SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Masalah Lingkungan Dalam
Pembangunan Pertambangan
           Energi
Tahap Persiapan Penambangan
         (Mining Development)
• Pembukaan atau pembersihan lahan (land clearing)
  sebaiknya dilaksanakan secara bertahap, artinya hanya
  bagian lahan yang akan langsung atau segera
  ditambang. Setelah penebasan atau pembabatan selesai,
  maka tanah pucuk (top soil) yang berhumus dan
  biasanya subur jangan dibuang bersama-sama dengan
  tanah penutup yang biasanya tidak subur, melainkan
  harus diselamatkan dengan cara menimbun ditempat
  yang sama, kemudian ditanami dengan tumbuh-
  tumbuhan penutup yang sesuai (rumput-rumputan dan
  semak-semak), sehingga pada saatnya nanti masih
  dapat dimanfaatkan untuk keperluan reklamasi lahan
  bekas tambang.
• Pada saat mengupas tanah penutup (striping of overburden)
  jalan-jalan angkut yang dilalui alat-alat angkut akan
  berdebu, oleh sebab itu perlu disiram air secara berkala. Bila
  keadaan lapangan memungkinkan, hasil pengupasan tanah
  penutup jangan diibuang kearah lembah-lembah yang
  curam, karena hal ini akan memperbesar erodibilitas lahan
  yang berarti akan menambah jumlah tanah yang akan terbawa
  air sebagai lumpur dan menurunkan kemantapan lereng (slope
  stability). Bila tumpukan tanah tersebut berada ditempat
  penimbunan yang relatif datar, maka tumpukan itu harus
  diusahakan berbentuk jenjang- jenjang (benches) dengan
  kemiringan keseluruhan (overall bench slope) yang landai.
  Disamping itu cara pengupasan tanah penutup sebaiknya
  memakai metoda nisbah pengupasan yang konstan (constant
  stripping ratio method) atau metoda nisbah pengupasan yang
  semakin besar (increasing stripping ratio method) sehingga
  luas lahan yang terkupas tidak sekaligus besar.
Tahap Penambangan
• Untuk metoda penambangan bawah tanah (underground mining) dampak
  negatifnya terhadap lingkungan hidup agak terbatas. Yang perlu
  diperhatikan dan diwaspadai adalah dampak pembuangan batuan samping
  (country rock/waste) dan air berlumpur hasil penirisan tambang (mine
  drainage). Kecuali untuk metode ambrukan (caving method) yang dapat
  merusak bentang alam (landscape) atau morfologi, karena terjadinya
  amblesan (surface subsidence). Metoda penambangan bawah tanah yang
  dapat mengurangi timbulnya gas-gas beracun dan berbahaya adalah
  penambangan dengan “auger” (auger mining), karena untuk
  pemberaiannya (loosening) tidak memakai bahan peledak.
• Untuk menekan terhamburnya debu ke udara, maka harus dilakukan
  penyiraman secara teratur disepanjang jalan angkut, tempat-tempat
  pemuatan, penimbunan dan peremukan (crushing). bahkan disetiap tempat
  perpindahan (transfer point) dan peremukan sebaiknya diberi bangunan
  penutup serta unit pengisap debu
• Untuk menghindari timbulnya getaran (ground vibration) dan lemparan
  batu (fly rock) yang berlebihan sebaiknya diterapkan cara-cara peledakan
  yang benar, misalnya dengan menggunakan detonator tunda (millisecond
  delay detonator) dan peledakan geometri (blasting geometry) yang tepat.
• Lumpur dari penirisan tambang tidak boleh langsung dibuang ke
  badan air (sungai, danau atau laut), tetapi harus ditampung lebih
  dahulu di dalam kolam-kolam pengendapan (settling pond) atau unit
  pengolahan limbah (treatment plant) terutama sekali bila badan air
  bebas itu dipakai untuk keperluan domestik oleh penduduk yang
  bermukim disekitarnya
• Segera melaksanakan cara-cara reklamasi/ rehabilitasi/restorasi yang
  baik terhadap lahan-lahan bekas penambangan. Misalnya dengan
  meratakan daerah-daerah penimbunan tanah penutup atau bekas
  penambangan yang telah ditimbun kembali (back filled areas)
  kemudian ditanami vegetasi penutup (ground cover vegetation) yang
  nantinya dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi lahan pertanian
  atau perkebunan. Sedangkan cekungan-cekungan bekas
  penambangan yang berubah menjadi genangan-genangan air atau
  kolam-kolam besar sebaiknya dapat diupaya
• kan agar dapat dikembangkan pula menjadi tempat budi-daya ikan
  atau tempat rekreasi.
PENYEHATAN LINGKUNGAN PERTAMBANGAN
• Program Lingkungan Sehat bertujuan untuk mewujudkan mutu
  lingkungan hidup yang lebih sehat melalui pengembangan
  system kesehatan kewilayahan untuk menggerakkan
  pembangunan lintas sektor berwawasan kesehatan.
  Adapun kegiatan pokok untuk mencapai tujuan tersebut meliputi:
  (1). Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar (2)
  Pemeliharaan dan Pengawasan Kualitas Lingkungan (3)
  Pengendalian dampak risiko lingkungan (4) Pengembangan
  wilayah sehat.
  Pencapaian tujuan penyehatan lingkungan merupakan akumulasi
  berbagai pelaksanaan kegiatan dari berbagai lintas sektor, peran
  swasta dan masyarakat dimana pengelolaan kesehatan
  lingkungan merupakan penanganan yang paling
  kompleks, kegiatan tersebut sangat berkaitan antara satu dengan
  yang lainnya yaitu dari hulu berbagai lintas sector ikut serta
  berperan (Perindustrian, KLH, Pertanian, PU dll) baik kebijakan
  dan pembangunan fisik dan Departemen Kesehatan sendiri
  terfokus kepada hilirnya yaitu pengelolaan dampak kesehatan.
Sebagai gambaran pencapaian tujuan program lingkungan sehat disajikan
dalam per kegiatan pokok melalui indikator yang telah disepakati serta
beberapa kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut:

1. Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi
Adanya perubahan paradigma dalam pembangunan sektor air minum dan
penyehatan lingkungan dalam penggunaan prasarana dan sarana yang
dibangun, melalui kebijakan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan yang
ditandatangani oleh Bappenas, Departemen Kesehatan, Departemen Dalam
Negeri serta Departemen Pekerjaan Umum sangat cukup signifikan
terhadap penyelenggaraan kegiatan penyediaan air bersih dan sanitasi
khususnya di daerah. Strategi pelaksanaan yang diantaranya meliputi
penerapan pendekatan tanggap kebutuhan, peningkatan sumber daya
manusia, kampanye kesadaran masyarakat, upaya peningkatan penyehatan
lingkungan, pengembangan kelembagaan dan penguatan sistem monitoring
serta evaluasi pada semua tingkatan proses pelaksanaan menjadi acuan pola
pendekatan kegiatan penyediaan Air Bersih dan Sanitasi.
• Direktorat Penyehatan Lingkungan sendiri guna pencapaian
  akses air bersih dan sanitasi diperkuat oleh tiga Subdit
  Penyehatan Air Bersih, Pengendalian Dampak Limbah, Serta
  Penyehatan Sanitasi Makanan dan Bahan Pangan juga
  didukung oleh kegiatan dimana Pemerintah Indonesia
  bekerjasama dengan donor agency internasional, seperti
  ADB, KFW German, WHO, UNICEF, dan World Bank yang
  diimplementasikan melalui kegiatan CWSH, WASC, Pro
  Air, WHO, WSLIC-2 dengan kegiatan yang dilaksanakan
  adalah pembinaan dan pengendalian sarana dan prasarana
  dasar pedesaan masyarakt miskin bidang kesehatan dengan
  tujuan meningkatkan status kesehatan, produktifitas, dan
  kualitas hidup masyarakat yang berpenghasilan rendah di
  pedesaan khususnya dalam pemenuhan penyediaan air bersih
  dan sanitasi.
• Pengalaman masa lalu yang menunjukkan prasarana
  dan sarana air minum yang tidak dapat berfungsi secara
  optimal untuk saat ini dikembangkan melalui
  pendekatan pembangunan yang melibatkan masyarakat
  (mulai dari perencanaan, konstruksi, kegiatan
  operasional serta pemeliharaan). Disadari
  bahwa dari perkembangan pelaksanaan kegiatan yang
  dilakukan serta didukung oleh berbagai lintas sektor
  terkait (Bappenas, Depdagri dan PU) melalui kegiatan
  CWSH, WASC, Pro Air, WSLIC-2 terdapat beberapa
  kemajuan yang diperoleh khususnya dalam peningkatan
  cakupan pelayanan air minum dan sanitasi dasar serta
  secara tidak langsung meningkatkan derajat kesehatan.
• Berdasarkan sumber BPS tahun 2006, pada tabel berikut: akses rumah
  tangga terhadap pelayanan air minum s/d tahun 2006, terjadi peningkatan
  cakupan baik di perkotaan maupun perdesaan, yaitu di atas 70%. Bila
  dibandingkan dengan tahun 2005 terjadi penurunan hal ini disebabkan
  oleh adanya perubahan kriteria penentuan akses air minum. Terlihat pada
  grafik 2.97 berikut:
  Grafik 2.97
  Akses Rumah Tangga Terhadap Air Minum
  Tahun 1995 s/d 2006
  Dari segi kualitas pelayanan Air Minum yang merupakan tupoksi dari
  Departemen
  Kesehatan, Direktorat Penyehatan Lingkungan telah melakukan berbagai
  kegiatan melalui pelatihan surveilans kualitas air bagi para petugas
  Provinsi/Kabupaten/Kota/Puskesmas, bimbingan teknis program
  penyediaan air bersih dan sanitasi kepada para pengelola program di
  jajaran provinsi dan kabupaten/kota hal ini bertujuan untuk peningkatan
  kualitas pengelola program dalam memberikan air yang aman untuk
  dikonsumsi oleh masyarakat.
• Untuk indikator kualitas air yang dilaporkan baik
  dari air bersih maupun air minum yang dilihat
  dari aspek Bakteriologis (E.Coli dan Total
  Coliform) terlihat adanya penurunan pencapaian
  cakupan, hal ini karena baru 11 provinsi yang
  melaporkan dan terlihat masih dibawah nilai
  target cakupan yang ditetapkan tahun 2006
  (Target Air minum 81% dan air bersih 56,5%)
  dengan keadaan ini perlu adanya penguatan dari
  jajaran provinsi melalui peningkatan kapasitas
  (pendanaan, laboratorium yang
  terakreditasi, kemampuan petugas) dan regulasi
  sehingga daerah dapat lebih meningkatkan
  kegiatan layanan terkait kualitas air minum.

