SlideShare a Scribd company logo
PERENCANAAN PEMBANGUNAN
DAERAH
Oleh :
Abdul Hakim,SE.M.Si
1
TUJUAN PEMBANGUNAN
 Mengurangi disparitas atau ketimpangan pembangunan
antar daerah dan antar sub daerah serta antar warga
masyarakat (pemerataan dan keadilan)
 Memberdayakan masyarakat dan mengentaskan kemiskinan
 Menciptakan atau menambah lapangan kerja
 Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di
daerah.
 Mempertahankan atau menjaga kelestarian sumberdaya
alam agar bermanfaat bagi generasi sekarang dan generasi
mendatang (berkelanjutan)
2
TUJUAN PEMBANGUNAN
(Todaro: the three objectives of development)
 P eningkatan standar hidup (levels of living) setiap orang ,
pendapatannya, tingkat konsumsi pangan, sandang,
papan, pelayanan kesehatan, pendidikan, dll.
 P enciptaan berbagai kondisi yang memungkinkan
tumbuhnya rasa percaya diri (self-esteem) setiap orang .
 P eningkatan kebebasan (f reedom/democracy ) setiap
orang.
3
YANG HARUS DILAKUKAN DALAM
PEMBANGUNAN
 Mengurangi disparitas atau ketimpangan pembangunan
antar daerah
antar sub daerah
antar warga masyarakat (pemerataan dan keadilan).
 Memberdayakan masyarakat dan mengentaskan kemiskinan.
 Menciptakan atau menambah lapangan kerja.
 Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat
daerah.
 Mempertahankan atau menjaga kelestarian sumber daya alam
agar bermanfaat bagi generasi sekarang dan generasi masa
datang (berkelanjutan).
4
PERENCANAAN
PEMBANGUNAN
 Pergeseran Paradigma:
From Government to Governance
 Government
 Memberikan hak ekslusif bagi negara untuk mengatur
hal-hal publik,
 Aktor di luarnya hanya dapat disertakan sejauh negara
mengijinkannya.
 Governance
 Persoalan-persoalan publik adalah urusan bersama
pemerintah, civil society dan dunia usaha sebagai tiga
aktor utama.
5
TIGA TAHAPAN
PERENCANAAN
 Perumusan dan penentuan tujuan.
 Pengujian atau analisis opsi atau pilihan yang tersedia.
 Pemilihan rangkaian tindakan atau kegiatan untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan dan disepakati bersama.
6
PELAKU PEMBANGUNAN:
Dalam Paradigma Governance
 Pelaku Pembangunan: Stakeholders, yaitu:
Negara atau pemerintahan (state), Sektor swasta atau dunia usaha
(private sector) dan Masyarakat (society).
 Interaksi antara Pemerintah, Dunia Swasta, dan Masyarakat
bersendikan: transparansi, akuntabilitas, partisipatif, dsb.
 Apabila sendi-sendi tersebut dipenuhi, maka dapat tercipta
Good Governance.
7
10 PRINSIP GOOD
GOVERNANCE
1. Partisipasi; mendorong setiap warga untuk menggunakan
hak dalam menyampaikan pendapat dalam proses
pengambilan keputusan menyangkut kepentingan
masyarakat, langsung maupun tidak langsung.
2. Penegakan Hukum; mewujudkan penegakan hukum yang
adil bagisemua pihak, menjunjung HAM dan
memperhatikan nilai-nilai yang hidup di masyarakat.
3. Transparansi; menciptakan kepercayaan antara masyarakat
dan pemerintah melalui penyediaan informasi dan
menjamin kemudahan mendapatkan informasi yang akurat
dan memadai.
8
10 PRINSIP GOOD
GOVERNANCE
4. Kesetaraan; memberikan peluang yang sama bagi setiap
angota masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya.
5. Daya Tanggap;Menimngkatkan kepekaan para
penyelenggara pemerintahan terhadap aspirasi
masyarakat, tanpa kecuali.
6. Wawasan ke Depan; Membangun daerah berdasarkan visi
dan strategi yang jelas dan menguikutsertakan warga
dalam seluruh proses pembangunan.
9
10 PRINSIP GOOD
GOVERNANCE
7. Akuntabilitas; meningkatkan akuntabilitas para pengambil
keputusan dalam segala bidang yang menyangkut kepentingan
masyarakat luas.
8. Pengawasan; meningkatkan upaya pengawasan terhadap jalannya
pemerintahan dan pembangunan dengan mengusahakan
keterlibatan swasta dan masyarakat.
9. Efisiensi & Efektivitas; menjamin terselenggaranya pelayanan
kepada masyarakat dengan menggunakan sumberdaya yang
tersedia secara optimal dan bertanggungjawab.
10. Profesionalism: meningkatkan kemampuan dan moral
penyelenggara pemerintahan agar mampu memberikan
pelayanan yang mudah, cepat, tepat, dengan biaya yang
terjangkau
10
DEFINISI PRAKTIS PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DAERAH
 Suatu usaha yang sistematik dari pelbagai pelaku (aktor) baik umum
(publik) atau pemerintah, swasta maupun kelompok masyarakat lainnya
pada tingkatan yang bwerbeda untuk menghadapi saling
ketergantungan dan keterkaitan aspek fisik, sosial ekonomi dan aspek
lingkungan lainnya, dengan cara:
 Secara terus menerus menganalisis kondisi dan pelaksanaan
pembangunan daerah;
 Merumuskan tujuan dan kebijakan pembangunan daerah;
 Menyusun konsep strategi pemecahan masalah (solusi), dan
 Melaksanakannya dengan menggunakan sumberdaya yang
tersedia
 Sehingga peluang baru untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
daerah dapat ditangkap secara berkelanjutan.
11
DEFINISI PRAKTIS PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DAERAH (versi
lain)
 Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa
depan yang tepat melalui serangkaian pilihan-pilihan .
 Menentukan : menemukan (mengungkapkan dan meyakinkan).
 Tindakan : spesifik dan berkaitan dengan persoalan pelaksanaan
 Tepat : dikaitkan dengan tindakan .
 Pilihan-pilihan :
Pemilihan tujuan dan kriteria
Identifikasi seperangkat alternatif yang
konsisten dengan preskripsi dengan pemilihan
alternatif yang memungkinkan
 Arahan tindakan mengenai tujuan yang telah ditentukan
12
SYARAT PRAKTIS
PERENCANAAN
 Harus memiliki, mengetahui, dan memperhitungkan:
 Tujuan akhir yang dikehendaki.
 Sasaran-sasaran dan prioritas untuk mewujudkannya (yang
mencerminkan pemilihan dari berbagai alternatif).
 Jangka waktu mencapai sasaran-sasaran tersebut.
 Masalah-masalah yang dihadapi.
 Modal atau sumber daya yang akan digunakan serta
pengalokasiannya.
 kebijakan-kebijakan untuk melaksanakannya.
 Orang, organisasi, atau badan pelaksananya.
 Mekanisme pemantauan, evaluasi, dan pengawasan
pelaksanaannya.
13
TUJUAN PRAKTIS PERENCANAAN
1. Menghasilkan dokumen perencanaan yang akan berfungsi
sebagai alat koordinasi bagi semua pihak/pelaku
(stakeholders).
2. Membuat pedoman atau arahan dan strategi bagi pelaksana
pembangunan untuk mencapai harapan dan tujuan
pembangunan.
3. Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan pembangunan
melalui monitoring & evaluasi.
4. Memberikan umpan balik dan rekomendasi bagi
perencanaan selanjutnya.
14
MANFAAT PERENCANAAN
Sebagai penuntun arah
Minimalisasi ketidakpastian
Minimalisasi inefisiensi sumberdaya
Penetapan standar dan pengawasan kualitas
15
SIKLUS PERENCANAAN
PEMBANGUNAN DAERAH
16
PEMAHAMAN
DAERAH
MONEV
PELAKSANAAN/
IMPLEMENTASI
PENGANGGARAN
SELEKSI ALTERNATIF & PENENTUAN
STRATEGI/PROGRAM
PENGUJIAN ALTERNATIF ATAU
PROGRAMSTRATEGI
PENERAPAN VISI &
MISI
PERUMUSAN
TUJUAN
MENGIDENTIFIKASI
STRATEGI ALTERNATIF
PROSES PERENCANAAN
 Pendekatan Politik : Pemilihan Presiden/Kepala Daerah
menghasilkan rencana pembangunan hasil proses politik (
public choice theory of planning ), khususnya penjabaran Visi
dan Misi dalam RPJM /D.
 Proses Teknokratik : Menggunakan metode dan kerangka
berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja yang secara
fungsional bertugas untuk itu .
 Partisipatif : Dilaksanakan dengan melibatkan seluruh
stakeholders, antara lain melalui Musrenbang .
 Proses top-down dan bottom-up : Dilaksanakan menurut
jenjang pemerintahan .
17
ANALISIS DAERAH
 Adalah suatu proses pemahaman daerah, bertujuan untuk memperoleh
data dan informasi secara sistematis tentang kondisi utama lingkungan,
fisik, sosial, ekonomi, budaya, politik, administrasi dan kelembagaan dari
suatu daerah yang sedang dikaji dan direncanakan pembangunannya.
 Tujuan analisis daerah adalah untuk meningkatkan pemahaman para
perencana daerah dan masyarakat tentang situasi kini yang mendasar
