SlideShare a Scribd company logo
MANAJEMEN PEMELIHARAAN FASILITAS
DALAM PENGELOLAAN GEDUNG
Mastura Labombang*
*
Abstract
Maintenance frequently considered not urgently compared than construction, so the maintenance aspect is
not be taken care. If the maintenance not doing, it will cause the economics value and physical value will be
descending.
The complex problems to maintenance the facility of building needs an examination toward maintenance
management aspects. This research evaluates The Facility Maintenance Management in maintaining
Building.
Keyword: Facility Maintenance Management
*
Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu
1. Pendahuluan
Perkembangan property saat ini telah
mendorong munculnya gedung-gedung bertingkat,
seperti gedung perkantoran, hotel, pusat
perbelanjaan, dan rumah sakit. Keberadaan
bangunan gedung dimaksudkan untuk mendukung
tercapainya tujuan-tujuan dan terlaksananya fungsi
utama dari pemakaian gedung secara optimal
Tiga aspek yang perlu mendapat perhatian
selama usia ekonomis bangunan atau fasilitas
yaitu :
1) Bangunan harus mampu memberikan pelayanan
secara efisien dan efektif
2) Bangunan harus mampu memenuhi kinerja
teknis yang disyaratkan
3) Selama pengoperasian bangunan harus dapat
memberikan andil dalam proses pengembalian
investasi yang ditanamkan.
Kegiatan pembangunan fisik yang terus
meningkat tampa dibarengi dengan peningkatan
pemeliharaan fasilitas akan menyebabkan nilai
ekonomi dan nilai fisik fasilitas menurun.
Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa
kegiatan pemeliharaan pada umumnya kurang
mendapat perhatian. Ada beberapa hal yang
menyebabkan kurangnya perhatian terhadap
kegiatan pemeliharaan yaitu : kegiatan
pemeliharaan dipandang tidak mendesak
dibandingkan dengan kegiatan pembangunan,
struktur organisasi pemeliharaan yang tidak tepat,
pengelola fasilitas beranggapan bahwa
pemeliharaan bangunan merupakan masalah teknis
saja yang tidak dikaitkan dengan tujuan fungsi
bangunan sesuai keinginan pemakai, tidak adanya
strategi dan kebijaksanaan yang jelas atas nilai
investasi fasilitas.
Apabila pengelola fasilitas tidak
memperhatikan pemeliharaan fasilitas dengan
sungguh-sungguh, maka dapat mempengaruhi usia
bangunan yang kemungkinan akan berkurang.
Manajemen Pemeliharaan Fasilitas pada intinya
merupakan berbagai kegiatan yang mempunyai
kontribusi pada upaya pencapaian tujuan
penggunaan fasilitas melalui pelaksanaan
pemeliharaan bangunan gedung.
Studi ini merupakan studi literatur tentang
Manajemen pemeliharaan fasilitas dalam
pengelolaan gedung.
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Pengertian fasilitas
Fasilitas adalah perwujudan fisik dalam
bentuk bangunan yang dipergunakan sebagai wadah
aktivitas manusia. Secara umum fasilitas dapat
berupa bangunan gedung, jalan, jembatan, pabrik
dan lainnya yang dibangun sebagai bangunan baru
atau hasil renovasi.
Fasilitas merupakan bagian dari investasi
dirancang dan dibangun untuk kebutuhan bisnis dan
44
sosial manusia. Dalam ilmu arsitektur, fasilitas
adalah suatu perwujudan fisik arsitektur berupa
bangunan dan infrastruktur untuk dipergunakan
sebagai wadah kegiatan manusia.
2.2 Manajemen pemeliharaan fasilitas
Manajemen pemeliharaan fasilitas adalah
suatu upaya untuk menangani fasilitas secara tepat,
menyeluruh dan terpadu dengan maksud bahwa
semua tindakan yang dilakukan adalah untuk
mempertahankan dan memulihkan kondisi fasilitas
sesuai dengan spesifikasi semula sehingga fasilitas
dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Tujuan pemeliharaan sangat tergantung
pada tujuan penggunaan fasilitas, untuk itu setiap
tujuan pemeliharaan harus ditetapkan terlebih
dahulu. Dalam program pemeliharaan fasilitas
dibedakan atas :
a. Pekerjaan pemeliharaan langsung: kegiatan
memelihara dan mengembalikan fungsi fasilitas
dari ketidakberesan yang dibagi menjadi sub-
devisi antara lain: house keeping, ground
keeping, pemeliharaan umum, pemeliharaan
preventif, penggantian suku cadang dan
peningkatan.
b. Pekerjaan pemeliharaan tidak langsung: aktivitas
pekerjaan untuk mendukung pekerjaan langsung.
Elemen pekerjaan tak langsung dalam kegiatan
pemeliharaan fasilitas berupa: identifikasi
pekerjaan, estimasi biaya, pembelian,
penyediaan, inventarisasi, penjadwalan,
monitoring dan rekayasa teknik.
Kegiatan pemeliharaan dirancang untuk
menghasilkan fungsi, penampilan dan unjuk kerja
fasilitas sesuai dengan harapan pengelola dan
pemakai.
2.3 Siklus hidup fasilitas (Facilities life cycle)
Fasilitas baik berupa satu bangunan atau
beberapa bangunan memiliki siklus hidup, mulai
dari tahap gagasan, disain, pembangunan,
penggunaan, pemeliharaan, perbaikan, dan
rehabilitasi. Siklus hidup fasilitas digambarkan
sebagai pola kegiatan dinamis dari saat mulai
konsep meningkat sampai puncaknya berupa
kegiatan implementasi dan operasional kemudian
turun lalu berakhir.
2.4 Bentuk organisasi
Perusahaan dapat dikatakan sukses apabila
ada pertumbuhan, ada penambahan sumber daya
dan ada upaya untuk mengembangkan struktur
organisasi. Kegiatan mengorganisir adalah
mengatur unsur-unsur sumber daya perusahaan
dalam suatu gerak langkah yang sesuai, untuk
mencapai tujuan organisasi dengan efektif dan
efisien. Kegiatan ini disebut sebagai proses
mengorganisasi yang terdiri dari beberapa aktivitas,
seperti melakukan identifikasi dan klasifikasi
pekerjaan, menentukan wewenang dan tanggung
jawab pekerjaan serta menyusun mekanisme
organisasi.
Proses mengorganisasi memerlukan wadah
berupa struktur organisasi. Struktur organisasi
memberi gambaran hubungan formal dan
menunjukkan macam pokok kegiatan organisasi.
2.4.1 Organisasi fungsional
Bentuk organisasi fungsional
mengelompokkan unit-unit berdasarkan fungsinya.
Ciri utama organisasi fungsional adalah memiliki
struktur piramid, memiliki konsep otoritas dan
hirarki vertikal dengan sifat-sifat sebagai berikut:
a. Mempunyai prinsip komando tunggal yang
menempatkan masing-masing personil hanya
memiliki satu atasan
b. Setiap personil mempunyai wewenang dan
tanggung jawab yang jelas
c. Arus informasi dan pelaporan bersifat vertikal
d. Hubungan kerja horizontal diatur dengan
prosedur kerja, kebijaksanaan, dan petunjuk
pelaksanaan
e. Mekanisme koordinasi antar unit dilakukan
dengan mengadakan rapat
2.4.2 Organisasi produk/area
Struktur organisasi produk/area menyusun
divisi bersifat agak mandiri yaitu dengan memberi
wewenang untuk merencanakan, memproduksi dan
memasarkan aktivitasnya sendiri. Didalam divisi ini
kemudian dibentuk sub-divisi yang pembagian
kerjanya didasarkan pada fungsi masing-masing.
Struktur organisasi ini bersifat otonomi artinya
bertanggung jawab atas keberhasilan organisasinya
masing-masing.
2.4.3 Organisasi matriks
Organisasi matriks mempunyai bentuk
lebih efisien dan efektif dibandingkan dengan
bentuk lainnya, karena disamping memiliki
hubungan vertikal juga memiliki hubungan
horizontal. Model organisasi matriks merupakan
pengembangan organisasi fungsional dan organisasi
produk/area, dengan demikian kelemahan dari
masing-masing bentuk organisasi tersebut dapat
diatasi.
Manajemen Pemeliharaan Fasilitas dalam Pengelolaan Gedung
“MEKTEK” TAHUN X NO.1 JANUARI 2008 45
Didalam organisasi matriks terdapat
penanggung jawab tunggal sehingga kepentingan
kegiatan dapat dijaga dan dipelihara. Dalam
aktivitas yang banyak, kompleks dan multi disiplin
