Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
MAPPING PENELITIAN TERDAHULU SDL (1).docx
1. MAPPING PENELITIAN TERDAHULU
No. I II III IV V VI
1. Penulis
2. Tahun
3. Judul
4. Nama Jurnal Penerbit
Rumusan Masalah atau
Tujuan Penelitian
Variabel – Variabel Yang
diteliti
Dan
Teori yang di gunakan
1.Hipotesis
2.Metode Penelitian
(jenis Penelitian s/d
Teknik Analisis
Hasil / Temuan Baru
Research Gap
Critical Review (kesamaan
& Perbedaan antara
Penelitian ini
1. Raqi(2006)
Tourism services quality
(TourServQual) in Egypt
The viewpoints of external
and internal customers
Benchmarking: An
International Journal
Vol. 13 No. 4, 2006
Makalah penelitian ini
bertujuan untuk
mengevaluasi pandangan
pelanggan terkait kualitas
pariwisata di Mesir. Ini
mencoba untuk mengukur
sejauh mana lingkungan
bisnis pariwisata kreatif
dan inovatif sebagai
kondisi yang diperlukan
untuk kepuasan
pelanggan internal
Tujuan penelitian ini telah
dicapai melalui
peninjauan sejumlah
literatur dalam fields
manajemen mutu
pelayanan dan
pengukuran kualitas
pariwisata. Hasil makalah
ini telah diperoleh melalui
dua survei, satu untuk
mengukur kepuasan
pelanggan internal
(karyawan) dan second
untuk mengukur kepuasan
Variabel bebas:
Tourism services quality
Tulisan ini berusaha untuk
mengevaluasi gambaran
pelanggan terkait dengan
kualitas pariwisata di Mesir.
Juga, mengukur sejauh mana
lingkungan bisnis pariwisata di
Mesir kreatif dan inovatif
Tulisan ini memberikan
informasi berguna yang
dibutuhkan untuk
peningkatan kualitas jasa
pariwisata . Ini adalah
bantuan praktis bagi
perencana pariwisata dan
pemasar di Mesir untuk
memahami konsep TQM dan
bagaimana mereka dapat
meningkatkan layanan
mereka secara terus-menerus
Kesamaan:
Variabel bebas:
Tourism services quality
Perbedaan:
Hanya pengukuran variabel
saja dalam penelitian ini
yaitu Tourism services
quality
2. pelanggan eksternal
(wisatawan).
2. ( Najwa Zulkefli and Lorna
Uden)
A Service Quality
Framework for Higher
Education from the
Perspective of Service
Dominant Logic
1) apa peran konsumen
dalam proses penciptaan
bersama nilai?
2) Bagaimanacara kerja
proses valu e co-creation?
Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menyelidiki
apa saja dimensi
kepentingan yang
berkontribusi pada
pengembangan kerangka
kualitas layanan dalam
konteks HEI. Dimensi
yang diselidiki diambil
dari perspektif siswa dan
staf
Variabel bebas:
Service Quality
Variabel Terikat:
Customer Satisfaction
Customer Loyalty
Variabel Mediator:
VALUE CO CREATION
ACTIVITIES :
Customer Engagement
Self Service Customer
Experience Transparency
Co-Designing VALUE
CO- CREATION
ACTIVITIES : Customer
Engagement Self Service
Customer Experience
Problem Solving Co-
Designing
Penelitian kami terbatas pada
studi universitas, Universitas
Staffordshire di Inggris.
Fokusnya adalah pada
mahasiswa pascasarjana non-
UE dengan pengalaman
setidaknya 2 tahun di HEI.
Metodologi deskriptif
digunakan untuk pencarian
ulang. Ini melibatkan lima
langkah berturut-turut:
1.Pengumpulan Data Primer
2.Pengumpulan data sekunder
3.Pengembangan survei dan
pengumpulan data
4.Analisis data
5.Evaluasi
. Kami menyimpulkan
bahwa, dari perspektif
mahasiswa, kualitas layanan
di universitas terdiri dari 8
dimensi, Offering,
Reliability, Courtesy,
Empathy, Understanding,
Security, Competency, dan
responsiveness. Sebaliknya,
dari perspektif staf dimensi
kualitas layanan terdiri dari:
Penawaran, Kesopanan,
Daya Tanggap, Keandalan,
Komunikasi, Empati dan
Aksesibilitas. Semua dimensi
untuk skala kualitas layanan
ini menunjukkan reliabilitas
dan validitas yang tinggi
serta saling terkait satu sama
lain. Oleh karena itu, ini
menunjukkan bahwa semua
dimensi harus dicapai untuk
mendapatkan atau menjamin
kualitas layanan yang baik.
