Identifikasi jenis zat pewarna makananDita Issriza
Dokumen tersebut membahas tentang identifikasi jenis bahan pewarna pada makanan. Terdapat dua jenis bahan pewarna yaitu alami dan sintetik. Bahan pewarna alami misalnya kunyit dan daun pandan mengandung zat seperti kurkumin dan klorofil yang memberikan warna. Sedangkan bahan pewarna sintetik harus lulus sertifikasi dari otoritas kesehatan dan beberapa jenis dilarang digunakan karena berbahaya. D
Dokumen tersebut membahas tentang pewarna makanan alami dan buatan/sintetik beserta kandungan kimianya. Pewarna alami berasal dari ekstrak tumbuhan seperti kunyit, pandan, wortel, daun jati, dan buah coklat, sedangkan pewarna sintetik meliputi Allura Red, Brilliant Blue FCF, Fast Green FCF, Carmoisine, Indigo Carmin, Ponceau 4R, dan Quinoline Yellow. Dokumen ini juga menjelaskan prosedur analisis k
Laporan praktikum ini menguji peran vitamin C sebagai antioksidan dalam menghambat oksidasi pada buah apel. Irisan apel yang dicelupkan larutan vitamin C tidak mengalami perubahan warna selama 30 menit, sedangkan irisan tanpa vitamin C cepat berubah warna menjadi cokelat. Hal ini menunjukkan vitamin C mampu menghambat reaksi oksidasi yang merusak buah apel.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang simplisia semen (biji) yang meliputi pengertian, contoh, ciri-ciri, waktu panen, penyimpanan, dan cara penggunaannya. Contoh simplisia semen yang dijelaskan adalah arecae semen, cucurbitae semen, foenigraeci semen, myristicae semen, dan nigellae sativae semen.
Identifikasi jenis zat pewarna makananDita Issriza
Dokumen tersebut membahas tentang identifikasi jenis bahan pewarna pada makanan. Terdapat dua jenis bahan pewarna yaitu alami dan sintetik. Bahan pewarna alami misalnya kunyit dan daun pandan mengandung zat seperti kurkumin dan klorofil yang memberikan warna. Sedangkan bahan pewarna sintetik harus lulus sertifikasi dari otoritas kesehatan dan beberapa jenis dilarang digunakan karena berbahaya. D
Dokumen tersebut membahas tentang pewarna makanan alami dan buatan/sintetik beserta kandungan kimianya. Pewarna alami berasal dari ekstrak tumbuhan seperti kunyit, pandan, wortel, daun jati, dan buah coklat, sedangkan pewarna sintetik meliputi Allura Red, Brilliant Blue FCF, Fast Green FCF, Carmoisine, Indigo Carmin, Ponceau 4R, dan Quinoline Yellow. Dokumen ini juga menjelaskan prosedur analisis k
Laporan praktikum ini menguji peran vitamin C sebagai antioksidan dalam menghambat oksidasi pada buah apel. Irisan apel yang dicelupkan larutan vitamin C tidak mengalami perubahan warna selama 30 menit, sedangkan irisan tanpa vitamin C cepat berubah warna menjadi cokelat. Hal ini menunjukkan vitamin C mampu menghambat reaksi oksidasi yang merusak buah apel.
Dokumen tersebut memberikan informasi tentang simplisia semen (biji) yang meliputi pengertian, contoh, ciri-ciri, waktu panen, penyimpanan, dan cara penggunaannya. Contoh simplisia semen yang dijelaskan adalah arecae semen, cucurbitae semen, foenigraeci semen, myristicae semen, dan nigellae sativae semen.
Dokumen tersebut membahas tentang pewarna makanan, yang merupakan bahan tambahan pangan yang ditambahkan untuk meningkatkan warna makanan atau minuman. Terdapat dua jenis pewarna makanan yaitu pewarna alami yang berasal dari sumber daya alam, dan pewarna sintetis yang dibuat secara kimia. Pewarna dapat berbentuk water based yang larut dalam air, atau oil based yang tidak larut dalam air.
Dokumen ini membahas tentang identifikasi vitamin A, D, E, B1, B2, B6, dan C secara kualitatif pada tomat dan wortel melalui reaksi warna. Vitamin-vitamin tersebut diidentifikasi dengan menggunakan berbagai reaktan yang menghasilkan perubahan warna yang khas untuk setiap vitamin. Hasilnya menunjukkan keberadaan berbagai vitamin pada sampel wortel dan tomat.
Praktikum penanganan pasca panen sayuran menunjukkan bahwa penyimpanan dengan kemasan plastik di lemari es memberikan umur simpan terlama, yaitu 10 hari untuk selada. Sedangkan penyimpanan tanpa kemasan di suhu ruang hanya bertahan 5 hari untuk sawi hijau dan selada. Perlakuan pasca panen penting untuk menekan kerusakan dan penurunan mutu sayuran.
Tepung terigu, tapioka, tepung beras, tepung ketan, dan tahu memiliki kadar air berkisar antara 10-15% berdasarkan berat basah dan 12-15% berdasarkan berat kering. Kadar air tahu paling tinggi yaitu sekitar 76% berdasarkan berat basah dan 320% berdasarkan berat kering. Kadar air ditentukan dengan memanaskan sampel di oven hingga berat konstan.
1. Uji Unsur-Unsur Protein
Setelah dilakukan pengujian unsur-unsur protein, dapat disimpulkan bahwa albumin mengandung unsur protein, yaitu nitrogen dan oksigen. Susu mengandung nitrogen, hidrogen, dan oksigen. Tempe mengandung nitrogen, hidrogen, oksigen, dan karbon. Seadngkan kuning telur mengandung nitrogen, oksigen, dan karbon.
2. Uji Kelarutan Albumin
Protein albumin dapat larut pada air (H2O), asam (HCl), basa (NaOH), dan garam encer (NaCO3). Karena semua campuran tidak menghasilkan endapan. Namun kelarutan protein akan berkurang jika ditambahkan garam anorganik, karena terjadi kompetisi antara garam anorganik dengan molekul protein untuk mengikat air.
