adalah suatu alat yang menghasilkan tenaga melalui proses tertentu ,
dimana proses termis dirubah menjadi tenaga mekanis .
Machine :
Suatu unit secara keseluruhan , yang mencakup dari engine sampai
alat itu bisa bergerak / jalan .
FUNGSI
Engine berfungsi sebagai sumber tenaga mekanis
3. I. PRE TEST
II. PEMERIKSAAN PERAWATAN HARIAN (P2H) / CHECKLIST INSPECTION
III. INSTRUMENT PANEL
IV. GENERAL KOMPONEN
V. SAFETY, TEKNIK DAN METODE OPERASI
VI. POST TEST
EMEFES/TC/HCMGA/CPB2022
4. PEMERIKSAAN & PERWATAN HARIAN (P2H).
(CHECKLIST INSPECTION)
EMEFES/TC/HCMGA/CPB2022
Pemeriksaan dan Perawatan Harian atau yang biasa disingkat P2H adalah program wajib yang dilakukan
oleh Driver setiap awal dan akhir shift kerja dengan tujuan memastikan kondisi alat / unit DT apakah aman,
layak atau tidaknya sebelum dioprasikan. P2H ini wajib dilaksanakan oleh seorang driver. Adapun langkah-
langkah pelaksanaannya dibagi menjadi 4 (empat) langkah, yaitu;
Langkah pertama
Langkah kedua
Langkah Ketiga
: Pemeriksaan Sekeliling Unit ( walking around).
: Pemeriksaan didalam Cabin.
: Pemeriksaan Setelah engine dihidupkan (Test Fungsi).
Langkah keempat : Pemeriksaan Setelah selesai Operasi / akhir shift kerja.
I. MAINTENANCE & P2H
5. I. PEMERIKSAAN MENGELILINGI UNIT (WALKING AROUND)
1. Pengecekan oil : - Oli Power Steering.
- Oli Hydraulic.
- Oli Clucth.
- Oli Engine.
2. Pemeriksaan Lever Air :
- Air Coolant (Radiator).
- Air Wiper.
- Air Battery.
3. Pemeriksaan Tyre : - Kondisi Tread Tyre.
- Pressure Angin.
- Kekencangan Bold Roda.
- Kondisi Velg.
4. Pemeriksaan Kelistrikan :
- Kondisi fisik lampu depan.
- Sign depan dan belakang.
- Fog lamp.
- Rotary.
- Stop.
- Parkir depan dan belakang.
PEMERIKSAAN, PERAWATAN HARIAN (P2H)
P2H terbagi menjadi 4 (empat) langkah, yaitu:
I. Pemeriksaan Mengelilingi Unit (Walking Around).
II. Pemeriksaan Diatas / Didalam Unit.
III. Pemeriksaan Setelah Engine Dihidupkan.
IV. Pemeriksaan Setelah Selesai Operasi.
I. MAINTENANCE & P2H
EMEFES/TC/HCMGA/CPB2022
6. I. MAINTENANCE & P2H
1. KANAN DEPAN
2. DEPAN
KENDARAAN
3. KIRI DEPAN
4. KIRI TENGAH
5. KIRI BELAKANG
6. BELAKANG
KENDARAAN
7. KANAN
BELAKANG
8. KANAN TENGAH
9. DALAM KABIN
EMEFES/TC/HCMGA/CPB2022
7. 1. OLI ENGINE
Oli mesin harus tahan panas, oksidasi dan viskositas dapat berubah sesuai dengan
temperatur. Gunakanlah oli yang direkomendasikan untuk kondisi kendaraan anda. Jika
perlu gunakan oli dengan viskositas yang berbeda sesuai dengan temperaturnya.
CATATAN
Jangan menambah oli jika sudah berada di
tanda “FULL” pada garis level oli.
Menghidupkan mesin dengan jumlah oli
melebihi kapasitas yang diijinkan dapat
menyebabkan kerusakan mesin.
PERINGATAN
Ketika menambah oli, pastikan tidak ada oli yang
tercecer. Jika stick oli diletakkan di pipa exhaust,
mungkin saja bisa terbakar karena temperatur yang
tinggi. Hati-hati saat menambah oli.
Hati-hati jangan sampai melukai diri anda ketika
melakukan pemeriksaan setelah berkendara karena
mesiE
nM
mE
F
E
aS
s/
T
iC
h/
H
dC
M
alG
aA
m/
C
P
kB
2
o0
n2
2
disipanas.
I. MAINTENANCE & P2H
8. 2. MINYAK KOPLING/CLUTCH
PERINGATAN
Selalu gunakan minyak kopling yang bagus.
