Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri.
Metode Discovery Learning adalah teori belajar yang didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang terjadi bila pelajar tidak disajikan dengan pelajaran dalam bentuk finalnya, tetapi diharapkan siswa mengorganisasi sendiri.
Tumbuhan paku disebut juga Pteridophyta. Tumbuhan paku merupakan tumbuhan dengan tingkatan lebih tinggi dari lumut karena memiliki akar, daun, dan batang sejati. Selain itu, meskipun habitat utama tumbuhan paku pada tempat yang lembab (higrofit), namun tumbuhan paku juga dapat hidup diberbagai tempat seperti di air (hidrofit), permukaan batu, tanah, serta dapat juga menempel (epifit) pada pohon.
08 rpp sistem ekskresi (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran K13)Iksan Nur
RPP atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran materi pelajaran sistem ekskresi sesuai dengan kurikulum 2013 lengkap dengan KI, KD Indikator Pencapaian Kompetensi yang memudahkan siswa dalam mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
RPP Biologi SMA Kelas XI MIA KD 3.5 ( sistem gerak Manusia ) almansyahnis S...almansyahnis .
RPP ini jauh dari sempurna, susunan RPP ini disesuaikan Permendikbud no 59 th 2014 lampiran III. Termakasi banyak buat Bapak Sucipto yang telah banyak memberikan pengarahan pada IHT implementasi kurikulum 2013 di SMAN 8 Pekanbaru tgl 23 dan 24 Oktober 2014, mudah-mudahan apa yang bapak berikan ada balasan dari Allah swt
Laporan Fisologi Tumbuhan X Pengaruh AIA Terhadap Proses Absisi Daun Coleus sp.UNESA
Hormon tanaman adalah suatu senyawa organik yang disintesis dalam suatu bagian tanaman dan kemudian diangkut ke bagian tanaman yang lain. Hormon harus ditranslokasikan di dalam tubuh tanaman. Auksin yang ditemukan oleh went, sekarang dikenal sebagai asam indol-asetat (indole 3-asetic acid, disingkat IAA). Beberapa ahli yakin bahwa hormon auksin yang sebenarnya, atau IAA diidentikkan dengan auksin. Walaupun demikian, tanaman mengandung 2 senyawa lain yang pengaruhnya terhadap tanaman sama dengan IAA dan selayaknya juga digolongkan sebagai auksin. Berbeda dengan pergerakan gula, ion, dan bahan terlarut lainnya. IAA biasanya tidak diangkut melalui pembuluh floem dan tidak juga melalui xylem. IAA diangkut melalui saluran pembuluh jika diaplikasikan pada permukaan daun yang cukup dewasa yang telah mengekspor gula, tetapi pengangkutan IAA secara normal dalam batang dan tangkai daun adalah dari daun muda dan melalui sel-sel hidup lainnya termasuk floem parenkim dan sel-sel parenkima yang mengelilingi jaringan pembuluh (Lakitan, 1996).
Hormon auksin diproduksi secara endogen pada bagian pucuk tanaman. Dominasi apikal biasanya ditandai dengan pertumbuhan vegetatif tanaman seperti, pertumbuhan akar, batang dan daun. Dominasi apikal dapat dikurangi dengan mendorong bagian pucuk tumbuhan sehingga produksi auksin yang disintesis pada pucuk akan terhambat bahkan terhenti. Hal ini akan mendorong pertumbuhan tunas lateral (ketiak daun) (Hopkins, 1995). Auksin yang terhenti dapat digantikan dengan beberapa jenis hormon IAA yang berfungsi dengan Lanolin untuk mengetahui pertumbuhan lateralnya (Paponov et al., 2008).
Kesimpulan
Absisi daun pada daun yang diberi lanolin + AIA lebih lambat dibandingkan dengan absisi daun yang diolesi lanolin saja. Pengaruh AIA terhadap proses absisi daun yang menghambat proses absisi daun. Juga semakin bawah letak daun maka semakin cepat pula proses absisi daunnya.
Kesimpulan
Absisi daun pada daun yang diberi lanolin + AIA l
Tumbuhan paku disebut juga Pteridophyta. Tumbuhan paku merupakan tumbuhan dengan tingkatan lebih tinggi dari lumut karena memiliki akar, daun, dan batang sejati. Selain itu, meskipun habitat utama tumbuhan paku pada tempat yang lembab (higrofit), namun tumbuhan paku juga dapat hidup diberbagai tempat seperti di air (hidrofit), permukaan batu, tanah, serta dapat juga menempel (epifit) pada pohon.
08 rpp sistem ekskresi (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran K13)Iksan Nur
RPP atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran materi pelajaran sistem ekskresi sesuai dengan kurikulum 2013 lengkap dengan KI, KD Indikator Pencapaian Kompetensi yang memudahkan siswa dalam mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
RPP Biologi SMA Kelas XI MIA KD 3.5 ( sistem gerak Manusia ) almansyahnis S...almansyahnis .