More Related Content

What's hot

8. pelaksanaan pdas
8. pelaksanaan pdas8. pelaksanaan pdas
8. pelaksanaan pdasZaidil Firza
 
PTPS : PERENCANAAN LANDFILL
PTPS : PERENCANAAN LANDFILLPTPS : PERENCANAAN LANDFILL
PTPS : PERENCANAAN LANDFILLJUHERAH
 
Clean development mechanism in solid waste management
Clean development mechanism in solid waste managementClean development mechanism in solid waste management
Clean development mechanism in solid waste managementinfosanitasi
 
Topik 11 kuliah irigasi curah -dedi-asep-prastowo
Topik 11 kuliah irigasi curah -dedi-asep-prastowoTopik 11 kuliah irigasi curah -dedi-asep-prastowo
Topik 11 kuliah irigasi curah -dedi-asep-prastowoDedi Kusnadi Kalsim
 
Pedoman desain drainase tersier
Pedoman desain  drainase tersierPedoman desain  drainase tersier
Pedoman desain drainase tersierNadhilaGK
 
Spesifikasi teknis Tempat Pembuangan Akhir Sampah
Spesifikasi teknis Tempat Pembuangan Akhir  SampahSpesifikasi teknis Tempat Pembuangan Akhir  Sampah
Spesifikasi teknis Tempat Pembuangan Akhir SampahOswar Mungkasa
 
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)Oswar Mungkasa
 
Penyaliran tambang
Penyaliran tambangPenyaliran tambang
Penyaliran tambangselegani
 
Manajemen rawa-terpadu
Manajemen rawa-terpaduManajemen rawa-terpadu
Manajemen rawa-terpadupdatarawa
 
3. makalah reklamasi lahan bekas tambang 3
3. makalah reklamasi lahan bekas tambang 33. makalah reklamasi lahan bekas tambang 3
3. makalah reklamasi lahan bekas tambang 3Adjie_Soerozheo88
 
Rehabilitasi dan Penutupan TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) Sampah
Rehabilitasi dan Penutupan TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) SampahRehabilitasi dan Penutupan TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) Sampah
Rehabilitasi dan Penutupan TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) Sampahinfosanitasi
 
Pertambangan dan reklamasi lahan pertambangan
Pertambangan dan reklamasi lahan pertambanganPertambangan dan reklamasi lahan pertambangan
Pertambangan dan reklamasi lahan pertambanganmuhammad_reza
 
Opsi Teknologi Persampahan - Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA)
Opsi Teknologi Persampahan - Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA)Opsi Teknologi Persampahan - Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA)
Opsi Teknologi Persampahan - Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA)Joy Irman
 
Daerah aliran sungai
Daerah aliran sungaiDaerah aliran sungai
Daerah aliran sungaiAbhy Taridala
 
Teknik operasional Secara Umum Pedoman Pengelolaan TPA
Teknik operasional Secara Umum Pedoman Pengelolaan TPATeknik operasional Secara Umum Pedoman Pengelolaan TPA
Teknik operasional Secara Umum Pedoman Pengelolaan TPAOswar Mungkasa
 

What's hot (20)

Ecodrain
EcodrainEcodrain
Ecodrain
 
1.kuliah das
1.kuliah das 1.kuliah das
1.kuliah das
 
8. pelaksanaan pdas
8. pelaksanaan pdas8. pelaksanaan pdas
8. pelaksanaan pdas
 
PTPS : PERENCANAAN LANDFILL
PTPS : PERENCANAAN LANDFILLPTPS : PERENCANAAN LANDFILL
PTPS : PERENCANAAN LANDFILL
 
Clean development mechanism in solid waste management
Clean development mechanism in solid waste managementClean development mechanism in solid waste management
Clean development mechanism in solid waste management
 
