Dokumen tersebut membahas konsep moderasi beragama versi Kementerian Agama RI. Ia menjelaskan bahwa umat Islam digambarkan sebagai umat yang adil dan wasath yang berarti moderat, berada di tengah-tengah dan menghindari ekstremisme. Dokumen ini juga menjelaskan tantangan yang dihadapi umat Islam untuk mewujudkan moderasi beragama.
SARESEHAN BIRO KESSOS 2019 Materi Prof. M. Mas'ud Said, MM, Ph.D Guru Besar U...kessosjatim
"Keberagaman merupakan ciri natural Bangsa Indonesia hal tersebut tercermin melalui The Original of Indonesia Diversity yakni :
1. Kebergaman sub kultur, kepercayaan dan agama
2.Keberagaman Etnis, Geografi dan Identitas
3. Keberagaman Socio Economic
4. The Nature of Gap an Real Problem in The Future .
JURNAL PANCASILA KELOMPOK 2 MANAJEMEN FEB UNS 2017 DI PUBLIKASIKAN DI https://pancasilamanajemena.com JIKA ANDA MENGINKAN SALINAN DARI FILE INI SILAHKAN KUNJUNGI WEBSITE KAMI DI https://pancasilamanajemena.com
KELOMPOK 1: https://pancasilamanajemena.com/Kelompok-1
KELOMPOK 2: https://pancasilamanajemena.com/Kelompok-2
KELOMPOK 3: https://pancasilamanajemena.com/Kelompok-3
KELOMPOK 4: https://pancasilamanajemena.com/Kelompok-4
KELOMPOK 5: https://pancasilamanajemena.com/Kelompok-5
KELOMPOK 6: https://pancasilamanajemena.com/Kelompok-6
KELOMPOK 7: https://pancasilamanajemena.com/Kelompok-7
SARESEHAN BIRO KESSOS 2019 Materi Prof. M. Mas'ud Said, MM, Ph.D Guru Besar U...kessosjatim
"Keberagaman merupakan ciri natural Bangsa Indonesia hal tersebut tercermin melalui The Original of Indonesia Diversity yakni :
1. Kebergaman sub kultur, kepercayaan dan agama
2.Keberagaman Etnis, Geografi dan Identitas
3. Keberagaman Socio Economic
4. The Nature of Gap an Real Problem in The Future .
JURNAL PANCASILA KELOMPOK 2 MANAJEMEN FEB UNS 2017 DI PUBLIKASIKAN DI https://pancasilamanajemena.com JIKA ANDA MENGINKAN SALINAN DARI FILE INI SILAHKAN KUNJUNGI WEBSITE KAMI DI https://pancasilamanajemena.com
KELOMPOK 1: https://pancasilamanajemena.com/Kelompok-1
KELOMPOK 2: https://pancasilamanajemena.com/Kelompok-2
KELOMPOK 3: https://pancasilamanajemena.com/Kelompok-3
KELOMPOK 4: https://pancasilamanajemena.com/Kelompok-4
KELOMPOK 5: https://pancasilamanajemena.com/Kelompok-5
KELOMPOK 6: https://pancasilamanajemena.com/Kelompok-6
KELOMPOK 7: https://pancasilamanajemena.com/Kelompok-7
Similar to Materi marzuki Konsep Moderasi Beragama-Kepenghuluani.pptx (20)
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
3. Badan Pusat Statistik (BPS), dalam sebuah laporan hasil Sensus Penduduk tahun 2010, menyatakan bahwa 87,18% penduduk Indonesia merupakan
penganut agama Islam. Sisanya adalah penganut agama lain seperti Kristen 6,96%, Katolik 2,91%, Hindu 1,69%, dan Budha serta Konghuchu yang
jumlahnya kurang dari 1%.
Jika dihitung secara jumlah, maka populasi pemeluk Islam di Indonesia tahun 2010 mencapai 207,176 juta jiwa, kemudian pemeluk Kristen 16,528 juta
jiwa, pemeluk Katolik 6,907 juta jiwa, pemeluk Hindu 4,012 juta jiwa, pemeluk Budha 1,703 juta jiwa, dan pemeluk Konghuchu 117.091 jiwa.