maka organisasi matriks dapat memanfaatkan
sumber daya manusia untuk menangani kegiatan
akan lebih optimal.
2.5 Biaya siklus hidup fasilitas
Biaya siklus hidup fasilitas diperlukan
antara lain pada:
a. tahap awal berupa: gagasan, studi kelayakan,
b. tahap disain berupa: sketsa disain, dokumentasi
kontrak,
c. tahap konstruksi berupa: fase pelaksanaan
d. tahap penggunaan berupa: fase pemakaian,
pemeliharaan, penggantian, modifikasi dan
penghapusan fasilitas
Sebelum adanya fasilitas (bangunan) baru,
semua perkiraan biaya potensial harus dapat
dikendalikan dan diprediksi. Segera setelah siklus
hidup fasilitas dimulai, maka realisasi kegiatan
nyata memerlukan biaya siklus hidup fasilitas.
Rencana anggaran biaya siklus hidup merupakan
suatu rencana mengenai pengeluaran dari proyek
sepanjang usia proyek tersebut.
Tabel 2.1. Biaya Siklus Hidup Fasilitas
NO.
JENIS BIAYA SIKLUS HIDUP
FASILITAS
1
2
3
4
5
6
7
Biaya Persiapan
Biaya Pembebasan Tanah
Biaya Administrasi dan perijinan
Biaya rekayas teknik ( perencanaan,
perancangan)
Biaya Pelaksanaan Fisik
Biaya Operasional
Biaya Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan fasilitas
merupakan komponen kegiatan dalam siklus hidup
fasilitas dan memerlukan biaya. Biaya
pemeliharaan ini akan diestimasi secara tahunan
dengan memanfaatkan informasi dan data historis
yang digabungkan dengan pengetahuan terbaru.
2.6 Usia fasilitas
Usia fasilitas ditentukan oleh sejumlah
faktor seperti metode konstruksi pada saat desain,
pelaksanaan dan pemeliharaan yang dilakukan
selama usia fasilitas. Usia fasilitas dibedakan atas:
a. Usia fisik : usia yang membatasi kekuatan fisik
fasilitas. Fasilitas akan rusak menurut laju waktu
dan berlainan satu sama lain tergantung pada
material yang digunakan. Komponen yang
berbeda akan mempunyai usia fisik yang
berbeda pula.
b. Usia fungsional : usia yang membatasi fasilitas
menurut fungsinya. Fasilitas dapat berubah
fungsi karena adanya perkembangan teknis
ataupun sosial. Pada keadaan tertentu fasilitas
mungkin hanya dilakukan penyesuaian dan
kemungkinan lain memerlukan modifikasi.
c. Usia ekonomi : usia yang menunjukkan bobot
nilai ekonomis fasilitas. Indikator terbaik untuk
menilai usia ekonomi adalah dengan
membandingkan biaya pemeliharaan fasilitas
dengan biaya penggantian. Dalam praktek
estimasi usia ekonomis harus dilakukan oleh
tenaga ahli berdasarkan data historis dan
pertimbangan profesional.
3. Pembahasan
3.1 Manajemen pemeliharaan fasilitas
Manajemen pemeliharaan fasilitas adalah
suatu upaya untuk menangani fasilitas secara tepat,
menyeluruh dan terpadu dengan maksud bahwa
semua tindakan yang dilakukan adalah untuk
mempertahankan dan memulihkan kondisi fasilitas
sesuai dengan spesifikasi semula sehingga fasilitas
dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Tujuan pemeliharaan tergantung pada
tujuan penggunaan fasilitas dan aktivitas
penggunanya. Sebagai contoh tujuan pemeliharaan
yang sesuai dengan fungsi fasilitas adalah :
1) Menciptakan lingkungan kerja yang memadai,
aman, bersih, nyaman untuk berbagai kondisi
penyewa dalam sebuah gedung perkantoran.
2) Menciptakan lingkungan yang aman, bersih,
sehat, dan nyaman dalam lingkungan kampus.
Definisi bentuk tujuan pemeliharaan
ditekankan dan diarahkan untuk usaha
pemeliharaan dan memberikan beberapa indikasi
dari intensitas kegiatan yang diperlukan.
3.1.1 Pekerjaan pemeliharaan langsung (Direct
maintanance)
Menurut Magee, PE.,GH. (1998) dalam
bukunya ”Facilities Maintenance Management”
dijelaskan bahwa kegiatan pemeliharaan langsung
yang dilaksanakan oleh pengelola fasilitas terdiri
dari beberapa aktivitas yaitu:
46
a. House Keeping dan Ground Keeping
Huose Keeping adalah suatu kegiatan
untuk menjadikan keberadaan fasilitas tetap layak
dipakai dan melindungi fasilitas tetap berfungsi
sepanjang hari. Kegiatan house keeping yaitu:
membersihkan ruangan, membersihkan kaca
eksterior, dan kaca common area, membuang
sampah dari tempat sampah, menyapu,
mengepel,dan menghisap debu. Dengan kata lain
house keeping adalah kegiatan untuk menjamin
agar seluruh ruangan dalam keadaan bersih
sepanjang hari dan melakukan pemeriksaan terus
menerus termasuk peduli terhadap tugas dan
tanggung jawabnya. Kegiatan seperti di atas apabila
dilakukan pada infrastruktur disebut kegiatan
ground keeping seperti : merawat/memotong
taman, pemeliharaan jalan lingkungan dan halaman
parkir.
b. Pemeliharaan Umum (General Maintenance)
Pemeliharaan umum adalah kegiatan yang
ditujukan untuk menjaga penampilan fasilitas tetap
handal sepanjang waktu. Pekerjaan pemeliharaan
umum dilakukan dalam kurun waktu tertentu
berdasarkan pertimbangan yang diperlukan, terlebih
yang menyangkut pengalaman masa lalu dan
estetika yang diperlukan. Biasanya pekerjaan
pemeliharaan umum memerlukan tenaga terlatih
dan memerlukan peralatan. Sebagai contoh :
pekerjaan memoles lantai atau mengecat ulang
dinding.
c. Pemeliharaan preventif (Preventive
Maintenance)
Pemeliharaan preventif adalah segala
kegiatan yang berusaha untuk menjaga peralatan
atau fasilitas tetap berfungsi layak tampa gangguan.
Kegiatan ini dilakukan dalam kurun waktu tertentu
dan dikerjakan oleh tenaga trampil. Pemeliharaan
preventif dilaksanakan dengan menggunakan
pedoman dari pabrik pembuatnya atau buku
petunjuk operasional dan pemeliharaan yang telah
di buat sebelumnya. Apabila pemeliharaan
preventif ini diabaikan, maka kerusakan lebih parah
akan timbul dan dapat menyebabkan biaya
perbaikan yang lebih besar.
d. Perbaikan (Repair)
Pekerjaan perbaikan meliputi kegiatan
penanganan untuk memulihkan komponen fasilitas
setelah mengalami kerusakan agar kembali
berfungsi. Kegiatan perbaikan harus segera
dilakukan tampa melihat kegiatan lainnya yang
terjadwal.
e. Penggantian (Replacement)
Penggantian adalah kegiatan penggantian
komponen/suku cadang fasilitas sesuai dengan
persyaratan yang diperlukan. Kegiatan ini
dilakukan karena batas usia ekonomis peralatan.
Contoh: penggantian kompresor pada system air
condition karena telah mencapai usia ekonomis.
f. Peningkatan (Improvement)
Peningkatan adalah kegiatan untuk
mempertinggi unjuk kerja yang layak atau
memperkecil biaya operasional fasilitas. Kegiatan
ini dapat berupa pemasangan peralatan hemat
energi pada fasilitas.
3.1.2 Pekerjaan pemeliharaan tak langsung
(Indirect maintanance)
Pekerjaan pemeliharaan tak langsung
adalah merupakan bentuk elemen aktivitas untuk
mendukung pekerjaan pemeliharaan langsung,
yaitu :
a. Identifikasi Pekerjaan
Semua kegiatan fisik untuk pemeliharaan
fasilitas memerlukan identifikasi pekerjaan agar
sesuai dengan tujuan pemeliharaan yang hendak
dicapai seperti menentukan kegiatan house keeping,
ground keeping, pemeliharaan umum, perbaikan,
penggantian suku cadang dan peningkatan.
b.Perkiraan Biaya
Perkiraan biaya adalah merupakan bagian
integral dari seluruh segi penanganan fasilitas.
Estimasi biaya mulai dari perencanaan hingga
pengembangan anggaran biaya tahunan kegiatan
operasional dan pemeliharaan fasilitas perlu
dilakukan dan diperlukan untuk memprediksi
frekuensi dan jangkauan dari pekerjaan
pemeliharaan yang dilaksanakan selama tahun
berjalan.
c. Pembelian, Pengadaan dan Kontrol Inventaris
Pekerjaan pemeliharaan mencakup
kesinambungan dari kebutuhan material dan pola
pengadaan dalam menunjang pelaksanaan
pekerjaan pemeliharaan fasilitas. Untuk itu