Temuan empiris kami
menunjukkan bahwa kualitas
layanan adalah anteseden
untuk kepuasan pelanggan.
Studi ini juga memberikan
informasi tentang
kesenjangan antara kinerja
dan kepentingan. Universitas
harus mempertimbangkan
untuk menutup kesenjangan
yang ada pada dimensi
Courtesy, Credibility,
Competency, and
Responsiveness dari sudut
pandang mahasiswa.
Sementara pada perspektif
staf, kesenjangan harus
ditutup dalam dimensi
keandalan dan empati.
Kesamaan:
Untuk itu, penelitian ini
bermaksud untuk
mengembangkan alat
alternatif yang mengukur
kepuasan pelanggan dalam
HEI dengan menerapkan
konsep utama SDL, yaitu
value co-creation.
Perbedaan:
A Service Quality
Framework for Higher
Education dengan Tourism
services quality
3. Siswa memainkan peran aktif
sebagai pencipta nilai selama
proses menghasilkan nilai
dan interaksi yang
mendukung nilai. Sementara
anggota staf memainkan
peran aktif mereka sebagai
fasilitator nilai dengan
menyediakan pelanggan
platform untuk proses
penciptaan nilai (dalam
bentuk sumber daya), mereka
juga memainkan peran aktif
sebagai pencipta nilai selama
penuaan langsung dengan
pelanggan selama proses
menghasilkan nilai. Temuan
empiris ini mendukung
bahwa pelanggan selalu
menjadi co-creator nilai".
3. Mamoun N. Akroush, Luai
E. Jraisat, Dina J. Kurdieh,
Ruba N. AL-Faouri and
Laila T. Qatu (2016)
Tourism service quality
and destination loyalty –
the mediating role of
destination image from
international tourists’
perspectives
Tourism Review
Tujuan dari tulisan ini
adalah untuk mengkaji
hubungan antara kualitas
layanan pariwisata dan
loyalitas destinasi
melalui investigasi efek
mediasi citra destinasi di
destinasi wisata Laut
Mati, Yordania, dari
perspektif wisatawan
internasional. Makalah ini
juga menyelidiki dimensi
kualitas layanan
pariwisata dari sudut
pandang wisatawan
internasional.
Variabel bebas:
Tourism service quality
Variabel Terikat:
destination loyalty
Variabel Mediator:
destination image
H1. Kualitas pelayanan
pariwisata berpengaruh positif
terhadap citra destinasi.
H2. Citra destinasi
berpengaruh positif terhadap
loyalitas destinasi
H3. Hubungan antara kualitas
layanan pariwisata dengan
loyalitas destinasi dimediasi
oleh citra destinasi.
Desain/metodologi/pendekatan
– Survei terstruktur dan
dikelola sendiri digunakan
untuk menargetkan wisatawan
internasional yang
mengunjungi tujuan wisata
Laut Mati, Yordania. Para
penulis mengirimkan 300
kuesioner kepada wisatawan
internasional dari mana 237
dipertahankan dan valid untuk
analisis. Serangkaian analisis
faktor eksploratif dan
Temuan empiris
menunjukkan bahwa kualitas
layanan pariwisata, pada
kenyataannya, adalah
konstruksi empat dimensi
(4D) yang bertentangan
dengan lima seperti yang
diusulkan oleh model
hipotesis asli. Model 4D
terdiri dari empat aspek:
assurance-responsiveness,
tangible facilities-empathy,
reliability dan reliability-
quality of directions. Selain
itu, hasilnya menunjukkan
bahwa citra merek dimuat ke
dalam dua dimensi bernama
"lingkungan fisik" dan
"karakteristik orang".
