MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIANASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY“M” DENGAN ASFIKSIA RINGAN DI RUANG PERINATOLOGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAHKABUPATEN MUNA TANGGAL 11 s.d 13 JUNI
Karya tulis ilmiah ini membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada bayi baru lahir bernama Ny. M yang mengalami asfiksia ringan di rumah sakit. Asfiksia merupakan salah satu penyebab utama kematian bayi baru lahir. Karya ini bertujuan mendeskripsikan proses manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada kasus tersebut.
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADABAYINY“H”DENGANBBLR PRE...Warnet Raha
1. Studi kasus ini membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada bayi Ny. H dengan berat lahir rendah prematur dan ikterus neonatorum di RSUD Kabupaten Muna selama 4 hari.
Dokumen tersebut membahas tentang gambaran karakteristik ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2013 sampai 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum berdasarkan gravida, umur, dan pekerjaan melalui pengumpulan data secara retrospektif."
Kti sri wahyu ningsih akbid paramata rahaWarnet Raha
Karya tulis ilmiah ini membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada bayi Ny. "W" dengan asfiksia sedang di bidan praktek swasta Kabupaten Muna. Tujuannya adalah melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi tersebut dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah Varney dan pendokumentasian. Hasilnya adalah setelah diberikan asuhan selama 3 hari, kondisi asfiksia bayi d
Karya tulis ilmiah ini membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada bayi Ny. I usia 3 hari dengan diagnosis sepsis neonatorum di RSUD Kabupaten Muna selama 12-14 Mei 2015. Dokumen ini menjelaskan latar belakang, tujuan, metode studi kasus, hasil observasi dan evaluasi, serta kesimpulan dan saran.
Karya tulis ilmiah ini membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada bayi Ny. "H" dengan berat badan lahir rendah di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna selama 3 hari. Tujuannya adalah meningkatkan pengetahuan tentang perawatan bayi berat badan lahir rendah.
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADABAYINY“H”DENGANBBLR PRE...Warnet Raha
1. Studi kasus ini membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada bayi Ny. H dengan berat lahir rendah prematur dan ikterus neonatorum di RSUD Kabupaten Muna selama 4 hari.
Dokumen tersebut membahas tentang gambaran karakteristik ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2013 sampai 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi ibu hamil dengan hyperemesis gravidarum berdasarkan gravida, umur, dan pekerjaan melalui pengumpulan data secara retrospektif."
Kti sri wahyu ningsih akbid paramata rahaWarnet Raha
Karya tulis ilmiah ini membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada bayi Ny. "W" dengan asfiksia sedang di bidan praktek swasta Kabupaten Muna. Tujuannya adalah melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi tersebut dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan 7 langkah Varney dan pendokumentasian. Hasilnya adalah setelah diberikan asuhan selama 3 hari, kondisi asfiksia bayi d
Karya tulis ilmiah ini membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada bayi Ny. I usia 3 hari dengan diagnosis sepsis neonatorum di RSUD Kabupaten Muna selama 12-14 Mei 2015. Dokumen ini menjelaskan latar belakang, tujuan, metode studi kasus, hasil observasi dan evaluasi, serta kesimpulan dan saran.
Karya tulis ilmiah ini membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada bayi Ny. "H" dengan berat badan lahir rendah di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna selama 3 hari. Tujuannya adalah meningkatkan pengetahuan tentang perawatan bayi berat badan lahir rendah.
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...Warnet Raha
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada bayi Ny. I usia 3 hari dengan diagnosis sepsis neonatorum di RSUD Kabupaten Muna. Dibahas mengenai latar belakang angka kematian bayi akibat sepsis neonatorum, penanganan, dan pendokumentasian asuhan yang diberikan.
Studi kasus ini membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan intranatal pada seorang ibu bersalin bernama NY "Y" dengan diagnosis anemia sedang di BPS Arafat Tampo Kabupaten Muna pada tanggal 4 April 2015. Tujuannya adalah untuk mengetahui pelaksanaan manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan intranatal pada ibu hamil dengan diagnosis anemia sedang.
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. ”I” DENGAN BAYI...Warnet Raha
Karya tulis ilmiah ini membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada bayi Ny. I yang berat lahir rendah di Ruang Teratai Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna. Bayi berat lahir rendah memiliki risiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan bayi normal. Penulis menggunakan studi kasus dan telaah pustaka untuk menganalisis asuhan yang diberikan. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa asuhan yang diberikan telah
Dokumen tersebut merupakan karya tulis ilmiah tentang manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada bayi Ny. M berusia 3 hari dengan diagnosis infeksi tali pusat di Puskesmas Parigi, Muna. Karya tulis ini membahas latar belakang masalah, tujuan studi, metode yang digunakan, hasil studi kasus yang menunjukkan kondisi bayi membaik setelah menerima asuhan, serta kesimpulan dan saran.
Karya tulis ilmiah ini membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia berat. Anemia merupakan masalah kesehatan penting karena berkontribusi besar pada kematian ibu. Studi kasus dilakukan pada ibu bernama N di BPS Arafat selama 9-29 April 2015. Tujuan studi ini adalah untuk menerapkan manajemen kebidanan yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi asu
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY R DENGAN M...Warnet Raha
1. Studi kasus ini membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan makrosomia.
2. Mortalitas ibu dan bayi masih menjadi masalah besar di Indonesia yang disebabkan oleh berbagai faktor termasuk asfiksia akibat distosia bahu pada bayi makrosomia.
3. Studi ini bertujuan untuk mengulas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada kasus persalinan dengan makrosomia.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada bayi Ny. R dengan asfiksia sedang di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna. Asuhan yang diberikan meliputi pengkajian, identifikasi masalah, rencana asuhan, implementasi, evaluasi, dan pendokumentasian selama 3 hari perawatan. Hasilnya adalah kondisi asfiksia bayi dapat teratasi dan keadaannya membaik.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan masalah bendungan ASI. Ibu nifas bernama Ny. M dirawat di Puskesmas Kabawo selama 4 hari mulai 25-28 April 2015. Dokumen ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan DIII Kebidanan.
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...Warnet Raha
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI DENGAN SEPSIS NEONATORUM
DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MUNA
TANGGAL 12 S.D 14 MEI 2015
Karya Tulis
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...Warnet Raha
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada bayi Ny. I usia 3 hari dengan diagnosis sepsis neonatorum di RSUD Kabupaten Muna. Dibahas mengenai latar belakang angka kematian bayi akibat sepsis neonatorum, penanganan, dan pendokumentasian asuhan yang diberikan.
Studi kasus ini membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan intranatal pada seorang ibu bersalin bernama NY "Y" dengan diagnosis anemia sedang di BPS Arafat Tampo Kabupaten Muna pada tanggal 4 April 2015. Tujuannya adalah untuk mengetahui pelaksanaan manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan intranatal pada ibu hamil dengan diagnosis anemia sedang.
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. ”I” DENGAN BAYI...Warnet Raha
Karya tulis ilmiah ini membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada bayi Ny. I yang berat lahir rendah di Ruang Teratai Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna. Bayi berat lahir rendah memiliki risiko kematian yang lebih tinggi dibandingkan bayi normal. Penulis menggunakan studi kasus dan telaah pustaka untuk menganalisis asuhan yang diberikan. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa asuhan yang diberikan telah
Dokumen tersebut merupakan karya tulis ilmiah tentang manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada bayi Ny. M berusia 3 hari dengan diagnosis infeksi tali pusat di Puskesmas Parigi, Muna. Karya tulis ini membahas latar belakang masalah, tujuan studi, metode yang digunakan, hasil studi kasus yang menunjukkan kondisi bayi membaik setelah menerima asuhan, serta kesimpulan dan saran.
Karya tulis ilmiah ini membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia berat. Anemia merupakan masalah kesehatan penting karena berkontribusi besar pada kematian ibu. Studi kasus dilakukan pada ibu bernama N di BPS Arafat selama 9-29 April 2015. Tujuan studi ini adalah untuk menerapkan manajemen kebidanan yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi asu
Similar to MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIANASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY“M” DENGAN ASFIKSIA RINGAN DI RUANG PERINATOLOGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAHKABUPATEN MUNA TANGGAL 11 s.d 13 JUNI
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY R DENGAN M...Warnet Raha
1. Studi kasus ini membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada ibu bersalin dengan makrosomia.
2. Mortalitas ibu dan bayi masih menjadi masalah besar di Indonesia yang disebabkan oleh berbagai faktor termasuk asfiksia akibat distosia bahu pada bayi makrosomia.
3. Studi ini bertujuan untuk mengulas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada kasus persalinan dengan makrosomia.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada bayi Ny. R dengan asfiksia sedang di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna. Asuhan yang diberikan meliputi pengkajian, identifikasi masalah, rencana asuhan, implementasi, evaluasi, dan pendokumentasian selama 3 hari perawatan. Hasilnya adalah kondisi asfiksia bayi dapat teratasi dan keadaannya membaik.
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan masalah bendungan ASI. Ibu nifas bernama Ny. M dirawat di Puskesmas Kabawo selama 4 hari mulai 25-28 April 2015. Dokumen ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan DIII Kebidanan.
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI D...Warnet Raha
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI Ny. I USIA 3 HARI DENGAN SEPSIS NEONATORUM
DI RUANG TERATAI RSUD KABUPATEN MUNA
TANGGAL 12 S.D 14 MEI 2015
Karya Tulis
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PADA NY”Y” DENGAN ...Warnet Raha
Studi kasus ini membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan intranatal pada seorang ibu bersalin bernama NY "Y" dengan diagnosis anemia sedang di BPS Arafat Tampo Kabupaten Muna pada tanggal 4 April 2015. Tujuannya adalah untuk mengetahui pelaksanaan manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan intranatal pada ibu hamil dengan diagnosis anemia sedang.
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY. “L” DENGAN...Warnet Raha
Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Ibu Nifas pada Ny. L dengan Mastitis di Wilayah Puskesmas Wakumoro Kab. Muna 2015. Studi kasus ini mengkaji manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan ibu nifas Ny. L yang mengalami mastitis. Tujuannya adalah terlaksananya manajemen dan pendokumentasian asuhan menurut Helen Varney. Metode studi kasus, dokumentasi, dan diskusi digunakan. Hasilnya adalah setel
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN RESPIRATORYDISTRESS OF NEWBORN(...Warnet Raha
Karya tulis ini membahas faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Respiratory Distress of Newborn (RDN) pada neonatus di RSUD Kabupaten Muna tahun 2015. Penelitian menemukan bahwa usia gestasi prematur, persalinan secara sesar, berat badan lahir rendah, asfiksia, dan jenis kelamin laki-laki berhubungan dengan kejadian RDN.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN RESPIRATORYDISTRESS OF NEWBORN(...Warnet Raha
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGANKEJADIAN
RESPIRATORYDISTRESS OF NEWBORN(RDN) PADA NEONATUS
DI RUANG PERINATLOGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN MUNA TAHUN 2015
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY “Y” ASFIKS...Warnet Raha
Telaah ini membahas manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan pada bayi baru lahir Ny. Y yang mengalami asfiksia berat di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna. Tujuannya adalah untuk melaksanakan asuhan kebidanan pada kasus tersebut. Hasil evaluasi menunjukkan kondisi umum bayi baik dan tanda-tanda vital dalam batas normal. Berdasarkan latar belakang, asfiksia merupakan penyebab utama kematian
Karya tulis ilmiah ini membahas identifikasi faktor risiko ibu hamil yang mengalami preeklamsia di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014-2015. Preeklamsia merupakan salah satu penyebab kematian ibu di Indonesia. Penelitian ini menemukan bahwa penderita preeklamsia paling banyak ditemukan pada ibu dengan umur <20 dan >35 tahun sebesar 29%, gravida 1 sebesar 33%, dan penyebab faktor
Karya tulis ilmiah ini membahas identifikasi faktor risiko ibu hamil yang mengalami preeklamsia di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tahun 2014-2015. Preeklamsia merupakan salah satu penyebab kematian ibu di Indonesia. Penelitian ini menganalisis 45 kasus preeklamsia dari total 919 ibu hamil. Hasilnya menunjukkan faktor risiko utama adalah umur <20 dan >35 tahun (29%), gravida pertama (33%),
Similar to MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIANASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY“M” DENGAN ASFIKSIA RINGAN DI RUANG PERINATOLOGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAHKABUPATEN MUNA TANGGAL 11 s.d 13 JUNI (20)
Dokumen tersebut menjelaskan berbagai alat musik tradisional Indonesia beserta asal daerah dan cara memainkannya. Terdapat 20 alat musik yang dijelaskan masing-masing memiliki jenis bunyi yang berbeda seperti aerofon, membranofon, kordofon, dan ideofon. Alat-alat musik tersebut berasal dari berbagai provinsi di Indonesia.
Cerita ini menceritakan tentang Hang Tuah, seorang pemuda yang membela diri dari pemberontak dengan kapaknya. Ia kemudian menjadi pahlawan setelah membunuh pemberontak tersebut. Namun Tumenggung dan pegawai lain merasa iri dan menghasut raja dengan mengatakan Hang Tuah berkhianat. Akhirnya Hang Tuah diusir dari istana.
This document outlines the family tree of Drs. H.M Gaffar Hamid. It details his ancestors and their marriages which produced children. Specifically, it notes that:
1) P. Beddu married P. Nini and they had a son named Dupa
2) Dupa first married M. Said and they had a daughter named Habasiah
3) Dupa second married H. M. Said and they had a son named H. M. Sanusi Said
4) The Supreme Court ruled in 1983 that Habasiah Hamid and H. M. Sanusi Said were the rightful heirs in the inheritance case.
Makalah ini membahas tentang haji dan umrah dengan menjelaskan pengertian, syarat, rukun, dan tahapan pelaksanaan masing-masing ibadah. Haji merupakan salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan sekali seumur hidup, sedangkan umrah adalah ibadah sunnah. Kedua ibadah tersebut memerlukan pemenuhan syarat-syarat dan pelaksanaan rukun-rukun tertentu agar sah.
Manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada ny. “w”Warnet Raha
Dokumen ini berisi tentang manajemen asuhan kebidanan ibu nifas pada Ny. "W" di RSUD Kabupaten Muna. Ibu melahirkan anak ketiga pada tanggal 21 Februari 2017. Pemeriksaan menunjukkan ibu dalam kondisi baik namun mengeluhkan nyeri perut bagian bawah. Diagnosa yang ditegakkan adalah post partum hari pertama dengan masalah nyeri perut bagian bawah. Rencana asuhan dirancang untuk memastikan ke
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Pendidikan inklusif merupakan sistem pendidikan yang
memberikan akses kepada semua peserta didik yang
memiliki kelainan, bakat istimewa,maupun potensi tertentu
untuk mengikuti pendidikan maupun pembelajaran dalam
satu lingkungan pendidikan yang sama dengan peserta didik
umumlainya
Materi ini membahas tentang defenisi dan Usia Anak di Indonesia serta hubungannya dengan risiko terpapar kekerasan. Dalam modul ini, akan diuraikan berbagai bentuk kekerasan yang dapat dialami anak-anak, seperti kekerasan fisik, emosional, seksual, dan penelantaran.
