RENCANA + Link2 MATERI Training _PEMBEKALAN Kompetensi_PENGELOLAAN PENGADAAN...
MATERI BAB VI QURDIST
1. 6. toleransi yang terdapat di dalam QS. Al-Kafirun dan QS. A-Bayyinah
A. Pengertian Toleransi
Toleransi berasal dari kata bahasa latin “ tolerare” yang berarti sabar
membiarkan sesuatu. Pengertian toleransi secara luas adalah suatu sikap atau
perilaku manusia yang tidak menyimpang dari aturan, dimana seseorang
menghargai atau menghormati setiap tindakan yang orang lain lakukan.
Toleransi juga dapat dikatakan dalam konteks sosial budaya dan agama yang
berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap
kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh
mayoritas dalam suatu masyarakat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa toleransi merupakan suatu sikap
mengedepankan kelonggaran untuk menghargai, membiarkan, membolehkan
suatu pendirian baik dalam hal pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan,
kelakuan dan sebagainya yang berbeda atau bertentangan dengan pendiriannya
sendiri. Secara ringkas, toleransi artinya memberi kelonggaran kepada orang
lain dalam bersikap atau berpendirian sesuai keyakinannya.
Toleransi ada 2 macam, yaitu:
1. Toleransi terhadap sesama muslim
Toleransi terhadap sesama muslim merupakan suatu kewajiban, karena
merupakan wujud persaudaraan yang terikat oleh tali aqidah yang sama.
Apabila ada perselisihan maka kita diperintah untuk segera mendamaikan.
2. Toleransi terhadap non muslim
Toleransi terhadap non muslm juga diperintahkan, karena islam
mengajarkan perdamaian baik terhadap muslim dan non muslim. Konsep
kerja sama dan toleransi hanya dalam kepentingan duniawi saja, tidak
menyangkut kepentingan agama, seperti aqidah.
2. B. Asbabun Nuzul QS. Al-Kafirun dan QS. Al-Bayyinah
1. Asbabun Nuzul QS. Al-Kafirun
Nama “al-kafirun” diambil dari kata “al-kafirun” yang terdapat
pada ayat pertama dari surat ini yang artinya orang-orang kafir. Nama-
nama lain dari surat al-kafirun ini adalah al-Muqasyqisyah (penyembuh).
Dinamakan ini al-Muqasyqisyah karena isi atau kadungan surat al-kafirun
dapat menyembuhkan dan menghilangkan penyakit kemusyrikan.
Ketika itu kaum musyirikin mengajak kompromi kepada Nabi
Muhammad saw agar Nabi saw mau bertoleran dengan mereka. Tokoh-
tokoh kaum Quraisy pada saat itu antara lain al-‘As bin Wa’il as-Sahim,
al-Aswat bin Abdul Muttalib, Umayyah bin Khalaf, dan Walid bin
Mugirah. Caranya bergantian dalam menyembah Tuhan. Kaum Quraisy
akan menyembah Tuhan yang disembah Nabi Muhammad saw selama satu
tahun, kemudian dilain waktu Nabi Muhammad saw dan pengikutnya juga
meyembah apa yang mereka sembah yaitu berhala selama satu tahun pula.
Mendengar usul kaum kafir itu Rasulullah saw. dengan tegas menjawab,
“Aku berlindung kepada Allah swt. agar tidak tergolong orang-orang
yang bersikap dan berperilaku syirik atau menyekutukan Allah.” Untuk
mempertegas penolakan Rasulullah saw. tersebut, kemudian Allah SWT
menurunkan surat Al-Kafirun. Setelah Rasulullah saw. Menerima surat Al-
Kafirun ini, beliau lalu mendatangi tokoh-tokoh kaum kafir (musyrikin) di
Mekah, yang waktu itu sedang berkumpul di Masjidil Haram. Di hadapan
mereka Rasulullah saw. membacakan surat Al-Kafirun ayat 1 sampai 6
dengan mantap dan lantang, sehingga mereka menyadari bahwa usul
mereka untuk berkompromi dalam keimanan dan ibadah agama,
ditolak oleh Rasulullah saw dan umat Islam.