87% penduduk Indonesia beragama Islam, sebagian besar terkonsentrasi di pulau Jawa dan Sumantera
POPULASI INDONESIA
Sumber, BPS, Sensus Nasional, 20110
4. Indonesia masa depan akan didominasi oleh tiga entitas: masyarakat urban, kelas menengah, dan milenial
STRUKTUR DEMOGRAFI INDONESIA YANG BERUBAH
5.
6. 6
Estimasi populasi generasi muslim baru
30,59
jt
Jumlah generasi muslim baru di Indonesia pada
tahun 2020 diprediksi mencapai 35 juta jiwa dengan
asumsi penduduk muslim mencapai 87%.
Muslim Indonesia juga akan menghadapi tumbuhnya generasi baru muslim yang jumlahnya mencapai
30 juta di tahun 2020.
URBAN MIDDLE-CLASS MILLENNIAL MOSLEM
7. 7
Merupakan generasi millenial muslim kelas menengah
urban: Mereka berusia 18-35 tahun
Sumber: Gen M, Yuswohady, Iryan H, Hasanuddin Ali, 2017
Mereka memiliki karakter tech savvy, religious, modern, dan memiliki daya beli yang tinggi
KARAKTER URBAN MIDDLE-CLASS MILLENNIAL MOSLEM
8. Berkembangnya cara pandang, sikap dan praktik
beragama yang berlebihan (ekstrem), yang
mengesampingkan martabat kemanusiaan
Moderasi beragama
merupakan perekat antara
semangat beragama dan
komitmen berbangsa. Di
Indonesia, beragama pada
hakikatnya adalah ber-
Indonesia dan ber-Indonesia itu
pada hakikatnya adalah
beragama
Moderasi Beragama
menjadi sarana
mewujudkan
kemaslahatan kehidupan
beragama dan berbangsa
yang harmonis, damai dan
toleran sehingga Indonesia
maju.
Indonesia adalah negara yang bermasyarakat
religius dan majemuk. Meskipun bukan negara
agama, masyarakat lekat dengan kehidupan
beragama dan kemerdekaan beragama
dijamin oleh konstitusi. Menjaga
keseimbangan antara hak beragama dan
komitmen kebangsaan menjadi tantangan
bagi setiap warga negara
5
Moderasi Beragama
Berkembangnya klaim kebenaran
subyektif dan pemaksaan kehendak atas
tafsir agama serta pengaruh kepentingan
ekonomi dan politik berpotensi memicu
konflik
Berkembangnya semangat beragama
yang tidak selaras dengan kecintaan
berbangsa dalam bingkai NKRI
Tantangan 3
Tantangan 1
Tantangan 2
Merawat
Keindonesiaan
Memperkuat esensi
ajaran agama
dalam kehidupan
masyarakat
Mengelola
keragaman tafsir
keagamaan dengan
mencerdaskan
kehidupan
keberagamaan
Kondisi kebangsaan
dan keagamaan
Moderasi
Beragama
Toleran, Harmonis,
Damai
Urgensi
9. Berkembangnya cara pandang, sikap dan praktik
beragama yang berlebihan (ekstrem), yang
mengesampingkan martabat kemanusiaan
15. 15
19,4 % PNS tidak setuju Pancasila
sebagai ideologi yang tepat bagi
Indonesia.
18,1 % pegawai swasta tidak setuju
Pancasila sebagai ideologi yang tepat
bagi Indonesia.
9,1 % pegawai BUMN tidak setuju
Pancasila sebagai ideologi yang tepat
bagi Indonesia.
18,1%
19,4%
9,1%
0%
22,2% PNS setuju
dengan konsep khilafah.
17% pegawai swasta
setuju dengan konsep
khilafah.
10,3% pegawai BUMN
setuju dengan konsep
khilafah.
