SlideShare a Scribd company logo
MATERI
PEMBERKASAN
KASUS
ADV. OKKY ANDANISWARI, S.H., M.H.
PLH DIREKTUR DPP LBH RUPADI (RUMAH PEJUANG KEADILAN INDONESIA)
CONTENTS
01 02 03 04
SURAT KUASA
(POWER OF ATTORNEY)
SOMASI
(LEGAL
WARNING)
PELAPORAN
(REPORTING)
PERJANJIAN
(AGREEMENT)
SURAT KUASA
surat pernyataan pelimpahan
wewenang dari seseorang kepada
orang lain atau pihak lain
Secara umum surat kuasa tunduk pada
prinsip hukum yang diatur dalam BAB XVI,
Buku III Kitab Undang-Undang Hukum
Perdata (KUHPer), sedangkan khususnya
diatur dan tunduk pada ketentuan hukum
acara yang digariskan di dalam HIR dan
RBg.
Kuasa secara umum dapat dilihat Pasal
1792 KUHPer yang berbunyi “Pemberian
kuasa adalah suatu persetujuan dengan
mana seorang memberikan kekuasaan
kepada seorang lain, yang menerimanya,
untuk dan atas namanya
menyelenggarakan suatu urusan” (R.
Subekti R. Tjitrosudibio, KUHPEr, Catakan
25, Jakarta: Pradnya Paramita, hlm. 382)
SURAT KUASA
Berdasarkan ketentuan Pasal 1792 KUHPer dalam perjanjian kuasa, terdapat dua pihak, yang terdiri
dari: Pemberi Kuasa atau lastgever (instruction, mandate) dan penerima kuasa atau disingkat kuasa,
yang diberi perintah atau mandat melakukan sesuatu untuk dan atas nama pemberi kuasa.
Lembaga hukumnya disebut pemberian kuasa atau last giving (volmact, full power). Jika pemberi
kuasa melimpahkan perwakilan atau mewakilkan kepada penerima kuasa untuk mengurus
kepentingannya, sesuai dengan fungsi dan kewenangan yang dicantumkan dalam surat kuasa, dengan
demikian penerima kuasa (lasthebber, mandatory) berkuasa penuh, bertindak mewakili pemberi kuasa
terhadap pihak ketiga untuk dan atas nama pemberi kuasa. Oleh karena itu pemberi kuasa
bertanggung jawab atas segala perbuatan kuasa, sepanjang perbuatan yang dilakukan kuasa tidak
melebihi wewenang yang diberikan pemberi kuasa.
Pasal-pasal yang mengatur mengenai pemberian kuasa tidak bersifat imperatif. Apabila para pihak
menghendaki, dapat disepakati selain yang digariskan dalam undang-undang. Hal itu memungkinkan,
karena pada umumnya pasal-pasal hukum perjanjian bersifat mengatur (aanvullend recht).
Hal-hal yang dapat mengakibatkan berakhirnya pemberian kuasa, menurut pasal 1813 KUHPer,
antara lain:
a. Pemberi Kuasa menarik Kembali secara sepiak
b. Salah satu pihak meninggal
c. Penerima kuasa melepass kuasa.
SIFAT KUASA
a. Penerima Kuasa langsung berkapasitas sebagai wakil pemberi kuasa
Pemberian kuasa tidak hanya bersifat mengatur hubungan internal antara pemberi kuasa dan
penerima kuasa. Akan tetapi, hubungan hukum itu langsung menerbitkan dan memberi kedudukan serta
kapasitas kepada kuasa menjadi wakil penuh (full power).
b. Pemberian Kuasa bersifat konsensual
Sifat perjanjian atau persetujuan kuasa adalah konsensual (consensuale overeenkomst) yaitu
perjanjian berdasarkan kesepakatan (agreement) dalam arti hubungan pemberian kuasa bersifat partai yang
terdiri dari pemberi dan penerima kuasa.
c. Berkarakter garansi-kontrak
Ukuran untuk menentukan kekuatan mengikat tindakan kuasa kepada prinsipil (pemberi kuasa),
hanya terbatas: sepanjang kewenangan (volmacht) atau mandat yang diberikan oleh pemberi kuasa. Sesuai
dengan garansi kontrak yang digariskan Pasal 1806 KUHPer.
“Pemberi kuasa wajib memenuhi perikatan-perikatan yang dibuat oleh penerima kuasa menurut kekuasaan
SOMASI
somasi merupakan
peringatan atau teguran
PELAPORAN
...and did you know this? About
Reporting
Reporting (pelaporan) menurut Luther M. Gullick dalam bukunya Papers on the Science
of Administration merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian
perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal
yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi. baik
secara lisan maupun tertulis sehingga dalam penerimaan laporan dapat memperoleh
gambaran bagaimana pelaksanaan tugas orang yang member laporan. Selain itu,
pelaporan merupakan catatan yg memberikan informasi tentang kegiatan tertentu dan
hasilnya disampaikan ke pihak yang berwenang atau berkaitan dengan kegiatan tertentu
(Siagina, 2003).
LBH RUPADI
Laporan Polisi
Pasal 1 angka 24 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981
tentang Hukum Acara Pidana menyebutkan laporan
adalah pemberitahuan yang disampaikan oleh seorang
karena hak atau kewajiban berdasarkan undang-undang
kepada pejabat yang berwenang tentang telah atau sedang
atau diduga akan terjadinya peristiwa pidana.
Siapa saja yang berhak melaporkan
tindak pidana ke kepolisian?
Setiap orang yang mengalami, melihat, menyaksikan