3. Uji Biuret
Pada uji biuret yang menghasilkan warna soft ungu adalah albumin. Albumin mengandung dua atau lebih ikatan peptida, sehingga ikatan peptidanya panjang. Namun pada kuning telur, susu, dan tempe menghasilkan warna biru dikarenakan kadar protein setiap bahan berbeda, sehingga jumlah ikatan peptidanya berbeda. Hal ini mengakibatkan warna yang dihasilkan akan berbeda juga.
4. Uji Nnhidrin
Albumin, susu, tempe, dan kuning telur menunjukkan adanya warna ungu yang menunjukkan kadar protein tinggi karena ikatan peptidanya panjang. Warna ungu juga berarti protein tersebut mempunyai gugus asam amino bebas. Sedangkan pada arginin, warna yang dihasilkan bening artinya tidak menunjukkan adanya asam amino bebas.
The document discusses offering service and help. It outlines the social functions of serving customers to satisfy their needs and asking what they want while offering assistance. It also describes the typical text structure of greetings, content, and closing. Finally, it provides examples of offering help both orally and in writing using simple present tense and language as well as examples of potential responses.
Dokumen tersebut merangkum tentang tanaman jahe merah, meliputi klasifikasi, ciri-ciri, fisiologi, perkembangbiakan, cara penanaman dan pemeliharaan, serta manfaatnya.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Sampel taoge, susu, dan aquadest diuji menggunakan uji ninhydrin untuk mendeteksi kehadiran asam amino bebas. Hasilnya menunjukkan ketiga sampel tidak mengandung asam amino bebas.
Laporan praktikum menguji sifat dan komposisi air liur menunjukkan bahwa air liur memiliki bobot jenis 0,9397 g/ml, bersifat asam, dan mengandung protein, karbohidrat, dan asam amino seperti yang ditunjukkan oleh uji Biuret, Millon, dan Molisch.
Laporan praktikum ini membahas penentuan adanya vitamin C secara kualitatif pada larutan vegeta dengan dua metode, yaitu metode A menggunakan pereaksi benedict dan metode B dengan menetralkan larutan kemudian ditambahkan FeCl3. Hasilnya menunjukkan kedua metode memberikan hasil positif, menandakan larutan vegeta mengandung vitamin C.
Laporan praktikum musrin salila pps UnnesMusrin Salila
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan spektrofotometer UV-Vis untuk menentukan kadar parasetamol dalam sediaan obat. Prinsip kerja spektrofotometer UV-Vis dan teori terkait spektroskopi serta struktur kimia parasetamol dijelaskan sebagai dasar untuk menganalisis kadar parasetamol.
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan MikroorganismeRukmana Suharta
Laporan praktikum mikrobiologi mengenai teknik pewarnaan mikroorganisme. Mahasiswa melakukan pewarnaan gram pada Escherichia coli dan mengamati bentuknya di bawah mikroskop. Hasilnya adalah E. coli berbentuk basil dan berwarna merah setelah pewarnaan gram, menunjukkan bahwa bakteri tersebut termasuk gram negatif.
1. Laporan ini membahas pembuatan medium cair nutrien untuk tumbuh bakteri. Langkah-langkahnya meliputi penimbangan bahan, pencampuran dengan air, pemanasan, penetralan, sterilisasi, dan inkubasi sebelum penanaman bakteri.
2. Hasilnya adalah medium cair bening yang siap untuk menumbuhkan bakteri setelah melalui proses sterilisasi dan inkubasi untuk mencegah kontaminasi.
3. Medium ini berfungsi sebagai temp
Dokumen tersebut membahas tentang gastritis, yang merupakan peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut atau kronis. Terdapat berbagai penyebab gastritis seperti obat-obatan, alkohol, merokok, serta infeksi H. pylori. Gejalanya bervariasi mulai dari nyeri perut hingga perdarahan dalam saluran cerna. Diagnosa didasarkan pada hasil endoskopi dan biopsi, sedangkan penanganannya meliputi diet
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian food addictive atau bahan tambahan pangan menurut peraturan kementrian kesehatan dan WHO, pengelompokan, tujuan penggunaannya, serta beberapa jenis food addictive seperti pewarna, pemanis buatan, pengawet, dan antioksidan."
Dokumen tersebut membahas tentang pewarna makanan, yang merupakan bahan tambahan pangan yang ditambahkan untuk meningkatkan warna makanan atau minuman. Terdapat dua jenis pewarna makanan yaitu pewarna alami yang berasal dari sumber daya alam, dan pewarna sintetis yang dibuat secara kimia. Pewarna dapat berbentuk water based yang larut dalam air, atau oil based yang tidak larut dalam air.
Dokumen ini membahas tentang identifikasi vitamin A, D, E, B1, B2, B6, dan C secara kualitatif pada tomat dan wortel melalui reaksi warna. Vitamin-vitamin tersebut diidentifikasi dengan menggunakan berbagai reaktan yang menghasilkan perubahan warna yang khas untuk setiap vitamin. Hasilnya menunjukkan keberadaan berbagai vitamin pada sampel wortel dan tomat.
Praktikum penanganan pasca panen sayuran menunjukkan bahwa penyimpanan dengan kemasan plastik di lemari es memberikan umur simpan terlama, yaitu 10 hari untuk selada. Sedangkan penyimpanan tanpa kemasan di suhu ruang hanya bertahan 5 hari untuk sawi hijau dan selada. Perlakuan pasca panen penting untuk menekan kerusakan dan penurunan mutu sayuran.
Tepung terigu, tapioka, tepung beras, tepung ketan, dan tahu memiliki kadar air berkisar antara 10-15% berdasarkan berat basah dan 12-15% berdasarkan berat kering. Kadar air tahu paling tinggi yaitu sekitar 76% berdasarkan berat basah dan 320% berdasarkan berat kering. Kadar air ditentukan dengan memanaskan sampel di oven hingga berat konstan.
1. Uji Unsur-Unsur Protein
Setelah dilakukan pengujian unsur-unsur protein, dapat disimpulkan bahwa albumin mengandung unsur protein, yaitu nitrogen dan oksigen. Susu mengandung nitrogen, hidrogen, dan oksigen. Tempe mengandung nitrogen, hidrogen, oksigen, dan karbon. Seadngkan kuning telur mengandung nitrogen, oksigen, dan karbon.
