SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
MENAMBANG IDE: MENEMUKAN BERLIAN DALAM PIKIRAN
Ribuan sarjana yang mendaftar menjadi pengemudi GO-JEK demi penghasilan 6 juta per bulan
menggambarkan dengan jelas betapa lulusan-lulusan perguruan tinggi kita miskin ide!
Bagi saya, para sarjana ini, jika berita itu benar, tak punya gagasan lain untuk bersaing di tengah
ganasnya ibukota. Penghasilan yang dijanjikan GO-JEK boleh jadi memang menggiurkan. Namun, andai
saja mereka punya gagasan yang lebih baik, yang bisa mereka ‘jual’, angka 6 juta mungkin tak berarti
apa-apa.
Nadiem Makarim, CEO dan pendiri GO-JEK, adalah sarjana lainnya. Yang membedakan Nadiem dengan
para sarjana yang melamar ke perusahaannya adalah ide. Nadiem punya ide yang ia eksekusi dengan
baik sehingga ide itu bisa ‘bekerja’ untuk dirinya, para sarjana yang mengantre di depan pintu
perusahaannya adalah mereka yang gagal menemukan gagasan dalam pikirannya—sesuatu yang
memaksa mereka untuk ‘bekerja’ demi hidup kesehariannya.
Tentu saja tulisan ini tidak sedang berusaha mendeskreditkan jenis pekerjaan tertentu. Saya percaya
semua pekerjaan itu baik, selama tak merugikan atau mencelakakan orang lain. Apalagi bagi mereka
yang Muslim, semua pekerjaan yang mendatangkan rejeki yang halal selalu layak untuk ditempuh.
Namun, tulisan ini ingin mengatakan hal lainnya: Andai kita punya ide, bisa mengeksekusi dan
‘menjualnya’, hidup tak akan lagi tentang bertahan atau memenuhi kebutuhan keseharian. Jika kita
bisa menambang ide dalam diri, kita bisa menjadi manusia yang lebih baik. Bukan hanya lebih
sejahtera, tetapi juga lebih bermanfaat untuk sebanyak mungkin orang lain di sekeliling kita.
Menjadi kaya dari ide?
Menjadi kaya mungkin bukan impian semua orang. Dulu saya juga sering bertanya, mengapa harus kaya
jika kita bisa hidup sederhana dan mencukupi kebutuhan sendiri? Lama kelamaan saya sadar bahwa
pertanyaan itu salah. Kaya dan sederhana adalah dua konsep yang tak semestinya dipertentangkan.
‘Kaya’ adalah konsep kepemilikan, sementara ‘sederhana’ adalah tentang bagaimana sikap kita tentang
apa yang kita miliki dalam hidup ini. Artinya, jika kita kaya (dalam pengertian material dan finansial),
kita tetap bisa hidup sederhana, kok.
Lantas, untuk apa kekayaan itu? Pertanyaan kedua ini menghantui saya cukup lama juga. Hingga suatu
hari saya menemukan jawabannya. Jika kita tak mau ‘kaya’, tak mau punya rejeki dan materi yang
melimpah, yang penting cukup untuk diri sendiri dan keluarga, tidak apa-apa sebenarnya. Namun,
betapa egoisnya kita. Apakah kita tidak ingin membantu orang lain? Tidak ingin membukakan peluang
pekerjaan dan pintu rejeki bagi orang lain? Apakah hidup ini hanya tentang diri kita—dan keluarga kita
sendiri?
Sampai di sini, masih banyak yang bisa kita perdebatkan. Namun saya ingin meyakinkan bahwa tidak
ada yang salah dengan menjadi kaya, apalagi jika kita bisa memberi lebih dari apa yang sudah kita
miliki.
Sejak saat itu, saya berusaha mencari tahu apa yang membedakan orang sukses yang kaya secara
materi dengan mereka yang biasa-biasa saja? Ternyata jawabannya adalah ide. Orang-orang itu
menambang ide dalam dirinya.
Jika kita urut 10 daftar orang terkaya di dunia, mereka adalah orang-orang yang memiliki ide. Bill
Gates, kini orang terkaya nomor dua di dunia, suatu hari punya ide bagaimana jika semua orang
memiliki sebuah komputer personal (PC) di rumahnya? Dari sanalah ia mulai mengembangkan Microsoft.
Carlos Slim Helu, pengusaha dan filantropis terkaya nomor satu di dunia versi majalah Forbes, sejak
kecil punya ide agar orang-orang bisa terhubung dengan fasilitas telekomunikasi yang murah. Selama
bertahun-tahun ia mengasah ide itu dan suatu hari mengeksekusinya menjadi Telefonos de Mexico,
salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di dunia. Kembali ke soal GO-JEK, konon sebelum
mendirikan perusahaannya, Nadiem Makarim terdorong oleh ide untuk membuat mobilitas masyarakat
