilih paket 2 sering diberi kesempatan hingga 45 menit untuk
menyelesaikan kunjungan untuk jembatan udara dan anjungan pemandangan.
Fungsi keamanan jembatan
Jembatan ini juga berperan sebagai peranti keamanan; jika terjadi kebakaran atau keadaan gaw at darurat
semacamnya di salah satu menara, maka para penghuni bisa mengosongkannya dengan menaiki jembatan ke menara
yang satu lagi.[37]
Evaluasi pengosongan dipicu oleh ancaman bom palsu pada 12 September 2001[38]
(sehari
setelah tragedi kehancuran menara kembar World Trade Center di New York) menunjukkan bahw a jembatan tersebut
tidak berguna selama kedua bangunan perlu dikosongkan serentak, karena muatan tangga darurat tidak cukup untuk
menghadapi kejadian seperti ini. Oleh karena itu, lift dirancang agar dapat digunakan jikalau kedua menara perlu
dikosongkan, lantas berhasil karena latihan darurat menurut rancangan itu dalam tahun 2005.
Jembatan udara Menara Kembar Petronas ini juga selalu dilengkapi alat pemadam api mutakhir, terdapat juga sistem
pendeteksi panas, asap dan suhu, dengan alarm keamanan dan alat penyemprot air. Terdapat juga panel penyedot
asap di sisi jembatan untuk menyedot asap kebakaran jika kebakaran terjadi di dalam kompleks jembatan.
Sistem lift
Poros utama lift buatan Otis terletak di pusat setiap menara. Semua lift utama merupakan lift dua tingkat yang terdiri
dari dek baw ah yang mengangkut penumpang ke lantai bernomor ganjil dan dek atas untuk ke lantai bernomor genap.
Untuk mencapai lantai bernomor genap dari tingkat baw ah, penumpang harus menaiki eskalator ke dek atas lift.[39]
Dari lantai baw ah, terdapat tiga kelompok lift. Kelompok enam lift "jarak pendek" mengangkut penumpang ke antara
lantai 2/3 dan lantai 16/17. Kelompok enam lift "jarak sederhana" pula mengangkut penumpang ke antara lantai 18/19
dan lantai 37/38. Terdapat juga lima lift segera yang membaw a penumpang terus ke lantai 41/42. Untuk ke lantai-lantai