diperlukan sistem untuk memperkirakan kebutuhan
material, cara memperolah material dan tingkat
ketersediaan untuk suatu periode anggaran tertentu.
Manajemen Pemeliharaan Fasilitas dalam Pengelolaan Gedung
“MEKTEK” TAHUN X NO.1 JANUARI 2008 47
d. Laporan dan Pengendalian Biaya
Laporan keuangan diperlukan untuk
memberikan gambaran kebutuhan yang akurat atas
biaya pemeliharaan yang sedang berlangsung dan
baiya masa lalu dari setiap aktivitas pemeliharaan.
Setiap tahun perlu melakukan evaluasi antara
rencana dan realisasi anggaran biaya pengelolaan
fasilitas dan kemudian dicatat sebagai data historis.
e. Penjadwalan
Pekerjaan pemeliharaan memerlukan
perencanaan. Untuk efesiensi dan efektivitas perlu
dibuat jadwal kegiatan yang menunjang usaha
pemeliharaan fasilitas.
f. Menelusuri dan Monitoring Pekerjaan
Penelusuran dan monotoring dilakukan
terhadap kegiatan pemeliharaan yang sedang
berjalan dan yang telah sesuai, untuk menjamin
bahwa tidak ada permintaan pekerjaan
pemeliharaan yang terlupakan. Sistem penelusuran
dan monitoring pekerjaan dapat digunakan untuk
mengevaluasi antara rencana dan realisasi
pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan fasilitas.
g. Historis Fasilitas
Untuk memprediksi dan mengatur
program pemeliharaan diperlukan pengetahuan
yang baik tentang usia ekonomis fasilitas dan
komponen fasilitas. Hanya dengan data historis
bangunan akan dapat memberikan keputusan yang
tepat dalam menyusun tugas pemeliharaan sesuai
dengan kebutuhan. Pencatatan yang akurat dari
pelaksanaan pembangunan, pemeliharaan preventif,
perbaikan, penggantian suku cadang, peningkatan
dan modifikasi harus disimpan dengan baik.
3.2 Model manajemen pemeliharaan fasilitas
Dalam mengelola fasilitas diperlukan
suatu konsep penerapan manajemen pemeliharaan
fasilitas yang sistematis dan mudah untuk
dilaksanakan. Langkah-langkah yang harus
dilakukan yaitu :
3.2.1 Identifikasi Pekerjaan Pemeliharaan
Identifikasi pekerjaan pemeliharaan
merupakan kegiatan awal dalam menangani
pemeliharaan fasilitas. Masukan atas pekerjaan
pemeliharaan dapat berasal dari pemakai atau staf
pemeliharaan. Semua kegiatan pemeliharaan
memerlukan identifikasi sesuai dengan tujuan
pemeliharaan yang hendak dicapai.
3.2.2 Pekerjaan Pemeliharaan Terencana
Pekerjaan pemeliharaan terencana adalah
merupakan kegiatan pemeliharaan fasilitas seperti
kegiatan huose keeping, ground keeping,
pemeliharaan umum dan preventif. Kegiatan
pemeliharaan terencana disusun oleh Manajer
Fasilitas (Facilities Manager) dengan
menggunakan pengalaman masa lalu. Pekerjaan
pemeliharaan terencana merupakan kegiatan
pemeliharaan harian. Kegiatan disusun dalam
program kerja yang terjadwal.
3.2.3 Pekerjaan Pemeliharaan Tak Terencana
Jika seluruh kegiatan pemeliharaan dapat
direncanakan sebelumnya, maka ketepatan
anggaran biaya akan sangat mudah diperoleh,
namun tidak demikian halnya,. Adapula pekerjaan
pemeliharaan yang tidak dapat diperkirakan
sebelumnya seperti: kerusakan mendadak, adanya
gangguan alam, kegiatan perubahan penyewa setiap
saat. Setiap ada pengaduan pemeliharaan yang tak
terencana harus dicatat oleh pengelola fasilitas
kemudian dievaluasi untuk penanganan.
3.2.4 Program Pemeliharaan Fasilitas
Untuk dapat merencanakan anggaran
pemeliharaan yang akurat maka pihak Manajer
Fasilitas menyusun program kerja dalam kurun
waktu setahun, sehingga dapat dengan jelas
menetapkan kegiatan pemeliharaan fasilitas. Agar
dapat mengantisipasi berbagai permasalahan yang
mungkin timbul pada fasilitas maka pihak
manajemen pemeliharaan perlu melakukan inspeksi
lapangan guna memperoleh data permasalahan
lapangan dan digunakan sebagai bahan penyusun
program kerja. Dengan data ini maka program
pemeliharaan terencana akan semakin lengkap dan
pemeliharaan tak terencana akan dapat diperkecil
kemungkinan timbulnya., dengan demikian akurasi
penyusunan anggaran dapat terjamin.
3.3 Model organisasi pemeliharaan
Dalam mengelola fasilitas maka struktur
organisasi pemeliharaan harus ditetapkan terlebih
dahulu. Lingkup organisasi ini tergantung dari
ukuran dan kompleksitas fasilitas yang dikelola,
tenaga ahli yang diperlukan untuk mengelola dan
cakupan pengendalian fasilitas.
Departemen pemeliharaan diorganisir
menurut aktivitas pemeliharaan langsung atau tidak
langsung. Ukuran setiap sub-divisi dari pekerjaan
tergantung dari type dan volume pekerjaan. Dalam
48
menyusun organiasasi pemeliharaan ada beberapa
faktor yang mempengaruhinya :
a. Ukuran fasilitas yang akan dikelola
b. Kompleksitas dari fasilitas
c. Tujuan dari pemeliharaan
d. Pemahaman tentang manajemen pemeliharaan
e. Usia Perusahaan
Dengan beberapa faktor tersebut, dapat
dibedakan menjadi tiga jenis organisasi pengelolaan
fasilitas yaitu : organisasi besar (large
organization), organisasi sedang (intermediate
organization) dan organisasi kecil (small
organization).
3.4 Evaluasi pekerjaan pemeliharaan
Evaluasi aktivitas pemeliharaan
menyangkut beberapa pertimbangan yaitu :
a. Kepantasan : suatu permintaan perbaikan
fasilitas untuk memulihkan fungsi fasilitas
seperti semula. Pertanyaan yang menyangkut
pantas tidaknya dilakukan perbaikan selalu
diperlukan.
b. Kebutuhan : dalam hal permintaan pemeliharaan
dibuat berdasarkan alasan kebutuhan atau
keperluan.
c. Nilai : setelah menerima permintaan pekerjaan
pemeliharaan, estimasi biaya pemeliharaan
harus dibuat. Apabila permintaan berupa
perbaikan besar atau penggantian akan dipilih
maka evaluasi metode present value diperlukan.
3.5 Prioritas pelaksanaan
Prioritas pelaksanaan pekerjaan
pemeliharaan memerlukan penilaian lebih lanjut
agar diperoleh hasil yang memuaskan. Ada empat
klasifikasi prioritas pelaksanaan pemeliharaan
yaitu:
a. Kondisi darurat: pekerjaan pemeliharaan yang
diprioritaskan karena pertimbangan kondisi
darurat agar sebuah sistem dapat berfungsi
sebagaimana mestinya. Contoh : pipa air yang
bocor
b. Urgensi: pekerjaaan pemeliharaan fasilitas
yang diprioritaskan karena pertimbangan
urgensi. Contoh : tidak berfungsinya alarm
kebakaran.
c. Prioritas rutin: pekerjaan pemeliharaan yang
berdasarkan permintaan yang datang setiap hari
sesuai evaluasi yang telah dilakukan.
d. Prioritas yang dapat ditunda: pekerjaan
pemeliharaan yang dapat ditunda
pelaksanaannya karena tidak mempengaruhi
operasional fasilitas. Contoh : pengecetan.
4. Kesimpulan
Dari studi ini maka kesimpulan yang dapat diambil
yaitu :
a. Dalam menangani fasilitas dituntut sistem kerja
yang sistematis dan profesional dengan cara
memahami Manajemen Pemeliharaan Fasilitas
secara benar.
b. Diperlukan model siklus tindakan pemeliharaan
yang dapat mendukung kualitas sistem
pengelolaan fasilitas secara profesional.
5. Daftar Pustaka
Alexander, 1996, Facilities Management : Theory
& Practice, Chapman & Hall.
Christian, J and Amar Pandeya, 1997, Cost
Predictions of Facilities, Journal of
application of Total Produktivity M
aintenance, Prentice Hall.
Magee, PE, GH, 1988, Facilities Maintenance
Management, R.S Mean Company Inc.
Meredith J.R and Samuel J. Mantel, Jr, 1988,
Project Management : A Managerial
approach, John Weley & Son.
Nugraha, P. Natan dan Soetjipto,1986, Manajemen
Proyek Konstruksi, Kartika Yudha.
White, John R, dan Gray Kevin D, 1996, Shopping
Centers and Other Retail Properties :
Invesment, Development, Financing and
Management, John Weley & Son, Inc.