dan/atau jadi korban tindak pidana berhak mengajukan
laporan atau pengaduan kepada penyelidik dan/atau
penyidik baik lisan maupun tertulis.
Dimana daerah hukum Kepolisian?
1. Daerah hukum kepolisian Markas Besar (MABES)
POLRI untuk wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia;
2. Daerah hukum kepolisian Daerah (POLDA) untuk
wilayah provinsi;
3. Daerah hukum kepolisian Resort (POLRES) untuk
wilayah kabupaten/kota;
4. Daerah hukum kepolisian Sektor (POLSEK) untuk
wilayah kecamatan.
PENCABUTAN LAPORAN
JENIS LAPORAN
PROSES PENCABUTAN
Proses peradilan yaitu pada tahap penyidikan,
pemeriksaan berkas perkara (Pra Penuntutan) dan
pemeriksaan di muka persidangan dengan cukup
mengatakan secara langsung atau mengajukan
surat pernyataan pembatalan tuntutan kepada
aparat penegak hukum bahwa dalam hal ini
pelapor (korban) tidak ingin melanjutkan
tuntutannya.
1. Delik biasa
2. Delik
aduan
PERJANJIAN
Pasal 1320 – Pasal 1337
KUHPer
APA ITU PERJANJIAN?
YUK KITA LIHAT
Pasal 1313 KUH Perdata Perjanjian adalah
Perbuatan dengan mana satu orang atau
lebih mengikatkan dirinya terhadap satu
orang lain atau lebih. Dari peristiwa ini,
timbullah suatu hubungan hukum antara
dua orang atau lebih yang disebut
Perikatan yang di dalamya terdapat hak
dan kewajiban masing-masing
pihak. Perjanjian adalah sumber perikatan.
PERJANJIAN
Tidak dipenuhinya ketentuan
pasal 31 ayat (1) UU 24/2009,
bisa menjadi alasan bagi salah
satu pihak untuk menuntut
kebatalan demi hukum perjanjian
yang tidak menggunakan Bahasa
Indonesia tersebut. Alasannya,
kontrak tidak memenuhi unsur
‘sebab atau kausa yang halal’
sebagaimana disyaratkan pasal
1320 jo pasal 1337 KUHPer.
● Pasal 31 ayat (1) UU No. 24 Tahun 2009
tentang Bendera, Bahasa, dan
Lambang Negara, Serta Lagu
Kebangsaan (“UU 24/2009”), kita temui
kewajiban menggunakan Bahasa
Indonesia dalam kontrak:
● “Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam
nota kesepahaman atau perjanjian yang
melibatkan lembaga negara, instansi
pemerintah Republik Indonesia, lembaga
swasta Indonesia atau perseorangan
warga negara Indonesia.”
ASAS-ASAS PERJANJIAN
1. Azas Konsensualitas, yaitu bahwa suatu perjanjian dan
perikatan yang timbul telah lahir sejak detik tercapainya
kesepakatan, selama para pihak dalam perjanjian tidak
menentukan lain. Azas ini sesuai dengan ketentuan Pasal
1320 KUH Perdata mengenai syarat-syarat sahnya
perjanjian.
2. Azas Kebebasan Berkontrak, yaitu bahwa para pihak dalam
suatu perjanjian bebas untuk menentukan materi/isi dari
perjanjian sepanjang tidak bertentangan dengan ketertiban
umum, kesusilaan dan kepatutan. Azas ini tercermin
jelas dalam Pasal 1338 KUH Perdata yang menyatakan
bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah mengikat
sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.
Kesepakatan para pihak.
Kesepakatan berarti ada
persesuaian kehendak yang
bebas antara para pihak
mengenai hal-hal pokok yang
diinginkan dalam perjanjian.
Dalam hal ini, antara para pihak
harus mempunyai kemauan yang
bebas (sukarela) untuk
mengikatkan diri, di mana
kesepakatan itu dapat dinyatakan
secara tegas maupun diam-diam.
Bebas di sini artinya adalah
bebas dari kekhilafan (dwaling,
mistake), paksaan (dwang,
dures), dan penipuan (bedrog,
fraud). Secara a contrario,
berdasarkan pasal 1321
KUHPer, perjanjian menjadi tidak
sah, apabila kesepakatan terjadi
karena adanya unsur-unsur
kekhilafan, paksaan, atau
penipuan.
Mengenai suatu hal
tertentu. Hal tertentu
artinya adalah apa yang
diperjanjikan hak-hak dan
kewajiban kedua belah
pihak, yang paling tidak
barang yang dimaksudkan
dalam perjanjian
ditentukan jenisnya.
Menurut pasal 1333
KUHPer, objek perjanjian
tersebut harus mencakup
pokok barang tertentu
yang sekurang-kurangnya
dapat ditentukan
jenisnya. Pasal 1332
KUHPer menentukan
bahwa objek perjanjian
adalah barang-barang
yang dapat
diperdagangkan.
Sebab yang halal.
Sebab yang halal
adalah isi perjanjian itu
sendiri, yang
menggambarkan tujuan
yang akan dicapai oleh
para pihak. Isi dari
perjanjian itu tidak
bertentangan dengan
undang-undang,
kesusilaan, maupun
dengan ketertiban
umum. Hal ini diatur
dalam pasal 1337
KUHPer.
SYARAT SAHNYA PERJANJIAN
1 4
3
2
Kecakapan para pihak.
Menurut pasal 1329
KUHPer, pada
dasarnya semua orang
cakap dalam membuat
perjanjian, kecuali
ditentukan tidak cakap
menurut undang-
undang.
About agreement
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, and infographics & images by
Freepik.
THANKS!
Do you have any questions?
advokatokky@gmail.com
082137334806

