SlideShare a Scribd company logo
TITAFI 2014
Skrining dan latihan untuk mencegah serangan jantung koroner
Oleh:
Mohammad Ali, SST.Ft
Skrining dan latihan untuk mencegah serangan jantung koroner
Latar belakang
Berdasarkan data WHO (2011) bahwa penyakit jantung merupakan penyebab
kematian nomor satu di dunia dan 60 % dari seluruh penyebab kematian
penyakit jantung adalah penyakit jantung iskemik dan sedikitnya 17,5 juta atau
setara dengan 30,0 % kematian di seluruh dunia disebabkan oleh penyakit
jantung. Diperkirakan tahun 2030 bahwa 23,6 juta orang di dunia akan
meninggal karena penyakit kardiovaskular (Sri Sumarti, 2010)
Di Indonesia penyakit kardiovaskuler saat ini mempunyai kecenderungan meningkat
setiap tahunnya sesuai hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) yang
dilakukan oleh Balitbang Depkes RI, proporsi penyebab kematian penyakit
kardiovaskuler meningkat dari 5,9% (1975), 9,1% (1981), 16% (1986), 19% (1995)
dan hasil Riskesdas tahun 2007 menunjukkan penyakit jantung koroner (PJK)
menempati peringkat ke-3 penyebab kematian setelah stroke dan hipertensi.
Sebagai salah satu “killer disease”, PJK berkaitan dengan faktor resiko seperti
hiperlipidemia, hipertensi, merokok, diabetes melitus, obesitas, stres, kurang
olahraga (inaktifitas) dan infeksi. Proses terjadinya aterosklerosis merupakan dasar
dari timbulnya penyakit kardiovaskuler yang berkaitan erat dengan fungsi endotel
pembuluh darah yang terganggu. Faktor resiko kardiovaskuler akan semakin
memperburuk endotel pembuluh darah yang sudah terganggu fungsinya dan
berlanjut pada proses aterosklerosis yang apabila terjadi pada pembuluh koroner
menyebabkan PJK.
Jantung
Secara anatomi jantung terletak pada rongga mediastinum, lapisan dinding
jantung terdiri dari tiga lapisan yaitu: epikardium pada bagian luar,
miokardium atau otot jantung pada bagian tengah yang memiliki serabut yang
khas, dengan dua jenis penghubung, yaitu: secara mekanik (desmosom) dan
sinaps listrik (gap juntion) dan endokardium pada bagian dalam. Jantung
memiliki empat ruang yaitu: dua atrium (kanan dan kiri) dan dua ventrikel
(kanan dan kiri), diantara kedua atrium terdapat sekat atrium dan diantara
kedua ventikel terdapat sekat ventrikel.
Untuk memastikan aliran darah, terdapat empat katub pada jantung, katub
trikuspidalis yang terletak antara atrium dan ventrikel kanan, katub
bikuspidalis atau mitral terletak antara atrium dan ventrikel kiri, katub
semilunar pulmonalis terletak antara ventrikel kanan dan arteri pulmonalis dan
katub semilunar aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta.
Selain itu jantung memiliki suatu sistem yang memungkinkan selalu
memompa walaupun tidak diberikan rangsangan, dimana jantung memiliki
sistem konduksi yang dapat mencetus potensial aksi sendiri berupa Sino
Atrial Node (SA node), Atrio Ventrikular Node (AV node), berkas His, berkas
cabang kanan dan kiri dan purkinje.
Sama seperti organ lainnya, jantung juga membutuhkan nutrisi dan O2 yang
didapat melalui aliran darah yang mengalir melalui arteri koronaria.
Secara fisiologis jantung berfungsi untuk mempertahankan kecukupan aliran
darah yang dibutuhkan seluruh sel tubuh kita, baik dalam pengiriman nutrisi
dan O2 ataupun mengangkut sisa metabolisme.
Pembuluh darah arteri
Pembuluh darah arteri didalam tubuh manusia beragam dari yang berukuran
besar, menengah dan kecil sesuai dengan pertumbuhan embriologis dan
fungsinya untuk menyuplai darah ke seluruh tubuh. Pembuluh darah arteri
terdiri dari 3 lapis yaitu:
1. Tunika intima (lapisan dalam)
2. Tunika media (lapisan tengah)
3. Tunika adventisia (lapisan luar)
Tunika intima terdiri dari 2 bagian yaitu endotellium dan subendotellium. Lapisan
endotelium yang tipis terdiri dari sel – sel endotel yang memberikan sifat permukaan
licin dan menjadi pembatas antara darah dan dengan dinding arteri serta
subendotellium.
Tunika media, bagian tengah arteri yang merupakan lapisan otot yang terdiri dari 3
lapisan: membran elastis interna, jaringan fibros dan otot polos serta jaringan elastis
eksterna.
Tunika adventisia umumnya mengandung jaringan ikat dan dikelilingi oleh
vasavasorum yaitu jaringan arteriol.
1. Proses aterosklerosis
Aterosklerosis merupakan hasil interaksi dari aliran, molekul darah dan
dinding vaskuler, yang meliputi proses: Inflamasi, Proliferasi, Degenerasi,
Nekrosis, Kalsifikasi dan Trombosis.
Plak yang banyak mengandung lebih banyak lipid dan lunak lebih berbahaya
dibandingkan dengan plak yang keras dan mengandung lebih banyak
kolagen, karena lebih mudah sobek dan bersifat trombogenik. Semakin
banyak plak menyebabkan lumen vaskuler menyempit dan apabila terjadi
pada arteri koroner maka individu akan menderita PJK.
2. Faktor resiko kardiovaskuler
Faktor yang dapat mempengaruhi dan merangsang terbentuknya
aterosklerosis disebut sebagai faktor resiko. Faktor resiko dapat kita pilah
menjadi dua, yaitu faktor yang dapat dimodifikasi yaitu: kebiasaan merokok,
hiperlipidemia, hipertensi, DM, obesitas, stres dan inaktifitas. Dan faktor
resiko yang tidak dapat dimodifikasi seperti: usia, jenis kelamin, riwayat
keluarga.
Tanda dan gejala
Penyakit jantung koroner merupakan penyakit berupa kelainan pada
pembuluh darah koroner berupa penebalan dan pengerasan dinding arteri
tersebut.
Kelainan pembuluh darah tersebut diawali oleh adanya injuri atau inflamasi
pada endotel pembuluh darah. Penyebab injuri atau inflamasi endotel dapat
disebabkan oleh radikal bebas, perubahan tekanan darah, DM (peningkatan
glikat hemoglobin), kolesterol tinggi (LDL), dan infeksi.
Setelah terjadi injuri/inflamasi maka terjadi infiltrasi makro molekul terutama
kolesterol melalui endotel yang rusak, lalu terbentuk formasi plak yang
mengakibatkan menyempitnya lumen. Bila terjadi erosi atau ruptur pada plak
maka infiltrasi kolesterol akan terjadi lagi dan memungkinkan tersumbat
totalnya lumen pembuluh darah. Penyempitan atau sumbatan lumen
pembuluh darah arteri koronaria menyebabkan ketidakseimbangan asupan
dan kebutuhan aliran darah ke miokardium, keadan tersebut dapat berakibat
pada cidera (iskemik) ataupun kerusakan (infark) pada miokardium.
Gejala yang ditimbulkan akibat cidera ataupun kerusakan miokardium dapat
bervariasi berupa nyeri dada, sesak, cepat lelah, palpitasi, edema, pusing,
sinkop bahkan dapat menyebabkan kematian.
Untuk menghindari kejadian tersebut kita dapat melakukan berberapa
pemeriksaan untuk pencegahan juga memodifikasi faktor resiko. Pemerisaan
atau skrining dapat berupa Body Mass Index ideal 18 – 24, tekanan darah <
130/80 mmHg, HbA1c < 7%, kolesterol 160 – 200 mg/dL untuk pencegahan.
Dan untuk memastikan ada tidaknya PJK dapat lanjut dengan pemeriksaan