More Related Content

What's hot

Audit lingkungan
Audit lingkunganAudit lingkungan
Audit lingkunganfirdaus78
 
Manajemen proyek
Manajemen proyekManajemen proyek
Manajemen proyek
billy bahesa
 
CONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWAS
CONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWASCONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWAS
CONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWAS
adedudi
 
Pedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
infosanitasi
 
Prosedur pelaporan (laporan harian, mingguan, bulanan) kon-19
Prosedur pelaporan (laporan harian, mingguan, bulanan) kon-19Prosedur pelaporan (laporan harian, mingguan, bulanan) kon-19
Prosedur pelaporan (laporan harian, mingguan, bulanan) kon-19
Claudius Herry
 
Manajemen infrastruktur
Manajemen infrastrukturManajemen infrastruktur
Manajemen infrastrukturIrma Waty
 
Modul kuliah Manajemen Proyek
Modul kuliah Manajemen ProyekModul kuliah Manajemen Proyek
Modul kuliah Manajemen Proyek
AMIK AL MA'SOEM
 
Pedoman Penempatan Utilitas pada Daerah Milik Jalan
Pedoman Penempatan Utilitas pada Daerah Milik JalanPedoman Penempatan Utilitas pada Daerah Milik Jalan
Pedoman Penempatan Utilitas pada Daerah Milik Jalan
infosanitasi
 
Buku kerja asesor tugas irwandony
Buku kerja asesor tugas irwandonyBuku kerja asesor tugas irwandony
Buku kerja asesor tugas irwandony
Irwan Dony
 
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)
Khalid Mustafa
 
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan SampahPersyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Joy Irman
 
Panduan Pemetaan dan Perencanaan Tata Guna Lahan Secara Partisipatif Berbasis...
Panduan Pemetaan dan Perencanaan Tata Guna Lahan Secara Partisipatif Berbasis...Panduan Pemetaan dan Perencanaan Tata Guna Lahan Secara Partisipatif Berbasis...
Panduan Pemetaan dan Perencanaan Tata Guna Lahan Secara Partisipatif Berbasis...
Jaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
perencanaan intake
perencanaan intakeperencanaan intake
perencanaan intake
Reza Nuari
 
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Joy Irman
 
Baku mutu air, tanah, udara
Baku mutu air, tanah, udaraBaku mutu air, tanah, udara
Baku mutu air, tanah, udara
Ferry Abdurrahman
 
Sistem transportasi pertemuan ke 1
Sistem transportasi pertemuan ke 1Sistem transportasi pertemuan ke 1
Sistem transportasi pertemuan ke 1
Lampung University
 
Sni 6774 2008.air bersih
Sni 6774 2008.air bersihSni 6774 2008.air bersih
Sni 6774 2008.air bersih
Pramudita Rahayu
 
SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat Kerja
SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat KerjaSNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat Kerja
SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat Kerja
Muhamad Imam Khairy
 

What's hot (20)

Pengawasan proyek
Pengawasan proyekPengawasan proyek
Pengawasan proyek
 
Audit lingkungan
Audit lingkunganAudit lingkungan
Audit lingkungan
 
Tugas Amdal (contoh KA - ANDAL)
Tugas Amdal (contoh KA - ANDAL)Tugas Amdal (contoh KA - ANDAL)
Tugas Amdal (contoh KA - ANDAL)
 
Manajemen proyek
Manajemen proyekManajemen proyek
Manajemen proyek
 
CONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWAS
CONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWASCONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWAS
CONTOH LAPORAN KONSULTAN PENGAWAS
 
Pedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Perencanaan Teknis Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
 
Prosedur pelaporan (laporan harian, mingguan, bulanan) kon-19
Prosedur pelaporan (laporan harian, mingguan, bulanan) kon-19Prosedur pelaporan (laporan harian, mingguan, bulanan) kon-19
Prosedur pelaporan (laporan harian, mingguan, bulanan) kon-19
 
Manajemen infrastruktur
Manajemen infrastrukturManajemen infrastruktur
Manajemen infrastruktur
 
Modul kuliah Manajemen Proyek
Modul kuliah Manajemen ProyekModul kuliah Manajemen Proyek
Modul kuliah Manajemen Proyek
 
Pedoman Penempatan Utilitas pada Daerah Milik Jalan
Pedoman Penempatan Utilitas pada Daerah Milik JalanPedoman Penempatan Utilitas pada Daerah Milik Jalan
Pedoman Penempatan Utilitas pada Daerah Milik Jalan
 
Buku kerja asesor tugas irwandony
Buku kerja asesor tugas irwandonyBuku kerja asesor tugas irwandony
Buku kerja asesor tugas irwandony
 
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)
 
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan SampahPersyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
Persyaratan Teknis Pengumpulan, Pemindahan dan Pengangkutan Sampah
 
Panduan Pemetaan dan Perencanaan Tata Guna Lahan Secara Partisipatif Berbasis...
Panduan Pemetaan dan Perencanaan Tata Guna Lahan Secara Partisipatif Berbasis...Panduan Pemetaan dan Perencanaan Tata Guna Lahan Secara Partisipatif Berbasis...
Panduan Pemetaan dan Perencanaan Tata Guna Lahan Secara Partisipatif Berbasis...
 
perencanaan intake
perencanaan intakeperencanaan intake
perencanaan intake
 
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Pemilihan Lokasi Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
 
Baku mutu air, tanah, udara
Baku mutu air, tanah, udaraBaku mutu air, tanah, udara
Baku mutu air, tanah, udara
 
Sistem transportasi pertemuan ke 1
Sistem transportasi pertemuan ke 1Sistem transportasi pertemuan ke 1
Sistem transportasi pertemuan ke 1
 
Sni 6774 2008.air bersih
Sni 6774 2008.air bersihSni 6774 2008.air bersih
Sni 6774 2008.air bersih
 
SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat Kerja
SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat KerjaSNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat Kerja
SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat Kerja
 

Similar to Manajemen pemeliharaan fasilitas

Modul TKP M1KB4 - PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
Modul TKP M1KB4 - PERAWATAN DAN PEMELIHARAANModul TKP M1KB4 - PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
Modul TKP M1KB4 - PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
PPGHybrid1
 
ppt manajer pengelola bangunan gedung jenjang 7
ppt manajer pengelola bangunan gedung jenjang 7ppt manajer pengelola bangunan gedung jenjang 7
ppt manajer pengelola bangunan gedung jenjang 7
vickrygaluh59
 
ilovepdf_merged (8).pdf
ilovepdf_merged (8).pdfilovepdf_merged (8).pdf
ilovepdf_merged (8).pdf
mahardikafortuna1
 
PENERAPAN REKAYASA NILAI
PENERAPAN REKAYASA NILAIPENERAPAN REKAYASA NILAI
PENERAPAN REKAYASA NILAI
Iing Pamungkas
 
PRESENTASI_PUSDIKLAT_MANAJEMEN_PERAWATAN.ppt
PRESENTASI_PUSDIKLAT_MANAJEMEN_PERAWATAN.pptPRESENTASI_PUSDIKLAT_MANAJEMEN_PERAWATAN.ppt
PRESENTASI_PUSDIKLAT_MANAJEMEN_PERAWATAN.ppt
SablengTenan
 
