SlideShare a Scribd company logo
Oleh :
Habib Ahmad bin Novel bin Salim bin Jindan
2
Daftar Isi
MUQODIMAH .........................................................................................................................................3
SEPUCUK KARTU UNDANGAN DARI ALLAH DAN RASUL-NYA UNTUK MENJADI
TETAMU DI ISTANA-NYA YANG PENUH DENGAN JAMUAN...................................................5
MEMAKMURKAN WAKTU ANTARA MAGRIB DAN ISYA DENGAN BERIBADAH.....................................15
ANJURAN UNTUK MEMBACA AL QUR’AN ............................................................................................16
ANJURAN MEMAKMURKAN MASJID DENGAN DZIKIR DIWAKTU WAKTU TERTENTU..........................23
ANJURAN BERDZIKIR USAI SHALAT.......................................................................................................25
DZIKIR DAN AMALAN SEUSAI SHALAT ..................................................................................................36
RINGKASAN HUKUM PENGATURAN SHAF............................................................................................38
AMAL IBADAH DAN ADAB YANG DIANJURKAN UNTUK DILAKUKAN DIHARI JUM’AT ..........................40
PROGRAM PROGRAM DARI DAN UNTUK MASJID ................................................................................43
PERAN WANITATERHADAP MASJID......................................................................................................45
1. Peran Wanita dalam Kemakmuran dan Keindahan Masjid ......................................................45
2. PERAN WANITA DALAM MENDIRIKAN PENGAJIAN DI MASJID ................................................46
3. PERAN WANITA DALAM BERDAKWAH DI JALAN ALLAH SWT ..................................................47
RINGKASAN HUKUM PEMBACAAN BASMALAH DALAM SHALAT .........................................................48
RINGKASAN PEMBAHASAN TENTANG QUNUT.....................................................................................51
PENUTUP...............................................................................................................................................54
3
MUQODIMAH
‫الرحيم‬ ‫الرمحن‬ ‫اهلل‬ ‫بسم‬
‫آله‬ ‫على‬ ‫و‬ ‫اهلل‬ ‫عبد‬ ‫بن‬ ‫حممد‬ ‫اهلل‬ ‫رسول‬ ‫سيدنا‬ ‫على‬ ‫السالم‬ ‫و‬ ‫الصالة‬ ‫و‬ ‫العاملني‬ ‫رب‬ ‫هلل‬ ‫احلمد‬
‫االه‬‫و‬ ‫ومن‬ ‫صحبه‬ ‫و‬
Segala puji bagi Allah Tuhan alam semesta Yang Maha Perkasa Pencipta langit dan bumi
beserta segala isinya dan selain Allah tiada lain hanyalah ciptaannya yang tunduk dibawah kehendak
dan aturannya.
Shalawat serta salam semoga tercurah atas manusia yang paling sempurna penghambaannya
kepada Sang pencipta, teladan dalam penghambaan kepadanya Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa
aalihi wa shahbihi wa sallam beserta keluarga dan para sahabat dan pengikut setianya hingga akhir
zaman.
Para pembaca sahabat-sahabatku yang dimuliakan Allah, alangkah indahnya ketika kita
melihat Indonesia yang kita cintai ini, pemandangan yang sangat menggembirakan dan menghibur
hati, yaitu ketika kita melihat para pemuda-pemudi yang sangat banyak jumlahnya gemar menghadiri
pengajian dan majelis-majelis ilmu dan dzikir di berbagai tempat. Hampir setiap malam kita melihat
kendaraan bermotor yang jumlahnya sangat banyak dengan tertib dikendarai oleh pemuda-pemudi
dengan pakaian putih dan hitam menuju atau kembali dari majelis-majelis ilmu dan dzikir. Hampir
setiap jalan-jalan di warnai dengan umbul-umbul yang menandakan keberadaan pemuda-pemudi yang
sedang meramaikan pengajian-pengajian. Harapan kepada Allah agar menjadikan pemandangan indah
ini sebagai permulaan pertolongan Allah untuk umat islam dan sebagai bulan sabit yang senantiasa
berkembang menjadi purnama yang bersinar terang di alam semesta. Amin ya rabbal alamin.
Ketika kita berjelajah di jalan-jalan, kota-kota dan perkampungan, maka akan kita dapati
masjid-masjid dan musholla-musholla yang tersebar bagaikan rumput yang subur di musim hujan.
Hampir disetiap gang, akan kita dapati masjid atau musholla. Beberapa diantaranya sangatlah megah
dan mewah. Namun alangkah sedih ketika kita menyaksikan pemandangan indah masjid dan musholla
tersebut yang hanya berupa bangunan tak berpenghuni. Perbedaan yang sangat jelas dan nyata antara
majelis-majelis dan perkumpulan ilmu dan dzikir dengan masjid-masjid dan musholla.
‫مهجورة‬ ‫مساجدنا‬ ‫و‬ ‫معمورة‬ ‫جمالسنا‬
4
Majelis dan pengajian kita begitu makmur, namun masjid dan musholla kita begitu
terbengkalai.
Wahai para pemuda-pemudi yang mencintai majelis dan pengajian..! Siapa yang lebih pantas
memakmurkan masjid dan musholla dari pada kalian? Siapa yang lebih patut untuk memuliakan
dirinya sebagai tamu Allah dirumah-Nya dari pada kalian? Kalian yang dipilih oleh Allah untuk
mencintai kebaikan, kalian yang dipilih Allah untuk mencintai majelis dan pengajian, kalian dipilih
Allah untuk mendengarkan seruan Allah yang mengajak kepada kabaikan.
Siapa yang lebih patut dari pada kalian untuk menghibur masjid dan musholla yang telah
lama tenggelam dalam kesedihan dan kesepiannya? Yang telah lama menangis merindukan tamu-
tamu Allah.
Syiar islam yang sesungguhnya adalah shalat berjamaah di masjid. Syiar islam yang
sesungguhnya adalah para pejalan kaki dikegelapan malam menuju masjid untuk bersimpuh dipintu
Allah. Syiar islam yang sesungguhnya adalah Al Qur’an yang selalu dilantunkan di masjid. Syiar
islam yang sesungguhnya adalah suara dzikir yang menghiasi antara maghrib dan isya di masjid dan
musholla. Syiar islam yang saat ini sudah hampir punah dan dilupakan oleh kaum muslimin. Sehingga
mereka sibuk hanya untuk membangunnya dengan megah namun setelah itu mereka
meninggalkannya kosong bagaikan rumah tua. Ya Allah makmurkan masjid dan musholla kami
sebagaimana majelis-majelis kami yang sangat makmur. Pilihlah kami untuk menjadi tetamu-tetamu-
Mu ya Allah yang senantiasa engkan cucurkan bagi mereka anugrah dan karuniamu. Ya Allah....
Wahai para sahabatku yang aku cintai dan dimuliakan Allah. Saya menulis lembaran ini tiada
lain untuk diri saya yang penuh dengan kekurangan dan keteledoran, serta sebagai hadiah yang saya
persembahkan kepada sahabat-sahabatku yang sangat saya cintai. Lembaran yang mengajak kita
semua untuk memakmurkan masjid dan musholla dengan ketaatan kepada Allah. Lembaran yang
merupakan sepucuk undangan dari Sang Kholiq untuk sekalian hambanya agar menjadi tetamunya
yang ingin dijamu dan diberikan anugrah besar oleh-Nya. Mudah-mudahan Allah SWT mudahkan
langkah kita menjawab undangan-Nya sebagaimana langkah telah dimudahkan untuk menghadiri
majelis dzikir dan ilmu.
‫ا‬‫ر‬‫آخ‬ ‫و‬ ‫أوال‬ ‫العاملني‬ ‫رب‬ ‫هلل‬ ‫احلمد‬ ‫و‬ ‫التابعني‬ ‫و‬ ‫صحبه‬ ‫و‬ ‫آله‬ ‫على‬ ‫و‬ ‫حممد‬ ‫سيدنا‬ ‫خلقه‬ ‫خري‬ ‫على‬ ‫اهلل‬ ‫وصلى‬
.‫باطنا‬ ‫و‬ ‫ا‬‫ر‬‫ظاه‬
Al Fachriyah 23 Jumadil Ula 1435 H/25 Maret 2014
Ahmad bin Novel bin Salim bin Jindan
5
SEPUCUK KARTU UNDANGAN DARI ALLAH DAN RASUL-NYA
UNTUK MENJADI TETAMU DI ISTANA-NYA YANG PENUH
DENGAN JAMUAN
Hadits Yang Diriwayatkan Tentang Memakmurkan Masjid
Dalam kitab Riyadhus Sholihin Al Imam An Nawawi meriwayatkan banyak hadits tentang
kemulian melangkah menuju masjid, solat berjamaah di masjid dsb. Berikut ini adalah kutipan dari
hadits-hadits tersebut:
َ‫غ‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ :َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ َّ‫النيب‬ َّ‫أن‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫يرة‬‫ر‬‫ه‬ ‫أيب‬ ‫عن‬ِ‫َّة‬‫ن‬َ‫اجل‬ ِ‫ِف‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ ُ‫ه‬َّ‫ل‬‫ال‬ َّ‫د‬َ‫أع‬ َ‫اح‬َ‫ر‬ ْ‫َو‬‫أ‬ ِ‫د‬ِ‫ج‬ْ‫س‬
َ
‫امل‬ ‫إىل‬ ‫ا‬َ‫د‬
.ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ٌ‫متفق‬ .َ‫اح‬َ‫ر‬ ْ‫أو‬ ‫ا‬َ‫د‬َ‫غ‬ ‫ا‬َ‫م‬َّ‫ل‬ُ‫ك‬ً‫ال‬ُ‫ز‬ُ‫ن‬
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa
shahbihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa pergi ke masjid pada waktu pagi atau sore hari, maka
Allah menyediakan untuknya suatu hidangan - yang lazim diberikan untuk tamu di syurga, setiap kali
ia pergi pagi atau sore hari itu." (Muttafaaq 'alaih)
‫اهلل‬ ‫صلى‬ َّ‫النيب‬ َّ‫أن‬ ‫عنه‬ ‫و‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ً‫ة‬َ‫يى‬ِ‫ر‬َ‫ر‬ ‫ي‬ِ‫ى‬ْ‫ق‬َ‫ي‬ِ‫ل‬ ِ‫ه‬َّ‫ل‬‫ال‬ ِ ‫و‬ُ‫ي‬ُ‫ب‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫م‬
ْ‫ي‬َ‫ب‬ ‫إىل‬ ‫ى‬َ‫ى‬َ‫م‬ َُّ‫َّم‬ ِ‫ه‬ِ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ‫ِف‬ َ‫ر‬َّ‫ه‬َ‫ه‬َ‫ط‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ :َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬
‫مسلم‬ ‫اه‬‫و‬‫ر‬ .ً‫ة‬َ‫ج‬َ‫ر‬َ‫د‬ ُ‫ع‬َ‫ر‬ْ‫ر‬َ‫ط‬ ‫ى‬َ‫ر‬ْ‫ُخ‬‫أل‬‫ا‬ َ‫و‬ ً‫ة‬َ‫يئ‬ِ‫ه‬َ‫خ‬ ُّ‫ط‬َُ‫َت‬ ‫ا‬َ‫اه‬َ‫د‬ْ‫إح‬ ُ‫ه‬ُ‫ط‬‫ا‬‫و‬ُ‫ه‬ُ‫خ‬ ْ َ‫ن‬‫ا‬َ‫ك‬ِ‫ه‬َّ‫ل‬‫ال‬ ِ‫ض‬ِ‫ائ‬َ‫ر‬َ‫ر‬.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu pula bahwasanya Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa
shahbihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang bersuci dirumahnya kemudian ia pergi ke salah satu
dari beberapa rumah Allah - yakni masjid - untuk menyelesaikan salah satu shalat wajib dari
beberapa shalat yang diwajibkan oleh Allah, maka langkah-langkahnya itu yang selangkah dapat
menghapuskan satu kesalahan sedang langkah yang lainnya dapat menaikkan satu derajat." (Riwayat
Muslim)
َ‫أ‬َ‫ر‬ ِ‫د‬ِ‫ج‬ْ‫س‬
َ
‫امل‬ َ‫حول‬ ُ‫قاع‬ِ‫ب‬‫ال‬ َ‫ل‬َ‫خ‬ :َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫جابر‬ ‫عن‬ ‫و‬َ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬ َ‫غ‬َ‫ل‬َ‫ب‬َ‫ر‬ ِ‫د‬ِ‫ج‬ْ‫س‬
َ
‫امل‬ َ‫ب‬ْ‫ر‬ُ‫ق‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ل‬ِ‫ق‬َ‫ت‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬‫أ‬ َ‫ة‬َ‫لم‬َ‫س‬ ‫و‬ُ‫ن‬َ‫ب‬ َ‫اد‬َ‫ر‬
‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ‫يا‬ ‫نعم‬ :‫ا‬‫و‬‫قال‬ ‫؟‬ِ‫د‬ِ‫ج‬ْ‫س‬
َ
‫امل‬ َ‫ب‬ْ‫ر‬ُ‫ق‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ل‬ِ‫ق‬َ‫ت‬ْ‫ن‬َ‫ط‬ ْ‫ن‬‫أ‬ َ‫ن‬‫و‬ُ‫يد‬‫ر‬ُ‫ط‬ ‫م‬ُ‫ك‬َّ‫ن‬‫أ‬ ِ‫ِن‬َ‫غ‬َ‫ل‬َ‫ب‬ :ْ‫م‬َُ‫َل‬ َ‫ال‬َ‫ق‬َ‫ر‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ‫النيب‬ْ‫د‬َ‫ق‬ ِ‫ه‬َّ‫ل‬‫ال‬
6
‫ا‬َ‫ي‬ِ‫د‬ َ‫ة‬َ‫م‬ِ‫ل‬َ‫س‬ ِ‫ِن‬َ‫ب‬ : َ‫ال‬َ‫ق‬َ‫ر‬ .َ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬ ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫د‬َ‫أر‬‫اه‬‫و‬‫ر‬ .‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ل‬َّ‫و‬ََ‫َت‬ ‫َّا‬‫ن‬ُ‫ك‬ ‫َّا‬‫ن‬‫أ‬ ‫ا‬َ‫ن‬ُّ‫ر‬ُ‫س‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ :‫ا‬‫و‬‫رقال‬ .ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫آثار‬ ْ‫ب‬َ‫ْت‬‫ك‬ُ‫ط‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ار‬َ‫ي‬ِ‫د‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫آثار‬ ْ‫ب‬َ‫ْت‬‫ك‬ُ‫ط‬ ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ر‬
.‫أنس‬ ‫اية‬‫و‬‫ر‬ ‫من‬ ‫معناه‬ ‫البخاري‬ ‫روى‬ ‫و‬ .‫مسلم‬
Dari Jabir Radhiyallahu ‘anhu., berkata: "Ada beberapa bidang tanah di sekitar masjid yang
kosong, lalu keluarga Bani Salimah berkehendak untuk berpindah di dekat masjid. Hal itu sampai
terdengar oleh Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam, lalu beliau bersabda kepada
mereka: "Ada berita yang sampai kepadaku bahwa engkau semua hendak berpindah di dekat masjid."
Mereka menjawab: "Benar, ya Rasulullah. Kita memang berkehendak demikian." Beliau lalu
bersabda lagi: "Hai keluarga Bani Salimah, bekas langkah-langkahmu ke masjid itu di catat
pahalanya untukmu semua. Maka itu tetaplah di rumah-rumahmu itu saja, tentu dicatatlah bekas
langkah-langkahmu semua itu." Mereka lalu berkata: "Kita tidak senang lagi untuk berpindah."
Diriwayatkan oleh Imam Muslim. Imam Bukhari juga meriwayatkan yang semakna dengan
Hadis di atas dari riwayat Annas.
‫أيب‬ ‫عن‬ ‫و‬ِ‫الة‬َّ‫الص‬ ‫ِف‬ ً‫ا‬‫ر‬ْ‫أج‬ ِ‫َّاس‬‫ن‬‫ال‬ َ‫م‬َ‫ظ‬ْ‫َع‬‫أ‬ َّ‫إن‬ :‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ِ‫ه‬َّ‫ل‬‫ال‬ ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ‫قال‬ َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫موسى‬
ِ‫م‬ ً‫ا‬‫ر‬ْ‫أج‬ ُ‫م‬َ‫ظ‬‫أع‬ ِ‫ام‬َ‫اإلم‬ َ‫ع‬َ‫م‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ي‬ِّ‫ل‬َ‫ص‬ُ‫ي‬ َّ‫َّت‬َ‫ح‬ َ‫ة‬َ‫ال‬َّ‫الص‬ ُ‫ر‬ِ‫ظ‬َ‫ت‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫د‬َ‫ع‬ْ‫َب‬‫أ‬َ‫ر‬ ً‫شى‬َْ‫َم‬ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫د‬َ‫ع‬ْ‫أب‬َُّ‫َّم‬ ‫ا‬َ‫يه‬ِّ‫ل‬َ‫ص‬ُ‫ي‬ ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ َ‫ن‬.ُ‫ام‬َ‫ن‬َ‫ي‬
.ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ٌ‫متفق‬
Dari Abu Musa Radhiyallahu ‘anhu berkata: "Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa
shahbihi wa sallambersabda: "Sesungguhnya sebesar-besar manusia pahalanya dalam shalat ialah
yang terjauh di antara mereka itu tentang jalannya lalu lebih jauh lagi. Dan orang yang menantikan
shalat sehingga ia dapat mengikuti shalat itu bersama imam adalah lebih besar pahala-daripada orang
yang melakukan shalat itu lalu dia tidur.(muttafaq ‘alaih).
‫ص‬ ِّ‫النيب‬ ‫عن‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫ة‬َ‫يد‬‫ر‬ُ‫ب‬ ‫عن‬ ‫و‬ِّ‫َّام‬‫ت‬‫ال‬ ِ‫ر‬‫ُّو‬‫ن‬‫ال‬ِ‫ب‬ ِ‫د‬ ِ‫اج‬َ‫س‬
َ
‫امل‬ ‫إىل‬ ِ‫م‬َ‫ل‬ُّ‫ظ‬‫ال‬ ‫ِف‬ َ‫ني‬ِ‫َّائ‬‫ش‬
َ
‫امل‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ِّر‬‫ش‬َ‫ب‬ :َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫لى‬
.ُّ‫ي‬ِ‫ذ‬ِ‫م‬ِّ‫الِّت‬َ‫و‬ َ‫د‬ُ‫او‬َ‫د‬ ‫و‬ُ‫أب‬ ‫اه‬‫و‬‫ر‬ .ِ‫ة‬َ‫ام‬َ‫ي‬ِ‫الق‬ َ‫م‬ْ‫و‬َ‫ي‬
Dari Buraidah Radhiyallahu ‘anhu. dari Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa
sallam sabdanya: "Sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang ber jalan di kegelapan
malam ke masjid-masjid bahwa mereka akan memperoleh cahaya yang sempurna besok pada hari
kiamat." (Riwayat Abu Dawud dan Termidzi)
7
َ‫ن‬‫ا‬َ‫ك‬:َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫م‬‫كعب‬‫بن‬ ّ‫ُيب‬‫أ‬ ‫عن‬ ‫و‬‫ال‬ ْ َ‫ن‬‫ا‬َ‫ك‬ َ‫و‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫د‬ِ‫ج‬ْ‫س‬
َ
‫امل‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫د‬َ‫ع‬ْ‫أب‬ ً‫ا‬‫د‬َ‫َح‬‫أ‬ ُ‫لم‬ْ‫َع‬‫أ‬ َ‫ال‬ ِ‫ر‬‫ا‬َ‫ص‬ْ‫ن‬‫األ‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ٌ‫ل‬ُ‫ج‬َ‫ر‬
ُّ‫ر‬ُ‫س‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ :َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫؟‬ِ‫اء‬َ‫ى‬ْ‫م‬َّ‫الر‬ ِ‫ِف‬ َ‫و‬ ِ‫اء‬َ‫م‬ْ‫ل‬َّ‫ظ‬‫ال‬ ‫ِف‬ ُ‫ه‬َ‫ب‬َ‫ك‬ْ‫ر‬َ‫ت‬ِ‫ل‬ ً‫ا‬‫ر‬‫ا‬َ
ِ‫مح‬ َ ْ‫ي‬َ‫ر‬َ‫ت‬ْ‫ش‬‫ا‬ ْ‫و‬َ‫ل‬ :ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫قيل‬َ‫ر‬ ٌ‫ة‬َ‫ال‬َ‫ص‬ ُ‫ه‬ُ‫ئ‬ِ‫ه‬ُْ‫ُت‬ِ‫ب‬ْ‫ن‬َ‫ج‬ ‫إىل‬ ِِِ‫ز‬ْ‫ن‬َ‫م‬ َّ‫أن‬ ِ‫يِن‬
‫إ‬ ِ‫د‬ِ‫ج‬ْ‫س‬
َ
‫امل‬‫اهلل‬ ‫صلى‬ ِ‫اهلل‬ ُ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ال‬َ‫ق‬َ‫ر‬ .‫ي‬ِ‫ل‬ْ‫أه‬ ‫إىل‬ ُ ْ‫ع‬َ‫ج‬َ‫ر‬ ‫ا‬َ‫ذ‬‫إ‬ ‫ي‬ِ‫وع‬ُ‫ج‬ُ‫ر‬ َ‫و‬ ِ‫د‬ِ‫ج‬ْ‫س‬
َ
‫امل‬ ‫إىل‬ َ‫اي‬َ‫ش‬َْ‫َم‬ ِِ َ‫ب‬َ‫ْت‬‫ك‬ُ‫ي‬ ْ‫ن‬‫أ‬ ُ‫يد‬ِ‫ر‬ُ‫أ‬ ِّ‫يِن‬
.‫م‬ِ‫سل‬ُ‫م‬ ‫اه‬‫و‬‫ر‬ .‫ه‬َّ‫ل‬ُ‫ك‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬ َ‫لك‬ ُ‫ه‬َّ‫ل‬‫ال‬ َ‫ع‬ََ‫َج‬ ْ‫د‬َ‫ق‬ :‫وسلم‬ ‫عليه‬
Dari Ubay bin Ka'ab Radhiyallahu ‘anhu, katanya: "Ada seorang dari golongan sahabat
Anshar yang saya tidak mengetahui seseorangpun yang rumahnya lebih jauh letaknya dari rumah
orang itu jikalau hendak ke masjid, tetapi ia tidak pernah terlambat oleh sesuatu shalat - yakni setiap
shalat fardhu ia mesti mengikuti berjamama’ah. Kepadanya dikatakan: "Alangkah baiknya jikalau
engkau membeli seekor keledai yang dapat engkau naiki diwaktu malam gelap gulita serta di waktu
teriknya panas matahari." la menjawab: "Saya tidak senang kalau rumahku itu ada didekat masjid,
sesungguhnya saya ingin kalau jalanku sewaktu pergi ke masjid dan sewaktu pulang dari masjid
untuk kembali ke tempat keluargaku itu dicatat pahalanya untukku. Rasulullah Shalallahu alaihi wa
aalihi wa shahbihi wa sallam lalu bersabda: "Allah telah mengumpulkan untukmu pahala kesemuanya
itu - yakni waktu pergi dan pulangnya semuanya diberi pahala." (Riwayat Muslim)
‫ا‬َ‫اي‬َ‫ه‬َ‫اخل‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ُ‫اهلل‬ ‫و‬ُ‫ح‬َْ‫َي‬ ‫ا‬َ‫م‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُّ‫ل‬ُ‫أد‬ ‫أال‬ :َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ‫اهلل‬ ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َّ‫أن‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫يرة‬‫ر‬‫ه‬ ‫أيب‬ ‫عن‬ ‫و‬َ‫و‬
‫؟‬ ِ ‫ا‬َ‫ج‬َ‫َّر‬‫الد‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ُ‫ع‬َ‫ر‬ْ‫ر‬َ‫ي‬ُ‫ار‬َ‫ظ‬ِ‫ت‬ْ‫ن‬‫ا‬ َ‫و‬ ِ‫د‬ ِ‫اج‬َ‫س‬
َ
‫امل‬ َ‫إىل‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫اخل‬ ُ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ث‬َ‫ك‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫ر‬‫ا‬َ‫ك‬
َ
‫امل‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ِ‫وء‬ُ‫ض‬ُ‫الو‬ ُ‫غ‬‫ا‬َ‫ب‬ْ‫إس‬ :َ‫ال‬َ‫ق‬ .ِ‫اهلل‬ ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ‫يا‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ب‬ :‫ا‬‫و‬ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬
.‫م‬ِ‫مسل‬ ‫اه‬‫و‬‫ر‬ .ُ‫ط‬‫ا‬َ‫ب‬ِّ‫الر‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬‫ر‬ ُ‫ط‬‫ا‬َ‫ب‬ِّ‫الر‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬َ‫ر‬ ِ‫ة‬َ‫ال‬َّ‫الص‬ َ‫د‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ ِ‫ة‬َ‫ال‬َّ‫الص‬
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa
shahbihi wa salam bersabda: "Sukakah engkau semua kalau saya tunjukkan akan sesuatu amalan yang
dapat melebur semua kesalahan dan dengan nya dapat pula menaikkan beberapa derajat?" Para
sahabat menjawab: "Baiklah, ya Rasulullah." Beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa
sallam. lalu bersabda: "Yaitu menyempurnakan wudhu' sekalipun menemui beberapa hal yang tidak
disenangi seperti terlampau dingin dan sebagainya, banyak-nya melangkahkan kaki untuk ke masjid
dan menantikan shalat sesudah melakukan shalat. Itulah yang dapat disebut ribath, itulah yang disebut
ribath - perjuangan menahan nafsu untuk memper-banyak ketaatan pada Tuhan." (Riwayat Muslim)
8
‫اهلل‬ ‫صلى‬ ِّ‫النيب‬ ‫عن‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫اخلدري‬ ‫سعيد‬ ‫أيب‬ ‫عن‬ ‫و‬َ‫د‬ ِ‫اج‬َ‫س‬
َ
‫امل‬ ُ‫اد‬َ‫ت‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ َ‫ل‬ُ‫ج‬َّ‫الر‬ ُ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫َي‬‫أ‬َ‫ر‬ ‫إذا‬ : َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬
‫اآل‬ }ِ‫ر‬ِ‫اآلخ‬ ِ‫م‬ْ‫و‬َ‫ي‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ِ‫اهلل‬ِ‫ب‬ َ‫ن‬َ‫آم‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ ِ‫اهلل‬ َ‫د‬ ِ‫اج‬َ‫س‬َ‫م‬ ُ‫ر‬ُ‫م‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ ‫ا‬ََّ‫َّن‬ِ‫إ‬{ :‫جل‬ ‫و‬ ‫عز‬ ُ‫اهلل‬ ‫قال‬ ِ‫ان‬َ‫باإلَي‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫د‬َ‫ه‬ْ‫ش‬‫ا‬َ‫ر‬‫الِّتمذي‬ ‫اه‬‫و‬‫ر‬ .‫ية‬
.‫حسن‬ ‫حديث‬ ‫قال‬ ‫و‬
Dari Abu Said al-Khudri Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa
shahbihi wa sallam, bersabda: "Jikalau engkau semua melihat seseorang membiasakan pulang pergi
ke masjid, maka saksikanlah ia dengan keimanan yakni bahwa orang itu benar-benar orang yang
beriman. Allah Azzawajalla berfirman: "Hanya saja orang yang meramaikan masjid-masjidnya
Allah ialah orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, sampai akhir ayat.
Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan.
* Kelengkapan isi ayat di atas, yang tercantum dalam surat al-Bara'ah atau at-Taubah, ayat 16,
artinya adalah sebagai berikut:
"Serta mendirikan shalat dan menunaikan zakat, juga tidak takut melainkan kepada Allah. Maka
mudah-mudahan mereka itu termasuk golongan orang-orang yang memperoleh petunjuk benar -
dari Tuhan."
ُ‫ة‬َ‫ال‬َّ‫الص‬ ِ
َ‫ام‬َ‫د‬ ‫ا‬َ‫م‬ ‫م‬‫ة‬َ‫ال‬َ‫ص‬ ‫ِف‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫د‬َ‫أح‬ ُ‫ال‬َ‫ز‬َ‫ي‬ ‫ال‬ : َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ِ‫اهلل‬ ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َّ‫أن‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫يرة‬‫ر‬‫ه‬ ‫أيب‬ ‫عن‬ ‫و‬
‫ال‬َّ‫الص‬ َّ‫ال‬‫إ‬ ِ‫ه‬ِ‫أهل‬ ‫إىل‬ َ‫ب‬ِ‫ل‬َ‫ق‬‫ن‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬‫أ‬ ُ‫ه‬ُ‫ع‬َ‫ن‬َ‫َي‬ ‫ال‬ ُ‫ه‬ُ‫س‬ِ‫ب‬َْ‫َت‬.ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ٌ‫متفق‬ .ُ‫ة‬
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu bahwasanya Rasululah Shallallahu alaihi wa aalihi wa
shahbihi wa sallam. bersabda: "Seseorang di antara engkau semua itu masih tetap dianggap dalam
shalat, selama shalat itu menyebabkan ia tertahan. jadi tidak ada yang menghalang-halangi ia untuk
kembali ke tempat keluarganya melainkan karena menantikan shalat." (Muttafaq 'alaih)
َ‫ص‬ُ‫م‬ ِ‫ِف‬ َ‫ام‬َ‫د‬ ‫ا‬َ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫د‬َ‫َح‬‫أ‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ي‬ِّ‫ل‬َ‫ص‬ُ‫ط‬ ُ‫ة‬َ‫ك‬ِ‫الئ‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ :َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫سلم‬ ‫و‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ِ‫اهلل‬ ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َّ‫أن‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫عنه‬ ‫و‬ُ‫ه‬َّ‫ال‬
.ُّ‫ي‬ِ‫ر‬‫ا‬َ‫خ‬ُ‫الب‬ ‫اه‬‫و‬‫ر‬ .ُ‫ه‬َْ‫مح‬ْ‫ار‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ل‬‫ال‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ ْ‫ر‬ِ‫ف‬ْ‫غ‬‫ا‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ل‬‫ال‬ ُ‫ول‬ُ‫ق‬َ‫ط‬ ْ‫ث‬ِ‫د‬ُْ‫ُي‬ َْ‫َل‬ ‫ا‬َ‫م‬ ،ِ‫يه‬ِ‫ر‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu pula bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaihi wa
aalihi wa shahbihi wa sallam bersabda: "Malaikat mendo’akan kepada seseorang di antara engkau
semua supaya mendapatkan kerahmatan, selama orang itu masih ada di dalam tempat shalatnya yang
9
ia bersembahyang di situ, juga selama ia belum berhadas. Malaikat itu mengucapkan: "Ya Allah,
ampunilah orang itu, ya Allah, belas kasihanilah ia." (Riwayat Bukhari)
‫أ‬ َُّ‫َّم‬ ِ‫ل‬ْ‫ي‬َّ‫ل‬‫ال‬ ِ‫ر‬ْ‫ه‬َ‫ش‬ َ‫ىل‬ِ‫إ‬ ِ‫اء‬َ‫ش‬ِ‫الع‬ َ‫ة‬َ‫ال‬َ‫ص‬ ً‫ة‬َ‫ل‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ َ‫ر‬َّ‫َخ‬‫أ‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ِ‫اهلل‬ َ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َّ‫أن‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫أنس‬ ‫عن‬ ‫و‬‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ل‬َ‫ب‬ْ‫ق‬
َ‫و‬ ُ‫َّاس‬‫ن‬‫ال‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ :َ‫ال‬َ‫ق‬َ‫ر‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫د‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ ِ‫ه‬ِ‫ه‬ْ‫ج‬َ‫و‬ِ‫ب‬.ُّ‫ي‬ِ‫ر‬‫ا‬َ‫خ‬ُ‫الب‬ ‫اه‬‫و‬‫ر‬ .‫ا‬َ‫وه‬ُُ‫ُت‬ْ‫ر‬َ‫ظ‬َ‫ت‬ْ‫ان‬ ُ‫ذ‬ْ‫ن‬ُ‫م‬ ‫م‬‫ة‬َ‫ال‬َ‫ص‬ ‫ِف‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ز‬َ‫ط‬ َْ‫َل‬ َ‫و‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫د‬َ‫ق‬َ‫ر‬
Dari Anas Radhiallahu ‘anhu. bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi
wa sallam mengakhirkan shalat Isya' pada suatu malam sampai ke pertengahan malam, kemudian
beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam. menghadap - kepada orang banyak - dengan
wajahnya setelah selesai bersembahyang, lalu beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa
sallam bersabda: "Orang-orang sudah bersembahyang dan mereka telah tidur dan engkau semua
senantiasa dianggap dalam melakukan shalat, sejak engkau semua menantikan shalat itu." (Riwayat
Bukhari)
‫ا‬ ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َّ‫أن‬ ‫عنهما‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫عمر‬ ‫ابن‬ ‫عن‬‫م‬‫ع‬ْ‫ب‬َ‫س‬ِ‫ب‬ ِّ‫ذ‬َ‫ف‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ة‬َ‫ال‬َ‫ص‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُ‫ل‬َ‫ى‬ْ‫ر‬‫أ‬ ‫ة‬َ‫اع‬َ‫م‬َْ‫اجل‬ ُ‫ة‬َ‫ال‬َ‫ص‬ : َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ِ‫هلل‬
.ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ٌ‫متفق‬ .ً‫ة‬َ‫ج‬َ‫ر‬َ‫د‬ َ‫ين‬ِ‫ر‬ْ‫ش‬ِ‫ع‬ َ‫و‬
Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa
shahbihi wa sallam bersabda: "Shalat jamaah adalah lebih utama dari shalat fadz yakni sendirian
dengan kelebihan dua puluh tujuh derajat." (Muttafaq 'alaih)
‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫ف‬َّ‫ع‬َ‫ى‬ُ‫ط‬ ‫م‬‫اعة‬ََ‫َج‬ ‫ِف‬ ِ‫ل‬ُ‫ج‬َّ‫الر‬ ُ‫ة‬‫ال‬َ‫ص‬ :‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ِ‫اهلل‬ ُ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ‫قال‬ َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫يرة‬‫ر‬‫ه‬ ‫أيب‬ ‫عن‬ ‫و‬
‫ت‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ِ‫ِف‬ ِ‫ه‬ِ‫الط‬َ‫ص‬ِ‫د‬ِ‫ج‬ْ‫س‬
َ
‫امل‬ ‫إىل‬ َ‫ج‬َ‫ر‬َ‫خ‬ َُّ‫َّم‬ َ‫وء‬ُ‫ض‬ُ‫الو‬ َ‫ن‬َ‫س‬ْ‫أح‬َ‫ر‬ ‫َّأ‬‫ض‬َ‫و‬َ‫ط‬ ‫ا‬َ‫ذ‬‫إ‬ ُ‫َّه‬‫ن‬َ‫أ‬ َ‫ك‬ِ‫ذل‬ َ‫و‬ ً‫ا‬َ‫ف‬ْ‫ع‬ِ‫ض‬ َ‫ين‬ِ‫ر‬ْ‫ش‬ِ‫ع‬ َ‫و‬ ً‫ا‬‫س‬َْ‫َخ‬ ِ‫ه‬ِ‫وق‬ُ‫س‬ ‫ِف‬ ‫و‬ ِ‫ه‬‫ال‬
َّ‫ل‬َ‫ص‬ ‫ا‬َ‫ذ‬‫إ‬َ‫ر‬ ٌ‫ة‬َ‫يئ‬ِ‫ه‬َ‫خ‬ ‫ا‬َ
ِ‫ِب‬ ُ‫نه‬َ‫ع‬ ْ َّ‫ه‬ُ‫ح‬ َ‫و‬ ٌ‫ة‬َ‫ج‬َ‫ر‬َ‫د‬ ‫ا‬َ
ِ‫ِب‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ ْ َ‫ع‬ِ‫ر‬ُ‫ر‬ َّ‫ال‬‫إ‬ ً‫ة‬َ‫و‬ْ‫ه‬َ‫خ‬ ُ‫ط‬َْ‫ُي‬ َْ‫َل‬ ُ‫ة‬‫ال‬َّ‫الص‬ َّ‫ال‬‫إ‬ ُ‫ه‬ُ‫ج‬ِ‫ر‬ ُ‫ُي‬‫ى‬‫ي‬ِّ‫ل‬َ‫ص‬ُ‫ط‬ ُ‫ة‬َ‫ك‬ِ‫الئ‬
َ
‫امل‬ ِ‫ل‬َ‫ز‬َ‫ط‬ َْ‫َل‬
‫م‬‫الة‬َ‫ص‬ ‫ِف‬ ُ‫ال‬َ‫ز‬َ‫ي‬ َ‫ال‬ َ‫و‬ ُ‫ه‬َْ‫مح‬ْ‫ار‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ل‬‫ال‬ ِ‫يه‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ِّ‫ل‬َ‫ص‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ل‬‫ال‬ ُ‫طقول‬ ‫ث‬ِ‫د‬ُْ‫ُي‬ َْ‫َل‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ‫ه‬َّ‫ال‬َ‫ص‬ُ‫م‬ ‫ِف‬ َ‫ام‬َ‫د‬ ‫ا‬َ‫م‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ٌ‫متفق‬ .َ‫ة‬َ‫ال‬َّ‫الص‬ َ‫ر‬َ‫ظ‬َ‫ت‬ْ‫ان‬ ‫ا‬َ‫م‬
.‫البخاري‬ ‫لفظ‬ ‫هذا‬ ‫و‬ ِ‫يه‬َ‫ل‬َ‫ع‬
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu. berkata: "Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa
shahbihi wa sallam bersabda: "Shalatnya seseorang lelaki dalam jamaah itu dilipat gandakan
pahalanya melebihi shalatnya dirumahnya secara sendirian (munfarid ) atau di pasarnya dengan
10
duapuluh lima kali lipatnya. Yang sedemikian itu ialah karena bahwasanya apabila seseorang itu
berwudhu' lalu memperbagusi cara wudhu'nya, kemudian keluar ke masjid, sedang tidak ada yang
menyebabkan keluarnya itu melainkan karena hendak bersembahyang, maka tidaklah ia melangkah
sekali langkah, melainkan dinaikkanlah untuknya sederajat dan dihapuskan daripadanya satu
kesalahan. Selanjutnya apabila ia bersembahyang, maka para malaikat itu senantiasa mendoakan
untuknya supaya ia memperoleh kerahmatan Allah, selama masih tetap berada di tempat shalatnya,
juga selama ia tidak berhadats. Ucapan malaikat itu ialah: "Ya Allah, berikanlah kerahmatan pada
orang itu; ya Allah, belaskasihanilah ia." Orang tersebut dianggap berada dalam shalat, selama ia
menantikan shalat berjamaah."(Muttafaq 'alaih) ini adalah lafadznya imam bukhori.
ِ‫ج‬ْ‫س‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫إىل‬ ِ‫يِن‬ُ‫ود‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ ٌ‫د‬ِ‫ائ‬َ‫ق‬ ِِ َ‫يس‬َ‫ل‬ ِ‫اهلل‬ َ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ‫يا‬ َ‫ال‬َ‫ق‬‫ر‬ ‫ى‬َ‫م‬ْ‫أع‬ ٌ‫ل‬ُ‫ج‬َ‫ر‬ ‫سلم‬ ‫و‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ َّ‫النيب‬ ‫ى‬َ‫ط‬َ‫أ‬ َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫عنه‬ ‫و‬ِ‫د‬
‫ي‬ِّ‫ل‬َ‫ص‬ُ‫ي‬َ‫ر‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ص‬ِّ‫خ‬َ‫ر‬ُ‫ي‬ ْ‫ن‬‫أ‬ ‫سلم‬ ‫و‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ِ‫اهلل‬ َ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫َل‬‫أ‬َ‫س‬َ‫ر‬ْ‫ل‬َ‫ه‬ :ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ال‬َ‫ق‬َ‫ر‬ ُ‫اه‬َ‫ع‬َ‫د‬ َّ‫ىل‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫ر‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ص‬َّ‫خ‬َ‫ر‬َ‫ر‬ ِ‫ه‬ِ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ِ‫ِف‬
.‫م‬ِ‫سل‬ُ‫م‬ ‫اه‬‫و‬‫ر‬ . ْ‫ب‬ ِ‫أج‬َ‫ر‬ :َ‫ال‬َ‫ق‬ .ْ‫م‬َ‫ع‬َ‫ن‬ : َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫؟‬ِ‫ة‬َ‫ال‬َّ‫الص‬ِ‫ب‬ َ‫اء‬َ‫ِّد‬‫ن‬‫ال‬ ُ‫ع‬َ‫م‬ْ‫س‬َ‫ط‬
