SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
Download to read offline
MATRIX USULAN PERUBAHAN TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNCANG
TENTANG
PENGAKUAN DAN PERLINDUNGAN HAK-HAK MASYARAKAT ADAT
JUDUL USULAN PERUBAHAN ALASAN PERUBAHAN
RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGAKUAN DAN
PERLINDUNGAN HAK MASYARAKAT HUKUM ADAT
RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG
PENGAKUAN DAN PERLINDUNGAN HAK-HAK
MASYARAKAT ADAT
DASAR PERTIMBANGAN USULAN PERUBAHAN ALASAN PERUBAHAN
a. bahwa Negara mengakui dan menghormati kesatuan-
kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak
tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan
perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan
Republik Indonesia;
b. bahwa masyarakat hukum adat selama ini belum diakui
dan dilindungi secara optimal dalam melaksanakan hak
pengelolaan yang bersifat komunal, baik hak atas tanah,
wilayah, budaya, dan sumber daya alam yang diperoleh
secara turun-temurun, maupun yang diperoleh melalui
mekanisme lain yang sah menurut hukum adat setempat;
c. bahwa belum optimalnya pengakuan dan pelindungan
hak masyarakat hukum adat yang bersifat komunal
mengakibatkan munculnya konflik di masyarakat hukum
adat sehingga menimbulkan ancaman stabilitas
keamanan nasional;
d. bahwa pengakuan dan perlindungan hak masyarakat
hukum adat dalam peraturan perundang-undangan saat
ini belum diatur secara komprehensif sehingga perlu
diatur secara khusus dalam satu Undang-Undang;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu
membentuk Undang-Undang tentang Pengakuan dan
Perlindungan Hak Masyarakat Hukum Adat;
DASAR HUKUM (MENGINGAT) USULAN PERUBAHAN ALASAN PERUBAHAN
Pasal 18B ayat (2), Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28I ayat (3), dan
Pasal 32 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945
BATANG TUBUH
BAB I:
KETENTUAN UMUM
PASAL: BUNYI KETENTUAN USULAN PERUBAHAN ALASAN PERUBAHAN
Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan:
1. Masyarakat hukum adat adalah sekelompok
orang yang terikat oleh tatanan hukum adatnya
sebagai warga bersama suatu persekutuan
hukum karena kesamaan tempat tinggal
ataupun atas dasar keturunan.
2. Pengakuan hak masyarakat hukum adat adalah
Pengakuan adalah pernyataan tertulis maupun
tidak tertulis atas keberadaan masyarakat
hukum adat beserta hak-haknya yang diberikan
oleh negara dan/atau pihak-pihak lain diluar
negara;
3. Perlindungan hak masyarakat hukum adat
adalah Perlindungan adalah suatu bentuk
pelayanan yang wajib diberikan oleh negara
kepada masyarakat hukum adat dalam rangka
menjamin terpenuhi hak-haknya, agar dapat
hidup tumbuh dan berkembang sebagai satu
kelompok masyarakat, berpartisipasi sesuai
dengan harkat dan martabat kemanusiannya
serta terlindungi dari tindakan diskriminasi;
4. Pemberdayaan masyarakat hukum adat adalah
proses pembangunan dimana masyarakat
hukum adat berinisiatif memulai proses
kegiatan social untuk memperbaiki situasi dan
kondisi diri sendiri
5. Wilayah adat adalah satu kesatuan geografis
dan sosial yang secara turun temurun dihuni
dan dikelola oleh masyarakat hukum adat
sebagai penyangga sumber-sumber
penghidupan yang diwarisi dari leluhurnya
atau melalui kesepakatan dengan masyarakat
hukum adat lainnya;
6. Tanah ulayat adalah bidang tanah yang
diatasnya terdapat hak ulayat dari suatu
masyarakat hukum adat tertentu.
7. Hukum adat adalah seperangkat norma dan
aturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis
yang hidup dan berlaku untuk mengatur
kehidupan bersama masyarakat hukum adat;
8. Lembaga adat adalah perangkat organisasi
yang tumbuh dan berkembang bersamaan
dengan sejarah suatu masyarakat hukum adat
untuk mengatur, mengurus dan menyelesaikan
berbagai permasalahan-permasalahan
kehidupan sesuai dengan hukum adat yang
berlaku.
9. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut
Pemerintah adalah Presiden Republik
Indonesia yang memegang kekuasaan
Pemerintah Negara Republik Indonesia
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
10. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati,
atau Walikota dan perangkat daerah sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan daerah.
Pasal 2 Pengakuan dan pelindngan hak masyarakat hukum
adat berasaskan:
a. partisipasi;
b. keadilan;
c. transparansi;
d. kesetaraan; dan
keberlanjutan lingkungan
Pasal 3 Pengaturan pengakuan dan perlindungan hak
masyarakat hukum adat bertujuan untuk:
a. melindungi hak masyarakat hukum adat agar
dapat hidup aman, tumbuh, dan berkembang
sebagai kelompok masyarakat sesuai dengan
harkat dan martabat kemanusiannya serta
terlindungi dari tindakan diskriminasi;
b. memberikan kepastian hukum bagi masyarakat
hukum adat dalam melaksanakan haknya;
c. menjadikan pengakuan dan perlindungan
terhadap hak masyarakat hukum adat sebagai
dasar dalam penyelenggaraan pemerintahan
dan pengembangan program pembangunan;
dan
d. melaksanakan pemberdayaan bagi masyarakat
hukum adat.
BAB II:
PENGAKUAN DAN PERLINDUNGAN HAK MASYARAKAT HUKUM ADAT
PASAL: BUNYI KETENTUAN USULAN PERUBAHAN ALASAN PERUBAHAN
Pasal 4 Pengakuan dan perlindungan hak masyarakat
hukum adat dilakukan Pemerintah dan Pemerintah
Daerah dengan cara:
a. identifikasi masyarakat hukum adat;
b. verifikasi masyarakat hukum adat; dan
c. pengesahan masyarakat hukum adat.
Pasal 5 (1) Proses identifikasi masyarakat hukum adat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2)
huruf a dilakukan Pemerintah dan Pemerintah
Daerah dengan melakukan pendataan
keberadaan masyarakat hukum adat.
(2) Pendataan keberadaan masyarakat hukum
adat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
memuat data dan informasi tentang sejarah
masyarakat hukum adat, wilayah hukum adat,
hukum adat, dan kelembagaan/sistem
pemerintahan adat.
Pasal 6 Pemerintah dan Pemerintah Daerah melakukan
verifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
terhadap hasil identifikasi keberadaan
masyarakat hukum adat.
Pasal 7 Hasil verifikasi masyarakat hukum adat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 disahkan
oleh Pemerintah melalui Keputusan Presiden.
Pasal 8 (1) Masyarakat hukum adat dapat mengajukan
keberatan terhadap hasil pengesahan yang
dilakukan oleh Pemerintah dalam kurun
waktu 90 hari setelah hasil identifikasi
diberitahukan dan/atau diumumkan.
(2) Pengajuan keberatan dilakukan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Pasal 9 Ketentuan lebih lanjut mengenai identifikasi,
verifikasi dan pengesahan masyarakat hukum adat
dilakukan dalam Peraturan Pemerintah.
BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN MASYARAKAT HUKUM ADAT
BAGIAN KESATU:
HAK MASYARAKAT HUKUM ADAT
PARAGRAF 1
HAK ATAS TANAH, WILAYAH dan SUMBER DAYA ALAM
PASAL: BUNYI KETENTUAN USULAN PERUBAHAN ALASAN PERUBAHAN
Pasal 10 (1) Masyarakat hukum adat memiliki hak atas
tanah, wilayah, dan sumber daya alam yang
mereka miliki atau duduki secara turun
temurun dan yang diperoleh melalui
mekanisme lain yang sah menurut hukum adat
setempat.
(2) Sumber daya alam sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) mencakup segala sesuatu yang
berada di permukaan tanah maupun di dalam
tanah.
(3) Hak atas tanah, wilayah, dan sumber daya alam
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mencakup hak untuk memiliki, menggunakan,
mengembangkan, dan mengendalikan.
(4) Masyarakat hukum adat memiliki hak untuk
menentukan dan mengembangkan prioritas
dan strategi untuk pengembangan atau
penggunaan tanah, wilayah, dan sumber daya
alam dengan menggunakan cara-cara yang
sesuai dengan kearifan lokal dan inovasi-
inovasi yang berkembang dalam masyarakat
adat yang bersangkutan.
Pasal 11 (1) Hak atas tanah dapat bersifat komunal dan
bersifat perseorangan sesuai dengan hukum
adat yang berlaku.
(2) Hak atas tanah yang bersifat komunal tidak
dapat dipindah tangankan kepada pihak lain.
(3) Pemanfaatan tanah yang bersifat komunal dan
perseorangan didalam wilayah adat oleh pihak
lain hanya dapat dilakukan melalui mekanisme
pengambilan keputusan bersama masyarakat
adat yang bersangkutan berdasarkan hukum
adat.
Pasal 12 (1) Masyarakat hukum adat berhak untuk
mendapatkan restitusi dan kompensasi yang
layak dan adil atas tanah, wilayah, dan sumber
daya alam yang dimiliki secara turun temurun
yang diambil alih, dikuasai, digunakan atau
dirusak tanpa persetujuan bebas tanpa
paksaan dari masyarakat hukum adat yang
bersangkutan.
(2) Mekanisme pelaksanaan restitusi dan
kompensasi sebagaimana yang dimaksud pada
ayat (1) diatur lebih lanjut melalui Peraturan
Pemerintah.
PARAGRAF 2:
HAK ATAS PEMBANGUNAN
PASAL BUNYI KETENTUAN USULAN PERUBAHAN ALASAN PERUBAHAN
Pasal 13 (1) Masyarakat hukum adat memiliki hak untuk
mengakses semua layanan pendidikan,
kesehatan, ekonomi, dan layanan publik
lainnya.
(2) Selain hak untuk mengakses semua layanan
publik sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), masyarakat hukum adat berhak
menentukan dan mengembangkan sendiri
bentuk-bentuk pembangunan yang sesuai
dengan kebutuhan dan kebudayaan mereka.
Pasal 14 (1) Masyarakat hukum adat memiliki hak untuk
terlibat secara penuh dalam program-
prgram pembangunan negara mulai dari
tahap perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan.
(2) Masyarakat hukum adat memiliki hak untuk
mendapatkan informasi yang lengkap dan
akurat mengenai program pembangunan
yang ditawarkan oleh pemerintah dan
pihak-pihak lain di luar pemerintah yang
akan berdampak pada tanah, wilayah,
sumber daya alam, budaya, dan sistem
pemerintahan adat.
(3) Masyarakat hukum adat berhak untuk
menolak bentuk-bentuk pembangunan yang
dinilai tidak sesuai dengan kebutuhan dan
kebudayaannya.
(4) Masyarakat hukum adat berhak untuk
mengusulkan bentuk-bentuk pembangunan
yang lain yang sesuai dengan aspirasi dan
kebutuhan mereka.
PARAGRAF 3
HAK ATAS SPIRITUALITAS DAN KEBUDAYAAN
PASAL BUNYI KETENTUAN USULAN PERUBAHAN ALASAN PERUBAHAN
Pasal 15 (1) Masyarakat hukum adat berhak menganut
dan melaksanakan sistem kepercayaan dan
ritual yang diwarisi dari leluhurnya.
(2) Masyarakat hukum adat berhak untuk
mengembangkan tradisi, adat istiadat yang
meliputi hak untuk mempertahankan,
melindungi dan mengembangkan wujud
kebudayaannya di masa lalu, sekarang, dan
yang akan datang, seperti situs-situs
arkeologi, sejarah, artefak, dan upacara-
upacara adat.
(3) Masyarakat hukum adat memiliki hak untuk
menjaga, mengendalikan, melindungi dan
mengembangkan pengetahuan tradisional
dan kekayaan intelektual serta praktik-
praktiknya seperti teknologi, budidaya,
benih, obat-obatan, desain, permainan
tradisional, seni pertunjukan, seni visual,
dan kesusasteraan.
Pasal 16 (1) Masyarakat hukum adat memiliki hak untuk
membentuk media sendiri dalam bahasa-
bahasa mereka sendiri, dan memiliki akses
terhadap semua bentuk media umum tanpa
diskriminasi.
(2) Masyarakat hukum adat berhak atas
program siaran, penerbitan, penelitian, dan
pemberitaan yang menghormati sistem nilai
serta cara hidup mereka.
PARAGRAF 4:
HAK ATAS LINGKUNGAN HIDUP
PASAL BUNYI KETENTUAN USULAN PERUBAHAN ALASAN PERUBAHAN
Pasal 17 (1) Masyarakat hukum adat mempunyai hak
atas perlindungan lingkungan hidup.
(2) Dalam rangka pemenuhan hak atas
lingkungan hidup sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) masyarakat hukum adat
mempunyai hak untuk mendapatkan
pendidikan lingkungan hidup, akses atas
informasi, dan partisipasi yang luas
terhadap pengelolaan dan perlindungan
lingkungan hidup sesuai dengan kearifan
lokal.
(3) Masyarakat hukum adat berhak untuk
memastikan bahwa tidak ada penyimpanan
atau pembuangan bahan-bahan berbahaya
di atas tanah dan wilayah masyarakat
hukum adat.
(4) Masyarakat hukum adat mempunyai hak
atas pemulihan lingkungan hidup di wilayah
adat yang mengalami kerusakan.
PARAGRAF 5:
HAK UNTUK MENJALANKAN HUKUM DAN PERADILAN ADAT
PASAL BUNYI KETENTUAN USULAN PERUBAHAN ALASAN PERUBAHAN
Pasal 18 (1) Masyarakat hukum adat berhak untuk
menyelenggarkan sistem peradilan adat
dalam penyelesaian sengketa terkait dengan
hak-hak adat dan pelanggaran atas hukum
adat.
(2) Pengaturan lebih lanjut mengenai hak untuk
menjalankan hukum dan peradilan adat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
BAGIAN KEDUA:
KEWAJIBAN MASYARAKAT HUKUM ADAT
PASAL BUNYI KETENTUAN USULAN PERUBAHAN ALASAN PERUBAHAN
Pasal 19 Masyarakat hukum adat berkewajiban:
a. berpartisipasi dalam setiap proses
pembangunan;
b. melestaikan nilai-nilai budaya Indonesia;
c. melaksanakan toleransi antar masyarakat
hukum adat; dan
d. bekerjasama dalam proses identifikasi dan
verifikasi masyarakat hukum adat.
BAB IV:
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT HUKUM ADAT
PASAL BUNYI KETENTUAN USULAN PERUBAHAN ALASAN PERUBAHAN
Pasal 20 (1) Pemberdayaan masyarakat hukum adat
dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah
Daerah, dan masyarakat.
(2) Pemberdayaan masyarakat hukum adat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
secara terencana, terkoordinasi dan terpadu
dengan melibatkan masyarakat hukum adat .
Pasal 21 (1) Pemberdayaan masyarakat hukum adat
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17
