GIZI DAN PENGASUHAN KELUARGA SEHAT (1).pptxImamMunandar38
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pengasuhan keluarga sehat khususnya pada 1000 hari pertama kehidupan (masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun) untuk memastikan tumbuh kembang optimal anak. Dokumen ini juga menjelaskan peran keluarga dan orang tua dalam memenuhi kebutuhan dasar anak, serta dampak jangka pendek dan panjang bila pengasuhan tidak dilakukan dengan baik.
Dokumen tersebut membahas pentingnya pencegahan stunting pada anak, terutama selama 1000 hari pertama kehidupan. Stunting disebabkan oleh kekurangan gizi kronis yang berdampak buruk bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Dokumen ini menjelaskan teknik pengukuran antropometri yang benar, tanda-tanda gangguan pertumbuhan, serta intervensi gizi yang perlu dilakukan selama periode kritis tersebut.
Dokumen tersebut membahas strategi dan kebijakan untuk meningkatkan kualitas SDM melalui pengasuhan balita dan anak usia 1000 hari pertama kehidupan, mencakup optimalisasi gizi, kesehatan, dan stimulasi perkembangan anak pada masa kritis tersebut.
Mini proyek ini mengkaji pelaksanaan Pemberian Makanan Tambahan berbahan pangan lokal pada balita di dua desa di Kabupaten Batang. Studi deskriptif ini menggunakan data sekunder dari posyandu untuk mengetahui proses pemberian makanan tambahan dan menilai status gizi balita. Hasilnya diharapkan memberikan gambaran pelaksanaan program dan manfaat bagi masyarakat setempat.
GIZI DAN PENGASUHAN KELUARGA SEHAT (1).pptxImamMunandar38
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pengasuhan keluarga sehat khususnya pada 1000 hari pertama kehidupan (masa kehamilan hingga anak berusia 2 tahun) untuk memastikan tumbuh kembang optimal anak. Dokumen ini juga menjelaskan peran keluarga dan orang tua dalam memenuhi kebutuhan dasar anak, serta dampak jangka pendek dan panjang bila pengasuhan tidak dilakukan dengan baik.
Dokumen tersebut membahas pentingnya pencegahan stunting pada anak, terutama selama 1000 hari pertama kehidupan. Stunting disebabkan oleh kekurangan gizi kronis yang berdampak buruk bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Dokumen ini menjelaskan teknik pengukuran antropometri yang benar, tanda-tanda gangguan pertumbuhan, serta intervensi gizi yang perlu dilakukan selama periode kritis tersebut.
Dokumen tersebut membahas strategi dan kebijakan untuk meningkatkan kualitas SDM melalui pengasuhan balita dan anak usia 1000 hari pertama kehidupan, mencakup optimalisasi gizi, kesehatan, dan stimulasi perkembangan anak pada masa kritis tersebut.
Mini proyek ini mengkaji pelaksanaan Pemberian Makanan Tambahan berbahan pangan lokal pada balita di dua desa di Kabupaten Batang. Studi deskriptif ini menggunakan data sekunder dari posyandu untuk mengetahui proses pemberian makanan tambahan dan menilai status gizi balita. Hasilnya diharapkan memberikan gambaran pelaksanaan program dan manfaat bagi masyarakat setempat.
Nasi papah antara budaya dan kesehatan artikelLalu Anwar
Dokumen tersebut membahas tentang kebiasaan memberikan nasi papah di Kabupaten Lombok Timur dari sudut pandang budaya dan kesehatan. Nasi papah telah menjadi tradisi turun-temurun di masyarakat namun kurang sesuai dari segi gizi dan kesehatan bagi bayi. Upaya meningkatkan pemberian ASI eksklusif perlu melibatkan tokoh agama setempat untuk menjelaskan pemahaman keagamaan masyarakat.
Dokumen tersebut membahas strategi penurunan stunting di Indonesia, meliputi intervensi spesifik dan sensitif untuk meningkatkan gizi masyarakat. Program-program yang disebutkan meliputi pemberian suplemen gizi, promosi ASI eksklusif, dan peningkatan akses layanan kesehatan untuk ibu hamil, balita, dan remaja putri.
Dokumen tersebut membahas tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang mencakup berbagai aspek kesehatan seperti gizi, lingkungan, ibu dan anak, pemeliharaan kesehatan, gaya hidup sehat, obat-obatan. Dokumen ini juga menjelaskan penerapan PHBS di berbagai setting seperti rumah tangga, sekolah, tempat kerja, fasilitas kesehatan, dan tempat umum beserta manfaatnya.