ibukota lebih cepat dan murah—tetapi di saat bersamaan mampu menyejahterakan para ‘tukang ojek’.
Beberpa contoh di atas bisa menjelaskan betapa ide bisa membuat seseorang berbebeda dari orang
kebanyakan. Dan dalam kompetisi menjadi ‘sukses’, ide-lah yang membuat seseorang ‘stand out’ meski
tak selamanya menang. Contoh lainnya adalah mereka yang bekerja di industri kreatif. Para film-
maker, penulis, musisi, seniman, adalah mereka yang percaya pada ide yang mereka miliki—mereka
berkarya dan membiarkan ide itu ‘bekerja’ untuk mereka. Pertanyaan berikutnya, jika ide berkorelasi
dengan kesuksesan, mengapa masih banyak orang yang punya ide tetapi tak berhasil mengkonversi ide
itu menjadi kekayaan?
Menambang Ide
Di sinilah masalahnya, punya ide saja tidak cukup. Mungkin begini teorinya: Sedikit sekali orang yang
punya ide, tetapi lebih sedikit orang yang bisa mengeksekusi idenya dengan baik. Sialnya, setelah ide
diekseskusi dengan baik, tak semua dari mereka bisa ‘menjual’ ide itu! Di sini, perlu kecakapan dan
pengalaman tersendiri untuk menjual ide—dalam pengertian memberinya nilai tambah.
Saya percaya ide itu harus ditambang. Seperti emas atau berlian. Sebelum menambang ide dalam diri
kita, pertama-tama kita harus mempelajari dengan baik siapa diri kita, apa yang kita miliki, apa yang
bisa kita lakukan, dan seterusnya. Semua aktivitas menambang selalu membutuhkan riset yang baik,
kan? Riset itu bertujuan agar ide tidak berujung sia-sia. Kita harus mengetahui secara utuh dan
menyeluruh mengenai ide yang kita miliki. Pelajari dari hulu sampai ke hilirnya.
Setelah mengetahui dan memahaminya, saatnya eksekusi. Ide yang baik adalah ide yang dieksekusi
dengan baik! Artinya, sebaik apapun gagasan yang kita miliki, selama kita tak mengeksekusinya, tak
akan jadi apa-apa!
Namu, bagaimanapun, eksekusi saja tidak cukup. Problem berikutnya adalah bagaimana memberinya
nilai tambah? Bayangkan saja emas dan berlian. Meskipun kita sudah mendapatkan emas dan berlian
dari aktivitas tambang kita, tetapi emas mentah atau berlian yang belum diolah—meski berharga—tak
akan menghasilkan keuntungan yang banyak jika dibandingkan kita mengolahnya: Memberinya nilai
tambah. Emas bisa diubah menjadi perhiasan, berlian bisa diolah menjadi batu mulia termahal di
dunia.
Setelah semuanya, kita masih harus menjualnya, kan? Banyak yang lupa bahwa ‘kreator’ atau
‘penambang ide’ juga sebenarnya harus menjadi pemasar (marketing yang baik) untuk karya-karyanya.
Percuma saja kita memiliki emas atau berlian yang banyak, yang mungkin sudah diolah menjadi
perhiasan-perhiasan terbaik, tetapi tak ada seorangpun yang mengetahuinya! Pasarkanlah gagasan-
gagasan itu, buat semua orang mengetahuinya, buat mereka tahu kualitasnya. Dengan begitu, kita bisa
mendulang lebih banyak dari yang kita tambang.
Di atas semua itu, yang paling utama adalah proses. Menambang ide selalu membutuhkan proses dan
boleh jadi proses itu terus berulang. Jika tidak berhasil dengan aktivitas tambang pertama, teruslah
menggali ke kedalaman diri, temukanlah emas dan berlian yang lain, lalu berproses lagi dan lagi.
Tutup
Tentang ide, saya selalu ingat nasihat Jack Ma, orang terkaya nomor satu di China, katanya kita harus
selalu menemukan hal yang unik yang tak dimiliki orang lain. Jika ingin sukses, jangan sekadar meniru
orang lain. “You should learn from your competitors, but never copy. Copy and you die!” Katanya.
Akhirnya, tulisan ini hanya sekadar ikhtiar saya dalam berbagai perspektif. Tidak sedikitpun berniat
menggurui. Anda boleh setuju, boleh juga tidak. Para idealis mungkin berpikir, mengapa ide
disederhanakan hanya untuk menjualnya dan mendatangkan kekayaan? Bukankah ide yang baik adalah
yang berhasil mengubah jalannya sejarah? Boleh juga berpikir seperti itu, saya setuju. Lain kali, saya
akan menulis tentang itu.
Sekarang, ini saja dulu: Ide adalah emas dan berlian dalam pikiran. Jadilah apa saja yang
membahagiakan Anda. Hiduplah dengan ide. Jadilah kaya dari ide. Merdekalah dengan ide.
Selamat menambang!