Jika ada kotoran atau benda yang masuk ke
sistem kopling, kopling akan rusak dan tidak
dapat dioperasikan dengan baik.
Pastikan menggunakan minyak kopling yang
sejenis. Jika dua jenis minyak kopling yang
jenisnya berbeda dicampur, kondisi minyak
kopling akan berubah, titik didih akan menurun
dan komponen akan menjadi berkarat.
Jika ada cairan lain yang tercampur bersama
minyak kopling, komponen yang terbuat dari
karet yang ada pada sistem kopling akan
menjadi lembek sehingga kerja kopling
menjadi tidak bagus.
I. MAINTENANCE & P2H
9. - U bold spring
- Turque Rod
- Troniun
- Central bold spring
- Chamber brake & hose
- Propeller shaft
- Gearbox Deffential
- Gearbox Transmisi
- Bold final drive
- Cylender road dump
5. Pemeriksaan Body : - Kondisi Cabin.
- Kondisi Vessel.
- Nomor Lambung.
6. Pemeriksaan Undercarriage :
- Kondisi Cabin
- Track Link
- Gearbox Steering
- Sentral Brake
- Air Reservoir Tank
- Air Dryer & Hose
- Free Cleaner
- Dust Indicator
- Universed Join
- Packing final drive
- Bold cylinder road dump
7. Pemeriksaan Battery :
- Fisik Battery
- Lever Air Battery
- Brucket Battery
- Terminal Battery
- Ventelasi tutup Battery
I. MAINTENANCE & P2H
10. 8. Pemeriksaan frame / chasis :
- Kondisi tidak ada yang retak.
- Patah.
- Bolt yang aus.
- Bolt yang longgar.
- Bolt yang hilang.
- Bolt yang putus.
9. All tyre / ban :
- Kondisi fisik tyre.
- Kondisi ketnggian tread tyre.
- Kondisi wall tyre.
- Expired tyre.
- Pressure angin tyre.
10. Fuel Tank : - Kondisi fisik :
- Penyok.
- Bocor.
- Aus.
- Tidak longgar.
- Tidak putus.
- Tidak retak.
11. General Check : - Kebocoran-kebocoran oli-air, angin, atau fuel.
- Bolt-bolt yang longgar, hilang atau patah.
- Kaca depan, pintu kiri-kanan, belakang cabE
inM
,E
F
kE
aS
/
cT
aC
/
-H
kC
aM
cG
aA
/
sC
eP
B
m2
0
u2
2
alampu.
I. MAINTENANCE & P2H
11. II. PEMERIKSAAN DIATAS UNIT/ DALAM CABIN
Pemeriksaan Perlengkapan-perlengkapan di dalam cabin seperti :
1. Radio komunikasi – kondisi
- Fungsi Exra mic
- Cabel Exra mic
- Conector Exra mic
- Sheeting cannel
- Suara radio
- Brucket radio
- Antena & cabel radio
2. Seat Belt
- Kondisi fisik kaca
- Lock seat belt
- Spring roll seat belt
3. Spion
- Kondisi fisik & kaca
- Brucket spion
- Fungsi mirror (kalau ada)