mencakup aspek kelembagaan, pendampingan,
dan penyediaan fasilitas.
(2) Pemberdayaan masyarakat hukum adat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
BAB V
TUGAS DAN WEWENANG
BAGIAN KESATU:
TUGAS
PASAL BUNYI KETENTUAN USULAN PERUBAHAN ALASAN PERUBAHAN
Pasal 22 Pemerintah bertugas:
a. mengembangkan dan melaksanakan program
pemberdayaan masyarakat hukum adat
dengan mempertimbangkan kearifan lokal;
b. menyediakan sarana dan prasarana yang
diperlukan masyarakat hukum adat;
c. melakukan sosialisasi dan informasi program
pembangunan kepada masyarakat hukum adat;
dan
d. melakukan pembinaan kepada masyarakat
hukum adat.
BAGIAN KEDUA:
WEWENANG
PASAL BUNYI KETENTUAN USULAN PERUBAHAN ALASAN PERUBAHAN
Pasal 23 Pemerintah berwenang untuk:
a. menetapkan kebijakan mengenai program
pemberdayaan masyarakat hukum adat
dengan mempertimbangkan kearifan lokal;
b. menetapkan kebijakan sarana dan prasarana
yang diperlukan masyarakat hukum adat;
c. menetapkan kebijakan sosialisasi dan
informasi program pembangunan kepada
masyarakat hukum adat; dan
d. menetapkan kebijakan mengenai pembinaan
kepada masyarakat hukum adat.
BAB VI
MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA
BAGIAN KESATU
SENGKETA INTERNAL
PASAL BUNYI KETENTUAN USULAN PERUBAHAN ALASAN PERUBAHAN
Pasal 24 (1) Sengketa antar perseorangan dalam
Masyarakat Hukum Adat dalam wilayah
hukum privat diselesaikan melalui Lembaga
Adat.
(2) Lembaga Adat mengeluarkan putusan
Lembaga Adat sebagai hasil penyelesaian
sengketa sebagaimana dimaksud pada ayat
(1).
(3) Apabila masih terdapat sengketa terhadap
putusan Lembaga Adat sebagaimana
dimaksud pada ayat (2), sengketa
diselesaikan melalui pengadilan atau di luar
pengadilan berdasarkan pilihan sukarela
pihak yang bersengketa.
Pasal 25 (1) Sengketa dalam Masyarakat Hukum Adat
dalam wilayah hukum publik dapat
diselesaikan melalui Lembaga Adat.
(2) Penyelesaian melalui Lembaga Adat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak
menghilangkan kewenangan pengadilan
untuk menyelesaikan sengketa masyarakat
hukum adat dalam wilayah hukum publik.
(3) Sanksi Lembaga Adat menjadi
pertimbangan hakim dalam memutus
sengketa masyarakat hukum adat.
BAGIAN KEDUA:
SENGKETA ANTARA MASYARAJAT HUKUM ADAT
PASAL BUNYI KETENTUAN USULAN PERUBAHAN ALASAN PERUBAHAN
Pasal 26 (1) Sengketa antara Masyarakat Hukum Adat
dan Masyarakat Adat Hukum lain
diselesaikan melalui musyawarah antar
Lembaga Adat.
(2) Apabila musyawarah antar Lembaga Adat
tidak dapat menyelesaikan sengketa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
sengketa diselesaikan melalui pengadilan
atau di luar pengadilan berdasarkan pilihan
sukarela pihak yang bersengketa.
BAGIAN KETIGA:
SENGKETA ANTARA MASYARAKAT HUKUM ADAT DENGAN PIHAK LAIN
PASAL BUNYI KETENTUAN USULAN PERUBAHAN ALASAN PERUBAHAN
Pasal 27 Sengketa antara MHA dengan pihak lain
diselesaikan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
BAGIAN KEEMPAT:
PERWAKILAN DALAM PENYELESAIAN SENGKETA
PASAL BUNYI KETENTUAN USULAN PERUBAHAN ALASAN PERUBAHAN
Pasal 28 Perwakilan masyarakat hukum adat yang menjadi
pihak dalam penyelesaian sengketa atau menjadi
saksi di pengadilan harus merupakan orang yang
merepresentasikan seluruh kepentingan
Masyarakat Hukum Adat.
Pasal 29 Hakim dalam memutuskan perkara yang berkaitan
dengan Masyarakat Hukum Adat wajib
memperhatikan hukum adat dan kebiasaan yang
berlaku dalam Masyarakat Hukum Adat.
Pasal 30 Pemerintah atau masyarakat dapat menjadi
mediator dalam penyelesaian sengketa Masyarakat
Hukum Adat dengan memperhatikan hukum adat
dan kebiasaan yang berlaku dalam Masyarakat
Hukum Adat.
BAB VII:
PENDANAAN
PASAL BUNYI KETENTUAN USULAN PERUBAHAN ALASAN PERUBAHAN
Pasal 31 Pendanaan bagi masyarakat hukum adat bertujuan
untuk menjamin pelaksanaan tugas serta
wewenang Pemerintah dan Pemerintah Daerah
dalam melakukan identifikasi, verifikasi, dan
pengesahan serta melaksanakan program untuk
memberikan pelayanan dalam peningkatan
kapasitas dan kemampuan masyarakat hukum
adat.
Pasal 32 (1) Sumber pendanaan dalam melakukan
identifikasi, vefrifikasi, dan pengesahan
masyarakat hukum adat dibebankan pada
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
serta Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah.
(2) Selain sumber pendanaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), sumber pendanaan
pengakuan dan perlindungan masyarakat
hukum adat dapat berasal dari sumber lain
yang sah.
(3) Masyarakat dapat memberikan dukungan
dana dalam upaya pengakuan dan
perlindungan masyarakat hukum adat.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pendanaan
pengakuan dan perlindungan hak masyarakat
hukum adat diatur dengan Peraturan
Pemerintah.
BAB VIII:
PERANSERTA MASYARAKAT
PASAL BUNYI KETENTUAN USULAN PERUBAHAN ALASAN PERUBAHAN
Pasal 33 (1) Peran serta masyarakat dapat dilakukan
dengan cara:
a. memberikan informasi terkait identifikasi
masyarakat adat;
b. memberikan saran, pertimbangan, dan
pendapat kepada Pemerintah;
c. menjaga, memelihara, dan meningkatkan
kelestarian lingkungan masyarakat hukum
adat;
d. menyampaikan laporan terjadinya bahaya,
pencemaran, dan/atau perusakan
lingkungan di wilayah masyarakat adat;
e. memantau pelaksanaan rencana
pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat adat;
f. memberikan bantuan tenaga, dana, fasilitas,
serta sarana dan prasarana dalam
perlindungan masyarakat hukum adat;
g. melestarikan adat istiadat milik masyarakat
hukum adat;
h. menciptakan lingkungan tempat tinggal
yang kondusif bagi masyarakat hukum adat;
i. melaporkan tindakan kekerasan yang
dialami oleh masyarakat hukum adat; dan
j. membantu pemerintah dalam memberikan
sosialisasi mengenai pentingnya pengakuan
dan perlindungan hak masyarakat hukum
adat kepada masyarakat.
(2) Dalam melaksanakan peran serta masyarakat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tetap
memperhatikan kearifan lokal.
BAB IX:
KETENTUAN PENUTUP
PASAL BUNYI KETENTUAN USULAN PERUBAHAN ALASAN PERUBAHAN
Pasal 34 Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, semua
peraturan perundang-undangan yang mengatur
mengenai masyarakat hukum adat dinyatakan
masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan
dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini.
Pasal 35 Peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini harus
telah ditetapkan dalam waktu 1 (satu) tahun sejak
Undang-Undang ini diundangkan.
Pasal 36 Undang-undang ini berlaku pada tanggal
diundangkan,
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Undang-Undang ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.