Pengelolaan das
Pengelolaan dasPengelolaan das
Pengelolaan das
 
Topik 11 kuliah irigasi curah -dedi-asep-prastowo
Topik 11 kuliah irigasi curah -dedi-asep-prastowoTopik 11 kuliah irigasi curah -dedi-asep-prastowo
Topik 11 kuliah irigasi curah -dedi-asep-prastowo
 
Pedoman desain drainase tersier
Pedoman desain  drainase tersierPedoman desain  drainase tersier
Pedoman desain drainase tersier
 
Spesifikasi teknis Tempat Pembuangan Akhir Sampah
Spesifikasi teknis Tempat Pembuangan Akhir  SampahSpesifikasi teknis Tempat Pembuangan Akhir  Sampah
Spesifikasi teknis Tempat Pembuangan Akhir Sampah
 
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
Pedoman perencanaan tpa ( metode sanitary landfill)
 
Penyaliran tambang
Penyaliran tambangPenyaliran tambang
Penyaliran tambang
 
Manajemen rawa-terpadu
Manajemen rawa-terpaduManajemen rawa-terpadu
Manajemen rawa-terpadu
 
3. makalah reklamasi lahan bekas tambang 3
3. makalah reklamasi lahan bekas tambang 33. makalah reklamasi lahan bekas tambang 3
3. makalah reklamasi lahan bekas tambang 3
 
Rehabilitasi dan Penutupan TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) Sampah
Rehabilitasi dan Penutupan TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) SampahRehabilitasi dan Penutupan TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) Sampah
Rehabilitasi dan Penutupan TPA (Tempat Pemrosesan Akhir) Sampah
 
Pertambangan dan reklamasi lahan pertambangan
Pertambangan dan reklamasi lahan pertambanganPertambangan dan reklamasi lahan pertambangan
Pertambangan dan reklamasi lahan pertambangan
 
Watershed management
Watershed managementWatershed management
Watershed management
 
Opsi Teknologi Persampahan - Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA)
Opsi Teknologi Persampahan - Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA)Opsi Teknologi Persampahan - Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA)
Opsi Teknologi Persampahan - Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA)
 
Reklamasi dan Mitigasi
Reklamasi dan MitigasiReklamasi dan Mitigasi
Reklamasi dan Mitigasi
 
Daerah aliran sungai
Daerah aliran sungaiDaerah aliran sungai
Daerah aliran sungai
 
Teknik operasional Secara Umum Pedoman Pengelolaan TPA
Teknik operasional Secara Umum Pedoman Pengelolaan TPATeknik operasional Secara Umum Pedoman Pengelolaan TPA
Teknik operasional Secara Umum Pedoman Pengelolaan TPA
 

Similar to LINGKUNGAN

Pengelolaan Sumberdaya Air - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cib...
Pengelolaan Sumberdaya Air - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cib...Pengelolaan Sumberdaya Air - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cib...
Pengelolaan Sumberdaya Air - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cib...Cahya Panduputra
 
Tugas_power_point_presentasion_AnalisaDampakLingkunggan
Tugas_power_point_presentasion_AnalisaDampakLingkungganTugas_power_point_presentasion_AnalisaDampakLingkunggan
Tugas_power_point_presentasion_AnalisaDampakLingkungganFadliST
 
REKLAMASI_LAHAN_BEKAS_PENAMBANGAN.ppt
REKLAMASI_LAHAN_BEKAS_PENAMBANGAN.pptREKLAMASI_LAHAN_BEKAS_PENAMBANGAN.ppt
REKLAMASI_LAHAN_BEKAS_PENAMBANGAN.pptLailiyaNikma
 
Tugas presentasi wayan
Tugas presentasi wayanTugas presentasi wayan
Tugas presentasi wayanWayan Susanto
 
Reklamasi Pasca Tambang_Eka Sulastri.ppt
Reklamasi Pasca Tambang_Eka Sulastri.pptReklamasi Pasca Tambang_Eka Sulastri.ppt
Reklamasi Pasca Tambang_Eka Sulastri.pptRandiAndhika3
 
Pertemuan 1 Drainase - Pengenalan.pptx
Pertemuan 1 Drainase - Pengenalan.pptxPertemuan 1 Drainase - Pengenalan.pptx
Pertemuan 1 Drainase - Pengenalan.pptxErniMulyandari1
 
Biodiversiti 2
Biodiversiti 2Biodiversiti 2
Biodiversiti 2amryee
 
Jawapan Bahagian B Tahun 2014.pptx
Jawapan Bahagian B Tahun 2014.pptxJawapan Bahagian B Tahun 2014.pptx
Jawapan Bahagian B Tahun 2014.pptxLEONGKAELINGMoe1
 
Ilham,indah,lina 3 1 a eco-healt residential.konservasibiodiversitas bioub 2012
Ilham,indah,lina 3 1 a eco-healt residential.konservasibiodiversitas bioub 2012Ilham,indah,lina 3 1 a eco-healt residential.konservasibiodiversitas bioub 2012
Ilham,indah,lina 3 1 a eco-healt residential.konservasibiodiversitas bioub 2012Indah Fey
 
konservasi catchmen area.pptx
konservasi catchmen area.pptxkonservasi catchmen area.pptx
konservasi catchmen area.pptxssuser68effa
 