5. melebihi 41/42, penumpang perlu menaiki lift segera, kemudian menukar lift ke lantai-lantai tinggi itu. Lift-lift
penyambung ini melebihi paras tertinggi lift-lift yang mencapai lantai 2 hingga 38. Corak pelayanan lift berulang dengan
lantai-lantai atas, yaitu satu set ke lantai antara 43/44 dan 57/58 dan satu set lagi ke lantai antara 59/60 dan 73/74.[39]
Selain lift-lift utama ini, terdapat juga sejumlah lift "penyambung" yang mengangkut penumpang di antara kelompok
tingkat lift utama. Berbeda dengan lift utama tersebut, lift tambahan ini bukan berjenis dua tingkat. Dua buah lift
disediakan untuk mengangkut penumpang dari lantai 37/38 ke lantai 41/42 (lantai 39 dan 40 tidak bisa dimasuki). Oleh
karena itu, tidak perlu seseorang di paruh baw ah bangunan untuk turun ke tingkat baw ah untuk sampai ke paruh atas
bangunan.
Lift-lift ini dilengkapi beberapa fitur keamanan, seperti kemampuan mengeluarkan orang dari lift yang macet di antara
lantai dengan membimbing salah satu lift yang bersebelahan secara manual ke sisinya, kemudian membuka panel
pada dinding untuk membuka rute kepada penumpang dalam lift yang macet agar melintas ke gerbong lift yang
lain.[40]
Ketika mengosongkan bangunan, hanya lift darurat yang bisa digunakan, karena hanya dilengkapi pintu keluar di
lantai G/1 dan lantai 41/42; oleh karena itu jika terjadi kebakaran di paruh baw ah bangunan, poros yang terlindung ini
tidak akan terpengaruh. Lift pemadam kebakaran turut disediakan untuk tujuan darurat.[40]
Fungsi pendingin udara terpusat
Di kaw asan timur lapangan Menara Kembar Petronas, di sebelah utara Masjid Asy-Syakirin[41]
, terdapat sarana
utilitas KLCC District Cooling yang bertujuan menyediakan air dingin kepada semua bangunan di lapangan KLCC. Unit
air dingin yang dihasilkan turbin gas ini mampu menyediakan udara yang nyaman sebanyak 42.000 RT[41]
, tidak hanya
pada Menara Kembar Petronas dan Suria KLCC, bahkan juga Menara Maxis, Menara Exxon Mobil, Pusat Konvensi
Kuala Lumpur, Mandarin Oriental Kuala Lumpur dan Masjid As Syakirin.
Peristiwa terpenting
Ribuan orang berhamburan keluar dari gedung setelah menerima telepon ancaman bom pada tanggal 12 September
2001, sehari setelah serangan 11 September menghancurkan menara kembar World Trade Center di New York. Regu
penjinak bom dikerahkan tetapi tidak menemukan bom di kedua menara Petronas setelah mengevakuasi semua orang.
Para pembeli dan pengunjung diizinkan masuk kembali tiga jam kemudian pada tengah hari. Tidak ada seorang pun
yang terluka dalam langkah evakuasi tersebut.[42]
Pada tanggal 4 November 2005 tengah malam, terjadi kebakaran di kompleks bioskop di pusat perbelanjaan Suria
KLCC di baw ah Menara Kembar Petronas. Tidak dilaporkan adanya korban. Ketika itu, kedua menara hampir kosong
(kecuali Suria KLCC yang diisi pengunjung bioskop dan pelanggan restoran).[43]
Pada tanggal 1 September 2009 pagi, ahli pemanjat bangunan dari Perancis, Alain "Spiderman" Robert, berhasil
memanjat sampai ke puncak Menara Dua dengan hanya mengandalkan tangan dan kaki tanpa kelengkapan keamanan
dalam w aktu tidak lebih dari dua jam, setelah dua percobaan sebelumnya terhalang oleh polisi di tengah-tengah
menara.[44]
Pada 20 Maret 1997, pihak polisi menangkap dia di lantai 60; 28 lantai lagi sampai ke puncak. Percobaan
keduanya pada 20 Maret 2007—genap 10 tahun kemudian—sekali lagi terhalang di lantai yang sama (tetapi di menara
yang satu lagi).[45]
Kutipan
Kutipan terkenal dari arsitek Menara Kembar Petronas:
"Menurut Laozi, realitas benda be-ruang adalah ruang kosongnya dan bukan pada dinding yang membatasinya.
Tentunya dia berbicara mengenai realitas spiritual. Ini juga merupakan realitas bagi Menara Petronas. Tenaga
kekosongan ditingkatkan dan dibuat lebih jelas dengan adanya jembatan pejalan kaki yang ... dengan struktur
pendukung yang dibangun sebagai gerbang ke angkasa ... sebagai pintu ke alam maya."
—César Pelli, arsitek (1995)

6. A Presentation on PetronasTwin Towers of Kuala Lumpur
A Presentation on Petronas Twin Towers, Kuala
Lumpur, Malaysia
By- Nawal Kishor Dwivedi
General Facts
o 6rd tallestbuilding in the world as on March 2014
6rd tallestbuilding in the world
o Tallestbuilding in world from 1998 to 2004
o Preceded by International Commerce Center,Hong Kong ,China
o Surpassed byNanjing Greenland Financial Complex,China
o Location : KLLC , Jalan Ampang of Kuala Lumpur,Malaysia
o Type : Commercial ,Touristattraction
o Construction was started on 1stmarch 1993 & completed on 1stmarch 1996
o Cost: us$ 1.6 billion
o Owner : KLLC holdings
o Number ofstorey: 88 (+ 4 basementfloors)
o Total height: 451.9 m (architectural ) 378.6 m ( roof )
o LIFTS/ELEVATORS : 78