More Related Content

Similar to MENAMBANG IDE

Entrepeneur_Aang anwar 1 an_a_tugas_ti
Entrepeneur_Aang anwar 1 an_a_tugas_tiEntrepeneur_Aang anwar 1 an_a_tugas_ti
Entrepeneur_Aang anwar 1 an_a_tugas_tiAang Anwar
 
The power of branding
The power of brandingThe power of branding
The power of brandingadi Pamungkas
 
KEWIRAUSAHAAN - Motivasi Bisnis Adi Wiguna 2
KEWIRAUSAHAAN - Motivasi Bisnis Adi Wiguna 2KEWIRAUSAHAAN - Motivasi Bisnis Adi Wiguna 2
KEWIRAUSAHAAN - Motivasi Bisnis Adi Wiguna 2Diana Amelia Bagti
 
24 Prinsip Miliarder by TDW
24 Prinsip Miliarder by TDW24 Prinsip Miliarder by TDW
24 Prinsip Miliarder by TDWAli Nobilem
 
4. kwh, lina putri yani, hapzi ali, berfikir kreativitas dan inovasi, univers...
4. kwh, lina putri yani, hapzi ali, berfikir kreativitas dan inovasi, univers...4. kwh, lina putri yani, hapzi ali, berfikir kreativitas dan inovasi, univers...
4. kwh, lina putri yani, hapzi ali, berfikir kreativitas dan inovasi, univers...Linaputri03
 
Idea Sebagai Produk
Idea Sebagai ProdukIdea Sebagai Produk
Idea Sebagai Produkinkilabiyah
 
Usaha, Juliana, Hapzi Ali, Berfikir kreativitas dan inovasi, Universitas Merc...
Usaha, Juliana, Hapzi Ali, Berfikir kreativitas dan inovasi, Universitas Merc...Usaha, Juliana, Hapzi Ali, Berfikir kreativitas dan inovasi, Universitas Merc...
Usaha, Juliana, Hapzi Ali, Berfikir kreativitas dan inovasi, Universitas Merc...Juliana Juliana
 