Dokumen tersebut membahas tentang peran kader dalam mempromosikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Kader melakukan pendataan rumah tangga, sosialisasi PHBS, memantau kunjungan ibu hamil dan balita ke posyandu, serta melakukan kunjungan rumah untuk memantau ibu nifas dan balita. PHBS mencakup persalinan ditolong nakes, ASI eksk
Dokumen tersebut memberikan overview pendampingan keluarga dalam percepatan penurunan stunting, mencakup tujuan, sasaran, komposisi tim pendamping keluarga, tugas masing-masing anggota tim, serta alur pendampingan keluarga yang berkelanjutan mulai dari calon pengantin hingga anak balita.
Dokumen tersebut membahas peran desa dalam penanganan kesehatan masyarakat khususnya pencegahan stunting. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain: (1) kondisi stunting di Indonesia masih tinggi dan merupakan masalah gizi kronis, (2) penyebab stunting multi faktor termasuk kurang gizi dan penyakit, (3) upaya yang dapat dilakukan desa meliputi pemberian makanan tambahan, sanitasi, posyandu
Dokumen tersebut membahas tentang konsep stunting dan 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Isi utamanya adalah penjelasan mengenai definisi, penyebab, dampak, dan pencegahan stunting serta pentingnya memenuhi kebutuhan gizi dan stimulasi selama 1000 HPK untuk pertumbuhan dan perkembangan otak yang optimal.
Buku ini memberikan pedoman untuk mewujudkan kantin sekolah yang sehat dengan menyediakan pangan yang seimbang, aman, dan mendukung gizi serta pertumbuhan peserta didik."
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
More Related Content
Similar to Materi BKKBN -Pangan Lokal aaaaaaaaaaaaa
Nasi papah antara budaya dan kesehatan artikelLalu Anwar
Dokumen tersebut membahas tentang kebiasaan memberikan nasi papah di Kabupaten Lombok Timur dari sudut pandang budaya dan kesehatan. Nasi papah telah menjadi tradisi turun-temurun di masyarakat namun kurang sesuai dari segi gizi dan kesehatan bagi bayi. Upaya meningkatkan pemberian ASI eksklusif perlu melibatkan tokoh agama setempat untuk menjelaskan pemahaman keagamaan masyarakat.
Dokumen tersebut membahas strategi penurunan stunting di Indonesia, meliputi intervensi spesifik dan sensitif untuk meningkatkan gizi masyarakat. Program-program yang disebutkan meliputi pemberian suplemen gizi, promosi ASI eksklusif, dan peningkatan akses layanan kesehatan untuk ibu hamil, balita, dan remaja putri.
Dokumen tersebut membahas tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang mencakup berbagai aspek kesehatan seperti gizi, lingkungan, ibu dan anak, pemeliharaan kesehatan, gaya hidup sehat, obat-obatan. Dokumen ini juga menjelaskan penerapan PHBS di berbagai setting seperti rumah tangga, sekolah, tempat kerja, fasilitas kesehatan, dan tempat umum beserta manfaatnya.
Dokumen tersebut membahas tentang peran kader dalam mempromosikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga untuk meningkatkan kesehatan ibu dan anak. Kader melakukan pendataan rumah tangga, sosialisasi PHBS, memantau kunjungan ibu hamil dan balita ke posyandu, serta melakukan kunjungan rumah untuk memantau ibu nifas dan balita. PHBS mencakup persalinan ditolong nakes, ASI eksk
Dokumen tersebut memberikan overview pendampingan keluarga dalam percepatan penurunan stunting, mencakup tujuan, sasaran, komposisi tim pendamping keluarga, tugas masing-masing anggota tim, serta alur pendampingan keluarga yang berkelanjutan mulai dari calon pengantin hingga anak balita.
Dokumen tersebut membahas peran desa dalam penanganan kesehatan masyarakat khususnya pencegahan stunting. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain: (1) kondisi stunting di Indonesia masih tinggi dan merupakan masalah gizi kronis, (2) penyebab stunting multi faktor termasuk kurang gizi dan penyakit, (3) upaya yang dapat dilakukan desa meliputi pemberian makanan tambahan, sanitasi, posyandu
Dokumen tersebut membahas tentang konsep stunting dan 1000 hari pertama kehidupan (HPK). Isi utamanya adalah penjelasan mengenai definisi, penyebab, dampak, dan pencegahan stunting serta pentingnya memenuhi kebutuhan gizi dan stimulasi selama 1000 HPK untuk pertumbuhan dan perkembangan otak yang optimal.