GBRAB dan DP
GBRAB dan DPGBRAB dan DP
GBRAB dan DP
Ike FeighterSavolca
 
Pemeliharaan dan perawatan gedung (ppg)
Pemeliharaan dan perawatan gedung (ppg)Pemeliharaan dan perawatan gedung (ppg)
Pemeliharaan dan perawatan gedung (ppg)
noussevarenna
 
PRESENTASI_PUSDIKLAT_MANAJEMEN_PERAWATAN.ppt
PRESENTASI_PUSDIKLAT_MANAJEMEN_PERAWATAN.pptPRESENTASI_PUSDIKLAT_MANAJEMEN_PERAWATAN.ppt
PRESENTASI_PUSDIKLAT_MANAJEMEN_PERAWATAN.ppt
DendenRabahAbdulMuji
 
1.eas
1.eas1.eas
File_Soal_17_158_29_1666928742.pptx
File_Soal_17_158_29_1666928742.pptxFile_Soal_17_158_29_1666928742.pptx
File_Soal_17_158_29_1666928742.pptx
FahrizalTriPrasetyo
 
Manajemen proyek
Manajemen proyekManajemen proyek
Manajemen proyek
Stikom Surabaya
 
Modul_Operasi_dan_Pemeliharaan.pdf
Modul_Operasi_dan_Pemeliharaan.pdfModul_Operasi_dan_Pemeliharaan.pdf
Modul_Operasi_dan_Pemeliharaan.pdf
DreamGaming224
 
Manajemen proyek perangkat lunak
Manajemen proyek perangkat lunakManajemen proyek perangkat lunak
Manajemen proyek perangkat lunak
Fariz Purnomo
 
Eas mppl-e hilmi raditya prakoso 5116100164
Eas mppl-e hilmi raditya prakoso 5116100164Eas mppl-e hilmi raditya prakoso 5116100164
Eas mppl-e hilmi raditya prakoso 5116100164
Hilmi Raditya
 
Mid manajemen lab dan bengkel
Mid manajemen lab dan bengkelMid manajemen lab dan bengkel
Mid manajemen lab dan bengkel
lapalutu
 
Tugas sim, mayang sari, yananto mihadi putra, pengembangan sistem informasi, ...
Tugas sim, mayang sari, yananto mihadi putra, pengembangan sistem informasi, ...Tugas sim, mayang sari, yananto mihadi putra, pengembangan sistem informasi, ...
Tugas sim, mayang sari, yananto mihadi putra, pengembangan sistem informasi, ...
Mayangsari_22
 
Property-Management-Basic.pdf
Property-Management-Basic.pdfProperty-Management-Basic.pdf
Property-Management-Basic.pdf
Rahmat Taufiq Sigit
 
Evaluasi Akhir Semester - MPPL - Sistem Informasi Administrasi CV. Termitech ...
Evaluasi Akhir Semester - MPPL - Sistem Informasi Administrasi CV. Termitech ...Evaluasi Akhir Semester - MPPL - Sistem Informasi Administrasi CV. Termitech ...
Evaluasi Akhir Semester - MPPL - Sistem Informasi Administrasi CV. Termitech ...
Ferdinand Jason
 
00 sima buku 3a-3b juknis pemeliharaan sarpras dan form sima
00 sima buku 3a-3b juknis pemeliharaan sarpras dan form sima00 sima buku 3a-3b juknis pemeliharaan sarpras dan form sima
00 sima buku 3a-3b juknis pemeliharaan sarpras dan form sima
ridhoalamsyah
 

Similar to Manajemen pemeliharaan fasilitas (20)

Modul TKP M1KB4 - PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
Modul TKP M1KB4 - PERAWATAN DAN PEMELIHARAANModul TKP M1KB4 - PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
Modul TKP M1KB4 - PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN
 
ppt manajer pengelola bangunan gedung jenjang 7
ppt manajer pengelola bangunan gedung jenjang 7ppt manajer pengelola bangunan gedung jenjang 7
ppt manajer pengelola bangunan gedung jenjang 7
 
ilovepdf_merged (8).pdf
ilovepdf_merged (8).pdfilovepdf_merged (8).pdf
ilovepdf_merged (8).pdf
 
PENERAPAN REKAYASA NILAI
PENERAPAN REKAYASA NILAIPENERAPAN REKAYASA NILAI
PENERAPAN REKAYASA NILAI
 
PRESENTASI_PUSDIKLAT_MANAJEMEN_PERAWATAN.ppt
PRESENTASI_PUSDIKLAT_MANAJEMEN_PERAWATAN.pptPRESENTASI_PUSDIKLAT_MANAJEMEN_PERAWATAN.ppt
PRESENTASI_PUSDIKLAT_MANAJEMEN_PERAWATAN.ppt
 
GBRAB dan DP
GBRAB dan DPGBRAB dan DP
GBRAB dan DP
 
Pemeliharaan dan perawatan gedung (ppg)
Pemeliharaan dan perawatan gedung (ppg)Pemeliharaan dan perawatan gedung (ppg)
Pemeliharaan dan perawatan gedung (ppg)
 
PRESENTASI_PUSDIKLAT_MANAJEMEN_PERAWATAN.ppt
PRESENTASI_PUSDIKLAT_MANAJEMEN_PERAWATAN.pptPRESENTASI_PUSDIKLAT_MANAJEMEN_PERAWATAN.ppt
PRESENTASI_PUSDIKLAT_MANAJEMEN_PERAWATAN.ppt
 
1.eas
1.eas1.eas
1.eas
 
File_Soal_17_158_29_1666928742.pptx
File_Soal_17_158_29_1666928742.pptxFile_Soal_17_158_29_1666928742.pptx
File_Soal_17_158_29_1666928742.pptx
 
Manajemen proyek
Manajemen proyekManajemen proyek
Manajemen proyek
 
Modul_Operasi_dan_Pemeliharaan.pdf
Modul_Operasi_dan_Pemeliharaan.pdfModul_Operasi_dan_Pemeliharaan.pdf
Modul_Operasi_dan_Pemeliharaan.pdf
 
Manajemen proyek perangkat lunak
Manajemen proyek perangkat lunakManajemen proyek perangkat lunak
Manajemen proyek perangkat lunak
 
Eas mppl-e hilmi raditya prakoso 5116100164
Eas mppl-e hilmi raditya prakoso 5116100164Eas mppl-e hilmi raditya prakoso 5116100164
Eas mppl-e hilmi raditya prakoso 5116100164
 
Mid manajemen lab dan bengkel
Mid manajemen lab dan bengkelMid manajemen lab dan bengkel
Mid manajemen lab dan bengkel
 
JD BM
JD BMJD BM
JD BM
 
Tugas sim, mayang sari, yananto mihadi putra, pengembangan sistem informasi, ...
Tugas sim, mayang sari, yananto mihadi putra, pengembangan sistem informasi, ...Tugas sim, mayang sari, yananto mihadi putra, pengembangan sistem informasi, ...
Tugas sim, mayang sari, yananto mihadi putra, pengembangan sistem informasi, ...
 
Property-Management-Basic.pdf
Property-Management-Basic.pdfProperty-Management-Basic.pdf
Property-Management-Basic.pdf
 
Evaluasi Akhir Semester - MPPL - Sistem Informasi Administrasi CV. Termitech ...
Evaluasi Akhir Semester - MPPL - Sistem Informasi Administrasi CV. Termitech ...Evaluasi Akhir Semester - MPPL - Sistem Informasi Administrasi CV. Termitech ...
Evaluasi Akhir Semester - MPPL - Sistem Informasi Administrasi CV. Termitech ...
 