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIANASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY“M” DENGAN ASFIKSIA RINGAN DI RUANG PERINATOLOGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAHKABUPATEN MUNA TANGGAL 11 s.d 13 JUNI
1. iv
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIANASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI NY“M” DENGAN ASFIKSIA RINGAN DI RUANG
PERINATOLOGI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAHKABUPATEN MUNA
TANGGAL 11 s.d 13 JUNI
Karya Tulis Ilmiah
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Pendidikandi Akademi
Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Oleh :
FITALIA RATNASARI
2011.1B.0011
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
2014
2. iv
LEMBAR PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
ManajemendanPendokumentasianAsuhan Kebidanan pada Bayi
Ny “M” denganAsfiksia Ringan di Ruang Perinatologi
RumahSakitUmum Daerah Kabupaten Muna
Tanggal 11 s.d 13 Juni2014
Telah disetujui untuk diseminarkan di hadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah
Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Raha, September
2014
Pembimbing I Pembimbing II
Wa Ode Emy Zulhaedah, S.ST Widarni, S.KM
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes.
3. iv
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa dan disahkan oleh Tim Penguji Karya Tulis
Ilmiah Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna
Tim Penguji
1. Sitti Dhia UlHaq, SST (............................................)
2. Wa Ode Emy Zulhaedah, SST (............................................)
3. Widarni, SKM (...........................................)
Raha, September 2014
Pembimbing I Pembimbing II
Wa Ode Emy Zulhaedah, S.ST Widarni, S.KM
Mengetahui,
Direktur Akbid Paramata Raha
Kabupaten Muna
Rosminah Mansyarif, S.Si.T., M.Kes.
4. iv
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama :Fitalia Ratnasari
2. Tempat/ tanggal lahir : Mekar Jaya, 27 Februari 1993
3. Agama : Islam.
4. Suku/Kebangsaan : Jawa /Indonesia.
5. Alamat : Desa Mekar Jaya. Kec. Tiworo Tengah
B. Identitas Orang Tua
1. Nama Ayah/Ibu : Haryono Budi / Siti Juariyah
2. Pekerjaan : Wiraswasta / Wiraswasta
3. Alamat : Desa Mekar Jaya Kec. Tiworo Tengah
C. Pendidikan :
1. SD Negeri 16 Tikep Lulus Tahun 2005.
2. SMP Negeri 2 Tikep LulusTahun 2008.
3. SMANegeri 2 Raha Lulus Tahun 2011.
4. Sejak tahun 2011 mengikuti pendidikan diprogram Studi DIII Kebidanan
Paramata Raha Kabupaten Muna sampai sekarang
5. iv
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada program studi
DIII kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna dengan judul : “Manajemen
Asuhan Kebidanan PadaBayi Ny ”M” Dengan Asfiksia Ringan di Ruang
Perinatologi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna2014”
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Alamiah ini masih
jauh dari kesempurnaan. Olehnya itu penulis banyakmendapatkanbantuan dan
bimbingan dari Ibu Wa Ode Emy Zulhaedah, S.ST selaku Pembimbing I
Widarni, SKM., selaku Pembimbing II yang telah banyak membantu, dan
meluangkan waktunya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.penulis
mengharapkan masukan berupa saran dan kritikan yang sifatnya membangun
guna penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.
Untuk itu melalui kesempatan ini, penulis mengucapkan rasa hormat serta
terima kasih dan penghargaaan yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak La Ode Muhlisi, A.Kep.,M.Kes. selaku Ketua Yayasan Akademi
Kebidanan Paramata Raha, Kabupaten Muna
2. Ibu Rosminah Mansyarif, S.Si.T.,M.kes., selaku direktur Akademi
Kebidanan Paramata Raha, Kabupaten Muna
3. Ibu SittiDhia Ul Haq, S.ST selaku penguji yang telah memberikan masukan
saran dan kritik dalam ujian studi kasus ini.
4. Segenap Dosen dan Staf Program Studi DIII Kebidanan Paramata Raha,
Kabupaten Muna yang telah memberikan bekal ilmu dan pengetahuan
selama penulis mengikuti pendidikan.
5. Kepada bidan Azizah, Amd.Keb, yang telah memberikan izin kepada
penulis untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. iv
6. Kepada kedua orang tuaku yang tercinta, ayahanda Haryono.B dan Ibuku
Siti Juariyah yang telah memberikan dukungan hingga terselesainya studi
kasus ini
7. Seluruh sahabatku tercinta Sri Astuti, Astuti, Ekawati dan seseorang yang
tersayang yang telah memotivasi dan mendukung saya agar selalu optimis.
8. Seluruh rekan-rekan seperjuangan mahasiswi Akademi Kebidanan Paramata
Raha Kabupaten Muna angkatan tahun 2011.
Setiap orang selalu berusaha untuk mempersembahkan sebuah karya yang
baik termasuk penulisan, namun patut disadari sepenuhnya studi kasus ini belum
sempurna baik isi maupun sistematika penulisan. Oleh karena itu, segala usul,
saran, komentarserta kritikan yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan
dan akan diterima dengan senang hati
Akhir kata semoga Karya tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
pengembangan ilmu kebidanan dan semoga Allah SWT senantiasa memberikan
rahmat dan petunjuk dalam pemanfaatan karya tulis ilmiah ini. Amin....
Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Raha, September 2014
Penulis
7. iv
INTISARI
Fitalia Ratnasari (2011.IB.0011) “Manajemen Dan Pendokumentasian
Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny “M” dengan Asfiksia Ringan di Ruang
Perinatologi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014 di
bawah bimbingan Wa Ode Emy Zulhaedah,SST danWidarni, SKM
Latar Belakang:Kematian perinatal terbanyak disebabkan oleh asfiksia.
Berdasarkan data dari Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna sejak mulai
di bukanya ruang teratai pada 20013 - 2014 jumlah bayi yang mengalami asfiksia
76 orang dan dari 18 jumlah kematian bayi yang ada,6 diantaranya disebabkan
oleh Asfiksia
Metode Telaah:Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini metode yang digunakan
adalah sebagai berikut: studi kepustakaan dan studi kasus
Studi Kasus: Pada Bab ini akan diuraikan tentang Manajemen Dan
Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny “M” dengan Asfiksia
Ringan Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014penerapan
yang di awali dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi.
Kesimpulan :Setelah melakukan “Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir yaitu
By. Ny. M Umur 0 Hari dengan Asfiksia Ringan di Ruang bayi RSUD Kab. Muna
Tahun 2014”. Maka penulis dapat menyimpulkan kasus tersebut ada sebagian
terjadi kesenjangan antara teori dengan kasus nyata Bayi Ny “M”
Kata Kunci : Bayi Baru Lahir dan Asfiksia Ringan.
Daftar Pustaka :15 (2007-2013).
8. iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul...................................................................... ....................... i
Lembar Persetujuan.......................................................................... ........... ii
Lembar pengesahan.......................................................................... ........... iii
Riwayat Hidup.......................................................................................... iv
Kata Pengantar................................................................................. ........... v
Intisari....................................................................................................... vii
Daftar Isi........................................................................................... ........... viii
Daftar Tabel.............................................................................................. x
BABI Pendahuluan...................................................................... ........... 1
A. Latar Belakang.................................................................... ........... 1
B. Ruang Lingkup Pembahasan............................................... ........... 5
C. Tujuan Telaah...................................................................... ........... 5
D. Manfaat telaah..................................................................... ........... 6
E. Metode Telaah............................................................................. 7
F. Sisitematika Penulisan................................................................. 8
BAB II Tinjauan Pustaka.............................................................. ........... 10
A. Telaah Pustaka.................................................................... ........... 10
1. Bayi baru lahir.............................................................. ........... 10
2. Tinjauan umum tentang asfiksia.................................. ........... 12
B. Konsep Manajemen Kebidanan................................................... 29
1. Pengertian............................................................................. 29
2. Langkah-Langkah Manajemen.................................. ........... 29
3. Pendokumentasian.............................................................. 31
BAB III Studi Kasus....................................................................... ........... 34
A. Pengumpulan Data Dasar................................................. ........... 34
B. Identifikasi Diagnosa Dan Masalah Aktual............................... 38
C. Identifikasi Diagnosa Dan Masalah Potensial.................. ........... 40
D. Menilai Perlunya Intervensi Segera, Konsultasi Dan Kolaborasi 40
E. Perencanaan Asuhan Kebidanan...................................... ............40
F. Implementasi.................................................................... ........... 43
9. iv
G. Evaluasi Keefektifan Asuhan............................................ ........... 46
H. Pendokumentasian.............................................................. ........... 47
I. Catatan perkembanagan............................................................... 55
Bab IV Pembahasan...................................................................... ........... 58
A. Langkah I Pengkajian Data Dasar.............................................. 59
B. Langkah II Merumuskan Diagnosa / Masalah Aktual................ 60
C. Langkah III Antisipasi Diagnosa / Masalah Potensial................. 60
D. Langkah IV Tindakan Segera Dan Kolaborasi............................ 61
E. Langkah VI Menyusun Rencana Asuhan Kebidanan.................. 62
F. Langkah VI Pelaksanaan Asuhan Kebidanan.............................. 62
G. Langkahvii Evaluasi Asuhan Kebidanan ................................... 63
Bab V Kesimpulan Dan Saran................................................................. 64
A. Kesimpulan.......................................................................... ........... 64
B. Saran.................................................................................... ........... 65
Daftar Pustaka................................................................................ ........... 67
Lampiran-Lampiran
10. iv
DAFTAR TABEL
Tabel.1 Nilai Apgar skore ...........................................................................18
11. iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umurkehamilan
lebih dari atau sampai dengan 37 minggu dengan berat lahir 2500-4000 gram.Pada
waktu kelahiran, sejumlah adaptasi psikologik mulai terjadi padatubuh bayi baru
lahir, karena perubahan dramatis ini, bayi memerlukan pemantauan ketat untuk
menentukan bagaimana ia membuat suatu transisi yang baik terhadap
kehidupannya diluar uterus. Bayi baru lahir juga membutuhkan perawatan yang
dapat meningkatkan kesempatan menjalani masa transisi dengan berhasil. Tujuan
Asuhan Kebidanan yang lebih luas selama masa ini, adalah memberikan
perawatan komprehensif kepada bayi baru lahir pada saat ia dalam ruang rawat,
untuk mengajarkan orang tua bagaimana merawat bayi mereka, dan untuk
memberi motivasi terhadap upaya pasangan menjadi orang tua, sehingga orang
tua percaya diri dan mantap ( Ladewig. 2006).
Setiap bayi baru lahir selalu mengalami keadaan hipoksia, dan karena
hipoksia itu akan merangsang bayi untuk berusaha bernapas. Tetapi bila bayi tidak
menunjukkan usaha bernapas hipoksia itu berlanjut sampai ke keadaan yang
parah.hipoksia janin mengakibatkan metabolisme anaerob sehingga terjadi
akumulasi asam laktat, hal itu akan membuat bayi mengalami asidosis yang akan
berakibat pada asfiksia ( Fauzian,2013).
Penyebab asfiksia dapat berasal dari faktor ibu, janin dan plasenta. Adanya
hipoksia dan iskemia jaringan menyebabkan perubahan fungsional dan biokimia
12. iv
pada janin. Faktor ini yang berperan pada kejadian asfiksia. Pernafasan
spontan bayi baru lahir tergantung pada kondisi janin pada masa kehamilan dan
persalinan. Bila terdapat gangguan pertukaran gas atau pengangkutan O2 selama
kehamilan atau persalinan akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini
akanmempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan
kematian(Erna,2013).
Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator dalammenentukan
derajat kesehatan anak. Setiap tahun kematian bayi baru lahiratau neonatal
mencapai 37% dari semua kematian pada anak balita. Setiaphari 8.000 bayi baru
lahir di dunia meninggal dari penyebab yang tidakdapat dicegah. Mayoritas dari
semua kematian bayi, sekitar 75% terjadipada minggu pertama kehidupan dan
antara 25% sampai 45% kematiantersebut terjadi dalam 24 jam pertama
kehidupan seorang bayi. Penyebabutama kematian bayi baru lahir atau neonatal di
dunia antara lain bayi lahir prematur 29%, sepsis dan pneumonia 25% dan 23%
merupakan bayi lahirdengan Asfiksia dan trauma. Asfiksia menempati peyebab
kematianbayi ke 3 di dunia dalam periode awal kehidupan.(WHO,2014).
Menurut Laporan dari organisasi kesehatan dunia (WHO) bahwa setiap
tahunnya, kira-kira 3% (3,6 juta) dari 120 juta bayi lahir mengalami asfiksia,
hampir 1 juta bayi ini kemudian meninggal. Di Indonesia, dari seluruh kematian
bayi, sebanyak 57% meninggal pada masa BBL (usia dibawah 1 bulan)
disebabkan oleh asfiksia. Setiap 6 menit terdapat satu BBL yang meninggal.
(JNPK-KR 2008). Pada tahun 2011, jumlah angka kematian bayi baru lahir
(neonatal) di negara-negara ASEAN di Indonesia mencapai 31 per 1000 kelahiran
13. iv
hidup. Angka itu 5,2 kali lebih tinggi dibandingkan malaysia. Juga, 1,2 kali lebih
tinggi dibangdingkan Filipina dan 2,4 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan
Thailand. Karena itu masalah ini harus menjadi perhatian serius.
Angka Kematian Bayi di indonesia (AKB) masih sangat tinggi. Menurut
Survei Demografi Dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, sekitar 146.000
bayi usia 0-1 tahun dan 86.000 bayi baru lahir (0-28 hari) meninggal setiap tahun
di Indonesia. Angka kematian bayi adalah 43 per 1000 kelahiran hidup. Penyebab
kematian bayi baru lahir adalah bayi berat lahir rendah (BBLR), sebanyak 226
bayi (36%), cacat bawaan sebanyak 210 bayi (33%), kekurangan oksigen
(Asfiksia) sebanyak 199 bayi (31%), sedangkan penyebab lain kematian bayi baru
lahir adalah sepsis (infeksi sistemik), kelainan bawaan dan trauma persalinan
(Depkes RI. 2010). Sasaran Milleniument Development Goals (MDGs) Angka
Kematian Bayi (AKB) turun menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup pada tahun
2015. Untuk mencapai target tersebut perlu upaya percepatan yang lebih besar dan
kerja sama antara tenaga kesehatan (Depkes RI : 2010).