2. Uji Kelarutan Albumin
Protein albumin dapat larut pada air (H2O), asam (HCl), basa (NaOH), dan garam encer (NaCO3). Karena semua campuran tidak menghasilkan endapan. Namun kelarutan protein akan berkurang jika ditambahkan garam anorganik, karena terjadi kompetisi antara garam anorganik dengan molekul protein untuk mengikat air.
3. Uji Biuret
Pada uji biuret yang menghasilkan warna soft ungu adalah albumin. Albumin mengandung dua atau lebih ikatan peptida, sehingga ikatan peptidanya panjang. Namun pada kuning telur, susu, dan tempe menghasilkan warna biru dikarenakan kadar protein setiap bahan berbeda, sehingga jumlah ikatan peptidanya berbeda. Hal ini mengakibatkan warna yang dihasilkan akan berbeda juga.
4. Uji Nnhidrin
Albumin, susu, tempe, dan kuning telur menunjukkan adanya warna ungu yang menunjukkan kadar protein tinggi karena ikatan peptidanya panjang. Warna ungu juga berarti protein tersebut mempunyai gugus asam amino bebas. Sedangkan pada arginin, warna yang dihasilkan bening artinya tidak menunjukkan adanya asam amino bebas.
The document discusses offering service and help. It outlines the social functions of serving customers to satisfy their needs and asking what they want while offering assistance. It also describes the typical text structure of greetings, content, and closing. Finally, it provides examples of offering help both orally and in writing using simple present tense and language as well as examples of potential responses.
Dokumen tersebut merangkum tentang tanaman jahe merah, meliputi klasifikasi, ciri-ciri, fisiologi, perkembangbiakan, cara penanaman dan pemeliharaan, serta manfaatnya.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Sampel taoge, susu, dan aquadest diuji menggunakan uji ninhydrin untuk mendeteksi kehadiran asam amino bebas. Hasilnya menunjukkan ketiga sampel tidak mengandung asam amino bebas.
Laporan praktikum menguji sifat dan komposisi air liur menunjukkan bahwa air liur memiliki bobot jenis 0,9397 g/ml, bersifat asam, dan mengandung protein, karbohidrat, dan asam amino seperti yang ditunjukkan oleh uji Biuret, Millon, dan Molisch.
Laporan praktikum ini membahas penentuan adanya vitamin C secara kualitatif pada larutan vegeta dengan dua metode, yaitu metode A menggunakan pereaksi benedict dan metode B dengan menetralkan larutan kemudian ditambahkan FeCl3. Hasilnya menunjukkan kedua metode memberikan hasil positif, menandakan larutan vegeta mengandung vitamin C.
Laporan praktikum musrin salila pps UnnesMusrin Salila
Dokumen tersebut membahas tentang penggunaan spektrofotometer UV-Vis untuk menentukan kadar parasetamol dalam sediaan obat. Prinsip kerja spektrofotometer UV-Vis dan teori terkait spektroskopi serta struktur kimia parasetamol dijelaskan sebagai dasar untuk menganalisis kadar parasetamol.
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan MikroorganismeRukmana Suharta
Laporan praktikum mikrobiologi mengenai teknik pewarnaan mikroorganisme. Mahasiswa melakukan pewarnaan gram pada Escherichia coli dan mengamati bentuknya di bawah mikroskop. Hasilnya adalah E. coli berbentuk basil dan berwarna merah setelah pewarnaan gram, menunjukkan bahwa bakteri tersebut termasuk gram negatif.
1. Laporan ini membahas pembuatan medium cair nutrien untuk tumbuh bakteri. Langkah-langkahnya meliputi penimbangan bahan, pencampuran dengan air, pemanasan, penetralan, sterilisasi, dan inkubasi sebelum penanaman bakteri.
2. Hasilnya adalah medium cair bening yang siap untuk menumbuhkan bakteri setelah melalui proses sterilisasi dan inkubasi untuk mencegah kontaminasi.
3. Medium ini berfungsi sebagai temp
Dokumen tersebut membahas tentang gastritis, yang merupakan peradangan pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut atau kronis. Terdapat berbagai penyebab gastritis seperti obat-obatan, alkohol, merokok, serta infeksi H. pylori. Gejalanya bervariasi mulai dari nyeri perut hingga perdarahan dalam saluran cerna. Diagnosa didasarkan pada hasil endoskopi dan biopsi, sedangkan penanganannya meliputi diet
Dokumen tersebut membahas tentang pengertian food addictive atau bahan tambahan pangan menurut peraturan kementrian kesehatan dan WHO, pengelompokan, tujuan penggunaannya, serta beberapa jenis food addictive seperti pewarna, pemanis buatan, pengawet, dan antioksidan."
Dokumen tersebut membahas tentang zat aditif yang ditambahkan ke dalam makanan untuk meningkatkan cita rasa, daya simpan, dan daya tarik. Ia menjelaskan definisi zat aditif, jenis-jenisnya seperti pewarna, pemanis, dan pengawet serta manfaat dan risikonya bagi kesehatan.
Dokumen tersebut membahas tentang zat aditif makanan, yang merupakan zat tambahan pada makanan untuk meningkatkan cita rasa, daya tahan, dan penampilan. Terdapat berbagai jenis zat aditif seperti pewarna, pemanis, pengawet, penyedap rasa, dan antioksidan yang berasal dari sumber alami atau sintetik. Dokumen juga membahas dampak negatif konsumsi zat aditif dan narkoba seperti gangguan kese
Dokumen tersebut membahas tentang zat aditif yang digunakan dalam makanan. Terdapat empat jenis zat aditif utama yaitu pewarna, pemanis, pengawet, dan penyedap rasa. Setiap jenis zat aditif terdiri atas zat alami maupun buatan dan memiliki manfaat tertentu untuk meningkatkan kualitas dan daya simpan makanan.
Makalah ini membahas tentang zat pewarna pada makanan, termasuk definisi zat pewarna, jenis-jenis zat pewarna alami dan sintetis, serta dampak kesehatan dari penggunaan zat pewarna."