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, berkata: "Ada seorang lelaki buta matanya, datang
kepada Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallamlalu berkata: "Ya Rasulullah, saya ini
tidak mempunyai seorang pembimbing yang dapat membimbing saya untuk pergi ke masjid," lalu ia
meminta kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam, supaya diberi
kelonggaran untuk melakukan sholat di rumahnya saja, kemudian beliau Shalallahu alaihi wa aalihi
wa shahbihi wa sallammemberikan kelonggaran padanya. Setelah orang itu menyingkir, lalu beliau
Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallammemanggilnya dan berkata padanya: "Adakah
engkau mendengar adzan shalat?" Orang itu menjawab: "Ya, mendengar." Beliau Shalallahu alaihi
wa aalihi wa shahbihi wa sallambersabda: "Kalau begitu, datangilah panggilan adzan tersebut."
Maksudnya: Datanglah untuk mengikuti jamaah, kalau menghendaki banyak fadhilah.(riwayat
muslim) .
َ‫ة‬َ‫دين‬
َ
‫امل‬ َّ‫إن‬ ِ‫اهلل‬ ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ‫يا‬ َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫َّه‬‫ن‬‫أ‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫املؤذن‬ ‫مكتوم‬ ّ‫ُم‬‫أ‬ ‫بابن‬ ‫املعروف‬ ‫م‬‫يس‬َ‫ق‬ ‫بن‬ ‫رو‬ْ‫م‬َ‫ع‬ ‫قيل‬ ‫و‬ ‫اهلل‬ ِ‫عبد‬ ‫عن‬ ‫و‬
‫اهلل‬ ‫صلى‬ ِ‫اهلل‬ ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ال‬َ‫ق‬َ‫ر‬ .ِ‫اع‬َ‫ب‬ِّ‫الس‬ َ‫و‬ ِّ‫ام‬َ‫و‬َ‫اَل‬ ُ‫ة‬‫ثري‬َ‫ك‬.ً‫ال‬‫ه‬َّ‫ي‬َ‫ح‬َ‫ر‬ ِ‫الح‬َ‫ف‬‫ال‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َّ‫ي‬َ‫ح‬ ِ‫الة‬َّ‫الص‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َّ‫ي‬َ‫ح‬ ُ‫ع‬َ‫م‬ْ‫س‬َ‫ط‬ :‫وسلم‬ ‫عليه‬
.‫حسن‬ ‫بإسناد‬ َ‫د‬ُ‫او‬َ‫د‬ ‫و‬ُ‫أب‬ ُ‫اه‬َ‫و‬َ‫ر‬
Dari Abdullah Radhiyallahu ‘anhu, ada yang mengatakan: 'Amr bin Qais yang terkenal
dengan sebutan Ibnu Ummi Maktum, seorang muadzin Radhiallahu ‘anhu. bahwasanya ia berkata:
"Ya Rasulullah, sesungguhnya Madinah ini banyak sekali binatang melatanya seperti ular,
11
kalajengking dan lain-lain juga banyak binatang buasnya." Kemudian Rasulullah Shalallahu alaihi wa
aalihi wa shahbihi wa sallam bersabda: "Apakah engkau mendengar ucapan Hayya 'alasshalah dan
Hayya 'alalfalah? - maksudnya: Apakah engkau mendengar bunyi azan? Kalau memang mendengar,
maka marilah datang ke tempat berjamaah."
Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad hasan.
Hayyahalan artinya marilah datang.
‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ َ‫و‬ : َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫سلم‬ ‫و‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ِ‫اهلل‬ ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َّ‫أن‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫يرة‬‫ر‬‫ه‬ ‫أيب‬ ‫عن‬ ‫و‬َ‫ر‬ُ‫آم‬ ْ‫ن‬‫أ‬ ُ ْ‫م‬ََ‫َه‬ ْ‫د‬َ‫ق‬َ‫ل‬ ِ‫ه‬ِ‫د‬َ‫ي‬ِ‫ب‬ ‫ي‬ِ‫س‬ْ‫ف‬َ‫ن‬
َ‫ج‬ِ‫ر‬ ‫إىل‬ َ‫ف‬ِ‫ال‬َ‫ُخ‬‫أ‬ َُّ‫َّم‬ َ‫َّاس‬‫ن‬‫ال‬ َّ‫م‬ُ‫ؤ‬َ‫ي‬َ‫ر‬ ً‫ال‬ُ‫ج‬َ‫ر‬ َ‫ر‬ُ‫آم‬ َُّ‫َّم‬ ‫ا‬َ‫َل‬ َ‫ن‬َّ‫ذ‬‫ؤ‬ُ‫ي‬َ‫ر‬ ِ‫ة‬َ‫ال‬َّ‫الص‬ِ‫ب‬ َ‫ر‬ُ‫آم‬ َُّ‫َّم‬ َ‫ب‬َ‫ه‬َ‫ت‬ْ‫ح‬ُ‫ي‬َ‫ر‬ ‫م‬‫ب‬َ‫ه‬َ‫حب‬.ْ‫م‬َ‫وَت‬ُ‫ي‬ُ‫ب‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ق‬ِّ‫ر‬َ‫ُح‬‫أ‬َ‫ر‬ ‫م‬‫ال‬
.ِ‫يه‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ٌ‫متفق‬
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu., bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi
wa shahbihi wa sallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku ada di dalam genggaman kekuasaan-Nya,
sesungguhnya saya telah bertekad hendak menyuruh supaya diambilkan kayu bakar, lalu dicarikanlah
kayu bakar itu, kemudian saya menyuruh supaya shalat dilakukan dengan dikumandangkan adzan
dahulu untuk shalat tadi, selanjutnya saya menyuruh seseorang lelaki untuk menjadi imamnya orang
banyak dalam shalat jamaah itu, seterusnya saya sendiri pergi ke tempat orang-orang lelaki yang tidak
ikut berjamaah untuk saya bakar saja rumah-rumah mereka itu." (Muttafaq 'alaih)
َ‫ل‬َّ‫الص‬ ِ‫ء‬َ‫ال‬ُ‫هؤ‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫ظ‬ِ‫ار‬َ‫ح‬ُ‫ي‬ْ‫ل‬َ‫ر‬ ً‫ا‬‫م‬ِ‫ل‬ْ‫س‬ُ‫م‬ ً‫ا‬‫غد‬ َ‫اىل‬َ‫ع‬َ‫ط‬ َ‫اهلل‬ ‫ى‬َ‫ق‬ْ‫ل‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬‫أ‬ ُ‫ه‬َّ‫ر‬َ‫س‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫مسعود‬ ‫ابن‬ ‫عن‬ ‫و‬ِ ‫ا‬َ‫و‬
َّ‫ن‬ِِ‫ِب‬ ‫ى‬َ‫اد‬َ‫ن‬ُ‫ي‬ ُ‫ث‬ْ‫ي‬َ‫ح‬ْ‫م‬ُ‫ك‬َّ‫ن‬‫أ‬ ْ‫و‬َ‫ل‬ َ‫و‬ ‫ى‬َ‫د‬ُ‫اَل‬ ِ‫ن‬َ‫ن‬ُ‫س‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َّ‫ن‬ُ‫َّه‬‫إن‬ َ‫و‬ ‫ى‬َ‫د‬ُ‫اَل‬ َ‫ن‬َ‫ن‬ُ‫س‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ‫كم‬ِّ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫ن‬ِ‫ل‬ َ‫ع‬َ‫ر‬َ‫ش‬ َ‫اهلل‬ َّ‫إن‬َ‫ر‬
ُ‫س‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ك‬َ‫ر‬َ‫ط‬ ْ‫و‬َ‫ل‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِّ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫ن‬ َ‫ة‬َّ‫ن‬ُ‫س‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ك‬َ‫ر‬َ‫ت‬َ‫ل‬ ِ‫ه‬ِ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ِ‫ِف‬ ُ‫ف‬ِّ‫ل‬َ‫خ‬َ‫ت‬
ُ
‫امل‬ ‫هذا‬ ‫ي‬ِّ‫ل‬َ‫ص‬ُ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫ك‬‫كم‬ِ‫وط‬ُ‫ي‬ُ‫ب‬ ‫ِف‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ي‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ِّ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫ن‬ ‫َّة‬‫ن‬‫ا‬َ‫ن‬ُ‫ت‬ْ‫أي‬َ‫ر‬ ْ‫د‬َ‫ق‬َ‫ل‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ل‬َ‫ل‬َ‫ى‬َ‫ل‬ ‫م‬ُ‫ك‬
َ‫ل‬ُ‫ج‬َّ‫الر‬ َْ‫ني‬َ‫ب‬ ‫ى‬َ‫اد‬َ‫ه‬ُ‫ي‬ ِ‫به‬ ‫ى‬َ‫ط‬‫ؤ‬ُ‫ي‬ ُ‫ل‬ُ‫ج‬َّ‫الر‬ َ‫ن‬‫ا‬َ‫ك‬ ْ‫د‬َ‫ق‬َ‫ل‬ َ‫و‬ ِ‫اق‬َ‫ف‬ِّ‫الن‬ ُ‫وم‬ُ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫م‬ ٌ‫ق‬ِ‫ار‬َ‫ن‬ُ‫م‬ َّ‫ال‬‫إ‬ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ ُ‫ف‬َّ‫ل‬َ‫خ‬َ‫ت‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬.ِّ‫ف‬َّ‫الص‬ ‫ِف‬ َ‫ام‬َ‫ق‬ُ‫ي‬ َّ‫َّت‬َ‫ح‬ ِْ‫ني‬
.‫م‬ِ‫سل‬ُ‫م‬ ُ‫اه‬َ‫و‬َ‫ر‬
Dari Ibnu Mas'ud Radhiyallahu ‘anhu berkata: "Barang siapa yang senang kalau menemui
Allah Ta'ala besok pada hari kiamat dalam keadaan Muslim, maka hendaklah ia menjaga shalat-shalat
fardhu ini di waktu ia dipanggil untuk mendatanginya yakni jika sudah mendengar adzan. Sebab
sesungguhnya Allah telah mensyariatkan kepada Nabimu Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa
sallam beberapa jalan petunjuk. sesungguhnya shalat-shalat itu adalah termasuk sebagian dari jalan-
jalan petunjuk tersebut. Andaikata engkau semua bersembahyang dalam rumah-rumahmu sendiri
12
sebagaimana shalatnya orang yang suka meninggalkan jamaah itu, yakni yang bersembahyang dalam
rumahnya, niscayalah engkau semua telah meninggalkan sunnah Nabimu, selanjutnya jikalau engkau
semua telah meninggalkan sunnah Nabimu, maka niscayalah engkau semua tersesat. Sungguh saya
telah melihat sendiri bahwa tidak ada seorangpun yang suka meninggalkan shalat berjamaah
melainkan ia adalah seorang munafik yang sangat nyata kemunafikannya. Sungguh dahulu saya telah
menyaksikan pula seseorang yang didatangkan untuk menghadhiri shalat jamaah, ia disandarkan di
antara dua orang lelaki sehingga ia ditegakkan di dalam saf , karena ia mengetahui betapa besar
fadhilahnya shalat berjamaah itu." (Riwayat Muslim)
‫اهلل‬ ‫صلى‬ ِ‫اهلل‬ ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ّ‫ن‬‫إ‬ َ‫ال‬َ‫ق‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ ‫اية‬‫و‬‫ر‬ ‫ِف‬ ‫و‬‫ِف‬ َ‫ة‬َ‫ال‬َّ‫الص‬ ‫ى‬َ‫د‬ُ‫اَل‬ ِ‫ن‬َ‫ن‬ُ‫س‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َّ‫إن‬ ‫و‬ ‫ى‬َ‫د‬ُ‫اَل‬ َ‫ن‬َ‫ن‬ُ‫س‬ ‫ا‬َ‫ن‬َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫ع‬ ‫سلم‬ ‫و‬ ‫عليه‬
.ِ‫يه‬ِ‫ر‬ ُ‫ن‬َّ‫ذ‬َ‫ؤ‬ُ‫ي‬ ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ِ‫د‬ِ‫ج‬ْ‫س‬
َ
‫امل‬
Dalam riwayat lain Imam Muslim menyebutkan, bahwa: "Sesungguhnya Rasulullah
Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam mengajarkan kepada kita akan jalan-jalan petunjuk,
dan sesungguhnya termasuk salah satu dari jalan-jalan petunjuk itu ialah melakukan shalat di masjid
yang diadzankan di situ yakni shalat-shalat yang dilakukan dengan jamaah.
ُ‫س‬َ‫ر‬ ‫مسع‬ ‫قال‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫الدرداء‬ ‫أيب‬ ‫عن‬ ‫و‬‫م‬‫و‬ْ‫د‬َ‫ب‬ َ‫ال‬ َ‫و‬ ‫م‬‫ية‬ْ‫ر‬َ‫ق‬ ِ‫ِف‬ ‫م‬‫ة‬َ‫ث‬‫ال‬َ‫ث‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ا‬َ‫م‬ :‫يقول‬ ‫سلم‬ ‫و‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ِ‫اهلل‬ ‫ول‬
ِّ‫الذ‬ ُ‫ل‬ُ‫ك‬ْ‫أ‬َ‫ي‬ ‫ا‬ََّ‫إَّن‬َ‫ر‬ ِ‫ة‬َ‫اع‬َ‫م‬َ‫اجل‬ِ‫ب‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ر‬ ُ‫ن‬‫ا‬َ‫ه‬ْ‫َّي‬‫الش‬ ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ذ‬َ‫و‬ْ‫ح‬َ‫ت‬ْ‫اس‬ ‫د‬َ‫ق‬ َّ‫ال‬‫إ‬ ُ‫ة‬َ‫ال‬َّ‫الص‬ ُ‫م‬ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ر‬ ُ‫ام‬َ‫ق‬ُ‫ط‬ ‫ال‬ُ‫اه‬َ‫و‬َ‫ر‬ .‫ة‬َ‫ي‬ِ‫اص‬َ‫ق‬‫ال‬ ِ‫م‬َ‫ن‬َ‫الغ‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ُ‫ب‬ْ‫ئ‬
َ‫د‬ُ‫او‬َ‫د‬ ‫و‬ُ‫أب‬.‫حسن‬ ‫بإسناد‬
Dari Abuddarda' Radhiyallahu ‘anhu berkata: "Saya mendengar Rasulullah Shalallahu alaihi
wa aalihi wa shahbihi wa sallam bersabda: "Tidak berkumpul tiga orang di suatu kampong atau
pelosok kemudian tidak didirikan di tengah mereka shalat berjamaah melainkan syaithon telah
menyesatkan mereka. Oleh karena itu hendaklah engkau semua tetap menjaga jamaah, sebab serigala
itu memakan kambing yang jauh yakni yang terpencil dari kawanannya."
Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad hasan.
‫م‬‫ة‬َ‫اع‬ََ‫َج‬ ِ‫ِف‬ َ‫اء‬َ‫ش‬ِ‫الع‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ :‫يقول‬ ‫سلم‬ ‫و‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ِ‫اهلل‬ ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ُ ْ‫ع‬َِ‫مس‬ َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫عفان‬ ‫بن‬ ‫عثمان‬ ‫عن‬
ََّ‫أَّن‬َ‫ك‬َ‫ر‬ ‫م‬‫ة‬َ‫اع‬ََ‫َج‬ ‫ِف‬ َ‫ح‬ْ‫ب‬ُّ‫الص‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ َ‫و‬ ِ‫ل‬ْ‫ي‬َّ‫ل‬‫ال‬ َ‫ف‬ْ‫ص‬ِ‫ن‬ َ‫ام‬َ‫ق‬ ‫ا‬ََّ‫أَّن‬َ‫ك‬َ‫ر‬.‫م‬ِ‫سل‬ُ‫م‬ ‫اه‬‫و‬‫ر‬ .ُ‫ه‬َّ‫ل‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ْ‫ي‬َّ‫ل‬‫ال‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ‫ا‬
13
َ‫د‬ِ‫ه‬َ‫ش‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ :‫سلم‬ ‫و‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ِ‫اهلل‬ ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ‫قال‬ َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫عفان‬ ‫بن‬ ‫عثمان‬ ‫عن‬ ‫الِّتمذي‬ ‫اية‬‫و‬‫ر‬ ‫ِف‬ ‫و‬
‫م‬‫ة‬َ‫اع‬ََ‫َج‬ ِ‫ِف‬ َ‫ر‬ْ‫ج‬َ‫ف‬‫ال‬ َ‫و‬ َ‫اء‬َ‫ش‬ِ‫الع‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ َ‫و‬ ‫م‬‫ة‬َ‫ل‬‫ي‬َ‫ل‬ َ‫ف‬ْ‫ص‬ِ‫ن‬ ُ‫ام‬َ‫ي‬ِ‫ق‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ن‬‫ا‬َ‫ك‬‫م‬‫ة‬َ‫اع‬ََ‫َج‬ ِ‫ِف‬ َ‫اء‬َ‫ش‬ِ‫الع‬‫الِّتمذي‬ َ‫ال‬َ‫ق‬ .‫م‬‫ة‬َ‫ل‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ ِ‫ام‬َ‫ي‬ِ‫ق‬َ‫ك‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ن‬‫ا‬َ‫ك‬
.‫صحيح‬ ‫حسن‬ ‫حديث‬
Dari Utsman Radhiallahu ‘anhu berkata: "Saya mendengar Rasulullah Shalallahu alaihi wa
aalihi wa shahbihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang mengerjakan shalat Isya' secara
berjamaah, maka seolah-olah ia mendirikan shalat separuh malam dan barangsiapa yang mengerjakan
shalat Subuh dengan berjamaah, maka seolah-olah ia mendirikan shalat semalam suntuk." (Riwayat
Muslim)
Dalam riwayat Imam Termidzi dari Usman Radhiyallahu ‘anhu berkata: "Rasulullah
Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang menghadhiri shalat
Isya' secara berjamaah maka baginya adalah pahala mengerjakan shalat selama separuh malam dan
barangsiapa yang mengerjakan sholat Isya' dan Subuh dengan berjamaah, maka baginya adalah
pahala seperti mengerjakan shalat semalam suntuk."
Imam Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.
ِ‫ة‬َ‫م‬َ‫ت‬َ‫الع‬ ‫ِف‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫ن‬‫و‬ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ ْ‫و‬َ‫ل‬ َ‫و‬ : َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫سلم‬ ‫و‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ِ‫اهلل‬ ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َّ‫أن‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫يرة‬‫ر‬‫ه‬ ‫أيب‬ ‫عن‬ ‫و‬ِ‫ح‬ْ‫ب‬ُّ‫الص‬ َ‫و‬
.ِ‫يه‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ٌ‫متفق‬ .ً‫ا‬َ‫و‬ْ‫ب‬َ‫ح‬ ْ‫و‬َ‫ل‬ َ‫و‬ ‫ا‬َُ‫َه‬ْ‫و‬َ‫َط‬‫أل‬
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa
shahbihi wa sallam bersabda: "Andaikata para manusia itu mengetahui betapa besar pahalanya
mengerjakan shalat Isya' dan Subuh secara berjamaah, niscaya mereka akan mendatangi kedua shalat
itu, meskipun dengan jalan merangkak." (Muttafaq 'alaih)
ِ‫ة‬َ‫ال‬َ‫ص‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ني‬ِ‫ق‬ِ‫ار‬َ‫ن‬
ُ
‫امل‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ل‬َ‫ق‬ْ‫أث‬ ٌ‫ة‬َ‫ال‬َ‫ص‬ َ‫س‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ :‫سلم‬ ‫و‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ِ‫اهلل‬ ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ‫قال‬ َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫عنه‬ ‫و‬ْ‫و‬َ‫ل‬ َ‫و‬ ِ‫اء‬َ‫ش‬ِ‫الع‬ َ‫و‬ ِ‫ر‬ْ‫ج‬َ‫ف‬‫ال‬
.ِ‫يه‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ٌ‫متفق‬ .ً‫ا‬‫و‬ْ‫ب‬َ‫ح‬ ْ‫و‬َ‫ل‬ َ‫و‬ ‫ا‬َُ‫َه‬ْ‫و‬َ‫َط‬‫أل‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ر‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫ن‬‫و‬ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ي‬
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu ia berkata: "Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa
shahbihi wa sallam bersabda: "Tidak ada suatu shalatpun yang terlebih berat dirasakan oleh orang-
orang munafik , dari pada shalat Subuh dan Isya', tetapi andaikata mereka mengetahui betapa besar
14
pahala kedua shalat tersebut, niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun dengan jalan merangkak
menuju tempat jamaah." (Muttafaq 'alaih)
15
MEMAKMURKAN WAKTU ANTARA MAGRIB DAN ISYA DENGAN
BERIBADAH
Sahabatku yang dimuliakan Allah. Waktu antara maghrib dan isya merupakan waktu yang
sangat mulia di sisi Allah.
Allah berfirman dalam kitab suci Al Qur’an memuji para sahabat-sahabat Rasulullah:
‫من‬ ‫َلم‬ ‫أخفي‬ ‫ما‬ ‫نفس‬ ‫طعلم‬ ‫رال‬ .‫ينفقون‬ ‫رزقناهم‬ ‫َما‬ ‫و‬ ‫طمعا‬ ‫و‬ ‫خورا‬ ‫ِبم‬‫ر‬ ‫يدعون‬ ‫املىاجع‬ ‫عن‬ ‫جنوِبم‬ ‫طتجاىف‬
‫يعملون‬ ‫كان‬‫مبا‬ ‫ائ‬‫ز‬‫ج‬ ‫أعني‬ ‫قرة‬
Artinya: “Punggung mereka jauh dari tempat tidur, mereka senantiasa berdoa kepada tuhan
mereka dengan penuh rasa takut dan harapan, serta mereka menafkahkan apa-apa rezeki yang kami
berikan”. “Maka tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah untuk
dipandang sebagai balasan bagi mereka atas apa yang mereka kerjakan”.
Waktu yang digunakan para sahabat untuk bermunajat hingga mereka mendapatkan pujian
Allah adalah antara maghrib dan isya.
Al Imam Abdullah bin Abi Bakar Al Idrus berkata:
‫العشائني‬ ‫بني‬ ‫ما‬ ‫اإلحياء‬ ‫ِف‬ ‫الكنوز‬ ‫كل‬‫الكنوز‬
“Harta karun teragung diatas segala harta karun yang pernah ada adalah dalam memakmurkan waktu
antara maghrib dan isya dengan beribadah”.
16
ANJURAN UNTUK MEMBACA AL QUR’AN
Para sahabatku yang dimuliakan Allah..! ketahuilah bahwa diantara amal ibadah yang
terbaik yang dilakukan seseorang di masjid adalah membaca Al Qur’an. Rasululah Shalallahu
alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam bersabda:
‫غشيتهم‬ ‫و‬ ‫السكينة‬ ‫عليهم‬ ‫ل‬‫ز‬‫ن‬ ‫إال‬ ‫بينهم‬ ‫يتدارسونه‬ ‫و‬ ‫اهلل‬ ‫كتاب‬‫يتلون‬ ‫اهلل‬ ‫بيو‬ ‫من‬ ‫بي‬ ‫ِف‬ ‫قوم‬ ‫اجتمع‬ ‫ما‬ ‫و‬
‫الرمح‬‫عنده‬ ‫ريمن‬ ‫اهلل‬ ‫ذكرهم‬ ‫و‬ ‫املالئكة‬ ‫حفتهم‬ ‫و‬ ‫ة‬
“Dan tidak berkumpul sesuatu kaum dirumah dari rumah-rumah Allah mereka
membaca Al Qur’an dan mempelajarinya diantara mereka melainkan turun atas mereka
ketenteraman dan rahmat meliputi mereka dan malaikat mendampingi mereka dan Allah
menyebut mereka di hadapan hamba-hamba yang dekat denganNya”.
Berikut ini adalah kutipan dari kitab Nashoih Diniyah karya Al Habib Abdullah bin
Alwi Al Haddad tentang himbauan membaca Al Qur’an:
Perihal Membaca AI-Quran
Ketahuilah, wahai saudara-saudara sekalian, mudah-mudahan Allah Ta'ala
menggolongkan kita ke dalam golongan orang-orang berminat membaca AI-Qur’an,
golongan yang memelihara AI-Qur’an dan terpelihara pula oleh AI-Qur’an, golongan
mendirikan hukum-hukum AI-Qur’an dan berdiri di samping hukum-hukum AI-Qur’an.
Bahwasanya membaca AI-Qur’an Al-'Azhim itu adalah di antara ibadat yang paling utama,
mendekatkan diri kepada Allah dan ketaatan yang amat mulia di sisi Allah, karena padanya
terdapat balasan dan pahala yang besar.
Allah telah berfirman:
‫ليوريهم‬ , ‫طبور‬ ‫لن‬ ‫جتارة‬ ‫يرجون‬ , ‫وعالنية‬ ‫ا‬‫ر‬‫س‬ ‫رزقناهم‬ ‫َما‬ ‫ا‬‫و‬‫,انفق‬ , ‫الصلوة‬ ‫ا‬‫و‬‫أقام‬‫و‬ , ‫اهلل‬ ‫كتاب‬ ‫يتلون‬ ‫الذين‬ ‫إن‬
‫شكور‬ ‫غفور‬ ‫إنه‬ ,‫رىله‬ ‫من‬ ‫يدهم‬‫ز‬‫وي‬ , ‫أجورهم‬.
"Sesungguhnya orang-orang yang membaca Kitab Allah, mendirikan sembahyang,
dan membelanjakan sebahagian dari rizki yang Kami karuniakan kepada mereka secara
rahasia dan terangterangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak pernah rugi.
17
Agar Tuhan mencukupkan pahala mereka serta menambahkan mereka dari karunia-Nya,
sesungguhnya Dia Maha Pengampun dan Pembalas. " (Fathir: 29-30)
Bersabda Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam.:
. ‫القرآن‬ ‫طالوة‬ ‫أميت‬ ‫عبادة‬ ‫أرىل‬
"lbadat yang paling utama untuk umat-Ku ialah membaca AI-Qur’an."
Sabdanya lagi:
‫كتاب‬ ‫من‬ ‫حررا‬ ‫أ‬‫ر‬‫ق‬ ‫من‬‫والم‬ , ‫حرف‬ ‫الف‬ ‫بل‬ ,‫حرف‬ ‫اَل‬ ‫الأقول‬ .‫أمثاَلا‬ ‫بعشر‬ ‫احلسنة‬‫و‬ , ‫حسنة‬ ‫له‬ ‫كتب‬ ‫اهلل‬
.‫حرف‬ ‫وميم‬ , ‫حرف‬
"Siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, dicatat baginya satu hasanah
(kebajikan), dan setiap hasanah itu dilipat-gandakan menjadi sepuluh perumpamaanya. Aku
tidak katakan Alif-lam-mim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu
huruf."
Sabdanya lagi:
‫كالم‬‫ورىل‬ . ‫السائلني‬ ‫أعهي‬ ‫ما‬ ‫أرىل‬ ‫أعهيته‬ , ‫مسأليت‬ ‫عن‬ ‫كتايب‬‫وطالوة‬ , ‫ذكري‬ ‫شغله‬ ‫من‬ : ‫طعاىل‬ ‫اهلل‬ ‫يقول‬
‫كفىل‬, ‫الكالم‬ ‫سائر‬ ‫على‬ ‫طعاىل‬ ‫اهلل‬.‫خلقه‬ ‫على‬ ‫اهلل‬
"Berfirman Allah Ta'ala: Siapa yang sibuk berzikir kepadaKu dan membaca KitabKu,
sehingga tidak sempat memohon kepadaKu, niscaya akan Kuberikan kepadanya Pemberian
yang utama yang pernah Kuberikan kepada orang-orang yang memohon. Keutamaan bicara
Allah Ta'ala ke atas semua bicara yang lain, sama seperti keutamaan Allah Ta'ala ke atas
makhlukNya."
Sabdanya lagi:
‫ألصحابه‬ ‫شفيعا‬ ‫القيامة‬ ‫يوم‬ ‫يأيت‬ ‫رإنه‬ , ‫القرآن‬ ‫ا‬‫و‬‫أ‬‫ر‬‫اق‬.
"Bacalah AI-Qur’an, kelak di Hari Kiamat ia akan mensyafaati tuannya."
Berkata Saiyidina Ali karramallahu-wajhah: Siapa yang membaca AI-Quran sedang ia
berdiri di dalam sembahyang, maka baginya atas setiap huruf seratus kebajikan. Siapa yang
membacanya sedang ia duduk di dalam sembahyang, maka baginya atas setiap huruf lima
puluh kebajikan. Siapa yang membacanya sedang ia berada di luar sembahyang dalam
18
keadaan bersuci, maka baginya atas setiap huruf dua puluh lima kebajikan. Dan siapa yang
membacanya sedang ia berada dalam keadaan tidak bersuci, maka baginya atas setiap huruf
sepuluh kebajikan.
Memperbanyak Membaca Al-Quran
Dengan Syarat-Syaratnya
Hendaklah seorang yang membaca Al-Qur’an itu memperbanyak membacanya setiap
siang dan malam, dengan memperhatikan makna maknanya dan memperindah suaranya
penuh adab dan hormat.
Jangan sekali-kali kamu meninggalkan membaca AI-Qur’an, ataupun tidak mengambil
manfaat darinya, kelak kamu akan segera melupakannya, dan yang demikian itu berdosa
besar. Ada sebuah Hadits menyebutkan:
‫آية‬ ‫أو‬ ‫القرآن‬ ‫من‬ ‫سورة‬ ‫من‬ ‫أعظم‬ ‫ذنبا‬ ‫أر‬ ‫رلم‬ ‫أميت‬ ‫ذنوب‬ ‫علي‬ ‫عرض‬.‫نسيها‬ ‫َّم‬ ‫رجل‬ ‫أوبيها‬
"Dibentangkan kepadaku semua dosa umatku, maka tidak kudapati dosa yang lebih
besar dari sebuah surah AI-Qur’an, atau suatu ayat AI-Qur’an yang diberikan kepada
seseorang (menghafalnya) lalu dilupakannya."
Dan dalam sebuah Hadis yang lain:
‫إ‬.‫أجذم‬ ‫وهو‬ ‫القيامة‬ ‫يوم‬ ‫يلقى‬ ‫جفظه‬ ‫بعد‬ ‫القرآن‬ ‫ينسى‬ ‫الذي‬ ‫ن‬
"Sesungguhnya orang yang melupakan Al-Qur’an sesudah dihafalkannya, ia akan
menemui Allah di Hari Kiamat sedang anggota badannya terpotong."
Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam telah berpesan kepada
pembaca AI-Quran supaya memeliharanya selalu. Baginda mengingatkan lagi: bahwa AI-
Quran itu lebih mudah terlepas dari dada seseorang daripada terlepas seekor unta dari
ikatannya.
Para salafussalehin rahimahumullah senantiasa memberikan perhatian yang berat
terhadap AI-Qur’an. Mereka juga telah menentukan masa dan cara yang tertentu untuk
membacanya. Ada yang mengkhatamkannya setiap sebulan sekali'. Ada yang
mengkhatamkannya setiap sepuluh malam sekali. Ada yang delapan malam, ada yang tujuh
malam, dan ada yang sampai setiap tiga malam sekali, dan pada puncaknya
19
yang ada mengkhatam AI-Qur’an pada sehari semalam saja. Selebih dari itu ada yang
mengkhatamkannya juga pada sehari semalam dua kali, ada yang empat kali, dan
setengahnya ada yang sampai delapan kali khatam pada setiap sehari semalam. Kata Imam
Nawawi rahimahumullah: Inilah yang paling banyak sekali, sebagaimana yang kami
beritahukan. Yakni, mengkhatam AI-Qur’an sebanyak delapan kali pada sehari semalam.
Tetapi setengah para salaf tidak suka mengkhatam AI-Quran dalam jangka masa kurang dari
tiga hari, yang dibuatnya terus-menerus.
Sabda Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam:
. ‫ثالث‬ ‫من‬ ‫أقل‬ ‫ِف‬ ‫القرآن‬ ‫أ‬‫ر‬‫ق‬ ‫من‬ ‫يفقه‬ ‫ال‬
"Tidak menambah pengetahuan orang yang membaca seluruh AI-Quran dalam masa
kurang dari tiga hari."
Menjadikan AI-Quran wirid dalam sembahyang tengah malam
Hendaknya seseorang yang membaca AI-Quran mengambil ayat-ayat AI-Quran
menjadi wiridnya dalam sembahyang di tengah malam. Dimulai dari awal AI-Quran hingga
akhirya, dibaca di dalam sembahyangnya di tengah malam; yaitu sekurang-kurangnya setiap
satu bulan sekali khatam, ataupun setiap empat puluh hari, ataupun lebih atau kurang dari itu
menurut kemampuannya. Sebaiknya ia tidak meninggalkan amalan ini dan tidak pula malas
mengerjakannya.
Tersebut di dalam sebuah Hadits:
:‫الصوم‬ ‫ويقول‬ . ‫ريه‬ ‫رشفعِن‬ , ‫بالليل‬ ‫النوم‬ ‫منعته‬ : ‫القرآن‬ ‫ريقول‬ , ‫اهلل‬ ‫عند‬ ‫العبد‬ ‫ِف‬ ‫يشفعان‬ ‫الصوم‬‫و‬ ‫القرآن‬ ‫أن‬
, ‫ريه‬ ‫رشفعِن‬ .‫بالنهار‬ ‫األكل‬ ‫من‬ ‫منعته‬.‫ريشفعان‬
"Bahwasanya Al-Qur’an dan puasa itu memberikan syafaat kepada dirinya di
hadapan Allah. Berkata Al-Quran: Aku telah menahan matanya untuk tidur, maka
perbolehkanlah aku untuk mensyafaatinnya. Berkata puasa pula: Aku telah melarangnya
dari makan dan minum di siang hari, maka perbolehkanlah aku mensyafaatinnya. Maka
Tuhan pun membenarkan."
Allah telah berfirman:
20
, ‫اآلخر‬ ‫اليوم‬‫و‬ ‫باهلل‬ ‫يؤمنون‬ .‫يسجدون‬ ‫وهم‬ ‫اليل‬ ‫آناء‬ ‫اهلل‬ ‫آيا‬ ‫يتلون‬ ‫قائمة‬ ‫أمة‬ ‫الكتاب‬ ‫أهل‬ ‫من‬ , ‫اء‬‫و‬‫س‬ ‫ا‬‫و‬‫ليس‬
‫املنكر‬ ‫عن‬ ‫وينهون‬ , ‫باملعروف‬ ‫ويأمرون‬.‫الصاحلني‬ ‫من‬ ‫أولئك‬‫و‬ , ‫ا‬‫ري‬‫اخل‬ ‫ِف‬ ‫ويسارعون‬ ,
‫ان‬‫ر‬‫عم‬ ‫(آل‬:111-111)
"Tiaklah sama diantara kaum ahli kitab itu, ada golongan yang lurus, mereka
membaca ayat-ayat Allah di tengah malam seraya bersujud (kepada Tuhan). Mereka
beriman kepada Allah dan Hari Akhirat, menyuruh berbuat baik, dan melarang berbuat
jahat, senantiasa berlomba-lomba membuat pekerjaan yang baik, dan mereka itu tergolong
orang-orang yang saleh." (Ali Imran: 113-114)
Maka hendaknya bagi pembaca AI-Qur’an untuk bangun malam, seraya membaca
dalam sembahyangnya di tengah malam beberapa ayat yang pendek dari AI-Quran,
sebagaimana firman Allah Ta'ala:
: ‫(املزمل‬ .‫منه‬ ‫طيسر‬ ‫ما‬ ‫ا‬‫و‬‫أ‬‫ر‬‫راق‬02)
"Maka bacalah AI-Qur’an itu mana yang mudah bagimu."
(Al-Muzzammil: 20)
Sabda Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam pula:
‫يكتب‬ ‫َل‬ ‫آيا‬ ‫بعشر‬ ‫قام‬ ‫من‬‫من‬‫من‬ ‫كتب‬‫آبة‬ ‫بألف‬ ‫قام‬ ‫ومن‬ , ‫القانتني‬ ‫من‬ ‫كتب‬‫آية‬ ‫مبائة‬ ‫قام‬ ‫ومن‬ , ‫الغارلني‬
.‫ين‬‫ر‬‫املقنه‬
"Siapa yang membaca sepuluh ayat dalam sembahyang malamnya, dicatat tidak
menjadi orang yang lalai. Siapa yang membaca seratus ayat dicatat darigolongan orang-
orang yang taat/ setia. Dan siapa yang membaca seribu ayat dicatat dari golongan orang-
orang yang mengumpul harta."
Berkata Al-Amiri rahimahullah di dalam kitabnya AI-Bahjah: Sepatutnya setiap
pembaca Al-Qur’an mengkhatamkan AI-Qur’an dua kali setiap bulan. Sekali khatam untuk
sembahyangnya di tengah malam. Sekali lagi: untuk bacaan biasa di siang hari. Melakukan
perkara ini tidak berat, jika dibiasakan selalu.
Memang benar apa yang dikatakan oleh Al-Amiri itu, semoga Allah merahmatinya.
Hanya orang yang terdorong untuk mengerjakan yang demikian, ialah orang yang
memperoleh taufiq dari Allah Ta'ala saja.
21
Masa Yang Baik Untuk
Mengkhatamkan AI-Qur’an
Orang yang mau mengkhatamkan AI-Qur’an, sebaik-baik waktu untuk
mengkhatamkannya ialah di awal pagi, ataupun di awal malam, supaya ia menyaingi waktu
para Malaikat beristighfar, sehingga mendapat bahagian dari istighfar Malaikat itu.
Disebutkan pada suatu riwayat di dalam atsar: Bahwasanya siapa saja yang mengkhatamkan
AI-Qur’an di saat mana pun dari waktu malam, maka para Malaikat akan beristighfar
untuknya hingga siang harinya. Begitu pula, jika ia mengkhatamkan di saat mana pun dari
waktu siang, maka para Malaikat akan beristighfar untuknya hingga petang hari.
Tentulah orang yang mendapat istighfar para Malaikat itu ialah orang yang
dibahagiakan Allah, yang mendapat kebaikan yang banyak disebabkan istighfar. dan do’a
para Malaikat itu.
Hendaklah orang itu memperbanyak do’a ketika mengkhatamkan AI-Qur’an, kerana
masa itu adalah masa yang mulia lagi dibenkati, masa di mana semua permohonan dan do’a
dikabulkan, dan pada waktu itu juga diturunkan rahmatNya.
Imam Nawawi rahimahullah Berkata: Hendaklah orang yang mengkhatamkan AI-
Qur’an itu memperbanyak do’a ke atas kaum Muslimin dalam hal-hal yang mendatangkan
kebaikan. Beliau telah menyusun beberapa doa khusus untuk dibaca di dalam khatam AI-
Qur’an, dan disebutkan di dalam kitabnya At-Tibyan; yaitu sebuah kitab yang baik dan
benfaedah sekali bagi kita. Di dalam kitab itu dikhususkan suatu pembahasan untuk
membicarakan tentang adab-adab menghafal dan membaca AI-Qur’an, yang mana setiap
akan membaca AI-Qur’an harus menatap dan mengetahui selok-beloknya.
Membaca Al-Qur’an Dengan Sistim Hizib
Hendaklah melazimkan diri membaca AI-Qur’an dan menentukan waktu-waktunya,
terutama sekali di waktu-waktu yang diberkati. Hizib (bahagian) yang diberkati itu ialah yang
sudah biasa orang orang membacanya di kebanyakan negeri, yang diadakan di masjid-masjid
di waktu antara Maghrib dan Isya', dan sesudah sembahyang Subuh. Cara seperti ini
biasadisebut dengan nama Hizib Seminggu; iaitu bermula dari malam Jum’at dan berakhir
pada hari Khamis.
Diriwayat dari Saiyidina Usman bin Affan r.a. bahwasanya beliau memulai hizib
membaca AI-Qur’an pada malam Jum’at dan mengakhirinya pada malam Khamis. Hizib ini
22
sesuai dengan cara yang tersebut di atas dari segi mula dan penutup. Adapun pembahagian
pembacaan seluruh AI-Quran tersebut ada tujuh bagian, atau sepertinya, sesuai dengan cara
yang diambil dari Saiyidina Usman, atau dari para salaf ussalehin.
Berkata Abu Abdullah bin Abbad, ahli Fiqh yang mensyarahi kitab Al-Hikam, ketika
membicarakan tentang Hizib Seminggu, mengenai bacaan Al-Qur’an di dalam Risalah-
risalahnya, beliau berkata: Cara tersebut adalah dianggap bid'ah hasanah (baik), dan
sewajamya dipegang kuat pada masa sekarang di mana syiar-syiar agama semakin hilang
semakin lemah. Demikianlah komen beliau tentang perkara ini, dan memang Benar apa yang
diucapkannya itu.
Bagi orang yang melazimkan hizib yang penuh benkat ini, tidak melalaikan dua adab
yang terpenting, yang kebanyakan orang pada masa ini telah melalaikannya iaitu:
Pertama: Tidak hanya menumpukan minat pada membaca hizib itu saja dan Al-