Buku ini memberikan pedoman untuk mewujudkan kantin sekolah yang sehat dengan menyediakan pangan yang seimbang, aman, dan mendukung gizi serta pertumbuhan peserta didik."
Ppt landasan pendidikan Pai 9 _20240604_231000_0000.pdffadlurrahman260903
Ppt landasan pendidikan tentang pendidikan seumur hidup.
Prodi pendidikan agama Islam
Fakultas tarbiyah dan ilmu keguruan
Universitas Islam negeri syekh Ali Hasan Ahmad addary Padangsidimpuan
Pendidikan sepanjang hayat atau pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsepkonsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajarmengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Pendidikan sepanjang
hayat memandang jauh ke depan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat yang
baru, merupakan suatu proyek masyarakat yang sangat besar. Pendidikan sepanjang hayat
merupakan asas pendidikan yang cocok bagi orang-orang yang hidup dalam dunia
transformasi dan informasi, yaitu masyarakat modern. Manusia harus lebih bisa menyesuaikan
dirinya secara terus menerus dengan situasi yang baru.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
Materi BKKBN -Pangan Lokal aaaaaaaaaaaaa
1. Penyediaan Kebutuhan Gizi Seimbang
Harian dalam Keluarga
Melalui Pengembangan
Produk Pangan Lokal Padat Gizi
Sebagai upaya pencegahan stunting
PEMBERDAYAAN KELOMPOK MASYARAKAT DI KAMPUNG KB
DALAM RANGKA PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
TINGKAT PROVINSI ACEH
TAHUN 2024
OLEH
JUNAIDI,SST,M.Kes
(KETUA DPD-PERSAGI ACEH)
2. 2
• RIWAYAT PENDIDIKAN
NAMA : JUNAIDI,SST,M.KES
TEMPAT TANGGAL LAHIR : ACEH,25 JULI 1968
ALAMAT : Gampoeng Ajun Kec.Peukan Bada Kab.Aceh Besar
PROFESI : DOSEN SERTIFIKASI NASIONAL POLTEKKES ACEH
ORGANISASI : 1. Ketua DPD PERSAGI ACEH
2. Ketua Komwil Forum Tempe Indonesia (FTI)
3. Pembina KNTI A.Besar
MOTTO :
MENCARI UNTUK BERBAGI..... TAK MENGEJAR POSISI
NAMUN SELALU BEUPAYA UNTUK BERFUNGSI
DALAM MEMBANGUN GENERASI NENEGERI....
3. 3
NO. TINGKAT NAMA
PENDIDIKAN
JURUSAN TAHUN LULUS TEMPAT
1. D-I SPAG Banda Aceh D.I Gizi 1988 Banda Aceh
2. D-III Akademi Gizi
Depkes RI Jakarta
Gizi 1995 Jakarta
3. D-IV D-IV Gizi
UNIBRAW
Gizi 2000 Malang
Jatim
4. S.2 S-2 FK- UGM Gizi dan
Kesehatan
Keluarga
2004 DI Yogjakarta
RIWAYAT PENDIDIKAN
4. PROGRAM :
PEMBERDAYAAN KELOMPOK MASYARAKAT DI KAMPUNG KB
DALAM RANGKA PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
Tujuan Program :
1. Meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan komitmen
stakholder dan mitra kerja tentang program Bangga Kencana
2. Meningkatkan koordinasi dan konsolidasi Program Bangga
Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting pada stakholder dan
mitra kerja ditingkat Provinsi, dan Kabupaten/kota.
3. Mengupdate Program dan Kebijakan Program Bangga Kencana
Terbitnya Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2022
tentang Optimalisasi Penyelenggaraan Kampung
Keluarga Berkualitas
Terbentuknya Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) melalui
sebuah pendekatan berbasis partisipasi masyarakat di
Kampung KB. Pembentukan DASHAT tersebut sebagai upaya :
Pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga beresiko stunting
melalui pemanfaatan sumber daya lokal
yang dapat dipadukan dengan sumber daya/
kontribusi dari mitra lainnya.