7. o Floor Area : 395000 M Sq
o Material : Concrete , Steel
o Architect : Cesar Pelli
o Structural Engineer : Thornton Thormaseti
o Contractors : Tower 1 : Hazama Corporation Tower 2 : Samsung Engg.& Co.
Project Data
o Each tower : 88 storeys
o Tower 1 : Petronas head quarters
o Tower 2 : Local and international private, Tenants,Klcc holdings
o Smaller circular bustle or annex added to each tower rising 44 storey
o Towers connected by sky bridge at 41st& 42nd storey
o Sky bridge:centre-line span:58.44 metres;width,5.29 metres ,Height,9.45 metres
o Finished ceiling height:2.65 metres
o Heightof pinnacles:73.5 – 75 metres
o Floor area varries as tower accends
o CENTRAL CORE GROSS AREA :510 m sq approx
o Facilities : 3 level concerthall, 6 storey retail and entertainmentpark, Petroleum research centre, 4
STOREY BASEMENT PARKING etc.
Foundation
o Early excavation problem : limestone bedrock
o 300000 metric ton weightof each tower to be spread on matfoundation
o Pressure exerted by each tower : 1140 k-pa (more than twice bearing cap. Of soil available) Also bed
rock was sloping – maylead to failure
Petronas Twin Towers foundation section
o Construction site shifted 60 m away, Finally rested on concrete matanchored with concrete friction piles
o 4.5 m thick raft supported on 45-105 m rectangular piles
o Longer piles where deep bed rock- to avoid differential settlement
o M45 concrete used for piles,13200 cu m of m60 concrete used in raft
o Chilled water used- minimize differential temperaure
Central Core
o Central core in each tower, accommodate – lifts,exit stairs,mechanical services
o Two solid walls running n-s and e-w- web cantilever beams projecting-makes itstifftakes more than half
the twisting moment
o Highly reinforced thick corner walls- resistwind
o Core varries from 22 sq m to 19 x 22 m in four steps
o Outer walls 750 to 350 mm
o Inner walls costant350 mm- to avoid complication with liftshaft concrete grade drops from 80 -40 mpa
as it accents

8. Central core and Floor Plan
Columns
o Columns castin reusable steel forms
o Finely finished columns open to view at mostof the floors
o 16 tower column- vary along hight in dia. 2.4 m to 1.4 m dia
o Concrete varied from M80 to M30 in 3 steps,12 bustle columns – 1.4m to 1m
o Setbacks at 60, 73 and 82, Sloping columns over 3 story heights
o Above floor 84 – high slope – steel column used to avoid complication
Beams
o Tapered ring beams all around
o Depth 1.15 m AT COLUMN TO 725 mm AT FLAT ZONE
o Span variation due to column changes and setbacks
o Beam grade matches column grade to simplifypumping
Outriggers
o E-w outrigger link core and columns atfloor 38-40
o 3 level beams linked bymid span posts – help resistwind effect
Sky Bridge
o Double deck bridge spanning 58.4 m
Petronas Twin Towers Sky Bridge
o Connects two tower at skylobby elevator transfer station on floor 41 and 42
o Easy circulation b/w upper tower floors
o Minimize lift usage
o Reduces fire exit requirement
o Great heightand span requires steel for lightweightand easy const.
o Two hinged arch supports the span Selfcentering action from restrain at arch crown and spherical pin
at supports