00 sima buku 3a-3b juknis pemeliharaan sarpras dan form sima
00 sima buku 3a-3b juknis pemeliharaan sarpras dan form sima00 sima buku 3a-3b juknis pemeliharaan sarpras dan form sima
00 sima buku 3a-3b juknis pemeliharaan sarpras dan form sima
 

Manajemen pemeliharaan fasilitas

  • 1. MANAJEMEN PEMELIHARAAN FASILITAS DALAM PENGELOLAAN GEDUNG Mastura Labombang* * Abstract Maintenance frequently considered not urgently compared than construction, so the maintenance aspect is not be taken care. If the maintenance not doing, it will cause the economics value and physical value will be descending. The complex problems to maintenance the facility of building needs an examination toward maintenance management aspects. This research evaluates The Facility Maintenance Management in maintaining Building. Keyword: Facility Maintenance Management * Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tadulako, Palu 1. Pendahuluan Perkembangan property saat ini telah mendorong munculnya gedung-gedung bertingkat, seperti gedung perkantoran, hotel, pusat perbelanjaan, dan rumah sakit. Keberadaan bangunan gedung dimaksudkan untuk mendukung tercapainya tujuan-tujuan dan terlaksananya fungsi utama dari pemakaian gedung secara optimal Tiga aspek yang perlu mendapat perhatian selama usia ekonomis bangunan atau fasilitas yaitu : 1) Bangunan harus mampu memberikan pelayanan secara efisien dan efektif 2) Bangunan harus mampu memenuhi kinerja teknis yang disyaratkan 3) Selama pengoperasian bangunan harus dapat memberikan andil dalam proses pengembalian investasi yang ditanamkan. Kegiatan pembangunan fisik yang terus meningkat tampa dibarengi dengan peningkatan pemeliharaan fasilitas akan menyebabkan nilai ekonomi dan nilai fisik fasilitas menurun. Kenyataan dilapangan menunjukkan bahwa kegiatan pemeliharaan pada umumnya kurang mendapat perhatian. Ada beberapa hal yang menyebabkan kurangnya perhatian terhadap kegiatan pemeliharaan yaitu : kegiatan pemeliharaan dipandang tidak mendesak dibandingkan dengan kegiatan pembangunan, struktur organisasi pemeliharaan yang tidak tepat, pengelola fasilitas beranggapan bahwa pemeliharaan bangunan merupakan masalah teknis saja yang tidak dikaitkan dengan tujuan fungsi bangunan sesuai keinginan pemakai, tidak adanya strategi dan kebijaksanaan yang jelas atas nilai investasi fasilitas. Apabila pengelola fasilitas tidak memperhatikan pemeliharaan fasilitas dengan sungguh-sungguh, maka dapat mempengaruhi usia bangunan yang kemungkinan akan berkurang. Manajemen Pemeliharaan Fasilitas pada intinya merupakan berbagai kegiatan yang mempunyai kontribusi pada upaya pencapaian tujuan penggunaan fasilitas melalui pelaksanaan pemeliharaan bangunan gedung. Studi ini merupakan studi literatur tentang Manajemen pemeliharaan fasilitas dalam pengelolaan gedung. 2. Tinjauan Pustaka 2.1 Pengertian fasilitas Fasilitas adalah perwujudan fisik dalam bentuk bangunan yang dipergunakan sebagai wadah aktivitas manusia. Secara umum fasilitas dapat berupa bangunan gedung, jalan, jembatan, pabrik dan lainnya yang dibangun sebagai bangunan baru atau hasil renovasi. Fasilitas merupakan bagian dari investasi dirancang dan dibangun untuk kebutuhan bisnis dan
  • 2. 44 sosial manusia. Dalam ilmu arsitektur, fasilitas adalah suatu perwujudan fisik arsitektur berupa bangunan dan infrastruktur untuk dipergunakan sebagai wadah kegiatan manusia. 2.2 Manajemen pemeliharaan fasilitas Manajemen pemeliharaan fasilitas adalah suatu upaya untuk menangani fasilitas secara tepat, menyeluruh dan terpadu dengan maksud bahwa semua tindakan yang dilakukan adalah untuk mempertahankan dan memulihkan kondisi fasilitas sesuai dengan spesifikasi semula sehingga fasilitas dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Tujuan pemeliharaan sangat tergantung pada tujuan penggunaan fasilitas, untuk itu setiap tujuan pemeliharaan harus ditetapkan terlebih dahulu. Dalam program pemeliharaan fasilitas dibedakan atas : a. Pekerjaan pemeliharaan langsung: kegiatan memelihara dan mengembalikan fungsi fasilitas dari ketidakberesan yang dibagi menjadi sub- devisi antara lain: house keeping, ground keeping, pemeliharaan umum, pemeliharaan preventif, penggantian suku cadang dan peningkatan. b. Pekerjaan pemeliharaan tidak langsung: aktivitas pekerjaan untuk mendukung pekerjaan langsung. Elemen pekerjaan tak langsung dalam kegiatan pemeliharaan fasilitas berupa: identifikasi pekerjaan, estimasi biaya, pembelian, penyediaan, inventarisasi, penjadwalan, monitoring dan rekayasa teknik. Kegiatan pemeliharaan dirancang untuk menghasilkan fungsi, penampilan dan unjuk kerja fasilitas sesuai dengan harapan pengelola dan pemakai. 2.3 Siklus hidup fasilitas (Facilities life cycle) Fasilitas baik berupa satu bangunan atau beberapa bangunan memiliki siklus hidup, mulai dari tahap gagasan, disain, pembangunan, penggunaan, pemeliharaan, perbaikan, dan rehabilitasi. Siklus hidup fasilitas digambarkan sebagai pola kegiatan dinamis dari saat mulai konsep meningkat sampai puncaknya berupa kegiatan implementasi dan operasional kemudian turun lalu berakhir. 2.4 Bentuk organisasi Perusahaan dapat dikatakan sukses apabila ada pertumbuhan, ada penambahan sumber daya dan ada upaya untuk mengembangkan struktur organisasi. Kegiatan mengorganisir adalah mengatur unsur-unsur sumber daya perusahaan dalam suatu gerak langkah yang sesuai, untuk mencapai tujuan organisasi dengan efektif dan efisien. Kegiatan ini disebut sebagai proses mengorganisasi yang terdiri dari beberapa aktivitas, seperti melakukan identifikasi dan klasifikasi pekerjaan, menentukan wewenang dan tanggung jawab pekerjaan serta menyusun mekanisme organisasi. Proses mengorganisasi memerlukan wadah berupa struktur organisasi. Struktur organisasi memberi gambaran hubungan formal dan menunjukkan macam pokok kegiatan organisasi. 2.4.1 Organisasi fungsional Bentuk organisasi fungsional mengelompokkan unit-unit berdasarkan fungsinya. Ciri utama organisasi fungsional adalah memiliki struktur piramid, memiliki konsep otoritas dan hirarki vertikal dengan sifat-sifat sebagai berikut: a. Mempunyai prinsip komando tunggal yang menempatkan masing-masing personil hanya memiliki satu atasan b. Setiap personil mempunyai wewenang dan tanggung jawab yang jelas c. Arus informasi dan pelaporan bersifat vertikal d. Hubungan kerja horizontal diatur dengan prosedur kerja, kebijaksanaan, dan petunjuk pelaksanaan e. Mekanisme koordinasi antar unit dilakukan dengan mengadakan rapat 2.4.2 Organisasi produk/area Struktur organisasi produk/area menyusun divisi bersifat agak mandiri yaitu dengan memberi wewenang untuk merencanakan, memproduksi dan memasarkan aktivitasnya sendiri. Didalam divisi ini kemudian dibentuk sub-divisi yang pembagian kerjanya didasarkan pada fungsi masing-masing. Struktur organisasi ini bersifat otonomi artinya bertanggung jawab atas keberhasilan organisasinya masing-masing. 2.4.3 Organisasi matriks Organisasi matriks mempunyai bentuk lebih efisien dan efektif dibandingkan dengan bentuk lainnya, karena disamping memiliki hubungan vertikal juga memiliki hubungan horizontal. Model organisasi matriks merupakan pengembangan organisasi fungsional dan organisasi produk/area, dengan demikian kelemahan dari masing-masing bentuk organisasi tersebut dapat diatasi.