4. Jock
- Fungsi-fungsi adjust jok
- Fisik jok
5. Kaca – kondisi
- Depan
- Samping kanan
- Samping kiri
- Belakang
6. Pintu
- Handel Pintu : Luar & Dalam
- Lock Pintu : Luar & Dalam
- Fisik Pintu : Kiri & Kanan
7. Dashboard
- Kondisi fisik
- Kelengkapan komponen
- Kebersihan
- Instrument panel
- Rem ventelasi
- Kondisi fisik
8. Steering.
- Kondisi adjuster steeris
- All job stick
- Klakson
9. Pedal Brake
10. Pedal Clucth
11. Pedal Accelartor (gas)
12. Haudel hand brake
13. APAR
- Kondisi fisik
- Brucket APAR
- Lever pressure APAR
I. MAINTENANCE & P2H
12. III. PEMERIKSAAN SETELAH ENGINE DIHIDUPKAN (TEST FUNGSI)
1. Fungsi Steering
2. Fungsi Foot Brake
3. Fungsi Clutch
4. Fungsi Pedal Accelerator
5. Fungsi Mirror
6. Fungsi Power Window
7. Fungsi Wiper
8. Fungsi Hazard Lamp
9. Fungsi Sign Lamp
10. Fungsi High Beam
11. Fungsi All Switch Joy Stick
12. Fungsi Hand Brake
13. Fungsi Retarder / Exshaust Brake
14. Fungsi PTO
15. Fungsi Handel Dump
16. Fungsi Road Cylinder Dump : - periksa bolt-bolt cylinder rod tidak ada yang lepas / longgar / aus
17. Fungsi Klakson / Horn.
18. Memastikan semua lampu-lampu berfungsi / menyala
19. Memeriksa kondisi-kondisi vessel / fram dan undercarriage saat vessel terangkat
20. Memeriksa kebocoran seperti ; oli, air, angine
21. Mendengarkan suara engine / mesin
22. Merasakan getaran mesin
23. Memeriksa warna gas asap buang
24. Mengisi form P2H dan validasi dari pengawas
I. MAINTENANCE & P2H
13. IV. PEMERIKSAAN SETELAH OPERASI
Pemeriksaaan ini dimaksudkan recheck semua komponen diatas setelah selesai operasi / akan
overshift. Pastikan semua komponen dalam kondisi ready sebelum meninggalkan unit. Apabila ada
perubahan yang terjadi akibat kita operasikan, segera membuat job pending ke driver shift berikutnya
atau memasukkan ke work shop untuk segera diperbaiki, atau bisa juga dengan men job pending kan
ke driver shift berikut nya.
Pada intinya unit jangan sampai dioperasikan dalam kondisi tidak normal / up normal oleh shift
berikutnya dan jangan lupa membuat note di form P2H tentang kekurangan / kerusakan unit tersebut.
I. MAINTENANCE & P2H
14. INSTRUMENT PANEL DT HINO 700
II. INSTRUMENT PANEL
Instrument panel adalah suatu alat yg akan memeberikan informasi kepada driver apabila ada kelainan-kelainan awal
pada system di unit tersebut berupa lampu, huruf, angka, simbol, gambar, warna, Gauge, ataupun alarm. Penanganan setiap
kelainan yg ditunjukan oleh instrument panel berbeda-beda. Misalnya ketika engine oli pressure menyala beda penanganan
nya dengan ketika water temperature gauge meningkat ( Over Heat ).
Arti dan masing2 fungsi diterangkan secara mendetail oleh trainer.
Sabuk pengaman Rem parkir Jumlah air pendingin
Tekanan udara
Penyetelan rem dan
jumlah minyak pelumas
Pengisianbattery
Tekanan oli mesin / engine
Turbo boost
Periksa mesin
Lampu indikator
Pemanas awal
Kecepatanrendah
Kecepatan tinggi Tanda belok dan
hazard
High beam dan passing
Rem gas buang
PTO
Inter axle diff. Lock
Pengunci rem
siap untuk difungsikan
Perawatantekanan
pengunci rem
Rem trailer
EMEFES/TC/HCMGA/CPB2022
16. Eco running switch
Retarder check switch
Rear fog lamp switch
Front fog lamp switch
Headlight beam level
Control switch
Card holder
II. INSTRUMENT PANEL
17. Auto Retarder switch
Windshield wiper and washer switches
Hazard lamp switch
•Hazard lamp switch
•Turn signal switch
•Lighting switch
•Beam control switch
Right Lever
Each switch
Lever position Function
OFF No Function
Steep 1 Auto Retarder
Steep 2 Engine Retarder Low
Steep 3 Engine Retarder Hi
Steep 4 Transmission Intarder
II. INSTRUMENT PANEL
18. Air sus Dump control
Diff Lock
II. INSTRUMENT PANEL
19. Eco running switch
Retarder check switch
Rear fog lamp switch
Front fog lamp switch Hand brake
II. INSTRUMENT PANEL
20. Each switch
Accle pedal of
hanging system
Brake pedal of
hanging system
II. INSTRUMENT PANEL
EMEFES/TC/HCMGA/CPB2022
21. 5DIN Console box
Air vent changeover dial
Temperature control dial
Fan switch lever
O/R changeover lever
A/C switch
Hook
II. INSTRUMENT PANEL
22. Air vent changeover dial
Temperature control dial
Fan switch lever
O/R changeover lever
A/C switch
Hook
II. INSTRUMENT PANEL
23. Height adjust dial
Tilt adjust dial
Slide lever
Run bar support
Reclining lever
II. INSTRUMENT PANEL
24. With Step lamp
Without Step lamp
Drivers seat
Assistant seat
Power window
switches
II. INSTRUMENT PANEL
25. ( ) inside is compared with the present model cab.