dan relevan untuk perumusan kebijakan dan pembuatan keputusan
bagi pembangunan daerah.
 Analisis daerah dimulai dari analisis kondisi kualitatif pembangunan
daerah saat ini, analisis kuantitatif, hingga pengidentifikasian persoalan
(problem) daerah beserta sebab dan akibatnya, serta penggalian
potensi daerah yang ada. Ini diperlukan untuk merumuskan dan
mendefinisikan tujuan, mengevaluasi strategi atau pilihan dan
dampaknya, serta untuk pengambilan keputusan strategi
pembangunan yang akan ditetapkan.
18
PROFIL DAERAH
 Biasanya berisi/menggambarkan berbagai situasi dan kondisi
dasar tentang daerah yang akan direncanakan, antara lain:
keadaan isik geografis, keadaan aktivitas ekonomi, sosial
budaya dan kelembagaan serta kondisi lingkungan hidup
sebagai hasil dari pengumpulan data dan analisis maupun
informasi daerah (hasil analisis daerah).
 Gambaran ini digunakan untuk mengidentifikasi an
menguraikan isu atau permasalahan utama daerah
(development issues), persoalan daerah (problems), potensi
atau kekuatan daerah serta peluang daerah untuk tumbuh
dan berkembang.
19
KEBIJAKAN DAERAH
 Merupakan prinsip dasar dan arahan yang akan diterapkan
(ditempuh) serta disepakati pelaku yang terlibat
(stakeholders), sehingga menjadi pedoman bagi semua
pelaku.
 Diperlukan sebagai kriteria atau rambu-rambu dalam
menyeleksi dan menyaring berbagai opsi dan alternatif atau
usulan program pembangunan yang tersedia.
 Biasanya berupa pernyataan cita-cita atau harapan di masa
mendatang serta arah pembangunan daerah tersebut akan
menuju.
 Biasanya disajikan dalam bentuk Visi, Misi, Sasaran, Arah,
Prioritas dan Strategi Umum Pembangunan.
20
VISI
 Adalah suatu potret keadaan masa depan yang diharapkan,
mewakili tujuan global dan berjalan terus, berjangka panjang
dan menyediakan suatu dasar/fondasi atau arah bagi suatu
sistem perencanaan pembangunan.
 Harus menggambarkan suatu masa depan yang ideal bagi
masyarakat, serta merupakan suatu pernyataan umum yang
menjadi dasar/basis bagi semua elemen atau semua pelaku
(stakeholders) dalam proses perencanaan.
21
SYARAT VISI YANG BAIK
 Dapat dibayangkan oleh semua pelaku (imaginable).
 Memiliki nilai yang betulk-betulk diinginkan dan cita-citakan
(desireable).
 Memungkin, wajar dan layak untuk dicapai dengan situasi,
kondisi dan kapasitas yang ada (feasible)
 Memusatkan perhatian pada isue dan permasalahan utama
daerah, sehingga pemerintahan dan pembangunan daerah
dapat beroparasi dan terselenggara secara efektif, efisien dan
berkelanjutan, serta dapat terjamin eksistensi daerah di masa
depan (focused).
 Dapat mengantisipasi dan disesuaikan dengan perubahan
zaman (communicable).
 Dapat dirumuskan dan ditulis dengan suatu pernyataan yang
singkat, jelas dan padat.
22
MISI
 Adalah suatu alasan bagi suatu daerah atau pemerintahan daerah
dibentuk atau didirikan, sehingga merupakan alasan keberadaan ataui
eksistensi suatu daerah atau pemerintahan daerah.
 Harus mengidentifikasi dan menguraikan kewenangan pangkal atau tugas
pokok yang diselenggarakan oleh daerah atau pemerintahan daerah
serta untuk siapa kewenangan atau tugas itu dikerjakan.
 Harus dapat mengingatkan setiap orang atau setiap pelaku (Kepala
Daerah, DPRD, Organisasi Non Pemerintah, Sektor Swasta, Perangkat
Pemerintah Daerah, Unsur Masyarakat kainnya serta pihak lain yang
berkepentingan dengan daerah tentang tugas pokok, maksud atau
kegunaan (purpose) yang spesifik dan unik dari daerah yang akan
dikembangkan, dipromosikan dan diselenggarakan oleh daerah atau
pemerintahan daerah.
 Merupakan hal penting untuk mengarahkan penyelenggaraan atau
operasionalisasi suatu pemerintahan atau pembangunan daerah, sehingga
semua pelaku (stakeholders) dan pihak yang berkepentingan dapat
mengenal daerah yang bersangkutan serta mengetahui peran, program,
dan hasil yang akan diperoleh di masa depan.
23
PERUMUSAN MISI
 Melibatkan semua pelaku, seperti: Kepala Daerah, DPRD,
ORNOP, Sektor Swasta, Perangkat Pemerintah Daerah, Unsur
Masyarakar lainnya serta pihak lain yang berkepentingan
dengan daerah yang bersangkutan.
 Mengkaji dan menilai lingkungan yang sangat berguna
untuk menentukan pakah misi daerah tidak bertentangan
atau memiliki konflik secara internal dan eksternal, misal
dengan kebijakan atau peraturan yang lebih tinggi.
24
MONITORING DAN EVALUASI
 Adalah suatu kegiatan untuk mengawasi dan mengendalikan
pelaksanaan pembangunan agar sesuai dengan rencana
berdasarkan indikator pencapaian (kinerja) yang telkah
ditetapkan dalam perencanaan. Laporannya dapat berupa
dokumen hasil MONEV.
 Tujuan MONEV adalah untuk memberikan umpan balik
berupa koreksi atau pelurusan apabila terjadi penyimpangan
dalam pelaksanaan dan berupa rekomendasi bagi perbaikan
dan penyempurnaan proses perencanaan selanjutnya.
25
RENCANA ATAU PROGRAM
 Biasanya dirumuskan dalam bentuk program atau proyek
pembangunan.
 Dokumen rencana/program biasanya berisi serangkaian
langkah atau strategi yang lebih rinci untuk mencapai visi,
misi atau tujuan pembangunan daerah.
 Sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan, program
atau proyek harus memiliki tujuan dan sasaran serta
indikatornya, cara/metode, lokasi, prakiraan biay dan
tahapan waktu pelaksanaannya yang jelas, serta memiliki
kejelasan keterkaitan dengan dan kontribusinya tergadap
pencapaian visi, misi, dan tujuan pembangunan daerah.
26
PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS
(RENSTRA)
 Penyusunan RENSTRA dapat dipahami sebagai suatu proses
sistematis yang berkelanjutan dari pembuatan keputusan yang
berisiko dengan memanfaatkan sebanyak-banyaknya pengetahuan
antisipatif, mengorganisasikan secara sistematis usaha-usahan
pelaksanaan keputusan dan mengukur hasilnya melalui umpan
balik yang terorganisasi dan sistematis.
 RENSTRADA dibutuhkan sebagai suatu dokumen rencana yang
berisi VISI dan MISI Daerah, bidang-bidang strategis yang harus
diintervensi dalam mengemban Misi dan mewujudkan Visi tersebut,
serta strategi-strategi terpilih dan rencana aksi dalam
mensukseskan bidang-bidang strategis tersebut.
27
ARTI PENTING PENYUSUNAN
RENSTRA
1. Memungkinkan masyarakat dan pemerintah daerah melakukan kontrol akan
masa depan melalui tindakan masa kini;
2. Memungkinkan masyarakat dan pemerintah daerah menciptakan suatu
outcome yang mungkin tidak bisa terjadi dengan sendirinya;
3. Memungkinkan masyarakat dan pemerintah daerah melakukan investasi
sekarang untuk masa depan;
4. Memampukan masyarakat dan pemerintah daerah meminimumkan
ketidakpastian dan mengendalikan guncangan dariluar;
5. Memungkinkan masyarakat dan pemerintah daerah seirama dengan
arus/gerak perubahan di sekitarnya;
6. Menjadi sasaran untuk meminimumkan risiko dan memaksimalkan hasil yang
dikehendaki;
7. Menjadi media koordinasi dengan berbagai stakeholders di tengah
kompleksitas penyelenggaraan pemerintahan daerah;
8. Memudahkan pencapaian konsensus tentang sasaran dan strategi serta
penggunaan sumberdaya;
9. Dapat menjadi alat untuk mengukur kemajuan pelaksanaan tugas-tugas
penyelenggaraan pemerintahan daerah;
10. Dapat menjadi media peningkatan daya saing daerah. 28
TUJUAN PENYUSUNAN
RENSTRA
1. Merencanakan perubahan dalam lingkungan yang semakin
kompleks secara efektif dan proaktif;
2. Mengelola keberhasilan secara sistematik;
3. Menjadikan RENSTRA sebagai perangkat manajerial dalam
pengelolaan kepemerintahan secara efektif, efisien dan akuntabel;
4. Mengembangkan pemikiran, sikap dan tindakan yang
berorientasi pada masa depan;
5. Memudahkan masyarakat dan pemerintah daerah melakukan
langkah-langkah adaptasi terhadap lingkungan yang berubah
secara cepat;
6. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat secara prima;
7. Mengembangkan dan meningkatkan komunikasi di antara