4. kewirausahaan, juliana, hapzi ali, berpikir kreativitas dan inovasi, unive...
4. kewirausahaan, juliana, hapzi ali, berpikir kreativitas dan inovasi, unive...4. kewirausahaan, juliana, hapzi ali, berpikir kreativitas dan inovasi, unive...
4. kewirausahaan, juliana, hapzi ali, berpikir kreativitas dan inovasi, unive...Juliana Juliana
 
How_Come_That_idiots_Rich_and_Im_Not.pdf
How_Come_That_idiots_Rich_and_Im_Not.pdfHow_Come_That_idiots_Rich_and_Im_Not.pdf
How_Come_That_idiots_Rich_and_Im_Not.pdfDwika Sudrajat
 
4,kwh,ardy putra atmaja,hapzi ali,pengantar kewirausaan,universitas mercu bua...
4,kwh,ardy putra atmaja,hapzi ali,pengantar kewirausaan,universitas mercu bua...4,kwh,ardy putra atmaja,hapzi ali,pengantar kewirausaan,universitas mercu bua...
4,kwh,ardy putra atmaja,hapzi ali,pengantar kewirausaan,universitas mercu bua...ardyputraatmaja
 
4. kewirausahaan, resti pujianti, hapzi ali, berpikir kreativitas dan inovasi...
4. kewirausahaan, resti pujianti, hapzi ali, berpikir kreativitas dan inovasi...4. kewirausahaan, resti pujianti, hapzi ali, berpikir kreativitas dan inovasi...
4. kewirausahaan, resti pujianti, hapzi ali, berpikir kreativitas dan inovasi...Resti Pujianti
 
1, wira usaha, ahmad maulana, hapzi ali, enterpreneurship, universitas mercub...
1, wira usaha, ahmad maulana, hapzi ali, enterpreneurship, universitas mercub...1, wira usaha, ahmad maulana, hapzi ali, enterpreneurship, universitas mercub...
1, wira usaha, ahmad maulana, hapzi ali, enterpreneurship, universitas mercub...AhmadMaulana94
 
1, wirausaha,wahyu ginanjar, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma ,materi 1 mat...
1, wirausaha,wahyu ginanjar, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma ,materi 1   mat...1, wirausaha,wahyu ginanjar, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma ,materi 1   mat...
1, wirausaha,wahyu ginanjar, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma ,materi 1 mat...johanesanjar
 
Startup Mindset: Fokus Menjadi Entrepreneur Sesuai Minat dan Passion
Startup Mindset: Fokus Menjadi Entrepreneur Sesuai Minat dan Passion Startup Mindset: Fokus Menjadi Entrepreneur Sesuai Minat dan Passion
Startup Mindset: Fokus Menjadi Entrepreneur Sesuai Minat dan Passion Nur Agustinus
 
4, wira usaha,fitrianto, hapzi, ali, enterpreneurship, universitas mercu buan...
4, wira usaha,fitrianto, hapzi, ali, enterpreneurship, universitas mercu buan...4, wira usaha,fitrianto, hapzi, ali, enterpreneurship, universitas mercu buan...
4, wira usaha,fitrianto, hapzi, ali, enterpreneurship, universitas mercu buan...FitriantoSugiono
 
4, wira usaha,fitrianto, hapzi, ali, berfikir kreatif dan inovatif, universit...
4, wira usaha,fitrianto, hapzi, ali, berfikir kreatif dan inovatif, universit...4, wira usaha,fitrianto, hapzi, ali, berfikir kreatif dan inovatif, universit...
4, wira usaha,fitrianto, hapzi, ali, berfikir kreatif dan inovatif, universit...FitriantoSugiono
 
4. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, berfikir kreatifitas dan inovasi, ...
4. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, berfikir kreatifitas dan inovasi, ...4. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, berfikir kreatifitas dan inovasi, ...
4. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, berfikir kreatifitas dan inovasi, ...Azahfadilah
 

Similar to MENAMBANG IDE (20)