Treadmill stress test, EKG, CKMB, Trop T, CRP, echocardiografi, kateterisasi
untuk mengetahui adanya iskemik atau infarark pada miokardium. Tentu pola
hidup juga harus dimodifikasi kearah yang lebih sehat seperti stop merokok,
makan dengan gizi seimbang, istirahat cukup, hidup aktif dan berolahraga
serta menejemen stress.
3. Pengaruh latihan pada sistim kardiovaskuler
Olahraga yang bersifat aerobik seperti berjalan kaki, jogging, bersepeda,
berenang merupakan kegiata fisik yang memberikan perbaikan fisiologis:
1. Peningkatan jumlah dan ukuran mitokondria (meningkatkan produksi ATP
secara aerobik)
2. Peningkatan jumlah mioglobin (peningkatan fasilitasi O2 ke mitokondria)
3. Meningkatnya penggunaan lemak sebagai sumber energi (mencegah
hiperlipidemia)
4. Mengendalikan kadar gula darah dan meningkatkan sensitivitas insulin.
5. Hipertropi jantung fisiologis
6. Peningkatan volume darah dan jumlah hemoglobinmeningkatkan
kebugaran
7. Peningkatan aliran darah meningkatkan produksi NO yang menjaga
pembuluh darah tetap elastis dan menjaga endotel dari proses
aterosklerosis
8. Menurunkan denyut jantung istirahat (efisiensi kerja jantung)
9. Meningkatnya stroke volume (curah sekuncup)
10.Meningkatkan curah jantung
11.Meningkatkan ekstraksi oksigen (efisiensi sistem kardiopulmonal)
12.Menurunkan tekanan sistolik dan diastolik
13.Meningkatnya kapasitas vital dan volume tidal sistem respirasi
Tubuh kita diciptakan sangat sempurna, pertahanan tubuh kita selalu berusaha
mempertahankan kondisi “homeostasis” , salah satunya dengan pembentukan
sistem kolateral. Stenosis atau penyumbatan kritis merangsang pembentukan
kolateral sehingga dapat meningkatkan pasokan darah ke daerah yang mengalami
kekurangan aliran. Kolateral akan tumbuh jika aktifitas fisik/latihan dilakukansecara
kontinu sampai tingkat iskemia.
Proses ateroslerosis dapat mengakibatkan kerusakan otot jantung (infark miokard),
gagal jantung bahkan kematian mendadak oleh karena penyumbatan arteri koroner.
Olahraga, bekerja atau melakukan aktifitas fisik yang setara bebannya merupakan
salah satu upaya menurunkan faktor resiko seperti hipertensi, hiperlipidemia
maupun diabetes melitus. Sehingga melindungi endotel pembuluh darah dari proses
aterosklerosis. Keduanya mengaktifkan kerja otot dalam jangka waktu tertentu.
Dengan demikian kerja fisik dan olahraga teratur dapat digunakan sebagai salah
satu cara mengontrol faktor resiko PJK.
Oleh karena tidak setiap orang mempunyai kesempatan berolahraga secara rutin,
dapat digantikan dengan kerja fisik dalam bentuk pekerjaan atau hobi atau
keduanya. Pengertian kerja fisik dibedakan dari olahraga, menurut International
Council of Sport and Physical Education menyatakan adanya sifat bermain (play)
pada olahraga sedangkan kerja fisik tidak.
Telah banyak penelitian yang menyatakan terdapat korelasi yang kuat terhadap
rendahnya angka hipertensi, hiperlipidemia, DM dan obesitas baik terhadap
olahraga maupun kerja fisik. Selain itu olahraga yang teratur akan menurunkan
denyut istirahat (resting heart rate) dan tekanan darah, kedua komponen tersebut
merupakan beban kerja jantung (terjadi efisiensi kerja jantung).
Penelitian menunjukkan peningkatan aliran 4 ml/menit pada airan koroner sudah
mampu memperbaiki fungsi endotel pembuluh darah. Peningkatan aliran
merangsang pengeluaran NO (Nitrit Oksid) dan jangka waktu yang diperlukan
minimal dua menit.
Aliran darah koroner dalam keadaan istirahat sekitar 200 ml/menit dan meningkat
menjadi 350 ml/menit saat latihan ringan, peningkatan denyut jantung sampai 110
kali per menit. Peningkatan denyut jantung secara fisiologis meningkat pada aktifitas
fisik atau olahraga.
Beban aktifitas fisik/latihan dapat dikelompokkan menjadi tiga: ringan, sedang dan
berat. Secara sederhana dapat diasumsikan dari persepsi individu sewaktu
melakukan aktivitas.
1. Beban ringan: sewaktu melakukan aktivitas seseorang tidak merasakan
beban, tidak merasakan peningkatan denyut jantung maupun frekwensi
nafas, serta tidak berkeringat. Beban setara <5 MET, denyut jantung tidak
ada perubahan atau ada peningkatan sedikit berkisar 90 – 100 kali per menit
2. Beban sedang: sewaktu melakukan aktivitas seseorang merasakan beban
bertambah, denyut jantung meningkat, frekwensi nafas meningkat dan
berkeringat. Sewaktu melakukan aktifitas walaupun terjadi peningkatan
frekwensi nafas, tetapi tetap dapat menjawab tanpa terputus – putus oleh
tarikan nafas ketika diajak bicara. Atau secara sederhana sudah merasakan
adanya beban dan berkeringat. Beban setara 5 – 7 MET, terjadi peningkatan
denyut jantung berkisar 110 – 130 kali per menit.
3. Beban berat: sewaktu melakukan aktivitas seseorang merasakan beban
bertambah berat, denyut jantung meningkat cepat sekali, nafas terengah –
engah (ngos-ngosan), keringat bercucuran (mandi keringat). Sewaktu diajak
bicara menjawab dengan terputus – putus karena harus menghela nafas
ketika bicara. Beban setara > 7 MET, terjadi peningkatan denyut jantung >
130 kali per menit
Saat melakukan aktivitas fisik berupa olahraga ataupun bekerja dengan beban
sedang, denyut jantung meningkat minimal 110 kali per menit. Terjadi peningkatan
aliran darah koroner dari 200 ml/menit saat istirahat menjadi 350 ml/menit saat
aktvitas fisik dengan beban sedang (terjadi peningkatan aliran koroner lebih dari 4
ml/menit), sehingga endotel pembuluh darah dapat dijaga dari proses aterosklerosis.
Latihan aerobik dalam bentuk jalan kaki selama 30 – 45 menit 5 kali seminggu pada
laki – laki sehat yang berumur antara 22 – 35 tahun maupun usia 50 - 76 tahun
menunjukkan endotel vaskuler tetap baik meskipun umur bertambah. Dengan
demikan kerja fisik dan olahraga dapat menurunkan faktor resiko PJK.
Anjuran berolahraga seara teratur dilakukan minimal 3 kali per minggu dengan
durasi sedikitnya 20 menit dan merubah gaya hidup menjadi lebih aktif.
Kesimpulan
Olahraga yang teratur maupun kerja fisik telah diketahui mampu
mengendalikan hipertensi, hiperlipidemia, DM, sehingga dapat dipakai
sebagai cara mencegah terjadinya aterosklerosis.
Untuk menjaga agar terhindar dari PJK, kita dapat maelakukan latihan dalam bentuk
aerobik 3 – 5 kali per minggu dengan durasi minimal 20 menit.
Adapun beban aktifitas fisik/latihan dapat dikelompokkan menjadi tiga: ringan,
sedang dan berat. Secara sederhana dapat diasumsikan dari persepsi individu
sewaktu melakukan aktivitas.
1. Beban ringan: sewaktu melakukan aktivitas seseorang tidak merasakan
beban, tidak merasakan peningkatan denyut jantung maupun frekwensi
nafas, serta tidak berkeringat. Beban setara <5 MET, denyut jantung tidak
ada perubahan atau ada peningkatan sedikit berkisar 90 – 100 kali per menit
2. Beban sedang: sewaktu melakukan aktivitas seseorang merasakan beban