More Related Content

What's hot

Uu no.39 tahun 1999 tentang HAM (Tugas Fenti Anita Sari)
Uu no.39 tahun 1999 tentang HAM (Tugas Fenti Anita Sari)Uu no.39 tahun 1999 tentang HAM (Tugas Fenti Anita Sari)
Uu no.39 tahun 1999 tentang HAM (Tugas Fenti Anita Sari)Fenti Anita Sari
 
Hak Asasi Manusia
Hak Asasi ManusiaHak Asasi Manusia
Hak Asasi ManusiaDwi Anita
 
UU RI No.39 th 1999 ttg HAM
UU RI No.39 th 1999 ttg HAMUU RI No.39 th 1999 ttg HAM
UU RI No.39 th 1999 ttg HAMSei Enim
 
Hak Asasi Manusia dan Konstitusi
Hak Asasi Manusia dan KonstitusiHak Asasi Manusia dan Konstitusi
Hak Asasi Manusia dan KonstitusiRafi Daffa
 
Power point-pendidikan-kewarganegaraan-copy1
Power point-pendidikan-kewarganegaraan-copy1Power point-pendidikan-kewarganegaraan-copy1
Power point-pendidikan-kewarganegaraan-copy1newskiem
 
Perubahan Kedua Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Perubahan Kedua Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945Perubahan Kedua Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Perubahan Kedua Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945guestf22575
 
Hak Asasi Manusia Dan Kejahatan Korupsi (Materi untuk santri 2015)
Hak Asasi Manusia Dan Kejahatan Korupsi (Materi untuk santri 2015)Hak Asasi Manusia Dan Kejahatan Korupsi (Materi untuk santri 2015)
Hak Asasi Manusia Dan Kejahatan Korupsi (Materi untuk santri 2015)Abdul Kasim
 
Hubungan Warga Negara dan Pemerintahan PPT
Hubungan Warga Negara dan Pemerintahan PPTHubungan Warga Negara dan Pemerintahan PPT
Hubungan Warga Negara dan Pemerintahan PPTAndhika Pratama
 
Moniaga s pr besar presiden baru - 18 juni 2014
Moniaga s   pr besar presiden baru - 18 juni 2014Moniaga s   pr besar presiden baru - 18 juni 2014
Moniaga s pr besar presiden baru - 18 juni 2014sonny dwi kristanu
 
Rumah pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika
Rumah pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal IkaRumah pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika
Rumah pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal IkaR . Adhi Indra Kurnia
 
Warga negara dan negara
Warga negara dan negaraWarga negara dan negara
Warga negara dan negaraeganrad
 
PENDUDUK INDONESIA
PENDUDUK INDONESIAPENDUDUK INDONESIA
PENDUDUK INDONESIAjiroquille
 

What's hot (17)

Ham (Hak Asasi Manusia)
Ham (Hak Asasi Manusia)Ham (Hak Asasi Manusia)
Ham (Hak Asasi Manusia)
 
Uu no.39 tahun 1999 tentang HAM (Tugas Fenti Anita Sari)
Uu no.39 tahun 1999 tentang HAM (Tugas Fenti Anita Sari)Uu no.39 tahun 1999 tentang HAM (Tugas Fenti Anita Sari)
Uu no.39 tahun 1999 tentang HAM (Tugas Fenti Anita Sari)
 
Hak Asasi Manusia
Hak Asasi ManusiaHak Asasi Manusia
Hak Asasi Manusia
 
1999 39 ham
1999 39 ham1999 39 ham
1999 39 ham
 
UU RI No.39 th 1999 ttg HAM
UU RI No.39 th 1999 ttg HAMUU RI No.39 th 1999 ttg HAM
UU RI No.39 th 1999 ttg HAM
 
Hak Asasi Manusia dan Konstitusi
Hak Asasi Manusia dan KonstitusiHak Asasi Manusia dan Konstitusi
Hak Asasi Manusia dan Konstitusi
 
Power point-pendidikan-kewarganegaraan-copy1
Power point-pendidikan-kewarganegaraan-copy1Power point-pendidikan-kewarganegaraan-copy1
Power point-pendidikan-kewarganegaraan-copy1
 
Perubahan Kedua Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Perubahan Kedua Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945Perubahan Kedua Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Perubahan Kedua Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
 
Hak Asasi Manusia (PKn)
Hak Asasi Manusia (PKn)Hak Asasi Manusia (PKn)
Hak Asasi Manusia (PKn)
 
Hak Asasi Manusia Dan Kejahatan Korupsi (Materi untuk santri 2015)
Hak Asasi Manusia Dan Kejahatan Korupsi (Materi untuk santri 2015)Hak Asasi Manusia Dan Kejahatan Korupsi (Materi untuk santri 2015)
Hak Asasi Manusia Dan Kejahatan Korupsi (Materi untuk santri 2015)
 
Hubungan Warga Negara dan Pemerintahan PPT
Hubungan Warga Negara dan Pemerintahan PPTHubungan Warga Negara dan Pemerintahan PPT
Hubungan Warga Negara dan Pemerintahan PPT
 
Moniaga s pr besar presiden baru - 18 juni 2014
Moniaga s   pr besar presiden baru - 18 juni 2014Moniaga s   pr besar presiden baru - 18 juni 2014
Moniaga s pr besar presiden baru - 18 juni 2014
 
Proposal tesis ok
Proposal tesis okProposal tesis ok
Proposal tesis ok
 
Rumah pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika
Rumah pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal IkaRumah pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika
Rumah pancasila, UUD 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika
 
Warga negara dan negara
Warga negara dan negaraWarga negara dan negara
Warga negara dan negara
 
ham
hamham
ham
 
PENDUDUK INDONESIA
PENDUDUK INDONESIAPENDUDUK INDONESIA
PENDUDUK INDONESIA
 

Viewers also liked

Kab pakpak barat 20_2006 ujud
Kab pakpak barat 20_2006 ujudKab pakpak barat 20_2006 ujud
Kab pakpak barat 20_2006 ujudMedan Comonity
 
Perda no-08-tahun-2010-tentang-pajak-daerah
Perda no-08-tahun-2010-tentang-pajak-daerahPerda no-08-tahun-2010-tentang-pajak-daerah
Perda no-08-tahun-2010-tentang-pajak-daerahMedan Comonity
 
Na ruu pphma-versi aman
Na ruu pphma-versi amanNa ruu pphma-versi aman
Na ruu pphma-versi amanMedan Comonity
 
Perda nomor-6-tahun-2012
Perda nomor-6-tahun-2012Perda nomor-6-tahun-2012
Perda nomor-6-tahun-2012Medan Comonity
 
TeacherCast iPad Curriculum
TeacherCast iPad CurriculumTeacherCast iPad Curriculum
TeacherCast iPad CurriculumJeffrey Bradbury
 
Kabupaten pakpakbharat 9-2006
Kabupaten pakpakbharat 9-2006Kabupaten pakpakbharat 9-2006
Kabupaten pakpakbharat 9-2006Medan Comonity
 
Kab pakpak barat 4_2008
Kab pakpak barat 4_2008Kab pakpak barat 4_2008
Kab pakpak barat 4_2008Medan Comonity
 
Kabupaten pakpakbharat 20-2006
Kabupaten pakpakbharat 20-2006Kabupaten pakpakbharat 20-2006
Kabupaten pakpakbharat 20-2006Medan Comonity
 
Kab pakpak barat 20_2006
Kab pakpak barat 20_2006Kab pakpak barat 20_2006
Kab pakpak barat 20_2006Medan Comonity
 
Perda malinau nomor 10 tentang pengakuan hak adat masyarakat inisiatif dprd
Perda malinau nomor 10 tentang pengakuan hak adat masyarakat inisiatif dprdPerda malinau nomor 10 tentang pengakuan hak adat masyarakat inisiatif dprd
Perda malinau nomor 10 tentang pengakuan hak adat masyarakat inisiatif dprdMedan Comonity
 
Perda no-5-tahun-2011-tentang-retribusi-pelayanan-pemakaman
Perda no-5-tahun-2011-tentang-retribusi-pelayanan-pemakamanPerda no-5-tahun-2011-tentang-retribusi-pelayanan-pemakaman
Perda no-5-tahun-2011-tentang-retribusi-pelayanan-pemakamanMedan Comonity
 
