SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
POLA OPTIMALISASI RUANG PADA RUMAH SUSUN



                                Yulius Gilang Swandika
                                  NIM : 08.11.0112
                       Dosen Pembimbing : Ir. V.G. Sri Rejeki, MT.

                   Program Studi Arsitektur Fakultas Arsitektur & Desain
                            Universitas Katolik Soegijapranata
                               Gilang_studio@yahooo.com



                                           Abstrak
       Rumah Susun yang merupakan salah satu dari solusi pemecahan masalah menghuni
seringkali tidak menyelesaikan masalah dalam kehidupan hunian. Ruang-ruang yang terbatas
dan Sempit seringkali tidak memenuhi kebutuhan ruang yang semakin meningkat. Selain itu
pula, Sangat disayangkan sekali bahwa pembangunan rumah susun yang dilakukan oleh
pemerintah maupun swasta, tidak memperhatikan kebutuhan dan penataan ruang-ruang dalam
suatu kegiatan menghuni. Hal ini menyebabkan terciptalah suatu proses penyesuaian ruang-
ruang pada Rumah susun yang menyesuaikan kegiatan penghuni.
       Keterbatasan lahan dan keterbatasan tempat pun membuat penghuni rumah susun
membangun ruang-ruang mereka dengan cara yang indipenden. Pertumbuhan akan ruang-
ruang baru ini merupakan suatu proses adjustment yang membuat suatu pola yang merupakan
hasil dari perilaku masyarakat rumah susun dimana masyarakat mencoba untuk memenuhi
kebutuhan ruang-ruangnya secara optimal.
       Pola ruang optimal yang timbul oleh perilaku penghuni yang merubah suatu ruang
dengan type kecil menjadi lebih besar merupakan suatu proses pembentukan arsitektur yang
perlu dikaji lebih dalam dengan menggunakan metode kualitatif dan dengan metode
wawancara terhadap penghuni rumah susun Pekunden.
       Dengan adanya penelitian ini akan menghasilkan suatu pengetahuan tentang ruang-
ruang yang menyesuaikan dengan kegiatan penghuni (dengan kata lain Optimalisasi) yang
terjadi di rumah susun di kota semarang.




Kata Kunci : Rumah Susun, optimalisasi,
PENDAHULUAN


       Rumah susun yang merupakan solusi untuk memenuhi kebutuhan rumah tinggal bagi
masyarakat menengah kebawah merupakan pola hunian yang masih awam bagi masyarakat
di Indonesia. Khususnya masyarakat berpenghasilan rendah, dimana sebelumnya para
penghuni terbiasa hidup dalam lingkungan rumah yang langsung berhubungan dengan tanah,
serta memiliki ruang-ruang dalam yang tertata sesuai dengan kebiasaan cara hidupnya.
Sedangkan pada hunian rumah susun secara fisik tertutup rapat tanpa ruang terbuka sebagai
perantara diantara ruang-ruang huniannya. Selain itu pula, penataan ruang dalam hunian
rumah susun sering tidak mewakili cara hidup penghuni rumah susun tersebut.
       Proses optimalisasi pada ruang-ruang dalam type hunian rumah susun ini lah yang
menjadi obyek penelitian yang saya kaji. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola
optimalisasi ruang dalam proses menghuni secara vertical di dalam rumah susun. Dengan
adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk
perancangan rumah susun yang baik.


METODOLOGI PENELITIAN
Adapun metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.


       LOKASI PENELITIAN
              Lokasi Penelitian berada di sebuah rumah susun Pekunden di jalan pekunden
       Kota Semarang. Rumah susun pekunden berada di tengah kota Semarang.


       PEMILIHAN SAMPEL
       Metode penelitian
              Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Rasionalis Kualitatif
       dimana dalam melakukan penelitian di lapangan terdapat teori-teori yang menjadi
       dasar acuan dan terdapat batasan penelitian.
       Tehnik pengambilan data
              Tehnik pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan memilik rumah
       dari berbagai type dengan jumlah 3 buah Rumah type kecil , 2 buah rumah type
       sedang, dan satu buah rumah type besar.
Metode Pengambilan data dilakukan dengan melakukan wawancara dan
       pengamatan terhadap obyek Ruangan rumah susun.
               Alat yang digunakan dapat berupa Kamera Hp / pocket untuk mengambil data
       foto, dan pulpen dan buku catatan untuk mencatat data-data yang penting.