2. Asbabun Nuzul QS. Al-Bayyinah
Sebelum datangnya Nabi orang-orang Makkah berada dalam
keadaan kufur, terbenam dalam kejahilan dan hawa nafsu. Tetapi setelah
Nabi SAW datang, segolongan dari mereka beriman. Dengan demikian,
keadaan mereka tidak seperti dahulu. Golongan yang tidak beriman malah
3. meragukan kebenaran yang dibawa Nabi SAW, bahkan ada yang tidak
mempercayai kebenaran Nabi SAW sama sekali.
Perbantahan dan perselisihan hebat terkadang terjadi antara orang-
orang musyrik dengan orang-orang nasrani dan yahudi karena kepercayaan
dari keyakinan masing-masing golongan. Orang Yahudi berkata kepada
orang musyrik, “Sesungguhnya Allah akan mengutus nabi dari kalangan
bangsa arab penduduk Mekah.” Mereka menerangkan sifat-sifat Nabi
serta mengancam orang-orang seraya mengatakan bahwa bila Nabi itu
lahir, mereka akan membantunya dengan menyokong semua tindakannya
dan bekerja sama untuk menghancurkan orang-orang musyrik.
Dalam keadaan demikianlah Nabi Muhamad Nabi Muhamad
diutus. Lalu orang-orang musyrik memusuhi dan menentang Nabi habis-
habisan. Mereka juga mengajak orang-orang arab lainnya untuk memusuhi
beliau dan menyakiti pengikut-pengikutnya yang hatinya telah disinari
dengan keimanan dan melapangkan dadanya untuk mengenal kebenaran.
Kemudian Allah menghibur Nabi-Nya dengan menurunkan surat ini
dengan mengatakan “engkau tak perlu susah atau gundah karena sikap
dan tantangan orang-orang musyrik terhadap dirimu. Hal itu juga
dilakukan oleh mereka terhadap para nabi terdahulu sehingga mereka
terpecah belah”.
C. Isi kandungan Q.S. Al-Bayyinah dan QS. Al-Kafiruun
1. Isi Kandungan QS.Al- Kafiruun
Artinya :
1. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,
2. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.
3. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
4. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,
5. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku
sembah.
6. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."
4. Secara umum, surat Al-Kafirun memiliki dua kandungan utama.
Pertama, ikrar kemurnian tauhid, khususnya tauhid uluhiyah (tauhid
ibadah). Kedua, ikrar penolakan terhadap semua bentuk dan praktek
peribadatan kepada selain Allah. Melihat pentingnya kedua kandungan
surat ini sehingga perlu adanya penjelasan di bawah ini, sebagai berikut :
a. Allah menolak adanya penyatuan ajaran agama dalam rangka mencapai
kompromi dan toleransi sekaligus memberi penegasan terhadap mereka
bahwa kaum muslim sama sekali tidak akan pernah menyembah apa yang
disembah oleh orang-orang kafir. orang-orang kafir pada hakikatnya tidak
akan pernah benar-benar menyembah-Nya. Dimana hal ini bisa pula kita
pahami sebagai larangan atas orang-orang kafir untuk ikut-ikutan
melakukan praktek- praktek peribadatan kepada Allah sementara mereka
masih berada dalam kekafirannya. Mereka baru boleh melakukan berbagai
praktek peribadatan tersebut jika mereka sudah masuk ke dalam agama
Islam. dengan adanya pengulangan hal ini, jelas bahwa Allah sangat
memperhatikan seluruh aspek, seperti cara beribadah, macam dan bentuk
peribadatannya, dll.
b. Mengajak masing-masing untuk melaksanakan ajaran agama dan
kepercayaan yang dianut tanpa bersikap saling mengganggu.
c. Anjuran toleransi dalam Islam adalah toleransi sebatas menghargai dan
menghormat pemeluk agama lain, tidak sampai pada sinkretisme.
d. Tidak boleh saling memaksa untuk mengikuti suatu agama. Rasulullah
SAW. menjelaskan bahwa agamamu dan balasannya untuk kamu (kaum
kafir) dan agamaku dan balasannya adalah untukku (kaum mukmin).
e. Sikap pengakuan terhadap kemajemukan dalam hal beragama namun
bukan pengakuan pembenaran terhadap agama lain. Dibenarkannya kaum
mukminin bergaul, berhubungan, berinteraksi dan bekerjasama dengan
kaum kafirin dalam berbagai bidang kehidupan, seperti bidang sosial
kemasyarakatan, ekonomi, bisnis dan perdagangan, politik, pemerintahan
dan kenegaraan, dan lain-lain. Kecuali bidang agama yang mencakup
masalah aqidah dan ibadah.