berbagai stakeholders daerah.
29
LANGKAH-LANGKAH
PENYUSUNAN RENSTRADA
1. Merumuskan nilai-nilai strategis daerah;
2. Perumusan Visi dan Misi daerah;
3. Analisis lingkungan strategis daerah;
4. Penentuan isu-isu strategis daerah;
5. Penentuan bidang-bidang strategis dearah;
6. Perumusan strategi untuk setiap bidang strategis;
7. Perumusan rencana aksi pelaksanaan strategi.
30
PERUMUSAN NILAI-NILAI
STRATEGIS
1. PENETAPAN KESEPAKATAN AWAL.
merupakan tahap di manasemua stakeholders daerah
secara bersama-sama membangun pemahaman dan
komitmen atas pentingnya RENSTRADA.
Dengan melibatkan segenap unsur atau komponen
masyarakat dan pemerintah daerah, pada tahap ini
dihadapkan telah dapat dihasilkan kesepakatan awal
tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bentuk-
bentuk partisipasi dari setiap unsur/komponen tersebut,
mulai dari tahap penyusunan renstra, implementasui
renstra sampai dengan evaluasinya kelak.
31
PERUMUSAN NILAI-NILAI
STRATEGIS
2. PERUMUSAN MANDAT DAERAH.
Perumusan mandat ini sangat penting untuk mengembangkan
legitimasi dan formalisasi RENSTRA yang hendak disusun.
Mandat Daerah pada dasarnya dimaksudkan sebagai pernyataan
yang menjabaran identitas atau karakteristik suatu daerah, tujuan
pembentukan daerah serta tuga dan tanggungjawab pemerintah
daerah, khususnya untuk penyelenggaraan otonomi daerah.
Perumusan mandat dilakukan dengan mengacu pada berbagai
perangkat perundangan yang mengatur daerah , seperti UU
Pembentukan Daerah, UU Pemerintahan Daerah, dan lainnya
(Inpres).
32
TUJUAN PENETAPAN VISI
1. Mencerminkan apa yang ingin dicapai daerah;
2. Memberikan arah dan fokus strategi yang jelas;
3. Menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan
strategis;
4. Memiliki orientasi terhadap masa depan;
5. Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan
kabupaten/kota;
6. Menjamin kesinambungan kepemimpinan daerah.
33
PERNYATAN VISI DAN MISI YANG BAIK
1. Ringkas, lazimnya kurang dari sepuluh kata.
2. Menarik perhatian dan mudah diinagt;
3. Memberi inspirasi dan tantangan bagi prestasi di masa
mendatang;
4. Dapat dipercaya dan konsisten dengan nilai strategis
daerah;
5. Berfungsu sebagai titik temu dengan semua stakeholders;
6. Menyetakan dengan jelas esensi tentang keberadaan
daerah;
7. Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam
pelaksanaannya.
34
PERNYATAAN MISI YANG BAIK
1. Menyatakan tujuan dasar keberadaan daerah;
2. Mengkomunikasikan visi daerah;
3. Menyatakan secara jelas makna MISI bagi semua
stakeholders;
4. Memberikan petunjuk dalam pembuatan kebijakan;
5. Mengandung nilai-nilai strategis;
6. Membuat unsur-unsur pembentuk suatu pernyataan MISI,
seperti: tujuan daerah, produk atau jasa unggulan, peran
pemerintah daerah dan keterlibatan masyarakat daerah.
35
PERUMUSAN VISI DILAKUKAN
DENGAN TERLEBIH DAHULU
MENGIDENTIFIKASI
1. Aspek kunci yang menentukan masa depan daerah;
2. Kontribusi spesifik dari daerah bagi masa depan
masyarakat;
3. Hal-hal yang membangkitkan gairah masyarakat dan
jajaran pemerintah daerah sebagai bagian dari daerah di
masa depan;
4. Nilai tambah yang perlu ditekankan melalui pernyataan
VISI;
5. Posisi strategis daerah dalam hubungan dengan
lingkungan eksternal;
6. Potensi daerah untuk tumbuh dan berkembang.
36
MERUMUSKAN PERNYATAAN MISI
1. Perntaran hendaknyantidak terlalu umum atau terlalu samar yang
berakibat pada ketidakefektifan pernyataan tersebut memberi
arahan bagi pengembangan strategi;
2. Pernyataan hendaknya tidak terlalu khusus, sehingga tidak perlu
berubah terlalu cepat;
3. Pernyataan tidak sekedar sebuah daftar keinginan;
4. Pernyataan tidak seharusnya tenggelam alam teknologi;
5. Pernyataan harus dapat dikembangkan;
6. Pernyataan harus dapat diterima an didukung oleh seluruh
komponen masyarakat dan jajaran pemerintah daerah;
7. Pernytaraan bukan merupakan sebuah daftar penilaian kinerja;
8. MISI harus dapat dicapai.
37
ENAM KOMPONEN VISI, MISI, DAN HASIL
38
VISI MISI
RANCANGAN
KERJA
SDM &
MODAL
KETRAMPILAN
PROFESIONAL
MOTIVASI &
INISIATIF
HASIL
© © © © © ©
Pengembangan,
perubahan dan
keberhasilan
© © © © ©
Pengembangan
tanpa arah
© © © © ©
Pengembangan
tersendat-sendat
© © © © ©
Tidak efektif
(Pemborosan)
© © © © ©
Frustasiu
© © © © ©
Perkembangan
lambat dan tidak
kompetitif
© © © © ©
Keragu-raguan
( ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL
Kekuatan dan Kelemahan)
1. Dukungan semua input pokok yang dibutuhkan
daerah;
2. Proses atau strategi pengolahan ataupun
pemanfataan input tersebut;
3. Hasil yang diperoleh selama ini, dan
4. Perbaikan atau tindakan koreksi yang telah
diambil.`
39
ANALISIS LINGKUNGAN
EKSTERNAL
(Peluang dan Ancaman)
1. Kondisi politik, ekonomi sosial, budaya, teknoplogi,
fisik dan pendidikan;
2. Peranan yang dimainkan oleh pihak-pihak yang
dapat diajak bekerjasama (collaborators) dan pihak-
pihak yang menjadi pengganggu (competitors);
serta
3. Dukungan pihak-pihak yang memberikan atau
menyediakan sumberdaya yang dibutuhkan
(suppliers).
40
PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH
1. Interaksi antar faktor-faktor kekuatan (strengths) dengan
faktor-faktor peluang (opportunities) atau interaksi S-O
dengan prinsip : “gunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang”.
2. Interaksi antar faktor-faktor kekuatan (strengths) dengan
faktor-faktor ancaman (threaths) atau interaksi S-T dengan
prinsip: “gunakan kekuatan untuk menghindari atau mengatasi
ancaman”.
3. Interaksi antar faktor-faktor kelemahan (weaknesses) dengan
faktor-faktor peluang (opportunities) atau interaksi W-O
dengan prinsip: “atasi kelemahan dengan memanfaatkan
peluang” atau “manfaatkan peluang dengan meminimalkan
kelemahan”.
4. Interaksi antar faktor-faktor kelemahan (weaknesses) dengan
faktor-faktor ancaman (threaths) atau interaksi W-T dengan
prinsip : “minimalkan kelemahan dan hindari ancaman”.
41
PENGELOMPOKAN ISU-ISU
STRATEGIS
1. Interaksi S-O lazim disebut “strategi agresif” akan
menghasilkan isu-isu strategis dalam kelompok keunggulan
komparatif (comparative advantage), yang merupakan
keunggulan daerah beesangkutan dibandingkan dengan
daerah lain;
2. Interaksi S-T lazim disebut “strategi diversifikasi tindakan”,
akan menghasilkan isu-isu strategis dalam kelompok
mobilisasi (mobilization) yang merupakan upaya-upaya
mobilisasi atas kekuatan yang dimiliki daerah.
42
PENGELOMPOKAN ISU-ISU
STRATEGIS
3. Interaksi W-O lazim disebut “strategi stabilisasi atau strategi
rasionalisasi” akan menghasilkan dua kemungkinan pilihan,
yaitu: melakukan sesuatu (investasi) atau tidak melakukan
apa-apa dalam arti memilih untuk tidak melakukan sesuatu
(divestasi). Isu-isu strategis dari interaksi ini disebut isu-isu
strategis kelompok investment/divestment;
4. Interaksi W-T lazim disebut “strategi defensif atau survival”
dengan cara untuk mengendalikan kerugian atau
menghindari kemungkinan kehancuran yang umumnya
dilakukan untuk mempertahankan status quo. Isu-isu
strategis dalam kelompok ini disebut “isu-isu strategis
kelompok status quo”.
43
PENENTUAN BIDANG-BIDANG
STRATEGIS
1. Urgensi;
2. Sentralistis ataui desentralistis;
3. Kewenangan (dalam arti UU 32/2004)
4. Kemampuan kendali;
5. Biaya;
6. Feasibilitas (politik, ekonomis, kultural,
administratif, religius, dll);
7. Landasan legalitas;
8. Dan lainnya menurut kebutuhan daerah.
44
STRATEGI MENSUKSESKAN
BIDANG-BIDANG STRATEGIS
1. Pengembangan RENSTRA pemerintah daerah.
2. Pengembangan kelembagaan pemerintahan daerah,
meliputi kebijakan, organisasi, manajemen, budaya
organisasi dan akuntabilitas.
3. Pengembangan SDM pemerintahan.
4. Pengembangan jaringan kerja (nerworking) lembaga
pemerintahan dengan pihak lain; dan
5. Pengembangan dan pemanfaatan lingkungan yang
kondusif.
45
46