17%
22,2%
10,3%
0%
16. 01/03/2023 www.isif.fahmina.or.id isif@fahmina.or.id 16
Ada 9,2% rakyat
Indonesia
menganggap bahwa
bentuk NKRI perlu
diganti menjadi negara
Islam atau khilafah
yang bersandar pada
al-Qur’an, hadits dan
pendapat ulama
tertentu.
Survei dilakukan pada 14-20 Mei 2017.
79,3 persen warga negara Indonesia (WNI) tak setuju NKRI berubah
menjadi khilafah.
Survei Saiful Mujani Research and
Consulting (SMRC) yang dirilis pada
Minggu (4/6/2017).
Sementara 11,5 persen lainnya responden mengaku tidak tahu atau
tidak menjawab.
17. • Terdapat 4% warga berusia 22-25 tahun dan 5% warga
yang masih sekolah/kuliah yang mengenal ISIS dan
menyatakan setuju dengan apa yang diperjuangkan ISIS.
• 9,2% itu jumlahnya bisa sampai 20 juta penduduk, lebih
banyak dari warga Singapura.
• Memang, jumlah penduduk yang mendukung NKRI
berjumlah jauh lebih besar. Jumlahnya bisa mencapai
180 juta penduduk.”
01/03/2023 www.isif.fahmina.or.id isif@fahmina.or.id 17
18. 01/03/2023 www.isif.fahmina.or.id isif@fahmina.or.id 18
Terdapat 7,7 % masyarakat Indonesia bersedia
melakukan tindakan radikal bila ada kesempatan.
Sebanyak 0,4% persen justru pernah melakukan
tindakan radikal.
Survei melibatkan
1.520 responden di
34 provinsi.
Responden adalah
umat Islam berusia di
atas 17 tahun atau
sudah menikah.
Survei digelar dari 30
Maret sampai 9 April
2016 itu.
Survei "Potensi Intoleransi dan
Radikalisme Sosial Keagamaan di
Kalangan Muslim Indonesia" oleh
Wahid Foundation - Lembaga Survei
Indonesia (LSI) Senin (1/8/2016
19. 01/03/2023 www.isif.fahmina.or.id isif@fahmina.or.id 19
• Meski hanya sebesar 7,7 persen, jika diproyeksikan,
maka sekitar 11 juta umat Islam Indonesia yang
bersedia bertindak radikal. Ini sama dengan jumlah
umat Islam di Jakarta dan Bali yang siap bertindak
radikal.
20. Survey Khotbah Masjid Kementerian, BUMN dan Lembaga
P3M, 2017
• Dari 100 Masjid yang disurvey, 41 masjid tergolong radikal.
• Dari 41 masjid, 7 masjid kategori Rendah; 17 masjid kategori
Sedang; dan 17 masjid kategori Tinggi.
• Kategori Rendah: Memaklumi radikalisme/intoleransi
• Kategori Sedang: Setuju terhadap tindakan Radikal dan intoleran
• Katogori Tinggi: Memprovokasi umat untuk bersikap
radikal/intoleran
23. ََ
كِل
ََٰذَكَو
ًَطَسََوًةَّمَُأ ْمُاكَن
ْ
ل َعَج
ىَأَلََعَأء َدَهُوأَشُونُكَتِلَا
َ َ
ونُكَيََو ِ
اسَّلن
أ ًيدِهََش ْمُكْيَلََع ُ
ولُسَّألر
“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam),
umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan)
manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan)
kamu.” (QS. al-Baqarah: 143)
26. Makna Wasath
• “Sesuatu yang memiliki dua belah ujung yang ukurannya
sebanding.”
• “Sesuatu yang terjaga, berharga, dan terpilih.”
(Mufradât Al-fâdh Al-Qur’ân Raghib Al-Isfahani (Jil. II; entri w-s-th)]
27. • Adil. Ummatan wasathan adalah umat yang adil.
• Pilihan. “Kalian adalah umat terbaik yang dilahirkan ke tengah
manusia…” (QS Ali Imrân [3]: 110).
• Yang paling baik.
• Orang-orang yang dalam beragama berada di tengah-tengah
antara ifrâth (berlebih-lebihan hingga mengada-adakan yang baru
dalam agama) dan tafrîth (mengurang-ngurangi ajaran agama).
