Arsitektur produk adalah penugasan elemen fungsional terhadap komponen fisik produk untuk menjelaskan hubungan antar komponen. Terdiri atas elemen fungsional yang mendefinisikan fungsi produk dan elemen fisik yang mengimplementasikan fungsi tersebut. Ada dua jenis arsitektur yaitu modular yang memisahkan fungsi ke komponen terpisah dan integral yang menggabungkan fungsi ke komponen tunggal.
Arsitektur produk adalah penugasan elemen fungsional terhadap komponen fisik produk untuk menjelaskan hubungan antar komponen. Terdiri atas elemen fungsional yang mendefinisikan fungsi produk dan elemen fisik yang mengimplementasikan fungsi tersebut. Ada dua jenis arsitektur yaitu modular yang memisahkan fungsi ke komponen terpisah dan integral yang menggabungkan fungsi ke komponen tunggal.
berisi materi tentang definisi manajemen proyek, sasaran utama manajemen proyek, kegiatan dalam manajemen proyek, ruang lingkup proyek serta 6 tahapan manajemen proyek
Pedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minuminfosanitasi
Pedoman ini membahas penyusunan perencanaan teknis pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM), mencakup ruang lingkup, acuan normatif, istilah dan definisi, muatan perencanaan teknis, tenaga ahli penyusunan, tata cara penyusunan per komponen SPAM, keluaran perencanaan teknis, survei-survei yang dibutuhkan, serta tata cara perancangan anggaran biaya.
Modul ini membahas tentang manajemen proyek, meliputi pengertian manajemen proyek, tujuan manajemen proyek, perbedaan manajemen proyek dengan manajemen fungsional, organisasi proyek, perencanaan dan pengendalian proyek, serta elemen-elemen penting manajemen proyek seperti lingkup, waktu, dan biaya proyek.
Pedoman Penempatan Utilitas pada Daerah Milik Jalaninfosanitasi
Pedoman ini mengatur tata cara penempatan utilitas pada daerah milik jalan dan jembatan, meliputi kaidah penggalian, penempatan, dan penimbunan kembali utilitas di atas maupun bawah tanah. Pedoman ini juga memberikan ketentuan penempatan utilitas pada jembatan agar ketahanan jembatan tidak terganggu.
Dokumen tersebut merupakan buku kerja peserta pelatihan asesor kompetensi yang berisi panduan untuk mengerjakan tugas-tugas pelatihan sesuai dengan tiga unit kompetensi yaitu merencanakan aktivitas dan proses asesmen, melaksanakan asesmen, dan memberikan kontribusi dalam validasi asesmen."
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan SampahJoy Irman
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah dalam rangka Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
Teks tersebut membahas mengenai sumber air baku dan rancangan bangunan pengambilan. Sumber air baku yang digunakan adalah air sungai Lenovo dengan debit 1,4 liter/detik. Teks ini juga menjelaskan berbagai jenis bangunan pengambilan air seperti direct intake, indirect intake, dan spring intake beserta komponen-komponennya seperti screen, pompa intake, dan kriteria desainnya.
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)Joy Irman
Dokumen tersebut membahas kriteria teknis dan non-teknis yang perlu diperhatikan dalam memilih lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Kriteria teknisnya meliputi jarak minimum IPAL dari pemukiman, topografi lahan, kualitas badan air penerima, tingkat bahaya banjir, dan jenis tanah. Sedangkan kriteria non-teknisnya adalah legalitas lahan, batas administrasi, dan tata guna lahan. Dokumen ini bertuju
Sistem transportasi terdiri dari beberapa komponen utama yaitu fasilitas terminal, alat transportasi, sistem pemeliharaan, dan sistem manajemen yang saling terkait untuk memindahkan orang dan barang dari asal ke tujuan dengan aman, nyaman, dan efisien melalui jaringan jalan, udara, dan air.
Standar ini mengatur tentang tata cara perencanaan unit paket instalasi pengolahan air yang mencakup kriteria perencanaan, kapasitas instalasi, unit operasi, dan persyaratan lainnya untuk menghasilkan unit paket instalasi pengolahan air yang optimal dengan kapasitas hingga 50 L/detik.
berisi materi tentang definisi manajemen proyek, sasaran utama manajemen proyek, kegiatan dalam manajemen proyek, ruang lingkup proyek serta 6 tahapan manajemen proyek
Pedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minuminfosanitasi
Pedoman ini membahas penyusunan perencanaan teknis pengembangan sistem penyediaan air minum (SPAM), mencakup ruang lingkup, acuan normatif, istilah dan definisi, muatan perencanaan teknis, tenaga ahli penyusunan, tata cara penyusunan per komponen SPAM, keluaran perencanaan teknis, survei-survei yang dibutuhkan, serta tata cara perancangan anggaran biaya.