More Related Content

What's hot

Keterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen PerencanaanKeterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen Perencanaan
Dadang Solihin
 
Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1
Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1
Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1Aulia Nofrianti
 
Teori teori ekonomi regional
Teori teori ekonomi regionalTeori teori ekonomi regional
Teori teori ekonomi regional
Sugeng Budiharsono
 
Pendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunanPendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunanQiu El Fahmi
 
SUMBER KEGAGALAN & HAMBATAN DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
SUMBER KEGAGALAN & HAMBATANDALAM PERENCANAANPEMBANGUNAN DAERAHSUMBER KEGAGALAN & HAMBATANDALAM PERENCANAANPEMBANGUNAN DAERAH
SUMBER KEGAGALAN & HAMBATAN DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Siti Sahati
 
Konsep, Sistem, dan Metode Perencanaan dan Evaluasi Pembangunan Daerah sesua...
Konsep, Sistem, dan Metode Perencanaan dan Evaluasi Pembangunan Daerah  sesua...Konsep, Sistem, dan Metode Perencanaan dan Evaluasi Pembangunan Daerah  sesua...
Konsep, Sistem, dan Metode Perencanaan dan Evaluasi Pembangunan Daerah sesua...
Dadang Solihin
 
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Pemberdayaan Masyarakat DesaPemberdayaan Masyarakat Desa
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Dadang Solihin
 
Data Perencanaan Pembangunan Daerah
Data Perencanaan Pembangunan DaerahData Perencanaan Pembangunan Daerah
Data Perencanaan Pembangunan Daerah
Dadang Solihin
 
Beberapa analisis dalam ekonomi regional
Beberapa analisis dalam ekonomi regionalBeberapa analisis dalam ekonomi regional
Beberapa analisis dalam ekonomi regional
Sugeng Budiharsono
 
Administrasi Pembangunan
Administrasi PembangunanAdministrasi Pembangunan
Administrasi Pembangunan
Tri Widodo W. UTOMO
 
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan NasionalSistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Dadang Solihin
 
Visi, Misi, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan
Visi, Misi, Strategi, Kebijakan,  Program dan KegiatanVisi, Misi, Strategi, Kebijakan,  Program dan Kegiatan
Visi, Misi, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan
Dadang Solihin
 
Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah berdasarkan UU 25/2004
Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah  berdasarkan UU 25/2004Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah  berdasarkan UU 25/2004
Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah berdasarkan UU 25/2004
Dadang Solihin
 
Formulasi kebijakan
Formulasi kebijakanFormulasi kebijakan
Formulasi kebijakan
Zakiyul Mu'min
 
Model Formulasi Kebijakan
Model Formulasi KebijakanModel Formulasi Kebijakan
Model Formulasi Kebijakan
Zakiah dr
 
Analisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan PublikAnalisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan Publik
Tri Widodo W. UTOMO
 
Konsep perencanaan pembangunan desa
Konsep perencanaan pembangunan desaKonsep perencanaan pembangunan desa
Konsep perencanaan pembangunan desa
Pemdes Seboro Sadang
 
Konsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
Konsep Pembangunan Kawasan PerdesaanKonsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
Konsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
Aulia Arif
 
Tataruang Wilayah Kota
Tataruang Wilayah KotaTataruang Wilayah Kota
Tataruang Wilayah Kota
Deddy Supriady Bratakusumah
 
Perkawinan dan perceraian dalam demografi
Perkawinan dan perceraian dalam demografiPerkawinan dan perceraian dalam demografi
Perkawinan dan perceraian dalam demografisulusuban
 

What's hot (20)

Keterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen PerencanaanKeterkaitan Dokumen Perencanaan
Keterkaitan Dokumen Perencanaan
 
Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1
Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1
Perhitungan fertilitas-mortalitas-dan-migrasi1
 
Teori teori ekonomi regional
Teori teori ekonomi regionalTeori teori ekonomi regional
Teori teori ekonomi regional
 
Pendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunanPendekatan perencanaan pembangunan
Pendekatan perencanaan pembangunan
 
SUMBER KEGAGALAN & HAMBATAN DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
SUMBER KEGAGALAN & HAMBATANDALAM PERENCANAANPEMBANGUNAN DAERAHSUMBER KEGAGALAN & HAMBATANDALAM PERENCANAANPEMBANGUNAN DAERAH
SUMBER KEGAGALAN & HAMBATAN DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
 
Konsep, Sistem, dan Metode Perencanaan dan Evaluasi Pembangunan Daerah sesua...
Konsep, Sistem, dan Metode Perencanaan dan Evaluasi Pembangunan Daerah  sesua...Konsep, Sistem, dan Metode Perencanaan dan Evaluasi Pembangunan Daerah  sesua...
Konsep, Sistem, dan Metode Perencanaan dan Evaluasi Pembangunan Daerah sesua...
 
Pemberdayaan Masyarakat Desa
Pemberdayaan Masyarakat DesaPemberdayaan Masyarakat Desa
Pemberdayaan Masyarakat Desa
 
Data Perencanaan Pembangunan Daerah
Data Perencanaan Pembangunan DaerahData Perencanaan Pembangunan Daerah
Data Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Beberapa analisis dalam ekonomi regional
Beberapa analisis dalam ekonomi regionalBeberapa analisis dalam ekonomi regional
Beberapa analisis dalam ekonomi regional
 
Administrasi Pembangunan
Administrasi PembangunanAdministrasi Pembangunan
Administrasi Pembangunan
 
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan NasionalSistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
 
Visi, Misi, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan
Visi, Misi, Strategi, Kebijakan,  Program dan KegiatanVisi, Misi, Strategi, Kebijakan,  Program dan Kegiatan
Visi, Misi, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan
 
Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah berdasarkan UU 25/2004
Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah  berdasarkan UU 25/2004Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah  berdasarkan UU 25/2004
Mekanisme dan Proses Perencanaan Pembangunan Daerah berdasarkan UU 25/2004
 
Formulasi kebijakan
Formulasi kebijakanFormulasi kebijakan
Formulasi kebijakan
 
Model Formulasi Kebijakan
Model Formulasi KebijakanModel Formulasi Kebijakan
Model Formulasi Kebijakan
 
Analisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan PublikAnalisis Kebijakan Publik
Analisis Kebijakan Publik
 
Konsep perencanaan pembangunan desa
Konsep perencanaan pembangunan desaKonsep perencanaan pembangunan desa
Konsep perencanaan pembangunan desa
 
Konsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
Konsep Pembangunan Kawasan PerdesaanKonsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
Konsep Pembangunan Kawasan Perdesaan
 
Tataruang Wilayah Kota
Tataruang Wilayah KotaTataruang Wilayah Kota
Tataruang Wilayah Kota
 
Perkawinan dan perceraian dalam demografi
Perkawinan dan perceraian dalam demografiPerkawinan dan perceraian dalam demografi
Perkawinan dan perceraian dalam demografi
 

Similar to Mata kuliah perencanaan pembangunan daerah

Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan DaerahPerencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah
Dadang Solihin
 
perencanaan-pembangunan-daerah-konsep-strategi-tahapan-dan-proses-1908.pptx
perencanaan-pembangunan-daerah-konsep-strategi-tahapan-dan-proses-1908.pptxperencanaan-pembangunan-daerah-konsep-strategi-tahapan-dan-proses-1908.pptx
perencanaan-pembangunan-daerah-konsep-strategi-tahapan-dan-proses-1908.pptx
WulandariSieskawati
 
Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasi...
Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasi...Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasi...
Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasi...
Dadang Solihin
 
Perencanaan Pembangunan di Indonesia
Perencanaan Pembangunan di IndonesiaPerencanaan Pembangunan di Indonesia
Perencanaan Pembangunan di Indonesia
Dadang Solihin
 
Karawang yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur pada 2021
Karawang yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur pada 2021Karawang yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur pada 2021
Karawang yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur pada 2021
Dadang Solihin
 
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Daerah
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah DaerahPenyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Daerah
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Daerah
Dadang Solihin
 
Kebijakan Pembangunan Daerah dalam Konstruksi Nawacita
Kebijakan Pembangunan Daerah dalam Konstruksi NawacitaKebijakan Pembangunan Daerah dalam Konstruksi Nawacita
Kebijakan Pembangunan Daerah dalam Konstruksi Nawacita
Dadang Solihin
 
Penyusunan Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Penyusunan Indikator Kinerja Pembangunan DaerahPenyusunan Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Penyusunan Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Dadang Solihin
 
Fungsi dan Peran DPRD sebagai Kekuatan Legislasi, Anggaran, dan Pengawasan
Fungsi dan Peran DPRD sebagai Kekuatan Legislasi, Anggaran, dan PengawasanFungsi dan Peran DPRD sebagai Kekuatan Legislasi, Anggaran, dan Pengawasan
Fungsi dan Peran DPRD sebagai Kekuatan Legislasi, Anggaran, dan Pengawasan
Dadang Solihin
 