Zat aditif adalah zat yang ditambahkan pada makanan untuk meningkatkan mutu dan kestabilan selama proses produksi. Terdapat berbagai jenis zat aditif seperti pewarna, pengawet, dan penyedap yang berfungsi untuk memperbaiki cita rasa, tekstur, dan daya simpan makanan. Penggunaan zat aditif dapat memberikan dampak baik maupun buruk terhadap kesehatan jika tidak sesuai dengan aturan.
Dokumen tersebut membahas tentang pewarna makanan, termasuk definisi, contoh pewarna alami seperti kunyit, cabai, dan buatan seperti biru berlian serta dampaknya bagi kesehatan. Dokumen ini juga memberikan tips untuk menghindari zat pewarna sintetik seperti membaca label kemasan dan membuat cemilan sendiri.
Dokumen tersebut membahas tentang zat aditif pada makanan. Zat aditif adalah zat yang ditambahkan pada makanan untuk memperbaiki tampilan, meningkatkan cita rasa, memperkaya kandungan gizi, dan mengawetkan makanan. Terdapat berbagai jenis zat aditif seperti pewarna, pemanis, pengawet, dan penyedap yang dapat berasal dari sumber alami atau sintetik, dengan masing-masing memiliki
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang studi pengetahuan ibu tentang manfaat KMS balita di wilayah kerja Puskesmas Batalaiworu Kabupaten Muna tahun 2016. Latar belakang penelitian ini adalah masih rendahnya pengetahuan ibu tentang pemanfaatan KMS balita di wilayah tersebut berdasarkan hasil survei awal tahun 2008. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang man
Karya tulis ilmiah ini membahas tentang manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan asfiksia ringan di BPM Sakinah Kabupaten Muna tahun 2016. Asfiksia merupakan salah satu penyebab utama kematian neonatal dini di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk melaksanakan penanganan awal pada bayi baru lahir dengan asfiksia ringan di BPM Sakinah Kabupaten Muna tahun 2016. Metode yang dig
Kelurahan Laiworu dan Kelurahan Wamponiki melaksanakan kegiatan bhabinkamtibmas pada bulan September 2015. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan menjaga ketertiban serta kenyamanan lingkungan. Masyarakat diajak bekerja sama dengan aparat keamanan untuk mencegah terjadinya tindak kriminal di kedua kelurahan.
Bhabinkamtibmas di Kelurahan Laiworu melakukan beberapa kegiatan antara lain patroli rutin di lingkungan kelurahan untuk mencegah terjadinya tindak kriminal, melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya kerjasama masyarakat dalam menjaga ketertiban dan ketenteraman, serta melakukan pengawasan terhadap tempat-tempat yang rawan kejahatan.
Ekosistem padang lamun memiliki ciri khas tersendiri yang berbeda dari ekosistem mangrove dan terumbu karang. Lamun merupakan tumbuhan berbunga yang mampu beradaptasi hidup di perairan laut dengan memiliki akar, daun, dan pembuluh. Lamun membentuk hamparan vegetasi yang luas dan memiliki peran penting dalam ekosistem perairan pesisir.
Cinderella is a story about a girl named Cinderella who is mistreated by her stepmother and stepsisters. She dreams of attending the prince's ball but is unable to go. With the help of a fairy godmother, Cinderella is able to go to the ball in a magical coach and dress. At midnight, she flees the ball, losing one of her glass slippers. The prince searches for the girl whose foot fits the slipper and finds Cinderella. They get married and live happily ever after.
Pemerintah Kabupaten Muna meminta Panitia Penerima Hasil Pekerjaan untuk melakukan serah terima akhir atas pekerjaan pembangunan drainase dan duiker lingkungan III Wamponiki yang dilaksanakan oleh CV. Sinar Linda pada tanggal 25 Agustus 2014.
Dokumen ini merangkum manajemen dan pendokumentasian asuhan kebidanan antenatal pada Ny. I yang menderita preeklampsia berat di Desa Ghonsume, Kecamatan Duruka, Kabupaten Muna dari 14 April hingga 28 April 2015. Laporan ini disusun oleh Sitti Nurjannah sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan di Akademi Kebidanan Paramata Raha Kabupaten Muna.
Dokumen tersebut menjelaskan 99 nama-nama Allah SWT beserta artinya. Nama-nama tersebut mencakup makna-makna seperti Yang Maha Pemurah, Yang Maha Adil, Yang Maha Mengetahui, dan Yang Maha Esa. Nama-nama tersebut merupakan ungkapan dari sifat-sifat dan keagungan Allah SWT.
Global warming will have significant impacts on forests, reefs, deserts, and storms according to the article. The Amazon forest could lose 30-60% of its area and become dry grasslands by 2050 due to warming and deforestation. The Great Barrier Reef may completely disappear within 20 years as rising sea levels from climate change drown the coral. Climate models predict that the Sahara desert could transform back into a lush grassland like it was 12,000 years ago if rainfall increases. While it's unclear if global warming caused any single storm, models indicate that hurricanes will likely become stronger and more destructive due to rising ocean temperatures caused by climate change.
Acara radio membahas penyakit HIV/AIDS, penyebabnya (virus HIV), dan cara penularannya (darah, cairan kelamin, jarum suntik). Narasumber memberikan saran untuk mencegahnya seperti menjauhi seks bebas dan narkoba, serta meningkatkan iman.
PENGARUH INFLASI TERHADAP IMPOR BARANG DI INDONESIAJhonSitumorang1
Dalam makalah ini menjelaskan apa pengaruh inflasi terhadap impor barang yang ada di Indonesia. Dengan rumusan masalah, yakni: "apakah ada pengaruh inflasi terhadap impor barang di Indonesia? ". Dalam makalah ini sudah dijawab terkait dengan apa yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini. Tentunya, pembahasan dalam makalah ini tidak langsung ada, ini diambil dari berbagai buku, artikel, jurnal bahkan dari data data yang terkait seperti Badan Pusat Statistik, dan Bank Indonesia. Semuanya disusun menjadi satu dalam makalah ini hingga selesai.
1. ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penentuan mutu bahan pangan pada umumnya sangat tegantung pada beberapa factor seperti
cita rasa, tekstur,, dan nilai gizinya, juga sifat mikrobiologis. tetapi sebelum factor – factor
lain dipertimbangkan, secara visual factor warna tampil lebih dahulu dan kadang – kadang
sangat menentukanm
Selain sebagai factor yang ikut menentukan mutu, warna juga dapat digunakan sebagai
indicator kesegaran atau kematangan. Baik tidaknya cara pencampuran atau cara pengolahan
dapat ditandai dengan adanya warna seragm dan merata.
Zat warna yang sudah sejak lama dikenal dan digunakan, misalnya daun pandan atu daun suji
untuk warna hijau dan kunyit untuk warna kuning. kini dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi telah ditemukan zat warna sintetis, karena penggunaanya lebih
praktis dan harganya lebih murah.
Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan suatu bahan pangan berwarna antara lain dengan
penambahan zat pewarna. FDA mendefinisikan pewarna tambahan sebagai pewarna, zat
warna atau bahan lain yang dibuat dengan cara sintetik atau kimiawi atau bahan alami dari
tanaman, hewan, atu sumber lain yang diekstrak, ditamambahkan atau digunakan ke bahan
makanan, obat, atau kosmetik, bisa menjadi bagian dari warna bahan tersebut. Secara garis
besar, berdasarkan sumbernya dikenal dua jenis zat pewarna yang termasuk dalam golongan
bahan tambahan pangan, yaitu pewarna alami dan pewarna buatan
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1. Untuk mengetahui tentang zat pewarna pada makanan dan minuman
2. Untuk mengetahui sumber – sumber perwarna pada makanan dan minuman
3. Untuk mengetahui tentang jenis – jenis pewarna baik yang alami maupun sintetis
4. Untuk mengetahui dampak penggunaan pewarna pada kesehatan manusia
2. ii
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Menurut Peraturan Mentri kesehatan No. 722/MENKES/PER/IX/88 tentang bahan tambahan
makannan, “Pewarna adalah bahan tambahan makanan yang dapat memeperbaiki atau
memberi warna pada makanan.( Lembaran Negara,1992 ). Penggunaan pewarna bertujuan
untuk memperkuat warna asli dan memberikan tampilan makanan lebih menarik ”.
“FDA mendefinisikan pewarna tambahan sebagai pewarna, zat warna atau bahan lain yang
dibuat dengan cara sintetik atau kimiawi atau bahan alami dari tanaman, hewan, atu sumber
lain yang diekstrak, ditamambahkan atau digunakan ke bahan makanan, obat, atau kosmetik,
bisa menjadi bagian dari warna bahan tersebut”.
2.2 Sifat-sifat Pewarna
A. Pewarna Alami
1. Larut dalam air
Contoh : Karamel, Anthosianin, Flavonoid, Leucoantho sianin, Tannin, Batalain,
Quinon, Xanthon, dan Heme.
2. Larut dalam Lemak
Contoh : Karotenoid
3. Larut dalam lemak dan air
Contoh : klorofil
4. Stabil terhadap panas
Contoh : Karamel, Flavonoid, Leucoantho sianin, Tannin, Quinon, Xanthon dan
karotenoid
5. Sensitif terhadap panas
Contoh : Anthosianin, Batalain, klorofil dan Heme.
B. Pewarna Buatan
1. Larut dalam air
Contoh : Sunset yellow, Tartazine, Brilliant Blue, Carmosine, Erythrosine, Fast Red
E, Amaranth, Imdigo Carmine, dan Ponceau 4R
2. Tidak larut dalam air
Contoh : Rhodamon B, dan Methanil Yellow
3. Warnanya Homogen
2.3 Sumber Zat Pewarna
A. Pewarna alami
Pewarna alami adalah bahan pewarna yang berasal dari alam. Biasanya pewarna alam ini
berasal dari tanaman dan hewan, misalnya kunyit, daun suji, daun pandan, daun jambu, dan
sebagainya.
3. ii
Daun suji (pewarna hijau) telah lama di gunakan untuk mewarnai kue pisang, serabi dan
dadar gulun. Kunyit (pewarna kuning) untuk mewarnai nasi kuning, tahu serta hidangan
lainnya. Daun jambu atau daun jati untuk pewarna merah.
B. Pewarna Buatan
Sumber pewarna yang lain adalah sumber pewarna buatan yang mempunyai kelebihan yaitu
warnanya homogen dan penggunaannya sangat efisien karena hanya memerlukan jumlah
yang sangat sedikit. Akan tetapi kekurangannya adalah jika pada saat proses terkontaminasi
logam berat, pewarna jenis ini akan berbahaya.
Proses pewarnaan zat sintetik biasanya melalui perlakuan pemberian asam sulfat atau asam
nitrat yang seringkali terkontaminasi oleh arsen atau logam berat lain yang bersifat racun.
Untuk zat pewarna yang dianggap aman, ditetapkan bahwa kandungan arsen tidak boleh lebih
dari 0,00014% dan timbal tidak boleh dari 0,001% sedangkan logam berat lainnya tidak
boleh ada.
Pewarna terlarang yang masih sering di pakai adalah Orange RN, Auramine, Rodamine B
dan methanyl Yellow. Timbulnya penyalahgunaan zat pewarna tersebut disebabkan karena
tidak adanya penjelasan dalam label yang melarang penggunaan senyawa tersebut untuk
bahan pangan. Disamping itu, harga zat pewarna untuk industri relatif lebih murah
dibandingkan dengan harga zat pewarna untuk makanan dan biasanya warnanya lebih
menarik.
2.4 Penggolongan Pewarna
A. Pewarna Alami
Adapun menurut winarno (1997) yang tergolong kedalam pewarna alami di antaranya adalah
1. Klorofil adalah zat warna alami hijau yang umumnya terdapat pada daun sehingga
sering disebut zat warna hijau daun.
2. Miglobin dan haemoglobin ialah zat wara merah pada daging yang tersususn oleh
protein globin dan heme yang mempunyai inti zat besi.
3. Karotenoid merupakan kelmpok pigmen yang berwarna kuning, orange, merah
orange yang terlarut dalam lipida ( minyak ), berasal dari tanaman atau hewan.