Jumlah kematian bayi di Sulawesi Tenggara tahun 2010–2012 cenderung
berfluktuasi. Pada tahun 2010 jumlah kematian bayi 587, tertinggi terjadi di
Kabupaten Muna 79%, menyusul Kabupaten Kolaka 67% dan Konawe Selatan
59%. Tahun 2011 jumlahkematian bayi mengalami peningkatan yang cukup
tinggi yaitu mencapai jumlah 1.166kematian bayi.Kematian Bayi yang tertinggi
pada tahun 2011 terdapat di Kabupaten Muna sebanyak 97%, disusul kabupaten
Buton 72% dan Kabupaten Konawe Selatan 67%.Di Tahun 2012 jumlah kematian
bayi mengalami penurunan yang cukup signifikan yaitu 693 bayi jumlah tertinggi
14. iv
masih terjadi di Kabupaten Muna 17% bayi dan menyusul Buton 14%. bayi dan
Bombana 8%. Kematian neonatal terbesar disebabkan oleh sebab lain-
lainsebanyak 244 orang, BBLR 49% orang, asfiksia 36%, sepsis 9 orang dan
tetanus 4%,dengan demikian total kematian neonatal tahun 2012 adalah 484
orang, hal inimenunjukkan masa neonatal merupakan resiko kematian bayi yang
paling tinggi, yaitu 484kematian dari 693 bayi.
Kejadian kematian bayi dapat bermula dari masa kehamilan 28 minggu
sampai harike-7 setelah persalinan (masa perinatal), pada umumnya disebabkan
oleh TetanusNeonatorum, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan penyebab lain
seperti pertumbuhanjanin yang lambat, kekurangan gizi pada janin,
kurangnyaoksigen dalam rahim (hipoksiaintrauterus) dan kegagalan nafas secara
spontan saat lahir atau beberapa saat setelah lahir (asfiksia lahir) (Profil Kesehatan
Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2012).
Berbagai upaya yang aman dan efektif untuk mencegah dan mengatasi
penyebab utama kematian BBL adalah pelayanan antenatal yang berkualitas,
asuhan persalinan normal/dasar dan pelayanan kesehatan neonatal oleh tenaga
professional. Untuk menurunkan kematian BBL karena asfiksia, persalinan harus
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan dan keterampilan
manajemen asfiksia pada bayi baru lahir. Kemampuan dan keterampilan ini
digunakan setiap kali menolong persalinan (JNPK-KR, 2008 : 145).
Berdasarakan data dari Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna
sejak mulai di bukannya ruang teratai atau kamar bayi pada tahun 2013 jumlah
bayi yang mengalami asfiksia 4 orang dan memasuki tahun 2014 dari januari
15. iv
sampai Mei 72 orang jadi total semua kejadian asfiksia dari November 2013
sampai Mei 2014 adalah 76 orang. Dan dari 18 jumlah kematian bayi yang ada, 6
diantaranya disebabkan oleh asfiksia (Catatan Rekam Medik Rumah Sakit Umum
Daerah Kapaten Muna).
Dengan melihat masih tingginya angka kematian bayi akibat asfiksia, serta
didukung dari hasil studi pendahuluan di atas maka penulis tertarik untuk
mengambil kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan pada By”M” dengan Asfiksia
Ringan di Rumah Sakit Umum DaerahKabupaten Muna tahun 2014”.
B. Ruang Lingkup Pembahasan
Bahan studi kasus ini menggunakan pendekatan bagaimana menerapkan
Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan PadaBayi Ny ”M” Dengan
Asfiksia Ringandi Ruang Perinatologi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Muna tanggal 11 s.d 13 Juni tahun2014”
C. Tujuan telaah
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Bayi”M”dengan
AsfiksiaRingan di Rumah Sakit Umum DaerahKabupaten Muna yang
dilaksanakan tanggal 11s.d 13 Juni 2014 dengan menggunakan 7 langkah
Varney dan pendokumentasian.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melaksanakan pengkajian dan analisisa data dasar pada
bayiNy.“M“denganAsfiksia Ringan di Ruang Perinatologi Rumah Sakit
16. iv
Umum Daerah Kabupaten Muna yang dilaksanakan tanggal 11s.d 13 Juni
2014.
b. Dapat merumuskan danmenegakkan diagnosa / masalah aktual pada bayi
Ny.“M“dengan Asfiksia Ringan di Ruang Perinatologi Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Muna yang dilaksanakan tanggal 11s.d 13Juni
2014.
c. Dapat merumuskan dan menegakkan diagnosa / masalah potensial pada
bayiNy.”M“dengan Asfiksia Ringandi Ruang Perinatologi Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Muna yang dilaksanakan tanggal 11 s.d 13Juni
2014.
d. Dapat mmelaksanakan tindakan segera dan kolaborasi guna pemecahan
masalah pada bayi Ny.“M“dengan Asfiksia Ringan di Ruang Perinatologi
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna yang dilaksanakan tanggal
11s.d 13 Juni 2014.
e. Dapat merencanakan tindakanAsuhan Kebidanan Pada Bayi Ny.“M”
dengan Asfiksia Ringan di Ruang Perinatologi Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Munatanggal 11s.d 13 Juni 2014.
f. Dapat melaksanankan tindakan Asuhan Kebidanan Pada
BayiNy.”M“dengan Asfiksia Ringan di Ruang Perinatologi Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Muna yang dilaksanakan tanggal 11s.d 13
Juni 2014.
g. Dapat mengevaluasi hasil Asuhan Kebidanan yang telah dilaksanakan
pada bayi Ny.“M“dengan Asfiksia Ringan di Ruang Perinatologi Rumah
17. iv
Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna yang dilaksanakan tanggal 11 s.d
13Juni 2014.
h. Dapat mendokumentasikan semua temuan Asuhan Kebidanan yang telah
dilaksanakan pada bayi”M“dengan Asfiksia Ringan di Ruang
Perinatologi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna yang
dilaksanakan tanggal 11 s.d 13Juni 2014.
D. Manfaat telaah
1. Manfaat Praktis
Sebagai salah satu sumber informasi bagi penentu kebijakan dan pelaksanaan
program baik pihak Rumah sakit Umum Daerah Kabupaten Muna dalam
menyusun perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program sebagai upaya
pencegahan atau penanganan asfiksia.
2. Manfaat Ilmiah
Diharapkan hasil penulisan ini dapat menjadi sumber informasi dan
memperkaya khasanah ilmu pengetahuan dan bahan acuan bagi penulis
selanjutnya.
3. Manfaat Bagi Institusi
Sebagai bahan masukan atau pertimbangan bagi rekan-rekan mahasiswa
Diploma III Kebidanan Paramata Raha, dalam pelaksanaan asuhan kebidanan.
4. Manfaat Bagi Penulis.
Sebagai salah satu syarat untuk menyelsaikan pendidikan pada Akademi
Kebidanan Paramata Raha dan juga merupakan pengalaman berharga karena
18. iv
dapat membuka cakrawala baru dan pengembangan diri, khususnya yang
dibidang penelitian dan juga pengetahuan tentang bayi baru lahir yang benar
dan sesuai
5. Metode telaah
Dalam penulisan Studi Kasus ini metode yang digunakan adalah sebagai berikut
1. Studi kepustakaan.
Penulis mempelajari berbagai literatur – literatur yang relevan dengan masalah
asfiksia yang di akses dari internet,dari jurnal dan dari hasil penelitian sebagai
dasar teoritis yang digunakan dalam pembahasan studi kasus ini.
2. Studi kasus
Melaksanakan studi kasus dengan menggunakan pendekatan pemecahan
masalah dalam asuhan kebidanan yangmeliputi : pengkajian dan analisa data,
merumuskan diagnosis / masalah aktual dan potensial, melaksanakan tindakan
segera dan kolaborasi, menyusun rencana tindakan, melaksanakan tindakan dan
mengevaluasi asuhan kebidanan serta mendokumentasikan dengan metode
Subyektif Obyektif Assesment dan Planning(SOAP).Tehnik pengumpulan data
dilakukan dengan cara :
a. Anamnese
Penulis melakukan wawancara dengan klien dan keluarganya guna
mendapatkan keterangan / informasi yang diperlukan untuk memberikan
acuhan kebidanan pada klien tersebut.
19. iv
b. Observasi
Dilakukan dengan melihat dan mengamati langsung keadaan dan pola
hidup klien dengan cermat secara fisik dan keluarga.
c. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan dilakukan secara sistematis mulai dari kepala hingga kaki
yang meliputi pemeriksaan secara inspeksi, palpasi dan auskultasi.
d. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang tidak dilakukan
e. Studi Dokumentasi
Studi ini dilakukan dengan mempelajari status kesehatan klien yang
bersumber dari catatan dokter, bidan maupun sumber lain yang
menunjang yaitu hasil pemeriksaan diagnostik
f. Diskusi
Penulis mengadakan tanya jawab dengan tenaga kesehatan yaitu bidan
yang menangani langsung klien tersebut serta berdiskusi dengan dosen
pembimbing Studi Kasus.
6. Sistematika Penulisan
Untuk lebih memudahkan pemahaman dalam penulisan studi kasus ini,
maka penulis menyusun secara sistematika yang terdiri dari :
BAB I. PENDAHULUAN yang tediri dari latar Belakang, ruang Lingkup
Pembahasan, tujuan telaah tebagi mnjadi dua yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus, manfaat telaah, metode telaah dan sistematika penulisan
20. iv
BAB II. TINJAUAN PUSTAKAyang terdiri dari telaah pustakadan konsep
manajemen kebidanan yaitu pengertian, pedoman penerapan, langkah-langkah
manajemen dan pendokumentasian
BAB III. STUDI KASUSterdiri dari pengumpulan data dasar, identifikasi
diagnosa / masalah aktual, identifikasi diagnosa / masalah potensial, menilai
perlunya intervensi segera, konsultasi dan kolaborasiperencanaan asuhan
kebidanan, pelaksanaan asuhan kebidanan, evaluasi keefektifan
asuhan,pendokumentasian dan catatan perkembaangan
BAB IV. PEMBAHASAN
Pada bagian ini membahas tentang kesenjangan antara teori dengan fakta
yang ada, dibahas secara sistematis mulai dari langkah 1 sampai langkah 7.
BAB V. PENUTUP yang terdiri dari kesimpulan dan saran, selain itu dalam
pembuatan studi kasus ini dilengkapi dengan daftar pustaka dan lampiran-
lampiran
21. iv
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah pustaka
1. Bayi Baru Lahir
a. Pengertian
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37
minggu samapi 42 minggu dan berat badan lahir 2.500 gram samapai
dengan 4.000 gram ( Sudarti, 2010).
Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu
sampai dengan 41 minggu lebih 6 hari dan berat badan lahir normal antara
2.500 sampai 3.999 gram ( Anik Maryunani, 2008)
2. Ciri-ciri bayi baru lahir normal
1) Lahir aterm antara 37-42 minggu.
2) Berat badan 2500- 4000 gram.
3) Panjang badan 48- 52 cm.
4) Lingkar dada 30- 38 cm.
5) Lingkar kepala 33-35 cm.
6) Lingkar lengan 11- 12 cm.
7) Frekuensi denyut jantung 120-160 x/menit.
8) Pernafasan 40-60 x /menit.
9) Kulit kemerah merahan dan licin karena jaringan subkutan yang cukup.
10) Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah sempurna.
11) Kuku agak panjang dan lemas.
22. iv
12) Nilai APGAR>7.
13) Gerak aktif.
14) Bayi lahir langsung menangis kuat.
15) Reflek rooting (mencari putting susu dengan rangsangan taktil pada pipi
dan daerah mulut) sudah terbentuk dengan baik.
16) Reflek sucking(isap dan menelan ) sudah terbentuk dengan baik.
17) Reflek moro ( gerakan memeluk bila dikagetkan) sudah terbentuk dengan
baik.
18) Reflek grasping ( menggenggam) sudah baik.
19) Genitalia: Pada laki- laki kematangan ditandai dengan testis yang
berada pada sokrotum dan penis yang berlubang dan pada perempuan
kematangan ditandai dengan vagina dan uretra yang berlubang , serta
adanya labia minora dan mayora.
20) Eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama, mekonium
berwarna hitam kecoklatan.
3. Penanganan Bayi Baru Lahir Normal
1) Jaga kehangatan.
2) Bersihkan jalan nafas.
3) Keringkan dan tetap jaga kehangatan.
4) Potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun, kira-kira 2 menit
setelah lahir.
5) Lakukan Inisiasi Menyusui Dini dengan cara kontak kulit bayi dengan
kulit ibu.
23. iv
6) Beri salep mata antibiotika tetrasiklin 1 % pada kedua mata.
7) Beri Suntikan Vitamin KI 1 mg intramuskular, di paha kiri anterolateral
setelah Inisiasi Menyusiu Dini.
8) Beri imunisasi Hepatitis B 0,5 ML intramuskular, di paha kanan
anterolateral, diberikan kira-kira 1-2 jam setelah pemberian vitamin K1.
(sarwono,2010; 344).
2. Tinjauan Umum Tentang Asfiksia
a. Pengertian
Asfiksia adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat
bernafas secara spontan dan teratur yang ditandai dengan hipoksia,
hiperkarbia dan asidosis ( Indrayani, 2013 : 344 ).
Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi yang tidak dapat
berbapas spontan dan teratur, sehingga dapat menurunkan O2 dan makin
meningkatkan CO2 yang menimbulkan akibat buruk dalam kehidupan
lebih lanjut. ( Manuaba 2013 : 421 ).
Asfiksia adalah kegagalan untuk memulai dan melanjutkan
pernafasan secara spontan danh teratur pada saat bayi baru lahir atau
beberapa saat sesudah lahir ( Erna 2013 : 64 ).
Asfiksia neonatorum adalah suatu keadaan kegagalan napas secara
spontan dan teratur segera setelah lahir ( Wafi, 2011 : 183 ).
Asfiksia adalah keadaan bayi tidak bernafas secara spontan dan
teratur segera setelah lahir. Seringkali bayi yang sebelumnya mengalami
gawat janin akan mengalami asfiksia setelah persalinan. Masalah ini
24. iv
mungkin saling berkaitan dengan keadaan ibu, tali pusat atau masalah
pada bayi selama atau sesudah persalinan (JNPK KR 2008; 146).
b. Etiologi
Janin sangat bergantung pada fungsi plasenta sebagai tempat
pertukaran oksigen, nutrisi dan pembuangan produk sisa. Gangguan pada
aliran darah umbilikal maupun plasental dapat menyebabkan terjadinya
asfiksia. Asfiksia dapat terjadi selama kehamilan, pada proses persalinan
atau periode segera setelah lahir. Selama kehamilan, beberapa kondisi
tertentu dapat menyebabkan gangguan sirkulasi darah uteroplasenter
sehingga pasokan oksigen ke bayi menjadi kurang. Hipoksia bayi di
dalam uterus ditunjukan dengan gawat janin yang berlanjut menjadi
asfiksia pada sesaat bayi baru lahir. Beberapa faktor yang diketahui dapat
menyababkan terjadinya asfiksia pada bayi baru lahit diantaranya adalah
faktor Ibu, Tali Pusat Dan Kondisi Bayi.
1) Faktor Ibu
a) Preklamsia dan eklamsia
b) Perdarahan abnormal ( plasenta previa atau solusio plasenta )
c) Partus lama atau partus macet
d) Demam selama persalinan
e) Infeksi berat ( malaria, sifillis, TBC, HIV )
f) Kehamilan postmatur ( setelah usia kehamilan 42 minggu )
g) Penyakit ibu
25. iv
2) Faktor Tali Pusat
Faktor yang dapat menyebabkan penurunan sirkulasi
uteroplasenter yang dapat mengakibatkan menurunnya pasokan
oksigen ke bayi sehingga dapat menyebabkan asfiksia pada bayi
baru lahir. Yakni diantaranya :
a) Lilitan tali pusat.
b) Tali pusat pendek.
c) Simpul tali pusat.
d) Prolapsus tali pusat.