Strategi Akselerasi Pembangunan Daerah dan Pencapaian Visi-Misi melalui Kebij...
Strategi Akselerasi Pembangunan Daerah dan Pencapaian Visi-Misi melalui Kebij...Strategi Akselerasi Pembangunan Daerah dan Pencapaian Visi-Misi melalui Kebij...
Strategi Akselerasi Pembangunan Daerah dan Pencapaian Visi-Misi melalui Kebij...
Dadang Solihin
 
Strategi Percepatan Pembangunan Daerah dalam Penyusunan RKPD
Strategi Percepatan Pembangunan Daerah dalam Penyusunan RKPD Strategi Percepatan Pembangunan Daerah dalam Penyusunan RKPD
Strategi Percepatan Pembangunan Daerah dalam Penyusunan RKPD
Dadang Solihin
 
Monitoring dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah
Monitoring dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan DaerahMonitoring dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah
Monitoring dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah
Dadang Solihin
 
Sistem Perencanaan, Pengawasan, Penyusunan, dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Sistem Perencanaan, Pengawasan, Penyusunan, dan Evaluasi Pembangunan DaerahSistem Perencanaan, Pengawasan, Penyusunan, dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Sistem Perencanaan, Pengawasan, Penyusunan, dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Dadang Solihin
 
Monitoring DPRD terhadap Pelaksanaan RPJMD
Monitoring DPRD terhadap Pelaksanaan RPJMDMonitoring DPRD terhadap Pelaksanaan RPJMD
Monitoring DPRD terhadap Pelaksanaan RPJMD
Dadang Solihin
 
Strategi Percepatan Pembangunan Daerah dalam Penyusunan RPJPD, RPJMD, dan RKPD
Strategi Percepatan Pembangunan Daerah dalam Penyusunan RPJPD, RPJMD, dan RKPD Strategi Percepatan Pembangunan Daerah dalam Penyusunan RPJPD, RPJMD, dan RKPD
Strategi Percepatan Pembangunan Daerah dalam Penyusunan RPJPD, RPJMD, dan RKPD
Dadang Solihin
 
RPJMD dan Renstra SKPD sebagai Alat Koordinasi Pembangunan Daerah
RPJMD dan Renstra SKPD sebagai Alat Koordinasi Pembangunan DaerahRPJMD dan Renstra SKPD sebagai Alat Koordinasi Pembangunan Daerah
RPJMD dan Renstra SKPD sebagai Alat Koordinasi Pembangunan Daerah
Dadang Solihin
 
Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penyelarasan RPJMD-RPJMN
Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penyelarasan RPJMD-RPJMNDokumen Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penyelarasan RPJMD-RPJMN
Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penyelarasan RPJMD-RPJMN
Dadang Solihin
 
Sinkronisasi RPJMD dan Renstra SKPD menuju e_government (e_planning dan e_monev)
Sinkronisasi RPJMD dan Renstra SKPD menuju e_government (e_planning dan e_monev)Sinkronisasi RPJMD dan Renstra SKPD menuju e_government (e_planning dan e_monev)
Sinkronisasi RPJMD dan Renstra SKPD menuju e_government (e_planning dan e_monev)
Dadang Solihin
 
Perencanaan Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Perencanaan Pembangunan Berwawasan LingkunganPerencanaan Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Perencanaan Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Dadang Solihin
 
Perencanaan Pembangunan
Perencanaan Pembangunan Perencanaan Pembangunan
Perencanaan Pembangunan
Dadang Solihin
 

Similar to Mata kuliah perencanaan pembangunan daerah (20)

Perencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan DaerahPerencanaan Pembangunan Daerah
Perencanaan Pembangunan Daerah
 
perencanaan-pembangunan-daerah-konsep-strategi-tahapan-dan-proses-1908.pptx
perencanaan-pembangunan-daerah-konsep-strategi-tahapan-dan-proses-1908.pptxperencanaan-pembangunan-daerah-konsep-strategi-tahapan-dan-proses-1908.pptx
perencanaan-pembangunan-daerah-konsep-strategi-tahapan-dan-proses-1908.pptx
 
Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasi...
Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasi...Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasi...
Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah Perspektif Anggaran Berbasi...
 
Perencanaan Pembangunan di Indonesia
Perencanaan Pembangunan di IndonesiaPerencanaan Pembangunan di Indonesia
Perencanaan Pembangunan di Indonesia
 
Karawang yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur pada 2021
Karawang yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur pada 2021Karawang yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur pada 2021
Karawang yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur pada 2021
 
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Daerah
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah DaerahPenyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Daerah
Penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang dan Menengah Daerah
 
Kebijakan Pembangunan Daerah dalam Konstruksi Nawacita
Kebijakan Pembangunan Daerah dalam Konstruksi NawacitaKebijakan Pembangunan Daerah dalam Konstruksi Nawacita
Kebijakan Pembangunan Daerah dalam Konstruksi Nawacita
 
Penyusunan Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Penyusunan Indikator Kinerja Pembangunan DaerahPenyusunan Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
Penyusunan Indikator Kinerja Pembangunan Daerah
 
Fungsi dan Peran DPRD sebagai Kekuatan Legislasi, Anggaran, dan Pengawasan
Fungsi dan Peran DPRD sebagai Kekuatan Legislasi, Anggaran, dan PengawasanFungsi dan Peran DPRD sebagai Kekuatan Legislasi, Anggaran, dan Pengawasan
Fungsi dan Peran DPRD sebagai Kekuatan Legislasi, Anggaran, dan Pengawasan
 
Strategi Akselerasi Pembangunan Daerah dan Pencapaian Visi-Misi melalui Kebij...
Strategi Akselerasi Pembangunan Daerah dan Pencapaian Visi-Misi melalui Kebij...Strategi Akselerasi Pembangunan Daerah dan Pencapaian Visi-Misi melalui Kebij...
Strategi Akselerasi Pembangunan Daerah dan Pencapaian Visi-Misi melalui Kebij...
 
Strategi Percepatan Pembangunan Daerah dalam Penyusunan RKPD
Strategi Percepatan Pembangunan Daerah dalam Penyusunan RKPD Strategi Percepatan Pembangunan Daerah dalam Penyusunan RKPD
Strategi Percepatan Pembangunan Daerah dalam Penyusunan RKPD
 
Monitoring dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah
Monitoring dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan DaerahMonitoring dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah
Monitoring dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Sistem Perencanaan, Pengawasan, Penyusunan, dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Sistem Perencanaan, Pengawasan, Penyusunan, dan Evaluasi Pembangunan DaerahSistem Perencanaan, Pengawasan, Penyusunan, dan Evaluasi Pembangunan Daerah
Sistem Perencanaan, Pengawasan, Penyusunan, dan Evaluasi Pembangunan Daerah
 
Monitoring DPRD terhadap Pelaksanaan RPJMD
Monitoring DPRD terhadap Pelaksanaan RPJMDMonitoring DPRD terhadap Pelaksanaan RPJMD
Monitoring DPRD terhadap Pelaksanaan RPJMD
 
Strategi Percepatan Pembangunan Daerah dalam Penyusunan RPJPD, RPJMD, dan RKPD
Strategi Percepatan Pembangunan Daerah dalam Penyusunan RPJPD, RPJMD, dan RKPD Strategi Percepatan Pembangunan Daerah dalam Penyusunan RPJPD, RPJMD, dan RKPD
Strategi Percepatan Pembangunan Daerah dalam Penyusunan RPJPD, RPJMD, dan RKPD
 
RPJMD dan Renstra SKPD sebagai Alat Koordinasi Pembangunan Daerah
RPJMD dan Renstra SKPD sebagai Alat Koordinasi Pembangunan DaerahRPJMD dan Renstra SKPD sebagai Alat Koordinasi Pembangunan Daerah
RPJMD dan Renstra SKPD sebagai Alat Koordinasi Pembangunan Daerah
 
Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penyelarasan RPJMD-RPJMN
Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penyelarasan RPJMD-RPJMNDokumen Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penyelarasan RPJMD-RPJMN
Dokumen Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penyelarasan RPJMD-RPJMN
 
Sinkronisasi RPJMD dan Renstra SKPD menuju e_government (e_planning dan e_monev)
Sinkronisasi RPJMD dan Renstra SKPD menuju e_government (e_planning dan e_monev)Sinkronisasi RPJMD dan Renstra SKPD menuju e_government (e_planning dan e_monev)
Sinkronisasi RPJMD dan Renstra SKPD menuju e_government (e_planning dan e_monev)
 
Perencanaan Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Perencanaan Pembangunan Berwawasan LingkunganPerencanaan Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Perencanaan Pembangunan Berwawasan Lingkungan
 
Perencanaan Pembangunan
Perencanaan Pembangunan Perencanaan Pembangunan
Perencanaan Pembangunan
 

Recently uploaded

813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
RinawatiRinawati10
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
heridawesty4
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
TarkaTarka
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
haryonospdsd011
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
SEMUELSAMBOKARAENG
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
Hernowo Subiantoro
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
SABDA
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
PURWANTOSDNWATES2
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
kinayaptr30
 

Recently uploaded (20)