9. Pinnacle
o Each tower crowned by- 73 m tapering top
o Accommodates – building maintenance machine ,aviation lighting and lighting protection
o Due to steep sloping column
o Concrete construction impractical
o Steel used throughout
o Lower pinnacle- 8 structural steel frames
o Upper pinnacle – single mastoftapering circular cross section
Dynamic Studies
Cross wind effects on structure and user comfort,
Pinnacle elevation
Analytical modelling :
o 3d modelling using sap90 including perimeter beams,columns,central column representing core &
outrigger system
o column gross cross section properties used- compressive stresses dominant
o Elastic moduli ‘e’ values varied with strength according to aci318
o ‘E’ values not reduced for creep- shortterm wind loading
o Beams assumed to be ‘cracked’- avg. Stiffness i/2
Wind modelling
o Design wind 35 m/s assumed at10m elevation
o Return period 50 years
o Forcing function determined using it
o Analysis for dynamic force at 1-2% damping
o Results revealed
o 2% damping reduces base shear
o Values well below limits
o No reqirementoftuned dampers
Similar dynamic modelling done for sky bridge,pinnacle, Sky bridge reqired tuned mass dampers-3 each leg
Conclusion
o Mixed construction for costand usabilitybenefit
o Use of HPC – reasonable sections,low cost, more space
o Concrete construction- simple equipment’s less skill ,easyconnection
o Concrete – benefits wind behavior –inherentstiffness and damping
o Steel – fast and flexible erection- permits lastminute change
o Wind excitation –beneficial for–size 55mm to .3m

10. Introduction
In 1991, local authorities in Kuala Lumpur, decided to give the city a business district with the park of
20ha, office buildings, shopping and apartments, a mosque and other constructions, it was the image
of a modern city and of course would show the world the strength of the, at that time, emerging
Malaysian economy. The star building business center that would be a unique and distinctive twin
towers for the city.
To do this the grounds of the former country club were selected and convened in 1991 to an
international competition by invitation, in which eight studies involving different architecture. The
winning design was submitted by Pelli & Associates. The towers were completed and became
operational in 1996, but the official opening was not until 31 August 1999.
Construction Development
• January 1992, start planning
• March 1993, beginning foundation
• April 1994, super structure construction
• January 1996, refurbishment of the interior
• March 1996, ramming the domes of the towers 1 and 2
• January 1997, transfer of the first group of staff
• August 31, 1999, by YAB Dato official opening Seri Dr. Mahathir Mohamad, the fourth Prime
Minister of Malaysia.
Race in height
At first the towers were not meant to become the highest in the world, because at first the maximum
height of the pinnacle was 16 meters lower than the Sears Tower. With the tower already under
construction, the promoters of the work Pelli raised to the idea of increasing the height where
possible. The architecture team got down to work to stretch the minimum but enough to overtake
the Tower Sear s in total structural height. It was necessary to recalculate some structural aspects
and resubmit the towers to the wind tunnel.
The solution adopted was to not increase the number of plants and add a small dome towers, a
pinnacle height of 73.5m integrated into the structure of the tower, reaching the current height:

11. 451,9metros. This was achieved, half, in order to overcome the Sears Tower in Chicago, which would
retain the record of height to the top floor. This topic has generated some controversy since the
completion of Petronas, in 1998, until finally the building Taipei 101 has been done with the record
high surpassing both towers of Kuala Lumpur as of Chicago.
Location
The land where the towers were building is located in the heart of the commercial and financial district
of Kuala Lumpur, Malaysia. The first phase of Kuala Lumpur City Centre occupies six acres in the
northeast sector of the property.
Concept
The towers evoke traditional motifs of Islamic art, honoring the Malaysian Muslim heritage, combined
with innovative technology. Represent a change in the style of skyscrapers built in Kuala Lumpur,
closer to traditional international style. Pelli used an Islamic geometric design in its plant, by
interlacing two squares of gradually decreasing size at the top, which is based on a traditional motif in
Islamic culture, a star of 12 peaks including a circle at each intersection. At the suggestion of Prime
Minister Datuk Seri Dr Mahathir Mohamad and Islamic symbolism, was changed to a plant with eight-
pointed star.
Spaces
Each tower has an area of 218.000m2 distributed in 88 floors and 427 meters high. The strong
horizontal lines of the cornices and brise-soleis remark outside each of its plants.
• Base
At its base the two skyscrapers are connected by a 6 floor building, as well as shops and spaces for
leisure, houses the theater Dewan Filharmonik Orchestra, an art gallery, a library on energy and
research center scientific. This component adds a visual note of union between the two towers, like
the gateway level 41-42. The top podium and hallways articulate the two towers.
Inside, the project focuses on local materials and patterns. The walls of the halls are finished in wood
from Malaysia with bright colors, sometimes in combination with a grid of steel and marble floor
pattern derived from a pattern of woven pandan. A continuous wooden screen shades the lobby. In
areas with shops, galleries and pavilions at street evokes “the way five feet” characteristic in
traditional stores in Malaysia.

