Tiga konsep pendekatan berikut cocok untuk diterapkan bagi anak-anak anda untuk meningkatkan kecerdasan finansial buah hati agar mereka cakap mengelola uang
4. Membangkitkan Kecerdasan Finansial Anak
Dalam segala hal yang berkaitan dengan uang, jangkauan berpikir seorang anak belum seluas orang
dewasa. Apa yang penting untuk Anda, belum tentu penting bagi mereka Mereka tidak selalu
setuju, kemungkinan besar malahan akan membantah, juga melakukan kesalahan-kesalahan dalam
mengelola uangnya adalah hal-hal yang akan Anda hadapi dalam proses mengajarkan pengelolaan
uang pada anak. Namun bukankah cara anak kita belajar tentang uang sama dengan cara kita belajar
tentang uang juga hal-hal lain yang sangat penting dalam hidup ini. Yaitu dengan selangkah demi
selangkah membuat makin sedikit kesalahan dan menjalani konsekuensinya.
Karena itu memaksakan logika berpikir orang dewasa kurang tepat diterapkan kepada anak-anak.
Artinya jika Anda ingin mengajarkan nilai uang pada anak,tempatkan diri Anda terlebih dahulu
pada posisi mereka. 3 konsep pendekatan berikut ini, mudah-mudahan bisa membantu Anda
membangkitkan kecerdasan finansial untuk anak Anda
Cara Membangkitkan Kecerdasan Finansial Anak (1)
"Menabung Dengan Suka Cita"
Orang tua seringkali tanpa sadar memaksa anak-anak untuk menabung. Tiap kali mereka punya
uang lebih yang didapat dari nenek, paman, bibi atau bahkan Anda sendiri, tanpa sadar Anda
melarang mereka untuk membelanjakannya. Mungkinkah Anda ngeri membayangkan apa yang
dilakukan anak-anak jika mereka bebas membelanjakannya dan menyebabkan masalah saat mereka
tidak diawasi? Hal ini menyebabkan perintah menabung dari orang tua dirasakan oleh anak malah
lebih sebagai penjara tempat orang tua menahan uang milik anak-anak mereka agar tak bisa dipakai.
Kegiatan menabung adalah kegiatan yang ditujukan untuk suatu hasil dimasa depan. Uang hasil
menabung tidak digunakan sekarang tetapi suatu saat nanti. Buat orang dewasa masa depan berarti
bertahun-tahun kemudian, misalnya membayar uang pangkal masuk perguruan tinggi anak,
membeli rumah atau persiapan pensiun. Buat anak-anak masa depan jika berkaitan denagn uang
adalah ketika 6 bulan lagi bisa membeli play station sendiri, 3 bulan lagi beli jam tangan baru, atau
bulan depan bisa nonton konser group musik yang digemarinya. Anak-anak bisa jadi lebih
bersemangat menabung untuk jangka pendek ini. Karena itu memaksakan konsep menabung untuk
masa depan dengan hitungan waktu bertahun-tahun kemudian akan sulit diterima anak-anak.
5. Menabung dengan tujuan menyimpan uang selama mungkin, buat anak-anak sama saja dengan
tidak ada kesempatan menggunakan uang tersebut.
Orang tua sebaiknya tahu, bahwa arti masa depan buat anak berbeda dengan Anda. Pahamilah
bahwa waktu berjalan lebih lambat bagi anak kecil daripada bagi orang dewasa. Karena itu persepsi
masa depan untuk anak adalah waktu yang tidak terlalu lama, biasanya kurang dari satu tahun,
sebab jangka waktu masa depan untuk anak jauh lebih pendek daripada orang dewasa.
Menabung tidak akan memiliki arti, kecuali jika dilakukan dengan sukarela. Jika orang tua secara
otomatis menyita uang anak, entah itu hadiah berupa uang atau uang saku dan memasukannya ke
celengan atau ke bank, anak Anda tak akan menganggap bagian yang disitu itu miliknya, terutama
jika tujuan Anda adalah menabung untuk membayar sekolah atau pengeluaran lain yang buat anak-
anak masih jauh didepan.
Baca juga artikel tentang mengajarkan keuangan pada anak
Kita sendiri sebagai orang tua tidak menganggap menabung untuk diri kita sebagai bentuk
hukuman. Kita yakin menabung akan membuat hidup kita lebih baik dan bahwa hasilnya akan bisa
kita nikmati. Jika kita sedikit mengorbankan pengeluaran saat ini , kita yakin pada masa yang bisa
diperkirakan, kita akan bisa membeli mobil yang lebih bagus, pindah ke rumah yang lebih besar,
mengirim anak-anak kita ke perguruan tinggi favorit, atau pensiun dini. Dengan kata lain, kita
menabung untuk alasan egois. Kita membelanjakan lebih sedikit uang sekarang agar bisa
membelanjakan lebih banyak uang pada masa yang akan datang.