bertambah, denyut jantung meningkat, frekwensi nafas meningkat dan
berkeringat. Sewaktu melakukan aktifitas walaupun terjadi peningkatan
frekwensi nafas, tetapi tetap dapat menjawab tanpa terputus – putus oleh
tarikan nafas ketika diajak bicara. Atau secara sederhana sudah merasakan
adanya beban dan berkeringat. Beban setara 5 – 7 MET, terjadi peningkatan
denyut jantung berkisar 110 – 130 kali per menit.
3. Beban berat: sewaktu melakukan aktivitas seseorang merasakan beban
bertambah berat, denyut jantung meningkat cepat sekali, nafas terengah –
engah (ngos-ngosan), keringat bercucuran (mandi keringat). Sewaktu diajak
bicara menjawab dengan terputus – putus karena harus menghela nafas
ketika bicara. Beban setara > 7 MET, terjadi peningkatan denyut jantung >
130 kali per menit
Berikut pengelompokan aktifitas fisik dan jenis olahraga berdasarkan beban
fisik.
kategori ADL Pekerjaan Olahraga
Ringan < 5 MET Masak,
berpakaian,
mandi, mencucu
piring, menyetir
melukis,
mengangkat
barang 5 kg,
Kerja kantor,
menyetir,
mengetik,
menjahit, merajut
Jalan kaki 1,6 –
4,8 km/jam, main
kartu, bersepeda
motor, billiard,
memanah, golf,
naik kuda, bola
voli non
kompetisi, dansa,
bowling, mancing,
bersepeda 8 – 15
km/jam,
badminton ganda
Sedang 5 – 7
MET
Naik tangga
perlahan,
berkebun,
mengangkat
barang 10 kg,
memotong
rumput dengan
mesin
Tukang kayu,
tukang sampah,
drumer,
mengecat,
mencangkul
Badminton
tunggal, tenis
ganda, berenang
(gaya dada), jalan
kaki 5,6 – 8
km/jam,
bersepeda 16 –
20 km/jam,
dansa, senam,
tenis meja
Berat > 7 MET Naik tangga
cepat, naik
tangga dengan
mengangkat
barang,
Tukang gali,
buruh kasar
Jogging 8
km/jam, berenang
(gaya bebas),
mendayung,
bersepeda 20 –
mengangkat
barang 30 kg,
menyekop,
menggergaji kayu
30 km/jam, lari 9
km/jam, bola
basket, sepak
bola, mendaki
gunung, anggar
4. Bagi yang telah terdiagnosa PJK maka aktifitas dan latihan diberikan dengan
dosis meningkat bertahap. Mulai dari yang ringan yaitu aktif ROM dari
ekstremitas distal ke proksimal untuk menghindari efek negatif dari tirah
baring. Bila hemodinamik pasien baik dapat kita mulai latihan berupa latihan
aerobik (latihan yang melibatkan gerakan otot – otot besar secara berulang –
ulang untuk meningkatkan kapasitas maksimal sistem transport oksigen) mis:
jalan, jogging, renang, bersepeda, dsb untuk meningkatkan kapasitas
fungsionalnya.
Dosis latihan
Ada beberapa hal yang diperhatikan dalam pemberian dosis latihan yaitu:
frekwensi, jenis, intensitas, stratifikasi resiko, tingkat kebugaran awal pasien.
Frekwensi latihan sebaiknya setidaknya tiga kali dalam seminggu atau lima
kali dalam seminggu, jenis latihan berupa latihan aerobik. Intensitas latihan
berdasarkan hasil tes kebugaran awal sebelum memulai latihan, tes awal
dapat dilakukan tes jalan enam menit, talk test, dosis bervariasi mulai dari 40
– 60% HR reserve atau 55 – 70% Hrmax, dianjurkan mencapai klala Borg 13
somewhat hard (mulai agak berat). Stratifikasi resiko dapat menggunakan
Duke Score atau TIMI risk.
Adapun kontra indikasi latihan adalah sbb: angina pektoris yang tidak stabil,
tekanan darah istirahat >sistoik 180mmHg, atau diastolik > 110 mmHg,
hipotensi orthostatik, stenosis aorta berat, demam, atrial atau ventrikular
aritmia yang tidak terkontrol, sinus takikardi > 120x/menit, AV blok derajat 3,
perikarditis/miokarditis aktif, recent embolism, eningkatan segmen ST istirahat
> 2 mm, DM tidak terkontrol GD>400mg/dL, ketidakseimbangan elektrolit,
masalah ortopedik mis: fraktur, CHF tak terkompensasi mis: adanya edema,
sesak.
Sesi latihan harus dihentikan apabila terdapat tanda dan gejala sbb: timbul
gejala angina pektoris, sesak, rasa lelah yang berlebihan, pusing, pucat,
sianosis, keringat dingin, sinkop, bradikardi, mual, hipotensi sistolik < 90
mmHg, hipertensi sistoik >240mmHg, atau diastolik > 110 mmHg, SVT,
edema perifer, perubahan segmen ST > 1mm.
Kesimpulan:
Perubahan gaya hidup yang lebih aktif, stop merokok, gizi seimbang dan
menejemen stress, serta kesadaran untuk melihat profil kesehatan berupa
obesitas, DM dan dislipidemia yang merupakan faktor resiko utama penyakit
jantung koroner, dapat mencegah kejadian penyakit jantung koroner
merupakan upaya prevensi primer.
Upaya lebih lanjut merupakan prevensi sekunder salah satunya berupa
latihan dapat dilakukan pada penderita penyakit jantung koroner dengan
memperhatikan faktor resiko, kontra indikasi dan tanda dan gejala yang perlu
diperhatikan dalam mengaplikasikan program latihan yang dapat
mengakibatkan kerusakan miokardium bahkan kematian.
Telah banyak bukti bahwa gaya hidup aktif dan program latihan memberikan
manfaat yang besar pada penderita jantung koroner. Dosis yang tepat
merupakan kunci keberhasilan program latihan dengan memperhatikan gejala
yang dirasakan pasien.
Daftar pustaka
1. Bahri, A.T. (2004). Nyeri dada, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
e-USU.p1-p9, Medan
2. Departemen Kesehatan RI (2007). Hipertensi Penyebab Utama Penyakit
Jantung,.http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid
=2621&Itemid=2-32k
3. Donald, M., et .al (2006). Prediction of Lifetime Risk for Cardiovascular Disease
by Risk Factor Burden at 50 Years of Age. Circulationahajournal.113:791-798
4. Donald, L.J., et .al (2009). Heart Disease and Stroke Statistics_2009 Update: A
Report From the American Heart Association Statistics Committee and Stroke
Statistics Subcommittee. Circulation 119;e21-e181
5. Fukai, T. (2000). Regulation of the vascular extracellular superoxide dismutase by
nitric oxide and exercise training. J Clin Invest 105 : 1631–1639
6. Gielen, S., Schuler, G., Hambrecht, R. (2001). Exercise training in coronary artery
disease and coronary vasomotion. Circulation 103 : E1–E6
7. Govers, R., Rabelink, T.J. (2001). Cellular regulation of endothelial nitric oxide
synthase. Am Physiol Renal Physiol 280 : F193–F206
8. Sherwood (2009), Human Physiology
9. Thomson PD, Exercise prescription and proscription for patien with coronary
artery disease, circulation 2005; 112; 2354 – 63
10. Donna Frownfelter, PT, DPT, MA, CCS, RRT, FCCP, Elizabeth Dean, PhD, PT
(2006), Cardiovascular and Pulmonary Physical Theraphy evidence and practice
4th edition, Mosby Inc.
11. McArdle W.D., Katch F.I., Katch V.L., Exercise Physiologi, Energy, Nutrition and Human
Performance, Williams & Wilkins, 1996
12. Sherwood L., Fisiologi Manusia, dari Sel ke Sistem. Diterjemahkan oleh dr.
Brahm U. Pendit. Edisi 2. EGC. Jakarta.
13. Power, S.K and Howley,Physiology Exercise, responses and Adaptations.
Macmillan Publishing Company New York . E. 1990.
14. Wilmore J.H., Costil D.L., Physiology of Sport And Exercise. Human Kinetics
United States of America. 1999