Cab width overall
: 2430mm(±0)
Cab length
: 2042mm(±0)
Cab
height:
2973mm(+183)
III. GENERAL KOMPONEN
30. Front panel View
Cab chassis harness box
Windshield washer tank
Oil level gauge
Air filter
Cab sus leveling valve
Wiper motor
Clutch fluid reserve tank
Brake valve
Radiator reserve tank
III. GENERAL KOMPONEN
31. Wiper motor
Air filter
Cab sus leveling valve
Front panel View
Cab Exterior
Radiator
Inter Cooler
III. GENERAL KOMPONEN
32. Cab chassis harness box
Windshield washer tank
(Washer tank 4L)
Cab Exterior
Oil level gauge
Oil filler cap
III. GENERAL KOMPONEN
33. Front panel View
Radiator reserve tank
Brake valve
Clutch fluid reserve tank
with master cylinder
Cab Exterior
III. GENERAL KOMPONEN
34. Front Cab Air suspension
Cab Exterior
III. GENERAL KOMPONEN
EMEFES/TC/HCMGA/CP 2022
35. Rear Cab Air suspension
Cab Exterior
III. GENERAL KOMPONEN
36. Rear Cab suspension type
Air suspension type Coil suspension type
Cab Exterior
III. GENERAL KOMPONEN
37. Brake Pedal of
Hanging System
Retarder Brake System
1. SAAT BEROPERASI SELALUAKTIFKAN RETARDER DI STEP 1
2. PRIORITASKAN MENGGUNAKAN RETARDER STEP 2-3-4 APABILAKECEPATAN > 30 KM/JAM
3. BANTU PENGEREMAN DENGAN SERVICE BRAKE(PEDAL)APABILAKECEPATAN
<30KM/JAM
4. AKTIFKAN RETARDER & SERVICE BRAKEAPABILABERADADITURUNAN PANJANG
III. GENERAL KOMPONEN
38. Dump Attachment Komponen:
1. HYDRAULIC TANK
2. ROOT CYLINDER STEP 1
3. ROOT CYLINDER STEP 2
4. ROOT CYLINDER STEP 3
5. ROOT CYLINDER STEP 4 & LOCK PIN ROOT CYLYNDER
6. BUTTERFLY LINK VESSEL
III. GENERAL KOMPONEN
1
2
5
4
3
6
6
Hindari mengangkat dump
secara penuh!!!
Agar tidak terjadi hentakan
pada root cylinder dan
menyebabkan kebocoran seal.
40. METHODE & TEKHNIK PENGOPERASIAN DT HINO 700 DI JALUR
HAULING
I. Dasar-dasar pengoperasian
1. Pastikan unit sudah dilakukan P2H (diisi dalam form) sebelum dioperasikan dan dalam kondisi ready.
2. Driver menggunakan APD lengkap.
3. Pastikan driver sudah menjalani istrirahat yang cukup dan dalam kondisi fit (sehat).
4. Pekerjaan sesuai dengan Job yg sudah di berikan oleh pengawas melalui P5M oleh Group Leader (GL).
5. Selalu melakukan pergerakan awal unit dengan gear tranmisi 1 (satu) / gear tranmisi terendah.
6. Melakukan pengisian fuel sebelum berangkat sesuai dengan kebutuhan ritase.
7. Pastikan GL / CCR mengetahui nomor lambung dan nama driver yang mengoperasikan dg melapor melalui
radio komunikasi.
41. 1. Pastikan driver memakai Seat belt dengan sempurna saat mengoperasikan unit.
2. Driver memahami dan mentaati semua rambu-rambu di jalur Hauling.
3. Tidak menggunakan telepon seluler saat mengemudi.
4. Radio ON dan standby di canel sesuai area masing-masing.
5. Kecepatan maksimal 60 km / jam di jalur bebas hambatan.
6. Kecepatan maksimal 30 km / jam di jalan yang mnyempit ataupun blind spot.
7. Kecepatan maksimal 20 km / jam di jalur maintenance dan persimpangan.
8. Kecepatan maksimal 15 km / jam saat di jembatan.
9. Kecepatan maksimal 5 km / jam di ketika memasuki area stockpile, timbangan dan dumpingan.
10. Mengutamakan pengguna jalan umum ketika di persimpangan lintasan jalur masyarakat.
11. Tetap pada jalur masing-masing.
12. Tidak membawa penumpang selain karyawan, org yg mendapat ijin atau kepentingan training, orientasi
mekanik ataupun test praktek.
10. Menyalakan lampu utama dan lampu rotary.
11. Patuhi semua rambu2 lalu lintas yang terpasang.
IV. METHODE SAFETY & TEKHNIK OPERASI
II. Ketentuan Umum
42. 1. Retarder brake.