813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
813 Modul Ajar KurMer Usaha, Energi, dan Pesawat Sederhana (2).docx
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
 
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdfLaporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
Laporan pembina seni tari - www.kherysuryawan.id.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdfPaparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
Paparan Kurikulum Satuan Pendidikan_LOKAKARYA TPK 2024.pptx.pdf
 
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 

Mata kuliah perencanaan pembangunan daerah

  • 2. TUJUAN PEMBANGUNAN  Mengurangi disparitas atau ketimpangan pembangunan antar daerah dan antar sub daerah serta antar warga masyarakat (pemerataan dan keadilan)  Memberdayakan masyarakat dan mengentaskan kemiskinan  Menciptakan atau menambah lapangan kerja  Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat di daerah.  Mempertahankan atau menjaga kelestarian sumberdaya alam agar bermanfaat bagi generasi sekarang dan generasi mendatang (berkelanjutan) 2
  • 3. TUJUAN PEMBANGUNAN (Todaro: the three objectives of development)  P eningkatan standar hidup (levels of living) setiap orang , pendapatannya, tingkat konsumsi pangan, sandang, papan, pelayanan kesehatan, pendidikan, dll.  P enciptaan berbagai kondisi yang memungkinkan tumbuhnya rasa percaya diri (self-esteem) setiap orang .  P eningkatan kebebasan (f reedom/democracy ) setiap orang. 3
  • 4. YANG HARUS DILAKUKAN DALAM PEMBANGUNAN  Mengurangi disparitas atau ketimpangan pembangunan antar daerah antar sub daerah antar warga masyarakat (pemerataan dan keadilan).  Memberdayakan masyarakat dan mengentaskan kemiskinan.  Menciptakan atau menambah lapangan kerja.  Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat daerah.  Mempertahankan atau menjaga kelestarian sumber daya alam agar bermanfaat bagi generasi sekarang dan generasi masa datang (berkelanjutan). 4
  • 5. PERENCANAAN PEMBANGUNAN  Pergeseran Paradigma: From Government to Governance  Government  Memberikan hak ekslusif bagi negara untuk mengatur hal-hal publik,  Aktor di luarnya hanya dapat disertakan sejauh negara mengijinkannya.  Governance  Persoalan-persoalan publik adalah urusan bersama pemerintah, civil society dan dunia usaha sebagai tiga aktor utama. 5
  • 6. TIGA TAHAPAN PERENCANAAN  Perumusan dan penentuan tujuan.  Pengujian atau analisis opsi atau pilihan yang tersedia.  Pemilihan rangkaian tindakan atau kegiatan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan disepakati bersama. 6
  • 7. PELAKU PEMBANGUNAN: Dalam Paradigma Governance  Pelaku Pembangunan: Stakeholders, yaitu: Negara atau pemerintahan (state), Sektor swasta atau dunia usaha (private sector) dan Masyarakat (society).  Interaksi antara Pemerintah, Dunia Swasta, dan Masyarakat bersendikan: transparansi, akuntabilitas, partisipatif, dsb.  Apabila sendi-sendi tersebut dipenuhi, maka dapat tercipta Good Governance. 7
  • 8. 10 PRINSIP GOOD GOVERNANCE 1. Partisipasi; mendorong setiap warga untuk menggunakan hak dalam menyampaikan pendapat dalam proses pengambilan keputusan menyangkut kepentingan masyarakat, langsung maupun tidak langsung. 2. Penegakan Hukum; mewujudkan penegakan hukum yang adil bagisemua pihak, menjunjung HAM dan memperhatikan nilai-nilai yang hidup di masyarakat. 3. Transparansi; menciptakan kepercayaan antara masyarakat dan pemerintah melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan mendapatkan informasi yang akurat dan memadai. 8
  • 9. 10 PRINSIP GOOD GOVERNANCE 4. Kesetaraan; memberikan peluang yang sama bagi setiap angota masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya. 5. Daya Tanggap;Menimngkatkan kepekaan para penyelenggara pemerintahan terhadap aspirasi masyarakat, tanpa kecuali. 6. Wawasan ke Depan; Membangun daerah berdasarkan visi dan strategi yang jelas dan menguikutsertakan warga dalam seluruh proses pembangunan. 9
  • 10. 10 PRINSIP GOOD GOVERNANCE 7. Akuntabilitas; meningkatkan akuntabilitas para pengambil keputusan dalam segala bidang yang menyangkut kepentingan masyarakat luas. 8. Pengawasan; meningkatkan upaya pengawasan terhadap jalannya pemerintahan dan pembangunan dengan mengusahakan keterlibatan swasta dan masyarakat. 9. Efisiensi & Efektivitas; menjamin terselenggaranya pelayanan kepada masyarakat dengan menggunakan sumberdaya yang tersedia secara optimal dan bertanggungjawab. 10. Profesionalism: meningkatkan kemampuan dan moral penyelenggara pemerintahan agar mampu memberikan pelayanan yang mudah, cepat, tepat, dengan biaya yang terjangkau 10
  • 11. DEFINISI PRAKTIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH  Suatu usaha yang sistematik dari pelbagai pelaku (aktor) baik umum (publik) atau pemerintah, swasta maupun kelompok masyarakat lainnya pada tingkatan yang bwerbeda untuk menghadapi saling ketergantungan dan keterkaitan aspek fisik, sosial ekonomi dan aspek lingkungan lainnya, dengan cara:  Secara terus menerus menganalisis kondisi dan pelaksanaan pembangunan daerah;  Merumuskan tujuan dan kebijakan pembangunan daerah;  Menyusun konsep strategi pemecahan masalah (solusi), dan  Melaksanakannya dengan menggunakan sumberdaya yang tersedia  Sehingga peluang baru untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat daerah dapat ditangkap secara berkelanjutan. 11
  • 12. DEFINISI PRAKTIS PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (versi lain)  Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat melalui serangkaian pilihan-pilihan .  Menentukan : menemukan (mengungkapkan dan meyakinkan).  Tindakan : spesifik dan berkaitan dengan persoalan pelaksanaan  Tepat : dikaitkan dengan tindakan .  Pilihan-pilihan : Pemilihan tujuan dan kriteria Identifikasi seperangkat alternatif yang konsisten dengan preskripsi dengan pemilihan alternatif yang memungkinkan  Arahan tindakan mengenai tujuan yang telah ditentukan 12
  • 13. SYARAT PRAKTIS PERENCANAAN  Harus memiliki, mengetahui, dan memperhitungkan:  Tujuan akhir yang dikehendaki.  Sasaran-sasaran dan prioritas untuk mewujudkannya (yang mencerminkan pemilihan dari berbagai alternatif).  Jangka waktu mencapai sasaran-sasaran tersebut.  Masalah-masalah yang dihadapi.  Modal atau sumber daya yang akan digunakan serta pengalokasiannya.  kebijakan-kebijakan untuk melaksanakannya.  Orang, organisasi, atau badan pelaksananya.  Mekanisme pemantauan, evaluasi, dan pengawasan pelaksanaannya. 13
  • 14. TUJUAN PRAKTIS PERENCANAAN 1. Menghasilkan dokumen perencanaan yang akan berfungsi sebagai alat koordinasi bagi semua pihak/pelaku (stakeholders). 2. Membuat pedoman atau arahan dan strategi bagi pelaksana pembangunan untuk mencapai harapan dan tujuan pembangunan. 3. Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan pembangunan melalui monitoring & evaluasi. 4. Memberikan umpan balik dan rekomendasi bagi perencanaan selanjutnya. 14
  • 15. MANFAAT PERENCANAAN Sebagai penuntun arah Minimalisasi ketidakpastian Minimalisasi inefisiensi sumberdaya Penetapan standar dan pengawasan kualitas 15
  • 16. SIKLUS PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH 16 PEMAHAMAN DAERAH MONEV PELAKSANAAN/ IMPLEMENTASI PENGANGGARAN SELEKSI ALTERNATIF & PENENTUAN STRATEGI/PROGRAM PENGUJIAN ALTERNATIF ATAU PROGRAMSTRATEGI PENERAPAN VISI & MISI PERUMUSAN TUJUAN MENGIDENTIFIKASI STRATEGI ALTERNATIF
  • 17. PROSES PERENCANAAN  Pendekatan Politik : Pemilihan Presiden/Kepala Daerah menghasilkan rencana pembangunan hasil proses politik ( public choice theory of planning ), khususnya penjabaran Visi dan Misi dalam RPJM /D.  Proses Teknokratik : Menggunakan metode dan kerangka berpikir ilmiah oleh lembaga atau satuan kerja yang secara fungsional bertugas untuk itu .  Partisipatif : Dilaksanakan dengan melibatkan seluruh stakeholders, antara lain melalui Musrenbang .  Proses top-down dan bottom-up : Dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan . 17