4. Anthosianin dan anthoxanthin tergolong pigmen yang disebut flavonoid yang pada
umumnya larut dalam air. warna pigmen anthosianin merah, biru, violet, dan biasanya
terdapat pada bunga, buah – buahan, dan sayur – sayuran.
5. Antoxantin termasuk kelompok pigmen flavonoid yang bewarna kuning dan larut
dalam air. Antoxantin banyak terdapat dalam lendir sel daun yang kebanyakan tidak
digunakan sebagai makanan.
Yang termasuk kedalam Uncertified Color ini adalah zat pewarna alami ( ekstrak pigmen dari
tumbuh – tumbuhan ) dan zat warna mineral. Zat- zat pewarna yang termasuk Uncertified
color adalah :
a. Karotenoid sebagai pewarna
4. ii
Golongan karoten menghasilkan warna jingga sampai merah dan dapat larut dalam
minyak. Zat-zat ini di gunakan untuk mewarnai produk-produk minyak dan lemak seperti
margarin dan minyak goreng.
b. Biksin
Biksin larut dalam lemak, sedangkan non-biksin larut dalam air, dan warna yang di
hasilkan adalah kuning warna buah persik. Biksin sering di gunakan untuk mewarnai
mentega, margarin, minyak jagung, dan salab dressing.
c. Karamel
Karamel berbentuk amorf yang bewarna coklat gelap dan dapat diperoleh dari pemanasan
yang terkontrol terhadap molase,hidrolisat pati, dekstrosa, gula invert, laktosa, sirup malt, dan
sukrosa
d. Titanium Oksida
Titanium Oksida berwarna putih. Dalam bentuk kasar atau mutu rendah titanium oksida
sebagai warna dasar cat rumah. Secara tersendiri, titanium oksida digunakan dalam sirup
yang dipakai untuk melapisi tablet obat. penggunaan titanium oksida diizinkan sejak tahun
1966 dengan batas 1% dari berat badan.
e. Cochineal, Karmin, dan Asam Karminat
Cochineal adalah zat berwarna merah yang diperoleh dari hewan coccus cacti betina yang
dikeringkan. Zat pewarna yang terdapat di dalamnya adalah asam karminat. Karmin
diperoleh dengan cara mengekstrasi asam karminat. Karmin digunakan untuk melapisi bahan
berprotein dan memberikan lapisan warna merah pada jambu.
B. Pewarna Buatan
Yang termasuk zat pewarna buatan yaitu golongan Certified Color. Adapun yang termasuk
golongan Certified Color yaitu :
a. Dyes
Dyes adalah zat pewarna yang umumnya bersifat larut dalam air, sehingga larutannya
menjadi berwarna dan dapat digunakan untuk mewarnai bahan. Dyes terdapat dalam benuk
bubuk, granula, cairan, campuran warana, pasta, dan disperse. Zat warna yang stabil untuk
berbagai macam penggunaan dalam makanan.
Konsentrasi pemakaianya tidak dibtasai secara khusus, tetapi di Amerika Serikat
disaraankan agar digunakan dengan memperhatikan Good Manufacturing Practices (GMP),
yang apada prinsipnya dapat digunakan dalam jumlah yang tidak melebihi keperluan untuk
memeperoleh efek yag diinginkan, jadi rata – rata kurang dari 300 ppm. Tetapi, dalam
prakteknya ternyata digunakan konsentrasi antara 5 – 500 ppm.
FD (Food Drag) dan C (Cosmetic Act) Dye terbagi atas 4 kelompok, yaitu:
1. Azo dye, terdiri dari :
a. FD & C Red No. 2 (Amaranth)
Amaranth termasuk golongan manazo yang mempunyai satu ikatan N = N.
5. ii
Amaranth berupa tepung berwarna merah kecoklatan yang mudah larut dalam air
menghasilkan larutan berwarna merah lembayung atau merah kebiruan.
b. FD & C Yellow No. 5 (Tertrazine)
Merupakan tepung berwarna kuning jingga yang mudah larut dalam air, dengan larutannya
berwarna kuning keemasan.
c. FD & c yellow No. 6
sunset yellow termasuk golongan manazo, berupa tepung berwarna jingga, sangat mudah
larut dalam air, dan menghasilkan larutan jingga kekuning – kuningan
d. FD & Red No 4 ( panceau sx )
Panceau sx berupa tepung merah, mudah larut dalam air , dan memberikan larutan
berwarna merah jingga.
2. Triphenylmethane dye . terdiri dari :
a. FD & Blue no.1 ( briliant blue )
Zat pewarna ini termasuk triphenylmethane dye, merupakan tepung berwarna ungu perunggu.
bila dilarutkan dalam air menghasilkan warna hijau kebiruan, larut dalam glikol dan gliserol,
agak larut dalam alcohol 95 %
b. FD & green no.3 ( fast green )
Tepung zat warna ini berwarna ungu kemerahan atau ungu kecoklatan dan bila dilarutkan
dalam air menghasilkan warna hijau kebiruan
c. FD & Violet no. 1 ( benzylviolet )
Zat warna ini berbentuk tepung berwarna ungu, larut dalam air, gliserol, glikol, dan alcohol
95 %. menghasilkan warna ungu cerah. tidak larut dalam minyak dan eter.
3. Fluorescein, terdiri dari :
FD & C red No.3 ( Erythrosine )
Zat pewarna ini termasuk golongan fluorescein. berupa tepung coklat, larutannya dalam
alcohol 95% menghasilkan warna merah yang berfluoresensi, sedangkan larutannya dalam air
berwarna merah cherry tanpa fluoresensi
4. Sulfonated indigo , terdiri dari :
FD & Blue no. 2 ( indigotin indigo carmine )
Indigotine merupakan tepung berwarna biru, coklat, kemerah – merahan, mudah larut dalam
air dan larutannya berwarna biru.
b. Lakes
Zat pewarna ini di buat melalui proses pengendapan dan absorpsi dyes pada radikal basa ( Al
atau Ca ) yang dilapisi dengan alumunium hidrat ( Alumina ). Lapisan alumina ini tidak larut
dalam air, sehingga lakes ini tidak larut pada hampir semua pelarut. Pada pH 3,5 sampai
dengan 9,5 lakes stabil. Lakes pada umumnya mengandung 10 - 40% dyes murni, sifatnya
tidak larut dalam air dan lebih stabil terhadap pengaruh cahaya, kimia, dan panas. Pemakaian
6. ii
lakes dapat dilakukan dengan cara mendispersikan zat warna tersebut dengan serbuk
makanan sehingga pewarnaan akan terrjadi.