5. Penyediaan Kebutuhan Gizi Seimbang Harian
dalam Keluarga Melalui Pengembangan
Produk Pangan Lokal Padat Gizi
Sebagai upaya pencegahan stunting
PERLU PEMAHAMAN DAN KETRAMPILAN SECARA BERSAMA
SEMUA MITRA KERJA
(OPDKB-PERSAGI-PKK) Serta Sektor Terkait
UNTUK MEWUJUDKAN PROGRAM
Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT)
melalui sebuah pendekatan berbasis partisipasi masyarakat
sebagai upaya :
Pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga beresiko
stunting melalui pemanfaatan sumber daya lokal
6. TUJUAN PEMBELAJARAN :
A. Memahami Interaksi Produk Pangan Lokal Padat Gizi
dengan Stunting
B. Memahami Pangan Lokal
C. Memahami Produk Pangan Lokal Padat Gizi
D. Memahami Tahapan Pengembangan Produk Pangan Lokal
Padat Gizi
E. Mampu Menciptakan Produk Pangan Lokal Padat Gizi
F. Mampu Menyajikan Produk Pangan Lokal Padat Gizi
G. Mampu Mengevaluasi Dampak Pemberian Produk Pangan
Lokal Padat Gizi
8. 8
Terdapat beberapa definisi stunting dari berbagai sumber, seperti definisi
berikut ini :
• Menurut UNICEF, stunting didefinisikan sebagai Persentase anak‐anak
usia 0 sampai 59 bulan, dengan tinggi di bawah minus dua (stunting
sedang dan berat) dan minus tiga (stunting kronis) diukur dari
standar pertumbuhan anak keluaran WHO.
• Menurut WHO, stunting adalah gangguan tumbuh kembang yang
dialami anak akibat gizi buruk, infeksi berulang, dan didefinisikan
terhambat gizinya jika tinggi badan mereka terhadap usia lebih dari dua
deviasi standar di bawah median standar pertumbuhan anak WHO.
Stunting menurut Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang
Percepatan Penurunan Stunting adalah Gangguan pertumbuhan dan
perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi
berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada
di bawah standar yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan
urusan pemerintahan di bidang kesehatan.
KESIMPULAN : STUNTING ADALAH :
Gangguan pertumbuhan (Panjang atau tinggi badannya berada di
bawah standar (SD <-2) ( Tidak sesuai dengan umurnya)
(Pengukuran Antropometri)
Penyebab :
Kekurangan gizi kronis (AKS)
9. STUNTING
FAKTOR
LANGSUNG
1. ASUPAN MAKANAN
2. PENYAKIT INFEKSI
FAKTOR
TIDAK
LANGSUNG
• Terbatas Pangan
• Rendah Mutu Keslink
• Rendah Pola Asuh
• Eknonomi
• Sosial Budaya
B. BAYI DAN BALITA
BBLR
PBLR
ANEMIA
KEK
BALITA GIZI BURUK-KURANG
BALITA BGM
Gangguan pertumbuhan Fisik
Gangguan Mental dan intelektual
Menghambat perkembangan kognitif
Prestasi dan Proudkutivitas Rendah
Meningkat PTM saat dewasa.
Menjadi beban bagi kehidupan
selanjutnya
Menjadi beban bagi keluarga dan
Negara dan Bangsa
PRILAKU
KELUARGA
SALAH
PRILAKU
KELUARGA
SALAH
MASALAH GIZI (IBU HAMIL – BALITA)
A. IBU HAMIL :
ANEMIA
KEK
PENYEKIT
11. PEMBERIAN
MAKANAN TAMBAHAN
KEPADA IBU MENYUSUI
KEPADA IBU HAMIL
KEPADA BALITA
MP-ASI KEPADA BAYI
(>6Bulan)
PROGRAM
INTERVENSI
PROGRAM INTERVENSI GIZI
DALAM UPAYAPENURUNANANGKASTUNTING BALITA
PENURUNAN
DAN
PENCEGAHAN
STUNTING
EDUKASI
GIZI
PEMENUHAN ASUPAN
ZIAT GIZI
PERUBAHAN
PERILAKU GIZI
Penyediaan Kebutuhan Gizi
Seimbang Harian Keluarga
Melalui Pengembangan
Produk Pangan Lokal Padat
Gizi Sebagai upaya
pencegahan stunting
12. 7
TUJUAN
CEGAH
STUNTING
BAYI BALITA
BBL NORMAL
PBLNORMAL
TIDAK ANEMIA
TIDAK KEK
GIZI NORMAL
TIDAK BGM
PRODUK PANGAN :
Makanan Tambahan
Pemberian Makanan