Temuan struktural tersebut
menunjukkanbahwa keempat
dimensi kualitas pelayanan
pariwisata tersebut
berpengaruh positif dan
Kesamaan:
Sama-sama menggunakan
variabel Tourism service
quality dan destination
loyalty serta destination
image
Perbedaan:
Pada teori yang digunakan
kami menggunakan SDL
dengan variabel Value
Creation Activities
4. konfirmasi dilakukan untuk
menilai konstruk penelitian
dimensi, unidimensionalitas,
validitas dan reliabilitas
komposit. Analisis jalur
struktural juga digunakan
untuk menguji hubungan
hipotesis model penelitian the.
signifikan terhadap citra
destinasi. Lebih lanjut, citra
merek telah secara positif
dan signifikan
mempengaruhi loyalitas
tujuan. Terakhir, citra
destinasi sepenuhnya
memediasi hubunganantara
kualitas layanan pariwisata
dan loyalitas destinasi.
4 Augusty Tae Ferdinand
(2021)
Destination authentic value
advantage: an SDL
perspective
Management & Marketing.
Rumusan masalah :
adanya riset gap yaitu
Temuan yang tidak
konsisten tersebut
membawa kami pada
penelitian yang mencari
solusi konseptual untuk
menjembatani
ketidakmampuan kualitas
servicescape destinasi
untuk meningkatkan
loyalitas
Penelitian ini bertujuan
untuk membangun model
konseptual pemasaran
destinasi untuk
menjembatani
kesenjangan penelitian
tentang pengelolaan
kualitas layanan-scape
destinasi untuk
meningkatkan loyalitas
destinasi.
Variabel Bebas
informational service
completeness,
Destination servicescape
quality
Variabel Terikat
destination loyalty.
Variabel Mediator
Destination authentic
value advantage,
destination congruence,
H1: Kualitas servicescape
destinasi berpengaruh positif
terhadap keunggulan nilai
otentik destinasi.
H2. Keunggulan nilai otentik
destinasi berpengaruh positif
terhadap loyalitas terhadap
destinasi.
H3. Keunggulan nilai otentik
destinasi berpengaruh positif
terhadap kesesuaian destinasi.
H4. Kelengkapan layanan
informasional memanfaatkan
kesesuaian tujuan
H5. Kesesuaian destinasi
berpengaruh positif terhadap
loyalitas destinasi.
H6. Nilai otentik destinasi
memediasi pengaruh
servicescape destinasi terhadap
loyalitas destinasi
H7. Kesesuaian destinasi
memediasi pengaruh
keunggulan nilai otentik
destinasi terhadap loyalitas
destinasi.
Metode Penelitian
Temuan menunjukkan
dampak signifikan kualitas
servicescape destinasi pada
keunggulan nilai otentik
destinasi. Temuan penelitian
menghasilkan jalur signifikan
yang lengkap untuk
meningkatkan loyalitas
dengan memediasi
keunggulan destinasi otentik
melalui kesesuaian destinasi.
Penelitian ini merupakan
bukti penerapan Teori Logika
Dominan Layanan SDL.
Kemungkinan untuk
meningkatkan keunggulan
pengalaman nilai otentik
akan menjadi proses strategis
untuk mencapai setiap
tingkat kesesuaian tujuan
sebagai langkah untuk
menciptakan dan
mempertahankan loyalitas.
Perencanaan destinasi dapat
mempertimbangkan untuk
menyusun hardscape dan
soft-scape destinasi secara
setara. Sebuah perusahaan
harus memberikan layanan
yang mendorong emosi
positif sebagai dasar untuk
membangun keselarasan.
Kesamaan:
Sama-sama destination
loyalty dan sama sama
menggunakan perspektif
SDL meskipun ada bedanya
dari dari variabel
mediasinya.
Perbedaan:
Pada teori yang digunakan
kami menggunakan SDL
dengan variabel Value
Creation Activities
5. Data convenience sample
dikumpulkan dari populasi
wisatawan domestik Indonesia
yang tidak diketahui yang
mengunjungi destinasi wisata
di Indonesia. Data dianalisis
menggunakan Software
AMOS SEM
5 Variabel Bebas
Variabel Terikat
Variabel Mediator
6 Christina Geng-Qing Chia,
Hailin Qub (2008)
Examining the structural
relationships of destination
image, tourist satisfaction
and destination loyalty: An
integrated approach
Tourism Management
Dalam pasar yang
semakin jenuh,
keberhasilan pemasaran
destinasi harus dipandu
oleh analisis loyalitas
destinasi dan interaksinya
dengan kepuasan
wisatawan dan citra
destinasi. Tidak pernah,
studi pariwisata hingga
saat ini telah membahas
dan memeriksa konstruksi
citra, kepuasan, dan
loyalitas secara
independen (Bigne,
Sanchez, & Sanchez,
2001); Studi yang
membahas hubungan
sebab akibat antara citra
destinasi, kepuasan
wisatawan, dan loyalitas
destinasi masih kurang.