2.5 Konsentrasi Zat Pewarna
Tabel 1
Bahan Pewarna Sintetis yang diizinkan di Indonesia
Pewarna Nomor Indeks
Warna (C.l.No.)
Batas Maksimum
Penggunaan
Amaran Amaranth: Cl Food
Red 9
16185 Secukupnya
Biru berlian Brilliant blue FCF:
Cl
42090 Secukupnya
Eritrosin Food red 2
Erithrosin : Cl
45430 Secukupnya
Hijau FCF Food red 14 Fast
green FCF : Cl
42053 Secukupnya
Hijau S Food green 3 Green
S : Cl. food
44090 Secukupnya
Indigotin Green 4
Indigotin : Cl.
Food
73015 Secukupnya
Ponceau 4R Blue I
Ponceau 4R : Cl
16255 Secukupnya
Kuning Food red 7 74005 Secukupnya
Kuinelin Quineline yellow
Cl. Food yellow 13
15980 Secukupnya
Kuning FCF Sunset yellow FCF
Cl. Food yellow 3
- Secukupnya
Riboflavina Riboflavina 19140 Secukupnya
Tartrazine Tartrazine
7. ii
2.6 Metabolisme Pewarna Di Dalam Tubuh
Absorpsi
Pewarna dapat masuk ke dalam tubuh melalui tiga cara, yaitu :
1. Melalui oral ( mulut )
Organ Pencernaan Manusia
Pewarna masuk ke dalam tubuh bersama dengan makanan dan atau minuman. Dimana
makanan/ minuman tersebut Mengandung pewarna baik alami maupun buatan.
- Mulut
Makanan yang mengandung pewarna masuk ke dalam mulut. Dalam mulut makanan
dikunyah sampai hancur dan diolah oleh enzim ptialin dimana enzim ini berfungsi mengubah
zat tepung (amilum) menjadi gula yaitu maltosa dan glukosa. Sedangkan pewarna yang
terkandung dalam makanan ini tidak mengalami perubahan karena bersifat asam maupun
basa sehingga cukup sulit untuk terurai
- Kerongkongan
Makanan yang mengandung pewarna masuk ke dalam lambung melalui kerongkongan
didorong oleh kontraksi otot disebut peristaltik, sehingga kita bisa menelan makanan.
Dikerongkongan inilah peristaltik dimulai dan terus bekerja disepanjang saluran pencernaan.
Dalam makanan yang kita makan, sengaja atau tidak pasti ada bakteri di dalamnya. Sebagian
besar mati karena asam lambung tetapi beberapa, baik berguna maupun merugikan berhasil
tetap hidup yang akhirnya membentuk flora dalam usus kita.
- Lambung
Di lambung pewarna akan bereaksi dengan cairan lambung yaitu asam khlorida (HCl).
Apabila pewarna yang masuk kedalam lambung bersifat asam maka suasana lambung akan
semakin asam. Sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada lambung
- Usus halus
Pewarna yang telah dicerna di lambung masuk ke dalam usus halus dan menyebabkan iritasi
pada usus halus tersebut. Alasan mengapa bentuk usus halus melingkar-lingkar dan
mempunyai banyak fili adalah karena tugas utamanya adalah untuk menghancurkan partikel-
8. ii
partikel makanan menjadi molekul dan menyerapnya melalui dinding usus ke dalam aliran
darah. Yang kemudian masuk ke hati. Sedangkan yang tidak terserap oleh dinding usus akan
masuk ke usus besar.
- Hati
Pewarna yang telah diabsorpsi oleh dinding usus halus masuk ke aliran darah lalu masuk ke
hati melalui Vena porta hepatika. Di hati terjadi proses metabolisme pewarna dalam
jumlah kecil masih dapat dinetralisir/ dihilangkan sifat-sifat racunnya oleh hematosit ( sel
hati ) Tapi, dalam jumlah yang besar/ banyak tidak dapat dinetralkan karena hematosit
mempunyai batas kemampuan. hasil metabolisme dari hati yang terikat akan masuk ke ginjal,
dimana sebagian akan diekskresikan bersama urine dan sebagian akan tertumpuk di ginjal.
Sedangkan hasil metabolisme yang tidak terikat akan masuk ke empedu lalu keluar/
diekskresikan bersama feases.
2. Melalui kulit
( Jaringan kulit manusia )
Masuknya pewarna ke dalam kulit bisa disengaja maupun tidak disengaja.Tidak disengaja
misalkan terkena tumpahan pewarana, dan penggunaan kosmetik yang mengunakan
pewarana yang dilakukan secara sengaja. Pewarna masuk kedalam lapisan tanduk dan akan
merusak lapisan tanduk dan kemudian akan masuk kedalam tubuh melalui folikel rambut atau
sel- sel kelenjar keringat.
3. Melalui pernafasan
( sistem pernapasan )
9. ii
Apabila uap pewarna terhirup oleh hidung misalkan pada saat pewarnaan di pabrik teskstil.
Uap pewarna akan masuk ke sistem pernapasan dan tempat utama bagi absorbsi di saluran
napas adalah alveoli paru-paru dan jalur pernapasan dan kemudian masuk ke aliran darah dan
menumpuk di organ hati dan ginjal serta di ekskresikan melaui urine(dari ginjal) dan feses
(empedu). Dan apabila pewarna dalam bentuk serbuk terhirup oleh hidung maka di dalam
hidung serbuk pewarna ini akan di saring oleh rambut – rambut kasar dan selaput lendir.
Dalam jumlah banyak atau dengan ukuran yang lebih kecil serbuk pewarna tidak dapat
disaring oleh rambut – rambut kasar dan selapt lendir sehingga pewarna ini akan berkumpul
di paru – paru sampai pada bronchioli dan hanya sebagian kecil yang sampai pada alveoli.