Tambahan
Ibu Hamil (KEK /AGB)
Ibu Menyusui (KEK /AGB
Tujuan penataan gizi selama hamil adalah :
1.Menyiapkan cukup kalori, protein yang bernilai biologi tinggi, vitamin dan mineral
serta cairan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi ibu, janin serta plasenta
2.Menyiapkan makanan padat kalori untuk membentuk lebih banyak jaringan tubuh
bukan lemak
3.Menyiapkan makanan yang cukup kalori dan zat gizi untuk memenuhi pertambahan
berat baku selma hamil
4.perencanaan perawatan gizi yang memungkinkan ibu hamil untuk memperoleh dan
mempertahankan status gizi optimal sehingga dapat menjalani kehamilan dengan aman
dan berhasil, melahirkan bayi dengan potensi fisik dan mental baik
5.Memperoleh zat gizi yang cukup untuk menyusui serta merawat bayi
6.Untuk mengurangi dan menghilangkan reaksi yang tidak diinginkan seperti mual dan
muntah-muntah
7.Membantu pengobatan penyakit yang menyulitkan selama hamil seperti
DM,Obesitas,gizi kurang,dll
Syarat :
Pangan Lokal
Padat Gizi
Program Pengembangan Produk Pangan
Untuk ROGRAM INTERVENSI GIZI Cegah Stunting
13. PEMBERIAN
MAKANAN KEPADA
BAYI DAN BALITA
9
TUJUAN
Program Pengembangan Produk Pangan
Untuk ROGRAM INTERVENSI GIZI Cegah Stunting
CEGAH
STUNTING
BAYI BALITA
BBL NORMAL
PBLNORMAL
TIDAK ANEMIA
TIDAK KEK
GIZI NORMAL
TIDAK BGM
1.Memberikan makanan untuk memenuhi Asupan zat gizi
Seimbang
2.Memberikan makanan untuk mendukung pertumbuhan
3.Memberikan Makanan sesuai dengan usia (Porsi,Bentuk,dan
Frekuensi)
4.Memberikan makanan sebagai bentuk edukasi
5.Makanan yang bervariasi dan Menarik
6.Makanan yang mudah cerna dan tidak merangsang
7.Berikan SUSU untu Balita
8.Memberikan makanan satu persatu (Makanan Tunggal)
9.dll
PRODUK PANGAN :
Makanan Tambahan
MP-ASI
Syarat :
Pangan Lokal
Padat Gizi
14.
15.
16. PEMBAGIAN JADWAL MAKAN KELUARGA
3 Kali Makan Utama (Pagi-Siang dan Malam)
2 Kali Makan Selingan (Jam 10 dan Jam 16.30)
PEMBAGIAN PORSI MAKAN KELUARGA
Pagi :30%
Siang : 30%
dan Malam : 30%
Selingan.I : 5%
Selingan.II : 5%
45. Pangan adalah semua yang berasal dari sumber hayati produk
pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan, baik yang
diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai
makanan atau minuman untuk konsumsi manusia sehari-hari.
Pangan lokal adalah makanan atau minuman yang dikonsumsi oleh
masyarakat setempat sesuai dengan potensi sumber daya dan
kearifan lokal. Dengan kata lain, pangan lokal merupakan
konsumsi sumber pangan yang berasal dan dibudidayakan dari
wilayah setempat.
Pemanfaatan pangan Lokal ini merupakan salah satu pilar
‘Ketahanan Pangan' yang mengacu kepada penggunaan pangan
oleh rumah tangga dan kemampuan tubuh seseorang untuk
menyerap dan menggunakan zat gizi dari dalam bahan pangan,
sehingga diharapkan dengan pemanfaatan pangan yang baik dapat
mencapai ketahanan pangan di setiap keluarga yang menunjukkan
kondisi terpenuhinya pangan baik dari jumlah, mutu, keberagaman,
zat gizi, dan keterjangkauannya supaya setiap keluarga dapat hidup
sehat, bergizi, aktif, dan produktif.
46. Tujuan dilaksanakan Pengolahan Makanan dari pangan lokal yaitu:
1) Menyediakan bahan makanan untuk mengatur proses dalam tubuh
2) Mendukung pelaksanaan jenis makanan dalam menumbuhkan sikap dan
prilaku untuk mengkonsusmi jajanan lokal yang dimulai sejak usia dini.