Quran. Dalam banyak hal, ramai orang yang mengikuti hizib tersebut, maka menjadilah
bagian yang harus dibacanya itu sedikit sekali.
Kedua: Hendaklah ia tidak bensifat lalai, seperti setengah orang yang turut hadir,
yaitu sebagian dari mereka sampai mengantuk di waktu orang lain membaca sehingga ia
tidak mengikuti muqra' (tiap-tiap bacaan) yang dibaca oleh mereka sehingga tiba gilirannya,
lalu ia dikejutkan untuk membaca. Sebagian dari mereka pula/ sibuk bermain dan bergurau
dengan teman yang duduk di sebelahnya dengan perkara-perkara yang tidak ada
hubungannya dengan bacaan Al-Qur’an, sehingga tiba gilirannya membaca. Ini semua di
antara perkara-perkara yang tidak boleh dilakukan di dalam hizib , hukumnya makruh, apa
lagi bila dilaksanakan di masjid-masjid, sebab membuat sesuatu selain dari berzikir dan
membaca kitab Al-Qur’an adalah sangat dicegah dan dibenici.
Ada sebuah riwayat menyebut bahwa ngobrol di masjid itu menghapus kebajikan,
sebagaimana api menjilat kayu.
Saya mengingatkan terhadap dua adab ini, kerena saya dapati kebanyakan orang yang
mengambil bagian dalam hizib itu lupa dan lalai tentang kedua adab itu. Orang yang
mengantuk, atau yang melayang fikirannya ketika mendengar orang lain membaca AI-Qur’an
adalah hal yang berat dan berbahaya, kerana dia boleh dianggap sebagai seorang yang
membelakangi Kitab Allah Ta'ala, atau yang tidak mengindahkan firmanNya. Oleh itu
hendaklah kalian berhati-hati dalam perkara ini, jika kamu memang tergolong orang-orang
bertaqwa kepada Allah Ta'ala dan orang-orang yang menghormati segala kehormatannya.
23
ANJURAN MEMAKMURKAN MASJID DENGAN DZIKIR DIWAKTU
WAKTU TERTENTU
Sahabatku yang dimuliakan Allah..! Baginda Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa
shahbihi wa sallam menganjurkan kita untuk membaca dzikir-dzikir tertentu di waktu-waktu tertentu.
Hal itu dapat dilihat dalam kitab-kitab hadits yang menyebutkan tentang sabda Rasulullah Shalallahu
alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam yang menganjurkan untuk berdzikir di waktu tertentu
sebagaimana kitab Al Adzkar karya Al Imam Nawawi, kitab Al Qirthos Syarah Ratib Al Aththas
karya Al Imam Al habib Ali bin hasan Al Aththas, kitab Syarah Ratib Al Haddad karya Al Imam Al
habib Alwi bin Ahmad bin Hasan Al haddad, kitab-kitab lainnya yang berbicara tentang dzikir-dzikir
tersebut yang bersumber dari Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam.
Sahabatku yang dimuliakan Allah..! dzikir-dzikir yang dianjurkan oleh Rasulullah Shalallahu
alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam sangatlah banyak. Baik yang diriwayatkan dalam hadits sahih,
hasan maupun dhoif. Dan semuanya sangatlah banyak dan penuh degan keberkahan dan manfaat. Para
ulama merangkum dzikir-dzikir tersebut menjadi satu paket agar mudah dibaca oleh kaum muslimin.
Beberapa yang merangkum dengan ringkas, beberapa yang sangat panjang, beberapa yang hanya
mengkhususkan dzikir yang diriwayatkan dengan sanad sahih dan beberapa yang lain yang
merangkumnya dari sanada yang berbagaimacam. Kesemua itu bersumber dari Rasulullah Shalallahu
alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam, para sahabat dan kaum sholihin dari umatnya.
Diantara rangkuman tersebut adalah kumpulan dzikir-dzikir yang dikumpulkan oleh Al Imam
Al habib Abdullah bin Alwi Al Haddad yang dikenal dengan nama perangkumnya yaitu Ratibul
Haddad. Namun sebenarnya sebagaimana saya katakan di awal, bahwa para ulama hanya sebatas
merangkum untuk memudahkan. Namun sumbernya adalah Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa
shahbihi wa sallam.
Diantara rangkuman tersebut adalah Ratib Al Aththas yang dirangkum oleh Al habib Umar
bin Abdurahman Al Aththas. Wird Al Latief yang di rangkum oleh Al habib Abdullah Al Haddad.
Dan masih banyak lagi.
Dan alangkah indahnya apabila masjid-masjid kaum muslimin makmur dengan dzikir-dzikir
tersebut yang bersumber dari Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam. Dan
demikianlah dahulu sebagian besar masjid-masjid kaum muslimin diberbagai penjuru dunia.
Sahabatku yang dimuliakan Allah..! Wird Al Latief dapat dibaca seusai solat subuh dan
sebelum Maghrib, sebagaimana Ratib Al Haddad dan Al Aththas dapat dibaca setelah maghrib atau
isya. Demikian dzikir-dzikir yang lainnya.
24
Ya Allah..! bimbing kami untuk senantiasa mengingatmu dan hiasi lisan dan hati kami dengan
dzikir dan sebutan nama-Mu ya Allah.
25
ANJURAN BERDZIKIR USAI SHALAT
Sahabatku yang dimuliakan Allah..! Setiap usai shalat sangatlah dianjurkan untuk
berdzikir dan berdo’a. Hal itu dilakukan dan dihimbau oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wa
aalihi wa shahbihi wa sallam dan para sahabatnya. Dan beberapa dzikir tersebut dibaca
dengan suara yang lantang hingga terdengar oleh orang-orang yang diluar masjid
sebagaimana yang dinyatakan oleh Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu.
Berikut ini adalah beberapa hadits tentang do’a dan dzikir yang dianjurkan oleh
baginda Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam yang dapat kami
kutip dari kitab Al Adzkar karya Al Imam An Nawawi:
ZIKIR SESUDAH SHALAT
Para ulama sepakat (ijma’) mengatakan sunnah berdzikir sesudah shalat. Ada beberapa
hadits sahih yang berkenaan dengan masalah ini, antara lain yang terpenting kami sebutkan disini.
: ‫قال‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫أمامة‬ ‫أيب‬ ‫عن‬ ‫الِّتمذي‬ ‫كتاب‬‫ِف‬ ‫روينا‬: ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ‫اهلل‬ ‫لرسول‬ ‫قيل‬
‫جوف‬ : ‫قال‬ ‫؟‬ ‫أمسع‬ ‫الدعاء‬ ‫أي‬‫ال‬. ‫املكتوبا‬ ‫ا‬‫و‬‫الصل‬ ‫ودبور‬ ‫اآلخر‬ ‫ليل‬
Kami telah meriwayatkan dari kitab Atturmudzi dari Abi Umamah Radhiyallahu
‘Anhuma dia berkata: “Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam,
ditanya orang: “ do’a apakah yang paling diperhatikan Allah?” Nabi Shalallahu Shalallahu
alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam menjawab: “Do’a pada tengah malam terakhir dan
do’a pada akhir shalat wajib”.
(HR. Tirmidzi ia mengatakannya sebagai hadits hasan)
‫اهلل‬ ‫رسول‬ ‫صالة‬ ‫انقىاء‬ ‫أعرف‬ ‫كن‬ : ‫قال‬ ‫عنهما‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫عباس‬ ‫ابن‬ ‫عن‬ ‫ومسلم‬ ‫البخاري‬ ‫صحيحي‬ ‫ِف‬ ‫وروينا‬
‫بالتكبري‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬)‫ا‬ّ‫ن‬‫(ك‬ : ‫مسلم‬ ‫اية‬‫و‬‫ر‬ ‫وِف‬ .
26
Dan kami telah meriwayatkan didalam shahih bukhari dan muslim Dari Ibnu Abbas
Radhiyallahu ‘Anhuma dia berkata: “Aku dapat mengetahui selesainya shalat Rasulullah
Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam dengan (suara) takbir.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Menurut riwayat muslim lainnya “ Kami mengetahui ……”
‫من‬ ‫الناس‬ ‫ينصرف‬ ‫حني‬ ‫بالذكر‬ ‫الصو‬ ‫ررع‬ ّ‫ن‬‫إ‬ : ‫عنهما‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫عباس‬ ‫ابن‬ ‫عن‬ ‫صحيحيهما‬ ‫ِف‬ ‫اية‬‫و‬‫ر‬ ‫وِف‬
‫اعل‬ ‫كن‬: ‫اس‬ّ‫عب‬ ‫إبن‬ ‫وقال‬ . ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ‫هلل‬ ‫رسول‬ ‫عهد‬ ‫على‬ ‫كان‬ ‫املكتوبا‬‫إذا‬ ‫بذالك‬ ‫ا‬‫و‬‫انصرر‬ ‫اذا‬ ‫م‬
.‫مسعته‬
Dan didalam riwayat bukhari dan muslim Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma. :
“Sesungguhnya menyaringkan suara dengan berdzikir ketika orang sudah selesai
mengerjakan shalat yang wajib adalah sudah terjadi sejak zaman Rasulullah Shalallahu
alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam”
Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhu menjelaskan lagi “Aku dapat mengetahui bahwa mereka
selesai shalat dengan demikian itu, apabila kebetulan aku mendengarnya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
‫من‬ ‫انصرف‬ ‫إذا‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ‫اهلل‬ ‫رسول‬ ‫كان‬ : ‫قال‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫ثوبان‬ ‫عن‬ ‫مسلم‬ ‫صحيح‬ ‫ِف‬ ‫وروينا‬
‫صالطه‬‫ا‬. ‫ام‬‫ر‬‫اإلك‬‫و‬ ‫ذااجلالل‬ ‫ك‬‫طبار‬ ‫السالم‬ ‫ومنك‬ ‫السالم‬ ‫أن‬ ‫اللهم‬ ‫وقال‬ ‫ثالثا‬‫ر‬‫ستغف‬
Dan kami telah meriwayatkan didalam shahih muslim Dari Tsauban Radhiyallahu
‘Anhu ia berkata:
“Apabila Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam telah selesai
dari shalatnya, Ia mengucapkan Istighfar tiga kali dan membaca:
(Ya Allah, Engkau Maha Sejahtera dan dari-Mu kesejahteraan itu, Maha Suci Engkau Tuhan
Yang Maha Besar lagi Mulia).”
(HR. Muslim)
27
Al Auza’i, salah seorang dari perawi hadits ini ketika ditanya tentang cara istigfar itu,
ia menjawab:
“ Kau katakan saja! “
. ‫اهلل‬ ‫أستغفر‬ , ‫اهلل‬ ‫أستغفر‬
(Aku memohon ampun kepada Allah, Aku memohon ampun kepada Allah).
‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ‫اهلل‬ ‫رسول‬ ّ‫ن‬‫أ‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫شعبة‬ ‫بن‬ ‫املغرية‬ ‫عن‬ ‫ومسلم‬ ‫البخاري‬ ‫صحيحي‬ ‫ِف‬ ‫وروينا‬
:‫قال‬ ‫وسلم‬ ‫الصالة‬ ‫من‬ ‫غ‬‫رر‬ ‫إذا‬ ‫كان‬‫وسلم‬‫وهو‬ ‫احلمد‬ ‫له‬‫و‬ ‫امللك‬ ‫له‬ , ‫له‬ ‫يك‬‫ر‬‫الش‬ ‫وحده‬ ‫اهلل‬ ‫إال‬ ‫إله‬ ‫ال‬
. ّ‫د‬‫اجل‬ ‫منك‬ ّ‫د‬‫اجل‬ ‫ذا‬ ‫ينفع‬ ‫وال‬ ‫منع‬ ‫ملا‬ ‫معهي‬ ‫وال‬ ‫أعهي‬ ‫ملا‬ ‫مانع‬ ‫ال‬ ‫اللهم‬ . ‫قدير‬ ‫شيئ‬ ‫كل‬‫على‬
Dan kami telah meriwayatkan di dalam sahih bukhari dan muslim Dari Mughhirah bin
Syu’bah Radhiyallahu’ anhu: “Sesungguhnya Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa
shahbihi wa sallam, apabila telah selesai mengerjakan shalat dan sudah mengucapkan
salam, ia membaca: Tiada Tuhan kecuali Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya,
kepunyaanNya kerajaan (langit dan bumi) dan bagiNya segala pujian. Dia Maha Kuasa atas
tiap-tiap sesuatu. Ya Allah tiada orang yang dapat menahan apa yang Engkau berikan dan
tiada orang yang dapat memberikan apa yang Kau tahan. Tiada memberi manfaat kemulian
orang yang mulia kepadanya selain dari Engkau.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
‫بن‬ ‫اهلل‬ ‫عبد‬ ‫عن‬ ‫املسلم‬ ‫صحيح‬ ‫ِف‬ ‫روينا‬‫ال‬‫يسلم‬ ‫حني‬ ‫صالة‬ ‫كل‬‫دبر‬ ‫يقول‬ ‫كان‬‫ه‬ّ‫ن‬‫أ‬ ‫عنهما‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫بري‬‫ز‬
‫الاله‬ , ‫هلل‬ ‫با‬ ‫إال‬ ‫قوة‬ ‫وال‬ ‫الحول‬ , ‫قدير‬ ‫شيء‬ ‫كل‬‫على‬ ‫وهو‬ ‫احلمد‬ ‫له‬‫و‬ ‫امللك‬ ‫له‬ , ‫له‬ ‫يك‬‫ر‬‫الش‬ ‫وحده‬ ‫اهلل‬ ‫إال‬ ‫إله‬ ‫ال‬
‫وال‬ ‫اهلل‬ ‫إال‬. ‫الكاررون‬ ‫كره‬‫لو‬‫و‬ ‫الدين‬ ‫له‬ ‫خملصني‬ ‫اهلل‬ ‫إال‬ ‫إله‬ ‫ال‬ ‫احلسن‬ ‫الثناء‬ ‫له‬‫و‬ ‫الفىل‬‫و‬ ‫النعمة‬ ‫له‬ ‫اه‬ّ‫إي‬ ‫إال‬ ‫نعبد‬
. ‫صالة‬ ‫كل‬‫دبر‬ ّ‫ِبن‬ ‫يهلل‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ‫اهلل‬ ‫رسول‬ ‫كان‬‫و‬ : ‫بري‬‫ز‬ ‫إبن‬ ‫قال‬
Kami telah meriwayatkan dari sahih muslim Dari Abdullah bin Zubair
Radhiallahu’anhuma :“Sesungguhnya setiap habis shalat sesudah salam ia membaca: (Tiada
28
Tuhan selain Allah yang Maha Esa, Tiada sekutu bagiNya kepunyaanNya kerajaan (langit
dan bumi) dan bagiNya segala pujian. Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu tiada daya
dan kekuatan kecuali dengan (izin) Allah. Tiada Tuhan selain Allah. Kami tidak menyembah
kecuali kepada-Nya. Segala ni’mat dan karunia adalah milikNya dan segala pujian yang
baik adalah bagiNya. Tiada Tuhan kecuali Allah dan karenaNya kami menjalankan agama
dengan ikhlas walaupun orang-orang kafir membenci)”.
Ibnu Zubair Radhiallahu’anhu mengatakan: “ Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa
shahbihi wa sallam, senantiasa membaca dzikir ini setiap habis shalat.“
(HR. Muslim)
‫يرة‬‫ر‬‫ه‬ ‫أيب‬ ‫عن‬ ‫ومسلم‬ ‫البخاري‬ ‫صحيحي‬ ‫ِف‬ ‫وروينا‬‫صلى‬ ‫اهلل‬ ‫رسول‬ ‫ا‬‫و‬‫أط‬ ‫ين‬‫ر‬‫املهاج‬ ‫اء‬‫ر‬‫رق‬ ‫أن‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬
‫كما‬‫ويصومون‬ , ‫نصلي‬ ‫كما‬‫يصلون‬ ‫املقيم‬ ‫النعيم‬ ‫و‬ ‫العلى‬ ‫الدرجا‬ ‫با‬ ‫الدثور‬ ‫أهل‬ ‫ذهب‬ : ‫ا‬‫و‬‫رقال‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬
‫من‬ ‫به‬ ‫كون‬‫طدر‬ ‫شيئا‬ ‫أعلمكم‬ ‫أال‬ :‫رقال‬ , ‫قون‬ّ‫د‬‫ويتص‬ ‫وجياهدون‬ ‫ويعتمرون‬ ‫ِبا‬ ‫ون‬ّ‫ُيج‬ ‫ال‬‫و‬‫أم‬ ‫من‬ ‫رىل‬ ‫وَلم‬ ‫نصوم‬
‫سبقكم‬‫رسول‬ ‫يا‬ ‫بلى‬ :‫ا‬‫و‬‫قال‬ ‫صنعتم؟‬ ‫ما‬ ‫مثل‬ ‫صنع‬ ‫من‬ ّ‫ال‬‫إ‬ ‫منكم‬ ‫أرىل‬ ‫أحد‬ ‫يكون‬ ‫وال‬ ‫كم‬‫بعد‬ ‫من‬ ‫به‬ ‫وطسبقون‬
. ‫وثالثني‬ ‫ثالثا‬ ‫صالة‬ ‫كل‬‫خلف‬ ‫وطكربون‬ ‫وَتمدون‬ ‫طسبحون‬ : ‫قال‬ , ‫اهلل‬
Dan kami telah meriwayatkan didalam sahih bukhari dan muslim Dari Abu Hurairah
Radhiyallahu ‘anhu: “Sesungguhnya orang-orang muslim muhajirin datang menghadap
Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam, lalu mereka berkata: ‘orang-
orang kaya pergi dengan membawa derajat yang tinggi dan ni’mat yang abadi, mereka
melaksanakan shalat sebagaimana kami, mereka berpuasa sebagaimana kami, mereka
memiliki kelebihan harta, lalu mereka melaksanakan haji, umrah, jihad dan sedekah’. Nabi
Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam bersabda: ‘Maukah Ku ajarkan kepada
kalian suatu amalan untuk dapat menyusul orang yang telah mendahului kalian dan terus
mendahului orang yang berada dibelakang kalian, serta tidak akan ada orang yang lebih
afdal daripada kalian keculi orang yang berbuat sebagimana yang kalian lakukan?’ mereka
menjawab: ‘ iya wahai Rasulullah’. Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam
bersabda: “Kalian ucapkan tasbih, tahmid dan takbir sebanyak tiga puluh tiga setiap habis
shalat’.”
29
(HR. Bukhari dan Muslim)
Abu Shaleh, salah seorang perawi hadits tersebut diatas mengatakan: di riwayatkan dari Abu
Hurairah Radhiallahu’anhu menjelaskan beliau ditanya tentang cara mengucapkannya ia
berkata:
“Bacalah! : Subhanallahi wal hamdu lil laahi wal laahu akbar, diulang-ulang sampai tiga
puluh tiga.
: ‫قال‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ‫اهلل‬ ‫رسول‬ ‫عن‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫عجرة‬ ‫بن‬ ‫كعب‬‫عن‬ ‫املسلم‬ ‫صحيح‬ ‫ِف‬ ‫وروينا‬
‫بعا‬‫ر‬‫أ‬‫و‬ ‫َتميدة‬ ‫وثالثني‬ ‫وثالثا‬ ‫طسبيحة‬ ‫وثالثني‬ ‫ثالثا‬ ‫مكتوبة‬ ‫صالة‬ ّ‫كل‬ ‫دبر‬ ّ‫راعلهن‬ ‫أو‬ ّ‫قائلهن‬ ‫ُييب‬ ‫ال‬ ‫با‬ّ‫ق‬‫مع‬
‫طكبرية‬ ‫وثالثني‬
Dan kami telah meriwayatkan didalam sahih muslim Dari Ka’ab bin Ajrah
Radhiyallahu ‘anhu dari Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam, Ia
bersabda : “Ada bacaan yang mengiringi (dibelakang setiap shalat wajib)dan orang yang
membacanya atau melaksanakannya tiada akan rugi membacanya, itulah tiga puluh tiga kali
tasbih, tiga puluh tiga tahmid, dan tiga puluh empat kali takbir.”
‫من‬ : ‫قال‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ‫اهلل‬ ‫رسول‬ ‫عن‬ ,‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫يرة‬‫ر‬‫ه‬ ‫أيب‬ ‫عن‬ ‫املسلم‬ ‫صحيح‬ ‫ِف‬ ‫وروينا‬
‫ص‬ ّ‫كل‬‫دبر‬ ‫ِف‬ ‫اهلل‬ ‫سبح‬‫اهلل‬ ‫إال‬ ‫إله‬ ‫ال‬ ‫املائة‬ ‫ُتام‬ ‫وقال‬ ‫وثالثني‬ ‫ثالثا‬ ‫اهلل‬‫رب‬‫ك‬‫و‬ ‫وثالثني‬ ‫ثالثا‬ ‫اهلل‬ ‫ومحد‬ ‫وثالثني‬ ‫ثالثا‬ ‫الة‬
. ‫البحر‬ ‫بد‬‫ز‬ ‫مثل‬ ‫كان‬‫وإن‬ ‫خهاياه‬ ‫غفر‬ .‫قدير‬ ‫شيء‬ ‫كل‬‫على‬ ‫وهو‬ ‫احلمد‬ ‫له‬‫و‬ ‫امللك‬ ‫له‬ ,‫له‬ ‫يك‬‫ر‬‫ش‬ ‫ال‬ ‫وحده‬
Dan kami telah meriwayatkan dari sahih muslim Dari Abi Hurairah Radhiyallahu
‘anhu dari Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam, Ia bersabda:
“Barang siapa bertasbih kepada Allah pada setiap selesai shalat tiga puluh kali, bertahmid
kepada Allah tiga puluh kali bertakbir kepada Allah tiga puluh kali dan mengucapkan;
(Tiada Tuhan selain Allah yang Maha Esa. Tiada sekutu bagiNya. BagiNya kerajaan (langit
dan bumi) dan BagiNya segala pujian. Dan Dia Maha Kuasa tiap-tiap sesuatu). Sebagai
penggenap yang keseratus, sesungguhnya diampuni segala kesalahannya walaupun sebanyak
buih di laut.”
30
‫اهلل‬ ‫رسول‬ ّ‫ن‬‫أ‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫وقاص‬ ‫أيب‬ ‫بن‬ ‫سعد‬ ‫عن‬ ‫اجلهاد‬ ‫كتاب‬‫ائل‬‫و‬‫أ‬ ‫ِف‬ ‫البخاري‬ ‫صحيح‬ ‫ِف‬ ‫وروينا‬
‫إىل‬ ّ‫أرد‬ ‫أن‬ ‫أعوذبك‬‫و‬ ‫اجلنب‬ ‫من‬ ‫بك‬ ‫أعوذ‬ ّ‫إيِن‬ ‫اللهم‬ : ‫الكلما‬ ‫ِبؤالء‬ ‫الصالة‬ ‫دبر‬ ‫يتعوذ‬ ‫كان‬‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬
‫م‬ ‫بك‬ ‫أعوذ‬‫و‬ ‫العمر‬ ‫أرذل‬.‫القرب‬ ‫عذاب‬ ‫من‬ ‫بك‬ ‫أعوذ‬‫و‬ ‫الدنيا‬ ‫رتنة‬ ‫ن‬
Dan kami juga meriwayatkan didalam sahih bukhari di permulaan kitab jihad Dari
Abu Said Abi Waqqash Radhiyallahu ’anhu :“Sesungguhnya Rasulullah Shalallahu alaihi wa
aalihi wa shahbihi wa sallam mengucapkan doa berlindung kepada Allah sehabis shalat
dengan bentuk kalimat; (Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari rasa takut dan sifat
pengecut, aku berlindung kepadaMu dari menemui lanjut usia sampai tua pikun, aku
berlindung kepadaMu dari bencana hidup di dunia, dan aku berlindung kepadaMu dari azab
kubur).”
(HR. Bukhari pada permulaan kitab al Jihad)
‫عمرو‬ ‫بن‬ ‫اهلل‬ ‫عبد‬ ‫عن‬ ‫النسائي‬‫و‬ ‫الِّتمذي‬‫و‬ ‫داوود‬ ‫أيب‬ ‫سنن‬ ‫ِف‬ ‫وروينا‬‫النيب‬ ‫عن‬ ‫عنهما‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬
‫يس‬ ‫َها‬ ‫ة‬ّ‫ن‬‫اجل‬ ‫دخل‬ ‫إال‬ ‫مسلم‬ ‫عبد‬ ‫عليهما‬ ‫الُيارظ‬ ‫تان‬ّ‫ل‬‫خ‬ ‫أو‬ ‫خصلتان‬ : ‫قال‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬‫يعمل‬ ‫ومن‬ ,‫ري‬
,‫باللسان‬ ‫ومائة‬ ‫َخسون‬ ‫رذالك‬ ,‫ا‬‫ر‬‫عش‬ ‫ويكرب‬ ,‫ا‬‫ر‬‫عش‬ ‫وُيمد‬ ,‫ا‬‫ر‬‫عش‬ ‫صالة‬ ّ‫كل‬ ‫دبر‬ ‫طعاىل‬ ‫اهلل‬ ‫يسبح‬ :‫قليل‬ ‫ِبما‬
‫رذالك‬ ‫وثالثني‬ ‫ثالثا‬ ‫ويسبح‬ ,‫وثالثني‬ ‫ثالثا‬ ‫وُيمد‬ ‫مىجعه‬ ‫أخذ‬ ‫إذا‬ ‫وثالثني‬ ‫بع‬‫ر‬‫أ‬ ‫ويكرب‬ ‫ان‬‫ز‬‫املي‬ ‫ِف‬ ‫وَخسمائة‬ ‫ألف‬‫و‬
‫ر‬ ‫رلقد‬ : ‫قال‬ .‫ان‬‫ز‬‫باملي‬ ‫ألف‬‫و‬ ,‫باللسان‬ ‫مائة‬‫اهلل‬ ‫رسول‬ ‫يا‬ :‫ا‬‫و‬‫قال‬ ,‫بيده‬ ‫يعقدها‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلي‬ ‫اهلل‬ ‫رسول‬ ‫أي‬
‫ِف‬ ‫ويأطيه‬ ,‫له‬‫و‬‫يق‬ ‫أن‬ ‫قبل‬ ‫مه‬ّ‫رينو‬ ‫منامه‬ ‫ِف‬ ‫الشيهان‬ ‫يعِن‬ ‫أحدكم‬ ‫يأيت‬ : ‫قال‬ ‫قليل؟‬ ‫ِبما‬ ‫يعمل‬ ‫ومن‬ ,‫يسري‬ ‫َها‬ ‫كيف‬
. ‫يقوَلا‬ ‫ان‬ ‫قبل‬ ‫حاجة‬ ‫ره‬ّ‫ك‬‫ريذ‬ ‫صالطه‬
Dan kami telah meriwayatkan di dalam sunan abi Daud dan turmudzi dan nasa’i Dari
Abdullah bin Amr Radhiyallahu ’anhu dari Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa
sallam, Beliau bersabda: “Ada dua perkara, seorang hamba Allah yang yang muslim bila
mengamalkannya secara terus menerus akan masuk surga, keduanya sebenarnya mudah
diamalkan tetapi sedikit orang yang dapat melaksanakannya. Yaitu bertasbih kepada Allah
Ta’ala setiap habis shalat sepuluh kali, bertahmid sepuluh kali dan bertakbir sepuluh kali,
31
maka ( dalam sehari semalam) sejumlah seratus lima puluh kali diucapkan dengan lisan dan
seribu lima ratus kebaikan diatas timbangan (mizan). Apabila berbaring dibaca takbir
dibaca tiga puluh tiga kali, tahmid tiga puluh tiga kali, dan tasbih tiga puluh tiga kali
jumlahnya seratus kali diucapkan dengan lisan dan seribu kebaikan tercatat diatas
timbangan (mizan).”
Abdullah berkata: “Sesungguhnya aku melihat Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi
wa shahbihi wa sallam menghitung-hitung bilangan zikir itu dengan tangannya, para
sahabat bertanya; “ wahai Rasulullah, bagaimana dikatakan keduanya mudah, sedangkan
orang yang melaksanakannya sedikit?
Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam menjawab; “ Setan itu
datang ketempat tidur salah seorang dari kalian lalu dinyanyikannya bisikan-bisikan hingga
tertidurlah ia sebelum membacanya, datang pula setan ketika seseorang dari kalian sedang
melaksanakan shalat, diingatkannya macam-macam urusannya kepada orang itu sebelum
sempat membaca kalimat-kalimat zikir itu.”
( HR. Abu Daud, Tirmidzi dan An-Nassa’i dengan sanad sahih)
‫رسول‬ ‫يِن‬‫ر‬‫أم‬ : ‫قال‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫عامر‬ ‫بن‬ ‫عقبة‬ ‫عن‬ ‫وغريهم‬ ‫النسائي‬‫و‬ ‫الِّتمذي‬‫و‬ ‫داوود‬ ‫أيب‬ ‫سنن‬ ‫ِف‬ ‫وروينا‬
ّ‫كل‬‫دبر‬ ‫ذطني‬ّ‫باملعو‬ ‫أ‬‫ر‬‫أق‬ ‫أن‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ‫اهلل‬‫(قل‬ : ‫أ‬‫ر‬‫يق‬ ‫أن‬ ‫رينبغي‬ . ‫باملعوذا‬ ‫داوود‬ ‫أيب‬ ‫اية‬‫و‬‫ر‬ ‫وِف‬ ,‫صالة‬
. )‫الناس‬ ‫برب‬ ‫أعوذ‬ ‫قل‬ ( ‫و‬ )‫الفلق‬ ‫برب‬ ‫أعوذ‬ ‫و(قل‬ )‫أحد‬ ‫اهلل‬ ‫هو‬
Dan kami telah meriwayatkan di dalam sunan abi Dawud dan turmudzi dan nasa’I dan
selain mereka Dari Uqbah bin Amir Radhiyallahu’anhu, ia berkata: “Rasulullah Shalallahu
alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam memerintahkan kepadaku agar membaca dua surah
Mu’awwidzaat setelah selesai tiap-tiap shalat.”
(HR. Abu Daud, Tirmidzi, dan lain-lain)
Menurut riwayat Abu Daud :
“ beberapa ayat Mu’awwidzaat.”
Seyogyanya dibaca Qul Huwallahu ahad... Qul a’udzu bi rabbil falaq...dan Qul a’audzu
bi rabbin naas...
32
‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ‫اهلل‬ ‫رسول‬ ّ‫ن‬‫أ‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫معاذ‬ ‫عن‬ ‫النسائي‬‫و‬ ‫داوود‬ ‫أيب‬ ‫سنن‬ ‫ِف‬ ‫صحيح‬ ‫بإسناد‬ ‫وروينا‬
ّ‫إيِن‬ ‫اهلل‬‫و‬ ‫معاذ‬ ‫يا‬ : ‫وقال‬ ‫بيده‬ ‫أخذ‬ّ‫أعِن‬ ‫اللهم‬ : ‫طقول‬ ‫صالة‬ ّ‫كل‬‫دبر‬ ‫ِف‬ ّ‫الطدعن‬ ‫معاذ‬ ‫يا‬ ‫أوصيك‬ : ‫رقال‬ ‫ك‬ّ‫ألحب‬
. ‫عبادطك‬ ‫وحسن‬ ‫وشكرك‬ ‫ذكرك‬ ‫على‬
Dan kami telah meriwayatkan dengan sanad sahih didalam sunan Abi Daud dan nasa’i
Dari Mu’adz Radhiyallahu’anhu : “Sesunguhnya Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa
shahbihi wa sallam memegang tangannya (Mu’adz) seraya bersabda: “Wahai Muadz, demi
Allah, sesungguhnya Aku sangat mencintaimu,ia melanjutkan lagi sabdanya; “wahai Muadz
aku berpesan, janganlah kamu tinggalkan pada tiap-tiap sehabis shalat dari membaca:
Allahumma a’inni ‘alaa dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatika.
(Ya Allah, Tolonglah aku agar selalu ingat kepada-Mu, syukur akan nikmat-Mu, dan baik
ibadah kepada-Mu).”
(HR. Abu Daud dan An-Nasa’i)
‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫انس‬ ‫عن‬ ‫السِن‬ ‫إبن‬ ‫كتاب‬‫ِف‬ ‫وروينا‬‫صالطه‬ ‫قىى‬ ‫إذا‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ‫اهلل‬ ‫رسول‬ ‫كان‬
.‫احلزن‬‫و‬ ّ‫اَلم‬ ّ‫عِن‬ ‫اذهب‬ ‫اللهم‬ ,‫الرحيم‬ ‫الرمحن‬ ‫اهلل‬ ‫إال‬ ‫إله‬ ‫ال‬ ‫أن‬ ‫أشهد‬ : ‫قال‬ ّ‫َّم‬ ‫اليمىن‬ ‫بيده‬ ‫جبهته‬ ‫مسح‬
Dan kami telah meriwayatkan didalam kitab Ibnu Assunny Dari Anas
Radhiyallahu’anhu, ia berkata: “Apabila Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi
wa sallam telah selesai dari shalatnya, Beliau sapu dahinya dengan tangan kanannya,
kemudian Beliau membaca: (Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Maha
Rahman lagi Maha Rahim, Ya Allah hilangkan sedih dan duka dariku).”
(HR. Ibnu Sunni)
33
‫وال‬ ‫مكتوبة‬ ‫دبر‬ ‫ِف‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ‫اهلل‬ ‫رسول‬ ‫من‬ ‫دنو‬ ‫:ما‬ ‫قال‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫أمامة‬ ‫أيب‬ ‫عن‬ ‫ريه‬ ‫وروينا‬
‫األعمال‬ ‫لصاحل‬ ‫اهديِن‬‫و‬ ‫اجربيِن‬‫و‬ ‫انعشِن‬ ‫اللهم‬ . ‫كلها‬ ‫اخلهاياي‬‫و‬ ‫ذنويب‬ ِ‫اغفر‬ ‫اللهم‬ : ‫يقول‬ ‫مسعته‬ ‫إال‬ ‫طهوع‬
‫إنه‬ ‫األخالق‬‫و‬‫ان‬ ‫إال‬ ‫سيئها‬ ‫يصرف‬ ‫وال‬ ‫لصاحبها‬ ‫يهدي‬ ‫ال‬
Dan kami telah mertiwayatkan di dalam kitab Ibnu sunny juga Dari Abu Umamah
Radhiallahu’anhu ia berkata: “Tidak kudekati Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa
shahbihi wa sallam sehabis shalat baik yang wajib ataupun yang sunnah, melainkan
kudengar ia membaca : (Ya Allah ampuni, semua dosa dan kesalahanku. Ya Allah, teguhkan
pendirianku, sempurnakanlah kekuranganku, dan tunjukkan kepadaku amal-amal dan budi
pekerti yang baik. Tidak ada yang menuntun kepada amalan dan akhlak yang baik dan tidak
ada yang dapat memalingkan dari amalan dan akhlak yang jahat kecuali Engkau).
‫اهلل‬ ‫يذكر‬ ‫قعد‬ ‫َّم‬ ‫َجاعة‬ ‫ِف‬ ‫الفجر‬ ‫صلى‬ ‫من‬ :‫قال‬ ‫وغريه‬ ‫الِّتمذي‬ ‫كتاب‬‫ِف‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫أنس‬ ‫عن‬ ‫وروينا‬
‫حجة‬ ‫كأجر‬ ‫كان‬‫كعتني‬‫ر‬ ‫صلى‬ ‫َّم‬ ‫الشمس‬ ‫طهلع‬ ‫حَّت‬ ‫طعاىل‬. ‫طامة‬ ‫طامة‬ ‫طامة‬ ‫وعمرة‬
Dan telah kami riwayatkan Dari Annas Radhiyallahu ’anhu didalam kitab atturmudzi
dan selainnya ia berkata, Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam
bersabda: ”Barang siapa melakukan shalat subuh berjamaah kemudian berdzikir kepada
Allah sampai matahari terbit lalu ia shalat lagi dua rakaat adalah seperti pahala haji dan
umrah dengan sempurna, sempurna sempurna.”
(HR. Tirmidzi dan lain-lain)
Tirmidzi mengatakan hadits hasan.
‫ذر‬ ‫أيب‬ ‫عن‬ ‫وغريه‬ ‫الِّتمذي‬ ‫كتاب‬‫ِف‬ ‫وروينا‬‫دبر‬ ‫ِف‬ ‫قال‬ ‫:من‬ ‫قال‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلي‬ ‫اهلل‬ ‫رسول‬ ّ‫ن‬‫أ‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬
‫َيي‬‫و‬ ‫ُييي‬ ‫احلمد‬ ‫له‬‫و‬ ‫امللك‬ ‫له‬ ,‫له‬ ‫يك‬‫ر‬‫ش‬ ‫ال‬ ‫وحده‬ ‫اهلل‬ ‫إال‬ ‫الإله‬ : ‫يتكلم‬ ‫أن‬ ‫قبل‬ ‫رجليه‬ ‫ثان‬ ‫وهو‬ ‫الصبح‬ ‫صالة‬
‫قدير‬ ‫شيئ‬ ‫كل‬‫على‬ ‫وهو‬–‫ا‬‫ر‬‫م‬ ‫عشر‬–‫درجا‬ ‫عشر‬ ‫له‬ ‫وررع‬ ‫سيئا‬ ‫عشر‬ ‫عنه‬ ‫وحمي‬ ‫حسنا‬ ‫عشر‬ ‫له‬ ‫كتب‬
34
‫و‬‫با‬ ‫الشرك‬ ‫إال‬ ‫اليوم‬ ‫ذلك‬ ‫ِف‬ ‫كه‬‫يدر‬ ‫أن‬ ‫لذنب‬ ‫ينبغ‬ ‫َل‬‫و‬ ‫الشيهان‬ ‫من‬ ‫وحرس‬ ‫مكروه‬ ‫كل‬‫من‬ ‫حرز‬ ‫ِف‬ ‫ذلك‬ ‫يومه‬ ‫كان‬
.‫صحيح‬ : ‫النسخ‬ ‫بعض‬ ‫وِف‬ .‫حسن‬ ‫حديث‬ ‫هذا‬ : ‫الِّتمذي‬ ‫قال‬ . ‫طعاىل‬ ‫اهلل‬
Dan kami telah meriwayatkan didalam kitab atturmudzi dan selainnya Dari Abu Dzarr
Radiyallau’ anhu sesungguhnya Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam
bersabda: ”Barang siapa sehabis shalat subuh sedangkan kedua kakinya masih tetap dalam
keadaan terlipat membaca sebelum bercakap-cakap lagi : (Tiada Tuhan kecuali Allah Yang
Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan (langit dan bumi)bdan bagi-Nya pula
segala puji. Dia yang menghidupkan dan mematikan. Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap
sesuatu).
Sebanyak sepuluh kali, niscaya dicatat baginya sepuluh kebaikan, dihapuskan dari
sepuluh macam kejahatan, dan ia ditinggikan sepuluh derajat. Jadilah selama hari itu ia
terpelihara dari setiap yang tidak diinginkannya dan dijaga dari gangguan syetan. Tiada ada
dosa yang ditimpakan kepadanya dalam hari itu kecuali kalau ia syirik kepada Allah ta’ala.”
(HR. Tirmidzi dan lain-lain)
Tirmidzi mengatakan hadits hasan dan menurut naskah lain disebutkan sebagai hadits
shahih.
‫اهلل‬ ‫صلى‬ ‫اهلل‬ ‫رسول‬ ‫عن‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫الصحايب‬ ‫التميمى‬ ‫احلارث‬ ‫بن‬ ‫مسلم‬ ‫عن‬ ‫داود‬ ‫أيب‬ ‫سنن‬ ‫ِف‬ ‫وروينا‬
‫رقال‬ ‫إليه‬ ‫أسر‬ ‫أنه‬ : ‫وسلم‬ ‫عليه‬.‫النار‬ ‫من‬ ‫يِن‬‫ر‬‫أج‬ ‫اللهم‬ : ‫رقل‬ ‫املغرب‬ ‫صالة‬ ‫من‬ ‫انصرر‬ ‫إذا‬ :‫ا‬‫ر‬‫م‬ ‫سبع‬‫رإنك‬
‫يومك‬ ‫من‬ ‫م‬ ‫إن‬ ‫رإنك‬ ‫كذلك‬‫رقل‬ ‫الصبح‬ ‫صلي‬ ‫وإذا‬ ‫منها‬ ‫ار‬‫و‬‫ج‬ ‫لك‬ ‫كتب‬‫ليلتك‬ ‫من‬ ‫م‬ ‫َّم‬ ‫ذلك‬ ‫قل‬ ‫إذا‬
. ‫منها‬ ‫ار‬‫و‬‫ج‬ ‫لك‬ ‫كتب‬
Dan kami telah meriwayatkan di dalam Sunan Abi Dawud Dari Muslim bin al-Harits
at-Tamiimi (Sahabat Nabi Shalallahu alaihi wa alaihi wa shahbihi wa salam) Radhiyallahu’
anhu dari Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam : Sesungguhnya
Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam membisikkan kepadanya:
“Apabila engkau telah menyelasaikan shalat magrib, bacalah:
35
(Ya Allah, selamatkan aku dari neraka) sebanyak tujuh kali. Sesungguhnya apabila
kamu membaca dzikir itu kemudian meninggal dunia pada malam harinya, kami ditetapkan
selamat dari api neraka. Apabila kamu telah selesai melaksanakan shalat subuh, bacalah
dzikir itu karena jika kamu meninggal dunia pada siang harinya kamu dicatat selamat dari
neraka.”
(HR. Abu Dawud)
Masjid istana orang orang beriman - Habib Ahmad bin Jindan
Masjid istana orang orang beriman - Habib Ahmad bin Jindan
Masjid istana orang orang beriman - Habib Ahmad bin Jindan
Masjid istana orang orang beriman - Habib Ahmad bin Jindan
Masjid istana orang orang beriman - Habib Ahmad bin Jindan
Masjid istana orang orang beriman - Habib Ahmad bin Jindan
Masjid istana orang orang beriman - Habib Ahmad bin Jindan
Masjid istana orang orang beriman - Habib Ahmad bin Jindan
Masjid istana orang orang beriman - Habib Ahmad bin Jindan
Masjid istana orang orang beriman - Habib Ahmad bin Jindan
Masjid istana orang orang beriman - Habib Ahmad bin Jindan
Masjid istana orang orang beriman - Habib Ahmad bin Jindan
Masjid istana orang orang beriman - Habib Ahmad bin Jindan
Masjid istana orang orang beriman - Habib Ahmad bin Jindan
Masjid istana orang orang beriman - Habib Ahmad bin Jindan
Masjid istana orang orang beriman - Habib Ahmad bin Jindan
Masjid istana orang orang beriman - Habib Ahmad bin Jindan
Masjid istana orang orang beriman - Habib Ahmad bin Jindan
Masjid istana orang orang beriman - Habib Ahmad bin Jindan