12. • Footbridge
The towers are connected by an air bridge double height between floors 41 and 42, which form a
portal. The “skybridge” is an alternative means of escape in case of fire in one of the buildings and the
connection between the Congress Centre occupies two floors and two towers, and share elevator
lobbies and a prayer room.
Inside the towers are composed of offices, among which are those of the oil company Petronas and
Malaysia-based company Microsoft. These areas have abundant natural light and panoramic views of
the city.
At level 86 a platform that offers a 360 degree view of the environs started.
The free space left between the towers in the words of architect responds to the need for air to
circulate between buildings to avoid creating a microclimate.
• Pinnacles
These structures house the indicator lights for aircraft and external maintenance teams. Each
pinnacle has a spire of 23 segments, and composed of 14 rings of different diameters sphere.
• Parking
The towers have 5 underground levels of parking for 5,400 vehicles
Technical sheet
Lifts: 88
Each tower height: 452m on the street level
Skybridge Lenght : 58.4m
Skybridge Height: 170m on street level
Height each pinnacle: 73.5m
Lifts: 29 double platform high speed in each tower.
Escalators: 10 in each tower
Stairs: 1765
Parking spaces 5,400

13. Structure
The central structure is based on a square core, 23x23m basically concrete attached to a peripheral
ring 16 also of concrete columns.
The composite floor system are conventional structural steel beams of rolled steel 457mm cant,
spaced approximately 2.8m at the center.
The towers rest on a concrete slab shared, which in turn is placed on a “forest” underground concrete
and steel pillars. In the development in height, the two towers are shaking and staggering to be
topped by a conical pinnacle, 73.5 m high. Each tower will retracting in his ascent to maintain the
vertical axis and follow its design. The walls of the upper floors are also inclined inward to taper and
converge at the pinnacle.
Central nucleus
The only metal frame was discarded in this case due to the unwillingness of Malays to work with steel,
the high cost representing importation and the need to minimize vibrations in the tops of the towers
builders. Instead he resorted to a central concrete structure and floors made with metal panels and
steel filler. This central, large and square, shaft joins the perimeter ring through four levels riostradas
steel beams, each double height. The connection between these two structural components from
minimizes wind loads on the towers.
Outward structure
Each tower structure outwardly from a perimeter ring 16 mega reinforced concrete cylindrical
columns, each of which occupies a corner of the star, creating a base with a diameter of 46m. A very
tough for the pillars did not have too thick and allow a more slender towers concrete was used, the
complexity of the perimeter became necessary to resort to a secondary frame. Columns with a
diameter of 2.4 meters, tapers upwards and are finally joined to one another by arched beams
reinforced concrete also. Between each column there is a separation between 8 and 10 meters which
is filled with a mega-frame reinforced concrete and steel. Influences the slender towers display only
the facades a small part of the columns, with the 16 perimeter columns and the structural core who
bear the lateral loads.
The concrete structure of the towers was built at the same time and with different companies, a
Korean and a Japanese, to thereby create competitiveness, but were completed at a time.
Bridge
The bridge connecting the two towers is supported by a consistent arc three hinges on a giant bearing
shaped central ring at the base. Its structural design, with 58.4m in length and approximately 48m