Makna “Wasath”
28. Wasath dalam al-Qur’an
َينِذَّال َو
اَذِإ
واُقَفْنَأ
ْمَل
واُف ِ
رْسُي
َو
ْمَل
واُرُتْقَي
َانَك َو
َْنيَب
َذ
َكِل
اًما َوَق
[
الفرقان
/
67
]
َ
ال َو
ْلَعْجَت
َكَدَي
ًةَلوُلْغَم
ىَلِإ
ِقُنُع
َك
َ
ال َو
اَهْطُسْبَت
َّلُك
ْال
ِطْسَب
َدُعْقَتَف
اًموُلَم
اًورُسْحَم
[
اإلسراء
/
29
]
َ
ال َو
ْرَهْجَت
َكِت َ
الَصِب
َ
ال َو
ْتِفَاخُت
ِب
اَه
ِغَتْبا َو
َْنيَب
َكِلَذ
َس
ً
يالِب
[
اإلسراء
/
110
]
Dengan dalil itu, pemberian nafkah harus tawassuth, yakni di
antara kikir (taqtir) dan boros (israf), yaitu al-karam dan al-jud.
Islam tidak menetapkan besaran nafkah. Islam hanya mengatur
29. MODERASI: bukan hanya ini dan bukan
hanya itu
PROSES
Al-A’qlu.
Ad-dunyawiyah
Al-Insaniyyah
An-Naqlu
Al-ukhrawiyyah
Al-Ilahiyah
MODERAT
ADIL -- SEIMBANG
CARA PANDANG
PERSPEKTIF
EKSTREM EKSTREM
Kemanusiaan, Inklusivitas, kearifan, toleransi
30. Peta Jalan Moderasi Beragama
Rumusan
Moderasi Beragama
Moderasi beragama
sesungguhnya
merupakan kunci
terciptanya toleransi
dan kerukunan, baik di
tingkat lokal, nasional,
maupun global.
MODERASI, menurut kamus bahasa:
• Bahasa Indonesia: 1. pengurangan kekerasan dan 2. penghindaran keekstreman.
• Bahasa Latin: ke-sedang-an (tidak kelebihan dan tidak kekurangan).
• Bahasa Inggris: core (inti, esensi), standard (etika).
• Bahasa Arab: wasath atau wasathiyah, yang memiliki padanan makna dengan kata
tawassuth (tengah-tengah), i’tidal (adil), dan tawazun (berimbang).
8
Cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama dengan
cara mengejawantahkan esensi ajaran agama – yang melindungi martabat
kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umum – berlandaskan prinsip
adil, berimbang, dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa
31. Peta Jalan Moderasi Beragama
Cara Pandang
Sikap
Praktik
Beragama
dalam kehidupan bersama
dengan cara
mengejawantahkan
esensi ajaran agama
melindungi
martabat kemanusiaan
membangun
kemaslahatan umum
Berlandaskan Prinsip
Adil Berimbang
Menaati Konstitusi
sebagai kesepakatan
berbangsa
Harus taat
beragama
dan mendalam
Mencerminkan:
MARTABAT KEMANUSIAAN
KEMASLAHATAN UMUM
ADIL
BERIMBANG
TAAT PADA KONSTITUSI
32. Peta Jalan Moderasi Beragama
Indikator
Moderasi Beragama
Anti kekerasan
Menolak tindakan seseorang atau kelompok
tertentu yang menggunakan cara-cara
kekerasan, baik secara fisik maupun verbal,
dalam mengusung perubahan yang
diinginkan
Komitmen kebangsaan
Penerimaan terhadap prinsip-prinsip
berbangsa yang tertuang dalam konstitusi:
UUD 1945 dan regulasi di bawahnya
Toleransi
Menghormati perbedaan dan memberi ruang
orang lain untuk berkeyakinan,
mengekspresikan keyakinannya, dan
menyampaikan pendapat. Menghargai
kesetaraan dan sedia bekerjasama.