  • 3. Manajemen Pemeliharaan Fasilitas dalam Pengelolaan Gedung “MEKTEK” TAHUN X NO.1 JANUARI 2008 45 Didalam organisasi matriks terdapat penanggung jawab tunggal sehingga kepentingan kegiatan dapat dijaga dan dipelihara. Dalam aktivitas yang banyak, kompleks dan multi disiplin maka organisasi matriks dapat memanfaatkan sumber daya manusia untuk menangani kegiatan akan lebih optimal. 2.5 Biaya siklus hidup fasilitas Biaya siklus hidup fasilitas diperlukan antara lain pada: a. tahap awal berupa: gagasan, studi kelayakan, b. tahap disain berupa: sketsa disain, dokumentasi kontrak, c. tahap konstruksi berupa: fase pelaksanaan d. tahap penggunaan berupa: fase pemakaian, pemeliharaan, penggantian, modifikasi dan penghapusan fasilitas Sebelum adanya fasilitas (bangunan) baru, semua perkiraan biaya potensial harus dapat dikendalikan dan diprediksi. Segera setelah siklus hidup fasilitas dimulai, maka realisasi kegiatan nyata memerlukan biaya siklus hidup fasilitas. Rencana anggaran biaya siklus hidup merupakan suatu rencana mengenai pengeluaran dari proyek sepanjang usia proyek tersebut. Tabel 2.1. Biaya Siklus Hidup Fasilitas NO. JENIS BIAYA SIKLUS HIDUP FASILITAS 1 2 3 4 5 6 7 Biaya Persiapan Biaya Pembebasan Tanah Biaya Administrasi dan perijinan Biaya rekayas teknik ( perencanaan, perancangan) Biaya Pelaksanaan Fisik Biaya Operasional Biaya Pemeliharaan Kegiatan pemeliharaan fasilitas merupakan komponen kegiatan dalam siklus hidup fasilitas dan memerlukan biaya. Biaya pemeliharaan ini akan diestimasi secara tahunan dengan memanfaatkan informasi dan data historis yang digabungkan dengan pengetahuan terbaru. 2.6 Usia fasilitas Usia fasilitas ditentukan oleh sejumlah faktor seperti metode konstruksi pada saat desain, pelaksanaan dan pemeliharaan yang dilakukan selama usia fasilitas. Usia fasilitas dibedakan atas: a. Usia fisik : usia yang membatasi kekuatan fisik fasilitas. Fasilitas akan rusak menurut laju waktu dan berlainan satu sama lain tergantung pada material yang digunakan. Komponen yang berbeda akan mempunyai usia fisik yang berbeda pula. b. Usia fungsional : usia yang membatasi fasilitas menurut fungsinya. Fasilitas dapat berubah fungsi karena adanya perkembangan teknis ataupun sosial. Pada keadaan tertentu fasilitas mungkin hanya dilakukan penyesuaian dan kemungkinan lain memerlukan modifikasi. c. Usia ekonomi : usia yang menunjukkan bobot nilai ekonomis fasilitas. Indikator terbaik untuk menilai usia ekonomi adalah dengan membandingkan biaya pemeliharaan fasilitas dengan biaya penggantian. Dalam praktek estimasi usia ekonomis harus dilakukan oleh tenaga ahli berdasarkan data historis dan pertimbangan profesional. 3. Pembahasan 3.1 Manajemen pemeliharaan fasilitas Manajemen pemeliharaan fasilitas adalah suatu upaya untuk menangani fasilitas secara tepat, menyeluruh dan terpadu dengan maksud bahwa semua tindakan yang dilakukan adalah untuk mempertahankan dan memulihkan kondisi fasilitas sesuai dengan spesifikasi semula sehingga fasilitas dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Tujuan pemeliharaan tergantung pada tujuan penggunaan fasilitas dan aktivitas penggunanya. Sebagai contoh tujuan pemeliharaan yang sesuai dengan fungsi fasilitas adalah : 1) Menciptakan lingkungan kerja yang memadai, aman, bersih, nyaman untuk berbagai kondisi penyewa dalam sebuah gedung perkantoran. 2) Menciptakan lingkungan yang aman, bersih, sehat, dan nyaman dalam lingkungan kampus. Definisi bentuk tujuan pemeliharaan ditekankan dan diarahkan untuk usaha pemeliharaan dan memberikan beberapa indikasi dari intensitas kegiatan yang diperlukan. 3.1.1 Pekerjaan pemeliharaan langsung (Direct maintanance) Menurut Magee, PE.,GH. (1998) dalam bukunya ”Facilities Maintenance Management” dijelaskan bahwa kegiatan pemeliharaan langsung yang dilaksanakan oleh pengelola fasilitas terdiri dari beberapa aktivitas yaitu:
  • 4. 46 a. House Keeping dan Ground Keeping Huose Keeping adalah suatu kegiatan untuk menjadikan keberadaan fasilitas tetap layak dipakai dan melindungi fasilitas tetap berfungsi sepanjang hari. Kegiatan house keeping yaitu: membersihkan ruangan, membersihkan kaca eksterior, dan kaca common area, membuang sampah dari tempat sampah, menyapu, mengepel,dan menghisap debu. Dengan kata lain house keeping adalah kegiatan untuk menjamin agar seluruh ruangan dalam keadaan bersih sepanjang hari dan melakukan pemeriksaan terus menerus termasuk peduli terhadap tugas dan tanggung jawabnya. Kegiatan seperti di atas apabila dilakukan pada infrastruktur disebut kegiatan ground keeping seperti : merawat/memotong taman, pemeliharaan jalan lingkungan dan halaman parkir. b. Pemeliharaan Umum (General Maintenance) Pemeliharaan umum adalah kegiatan yang ditujukan untuk menjaga penampilan fasilitas tetap handal sepanjang waktu. Pekerjaan pemeliharaan umum dilakukan dalam kurun waktu tertentu berdasarkan pertimbangan yang diperlukan, terlebih yang menyangkut pengalaman masa lalu dan estetika yang diperlukan. Biasanya pekerjaan pemeliharaan umum memerlukan tenaga terlatih dan memerlukan peralatan. Sebagai contoh : pekerjaan memoles lantai atau mengecat ulang dinding. c. Pemeliharaan preventif (Preventive Maintenance) Pemeliharaan preventif adalah segala kegiatan yang berusaha untuk menjaga peralatan atau fasilitas tetap berfungsi layak tampa gangguan. Kegiatan ini dilakukan dalam kurun waktu tertentu dan dikerjakan oleh tenaga trampil. Pemeliharaan preventif dilaksanakan dengan menggunakan pedoman dari pabrik pembuatnya atau buku petunjuk operasional dan pemeliharaan yang telah di buat sebelumnya. Apabila pemeliharaan preventif ini diabaikan, maka kerusakan lebih parah akan timbul dan dapat menyebabkan biaya perbaikan yang lebih besar. d. Perbaikan (Repair) Pekerjaan perbaikan meliputi kegiatan penanganan untuk memulihkan komponen fasilitas setelah mengalami kerusakan agar kembali berfungsi. Kegiatan perbaikan harus segera dilakukan tampa melihat kegiatan lainnya yang terjadwal. e. Penggantian (Replacement) Penggantian adalah kegiatan penggantian komponen/suku cadang fasilitas sesuai dengan persyaratan yang diperlukan. Kegiatan ini dilakukan karena batas usia ekonomis peralatan. Contoh: penggantian kompresor pada system air condition karena telah mencapai usia ekonomis. f. Peningkatan (Improvement) Peningkatan adalah kegiatan untuk mempertinggi unjuk kerja yang layak atau memperkecil biaya operasional fasilitas. Kegiatan ini dapat berupa pemasangan peralatan hemat energi pada fasilitas. 3.1.2 Pekerjaan pemeliharaan tak langsung (Indirect maintanance) Pekerjaan pemeliharaan tak langsung adalah merupakan bentuk elemen aktivitas untuk mendukung pekerjaan pemeliharaan langsung, yaitu : a. Identifikasi Pekerjaan Semua kegiatan fisik untuk pemeliharaan fasilitas memerlukan identifikasi pekerjaan agar sesuai dengan tujuan pemeliharaan yang hendak dicapai seperti menentukan kegiatan house keeping, ground keeping, pemeliharaan umum, perbaikan, penggantian suku cadang dan peningkatan. b.Perkiraan Biaya Perkiraan biaya adalah merupakan bagian integral dari seluruh segi penanganan fasilitas. Estimasi biaya mulai dari perencanaan hingga pengembangan anggaran biaya tahunan kegiatan operasional dan pemeliharaan fasilitas perlu dilakukan dan diperlukan untuk memprediksi frekuensi dan jangkauan dari pekerjaan pemeliharaan yang dilaksanakan selama tahun berjalan. c. Pembelian, Pengadaan dan Kontrol Inventaris Pekerjaan pemeliharaan mencakup kesinambungan dari kebutuhan material dan pola pengadaan dalam menunjang pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan fasilitas. Untuk itu diperlukan sistem untuk memperkirakan kebutuhan material, cara memperolah material dan tingkat ketersediaan untuk suatu periode anggaran tertentu.
