Surat at-Tiin menjelaskan tentang penciptaan manusia oleh Allah dalam bentuk yang sempurna secara fisik dan spiritual, namun manusia dapat kembali menjadi makhluk yang hina jika tidak beriman dan berbuat kebaikan. Hanya dengan iman dan amal shaleh seseorang dapat terus mendapat pahala dan terhindar dari siksaan di akhirat.
Tazkiyatun nufus alias manajemen qolbu dalam konsep Islam bukan sekedar yang membuat hati terasa tenang. Karena pemeluk agama-agama lain pun merasa tenang hatinya di depan para pendeta dan rahib mereka.
Bukan juga sekedar yang membuat menangis haru, karena para pengikut aliran sesat pun menangis dalam ritual-ritual mereka.
Lalu bagaimana sih konsep manajemen qolbu yang benar dalam Islam? Simak dalam kitab "Asyru Qawaid fi Tazkiyatin Nufus" karya Syaikh Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin Al Abbad.
Berikut ini versi yang sudah diterjemahkan oleh para ikhwah al fudhala', semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan yang banyak.
manusia, tuuhan, alam
agama dan islam
sumber-sumber ajaran agama islam
audit produksi dan oprasi
ibadah
berisikan materi tentang agama mudah-mudahan bermanfaat untuk yang melihatnya
deskripsi mengenai perjalanan hidup seseorang menurut agama islam dengan kata lain menurut al-qur'an dan hadist mulai dari awal mula kehidupan hingga kematian. karya tulis ini lebih bersifat menjelaskan daripada menggurui. memuat tentang ayat - ayat yang bersangkutan serta kejelasan makna.
Tazkiyatun nufus alias manajemen qolbu dalam konsep Islam bukan sekedar yang membuat hati terasa tenang. Karena pemeluk agama-agama lain pun merasa tenang hatinya di depan para pendeta dan rahib mereka.
Bukan juga sekedar yang membuat menangis haru, karena para pengikut aliran sesat pun menangis dalam ritual-ritual mereka.
Lalu bagaimana sih konsep manajemen qolbu yang benar dalam Islam? Simak dalam kitab "Asyru Qawaid fi Tazkiyatin Nufus" karya Syaikh Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin Al Abbad.
Berikut ini versi yang sudah diterjemahkan oleh para ikhwah al fudhala', semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan yang banyak.
manusia, tuuhan, alam
agama dan islam
sumber-sumber ajaran agama islam
audit produksi dan oprasi
ibadah
berisikan materi tentang agama mudah-mudahan bermanfaat untuk yang melihatnya
deskripsi mengenai perjalanan hidup seseorang menurut agama islam dengan kata lain menurut al-qur'an dan hadist mulai dari awal mula kehidupan hingga kematian. karya tulis ini lebih bersifat menjelaskan daripada menggurui. memuat tentang ayat - ayat yang bersangkutan serta kejelasan makna.
An example of an educational book that I presented to Pediatric Dental Specialists. I wrote a story that could entertain and educate their clients, creating a personal touch.
1. Konsep Manusia
2. Persamaan dan Perbedaan Manusia dengan Makhluk lain
3. Eksitensi dan Martabat Manusia
4. Tujuan Penciptaan Manusia
5. Fungsi, Peranan yang Diberikan Allah kepada Manusia
6. Tanggung Jawab Manusia sebagai Hamba Allah dan Khalifah
“Kemudian dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuhnya) ruh
(ciptaan)-Nya, dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran,pengelihatan
dan hati : (tetapi) kamu sedikit sekali yang bersyukur.” (Al-Sajadah
32:9).
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
1. A. QS At Tiin
Artinya:
“Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun (1), Demi (bukit) Tursina/Sinai (2), Demi kota (Mekah)
ini yang aman (3), Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam sebaik-baik
bentuk (4), Kemudian Kami mengembalikannya (manusia) ke tempat yang serendah-
rendahnya (5), Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shaleh/berbuat kebaikan;
bagi mereka pahala yang terus menerus (6), Maka apakah yang menyebabkan kamu
mendustakan (hari pembalasan/akhir) sesudah (adanya) agama/peringatan-peringatan itu?
(7), Bukankah Allah adalah seadil-adil Hakim (8)”.
B. Arti Mufradat
.
: Manusia
: Sebaik-baik bentuk
: Kemudian kami mengembalikannya (manusia)
: Tempat yang serendah-rendahnya
: Kecuali Orang-orang yang beriman
2. 2
: Dan Orang-orang yang beramal shalIh
: Maka bagi mereka pahala (balasan)
: Terus-menerus (tanpa henti)/ tiada putus-putusnya
: Maka apakah (yang menyebabkan) kamu mendustakan
: Sesudah/setelah
: Agama (ajaran-ajaran)
: Bukankah Allah
: Seadil-adilnya Hakim
C. Kandungan Surat at-Tiin
Surat at-Tin terdiri atas 8 ayat dan tergolong surat Makkiyah. Nama surat at-Tiin diambil dari
kata ‘at-Tiin’ yang terdapat pada ayat pertama. Di dalam surat at Tiin ini, Allah swt. mengawali
firman-Nya dengan sumpah. Allah bersumpah dengan empat hal, yaitu buah tiin, buah zaitun, bukit
Sinai, dan kota Makah. Ahli tafsir berpendapat bahwa buah at Tiin adalah merupakan masa Nabi
Adam As, suatu tempat (bukit) tertentu di Damaskus Syria. Sementara al zaitun adalah masa Nabi
Nuh As, tempat dimana nabi Isa As menerima wahyu. Bukit Sinai merupakan suatu tempat dimana
Nabi Musa AS menerima wahyu dari Allah SWT. Sedangkan kota Makkah kita tahu bahwa di tempat
itu nabi Muhammad SAW menerima wahyu dari Allah swt.