2. Foot brake
3. Parking brake
Antisipasi ketika terjadi kegagalan brake
1. Driver jangan panik.
2. Tetap focus / konsentrasi.
3. Kurangi speed transmisi dengan tetap menjaga agar jangan terjadi over Runing.
4. Apabila semua tindakan diatas tidak berhasil maka driver harus jeli mengambil tindakan
untuk mengarahkan unit ke bundwall (tanggul).
5. Driver tetap berada dalam cabin / tidak berusaha keluar.
Urutan Penggunaan Brake
III. Penggunaan Rem / Brake IV. METHODE SAFETY & TEKHNIK OPERASI
43. PENGGUNAAN BRAKE DI TURUNAN PANJANG
1. Gunakan transmisi yang sesuai dengan rpm
2. Aktifkan Retarder
3. Jaga RPM agar putaran diatas 1000 & <1500 agar tidak terjadi Over Running Engine
4. Aktifkan service brake pedal untuk membantu pengereman
5. Hindari menggunakan/menginjak pedal service brake berulang – ulang agar tekanan
udara tidak release (LOW)
PENGGUNAAN BRAKE DIJALAN LICIN
1. GUNAKAN TRANSM ISI YANG SESUAI DENGAN RPM
2. JAG A RPM AGAR PU TARAN > 1 000
3. AKTIF KAN R ETAR DER D I STEP 1
4. AKTIF KAN SERVIC E B R AKE ( SEB ELUM M ASUK KEJAL AN L IC IN)
5. HINDAR I PENGG UNA A N SERVIC E B RAKE B ERL EB IH AGAR TIDAK TER JAD I S L I D I N G T Y R E
IV. METHODE SAFETY & TEKHNIK OPERASI
44. 1. Injak clutch pada saat menghidupkan / mematikan engine.
2. Pastikan mengoprasikan Tranmisi secara berurutan di mualai dari gear tranmisi 1 (satu) / terendah.
3. Pastikan menggunakan clutch (kopling) penuh ketika memasukan dan mengurangiGear Tranmisi.
4. Gunakan spliter (gigi setengah) ketika menambah atau mengurangi gear tranmisi pada unit DT Hino 700.
5. Dilarang menetralkan gear tranmisi ketika di turunan dan akan menanjak.
6. Untuk menghindari terjadinya sentakan, hindari perpindahan gear tranmisi saat menanjak.
7. Hindari oper running di turunan atau pengoperasian.
8. Perhitungkan posisi gear tranmiasi dari bawah supaya tidak melakukan perpindahan di tanjakan.
9. Ketika menambah / mengurangi gear tranmisi perhitungkan sudah pada posisi jumlah yg tepat.
10. Operasikan unit dengan rpm di range warna “Hijau” (1000 s/d 1500).
11. Pastikan posisi kaki tidak menyentuh pedal kopling pada saat unit berjalan / beroperasi.
12. Dilarang menggunakan kopling (clutch) setengah ketika ditanjakan atau unit amblas dengan tujuan
menambah power .
13. Pastikan Range Change berada di posisi “LOW” atau kura-kura pada saat akan berhenti.
14. Pastikan gear tranmisi netral saat unit parkir.
IV. METHODE PENGOPERASIAN
TRANSMISI
IV. METHODE SAFETY & TEKHNIK OPERASI
45. V. Saat beriringan dan berpapasan
1. Pastikan jarak beriringan 40 meter di kecepatan maksimal.
2. Pastikan komunikasi tersambung 2 (dua) arah dengan unit yang di depan maupun yang di belakang.
3. Tidak mendahului unit di depan kecuali unit di depan dibawah kecepatan standard, low power, break down, alat-alat support.