Perda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakaman
Perda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakamanPerda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakaman
Perda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakamanMedan Comonity
 
Putusan sidang 35 puu 2012-kehutanan-telah ucap 16 mei 2013
Putusan sidang 35 puu 2012-kehutanan-telah ucap 16 mei 2013Putusan sidang 35 puu 2012-kehutanan-telah ucap 16 mei 2013
Putusan sidang 35 puu 2012-kehutanan-telah ucap 16 mei 2013Medan Comonity
 

Viewers also liked (13)

Kab pakpak barat 20_2006 ujud
Kab pakpak barat 20_2006 ujudKab pakpak barat 20_2006 ujud
Kab pakpak barat 20_2006 ujud
 
Perda no-08-tahun-2010-tentang-pajak-daerah
Perda no-08-tahun-2010-tentang-pajak-daerahPerda no-08-tahun-2010-tentang-pajak-daerah
Perda no-08-tahun-2010-tentang-pajak-daerah
 
Na ruu pphma-versi aman
Na ruu pphma-versi amanNa ruu pphma-versi aman
Na ruu pphma-versi aman
 
Perda nomor-6-tahun-2012
Perda nomor-6-tahun-2012Perda nomor-6-tahun-2012
Perda nomor-6-tahun-2012
 
TeacherCast iPad Curriculum
TeacherCast iPad CurriculumTeacherCast iPad Curriculum
TeacherCast iPad Curriculum
 
Kabupaten pakpakbharat 9-2006
Kabupaten pakpakbharat 9-2006Kabupaten pakpakbharat 9-2006
Kabupaten pakpakbharat 9-2006
 
Kab pakpak barat 4_2008
Kab pakpak barat 4_2008Kab pakpak barat 4_2008
Kab pakpak barat 4_2008
 
Kabupaten pakpakbharat 20-2006
Kabupaten pakpakbharat 20-2006Kabupaten pakpakbharat 20-2006
Kabupaten pakpakbharat 20-2006
 
Kab pakpak barat 20_2006
Kab pakpak barat 20_2006Kab pakpak barat 20_2006
Kab pakpak barat 20_2006
 
Perda malinau nomor 10 tentang pengakuan hak adat masyarakat inisiatif dprd
Perda malinau nomor 10 tentang pengakuan hak adat masyarakat inisiatif dprdPerda malinau nomor 10 tentang pengakuan hak adat masyarakat inisiatif dprd
Perda malinau nomor 10 tentang pengakuan hak adat masyarakat inisiatif dprd
 
Perda no-5-tahun-2011-tentang-retribusi-pelayanan-pemakaman
Perda no-5-tahun-2011-tentang-retribusi-pelayanan-pemakamanPerda no-5-tahun-2011-tentang-retribusi-pelayanan-pemakaman
Perda no-5-tahun-2011-tentang-retribusi-pelayanan-pemakaman
 
Perda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakaman
Perda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakamanPerda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakaman
Perda nomor-5-tahun-2011-tentang-pelayanan-pemakaman
 
Putusan sidang 35 puu 2012-kehutanan-telah ucap 16 mei 2013
Putusan sidang 35 puu 2012-kehutanan-telah ucap 16 mei 2013Putusan sidang 35 puu 2012-kehutanan-telah ucap 16 mei 2013
Putusan sidang 35 puu 2012-kehutanan-telah ucap 16 mei 2013
 

Similar to HakMasyarakatAdat

Kewenangan Pemda dalam Sumberdaya Alam
Kewenangan Pemda dalam Sumberdaya AlamKewenangan Pemda dalam Sumberdaya Alam
Kewenangan Pemda dalam Sumberdaya Alambung gunawan
 
Permasalahan Konstitusional UU Perkebunan
Permasalahan Konstitusional UU PerkebunanPermasalahan Konstitusional UU Perkebunan
Permasalahan Konstitusional UU Perkebunanbung gunawan
 
UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi ManusiaUU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi ManusiaLennyS12
 
Kwn bab iii
Kwn bab iiiKwn bab iii
Kwn bab iii07051994
 
Undang Undang Nomor 39 Tahun 1999
Undang Undang Nomor 39 Tahun 1999Undang Undang Nomor 39 Tahun 1999
Undang Undang Nomor 39 Tahun 1999Pustakahukum
 
Uu nomor-39-tahun-1999-tentang-$h9 fvds
Uu nomor-39-tahun-1999-tentang-$h9 fvdsUu nomor-39-tahun-1999-tentang-$h9 fvds
Uu nomor-39-tahun-1999-tentang-$h9 fvdsyhubi1
 
Undang Undang Negara Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999
Undang Undang Negara Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999Undang Undang Negara Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999
Undang Undang Negara Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999natalsosa01
 
Jurnal penelitian masyarakat adat
Jurnal penelitian masyarakat adatJurnal penelitian masyarakat adat
Jurnal penelitian masyarakat adatfakultashukumuiba
 
Jurnal penelitian Masyarakat Adat
Jurnal penelitian Masyarakat AdatJurnal penelitian Masyarakat Adat
Jurnal penelitian Masyarakat Adaternidiswan
 
MATERI Ke-4.pptx
MATERI Ke-4.pptxMATERI Ke-4.pptx
MATERI Ke-4.pptxAldiDem
 
Dasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum PertanahanDasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum PertanahanLeks&Co
 
UU Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik
UU Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi PublikUU Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik
UU Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi PublikRifky Indrawan
 
UU No 14 Tahun 2008
UU No 14 Tahun 2008UU No 14 Tahun 2008
UU No 14 Tahun 2008Isal Kadal
 
Undang-Undang Nomor 1 4 Tahn 2008
Undang-Undang Nomor 1 4 Tahn 2008Undang-Undang Nomor 1 4 Tahn 2008
Undang-Undang Nomor 1 4 Tahn 2008dedemit lampung
 
UU No. 14 Tahun 2008
UU No. 14 Tahun 2008UU No. 14 Tahun 2008
UU No. 14 Tahun 2008ahmadefendi19
 
264 lampiran pelayanan prima modul uu no.25 2009
264 lampiran pelayanan prima modul uu no.25 2009264 lampiran pelayanan prima modul uu no.25 2009
264 lampiran pelayanan prima modul uu no.25 2009Delia Qballz
 

Similar to HakMasyarakatAdat (20)

RUU PPHMA versi AMAN
RUU PPHMA versi AMANRUU PPHMA versi AMAN
RUU PPHMA versi AMAN
 
Perundangan masyarakat adat
Perundangan masyarakat adatPerundangan masyarakat adat
Perundangan masyarakat adat
 
Kewenangan Pemda dalam Sumberdaya Alam
Kewenangan Pemda dalam Sumberdaya AlamKewenangan Pemda dalam Sumberdaya Alam
Kewenangan Pemda dalam Sumberdaya Alam
 
Permasalahan Konstitusional UU Perkebunan
Permasalahan Konstitusional UU PerkebunanPermasalahan Konstitusional UU Perkebunan
Permasalahan Konstitusional UU Perkebunan
 
UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi ManusiaUU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
 
Kwn bab iii
Kwn bab iiiKwn bab iii
Kwn bab iii
 
Undang Undang Nomor 39 Tahun 1999
Undang Undang Nomor 39 Tahun 1999Undang Undang Nomor 39 Tahun 1999
Undang Undang Nomor 39 Tahun 1999
 
Uu nomor-39-tahun-1999-tentang-$h9 fvds
Uu nomor-39-tahun-1999-tentang-$h9 fvdsUu nomor-39-tahun-1999-tentang-$h9 fvds
Uu nomor-39-tahun-1999-tentang-$h9 fvds
 
Undang Undang Negara Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999
Undang Undang Negara Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999Undang Undang Negara Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999
Undang Undang Negara Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999
 