Entrepeneur_Aang anwar 1 an_a_tugas_ti
Entrepeneur_Aang anwar 1 an_a_tugas_tiEntrepeneur_Aang anwar 1 an_a_tugas_ti
Entrepeneur_Aang anwar 1 an_a_tugas_ti
 
The power of branding
The power of brandingThe power of branding
The power of branding
 
KEWIRAUSAHAAN - Motivasi Bisnis Adi Wiguna 2
KEWIRAUSAHAAN - Motivasi Bisnis Adi Wiguna 2KEWIRAUSAHAAN - Motivasi Bisnis Adi Wiguna 2
KEWIRAUSAHAAN - Motivasi Bisnis Adi Wiguna 2
 
24 Prinsip Miliarder by TDW
24 Prinsip Miliarder by TDW24 Prinsip Miliarder by TDW
24 Prinsip Miliarder by TDW
 
4. kwh, lina putri yani, hapzi ali, berfikir kreativitas dan inovasi, univers...
4. kwh, lina putri yani, hapzi ali, berfikir kreativitas dan inovasi, univers...4. kwh, lina putri yani, hapzi ali, berfikir kreativitas dan inovasi, univers...
4. kwh, lina putri yani, hapzi ali, berfikir kreativitas dan inovasi, univers...
 
Idea Sebagai Produk
Idea Sebagai ProdukIdea Sebagai Produk
Idea Sebagai Produk
 
Usaha, Juliana, Hapzi Ali, Berfikir kreativitas dan inovasi, Universitas Merc...
Usaha, Juliana, Hapzi Ali, Berfikir kreativitas dan inovasi, Universitas Merc...Usaha, Juliana, Hapzi Ali, Berfikir kreativitas dan inovasi, Universitas Merc...
Usaha, Juliana, Hapzi Ali, Berfikir kreativitas dan inovasi, Universitas Merc...
 
4. kewirausahaan, juliana, hapzi ali, berpikir kreativitas dan inovasi, unive...
4. kewirausahaan, juliana, hapzi ali, berpikir kreativitas dan inovasi, unive...4. kewirausahaan, juliana, hapzi ali, berpikir kreativitas dan inovasi, unive...
4. kewirausahaan, juliana, hapzi ali, berpikir kreativitas dan inovasi, unive...
 
Berani
BeraniBerani
Berani
 
How_Come_That_idiots_Rich_and_Im_Not.pdf
How_Come_That_idiots_Rich_and_Im_Not.pdfHow_Come_That_idiots_Rich_and_Im_Not.pdf
How_Come_That_idiots_Rich_and_Im_Not.pdf
 
4,kwh,ardy putra atmaja,hapzi ali,pengantar kewirausaan,universitas mercu bua...
4,kwh,ardy putra atmaja,hapzi ali,pengantar kewirausaan,universitas mercu bua...4,kwh,ardy putra atmaja,hapzi ali,pengantar kewirausaan,universitas mercu bua...
4,kwh,ardy putra atmaja,hapzi ali,pengantar kewirausaan,universitas mercu bua...
 
4. kewirausahaan, resti pujianti, hapzi ali, berpikir kreativitas dan inovasi...
4. kewirausahaan, resti pujianti, hapzi ali, berpikir kreativitas dan inovasi...4. kewirausahaan, resti pujianti, hapzi ali, berpikir kreativitas dan inovasi...
4. kewirausahaan, resti pujianti, hapzi ali, berpikir kreativitas dan inovasi...
 
1, wira usaha, ahmad maulana, hapzi ali, enterpreneurship, universitas mercub...
1, wira usaha, ahmad maulana, hapzi ali, enterpreneurship, universitas mercub...1, wira usaha, ahmad maulana, hapzi ali, enterpreneurship, universitas mercub...
1, wira usaha, ahmad maulana, hapzi ali, enterpreneurship, universitas mercub...
 