Distribusi
Setelah suatu zat kimia memasuki darah, zata kimia tersebut didistribusikan dengan
cepat ke seluruh tubuh. Laju distribusi ke tiap – tiap organ tubuh berhubungan dengan aliran
darah di organ tersebut, mudah tidaknya zat kimia itu melewati dinding kapiler dan membran
sel, serta afinitas komponen alat tubuh terhadap zat kimia itu..
C Pengikatan dan Penyimpanan
Hati dan ginjal memiliki kapasitas yang lebih tinggi untuk mengikat pewarna. Hal ini
mungkin dikarenakan ada hubungannya dengan fungsi metabolik dan ekstretorik hati dan
ginjal.
Ekskresi
Setelah absorbsi dan distribusi dalam tubuh, toksikan dapat dikeluarkan dengan
cepat atau perlahan. Toksikan dikeluarkan dalam bentuk asal sebagai metabolit dan atau
sebagai konjugat. Jalur utama ekskresi adalah urine, tetapi hati dan paru – paru juga
merupakan alat ekskresi penting untuk zat kimia jenis tertentu
- Ekskresi urine
Ginjal membuang toksikan dari tubuh dengan filtrasi glomerulus, difusi tubuler dan
sekresi turbuler. Kapiler glomerulus memiliki pori –pori yang besar (70 mm), karena itu
sebagian toksikan akan lewat di glomerulus. Bila lipid / airnya tinggi maka akan diabsorpsi
oleh sel – sel tubuler, tetapi apabila tidak maka akan langsung dibuang keluar.
- Ekskresi Empedu
Hati merupakan alat tubuh yang penting untuk ekskresi pewrna. Pada umumnya begitu
pewarna berada dalam empedu, pewarna ini tidak akan di serap kembali ke dalam darah dan
di keluarkan lewat feses.
10. ii
2.7 Dampak pewarna buatan ( sintetik ) terhadap kesehatanmanusia
Pewarna sintetik masuk kedalam tubuh melalui pernapasan dengan jalan terhisap dan
melalui adsorbsi kulit dengan jalan kontak atau bersentuhan dan melalui saluran pencernaan
(mulut).
1. Dengan jalan kontak melalui kulit dalam jumlah banyak akan menimbulkan iritasi
2. Dengan jalan terhirup terhirup oleh saluran pernapasan dan akan menimbulkan iritasi
pada saluran pernapasan
3. Dengan jalan termakan atau terminum dapat merusak sel-sel jaringan organ tubuh
seperti rusaknya hati, ginjal, saluran pencernaan, lambung, usus dll.
2.8 Cara penanggulangan
• Apabila terkena kulit, segera lepaskan pakaian, perhiasan yang terkontaminasi. Kemudian
cuci kulit dengan sabun dan air mengalir sampai bersih, selama kurang lebih 15 sampai 20
menit
• Apabila tertelan dan terjadi muntah, letakan posisi kepala lebih rendah dari pinggul untuk
mencegah terjadinya muntahan masuk ke saluran pernapasan.
11. ii
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masih banyak produsen makanan yang menggunakan bahan tambahan makanan
untuk menarik perhatian para konsumennya, bahan tambahan yang digunakan diantaranya zat
pewarna, tetapi produsen makanan kebanyakan menngunakan zat pewarna yang dilarang
seperti Rhodamin B, Methanyl yellow dan Amaranth, padahal zat – zat pewarna tersebut
dapak menimbulkan efek yang kurang baik terhadap kesehatan manusia karena pewarna
buatan tersebut bersifat karsinogenik. Sebenarnya masih banyak zat pewarna alami yang bisa
digunakan, mudah didapat, dan harganya pun relatif murah.
3.2 Saran
1. Pemerintah hendaknya meningkatkan pengawasan kepada produsen makanan dan
minuman dan memberikan penyuluhan tentang bahan tambahn makanan
2. Produsen makanan sebaiknya menggunakan pewarna yang alami untuk mewarnai
bahan makanan yang akan di perjualkan selain mudah dijangkau dan harganuya pun
relatif murah dampak yang ditimbulkannya pun tidak terlalu berbahaya.
3. Konsumen hendaknya berhati – hati dalam memilih makanan yang menngunakan
bahan pewarna jangan mudah tertarik.
12. ii
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. 2010. Bahan Aktif Makanan Dan Pengaruhnya Bagi Kesehatan
Manusia.http://www.wordpress.com. Diakses pada tanggal 26 Desember 2010.
2. Azwar, A. 1995. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Mutiara Sumber Widya, Jakarta.
3. Baliwati, dkk. 2004. Pengantar Pangan dan Gizi. Penebar Swadaya, Jakarta.
4. Cahyadi,W. 2006. Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Bumi Aksara,
Jakarta.
5. Hardiansyah,dkk. 2001. Pengendalian Mutu dan Keamanan Pangan. Departemen
Pendidikan Nasional, Jakarta.
6. Moehji, S. 1992. Penyelenggaraan Makanan Institusi dan Jasa Boga. Bhratara, Jakarta.
7. Novia, DRM. 2010. Mewaspadai Pewarna Makanan. http://www.mirror.unpad.ac.id.
Diakses pada tanggal 26 Desember 2010.
13. ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................................1
1.2Tujuan.........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................2
2.1. Pengertian bahan pewarna makanan......... .............................................2
2.2. sifat sifat pewarna ....................................................................................2
2.4. penggolongan pewarna............................................................................3
2.5. Konsentrasi zat pewarna...........................................................................6
2.6. metabolisme pewarna dalam tubuh...........................................................7
2.7. dampak pewarna buatan..........................................................................10
2.8. cara penanggulangan...............................................................................10
BAB III PENUTUP..............................................................................................11
2.1Kesimpulan................................................................................................11
2.2Saran.........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................12
14. ii
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat
dan limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan
tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul
“ZAT PEWARNA PADA MANAKAN”
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman
bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau
menyinggu perasaan pembaca.
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Raha, Oktober 2013
"Penulis"
15. ii
MAKALAH
ZAT PEWARNA PADA MAKANAN
DISUSUNOLEH:
NAMA : RAHMAN RAHIM
NIM : 11.11.926
AKADEMI KEPERAWATAN
PEMERINTAH KABUPATEN MUNA