5. 2. Isi Kandungan QS. Al-Bayyinah
. Artinya :
1. Orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (mengatakan
bahwa mereka) tidak akan meninggalkan (agamanya) sebelum datang
kepada mereka bukti yang nyata
2. (yaitu) seorang Rasul dari Allah (Muhammad) yang membacakan
lembaran-lembaran yang disucikan (Al Quran),
3. di dalamnya terdapat (isi) Kitab-kitab yang lurus
4. Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan Al Kitab
(kepada mereka) melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang
nyata
5. Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus
dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang
demikian itulah agama yang lurus
6. Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang
yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di
dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.
7. Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh,
mereka itu adalah sebaik-baik makhluk.
8. Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah syurga 'Adn yang mengalir di
bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.
Allah ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang
demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya
Pokok-pokok yang terkandung dalam surat Al-Bayyinah dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a. Maksud “(yaitu) seorang Rosul dari Allah (Muhammad saw).” Yaitu
seorang yang diutus oleh Allah untuk mengajak umat manusia menuju
kebenaran dan mengajarkan semua hikmah yang diterimanya dalam Al-
Qur’an, serta mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya terang
benderang.
6. b. Maksud firman Allah yang artinya, “… di dalamnya ada kitab-kitab yang
lurus” kitab-kitab lurus yang dimaksud dalam ayat itu adalah aturan atau
perintah Allah SWT berupa perintah yang adil dan berita-berita yang lurus.
Berita yang lurus (jujur) ini akan menjadi pembeda antara orang-orang
yang benar mencari jalan yang lurus dan orang-orang yang mengambil
kesesatan. Dengan demikian akan menjadi jelas seseorang akan celaka dan
binasa setelah Allah mendatangkan bukti yang nyata tapi mereka tetap
ingkar. Mestinya dengan kedatangan keterangan dan pembuktian itu
mereka (orang yang ingkar) taat kepada jalan yang lurus, dan percaya
bahwa Nabi adalah utusan Allah.
c. Balasan bagi orang-orang yang mengingkari kebenaran ajaran-ajaran Allah
yang dikabarkan oleh Nabi Muhamad SAW. Mereka akan dihempas ke
neraka jahannam yang menuai kerugian besar.
d. Kebahagiaan akan diperoleh mereka yang beriman dan beramal sholeh,
yaitu keimanan yang membuahkan amal sholeh dengan menunjukkan
keberanian berkorban harta benda untuk berbuat kebajikan sesama
manusia. Mereka beribadah kepada Allah dengan ikhlas, sehingga mereka
mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Kebahagiaan dunia mereka
dapatkan dengan keridhaan Allah, sedangkan kebahagiaan akhirat mereka
peroleh dengan jannah yang kekal, tidak pernah rusak dan lekang.
D. Keterkaitan antara surat Al-Kafirun dan Al-Bayyinah
Surat Al-Kafirun dan Al-Bayyinah memiliki suatu keterkaitan yaitu
terletak pada fungsi pembelajaran mengenai pentingnya sikap istiqomah
dalam beragama dan pengakuan terhadap keragaman agama sebagai sebuah
keniscayaan hidup bermasyarakat. Keduanya saling mengisi dan melengkapi.
Agar sempurna keimanan kita, maka sebagai seorang mukmin harus
mengedepankan sikap Istiqomah ketika berhadapan dengan kemungkinan
adanya pengaruh yang dapat menggoyahkan keyakinan beragama.
Penanaman sikap itu tidak boleh kendor karena banyak upaya musuh-musuh
Islam yang mengerogoti akidah umat Islam.
7. Mengingat bahwa kehidupan di dunia ini banyak bersentuhan dengan
orang lain yang mungkin berbeda keyakinan. Kita harus memberi contoh
pentingnya sikap saling menghargai perbedaan , tidak boleh saling
memaksakan keyakinannya, menyilakan masing-masing untuk beribadah
sesuai keyakinannya dan menghormati dengan tidak meninggalkan
keselamatan akidah sebagaimana yang telah dituntunkan oleh Allah lewat
surat Al-Kafirun dan Al-Bayyinah. Islam lebih lanjut memerintahkan untuk
membangun kehidupan bermasyarakat dengan saling toleransi, saling
menghormati, dan hidup rukun tanpa memaksakan suatu keyakinan kepada
orang lain. Namun, Islam juga menekankan untuk beribadah dengan ikhlas
semata-mata hanya kepada Allah, dan menjauhi segala bentuk kemusyrikan.