Entrepreneur & leadership
Entrepreneur & leadershipEntrepreneur & leadership
Entrepreneur & leadership
 
1, wirausaha,wahyu ginanjar, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma ,materi 1 mat...
1, wirausaha,wahyu ginanjar, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma ,materi 1   mat...1, wirausaha,wahyu ginanjar, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma ,materi 1   mat...
1, wirausaha,wahyu ginanjar, prof. dr. ir. hapzi ali, mm, cma ,materi 1 mat...
 
Startup Mindset: Fokus Menjadi Entrepreneur Sesuai Minat dan Passion
Startup Mindset: Fokus Menjadi Entrepreneur Sesuai Minat dan Passion Startup Mindset: Fokus Menjadi Entrepreneur Sesuai Minat dan Passion
Startup Mindset: Fokus Menjadi Entrepreneur Sesuai Minat dan Passion
 
4, wira usaha,fitrianto, hapzi, ali, enterpreneurship, universitas mercu buan...
4, wira usaha,fitrianto, hapzi, ali, enterpreneurship, universitas mercu buan...4, wira usaha,fitrianto, hapzi, ali, enterpreneurship, universitas mercu buan...
4, wira usaha,fitrianto, hapzi, ali, enterpreneurship, universitas mercu buan...
 
4, wira usaha,fitrianto, hapzi, ali, berfikir kreatif dan inovatif, universit...
4, wira usaha,fitrianto, hapzi, ali, berfikir kreatif dan inovatif, universit...4, wira usaha,fitrianto, hapzi, ali, berfikir kreatif dan inovatif, universit...
4, wira usaha,fitrianto, hapzi, ali, berfikir kreatif dan inovatif, universit...
 
4. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, berfikir kreatifitas dan inovasi, ...
4. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, berfikir kreatifitas dan inovasi, ...4. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, berfikir kreatifitas dan inovasi, ...
4. kewirausahaan, azah fadilah, hapzi ali, berfikir kreatifitas dan inovasi, ...
 
Business idea for teen
Business idea for teenBusiness idea for teen
Business idea for teen
 

Recently uploaded

1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsAdePutraTunggali
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxarnisariningsih98
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 

Recently uploaded (20)

1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Model Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public RelationsModel Manajemen Strategi Public Relations
Model Manajemen Strategi Public Relations
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptxMODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
MODUL 2 BAHASA INDONESIA-KELOMPOK 1.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 