3) Membiasakan makanan yang sehat dan menjaga pola hidup bersih sejak
dini, serta berperilaku yanga baik dilingkungan setempat.
4) Mendorong pembangunan ekonomi masyarakat melalui pemanfaatan hasil
pertanian lokal atau pangan lokal yang akan diproduk dan dijadikan
sebagai makanan tambahan.
5) Mendorong masyarakat untuk berperan aktif dalam penyelenggaraan
pendidikan anak dengan memperhatikan kondisi gizi dan kesehatanya,
dengan demikian apabilah pemerintah lepas tangan dalam membantu
penyedian kebutuhan masyarakat
Pengolahan pangan yang dilakukan dari awal bahan mentah hingga siap
dimakan diharapkan dapat meningkatkan cita rasa dan kecernaan bahan,
serta menambah pengetahuan keluarga tentang variasi olahan makanan
yang dapat dibuat dari berbagai bahan pangan lokal dan manfaat kesehatan
di dalamnya sehingga dengan adanya booklet ini, setiap keluarga dapat
mencoba berbagai variasi makanan dari bahan pangan lokal yang mudah
didapat di daerah setempat.
47. Pengembangan Produk Pangan : Suatu Strategi atau Cara dalam
Menciptakan Produk Pangan Baru atau Modifikasi dalam upaya
menghasilkan Makanan atau Minuman untuk beberapa tujuan :
1. Memberikan nilai maksimal bagi konsumen (Kandungan Zat Gizi)
2. Meningkatkan nilai jual
3. Memenangkan Persaingan Bisnis
4. Menambah nilai Tampilan (Merek,Kemasan,Ukuran,dll)
5. Meningkatkan konsumen (Penerima dan Daya Terima)
6. Meningkatkan Jumah Konsumne
7. yang dilakukan dari awal bahan mentah hingga siap dimakan diharapkan
dapat meningkatkan cita rasa dan kecernaan bahan, serta menambah
pengetahuan keluarga tentang variasi olahan makanan yang dapat dibuat
dari berbagai bahan pangan lokal dan manfaat kesehatan di dalamnya
sehingga dengan adanya booklet ini, setiap keluarga dapat
mencoba berbagai variasi makanan dari bahan pangan lokal yang mudah
didapat di daerah setempat.
LEMBAGA /INSTANSI (Memiliki EKSISTENSI)
TUJUAN: • Keuntungan tinggi (Bonafid dan Soocial)
• Pertumbuhan tinggi (Target dan Cakupan)
PENGEMBANGAN PRODUK PANGAN
(INOVASI – KREATIFITAS)
(Makanan Tambahan-MPASI,Produk pangan lainnya)
Gambar 1.1 Tujuan Pengembangan Produk Pangan
48. A. Pengembangan Produk Pangan
1. Produk Pangan Baru
2. Produk Pangan Modifikasi
3. Produk Lama dengan Penambahan Manfaat
2 Pandangan terkait Produk Pangan :
a. Produsen :
mendefinisikan produk fungsional dasar (basic functional product)
yang telah ditambahkan pengemasan, estetika, merek, harga dan
iklan, sebagai produk Pengembangan Produk Pangan
b. Konsumen menggambarkan :
Produk sebagai kumpulan manfaat, yang berhubungan dengan
atribut berwujud dan tak berwujud dari kebutuhan, keinginan, dan
perilaku mereka.
Pengembangan Produk pangan, harus didasarkan pada :
1. VISI (Menjadikan Generasi Indonesia Unggul)
2. MISI (Menyediakan Makanan Sehat Bergizi Seimbang Pangan
Lokal)
3. TUJUAN (Menurunkan jumlah Angka Stunting)
49. Pertimbangan Konsumen Menerima dan Konsumsi Produk Pangan :
1. Kesan Produk secara Fisik Kesan pertama yang diperoleh oleh
konsumen atas produk yang dicari untuk dibeli adalah fungsi
produk, desain produk, dan penampilan produk. (PRODUK HARUS
MENARIK)
2. Kemasan Produk yang digunakan oleh suatu produk dapat
meningkatkan kesan konsumen akan suatu produk. (KEMASAN
BAGUS)
3. Merek dagang yang diberikan terhadap produk dibuat yang dapat
memberikan kesan mendalam produk (NAMA TERKESAN)
4. Label dimaksudkan untuk memberi informasi berkenaan dengan
produk (KANDUNGAN ZAT GIZI ATAU MANFAAT)
5. Pelayanan atau Kemudahan yang ditawarkan atau dimiliki oleh
suatu produk dapat merupakan nilai lebih yang menarik konsumen
(DIANTAR- DIBAGI DENGAN BAIK)