More Related Content

What's hot

PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
Sulistia Rini
 
Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koronerPenyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner
Valentina Frebianti
 
Makalah Infark Miokard Akut dan contoh kasus
Makalah Infark Miokard Akut dan contoh kasusMakalah Infark Miokard Akut dan contoh kasus
Makalah Infark Miokard Akut dan contoh kasus
Selvia Agueda
 
Makalah penyakit jantung.doc2
Makalah penyakit jantung.doc2Makalah penyakit jantung.doc2
Makalah penyakit jantung.doc2anuan anuan
 
Skenario A blok 12 th 2013 (Infark miokard)
Skenario A blok 12 th 2013 (Infark miokard)Skenario A blok 12 th 2013 (Infark miokard)
Skenario A blok 12 th 2013 (Infark miokard)
Amanda Putri Utami
 
gagal jantung (Heart Failure)
gagal jantung (Heart Failure)gagal jantung (Heart Failure)
gagal jantung (Heart Failure)
Mela Roviani
 
Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koronerPenyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner
Khomsha Sholikhah
 
Makalah gagal jantung kongestif (chf)
Makalah gagal jantung kongestif (chf)Makalah gagal jantung kongestif (chf)
Makalah gagal jantung kongestif (chf)Sri Nala
 
Laporan pendahuluan akut miokard infark
Laporan pendahuluan akut miokard infarkLaporan pendahuluan akut miokard infark
Laporan pendahuluan akut miokard infark
Operator Warnet Vast Raha
 
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
Sulistia Rini
 
Ipa8 kd7-gangguan atau kelainan pada sistem peredaran dara dan upaya mencegah...
Ipa8 kd7-gangguan atau kelainan pada sistem peredaran dara dan upaya mencegah...Ipa8 kd7-gangguan atau kelainan pada sistem peredaran dara dan upaya mencegah...
Ipa8 kd7-gangguan atau kelainan pada sistem peredaran dara dan upaya mencegah...
SMPK Stella Maris
 

What's hot (16)

PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
 
Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koronerPenyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner
 
Penyimpangan kdm infark miokard akut
Penyimpangan kdm infark miokard akutPenyimpangan kdm infark miokard akut
Penyimpangan kdm infark miokard akut
 
Makalah Infark Miokard Akut dan contoh kasus
Makalah Infark Miokard Akut dan contoh kasusMakalah Infark Miokard Akut dan contoh kasus
Makalah Infark Miokard Akut dan contoh kasus
 
Makalah penyakit jantung.doc2
Makalah penyakit jantung.doc2Makalah penyakit jantung.doc2
Makalah penyakit jantung.doc2
 
Skenario A blok 12 th 2013 (Infark miokard)
Skenario A blok 12 th 2013 (Infark miokard)Skenario A blok 12 th 2013 (Infark miokard)
Skenario A blok 12 th 2013 (Infark miokard)
 
Makalah penyakit jantung
Makalah penyakit jantungMakalah penyakit jantung
Makalah penyakit jantung
 
gagal jantung (Heart Failure)
gagal jantung (Heart Failure)gagal jantung (Heart Failure)
gagal jantung (Heart Failure)
 
Askep infark miokard
Askep infark miokardAskep infark miokard
Askep infark miokard
 
Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koronerPenyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner
 
Makalah gagal jantung kongestif (chf)
Makalah gagal jantung kongestif (chf)Makalah gagal jantung kongestif (chf)
Makalah gagal jantung kongestif (chf)
 
Laporan pendahuluan akut miokard infark
Laporan pendahuluan akut miokard infarkLaporan pendahuluan akut miokard infark
Laporan pendahuluan akut miokard infark
 
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
 
Askep stroke
Askep strokeAskep stroke
Askep stroke
 
Ipa8 kd7-gangguan atau kelainan pada sistem peredaran dara dan upaya mencegah...
Ipa8 kd7-gangguan atau kelainan pada sistem peredaran dara dan upaya mencegah...Ipa8 kd7-gangguan atau kelainan pada sistem peredaran dara dan upaya mencegah...
Ipa8 kd7-gangguan atau kelainan pada sistem peredaran dara dan upaya mencegah...
 
Askep iccu mci citra
Askep iccu mci citraAskep iccu mci citra
Askep iccu mci citra
 

Similar to Makalah seminar titafi 2014

CORONARY
CORONARYCORONARY
PPT Klmpk 4 Inggris.pptx
PPT Klmpk 4 Inggris.pptxPPT Klmpk 4 Inggris.pptx
PPT Klmpk 4 Inggris.pptx
ishmah2
 
Artikel penyakit stroke
Artikel penyakit strokeArtikel penyakit stroke
Artikel penyakit stroke
Basri Baslam
 
Makalah penyakit jantung koroner
Makalah penyakit jantung koronerMakalah penyakit jantung koroner
Makalah penyakit jantung koroner
Operator Warnet Vast Raha
 
Mengenali_tanda_dan_gejala_serangan_dini_penyakit_jantung_dr_Bambang.pptx
Mengenali_tanda_dan_gejala_serangan_dini_penyakit_jantung_dr_Bambang.pptxMengenali_tanda_dan_gejala_serangan_dini_penyakit_jantung_dr_Bambang.pptx
Mengenali_tanda_dan_gejala_serangan_dini_penyakit_jantung_dr_Bambang.pptx
JarwaAntara1
 
Mengenali_tanda_dan_gejala_serangan_dini_penyakit_jantung_dr_Bambang_Dwiputra...
Mengenali_tanda_dan_gejala_serangan_dini_penyakit_jantung_dr_Bambang_Dwiputra...Mengenali_tanda_dan_gejala_serangan_dini_penyakit_jantung_dr_Bambang_Dwiputra...
Mengenali_tanda_dan_gejala_serangan_dini_penyakit_jantung_dr_Bambang_Dwiputra...
nitakusuma8
 
Makalah penyakit strok
Makalah penyakit strokMakalah penyakit strok
Makalah penyakit strok
Warnet Raha
 
PPT PATOFISIOLOGI GAGAL JANTUNG (1) sri.pptx
PPT PATOFISIOLOGI GAGAL JANTUNG (1) sri.pptxPPT PATOFISIOLOGI GAGAL JANTUNG (1) sri.pptx
PPT PATOFISIOLOGI GAGAL JANTUNG (1) sri.pptx
sriMulyani961517
 
Makalah penyakit strok
Makalah penyakit strokMakalah penyakit strok
Makalah penyakit strok
Septian Muna Barakati
 
PPT PATOFISIOLOGI GAGAL JANTUNG.pptx
PPT PATOFISIOLOGI GAGAL JANTUNG.pptxPPT PATOFISIOLOGI GAGAL JANTUNG.pptx
PPT PATOFISIOLOGI GAGAL JANTUNG.pptx
ApotekMRIJagakarsa
 
Makalah gagal jantung kongestif (chf)
Makalah gagal jantung kongestif (chf)Makalah gagal jantung kongestif (chf)
Makalah gagal jantung kongestif (chf)KANDA IZUL
 