4. Jaga jarak aman saat berselisihan minimal 2 (dua) kali lebar unit dan Kurangi kecepatan.
5. Utamakan dari arah bermuatan.
Kecepatan 20 km/jam
20 km = 20 km x 1000 m = 2.000
20 km/jam = 20.000
1 jam = 1 x 3.600 detik = 3.600 detik
20.000 m : 3.600 detik = 5.6 m/detik
Kecepatan 30 km/jam
30 km = 30 km x 1000 m = 30.000
30 km/jam = 30.000
1 jam = 1 x 3.600 detik = 3.600 detik
30.000 m : 3.600 detik = 8.3 m/detik
Kecepatan 60 km/jam
60 km = 60 km x 1000 m = 60.000
60 km/jam = 60.000
1 jam = 1 x 3.600 detik = 3.600 detik
60.000 m : 3.600 detik = 16.7 m/detik
15 km = 15 km x 1000 m = 15.000
15 km/jam = 15.000
Kecepatan 15 km/jam
1 jam = 1 x 3.600 detik = 3.600 detik
15.000 m : 3.600 detik = 4.2 m/detik
Kecepatan 5 km/jam
5 km = 5 km x 1000 m = 5.000
5 km/jam = 5.000
1 jam = 1 x 3.600 detik = 3.600 detik
5.000 m : 3.600 detik = 1.4 m/detik
JARAK BERIRINGAN
IV. METHODE SAFETY & TEKHNIK OPERASI
Reaksi manusia + Reaksi mechanical + dan lain-lain
1 detik + 1detik + 1 detik
46. IV. METHODE SAFETY & TEKHNIK OPERASI
1. Pastikan jarak beriringan 40 meter di kecepatan maksimal.
2. Pastikan komunikasi tersambung 2 (dua) arah dengan unit yang di depan maupun yang di belakang.
3. Tidak mendahului unit di depan kecuali unit di depan dibawah kecepatan standard, low power, break down, alat-alat support.
4. Jaga jarak aman saat berselisihan minimal 2 (dua) kali lebar unit dan Kurangi kecepatan.
5. Utamakan dari arah bermuatan.
47. VI. PROSEDUR SAAT BREAK DOWN DI JALAN
1. Pastikan nyalakan lampu Hazzard .
2. Pasang Traficon dengan jarak antara 20 sampai 30 meter pada jalan lurus depan dan belakang.
3. Pasang Traficon disamping kendaraan / unit dengan jarak minimal 1x lebar unit.
4. Matikan lampu utama.
5. Posisikan agar unit lain melintas tidak terhalang, terganggu.
6. Berikan informasi pada pengguna jalan lain yg melintas lewat radio komunikasi maupun lewat jalur grup WA.
7. Pastikan kerusakan yang ada pada unit.
8. Laporkan ke CCR atau GL : nomor unit, posisi, jenis kerusakan, kondisi kerusakan, HM/KM dan kronologis kerusakan.
9. Pastikan unit tidak ditinggalkan oleh driver kecuali atas perintah atau se ijin pengawas yang bertugas itupun harus selalu ada penjaganya.
IV. METHODE SAFETY & TEKHNIK OPERASI
48. 1. Pastikan channel radio sesuai dengan cannel yg dipergunakan di area stockpile ketika memasuki area tersebut.
2. Posisikan dumping di area yg sudah ditentukan (Mengikuti arahan dumping dari petugas yang ada)
3. Untuk menghindari pandangan blind spot yg lebih besar saat mundur lakukan manuver metode berlawanan arah jarum jam.
4. Pilih area pijakan tempat dumping yg rata, tidak miring, tidak menanjak ataupun menurun., keras dan tidak licin (minimal 10 meter
ke depan dari posisi unit dumping).
4. Setelah menentukan area pijakan untuk dumping, unit dimajukan sekitar 4-5 meter untuk memastikan area. Setelah dirasa keras
dan aman untuk dumping , unit dimundurkan /diposisikan di area dumping yang sudah ditentukan.
6. Beri jarak tyre belakang dengan tumpukan batu bara / stoper yg sudah ada di stockpile antara 2-3 meter.
7. Aktifkan parking brake.
8. Posisi gear tranmisi Netral.
9. Aktfkan PTO dan Joystick dump dengan menggunakan clutch dan naikan perlahan dengan rpm antara 1000 -1300.
10. Apabila material batu bara tidak jatuh dari vessel maka segera turunkan kembali vessel dan periksa penyebabnya.
11. Setelah Vessel terangkat dan material batu bara tumpah sekitar 25-50% , non aktifkan kembali PTO, Release parking brake,
masukan gear transmisi 1, majukan unit antara 3-4 meter dan turunkan kembali vessel.
12. Tidak dibenarkan dumping material langsung ke dalam Hopper.
13. Tidak ada aktifitas apapun sebelum anda memastikan vessel turun sempurna setelah melakukan pendumpingan.
14. Setelah vessel turun penuh, parkir di posisi aman aktifkan kembali parking brake dan gear tranmisi netral lakukan pengisian
timesheet, laporkan ke CCR dan laksanakan pemeriksaan kondisi unit.