Untuk menjembatani
kesenjangan dalam
literatur loyalitas tujuan,
tujuan utama penelitian
ini adalah untuk
menawarkan pendekatan
integrated untuk
memahami loyalitas
destinasi dan untuk
Variabel Bebas
Destination image;
Variabel Terikat
Destination loyalty;
Variabel Mediator
Tourist satisfaction;
Attribute satisfaction;
H1. Citra destinasi
berpengaruh positif terhadap
kedudukan wisatawan yang
berlebihan.
H2. Kepuasan atribut secara
positif mempengaruhi
kepuasan secara keseluruhan.
Dua hipotesis lagi ditarik
untuk menguji hubungan
antara citra tujuan, kepuasan
atribut, dan kepuasan
keseluruhan:
H3. Citra destinasi
berpengaruh positif terhadap
kepuasan attri-bute wisatawan
.
H4. Kepuasan atribut sebagian
memediasi hubungan-kapal
antara citra tujuan dan
kepuasan keseluruhan.
H5. Kepuasan secara
keseluruhan secara positif
mempengaruhi loyalitas tujuan
H6. Kepuasan secara
keseluruhan sepenuhnya
memediasi hubungan antara
citra tujuan dan loyalitas
tujuan.
Hasil penelitian mendukung
model loyalitas destinasi
yang diusulkan: (1) citra
destinasi yang secara
langsung mempengaruhi
kepuasan atribut; (2) citra
tujuan dan kepuasan atribut
keduanya merupakan
anteseden langsung dari
kepuasan keseluruhan; dan
(3)Kepuasan keseluruhan dan
kepuasan atribut pada
gilirannya memiliki dampak
langsung dan positif pada
loyalitas tujuan. Implikasi
teoritis dan manajerial
diambil berdasarkan temuan
studi, dan rekomendasi untuk
peneliti masa depan dibuat
Kesamaan:
Penggunaan variable
Destination loyalty
Perbedaan :
Untuk menjembatani
kesenjangan dalam literatur
loyalitas tujuan, tujuan
utama penelitian ini adalah
untuk menawarkan
pendekatan integrated
untuk memahami loyalitas
destinasi dan untuk
memeriksa bukti teoritis dan
empiris tentang hubungan
kausal antara citra tujuan,
kepuasan wisatawan, dan
loyalitas destinasi.
Sedangkan Pada teori yang
digunakan kami
menggunakan SDL dengan
variabel Value Creation
Activities
6. memeriksa bukti teoritis
dan empiris tentang
hubungan kausal antara
citra tujuan, kepuasan
wisatawan, dan loyalitas
destinasi
Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menawarkan
pendekatan terpadu untuk
memahami loyalitas
destinasi dengan
memeriksa bukti teoritis
dan empiris tentang
hubungan kausal antara
citra destinasi, atribut
wisata dan kepuasan
keseluruhan, serta
loyalitas destinasi.
H7. Kepuasan keseluruhan
sepenuhnya memediasi
hubungan antara kepuasan
atribut dan loyalitas tujuan.
Sebuah model penelitian
diusulkan di mana tujuh
hipotesis dikembangkan. Data
empiris dikumpulkan di tujuan
pariwisata utama di negara
bagian Arkansas—Eureka
Springs. Sebanyak 345
kuesioner dikembalikan dan
data dianalisis menggunakan
Structural Equation Modeling
(SEM).
Penelitian ini menggunakan
rancangan penelitian kausal
dengan menggunakan survei
sampel cross sectional.