Pembentangan penyakit kardiovaskular.1
Pembentangan penyakit kardiovaskular.1Pembentangan penyakit kardiovaskular.1
Pembentangan penyakit kardiovaskular.1
Wan Azmanan Wan Yusoff
 
PPT Kelompok 5bbjkbnjkhjkgjgkjbnvbcczdfafrsryd
PPT Kelompok 5bbjkbnjkhjkgjgkjbnvbcczdfafrsrydPPT Kelompok 5bbjkbnjkhjkgjgkjbnvbcczdfafrsryd
PPT Kelompok 5bbjkbnjkhjkgjgkjbnvbcczdfafrsryd
rafikaagustin1
 
Bab 1 pengenalan aktiviti, kesihatan dan penyakit hipokineti
Bab 1 pengenalan aktiviti, kesihatan dan penyakit hipokinetiBab 1 pengenalan aktiviti, kesihatan dan penyakit hipokineti
Bab 1 pengenalan aktiviti, kesihatan dan penyakit hipokinetikhairul azlan taib
 
Health Talk PJK.pptx
Health Talk PJK.pptxHealth Talk PJK.pptx
Health Talk PJK.pptx
IrfanThamrin
 
mengenal aktor resiko penyakit kardiovaskuler
mengenal aktor resiko penyakit kardiovaskulermengenal aktor resiko penyakit kardiovaskuler
mengenal aktor resiko penyakit kardiovaskuler
Arif WR
 
Arteriosklerosis.pptx
Arteriosklerosis.pptxArteriosklerosis.pptx
Arteriosklerosis.pptx
Nurhawatisiregar
 
142423371 makalah-stroke-hemoragik
142423371 makalah-stroke-hemoragik142423371 makalah-stroke-hemoragik
142423371 makalah-stroke-hemoragik
Septian Muna Barakati
 

Similar to Makalah seminar titafi 2014 (20)

CORONARY
CORONARYCORONARY
CORONARY
 
Askep penyakit jantung koroner
Askep penyakit jantung koronerAskep penyakit jantung koroner
Askep penyakit jantung koroner
 
PPT Klmpk 4 Inggris.pptx
PPT Klmpk 4 Inggris.pptxPPT Klmpk 4 Inggris.pptx
PPT Klmpk 4 Inggris.pptx
 
Artikel penyakit stroke
Artikel penyakit strokeArtikel penyakit stroke
Artikel penyakit stroke
 
Makalah penyakit jantung koroner
Makalah penyakit jantung koronerMakalah penyakit jantung koroner
Makalah penyakit jantung koroner
 
Mengenali_tanda_dan_gejala_serangan_dini_penyakit_jantung_dr_Bambang.pptx
Mengenali_tanda_dan_gejala_serangan_dini_penyakit_jantung_dr_Bambang.pptxMengenali_tanda_dan_gejala_serangan_dini_penyakit_jantung_dr_Bambang.pptx
Mengenali_tanda_dan_gejala_serangan_dini_penyakit_jantung_dr_Bambang.pptx
 
Mengenali_tanda_dan_gejala_serangan_dini_penyakit_jantung_dr_Bambang_Dwiputra...
Mengenali_tanda_dan_gejala_serangan_dini_penyakit_jantung_dr_Bambang_Dwiputra...Mengenali_tanda_dan_gejala_serangan_dini_penyakit_jantung_dr_Bambang_Dwiputra...
Mengenali_tanda_dan_gejala_serangan_dini_penyakit_jantung_dr_Bambang_Dwiputra...
 
Makalah penyakit strok
Makalah penyakit strokMakalah penyakit strok
Makalah penyakit strok
 
Makalah penyakit strok
Makalah penyakit strokMakalah penyakit strok
Makalah penyakit strok
 
PPT PATOFISIOLOGI GAGAL JANTUNG (1) sri.pptx
PPT PATOFISIOLOGI GAGAL JANTUNG (1) sri.pptxPPT PATOFISIOLOGI GAGAL JANTUNG (1) sri.pptx
PPT PATOFISIOLOGI GAGAL JANTUNG (1) sri.pptx
 
Makalah penyakit strok
Makalah penyakit strokMakalah penyakit strok
Makalah penyakit strok
 
PPT PATOFISIOLOGI GAGAL JANTUNG.pptx
PPT PATOFISIOLOGI GAGAL JANTUNG.pptxPPT PATOFISIOLOGI GAGAL JANTUNG.pptx
PPT PATOFISIOLOGI GAGAL JANTUNG.pptx
 
Makalah gagal jantung kongestif (chf)
Makalah gagal jantung kongestif (chf)Makalah gagal jantung kongestif (chf)
Makalah gagal jantung kongestif (chf)
 
Pembentangan penyakit kardiovaskular.1
Pembentangan penyakit kardiovaskular.1Pembentangan penyakit kardiovaskular.1
Pembentangan penyakit kardiovaskular.1
 
PPT Kelompok 5bbjkbnjkhjkgjgkjbnvbcczdfafrsryd
PPT Kelompok 5bbjkbnjkhjkgjgkjbnvbcczdfafrsrydPPT Kelompok 5bbjkbnjkhjkgjgkjbnvbcczdfafrsryd
PPT Kelompok 5bbjkbnjkhjkgjgkjbnvbcczdfafrsryd
 
Bab 1 pengenalan aktiviti, kesihatan dan penyakit hipokineti
Bab 1 pengenalan aktiviti, kesihatan dan penyakit hipokinetiBab 1 pengenalan aktiviti, kesihatan dan penyakit hipokineti
Bab 1 pengenalan aktiviti, kesihatan dan penyakit hipokineti
 
Health Talk PJK.pptx
Health Talk PJK.pptxHealth Talk PJK.pptx
Health Talk PJK.pptx
 
mengenal aktor resiko penyakit kardiovaskuler
mengenal aktor resiko penyakit kardiovaskulermengenal aktor resiko penyakit kardiovaskuler
mengenal aktor resiko penyakit kardiovaskuler
 
Arteriosklerosis.pptx
Arteriosklerosis.pptxArteriosklerosis.pptx
Arteriosklerosis.pptx
 
142423371 makalah-stroke-hemoragik
142423371 makalah-stroke-hemoragik142423371 makalah-stroke-hemoragik
142423371 makalah-stroke-hemoragik
 

Recently uploaded

Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
BayuEkaKurniawan1
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
meta emilia surya dharma
 
Fracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.pptFracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.ppt
ResidenUrologiRSCM
 
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan txPRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
rrherningputriganisw
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
iskandar186656
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
HanifaYR
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
ReniAnjarwati
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
nadyahermawan
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
YernimaDaeli1
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
jualobat34
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
ssuser9f2868
 

Recently uploaded (20)

Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan KeperawatanAplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
Aplikasi Teori/Model pada Praktik, Penelitian, dan Pendidikan Keperawatan
 
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
Jamu Penggugur obat penggugur herbal penggugur kandungan (087776558899)
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
 
Fracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.pptFracture of os nasalis literature review.ppt
Fracture of os nasalis literature review.ppt
 
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan txPRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
PRESKAS MALARIA dengan sdki slki siki asuhan keperawatan tx
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwaManajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
Manajemen Keperawatan pada pasien gangguan jiwa
 
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppttiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
tiroid penyakit pada tubuh yang harus di.ppt
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
Herbal penggugur kandungan Makassar obat aborsi janin makassar jamu penggugur...
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptxRUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
RUU KESEHATAN (apt. Guntur Satrio Pratomo).pptx
 
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
80533176-LAPORAN-KASUS-Asma-Bronkial.pptx
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli Subang
 
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptxPERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
PERHITUNGAN DOSIS MAKSIMUM OBAT BERDASARKAN UMUR-BERAT BADAN.pptx
 