More Related Content

What's hot

Haji wada
Haji wadaHaji wada
Haji wada
Erman Hidayat
 
Keajaiban istighfar
Keajaiban istighfarKeajaiban istighfar
Keajaiban istighfar
Poe Poengs
 
Persiapan ramadhan
Persiapan ramadhanPersiapan ramadhan
Persiapan ramadhan
amininspired
 
Hadits arbain ke 27
Hadits arbain ke 27Hadits arbain ke 27
Hadits arbain ke 27
lilissofiani
 
25 manfaat istighfar
25 manfaat istighfar25 manfaat istighfar
25 manfaat istighfar
Sai Nudin
 
Akhirat - Orientasi Hidup Kita
Akhirat - Orientasi Hidup KitaAkhirat - Orientasi Hidup Kita
Akhirat - Orientasi Hidup Kita
Erwin Wahyu
 
HATI MEMBANTU MU MENIMBANG ANTARA KEBAIKAN DAN KEBURUKAN | HADITS ARBAIN KE 27
HATI MEMBANTU MU MENIMBANG ANTARA KEBAIKAN DAN KEBURUKAN | HADITS ARBAIN KE 27HATI MEMBANTU MU MENIMBANG ANTARA KEBAIKAN DAN KEBURUKAN | HADITS ARBAIN KE 27
HATI MEMBANTU MU MENIMBANG ANTARA KEBAIKAN DAN KEBURUKAN | HADITS ARBAIN KE 27
Ustadz Ahmad Ridwan
 
Adab bertamu
Adab bertamuAdab bertamu
Adab bertamu
ridwansyah218
 
Adab dalam bepergian, bertamu dan menerima tamu
Adab dalam bepergian, bertamu dan menerima tamuAdab dalam bepergian, bertamu dan menerima tamu
Adab dalam bepergian, bertamu dan menerima tamu
Nurul Wulandari
 
Hukum zikir berjemaah
Hukum zikir berjemaahHukum zikir berjemaah
Hukum zikir berjemaah
Abu Bakar
 
Kedahsyatan Istighfar
Kedahsyatan IstighfarKedahsyatan Istighfar
Kedahsyatan Istighfar
Muhammad Jamhuri
 
Pentingnya Taqwa dalam Kehidupan
Pentingnya Taqwa dalam KehidupanPentingnya Taqwa dalam Kehidupan
Pentingnya Taqwa dalam Kehidupan
Erwin Wahyu
 
Menjadi Pembina Dakwah
Menjadi Pembina DakwahMenjadi Pembina Dakwah
Menjadi Pembina Dakwah
Nur Rohim
 
Tabarruk
TabarrukTabarruk
Tabarruk
nadhirah52
 
Tabarruk
Tabarruk Tabarruk
Adab bertamu dan menerima tamu
Adab bertamu dan menerima tamuAdab bertamu dan menerima tamu
Adab bertamu dan menerima tamu
Nandha Zulyana
 
Marhaban Ya Ramadhan
Marhaban Ya RamadhanMarhaban Ya Ramadhan
Marhaban Ya Ramadhan
Erwin Wahyu
 
Adab menerima tamu
Adab menerima tamuAdab menerima tamu
Adab menerima tamu
Farida Al-qodariah
 
Konsep islam sebagai rahmatan dlm masyarakat majmuk : Dr Ajmain Safar
Konsep islam sebagai rahmatan dlm masyarakat majmuk : Dr Ajmain SafarKonsep islam sebagai rahmatan dlm masyarakat majmuk : Dr Ajmain Safar
Konsep islam sebagai rahmatan dlm masyarakat majmuk : Dr Ajmain Safar
Abdul Ghani
 
Adab Menerima Tamu
Adab Menerima TamuAdab Menerima Tamu
Adab Menerima Tamu
Agus Setiawan
 

What's hot (20)

Haji wada
Haji wadaHaji wada
Haji wada
 
Keajaiban istighfar
Keajaiban istighfarKeajaiban istighfar
Keajaiban istighfar
 
Persiapan ramadhan
Persiapan ramadhanPersiapan ramadhan
Persiapan ramadhan
 
Hadits arbain ke 27
Hadits arbain ke 27Hadits arbain ke 27
Hadits arbain ke 27
 
25 manfaat istighfar
25 manfaat istighfar25 manfaat istighfar
25 manfaat istighfar
 
Akhirat - Orientasi Hidup Kita
Akhirat - Orientasi Hidup KitaAkhirat - Orientasi Hidup Kita
Akhirat - Orientasi Hidup Kita
 
HATI MEMBANTU MU MENIMBANG ANTARA KEBAIKAN DAN KEBURUKAN | HADITS ARBAIN KE 27
HATI MEMBANTU MU MENIMBANG ANTARA KEBAIKAN DAN KEBURUKAN | HADITS ARBAIN KE 27HATI MEMBANTU MU MENIMBANG ANTARA KEBAIKAN DAN KEBURUKAN | HADITS ARBAIN KE 27
HATI MEMBANTU MU MENIMBANG ANTARA KEBAIKAN DAN KEBURUKAN | HADITS ARBAIN KE 27
 
Adab bertamu
Adab bertamuAdab bertamu
Adab bertamu
 
Adab dalam bepergian, bertamu dan menerima tamu
Adab dalam bepergian, bertamu dan menerima tamuAdab dalam bepergian, bertamu dan menerima tamu
Adab dalam bepergian, bertamu dan menerima tamu
 
Hukum zikir berjemaah
Hukum zikir berjemaahHukum zikir berjemaah
Hukum zikir berjemaah
 
Kedahsyatan Istighfar
Kedahsyatan IstighfarKedahsyatan Istighfar
Kedahsyatan Istighfar
 
Pentingnya Taqwa dalam Kehidupan
Pentingnya Taqwa dalam KehidupanPentingnya Taqwa dalam Kehidupan
Pentingnya Taqwa dalam Kehidupan
 
Menjadi Pembina Dakwah
Menjadi Pembina DakwahMenjadi Pembina Dakwah
Menjadi Pembina Dakwah
 
Tabarruk
TabarrukTabarruk
Tabarruk
 
Tabarruk
Tabarruk Tabarruk
Tabarruk
 
Adab bertamu dan menerima tamu
Adab bertamu dan menerima tamuAdab bertamu dan menerima tamu
Adab bertamu dan menerima tamu
 
Marhaban Ya Ramadhan
Marhaban Ya RamadhanMarhaban Ya Ramadhan
Marhaban Ya Ramadhan
 
Adab menerima tamu
Adab menerima tamuAdab menerima tamu
Adab menerima tamu
 
Konsep islam sebagai rahmatan dlm masyarakat majmuk : Dr Ajmain Safar
Konsep islam sebagai rahmatan dlm masyarakat majmuk : Dr Ajmain SafarKonsep islam sebagai rahmatan dlm masyarakat majmuk : Dr Ajmain Safar
Konsep islam sebagai rahmatan dlm masyarakat majmuk : Dr Ajmain Safar
 
Adab Menerima Tamu
Adab Menerima TamuAdab Menerima Tamu
Adab Menerima Tamu
 

Viewers also liked

Benamor.belgacemاعتبار مآلات الأفعال وأثرها الفقهي
 Benamor.belgacemاعتبار مآلات الأفعال وأثرها الفقهي Benamor.belgacemاعتبار مآلات الأفعال وأثرها الفقهي
Benamor.belgacemاعتبار مآلات الأفعال وأثرها الفقهي
benamor belgacem
 
Transporte
TransporteTransporte
Why Do People Hate Islam?
Why Do People Hate Islam?Why Do People Hate Islam?
Why Do People Hate Islam?
TJ Homeschooling
 
Kenalilah akidahmu 2 habib munzir al musawa
Kenalilah akidahmu 2    habib munzir al musawaKenalilah akidahmu 2    habib munzir al musawa
Kenalilah akidahmu 2 habib munzir al musawa
Buya Fachriy
 
Google Partners - Certification
Google Partners - CertificationGoogle Partners - Certification
Google Partners - Certification
Arpit Parhi
 
Benamor.belgacemشرح كتاب السير الكبير للإمام السرخسي
 Benamor.belgacemشرح كتاب السير الكبير للإمام السرخسي Benamor.belgacemشرح كتاب السير الكبير للإمام السرخسي
Benamor.belgacemشرح كتاب السير الكبير للإمام السرخسي
benamor belgacem
 
Alfred Recently Updated Resume
Alfred Recently Updated ResumeAlfred Recently Updated Resume
Alfred Recently Updated Resume
Alfred 9739267178
 
RPP Mengartikan qs al qadr dan al ‘alaq ayat 1 5
RPP Mengartikan qs al qadr dan al ‘alaq ayat 1 5RPP Mengartikan qs al qadr dan al ‘alaq ayat 1 5
RPP Mengartikan qs al qadr dan al ‘alaq ayat 1 5
pendidikanagamaislam
 
C1 m3
C1 m3C1 m3
Etapa final vulnerabilidad sismica de edificios
Etapa final vulnerabilidad sismica de edificiosEtapa final vulnerabilidad sismica de edificios
Etapa final vulnerabilidad sismica de edificios
David Moises Ramirez Galvan
 
Ppt kisah abu lahab
Ppt kisah abu lahabPpt kisah abu lahab
Ppt kisah abu lahab
umifathur
 
Libya Enterprise at Glance
Libya Enterprise at GlanceLibya Enterprise at Glance
Libya Enterprise at Glance
OECDglobal
 
[GL] 2 المدارس اللسانية المعاصرة + تطور الدراسات اللغوية
[GL] 2 المدارس اللسانية المعاصرة + تطور الدراسات اللغوية[GL] 2 المدارس اللسانية المعاصرة + تطور الدراسات اللغوية
[GL] 2 المدارس اللسانية المعاصرة + تطور الدراسات اللغوية
TimAisyah
 
Past perfect tense
Past perfect tensePast perfect tense
Active with MENA [arabic]
Active with MENA [arabic]Active with MENA [arabic]
Active with MENA [arabic]
OECDglobal
 

Viewers also liked (17)

Video
VideoVideo
Video
 
Benamor.belgacemاعتبار مآلات الأفعال وأثرها الفقهي
 Benamor.belgacemاعتبار مآلات الأفعال وأثرها الفقهي Benamor.belgacemاعتبار مآلات الأفعال وأثرها الفقهي
Benamor.belgacemاعتبار مآلات الأفعال وأثرها الفقهي
 
Transporte
TransporteTransporte
Transporte
 
Why Do People Hate Islam?
Why Do People Hate Islam?Why Do People Hate Islam?
Why Do People Hate Islam?
 