Modul ini membahas tentang manajemen proyek, meliputi pengertian manajemen proyek, tujuan manajemen proyek, perbedaan manajemen proyek dengan manajemen fungsional, organisasi proyek, perencanaan dan pengendalian proyek, serta elemen-elemen penting manajemen proyek seperti lingkup, waktu, dan biaya proyek.
Pedoman Penempatan Utilitas pada Daerah Milik Jalaninfosanitasi
Pedoman ini mengatur tata cara penempatan utilitas pada daerah milik jalan dan jembatan, meliputi kaidah penggalian, penempatan, dan penimbunan kembali utilitas di atas maupun bawah tanah. Pedoman ini juga memberikan ketentuan penempatan utilitas pada jembatan agar ketahanan jembatan tidak terganggu.
Dokumen tersebut merupakan buku kerja peserta pelatihan asesor kompetensi yang berisi panduan untuk mengerjakan tugas-tugas pelatihan sesuai dengan tiga unit kompetensi yaitu merencanakan aktivitas dan proses asesmen, melaksanakan asesmen, dan memberikan kontribusi dalam validasi asesmen."
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan SampahJoy Irman
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah dalam rangka Penyelenggaraan Prasarana dan Sarana Persampahan dalam Penanganan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Rumah Tangga
Teks tersebut membahas mengenai sumber air baku dan rancangan bangunan pengambilan. Sumber air baku yang digunakan adalah air sungai Lenovo dengan debit 1,4 liter/detik. Teks ini juga menjelaskan berbagai jenis bangunan pengambilan air seperti direct intake, indirect intake, dan spring intake beserta komponen-komponennya seperti screen, pompa intake, dan kriteria desainnya.
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)Joy Irman
Dokumen tersebut membahas kriteria teknis dan non-teknis yang perlu diperhatikan dalam memilih lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Kriteria teknisnya meliputi jarak minimum IPAL dari pemukiman, topografi lahan, kualitas badan air penerima, tingkat bahaya banjir, dan jenis tanah. Sedangkan kriteria non-teknisnya adalah legalitas lahan, batas administrasi, dan tata guna lahan. Dokumen ini bertuju
Sistem transportasi terdiri dari beberapa komponen utama yaitu fasilitas terminal, alat transportasi, sistem pemeliharaan, dan sistem manajemen yang saling terkait untuk memindahkan orang dan barang dari asal ke tujuan dengan aman, nyaman, dan efisien melalui jaringan jalan, udara, dan air.
Standar ini mengatur tentang tata cara perencanaan unit paket instalasi pengolahan air yang mencakup kriteria perencanaan, kapasitas instalasi, unit operasi, dan persyaratan lainnya untuk menghasilkan unit paket instalasi pengolahan air yang optimal dengan kapasitas hingga 50 L/detik.
Dokumen tersebut membahas tentang utilitas bangunan gedung yang mencakup sistem transportasi vertikal, sistem pengkondisian udara, instalasi listrik, sanitasi air bersih dan kotor, sistem pencegahan kebakaran, serta peranan utilitas untuk mendukung fungsi dan sistem bangunan. Utilitas bangunan gedung sederhana umumnya terdiri dari sanitasi air kotor dan bekas, sanitasi air bersih, instalasi listrik, dan penghawaan.
Pemeliharaan dan perawatan gedung (ppg)noussevarenna
Dokumen tersebut membahas tentang pemeliharaan dan perawatan gedung. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa pemeliharaan gedung diperlukan untuk mempertahankan fungsi dan kegunaan gedung agar tetap berfungsi dengan baik. Dokumen tersebut juga menjelaskan tujuan utama pemeliharaan gedung yaitu untuk memperpanjang usia gedung, menjamin ketersediaan perlengkapan, dan menjamin keselamatan pengg
Pengawas pekerjaan struktur bangunan gedung harus memastikan pelaksanaan pekerjaan sesuai peraturan dan rencana, serta mengawasi proses pembangunan pondasi, struktur atas dan bawah, rangka atap, serta membuat laporan hasil pengawasan.
1. Aplikasi yang dikembangkan oleh CV Termitech Rizky Abadi memungkinkan pengelolaan keuangan, jadwal, dan kontrak kerja serta database proyek seperti biaya dan pendapatan.
2. Manajemen proyek perangkat lunak memiliki siklus hidup yang terdiri dari inisiasi, perencanaan, eksekusi, pemantauan dan pengendalian, serta penutupan proyek.