More Related Content

Similar to Materi Pemberkasan Kasus.pptx

5. sahnya perikatan
5. sahnya perikatan5. sahnya perikatan
5. sahnya perikatan
Lukman Az
 
Hukum perjanjian
Hukum perjanjianHukum perjanjian
Hukum perjanjian
hylmihalim
 
Ppt sekilas hukum kontrak
Ppt sekilas hukum kontrakPpt sekilas hukum kontrak
Ppt sekilas hukum kontrak
dewi kemala sari
 
Aspek hukum dalam kontrak bisnis (The Law Aspect in Bussiness Contract)
Aspek hukum dalam kontrak bisnis (The Law Aspect in Bussiness Contract)Aspek hukum dalam kontrak bisnis (The Law Aspect in Bussiness Contract)
Aspek hukum dalam kontrak bisnis (The Law Aspect in Bussiness Contract)Aprinsya Panjaitan
 
1, hbl, digna adya, hapzi ali, hukum civil dan objek hukum, universitas mercu...
1, hbl, digna adya, hapzi ali, hukum civil dan objek hukum, universitas mercu...1, hbl, digna adya, hapzi ali, hukum civil dan objek hukum, universitas mercu...
1, hbl, digna adya, hapzi ali, hukum civil dan objek hukum, universitas mercu...
DignaAdyaPratiwi
 
1,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,hukum civil,universitas mercu buana,2019
1,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,hukum civil,universitas mercu buana,20191,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,hukum civil,universitas mercu buana,2019
1,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,hukum civil,universitas mercu buana,2019
An Nisa Rizki Yulianti
 
1,hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
1,hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 20191,hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
1,hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
riskiariyani2976
 
Hukum perjanjian
Hukum perjanjianHukum perjanjian
Hukum perjanjianputrakarno
 
Hukum perdata perjanjian-perikatan
Hukum perdata perjanjian-perikatanHukum perdata perjanjian-perikatan
Hukum perdata perjanjian-perikatanDin Haidiati
 