Psak 33-akuntansi-pertambangan-umum-120212
Psak 33-akuntansi-pertambangan-umum-120212Psak 33-akuntansi-pertambangan-umum-120212
Psak 33-akuntansi-pertambangan-umum-120212Sri Apriyanti Husain
 
Psak 33-akuntansi-pertambangan-umum-120212
Psak 33-akuntansi-pertambangan-umum-120212Psak 33-akuntansi-pertambangan-umum-120212
Psak 33-akuntansi-pertambangan-umum-120212Sri Apriyanti Husain
 
SPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanSPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanM RiendRa Uslani
 
PPT DDDTLH DIKLAT KLHS.pptx
PPT DDDTLH DIKLAT KLHS.pptxPPT DDDTLH DIKLAT KLHS.pptx
PPT DDDTLH DIKLAT KLHS.pptxmulilhaq
 

Similar to LINGKUNGAN (20)

Pengelolaan Sumberdaya Air - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cib...
Pengelolaan Sumberdaya Air - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cib...Pengelolaan Sumberdaya Air - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cib...
Pengelolaan Sumberdaya Air - Presentasi Kelas XI IPS 1 - SMA Mardi Waluya Cib...
 
Tugas_power_point_presentasion_AnalisaDampakLingkunggan
Tugas_power_point_presentasion_AnalisaDampakLingkungganTugas_power_point_presentasion_AnalisaDampakLingkunggan
Tugas_power_point_presentasion_AnalisaDampakLingkunggan
 
REKLAMASI_LAHAN_BEKAS_PENAMBANGAN.ppt
REKLAMASI_LAHAN_BEKAS_PENAMBANGAN.pptREKLAMASI_LAHAN_BEKAS_PENAMBANGAN.ppt
REKLAMASI_LAHAN_BEKAS_PENAMBANGAN.ppt
 
Materi Fmsrb
Materi FmsrbMateri Fmsrb
Materi Fmsrb
 
Tugas presentasi wayan
Tugas presentasi wayanTugas presentasi wayan
Tugas presentasi wayan
 
5 penghijauan
5 penghijauan5 penghijauan
5 penghijauan
 
Lokasi desain-tambak
Lokasi desain-tambakLokasi desain-tambak
Lokasi desain-tambak
 
Reklamasi Pasca Tambang_Eka Sulastri.ppt
Reklamasi Pasca Tambang_Eka Sulastri.pptReklamasi Pasca Tambang_Eka Sulastri.ppt
Reklamasi Pasca Tambang_Eka Sulastri.ppt
 
Pertemuan 1 Drainase - Pengenalan.pptx
Pertemuan 1 Drainase - Pengenalan.pptxPertemuan 1 Drainase - Pengenalan.pptx
Pertemuan 1 Drainase - Pengenalan.pptx
 
Biodiversiti 2
Biodiversiti 2Biodiversiti 2
Biodiversiti 2
 
Jawapan Bahagian B Tahun 2014.pptx
Jawapan Bahagian B Tahun 2014.pptxJawapan Bahagian B Tahun 2014.pptx
Jawapan Bahagian B Tahun 2014.pptx
 
Ilham,indah,lina 3 1 a eco-healt residential.konservasibiodiversitas bioub 2012
Ilham,indah,lina 3 1 a eco-healt residential.konservasibiodiversitas bioub 2012Ilham,indah,lina 3 1 a eco-healt residential.konservasibiodiversitas bioub 2012
Ilham,indah,lina 3 1 a eco-healt residential.konservasibiodiversitas bioub 2012
 
Makalah iis
Makalah iisMakalah iis
Makalah iis
 
konservasi catchmen area.pptx
konservasi catchmen area.pptxkonservasi catchmen area.pptx
konservasi catchmen area.pptx
 
Sdrain bab i
Sdrain bab iSdrain bab i
Sdrain bab i
 
Psak 33-akuntansi-pertambangan-umum-120212
Psak 33-akuntansi-pertambangan-umum-120212Psak 33-akuntansi-pertambangan-umum-120212
Psak 33-akuntansi-pertambangan-umum-120212
 
Psak 33-akuntansi-pertambangan-umum-120212
Psak 33-akuntansi-pertambangan-umum-120212Psak 33-akuntansi-pertambangan-umum-120212
Psak 33-akuntansi-pertambangan-umum-120212
 
SPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang SelatanSPAM Kecamatan Semarang Selatan
SPAM Kecamatan Semarang Selatan
 
PPT DDDTLH DIKLAT KLHS.pptx
PPT DDDTLH DIKLAT KLHS.pptxPPT DDDTLH DIKLAT KLHS.pptx
PPT DDDTLH DIKLAT KLHS.pptx
 
Bak air baku
Bak air bakuBak air baku
Bak air baku
 

More from Ahmad Baihaki

Keracunan bahan logam metaloid
Keracunan bahan logam metaloidKeracunan bahan logam metaloid
Keracunan bahan logam metaloidAhmad Baihaki
 