3. Fungsi manajemen proyek dalam pengembangan apl
Tugas sim, mayang sari, yananto mihadi putra, pengembangan sistem informasi, ...Mayangsari_22
Berikut membahas tentang metode dan konsep pengembangan sistem informasi yang dapat menjadi pilihan para pengguna sistem informasi berdasarkan tingkat kebutuhannya,
semoga bermanfaat bagi para pembaca.
sekian dari saya.
Thanks,
Mayang Sari.
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang pengertian dan ruang lingkup pengelolaan properti dan gedung, termasuk strategi pengelolaan berdasarkan jenis properti, perawatan gedung, dan masalah kepenghunian.
Evaluasi Akhir Semester - MPPL - Sistem Informasi Administrasi CV. Termitech ...Ferdinand Jason
Dokumen tersebut merupakan evaluasi akhir semester untuk sistem informasi administrasi CV. Termitech Rizky Abadi. Dokumen tersebut membahas tentang gambaran sistem aplikasi yang dibuat beserta fiturnya, siklus hidup manajemen proyek, fungsi manajemen proyek dalam pengembangan aplikasi, work breakdown structure (WBS) untuk proyek tersebut, jadwal proyek, anggaran biaya proyek, dan sistem pengontrolan biaya menggunakan kurva
00 sima buku 3a-3b juknis pemeliharaan sarpras dan form sima
Manajemen pemeliharaan fasilitas
1. MANAJEMEN PEMELIHARAAN FASILITAS
DALAM PENGELOLAAN GEDUNG
Mastura Labombang*
*
Abstract
Maintenance frequently considered not urgently compared than construction, so the maintenance aspect is
not be taken care. If the maintenance not doing, it will cause the economics value and physical value will be
descending.
The complex problems to maintenance the facility of building needs an examination toward maintenance
management aspects. This research evaluates The Facility Maintenance Management in maintaining
Building.
Keyword: Facility Maintenance Management
*
Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu
1. Pendahuluan
Perkembangan property saat ini telah
mendorong munculnya gedung-gedung bertingkat,
seperti gedung perkantoran, hotel, pusat
perbelanjaan, dan rumah sakit. Keberadaan
bangunan gedung dimaksudkan untuk mendukung
tercapainya tujuan-tujuan dan terlaksananya fungsi
utama dari pemakaian gedung secara optimal
Tiga aspek yang perlu mendapat perhatian
selama usia ekonomis bangunan atau fasilitas
yaitu :
1) Bangunan harus mampu memberikan pelayanan
secara efisien dan efektif
2) Bangunan harus mampu memenuhi kinerja
teknis yang disyaratkan
3) Selama pengoperasian bangunan harus dapat
memberikan andil dalam proses pengembalian
investasi yang ditanamkan.
Kegiatan pembangunan fisik yang terus
meningkat tampa dibarengi dengan peningkatan
pemeliharaan fasilitas akan menyebabkan nilai
ekonomi dan nilai fisik fasilitas menurun.
Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa
kegiatan pemeliharaan pada umumnya kurang
mendapat perhatian. Ada beberapa hal yang
menyebabkan kurangnya perhatian terhadap
kegiatan pemeliharaan yaitu : kegiatan
pemeliharaan dipandang tidak mendesak
dibandingkan dengan kegiatan pembangunan,
struktur organisasi pemeliharaan yang tidak tepat,
pengelola fasilitas beranggapan bahwa
pemeliharaan bangunan merupakan masalah teknis
saja yang tidak dikaitkan dengan tujuan fungsi
bangunan sesuai keinginan pemakai, tidak adanya
strategi dan kebijaksanaan yang jelas atas nilai
investasi fasilitas.
Apabila pengelola fasilitas tidak
memperhatikan pemeliharaan fasilitas dengan
sungguh-sungguh, maka dapat mempengaruhi usia
bangunan yang kemungkinan akan berkurang.
Manajemen Pemeliharaan Fasilitas pada intinya
merupakan berbagai kegiatan yang mempunyai
kontribusi pada upaya pencapaian tujuan
penggunaan fasilitas melalui pelaksanaan
pemeliharaan bangunan gedung.
Studi ini merupakan studi literatur tentang
Manajemen pemeliharaan fasilitas dalam
pengelolaan gedung.
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertian fasilitas
Fasilitas adalah perwujudan fisik dalam
bentuk bangunan yang dipergunakan sebagai wadah
aktivitas manusia. Secara umum fasilitas dapat
berupa bangunan gedung, jalan, jembatan, pabrik
dan lainnya yang dibangun sebagai bangunan baru
atau hasil renovasi.
Fasilitas merupakan bagian dari investasi
dirancang dan dibangun untuk kebutuhan bisnis dan
2. 44
sosial manusia. Dalam ilmu arsitektur, fasilitas
adalah suatu perwujudan fisik arsitektur berupa
bangunan dan infrastruktur untuk dipergunakan
sebagai wadah kegiatan manusia.