3) Faktor Bayi
Asfiksia dapat terjadi tanpa didahului dengan tanda dan gejala
gawat janin. Hal ini dapat disebabkan oleh faktor berikut ini :
a) Bayi prematur ( sebelum 37 minggu kehamilan )
b) Persainan dengan tindakan ( sungsang, bayi kembar, distosia
bahu, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep )
c) Kelainan kongenital.
d) Air ketuban bercampur mekonium.
4) Faktor-Faktor Yang Dapat Menimbulkan Gawat Janin (Asfiksia)
Beberapa keadaan pada ibu dapat menyebabkan aliran
darah ibu melalui plasenta berkurang, sehingga aliran oksigen
kejanin berkurang, akibatnya terjadi gawat janin.
26. iv
a) Gangguan Sirkulasi Menuju Janin:
(1) gangguan aliran pada tali pusat (lilitan tali pusat, simpul
tali pusat, tekanan pada tali pusat, ketuban telah pecah,
kehamilan lewat waktu)
(2) Pengaruh obat, karena narkosa saat persalinan.
b) Faktor Ibu:
(1) Gangguan his (tetania uteri/hipertonik)
(2) Penurunan tekanan darah dapat mendadak (perdarahan
pada plasenta previa dan solusio plasenta)
(3) Vasokontriksi arterial (hipertensi pada hamil dan
gestosis preeklampsia-eklampsia)
(4) Gangguan pertukaran nutrisi/O2 (solusio plasenta)
(Manuaba, 2013; 421)
c. Tanda dan Gejala
Tanda-tanda dan gejala bayi mengalami asfiksia pada bayi baru
lahir meliputi :
1) Tidak bernapas atau bernapas megap-megap atau pernapasan lambat
( kurang dari 30 kali/menit).
2) Pernafasan tidak teratur, dengkuran atau retraksi (pelekukan dada).
3) Tangisan lemah atau merintih.
4) Warna kulit pucat atau kebiruan.
5) Tonus otot lemas atau ekstremitas terkulai.
27. iv
6) Denyut jantung tidak ada atau lembat ( bradikardia) kurang dari 100
kali/menit.
7) Kejang.
8) Penurunan kesadaran.
d. Klasifikasi Klinis
1) Asfiksia Ringan (nilai APGAR 7-10)
Pada asfiksiaringan, tanda dan gejala yang sering muncul adalah
sebagai berikut:
a) Takipnea dengan napas lebih dari 60 kali per menit.
b) Bayi tampak sianosis.
c) Adanya retraksi sela iga.
d) Bayi merintih (grunting).
e) Adanya pernapasan cuping hidung.
f) Bayi kurang aktivitas.
2) Asfiksia Sedang (nilai APGAR 4-6)
Pada asfiksia sedang, tanda dan gejala yang muncul adalah sebagai
berikut:
a) Frekuensi jantung menurun menjadi 60 – 80 kali per menit.
b) Usaha panas lambat.
c) Tonus otot biasanya dalam keadaan baik.
d) Bayi masih bisa bereaksi terhadap rangsangan yang diberikan.
e) Bayi tampak sianosis.
28. iv
f) Tidak terjadi kekurangan oksigen yang bermakna selama proses
persalinan.
3) Asfiksia Berat (nilai APGAR 0-3)
Pada kasus asfiksia berat, bayi akan mengalami asidosis,
sehingga memerlukan perbaikan dan resusitasi aktif dengan segera.
Tanda dan gejala yang muncul pada asfiksia berat adalah sebagai
berikut:
a) Frekuensi jantung kecil, yaitu < 40 kali per menit.
b) Tidak ada usaha panas.
c) Tonus otot lemah bahkan hampir tidak ada.
d) Bayi tidak dapat memberikan reaksi jika diberikan rangsangan.
e) Bayi tampak pucat bahkan sampai berwarna kelabu.
f) Terjadi kekurangan oksigen yang berlanjut sebelum atau
sesudah persalinan.
Untuk menentukan tingkatan asfiksia, apakah bayi
mengalamiasfiksiaringan, sedang atau berat dapat dipakai penelitian apgar skor.
APGAR score
A: Apprearance:Rupa (warna kulit)
P: Pulse : Nadi
G: Grimace :Menyeringai(akibat repleks kateter dalam hidung)
A: Activity : Keaktifan
R: Respiration : Pernafasan
29. iv
e. Diagnosis
Diagnosis asfiksia neonatorum ditegakkan dengan cara menhitung
nilai APGAR, memperhatikan keadaan klinis, adanya sianosis, bradikardi
dan hipotoni. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain :
analisis gas darah dan kardiotokgrafi (KTG). Nilai APGAR 7-10
dikategorikan sebagai asfiksia ringan / bayi normal, nilai APGAR 4-6
dikategorikan sebagai asfiksia sedang, nilai APGAR 1-3 dikategorikan
sebagai asfiksia berat. ( wafi 2011 : 184 )
Dibawah ini tabel untuk menentukan tingkat/derajat asfiksia yang
dialami bayi pada saat dia dilahirkan penilaian dilakukan pada menit
pertama dan menit kelima pada saat bayi lahir.
Tabel 1.NILAI APGAR SCORE
Tanda Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2
Frekuensi
jantung
Tidak ada < 100/ menit > 100/ menit
Usaha napas Tidak ada Lemah/tidak
teratur
Baik/Menangis
kuat
Tonus otot Lumpuh Ekstremitas
dalam fleksi
sedikit
Gerakan aktif
Reaksi terhadap
rangsangan
Tidak ada Sedikit
gerakan mimik
(grimace)
Gerakan kuat/
melawan
Warna kulit Pucat Badanmerah,
ektrimitas biru
Seluruh tubuh
kemerah-
merahan
Sumber: Benson (2010) Buku Saku Ilmu Kebidanan.
Keterangan nilai APGAR:
1. 7 - 10: Bayi mengalami asfiksia ringan atau dikatakan bayi dalam
30. iv
keadaan normal.
2. 4 – 6: Bayi mengalami asfiksia sedang.
3. 0 – 3: Bayi mengalami asfiksia berat.
(2012.Yuliana.Proposal Asfiksia.Blogspot.Com)
Selain itu, untuk dapat mendiagnosa gawat janin pula dapat
ditetapkan dengan melakukan pemeriksaan sebagai berikut:
1) Denyut jantung janin
a) DJJ meningkat 160 kali permenit tingkat permulaan
b) Mungkin jumlah sama dengan normal, tetapi tidak teratur
c) Frekuensi denyut menurun <100 kali/menit, apalagi disertai
irama yang tidak teratur.
2) Mekonium dalam air ketuban
Pengeluaran mekonium pada letak kepala menunjukkan
gawat janin, karena terjadi rangsangan nervus X, sehingga peristaltik
usus meningkat dan sfingter ani terbuka (Manuaba, 2013; 421-422).
f. Patofisiologi
Menurut Varney (2007), hipoksia dimulai dengan frekuensi
jantung dan tekanan darah pada awalnya meningkat dan bayi melakukan
upaya megap-megap. Bayi kemudian masuk pada periode Apnea Primer.
Bayi yang menerima stimulasi adekuat selama Apnea Primer akan
melakukan usaha napas dan bayi yang mengalami asfiksia jauh lebih
berbeda dalam tahap Apnea Sekunder Sekunder. Apneacepat
menyababkan kematian kalau tidak dibantu dengan pernapasan buatan
31. iv
dan warna bayi berubah dari biru menjadi putih karena bayi baru lahir
menutupi sirkulasi perifer sebagai upaya memaksimalkan aliran darah ke
organ-organ seperti jantung dan ginjal. Penurunan oksigen yang tersedia
menyebabkan pembuluh darah di paru-paru mengalami konstriksi.
Konstriksi ini menyebabkan paru-paru resistian terhadap ekspansi
sehingga mempersulit kerja resusitasi.
Kurangnya oksigen dalam periode singkat menyebabkan
metabolisme pada bayi baru lahir berubah menjadi metabolisme anaerob,
terutama karena kurangnya glukosa yang dibutuhkan sebagai sumber
energi pada saat darurat. Neonatus yang lahir melalui seksio caesarea,
terutama jika tidak ada tanda persalinan, tidak mendapatkan pengurangan
cairan paru dan penekanan pada toraks sehingga mengalami paru-paru
basah yang lebih persisten, situasi ini dapat mengakibatkan Takipnea
sementara pada bayi baru lahir Transient Tachaypnea Of The Newborn
(TTN).
g. Penanganan
Persiapan resusitasi
1) Persiapan tenaga
a) Memakai alat pelindung diri : celemek plastik, sepatu yang
tertutup.
b) Lepaskan cincin, jam tangan sebelum cuci tangan.
c) Cuci tangan dengan air mengalir atau alkohol yang bercampur
gliserin.
32. iv
d) Keringkan dengan lap bersih.
e) Gunakan sarung tangan.
2) Keluarga
Bicarakan dengan keluarga :
a) Kemungkinan yang terjadi pada ibu.
b) Kemungkinana yang terjadi pada bayi
c) Persiapan yang perlu dilakukan.
Langkah awal resusitasi
Penilaian sebelum resusitasi :
a) Cukup bulan ?
b) Air ketuban jernih ?
c) Bernafas atau menangis ?
d) Tonus otot baik ?
Semua ya : tidak perlu dilakukan resusitasi.
Salah satu tidak : lakukan langkah awal
a) Jaga kehangatan.
b) Posisikan bayi: posisi sedikit tengadah.
c) Bersihkan jalan nafas : isap lendir dimulut dan hidung.
d) Keringkan : badan bayi yang basah dikeringkan.
e) Rangsangan taktil : menggosok punggung/menepuk telapak kaki.
f) Mereposisi.
Penatalaksanaan awal
1) Langkah awal
33. iv
a) Mencegah kehilangan panas, termasuk menyiapkan tempat yang
kering dan hangat untuk melakukan pertolongan.
b) Memposisikan bayi dengan baik, (kepala bayi setengah
tengadah/sedikit ekstensi atau mengganjal bahu bayi dengan
kain).
c) Bersihkan jalan napas dengan alat penghisap yang tersedia.
d) Keringkan tubuh bayi dengan kain yang kering dan hangat,
setelah itu gunakan kain kering dan hangat yang baru untuk bayi
sambil melakukan rangsangan taktil.
e) Letakan kembali bayi pada posisi yang benar, kemudian nilai :
usaha bernapas, frekuensi denyut jantung dan warna kulit.
f) Gunakan penghisap lendir dee lee yang telah diproses hingga
tahap desinfeksi tingkat tinggi / steril atau bola karet penghisap
yang baru dan bersih untuk menghisap lendir di mulut,
kemudian hidung bayi secara halus dan lembut.
Jika bayi baru lahir tidak mulai bernapas memadai ( setelah
tubuhnya dikeringkan dan lendirnya dihisap) berikan rangsangan
taktil secara singkat. Pstikan posisi bayi diletakan dalam posisi yang
benar dan jalan napasnya telah bersih. Rangsangan taktil harus
dilakukan secara lembut dan hati-hati sebagai berikut :
a) Dengan lembut, gosok punggung, tubuh, kaki atau tangan
(ekstremitas) satu atau dua kali.
34. iv
b) Dengan lembut, tepuk atau sentil telapak kaki bayi (satu atau
dua kali).
Proses menghisap lendir, pengeringan, dan merangsang bayi
tidak berlangsung lebih dari 30 sampai 60 detik dari sejak lahir
hingga proses tersebut selesai. Jika bayi terus mengalami kesulitan
bernapas, segera ,ulangi tindakan ventilasi aktif terhadap bayi.
2) Ventilasi tekanan positif (VTP)
Pengertian : tindakan memasukan sejumlah udara kedalam paru dengan
tekanan positif, membuka alveoli untuk bernapas secara spontan dan
teratur.
a) Bila bayi tidak menangis atau megap-megap, warna kulit bayi biru
atau pucat, denyut jantung kurang dari 100 kali per menit, lakukan
langkah resusitasi dengan melakukan ventilasi tekanan positif.
b) Sebelumnya periksa dan pastikan bahwa alat resusitasi (balon
resusitasi dan sungkup muka) telah tersedia dan berfungsi baik.
c) Cuci tangan dan gunakan sarung tangan sebelum memegang atau
memeriksa bayi.
d) Selimuti bayi dengan kain kering dan hangat, kecuali muka dan dada
bagian atas, kemudian letakan pada alas dan lingkungan yang
hangat.
e) Periksa ulang posisi bayi dan pastikan kepala telah dalam posisi
setengah tengadah (sedikit ekstensi).
35. iv
f) Letakan sungkup melingkupi dagu, hidung dan mulut sehingga
terbentuk semacam pertautan antara sungkup dan wajah.
g) Tekan balon resusitasi dengan dua jari atau dengan seluruh jari
tangan (bergantung pada ukuran balon resusitasi).
h) Lakukan pengujian pertautan dengan melakukan ventilasi sebanyak
dua kali dan periksa gerakan dinding dada.
i) Bila pertautan baik (tidak bocor) dan dinding dada mengambang,
maka lakukan ventilasi dengan menggunakan oksigen (bila tidak
tersedia oksigen gunakan udara ruangan).
j) Pertahankan kecepatan ventilasi sekitar 40 kali per 60 detik dengan
tekanan yang tepat sambil melihat gerakan dada (naik turun) selama
ventilasi.
k) Bila dinding dada naik turun dengan baik berarti ventilasi berjalan
secara adekuat.
l) Bila dinding dada tidak naik, periksa ulang dan betulkan posisi bayi,
atau terjadi kebocoran lekatan atau tekanan ventilasi kurang.
m)Lakukan ventilasi selama 2 x 30 detik atau 60 detik, kemudian
lakukan penilaian segera tentang upaya bernapas spontan dan warna
kulit.
Ventilasi dengan balon dan sungkup dalam waktu yang cukup
lama (beberapa menit) dan bila perut bayi kelihatan membuncit, maka
harus dilakukan pemasangan pipa lambung dan pertahankan selama
36. iv
ventilasi karena udara dari orofarings dapat masuk ke dalam esofagus
dan lambung yang kemudian menyebabkan :
a) Lambung yang terisi udara akan membesar dan menekan
diafragma sehingga menghalangi paru-paru untuk berkembang.
b) Darah dalam lambung dapat menyebabkan regurgitasi isi
lambung dan mungkin dapat terjadi aspirasi.
c) Udara dalam lambung dapat masuk ke usus dan menyebabkan
diafragma tertekan.
h. Asuhan pasca resusitasi
Asuhan pasca resusitasi diberikan sesuai dengan keadaan bayi
setelah menerima tindakan resusitasi. Asuhan pasca resusitasi dilakukan
pada keadaan :
1) Resusitasi berhasil
Bayi menangis dan bernafas normal sesudah langkah awal
atau sesudah ventilasi. Perlu pemantauan dan dukungan.