Makalah aspk hukum
Makalah aspk hukumMakalah aspk hukum
Makalah aspk hukum
Hikmah Siti Nazwah
 
Kn 508 slide_syarat-syarat_sahnya_dan_momentum_terjadinya_kontrak
Kn 508 slide_syarat-syarat_sahnya_dan_momentum_terjadinya_kontrakKn 508 slide_syarat-syarat_sahnya_dan_momentum_terjadinya_kontrak
Kn 508 slide_syarat-syarat_sahnya_dan_momentum_terjadinya_kontrak
Ahmad Ridwan
 
MOU_AGREEMENT.pptx
MOU_AGREEMENT.pptxMOU_AGREEMENT.pptx
MOU_AGREEMENT.pptx
KukuhDt
 
Suci Rahmadani_Hukum Komersial.pptx
Suci Rahmadani_Hukum Komersial.pptxSuci Rahmadani_Hukum Komersial.pptx
Suci Rahmadani_Hukum Komersial.pptx
Suryati48
 
Arirahmathakimundipbab2c
Arirahmathakimundipbab2cArirahmathakimundipbab2c
Arirahmathakimundipbab2cbemfh
 
Asas-asas Dalam Hukum Perikatan
Asas-asas Dalam Hukum PerikatanAsas-asas Dalam Hukum Perikatan
Asas-asas Dalam Hukum Perikatan
Riska Dewi Permata Sutrisno
 
1-Materi Hukum Perikatan untuk pembelajaran HKI.pdf
1-Materi Hukum Perikatan untuk pembelajaran HKI.pdf1-Materi Hukum Perikatan untuk pembelajaran HKI.pdf
1-Materi Hukum Perikatan untuk pembelajaran HKI.pdf
sedanglupa24
 
Jenis jenis kontrak
Jenis jenis kontrakJenis jenis kontrak
Jenis jenis kontrak
Operator Warnet Vast Raha
 
PERTEMUAN 12.ppt
PERTEMUAN 12.pptPERTEMUAN 12.ppt
PERTEMUAN 12.ppt
JuanHenriSianturi
 

Similar to Materi Pemberkasan Kasus.pptx (20)

Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
5. sahnya perikatan
5. sahnya perikatan5. sahnya perikatan
5. sahnya perikatan
 
Hukum perjanjian
Hukum perjanjianHukum perjanjian
Hukum perjanjian
 
Ppt sekilas hukum kontrak
Ppt sekilas hukum kontrakPpt sekilas hukum kontrak
Ppt sekilas hukum kontrak
 
Aspek hukum dalam kontrak bisnis (The Law Aspect in Bussiness Contract)
Aspek hukum dalam kontrak bisnis (The Law Aspect in Bussiness Contract)Aspek hukum dalam kontrak bisnis (The Law Aspect in Bussiness Contract)
Aspek hukum dalam kontrak bisnis (The Law Aspect in Bussiness Contract)
 
1, hbl, digna adya, hapzi ali, hukum civil dan objek hukum, universitas mercu...
1, hbl, digna adya, hapzi ali, hukum civil dan objek hukum, universitas mercu...1, hbl, digna adya, hapzi ali, hukum civil dan objek hukum, universitas mercu...
1, hbl, digna adya, hapzi ali, hukum civil dan objek hukum, universitas mercu...
 
1,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,hukum civil,universitas mercu buana,2019
1,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,hukum civil,universitas mercu buana,20191,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,hukum civil,universitas mercu buana,2019
1,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,hukum civil,universitas mercu buana,2019
 
1,hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
1,hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 20191,hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
1,hbl, riski ariyani, hapzi ali, umb, 2019
 
Hukum perjanjian
Hukum perjanjianHukum perjanjian
Hukum perjanjian
 
Hukum Perjanjian
Hukum PerjanjianHukum Perjanjian
Hukum Perjanjian
 
Hukum perdata perjanjian-perikatan
Hukum perdata perjanjian-perikatanHukum perdata perjanjian-perikatan
Hukum perdata perjanjian-perikatan
 
Makalah aspk hukum
Makalah aspk hukumMakalah aspk hukum
Makalah aspk hukum
 
Kn 508 slide_syarat-syarat_sahnya_dan_momentum_terjadinya_kontrak
Kn 508 slide_syarat-syarat_sahnya_dan_momentum_terjadinya_kontrakKn 508 slide_syarat-syarat_sahnya_dan_momentum_terjadinya_kontrak
Kn 508 slide_syarat-syarat_sahnya_dan_momentum_terjadinya_kontrak
 