2.2 Manajemen pemeliharaan fasilitas
Manajemen pemeliharaan fasilitas adalah
suatu upaya untuk menangani fasilitas secara tepat,
menyeluruh dan terpadu dengan maksud bahwa
semua tindakan yang dilakukan adalah untuk
mempertahankan dan memulihkan kondisi fasilitas
sesuai dengan spesifikasi semula sehingga fasilitas
dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Tujuan pemeliharaan sangat tergantung
pada tujuan penggunaan fasilitas, untuk itu setiap
tujuan pemeliharaan harus ditetapkan terlebih
dahulu. Dalam program pemeliharaan fasilitas
dibedakan atas :
a. Pekerjaan pemeliharaan langsung: kegiatan
memelihara dan mengembalikan fungsi fasilitas
dari ketidakberesan yang dibagi menjadi sub-
devisi antara lain: house keeping, ground
keeping, pemeliharaan umum, pemeliharaan
preventif, penggantian suku cadang dan
peningkatan.
b. Pekerjaan pemeliharaan tidak langsung: aktivitas
pekerjaan untuk mendukung pekerjaan langsung.
Elemen pekerjaan tak langsung dalam kegiatan
pemeliharaan fasilitas berupa: identifikasi
pekerjaan, estimasi biaya, pembelian,
penyediaan, inventarisasi, penjadwalan,
monitoring dan rekayasa teknik.
Kegiatan pemeliharaan dirancang untuk
menghasilkan fungsi, penampilan dan unjuk kerja
fasilitas sesuai dengan harapan pengelola dan
pemakai.
2.3 Siklus hidup fasilitas (Facilities life cycle)
Fasilitas baik berupa satu bangunan atau
beberapa bangunan memiliki siklus hidup, mulai
dari tahap gagasan, disain, pembangunan,
penggunaan, pemeliharaan, perbaikan, dan
rehabilitasi. Siklus hidup fasilitas digambarkan
sebagai pola kegiatan dinamis dari saat mulai
konsep meningkat sampai puncaknya berupa
kegiatan implementasi dan operasional kemudian
turun lalu berakhir.
2.4 Bentuk organisasi
Perusahaan dapat dikatakan sukses apabila
ada pertumbuhan, ada penambahan sumber daya
dan ada upaya untuk mengembangkan struktur
organisasi. Kegiatan mengorganisir adalah
mengatur unsur-unsur sumber daya perusahaan
dalam suatu gerak langkah yang sesuai, untuk
mencapai tujuan organisasi dengan efektif dan
efisien. Kegiatan ini disebut sebagai proses
mengorganisasi yang terdiri dari beberapa aktivitas,
seperti melakukan identifikasi dan klasifikasi
pekerjaan, menentukan wewenang dan tanggung
jawab pekerjaan serta menyusun mekanisme
organisasi.
Proses mengorganisasi memerlukan wadah
berupa struktur organisasi. Struktur organisasi
memberi gambaran hubungan formal dan
menunjukkan macam pokok kegiatan organisasi.
2.4.1 Organisasi fungsional
Bentuk organisasi fungsional
mengelompokkan unit-unit berdasarkan fungsinya.
Ciri utama organisasi fungsional adalah memiliki
struktur piramid, memiliki konsep otoritas dan
hirarki vertikal dengan sifat-sifat sebagai berikut:
a. Mempunyai prinsip komando tunggal yang
menempatkan masing-masing personil hanya
memiliki satu atasan
b. Setiap personil mempunyai wewenang dan
tanggung jawab yang jelas
c. Arus informasi dan pelaporan bersifat vertikal
d. Hubungan kerja horizontal diatur dengan
prosedur kerja, kebijaksanaan, dan petunjuk
pelaksanaan
e. Mekanisme koordinasi antar unit dilakukan
dengan mengadakan rapat
2.4.2 Organisasi produk/area
Struktur organisasi produk/area menyusun
divisi bersifat agak mandiri yaitu dengan memberi
wewenang untuk merencanakan, memproduksi dan
memasarkan aktivitasnya sendiri. Didalam divisi ini
kemudian dibentuk sub-divisi yang pembagian
kerjanya didasarkan pada fungsi masing-masing.
Struktur organisasi ini bersifat otonomi artinya
bertanggung jawab atas keberhasilan organisasinya
masing-masing.
2.4.3 Organisasi matriks
Organisasi matriks mempunyai bentuk
lebih efisien dan efektif dibandingkan dengan
bentuk lainnya, karena disamping memiliki
hubungan vertikal juga memiliki hubungan
horizontal. Model organisasi matriks merupakan
pengembangan organisasi fungsional dan organisasi
produk/area, dengan demikian kelemahan dari
masing-masing bentuk organisasi tersebut dapat
diatasi.