Makalah seminar titafi 2014

  • 1. TITAFI 2014 Skrining dan latihan untuk mencegah serangan jantung koroner Oleh: Mohammad Ali, SST.Ft
  • 2. Skrining dan latihan untuk mencegah serangan jantung koroner Latar belakang Berdasarkan data WHO (2011) bahwa penyakit jantung merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia dan 60 % dari seluruh penyebab kematian penyakit jantung adalah penyakit jantung iskemik dan sedikitnya 17,5 juta atau setara dengan 30,0 % kematian di seluruh dunia disebabkan oleh penyakit jantung. Diperkirakan tahun 2030 bahwa 23,6 juta orang di dunia akan meninggal karena penyakit kardiovaskular (Sri Sumarti, 2010) Di Indonesia penyakit kardiovaskuler saat ini mempunyai kecenderungan meningkat setiap tahunnya sesuai hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) yang dilakukan oleh Balitbang Depkes RI, proporsi penyebab kematian penyakit kardiovaskuler meningkat dari 5,9% (1975), 9,1% (1981), 16% (1986), 19% (1995) dan hasil Riskesdas tahun 2007 menunjukkan penyakit jantung koroner (PJK) menempati peringkat ke-3 penyebab kematian setelah stroke dan hipertensi. Sebagai salah satu “killer disease”, PJK berkaitan dengan faktor resiko seperti hiperlipidemia, hipertensi, merokok, diabetes melitus, obesitas, stres, kurang olahraga (inaktifitas) dan infeksi. Proses terjadinya aterosklerosis merupakan dasar dari timbulnya penyakit kardiovaskuler yang berkaitan erat dengan fungsi endotel pembuluh darah yang terganggu. Faktor resiko kardiovaskuler akan semakin memperburuk endotel pembuluh darah yang sudah terganggu fungsinya dan berlanjut pada proses aterosklerosis yang apabila terjadi pada pembuluh koroner menyebabkan PJK. Jantung Secara anatomi jantung terletak pada rongga mediastinum, lapisan dinding jantung terdiri dari tiga lapisan yaitu: epikardium pada bagian luar, miokardium atau otot jantung pada bagian tengah yang memiliki serabut yang khas, dengan dua jenis penghubung, yaitu: secara mekanik (desmosom) dan sinaps listrik (gap juntion) dan endokardium pada bagian dalam. Jantung memiliki empat ruang yaitu: dua atrium (kanan dan kiri) dan dua ventrikel (kanan dan kiri), diantara kedua atrium terdapat sekat atrium dan diantara kedua ventikel terdapat sekat ventrikel. Untuk memastikan aliran darah, terdapat empat katub pada jantung, katub trikuspidalis yang terletak antara atrium dan ventrikel kanan, katub bikuspidalis atau mitral terletak antara atrium dan ventrikel kiri, katub semilunar pulmonalis terletak antara ventrikel kanan dan arteri pulmonalis dan katub semilunar aorta terletak antara ventrikel kiri dan aorta. Selain itu jantung memiliki suatu sistem yang memungkinkan selalu memompa walaupun tidak diberikan rangsangan, dimana jantung memiliki sistem konduksi yang dapat mencetus potensial aksi sendiri berupa Sino Atrial Node (SA node), Atrio Ventrikular Node (AV node), berkas His, berkas cabang kanan dan kiri dan purkinje.
  • 3. Sama seperti organ lainnya, jantung juga membutuhkan nutrisi dan O2 yang didapat melalui aliran darah yang mengalir melalui arteri koronaria. Secara fisiologis jantung berfungsi untuk mempertahankan kecukupan aliran darah yang dibutuhkan seluruh sel tubuh kita, baik dalam pengiriman nutrisi dan O2 ataupun mengangkut sisa metabolisme. Pembuluh darah arteri Pembuluh darah arteri didalam tubuh manusia beragam dari yang berukuran besar, menengah dan kecil sesuai dengan pertumbuhan embriologis dan fungsinya untuk menyuplai darah ke seluruh tubuh. Pembuluh darah arteri terdiri dari 3 lapis yaitu: 1. Tunika intima (lapisan dalam) 2. Tunika media (lapisan tengah) 3. Tunika adventisia (lapisan luar) Tunika intima terdiri dari 2 bagian yaitu endotellium dan subendotellium. Lapisan endotelium yang tipis terdiri dari sel – sel endotel yang memberikan sifat permukaan licin dan menjadi pembatas antara darah dan dengan dinding arteri serta subendotellium. Tunika media, bagian tengah arteri yang merupakan lapisan otot yang terdiri dari 3 lapisan: membran elastis interna, jaringan fibros dan otot polos serta jaringan elastis eksterna. Tunika adventisia umumnya mengandung jaringan ikat dan dikelilingi oleh vasavasorum yaitu jaringan arteriol. 1. Proses aterosklerosis Aterosklerosis merupakan hasil interaksi dari aliran, molekul darah dan dinding vaskuler, yang meliputi proses: Inflamasi, Proliferasi, Degenerasi, Nekrosis, Kalsifikasi dan Trombosis. Plak yang banyak mengandung lebih banyak lipid dan lunak lebih berbahaya dibandingkan dengan plak yang keras dan mengandung lebih banyak kolagen, karena lebih mudah sobek dan bersifat trombogenik. Semakin banyak plak menyebabkan lumen vaskuler menyempit dan apabila terjadi pada arteri koroner maka individu akan menderita PJK. 2. Faktor resiko kardiovaskuler Faktor yang dapat mempengaruhi dan merangsang terbentuknya aterosklerosis disebut sebagai faktor resiko. Faktor resiko dapat kita pilah menjadi dua, yaitu faktor yang dapat dimodifikasi yaitu: kebiasaan merokok, hiperlipidemia, hipertensi, DM, obesitas, stres dan inaktifitas. Dan faktor resiko yang tidak dapat dimodifikasi seperti: usia, jenis kelamin, riwayat keluarga.
  • 4. Tanda dan gejala Penyakit jantung koroner merupakan penyakit berupa kelainan pada pembuluh darah koroner berupa penebalan dan pengerasan dinding arteri tersebut. Kelainan pembuluh darah tersebut diawali oleh adanya injuri atau inflamasi pada endotel pembuluh darah. Penyebab injuri atau inflamasi endotel dapat disebabkan oleh radikal bebas, perubahan tekanan darah, DM (peningkatan glikat hemoglobin), kolesterol tinggi (LDL), dan infeksi. Setelah terjadi injuri/inflamasi maka terjadi infiltrasi makro molekul terutama kolesterol melalui endotel yang rusak, lalu terbentuk formasi plak yang mengakibatkan menyempitnya lumen. Bila terjadi erosi atau ruptur pada plak maka infiltrasi kolesterol akan terjadi lagi dan memungkinkan tersumbat totalnya lumen pembuluh darah. Penyempitan atau sumbatan lumen pembuluh darah arteri koronaria menyebabkan ketidakseimbangan asupan dan kebutuhan aliran darah ke miokardium, keadan tersebut dapat berakibat pada cidera (iskemik) ataupun kerusakan (infark) pada miokardium. Gejala yang ditimbulkan akibat cidera ataupun kerusakan miokardium dapat bervariasi berupa nyeri dada, sesak, cepat lelah, palpitasi, edema, pusing, sinkop bahkan dapat menyebabkan kematian. Untuk menghindari kejadian tersebut kita dapat melakukan berberapa pemeriksaan untuk pencegahan juga memodifikasi faktor resiko. Pemerisaan atau skrining dapat berupa Body Mass Index ideal 18 – 24, tekanan darah < 130/80 mmHg, HbA1c < 7%, kolesterol 160 – 200 mg/dL untuk pencegahan. Dan untuk memastikan ada tidaknya PJK dapat lanjut dengan pemeriksaan Treadmill stress test, EKG, CKMB, Trop T, CRP, echocardiografi, kateterisasi untuk mengetahui adanya iskemik atau infarark pada miokardium. Tentu pola hidup juga harus dimodifikasi kearah yang lebih sehat seperti stop merokok, makan dengan gizi seimbang, istirahat cukup, hidup aktif dan berolahraga serta menejemen stress. 3. Pengaruh latihan pada sistim kardiovaskuler Olahraga yang bersifat aerobik seperti berjalan kaki, jogging, bersepeda, berenang merupakan kegiata fisik yang memberikan perbaikan fisiologis: 1. Peningkatan jumlah dan ukuran mitokondria (meningkatkan produksi ATP secara aerobik) 2. Peningkatan jumlah mioglobin (peningkatan fasilitasi O2 ke mitokondria) 3. Meningkatnya penggunaan lemak sebagai sumber energi (mencegah hiperlipidemia) 4. Mengendalikan kadar gula darah dan meningkatkan sensitivitas insulin. 5. Hipertropi jantung fisiologis 6. Peningkatan volume darah dan jumlah hemoglobinmeningkatkan kebugaran