6. Harga atau Biaya untuk memperoleh Produk (Bantuan?)
7. Adanya Pelayanan Purna Marketing (ADANYA Konseling
dan Edukasi Gizi)
50. Produk Pangan Lokal Padat Gizi adalah :
Sekumpulan atau Susunan beberapa Pangan Lokal yang telah
diproses Pengolahan menjadi Makanan mengandung zat gizi tinggi
dan dalam porsi atau volume kecil yang siap untuk yang
dikonsumsi :
Makanan Keluarga :
Makanan Utama, Makanan Selingan, Minuman, Snack
Makanan Program Gizi :
(Makanan Tambahan, Makanan Pendamping ASI, Snack Sehat
Bergizi)
51. Tujuan Makanan Tambahan atau MP-ASI Pangan Lokal Padat Gizi :
Memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi lain (zat gizi makro dan
zat gizi mikro) pada anak balita
yang kurang terpenuhi dari Air Susu Ibu (ASI) atau makanan
utama yang diberikan sehari-hari
kepada bayi/anak balita
Memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi (makro dan mikro) pada
ibu hamil
Memperbaiki status gizi bayi/anak balita dan ibu hamil
Mendukung pertumbuhan janin dan gizi ibu hamil selama hamil
dan perkembangan bayi/anak balita yang optimal
Sasaran PMT Pangan Lokal Padat Gizi :
Anak baduta
Anak balita, (Kurang berat badan, kurus dan stunting)
Ibu Menyusui KEK
Ibu hamil KEK dan Anemia
52. Syarat MT atau MP-ASI Pangan Lokal Padat Gizi :
Komposisi Gizi seimbang: Memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi
tertentu yang kurang
tersedia dari makanan utama, yaitu makanan yang kaya energi,
protein dan mikronutrien (terutama zat besi, zink, kalsium,
vitamin A, vitamin C dan fosfat)
Aman: Tidak mengandung zat aditif atau bahan kimia yang
membahayakan
Padat Gizi: Menggunakan bahan makanan dengan kualitas dan
kuantias gizi yang baik dan porsi kecil
Beragam : Mengutamakan bahan makanan lokal yang tersedia dan
mudah diperoleh
Mudah dicerna: Mudah dicerna oleh sasaran khusus seperti bayi
dan balita
Pengolahan dan penyajian:
1). Tidak mengandung bumbu yang tajam dan merangsang,
2). Disajikan pada suhu yang sesuai,
3). Memperhatikan hiegine dan sanitasi yang baik,
4). Memperhatikan cara pengolahan makanan yang baik
Diterima: Dapat diterima oleh konsumen dengan baik
Bentuk PMT-Lokal:
Pangan lokal (kue-kue, bubur dan bentuk lainnya yang sesuai)
Modifikasi dari berbagai jenis makanan lokal dengan penyesuaian
komposisi dan bentuk
53. Mekanisme penyusunan menu MT atau MP-ASI Pangan Lokal Padat
Gizi :
Penyusunan/Pengembangan menu MT berbasis pangan lokal dapat
dilakukan melalui 3 cara, yaitu:
1. Penyusunan menu PMT dapat dilakukan dengan mengadopsi menu
makanan lokal yang sudah ada (jika sudah sesuai dengan
persyaratan MT Lokal, yaitu komposisi zat gizi makro
dan mikro, beragam, padat gizi, bahan-bahan mudah didapatkan dan
mudah dalam pengolahan
dan daya terima baik)
2. Penyusunan menu MT lokal dengan melakukan modifikasi dari
menu makanan lokal yang ada sehingga memenuhi persyaratan
sebagai MT, modifikasi dapat dilakukan dengan menambah bahan
pangan tertentu atau mengganti dengan bahan pangan yang lebih
kaya nilai gizinya, atau modifikasi pengolahan sehingga dapat
dikonsusmi sesuai dengan sasaran bumil atau balita.
3. Penyusunan menu MT baru dengan memanfaatkan potensi pangan
lokal yang tersedia (pengembangan menu baru) dengan mengacu
pada perinsip-prinsip persyaratan MT.