Jurnal penelitian masyarakat adat
Jurnal penelitian masyarakat adatJurnal penelitian masyarakat adat
Jurnal penelitian masyarakat adat
 
Jurnal penelitian Masyarakat Adat
Jurnal penelitian Masyarakat AdatJurnal penelitian Masyarakat Adat
Jurnal penelitian Masyarakat Adat
 
MATERI Ke-4.pptx
MATERI Ke-4.pptxMATERI Ke-4.pptx
MATERI Ke-4.pptx
 
Dasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum PertanahanDasar-Dasar Hukum Pertanahan
Dasar-Dasar Hukum Pertanahan
 
Materi 6 HARMONI KEWAJIBAN DAN HAK NEGARA.pptx
Materi 6 HARMONI KEWAJIBAN DAN HAK NEGARA.pptxMateri 6 HARMONI KEWAJIBAN DAN HAK NEGARA.pptx
Materi 6 HARMONI KEWAJIBAN DAN HAK NEGARA.pptx
 
UU Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik
UU Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi PublikUU Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik
UU Nomor 14 Tahun 2008 Tentang Keterbukaan Informasi Publik
 
UU No 14 Tahun 2008
UU No 14 Tahun 2008UU No 14 Tahun 2008
UU No 14 Tahun 2008
 
Undang-Undang Nomor 1 4 Tahn 2008
Undang-Undang Nomor 1 4 Tahn 2008Undang-Undang Nomor 1 4 Tahn 2008
Undang-Undang Nomor 1 4 Tahn 2008
 
UU No. 14 Tahun 2008
UU No. 14 Tahun 2008UU No. 14 Tahun 2008
UU No. 14 Tahun 2008
 
Uu no.25 2009
Uu no.25 2009Uu no.25 2009
Uu no.25 2009
 
264 lampiran pelayanan prima modul uu no.25 2009
264 lampiran pelayanan prima modul uu no.25 2009264 lampiran pelayanan prima modul uu no.25 2009
264 lampiran pelayanan prima modul uu no.25 2009
 