  • 5. 7. Peningkatan aliran darah meningkatkan produksi NO yang menjaga pembuluh darah tetap elastis dan menjaga endotel dari proses aterosklerosis 8. Menurunkan denyut jantung istirahat (efisiensi kerja jantung) 9. Meningkatnya stroke volume (curah sekuncup) 10.Meningkatkan curah jantung 11.Meningkatkan ekstraksi oksigen (efisiensi sistem kardiopulmonal) 12.Menurunkan tekanan sistolik dan diastolik 13.Meningkatnya kapasitas vital dan volume tidal sistem respirasi Tubuh kita diciptakan sangat sempurna, pertahanan tubuh kita selalu berusaha mempertahankan kondisi “homeostasis” , salah satunya dengan pembentukan sistem kolateral. Stenosis atau penyumbatan kritis merangsang pembentukan kolateral sehingga dapat meningkatkan pasokan darah ke daerah yang mengalami kekurangan aliran. Kolateral akan tumbuh jika aktifitas fisik/latihan dilakukansecara kontinu sampai tingkat iskemia. Proses ateroslerosis dapat mengakibatkan kerusakan otot jantung (infark miokard), gagal jantung bahkan kematian mendadak oleh karena penyumbatan arteri koroner. Olahraga, bekerja atau melakukan aktifitas fisik yang setara bebannya merupakan salah satu upaya menurunkan faktor resiko seperti hipertensi, hiperlipidemia maupun diabetes melitus. Sehingga melindungi endotel pembuluh darah dari proses aterosklerosis. Keduanya mengaktifkan kerja otot dalam jangka waktu tertentu. Dengan demikian kerja fisik dan olahraga teratur dapat digunakan sebagai salah satu cara mengontrol faktor resiko PJK. Oleh karena tidak setiap orang mempunyai kesempatan berolahraga secara rutin, dapat digantikan dengan kerja fisik dalam bentuk pekerjaan atau hobi atau keduanya. Pengertian kerja fisik dibedakan dari olahraga, menurut International Council of Sport and Physical Education menyatakan adanya sifat bermain (play) pada olahraga sedangkan kerja fisik tidak. Telah banyak penelitian yang menyatakan terdapat korelasi yang kuat terhadap rendahnya angka hipertensi, hiperlipidemia, DM dan obesitas baik terhadap olahraga maupun kerja fisik. Selain itu olahraga yang teratur akan menurunkan denyut istirahat (resting heart rate) dan tekanan darah, kedua komponen tersebut merupakan beban kerja jantung (terjadi efisiensi kerja jantung). Penelitian menunjukkan peningkatan aliran 4 ml/menit pada airan koroner sudah mampu memperbaiki fungsi endotel pembuluh darah. Peningkatan aliran merangsang pengeluaran NO (Nitrit Oksid) dan jangka waktu yang diperlukan minimal dua menit. Aliran darah koroner dalam keadaan istirahat sekitar 200 ml/menit dan meningkat menjadi 350 ml/menit saat latihan ringan, peningkatan denyut jantung sampai 110 kali per menit. Peningkatan denyut jantung secara fisiologis meningkat pada aktifitas fisik atau olahraga.
  • 6. Beban aktifitas fisik/latihan dapat dikelompokkan menjadi tiga: ringan, sedang dan berat. Secara sederhana dapat diasumsikan dari persepsi individu sewaktu melakukan aktivitas. 1. Beban ringan: sewaktu melakukan aktivitas seseorang tidak merasakan beban, tidak merasakan peningkatan denyut jantung maupun frekwensi nafas, serta tidak berkeringat. Beban setara <5 MET, denyut jantung tidak ada perubahan atau ada peningkatan sedikit berkisar 90 – 100 kali per menit 2. Beban sedang: sewaktu melakukan aktivitas seseorang merasakan beban bertambah, denyut jantung meningkat, frekwensi nafas meningkat dan berkeringat. Sewaktu melakukan aktifitas walaupun terjadi peningkatan frekwensi nafas, tetapi tetap dapat menjawab tanpa terputus – putus oleh tarikan nafas ketika diajak bicara. Atau secara sederhana sudah merasakan adanya beban dan berkeringat. Beban setara 5 – 7 MET, terjadi peningkatan denyut jantung berkisar 110 – 130 kali per menit. 3. Beban berat: sewaktu melakukan aktivitas seseorang merasakan beban bertambah berat, denyut jantung meningkat cepat sekali, nafas terengah – engah (ngos-ngosan), keringat bercucuran (mandi keringat). Sewaktu diajak bicara menjawab dengan terputus – putus karena harus menghela nafas ketika bicara. Beban setara > 7 MET, terjadi peningkatan denyut jantung > 130 kali per menit Saat melakukan aktivitas fisik berupa olahraga ataupun bekerja dengan beban sedang, denyut jantung meningkat minimal 110 kali per menit. Terjadi peningkatan aliran darah koroner dari 200 ml/menit saat istirahat menjadi 350 ml/menit saat aktvitas fisik dengan beban sedang (terjadi peningkatan aliran koroner lebih dari 4 ml/menit), sehingga endotel pembuluh darah dapat dijaga dari proses aterosklerosis. Latihan aerobik dalam bentuk jalan kaki selama 30 – 45 menit 5 kali seminggu pada laki – laki sehat yang berumur antara 22 – 35 tahun maupun usia 50 - 76 tahun menunjukkan endotel vaskuler tetap baik meskipun umur bertambah. Dengan demikan kerja fisik dan olahraga dapat menurunkan faktor resiko PJK. Anjuran berolahraga seara teratur dilakukan minimal 3 kali per minggu dengan durasi sedikitnya 20 menit dan merubah gaya hidup menjadi lebih aktif. Kesimpulan Olahraga yang teratur maupun kerja fisik telah diketahui mampu mengendalikan hipertensi, hiperlipidemia, DM, sehingga dapat dipakai sebagai cara mencegah terjadinya aterosklerosis. Untuk menjaga agar terhindar dari PJK, kita dapat maelakukan latihan dalam bentuk aerobik 3 – 5 kali per minggu dengan durasi minimal 20 menit. Adapun beban aktifitas fisik/latihan dapat dikelompokkan menjadi tiga: ringan, sedang dan berat. Secara sederhana dapat diasumsikan dari persepsi individu sewaktu melakukan aktivitas. 1. Beban ringan: sewaktu melakukan aktivitas seseorang tidak merasakan beban, tidak merasakan peningkatan denyut jantung maupun frekwensi