Keracunan bahan organis pada industrialisasi
Keracunan bahan organis pada industrialisasiKeracunan bahan organis pada industrialisasi
Keracunan bahan organis pada industrialisasiAhmad Baihaki
 
Analisis dampak lingkungan
Analisis dampak lingkunganAnalisis dampak lingkungan
Analisis dampak lingkunganAhmad Baihaki
 
Pembangunan industri, pertumbuhan ekonomi dan lingkungan hidup
Pembangunan industri, pertumbuhan ekonomi dan lingkungan hidupPembangunan industri, pertumbuhan ekonomi dan lingkungan hidup
Pembangunan industri, pertumbuhan ekonomi dan lingkungan hidupAhmad Baihaki
 
Perkembangan penduduk indonesia
Perkembangan penduduk indonesiaPerkembangan penduduk indonesia
Perkembangan penduduk indonesiaAhmad Baihaki
 
Asas pengetahuan lingkugan
Asas pengetahuan lingkuganAsas pengetahuan lingkugan
Asas pengetahuan lingkuganAhmad Baihaki
 
Hak kepemilikan, eksternalitas dan masalah lingkungan
Hak kepemilikan, eksternalitas dan masalah lingkunganHak kepemilikan, eksternalitas dan masalah lingkungan
Hak kepemilikan, eksternalitas dan masalah lingkunganAhmad Baihaki
 
Aktifitas illegal di dalam kawasan hutan
Aktifitas illegal di dalam kawasan hutanAktifitas illegal di dalam kawasan hutan
Aktifitas illegal di dalam kawasan hutanAhmad Baihaki
 
Ruang lingkup manajemen sumber daya alam
Ruang lingkup manajemen sumber daya alamRuang lingkup manajemen sumber daya alam
Ruang lingkup manajemen sumber daya alamAhmad Baihaki
 
Pengantar lingkungan 1
Pengantar lingkungan 1Pengantar lingkungan 1
Pengantar lingkungan 1Ahmad Baihaki
 

More from Ahmad Baihaki (14)

Baihaki CV
Baihaki CVBaihaki CV
Baihaki CV
 
Keracunan bahan logam metaloid
Keracunan bahan logam metaloidKeracunan bahan logam metaloid
Keracunan bahan logam metaloid
 
Keracunan bahan organis pada industrialisasi
Keracunan bahan organis pada industrialisasiKeracunan bahan organis pada industrialisasi
Keracunan bahan organis pada industrialisasi
 
Analisis dampak lingkungan
Analisis dampak lingkunganAnalisis dampak lingkungan
Analisis dampak lingkungan
 
Pembangunan industri, pertumbuhan ekonomi dan lingkungan hidup
Pembangunan industri, pertumbuhan ekonomi dan lingkungan hidupPembangunan industri, pertumbuhan ekonomi dan lingkungan hidup
Pembangunan industri, pertumbuhan ekonomi dan lingkungan hidup
 
Perkembangan penduduk indonesia
Perkembangan penduduk indonesiaPerkembangan penduduk indonesia
Perkembangan penduduk indonesia
 
Asas pengetahuan lingkugan
Asas pengetahuan lingkuganAsas pengetahuan lingkugan
Asas pengetahuan lingkugan
 
Dampak lingkungan
Dampak lingkunganDampak lingkungan
Dampak lingkungan
 
Lumpur lapindo
Lumpur lapindoLumpur lapindo
Lumpur lapindo
 
Hak kepemilikan, eksternalitas dan masalah lingkungan
Hak kepemilikan, eksternalitas dan masalah lingkunganHak kepemilikan, eksternalitas dan masalah lingkungan
Hak kepemilikan, eksternalitas dan masalah lingkungan
 
Ekonomi lingkungan
Ekonomi lingkunganEkonomi lingkungan
Ekonomi lingkungan
 
Aktifitas illegal di dalam kawasan hutan
Aktifitas illegal di dalam kawasan hutanAktifitas illegal di dalam kawasan hutan
Aktifitas illegal di dalam kawasan hutan
 
Ruang lingkup manajemen sumber daya alam
Ruang lingkup manajemen sumber daya alamRuang lingkup manajemen sumber daya alam
Ruang lingkup manajemen sumber daya alam
 
Pengantar lingkungan 1
Pengantar lingkungan 1Pengantar lingkungan 1
Pengantar lingkungan 1
 