MOU_AGREEMENT.pptx
MOU_AGREEMENT.pptxMOU_AGREEMENT.pptx
MOU_AGREEMENT.pptx
 
Suci Rahmadani_Hukum Komersial.pptx
Suci Rahmadani_Hukum Komersial.pptxSuci Rahmadani_Hukum Komersial.pptx
Suci Rahmadani_Hukum Komersial.pptx
 
Arirahmathakimundipbab2c
Arirahmathakimundipbab2cArirahmathakimundipbab2c
Arirahmathakimundipbab2c
 
Asas-asas Dalam Hukum Perikatan
Asas-asas Dalam Hukum PerikatanAsas-asas Dalam Hukum Perikatan
Asas-asas Dalam Hukum Perikatan
 
1-Materi Hukum Perikatan untuk pembelajaran HKI.pdf
1-Materi Hukum Perikatan untuk pembelajaran HKI.pdf1-Materi Hukum Perikatan untuk pembelajaran HKI.pdf
1-Materi Hukum Perikatan untuk pembelajaran HKI.pdf
 
Jenis jenis kontrak
Jenis jenis kontrakJenis jenis kontrak
Jenis jenis kontrak
 
PERTEMUAN 12.ppt
PERTEMUAN 12.pptPERTEMUAN 12.ppt
PERTEMUAN 12.ppt
 

Recently uploaded

ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
adbangplk
 
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdfPerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
asmazn0001
 
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).pptGratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
SardiPasaribu
 
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASIPPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
MunirMisbah1
 
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdfppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
thegoddescorp
 
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
intelkejarimimika07
 
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri DrafDOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
CIkumparan
 
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASICONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
SharonPriscilla3
 
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
HansWijaya13
 
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRIPengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
JabalArfah
 
PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdfPPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
SyifaNurlitaTavadjio
 
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.comSalinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
CI kumparan
 
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdfppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
thegoddescorp
 

Recently uploaded (13)

ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
 
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdfPerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
 
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).pptGratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
 
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASIPPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
 
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdfppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
 
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
 
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri DrafDOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
 
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASICONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
 
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
 
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRIPengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
 
PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdfPPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
PPT Kel 1 HUKUM ANTAR TATA HUKUM smt.pdf
 
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.comSalinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
 
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdfppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
 