  • 18. ANALISIS DAERAH  Adalah suatu proses pemahaman daerah, bertujuan untuk memperoleh data dan informasi secara sistematis tentang kondisi utama lingkungan, fisik, sosial, ekonomi, budaya, politik, administrasi dan kelembagaan dari suatu daerah yang sedang dikaji dan direncanakan pembangunannya.  Tujuan analisis daerah adalah untuk meningkatkan pemahaman para perencana daerah dan masyarakat tentang situasi kini yang mendasar dan relevan untuk perumusan kebijakan dan pembuatan keputusan bagi pembangunan daerah.  Analisis daerah dimulai dari analisis kondisi kualitatif pembangunan daerah saat ini, analisis kuantitatif, hingga pengidentifikasian persoalan (problem) daerah beserta sebab dan akibatnya, serta penggalian potensi daerah yang ada. Ini diperlukan untuk merumuskan dan mendefinisikan tujuan, mengevaluasi strategi atau pilihan dan dampaknya, serta untuk pengambilan keputusan strategi pembangunan yang akan ditetapkan. 18
  • 19. PROFIL DAERAH  Biasanya berisi/menggambarkan berbagai situasi dan kondisi dasar tentang daerah yang akan direncanakan, antara lain: keadaan isik geografis, keadaan aktivitas ekonomi, sosial budaya dan kelembagaan serta kondisi lingkungan hidup sebagai hasil dari pengumpulan data dan analisis maupun informasi daerah (hasil analisis daerah).  Gambaran ini digunakan untuk mengidentifikasi an menguraikan isu atau permasalahan utama daerah (development issues), persoalan daerah (problems), potensi atau kekuatan daerah serta peluang daerah untuk tumbuh dan berkembang. 19
  • 20. KEBIJAKAN DAERAH  Merupakan prinsip dasar dan arahan yang akan diterapkan (ditempuh) serta disepakati pelaku yang terlibat (stakeholders), sehingga menjadi pedoman bagi semua pelaku.  Diperlukan sebagai kriteria atau rambu-rambu dalam menyeleksi dan menyaring berbagai opsi dan alternatif atau usulan program pembangunan yang tersedia.  Biasanya berupa pernyataan cita-cita atau harapan di masa mendatang serta arah pembangunan daerah tersebut akan menuju.  Biasanya disajikan dalam bentuk Visi, Misi, Sasaran, Arah, Prioritas dan Strategi Umum Pembangunan. 20
  • 21. VISI  Adalah suatu potret keadaan masa depan yang diharapkan, mewakili tujuan global dan berjalan terus, berjangka panjang dan menyediakan suatu dasar/fondasi atau arah bagi suatu sistem perencanaan pembangunan.  Harus menggambarkan suatu masa depan yang ideal bagi masyarakat, serta merupakan suatu pernyataan umum yang menjadi dasar/basis bagi semua elemen atau semua pelaku (stakeholders) dalam proses perencanaan. 21
  • 22. SYARAT VISI YANG BAIK  Dapat dibayangkan oleh semua pelaku (imaginable).  Memiliki nilai yang betulk-betulk diinginkan dan cita-citakan (desireable).  Memungkin, wajar dan layak untuk dicapai dengan situasi, kondisi dan kapasitas yang ada (feasible)  Memusatkan perhatian pada isue dan permasalahan utama daerah, sehingga pemerintahan dan pembangunan daerah dapat beroparasi dan terselenggara secara efektif, efisien dan berkelanjutan, serta dapat terjamin eksistensi daerah di masa depan (focused).  Dapat mengantisipasi dan disesuaikan dengan perubahan zaman (communicable).  Dapat dirumuskan dan ditulis dengan suatu pernyataan yang singkat, jelas dan padat. 22
  • 23. MISI  Adalah suatu alasan bagi suatu daerah atau pemerintahan daerah dibentuk atau didirikan, sehingga merupakan alasan keberadaan ataui eksistensi suatu daerah atau pemerintahan daerah.  Harus mengidentifikasi dan menguraikan kewenangan pangkal atau tugas pokok yang diselenggarakan oleh daerah atau pemerintahan daerah serta untuk siapa kewenangan atau tugas itu dikerjakan.  Harus dapat mengingatkan setiap orang atau setiap pelaku (Kepala Daerah, DPRD, Organisasi Non Pemerintah, Sektor Swasta, Perangkat Pemerintah Daerah, Unsur Masyarakat kainnya serta pihak lain yang berkepentingan dengan daerah tentang tugas pokok, maksud atau kegunaan (purpose) yang spesifik dan unik dari daerah yang akan dikembangkan, dipromosikan dan diselenggarakan oleh daerah atau pemerintahan daerah.  Merupakan hal penting untuk mengarahkan penyelenggaraan atau operasionalisasi suatu pemerintahan atau pembangunan daerah, sehingga semua pelaku (stakeholders) dan pihak yang berkepentingan dapat mengenal daerah yang bersangkutan serta mengetahui peran, program, dan hasil yang akan diperoleh di masa depan. 23
  • 24. PERUMUSAN MISI  Melibatkan semua pelaku, seperti: Kepala Daerah, DPRD, ORNOP, Sektor Swasta, Perangkat Pemerintah Daerah, Unsur Masyarakar lainnya serta pihak lain yang berkepentingan dengan daerah yang bersangkutan.  Mengkaji dan menilai lingkungan yang sangat berguna untuk menentukan pakah misi daerah tidak bertentangan atau memiliki konflik secara internal dan eksternal, misal dengan kebijakan atau peraturan yang lebih tinggi. 24
  • 25. MONITORING DAN EVALUASI  Adalah suatu kegiatan untuk mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan pembangunan agar sesuai dengan rencana berdasarkan indikator pencapaian (kinerja) yang telkah ditetapkan dalam perencanaan. Laporannya dapat berupa dokumen hasil MONEV.  Tujuan MONEV adalah untuk memberikan umpan balik berupa koreksi atau pelurusan apabila terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan dan berupa rekomendasi bagi perbaikan dan penyempurnaan proses perencanaan selanjutnya. 25
  • 26. RENCANA ATAU PROGRAM  Biasanya dirumuskan dalam bentuk program atau proyek pembangunan.  Dokumen rencana/program biasanya berisi serangkaian langkah atau strategi yang lebih rinci untuk mencapai visi, misi atau tujuan pembangunan daerah.  Sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan, program atau proyek harus memiliki tujuan dan sasaran serta indikatornya, cara/metode, lokasi, prakiraan biay dan tahapan waktu pelaksanaannya yang jelas, serta memiliki kejelasan keterkaitan dengan dan kontribusinya tergadap pencapaian visi, misi, dan tujuan pembangunan daerah. 26
  • 27. PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS (RENSTRA)  Penyusunan RENSTRA dapat dipahami sebagai suatu proses sistematis yang berkelanjutan dari pembuatan keputusan yang berisiko dengan memanfaatkan sebanyak-banyaknya pengetahuan antisipatif, mengorganisasikan secara sistematis usaha-usahan pelaksanaan keputusan dan mengukur hasilnya melalui umpan balik yang terorganisasi dan sistematis.  RENSTRADA dibutuhkan sebagai suatu dokumen rencana yang berisi VISI dan MISI Daerah, bidang-bidang strategis yang harus diintervensi dalam mengemban Misi dan mewujudkan Visi tersebut, serta strategi-strategi terpilih dan rencana aksi dalam mensukseskan bidang-bidang strategis tersebut. 27
  • 28. ARTI PENTING PENYUSUNAN RENSTRA 1. Memungkinkan masyarakat dan pemerintah daerah melakukan kontrol akan masa depan melalui tindakan masa kini; 2. Memungkinkan masyarakat dan pemerintah daerah menciptakan suatu outcome yang mungkin tidak bisa terjadi dengan sendirinya; 3. Memungkinkan masyarakat dan pemerintah daerah melakukan investasi sekarang untuk masa depan; 4. Memampukan masyarakat dan pemerintah daerah meminimumkan ketidakpastian dan mengendalikan guncangan dariluar; 5. Memungkinkan masyarakat dan pemerintah daerah seirama dengan arus/gerak perubahan di sekitarnya; 6. Menjadi sasaran untuk meminimumkan risiko dan memaksimalkan hasil yang dikehendaki; 7. Menjadi media koordinasi dengan berbagai stakeholders di tengah kompleksitas penyelenggaraan pemerintahan daerah; 8. Memudahkan pencapaian konsensus tentang sasaran dan strategi serta penggunaan sumberdaya; 9. Dapat menjadi alat untuk mengukur kemajuan pelaksanaan tugas-tugas penyelenggaraan pemerintahan daerah; 10. Dapat menjadi media peningkatan daya saing daerah. 28
  • 29. TUJUAN PENYUSUNAN RENSTRA 1. Merencanakan perubahan dalam lingkungan yang semakin kompleks secara efektif dan proaktif; 2. Mengelola keberhasilan secara sistematik; 3. Menjadikan RENSTRA sebagai perangkat manajerial dalam pengelolaan kepemerintahan secara efektif, efisien dan akuntabel; 4. Mengembangkan pemikiran, sikap dan tindakan yang berorientasi pada masa depan; 5. Memudahkan masyarakat dan pemerintah daerah melakukan langkah-langkah adaptasi terhadap lingkungan yang berubah secara cepat; 6. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat secara prima; 7. Mengembangkan dan meningkatkan komunikasi di antara berbagai stakeholders daerah. 29