LINGKUNGAN

  • 2. Tahap Persiapan Penambangan (Mining Development) • Pembukaan atau pembersihan lahan (land clearing) sebaiknya dilaksanakan secara bertahap, artinya hanya bagian lahan yang akan langsung atau segera ditambang. Setelah penebasan atau pembabatan selesai, maka tanah pucuk (top soil) yang berhumus dan biasanya subur jangan dibuang bersama-sama dengan tanah penutup yang biasanya tidak subur, melainkan harus diselamatkan dengan cara menimbun ditempat yang sama, kemudian ditanami dengan tumbuh- tumbuhan penutup yang sesuai (rumput-rumputan dan semak-semak), sehingga pada saatnya nanti masih dapat dimanfaatkan untuk keperluan reklamasi lahan bekas tambang.
  • 3. • Pada saat mengupas tanah penutup (striping of overburden) jalan-jalan angkut yang dilalui alat-alat angkut akan berdebu, oleh sebab itu perlu disiram air secara berkala. Bila keadaan lapangan memungkinkan, hasil pengupasan tanah penutup jangan diibuang kearah lembah-lembah yang curam, karena hal ini akan memperbesar erodibilitas lahan yang berarti akan menambah jumlah tanah yang akan terbawa air sebagai lumpur dan menurunkan kemantapan lereng (slope stability). Bila tumpukan tanah tersebut berada ditempat penimbunan yang relatif datar, maka tumpukan itu harus diusahakan berbentuk jenjang- jenjang (benches) dengan kemiringan keseluruhan (overall bench slope) yang landai. Disamping itu cara pengupasan tanah penutup sebaiknya memakai metoda nisbah pengupasan yang konstan (constant stripping ratio method) atau metoda nisbah pengupasan yang semakin besar (increasing stripping ratio method) sehingga luas lahan yang terkupas tidak sekaligus besar.
  • 4. Tahap Penambangan • Untuk metoda penambangan bawah tanah (underground mining) dampak negatifnya terhadap lingkungan hidup agak terbatas. Yang perlu diperhatikan dan diwaspadai adalah dampak pembuangan batuan samping (country rock/waste) dan air berlumpur hasil penirisan tambang (mine drainage). Kecuali untuk metode ambrukan (caving method) yang dapat merusak bentang alam (landscape) atau morfologi, karena terjadinya amblesan (surface subsidence). Metoda penambangan bawah tanah yang dapat mengurangi timbulnya gas-gas beracun dan berbahaya adalah penambangan dengan “auger” (auger mining), karena untuk pemberaiannya (loosening) tidak memakai bahan peledak. • Untuk menekan terhamburnya debu ke udara, maka harus dilakukan penyiraman secara teratur disepanjang jalan angkut, tempat-tempat pemuatan, penimbunan dan peremukan (crushing). bahkan disetiap tempat perpindahan (transfer point) dan peremukan sebaiknya diberi bangunan penutup serta unit pengisap debu • Untuk menghindari timbulnya getaran (ground vibration) dan lemparan batu (fly rock) yang berlebihan sebaiknya diterapkan cara-cara peledakan yang benar, misalnya dengan menggunakan detonator tunda (millisecond delay detonator) dan peledakan geometri (blasting geometry) yang tepat.
  • 5. • Lumpur dari penirisan tambang tidak boleh langsung dibuang ke badan air (sungai, danau atau laut), tetapi harus ditampung lebih dahulu di dalam kolam-kolam pengendapan (settling pond) atau unit pengolahan limbah (treatment plant) terutama sekali bila badan air bebas itu dipakai untuk keperluan domestik oleh penduduk yang bermukim disekitarnya • Segera melaksanakan cara-cara reklamasi/ rehabilitasi/restorasi yang baik terhadap lahan-lahan bekas penambangan. Misalnya dengan meratakan daerah-daerah penimbunan tanah penutup atau bekas penambangan yang telah ditimbun kembali (back filled areas) kemudian ditanami vegetasi penutup (ground cover vegetation) yang nantinya dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi lahan pertanian atau perkebunan. Sedangkan cekungan-cekungan bekas penambangan yang berubah menjadi genangan-genangan air atau kolam-kolam besar sebaiknya dapat diupaya • kan agar dapat dikembangkan pula menjadi tempat budi-daya ikan atau tempat rekreasi.
  • 6. PENYEHATAN LINGKUNGAN PERTAMBANGAN • Program Lingkungan Sehat bertujuan untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih sehat melalui pengembangan system kesehatan kewilayahan untuk menggerakkan pembangunan lintas sektor berwawasan kesehatan. Adapun kegiatan pokok untuk mencapai tujuan tersebut meliputi: (1). Penyediaan Sarana Air Bersih dan Sanitasi Dasar (2) Pemeliharaan dan Pengawasan Kualitas Lingkungan (3) Pengendalian dampak risiko lingkungan (4) Pengembangan wilayah sehat. Pencapaian tujuan penyehatan lingkungan merupakan akumulasi berbagai pelaksanaan kegiatan dari berbagai lintas sektor, peran swasta dan masyarakat dimana pengelolaan kesehatan lingkungan merupakan penanganan yang paling kompleks, kegiatan tersebut sangat berkaitan antara satu dengan yang lainnya yaitu dari hulu berbagai lintas sector ikut serta berperan (Perindustrian, KLH, Pertanian, PU dll) baik kebijakan dan pembangunan fisik dan Departemen Kesehatan sendiri terfokus kepada hilirnya yaitu pengelolaan dampak kesehatan.