PEMBAHASAN


Rumah Susun
       Rumah susun adalah bangunan gedung Bertingkat yang dibangun dalam suatu
lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam
arah horizontal maupun vertical dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat
dimiliki dan digunakan secara terpisah terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan
bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama.( No 16 UU tahun 1985 tentang Rumah
Susun pasal 1 ayat 1).


Ruang dalam arsitektur
       Secara umum ruang dibentuk oleh tiga unsure pembentuk ruang, yaitu :
   1. Bidang Alas (the base plane),
   2. Bidang dinding / pembatas (the Vertical Space Devider).
   3. Bidang atap / langit-langit (the overhead plane),


Hubungan manusia terhadap Lingkungan
       Manusia selalu berhubungan dengan lingkungannya melalui indera. Jika manusia
melihat sebuah benda maka ia akan menerima rangsangan dari benda tersebut melalui indera
penglihatan dan melahirkan suatu persepsi mengenai benda tersebut. Setelah manusia
melakukan penginderaan terhadap lingkungannya, dan terjadi suatu persepsi, Persepi ini
selanjutnya menimbulkan suatu reaksi dalam batas optimal maupun diluar batas optimal. Jika
reaksi tersebut berada di luar batas optimal, maka akan terjadi suatu stress yang akhirnya
menimbulkan adaptasi (penyesuaian manusia terhadap lingkungan) dan Adjustment (
penyesuaian Lingkungan terhadap manusia).
Rumah susun Pekunden
        Rumah susun pekunden berada di Kelurahan
Pekunden Semarang (RT 4,5,6, RW I). Lokasi Rumah
susun Pekunden berada di pusat kota Semarang, letaknya
tepat berada di kelurahan Pekunden tepat berada di
belakang DP Mall kota Semarang.
                                                         Gambar 1: Rumah Susun pekunden
        Rumah Susun memiliki 3 buah type unit hunian,    Semarang
yaitu Type 27(kecil) , type 54 (sedang), dan type 81     Sumber : foto Pribadi

(besar).




Gambar2 :                   Gambar 3:                             Gambar 4:
3D denah awal rumah         3D denah awal rumah                   3D denah awal rumah Type
Type Kecil Rumah Susun      Type Sedang Rumah                     Besar Rumah Susun pekunden
pekunden                    Susun pekunden                        Sumber data : Survey
Sumber data : Survey        Sumber data : Survey                  lapangan
lapangan                    lapangan

        Dalam kehidupannya, Penghuni Rumah Susun Pekunden terus mengalami
perkembangan. Permasalahan-permasalahan yang dialami oleh masyarakat penghuni rumah
Susun pekunden, yaitu :
1. Ruang Type hunian Rumah susun yang tidak sesuai dengan kebutuhan penghuninya
2. Masih ada bagian unit rumah susun yang memiliki Permasalahan air bersih yang kurang
    memadai
3. Ruang dalam pada unit rumah susun terasa pengap dan tidak nyaman
4. Suhu udara ruang dalam pada unit rumah susun yang panas.
5. Akses ke hunian harus melewati tangga, sehingga membuat Penghuni merasa lelah
6. Kebutuhan akan pangan dan sandang dirasa jauh karena harus turun naik tangga
Type Besar

                                                         Pola optimalisasi pada Rumah Susun type
                                        besar, terjadi secara horizontal. Dengan penambahan luas
                                        ruangan yang dilakukan dengan penambahan perabot di
                                        daerah sirkulasi dan juga pembagian sebagian unit untuk
                                        disewakan demi kebutuhan ekonomi penghuni rumah
                                        susun. Hal ini terjadi di rumah bapak Sulaiman.




                                              Gambar 6 :
                                              Area Hijau merupakan area dimana rumah
Gambar 5:                                     dikontrakkan. Pembagian Hunian dan kontrakan
Area Penambahan Luas Horizontal pada          bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup secara
Type 81                                       ekonomi.
Sumber : Kunjungan ke lokasi                  Sumber : Kunjungan ke lokasi


          Perubahan Fungsi ruang pada type besar, terjadi cukup signifikan. Type 81 yang
  memiliki luasan yang cukup besar, membuat penghuni rumah susun membagi rumahnya
  menjadi dua buah untuk dikontrakan salah satunya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
  perekonomian pada penghuni rumah susun.