3. Manajemen Pemeliharaan Fasilitas dalam Pengelolaan Gedung
“MEKTEK” TAHUN X NO.1 JANUARI 2008 45
Didalam organisasi matriks terdapat
penanggung jawab tunggal sehingga kepentingan
kegiatan dapat dijaga dan dipelihara. Dalam
aktivitas yang banyak, kompleks dan multi disiplin
maka organisasi matriks dapat memanfaatkan
sumber daya manusia untuk menangani kegiatan
akan lebih optimal.
2.5 Biaya siklus hidup fasilitas
Biaya siklus hidup fasilitas diperlukan
antara lain pada:
a. tahap awal berupa: gagasan, studi kelayakan,
b. tahap disain berupa: sketsa disain, dokumentasi
kontrak,
c. tahap konstruksi berupa: fase pelaksanaan
d. tahap penggunaan berupa: fase pemakaian,
pemeliharaan, penggantian, modifikasi dan
penghapusan fasilitas
Sebelum adanya fasilitas (bangunan) baru,
semua perkiraan biaya potensial harus dapat
dikendalikan dan diprediksi. Segera setelah siklus
hidup fasilitas dimulai, maka realisasi kegiatan
nyata memerlukan biaya siklus hidup fasilitas.
Rencana anggaran biaya siklus hidup merupakan
suatu rencana mengenai pengeluaran dari proyek
sepanjang usia proyek tersebut.
Tabel 2.1. Biaya Siklus Hidup Fasilitas
NO.
JENIS BIAYA SIKLUS HIDUP
FASILITAS
1
2
3
4
5
6
7
Biaya Persiapan
Biaya Pembebasan Tanah
Biaya Administrasi dan perijinan
Biaya rekayas teknik ( perencanaan,
perancangan)
Biaya Pelaksanaan Fisik
Biaya Operasional
Biaya Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan fasilitas
merupakan komponen kegiatan dalam siklus hidup
fasilitas dan memerlukan biaya. Biaya
pemeliharaan ini akan diestimasi secara tahunan
dengan memanfaatkan informasi dan data historis
yang digabungkan dengan pengetahuan terbaru.
2.6 Usia fasilitas
Usia fasilitas ditentukan oleh sejumlah
faktor seperti metode konstruksi pada saat desain,
pelaksanaan dan pemeliharaan yang dilakukan
selama usia fasilitas. Usia fasilitas dibedakan atas:
a. Usia fisik : usia yang membatasi kekuatan fisik
fasilitas. Fasilitas akan rusak menurut laju waktu
dan berlainan satu sama lain tergantung pada
material yang digunakan. Komponen yang
berbeda akan mempunyai usia fisik yang
berbeda pula.
b. Usia fungsional : usia yang membatasi fasilitas
menurut fungsinya. Fasilitas dapat berubah
fungsi karena adanya perkembangan teknis
ataupun sosial. Pada keadaan tertentu fasilitas
mungkin hanya dilakukan penyesuaian dan
kemungkinan lain memerlukan modifikasi.
c. Usia ekonomi : usia yang menunjukkan bobot
nilai ekonomis fasilitas. Indikator terbaik untuk
menilai usia ekonomi adalah dengan
membandingkan biaya pemeliharaan fasilitas
dengan biaya penggantian. Dalam praktek
estimasi usia ekonomis harus dilakukan oleh
tenaga ahli berdasarkan data historis dan
pertimbangan profesional.
3. Pembahasan
3.1 Manajemen pemeliharaan fasilitas
Manajemen pemeliharaan fasilitas adalah
suatu upaya untuk menangani fasilitas secara tepat,
menyeluruh dan terpadu dengan maksud bahwa
semua tindakan yang dilakukan adalah untuk
mempertahankan dan memulihkan kondisi fasilitas
sesuai dengan spesifikasi semula sehingga fasilitas
dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Tujuan pemeliharaan tergantung pada
tujuan penggunaan fasilitas dan aktivitas
penggunanya. Sebagai contoh tujuan pemeliharaan
yang sesuai dengan fungsi fasilitas adalah :
1) Menciptakan lingkungan kerja yang memadai,
aman, bersih, nyaman untuk berbagai kondisi
penyewa dalam sebuah gedung perkantoran.
2) Menciptakan lingkungan yang aman, bersih,
sehat, dan nyaman dalam lingkungan kampus.
Definisi bentuk tujuan pemeliharaan
ditekankan dan diarahkan untuk usaha
pemeliharaan dan memberikan beberapa indikasi
dari intensitas kegiatan yang diperlukan.