  • 7. Sebagai gambaran pencapaian tujuan program lingkungan sehat disajikan dalam per kegiatan pokok melalui indikator yang telah disepakati serta beberapa kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut: 1. Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi Adanya perubahan paradigma dalam pembangunan sektor air minum dan penyehatan lingkungan dalam penggunaan prasarana dan sarana yang dibangun, melalui kebijakan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan yang ditandatangani oleh Bappenas, Departemen Kesehatan, Departemen Dalam Negeri serta Departemen Pekerjaan Umum sangat cukup signifikan terhadap penyelenggaraan kegiatan penyediaan air bersih dan sanitasi khususnya di daerah. Strategi pelaksanaan yang diantaranya meliputi penerapan pendekatan tanggap kebutuhan, peningkatan sumber daya manusia, kampanye kesadaran masyarakat, upaya peningkatan penyehatan lingkungan, pengembangan kelembagaan dan penguatan sistem monitoring serta evaluasi pada semua tingkatan proses pelaksanaan menjadi acuan pola pendekatan kegiatan penyediaan Air Bersih dan Sanitasi.
  • 8. • Direktorat Penyehatan Lingkungan sendiri guna pencapaian akses air bersih dan sanitasi diperkuat oleh tiga Subdit Penyehatan Air Bersih, Pengendalian Dampak Limbah, Serta Penyehatan Sanitasi Makanan dan Bahan Pangan juga didukung oleh kegiatan dimana Pemerintah Indonesia bekerjasama dengan donor agency internasional, seperti ADB, KFW German, WHO, UNICEF, dan World Bank yang diimplementasikan melalui kegiatan CWSH, WASC, Pro Air, WHO, WSLIC-2 dengan kegiatan yang dilaksanakan adalah pembinaan dan pengendalian sarana dan prasarana dasar pedesaan masyarakt miskin bidang kesehatan dengan tujuan meningkatkan status kesehatan, produktifitas, dan kualitas hidup masyarakat yang berpenghasilan rendah di pedesaan khususnya dalam pemenuhan penyediaan air bersih dan sanitasi.
  • 9. • Pengalaman masa lalu yang menunjukkan prasarana dan sarana air minum yang tidak dapat berfungsi secara optimal untuk saat ini dikembangkan melalui pendekatan pembangunan yang melibatkan masyarakat (mulai dari perencanaan, konstruksi, kegiatan operasional serta pemeliharaan). Disadari bahwa dari perkembangan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan serta didukung oleh berbagai lintas sektor terkait (Bappenas, Depdagri dan PU) melalui kegiatan CWSH, WASC, Pro Air, WSLIC-2 terdapat beberapa kemajuan yang diperoleh khususnya dalam peningkatan cakupan pelayanan air minum dan sanitasi dasar serta secara tidak langsung meningkatkan derajat kesehatan.
  • 10. • Berdasarkan sumber BPS tahun 2006, pada tabel berikut: akses rumah tangga terhadap pelayanan air minum s/d tahun 2006, terjadi peningkatan cakupan baik di perkotaan maupun perdesaan, yaitu di atas 70%. Bila dibandingkan dengan tahun 2005 terjadi penurunan hal ini disebabkan oleh adanya perubahan kriteria penentuan akses air minum. Terlihat pada grafik 2.97 berikut: Grafik 2.97 Akses Rumah Tangga Terhadap Air Minum Tahun 1995 s/d 2006 Dari segi kualitas pelayanan Air Minum yang merupakan tupoksi dari Departemen Kesehatan, Direktorat Penyehatan Lingkungan telah melakukan berbagai kegiatan melalui pelatihan surveilans kualitas air bagi para petugas Provinsi/Kabupaten/Kota/Puskesmas, bimbingan teknis program penyediaan air bersih dan sanitasi kepada para pengelola program di jajaran provinsi dan kabupaten/kota hal ini bertujuan untuk peningkatan kualitas pengelola program dalam memberikan air yang aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat.
  • 11. • Untuk indikator kualitas air yang dilaporkan baik dari air bersih maupun air minum yang dilihat dari aspek Bakteriologis (E.Coli dan Total Coliform) terlihat adanya penurunan pencapaian cakupan, hal ini karena baru 11 provinsi yang melaporkan dan terlihat masih dibawah nilai target cakupan yang ditetapkan tahun 2006 (Target Air minum 81% dan air bersih 56,5%) dengan keadaan ini perlu adanya penguatan dari jajaran provinsi melalui peningkatan kapasitas (pendanaan, laboratorium yang terakreditasi, kemampuan petugas) dan regulasi sehingga daerah dapat lebih meningkatkan kegiatan layanan terkait kualitas air minum.