54. Tahapan pengembangan MT atau MP-ASI Pangan Lokal Padat Gizi :
Untuk Menu MT yang diadopsi dari makanan lokal yang sudah ada
1. Identifikasi Menu makanan lokal yang potensi dijadikan MT
2. Pastikan Menu makanan dari hasil identifikasi dapat dijadikan
sebagai MT Bumil atau Balita
3. Lakukan identifikasi bahan pangan yang digunakan dalam
makanan tersebut (bahan utama dan
tambahan), pastikan bahan yang digunakan aman, nilai gizi tinggi
(energi, protein, zat besi dan
zink)
4. Analisis cara pengolahan dan tahapannya (pastikan tahapan
pengolahan menerapkan prinsip2
personal hygine dan sanitasi.
5. Analisis komposisi nilai gizi per sajian atau per porsi
6. Lakukan uji coba jika memungkinkan
7. Photo makanan lokal yang sudah siap di konsumsi (sajian per
porsi)
MODIFIKASI MENU dari makanan lokal :
1. Identifikasi Menu makanan lokal yang potensi dimodifikasi
menjadi PMT Bumil atau Balita
2. Lakukan identifikasi bahan pangan yang digunakan dalam
makanan tersebut (bahan utama dan
55. 3. Analisis komposisi gizi menu makanan lokal sebelum dimodifikasi
dan cara pengolahannya.
4. Lakukan modifikasi terhadap menu makanan lokal (bahan, cara
pengolahan dan lainya)
sehingga layak dijadikan PMT-lokal untuk ibu hamil atau balita.
5. Analisis cara pengolahan dan tahapannya (pastikan tahapan
pengolahan menerapkan prinsip2
personal hygine dan sanitasi.
6. Analisis komposisi nilai gizi per sajian atau per porsi setelah
dimodifikasi
7. Lakukan uji coba jika memungkinkan
8. Photo makanan lokal yang sudah siap di konsumsi (sajian per
porsi)
MODIFIKASI PMT dalam Bentuk MENU BARU :
1. Lakukan pengembangan menu PMT baru
2. Diskripsikan Bahan, dan cara pengolahannya (pastikan tahapan
pengolahan menerapkan
prinsip2 personal hygine dan sanitasi).
3. Analisis komposisi gizi dari menu PMT yang dikembangkan per
sajian porsi.
4. Lakukan uji coba jika memungkinkan
5. Photo makanan lokal yang sudah siap dikonsumsi
56. FORMAT PENULISAN MENU MAKANAN BALITA
NAMA MENU
BAHAN MAKANAN
CARA MENGOLLAH
KANDUNGAN ENERGI DAN ZAT GIZI
HARGA MENU ((Per Porsi)
Catatan Penting atau Keterangan
57.
58. Pola menu seimbang
Aspek warna menu seimbang
Tekstur dan konsistensi
Rasa dan aroma
Ukuran dan bentuk potongan
Suhu
Popularitas
Penyajian menarik
Tenaga dan Waktu
Merancang Produk Pangan Lokal Padat Gizi
60. Pilih bahan makanan dengan kualitas yang
baik
Penyimpanan bahan makanan dalam kondisi
bersih sesuai dengan tempat dan scara yang
tepat
Menyiapkan serta mengolah bahan makanan
dengan cara yang benar dan gunakan alat
yang sesuai dan bersih
Penyajian makanan menggunakan tempat
yang sesuai, bersih, menarik dan aman
62. Teknik penyajian makanan yaitu cara
membuat makanan yang dihidangkan tampil
seragam dan terlihat menarik.
Pengaturan makanan dapat dilakukan
dengan mengatur komposisi dari bentuk,
tekstur, dan warnanya.
63. Penyajian makanan harus dilakukan sesuai dengan
jenis makanan. Makanan panas mesti diletakkan
dalam wadah yang sesuai untuk makanan panas,
demikian juga untuk makanan dingin.
Makanan yang diolah segera, harus juga segera
disajikan sesaat setelah diolah, terutama untuk
makanan yang harus dihidangkan panas.
Gunakan wadah yang sesuai
Sebagai media edukasi
64. MARI KITA BANGKIT BERSAMA
UNTUK MENCEGAH DAN MENURUNKAN STUNTING
MELALUI PEMBERIAN MAKANAN
PANGAN LOKAL PADAT GIZI
BAGI SELURUH ANGGOTA KELUARGA
TERIMAKASIH ATAS SEGALA PERHATIAN
MOHON MAAF ATAS SEGALA KEKURANGAN