15. Selesai semua aktifitas dumping,meninggalkan area stockpile dan kembali ke channel radio H1 ketika sudah berada
di jalan Hauling/ di luar area Stockpile
VII. PROSEDUR DUMPING DI STOCKPILE
IV. METHODE SAFETY & TEKHNIK OPERASI
49. IV. METHODE SAFETY & TEKHNIK OPERASI
1. Pastikan Area parkir rata, tidak miring, tidak menanjak, tidak di turunan dan area
keras/tidak lembek yang dapat berakibat amblas.
2. Perkir di area yang sudang ditentukan.
3. Pastikan tidak parkir dibelakang unit yang lebih besar.
4. Pastikan parkir di area yang bisa terlihat.
5. Jarak parkir minimal: - Pakir Parallel
- Parkir Seri
= 1x panjang unit.
= 1x Lebar unit.
- Parkir dengan alat berat yang beroperasi minimal 30 m.
- Parkir dengan Tebing (crest) minimal 30 meter.
- Parkir dengan Jurang (lowall) Minimal 30 meter.
6. Aktifkan hazard lamp pada saat parkir emergency di jalan aktif.
7. Parkir di area yg lampu penerangannya cukup pada saat malam hari.
8. Aktifkan parking brake.
9. Matikan engine setelah idle 3 sampai 5 menit.
10. Kontak dilepas dan diserahkan pada petugas yang sudah ditentukan.
11. Tidak diperbolehkan parkir lama posisi bermuatan.
12. Pastikan lampu-lampu sudah dimatikan semua ketika di parkiran.
13. Pastikan parkir tidak di belakang unit yang lebih besar.
14. Ketika meninggalkan unit pastikan pintu tertutup (dikunci) bila perlu.
VIII. PROSEDUR PARKIR UNIT DT HINO 500/700
50. IX. METHODE & TEKHNIK MUNDUR UNIT
1. Pada saat P2H pastikan kondisi lampu brake dan lampu mundur aktif dan bersih serta back up alarm berbunyi.
2. Sebelum melakukan pergerakan mundur, driver harus memastikan kondisi 4 sisi mengemudi dengan cara mengelilingi :
- Sisi depan aman ( pastikan tidak ada unit yg mengarah berlawanan).
- Sisi kanan aman ( Pastikan tidak ada unit / benda yg berpotensi terseret atau terserempet saat akan membelok ke kiri ).
- Sisi Kiri aman ( Pastikan tidak ada unit / benda yang mepet dan berpotensi terseret atau terserempet saat akan membelok ke kanan).
- Sisi belakang aman ( Pastikan di belakang kosong tidak ada unit yg parkir atau bergerak maju ).
3. Pastikan tidak ada unit lain yg parkir atau bergerak maju saat anda akan melakukan pergerakan mundur.
4. Pastikan tersambung komunikasi 2 arah apabila ada unit yang parkir ataupun bergerak maju di belakang.
5. Fokuskan pandangan pada spion kiri dan kanan pada saat pergerakan mundur dengan tidak mengabaikan kondisi sisi kiri dan kanan unit.
6. Fokuskan pendengaran pada radio komunikasi dan aba-aba dari sekitar area.
7. Gunakan posisi range change gear transmisi LOW saat mundur.
8. Tidak melakukan pergerakan mundur terlalu jauh (25-50 meter).
9. Pastikan tidak terburu-buru.
10. Tetap melakukan pergerakan mundur dengan tenang dan konsentrasi.
11. Ikuti aba-aba dari Trafficman/Dump man yang bertugas (kalau ada).
IV. METHODE SAFETY & TEKHNIK OPERASI
51. X. METHODE PENGOPERASIAN SISTEM PENGEREMAN HINO 700
1. Retarder brake
- Pastikan Retarder brake berfungsi dengan baik saat P2H.
- digunakan sebagai langkah awal untuk mengurangi kecepatan terutama di turunan atau jalan licin.
- Retarder brake terbagi menjadi beberapa step, sbb;
Step 1 = Auto brake ( Akan aktif ketika kita injak pedal foot brake).
Step 2 = Engine retarder low. ( pada kecepatan rendah)
Step 3 = Engine retarder hight. ( pada kecepatan tinggi diatas 30 km/jam).
Step 4 = Intarder ( system pengereman yg mengendalikan putaran mesin & tranmisi )
- Untuk memaksimalkan fungsi retarder brake driver tidak diperkenankan mengijak accelerator ( pedal gas) atau pedal clutch.
2. Put brake (service brake) adalah langkah berikutnya setelah menggunakan retarder ketika akan menghentikan unit.
- Pastikan saat P2H Foot brake berfungsi dengan baik dan “Stop Lamp” menyala.
- Jangan mengijak Foot brake berulang-ulang karena dapat mngakibatkan air pressure drop/low.