Resusitasi dinyatakan berhasil apabila pernapasan bayi teratur,
warna kulitnya kembali normal yang kemudian diikuti dengan
perbaikan tonus otot atau bergerak aktif. Lanjutkan dengan asuhan
berikutnya.
a) Konseling
(1) Jelaskan pada ibu dan keluarganya tentang hasil resusitasi
yang telah dilakukan. Jawab setiap pertanyaan yang
diajukan.
37. iv
(2) Ajarkan ibu cara menilai pernafasan dan mejaga kehangatan
tubuh bayi. Bila ditemukan kelainan segera hubungi
penolong.
(3) Anjurkan ibu segera memberi ASI pada bayi ( asuhan
dengan metode kangguru)
(4) Jelaskan pada ibu dan keluarganya untuk mengenali tanda-
tanda bahaya bayi baru lahir dan bagaimana memperoleh
pertolongan segera bila terlihat tanda-tanda tersebut pada
bayi.
b) Lakukan asuhan bayi baru lahir normal, meliputi :
(1) Anjurkan ibu menyususi sambil memperhatikan dan
membelai bayinya.
(2) Berikan vitamin K, antibiotik, salep mata, imunisasi
hepatitis B
2) Lakukan pemantauan seksama terhadap bayi pasca resusitasi
selama 2 jam pertama.
a) Perhatikan tanda-tanda kesulitan bernafas pada bayi.
Tarikan intercostal, nafas megap-megap, frekuensi nafas
<30 kali per menit atau > 60 kali per menit, bayi
kebiruan atau pucat, bayi lemas.
b) juga bayi yang tanpak pucat walaupun tampak bernafas
normal.
3) Jaga bayi agar tetap hangat dan kering.
38. iv
4) Resusitasi tidak/kurang berhasil/bayi memerlukan rujukan
Bayi perlu rujukan, yaitu sesudah ventilasi 2 menit belum
bernafas atau bayi sudah bernafas tetapi masih megap-megap atau
pada pemantauan ternyata kondisinya makin memburuk, segera
rujuk kefasilitas rujukan.
Tanda-tanad bayi yang memerlukan rujukan sesudah resusitasi :
a) Frekuensi pernafasan < 30 kali per menit atau > 60 kali per
menit.
b) Adanya retraksi tarikan intercostal.
c) Bayi merintih ( bising nafas ekspirasi ) atau megap-megap
(bising nafas inspirasi).
d) Tubuh bayi pucat atau kebiruan.
5) Resusitasi gagal
Resusitasi dinyatakan gagal apabila setelah 20 menit
diventilasi, bayi gagal bernafas, hentikan upaya tersebut. Biasanya
bayi akan mengalami gangguan yang berat pada susunan syaraf
pusat dan kemudian meninggal. Ibu dan keluarga memerlukan
dukungan moral yang adekuat secara hati-hati dan bijaksana, ajak
ibu dan keluarga untuk memahami masalah dan musibah yang terjadi
serta berikan dukungan moral sesuai adat dan budaya setempat.
39. iv
B. Konsep Dasar Tentang Manajemen Kebidanan
1. Pengertian
Pengertian manajemen sering dikenal orang dengan defenisi “ proses
melaksanakan pekerjaan melalui orang lain “. Dalam pelayanan kebidanan,
manajemen adalah proses pelaksanaan pemberian pelayanan kebidanan untuk
memberikan asuhan kebidanan kepada klien dengan tujuan menciptakan
kesejahteraan bagi ibu dan anak, kepuasan pelanggan, dan kepuasan bidan
sebagai provider. ( Erna, 2008 : 30 )
2. Langkah – langkah manajemen
Proses Asuhan Kebidanan (Hellen Varney 2007. Hal 26)
Langkah I : Pengkajian dan analisa data dasar
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan pengumpulan
semua data yang diperlukan untuk mengeveluasi keadaan klien secara
lengkap yaitu : riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik sesuai dengan
kebutuhannya, meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya, meninjau
data laboratorium dan membandingkan dengan hasil study.
Langkah II : Merumuskan Diagnosa Masalah Aktual
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa
atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas
data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan
diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosis yang spesifik.
Kata masalah dan diagnosa keduanya digunakan, karena beberapa masalah
tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa tetapi sungguh membutuhkan
penanganan yang dituangkan kedalam sebuah rencana asuhan terhadap klien.
40. iv
Masalah sering berkaitan dengan wanita yang sering diidentifikasi oleh bidan
sesuai dengan pengarahan, masalah ini sering menyertai diagnosa.
Langkah III : Merumuskan Diagnosa Atau Masalah Potensial.
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa
potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan
melakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat
bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar terjadi.
Langkah IV : Tindakan Segera/Kolaborasi
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan
atau untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan tim anggota
kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien. Langkah keempat ini
mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan.
Langkah V : Rencana Asuhan Kebidanan
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh, ditentukan
oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan
manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi atau
diantisipasi, pada langkah ini informasi atau data dasar yang tidak lengkap
dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa
yang sudah diidentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang
berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita
tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya.
41. iv
Langkah VI : Melaksanakan Asuhan Kebidanan
Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan, atau sebagian
oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak melakukannya
sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya
Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter, untuk menangani
klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam manajemen
asuhan bagi klien adalah bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana
asuhan bersama yang menyeluruh tersebut. Manajemen yang efisien akan
menyikat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan klien
Langkah VII: Evaluasi Asuhan Kebidanan
Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan
yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah
benar-benar terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah
diidentifikasikan didalam masalah dan diagnosa (Hellen Varney, 2007: 26)
3. Pendokumentasian Asuhan Kebidanan (SOAP)
a. Data Subjektif
Data ataufakta yang merupakaninformasitermasukbiodata,
mencakupnama, umur, tempattinggal, pekerjaan, status perkawinan,
pendidikansertakeluhan-keluhan yang
diperolehdarihasilwawancaralangsungpadapasienataukeluargadantenagak
esehatanlainnya.
b. Data Objektif
Data yang diperolehdaripemeriksaanfisikmencakupinspeksi,
palpasi,
43. iv
Keterkaitan Manajemen Kebidanan Dan Pendokumentasian SOAP
(Wafi, 2011:250).
7 LANGKAH VARNEY
5 LANGKAH
(KOMPETENSI
BIDAN)
SOAP/NOTES
1. Pengumpulan Data Dasar
Data
Subjektif
(Hasil anamnesis)
Objektif
(pemeriksaan)
2. InterpretasiData:
Diagnosis, masalah,
kebutuhan
Assesment/
Diagnosa
Assesment
(Analisis data Interpretasi
Data)
Diagnosis dan masalah
Diagnosis atau masalah
potensial
Kebutuhan tindakan
segera
3. Identifikasi Diagnosis atau
masalah potensial
4. Identifikasi kebutuhan
yang memerlukan
penanganan segera secara
mandiri, konsultasi atau
kolaborasi
5. Rencana Asuhan :
Melengkapi data: tes
diagnostic /LAB
Pendidikan/konseling
Rujukan
Follow Up
Planning
Planning
(Dokumentasi Implementasi
dan Evaluasi)
Asuhan mandiri
Kolaborasi
Tes diagnostik atau tes
laboratorium
Konseling
Follow Up6. Pelaksanaan Implementasi
7. Evaluasi Evaluasi
Pendokumentasian
asuhan kebidanan
Proses manajemen
kebidanan
44. iv
BAB III
STUDI KASUS
Pada bab ini akan diuraikan tentang penerapanmanajemen kebidanan dalam
asuhan kebidanan bayi baru lahir pada bayi Ny. “M” dengan Asfiksia Ringan di
Ruang Perinatologi Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna tanggal 11 s.d
13 Juni 2014 diawali dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan
evaluasi serta dilanjutkan dengan pendokumentasian dan catatan pekembangan.
A. LANGKAH I. IDENTIFIKASI DATA DASAR
Pengumpulan data dasar dilaksanakan dengan mengkaji terfokus pada
bayi dengan Asfiksia Ringan yang dilaksanakan di Ruang Perinatologi Rumah
Sakit Umum Daerah Kabupaten Muna pada jam 12.00 wita tanggal 11-13 Juni
2014
1. Identitas Bayi
Nama Bayi : Bayi Ny. “M”
Tanggal / Jam Lahir : 11-06-2014 / 11.30 Wita
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak Ke : 1(satu )
Umur Saat Dikaji : setelah 30 menit
2. Identitas Orang Tua ( Ibu / Ayah )
Nama : Ny. “M” / Tn. “L”
Umur : 26 Tahun / 30 Tahun
Suku : Muna / Muna
45. iv
Agama : Islam / Islam
Pendidikan : SMP / SMA
Pekerjaan : IRT / Wiraswasta
Pernikahan : I / I
Lama Menikah: ± 1 Tahun
Alamat : Tampo
3. Data Biologis / Fisiologis
a. Riwayat Kehamilan :
1) GI P0 A0
2) HPHT : 04-09-2013
3) HTP : 11-06-214
4) Pemeriksaan kehamilan : 5 kali selama hamil yakni oleh bidan di
BPS 4 kali dan oleh dokter spesialis kandungan di Rumah Sakit
Umum Daerah kabupaten Muna, poli KIA 1 kali.
5) Imunisasi TT selama hamil 2 kali yaitu pada umur kehamilan 7
bulan dan 8 bulan.
6) Riwayat penyakit selama hamil : ibu tidak mengalami gangguan
kesehatan yang serius seperti Asma, TBC, jantung, hipertensi,
DM. Ibu hanya mengalami flu dan sakit kepala biasa.
7) Pengobatan yang diberikan selam hamil: Fe, Kalak Dan Vit. C.
b. Riwayat persalinan / kelahiran sekarang
1) Proses persalinan
a) Kala I berlangsung di rumah Bidan di Tampo
46. iv
b) Saat pasien masuk kala II dengan KPD dan CPD
2) Jenis persalinan: S.C
c. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum bayi lemah
2) Tangisan merintih
3) Pernapasan megap -megap
4) Warna kulit kemerahan ekstremitas kebiruan
5) Pergerakan / tonus otot : lemah
6) Apgar Skore
N
o
Asfek yang
dinilai
0 1 2 Waktu
1 5
1 Frekuensi
denyut jantung
Tidak ada Kurang dari
100
Lebih dari
100
1 2
2 Usaha
bernapas
Tidak ada Lambat
teratur
Menangis
kuat
1 1
3 Tonus otot Lumpuh Ekstremitas
flexi sedikit
Gerakan
aktif
1 1
4 Reaksi
terhadap
rangsangan
Tidak ada Gerakan
sedikit
Menangis 2 2
5 Warna kulit Biru /
pucat
Tubuh
kemerahan
ekstremitas
biru
Seluruh
tubuh
kemerahan
1 2
6 8
7) Tanda-tanda vital :
Denyut Jantung : 98 kali / menit
Pernapasan : 38 kali / menit
Suhu : 36,1 0C
8) Jenis kelamin : perempuan
47. iv
d. Pemeriksaan Fisik Khusus
1) Kepala :ubun-ubun serta sutura lebar dan belum menutup, tidak
ada molase, tidak ada caput.
2) Wajah :tidak ada ekspresi
3) Mata :sklera tidak ikterus, konjungtiva merah muda,tampak
bersih.
6) Hidung : lubang simetris kiri dan kanan, ada gerakan cuping
hidung, tampak lendir, pernapasan tidak lancar dan
teratur.
7) Mulut dan bibir: bibir lembab agak pucat, tidak ada kelainan pada
mulut dan bibir, tanpak lendir dalam mulut, refleks
mengisap tidak ada.
8) Telinga :simetris kiri dan kanan, lekukan normal, lubang telinga
kiri dan kanan ada, tampak bersih.
9) Dada :simetris kiri dan kanan, gerakan dada sesuai irama
pernapasan bayi, tidak ada tonjolan tulang dada,
puting susu tanpak jelas dan menonjol.
10) Abdomen : tidak ada benjolan pada perut, tidak ada perdaraha
tali pusat, tali pusat tampak basah.
11) Genitalia : labiya mayora menutupi labiya minora
12) Anus : lubang anus ada
13) Bokong : tidak ada lipatan kulit bokong.
14) Punggung : tidak ada tonjolan tulang punggung.
48. iv
15) Ekstremitas atas dan bawah : pergerakan lemah, warna kebiruan,
simertsi kiri dan kanan, tidak ada kelainan / cacat bawaan,
jari-jari lengkap.
16) Kulit : integritas kulit normal, kencang, elastis dan tidak
berkeriput.
e.Pemeriksaan Antropometri
1) Berat badan lahir : 3440 gram (3000 s.d 4000 gram)
2) Panjang badan lahir : 48 cm (48 s.d 52 cm)
3) Lingkar kepala : 33 cm (33 s.d 35 cm)
4) Lingkar dada : 30 cm (30 s.d 38 cm)
5) Lingkar perut : 31 cm (31 s.d 35 cm)
6) Lingkar lengan atas : 12 cm(11 s.12 cm)
f. Pemeriksaan Refleks
1) Refleks sucking (menghisap) yaitu terjadi ketika bayi yang baru
lahirsecara otomatis mengisap benda yang ditempatkan dimulu bayi:
lemah
2) Refleks rooting (mencari) yaitu terjadi ketika pipi bayi diusap (dibelai)
atau dientuh bagian pinggir mulutnya sebagai respon bayiitu
memalaingkan kepalanya : lemah
3) Refleks graps ( menggenggam ) yaitu refleks gerakan jari-jari tangan
mencekram benda-benda yang disentuh bayi: lemah
4) Refleks moro ( kaget ) yaitu suatu respon tiba-tiba pada bayi yang baru
lahir yang terjadi akibat suara atau gerakan yang mengejutkan: lemah
50. iv
g. Pemeriksaan laboratorium
Tidak dilakukan.
C. LANGKAH II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH AKTUAL
Setelah dilakukan pengumpulan data maka ditegakkan diagnosa pada Bayi
Ny “M” Bayi baru lahir cukup bulan dengan Asfiksia Ringan
1. Bayi baru lahir cukup bulan
Dasar :
Data subyektif : - HPHT : 04-09-2013
- Bayi Lahir Tanggal 11-06-2014, jam 11.30 wita
Data obyektif : - HTP : 11-06-2014
- Umur kehamilan 39 minggu 6 hari.
Analisis dan interprestasi
Bayi dikatakan cukup bulan (term infant) jika masa gestasi 259 sampai 294
hari (37-42 minggu). (Asuhan Neonatus, Bayi, Balita Dan Anak Prasekolah,
2012 :04)
2. Asfiksia Ringan
Dasar :
Data subyektif : -
Data obyektif : - Bayi tidak segera menangis
- warna kulit kemerahan ekstremitas biru
- Pergerakan / tonus otot lemah
- Apgar skor 6/8
51. iv
Analisis dan interprestasi
a. Asfiksia adalah suatu keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernafas
secara spontan dan teratur yang ditandai dengan hipoksemia, hiperkarbia
dan asidosis.(Asuhan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir, 2013 :344).
b. Asfiksia ringan adalah Bayi Baru Lahir tidak dapat bernafas secara
spontan dan teratur sampai apnoe(Nanny, L, V: 2010).