RPP ini jauh dari sempurna, susunan RPP ini disesuaikan Permendikbud no 59 th 2014 lampiran III. Termakasi banyak buat Bapak Sucipto yang telah banyak memberikan pengarahan pada IHT implementasi kurikulum 2013 di SMAN 8 Pekanbaru tgl 23 dan 24 Oktober 2014, mudah-mudahan apa yang bapak berikan ada balasan dari Allah swt
Laporan Fisologi Tumbuhan X Pengaruh AIA Terhadap Proses Absisi Daun Coleus sp.UNESA
Hormon tanaman adalah suatu senyawa organik yang disintesis dalam suatu bagian tanaman dan kemudian diangkut ke bagian tanaman yang lain. Hormon harus ditranslokasikan di dalam tubuh tanaman. Auksin yang ditemukan oleh went, sekarang dikenal sebagai asam indol-asetat (indole 3-asetic acid, disingkat IAA). Beberapa ahli yakin bahwa hormon auksin yang sebenarnya, atau IAA diidentikkan dengan auksin. Walaupun demikian, tanaman mengandung 2 senyawa lain yang pengaruhnya terhadap tanaman sama dengan IAA dan selayaknya juga digolongkan sebagai auksin. Berbeda dengan pergerakan gula, ion, dan bahan terlarut lainnya. IAA biasanya tidak diangkut melalui pembuluh floem dan tidak juga melalui xylem. IAA diangkut melalui saluran pembuluh jika diaplikasikan pada permukaan daun yang cukup dewasa yang telah mengekspor gula, tetapi pengangkutan IAA secara normal dalam batang dan tangkai daun adalah dari daun muda dan melalui sel-sel hidup lainnya termasuk floem parenkim dan sel-sel parenkima yang mengelilingi jaringan pembuluh (Lakitan, 1996).
Hormon auksin diproduksi secara endogen pada bagian pucuk tanaman. Dominasi apikal biasanya ditandai dengan pertumbuhan vegetatif tanaman seperti, pertumbuhan akar, batang dan daun. Dominasi apikal dapat dikurangi dengan mendorong bagian pucuk tumbuhan sehingga produksi auksin yang disintesis pada pucuk akan terhambat bahkan terhenti. Hal ini akan mendorong pertumbuhan tunas lateral (ketiak daun) (Hopkins, 1995). Auksin yang terhenti dapat digantikan dengan beberapa jenis hormon IAA yang berfungsi dengan Lanolin untuk mengetahui pertumbuhan lateralnya (Paponov et al., 2008).
Kesimpulan
Absisi daun pada daun yang diberi lanolin + AIA lebih lambat dibandingkan dengan absisi daun yang diolesi lanolin saja. Pengaruh AIA terhadap proses absisi daun yang menghambat proses absisi daun. Juga semakin bawah letak daun maka semakin cepat pula proses absisi daunnya.
Kesimpulan
Absisi daun pada daun yang diberi lanolin + AIA l
keanekaragaman hayati memiliki tingkatan gen, jenis, dan ekosistem. Keanekaragaman hayati di Indonesia meliputi keanekaragaman flora dan fauna. Keanekaragaman hayati dunia meliputi bioma darat dan akuatik
pembelajaran IPA berbasis power point yang menarik dan bermanfaat bagi kita,menambah wawasan,mengetahui apa saja keanekaragaman hayati yang ada di alam,dapat juga di dowload,mengetahui keadaan di Indonesia,keanekaragaman hayati di Indonesia,ada juga pertanyaan menarik,sekian selamat menikmati dan terima kasih
2. Standar Kompetensi Dan Kompetensi
Dasar
1. SK
a. Siswa mampu mengaplikasikan prinsip –
prinsip pengelompokan makhluk hidup
untuk mempelajari keanekaragaman dan
peran keanekaragaman hayati bagi
kehidupan.
2. KD
a. Merumuskan konsep keanekaragaman
melalui kegiatan pengamatan terhadap
lingkungan sekitarnya.
3. Tujuan Pembelajaran
Siswa diharapkan mampu untuk
1. Merumuskan Konsep keseragaman dan
keberagaman dari makhluk hidup.
2. Mendeskripsikan konsep keanekaragaman
gen, jenis, dan ekosistem .
5. Konsep Keseragaman dan
Keberagaman
• Setiap sistem lingkungan memiliki
keanekaragaman yang berbeda.
• Keanekaragaman hayati ditunjukkan, antara
lain, oleh variasi bentuk, ukuran, jumlah
(frekuensi), warna, dan sifat-sifat lain makhluk
hidup.
• Keseragaman adalah ciri yang sama yang
terdapat dalam satu spesies.
6. Tingkat Keanekaragaman Hayati
Dibedakan menjadi 3 tingkat yaitu :
1. Keanekaragaman hayati tingkat Gen
2. Keanekaragaman hayati tingkat Jenis
3. Keanekaragaman hayati tingkat Ekosistem
7. Keanekaragaman Hayati tingkat Gen
• Keanekaragaman tingkat gen :
keanekaragaman yang timbul karena adanya
variasi susunan gen dalam dalam suatu
spesies.
• Contoh : Sama dalam spesies jeruk : Jeruk
Nipis, Jeruk Lemon, dan Jeruk Pontianak
8. Keanekaragaman Hayati Tingkat Jenis
• Keanekaragaman tingkat jenis : variasi yang
terjadi dalam satu famili yang sama tapi
berbeda spesies.
• Contoh : Sama – sama dari famili Palem –
paleman : kelapa, pinang, dan aren.
9. Keanekaragaman hayati Tingkat
Ekosistem
• Keanekaragaman hayati tingkat ekosistem :
keanekaragaman yang timbul karena adanya
interaksi antara lingkungan abiotik tertentu
dengan sekumpulan makhluk hidup tertentu.
• Contoh : Ekosistem hutan, sungai, dan rawa.
10. Kesimpulan
• Keanekaragaman hayati adalah
keanekaragaman pada makhluk hidup yang
menunjukkan adanya variasi bentuk,
penampilan, ukuran, serta ciri-ciri lainnya.
• Keanekaragaman hayati dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu keanekaragaman gen,
keanekaragaman jenis, dan keanekaragaman
ekosistem.