Kenalilah akidahmu 2 habib munzir al musawa
Kenalilah akidahmu 2    habib munzir al musawaKenalilah akidahmu 2    habib munzir al musawa
Kenalilah akidahmu 2 habib munzir al musawa
 
Google Partners - Certification
Google Partners - CertificationGoogle Partners - Certification
Google Partners - Certification
 
Benamor.belgacemشرح كتاب السير الكبير للإمام السرخسي
 Benamor.belgacemشرح كتاب السير الكبير للإمام السرخسي Benamor.belgacemشرح كتاب السير الكبير للإمام السرخسي
Benamor.belgacemشرح كتاب السير الكبير للإمام السرخسي
 
Alfred Recently Updated Resume
Alfred Recently Updated ResumeAlfred Recently Updated Resume
Alfred Recently Updated Resume
 
RPP Mengartikan qs al qadr dan al ‘alaq ayat 1 5
RPP Mengartikan qs al qadr dan al ‘alaq ayat 1 5RPP Mengartikan qs al qadr dan al ‘alaq ayat 1 5
RPP Mengartikan qs al qadr dan al ‘alaq ayat 1 5
 
C1 m3
C1 m3C1 m3
C1 m3
 
Etapa final vulnerabilidad sismica de edificios
Etapa final vulnerabilidad sismica de edificiosEtapa final vulnerabilidad sismica de edificios
Etapa final vulnerabilidad sismica de edificios
 
Ppt kisah abu lahab
Ppt kisah abu lahabPpt kisah abu lahab
Ppt kisah abu lahab
 
Urtebetetze eguna
Urtebetetze egunaUrtebetetze eguna
Urtebetetze eguna
 
Libya Enterprise at Glance
Libya Enterprise at GlanceLibya Enterprise at Glance
Libya Enterprise at Glance
 
[GL] 2 المدارس اللسانية المعاصرة + تطور الدراسات اللغوية
[GL] 2 المدارس اللسانية المعاصرة + تطور الدراسات اللغوية[GL] 2 المدارس اللسانية المعاصرة + تطور الدراسات اللغوية
[GL] 2 المدارس اللسانية المعاصرة + تطور الدراسات اللغوية
 
Past perfect tense
Past perfect tensePast perfect tense
Past perfect tense
 
Active with MENA [arabic]
Active with MENA [arabic]Active with MENA [arabic]
Active with MENA [arabic]
 

Similar to Masjid istana orang orang beriman - Habib Ahmad bin Jindan

Keutamaan sholat sholat berjamah di masjid 15.2
Keutamaan sholat sholat berjamah di masjid 15.2Keutamaan sholat sholat berjamah di masjid 15.2
Keutamaan sholat sholat berjamah di masjid 15.2Mahros Darsin
 
contoh Ceramah pada peringatan isra mi
contoh Ceramah pada peringatan isra micontoh Ceramah pada peringatan isra mi
contoh Ceramah pada peringatan isra miMrToyb Rafiuddin
 
Fadhilah sholat berjamaah by alfan bainofi
Fadhilah sholat berjamaah by alfan bainofiFadhilah sholat berjamaah by alfan bainofi
Fadhilah sholat berjamaah by alfan bainofi
alfan bainofi
 
Berhasilkah latihan kita
Berhasilkah latihan kitaBerhasilkah latihan kita
Berhasilkah latihan kitaAl Frilantika
 
tata cara shala tarawih dan witir
tata cara shala tarawih dan witirtata cara shala tarawih dan witir
tata cara shala tarawih dan witir
Teguh Prasetyo
 
tata cara shalat tarawih dan witir
tata cara shalat tarawih dan witirtata cara shalat tarawih dan witir
tata cara shalat tarawih dan witir
Teguh Prasetyo
 
sholat-tiang-agama
sholat-tiang-agamasholat-tiang-agama
sholat-tiang-agama
Rias Ernawati
 
Presentation bid'ah
Presentation bid'ahPresentation bid'ah
Presentation bid'ah
Rabiatul Adawiyah
 
Ebook ringkasan kitab hadist shahih imam bukhari
Ebook   ringkasan kitab hadist shahih imam bukhariEbook   ringkasan kitab hadist shahih imam bukhari
Ebook ringkasan kitab hadist shahih imam bukhari
Ari Khozin
 
Hadits hadits pilihan
Hadits hadits pilihanHadits hadits pilihan
Hadits hadits pilihan
Operator Warnet Vast Raha
 
3 wasiat Rasulullah.pdf
3 wasiat Rasulullah.pdf3 wasiat Rasulullah.pdf
3 wasiat Rasulullah.pdf
irfantaju
 
QV 13 Fildza Azizah AGA6.pdf
QV 13 Fildza Azizah AGA6.pdfQV 13 Fildza Azizah AGA6.pdf
QV 13 Fildza Azizah AGA6.pdf
QIROATI
 
majalah-albinaa-vol 1
majalah-albinaa-vol 1majalah-albinaa-vol 1
majalah-albinaa-vol 1
Muhammad Zain
 
Solat : Jangan Abai Toma'ninah
Solat : Jangan Abai Toma'ninahSolat : Jangan Abai Toma'ninah
Solat : Jangan Abai Toma'ninah
Abu Muhammad
 
Masjid Al Aqsa yang Terzhalimi.pdf
Masjid Al Aqsa yang Terzhalimi.pdfMasjid Al Aqsa yang Terzhalimi.pdf
Masjid Al Aqsa yang Terzhalimi.pdf
HerawanMaulanaY
 
Jumat haji
Jumat hajiJumat haji
Jumat haji
sadamukti
 
Hadits hadits pilihan
Hadits hadits pilihanHadits hadits pilihan
Hadits hadits pilihan
Septian Muna Barakati
 
Hadits hadits pilihan
Hadits hadits pilihanHadits hadits pilihan
Hadits hadits pilihanWarnet Raha
 
Buletin 7 catatan dzikir
Buletin 7 catatan dzikirBuletin 7 catatan dzikir
Buletin 7 catatan dzikir
NurulAfifah133
 

Similar to Masjid istana orang orang beriman - Habib Ahmad bin Jindan (20)

Keutamaan sholat sholat berjamah di masjid 15.2
Keutamaan sholat sholat berjamah di masjid 15.2Keutamaan sholat sholat berjamah di masjid 15.2
Keutamaan sholat sholat berjamah di masjid 15.2
 
contoh Ceramah pada peringatan isra mi
contoh Ceramah pada peringatan isra micontoh Ceramah pada peringatan isra mi
contoh Ceramah pada peringatan isra mi
 
Fadhilah sholat berjamaah by alfan bainofi
Fadhilah sholat berjamaah by alfan bainofiFadhilah sholat berjamaah by alfan bainofi
Fadhilah sholat berjamaah by alfan bainofi
 
Selawat 1
Selawat 1Selawat 1
Selawat 1
 
Berhasilkah latihan kita
Berhasilkah latihan kitaBerhasilkah latihan kita
Berhasilkah latihan kita
 
tata cara shala tarawih dan witir
tata cara shala tarawih dan witirtata cara shala tarawih dan witir
tata cara shala tarawih dan witir
 
tata cara shalat tarawih dan witir
tata cara shalat tarawih dan witirtata cara shalat tarawih dan witir
tata cara shalat tarawih dan witir
 
sholat-tiang-agama
sholat-tiang-agamasholat-tiang-agama
sholat-tiang-agama
 
Presentation bid'ah
Presentation bid'ahPresentation bid'ah
Presentation bid'ah
 
Ebook ringkasan kitab hadist shahih imam bukhari
Ebook   ringkasan kitab hadist shahih imam bukhariEbook   ringkasan kitab hadist shahih imam bukhari
Ebook ringkasan kitab hadist shahih imam bukhari
 
Hadits hadits pilihan
Hadits hadits pilihanHadits hadits pilihan
Hadits hadits pilihan
 
3 wasiat Rasulullah.pdf
3 wasiat Rasulullah.pdf3 wasiat Rasulullah.pdf
3 wasiat Rasulullah.pdf
 
QV 13 Fildza Azizah AGA6.pdf
QV 13 Fildza Azizah AGA6.pdfQV 13 Fildza Azizah AGA6.pdf
QV 13 Fildza Azizah AGA6.pdf
 
majalah-albinaa-vol 1
majalah-albinaa-vol 1majalah-albinaa-vol 1
majalah-albinaa-vol 1
 
Solat : Jangan Abai Toma'ninah
Solat : Jangan Abai Toma'ninahSolat : Jangan Abai Toma'ninah
Solat : Jangan Abai Toma'ninah
 
Masjid Al Aqsa yang Terzhalimi.pdf
Masjid Al Aqsa yang Terzhalimi.pdfMasjid Al Aqsa yang Terzhalimi.pdf
Masjid Al Aqsa yang Terzhalimi.pdf
 
Jumat haji
Jumat hajiJumat haji
Jumat haji
 
Hadits hadits pilihan
Hadits hadits pilihanHadits hadits pilihan
Hadits hadits pilihan
 
Hadits hadits pilihan
Hadits hadits pilihanHadits hadits pilihan
Hadits hadits pilihan
 
Buletin 7 catatan dzikir
Buletin 7 catatan dzikirBuletin 7 catatan dzikir
Buletin 7 catatan dzikir
 

More from Buya Fachriy

Natural Black Garlic - kompilasi riset_produksi_konsumen
Natural Black Garlic -  kompilasi riset_produksi_konsumenNatural Black Garlic -  kompilasi riset_produksi_konsumen
Natural Black Garlic - kompilasi riset_produksi_konsumen
Buya Fachriy
 
Permenpan nomor 02 tahun 2016
Permenpan nomor 02 tahun 2016Permenpan nomor 02 tahun 2016
Permenpan nomor 02 tahun 2016
Buya Fachriy
 
Bidayatul hidayah imam al ghazali
Bidayatul hidayah   imam al ghazaliBidayatul hidayah   imam al ghazali
Bidayatul hidayah imam al ghazali
Buya Fachriy
 
Meniti kesempurnaan iman - habib munzir al musawa
Meniti kesempurnaan iman - habib munzir al musawaMeniti kesempurnaan iman - habib munzir al musawa
Meniti kesempurnaan iman - habib munzir al musawa
Buya Fachriy
 
Cahaya cinta habib munzir al musawa 2
Cahaya cinta habib munzir al musawa 2Cahaya cinta habib munzir al musawa 2
Cahaya cinta habib munzir al musawa 2
Buya Fachriy
 
Materi dauroh fiqh tahawwulat
Materi dauroh fiqh tahawwulatMateri dauroh fiqh tahawwulat
Materi dauroh fiqh tahawwulat
Buya Fachriy
 
Konsep hotel syariah
Konsep hotel syariahKonsep hotel syariah
Konsep hotel syariah
Buya Fachriy
 
Manuskrip langka taubatnya syi'ah di hadapan imam ja'far
Manuskrip langka   taubatnya syi'ah di hadapan imam ja'farManuskrip langka   taubatnya syi'ah di hadapan imam ja'far
Manuskrip langka taubatnya syi'ah di hadapan imam ja'far
Buya Fachriy
 

More from Buya Fachriy (8)

Natural Black Garlic - kompilasi riset_produksi_konsumen
Natural Black Garlic -  kompilasi riset_produksi_konsumenNatural Black Garlic -  kompilasi riset_produksi_konsumen
Natural Black Garlic - kompilasi riset_produksi_konsumen
 
Permenpan nomor 02 tahun 2016
Permenpan nomor 02 tahun 2016Permenpan nomor 02 tahun 2016
Permenpan nomor 02 tahun 2016
 
Bidayatul hidayah imam al ghazali
Bidayatul hidayah   imam al ghazaliBidayatul hidayah   imam al ghazali
Bidayatul hidayah imam al ghazali
 
Meniti kesempurnaan iman - habib munzir al musawa
Meniti kesempurnaan iman - habib munzir al musawaMeniti kesempurnaan iman - habib munzir al musawa
Meniti kesempurnaan iman - habib munzir al musawa
 
Cahaya cinta habib munzir al musawa 2
Cahaya cinta habib munzir al musawa 2Cahaya cinta habib munzir al musawa 2
Cahaya cinta habib munzir al musawa 2
 
Materi dauroh fiqh tahawwulat
Materi dauroh fiqh tahawwulatMateri dauroh fiqh tahawwulat
Materi dauroh fiqh tahawwulat
 
Konsep hotel syariah
Konsep hotel syariahKonsep hotel syariah
Konsep hotel syariah
 
Manuskrip langka taubatnya syi'ah di hadapan imam ja'far
Manuskrip langka   taubatnya syi'ah di hadapan imam ja'farManuskrip langka   taubatnya syi'ah di hadapan imam ja'far
Manuskrip langka taubatnya syi'ah di hadapan imam ja'far
 