D. LANGKAH III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH
POTENSIAL
Berdasarkan keadaan klien maka dapat ditetapkan adanya suatu diagnosa
atau masalah potensial yang akan terjadi pada bayi Ny “M” dengan Asfiksia
ringan Potensial terjadinya hipotermi dan asfiksia sedang
Dasar : - Tubuh bayi masih basah oleh lendir dan air ketuban.
- Suhu 36,1°C.
- Bagian ekstremitas biru dan dingin
- Apgar Score 6/8
E. LANGKAH IV. TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI
Berdasarkan data yang dikumpulkan pada bayi Ny “M” ini ada kolaborasi
dengan dokter spesialis anak untuk terapi dan tindakan lebih lanjut
1. Resusitasi
2. Pemberian O2
3. Pemberian obat-obatan
52. iv
F.LANGKAH V. RENCANA ASUHAN
Sesuai dengan beberapa diagnosa dan masalah yang ada maka di susunlah
rencana asuhan yang komprehensif guna mengatasi dan memenuhi kebutuhan ibu
yang meliputi upaya preventif, promotif, dan rehabilitasi.dalam memilih asuhan
yang akan dilaksanakan dimaksudkanuntuk mencapai tujuan yang dikehendaki
berdasarkan diagnosa dan masalah yang ada. Asuahan tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Tujuan
a. Asfiksia teratasi diandai dengan:
1) Keadaan bayi baik
2) Tangisan kuat
3) Warna kulit kemerahan
4) Tonus otot baik
5) Pernapasan normal
b. Bayi dalam keadaan sehat
c. Tidak terjadi perdarahan / infeksi tali pusat
2. Kriteria Keberhasilan
a. Asfiksia teratasi yang di tandai dengan pernapasan lancar dan teratur,
seluruh tubuh kemerahan, pergerakan aktif atau tonus otot dan penapasan
dalam batas normal
b. Bayi dalam keadaan sehat yang ditandai dengan keadaan umum bayi baik,
tanda-tanda vital dalam batas bormal yaitu :
Laju jantung : 120-160 kali / menit
Pernapasan : 40-60 kali / menit
53. iv
Suhu : 36,70c – 37,50 c
c. Tali pusat kering dan terawat baik, tidak terdapat tanda-tanda infeksi
seperti ; merah, bengkak, panas, nyeri dan pengeluaran pus.
3. Rencana Tindakan
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
Rasional :Mencegah kemungkinan kontaminasi dengan kuman
sehingga tidak terjadi infeksi nasokomial.
2. Beritahu ibu / keluarga hasil pemeriksaan
Rasional : agar keluarga koooperatif atau memberi dukungan dengan
tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.
3. Penanganan awal bayi asfiksia ( JAIKAN ):
a. Jaga kehangatan bayi
Rasional :agar bayi tidak kehilangan panas dan tidak terjadi
hipotermi
b. Atur posisi kepala
Rasional : untuk membantu mencegah fleksi leher dan penyumbatan
jalan nafas dan untuk membuka jalan nafas.
c. Isap lendir
Rasional : untuk menjaga bayi dari kehilangan napas setiap saat.
d. Keringkan dan berikan rangsangan
Rasional : rangsangan dapat memulai pernapasan bayi atau bernafas
lebih baik.
e. Atur kembali posisi kepala
54. iv
Rasional : untuk memudahkan membungkus bayi dan menilai
kembali pernapasan bayi.
f. Lakukan penilaian
Rasional : untuk menilai kembali bayi apakah asfiksia telah teratasi
atau belum.
4. Penanganan lanjutan:
a. Beri O2 (oksigen)
Rasional :untuk mempertahankan oksigenasi janin yang normal dan
keseimbangan asam basa.
b. Bungkus tali pusat
Rasional : mengurangi insiden infeksi pada neonatus
c. Berikan suntikan Vit. K 0,1 cc dan HB0
Rasional :mencegah perdarahan otak dan perdarahan tali pusat
akibat defisiensi vit. K dan HB0 untuk mencegah
penyakit hepatitis
d. Berikan salep mata oxytetracicline 1 %
Rasional : mencegah terjadinya konjungtivitis pada bayi.
e. Pasang NGT
Rasional: membantu pemenuhan nutrisi pada bayi melalui selang.
f. Pasang infus
Rasional: untuk mencukupi kebutuhan cairan
g. Memberi injeksi antibiotik
Rasional : agar tidak terjadi infeksi pada bayi
55. iv
5. Timbang berat badan bayi
Rasional :Berat badan bayi sebagai indicator perkembangan bayi
dan merupakan pedoman pemberian nutrisi selanjutnya
6. Pantau tanda-tanda vital bayi
Rasional : Mengetahui KU bayi untuk mengetahui perkembangan ba
bayi.
E. Langkah VI. Pelaksanaan Tindakan
Sistematika dalam pelaksanaan asuhan kebidanan yang telah direncanakan
disesuaikan dengan keluhan yang dialami pasien untukitu tidak semua asuhan
yang direncanakan berhasil dilakukan tetapi asuhan tersebut dilaksanakan secara
berkala pada hari pertama (hari pengkajian), hari ke-2 dan hari ke-3. pelaksanaan
asuhan tersebut adalah sebagai berikut:
Rabu Tangaal : 11-06-2014, Jam : 12.10 wita
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
Hasil: tangan dicuci dengan sabun dibawah air mengalir sebelum dan sesudah
melakukan tindakan
2. Membertitahukan kepada keluarga hasil pemeriksaan, dimana bayi tidak segera
menangis, keadaan umum bayi lemah
Hasil : keluarga tenang dan mempercayakan sepenuhnya pada petugas.
3. Melakukan tindakan awal penanganan bayi asfiksia ( JAIKAN )
a. Menjaga kehangatan bayi dengan segera menyelimuti bayi dan
meletakannya di ruangan yang hangat.
56. iv
Hasil : bayi terbungkus kain bersih, hangat dan kering serta bayi telah
berada di ruangan yang hangat.
b. Mengatur posisi kepala bayi sedikit ekstensi.
Hasil : posisi kapala bayi sedikit ekstensi dengan ganjalan sarung
setinggi ± 5 cm pada bahu bayi.
c. Menghisap lendir mulai dari mulut bayi sampai 5 cm kedalam rongga
mulut dan hidung sampai 3 cm kedalam lubang hidung.
Hasil : lendir telah dibersihkan
d. Mengeringkan tubuh bayi dan memberikan rangsangan taktil dengan
menepuk dan menyentil telapak kaki serta menggosok punggung bayi.
Hasil : bayi telah dikeringkan dan diberikan rangsangan taktil
e. Mengatur kembali posisi kepala bayi dengan melepaskan ganjalan yang
ada pada bahu dan mengganti sarung bayi dengan sarung bersih, hangat
dan kering.
Hasil : sarung telah diganti dan posisi kepala kembali normal.
f. Melakukan penilaian yaitu menangis, tonus otot, pernapasan, warna kulit
dan laju jantung bayi.
Hasil : bayi masih menangis lemah, tonus otot lemah, pernapasan
merintih, tubuh kemerahan dan ekstremitas kebiruan, laju jantung 130
kali / menit.
4. Melakukan penanganan lanjutan :
a. Memberikan oksigen pada bayi sebanyak 10 l/m
Hasil : oksigen diberikan melalui sungkup
57. iv
b. Membungkus tali pusat.
Hasil : tali pusat terbungkus dengan kasa steril.
c. Memberikan suntikan Vit. K sebanyak 0,1 cc secara IM pada 1/3 paha
kiri bayi dan HB0 pada 1/3 paha kanan bayi
Hasil : bayi telah mendapatkan suntikan Vit.K sebanyak 0,1 cc dan HB0
d. Memberikan salep mata oksitetracicline 1 % pada mata kiri dan kanan
bayi
Hasil : mata bayi telah diberikan salep mata oksitetracicline 1 %
e. Memasang NGT pada bayi
Hasil: NGT telah terpasang di hidung kanan bayi
f. Memasang infus dan mengatur tetesannya
Hasil: infus telah terpasang ditangan kanan bayi dengan tetesan 12 tetes /
menit
g. Melakukan injeksi ceftriaxon 160 mg / jam dan gentamicin 10 mg / 24
jam secara IV
Hasil: bayi telah disuntik
5. Menimbang berat badan bayi
Hasil : berat badan bayi 3440 gram
6. Memantau tanda-tanda vital bayi tiap 30 menit
Hasil : terlampir
58. iv
F. Langkah VII. Evaluasi Keefektifan Asuhan
Penilaian keefektifan asuhan yang telah diberikan meliputi pemenuhan
kebutuhan yang memerlukan bantuan apakah sudah sesuai dengan kebutuhan
sebagaimana telah diidentifikasi pada langkah v
Tanggal : 11 Juni 2014, Jam : 13.00 wita
1. Asfiksia pada bayi teratasi dengan :
b. Keadaan bayi baik
c. Tangisan kuat
d. Warna kulit kemerahan
e. Tonus otot baik
f. Pernapasan normal
2. Keadaan bayi sehat ditandai dengan
a. Laju jantung : 130 kali / menit
b. Pernapasan : 42 kali / menit
c. Suhu : 36, 50 C
3. Tidak ada perdarahan / infeksi tali pusat.
G. PENDOKUMENTASIAN
Pada langkah ini telah diurakan tentang penerapan manajemen kebidanan
dalam 7 langkah varney dan akan dipersingkat menjadi pendokumentasian pada
bayi baru lahir dengan Asfiksia Ringan di Ruang Perinatologi Rumah Sakit
Umum Daerah kabupaten Muna tanggal 11 s.d 13 tahun 2014.
59. iv
Data Subyektif ( S )
Ibu mengatakan :
1. Masuk rumah sakit bersama bidannya tanggal 11-06-2014 jam 08.30
wita dengan masalah CPD dan KPD
2. Hari pertama haid terakhirnya tanggal 04-09-2013
3. Melahirkan anak pertama tanggal 11-06-2014, jam: 11.30 wita dan
tidak pernah keguguran
4. Bayi lahir tidak langsung menangis
Data Obyektif (O)
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum bayi lemah
b. Tangisan merintih
c. Pernapasan megap-megap
d. Warna kulit : kebiruan
e. Pergerakan / tonus otot : lemah
f. Tanda-tanda vital :
Denyut Jantung : 98 kali / menit
Pernapasan : 38 kali / menit
Suhu : 36,1 0C
g. Jenis kelamin : perempuan
60. iv
h. Apgar skore
N
o
Asfek yang
dinilai
0 1 2 Waktu
1 5
1 Frekuensi
denyut jantung
Tidak ada Kurang dari
100
Lebih dari
100
1 2
2 Usaha
bernapas
Tidak ada Lambat
teratur
Menangis
kuat
1 1
3 Tonus otot Lumpuh Ekstremitas
flexi sedikit
Gerakan
aktif
1 1
4 Reaksi
terhadap
rangsangan
Tidak ada Gerakan
sedikit
Menangis 2 2
5 Warna kulit Biru /
pucat
Tubuh
kemerahan
ekstremitas
biru
Seluruh
tubuh
kemerahan
1 2
6 8
2. Pemeriksaan Fisik Khusus
a. Kepala : ubun-ubun serta sutura lebar dan belum menutup
tidak ada molase, tidak ada caput.
b. Wajah : tidak ada ekspresi
c. Mata : sklera tidak ikterus, konjungtiva merah muda,
tampak bersih.
d. Hidung : lubang simetris kiri dan kanan, ada gerakan cuping
hidung, tampak lendir, pernapasan tidak lancar
dan teratur.
e. Mulut dan bibir :bibir lembab agak pucat, tidak ada kelainan
pada mulut dan bibir, tanpak lendir dalam
mulut,refleks mengisap tidak ada.
61. iv
f. Telinga :simetris kiri dan kanan, lekukan normal
lubang telinga kiri dan kanan ada, tanpak
bersih.
g. Dada :simetris kiri dan kanan, gerakan dada
sesuai irama pernapasan bayi, tidak ada
tonjolan tulang dada, puting susu tanpak
jelas dan menonjol.
h. Abdomen :tidak ada benjolan pada perut, tidak ada
perdarahan tali pusat, tali pusat tampak
basah.
i. Genitalia :labiya mayora menutupi labiya minora
j. Anus :lubang anus ada
k. Bokong :tidak ada lipatan kulit bokong.
l. Punggung : tidak ada tonjolan tulang punggung.
m. Ekstremitas atas dan bawah : pergerakan lemah, warna
kebiruan, simertsi kiri dan kanan, tidak ada
kelianan / cacat bawaan, jari-jari lengkap.
n. Kulit :integritas kulit normal, kencang, elastis dan
tidak berkeriput.
3. Pemeriksaan Antropometri
a. Berat badan lahir : 3440 gram
b. Panjang badan lahir : 48 cm
c. Lingkar kepala : 32 cm
62. iv
d. Lingkar dada : 30 cm
e. Lingkar perut : 31 cm
f. Lingkar lengan atas : 12 cm
4. Pemeriksaan Refleks
a. Refleks sucking (menghisap) : lemah
b. Refleks rooting (menelan) : lemah
c. Refleks graps (menggenggem) : lemah
d. Refleks moro ( kaget ) : lemah
Asessment (A)
a. Diagnosa: Bayi baru lahir cukup bulan dengan Asfiksia Ringan
b. Potensial: terjadinya Hipotermi dan Asfiksia Sedang
c. Kolaborasi: dengan dokter spesialis anak untuk terapi dan tindakan lebih lanjut
1) Resusitasi
2) Pemberian O2
3) Pemberian obat-obatan
Planning (P)
Rabu Tanggal : 11-06-2014, jam : 12.10 wita
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan.
Hasil : tangan dicuci dengan sabun dibawah air mengalir sebelum dan
sesudah melakukan tindakan
63. iv
2. Membertitahukan kepada keluarga hasil pemeriksaan, dimana bayi tidak
segera menangis, keadaan umum bayi lemah
Hasil : keluarga tenang dan mempercayakan sepenuhnya pada petugas.
3. Melakukan tindakan awal penanganan bayi asfiksia ( JAIKAN )
a. Menjaga kehangatan bayi dengan segera menyelimuti bayi dan
meletakannya di ruangan yang hangat.
Hasil : bayi terbungkus kain bersih, hangat dan kering serta bayi
telah berada di ruangan yang hangat.
b. Mengatur posisi kepala bayi sedikit ekstensi.
Hasil : posisi kapala bayi sedikit ekstensi dengan ganjalan sarung
setinggi ± 5 cm pada bahu bayi.
c. Menghisap lendir mulai dari mulut bayi sampai 5 cm kedalam
rongga mulut dan hidung sampai 3 cm kedalam lubang hidung.
Hasil : lendir telah dibersihkan
d. Mengeringkan tubuh bayi dan memberikan rangsangan taktil dengan
menepuk dan menyentil telapak kaki serta menggosok punggung
bayi.