3.1.1 Pekerjaan pemeliharaan langsung (Direct
maintanance)
Menurut Magee, PE.,GH. (1998) dalam
bukunya ”Facilities Maintenance Management”
dijelaskan bahwa kegiatan pemeliharaan langsung
yang dilaksanakan oleh pengelola fasilitas terdiri
dari beberapa aktivitas yaitu:
4. 46
a. House Keeping dan Ground Keeping
Huose Keeping adalah suatu kegiatan
untuk menjadikan keberadaan fasilitas tetap layak
dipakai dan melindungi fasilitas tetap berfungsi
sepanjang hari. Kegiatan house keeping yaitu:
membersihkan ruangan, membersihkan kaca
eksterior, dan kaca common area, membuang
sampah dari tempat sampah, menyapu,
mengepel,dan menghisap debu. Dengan kata lain
house keeping adalah kegiatan untuk menjamin
agar seluruh ruangan dalam keadaan bersih
sepanjang hari dan melakukan pemeriksaan terus
menerus termasuk peduli terhadap tugas dan
tanggung jawabnya. Kegiatan seperti di atas apabila
dilakukan pada infrastruktur disebut kegiatan
ground keeping seperti : merawat/memotong
taman, pemeliharaan jalan lingkungan dan halaman
parkir.
b. Pemeliharaan Umum (General Maintenance)
Pemeliharaan umum adalah kegiatan yang
ditujukan untuk menjaga penampilan fasilitas tetap
handal sepanjang waktu. Pekerjaan pemeliharaan
umum dilakukan dalam kurun waktu tertentu
berdasarkan pertimbangan yang diperlukan, terlebih
yang menyangkut pengalaman masa lalu dan
estetika yang diperlukan. Biasanya pekerjaan
pemeliharaan umum memerlukan tenaga terlatih
dan memerlukan peralatan. Sebagai contoh :
pekerjaan memoles lantai atau mengecat ulang
dinding.
c. Pemeliharaan preventif (Preventive
Maintenance)
Pemeliharaan preventif adalah segala
kegiatan yang berusaha untuk menjaga peralatan
atau fasilitas tetap berfungsi layak tampa gangguan.
Kegiatan ini dilakukan dalam kurun waktu tertentu
dan dikerjakan oleh tenaga trampil. Pemeliharaan
preventif dilaksanakan dengan menggunakan
pedoman dari pabrik pembuatnya atau buku
petunjuk operasional dan pemeliharaan yang telah
di buat sebelumnya. Apabila pemeliharaan
preventif ini diabaikan, maka kerusakan lebih parah
akan timbul dan dapat menyebabkan biaya
perbaikan yang lebih besar.
d. Perbaikan (Repair)
Pekerjaan perbaikan meliputi kegiatan
penanganan untuk memulihkan komponen fasilitas
setelah mengalami kerusakan agar kembali
berfungsi. Kegiatan perbaikan harus segera
dilakukan tampa melihat kegiatan lainnya yang
terjadwal.
e. Penggantian (Replacement)
Penggantian adalah kegiatan penggantian
komponen/suku cadang fasilitas sesuai dengan
persyaratan yang diperlukan. Kegiatan ini
dilakukan karena batas usia ekonomis peralatan.
Contoh: penggantian kompresor pada system air
condition karena telah mencapai usia ekonomis.
f. Peningkatan (Improvement)
Peningkatan adalah kegiatan untuk
mempertinggi unjuk kerja yang layak atau
memperkecil biaya operasional fasilitas. Kegiatan
ini dapat berupa pemasangan peralatan hemat
energi pada fasilitas.
3.1.2 Pekerjaan pemeliharaan tak langsung
(Indirect maintanance)
Pekerjaan pemeliharaan tak langsung
adalah merupakan bentuk elemen aktivitas untuk
mendukung pekerjaan pemeliharaan langsung,
yaitu :
a. Identifikasi Pekerjaan
Semua kegiatan fisik untuk pemeliharaan
fasilitas memerlukan identifikasi pekerjaan agar
sesuai dengan tujuan pemeliharaan yang hendak
dicapai seperti menentukan kegiatan house keeping,
ground keeping, pemeliharaan umum, perbaikan,
penggantian suku cadang dan peningkatan.
b.Perkiraan Biaya
Perkiraan biaya adalah merupakan bagian
integral dari seluruh segi penanganan fasilitas.