MENAMBANG IDE

  • 1. MENAMBANG IDE: MENEMUKAN BERLIAN DALAM PIKIRAN Ribuan sarjana yang mendaftar menjadi pengemudi GO-JEK demi penghasilan 6 juta per bulan menggambarkan dengan jelas betapa lulusan-lulusan perguruan tinggi kita miskin ide! Bagi saya, para sarjana ini, jika berita itu benar, tak punya gagasan lain untuk bersaing di tengah ganasnya ibukota. Penghasilan yang dijanjikan GO-JEK boleh jadi memang menggiurkan. Namun, andai saja mereka punya gagasan yang lebih baik, yang bisa mereka ‘jual’, angka 6 juta mungkin tak berarti apa-apa. Nadiem Makarim, CEO dan pendiri GO-JEK, adalah sarjana lainnya. Yang membedakan Nadiem dengan para sarjana yang melamar ke perusahaannya adalah ide. Nadiem punya ide yang ia eksekusi dengan baik sehingga ide itu bisa ‘bekerja’ untuk dirinya, para sarjana yang mengantre di depan pintu perusahaannya adalah mereka yang gagal menemukan gagasan dalam pikirannya—sesuatu yang memaksa mereka untuk ‘bekerja’ demi hidup kesehariannya. Tentu saja tulisan ini tidak sedang berusaha mendeskreditkan jenis pekerjaan tertentu. Saya percaya semua pekerjaan itu baik, selama tak merugikan atau mencelakakan orang lain. Apalagi bagi mereka yang Muslim, semua pekerjaan yang mendatangkan rejeki yang halal selalu layak untuk ditempuh. Namun, tulisan ini ingin mengatakan hal lainnya: Andai kita punya ide, bisa mengeksekusi dan ‘menjualnya’, hidup tak akan lagi tentang bertahan atau memenuhi kebutuhan keseharian. Jika kita bisa menambang ide dalam diri, kita bisa menjadi manusia yang lebih baik. Bukan hanya lebih sejahtera, tetapi juga lebih bermanfaat untuk sebanyak mungkin orang lain di sekeliling kita. Menjadi kaya dari ide? Menjadi kaya mungkin bukan impian semua orang. Dulu saya juga sering bertanya, mengapa harus kaya jika kita bisa hidup sederhana dan mencukupi kebutuhan sendiri? Lama kelamaan saya sadar bahwa pertanyaan itu salah. Kaya dan sederhana adalah dua konsep yang tak semestinya dipertentangkan. ‘Kaya’ adalah konsep kepemilikan, sementara ‘sederhana’ adalah tentang bagaimana sikap kita tentang apa yang kita miliki dalam hidup ini. Artinya, jika kita kaya (dalam pengertian material dan finansial), kita tetap bisa hidup sederhana, kok. Lantas, untuk apa kekayaan itu? Pertanyaan kedua ini menghantui saya cukup lama juga. Hingga suatu hari saya menemukan jawabannya. Jika kita tak mau ‘kaya’, tak mau punya rejeki dan materi yang melimpah, yang penting cukup untuk diri sendiri dan keluarga, tidak apa-apa sebenarnya. Namun, betapa egoisnya kita. Apakah kita tidak ingin membantu orang lain? Tidak ingin membukakan peluang pekerjaan dan pintu rejeki bagi orang lain? Apakah hidup ini hanya tentang diri kita—dan keluarga kita sendiri? Sampai di sini, masih banyak yang bisa kita perdebatkan. Namun saya ingin meyakinkan bahwa tidak ada yang salah dengan menjadi kaya, apalagi jika kita bisa memberi lebih dari apa yang sudah kita miliki. Sejak saat itu, saya berusaha mencari tahu apa yang membedakan orang sukses yang kaya secara materi dengan mereka yang biasa-biasa saja? Ternyata jawabannya adalah ide. Orang-orang itu menambang ide dalam dirinya. Jika kita urut 10 daftar orang terkaya di dunia, mereka adalah orang-orang yang memiliki ide. Bill Gates, kini orang terkaya nomor dua di dunia, suatu hari punya ide bagaimana jika semua orang memiliki sebuah komputer personal (PC) di rumahnya? Dari sanalah ia mulai mengembangkan Microsoft. Carlos Slim Helu, pengusaha dan filantropis terkaya nomor satu di dunia versi majalah Forbes, sejak kecil punya ide agar orang-orang bisa terhubung dengan fasilitas telekomunikasi yang murah. Selama bertahun-tahun ia mengasah ide itu dan suatu hari mengeksekusinya menjadi Telefonos de Mexico,