Hasil : bayi telah dikeringkan dan diberikan rangsangan taktil
e. Mengatur kembali posisi kepala bayi dengan melepaskan ganjalan
yang ada pada bahu dan mengganti sarung bayi dengan sarung
bersih, hangat dan kering.
Hasil : sarung telah diganti dan posisi kepala kembali normal.
64. iv
f. Melakukan penilaian yaitu menangis, tonus otot, pernapasan, warna
kulit dan laju jantung bayi.
Hasil : bayi masih menangis lemah, tonus otot lemah, pernapasan
magap-megap, tubuh kemerahan dan ekstremitas
kebiruan, laju jantung 100 kali / menit.
4. Melakukan penanganan lanjutan :
a. Memberikan oksigen pada bayi sebanyak 10 l/m
Hasil : oksigen diberikan melalui sungkup
b. Membungkus tali pusat.
Hasil : tali pusat terbungkus dengan kasa steril.
c. Memberikan suntikan Vit. K sebanyak 0,1 cc secara IM pada 1/3
paha kiri bayi
Hasil : bayi telah mendapatkan suntikan Vit.K sebanyak 0,1 cc
d. Memberikan salep mata oksitetracicline 1 % pada mata kiri dan
kanan bayi
Hasil : mata bayi telah diberikan salep mata oksitetracicline 1 %
e. Memasang NGT pada bayi
Hasil: NGT telah terpasang di hidung kanan ibu
f. Memasang infus dan tetesannya
Hasil: infus telah terpasang ditangan kanan bayi dengan tetesan 12
tetes / menit
g. Melakukan injeksi ceftriaxon 160 mg / jam dan gentamicin 10 mg /
24 jam secara IV
65. iv
Hasil: bayi telah disuntik
7. Menimbang berat badan bayi
Hasil : berat badan bayi 3440 gram
8. Memantau tanda-tanda vital bayi tiap 30 menit
Hasil : terlampir
H. CATATAN PERKEMBANGAN
Catatan perkembangan ini dilakukan pemantauan selama tiga hari dari
tanggal 11-13 Juni 2014 dengan menggunakan metode pendekatan
pendokumentasian asuhan kebidanan pada bayi Ny “M” dengan asfiksia Ringan
Rabu Tanggal 11-06-2014 Jam: 12.00 wita
A. Hari pertama
1. Data Subyektif (S)
Ibu mengatakan :
1. Masuk rumah sakit bersama bidannya tanggal 11-06-2014 jam 08.30
wita dengan masalah CPD dan KPD
2. Hari pertama haid terakhirnya tanggal 04-09-2013
3. Melahirkan anak pertama tanggal 11-06-2014, jam: 11.30 wita dan
tidak pernah keguguran
4. Bayi lahir tidak langsung menangis
2. Data Obyektif (O)
a. Pemeriksaan Umum
1) Keadaan umum bayi lemah
66. iv
2) Tangisan merintih
3) Pernapasan megap-megap
4) Warna kulit : kebiruan
5) Pergerakan / tonus otot : lemah
6) Apgar score :6/8
7) Tanda-tanda vital :
Denyut Jantung : 98 kali / menit
Pernapasan : 38 kali / menit
Suhu : 36,1 0C
8) Jenis kelamin : perempuan
b. Pemeriksaan Refleks
1) Refleks sucking (menghisap) : lemah
2) Refleks rooting (menelan) : lemah
3) Refleks graps (menggenggem) : lemah
4) Refleks moro ( kaget ) : lemah
3. Assesment (A)
a. Diagnosa: Bayi baru lahir cukup bulan dengan Asfiksia Ringan
b. Potensial: terjadinya Hiotermi dan asfiksia sedang
c. Kolaborasi dengan dokter spesialis anak untuk terapi dan tindakan
lebih lanjut
1)Resusitasi
2)Pemberian O2
67. iv
3)Pemberian obat-obatan
4. Planning (P)
Tanggal 11 Juni 2014 Jam:12.10 Wita
1. Membertitahukan kepada keluarga hasil pemeriksaan, dimana bayi
tidak segera menangis, keadaan umum bayi lemah
Hasil :keluarga tenang dan mempercayakan sepenuhnya pada
petugas.
2. Melakukan tindakan awal penanganan bayi asfiksia ( JAIKAN )
Hasil: tindakan awal penanganan bayi asfiksia telah dilakukan
3. Melakukan penanganan lanjutan
Hasil: penangan lanjutan telah dilakukan
4. Menimbang berat badan bayi
Hasil : berat badan bayi 3440 gram
5. Memantau tanda-tanda vital bayi tiap 30 menit
Hasil : terlampir
B. Hari kedua
1. Data Subyektif (S)
Ibu mengatakan :
a. Melahirkan secara operasi (SC) tanggal 11-06-2014 jam 11.30 wita
b. Bayinya masih dirawat diruang bayi
c. Keadaan umum bayinya sudah membaik
d. ASI nya belum keluar dan diberi susu formula.
68. iv
2. Data Obyektif (O)
a. Keadaan umum bayi baik
b. Gerakan aktif
c. Warna kulit : seluruh tubuh kemerahan
d. Berat badan : 3480 gram
e. Tanda-tanda vital :
Laju jantung : 145 kali / menit
Pernapasan : 48 kali / menit
Suhu : 36,5 0C
f. Sistem refleks :
Refleks sucking (menghisap) : lemah
Refleks rooting (menelan) : baik
Refleks graps ( menggenggem ) : baik
Refleks moro ( kaget ) : baik
g. Tali pusat masih basa dan terbungkus kasa steril
h. Bayi telah BAK dan belum BAB.
3. Asessment (A)
Diagnosa: Bayi umur 1 hari, cukup bulan, keadaan umum baik
Potensial: -
Tindakan segera dan kolaborasi: -
4. Planning (P)
Tanggal : 13-06-2014 Jam : 07.00 wita
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi
69. iv
Hasil : tangan dicuci sebelum dan sesudah merawat bayi
2. Mengobservasi tanda-tanda vital tiap 3 jam, kecuali suhu tiap 1 jam.
Hasil : terlampir
3. Mempertahankan bayi dalam keadaan hangat dan kering
Hasil : bayi terbungkus sarung dan kehangatan bayi tetap terjaga.
4. Mengganti kasa pembungkus tali pusat dengan kasa steril
Hasil : tali pusat telah terbungkus dengan kasa steril.
5. Menimbang berat badan bayi setiap hari.
Hasil : berat badan bayi hari pertama 3480 gram
6. Mengganti popok tiap kali basah, atau kotor
Hasil : popok diganti tiap kali basah atau kotor.
7. Memberikan bayi susu formula melalui oral ( priming ) / 2 jam atau tiap
kali bayi menangis.
Hasil : bayi minum melalui sendok sedikit demi seikit sebanyak 10-30 cc
tiap kali bayi menangis.
8. Melakukan injeksi ceftriaxon 160 mg / 2 jam dan injeksi gentamicin
10mg / 24 jam secara IV
Hasil: bayi telah disuntik
C. Hari ketiga
1. Data Subyektif (S)
Ibu mengatakan :
a. Bayinya masih dirawat diruang bayi
b. Keadaan umum bayinya sudah membaik
70. iv
c. ASI nya belum keluar dan bayi masih diberi susu formula
2. Data Obyektif (O)
a. Keadaan umum bayi baik
b. Berat badan : 3500 gram
c. Tanda-tanda vital :
Laju jantung : 148 kali / menit
Pernapasan : 48 kali / menit
Suhu : 370C
d. Sistem refleks
1) Refleks sucking (menghisap) : baik
2)Refleks rooting (menelan) :baik
3)Refleks graps ( menggenggem ):baik
4)Refleks moro ( kaget ) :baik
e. Tali pusat masih basah dan terbungkus kasa steril
f. Bayi telah BAB dan BAK.
3. Asessment (A)
a. Diagnosa: Bayi umur 2 hari, cukup bulan, keadaan umum bayi baik.
b. Potensial: -
c. Tindakan segera: -
4. Planning (P)
Tanggal : 04-06-2014 Jam : 07.00 wita
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi
Hasil : tangan dicuci sebelum dan sesudah merawat bayi
71. iv
2. Mengobservasi tanda-tanda vital tiap 3 jam.
Hasil : terlampir
3. Mempertahankan bayi dalam keadaan hangat dan kering
Hasil : bayi terbungkus sarung dan kehangatan bayi tetap terjaga.
4. Mengganti kasa pembungkus tali pusat dengan kasa steril
Hasil : tali pusat telah terbungkus dengan kasa steril.
5. Menimbang berat badan bayi
Hasil : berat badan bayi hari kedua 3.500 gram
6. Mengganti popok tiap kali basah, atau kotor
Hasil : popok diganti tiap kali basah atau kotor.
7. Memberikan bayi susu formula melalui oral ( dot ) / 2 jam atau tiap kali
bayi menangis.
Hasil : bayi minum melalui dot sebanyak 10-30 cc tiap kali bayi
menangis.
72. iv
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab ini membahas tentang kesenjangan antara teori dan tinjauan
kasus pada pelaksanaan Manajemen Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada
Bayi Ny. “M“ Dengan Asfiksia Ringan di Ruang Perinatologi Rumah Sakit
Umum DaerahKabupaten Muna Tanggal 11 Juni 2014, dengan teori penanganan
asfiksia Ringan.
Dalam pembahasan ini, penulis akan membahas berdasarkan pendekatan
manajemen asuhan kebidanan dengan 7 langkah ,yaitu pengumpulan data dasar,
merumuskan diagnosa/masalah aktual, merumuskan diagnosa /
masalah,melaksanakan tindakan segera dan kolaborasi,merencakan tindakan
asuhan kebidanan,melaksakan tindakan asuhan kebidanan dan mengevaluasi
asuhan kebidanan.
A. Langkah I Pengkajian Dan Analisis Data
Menurut teori asfiksia ringan adalahkegagalan untuk memulai dan
melanjutkan pernafasan secara spontan dan teratur pada saat bayi baru lahir atau
beberapa saat sesudah lahir. Data obyektif yaitu tangisan bayi lemah atau
merintih, gerak tonus otot lemah, warna kulit kemerahan ekstremitasbiru, apgar
skore 7-10. (Erna.2013)
Berdasarkan studi kasus bayi Ny. ’M’didapatkan dilahan praktek
menunjukan data obyektif yaitu tangisan bayi lemah atau merintih, gerak tonus
otot lemah, warna kulit kemerahan ekstremitasbiru, apgar skore 6/8, deyut jantung
98x/ menit, pernapasan 38x/ menit dan suhu 36,10C.
73. iv
Langkah awal ini penulis melakukan pengkajian data dasar yang meliputi
identitas klien, data biologis dan psikologis. Informasi yang diperoleh mengenai
data-data tersebut penulis dapatkan dengan mengadakan wawancara langsung dari
orang tua klien dan keluarganya serta sebagian bersumber dari pemeriksaan fisik.
Data lainnya diperoleh dari petugas kesehatan yang menangani klien. Dalam
mengumpulkan informasi ini penulis tidak menemukan hambatan yang berarti
oleh karena adanya sikap kooperatif dari keluarga bayi Ny. ’M’ untuk
memberikan informasi yang diperlukan serta dapat menerima kehadiran penulis
saat pengumpulan data sampai tindakan yang diberikan, mau menerima anjuran
serta saran yang diberikan oleh bidan.Dengan melihat data yang di peroleh maka
terdapat persamaan tinjauan pustaka dengan kasus nyata bayi Ny. ’M’dengan
asfiksia Ringan. Dengan demikian antara teori dengan kasus yang didapat dilahan
praktek tidak memiliki kesenjangan.
B. Langkah II Merumuskan Diagnosa / Masalah Aktual
Berdasarkan dalam konsep dasar bahwa dalam mengatakan suatu masalah
kebidanan harus berdasarkan pada pendekatan askeb yang didukung dan ditunjang
oleh beberapa data baik data subyektif maupun obyektif
Dalam tinjauan teori yang ada untuk mendiagnosis/ masalah actual dari
asfiksia ringan didapat yaitu takipnea dengan napas lebih dari 60 kali per menit,
bayi tampak sianosis, adanya retraksi sela iga, bayi merintih (gruting), pernapasan
cuping hidung,dan bayi kurang aktivitas (Wafi, 2011: 68)
74. iv
Berdasarkan studi kasus bayi Ny. ’M’ di temukan tangisan bayi lemah atau
merintih, gerak tonus lemah, warna kulit kemerahan ekstremitasbiru, apgar skore
6/8, deyut jantung 98x/ menit, pernapasan 38x/ menit dan suhu 36,10C sehingga
didiagnosa asfiksia Ringan.Hal ini terdapat sebagianterjadi kesenjangan antara
teori dan kasu yang didukung oleh pengetahuan dan keilmuan kebidanan.
C. Langkah III Antisipasi Diagnosa / Masalah Potensial
Masalah potensial yang dapat penulis identifikasi pada kasus ini adalah
potensi terjadi Hipotermi dan asfiksia sedang berdasarkan data yang ada
menunjukkan asfiksia ringandimana apabila penanganan kurang baik seperti tidak
mengeringkan tubuh bayi setelah lahir, hanya meberikan rangsangan taktil pada
bayi, dapat mengakibatkan hipotermi dan asfiksia sedang
(http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id)
Pada bayi Ny.’M’dengan asfiksia ringan dilakukan tindakan penanganan awal
resusitasi yaitumenjaga kehangatan, mengatur posisi,mengatur kepala sedikit
ekstensi, mengisap lendir, mengeringkan bayi, mengatur kembali posisi kepala
bayi, dan menilai apgar skore.Sehingga pada bayi Ny “M” tidak potensial terjadi
hipotermi dan asfiksia sedang. Hal ini menunjukansebagian terjadi kesenjangan
antara teori dan kasus
D. Langkah IV Tindakan Segera dan Kolaborasi
Secara teori tindakan segera dan kolaborasi tentang asfiksia ringan
yaitujaga kehangatan, posisikan bayi: posisi sedikit tengadah, bersihkan jalan
75. iv
nafas dengan cara isap lendir dimulut dan hidung, keringkan dengan cara badan
bayi yang basah dikeringkan, rangsangan taktil dengan cara menggosok
punggung/menepuk telapak kaki, mereposisi, pemasangan O2 pada bayi agar
tidak terjadi hentian nafas (Manuaba,2013: 425)
Sedangkan dipraktek yang didapatkan tindakan segera dan kolaborasi
tentang asfiksia ringan yaitujaga kehangatan, posisikan bayi, posisi sedikit
tengadah, bersihkan jalan nafas dengan cara isap lendir dimulut dan hidung,
keringkan dengan cara badan bayi yang basah dikeringkan, rangsangan taktil
dengan cara menggosok punggung/menepuk telapak kaki, mereposisi, dan
memasangan O2 pada bayi agar tidak terjadi hentian nafas
Sehingga ada kesamaan antara teori dengan praktek untuk penaganan
segera dan kolaborasi pada asfiksia ringan. Hal ini disebabkan karena adanya
kerja yang baik antar petugas dan tersedianya alat-alat serta adanya pedoman yang
berlaku di Rumah Sakit Umum DaerahKabupaten Muna.