Kuesioner surveiterdiri dari
bagian-bagian utama berikut:
pertanyaan yang mengukur
konstruksi berikut—citra
tujuan, kepuasan atribut
wisatawan, kepuasan
keseluruhan, loyalitas destina-
tion, dan pertanyaan yang
dirancang untuk
mengumpulkan informati
demografis wisatawandan
perilaku perjalanan
7 Ana Ma Castillo Canalejo
and Juan Antonio Jimber
del Río (2017)
Quality, satisfaction and
loyalty indices
Journal of Place
Management and
Development
Vol. 11 No. 4, 2018
Tujuan utama dari
penelitian ini adalah
untuk mengembangkan
model universal untuk
mengevaluasi nilai yang
dirasakan dari layanan
pariwisata dan kepuasan
dengan, dan loyalitas
Variabel bebas:
Quality
Variabel Terikat
Loyalty Tourism,
Variabel Mediator
Customer satisfaction
Percieved value
H1. Ada hubungan significant
antara kualitas yang
diharapkan dan kualitas
yang dirasakan di antara
wisatawan.
H2. Ada hubungan significant
antara kualitas yang
diharapkan dan nilai yang
Indeks menunjukkan bahwa
wisatawan yang
mengunjungi Sevilla
melaporkan tingkat loyalitas
yang tinggi terhadap, dan
kepuasan dengan, tempat ini
karena kualitas yang
dirasakan dari berbagai
layanan. Diamati bahwa
indeks kualitas yang
Persamaannya adalah
penggunaan variable Loyalty
Tourism dan quality
Customer satisfaction
Perbedaannya Percieved
value
7. terhadap, tujuan dari
perspektif konsumen dan
menunjukkan penerapan
model dalam konteks ini.
dirasakan di antara
wisatawan.
H3. Ada hubungan significant
antara kualitas yang
dirasakan dan nilai yang
dirasakan di antara
wisatawan.
H4. Ada hubungan antara
kualitas yang dirasakan
dan kepuasan di antara
wisatawan.
H5. Ada hubungan significant
antara kualitas yang
diharapkan dan kepuasan
di antara wisatawan.
H6. Ada hubungan significant
antara nilai yang
dirasakan dan kepuasan di
antara wisatawan.
H7. Ada hubungan significant
antara kepuasan
wisatawan dan loyalitas
wisatawan
Design/metodologi/pendekatan
– Menggunakan model
persamaan struktural,
hubungan sebab dan akibat
diidentifikasi antara konstruksi
model yang diusulkan, dan
indeks kualitas, kepuasan, dan
loyalitas di antara wisatawan
diperkirakan. Sistem ini
diterapkanpada sekumpulan
besar data yang dikumpulkan
dengan kuesioner terstruktur
yang didistribusikan kepada
wisatawan yang mengunjungi
kota Seville melalui
pengambilan sampel non-
dirasakan jauh lebih tinggi
(17,95 persen) daripada
indeks kualitas expected,
sehingga kualitas layanan
yang diterima oleh
wisatawan selama
kunjungannya ke Seville
digambarkan sebagai sangat
baik
8. probabilistik dengan metode
kuota yang disengaja. Secara
total, 922 survei valid
diperoleh
8
9 Leena Alakoski dan
Laurea Irma Tikkanen
(2019)
End consumer’s value
creation in a nature-based
tourism service
customer-dominant logic
(CD logic) masuk lebih
dalam ke pemahaman
pelanggan daripada logika
dominan layanan, apakah
pelanggan berada di
pusat, bukan penyedia
layanan, layanan atau
interaksi di antara
pelanggan. Sudut
pandang teoretis dari
customer-dominant logic
(CD logic), yang tertarik
pada apa yang dilakukan
pelanggan dengan
layanan, diciptakan oleh
Heinonen et al. (2010) di
Nordic School of Service.
Ada kesenjangan
penelitian, karena
customer-dominant logic
(CD logic) belum
digunakan secara empiris
(misalnya Voima et al.,
2010; Tynan dkk., 2014).
Meskipun nilai pelanggan
telah dipelajari dalam
banyak konteks,
termasuk pariwisata,
namun belum dikaji dari
perspektif penciptaan
nilai pelanggan dalam
konteks pariwisata
berbasis alam, terutama
seperti yang disajikan
oleh peta nilai hierarkis.
consumer’s value creation
in a nature-based tourism
service
Penelitian yang ada tentang
customer-dominant logic (CD
logic) dan penciptaan nilai,
nilai konsumen dan penciptaan
nilai sebagai proses hierarkis
ditinjau. Desain penelitian
eksplorasi diterapkan. Data
tersebut merupakan hasil
wawancara 40 konsumen
akhir. Based pada model rantai
ujung sarana, wawancara
tangga diterapkan
Temuan menunjukkan bahwa
nilai konsumen akhir yang
diciptakan dalam layanan
pariwisata berbasis alam
mencakup lima kategori nilai
akhir. Kategori-kategori itu
terkait dengan emosi dan
perasaan, kesenangan,
kesenangan, dan bahkan
kenangan seumur hidup.