  • 2. salah satu perusahaan telekomunikasi terbesar di dunia. Kembali ke soal GO-JEK, konon sebelum mendirikan perusahaannya, Nadiem Makarim terdorong oleh ide untuk membuat mobilitas masyarakat ibukota lebih cepat dan murah—tetapi di saat bersamaan mampu menyejahterakan para ‘tukang ojek’. Beberpa contoh di atas bisa menjelaskan betapa ide bisa membuat seseorang berbebeda dari orang kebanyakan. Dan dalam kompetisi menjadi ‘sukses’, ide-lah yang membuat seseorang ‘stand out’ meski tak selamanya menang. Contoh lainnya adalah mereka yang bekerja di industri kreatif. Para film- maker, penulis, musisi, seniman, adalah mereka yang percaya pada ide yang mereka miliki—mereka berkarya dan membiarkan ide itu ‘bekerja’ untuk mereka. Pertanyaan berikutnya, jika ide berkorelasi dengan kesuksesan, mengapa masih banyak orang yang punya ide tetapi tak berhasil mengkonversi ide itu menjadi kekayaan? Menambang Ide Di sinilah masalahnya, punya ide saja tidak cukup. Mungkin begini teorinya: Sedikit sekali orang yang punya ide, tetapi lebih sedikit orang yang bisa mengeksekusi idenya dengan baik. Sialnya, setelah ide diekseskusi dengan baik, tak semua dari mereka bisa ‘menjual’ ide itu! Di sini, perlu kecakapan dan pengalaman tersendiri untuk menjual ide—dalam pengertian memberinya nilai tambah. Saya percaya ide itu harus ditambang. Seperti emas atau berlian. Sebelum menambang ide dalam diri kita, pertama-tama kita harus mempelajari dengan baik siapa diri kita, apa yang kita miliki, apa yang bisa kita lakukan, dan seterusnya. Semua aktivitas menambang selalu membutuhkan riset yang baik, kan? Riset itu bertujuan agar ide tidak berujung sia-sia. Kita harus mengetahui secara utuh dan menyeluruh mengenai ide yang kita miliki. Pelajari dari hulu sampai ke hilirnya. Setelah mengetahui dan memahaminya, saatnya eksekusi. Ide yang baik adalah ide yang dieksekusi dengan baik! Artinya, sebaik apapun gagasan yang kita miliki, selama kita tak mengeksekusinya, tak akan jadi apa-apa! Namu, bagaimanapun, eksekusi saja tidak cukup. Problem berikutnya adalah bagaimana memberinya nilai tambah? Bayangkan saja emas dan berlian. Meskipun kita sudah mendapatkan emas dan berlian dari aktivitas tambang kita, tetapi emas mentah atau berlian yang belum diolah—meski berharga—tak akan menghasilkan keuntungan yang banyak jika dibandingkan kita mengolahnya: Memberinya nilai tambah. Emas bisa diubah menjadi perhiasan, berlian bisa diolah menjadi batu mulia termahal di dunia. Setelah semuanya, kita masih harus menjualnya, kan? Banyak yang lupa bahwa ‘kreator’ atau ‘penambang ide’ juga sebenarnya harus menjadi pemasar (marketing yang baik) untuk karya-karyanya. Percuma saja kita memiliki emas atau berlian yang banyak, yang mungkin sudah diolah menjadi perhiasan-perhiasan terbaik, tetapi tak ada seorangpun yang mengetahuinya! Pasarkanlah gagasan- gagasan itu, buat semua orang mengetahuinya, buat mereka tahu kualitasnya. Dengan begitu, kita bisa mendulang lebih banyak dari yang kita tambang. Di atas semua itu, yang paling utama adalah proses. Menambang ide selalu membutuhkan proses dan boleh jadi proses itu terus berulang. Jika tidak berhasil dengan aktivitas tambang pertama, teruslah menggali ke kedalaman diri, temukanlah emas dan berlian yang lain, lalu berproses lagi dan lagi. Tutup Tentang ide, saya selalu ingat nasihat Jack Ma, orang terkaya nomor satu di China, katanya kita harus selalu menemukan hal yang unik yang tak dimiliki orang lain. Jika ingin sukses, jangan sekadar meniru orang lain. “You should learn from your competitors, but never copy. Copy and you die!” Katanya. Akhirnya, tulisan ini hanya sekadar ikhtiar saya dalam berbagai perspektif. Tidak sedikitpun berniat menggurui. Anda boleh setuju, boleh juga tidak. Para idealis mungkin berpikir, mengapa ide
  • 3. disederhanakan hanya untuk menjualnya dan mendatangkan kekayaan? Bukankah ide yang baik adalah yang berhasil mengubah jalannya sejarah? Boleh juga berpikir seperti itu, saya setuju. Lain kali, saya akan menulis tentang itu. Sekarang, ini saja dulu: Ide adalah emas dan berlian dalam pikiran. Jadilah apa saja yang membahagiakan Anda. Hiduplah dengan ide. Jadilah kaya dari ide. Merdekalah dengan ide. Selamat menambang!