- Put brake dipergunakan pada kecepatan maksimal 5 km/jam (dipergunakan untuk menghentikan kendaraan/unit).
- Range change tranmisi di posisi Low ( Kura-kura).
- Penggunaan Foot brake secara mendadak bisa mengakibatkan terjadi sentakan dan dapat merusak komponen brake,
melengsernya posisi tyre terutama di jalan licin dan cepatnya keausan tread tyre.
- Pengijakan pedal Foot brake tidak disertai penginjakan pedal clutch kecuali posisi putaran roda terhenti.
- Apabila terdapat fungsi Foot brake tidak maksimal segera lakukan perbaikan ke work shop.
3. Parking brake
- Pastikan parking brake berfungsi dengan baik saat P2H.
- Parking brake dipergunakan pada saat unit posisi parkir.
- Posisi gear tranmisi sudah dalam posisi “ Netral”.
IV. METHODE SAFETY & TEKHNIK OPERASI
EMEFES/TC/HCMGA/CPB2022
52. XI. METHODE MENGHINDARI KERUSAKAN PATAH SPRING SAAT PENGOPERASIAN.
1. Pastikan unit sudah di P2H dengan benar dan teliti sebelum mengoperasikan unit.
2. Pastikan kondisi Under carriage tidak ada yang longgar, patah, retak, ataupun saat P2H.
3. Pastikan muatan saat loading tidak over load.
4. Pastikan muatan di vessel tidak banyak sebelah / miring.
5. Pastikan tidak over speed saat pengoperasian di jalan Hauling.
6. Driver harus selalu menguasai / memahami setiap titik-titk jalan yang rusak di hauling.
7. Apabila terdapat undulating ataupun lobang yg dapat berakibat patah spring driver harus mengantisipasi kecepatan sebelumnya.
8. Tidak melakukan pengereman mendadak saat melewati undulating apalagi saat unit bermuatan.
9. Hindari melakukan steering agresif apalagi saat di jalan berlobang.
10. Driver harus selalu memeriksa kondisi spring (Undercarriage) setelah selesai dumping atau setiap ada kesempatan berhenti seperti
antri loading dan lain-lain.
IV. METHODE SAFETY & TEKHNIK OPERASI
53. 1. Unit sudah terparkir sesuai SOP Parkir.
2. Idle engine 3-5 menit sebelum mematikan engine.
3. Driver mencatat dan melaporkan HM / KM diakhir operasi.
4. Driver melakukan pemeriksaan (P2H) kembali diakhir operasi.
5. Apabila ditemukan kelainan/kerusakan saat pemeriksaan maka driver memasukan ke work shop untuk diperbaiki.
6. Driver shift tersebut berkordinasi dengan shift berikutnya apabila ditemukan kelainan/kerusakan.
7. Matikan system electrical terlebih dahulu sebelum mematikan engine.
8. Pastikan parking brake aktif saat parkir.
9. Contact dilepas dari unit selanjutnya diserahkan kepada petugas yang sudah ditentukan.
10. Saat turun dari unit wajib menggunakan metode Three Body Contact (Tiga Titik Tumpu)
11. Pastikan kondisi pintu tertutup rapat dan terkunci apabila diperlukan.
12. Sebelum meninggalkan unit driver memastikan kembali kondisi, situasi dan posisi unit dalam keadaan aman.
13. Driver meninggalkan unit dengan menggunakan APD lengkap.
14. Driver menyerahkan timesheet di akhir aktifitas kepada petugas CCR / GL lapangan.
XII. METHODE MENINGGALKAN UNIT SAAT AKHIR SHIFT
IV. METHODE SAFETY & TEKHNIK OPERASI
54. 1. Pastikan unit parkIr sudah sesuai SOP parkir.
2. Pastikan parking brake aktif saat parkir
3. Matikan engine setelah idle 3-5 menit dan contact dilepas dari unit.
4. Sebelum mematikan engine pastikan matikan system electrical terlebih dahulu.
5. Driver menggunakan metode Three Body Contact saat turun dari unit dan jangan terburu-buru.
6. Pastikan pintu tertutup rapat dan terkunci sebelum meninggalkan unit.
7. Driver menggunakan APD lengkap
8. Driver memastikan kembali situasi, kondisi dan posisi unit dalam keadaan aman sebelum meninggalkan unitnya tersebut.
XIII. METHODE MENINGGALKAN UNIT PADA SAAT EMERGENCY / SEMENTARA
WAKTU
IV. METHODE SAFETY & TEKHNIK OPERASI