Materi Pemberkasan Kasus.pptx

  • 1. MATERI PEMBERKASAN KASUS ADV. OKKY ANDANISWARI, S.H., M.H. PLH DIREKTUR DPP LBH RUPADI (RUMAH PEJUANG KEADILAN INDONESIA)
  • 2. CONTENTS 01 02 03 04 SURAT KUASA (POWER OF ATTORNEY) SOMASI (LEGAL WARNING) PELAPORAN (REPORTING) PERJANJIAN (AGREEMENT)
  • 3. SURAT KUASA surat pernyataan pelimpahan wewenang dari seseorang kepada orang lain atau pihak lain
  • 4. Secara umum surat kuasa tunduk pada prinsip hukum yang diatur dalam BAB XVI, Buku III Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHPer), sedangkan khususnya diatur dan tunduk pada ketentuan hukum acara yang digariskan di dalam HIR dan RBg. Kuasa secara umum dapat dilihat Pasal 1792 KUHPer yang berbunyi “Pemberian kuasa adalah suatu persetujuan dengan mana seorang memberikan kekuasaan kepada seorang lain, yang menerimanya, untuk dan atas namanya menyelenggarakan suatu urusan” (R. Subekti R. Tjitrosudibio, KUHPEr, Catakan 25, Jakarta: Pradnya Paramita, hlm. 382) SURAT KUASA
  • 5. Berdasarkan ketentuan Pasal 1792 KUHPer dalam perjanjian kuasa, terdapat dua pihak, yang terdiri dari: Pemberi Kuasa atau lastgever (instruction, mandate) dan penerima kuasa atau disingkat kuasa, yang diberi perintah atau mandat melakukan sesuatu untuk dan atas nama pemberi kuasa. Lembaga hukumnya disebut pemberian kuasa atau last giving (volmact, full power). Jika pemberi kuasa melimpahkan perwakilan atau mewakilkan kepada penerima kuasa untuk mengurus kepentingannya, sesuai dengan fungsi dan kewenangan yang dicantumkan dalam surat kuasa, dengan demikian penerima kuasa (lasthebber, mandatory) berkuasa penuh, bertindak mewakili pemberi kuasa terhadap pihak ketiga untuk dan atas nama pemberi kuasa. Oleh karena itu pemberi kuasa bertanggung jawab atas segala perbuatan kuasa, sepanjang perbuatan yang dilakukan kuasa tidak melebihi wewenang yang diberikan pemberi kuasa. Pasal-pasal yang mengatur mengenai pemberian kuasa tidak bersifat imperatif. Apabila para pihak menghendaki, dapat disepakati selain yang digariskan dalam undang-undang. Hal itu memungkinkan, karena pada umumnya pasal-pasal hukum perjanjian bersifat mengatur (aanvullend recht). Hal-hal yang dapat mengakibatkan berakhirnya pemberian kuasa, menurut pasal 1813 KUHPer, antara lain: a. Pemberi Kuasa menarik Kembali secara sepiak b. Salah satu pihak meninggal c. Penerima kuasa melepass kuasa.
  • 6. SIFAT KUASA a. Penerima Kuasa langsung berkapasitas sebagai wakil pemberi kuasa Pemberian kuasa tidak hanya bersifat mengatur hubungan internal antara pemberi kuasa dan penerima kuasa. Akan tetapi, hubungan hukum itu langsung menerbitkan dan memberi kedudukan serta kapasitas kepada kuasa menjadi wakil penuh (full power). b. Pemberian Kuasa bersifat konsensual Sifat perjanjian atau persetujuan kuasa adalah konsensual (consensuale overeenkomst) yaitu perjanjian berdasarkan kesepakatan (agreement) dalam arti hubungan pemberian kuasa bersifat partai yang terdiri dari pemberi dan penerima kuasa. c. Berkarakter garansi-kontrak Ukuran untuk menentukan kekuatan mengikat tindakan kuasa kepada prinsipil (pemberi kuasa), hanya terbatas: sepanjang kewenangan (volmacht) atau mandat yang diberikan oleh pemberi kuasa. Sesuai dengan garansi kontrak yang digariskan Pasal 1806 KUHPer. “Pemberi kuasa wajib memenuhi perikatan-perikatan yang dibuat oleh penerima kuasa menurut kekuasaan
  • 7.
  • 8.
  • 10.
  • 11.
  • 12.
  • 13.
  • 14.
  • 15.
  • 17. ...and did you know this? About Reporting Reporting (pelaporan) menurut Luther M. Gullick dalam bukunya Papers on the Science of Administration merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi. baik secara lisan maupun tertulis sehingga dalam penerimaan laporan dapat memperoleh gambaran bagaimana pelaksanaan tugas orang yang member laporan. Selain itu, pelaporan merupakan catatan yg memberikan informasi tentang kegiatan tertentu dan hasilnya disampaikan ke pihak yang berwenang atau berkaitan dengan kegiatan tertentu (Siagina, 2003).
  • 18. LBH RUPADI Laporan Polisi Pasal 1 angka 24 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana menyebutkan laporan adalah pemberitahuan yang disampaikan oleh seorang karena hak atau kewajiban berdasarkan undang-undang kepada pejabat yang berwenang tentang telah atau sedang atau diduga akan terjadinya peristiwa pidana.