Masjid istana orang orang beriman - Habib Ahmad bin Jindan

  • 1. Oleh : Habib Ahmad bin Novel bin Salim bin Jindan
  • 2. 2 Daftar Isi MUQODIMAH .........................................................................................................................................3 SEPUCUK KARTU UNDANGAN DARI ALLAH DAN RASUL-NYA UNTUK MENJADI TETAMU DI ISTANA-NYA YANG PENUH DENGAN JAMUAN...................................................5 MEMAKMURKAN WAKTU ANTARA MAGRIB DAN ISYA DENGAN BERIBADAH.....................................15 ANJURAN UNTUK MEMBACA AL QUR’AN ............................................................................................16 ANJURAN MEMAKMURKAN MASJID DENGAN DZIKIR DIWAKTU WAKTU TERTENTU..........................23 ANJURAN BERDZIKIR USAI SHALAT.......................................................................................................25 DZIKIR DAN AMALAN SEUSAI SHALAT ..................................................................................................36 RINGKASAN HUKUM PENGATURAN SHAF............................................................................................38 AMAL IBADAH DAN ADAB YANG DIANJURKAN UNTUK DILAKUKAN DIHARI JUM’AT ..........................40 PROGRAM PROGRAM DARI DAN UNTUK MASJID ................................................................................43 PERAN WANITATERHADAP MASJID......................................................................................................45 1. Peran Wanita dalam Kemakmuran dan Keindahan Masjid ......................................................45 2. PERAN WANITA DALAM MENDIRIKAN PENGAJIAN DI MASJID ................................................46 3. PERAN WANITA DALAM BERDAKWAH DI JALAN ALLAH SWT ..................................................47 RINGKASAN HUKUM PEMBACAAN BASMALAH DALAM SHALAT .........................................................48 RINGKASAN PEMBAHASAN TENTANG QUNUT.....................................................................................51 PENUTUP...............................................................................................................................................54
  • 3. 3 MUQODIMAH ‫الرحيم‬ ‫الرمحن‬ ‫اهلل‬ ‫بسم‬ ‫آله‬ ‫على‬ ‫و‬ ‫اهلل‬ ‫عبد‬ ‫بن‬ ‫حممد‬ ‫اهلل‬ ‫رسول‬ ‫سيدنا‬ ‫على‬ ‫السالم‬ ‫و‬ ‫الصالة‬ ‫و‬ ‫العاملني‬ ‫رب‬ ‫هلل‬ ‫احلمد‬ ‫االه‬‫و‬ ‫ومن‬ ‫صحبه‬ ‫و‬ Segala puji bagi Allah Tuhan alam semesta Yang Maha Perkasa Pencipta langit dan bumi beserta segala isinya dan selain Allah tiada lain hanyalah ciptaannya yang tunduk dibawah kehendak dan aturannya. Shalawat serta salam semoga tercurah atas manusia yang paling sempurna penghambaannya kepada Sang pencipta, teladan dalam penghambaan kepadanya Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam beserta keluarga dan para sahabat dan pengikut setianya hingga akhir zaman. Para pembaca sahabat-sahabatku yang dimuliakan Allah, alangkah indahnya ketika kita melihat Indonesia yang kita cintai ini, pemandangan yang sangat menggembirakan dan menghibur hati, yaitu ketika kita melihat para pemuda-pemudi yang sangat banyak jumlahnya gemar menghadiri pengajian dan majelis-majelis ilmu dan dzikir di berbagai tempat. Hampir setiap malam kita melihat kendaraan bermotor yang jumlahnya sangat banyak dengan tertib dikendarai oleh pemuda-pemudi dengan pakaian putih dan hitam menuju atau kembali dari majelis-majelis ilmu dan dzikir. Hampir setiap jalan-jalan di warnai dengan umbul-umbul yang menandakan keberadaan pemuda-pemudi yang sedang meramaikan pengajian-pengajian. Harapan kepada Allah agar menjadikan pemandangan indah ini sebagai permulaan pertolongan Allah untuk umat islam dan sebagai bulan sabit yang senantiasa berkembang menjadi purnama yang bersinar terang di alam semesta. Amin ya rabbal alamin. Ketika kita berjelajah di jalan-jalan, kota-kota dan perkampungan, maka akan kita dapati masjid-masjid dan musholla-musholla yang tersebar bagaikan rumput yang subur di musim hujan. Hampir disetiap gang, akan kita dapati masjid atau musholla. Beberapa diantaranya sangatlah megah dan mewah. Namun alangkah sedih ketika kita menyaksikan pemandangan indah masjid dan musholla tersebut yang hanya berupa bangunan tak berpenghuni. Perbedaan yang sangat jelas dan nyata antara majelis-majelis dan perkumpulan ilmu dan dzikir dengan masjid-masjid dan musholla. ‫مهجورة‬ ‫مساجدنا‬ ‫و‬ ‫معمورة‬ ‫جمالسنا‬
  • 4. 4 Majelis dan pengajian kita begitu makmur, namun masjid dan musholla kita begitu terbengkalai. Wahai para pemuda-pemudi yang mencintai majelis dan pengajian..! Siapa yang lebih pantas memakmurkan masjid dan musholla dari pada kalian? Siapa yang lebih patut untuk memuliakan dirinya sebagai tamu Allah dirumah-Nya dari pada kalian? Kalian yang dipilih oleh Allah untuk mencintai kebaikan, kalian yang dipilih Allah untuk mencintai majelis dan pengajian, kalian dipilih Allah untuk mendengarkan seruan Allah yang mengajak kepada kabaikan. Siapa yang lebih patut dari pada kalian untuk menghibur masjid dan musholla yang telah lama tenggelam dalam kesedihan dan kesepiannya? Yang telah lama menangis merindukan tamu- tamu Allah. Syiar islam yang sesungguhnya adalah shalat berjamaah di masjid. Syiar islam yang sesungguhnya adalah para pejalan kaki dikegelapan malam menuju masjid untuk bersimpuh dipintu Allah. Syiar islam yang sesungguhnya adalah Al Qur’an yang selalu dilantunkan di masjid. Syiar islam yang sesungguhnya adalah suara dzikir yang menghiasi antara maghrib dan isya di masjid dan musholla. Syiar islam yang saat ini sudah hampir punah dan dilupakan oleh kaum muslimin. Sehingga mereka sibuk hanya untuk membangunnya dengan megah namun setelah itu mereka meninggalkannya kosong bagaikan rumah tua. Ya Allah makmurkan masjid dan musholla kami sebagaimana majelis-majelis kami yang sangat makmur. Pilihlah kami untuk menjadi tetamu-tetamu- Mu ya Allah yang senantiasa engkan cucurkan bagi mereka anugrah dan karuniamu. Ya Allah.... Wahai para sahabatku yang aku cintai dan dimuliakan Allah. Saya menulis lembaran ini tiada lain untuk diri saya yang penuh dengan kekurangan dan keteledoran, serta sebagai hadiah yang saya persembahkan kepada sahabat-sahabatku yang sangat saya cintai. Lembaran yang mengajak kita semua untuk memakmurkan masjid dan musholla dengan ketaatan kepada Allah. Lembaran yang merupakan sepucuk undangan dari Sang Kholiq untuk sekalian hambanya agar menjadi tetamunya yang ingin dijamu dan diberikan anugrah besar oleh-Nya. Mudah-mudahan Allah SWT mudahkan langkah kita menjawab undangan-Nya sebagaimana langkah telah dimudahkan untuk menghadiri majelis dzikir dan ilmu. ‫ا‬‫ر‬‫آخ‬ ‫و‬ ‫أوال‬ ‫العاملني‬ ‫رب‬ ‫هلل‬ ‫احلمد‬ ‫و‬ ‫التابعني‬ ‫و‬ ‫صحبه‬ ‫و‬ ‫آله‬ ‫على‬ ‫و‬ ‫حممد‬ ‫سيدنا‬ ‫خلقه‬ ‫خري‬ ‫على‬ ‫اهلل‬ ‫وصلى‬ .‫باطنا‬ ‫و‬ ‫ا‬‫ر‬‫ظاه‬ Al Fachriyah 23 Jumadil Ula 1435 H/25 Maret 2014 Ahmad bin Novel bin Salim bin Jindan
  • 5. 5 SEPUCUK KARTU UNDANGAN DARI ALLAH DAN RASUL-NYA UNTUK MENJADI TETAMU DI ISTANA-NYA YANG PENUH DENGAN JAMUAN Hadits Yang Diriwayatkan Tentang Memakmurkan Masjid Dalam kitab Riyadhus Sholihin Al Imam An Nawawi meriwayatkan banyak hadits tentang kemulian melangkah menuju masjid, solat berjamaah di masjid dsb. Berikut ini adalah kutipan dari hadits-hadits tersebut: َ‫غ‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ :َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ َّ‫النيب‬ َّ‫أن‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫يرة‬‫ر‬‫ه‬ ‫أيب‬ ‫عن‬ِ‫َّة‬‫ن‬َ‫اجل‬ ِ‫ِف‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ ُ‫ه‬َّ‫ل‬‫ال‬ َّ‫د‬َ‫أع‬ َ‫اح‬َ‫ر‬ ْ‫َو‬‫أ‬ ِ‫د‬ِ‫ج‬ْ‫س‬ َ ‫امل‬ ‫إىل‬ ‫ا‬َ‫د‬ .ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ٌ‫متفق‬ .َ‫اح‬َ‫ر‬ ْ‫أو‬ ‫ا‬َ‫د‬َ‫غ‬ ‫ا‬َ‫م‬َّ‫ل‬ُ‫ك‬ً‫ال‬ُ‫ز‬ُ‫ن‬ Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa pergi ke masjid pada waktu pagi atau sore hari, maka Allah menyediakan untuknya suatu hidangan - yang lazim diberikan untuk tamu di syurga, setiap kali ia pergi pagi atau sore hari itu." (Muttafaaq 'alaih) ‫اهلل‬ ‫صلى‬ َّ‫النيب‬ َّ‫أن‬ ‫عنه‬ ‫و‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ً‫ة‬َ‫يى‬ِ‫ر‬َ‫ر‬ ‫ي‬ِ‫ى‬ْ‫ق‬َ‫ي‬ِ‫ل‬ ِ‫ه‬َّ‫ل‬‫ال‬ ِ ‫و‬ُ‫ي‬ُ‫ب‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫م‬ ْ‫ي‬َ‫ب‬ ‫إىل‬ ‫ى‬َ‫ى‬َ‫م‬ َُّ‫َّم‬ ِ‫ه‬ِ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ‫ِف‬ َ‫ر‬َّ‫ه‬َ‫ه‬َ‫ط‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ :َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫مسلم‬ ‫اه‬‫و‬‫ر‬ .ً‫ة‬َ‫ج‬َ‫ر‬َ‫د‬ ُ‫ع‬َ‫ر‬ْ‫ر‬َ‫ط‬ ‫ى‬َ‫ر‬ْ‫ُخ‬‫أل‬‫ا‬ َ‫و‬ ً‫ة‬َ‫يئ‬ِ‫ه‬َ‫خ‬ ُّ‫ط‬َُ‫َت‬ ‫ا‬َ‫اه‬َ‫د‬ْ‫إح‬ ُ‫ه‬ُ‫ط‬‫ا‬‫و‬ُ‫ه‬ُ‫خ‬ ْ َ‫ن‬‫ا‬َ‫ك‬ِ‫ه‬َّ‫ل‬‫ال‬ ِ‫ض‬ِ‫ائ‬َ‫ر‬َ‫ر‬. Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu pula bahwasanya Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang bersuci dirumahnya kemudian ia pergi ke salah satu dari beberapa rumah Allah - yakni masjid - untuk menyelesaikan salah satu shalat wajib dari beberapa shalat yang diwajibkan oleh Allah, maka langkah-langkahnya itu yang selangkah dapat menghapuskan satu kesalahan sedang langkah yang lainnya dapat menaikkan satu derajat." (Riwayat Muslim) َ‫أ‬َ‫ر‬ ِ‫د‬ِ‫ج‬ْ‫س‬ َ ‫امل‬ َ‫حول‬ ُ‫قاع‬ِ‫ب‬‫ال‬ َ‫ل‬َ‫خ‬ :َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫جابر‬ ‫عن‬ ‫و‬َ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬ َ‫غ‬َ‫ل‬َ‫ب‬َ‫ر‬ ِ‫د‬ِ‫ج‬ْ‫س‬ َ ‫امل‬ َ‫ب‬ْ‫ر‬ُ‫ق‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ل‬ِ‫ق‬َ‫ت‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬‫أ‬ َ‫ة‬َ‫لم‬َ‫س‬ ‫و‬ُ‫ن‬َ‫ب‬ َ‫اد‬َ‫ر‬ ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ‫يا‬ ‫نعم‬ :‫ا‬‫و‬‫قال‬ ‫؟‬ِ‫د‬ِ‫ج‬ْ‫س‬ َ ‫امل‬ َ‫ب‬ْ‫ر‬ُ‫ق‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ل‬ِ‫ق‬َ‫ت‬ْ‫ن‬َ‫ط‬ ْ‫ن‬‫أ‬ َ‫ن‬‫و‬ُ‫يد‬‫ر‬ُ‫ط‬ ‫م‬ُ‫ك‬َّ‫ن‬‫أ‬ ِ‫ِن‬َ‫غ‬َ‫ل‬َ‫ب‬ :ْ‫م‬َُ‫َل‬ َ‫ال‬َ‫ق‬َ‫ر‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ‫النيب‬ْ‫د‬َ‫ق‬ ِ‫ه‬َّ‫ل‬‫ال‬
  • 6. 6 ‫ا‬َ‫ي‬ِ‫د‬ َ‫ة‬َ‫م‬ِ‫ل‬َ‫س‬ ِ‫ِن‬َ‫ب‬ : َ‫ال‬َ‫ق‬َ‫ر‬ .َ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬ ‫ا‬َ‫ن‬ْ‫د‬َ‫أر‬‫اه‬‫و‬‫ر‬ .‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ل‬َّ‫و‬ََ‫َت‬ ‫َّا‬‫ن‬ُ‫ك‬ ‫َّا‬‫ن‬‫أ‬ ‫ا‬َ‫ن‬ُّ‫ر‬ُ‫س‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ :‫ا‬‫و‬‫رقال‬ .ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫آثار‬ ْ‫ب‬َ‫ْت‬‫ك‬ُ‫ط‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ار‬َ‫ي‬ِ‫د‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫آثار‬ ْ‫ب‬َ‫ْت‬‫ك‬ُ‫ط‬ ‫م‬ُ‫ك‬َ‫ر‬ .‫أنس‬ ‫اية‬‫و‬‫ر‬ ‫من‬ ‫معناه‬ ‫البخاري‬ ‫روى‬ ‫و‬ .‫مسلم‬ Dari Jabir Radhiyallahu ‘anhu., berkata: "Ada beberapa bidang tanah di sekitar masjid yang kosong, lalu keluarga Bani Salimah berkehendak untuk berpindah di dekat masjid. Hal itu sampai terdengar oleh Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam, lalu beliau bersabda kepada mereka: "Ada berita yang sampai kepadaku bahwa engkau semua hendak berpindah di dekat masjid." Mereka menjawab: "Benar, ya Rasulullah. Kita memang berkehendak demikian." Beliau lalu bersabda lagi: "Hai keluarga Bani Salimah, bekas langkah-langkahmu ke masjid itu di catat pahalanya untukmu semua. Maka itu tetaplah di rumah-rumahmu itu saja, tentu dicatatlah bekas langkah-langkahmu semua itu." Mereka lalu berkata: "Kita tidak senang lagi untuk berpindah." Diriwayatkan oleh Imam Muslim. Imam Bukhari juga meriwayatkan yang semakna dengan Hadis di atas dari riwayat Annas. ‫أيب‬ ‫عن‬ ‫و‬ِ‫الة‬َّ‫الص‬ ‫ِف‬ ً‫ا‬‫ر‬ْ‫أج‬ ِ‫َّاس‬‫ن‬‫ال‬ َ‫م‬َ‫ظ‬ْ‫َع‬‫أ‬ َّ‫إن‬ :‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ِ‫ه‬َّ‫ل‬‫ال‬ ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ‫قال‬ َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫موسى‬ ِ‫م‬ ً‫ا‬‫ر‬ْ‫أج‬ ُ‫م‬َ‫ظ‬‫أع‬ ِ‫ام‬َ‫اإلم‬ َ‫ع‬َ‫م‬ ‫ا‬َ‫ه‬َ‫ي‬ِّ‫ل‬َ‫ص‬ُ‫ي‬ َّ‫َّت‬َ‫ح‬ َ‫ة‬َ‫ال‬َّ‫الص‬ ُ‫ر‬ِ‫ظ‬َ‫ت‬ْ‫ن‬َ‫ي‬ ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫د‬َ‫ع‬ْ‫َب‬‫أ‬َ‫ر‬ ً‫شى‬َْ‫َم‬ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬‫إ‬ ْ‫م‬ُ‫ه‬ُ‫د‬َ‫ع‬ْ‫أب‬َُّ‫َّم‬ ‫ا‬َ‫يه‬ِّ‫ل‬َ‫ص‬ُ‫ي‬ ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ َ‫ن‬.ُ‫ام‬َ‫ن‬َ‫ي‬ .ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ٌ‫متفق‬ Dari Abu Musa Radhiyallahu ‘anhu berkata: "Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallambersabda: "Sesungguhnya sebesar-besar manusia pahalanya dalam shalat ialah yang terjauh di antara mereka itu tentang jalannya lalu lebih jauh lagi. Dan orang yang menantikan shalat sehingga ia dapat mengikuti shalat itu bersama imam adalah lebih besar pahala-daripada orang yang melakukan shalat itu lalu dia tidur.(muttafaq ‘alaih). ‫ص‬ ِّ‫النيب‬ ‫عن‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫ة‬َ‫يد‬‫ر‬ُ‫ب‬ ‫عن‬ ‫و‬ِّ‫َّام‬‫ت‬‫ال‬ ِ‫ر‬‫ُّو‬‫ن‬‫ال‬ِ‫ب‬ ِ‫د‬ ِ‫اج‬َ‫س‬ َ ‫امل‬ ‫إىل‬ ِ‫م‬َ‫ل‬ُّ‫ظ‬‫ال‬ ‫ِف‬ َ‫ني‬ِ‫َّائ‬‫ش‬ َ ‫امل‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ِّر‬‫ش‬َ‫ب‬ :َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫لى‬ .ُّ‫ي‬ِ‫ذ‬ِ‫م‬ِّ‫الِّت‬َ‫و‬ َ‫د‬ُ‫او‬َ‫د‬ ‫و‬ُ‫أب‬ ‫اه‬‫و‬‫ر‬ .ِ‫ة‬َ‫ام‬َ‫ي‬ِ‫الق‬ َ‫م‬ْ‫و‬َ‫ي‬ Dari Buraidah Radhiyallahu ‘anhu. dari Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam sabdanya: "Sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang ber jalan di kegelapan malam ke masjid-masjid bahwa mereka akan memperoleh cahaya yang sempurna besok pada hari kiamat." (Riwayat Abu Dawud dan Termidzi)
  • 7. 7 َ‫ن‬‫ا‬َ‫ك‬:َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫م‬‫كعب‬‫بن‬ ّ‫ُيب‬‫أ‬ ‫عن‬ ‫و‬‫ال‬ ْ َ‫ن‬‫ا‬َ‫ك‬ َ‫و‬ ُ‫ه‬ْ‫ن‬ِ‫م‬ ِ‫د‬ِ‫ج‬ْ‫س‬ َ ‫امل‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫د‬َ‫ع‬ْ‫أب‬ ً‫ا‬‫د‬َ‫َح‬‫أ‬ ُ‫لم‬ْ‫َع‬‫أ‬ َ‫ال‬ ِ‫ر‬‫ا‬َ‫ص‬ْ‫ن‬‫األ‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ٌ‫ل‬ُ‫ج‬َ‫ر‬ ُّ‫ر‬ُ‫س‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ :َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫؟‬ِ‫اء‬َ‫ى‬ْ‫م‬َّ‫الر‬ ِ‫ِف‬ َ‫و‬ ِ‫اء‬َ‫م‬ْ‫ل‬َّ‫ظ‬‫ال‬ ‫ِف‬ ُ‫ه‬َ‫ب‬َ‫ك‬ْ‫ر‬َ‫ت‬ِ‫ل‬ ً‫ا‬‫ر‬‫ا‬َ ِ‫مح‬ َ ْ‫ي‬َ‫ر‬َ‫ت‬ْ‫ش‬‫ا‬ ْ‫و‬َ‫ل‬ :ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫قيل‬َ‫ر‬ ٌ‫ة‬َ‫ال‬َ‫ص‬ ُ‫ه‬ُ‫ئ‬ِ‫ه‬ُْ‫ُت‬ِ‫ب‬ْ‫ن‬َ‫ج‬ ‫إىل‬ ِِِ‫ز‬ْ‫ن‬َ‫م‬ َّ‫أن‬ ِ‫يِن‬ ‫إ‬ ِ‫د‬ِ‫ج‬ْ‫س‬ َ ‫امل‬‫اهلل‬ ‫صلى‬ ِ‫اهلل‬ ُ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ال‬َ‫ق‬َ‫ر‬ .‫ي‬ِ‫ل‬ْ‫أه‬ ‫إىل‬ ُ ْ‫ع‬َ‫ج‬َ‫ر‬ ‫ا‬َ‫ذ‬‫إ‬ ‫ي‬ِ‫وع‬ُ‫ج‬ُ‫ر‬ َ‫و‬ ِ‫د‬ِ‫ج‬ْ‫س‬ َ ‫امل‬ ‫إىل‬ َ‫اي‬َ‫ش‬َْ‫َم‬ ِِ َ‫ب‬َ‫ْت‬‫ك‬ُ‫ي‬ ْ‫ن‬‫أ‬ ُ‫يد‬ِ‫ر‬ُ‫أ‬ ِّ‫يِن‬ .‫م‬ِ‫سل‬ُ‫م‬ ‫اه‬‫و‬‫ر‬ .‫ه‬َّ‫ل‬ُ‫ك‬ َ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬ َ‫لك‬ ُ‫ه‬َّ‫ل‬‫ال‬ َ‫ع‬ََ‫َج‬ ْ‫د‬َ‫ق‬ :‫وسلم‬ ‫عليه‬ Dari Ubay bin Ka'ab Radhiyallahu ‘anhu, katanya: "Ada seorang dari golongan sahabat Anshar yang saya tidak mengetahui seseorangpun yang rumahnya lebih jauh letaknya dari rumah orang itu jikalau hendak ke masjid, tetapi ia tidak pernah terlambat oleh sesuatu shalat - yakni setiap shalat fardhu ia mesti mengikuti berjamama’ah. Kepadanya dikatakan: "Alangkah baiknya jikalau engkau membeli seekor keledai yang dapat engkau naiki diwaktu malam gelap gulita serta di waktu teriknya panas matahari." la menjawab: "Saya tidak senang kalau rumahku itu ada didekat masjid, sesungguhnya saya ingin kalau jalanku sewaktu pergi ke masjid dan sewaktu pulang dari masjid untuk kembali ke tempat keluargaku itu dicatat pahalanya untukku. Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam lalu bersabda: "Allah telah mengumpulkan untukmu pahala kesemuanya itu - yakni waktu pergi dan pulangnya semuanya diberi pahala." (Riwayat Muslim) ‫ا‬َ‫اي‬َ‫ه‬َ‫اخل‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ُ‫اهلل‬ ‫و‬ُ‫ح‬َْ‫َي‬ ‫ا‬َ‫م‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُّ‫ل‬ُ‫أد‬ ‫أال‬ :َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ‫اهلل‬ ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َّ‫أن‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫يرة‬‫ر‬‫ه‬ ‫أيب‬ ‫عن‬ ‫و‬َ‫و‬ ‫؟‬ ِ ‫ا‬َ‫ج‬َ‫َّر‬‫الد‬ ِ‫ه‬ِ‫ب‬ ُ‫ع‬َ‫ر‬ْ‫ر‬َ‫ي‬ُ‫ار‬َ‫ظ‬ِ‫ت‬ْ‫ن‬‫ا‬ َ‫و‬ ِ‫د‬ ِ‫اج‬َ‫س‬ َ ‫امل‬ َ‫إىل‬ ‫ا‬َ‫ه‬ُ‫اخل‬ ُ‫ة‬َ‫ر‬ْ‫ث‬َ‫ك‬ َ‫و‬ ِ‫ه‬ِ‫ر‬‫ا‬َ‫ك‬ َ ‫امل‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ِ‫وء‬ُ‫ض‬ُ‫الو‬ ُ‫غ‬‫ا‬َ‫ب‬ْ‫إس‬ :َ‫ال‬َ‫ق‬ .ِ‫اهلل‬ ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ‫يا‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ب‬ :‫ا‬‫و‬ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ق‬ .‫م‬ِ‫مسل‬ ‫اه‬‫و‬‫ر‬ .ُ‫ط‬‫ا‬َ‫ب‬ِّ‫الر‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬‫ر‬ ُ‫ط‬‫ا‬َ‫ب‬ِّ‫الر‬ ُ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫ل‬َ‫ذ‬َ‫ر‬ ِ‫ة‬َ‫ال‬َّ‫الص‬ َ‫د‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ ِ‫ة‬َ‫ال‬َّ‫الص‬ Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam bersabda: "Sukakah engkau semua kalau saya tunjukkan akan sesuatu amalan yang dapat melebur semua kesalahan dan dengan nya dapat pula menaikkan beberapa derajat?" Para sahabat menjawab: "Baiklah, ya Rasulullah." Beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam. lalu bersabda: "Yaitu menyempurnakan wudhu' sekalipun menemui beberapa hal yang tidak disenangi seperti terlampau dingin dan sebagainya, banyak-nya melangkahkan kaki untuk ke masjid dan menantikan shalat sesudah melakukan shalat. Itulah yang dapat disebut ribath, itulah yang disebut ribath - perjuangan menahan nafsu untuk memper-banyak ketaatan pada Tuhan." (Riwayat Muslim)
  • 8. 8 ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ِّ‫النيب‬ ‫عن‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫اخلدري‬ ‫سعيد‬ ‫أيب‬ ‫عن‬ ‫و‬َ‫د‬ ِ‫اج‬َ‫س‬ َ ‫امل‬ ُ‫اد‬َ‫ت‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ َ‫ل‬ُ‫ج‬َّ‫الر‬ ُ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫َي‬‫أ‬َ‫ر‬ ‫إذا‬ : َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اآل‬ }ِ‫ر‬ِ‫اآلخ‬ ِ‫م‬ْ‫و‬َ‫ي‬ْ‫ل‬‫ا‬َ‫و‬ ِ‫اهلل‬ِ‫ب‬ َ‫ن‬َ‫آم‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ ِ‫اهلل‬ َ‫د‬ ِ‫اج‬َ‫س‬َ‫م‬ ُ‫ر‬ُ‫م‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ ‫ا‬ََّ‫َّن‬ِ‫إ‬{ :‫جل‬ ‫و‬ ‫عز‬ ُ‫اهلل‬ ‫قال‬ ِ‫ان‬َ‫باإلَي‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫د‬َ‫ه‬ْ‫ش‬‫ا‬َ‫ر‬‫الِّتمذي‬ ‫اه‬‫و‬‫ر‬ .‫ية‬ .‫حسن‬ ‫حديث‬ ‫قال‬ ‫و‬ Dari Abu Said al-Khudri Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam, bersabda: "Jikalau engkau semua melihat seseorang membiasakan pulang pergi ke masjid, maka saksikanlah ia dengan keimanan yakni bahwa orang itu benar-benar orang yang beriman. Allah Azzawajalla berfirman: "Hanya saja orang yang meramaikan masjid-masjidnya Allah ialah orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, sampai akhir ayat. Diriwayatkan oleh Imam Termidzi dan ia mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan. * Kelengkapan isi ayat di atas, yang tercantum dalam surat al-Bara'ah atau at-Taubah, ayat 16, artinya adalah sebagai berikut: "Serta mendirikan shalat dan menunaikan zakat, juga tidak takut melainkan kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka itu termasuk golongan orang-orang yang memperoleh petunjuk benar - dari Tuhan." ُ‫ة‬َ‫ال‬َّ‫الص‬ ِ َ‫ام‬َ‫د‬ ‫ا‬َ‫م‬ ‫م‬‫ة‬َ‫ال‬َ‫ص‬ ‫ِف‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ُ‫د‬َ‫أح‬ ُ‫ال‬َ‫ز‬َ‫ي‬ ‫ال‬ : َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ِ‫اهلل‬ ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َّ‫أن‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫يرة‬‫ر‬‫ه‬ ‫أيب‬ ‫عن‬ ‫و‬ ‫ال‬َّ‫الص‬ َّ‫ال‬‫إ‬ ِ‫ه‬ِ‫أهل‬ ‫إىل‬ َ‫ب‬ِ‫ل‬َ‫ق‬‫ن‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬‫أ‬ ُ‫ه‬ُ‫ع‬َ‫ن‬َ‫َي‬ ‫ال‬ ُ‫ه‬ُ‫س‬ِ‫ب‬َْ‫َت‬.ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ٌ‫متفق‬ .ُ‫ة‬ Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu bahwasanya Rasululah Shallallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam. bersabda: "Seseorang di antara engkau semua itu masih tetap dianggap dalam shalat, selama shalat itu menyebabkan ia tertahan. jadi tidak ada yang menghalang-halangi ia untuk kembali ke tempat keluarganya melainkan karena menantikan shalat." (Muttafaq 'alaih) َ‫ص‬ُ‫م‬ ِ‫ِف‬ َ‫ام‬َ‫د‬ ‫ا‬َ‫م‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِ‫د‬َ‫َح‬‫أ‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ‫ي‬ِّ‫ل‬َ‫ص‬ُ‫ط‬ ُ‫ة‬َ‫ك‬ِ‫الئ‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ :َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫سلم‬ ‫و‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ِ‫اهلل‬ ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َّ‫أن‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫عنه‬ ‫و‬ُ‫ه‬َّ‫ال‬ .ُّ‫ي‬ِ‫ر‬‫ا‬َ‫خ‬ُ‫الب‬ ‫اه‬‫و‬‫ر‬ .ُ‫ه‬َْ‫مح‬ْ‫ار‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ل‬‫ال‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ ْ‫ر‬ِ‫ف‬ْ‫غ‬‫ا‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ل‬‫ال‬ ُ‫ول‬ُ‫ق‬َ‫ط‬ ْ‫ث‬ِ‫د‬ُْ‫ُي‬ َْ‫َل‬ ‫ا‬َ‫م‬ ،ِ‫يه‬ِ‫ر‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu pula bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam bersabda: "Malaikat mendo’akan kepada seseorang di antara engkau semua supaya mendapatkan kerahmatan, selama orang itu masih ada di dalam tempat shalatnya yang
  • 9. 9 ia bersembahyang di situ, juga selama ia belum berhadas. Malaikat itu mengucapkan: "Ya Allah, ampunilah orang itu, ya Allah, belas kasihanilah ia." (Riwayat Bukhari) ‫أ‬ َُّ‫َّم‬ ِ‫ل‬ْ‫ي‬َّ‫ل‬‫ال‬ ِ‫ر‬ْ‫ه‬َ‫ش‬ َ‫ىل‬ِ‫إ‬ ِ‫اء‬َ‫ش‬ِ‫الع‬ َ‫ة‬َ‫ال‬َ‫ص‬ ً‫ة‬َ‫ل‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ َ‫ر‬َّ‫َخ‬‫أ‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ِ‫اهلل‬ َ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َّ‫أن‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫أنس‬ ‫عن‬ ‫و‬‫ا‬َ‫ن‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ل‬َ‫ب‬ْ‫ق‬ َ‫و‬ ُ‫َّاس‬‫ن‬‫ال‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ :َ‫ال‬َ‫ق‬َ‫ر‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫د‬ْ‫ع‬َ‫ب‬ ِ‫ه‬ِ‫ه‬ْ‫ج‬َ‫و‬ِ‫ب‬.ُّ‫ي‬ِ‫ر‬‫ا‬َ‫خ‬ُ‫الب‬ ‫اه‬‫و‬‫ر‬ .‫ا‬َ‫وه‬ُُ‫ُت‬ْ‫ر‬َ‫ظ‬َ‫ت‬ْ‫ان‬ ُ‫ذ‬ْ‫ن‬ُ‫م‬ ‫م‬‫ة‬َ‫ال‬َ‫ص‬ ‫ِف‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫ل‬‫ا‬َ‫ز‬َ‫ط‬ َْ‫َل‬ َ‫و‬ ‫ا‬‫و‬ُ‫د‬َ‫ق‬َ‫ر‬ Dari Anas Radhiallahu ‘anhu. bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam mengakhirkan shalat Isya' pada suatu malam sampai ke pertengahan malam, kemudian beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam. menghadap - kepada orang banyak - dengan wajahnya setelah selesai bersembahyang, lalu beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam bersabda: "Orang-orang sudah bersembahyang dan mereka telah tidur dan engkau semua senantiasa dianggap dalam melakukan shalat, sejak engkau semua menantikan shalat itu." (Riwayat Bukhari) ‫ا‬ ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َّ‫أن‬ ‫عنهما‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫عمر‬ ‫ابن‬ ‫عن‬‫م‬‫ع‬ْ‫ب‬َ‫س‬ِ‫ب‬ ِّ‫ذ‬َ‫ف‬ْ‫ل‬‫ا‬ ِ‫ة‬َ‫ال‬َ‫ص‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ُ‫ل‬َ‫ى‬ْ‫ر‬‫أ‬ ‫ة‬َ‫اع‬َ‫م‬َْ‫اجل‬ ُ‫ة‬َ‫ال‬َ‫ص‬ : َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ِ‫هلل‬ .ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ٌ‫متفق‬ .ً‫ة‬َ‫ج‬َ‫ر‬َ‫د‬ َ‫ين‬ِ‫ر‬ْ‫ش‬ِ‫ع‬ َ‫و‬ Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhuma bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam bersabda: "Shalat jamaah adalah lebih utama dari shalat fadz yakni sendirian dengan kelebihan dua puluh tujuh derajat." (Muttafaq 'alaih) ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ُ‫ف‬َّ‫ع‬َ‫ى‬ُ‫ط‬ ‫م‬‫اعة‬ََ‫َج‬ ‫ِف‬ ِ‫ل‬ُ‫ج‬َّ‫الر‬ ُ‫ة‬‫ال‬َ‫ص‬ :‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ِ‫اهلل‬ ُ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ‫قال‬ َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫يرة‬‫ر‬‫ه‬ ‫أيب‬ ‫عن‬ ‫و‬ ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ِ‫ِف‬ ِ‫ه‬ِ‫الط‬َ‫ص‬ِ‫د‬ِ‫ج‬ْ‫س‬ َ ‫امل‬ ‫إىل‬ َ‫ج‬َ‫ر‬َ‫خ‬ َُّ‫َّم‬ َ‫وء‬ُ‫ض‬ُ‫الو‬ َ‫ن‬َ‫س‬ْ‫أح‬َ‫ر‬ ‫َّأ‬‫ض‬َ‫و‬َ‫ط‬ ‫ا‬َ‫ذ‬‫إ‬ ُ‫َّه‬‫ن‬َ‫أ‬ َ‫ك‬ِ‫ذل‬ َ‫و‬ ً‫ا‬َ‫ف‬ْ‫ع‬ِ‫ض‬ َ‫ين‬ِ‫ر‬ْ‫ش‬ِ‫ع‬ َ‫و‬ ً‫ا‬‫س‬َْ‫َخ‬ ِ‫ه‬ِ‫وق‬ُ‫س‬ ‫ِف‬ ‫و‬ ِ‫ه‬‫ال‬ َّ‫ل‬َ‫ص‬ ‫ا‬َ‫ذ‬‫إ‬َ‫ر‬ ٌ‫ة‬َ‫يئ‬ِ‫ه‬َ‫خ‬ ‫ا‬َ ِ‫ِب‬ ُ‫نه‬َ‫ع‬ ْ َّ‫ه‬ُ‫ح‬ َ‫و‬ ٌ‫ة‬َ‫ج‬َ‫ر‬َ‫د‬ ‫ا‬َ ِ‫ِب‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ ْ َ‫ع‬ِ‫ر‬ُ‫ر‬ َّ‫ال‬‫إ‬ ً‫ة‬َ‫و‬ْ‫ه‬َ‫خ‬ ُ‫ط‬َْ‫ُي‬ َْ‫َل‬ ُ‫ة‬‫ال‬َّ‫الص‬ َّ‫ال‬‫إ‬ ُ‫ه‬ُ‫ج‬ِ‫ر‬ ُ‫ُي‬‫ى‬‫ي‬ِّ‫ل‬َ‫ص‬ُ‫ط‬ ُ‫ة‬َ‫ك‬ِ‫الئ‬ َ ‫امل‬ ِ‫ل‬َ‫ز‬َ‫ط‬ َْ‫َل‬ ‫م‬‫الة‬َ‫ص‬ ‫ِف‬ ُ‫ال‬َ‫ز‬َ‫ي‬ َ‫ال‬ َ‫و‬ ُ‫ه‬َْ‫مح‬ْ‫ار‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ل‬‫ال‬ ِ‫يه‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ِّ‫ل‬َ‫ص‬ َّ‫م‬ُ‫ه‬َّ‫ل‬‫ال‬ ُ‫طقول‬ ‫ث‬ِ‫د‬ُْ‫ُي‬ َْ‫َل‬ ‫ا‬َ‫م‬ ُ‫ه‬َّ‫ال‬َ‫ص‬ُ‫م‬ ‫ِف‬ َ‫ام‬َ‫د‬ ‫ا‬َ‫م‬ ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ٌ‫متفق‬ .َ‫ة‬َ‫ال‬َّ‫الص‬ َ‫ر‬َ‫ظ‬َ‫ت‬ْ‫ان‬ ‫ا‬َ‫م‬ .‫البخاري‬ ‫لفظ‬ ‫هذا‬ ‫و‬ ِ‫يه‬َ‫ل‬َ‫ع‬ Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu. berkata: "Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam bersabda: "Shalatnya seseorang lelaki dalam jamaah itu dilipat gandakan pahalanya melebihi shalatnya dirumahnya secara sendirian (munfarid ) atau di pasarnya dengan