E. Langkah V Menyusun Rencana Asuhan Kebidanan
Berdasarkan teori tindakan pada asfiksia ringan yaitu jaga kehangatan,
posisikan bayi dengan posisi sedikit tengadah, bersihkan jalan nafas dengan cara
isap lendir dimulut dan hidung, keringkan dengan cara badan bayi yang basah
dikeringkan, rangsangan taktil dengan menggosok punggung/menepuk telapak
kaki, mereposisi, pemasangan O2 jika terjadi nafas lemah. (Indrayani.2013)
Sedangkan pada studi bayiNy. ’M’rencana asuhan yang di berikan
adalahmengeringkan tubuh bayi dengan mengganti selimut yang basah dengan
76. iv
selimut yang kering, membersihkan jalan nafas, melakukan rangsangan taktil,
nilai usaha nafas,denyut jantung dan warna kulit, pemasangan O2 pada bayi agar
tidak terjadi hentian nafas.
Hal ini terdapat kesamaan antara teoridengan praktek disebabkan karena
adanya kelengkapan alat dan kerja sama antar petugas.
F. Langkah VI Pelaksanaan Asuhan Kebidanan
Menuru teori pelaksanaan asuhan kebidanan yang harus diberikan pada
penderita asfiksia ringan yaitu melakukan langkah awal resusitasi berupa
JAIKAN den dilanjutkan dengan asuhan pasca resusitasi (Varney.2007)
Pada studi kasus bayi Ny “M” dengan asfiksia ringan semua tindakan yang
telah direncanakan dapat dilaksanakan seluruhnya dengan baik tanpa hambatan
karena adanya kerjasamadan penerimaan yang baik dari klien serta dukungan
keluarga. Dari rencana asuhan kebidanan yang akan dilakukan pada bayi Ny “M”
yaitu menyampaikan hasil pemeriksaan, mengobservasi keadaan umum dan
tanda-tanda vital, melakukan tindakan langkah awal resusitasi yaitu JAIKANdan
dilanjutkan auhan pasca resusitasi sehingga tidak terjadi kesenjangan antara teori
dan kasus yang didapat dilahan.
G. Langkah VII Evaluasi Asuhan Kebidanan
Evaluasi menajemen asuhan kebidanan merupakan langkah akhir dari
proses manajemen asuhan kebidanan. Hal-hal yang harus dievaluasi yaitu asfiksia
77. iv
ringan teratasi, keadaan bayi baik dan tidak ada infeksi tali pusat.
(http://nenkeliezbid.blogspot.com/2010/04/asbid-asfiksia ringan.html)
Adapun hasil dan evaluasi dari kasus bayi’M’adalah asfiksia ringan
teratasi ditandai dengan keadaan bayi baik, tangisan kuat, warna kulit
kemerahan,tonus otot baik, pernapasan normal, kedaan bayi sehat ditandai dengan
laju jantung: 130x/menit, pernapasan42x/menit, suhu: 36.50C dan tidak ada
perdarahan tali pusat / infeksi tali pusat
Berdasarkan teori dan hasil yang diperoleh dari bayi Ny. ’M’tidak terjadi
kesenjangan antara teori dan kasus
78. iv
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah melakukan “Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir yaitu Bayi
Ny. M Umur 0 Hari dengan Asfiksia Ringan di Ruang bayi Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Muna Tahun 2014”. Maka penulis dapat menyimpulkan kasus
tersebut sebagai berikut:
1. Dalam mengumpulkan informasi dengan mengkaji data penulis tidak
mendapatkan hambatan yang berarti karena sikap dan respon klien cukup
baik.
2. Berdasarkan data subyektif yaitu tangisan bayi lemah atau merintih, gerak
tonus otot lemah, warna kulit kemerahan ekstremitas biru, apgar skore 6/8,
deyut jantung 98x/ menit, pernapasan 38x/ menit dan suhu 36,10C., maka
diagnosa yang ditegakkan yaitu Asfiksia Ringan
3. Menganalisa dan menginterprestasikan data untuk menegakkan diagnosa /
masalah potensial terjadinya pada bayi Ny “M” dengan Asfiksia Ringan
potensial hipotermi dan asfiksi sedang
4. Kolaborasi dengan dokter spesialis anak telah dilakukan yaitu resusitasi,
pemberian O2 dan pemberian obat-obatan
5. Merencanakan tindakan Asuhan Kebidanan pada Bayi Ny “M” yaitu
melakukan informed consetpada ibu dan keluarga, menyampaikan hasil
pemeriksaan, mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital,
79. iv
melakukan tindakan langkah awal resusitasi yaitu JAIKAN, dan dilanjutkan
asuhan pasca resusitasi.
6. Pada penatalaksanaan asuhan kebidanan pada bayi Ny “M” dengan asfiksia
ringan, semua tindakan yang telah direncanakan dapat dilaksanakan
seluruhnya dengan baik tanpa hambatan karena adanya kerja sama dan
penerimaan yang baik dari klien serta dukungan dari keluarga
7. Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada bayi Ny.”M” mulai tanggal 11 s.d 13
Juni 2014 maka diperoleh hasil yaitu :
a. Asfiksia riangan teratasi ditandai dengan keadaanbayi baik, tangisan kuat,
warna ulit kemerahan, tonus otot baik, dan pernapasan normal
b. Kedaaan bayi sehat ditandai dengan laju jantung 130x/menit, pernapasan
24x/menit, suhu 360C
c. Tidak terjadi perdarahan tali pusat atau infeksi tali pusat
8. Pendokumentasian sangat penting dilaksanakan pada setiap tahap dari proses
asuhan kebidanan, karena hal ini mrupakan bukti pertanggung jawaban bidan
terhadap klien
B. Saran
1. Sebagai seorang petugas kesehatan khususnya bidan diharapkan dapat
mengetahui tanda gejala pada bayidengan asfiksia ringan sehingga dapat
mendeteksi lebih awal apabila menemukan kasus tersebut dan dapat segera
mengambil keputusan klinik dalam penanganan selanjutnya.
80. iv
2. Diharapkan para orang tua senantiasa berupaya meningkatkan kemampuan dan
keahlian untuk mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan bayi dengan
senantiasa mengikuti perkembangan ilmu dan hasil-hasil penelitian terbaru
Kepada mahasiswa (khususnya mahasiswa kebidanan) dan
pembaca disarankan agar dapat mengambil pelajaran
dari kasus ini sehingga apabila terdapat tanda dan gejala
asfiksia, maka kita dapat melakukan tindakan yang
tepat agar penyakit tersebut tidak berlanjut kearah yang
lebih buruk. Serta merupakan tambahan literatur atau
penelitian lebih lanjut tentang asfiksia ringan
82. iv
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI.(2008).www.digilib.stikeskusumahusada.ac.id/download.php?id=423
Erna,yanti.(2013) Skrpsi D III kebidanan.Html. zdiakses tanggal 05/08/2014, jam
08.30
http://yulianasept.blogspot.com/2012/10/proposal-asfiksia.html, diunduh tanggal
13 juli 2014, jam 21.00 wita)
Indrayani, Djami, M.E.U., (2013). Asuhan Persalinan Dan Bayi Baru Lahir,
Jakarta. TIM
JNPK-KR.(2008).Asuhan Persalinan Normal.Jakarta.POGI
Manuaba, I.A.C. , Manuaba, I.B.G.F., Manuaba, I.B.G., (2013). Ilmu Kebidanan,
Penyakit Kandungan Dan KB. Jakarta. EGC.
Marmi, Rahardjo, K., (2012). Asuhan Neonatus, Bayi, Balita Dan Anak
Prasekolah.,Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Muslihatu,Wafi Nur.,(2011). Asuhan Neonatus Bayi dan Balita.Cetakan ketiga
Yogyakarta, Firamaya
Simatupang, Erna.J., (2008). Manajemen Pelayanan Kebidanan. Jakarta. EGC.
Sudarsi afroh fauzian.(2013). Asuhan Neonatus Resiko Tinggi dan Kegawatan.
Nuhamedika yogyakarta
Prawirohardjo, S. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta. PT. Bina Pustaka.
Varney, Helen (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4. Jakarta. EGC
Wasi,N.M (2011).http://digilib.unimus.ac.id/download.php?id
Wiknjsastro,2010 buku saku ilmu kebidanan. http://yuliana sept.blogspot.com
WHO.(2010).http://digilib.unimus.ac.id/donwload.php?id.Diakses tanggal
03/08/2014,jam 19.00 wita
Hasil Observasi Tanda-Tanda Vital Bayi
Tanggal : 11s.d 13 Juni 2014
Nama : Bayi Ny.”M”
Jenis Kelamin : perempuan
83. iv
Jam Asi /
Pasi
Muntah BAK/
BAB
RR HR Suhu
13.00 42x/m 130 x/m 36.50C
14.00 43x/m 132 x/m 36.70C
15.00 42 x/m 130 x/m 36.70C
16.00 44 x/m 134 x/m 36.60C
17.00 45 x/m 134 x/m 36.50C
18.00 44 x/m 132 x/m 36.60C
19.00 43 x/m 134 x/m 36.60C
20.00 45 x/m 134 x/m 36.80C
21.00 44 x/m 133 x/m 36.60C
22.00 44 x/m 132 x/m 36.60C
23.00 43 x/m 134 x/m 36.50C
24.00 44 x/m 136 x/m 36.60C
01.00 45 x/m 134 x/m 36.60C
02.00 45 x/m 134 x/m 36.70C
03.00 44 x/m 134 x/m 36.70C
04.00 44 x/m 136 x/m 36.80C
05.00 44 x/m 136 x/m 36.80C
06.00 PASI
30 CC
46 x/m 136 x/m 36.60C
07.00 44 x/m 136 x/m 36.70C
08.00 PASI
30 CC
44 x/m 134 x/m 36.60C
09.00 45 x/m 134 x/m 36.60C
10.00 PASI
30 CC
44 x/m 136 x/m 36.60C
11.00 42 x/m 135 x/m 36.60C
12.00 PASI
30 CC
43 x/m 135 x/m 36.70C
13.00 44 x/m 135 x/m 370C
14.00 PASI
30 CC
36.70C
15.00 36.60C
16.00 PASI
30 CC
44 x/m 135 x/m 370C
17.00 36.80C
18.00 PASI
30 CC
BAK 370C
19.00 44 x/m 140 x/m 36.90C
20.00 PASI
30 CC
36.80C
21.00 36.80C
84. iv
22.00 PASI
30 CC
45 x/m 143 x/m 36.70C
23.00 36.60C
24.00 PASI
30 CC
36.80C
01.00 45 x/m 143 x/m 36.50C
02.00 PASI
30 CC
36.80C
03.00 36.60C
04.00 PASI
30 CC
BAK/
BAB
44 x/m 145 x/m 36.70C
05.00 36.50C
06.00 PASI
30 CC
36.80C
07.00 44 x/m 146 x/m 36.90C
08.00 PASI
30 CC
36.70C
09.00 36.60C
10.00 PASI
30 CC
46 x/m 145 x/m 36.80C
11.00 370C
12.00 PASI
30 CC
36.90C
13.00 45 x/m 145 x/m 370C
14.00 PASI
30 CC
15.00
16.00 PASI
30 CC
45 x/m 147 x/m 36.80C
17.00
18.00 PASI
30 CC
19.00 BAK 44 x/m 144 x/m 370C
20.00 PASI
30 CC
21.00
22.00 PASI
30 CC
45 x/m 144 x/m 370C
23.00
24.00 PASI
30 CC
01.00 44 x/m 145 x/m 36.80C
02.00 PASI
30 CC
BAK
03.00
85. iv
04.00 PASI
30 CC
46 x/m 145 x/m 36.80C
05.00
06.00 PASI
30 CC
07.00 45 x/m 144 x/m 370C
08.00 PASI
30 CC
09.00
10.00 PASI
30 CC
BAB 44 x/m 145 x/m 36.70C
11.00
12.00 PASI
30 CC
13.00 44x/m 145x/m 37.80C
14.00 PASI
30 CC
15.00
16.00 PASI
30 CC
45x/m 144x/m 36.80C
86. iv
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
LEMBAR KONSULTASI ASUHAN KEBIDANAN
KARYA TULIS ILMIAH
Nama :Fitalia Ratnasari
Nim :2011.IB.0011
Judul Study Kasus :Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
Pada Bayi Ny. “M” GI P0A0 dengan Asfiksia Ringan di
Ruang Perinatologi Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna Tanggal 11 Juni s.d 13 Juni 2014
No. Hari/ Tanggal Saran Paraf
Pembimbing 1
1. Minggu, 28-09-
2014
Perbaiki cara penulisan
yang benar
2. Senin, 29-09-
2014
ACC
Raha, September 2014
Mengetahui
Pembimbing I
Wa Ode Emy Zulhaedah,S.ST
87. iv
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
LEMBAR KONSULTASI ASUHAN KEBIDANAN
KARYA TULIS ILMIAH
Nama : Fitalia Ratnasari
Nim : 2011.IB.0011
Judul Study Kasus : Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan
Pada Bayi Ny. “M” GI P0A0 dengan Asfiksia Ringan di
Ruang Perinatologi Rumah Sakit Umum Daerah
Kabupaten Muna Tanggal 11 Juni s.d 13 Juni 2014
No. Hari/
Tanggal
Saran Paraf
Pembimbing 2
1. Jumat, 26-
09-2014
ACC
Raha, September 2014
Mengetahui
Pembimbing II
Widarni, S.KM
88. iv
YAYASAN PENDIDIKAN SOWITE
AKADEMI KEBIDANAN PARAMATA RAHA
KABUPATEN MUNA
LEMBAR KONSULTASI
STUDI KASUS
Nama : Fitalia Ratnasari
NIM : 2011.IB.0011
Judul : Manajemen dan Pendokumentasian Asuhan Kebidanan Pada Bayi
Ny “M” dengan Asfiksia Ringan di Ruang Perinatologi Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Muna
Nama penguji : Sitti Dhia Ul Haq, SST.
No. Hari/Tanggal Saran
Tanda
Tangan/Paraf
1. Kamis,25-09-2014
- Kata Pengantar dilengkapi judul harus diblod
- Bab I pada latar belakang dibahas kematian bayi
secara umum, kemudian data kematian bayi
dengan asfiksia secara global, nasional, propinsi,
kabupaten, dan tempat penelitian
- Bab II, sub pokok bahasan harus diberi garis
bawah.
- Judul tabel harus menggunakan huruf capital dan
jangan dibold.
- Format penulisan tidak boleh kurang dari 3
kalimat dalam 1 paragraf.
2. Jumat,26-09-2014
- Pada daftar isi dimasukkan catatan
perkembangan dan lampiran.
- Bab I, pada tujuan telaah metode telaah dan
sistematika penulisan diperbaiki
- Pada pemeriksaan fisik dilengkapi.
- Pada asessment ditambahkan diagnosa, potensial
dan tindakan segera.
- Pada Bab IV pembahasan diperbaiki dan
ditambahkan teori telaah yang mendukung kasus
tersebut.
- Pada Bab V kesimpulan dan saran diperbaiki
sesuai dengan langkah dan tindakan pada tujuan
telaah.