Kita tidak boleh mengabaikan toleransi, tetapi prinsip istiqomah terhadap
akidah tetap harus dijaga.
E. Cara menerapkan kandungan dalam QS.Al-Kafirun dan QS.Al-
Bayyinah dalam kehidupan sehari-hari
Penerapan kandungan surat Al-Kafirun dan surat Al-Bayyinah dalam
kehidupan sehari-hari secara benar akan menciptakan kondisi masyarakat
yang aman dan tentram. Adapun sikap teloransi (tasamuh) berdasarkan
kandungan surat Al-Kafirun dan surat Al-Bayyinah antara lain :
1. Keimanan kita harus tetap dijaga agar tetap kokoh dan tidak mudah
terpengaruh oleh keyakinan lain. Pengaruh tersebut dapat dilepaskan
melalui keyakinan bahwa Islam adalah agama yang paling benar.
2. Dalam hal akidah, tidak boleh tercampur dengan paham-paham lain dan
harus dipertahankan sampai mati.
3. Teguh pendirian untuk tidak mengalahkan keyakianan dengan kepentingan
keduniaan.
4. Hal-hal yang dapat kita lakukan dalam rangka penerapan sikap tasamuh
atau toleransi dalam kehidupan di sekolah, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara misalnya sebagai berikut:
8. a. Dalam Kehidupan Sekolah
Dalam kehidupan di sekolah dibutuhkan adanya toleransi baik
antara kepala sekolah dengan guru, guru dengan guru, kepala sekolah
dengan murid, guru dengan murid maupun murid dengan murid. Toleransi
tersebut dibutuhkan untuk terciptanya proses pembelajaran yang kondusif,
sehingga tujuan dari pendidikan persekolahan dapat tercapai. Adapun
contoh-contoh toleransi dalam kehidupan sekolah antara lain:
1). Mematuhi tata tertib sekolah.
2). Saling menyayangi dan menghormati sesama pelajar.
3). Berkata yang sopan atau menyinggung perasaan orang lain.
b. Dalam Kehidupan di Masyarakat
Toleransi dalam kehidupan di masyarakat antara lain, yaitu:
1) Adanya sikap saling menghormati dan menghargai antara pemeluk
agama.
2) Tidak membeda-bedakan suku, ras atau golongan.
3) Menghormati keyakinan orang lain yang berbeda dengan keyakinan
kita.
4) Tidak boleh memaksakan kehendak agar orang lain mengikuti
keyakinan kita, karena Islam melarang yang demikian ini.
5) Dalam berinteraksi dengan orang yang berbeda kayakinan, kita
member kebebasan kepada mereka, tetapi harus tegas dan membatasi
diri untuk tidak mencampuradukan akidah dan peribadatan.
6) Sabar terhada sikap orang-orang yang mengingkari agama Islam, tetapi
tegas terhadap orang-orang yang menghina Islam.
c. Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di dalamnya terdapat
kehidupan berbagai macam pemeluk agama, penganut kepercayaan dan
suku bangsa yang berbeda. Namun demikian perbedaan-perbedaan
kehidupan tersebut tidak menjadikan bangsa ini tercerai-berai, akan tetapi
justru menjadi kemajemukan kehidupan sebagai suatu bangsa dan negara
Indonesia. Oleh karena itu kehidupan tersebut perlu tetap dipelihara agar
9. tidak terjadi disintegrasi bangsa. Adapun toleransi dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara antara lain:
1) Merasa senasib sepenanggungan.
2) Menciptakan persatuan dan kesatuan, rasa kebangsaan atau
nasionalisme.
3) Mengakui dan menghargai hak asasi manusia
F. Hikmah Toleransi dalam kehidupan sehari-hari
Hikmah yang dapat diambil dari sikap toleransi dalam beragama
adalah sebagai berikut:
1. Tercipta kehidupan masyarakat yang aman dan tentram.
2. Tercipta kerukunan dan kedamaian di lingkungan masyarakat.
3. Adanya keseimbangan hak-hak di masyarakat yang dapat memenuhi
kepuasan batin masing-masing pihak.
4. Menumbuhkan kebersamaan dalam masyarakat menuju ke arah lebih
baik.