  • 19. Siapa saja yang berhak melaporkan tindak pidana ke kepolisian? Setiap orang yang mengalami, melihat, menyaksikan dan/atau jadi korban tindak pidana berhak mengajukan laporan atau pengaduan kepada penyelidik dan/atau penyidik baik lisan maupun tertulis. Dimana daerah hukum Kepolisian? 1. Daerah hukum kepolisian Markas Besar (MABES) POLRI untuk wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia; 2. Daerah hukum kepolisian Daerah (POLDA) untuk wilayah provinsi; 3. Daerah hukum kepolisian Resort (POLRES) untuk wilayah kabupaten/kota; 4. Daerah hukum kepolisian Sektor (POLSEK) untuk wilayah kecamatan.
  • 20. PENCABUTAN LAPORAN JENIS LAPORAN PROSES PENCABUTAN Proses peradilan yaitu pada tahap penyidikan, pemeriksaan berkas perkara (Pra Penuntutan) dan pemeriksaan di muka persidangan dengan cukup mengatakan secara langsung atau mengajukan surat pernyataan pembatalan tuntutan kepada aparat penegak hukum bahwa dalam hal ini pelapor (korban) tidak ingin melanjutkan tuntutannya. 1. Delik biasa 2. Delik aduan
  • 21. PERJANJIAN Pasal 1320 – Pasal 1337 KUHPer
  • 22. APA ITU PERJANJIAN? YUK KITA LIHAT Pasal 1313 KUH Perdata Perjanjian adalah Perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Dari peristiwa ini, timbullah suatu hubungan hukum antara dua orang atau lebih yang disebut Perikatan yang di dalamya terdapat hak dan kewajiban masing-masing pihak. Perjanjian adalah sumber perikatan.
  • 23. PERJANJIAN Tidak dipenuhinya ketentuan pasal 31 ayat (1) UU 24/2009, bisa menjadi alasan bagi salah satu pihak untuk menuntut kebatalan demi hukum perjanjian yang tidak menggunakan Bahasa Indonesia tersebut. Alasannya, kontrak tidak memenuhi unsur ‘sebab atau kausa yang halal’ sebagaimana disyaratkan pasal 1320 jo pasal 1337 KUHPer. ● Pasal 31 ayat (1) UU No. 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, Serta Lagu Kebangsaan (“UU 24/2009”), kita temui kewajiban menggunakan Bahasa Indonesia dalam kontrak: ● “Bahasa Indonesia wajib digunakan dalam nota kesepahaman atau perjanjian yang melibatkan lembaga negara, instansi pemerintah Republik Indonesia, lembaga swasta Indonesia atau perseorangan warga negara Indonesia.”
  • 24. ASAS-ASAS PERJANJIAN 1. Azas Konsensualitas, yaitu bahwa suatu perjanjian dan perikatan yang timbul telah lahir sejak detik tercapainya kesepakatan, selama para pihak dalam perjanjian tidak menentukan lain. Azas ini sesuai dengan ketentuan Pasal 1320 KUH Perdata mengenai syarat-syarat sahnya perjanjian. 2. Azas Kebebasan Berkontrak, yaitu bahwa para pihak dalam suatu perjanjian bebas untuk menentukan materi/isi dari perjanjian sepanjang tidak bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan dan kepatutan. Azas ini tercermin jelas dalam Pasal 1338 KUH Perdata yang menyatakan bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah mengikat sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.
  • 25. Kesepakatan para pihak. Kesepakatan berarti ada persesuaian kehendak yang bebas antara para pihak mengenai hal-hal pokok yang diinginkan dalam perjanjian. Dalam hal ini, antara para pihak harus mempunyai kemauan yang bebas (sukarela) untuk mengikatkan diri, di mana kesepakatan itu dapat dinyatakan secara tegas maupun diam-diam. Bebas di sini artinya adalah bebas dari kekhilafan (dwaling, mistake), paksaan (dwang, dures), dan penipuan (bedrog, fraud). Secara a contrario, berdasarkan pasal 1321 KUHPer, perjanjian menjadi tidak sah, apabila kesepakatan terjadi karena adanya unsur-unsur kekhilafan, paksaan, atau penipuan. Mengenai suatu hal tertentu. Hal tertentu artinya adalah apa yang diperjanjikan hak-hak dan kewajiban kedua belah pihak, yang paling tidak barang yang dimaksudkan dalam perjanjian ditentukan jenisnya. Menurut pasal 1333 KUHPer, objek perjanjian tersebut harus mencakup pokok barang tertentu yang sekurang-kurangnya dapat ditentukan jenisnya. Pasal 1332 KUHPer menentukan bahwa objek perjanjian adalah barang-barang yang dapat diperdagangkan. Sebab yang halal. Sebab yang halal adalah isi perjanjian itu sendiri, yang menggambarkan tujuan yang akan dicapai oleh para pihak. Isi dari perjanjian itu tidak bertentangan dengan undang-undang, kesusilaan, maupun dengan ketertiban umum. Hal ini diatur dalam pasal 1337 KUHPer. SYARAT SAHNYA PERJANJIAN 1 4 3 2 Kecakapan para pihak. Menurut pasal 1329 KUHPer, pada dasarnya semua orang cakap dalam membuat perjanjian, kecuali ditentukan tidak cakap menurut undang- undang.
  • 27. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik. THANKS! Do you have any questions? advokatokky@gmail.com 082137334806