14. span, was the difficulty of having to accommodate any difference in movements and settlements
between each tower. This difficulty was solved by attaching the bridge to each tower with two
articulated supports, inclined and arranged in an inverted V shape that rest on the 29th floor and allow
the bridge equidistant keep the two towers in any case, since they can oscillate independently without
transmitting forces. These supports are fixed to a box girder Conveniently situated in the center of the
bridge.
Materials
The towers are “smart” structures built with a system that coordinates perfectly telecommunications,
environmental control, power supply, lighting, fire and smoke control and building safety.
With 88 floors of reinforced concrete and steel facade, glass and aluminum, have a total of 32,000
windows. The soils have steel frame resting on reinforced concrete plates.
The main entrance lobbies and public use are decorated with moldings and mirrored glass panels.
The designs and patterns entrance halls reflect traditional craftsmanship with numerous “songket”
(tapestry) traditional in decor. In addition, the wall panels and screens are also inspired by wood
carvings on the east coast of peninsular Malaysia. The floor designs are based on traditional weaving
intricate patterns.
• Facade
The external enclosure is made of stainless steel, aluminum and glass. A system of deep umbrellas
modulates the vertical forms and produces a proper three-dimensional facade to the tropics. The city
of Kuala Lumpur is located only 2 degrees of Ecuador. The aluminum cornices protruding at the top of
the windows act as shields for horizontal floors accentuate the effect “pagoda” of buildings, mostly at
night, when illuminated from below. The facade formed of panels has special assemblies that allow
for modulation caused by wind and then return to its original position.
The towers feature walls multifaceted stainless steel panels 33,000 and 55,000 glass panels. Glass
panels meet special features that allow viewing of both properties have noise reduction filtering of
light and provide a comfortable indoor environment. The glass is covered with stainless steel viewers
to further protect visitors from the tropical sun.
• Bridge
The two floor bridge connecting the two towers was built with 500 pieces made in South Korea,
assembled on site and then positioned and locked in place.

15. • Lighting
The night lighting facades are designed to emphasize the effect pagoda and the height of the towers.
These lighting levels are becoming increasingly narrow time as the building gets higher up off a kind
of beacon located at the base of each pinnacle. Powerful luminaires are located at street level, the
coronation were placed at the base of each auction.
• Lifts
The vertical communication of each tower are guaranteed for 29 double-decker elevators and high-
speed passenger six service lifts heavy trucks and four executive lifts. Its operation is based on a
zoning agreement: two groups of 6 double-deck elevators serve between levels 1-23 and 1-37, while
another set of five double-decker elevators take passengers directly to the Sky Lobby. Here,
passengers take another elevator to the upper areas.
Executives lifts are the largest tour of any office building in Malaysia. Lead to each floor from the
basement car park to the top of the towers in 90 seconds. Each passenger can carry between 26-52
people in total, while the executive lifts can carry an average of 10. His speed is between 3.5 m / s
and 6.0 m / s, depending on the area they are serving.
Technical sheet
-Foundations Balsa type with a thickness of 4.5m made with 13,200 m3 reinforced concrete weighing
approximately 32,550t under each tower at about 19m below ground level. The raft is supported on
stilts 104 Barette ranging from 60 to 115 m in length under the box. Due to the great depth of these
piles, it was necessary to move the project about 60m to reach bedrock.
-Total Built area: 395.000m2
-Total – steel lining: 83.500m2
-Panels Glass: 77.000m2
-Reinforced concrete: 160,000 m3
-Steel: 36,910tn
-Weight of each tower: 300.000tn
-Usabel area: 213,750m2 per tower

16. Race in height
At first the towers were not designed to become the highest in the world, because at first the
maximum height of the pinnacle was 16 meters shorter than that of the Sears Tower. With the tower
already under construction, the promoters of the work to Pelli raised the idea of increasing its height
as possible. The architectural immediately got to work to stretch the minimum but enough to surpass
the Sears Tower in total structural height. It was necessary to recalculate some structural aspects and
re-submit the towers to the wind tunnel.
The solution adopted was not to increase the number of plants and adding to towers a small dome
and a pinnacle integrated into the very structure of the tower, reaching the current altitude: 452
meters. This was achieved, half, to overtake the Sears Tower in Chicago, which still retains the record
for height to the last plant. This topic has generated some controversy since the completion of
Petronas, in 1998, until finally the Taipei 101 building has been done with the record high surpassing
both the towers of Kuala Lumpur as the Chicago.