  • 30. LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN RENSTRADA 1. Merumuskan nilai-nilai strategis daerah; 2. Perumusan Visi dan Misi daerah; 3. Analisis lingkungan strategis daerah; 4. Penentuan isu-isu strategis daerah; 5. Penentuan bidang-bidang strategis dearah; 6. Perumusan strategi untuk setiap bidang strategis; 7. Perumusan rencana aksi pelaksanaan strategi. 30
  • 31. PERUMUSAN NILAI-NILAI STRATEGIS 1. PENETAPAN KESEPAKATAN AWAL. merupakan tahap di manasemua stakeholders daerah secara bersama-sama membangun pemahaman dan komitmen atas pentingnya RENSTRADA. Dengan melibatkan segenap unsur atau komponen masyarakat dan pemerintah daerah, pada tahap ini dihadapkan telah dapat dihasilkan kesepakatan awal tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bentuk- bentuk partisipasi dari setiap unsur/komponen tersebut, mulai dari tahap penyusunan renstra, implementasui renstra sampai dengan evaluasinya kelak. 31
  • 32. PERUMUSAN NILAI-NILAI STRATEGIS 2. PERUMUSAN MANDAT DAERAH. Perumusan mandat ini sangat penting untuk mengembangkan legitimasi dan formalisasi RENSTRA yang hendak disusun. Mandat Daerah pada dasarnya dimaksudkan sebagai pernyataan yang menjabaran identitas atau karakteristik suatu daerah, tujuan pembentukan daerah serta tuga dan tanggungjawab pemerintah daerah, khususnya untuk penyelenggaraan otonomi daerah. Perumusan mandat dilakukan dengan mengacu pada berbagai perangkat perundangan yang mengatur daerah , seperti UU Pembentukan Daerah, UU Pemerintahan Daerah, dan lainnya (Inpres). 32
  • 33. TUJUAN PENETAPAN VISI 1. Mencerminkan apa yang ingin dicapai daerah; 2. Memberikan arah dan fokus strategi yang jelas; 3. Menjadi perekat dan menyatukan berbagai gagasan strategis; 4. Memiliki orientasi terhadap masa depan; 5. Menumbuhkan komitmen seluruh jajaran dalam lingkungan kabupaten/kota; 6. Menjamin kesinambungan kepemimpinan daerah. 33
  • 34. PERNYATAN VISI DAN MISI YANG BAIK 1. Ringkas, lazimnya kurang dari sepuluh kata. 2. Menarik perhatian dan mudah diinagt; 3. Memberi inspirasi dan tantangan bagi prestasi di masa mendatang; 4. Dapat dipercaya dan konsisten dengan nilai strategis daerah; 5. Berfungsu sebagai titik temu dengan semua stakeholders; 6. Menyetakan dengan jelas esensi tentang keberadaan daerah; 7. Memungkinkan fleksibilitas dan kreativitas dalam pelaksanaannya. 34
  • 35. PERNYATAAN MISI YANG BAIK 1. Menyatakan tujuan dasar keberadaan daerah; 2. Mengkomunikasikan visi daerah; 3. Menyatakan secara jelas makna MISI bagi semua stakeholders; 4. Memberikan petunjuk dalam pembuatan kebijakan; 5. Mengandung nilai-nilai strategis; 6. Membuat unsur-unsur pembentuk suatu pernyataan MISI, seperti: tujuan daerah, produk atau jasa unggulan, peran pemerintah daerah dan keterlibatan masyarakat daerah. 35
  • 36. PERUMUSAN VISI DILAKUKAN DENGAN TERLEBIH DAHULU MENGIDENTIFIKASI 1. Aspek kunci yang menentukan masa depan daerah; 2. Kontribusi spesifik dari daerah bagi masa depan masyarakat; 3. Hal-hal yang membangkitkan gairah masyarakat dan jajaran pemerintah daerah sebagai bagian dari daerah di masa depan; 4. Nilai tambah yang perlu ditekankan melalui pernyataan VISI; 5. Posisi strategis daerah dalam hubungan dengan lingkungan eksternal; 6. Potensi daerah untuk tumbuh dan berkembang. 36
  • 37. MERUMUSKAN PERNYATAAN MISI 1. Perntaran hendaknyantidak terlalu umum atau terlalu samar yang berakibat pada ketidakefektifan pernyataan tersebut memberi arahan bagi pengembangan strategi; 2. Pernyataan hendaknya tidak terlalu khusus, sehingga tidak perlu berubah terlalu cepat; 3. Pernyataan tidak sekedar sebuah daftar keinginan; 4. Pernyataan tidak seharusnya tenggelam alam teknologi; 5. Pernyataan harus dapat dikembangkan; 6. Pernyataan harus dapat diterima an didukung oleh seluruh komponen masyarakat dan jajaran pemerintah daerah; 7. Pernytaraan bukan merupakan sebuah daftar penilaian kinerja; 8. MISI harus dapat dicapai. 37
  • 38. ENAM KOMPONEN VISI, MISI, DAN HASIL 38 VISI MISI RANCANGAN KERJA SDM & MODAL KETRAMPILAN PROFESIONAL MOTIVASI & INISIATIF HASIL © © © © © © Pengembangan, perubahan dan keberhasilan © © © © © Pengembangan tanpa arah © © © © © Pengembangan tersendat-sendat © © © © © Tidak efektif (Pemborosan) © © © © © Frustasiu © © © © © Perkembangan lambat dan tidak kompetitif © © © © © Keragu-raguan
  • 39. ( ANALISIS LINGKUNGAN INTERNAL Kekuatan dan Kelemahan) 1. Dukungan semua input pokok yang dibutuhkan daerah; 2. Proses atau strategi pengolahan ataupun pemanfataan input tersebut; 3. Hasil yang diperoleh selama ini, dan 4. Perbaikan atau tindakan koreksi yang telah diambil.` 39
  • 40. ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL (Peluang dan Ancaman) 1. Kondisi politik, ekonomi sosial, budaya, teknoplogi, fisik dan pendidikan; 2. Peranan yang dimainkan oleh pihak-pihak yang dapat diajak bekerjasama (collaborators) dan pihak- pihak yang menjadi pengganggu (competitors); serta 3. Dukungan pihak-pihak yang memberikan atau menyediakan sumberdaya yang dibutuhkan (suppliers). 40
  • 41. PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH 1. Interaksi antar faktor-faktor kekuatan (strengths) dengan faktor-faktor peluang (opportunities) atau interaksi S-O dengan prinsip : “gunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang”. 2. Interaksi antar faktor-faktor kekuatan (strengths) dengan faktor-faktor ancaman (threaths) atau interaksi S-T dengan prinsip: “gunakan kekuatan untuk menghindari atau mengatasi ancaman”. 3. Interaksi antar faktor-faktor kelemahan (weaknesses) dengan faktor-faktor peluang (opportunities) atau interaksi W-O dengan prinsip: “atasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang” atau “manfaatkan peluang dengan meminimalkan kelemahan”. 4. Interaksi antar faktor-faktor kelemahan (weaknesses) dengan faktor-faktor ancaman (threaths) atau interaksi W-T dengan prinsip : “minimalkan kelemahan dan hindari ancaman”. 41
  • 42. PENGELOMPOKAN ISU-ISU STRATEGIS 1. Interaksi S-O lazim disebut “strategi agresif” akan menghasilkan isu-isu strategis dalam kelompok keunggulan komparatif (comparative advantage), yang merupakan keunggulan daerah beesangkutan dibandingkan dengan daerah lain; 2. Interaksi S-T lazim disebut “strategi diversifikasi tindakan”, akan menghasilkan isu-isu strategis dalam kelompok mobilisasi (mobilization) yang merupakan upaya-upaya mobilisasi atas kekuatan yang dimiliki daerah. 42
  • 43. PENGELOMPOKAN ISU-ISU STRATEGIS 3. Interaksi W-O lazim disebut “strategi stabilisasi atau strategi rasionalisasi” akan menghasilkan dua kemungkinan pilihan, yaitu: melakukan sesuatu (investasi) atau tidak melakukan apa-apa dalam arti memilih untuk tidak melakukan sesuatu (divestasi). Isu-isu strategis dari interaksi ini disebut isu-isu strategis kelompok investment/divestment; 4. Interaksi W-T lazim disebut “strategi defensif atau survival” dengan cara untuk mengendalikan kerugian atau menghindari kemungkinan kehancuran yang umumnya dilakukan untuk mempertahankan status quo. Isu-isu strategis dalam kelompok ini disebut “isu-isu strategis kelompok status quo”. 43
  • 44. PENENTUAN BIDANG-BIDANG STRATEGIS 1. Urgensi; 2. Sentralistis ataui desentralistis; 3. Kewenangan (dalam arti UU 32/2004) 4. Kemampuan kendali; 5. Biaya; 6. Feasibilitas (politik, ekonomis, kultural, administratif, religius, dll); 7. Landasan legalitas; 8. Dan lainnya menurut kebutuhan daerah. 44
  • 45. STRATEGI MENSUKSESKAN BIDANG-BIDANG STRATEGIS 1. Pengembangan RENSTRA pemerintah daerah. 2. Pengembangan kelembagaan pemerintahan daerah, meliputi kebijakan, organisasi, manajemen, budaya organisasi dan akuntabilitas. 3. Pengembangan SDM pemerintahan. 4. Pengembangan jaringan kerja (nerworking) lembaga pemerintahan dengan pihak lain; dan 5. Pengembangan dan pemanfaatan lingkungan yang kondusif. 45
  • 46. 46