  • 10. 10 duapuluh lima kali lipatnya. Yang sedemikian itu ialah karena bahwasanya apabila seseorang itu berwudhu' lalu memperbagusi cara wudhu'nya, kemudian keluar ke masjid, sedang tidak ada yang menyebabkan keluarnya itu melainkan karena hendak bersembahyang, maka tidaklah ia melangkah sekali langkah, melainkan dinaikkanlah untuknya sederajat dan dihapuskan daripadanya satu kesalahan. Selanjutnya apabila ia bersembahyang, maka para malaikat itu senantiasa mendoakan untuknya supaya ia memperoleh kerahmatan Allah, selama masih tetap berada di tempat shalatnya, juga selama ia tidak berhadats. Ucapan malaikat itu ialah: "Ya Allah, berikanlah kerahmatan pada orang itu; ya Allah, belaskasihanilah ia." Orang tersebut dianggap berada dalam shalat, selama ia menantikan shalat berjamaah."(Muttafaq 'alaih) ini adalah lafadznya imam bukhori. ِ‫ج‬ْ‫س‬َ‫م‬ْ‫ل‬‫ا‬ ‫إىل‬ ِ‫يِن‬ُ‫ود‬ُ‫ق‬َ‫ي‬ ٌ‫د‬ِ‫ائ‬َ‫ق‬ ِِ َ‫يس‬َ‫ل‬ ِ‫اهلل‬ َ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ‫يا‬ َ‫ال‬َ‫ق‬‫ر‬ ‫ى‬َ‫م‬ْ‫أع‬ ٌ‫ل‬ُ‫ج‬َ‫ر‬ ‫سلم‬ ‫و‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ َّ‫النيب‬ ‫ى‬َ‫ط‬َ‫أ‬ َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫عنه‬ ‫و‬ِ‫د‬ ‫ي‬ِّ‫ل‬َ‫ص‬ُ‫ي‬َ‫ر‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ص‬ِّ‫خ‬َ‫ر‬ُ‫ي‬ ْ‫ن‬‫أ‬ ‫سلم‬ ‫و‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ِ‫اهلل‬ َ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫َل‬‫أ‬َ‫س‬َ‫ر‬ْ‫ل‬َ‫ه‬ :ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ال‬َ‫ق‬َ‫ر‬ ُ‫اه‬َ‫ع‬َ‫د‬ َّ‫ىل‬َ‫و‬ ‫ا‬َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫ر‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ص‬َّ‫خ‬َ‫ر‬َ‫ر‬ ِ‫ه‬ِ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ِ‫ِف‬ .‫م‬ِ‫سل‬ُ‫م‬ ‫اه‬‫و‬‫ر‬ . ْ‫ب‬ ِ‫أج‬َ‫ر‬ :َ‫ال‬َ‫ق‬ .ْ‫م‬َ‫ع‬َ‫ن‬ : َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫؟‬ِ‫ة‬َ‫ال‬َّ‫الص‬ِ‫ب‬ َ‫اء‬َ‫ِّد‬‫ن‬‫ال‬ ُ‫ع‬َ‫م‬ْ‫س‬َ‫ط‬ Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, berkata: "Ada seorang lelaki buta matanya, datang kepada Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallamlalu berkata: "Ya Rasulullah, saya ini tidak mempunyai seorang pembimbing yang dapat membimbing saya untuk pergi ke masjid," lalu ia meminta kepada Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa salam, supaya diberi kelonggaran untuk melakukan sholat di rumahnya saja, kemudian beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallammemberikan kelonggaran padanya. Setelah orang itu menyingkir, lalu beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallammemanggilnya dan berkata padanya: "Adakah engkau mendengar adzan shalat?" Orang itu menjawab: "Ya, mendengar." Beliau Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallambersabda: "Kalau begitu, datangilah panggilan adzan tersebut." Maksudnya: Datanglah untuk mengikuti jamaah, kalau menghendaki banyak fadhilah.(riwayat muslim) . َ‫ة‬َ‫دين‬ َ ‫امل‬ َّ‫إن‬ ِ‫اهلل‬ ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ‫يا‬ َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫َّه‬‫ن‬‫أ‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫املؤذن‬ ‫مكتوم‬ ّ‫ُم‬‫أ‬ ‫بابن‬ ‫املعروف‬ ‫م‬‫يس‬َ‫ق‬ ‫بن‬ ‫رو‬ْ‫م‬َ‫ع‬ ‫قيل‬ ‫و‬ ‫اهلل‬ ِ‫عبد‬ ‫عن‬ ‫و‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ِ‫اهلل‬ ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َ‫ال‬َ‫ق‬َ‫ر‬ .ِ‫اع‬َ‫ب‬ِّ‫الس‬ َ‫و‬ ِّ‫ام‬َ‫و‬َ‫اَل‬ ُ‫ة‬‫ثري‬َ‫ك‬.ً‫ال‬‫ه‬َّ‫ي‬َ‫ح‬َ‫ر‬ ِ‫الح‬َ‫ف‬‫ال‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َّ‫ي‬َ‫ح‬ ِ‫الة‬َّ‫الص‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َّ‫ي‬َ‫ح‬ ُ‫ع‬َ‫م‬ْ‫س‬َ‫ط‬ :‫وسلم‬ ‫عليه‬ .‫حسن‬ ‫بإسناد‬ َ‫د‬ُ‫او‬َ‫د‬ ‫و‬ُ‫أب‬ ُ‫اه‬َ‫و‬َ‫ر‬ Dari Abdullah Radhiyallahu ‘anhu, ada yang mengatakan: 'Amr bin Qais yang terkenal dengan sebutan Ibnu Ummi Maktum, seorang muadzin Radhiallahu ‘anhu. bahwasanya ia berkata: "Ya Rasulullah, sesungguhnya Madinah ini banyak sekali binatang melatanya seperti ular,
  • 11. 11 kalajengking dan lain-lain juga banyak binatang buasnya." Kemudian Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam bersabda: "Apakah engkau mendengar ucapan Hayya 'alasshalah dan Hayya 'alalfalah? - maksudnya: Apakah engkau mendengar bunyi azan? Kalau memang mendengar, maka marilah datang ke tempat berjamaah." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad hasan. Hayyahalan artinya marilah datang. ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ َ‫و‬ : َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫سلم‬ ‫و‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ِ‫اهلل‬ ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َّ‫أن‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫يرة‬‫ر‬‫ه‬ ‫أيب‬ ‫عن‬ ‫و‬َ‫ر‬ُ‫آم‬ ْ‫ن‬‫أ‬ ُ ْ‫م‬ََ‫َه‬ ْ‫د‬َ‫ق‬َ‫ل‬ ِ‫ه‬ِ‫د‬َ‫ي‬ِ‫ب‬ ‫ي‬ِ‫س‬ْ‫ف‬َ‫ن‬ َ‫ج‬ِ‫ر‬ ‫إىل‬ َ‫ف‬ِ‫ال‬َ‫ُخ‬‫أ‬ َُّ‫َّم‬ َ‫َّاس‬‫ن‬‫ال‬ َّ‫م‬ُ‫ؤ‬َ‫ي‬َ‫ر‬ ً‫ال‬ُ‫ج‬َ‫ر‬ َ‫ر‬ُ‫آم‬ َُّ‫َّم‬ ‫ا‬َ‫َل‬ َ‫ن‬َّ‫ذ‬‫ؤ‬ُ‫ي‬َ‫ر‬ ِ‫ة‬َ‫ال‬َّ‫الص‬ِ‫ب‬ َ‫ر‬ُ‫آم‬ َُّ‫َّم‬ َ‫ب‬َ‫ه‬َ‫ت‬ْ‫ح‬ُ‫ي‬َ‫ر‬ ‫م‬‫ب‬َ‫ه‬َ‫حب‬.ْ‫م‬َ‫وَت‬ُ‫ي‬ُ‫ب‬ ْ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ق‬ِّ‫ر‬َ‫ُح‬‫أ‬َ‫ر‬ ‫م‬‫ال‬ .ِ‫يه‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ٌ‫متفق‬ Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu., bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku ada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, sesungguhnya saya telah bertekad hendak menyuruh supaya diambilkan kayu bakar, lalu dicarikanlah kayu bakar itu, kemudian saya menyuruh supaya shalat dilakukan dengan dikumandangkan adzan dahulu untuk shalat tadi, selanjutnya saya menyuruh seseorang lelaki untuk menjadi imamnya orang banyak dalam shalat jamaah itu, seterusnya saya sendiri pergi ke tempat orang-orang lelaki yang tidak ikut berjamaah untuk saya bakar saja rumah-rumah mereka itu." (Muttafaq 'alaih) َ‫ل‬َّ‫الص‬ ِ‫ء‬َ‫ال‬ُ‫هؤ‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ْ‫ظ‬ِ‫ار‬َ‫ح‬ُ‫ي‬ْ‫ل‬َ‫ر‬ ً‫ا‬‫م‬ِ‫ل‬ْ‫س‬ُ‫م‬ ً‫ا‬‫غد‬ َ‫اىل‬َ‫ع‬َ‫ط‬ َ‫اهلل‬ ‫ى‬َ‫ق‬ْ‫ل‬َ‫ي‬ ْ‫ن‬‫أ‬ ُ‫ه‬َّ‫ر‬َ‫س‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫مسعود‬ ‫ابن‬ ‫عن‬ ‫و‬ِ ‫ا‬َ‫و‬ َّ‫ن‬ِِ‫ِب‬ ‫ى‬َ‫اد‬َ‫ن‬ُ‫ي‬ ُ‫ث‬ْ‫ي‬َ‫ح‬ْ‫م‬ُ‫ك‬َّ‫ن‬‫أ‬ ْ‫و‬َ‫ل‬ َ‫و‬ ‫ى‬َ‫د‬ُ‫اَل‬ ِ‫ن‬َ‫ن‬ُ‫س‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َّ‫ن‬ُ‫َّه‬‫إن‬ َ‫و‬ ‫ى‬َ‫د‬ُ‫اَل‬ َ‫ن‬َ‫ن‬ُ‫س‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ‫كم‬ِّ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫ن‬ِ‫ل‬ َ‫ع‬َ‫ر‬َ‫ش‬ َ‫اهلل‬ َّ‫إن‬َ‫ر‬ ُ‫س‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ك‬َ‫ر‬َ‫ط‬ ْ‫و‬َ‫ل‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ِّ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫ن‬ َ‫ة‬َّ‫ن‬ُ‫س‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ك‬َ‫ر‬َ‫ت‬َ‫ل‬ ِ‫ه‬ِ‫ت‬ْ‫ي‬َ‫ب‬ ِ‫ِف‬ ُ‫ف‬ِّ‫ل‬َ‫خ‬َ‫ت‬ ُ ‫امل‬ ‫هذا‬ ‫ي‬ِّ‫ل‬َ‫ص‬ُ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬َ‫ك‬‫كم‬ِ‫وط‬ُ‫ي‬ُ‫ب‬ ‫ِف‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ي‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ِّ‫ي‬ِ‫ب‬َ‫ن‬ ‫َّة‬‫ن‬‫ا‬َ‫ن‬ُ‫ت‬ْ‫أي‬َ‫ر‬ ْ‫د‬َ‫ق‬َ‫ل‬ َ‫و‬ ْ‫م‬ُ‫ت‬ْ‫ل‬َ‫ل‬َ‫ى‬َ‫ل‬ ‫م‬ُ‫ك‬ َ‫ل‬ُ‫ج‬َّ‫الر‬ َْ‫ني‬َ‫ب‬ ‫ى‬َ‫اد‬َ‫ه‬ُ‫ي‬ ِ‫به‬ ‫ى‬َ‫ط‬‫ؤ‬ُ‫ي‬ ُ‫ل‬ُ‫ج‬َّ‫الر‬ َ‫ن‬‫ا‬َ‫ك‬ ْ‫د‬َ‫ق‬َ‫ل‬ َ‫و‬ ِ‫اق‬َ‫ف‬ِّ‫الن‬ ُ‫وم‬ُ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫م‬ ٌ‫ق‬ِ‫ار‬َ‫ن‬ُ‫م‬ َّ‫ال‬‫إ‬ ‫ا‬َ‫ه‬ْ‫ن‬َ‫ع‬ ُ‫ف‬َّ‫ل‬َ‫خ‬َ‫ت‬َ‫ي‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫و‬.ِّ‫ف‬َّ‫الص‬ ‫ِف‬ َ‫ام‬َ‫ق‬ُ‫ي‬ َّ‫َّت‬َ‫ح‬ ِْ‫ني‬ .‫م‬ِ‫سل‬ُ‫م‬ ُ‫اه‬َ‫و‬َ‫ر‬ Dari Ibnu Mas'ud Radhiyallahu ‘anhu berkata: "Barang siapa yang senang kalau menemui Allah Ta'ala besok pada hari kiamat dalam keadaan Muslim, maka hendaklah ia menjaga shalat-shalat fardhu ini di waktu ia dipanggil untuk mendatanginya yakni jika sudah mendengar adzan. Sebab sesungguhnya Allah telah mensyariatkan kepada Nabimu Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam beberapa jalan petunjuk. sesungguhnya shalat-shalat itu adalah termasuk sebagian dari jalan- jalan petunjuk tersebut. Andaikata engkau semua bersembahyang dalam rumah-rumahmu sendiri
  • 12. 12 sebagaimana shalatnya orang yang suka meninggalkan jamaah itu, yakni yang bersembahyang dalam rumahnya, niscayalah engkau semua telah meninggalkan sunnah Nabimu, selanjutnya jikalau engkau semua telah meninggalkan sunnah Nabimu, maka niscayalah engkau semua tersesat. Sungguh saya telah melihat sendiri bahwa tidak ada seorangpun yang suka meninggalkan shalat berjamaah melainkan ia adalah seorang munafik yang sangat nyata kemunafikannya. Sungguh dahulu saya telah menyaksikan pula seseorang yang didatangkan untuk menghadhiri shalat jamaah, ia disandarkan di antara dua orang lelaki sehingga ia ditegakkan di dalam saf , karena ia mengetahui betapa besar fadhilahnya shalat berjamaah itu." (Riwayat Muslim) ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ِ‫اهلل‬ ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ّ‫ن‬‫إ‬ َ‫ال‬َ‫ق‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ ‫اية‬‫و‬‫ر‬ ‫ِف‬ ‫و‬‫ِف‬ َ‫ة‬َ‫ال‬َّ‫الص‬ ‫ى‬َ‫د‬ُ‫اَل‬ ِ‫ن‬َ‫ن‬ُ‫س‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َّ‫إن‬ ‫و‬ ‫ى‬َ‫د‬ُ‫اَل‬ َ‫ن‬َ‫ن‬ُ‫س‬ ‫ا‬َ‫ن‬َ‫م‬َّ‫ل‬َ‫ع‬ ‫سلم‬ ‫و‬ ‫عليه‬ .ِ‫يه‬ِ‫ر‬ ُ‫ن‬َّ‫ذ‬َ‫ؤ‬ُ‫ي‬ ‫ي‬ِ‫ذ‬َّ‫ل‬‫ا‬ ِ‫د‬ِ‫ج‬ْ‫س‬ َ ‫امل‬ Dalam riwayat lain Imam Muslim menyebutkan, bahwa: "Sesungguhnya Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam mengajarkan kepada kita akan jalan-jalan petunjuk, dan sesungguhnya termasuk salah satu dari jalan-jalan petunjuk itu ialah melakukan shalat di masjid yang diadzankan di situ yakni shalat-shalat yang dilakukan dengan jamaah. ُ‫س‬َ‫ر‬ ‫مسع‬ ‫قال‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫الدرداء‬ ‫أيب‬ ‫عن‬ ‫و‬‫م‬‫و‬ْ‫د‬َ‫ب‬ َ‫ال‬ َ‫و‬ ‫م‬‫ية‬ْ‫ر‬َ‫ق‬ ِ‫ِف‬ ‫م‬‫ة‬َ‫ث‬‫ال‬َ‫ث‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ ‫ا‬َ‫م‬ :‫يقول‬ ‫سلم‬ ‫و‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ِ‫اهلل‬ ‫ول‬ ِّ‫الذ‬ ُ‫ل‬ُ‫ك‬ْ‫أ‬َ‫ي‬ ‫ا‬ََّ‫إَّن‬َ‫ر‬ ِ‫ة‬َ‫اع‬َ‫م‬َ‫اجل‬ِ‫ب‬ ْ‫م‬ُ‫ك‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬َ‫ر‬ ُ‫ن‬‫ا‬َ‫ه‬ْ‫َّي‬‫الش‬ ‫م‬ِ‫ه‬ْ‫ي‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ذ‬َ‫و‬ْ‫ح‬َ‫ت‬ْ‫اس‬ ‫د‬َ‫ق‬ َّ‫ال‬‫إ‬ ُ‫ة‬َ‫ال‬َّ‫الص‬ ُ‫م‬ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ر‬ ُ‫ام‬َ‫ق‬ُ‫ط‬ ‫ال‬ُ‫اه‬َ‫و‬َ‫ر‬ .‫ة‬َ‫ي‬ِ‫اص‬َ‫ق‬‫ال‬ ِ‫م‬َ‫ن‬َ‫الغ‬ َ‫ن‬ِ‫م‬ ُ‫ب‬ْ‫ئ‬ َ‫د‬ُ‫او‬َ‫د‬ ‫و‬ُ‫أب‬.‫حسن‬ ‫بإسناد‬ Dari Abuddarda' Radhiyallahu ‘anhu berkata: "Saya mendengar Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam bersabda: "Tidak berkumpul tiga orang di suatu kampong atau pelosok kemudian tidak didirikan di tengah mereka shalat berjamaah melainkan syaithon telah menyesatkan mereka. Oleh karena itu hendaklah engkau semua tetap menjaga jamaah, sebab serigala itu memakan kambing yang jauh yakni yang terpencil dari kawanannya." Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dengan isnad hasan. ‫م‬‫ة‬َ‫اع‬ََ‫َج‬ ِ‫ِف‬ َ‫اء‬َ‫ش‬ِ‫الع‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ :‫يقول‬ ‫سلم‬ ‫و‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ِ‫اهلل‬ ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ُ ْ‫ع‬َِ‫مس‬ َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫عفان‬ ‫بن‬ ‫عثمان‬ ‫عن‬ ََّ‫أَّن‬َ‫ك‬َ‫ر‬ ‫م‬‫ة‬َ‫اع‬ََ‫َج‬ ‫ِف‬ َ‫ح‬ْ‫ب‬ُّ‫الص‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ َ‫و‬ ِ‫ل‬ْ‫ي‬َّ‫ل‬‫ال‬ َ‫ف‬ْ‫ص‬ِ‫ن‬ َ‫ام‬َ‫ق‬ ‫ا‬ََّ‫أَّن‬َ‫ك‬َ‫ر‬.‫م‬ِ‫سل‬ُ‫م‬ ‫اه‬‫و‬‫ر‬ .ُ‫ه‬َّ‫ل‬ُ‫ك‬َ‫ل‬ْ‫ي‬َّ‫ل‬‫ال‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ‫ا‬
  • 13. 13 َ‫د‬ِ‫ه‬َ‫ش‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ :‫سلم‬ ‫و‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ِ‫اهلل‬ ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ‫قال‬ َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫عفان‬ ‫بن‬ ‫عثمان‬ ‫عن‬ ‫الِّتمذي‬ ‫اية‬‫و‬‫ر‬ ‫ِف‬ ‫و‬ ‫م‬‫ة‬َ‫اع‬ََ‫َج‬ ِ‫ِف‬ َ‫ر‬ْ‫ج‬َ‫ف‬‫ال‬ َ‫و‬ َ‫اء‬َ‫ش‬ِ‫الع‬ ‫ى‬َّ‫ل‬َ‫ص‬ ْ‫ن‬َ‫م‬ َ‫و‬ ‫م‬‫ة‬َ‫ل‬‫ي‬َ‫ل‬ َ‫ف‬ْ‫ص‬ِ‫ن‬ ُ‫ام‬َ‫ي‬ِ‫ق‬ ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ن‬‫ا‬َ‫ك‬‫م‬‫ة‬َ‫اع‬ََ‫َج‬ ِ‫ِف‬ َ‫اء‬َ‫ش‬ِ‫الع‬‫الِّتمذي‬ َ‫ال‬َ‫ق‬ .‫م‬‫ة‬َ‫ل‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ ِ‫ام‬َ‫ي‬ِ‫ق‬َ‫ك‬ُ‫ه‬َ‫ل‬ َ‫ن‬‫ا‬َ‫ك‬ .‫صحيح‬ ‫حسن‬ ‫حديث‬ Dari Utsman Radhiallahu ‘anhu berkata: "Saya mendengar Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang mengerjakan shalat Isya' secara berjamaah, maka seolah-olah ia mendirikan shalat separuh malam dan barangsiapa yang mengerjakan shalat Subuh dengan berjamaah, maka seolah-olah ia mendirikan shalat semalam suntuk." (Riwayat Muslim) Dalam riwayat Imam Termidzi dari Usman Radhiyallahu ‘anhu berkata: "Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam bersabda: "Barangsiapa yang menghadhiri shalat Isya' secara berjamaah maka baginya adalah pahala mengerjakan shalat selama separuh malam dan barangsiapa yang mengerjakan sholat Isya' dan Subuh dengan berjamaah, maka baginya adalah pahala seperti mengerjakan shalat semalam suntuk." Imam Termidzi mengatakan bahwa ini adalah Hadis hasan shahih. ِ‫ة‬َ‫م‬َ‫ت‬َ‫الع‬ ‫ِف‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫ن‬‫و‬ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ ْ‫و‬َ‫ل‬ َ‫و‬ : َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫سلم‬ ‫و‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ِ‫اهلل‬ ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ َّ‫أن‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫يرة‬‫ر‬‫ه‬ ‫أيب‬ ‫عن‬ ‫و‬ِ‫ح‬ْ‫ب‬ُّ‫الص‬ َ‫و‬ .ِ‫يه‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ٌ‫متفق‬ .ً‫ا‬َ‫و‬ْ‫ب‬َ‫ح‬ ْ‫و‬َ‫ل‬ َ‫و‬ ‫ا‬َُ‫َه‬ْ‫و‬َ‫َط‬‫أل‬ Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam bersabda: "Andaikata para manusia itu mengetahui betapa besar pahalanya mengerjakan shalat Isya' dan Subuh secara berjamaah, niscaya mereka akan mendatangi kedua shalat itu, meskipun dengan jalan merangkak." (Muttafaq 'alaih) ِ‫ة‬َ‫ال‬َ‫ص‬ ْ‫ن‬ِ‫م‬ َ‫ني‬ِ‫ق‬ِ‫ار‬َ‫ن‬ ُ ‫امل‬ ‫ى‬َ‫ل‬َ‫ع‬ َ‫ل‬َ‫ق‬ْ‫أث‬ ٌ‫ة‬َ‫ال‬َ‫ص‬ َ‫س‬ْ‫ي‬َ‫ل‬ :‫سلم‬ ‫و‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ِ‫اهلل‬ ‫ول‬ُ‫س‬َ‫ر‬ ‫قال‬ َ‫ال‬َ‫ق‬ ‫عنه‬ ‫و‬ْ‫و‬َ‫ل‬ َ‫و‬ ِ‫اء‬َ‫ش‬ِ‫الع‬ َ‫و‬ ِ‫ر‬ْ‫ج‬َ‫ف‬‫ال‬ .ِ‫يه‬َ‫ل‬َ‫ع‬ ٌ‫متفق‬ .ً‫ا‬‫و‬ْ‫ب‬َ‫ح‬ ْ‫و‬َ‫ل‬ َ‫و‬ ‫ا‬َُ‫َه‬ْ‫و‬َ‫َط‬‫أل‬ ‫ا‬َ‫م‬ِ‫ه‬‫ي‬ِ‫ر‬ ‫ا‬َ‫م‬ َ‫ن‬‫و‬ُ‫م‬َ‫ل‬ْ‫ع‬َ‫ي‬ Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu ia berkata: "Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam bersabda: "Tidak ada suatu shalatpun yang terlebih berat dirasakan oleh orang- orang munafik , dari pada shalat Subuh dan Isya', tetapi andaikata mereka mengetahui betapa besar
  • 14. 14 pahala kedua shalat tersebut, niscaya mereka akan mendatanginya sekalipun dengan jalan merangkak menuju tempat jamaah." (Muttafaq 'alaih)
  • 15. 15 MEMAKMURKAN WAKTU ANTARA MAGRIB DAN ISYA DENGAN BERIBADAH Sahabatku yang dimuliakan Allah. Waktu antara maghrib dan isya merupakan waktu yang sangat mulia di sisi Allah. Allah berfirman dalam kitab suci Al Qur’an memuji para sahabat-sahabat Rasulullah: ‫من‬ ‫َلم‬ ‫أخفي‬ ‫ما‬ ‫نفس‬ ‫طعلم‬ ‫رال‬ .‫ينفقون‬ ‫رزقناهم‬ ‫َما‬ ‫و‬ ‫طمعا‬ ‫و‬ ‫خورا‬ ‫ِبم‬‫ر‬ ‫يدعون‬ ‫املىاجع‬ ‫عن‬ ‫جنوِبم‬ ‫طتجاىف‬ ‫يعملون‬ ‫كان‬‫مبا‬ ‫ائ‬‫ز‬‫ج‬ ‫أعني‬ ‫قرة‬ Artinya: “Punggung mereka jauh dari tempat tidur, mereka senantiasa berdoa kepada tuhan mereka dengan penuh rasa takut dan harapan, serta mereka menafkahkan apa-apa rezeki yang kami berikan”. “Maka tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah untuk dipandang sebagai balasan bagi mereka atas apa yang mereka kerjakan”. Waktu yang digunakan para sahabat untuk bermunajat hingga mereka mendapatkan pujian Allah adalah antara maghrib dan isya. Al Imam Abdullah bin Abi Bakar Al Idrus berkata: ‫العشائني‬ ‫بني‬ ‫ما‬ ‫اإلحياء‬ ‫ِف‬ ‫الكنوز‬ ‫كل‬‫الكنوز‬ “Harta karun teragung diatas segala harta karun yang pernah ada adalah dalam memakmurkan waktu antara maghrib dan isya dengan beribadah”.
  • 16. 16 ANJURAN UNTUK MEMBACA AL QUR’AN Para sahabatku yang dimuliakan Allah..! ketahuilah bahwa diantara amal ibadah yang terbaik yang dilakukan seseorang di masjid adalah membaca Al Qur’an. Rasululah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam bersabda: ‫غشيتهم‬ ‫و‬ ‫السكينة‬ ‫عليهم‬ ‫ل‬‫ز‬‫ن‬ ‫إال‬ ‫بينهم‬ ‫يتدارسونه‬ ‫و‬ ‫اهلل‬ ‫كتاب‬‫يتلون‬ ‫اهلل‬ ‫بيو‬ ‫من‬ ‫بي‬ ‫ِف‬ ‫قوم‬ ‫اجتمع‬ ‫ما‬ ‫و‬ ‫الرمح‬‫عنده‬ ‫ريمن‬ ‫اهلل‬ ‫ذكرهم‬ ‫و‬ ‫املالئكة‬ ‫حفتهم‬ ‫و‬ ‫ة‬ “Dan tidak berkumpul sesuatu kaum dirumah dari rumah-rumah Allah mereka membaca Al Qur’an dan mempelajarinya diantara mereka melainkan turun atas mereka ketenteraman dan rahmat meliputi mereka dan malaikat mendampingi mereka dan Allah menyebut mereka di hadapan hamba-hamba yang dekat denganNya”. Berikut ini adalah kutipan dari kitab Nashoih Diniyah karya Al Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad tentang himbauan membaca Al Qur’an: Perihal Membaca AI-Quran Ketahuilah, wahai saudara-saudara sekalian, mudah-mudahan Allah Ta'ala menggolongkan kita ke dalam golongan orang-orang berminat membaca AI-Qur’an, golongan yang memelihara AI-Qur’an dan terpelihara pula oleh AI-Qur’an, golongan mendirikan hukum-hukum AI-Qur’an dan berdiri di samping hukum-hukum AI-Qur’an. Bahwasanya membaca AI-Qur’an Al-'Azhim itu adalah di antara ibadat yang paling utama, mendekatkan diri kepada Allah dan ketaatan yang amat mulia di sisi Allah, karena padanya terdapat balasan dan pahala yang besar. Allah telah berfirman: ‫ليوريهم‬ , ‫طبور‬ ‫لن‬ ‫جتارة‬ ‫يرجون‬ , ‫وعالنية‬ ‫ا‬‫ر‬‫س‬ ‫رزقناهم‬ ‫َما‬ ‫ا‬‫و‬‫,انفق‬ , ‫الصلوة‬ ‫ا‬‫و‬‫أقام‬‫و‬ , ‫اهلل‬ ‫كتاب‬ ‫يتلون‬ ‫الذين‬ ‫إن‬ ‫شكور‬ ‫غفور‬ ‫إنه‬ ,‫رىله‬ ‫من‬ ‫يدهم‬‫ز‬‫وي‬ , ‫أجورهم‬. "Sesungguhnya orang-orang yang membaca Kitab Allah, mendirikan sembahyang, dan membelanjakan sebahagian dari rizki yang Kami karuniakan kepada mereka secara rahasia dan terangterangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak pernah rugi.
  • 17. 17 Agar Tuhan mencukupkan pahala mereka serta menambahkan mereka dari karunia-Nya, sesungguhnya Dia Maha Pengampun dan Pembalas. " (Fathir: 29-30) Bersabda Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam.: . ‫القرآن‬ ‫طالوة‬ ‫أميت‬ ‫عبادة‬ ‫أرىل‬ "lbadat yang paling utama untuk umat-Ku ialah membaca AI-Qur’an." Sabdanya lagi: ‫كتاب‬ ‫من‬ ‫حررا‬ ‫أ‬‫ر‬‫ق‬ ‫من‬‫والم‬ , ‫حرف‬ ‫الف‬ ‫بل‬ ,‫حرف‬ ‫اَل‬ ‫الأقول‬ .‫أمثاَلا‬ ‫بعشر‬ ‫احلسنة‬‫و‬ , ‫حسنة‬ ‫له‬ ‫كتب‬ ‫اهلل‬ .‫حرف‬ ‫وميم‬ , ‫حرف‬ "Siapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah, dicatat baginya satu hasanah (kebajikan), dan setiap hasanah itu dilipat-gandakan menjadi sepuluh perumpamaanya. Aku tidak katakan Alif-lam-mim itu satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu huruf." Sabdanya lagi: ‫كالم‬‫ورىل‬ . ‫السائلني‬ ‫أعهي‬ ‫ما‬ ‫أرىل‬ ‫أعهيته‬ , ‫مسأليت‬ ‫عن‬ ‫كتايب‬‫وطالوة‬ , ‫ذكري‬ ‫شغله‬ ‫من‬ : ‫طعاىل‬ ‫اهلل‬ ‫يقول‬ ‫كفىل‬, ‫الكالم‬ ‫سائر‬ ‫على‬ ‫طعاىل‬ ‫اهلل‬.‫خلقه‬ ‫على‬ ‫اهلل‬ "Berfirman Allah Ta'ala: Siapa yang sibuk berzikir kepadaKu dan membaca KitabKu, sehingga tidak sempat memohon kepadaKu, niscaya akan Kuberikan kepadanya Pemberian yang utama yang pernah Kuberikan kepada orang-orang yang memohon. Keutamaan bicara Allah Ta'ala ke atas semua bicara yang lain, sama seperti keutamaan Allah Ta'ala ke atas makhlukNya." Sabdanya lagi: ‫ألصحابه‬ ‫شفيعا‬ ‫القيامة‬ ‫يوم‬ ‫يأيت‬ ‫رإنه‬ , ‫القرآن‬ ‫ا‬‫و‬‫أ‬‫ر‬‫اق‬. "Bacalah AI-Qur’an, kelak di Hari Kiamat ia akan mensyafaati tuannya." Berkata Saiyidina Ali karramallahu-wajhah: Siapa yang membaca AI-Quran sedang ia berdiri di dalam sembahyang, maka baginya atas setiap huruf seratus kebajikan. Siapa yang membacanya sedang ia duduk di dalam sembahyang, maka baginya atas setiap huruf lima puluh kebajikan. Siapa yang membacanya sedang ia berada di luar sembahyang dalam
  • 18. 18 keadaan bersuci, maka baginya atas setiap huruf dua puluh lima kebajikan. Dan siapa yang membacanya sedang ia berada dalam keadaan tidak bersuci, maka baginya atas setiap huruf sepuluh kebajikan. Memperbanyak Membaca Al-Quran Dengan Syarat-Syaratnya Hendaklah seorang yang membaca Al-Qur’an itu memperbanyak membacanya setiap siang dan malam, dengan memperhatikan makna maknanya dan memperindah suaranya penuh adab dan hormat. Jangan sekali-kali kamu meninggalkan membaca AI-Qur’an, ataupun tidak mengambil manfaat darinya, kelak kamu akan segera melupakannya, dan yang demikian itu berdosa besar. Ada sebuah Hadits menyebutkan: ‫آية‬ ‫أو‬ ‫القرآن‬ ‫من‬ ‫سورة‬ ‫من‬ ‫أعظم‬ ‫ذنبا‬ ‫أر‬ ‫رلم‬ ‫أميت‬ ‫ذنوب‬ ‫علي‬ ‫عرض‬.‫نسيها‬ ‫َّم‬ ‫رجل‬ ‫أوبيها‬ "Dibentangkan kepadaku semua dosa umatku, maka tidak kudapati dosa yang lebih besar dari sebuah surah AI-Qur’an, atau suatu ayat AI-Qur’an yang diberikan kepada seseorang (menghafalnya) lalu dilupakannya." Dan dalam sebuah Hadis yang lain: ‫إ‬.‫أجذم‬ ‫وهو‬ ‫القيامة‬ ‫يوم‬ ‫يلقى‬ ‫جفظه‬ ‫بعد‬ ‫القرآن‬ ‫ينسى‬ ‫الذي‬ ‫ن‬ "Sesungguhnya orang yang melupakan Al-Qur’an sesudah dihafalkannya, ia akan menemui Allah di Hari Kiamat sedang anggota badannya terpotong." Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam telah berpesan kepada pembaca AI-Quran supaya memeliharanya selalu. Baginda mengingatkan lagi: bahwa AI- Quran itu lebih mudah terlepas dari dada seseorang daripada terlepas seekor unta dari ikatannya. Para salafussalehin rahimahumullah senantiasa memberikan perhatian yang berat terhadap AI-Qur’an. Mereka juga telah menentukan masa dan cara yang tertentu untuk membacanya. Ada yang mengkhatamkannya setiap sebulan sekali'. Ada yang mengkhatamkannya setiap sepuluh malam sekali. Ada yang delapan malam, ada yang tujuh malam, dan ada yang sampai setiap tiga malam sekali, dan pada puncaknya
  • 19. 19 yang ada mengkhatam AI-Qur’an pada sehari semalam saja. Selebih dari itu ada yang mengkhatamkannya juga pada sehari semalam dua kali, ada yang empat kali, dan setengahnya ada yang sampai delapan kali khatam pada setiap sehari semalam. Kata Imam Nawawi rahimahumullah: Inilah yang paling banyak sekali, sebagaimana yang kami beritahukan. Yakni, mengkhatam AI-Qur’an sebanyak delapan kali pada sehari semalam. Tetapi setengah para salaf tidak suka mengkhatam AI-Quran dalam jangka masa kurang dari tiga hari, yang dibuatnya terus-menerus. Sabda Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam: . ‫ثالث‬ ‫من‬ ‫أقل‬ ‫ِف‬ ‫القرآن‬ ‫أ‬‫ر‬‫ق‬ ‫من‬ ‫يفقه‬ ‫ال‬ "Tidak menambah pengetahuan orang yang membaca seluruh AI-Quran dalam masa kurang dari tiga hari." Menjadikan AI-Quran wirid dalam sembahyang tengah malam Hendaknya seseorang yang membaca AI-Quran mengambil ayat-ayat AI-Quran menjadi wiridnya dalam sembahyang di tengah malam. Dimulai dari awal AI-Quran hingga akhirya, dibaca di dalam sembahyangnya di tengah malam; yaitu sekurang-kurangnya setiap satu bulan sekali khatam, ataupun setiap empat puluh hari, ataupun lebih atau kurang dari itu menurut kemampuannya. Sebaiknya ia tidak meninggalkan amalan ini dan tidak pula malas mengerjakannya. Tersebut di dalam sebuah Hadits: :‫الصوم‬ ‫ويقول‬ . ‫ريه‬ ‫رشفعِن‬ , ‫بالليل‬ ‫النوم‬ ‫منعته‬ : ‫القرآن‬ ‫ريقول‬ , ‫اهلل‬ ‫عند‬ ‫العبد‬ ‫ِف‬ ‫يشفعان‬ ‫الصوم‬‫و‬ ‫القرآن‬ ‫أن‬ , ‫ريه‬ ‫رشفعِن‬ .‫بالنهار‬ ‫األكل‬ ‫من‬ ‫منعته‬.‫ريشفعان‬ "Bahwasanya Al-Qur’an dan puasa itu memberikan syafaat kepada dirinya di hadapan Allah. Berkata Al-Quran: Aku telah menahan matanya untuk tidur, maka perbolehkanlah aku untuk mensyafaatinnya. Berkata puasa pula: Aku telah melarangnya dari makan dan minum di siang hari, maka perbolehkanlah aku mensyafaatinnya. Maka Tuhan pun membenarkan." Allah telah berfirman:
  • 20. 20 , ‫اآلخر‬ ‫اليوم‬‫و‬ ‫باهلل‬ ‫يؤمنون‬ .‫يسجدون‬ ‫وهم‬ ‫اليل‬ ‫آناء‬ ‫اهلل‬ ‫آيا‬ ‫يتلون‬ ‫قائمة‬ ‫أمة‬ ‫الكتاب‬ ‫أهل‬ ‫من‬ , ‫اء‬‫و‬‫س‬ ‫ا‬‫و‬‫ليس‬ ‫املنكر‬ ‫عن‬ ‫وينهون‬ , ‫باملعروف‬ ‫ويأمرون‬.‫الصاحلني‬ ‫من‬ ‫أولئك‬‫و‬ , ‫ا‬‫ري‬‫اخل‬ ‫ِف‬ ‫ويسارعون‬ , ‫ان‬‫ر‬‫عم‬ ‫(آل‬:111-111) "Tiaklah sama diantara kaum ahli kitab itu, ada golongan yang lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah di tengah malam seraya bersujud (kepada Tuhan). Mereka beriman kepada Allah dan Hari Akhirat, menyuruh berbuat baik, dan melarang berbuat jahat, senantiasa berlomba-lomba membuat pekerjaan yang baik, dan mereka itu tergolong orang-orang yang saleh." (Ali Imran: 113-114) Maka hendaknya bagi pembaca AI-Qur’an untuk bangun malam, seraya membaca dalam sembahyangnya di tengah malam beberapa ayat yang pendek dari AI-Quran, sebagaimana firman Allah Ta'ala: : ‫(املزمل‬ .‫منه‬ ‫طيسر‬ ‫ما‬ ‫ا‬‫و‬‫أ‬‫ر‬‫راق‬02) "Maka bacalah AI-Qur’an itu mana yang mudah bagimu." (Al-Muzzammil: 20) Sabda Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam pula: ‫يكتب‬ ‫َل‬ ‫آيا‬ ‫بعشر‬ ‫قام‬ ‫من‬‫من‬‫من‬ ‫كتب‬‫آبة‬ ‫بألف‬ ‫قام‬ ‫ومن‬ , ‫القانتني‬ ‫من‬ ‫كتب‬‫آية‬ ‫مبائة‬ ‫قام‬ ‫ومن‬ , ‫الغارلني‬ .‫ين‬‫ر‬‫املقنه‬ "Siapa yang membaca sepuluh ayat dalam sembahyang malamnya, dicatat tidak menjadi orang yang lalai. Siapa yang membaca seratus ayat dicatat darigolongan orang- orang yang taat/ setia. Dan siapa yang membaca seribu ayat dicatat dari golongan orang- orang yang mengumpul harta." Berkata Al-Amiri rahimahullah di dalam kitabnya AI-Bahjah: Sepatutnya setiap pembaca Al-Qur’an mengkhatamkan AI-Qur’an dua kali setiap bulan. Sekali khatam untuk sembahyangnya di tengah malam. Sekali lagi: untuk bacaan biasa di siang hari. Melakukan perkara ini tidak berat, jika dibiasakan selalu. Memang benar apa yang dikatakan oleh Al-Amiri itu, semoga Allah merahmatinya. Hanya orang yang terdorong untuk mengerjakan yang demikian, ialah orang yang memperoleh taufiq dari Allah Ta'ala saja.
  • 21. 21 Masa Yang Baik Untuk Mengkhatamkan AI-Qur’an Orang yang mau mengkhatamkan AI-Qur’an, sebaik-baik waktu untuk mengkhatamkannya ialah di awal pagi, ataupun di awal malam, supaya ia menyaingi waktu para Malaikat beristighfar, sehingga mendapat bahagian dari istighfar Malaikat itu. Disebutkan pada suatu riwayat di dalam atsar: Bahwasanya siapa saja yang mengkhatamkan AI-Qur’an di saat mana pun dari waktu malam, maka para Malaikat akan beristighfar untuknya hingga siang harinya. Begitu pula, jika ia mengkhatamkan di saat mana pun dari waktu siang, maka para Malaikat akan beristighfar untuknya hingga petang hari. Tentulah orang yang mendapat istighfar para Malaikat itu ialah orang yang dibahagiakan Allah, yang mendapat kebaikan yang banyak disebabkan istighfar. dan do’a para Malaikat itu. Hendaklah orang itu memperbanyak do’a ketika mengkhatamkan AI-Qur’an, kerana masa itu adalah masa yang mulia lagi dibenkati, masa di mana semua permohonan dan do’a dikabulkan, dan pada waktu itu juga diturunkan rahmatNya. Imam Nawawi rahimahullah Berkata: Hendaklah orang yang mengkhatamkan AI- Qur’an itu memperbanyak do’a ke atas kaum Muslimin dalam hal-hal yang mendatangkan kebaikan. Beliau telah menyusun beberapa doa khusus untuk dibaca di dalam khatam AI- Qur’an, dan disebutkan di dalam kitabnya At-Tibyan; yaitu sebuah kitab yang baik dan benfaedah sekali bagi kita. Di dalam kitab itu dikhususkan suatu pembahasan untuk membicarakan tentang adab-adab menghafal dan membaca AI-Qur’an, yang mana setiap akan membaca AI-Qur’an harus menatap dan mengetahui selok-beloknya. Membaca Al-Qur’an Dengan Sistim Hizib Hendaklah melazimkan diri membaca AI-Qur’an dan menentukan waktu-waktunya, terutama sekali di waktu-waktu yang diberkati. Hizib (bahagian) yang diberkati itu ialah yang sudah biasa orang orang membacanya di kebanyakan negeri, yang diadakan di masjid-masjid di waktu antara Maghrib dan Isya', dan sesudah sembahyang Subuh. Cara seperti ini biasadisebut dengan nama Hizib Seminggu; iaitu bermula dari malam Jum’at dan berakhir pada hari Khamis. Diriwayat dari Saiyidina Usman bin Affan r.a. bahwasanya beliau memulai hizib membaca AI-Qur’an pada malam Jum’at dan mengakhirinya pada malam Khamis. Hizib ini