Estimasi biaya mulai dari perencanaan hingga
pengembangan anggaran biaya tahunan kegiatan
operasional dan pemeliharaan fasilitas perlu
dilakukan dan diperlukan untuk memprediksi
frekuensi dan jangkauan dari pekerjaan
pemeliharaan yang dilaksanakan selama tahun
berjalan.
c. Pembelian, Pengadaan dan Kontrol Inventaris
Pekerjaan pemeliharaan mencakup
kesinambungan dari kebutuhan material dan pola
pengadaan dalam menunjang pelaksanaan
pekerjaan pemeliharaan fasilitas. Untuk itu
diperlukan sistem untuk memperkirakan kebutuhan
material, cara memperolah material dan tingkat
ketersediaan untuk suatu periode anggaran tertentu.
5. Manajemen Pemeliharaan Fasilitas dalam Pengelolaan Gedung
“MEKTEK” TAHUN X NO.1 JANUARI 2008 47
d. Laporan dan Pengendalian Biaya
Laporan keuangan diperlukan untuk
memberikan gambaran kebutuhan yang akurat atas
biaya pemeliharaan yang sedang berlangsung dan
baiya masa lalu dari setiap aktivitas pemeliharaan.
Setiap tahun perlu melakukan evaluasi antara
rencana dan realisasi anggaran biaya pengelolaan
fasilitas dan kemudian dicatat sebagai data historis.
e. Penjadwalan
Pekerjaan pemeliharaan memerlukan
perencanaan. Untuk efesiensi dan efektivitas perlu
dibuat jadwal kegiatan yang menunjang usaha
pemeliharaan fasilitas.
f. Menelusuri dan Monitoring Pekerjaan
Penelusuran dan monotoring dilakukan
terhadap kegiatan pemeliharaan yang sedang
berjalan dan yang telah sesuai, untuk menjamin
bahwa tidak ada permintaan pekerjaan
pemeliharaan yang terlupakan. Sistem penelusuran
dan monitoring pekerjaan dapat digunakan untuk
mengevaluasi antara rencana dan realisasi
pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan fasilitas.
g. Historis Fasilitas
Untuk memprediksi dan mengatur
program pemeliharaan diperlukan pengetahuan
yang baik tentang usia ekonomis fasilitas dan
komponen fasilitas. Hanya dengan data historis
bangunan akan dapat memberikan keputusan yang
tepat dalam menyusun tugas pemeliharaan sesuai
dengan kebutuhan. Pencatatan yang akurat dari
pelaksanaan pembangunan, pemeliharaan preventif,
perbaikan, penggantian suku cadang, peningkatan
dan modifikasi harus disimpan dengan baik.
3.2 Model manajemen pemeliharaan fasilitas
Dalam mengelola fasilitas diperlukan
suatu konsep penerapan manajemen pemeliharaan
fasilitas yang sistematis dan mudah untuk
dilaksanakan. Langkah-langkah yang harus
dilakukan yaitu :
3.2.1 Identifikasi Pekerjaan Pemeliharaan
Identifikasi pekerjaan pemeliharaan
merupakan kegiatan awal dalam menangani
pemeliharaan fasilitas. Masukan atas pekerjaan
pemeliharaan dapat berasal dari pemakai atau staf
pemeliharaan. Semua kegiatan pemeliharaan
memerlukan identifikasi sesuai dengan tujuan
pemeliharaan yang hendak dicapai.
3.2.2 Pekerjaan Pemeliharaan Terencana
Pekerjaan pemeliharaan terencana adalah
merupakan kegiatan pemeliharaan fasilitas seperti
kegiatan huose keeping, ground keeping,
pemeliharaan umum dan preventif. Kegiatan
pemeliharaan terencana disusun oleh Manajer
Fasilitas (Facilities Manager) dengan
menggunakan pengalaman masa lalu. Pekerjaan
pemeliharaan terencana merupakan kegiatan
pemeliharaan harian. Kegiatan disusun dalam
program kerja yang terjadwal.
3.2.3 Pekerjaan Pemeliharaan Tak Terencana
Jika seluruh kegiatan pemeliharaan dapat
direncanakan sebelumnya, maka ketepatan
anggaran biaya akan sangat mudah diperoleh,
namun tidak demikian halnya,. Adapula pekerjaan
pemeliharaan yang tidak dapat diperkirakan
sebelumnya seperti: kerusakan mendadak, adanya
gangguan alam, kegiatan perubahan penyewa setiap
saat. Setiap ada pengaduan pemeliharaan yang tak
terencana harus dicatat oleh pengelola fasilitas
kemudian dievaluasi untuk penanganan.
3.2.4 Program Pemeliharaan Fasilitas
Untuk dapat merencanakan anggaran
pemeliharaan yang akurat maka pihak Manajer
Fasilitas menyusun program kerja dalam kurun
waktu setahun, sehingga dapat dengan jelas
menetapkan kegiatan pemeliharaan fasilitas. Agar
dapat mengantisipasi berbagai permasalahan yang
mungkin timbul pada fasilitas maka pihak
manajemen pemeliharaan perlu melakukan inspeksi
lapangan guna memperoleh data permasalahan
lapangan dan digunakan sebagai bahan penyusun
program kerja. Dengan data ini maka program
pemeliharaan terencana akan semakin lengkap dan
pemeliharaan tak terencana akan dapat diperkecil
kemungkinan timbulnya., dengan demikian akurasi
penyusunan anggaran dapat terjamin.