Penerimaan terhadap tradisi
Ramah dalam penerimaan tradisi dan
budaya lokal dalam perilaku keagamaannya,
sejauh tidak bertentangan dengan pokok
ajaran agama
9
3
Moderasi Beragama bukan hal absurd yang tak bisa diukur. Keberhasilan Moderasi Beragama dalam kehidupan
masyarakat Indonesia dapat terlihat dari tingginya empat indikator utama berikut ini serta beberapa indikator lain yang
selaras dan saling bertautan:
33. EKSTREMISME BERAGAMA
DALAM KONSEP MODERASI BERAGAMA
Praktik beragama yang menciderai
kemanusiaan dan kemaslahatan
Praktik beragama yang melanggar hukum
yang berlaku
Praktik beragama yang melanggar
kesepakatan berbangsa dalam bentuk
Konstitusi
1
2
3
34. 9 KATA KUNCI
1. Martabat Kemanusiaan
2. Kemaslahatan Umum
3. Adil
4. Berimbang
5. Taat pada Konstitusi
6. Toleransi
7. Anti Kekerasan
8. Komitmen Kebangsaan
9. Penerimaan terhadap Tradisi
Diambil dari definisi Moderasi Beragama
Diambil dari indikator Moderasi Beragama
35. ASPEK MODERASI
Tidak
mempertentangan
Agama dan
kebangsaan
Penerimaan Pancasila
sebagai ideologi
negara
• Berorientasi pada
Islahiyah yang
berpijak pada
tradisi.
• Amar ma’ruf nahi
munkar= damai
• Anti kekerasan
Penghormatan
pada tradisi
Budaya sebagai
pilar agama
• Toleran, moderat dan
dinamis
• Menyeimmbangkan
teks-konteks
Pemikiran/
Fikrah
Perbuatan/
Amaliyah
Siyasah/
Politik
Harakah/
Gerakan
36. Peta Jalan Moderasi Beragama
Diwujudkan dalam sikap
hidup amanah, adil, serta
menebar kebajikan dan kasih
sayang terhadap sesama
manusia
Memajukan Kehidupan
Umat Manusia
Mempromosikan dan
mengejawantahkan
pengamalan cara
pandang, sikap, dan
praktik keagamaan jalan
tengah
Memperkuat Nilai
Moderat
Menebar kebajikan dan
kedamaian, mengatasi
konflik dengan prinsip adil
dan berimbang serta
berpedoman pada
konstitusi
Mewujudkan
Perdamaian
Menjadikan nilai-nilai moral
universal dan pokok ajaran agama
sebagai pandangan hidup (world
view) dengan tetap berpijak pada jati
diri Indonesia
Menjunjung Tinggi
Keadaban Mulia
Mengutamakan sikap memanusiakan
manusia, baik laki-laki maupun
perempuan atas dasar kesetaraan
hak dan kewajiban warga negara
demi kemaslahatan bersama
Menghormati Harkat Martabat
Kemanusiaan
Menerima keberagaman
sebagai anugerah, dan
karenanya bersikap
terbuka terhadap
perbedaan
Menghargai
Kemajemukan
Muatan Pesan Keagamaan
10
dalam Moderasi Beragama
Menjadikan konstitusi
sebagai panduan
kehidupan umat beragama
dalam berbangsa dan
bernegara, serta menaati
aturan hukum dan
kesepakatan bersama
Menaati Komitmen
Berbangsa
Dalam memperkuat muatan Moderasi Beragama
terdapat beberapa pesan dasar yang perlu terus
digaungkan:
37. Peta Jalan Moderasi Beragama
PMA 18 2020
tentang
Renstra
Kementerian
Agama 2020-
2024
Perpres 18
Tahun 2020
tentang
RPJMN 2020-
2024
Perpres 83
Tahun 2015
tentang
Kementerian
Agama
UU 39 Tahun
1999 tentang
Hak Asasi
Manusia
UUD 1945
Negara menjamin
kemerdekaan tiap-
tiap penduduk untuk
memeluk agamanya