  • 22. 22 sesuai dengan cara yang tersebut di atas dari segi mula dan penutup. Adapun pembahagian pembacaan seluruh AI-Quran tersebut ada tujuh bagian, atau sepertinya, sesuai dengan cara yang diambil dari Saiyidina Usman, atau dari para salaf ussalehin. Berkata Abu Abdullah bin Abbad, ahli Fiqh yang mensyarahi kitab Al-Hikam, ketika membicarakan tentang Hizib Seminggu, mengenai bacaan Al-Qur’an di dalam Risalah- risalahnya, beliau berkata: Cara tersebut adalah dianggap bid'ah hasanah (baik), dan sewajamya dipegang kuat pada masa sekarang di mana syiar-syiar agama semakin hilang semakin lemah. Demikianlah komen beliau tentang perkara ini, dan memang Benar apa yang diucapkannya itu. Bagi orang yang melazimkan hizib yang penuh benkat ini, tidak melalaikan dua adab yang terpenting, yang kebanyakan orang pada masa ini telah melalaikannya iaitu: Pertama: Tidak hanya menumpukan minat pada membaca hizib itu saja dan Al- Quran. Dalam banyak hal, ramai orang yang mengikuti hizib tersebut, maka menjadilah bagian yang harus dibacanya itu sedikit sekali. Kedua: Hendaklah ia tidak bensifat lalai, seperti setengah orang yang turut hadir, yaitu sebagian dari mereka sampai mengantuk di waktu orang lain membaca sehingga ia tidak mengikuti muqra' (tiap-tiap bacaan) yang dibaca oleh mereka sehingga tiba gilirannya, lalu ia dikejutkan untuk membaca. Sebagian dari mereka pula/ sibuk bermain dan bergurau dengan teman yang duduk di sebelahnya dengan perkara-perkara yang tidak ada hubungannya dengan bacaan Al-Qur’an, sehingga tiba gilirannya membaca. Ini semua di antara perkara-perkara yang tidak boleh dilakukan di dalam hizib , hukumnya makruh, apa lagi bila dilaksanakan di masjid-masjid, sebab membuat sesuatu selain dari berzikir dan membaca kitab Al-Qur’an adalah sangat dicegah dan dibenici. Ada sebuah riwayat menyebut bahwa ngobrol di masjid itu menghapus kebajikan, sebagaimana api menjilat kayu. Saya mengingatkan terhadap dua adab ini, kerena saya dapati kebanyakan orang yang mengambil bagian dalam hizib itu lupa dan lalai tentang kedua adab itu. Orang yang mengantuk, atau yang melayang fikirannya ketika mendengar orang lain membaca AI-Qur’an adalah hal yang berat dan berbahaya, kerana dia boleh dianggap sebagai seorang yang membelakangi Kitab Allah Ta'ala, atau yang tidak mengindahkan firmanNya. Oleh itu hendaklah kalian berhati-hati dalam perkara ini, jika kamu memang tergolong orang-orang bertaqwa kepada Allah Ta'ala dan orang-orang yang menghormati segala kehormatannya.
  • 23. 23 ANJURAN MEMAKMURKAN MASJID DENGAN DZIKIR DIWAKTU WAKTU TERTENTU Sahabatku yang dimuliakan Allah..! Baginda Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam menganjurkan kita untuk membaca dzikir-dzikir tertentu di waktu-waktu tertentu. Hal itu dapat dilihat dalam kitab-kitab hadits yang menyebutkan tentang sabda Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam yang menganjurkan untuk berdzikir di waktu tertentu sebagaimana kitab Al Adzkar karya Al Imam Nawawi, kitab Al Qirthos Syarah Ratib Al Aththas karya Al Imam Al habib Ali bin hasan Al Aththas, kitab Syarah Ratib Al Haddad karya Al Imam Al habib Alwi bin Ahmad bin Hasan Al haddad, kitab-kitab lainnya yang berbicara tentang dzikir-dzikir tersebut yang bersumber dari Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam. Sahabatku yang dimuliakan Allah..! dzikir-dzikir yang dianjurkan oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam sangatlah banyak. Baik yang diriwayatkan dalam hadits sahih, hasan maupun dhoif. Dan semuanya sangatlah banyak dan penuh degan keberkahan dan manfaat. Para ulama merangkum dzikir-dzikir tersebut menjadi satu paket agar mudah dibaca oleh kaum muslimin. Beberapa yang merangkum dengan ringkas, beberapa yang sangat panjang, beberapa yang hanya mengkhususkan dzikir yang diriwayatkan dengan sanad sahih dan beberapa yang lain yang merangkumnya dari sanada yang berbagaimacam. Kesemua itu bersumber dari Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam, para sahabat dan kaum sholihin dari umatnya. Diantara rangkuman tersebut adalah kumpulan dzikir-dzikir yang dikumpulkan oleh Al Imam Al habib Abdullah bin Alwi Al Haddad yang dikenal dengan nama perangkumnya yaitu Ratibul Haddad. Namun sebenarnya sebagaimana saya katakan di awal, bahwa para ulama hanya sebatas merangkum untuk memudahkan. Namun sumbernya adalah Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam. Diantara rangkuman tersebut adalah Ratib Al Aththas yang dirangkum oleh Al habib Umar bin Abdurahman Al Aththas. Wird Al Latief yang di rangkum oleh Al habib Abdullah Al Haddad. Dan masih banyak lagi. Dan alangkah indahnya apabila masjid-masjid kaum muslimin makmur dengan dzikir-dzikir tersebut yang bersumber dari Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam. Dan demikianlah dahulu sebagian besar masjid-masjid kaum muslimin diberbagai penjuru dunia. Sahabatku yang dimuliakan Allah..! Wird Al Latief dapat dibaca seusai solat subuh dan sebelum Maghrib, sebagaimana Ratib Al Haddad dan Al Aththas dapat dibaca setelah maghrib atau isya. Demikian dzikir-dzikir yang lainnya.
  • 24. 24 Ya Allah..! bimbing kami untuk senantiasa mengingatmu dan hiasi lisan dan hati kami dengan dzikir dan sebutan nama-Mu ya Allah.
  • 25. 25 ANJURAN BERDZIKIR USAI SHALAT Sahabatku yang dimuliakan Allah..! Setiap usai shalat sangatlah dianjurkan untuk berdzikir dan berdo’a. Hal itu dilakukan dan dihimbau oleh Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam dan para sahabatnya. Dan beberapa dzikir tersebut dibaca dengan suara yang lantang hingga terdengar oleh orang-orang yang diluar masjid sebagaimana yang dinyatakan oleh Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhu. Berikut ini adalah beberapa hadits tentang do’a dan dzikir yang dianjurkan oleh baginda Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam yang dapat kami kutip dari kitab Al Adzkar karya Al Imam An Nawawi: ZIKIR SESUDAH SHALAT Para ulama sepakat (ijma’) mengatakan sunnah berdzikir sesudah shalat. Ada beberapa hadits sahih yang berkenaan dengan masalah ini, antara lain yang terpenting kami sebutkan disini. : ‫قال‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫أمامة‬ ‫أيب‬ ‫عن‬ ‫الِّتمذي‬ ‫كتاب‬‫ِف‬ ‫روينا‬: ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ‫اهلل‬ ‫لرسول‬ ‫قيل‬ ‫جوف‬ : ‫قال‬ ‫؟‬ ‫أمسع‬ ‫الدعاء‬ ‫أي‬‫ال‬. ‫املكتوبا‬ ‫ا‬‫و‬‫الصل‬ ‫ودبور‬ ‫اآلخر‬ ‫ليل‬ Kami telah meriwayatkan dari kitab Atturmudzi dari Abi Umamah Radhiyallahu ‘Anhuma dia berkata: “Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam, ditanya orang: “ do’a apakah yang paling diperhatikan Allah?” Nabi Shalallahu Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam menjawab: “Do’a pada tengah malam terakhir dan do’a pada akhir shalat wajib”. (HR. Tirmidzi ia mengatakannya sebagai hadits hasan) ‫اهلل‬ ‫رسول‬ ‫صالة‬ ‫انقىاء‬ ‫أعرف‬ ‫كن‬ : ‫قال‬ ‫عنهما‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫عباس‬ ‫ابن‬ ‫عن‬ ‫ومسلم‬ ‫البخاري‬ ‫صحيحي‬ ‫ِف‬ ‫وروينا‬ ‫بالتكبري‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬)‫ا‬ّ‫ن‬‫(ك‬ : ‫مسلم‬ ‫اية‬‫و‬‫ر‬ ‫وِف‬ .
  • 26. 26 Dan kami telah meriwayatkan didalam shahih bukhari dan muslim Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma dia berkata: “Aku dapat mengetahui selesainya shalat Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam dengan (suara) takbir.” (HR. Bukhari dan Muslim) Menurut riwayat muslim lainnya “ Kami mengetahui ……” ‫من‬ ‫الناس‬ ‫ينصرف‬ ‫حني‬ ‫بالذكر‬ ‫الصو‬ ‫ررع‬ ّ‫ن‬‫إ‬ : ‫عنهما‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫عباس‬ ‫ابن‬ ‫عن‬ ‫صحيحيهما‬ ‫ِف‬ ‫اية‬‫و‬‫ر‬ ‫وِف‬ ‫اعل‬ ‫كن‬: ‫اس‬ّ‫عب‬ ‫إبن‬ ‫وقال‬ . ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ‫هلل‬ ‫رسول‬ ‫عهد‬ ‫على‬ ‫كان‬ ‫املكتوبا‬‫إذا‬ ‫بذالك‬ ‫ا‬‫و‬‫انصرر‬ ‫اذا‬ ‫م‬ .‫مسعته‬ Dan didalam riwayat bukhari dan muslim Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma. : “Sesungguhnya menyaringkan suara dengan berdzikir ketika orang sudah selesai mengerjakan shalat yang wajib adalah sudah terjadi sejak zaman Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam” Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhu menjelaskan lagi “Aku dapat mengetahui bahwa mereka selesai shalat dengan demikian itu, apabila kebetulan aku mendengarnya.” (HR. Bukhari dan Muslim) ‫من‬ ‫انصرف‬ ‫إذا‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ‫اهلل‬ ‫رسول‬ ‫كان‬ : ‫قال‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫ثوبان‬ ‫عن‬ ‫مسلم‬ ‫صحيح‬ ‫ِف‬ ‫وروينا‬ ‫صالطه‬‫ا‬. ‫ام‬‫ر‬‫اإلك‬‫و‬ ‫ذااجلالل‬ ‫ك‬‫طبار‬ ‫السالم‬ ‫ومنك‬ ‫السالم‬ ‫أن‬ ‫اللهم‬ ‫وقال‬ ‫ثالثا‬‫ر‬‫ستغف‬ Dan kami telah meriwayatkan didalam shahih muslim Dari Tsauban Radhiyallahu ‘Anhu ia berkata: “Apabila Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam telah selesai dari shalatnya, Ia mengucapkan Istighfar tiga kali dan membaca: (Ya Allah, Engkau Maha Sejahtera dan dari-Mu kesejahteraan itu, Maha Suci Engkau Tuhan Yang Maha Besar lagi Mulia).” (HR. Muslim)
  • 27. 27 Al Auza’i, salah seorang dari perawi hadits ini ketika ditanya tentang cara istigfar itu, ia menjawab: “ Kau katakan saja! “ . ‫اهلل‬ ‫أستغفر‬ , ‫اهلل‬ ‫أستغفر‬ (Aku memohon ampun kepada Allah, Aku memohon ampun kepada Allah). ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ‫اهلل‬ ‫رسول‬ ّ‫ن‬‫أ‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫شعبة‬ ‫بن‬ ‫املغرية‬ ‫عن‬ ‫ومسلم‬ ‫البخاري‬ ‫صحيحي‬ ‫ِف‬ ‫وروينا‬ :‫قال‬ ‫وسلم‬ ‫الصالة‬ ‫من‬ ‫غ‬‫رر‬ ‫إذا‬ ‫كان‬‫وسلم‬‫وهو‬ ‫احلمد‬ ‫له‬‫و‬ ‫امللك‬ ‫له‬ , ‫له‬ ‫يك‬‫ر‬‫الش‬ ‫وحده‬ ‫اهلل‬ ‫إال‬ ‫إله‬ ‫ال‬ . ّ‫د‬‫اجل‬ ‫منك‬ ّ‫د‬‫اجل‬ ‫ذا‬ ‫ينفع‬ ‫وال‬ ‫منع‬ ‫ملا‬ ‫معهي‬ ‫وال‬ ‫أعهي‬ ‫ملا‬ ‫مانع‬ ‫ال‬ ‫اللهم‬ . ‫قدير‬ ‫شيئ‬ ‫كل‬‫على‬ Dan kami telah meriwayatkan di dalam sahih bukhari dan muslim Dari Mughhirah bin Syu’bah Radhiyallahu’ anhu: “Sesungguhnya Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam, apabila telah selesai mengerjakan shalat dan sudah mengucapkan salam, ia membaca: Tiada Tuhan kecuali Allah yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya, kepunyaanNya kerajaan (langit dan bumi) dan bagiNya segala pujian. Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu. Ya Allah tiada orang yang dapat menahan apa yang Engkau berikan dan tiada orang yang dapat memberikan apa yang Kau tahan. Tiada memberi manfaat kemulian orang yang mulia kepadanya selain dari Engkau.” (HR. Bukhari dan Muslim) ‫بن‬ ‫اهلل‬ ‫عبد‬ ‫عن‬ ‫املسلم‬ ‫صحيح‬ ‫ِف‬ ‫روينا‬‫ال‬‫يسلم‬ ‫حني‬ ‫صالة‬ ‫كل‬‫دبر‬ ‫يقول‬ ‫كان‬‫ه‬ّ‫ن‬‫أ‬ ‫عنهما‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫بري‬‫ز‬ ‫الاله‬ , ‫هلل‬ ‫با‬ ‫إال‬ ‫قوة‬ ‫وال‬ ‫الحول‬ , ‫قدير‬ ‫شيء‬ ‫كل‬‫على‬ ‫وهو‬ ‫احلمد‬ ‫له‬‫و‬ ‫امللك‬ ‫له‬ , ‫له‬ ‫يك‬‫ر‬‫الش‬ ‫وحده‬ ‫اهلل‬ ‫إال‬ ‫إله‬ ‫ال‬ ‫وال‬ ‫اهلل‬ ‫إال‬. ‫الكاررون‬ ‫كره‬‫لو‬‫و‬ ‫الدين‬ ‫له‬ ‫خملصني‬ ‫اهلل‬ ‫إال‬ ‫إله‬ ‫ال‬ ‫احلسن‬ ‫الثناء‬ ‫له‬‫و‬ ‫الفىل‬‫و‬ ‫النعمة‬ ‫له‬ ‫اه‬ّ‫إي‬ ‫إال‬ ‫نعبد‬ . ‫صالة‬ ‫كل‬‫دبر‬ ّ‫ِبن‬ ‫يهلل‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ‫اهلل‬ ‫رسول‬ ‫كان‬‫و‬ : ‫بري‬‫ز‬ ‫إبن‬ ‫قال‬ Kami telah meriwayatkan dari sahih muslim Dari Abdullah bin Zubair Radhiallahu’anhuma :“Sesungguhnya setiap habis shalat sesudah salam ia membaca: (Tiada
  • 28. 28 Tuhan selain Allah yang Maha Esa, Tiada sekutu bagiNya kepunyaanNya kerajaan (langit dan bumi) dan bagiNya segala pujian. Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu tiada daya dan kekuatan kecuali dengan (izin) Allah. Tiada Tuhan selain Allah. Kami tidak menyembah kecuali kepada-Nya. Segala ni’mat dan karunia adalah milikNya dan segala pujian yang baik adalah bagiNya. Tiada Tuhan kecuali Allah dan karenaNya kami menjalankan agama dengan ikhlas walaupun orang-orang kafir membenci)”. Ibnu Zubair Radhiallahu’anhu mengatakan: “ Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam, senantiasa membaca dzikir ini setiap habis shalat.“ (HR. Muslim) ‫يرة‬‫ر‬‫ه‬ ‫أيب‬ ‫عن‬ ‫ومسلم‬ ‫البخاري‬ ‫صحيحي‬ ‫ِف‬ ‫وروينا‬‫صلى‬ ‫اهلل‬ ‫رسول‬ ‫ا‬‫و‬‫أط‬ ‫ين‬‫ر‬‫املهاج‬ ‫اء‬‫ر‬‫رق‬ ‫أن‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫كما‬‫ويصومون‬ , ‫نصلي‬ ‫كما‬‫يصلون‬ ‫املقيم‬ ‫النعيم‬ ‫و‬ ‫العلى‬ ‫الدرجا‬ ‫با‬ ‫الدثور‬ ‫أهل‬ ‫ذهب‬ : ‫ا‬‫و‬‫رقال‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫من‬ ‫به‬ ‫كون‬‫طدر‬ ‫شيئا‬ ‫أعلمكم‬ ‫أال‬ :‫رقال‬ , ‫قون‬ّ‫د‬‫ويتص‬ ‫وجياهدون‬ ‫ويعتمرون‬ ‫ِبا‬ ‫ون‬ّ‫ُيج‬ ‫ال‬‫و‬‫أم‬ ‫من‬ ‫رىل‬ ‫وَلم‬ ‫نصوم‬ ‫سبقكم‬‫رسول‬ ‫يا‬ ‫بلى‬ :‫ا‬‫و‬‫قال‬ ‫صنعتم؟‬ ‫ما‬ ‫مثل‬ ‫صنع‬ ‫من‬ ّ‫ال‬‫إ‬ ‫منكم‬ ‫أرىل‬ ‫أحد‬ ‫يكون‬ ‫وال‬ ‫كم‬‫بعد‬ ‫من‬ ‫به‬ ‫وطسبقون‬ . ‫وثالثني‬ ‫ثالثا‬ ‫صالة‬ ‫كل‬‫خلف‬ ‫وطكربون‬ ‫وَتمدون‬ ‫طسبحون‬ : ‫قال‬ , ‫اهلل‬ Dan kami telah meriwayatkan didalam sahih bukhari dan muslim Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu: “Sesungguhnya orang-orang muslim muhajirin datang menghadap Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam, lalu mereka berkata: ‘orang- orang kaya pergi dengan membawa derajat yang tinggi dan ni’mat yang abadi, mereka melaksanakan shalat sebagaimana kami, mereka berpuasa sebagaimana kami, mereka memiliki kelebihan harta, lalu mereka melaksanakan haji, umrah, jihad dan sedekah’. Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam bersabda: ‘Maukah Ku ajarkan kepada kalian suatu amalan untuk dapat menyusul orang yang telah mendahului kalian dan terus mendahului orang yang berada dibelakang kalian, serta tidak akan ada orang yang lebih afdal daripada kalian keculi orang yang berbuat sebagimana yang kalian lakukan?’ mereka menjawab: ‘ iya wahai Rasulullah’. Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam bersabda: “Kalian ucapkan tasbih, tahmid dan takbir sebanyak tiga puluh tiga setiap habis shalat’.”
  • 29. 29 (HR. Bukhari dan Muslim) Abu Shaleh, salah seorang perawi hadits tersebut diatas mengatakan: di riwayatkan dari Abu Hurairah Radhiallahu’anhu menjelaskan beliau ditanya tentang cara mengucapkannya ia berkata: “Bacalah! : Subhanallahi wal hamdu lil laahi wal laahu akbar, diulang-ulang sampai tiga puluh tiga. : ‫قال‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ‫اهلل‬ ‫رسول‬ ‫عن‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫عجرة‬ ‫بن‬ ‫كعب‬‫عن‬ ‫املسلم‬ ‫صحيح‬ ‫ِف‬ ‫وروينا‬ ‫بعا‬‫ر‬‫أ‬‫و‬ ‫َتميدة‬ ‫وثالثني‬ ‫وثالثا‬ ‫طسبيحة‬ ‫وثالثني‬ ‫ثالثا‬ ‫مكتوبة‬ ‫صالة‬ ّ‫كل‬ ‫دبر‬ ّ‫راعلهن‬ ‫أو‬ ّ‫قائلهن‬ ‫ُييب‬ ‫ال‬ ‫با‬ّ‫ق‬‫مع‬ ‫طكبرية‬ ‫وثالثني‬ Dan kami telah meriwayatkan didalam sahih muslim Dari Ka’ab bin Ajrah Radhiyallahu ‘anhu dari Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam, Ia bersabda : “Ada bacaan yang mengiringi (dibelakang setiap shalat wajib)dan orang yang membacanya atau melaksanakannya tiada akan rugi membacanya, itulah tiga puluh tiga kali tasbih, tiga puluh tiga tahmid, dan tiga puluh empat kali takbir.” ‫من‬ : ‫قال‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ‫اهلل‬ ‫رسول‬ ‫عن‬ ,‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫يرة‬‫ر‬‫ه‬ ‫أيب‬ ‫عن‬ ‫املسلم‬ ‫صحيح‬ ‫ِف‬ ‫وروينا‬ ‫ص‬ ّ‫كل‬‫دبر‬ ‫ِف‬ ‫اهلل‬ ‫سبح‬‫اهلل‬ ‫إال‬ ‫إله‬ ‫ال‬ ‫املائة‬ ‫ُتام‬ ‫وقال‬ ‫وثالثني‬ ‫ثالثا‬ ‫اهلل‬‫رب‬‫ك‬‫و‬ ‫وثالثني‬ ‫ثالثا‬ ‫اهلل‬ ‫ومحد‬ ‫وثالثني‬ ‫ثالثا‬ ‫الة‬ . ‫البحر‬ ‫بد‬‫ز‬ ‫مثل‬ ‫كان‬‫وإن‬ ‫خهاياه‬ ‫غفر‬ .‫قدير‬ ‫شيء‬ ‫كل‬‫على‬ ‫وهو‬ ‫احلمد‬ ‫له‬‫و‬ ‫امللك‬ ‫له‬ ,‫له‬ ‫يك‬‫ر‬‫ش‬ ‫ال‬ ‫وحده‬ Dan kami telah meriwayatkan dari sahih muslim Dari Abi Hurairah Radhiyallahu ‘anhu dari Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam, Ia bersabda: “Barang siapa bertasbih kepada Allah pada setiap selesai shalat tiga puluh kali, bertahmid kepada Allah tiga puluh kali bertakbir kepada Allah tiga puluh kali dan mengucapkan; (Tiada Tuhan selain Allah yang Maha Esa. Tiada sekutu bagiNya. BagiNya kerajaan (langit dan bumi) dan BagiNya segala pujian. Dan Dia Maha Kuasa tiap-tiap sesuatu). Sebagai penggenap yang keseratus, sesungguhnya diampuni segala kesalahannya walaupun sebanyak buih di laut.”
  • 30. 30 ‫اهلل‬ ‫رسول‬ ّ‫ن‬‫أ‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫وقاص‬ ‫أيب‬ ‫بن‬ ‫سعد‬ ‫عن‬ ‫اجلهاد‬ ‫كتاب‬‫ائل‬‫و‬‫أ‬ ‫ِف‬ ‫البخاري‬ ‫صحيح‬ ‫ِف‬ ‫وروينا‬ ‫إىل‬ ّ‫أرد‬ ‫أن‬ ‫أعوذبك‬‫و‬ ‫اجلنب‬ ‫من‬ ‫بك‬ ‫أعوذ‬ ّ‫إيِن‬ ‫اللهم‬ : ‫الكلما‬ ‫ِبؤالء‬ ‫الصالة‬ ‫دبر‬ ‫يتعوذ‬ ‫كان‬‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ‫م‬ ‫بك‬ ‫أعوذ‬‫و‬ ‫العمر‬ ‫أرذل‬.‫القرب‬ ‫عذاب‬ ‫من‬ ‫بك‬ ‫أعوذ‬‫و‬ ‫الدنيا‬ ‫رتنة‬ ‫ن‬ Dan kami juga meriwayatkan didalam sahih bukhari di permulaan kitab jihad Dari Abu Said Abi Waqqash Radhiyallahu ’anhu :“Sesungguhnya Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam mengucapkan doa berlindung kepada Allah sehabis shalat dengan bentuk kalimat; (Ya Allah, aku berlindung kepadaMu dari rasa takut dan sifat pengecut, aku berlindung kepadaMu dari menemui lanjut usia sampai tua pikun, aku berlindung kepadaMu dari bencana hidup di dunia, dan aku berlindung kepadaMu dari azab kubur).” (HR. Bukhari pada permulaan kitab al Jihad) ‫عمرو‬ ‫بن‬ ‫اهلل‬ ‫عبد‬ ‫عن‬ ‫النسائي‬‫و‬ ‫الِّتمذي‬‫و‬ ‫داوود‬ ‫أيب‬ ‫سنن‬ ‫ِف‬ ‫وروينا‬‫النيب‬ ‫عن‬ ‫عنهما‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫يس‬ ‫َها‬ ‫ة‬ّ‫ن‬‫اجل‬ ‫دخل‬ ‫إال‬ ‫مسلم‬ ‫عبد‬ ‫عليهما‬ ‫الُيارظ‬ ‫تان‬ّ‫ل‬‫خ‬ ‫أو‬ ‫خصلتان‬ : ‫قال‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬‫يعمل‬ ‫ومن‬ ,‫ري‬ ,‫باللسان‬ ‫ومائة‬ ‫َخسون‬ ‫رذالك‬ ,‫ا‬‫ر‬‫عش‬ ‫ويكرب‬ ,‫ا‬‫ر‬‫عش‬ ‫وُيمد‬ ,‫ا‬‫ر‬‫عش‬ ‫صالة‬ ّ‫كل‬ ‫دبر‬ ‫طعاىل‬ ‫اهلل‬ ‫يسبح‬ :‫قليل‬ ‫ِبما‬ ‫رذالك‬ ‫وثالثني‬ ‫ثالثا‬ ‫ويسبح‬ ,‫وثالثني‬ ‫ثالثا‬ ‫وُيمد‬ ‫مىجعه‬ ‫أخذ‬ ‫إذا‬ ‫وثالثني‬ ‫بع‬‫ر‬‫أ‬ ‫ويكرب‬ ‫ان‬‫ز‬‫املي‬ ‫ِف‬ ‫وَخسمائة‬ ‫ألف‬‫و‬ ‫ر‬ ‫رلقد‬ : ‫قال‬ .‫ان‬‫ز‬‫باملي‬ ‫ألف‬‫و‬ ,‫باللسان‬ ‫مائة‬‫اهلل‬ ‫رسول‬ ‫يا‬ :‫ا‬‫و‬‫قال‬ ,‫بيده‬ ‫يعقدها‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلي‬ ‫اهلل‬ ‫رسول‬ ‫أي‬ ‫ِف‬ ‫ويأطيه‬ ,‫له‬‫و‬‫يق‬ ‫أن‬ ‫قبل‬ ‫مه‬ّ‫رينو‬ ‫منامه‬ ‫ِف‬ ‫الشيهان‬ ‫يعِن‬ ‫أحدكم‬ ‫يأيت‬ : ‫قال‬ ‫قليل؟‬ ‫ِبما‬ ‫يعمل‬ ‫ومن‬ ,‫يسري‬ ‫َها‬ ‫كيف‬ . ‫يقوَلا‬ ‫ان‬ ‫قبل‬ ‫حاجة‬ ‫ره‬ّ‫ك‬‫ريذ‬ ‫صالطه‬ Dan kami telah meriwayatkan di dalam sunan abi Daud dan turmudzi dan nasa’i Dari Abdullah bin Amr Radhiyallahu ’anhu dari Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam, Beliau bersabda: “Ada dua perkara, seorang hamba Allah yang yang muslim bila mengamalkannya secara terus menerus akan masuk surga, keduanya sebenarnya mudah diamalkan tetapi sedikit orang yang dapat melaksanakannya. Yaitu bertasbih kepada Allah Ta’ala setiap habis shalat sepuluh kali, bertahmid sepuluh kali dan bertakbir sepuluh kali,
  • 31. 31 maka ( dalam sehari semalam) sejumlah seratus lima puluh kali diucapkan dengan lisan dan seribu lima ratus kebaikan diatas timbangan (mizan). Apabila berbaring dibaca takbir dibaca tiga puluh tiga kali, tahmid tiga puluh tiga kali, dan tasbih tiga puluh tiga kali jumlahnya seratus kali diucapkan dengan lisan dan seribu kebaikan tercatat diatas timbangan (mizan).” Abdullah berkata: “Sesungguhnya aku melihat Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam menghitung-hitung bilangan zikir itu dengan tangannya, para sahabat bertanya; “ wahai Rasulullah, bagaimana dikatakan keduanya mudah, sedangkan orang yang melaksanakannya sedikit? Nabi Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam menjawab; “ Setan itu datang ketempat tidur salah seorang dari kalian lalu dinyanyikannya bisikan-bisikan hingga tertidurlah ia sebelum membacanya, datang pula setan ketika seseorang dari kalian sedang melaksanakan shalat, diingatkannya macam-macam urusannya kepada orang itu sebelum sempat membaca kalimat-kalimat zikir itu.” ( HR. Abu Daud, Tirmidzi dan An-Nassa’i dengan sanad sahih) ‫رسول‬ ‫يِن‬‫ر‬‫أم‬ : ‫قال‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫عامر‬ ‫بن‬ ‫عقبة‬ ‫عن‬ ‫وغريهم‬ ‫النسائي‬‫و‬ ‫الِّتمذي‬‫و‬ ‫داوود‬ ‫أيب‬ ‫سنن‬ ‫ِف‬ ‫وروينا‬ ّ‫كل‬‫دبر‬ ‫ذطني‬ّ‫باملعو‬ ‫أ‬‫ر‬‫أق‬ ‫أن‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ‫اهلل‬‫(قل‬ : ‫أ‬‫ر‬‫يق‬ ‫أن‬ ‫رينبغي‬ . ‫باملعوذا‬ ‫داوود‬ ‫أيب‬ ‫اية‬‫و‬‫ر‬ ‫وِف‬ ,‫صالة‬ . )‫الناس‬ ‫برب‬ ‫أعوذ‬ ‫قل‬ ( ‫و‬ )‫الفلق‬ ‫برب‬ ‫أعوذ‬ ‫و(قل‬ )‫أحد‬ ‫اهلل‬ ‫هو‬ Dan kami telah meriwayatkan di dalam sunan abi Dawud dan turmudzi dan nasa’I dan selain mereka Dari Uqbah bin Amir Radhiyallahu’anhu, ia berkata: “Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam memerintahkan kepadaku agar membaca dua surah Mu’awwidzaat setelah selesai tiap-tiap shalat.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, dan lain-lain) Menurut riwayat Abu Daud : “ beberapa ayat Mu’awwidzaat.” Seyogyanya dibaca Qul Huwallahu ahad... Qul a’udzu bi rabbil falaq...dan Qul a’audzu bi rabbin naas...
  • 32. 32 ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ‫اهلل‬ ‫رسول‬ ّ‫ن‬‫أ‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫معاذ‬ ‫عن‬ ‫النسائي‬‫و‬ ‫داوود‬ ‫أيب‬ ‫سنن‬ ‫ِف‬ ‫صحيح‬ ‫بإسناد‬ ‫وروينا‬ ّ‫إيِن‬ ‫اهلل‬‫و‬ ‫معاذ‬ ‫يا‬ : ‫وقال‬ ‫بيده‬ ‫أخذ‬ّ‫أعِن‬ ‫اللهم‬ : ‫طقول‬ ‫صالة‬ ّ‫كل‬‫دبر‬ ‫ِف‬ ّ‫الطدعن‬ ‫معاذ‬ ‫يا‬ ‫أوصيك‬ : ‫رقال‬ ‫ك‬ّ‫ألحب‬ . ‫عبادطك‬ ‫وحسن‬ ‫وشكرك‬ ‫ذكرك‬ ‫على‬ Dan kami telah meriwayatkan dengan sanad sahih didalam sunan Abi Daud dan nasa’i Dari Mu’adz Radhiyallahu’anhu : “Sesunguhnya Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam memegang tangannya (Mu’adz) seraya bersabda: “Wahai Muadz, demi Allah, sesungguhnya Aku sangat mencintaimu,ia melanjutkan lagi sabdanya; “wahai Muadz aku berpesan, janganlah kamu tinggalkan pada tiap-tiap sehabis shalat dari membaca: Allahumma a’inni ‘alaa dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatika. (Ya Allah, Tolonglah aku agar selalu ingat kepada-Mu, syukur akan nikmat-Mu, dan baik ibadah kepada-Mu).” (HR. Abu Daud dan An-Nasa’i) ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫انس‬ ‫عن‬ ‫السِن‬ ‫إبن‬ ‫كتاب‬‫ِف‬ ‫وروينا‬‫صالطه‬ ‫قىى‬ ‫إذا‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ‫اهلل‬ ‫رسول‬ ‫كان‬ .‫احلزن‬‫و‬ ّ‫اَلم‬ ّ‫عِن‬ ‫اذهب‬ ‫اللهم‬ ,‫الرحيم‬ ‫الرمحن‬ ‫اهلل‬ ‫إال‬ ‫إله‬ ‫ال‬ ‫أن‬ ‫أشهد‬ : ‫قال‬ ّ‫َّم‬ ‫اليمىن‬ ‫بيده‬ ‫جبهته‬ ‫مسح‬ Dan kami telah meriwayatkan didalam kitab Ibnu Assunny Dari Anas Radhiyallahu’anhu, ia berkata: “Apabila Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam telah selesai dari shalatnya, Beliau sapu dahinya dengan tangan kanannya, kemudian Beliau membaca: (Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Rahman lagi Maha Rahim, Ya Allah hilangkan sedih dan duka dariku).” (HR. Ibnu Sunni)
  • 33. 33 ‫وال‬ ‫مكتوبة‬ ‫دبر‬ ‫ِف‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ‫اهلل‬ ‫رسول‬ ‫من‬ ‫دنو‬ ‫:ما‬ ‫قال‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫أمامة‬ ‫أيب‬ ‫عن‬ ‫ريه‬ ‫وروينا‬ ‫األعمال‬ ‫لصاحل‬ ‫اهديِن‬‫و‬ ‫اجربيِن‬‫و‬ ‫انعشِن‬ ‫اللهم‬ . ‫كلها‬ ‫اخلهاياي‬‫و‬ ‫ذنويب‬ ِ‫اغفر‬ ‫اللهم‬ : ‫يقول‬ ‫مسعته‬ ‫إال‬ ‫طهوع‬ ‫إنه‬ ‫األخالق‬‫و‬‫ان‬ ‫إال‬ ‫سيئها‬ ‫يصرف‬ ‫وال‬ ‫لصاحبها‬ ‫يهدي‬ ‫ال‬ Dan kami telah mertiwayatkan di dalam kitab Ibnu sunny juga Dari Abu Umamah Radhiallahu’anhu ia berkata: “Tidak kudekati Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam sehabis shalat baik yang wajib ataupun yang sunnah, melainkan kudengar ia membaca : (Ya Allah ampuni, semua dosa dan kesalahanku. Ya Allah, teguhkan pendirianku, sempurnakanlah kekuranganku, dan tunjukkan kepadaku amal-amal dan budi pekerti yang baik. Tidak ada yang menuntun kepada amalan dan akhlak yang baik dan tidak ada yang dapat memalingkan dari amalan dan akhlak yang jahat kecuali Engkau). ‫اهلل‬ ‫يذكر‬ ‫قعد‬ ‫َّم‬ ‫َجاعة‬ ‫ِف‬ ‫الفجر‬ ‫صلى‬ ‫من‬ :‫قال‬ ‫وغريه‬ ‫الِّتمذي‬ ‫كتاب‬‫ِف‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫أنس‬ ‫عن‬ ‫وروينا‬ ‫حجة‬ ‫كأجر‬ ‫كان‬‫كعتني‬‫ر‬ ‫صلى‬ ‫َّم‬ ‫الشمس‬ ‫طهلع‬ ‫حَّت‬ ‫طعاىل‬. ‫طامة‬ ‫طامة‬ ‫طامة‬ ‫وعمرة‬ Dan telah kami riwayatkan Dari Annas Radhiyallahu ’anhu didalam kitab atturmudzi dan selainnya ia berkata, Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam bersabda: ”Barang siapa melakukan shalat subuh berjamaah kemudian berdzikir kepada Allah sampai matahari terbit lalu ia shalat lagi dua rakaat adalah seperti pahala haji dan umrah dengan sempurna, sempurna sempurna.” (HR. Tirmidzi dan lain-lain) Tirmidzi mengatakan hadits hasan. ‫ذر‬ ‫أيب‬ ‫عن‬ ‫وغريه‬ ‫الِّتمذي‬ ‫كتاب‬‫ِف‬ ‫وروينا‬‫دبر‬ ‫ِف‬ ‫قال‬ ‫:من‬ ‫قال‬ ‫وسلم‬ ‫عليه‬ ‫اهلل‬ ‫صلي‬ ‫اهلل‬ ‫رسول‬ ّ‫ن‬‫أ‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫َيي‬‫و‬ ‫ُييي‬ ‫احلمد‬ ‫له‬‫و‬ ‫امللك‬ ‫له‬ ,‫له‬ ‫يك‬‫ر‬‫ش‬ ‫ال‬ ‫وحده‬ ‫اهلل‬ ‫إال‬ ‫الإله‬ : ‫يتكلم‬ ‫أن‬ ‫قبل‬ ‫رجليه‬ ‫ثان‬ ‫وهو‬ ‫الصبح‬ ‫صالة‬ ‫قدير‬ ‫شيئ‬ ‫كل‬‫على‬ ‫وهو‬–‫ا‬‫ر‬‫م‬ ‫عشر‬–‫درجا‬ ‫عشر‬ ‫له‬ ‫وررع‬ ‫سيئا‬ ‫عشر‬ ‫عنه‬ ‫وحمي‬ ‫حسنا‬ ‫عشر‬ ‫له‬ ‫كتب‬
  • 34. 34 ‫و‬‫با‬ ‫الشرك‬ ‫إال‬ ‫اليوم‬ ‫ذلك‬ ‫ِف‬ ‫كه‬‫يدر‬ ‫أن‬ ‫لذنب‬ ‫ينبغ‬ ‫َل‬‫و‬ ‫الشيهان‬ ‫من‬ ‫وحرس‬ ‫مكروه‬ ‫كل‬‫من‬ ‫حرز‬ ‫ِف‬ ‫ذلك‬ ‫يومه‬ ‫كان‬ .‫صحيح‬ : ‫النسخ‬ ‫بعض‬ ‫وِف‬ .‫حسن‬ ‫حديث‬ ‫هذا‬ : ‫الِّتمذي‬ ‫قال‬ . ‫طعاىل‬ ‫اهلل‬ Dan kami telah meriwayatkan didalam kitab atturmudzi dan selainnya Dari Abu Dzarr Radiyallau’ anhu sesungguhnya Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam bersabda: ”Barang siapa sehabis shalat subuh sedangkan kedua kakinya masih tetap dalam keadaan terlipat membaca sebelum bercakap-cakap lagi : (Tiada Tuhan kecuali Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan (langit dan bumi)bdan bagi-Nya pula segala puji. Dia yang menghidupkan dan mematikan. Dia Maha Kuasa atas tiap-tiap sesuatu). Sebanyak sepuluh kali, niscaya dicatat baginya sepuluh kebaikan, dihapuskan dari sepuluh macam kejahatan, dan ia ditinggikan sepuluh derajat. Jadilah selama hari itu ia terpelihara dari setiap yang tidak diinginkannya dan dijaga dari gangguan syetan. Tiada ada dosa yang ditimpakan kepadanya dalam hari itu kecuali kalau ia syirik kepada Allah ta’ala.” (HR. Tirmidzi dan lain-lain) Tirmidzi mengatakan hadits hasan dan menurut naskah lain disebutkan sebagai hadits shahih. ‫اهلل‬ ‫صلى‬ ‫اهلل‬ ‫رسول‬ ‫عن‬ ‫عنه‬ ‫اهلل‬ ‫رضي‬ ‫الصحايب‬ ‫التميمى‬ ‫احلارث‬ ‫بن‬ ‫مسلم‬ ‫عن‬ ‫داود‬ ‫أيب‬ ‫سنن‬ ‫ِف‬ ‫وروينا‬ ‫رقال‬ ‫إليه‬ ‫أسر‬ ‫أنه‬ : ‫وسلم‬ ‫عليه‬.‫النار‬ ‫من‬ ‫يِن‬‫ر‬‫أج‬ ‫اللهم‬ : ‫رقل‬ ‫املغرب‬ ‫صالة‬ ‫من‬ ‫انصرر‬ ‫إذا‬ :‫ا‬‫ر‬‫م‬ ‫سبع‬‫رإنك‬ ‫يومك‬ ‫من‬ ‫م‬ ‫إن‬ ‫رإنك‬ ‫كذلك‬‫رقل‬ ‫الصبح‬ ‫صلي‬ ‫وإذا‬ ‫منها‬ ‫ار‬‫و‬‫ج‬ ‫لك‬ ‫كتب‬‫ليلتك‬ ‫من‬ ‫م‬ ‫َّم‬ ‫ذلك‬ ‫قل‬ ‫إذا‬ . ‫منها‬ ‫ار‬‫و‬‫ج‬ ‫لك‬ ‫كتب‬ Dan kami telah meriwayatkan di dalam Sunan Abi Dawud Dari Muslim bin al-Harits at-Tamiimi (Sahabat Nabi Shalallahu alaihi wa alaihi wa shahbihi wa salam) Radhiyallahu’ anhu dari Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam : Sesungguhnya Rasulullah Shalallahu alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam membisikkan kepadanya: “Apabila engkau telah menyelasaikan shalat magrib, bacalah:
  • 35. 35 (Ya Allah, selamatkan aku dari neraka) sebanyak tujuh kali. Sesungguhnya apabila kamu membaca dzikir itu kemudian meninggal dunia pada malam harinya, kami ditetapkan selamat dari api neraka. Apabila kamu telah selesai melaksanakan shalat subuh, bacalah dzikir itu karena jika kamu meninggal dunia pada siang harinya kamu dicatat selamat dari neraka.” (HR. Abu Dawud)