3.3 Model organisasi pemeliharaan
Dalam mengelola fasilitas maka struktur
organisasi pemeliharaan harus ditetapkan terlebih
dahulu. Lingkup organisasi ini tergantung dari
ukuran dan kompleksitas fasilitas yang dikelola,
tenaga ahli yang diperlukan untuk mengelola dan
cakupan pengendalian fasilitas.
Departemen pemeliharaan diorganisir
menurut aktivitas pemeliharaan langsung atau tidak
langsung. Ukuran setiap sub-divisi dari pekerjaan
tergantung dari type dan volume pekerjaan. Dalam
6. 48
menyusun organiasasi pemeliharaan ada beberapa
faktor yang mempengaruhinya :
a. Ukuran fasilitas yang akan dikelola
b. Kompleksitas dari fasilitas
c. Tujuan dari pemeliharaan
d. Pemahaman tentang manajemen pemeliharaan
e. Usia Perusahaan
Dengan beberapa faktor tersebut, dapat
dibedakan menjadi tiga jenis organisasi pengelolaan
fasilitas yaitu : organisasi besar (large
organization), organisasi sedang (intermediate
organization) dan organisasi kecil (small
organization).
3.4 Evaluasi pekerjaan pemeliharaan
Evaluasi aktivitas pemeliharaan
menyangkut beberapa pertimbangan yaitu :
a. Kepantasan : suatu permintaan perbaikan
fasilitas untuk memulihkan fungsi fasilitas
seperti semula. Pertanyaan yang menyangkut
pantas tidaknya dilakukan perbaikan selalu
diperlukan.
b. Kebutuhan : dalam hal permintaan pemeliharaan
dibuat berdasarkan alasan kebutuhan atau
keperluan.
c. Nilai : setelah menerima permintaan pekerjaan
pemeliharaan, estimasi biaya pemeliharaan
harus dibuat. Apabila permintaan berupa
perbaikan besar atau penggantian akan dipilih
maka evaluasi metode present value diperlukan.
3.5 Prioritas pelaksanaan
Prioritas pelaksanaan pekerjaan
pemeliharaan memerlukan penilaian lebih lanjut
agar diperoleh hasil yang memuaskan. Ada empat
klasifikasi prioritas pelaksanaan pemeliharaan
yaitu:
a. Kondisi darurat: pekerjaan pemeliharaan yang
diprioritaskan karena pertimbangan kondisi
darurat agar sebuah sistem dapat berfungsi
sebagaimana mestinya. Contoh : pipa air yang
bocor
b. Urgensi: pekerjaaan pemeliharaan fasilitas
yang diprioritaskan karena pertimbangan
urgensi. Contoh : tidak berfungsinya alarm
kebakaran.
c. Prioritas rutin: pekerjaan pemeliharaan yang
berdasarkan permintaan yang datang setiap hari
sesuai evaluasi yang telah dilakukan.
d. Prioritas yang dapat ditunda: pekerjaan
pemeliharaan yang dapat ditunda
pelaksanaannya karena tidak mempengaruhi
operasional fasilitas. Contoh : pengecetan.
4. Kesimpulan
Dari studi ini maka kesimpulan yang dapat diambil
yaitu :
a. Dalam menangani fasilitas dituntut sistem kerja
yang sistematis dan profesional dengan cara
memahami Manajemen Pemeliharaan Fasilitas
secara benar.
b. Diperlukan model siklus tindakan pemeliharaan
yang dapat mendukung kualitas sistem
pengelolaan fasilitas secara profesional.
5. Daftar Pustaka
Alexander, 1996, Facilities Management : Theory
& Practice, Chapman & Hall.
Christian, J and Amar Pandeya, 1997, Cost
Predictions of Facilities, Journal of
application of Total Produktivity M
aintenance, Prentice Hall.
Magee, PE, GH, 1988, Facilities Maintenance
Management, R.S Mean Company Inc.
Meredith J.R and Samuel J. Mantel, Jr, 1988,
Project Management : A Managerial
approach, John Weley & Son.
Nugraha, P. Natan dan Soetjipto,1986, Manajemen
Proyek Konstruksi, Kartika Yudha.
White, John R, dan Gray Kevin D, 1996, Shopping
Centers and Other Retail Properties :
Invesment, Development, Financing and
Management, John Weley & Son, Inc.