masing-masing dan
untuk beribadat
menurut agamanya
dan kepercayaannya
itu
Pasal 29 ayat (2)
Setiap orang bebas
memeluk agamanya
masing-masing dan
untuk beribadat
menurut agamanya
dan kepercayaannya
itu
Pasal 22 ayat (2)
Kementerian Agama
mempunyai tugas
menyelenggarakan
urusan pemerintahan
di bidang agama
untuk membantu
Presiden dalam
menyelenggarakan
pemerintahan negara
Pasal 2
Program Prioritas
memperkuat moderasi
beragama, yang
bertujuan untuk
mengukuhkan
toleransi, kerukunan
dan harmoni sosial,
menjadi tanggung
jawab Kementerian
Agama
Lampiran III
Kementerian Agama yang
profesional dan andal dalam
membangun masyarakat
yang saleh, moderat, cerdas
dan unggul untuk
mewujudkan Indonesia maju
yang berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian berdasarkan
gotong royong
Lampiran I
4
Dasar Hukum
38. Meningkatkan Pemajuan dan
Pelestarian Kebudayaan
Memperkuat Moderasi Beragama
KP 2. Pengembangan dan
pemanfaatan kekayaan budaya
KP 2. Penguatan harmoni dan
kerukunan umat beragama
KP 3. Penyelarasan relasi agama
dan budaya
KP 4. Pengembangan budaya
bahari dan sumber daya maritim
KP 3. Perlindungan hak
kebudayaan dan kebebasan
ekspresi budaya
Meningkatkan Literasi, Inovasi dan
Kreativitas
KP 1. Peningkatan Budaya
Literasi
KP 3. Pengembangan budaya
iptek, inovasi, kreativitas, dan
daya cipta
KP 4. Penguatan institusi sosial
penggerak literasi dan inovasi
KP 5. Pengembangan diplomasi
budaya
KP 4. peningkatan kualitas
pelayanan kehidupan beragama
KP 1. Penguatan cara pandang,
sikap, dan praktik beragama
dalam perspektif jalan tengah
KP 2. Pengembangan,
pembinaan, dan pelindungan
Bahasa Indonesia, bahasa daerah,
dan sastra
PP 2 PP 3 PP 4
KP 1. Revitalisasi dan aktualisasi
nilai budaya dan kearifan lokal
KP 5. Pengembangan ekonomi
dan sumber daya keagamaan
Revolusi Mental dan Pembinaan
Ideologi Pancasila
KP 6. Pembinaan ideologi
pancasila, pendidikan kewargaan,
wawasan kebangsaan, dan bela
negara
KP 1. Revolusi mental dalam sistem
pendidikan
KP 2. Revolusi mental dalam tata
kelola pemerintahan
KP 3. Revolusi mental dalam sistem
sosial
KP 5. Pembangunan dan
pembudayaan sistem ekonomi
kerakyatan berlandaskan Pancasila
KP 4. Penguatan pusat-pusat
perubahan gerakan revolusi mental
PP 1
RPJMN 2020-2024
PRIORITAS NASIONAL 4
REVOLUSI MENTAL DAN PEMBANGUNAN KEBUDAYAAN
39. 01/03/2023 www.fahmina.or.id fahmina@fahmina.or.id 39
Tugas-tugas
Kepenghuluan
Syari’at Islam
“rahmatan lil ‘alamin”
Pancasila
UUD 1945
Peraturan Per-UU-an
Ad-da’wah wal ‘amal ila al-khair
Masyarakat Indonesia
yang damai, rukun, adil,
dan maslahat dalam
bingkai NKRI yang
berdasar pada Pancasila &
UUD 1945
PELAYANAN PRIMA YANG ADIL DAN MASLAHAT
Melayani semua muslim(at) untuk nikah dan rujuk
Moderasi
Beragama
KEISLAMAN
KEINDONESIAAN
Membimbing dan membina keluarga sakinah
Mencegah stunting
Mencegah perkawinan anak (di bawah umur)
Anti diskriminasi
Anti kekerasan
Tidak melanggar hukum
Anti dehumanisasi