Dengan Allah bersumpah keempat tempat suci itu, tempat dimana memancarnya cahaya
Tuhan yang terang benderang, seakan-akan menyampaikan pesan bahwa manusia yang diciptakan
oleh Allah SWT dalam bentuk fisik dan psikis yang sebaik-baiknya akan bertahan dalam keadaaan
seperti itu jika mereka mengikuti petunjuk-petunjuk yang disampaikan para nabi di tempat-tempat
suci itu.
Pada Ayat keempat, Allah SWT menegaskan ”Sesungguhnya Kami telah menciptakan
manusia dalam sebaik-baik bentuk”. Dalam ayat ini Allah SWT menggunakan kata Kami, hal ini
mengisyaratkan adanya keterlibatan selain-Nya dalam hal penciptaan manusia. Ini mengisyaratkan
ada pencipta lain selain Allah, namun tidak sebaik Allah. Peranan yang lain itu sebagai ”pencipta”
sama sekali tidak seperti Allah, melainkan hanya sebagai alat atau perantara. Kedua orang tua, baik
3. 3
ibu maupun bapak diakui oleh para ilmuwan mempunyai peran yang cukup berarti dalam
pembentukan fisik dan kepribadian anak.
Bahwa Allah dalam menciptakan manusia dalam bentuk yang terbaik, baik dari aspek rohani
maupun aspek jasmani. Pada aspek rohani, manusia dianugerahkan jiwa dan akal untuk berfikir
tentang tanda-tanda kekuasaan-Nya. Anugerah akal tidak diberikan oleh Allah kepada makhluk-Nya
yang lain seperti binatang dan tumbuh-tumbuhan. Sedangkan aspek jasmani, manusia diberikan
susunan anatomi tubuh yang paling indah dan sempurna, mulai dari ujung rambut sampai telapak
kaki. Karena itu, dalam ayat yang lain Allah memerintahkan manusia agar memperhatikan sekujur
tubuhnya yang sempurna itu dan dengan begitu akan melahirkan ekspresi rasa syukur atas tubuhnya
itu kepada sang Pencita, Allah SWT. Seperti firman-Nya yang artinya “…dan di dalam dirimu, apakah
kamu tidak memperhatikan”. Oleh karena itu, apabila manusia tidak mentaati perintah Allah dan
Rasul-Nya, maka keistimewaan yang telah dianugerahkannya tidak akan membawa kemuliaan dan
kebahagiaan baginya, bahkan akan dikembalikan ke tempat yang paling rendah, yaitu neraka,
sebagaimana dijelaskan pada ayat kelima.
Selanjutnya pada ayat keenam dijelaskan bahwa untuk dapat selamat dari api neraka dan
terus sebagai makhluk Allah yang paling istimewa, manusia harus beriman dan beramal shaleh
(berbuat kebaikan sesuai dengan syariat Islam), dan merekalah orang-orang yang akan mendapatkan
pahala (balasan) yang terus-menerus. Kita ingat ketika manusia di dalam kandungan pada usia
empat bulan, Allah meniupkan ruh kepada janin yang ada dalam kandungan, sebagai tandanya
setelah usia kehamilan tersebut si janin sudah mulai bisa bergerak.
Adanya fisik, darah, dan daging yang ada dan berkembang pada manusia mendorong
manusia untuk melakukan aktivitas untuk mempertahankan hidup jasmani dan keturunannya.
Sedangkan ruh yang ditiupkan Allah tadi mengantarkannya untuk berhubungan dengan Allah SWT.
Dan inilah yang mengantar manusia untuk menundukkan kebutuhan-kebutuhan jasmaniahnya
sesuai tuntunan Allah. Apabila terlepas dari ruh tadi, maka manusia akan jatuh ke lembah yang tidak
baik. Manusia mampu mencapai tingkat atau derajat yang terbaik, jika dapat menjaga perpaduan
yang seimbang antara kebutuhan fisik dan jiwa (ruh), tetapi jika hanya memperhatikan aspek
jasmaniahnya saja maka dia akan dikembalikan ke derajat yang paling rendah di dunianya, dan di
akhiratnya akan dimasukkan ke tempat yang paling rendah, yaitu neraka.
Pada ayat ketujuh, setelah Allah memberikan gambaran tentang penciptaan manusia yang
sempurna, serta dibekali potensi-potensi agar manusia tetap bisa menjadi yang terbaik, maka Allah
mempertanyakan bahwa apa yang menyebabkan manusia mendustakan dan tidak beriman terhadap
pembalasan (perbuatan baik dan buruk) di hari akhir? Sementara ia mengetahuinya setelah Allah
memberikan peringatan-peringatan (ajaran agama).
Dan pada ayat kedelapan Allah menegaskan bahwa Ia adalah seadil-adil Hakim yang
memberikan ganjaran (surga atau neraka) sesuai dengan amal perbuatan manusia itu sendiri. Oleh
karena itu manusia harus meyakininya, kemudian dapat berfikir dan berbuat dengan bijaksana dan
seadil-adilnya terhadap diri sendiri dan orang lain agar kehidupannya tidak menyesal di kemudian
hari.