HakMasyarakatAdat

  • 1. MATRIX USULAN PERUBAHAN TERHADAP RANCANGAN UNDANG-UNCANG TENTANG PENGAKUAN DAN PERLINDUNGAN HAK-HAK MASYARAKAT ADAT JUDUL USULAN PERUBAHAN ALASAN PERUBAHAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGAKUAN DAN PERLINDUNGAN HAK MASYARAKAT HUKUM ADAT RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENGAKUAN DAN PERLINDUNGAN HAK-HAK MASYARAKAT ADAT DASAR PERTIMBANGAN USULAN PERUBAHAN ALASAN PERUBAHAN a. bahwa Negara mengakui dan menghormati kesatuan- kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia; b. bahwa masyarakat hukum adat selama ini belum diakui dan dilindungi secara optimal dalam melaksanakan hak pengelolaan yang bersifat komunal, baik hak atas tanah, wilayah, budaya, dan sumber daya alam yang diperoleh secara turun-temurun, maupun yang diperoleh melalui mekanisme lain yang sah menurut hukum adat setempat; c. bahwa belum optimalnya pengakuan dan pelindungan hak masyarakat hukum adat yang bersifat komunal mengakibatkan munculnya konflik di masyarakat hukum adat sehingga menimbulkan ancaman stabilitas keamanan nasional; d. bahwa pengakuan dan perlindungan hak masyarakat hukum adat dalam peraturan perundang-undangan saat ini belum diatur secara komprehensif sehingga perlu diatur secara khusus dalam satu Undang-Undang; e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu membentuk Undang-Undang tentang Pengakuan dan
  • 2. Perlindungan Hak Masyarakat Hukum Adat; DASAR HUKUM (MENGINGAT) USULAN PERUBAHAN ALASAN PERUBAHAN Pasal 18B ayat (2), Pasal 20, Pasal 21, Pasal 28I ayat (3), dan Pasal 32 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 BATANG TUBUH BAB I: KETENTUAN UMUM PASAL: BUNYI KETENTUAN USULAN PERUBAHAN ALASAN PERUBAHAN Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1. Masyarakat hukum adat adalah sekelompok orang yang terikat oleh tatanan hukum adatnya sebagai warga bersama suatu persekutuan hukum karena kesamaan tempat tinggal ataupun atas dasar keturunan. 2. Pengakuan hak masyarakat hukum adat adalah Pengakuan adalah pernyataan tertulis maupun tidak tertulis atas keberadaan masyarakat hukum adat beserta hak-haknya yang diberikan oleh negara dan/atau pihak-pihak lain diluar negara; 3. Perlindungan hak masyarakat hukum adat adalah Perlindungan adalah suatu bentuk pelayanan yang wajib diberikan oleh negara kepada masyarakat hukum adat dalam rangka menjamin terpenuhi hak-haknya, agar dapat hidup tumbuh dan berkembang sebagai satu kelompok masyarakat, berpartisipasi sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiannya
  • 3. serta terlindungi dari tindakan diskriminasi; 4. Pemberdayaan masyarakat hukum adat adalah proses pembangunan dimana masyarakat hukum adat berinisiatif memulai proses kegiatan social untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri 5. Wilayah adat adalah satu kesatuan geografis dan sosial yang secara turun temurun dihuni dan dikelola oleh masyarakat hukum adat sebagai penyangga sumber-sumber penghidupan yang diwarisi dari leluhurnya atau melalui kesepakatan dengan masyarakat hukum adat lainnya; 6. Tanah ulayat adalah bidang tanah yang diatasnya terdapat hak ulayat dari suatu masyarakat hukum adat tertentu. 7. Hukum adat adalah seperangkat norma dan aturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang hidup dan berlaku untuk mengatur kehidupan bersama masyarakat hukum adat; 8. Lembaga adat adalah perangkat organisasi yang tumbuh dan berkembang bersamaan dengan sejarah suatu masyarakat hukum adat untuk mengatur, mengurus dan menyelesaikan berbagai permasalahan-permasalahan kehidupan sesuai dengan hukum adat yang berlaku. 9. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan Pemerintah Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
  • 4. 10. Pemerintah Daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Pasal 2 Pengakuan dan pelindngan hak masyarakat hukum adat berasaskan: a. partisipasi; b. keadilan; c. transparansi; d. kesetaraan; dan keberlanjutan lingkungan Pasal 3 Pengaturan pengakuan dan perlindungan hak masyarakat hukum adat bertujuan untuk: a. melindungi hak masyarakat hukum adat agar dapat hidup aman, tumbuh, dan berkembang sebagai kelompok masyarakat sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiannya serta terlindungi dari tindakan diskriminasi; b. memberikan kepastian hukum bagi masyarakat hukum adat dalam melaksanakan haknya; c. menjadikan pengakuan dan perlindungan terhadap hak masyarakat hukum adat sebagai dasar dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pengembangan program pembangunan; dan d. melaksanakan pemberdayaan bagi masyarakat hukum adat. BAB II: PENGAKUAN DAN PERLINDUNGAN HAK MASYARAKAT HUKUM ADAT PASAL: BUNYI KETENTUAN USULAN PERUBAHAN ALASAN PERUBAHAN Pasal 4 Pengakuan dan perlindungan hak masyarakat
  • 5. hukum adat dilakukan Pemerintah dan Pemerintah Daerah dengan cara: a. identifikasi masyarakat hukum adat; b. verifikasi masyarakat hukum adat; dan c. pengesahan masyarakat hukum adat. Pasal 5 (1) Proses identifikasi masyarakat hukum adat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2) huruf a dilakukan Pemerintah dan Pemerintah Daerah dengan melakukan pendataan keberadaan masyarakat hukum adat. (2) Pendataan keberadaan masyarakat hukum adat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat data dan informasi tentang sejarah masyarakat hukum adat, wilayah hukum adat, hukum adat, dan kelembagaan/sistem pemerintahan adat. Pasal 6 Pemerintah dan Pemerintah Daerah melakukan verifikasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 terhadap hasil identifikasi keberadaan masyarakat hukum adat. Pasal 7 Hasil verifikasi masyarakat hukum adat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 disahkan oleh Pemerintah melalui Keputusan Presiden. Pasal 8 (1) Masyarakat hukum adat dapat mengajukan keberatan terhadap hasil pengesahan yang dilakukan oleh Pemerintah dalam kurun waktu 90 hari setelah hasil identifikasi diberitahukan dan/atau diumumkan. (2) Pengajuan keberatan dilakukan sesuai dengan
  • 6. peraturan perundang-undangan. Pasal 9 Ketentuan lebih lanjut mengenai identifikasi, verifikasi dan pengesahan masyarakat hukum adat dilakukan dalam Peraturan Pemerintah. BAB III HAK DAN KEWAJIBAN MASYARAKAT HUKUM ADAT BAGIAN KESATU: HAK MASYARAKAT HUKUM ADAT PARAGRAF 1 HAK ATAS TANAH, WILAYAH dan SUMBER DAYA ALAM PASAL: BUNYI KETENTUAN USULAN PERUBAHAN ALASAN PERUBAHAN Pasal 10 (1) Masyarakat hukum adat memiliki hak atas tanah, wilayah, dan sumber daya alam yang mereka miliki atau duduki secara turun temurun dan yang diperoleh melalui mekanisme lain yang sah menurut hukum adat setempat. (2) Sumber daya alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup segala sesuatu yang berada di permukaan tanah maupun di dalam tanah. (3) Hak atas tanah, wilayah, dan sumber daya alam sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup hak untuk memiliki, menggunakan, mengembangkan, dan mengendalikan. (4) Masyarakat hukum adat memiliki hak untuk menentukan dan mengembangkan prioritas dan strategi untuk pengembangan atau
  • 7. penggunaan tanah, wilayah, dan sumber daya alam dengan menggunakan cara-cara yang sesuai dengan kearifan lokal dan inovasi- inovasi yang berkembang dalam masyarakat adat yang bersangkutan. Pasal 11 (1) Hak atas tanah dapat bersifat komunal dan bersifat perseorangan sesuai dengan hukum adat yang berlaku. (2) Hak atas tanah yang bersifat komunal tidak dapat dipindah tangankan kepada pihak lain. (3) Pemanfaatan tanah yang bersifat komunal dan perseorangan didalam wilayah adat oleh pihak lain hanya dapat dilakukan melalui mekanisme pengambilan keputusan bersama masyarakat adat yang bersangkutan berdasarkan hukum adat. Pasal 12 (1) Masyarakat hukum adat berhak untuk mendapatkan restitusi dan kompensasi yang layak dan adil atas tanah, wilayah, dan sumber daya alam yang dimiliki secara turun temurun yang diambil alih, dikuasai, digunakan atau dirusak tanpa persetujuan bebas tanpa paksaan dari masyarakat hukum adat yang bersangkutan. (2) Mekanisme pelaksanaan restitusi dan kompensasi sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut melalui Peraturan Pemerintah.
  • 8. PARAGRAF 2: HAK ATAS PEMBANGUNAN PASAL BUNYI KETENTUAN USULAN PERUBAHAN ALASAN PERUBAHAN Pasal 13 (1) Masyarakat hukum adat memiliki hak untuk mengakses semua layanan pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan layanan publik lainnya. (2) Selain hak untuk mengakses semua layanan publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), masyarakat hukum adat berhak menentukan dan mengembangkan sendiri bentuk-bentuk pembangunan yang sesuai dengan kebutuhan dan kebudayaan mereka. Pasal 14 (1) Masyarakat hukum adat memiliki hak untuk terlibat secara penuh dalam program- prgram pembangunan negara mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. (2) Masyarakat hukum adat memiliki hak untuk mendapatkan informasi yang lengkap dan akurat mengenai program pembangunan yang ditawarkan oleh pemerintah dan pihak-pihak lain di luar pemerintah yang akan berdampak pada tanah, wilayah, sumber daya alam, budaya, dan sistem pemerintahan adat. (3) Masyarakat hukum adat berhak untuk menolak bentuk-bentuk pembangunan yang dinilai tidak sesuai dengan kebutuhan dan kebudayaannya. (4) Masyarakat hukum adat berhak untuk