Mereka menunjukkan
karakteristik nilai jangka
panjang, nilai yang
diciptakan secara individual,
pengalaman kolektif, dan
nilai bersama.
Kesamaannya :
Sama-sama mengeksplorasi
consumer’s value creation in
a nature-based tourism
service dan perspektif SDL
Perbedaannya adalah
Menggunakan TSQ
9. Tujuan dari tulisan ini
adalah untuk
mendeskripsikan
penciptaan nilai
pelanggan dalam
pariwisata berbasis alam
sebagai fenomena
hierarkis. Desain
penelitian eksploratif
menggunakan model
rantai ujung sarana dan
wawancara laddering
(lihat Gutman, 1982) dan
data kualitatif diterapkan,
karena memungkinkan
deskripsi ion kreatik nilai
hierarkismelalui atribut,
konsekuensi/manfaat dan
output dari kategori nilai.
Penelitian kualitatif
menggunakan teks yang
mengalir bebas,
menganalisis kata-kata
yang diklasifikasikan ke
dalam kode, disajikan
sebagai kode isi ringkasan
(lihat Ryan dan Bernard,
2000, hlm. 771), dan
finally disajikan sebagai
peta nilai hierarkis (lihat
Wansink, 2003) adalah
metodologi yang tepat
untuk melakukan
penelitian dan
memecahkan pertanyaan
penelitian berikut:
RQ1. Jenis kategori
nilai apa yang dibuat
dalam bidang layanan
pariwisata berbasis alam
dengan sudut pandang
konsumen akhir dalam
peran tamu?
10
10. 11
12
13
14 Maksim Godovykh and
Asli D.A. Tasci (2020)
The influence of post-visit
emotions on destination
loyalty
TOURISM REVIEW
Pengaruh berbagai faktor
termasuk keadaan
emosional pada kesetiaan
telah dibahas sebelumnya
dalam literatur. Namun,
pengaruh emosi pasca-
kunjungan yang
ditimbulkan oleh
rangsangan emosional
pada loyalitas turis
kurang mendapat
perhatian empiris. Tujuan
dari penelitian ini adalah
untuk menyelidiki
pengaruh rangsangan
emosional pasca
kunjungan terhadap
destinasi loyalty
Variabel bebas:
post-visit emotions
Variabel Terikat:
destination loyalty
H1. Stimulus emosi positif
pasca-kunjungan memiliki
pengaruh positif pada loyalitas
tujuan.
H2. Stimulus emosi negatif
pascakunjungan memiliki
pengaruh negatif pada
loyalitas tujuan.
Studi ini menerapkan desain
eksperimental berbasis
skenario online untuk
mengidentifikasi dampak
rangsangan bergambar afektif
positif dan negatif pada
loyalitas tujuan. Sampel 500
warga AS dewasa yang
mengunjungi Orlando
selama12 bulan terakhir
direkrut untuk mengambil
bagian dalam percobaan
tersebut. ANOVA satu arah
digunakan untuk
membandingkan kesetiaan tiga
kelompok, dua di antaranya
dimanipulasi dengan
rangsangan emosional, gambar
positif dan gambar negatif dan
satu kelompok kontrol tanpa
gambar .
Hasil menunjukkan bahwa
adalah mungkin untuk
mempengaruhi loyalitas
pengunjung setelah
kunjungan. Paparan pasca-
kunjungan terhadap
rangsangan emosional positif
menghasilkan tingkat
loyalitas tujuan yang lebih
tinggi, sementara rangsangan
emosional negatif
menghasilkan tingkat
loyalitas tujuan yang lebih
rendah , dibandingkan
dengan skenario tanpa
rangsangan
Persamaannya adalah sama
sama menggunakan variabel
outcome destination loyalty
Perbedaannya tidak
menggunakan variabel TSQ
sebagai variabel anteseden
melainkan menggunakan
Post Visit emotions.