  • 5. Manajemen Pemeliharaan Fasilitas dalam Pengelolaan Gedung “MEKTEK” TAHUN X NO.1 JANUARI 2008 47 d. Laporan dan Pengendalian Biaya Laporan keuangan diperlukan untuk memberikan gambaran kebutuhan yang akurat atas biaya pemeliharaan yang sedang berlangsung dan baiya masa lalu dari setiap aktivitas pemeliharaan. Setiap tahun perlu melakukan evaluasi antara rencana dan realisasi anggaran biaya pengelolaan fasilitas dan kemudian dicatat sebagai data historis. e. Penjadwalan Pekerjaan pemeliharaan memerlukan perencanaan. Untuk efesiensi dan efektivitas perlu dibuat jadwal kegiatan yang menunjang usaha pemeliharaan fasilitas. f. Menelusuri dan Monitoring Pekerjaan Penelusuran dan monotoring dilakukan terhadap kegiatan pemeliharaan yang sedang berjalan dan yang telah sesuai, untuk menjamin bahwa tidak ada permintaan pekerjaan pemeliharaan yang terlupakan. Sistem penelusuran dan monitoring pekerjaan dapat digunakan untuk mengevaluasi antara rencana dan realisasi pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan fasilitas. g. Historis Fasilitas Untuk memprediksi dan mengatur program pemeliharaan diperlukan pengetahuan yang baik tentang usia ekonomis fasilitas dan komponen fasilitas. Hanya dengan data historis bangunan akan dapat memberikan keputusan yang tepat dalam menyusun tugas pemeliharaan sesuai dengan kebutuhan. Pencatatan yang akurat dari pelaksanaan pembangunan, pemeliharaan preventif, perbaikan, penggantian suku cadang, peningkatan dan modifikasi harus disimpan dengan baik. 3.2 Model manajemen pemeliharaan fasilitas Dalam mengelola fasilitas diperlukan suatu konsep penerapan manajemen pemeliharaan fasilitas yang sistematis dan mudah untuk dilaksanakan. Langkah-langkah yang harus dilakukan yaitu : 3.2.1 Identifikasi Pekerjaan Pemeliharaan Identifikasi pekerjaan pemeliharaan merupakan kegiatan awal dalam menangani pemeliharaan fasilitas. Masukan atas pekerjaan pemeliharaan dapat berasal dari pemakai atau staf pemeliharaan. Semua kegiatan pemeliharaan memerlukan identifikasi sesuai dengan tujuan pemeliharaan yang hendak dicapai. 3.2.2 Pekerjaan Pemeliharaan Terencana Pekerjaan pemeliharaan terencana adalah merupakan kegiatan pemeliharaan fasilitas seperti kegiatan huose keeping, ground keeping, pemeliharaan umum dan preventif. Kegiatan pemeliharaan terencana disusun oleh Manajer Fasilitas (Facilities Manager) dengan menggunakan pengalaman masa lalu. Pekerjaan pemeliharaan terencana merupakan kegiatan pemeliharaan harian. Kegiatan disusun dalam program kerja yang terjadwal. 3.2.3 Pekerjaan Pemeliharaan Tak Terencana Jika seluruh kegiatan pemeliharaan dapat direncanakan sebelumnya, maka ketepatan anggaran biaya akan sangat mudah diperoleh, namun tidak demikian halnya,. Adapula pekerjaan pemeliharaan yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya seperti: kerusakan mendadak, adanya gangguan alam, kegiatan perubahan penyewa setiap saat. Setiap ada pengaduan pemeliharaan yang tak terencana harus dicatat oleh pengelola fasilitas kemudian dievaluasi untuk penanganan. 3.2.4 Program Pemeliharaan Fasilitas Untuk dapat merencanakan anggaran pemeliharaan yang akurat maka pihak Manajer Fasilitas menyusun program kerja dalam kurun waktu setahun, sehingga dapat dengan jelas menetapkan kegiatan pemeliharaan fasilitas. Agar dapat mengantisipasi berbagai permasalahan yang mungkin timbul pada fasilitas maka pihak manajemen pemeliharaan perlu melakukan inspeksi lapangan guna memperoleh data permasalahan lapangan dan digunakan sebagai bahan penyusun program kerja. Dengan data ini maka program pemeliharaan terencana akan semakin lengkap dan pemeliharaan tak terencana akan dapat diperkecil kemungkinan timbulnya., dengan demikian akurasi penyusunan anggaran dapat terjamin. 3.3 Model organisasi pemeliharaan Dalam mengelola fasilitas maka struktur organisasi pemeliharaan harus ditetapkan terlebih dahulu. Lingkup organisasi ini tergantung dari ukuran dan kompleksitas fasilitas yang dikelola, tenaga ahli yang diperlukan untuk mengelola dan cakupan pengendalian fasilitas. Departemen pemeliharaan diorganisir menurut aktivitas pemeliharaan langsung atau tidak langsung. Ukuran setiap sub-divisi dari pekerjaan tergantung dari type dan volume pekerjaan. Dalam
  • 6. 48 menyusun organiasasi pemeliharaan ada beberapa faktor yang mempengaruhinya : a. Ukuran fasilitas yang akan dikelola b. Kompleksitas dari fasilitas c. Tujuan dari pemeliharaan d. Pemahaman tentang manajemen pemeliharaan e. Usia Perusahaan Dengan beberapa faktor tersebut, dapat dibedakan menjadi tiga jenis organisasi pengelolaan fasilitas yaitu : organisasi besar (large organization), organisasi sedang (intermediate organization) dan organisasi kecil (small organization). 3.4 Evaluasi pekerjaan pemeliharaan Evaluasi aktivitas pemeliharaan menyangkut beberapa pertimbangan yaitu : a. Kepantasan : suatu permintaan perbaikan fasilitas untuk memulihkan fungsi fasilitas seperti semula. Pertanyaan yang menyangkut pantas tidaknya dilakukan perbaikan selalu diperlukan. b. Kebutuhan : dalam hal permintaan pemeliharaan dibuat berdasarkan alasan kebutuhan atau keperluan. c. Nilai : setelah menerima permintaan pekerjaan pemeliharaan, estimasi biaya pemeliharaan harus dibuat. Apabila permintaan berupa perbaikan besar atau penggantian akan dipilih maka evaluasi metode present value diperlukan. 3.5 Prioritas pelaksanaan Prioritas pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan memerlukan penilaian lebih lanjut agar diperoleh hasil yang memuaskan. Ada empat klasifikasi prioritas pelaksanaan pemeliharaan yaitu: a. Kondisi darurat: pekerjaan pemeliharaan yang diprioritaskan karena pertimbangan kondisi darurat agar sebuah sistem dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Contoh : pipa air yang bocor b. Urgensi: pekerjaaan pemeliharaan fasilitas yang diprioritaskan karena pertimbangan urgensi. Contoh : tidak berfungsinya alarm kebakaran. c. Prioritas rutin: pekerjaan pemeliharaan yang berdasarkan permintaan yang datang setiap hari sesuai evaluasi yang telah dilakukan. d. Prioritas yang dapat ditunda: pekerjaan pemeliharaan yang dapat ditunda pelaksanaannya karena tidak mempengaruhi operasional fasilitas. Contoh : pengecetan. 4. Kesimpulan Dari studi ini maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu : a. Dalam menangani fasilitas dituntut sistem kerja yang sistematis dan profesional dengan cara memahami Manajemen Pemeliharaan Fasilitas secara benar. b. Diperlukan model siklus tindakan pemeliharaan yang dapat mendukung kualitas sistem pengelolaan fasilitas secara profesional. 5. Daftar Pustaka Alexander, 1996, Facilities Management : Theory & Practice, Chapman & Hall. Christian, J and Amar Pandeya, 1997, Cost Predictions of Facilities, Journal of application of Total Produktivity M aintenance, Prentice Hall. Magee, PE, GH, 1988, Facilities Maintenance Management, R.S Mean Company Inc. Meredith J.R and Samuel J. Mantel, Jr, 1988, Project Management : A Managerial approach, John Weley & Son. Nugraha, P. Natan dan Soetjipto,1986, Manajemen Proyek Konstruksi, Kartika Yudha. White, John R, dan Gray Kevin D, 1996, Shopping Centers and Other Retail Properties : Invesment, Development, Financing and Management, John Weley & Son, Inc.