  • 9. mengusulkan bentuk-bentuk pembangunan yang lain yang sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan mereka. PARAGRAF 3 HAK ATAS SPIRITUALITAS DAN KEBUDAYAAN PASAL BUNYI KETENTUAN USULAN PERUBAHAN ALASAN PERUBAHAN Pasal 15 (1) Masyarakat hukum adat berhak menganut dan melaksanakan sistem kepercayaan dan ritual yang diwarisi dari leluhurnya. (2) Masyarakat hukum adat berhak untuk mengembangkan tradisi, adat istiadat yang meliputi hak untuk mempertahankan, melindungi dan mengembangkan wujud kebudayaannya di masa lalu, sekarang, dan yang akan datang, seperti situs-situs arkeologi, sejarah, artefak, dan upacara- upacara adat. (3) Masyarakat hukum adat memiliki hak untuk menjaga, mengendalikan, melindungi dan mengembangkan pengetahuan tradisional dan kekayaan intelektual serta praktik- praktiknya seperti teknologi, budidaya, benih, obat-obatan, desain, permainan tradisional, seni pertunjukan, seni visual, dan kesusasteraan. Pasal 16 (1) Masyarakat hukum adat memiliki hak untuk membentuk media sendiri dalam bahasa- bahasa mereka sendiri, dan memiliki akses terhadap semua bentuk media umum tanpa diskriminasi.
  • 10. (2) Masyarakat hukum adat berhak atas program siaran, penerbitan, penelitian, dan pemberitaan yang menghormati sistem nilai serta cara hidup mereka. PARAGRAF 4: HAK ATAS LINGKUNGAN HIDUP PASAL BUNYI KETENTUAN USULAN PERUBAHAN ALASAN PERUBAHAN Pasal 17 (1) Masyarakat hukum adat mempunyai hak atas perlindungan lingkungan hidup. (2) Dalam rangka pemenuhan hak atas lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) masyarakat hukum adat mempunyai hak untuk mendapatkan pendidikan lingkungan hidup, akses atas informasi, dan partisipasi yang luas terhadap pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup sesuai dengan kearifan lokal. (3) Masyarakat hukum adat berhak untuk memastikan bahwa tidak ada penyimpanan atau pembuangan bahan-bahan berbahaya di atas tanah dan wilayah masyarakat hukum adat. (4) Masyarakat hukum adat mempunyai hak atas pemulihan lingkungan hidup di wilayah adat yang mengalami kerusakan. PARAGRAF 5: HAK UNTUK MENJALANKAN HUKUM DAN PERADILAN ADAT PASAL BUNYI KETENTUAN USULAN PERUBAHAN ALASAN PERUBAHAN Pasal 18 (1) Masyarakat hukum adat berhak untuk
  • 11. menyelenggarkan sistem peradilan adat dalam penyelesaian sengketa terkait dengan hak-hak adat dan pelanggaran atas hukum adat. (2) Pengaturan lebih lanjut mengenai hak untuk menjalankan hukum dan peradilan adat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah. BAGIAN KEDUA: KEWAJIBAN MASYARAKAT HUKUM ADAT PASAL BUNYI KETENTUAN USULAN PERUBAHAN ALASAN PERUBAHAN Pasal 19 Masyarakat hukum adat berkewajiban: a. berpartisipasi dalam setiap proses pembangunan; b. melestaikan nilai-nilai budaya Indonesia; c. melaksanakan toleransi antar masyarakat hukum adat; dan d. bekerjasama dalam proses identifikasi dan verifikasi masyarakat hukum adat. BAB IV: PEMBERDAYAAN MASYARAKAT HUKUM ADAT PASAL BUNYI KETENTUAN USULAN PERUBAHAN ALASAN PERUBAHAN Pasal 20 (1) Pemberdayaan masyarakat hukum adat dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat. (2) Pemberdayaan masyarakat hukum adat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan secara terencana, terkoordinasi dan terpadu dengan melibatkan masyarakat hukum adat .
  • 12. Pasal 21 (1) Pemberdayaan masyarakat hukum adat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 mencakup aspek kelembagaan, pendampingan, dan penyediaan fasilitas. (2) Pemberdayaan masyarakat hukum adat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. BAB V TUGAS DAN WEWENANG BAGIAN KESATU: TUGAS PASAL BUNYI KETENTUAN USULAN PERUBAHAN ALASAN PERUBAHAN Pasal 22 Pemerintah bertugas: a. mengembangkan dan melaksanakan program pemberdayaan masyarakat hukum adat dengan mempertimbangkan kearifan lokal; b. menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan masyarakat hukum adat; c. melakukan sosialisasi dan informasi program pembangunan kepada masyarakat hukum adat; dan d. melakukan pembinaan kepada masyarakat hukum adat. BAGIAN KEDUA: WEWENANG PASAL BUNYI KETENTUAN USULAN PERUBAHAN ALASAN PERUBAHAN Pasal 23 Pemerintah berwenang untuk:
  • 13. a. menetapkan kebijakan mengenai program pemberdayaan masyarakat hukum adat dengan mempertimbangkan kearifan lokal; b. menetapkan kebijakan sarana dan prasarana yang diperlukan masyarakat hukum adat; c. menetapkan kebijakan sosialisasi dan informasi program pembangunan kepada masyarakat hukum adat; dan d. menetapkan kebijakan mengenai pembinaan kepada masyarakat hukum adat. BAB VI MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA BAGIAN KESATU SENGKETA INTERNAL PASAL BUNYI KETENTUAN USULAN PERUBAHAN ALASAN PERUBAHAN Pasal 24 (1) Sengketa antar perseorangan dalam Masyarakat Hukum Adat dalam wilayah hukum privat diselesaikan melalui Lembaga Adat. (2) Lembaga Adat mengeluarkan putusan Lembaga Adat sebagai hasil penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (3) Apabila masih terdapat sengketa terhadap putusan Lembaga Adat sebagaimana dimaksud pada ayat (2), sengketa diselesaikan melalui pengadilan atau di luar pengadilan berdasarkan pilihan sukarela pihak yang bersengketa. Pasal 25 (1) Sengketa dalam Masyarakat Hukum Adat
  • 14. dalam wilayah hukum publik dapat diselesaikan melalui Lembaga Adat. (2) Penyelesaian melalui Lembaga Adat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak menghilangkan kewenangan pengadilan untuk menyelesaikan sengketa masyarakat hukum adat dalam wilayah hukum publik. (3) Sanksi Lembaga Adat menjadi pertimbangan hakim dalam memutus sengketa masyarakat hukum adat. BAGIAN KEDUA: SENGKETA ANTARA MASYARAJAT HUKUM ADAT PASAL BUNYI KETENTUAN USULAN PERUBAHAN ALASAN PERUBAHAN Pasal 26 (1) Sengketa antara Masyarakat Hukum Adat dan Masyarakat Adat Hukum lain diselesaikan melalui musyawarah antar Lembaga Adat. (2) Apabila musyawarah antar Lembaga Adat tidak dapat menyelesaikan sengketa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sengketa diselesaikan melalui pengadilan atau di luar pengadilan berdasarkan pilihan sukarela pihak yang bersengketa. BAGIAN KETIGA: SENGKETA ANTARA MASYARAKAT HUKUM ADAT DENGAN PIHAK LAIN PASAL BUNYI KETENTUAN USULAN PERUBAHAN ALASAN PERUBAHAN Pasal 27 Sengketa antara MHA dengan pihak lain diselesaikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
  • 15. BAGIAN KEEMPAT: PERWAKILAN DALAM PENYELESAIAN SENGKETA PASAL BUNYI KETENTUAN USULAN PERUBAHAN ALASAN PERUBAHAN Pasal 28 Perwakilan masyarakat hukum adat yang menjadi pihak dalam penyelesaian sengketa atau menjadi saksi di pengadilan harus merupakan orang yang merepresentasikan seluruh kepentingan Masyarakat Hukum Adat. Pasal 29 Hakim dalam memutuskan perkara yang berkaitan dengan Masyarakat Hukum Adat wajib memperhatikan hukum adat dan kebiasaan yang berlaku dalam Masyarakat Hukum Adat. Pasal 30 Pemerintah atau masyarakat dapat menjadi mediator dalam penyelesaian sengketa Masyarakat Hukum Adat dengan memperhatikan hukum adat dan kebiasaan yang berlaku dalam Masyarakat Hukum Adat. BAB VII: PENDANAAN PASAL BUNYI KETENTUAN USULAN PERUBAHAN ALASAN PERUBAHAN Pasal 31 Pendanaan bagi masyarakat hukum adat bertujuan untuk menjamin pelaksanaan tugas serta wewenang Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam melakukan identifikasi, verifikasi, dan pengesahan serta melaksanakan program untuk memberikan pelayanan dalam peningkatan kapasitas dan kemampuan masyarakat hukum adat.
  • 16. Pasal 32 (1) Sumber pendanaan dalam melakukan identifikasi, vefrifikasi, dan pengesahan masyarakat hukum adat dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. (2) Selain sumber pendanaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), sumber pendanaan pengakuan dan perlindungan masyarakat hukum adat dapat berasal dari sumber lain yang sah. (3) Masyarakat dapat memberikan dukungan dana dalam upaya pengakuan dan perlindungan masyarakat hukum adat. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pendanaan pengakuan dan perlindungan hak masyarakat hukum adat diatur dengan Peraturan Pemerintah. BAB VIII: PERANSERTA MASYARAKAT PASAL BUNYI KETENTUAN USULAN PERUBAHAN ALASAN PERUBAHAN Pasal 33 (1) Peran serta masyarakat dapat dilakukan dengan cara: a. memberikan informasi terkait identifikasi masyarakat adat; b. memberikan saran, pertimbangan, dan pendapat kepada Pemerintah; c. menjaga, memelihara, dan meningkatkan kelestarian lingkungan masyarakat hukum adat; d. menyampaikan laporan terjadinya bahaya, pencemaran, dan/atau perusakan
  • 17. lingkungan di wilayah masyarakat adat; e. memantau pelaksanaan rencana pembangunan dan pemberdayaan masyarakat adat; f. memberikan bantuan tenaga, dana, fasilitas, serta sarana dan prasarana dalam perlindungan masyarakat hukum adat; g. melestarikan adat istiadat milik masyarakat hukum adat; h. menciptakan lingkungan tempat tinggal yang kondusif bagi masyarakat hukum adat; i. melaporkan tindakan kekerasan yang dialami oleh masyarakat hukum adat; dan j. membantu pemerintah dalam memberikan sosialisasi mengenai pentingnya pengakuan dan perlindungan hak masyarakat hukum adat kepada masyarakat. (2) Dalam melaksanakan peran serta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tetap memperhatikan kearifan lokal. BAB IX: KETENTUAN PENUTUP PASAL BUNYI KETENTUAN USULAN PERUBAHAN ALASAN PERUBAHAN Pasal 34 Pada saat Undang-Undang ini mulai berlaku, semua peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai masyarakat hukum adat dinyatakan masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam Undang-Undang ini.
  • 18. Pasal 35 Peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini harus telah ditetapkan dalam waktu 1 (satu) tahun sejak Undang-Undang ini diundangkan. Pasal 36 Undang-undang ini berlaku pada tanggal diundangkan, Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Undang-Undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.