  • 7. nafas, serta tidak berkeringat. Beban setara <5 MET, denyut jantung tidak ada perubahan atau ada peningkatan sedikit berkisar 90 – 100 kali per menit 2. Beban sedang: sewaktu melakukan aktivitas seseorang merasakan beban bertambah, denyut jantung meningkat, frekwensi nafas meningkat dan berkeringat. Sewaktu melakukan aktifitas walaupun terjadi peningkatan frekwensi nafas, tetapi tetap dapat menjawab tanpa terputus – putus oleh tarikan nafas ketika diajak bicara. Atau secara sederhana sudah merasakan adanya beban dan berkeringat. Beban setara 5 – 7 MET, terjadi peningkatan denyut jantung berkisar 110 – 130 kali per menit. 3. Beban berat: sewaktu melakukan aktivitas seseorang merasakan beban bertambah berat, denyut jantung meningkat cepat sekali, nafas terengah – engah (ngos-ngosan), keringat bercucuran (mandi keringat). Sewaktu diajak bicara menjawab dengan terputus – putus karena harus menghela nafas ketika bicara. Beban setara > 7 MET, terjadi peningkatan denyut jantung > 130 kali per menit Berikut pengelompokan aktifitas fisik dan jenis olahraga berdasarkan beban fisik. kategori ADL Pekerjaan Olahraga Ringan < 5 MET Masak, berpakaian, mandi, mencucu piring, menyetir melukis, mengangkat barang 5 kg, Kerja kantor, menyetir, mengetik, menjahit, merajut Jalan kaki 1,6 – 4,8 km/jam, main kartu, bersepeda motor, billiard, memanah, golf, naik kuda, bola voli non kompetisi, dansa, bowling, mancing, bersepeda 8 – 15 km/jam, badminton ganda Sedang 5 – 7 MET Naik tangga perlahan, berkebun, mengangkat barang 10 kg, memotong rumput dengan mesin Tukang kayu, tukang sampah, drumer, mengecat, mencangkul Badminton tunggal, tenis ganda, berenang (gaya dada), jalan kaki 5,6 – 8 km/jam, bersepeda 16 – 20 km/jam, dansa, senam, tenis meja Berat > 7 MET Naik tangga cepat, naik tangga dengan mengangkat barang, Tukang gali, buruh kasar Jogging 8 km/jam, berenang (gaya bebas), mendayung, bersepeda 20 –
  • 8. mengangkat barang 30 kg, menyekop, menggergaji kayu 30 km/jam, lari 9 km/jam, bola basket, sepak bola, mendaki gunung, anggar 4. Bagi yang telah terdiagnosa PJK maka aktifitas dan latihan diberikan dengan dosis meningkat bertahap. Mulai dari yang ringan yaitu aktif ROM dari ekstremitas distal ke proksimal untuk menghindari efek negatif dari tirah baring. Bila hemodinamik pasien baik dapat kita mulai latihan berupa latihan aerobik (latihan yang melibatkan gerakan otot – otot besar secara berulang – ulang untuk meningkatkan kapasitas maksimal sistem transport oksigen) mis: jalan, jogging, renang, bersepeda, dsb untuk meningkatkan kapasitas fungsionalnya. Dosis latihan Ada beberapa hal yang diperhatikan dalam pemberian dosis latihan yaitu: frekwensi, jenis, intensitas, stratifikasi resiko, tingkat kebugaran awal pasien. Frekwensi latihan sebaiknya setidaknya tiga kali dalam seminggu atau lima kali dalam seminggu, jenis latihan berupa latihan aerobik. Intensitas latihan berdasarkan hasil tes kebugaran awal sebelum memulai latihan, tes awal dapat dilakukan tes jalan enam menit, talk test, dosis bervariasi mulai dari 40 – 60% HR reserve atau 55 – 70% Hrmax, dianjurkan mencapai klala Borg 13 somewhat hard (mulai agak berat). Stratifikasi resiko dapat menggunakan Duke Score atau TIMI risk. Adapun kontra indikasi latihan adalah sbb: angina pektoris yang tidak stabil, tekanan darah istirahat >sistoik 180mmHg, atau diastolik > 110 mmHg, hipotensi orthostatik, stenosis aorta berat, demam, atrial atau ventrikular aritmia yang tidak terkontrol, sinus takikardi > 120x/menit, AV blok derajat 3, perikarditis/miokarditis aktif, recent embolism, eningkatan segmen ST istirahat > 2 mm, DM tidak terkontrol GD>400mg/dL, ketidakseimbangan elektrolit, masalah ortopedik mis: fraktur, CHF tak terkompensasi mis: adanya edema, sesak. Sesi latihan harus dihentikan apabila terdapat tanda dan gejala sbb: timbul gejala angina pektoris, sesak, rasa lelah yang berlebihan, pusing, pucat, sianosis, keringat dingin, sinkop, bradikardi, mual, hipotensi sistolik < 90 mmHg, hipertensi sistoik >240mmHg, atau diastolik > 110 mmHg, SVT, edema perifer, perubahan segmen ST > 1mm. Kesimpulan: Perubahan gaya hidup yang lebih aktif, stop merokok, gizi seimbang dan menejemen stress, serta kesadaran untuk melihat profil kesehatan berupa obesitas, DM dan dislipidemia yang merupakan faktor resiko utama penyakit jantung koroner, dapat mencegah kejadian penyakit jantung koroner merupakan upaya prevensi primer.
  • 9. Upaya lebih lanjut merupakan prevensi sekunder salah satunya berupa latihan dapat dilakukan pada penderita penyakit jantung koroner dengan memperhatikan faktor resiko, kontra indikasi dan tanda dan gejala yang perlu diperhatikan dalam mengaplikasikan program latihan yang dapat mengakibatkan kerusakan miokardium bahkan kematian. Telah banyak bukti bahwa gaya hidup aktif dan program latihan memberikan manfaat yang besar pada penderita jantung koroner. Dosis yang tepat merupakan kunci keberhasilan program latihan dengan memperhatikan gejala yang dirasakan pasien. Daftar pustaka 1. Bahri, A.T. (2004). Nyeri dada, Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. e-USU.p1-p9, Medan 2. Departemen Kesehatan RI (2007). Hipertensi Penyebab Utama Penyakit Jantung,.http://www.depkes.go.id/index.php?option=news&task=viewarticle&sid =2621&Itemid=2-32k 3. Donald, M., et .al (2006). Prediction of Lifetime Risk for Cardiovascular Disease by Risk Factor Burden at 50 Years of Age. Circulationahajournal.113:791-798 4. Donald, L.J., et .al (2009). Heart Disease and Stroke Statistics_2009 Update: A Report From the American Heart Association Statistics Committee and Stroke Statistics Subcommittee. Circulation 119;e21-e181 5. Fukai, T. (2000). Regulation of the vascular extracellular superoxide dismutase by nitric oxide and exercise training. J Clin Invest 105 : 1631–1639 6. Gielen, S., Schuler, G., Hambrecht, R. (2001). Exercise training in coronary artery disease and coronary vasomotion. Circulation 103 : E1–E6 7. Govers, R., Rabelink, T.J. (2001). Cellular regulation of endothelial nitric oxide synthase. Am Physiol Renal Physiol 280 : F193–F206 8. Sherwood (2009), Human Physiology 9. Thomson PD, Exercise prescription and proscription for patien with coronary artery disease, circulation 2005; 112; 2354 – 63 10. Donna Frownfelter, PT, DPT, MA, CCS, RRT, FCCP, Elizabeth Dean, PhD, PT (2006), Cardiovascular and Pulmonary Physical Theraphy evidence and practice 4th edition, Mosby Inc. 11. McArdle W.D., Katch F.I., Katch V.L., Exercise Physiologi, Energy, Nutrition and Human Performance, Williams & Wilkins, 1996 12. Sherwood L., Fisiologi Manusia, dari Sel ke Sistem. Diterjemahkan oleh dr. Brahm U. Pendit. Edisi 2. EGC. Jakarta. 13. Power, S.K and Howley,Physiology Exercise, responses and Adaptations. Macmillan Publishing Company New York . E. 1990. 14. Wilmore J.H., Costil D.L., Physiology of Sport And Exercise. Human Kinetics United States of America. 1999