Karena itu untuk memotivasi anak-anak agar mau belajar menabung, maka mereka memerlukan
alasan egois yang masuk akal bagi mereka. Agar bisa menarik bagi anak-anak, menabung harus bisa
membuat hidup anak-anak lebih baik dan bisa mewujudkan tujuan keuangannya, sama seperti yang
Anda rasakan. Manfaat itu juga harus dapat dirasakan pada masa yang bagi anak-anak terasa masuk
akal, alih-alih ditekan sejauh mungkin ke masa depan yang tidak ada dalam alam pikiran anak-anak.
Cara Membangkitkan Kecerdasan Finansial Anak (2)
"Konsep Kebebasan Mengambil Keputusan"
Anak-anak perlu mengendalikan uang mereka sendiri. Mengapa? Karena jika uang yang mereka
belanjakan bukan benar-benar milik mereka, anak-anak tak punya alasan yang memaksa untuk
memperhatikan bagaimana menghabiskannya. Anak-anak yang seringkali merengek minta orang
tuanya membelikan sesuatu menandakan dia tidak peduli dan kurang bertanggung jawab dengan
uang orang tuanya, dan untuk apa mereka bertanggung jawab, toh itu bukan uang mereka? Akan
tetapi, anak-anak sangat berhati-hati dalam membelanjakan uang mereka sendiri. Bukan berarti
semua diperbolehkan. Selama masih dalam batas perilaku yang dibolehkan, anak sebaiknya
diperbolehkan untuk mengambil keputusan sendiri dan Anda mungkin bisa menawarkan saran
berdasarkan pengalaman terhadap keputusannya. Anak-anak yang tidak memilki kontrol atas uang
mereka sendiri tidak punya alasan untuk tidak meminta uang dan akan segera menghamburkan uang
yang mereka dapatkan.
6. Memegang kendali atas uang mereka sendiri memaksa anak-anak melawan dan menimbang
keinginan mereka yang sebenarya. Hal ini juga membebaskan orang tua dari keharusan peran yang
selalu menghakimi dan menasihati dalam masalah keuangan keluarga. Jika anak Anda ingin
membeli mainan, dia tidak perlu meyakinkan Anda bahwa pembelian itu berguna, tetapi dia harus
meyakinkan dirinya sendiri. Dan jika dia memutuskan untuk meminta pendapat Anda, dia tahu
pendapat Anda akan cukup adil. Sehingga pertanyaan yang harus dijawab anak Anda bukanlah
“Bagaimana cara membujuk Anda untuk membayar mainan ini? “ melainkan “ Apakah mainan ini
benar-benar kuinginkan?”.
Cara Membangkitkan Kecerdasan Finansial Anak (3)
"Konsep Orang Tua Sebagai Teladan"
Air cucuran jatuhnya ke pelimbahan juga, begitula seorang anak maka begitulah juga orang tuanya.
Seorang anak memang cerminan sifat dan kebisaan orang tuanya, hampir seperti salinan atau
fotocopy. Jadi lakukanlah hal hal yang sesuai dengan apa yang anda ajarkan kepada anak anda,
jangan hal yang sebaliknya. Anda mengajarkan untuk ber-hemat, tapi anda sendiri malah boros.
Sebenarnya setiap hari kita telah mengajarkan tentang uang pada anak. Kita mengajarkan uang
kepada mereka setiap kali anggaran belanja kebobolan, tampak bahagia atau sedih setiap kali
pulang kerja, membayar tagihan kartu kredit tepat waktu atau menumpuk utang sampai
membengkak. Selama masa kecil, pelajaran yang diberikan tanpa sadar ini seringkali meninggalkan
kesan lebih mendalam dibandingkan apapun yang kita katakan kepada mereka. Oleh karena itu cara
terbaik utnuk mengajarkan uang kepada anak-anak adalah dengan menjalani hidup dimana uang
digunakan dengan tepat dan selalu memberikan teladan yang baik tentang penggunaan uang.
Semoga artikel tentang membangkitkan kecerdasan finansial anak , bermanfaat untuk anda
Penulis : Mike Rini Sutikno, CFP.
Source : Kecerdasan Finansial, Kecerdasan Finansial
Mitra Rencana Edukasi - Perencana Keuangan / Financial Planner
Website. www.mre.co.id, Portal. www. kemandirianfinansial.com
Fanspage. MreFinancialBusiness Advisory, Twitter. @mreindonesia
Google+. Kemandirian Finansial, Email. info@mre.co.id,
Youtube. Mitra Rencana Edukasi – MRE Indonesia, Blog Kemandirian Finansial Blog