                                             Gambar 7:
                              Pembagian hunian, dari sefungsi menjadi dua
                                            buah hunian.
                                    Sumber : Kunjungan ke lokasi
Type Sedang

                                          Secara horizontal perubahan luas yang terjadi pada
                                  type 54 ini terjadi di luar rumah, yaitu di depan rumah.
                                  Dengan memakan lahan sirkulasi, penghuni membangun
                                  sendiri teritorialnya dengan menambahkan tegel lantai yang
                                  berwarna sesuai dengan selera penghuni.
                                          Selain pembedaan lantai melalui tegel keramik yang
                                  berbeda, penghuni juga meletakkan beberapa bangku, dan
                                  tempat jemuran untuk duduk-duduk dan menjemur pakaian.




  Gambar 8:
  Denah awal hunian Type 54.
  Sumber : Foto Kunjungan ke lokasi




 Gambar 9:                            Gambar 10:                            Gambar 11 :
 Pada area pink                       Pembagian zona gudang dan area        Fungsi ruangan pada tiap
 merupakan daerah                     hunian.                               ruangan
 dimana penambahan luas               Biru = Gudang                         Sumber : Foto Kunjungan ke
 ruangan terjadi.                     Coklat = area hunian                  lokasi
 Sumber : Foto Kunjungan              Sumber : Foto Kunjungan ke lokasi
 ke lokasi
Gambar 13:                           Gambar 14:
Gambar 12:                       Penambahan pintu untuk akses         Penambahan Ruang tidur anak di
Gambar bentuk awal rumah type    dari gudang ke Rumah tinggal         secarfa vertical.
54                               Sumber : Kunjungan ke lokasi         Sumber : Kunjungan ke lokasi
Sumber : Kunjungan ke lokasi



         Dalam kasus hunian type 54 milik Ibu dwi Lestari,
  terdapat ruang-ruang yang sebenarnya kurang berfungsi dengan
  baik. Pembagian dua area besar ini dimaksudkan supaya
  barang-barang yang ada tidak menumpuk dan memberantaki
  ruangan yang lain. Maka dari itu, dibuatlah sebuah sekat yang
  membagi dua rumah type 54 ke dalam type 27.




                                                                  Gambar 15:
                                                                  Fungsi ruangan pada tiap ruangan
                                                                  Sumber : Foto Kunjungan ke lokasi




  Type Kecil

  Penambahan Horizontal
          Penambahan Luas Ruang secara Horizontal terjadi pada bagian selasar Rumah Susun.
  Penghuni yang merasa tidak nyaman dengan kondisi di dalam rumah, pada akhirnya
  membuat ruang baru di luar rumah dengan meletakkan kursi duduk di depan rumah. Sehingga
  terciptalah teras kecil.
          Teras tersebut pada akhirnya membentuk suatu ruang pribadi yang banyak digunakan
  warga untuk melakukan kegiatan seperti menerima tamu, mengobrol, meracik bumbu,
  nongkrong, makan, dan menjaga anak-anak bermain.
Gambar 16 :                         Gambar 17:                    Gambar 18:
Denah awal Type 27                  Zona dimana Ruang Umum        Seorang penghuni yang sedang meracik
Sumber : wawancara penghuni         menjadi hak pribadi           bumbu masak di depan rumahnya .
                                    penghuni                      Sumber : Foto Pribadi

                Perubahan Luas pada type kecil ini terjadi juga secara vertical. Meningkatnya
        jumlah penghuni membuat penghuni juga harus menambah ruangan untuk memenuhi
        kebutuhan. Pola-pola yang terjadi pada hunian type 27 pada rumah susun Pekunden
        banyak terjadi secara Vertical. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan ruang horizontal
        yang ada pada type Rumah susun Pekunden ini.
                Salah satu contoh rumah yang berkembang menyesuaikan dengan Kondisinya
        adalah Rumah bapak Mafud Hidayat. Pada rumah susun milik bapak Mafud, terdapat
        penambahan ruang secara vertical yang disebabkan oleh kebutuhan. Pak Mafud
        tinggal bersama Istri dan dua orang anaknya. Pada awalnya rumah type 27 ini hanya
        ditempati oleh pak Mafud dan istri saja, namun pada akhirnya mereka memiliki anak.
        Dan membutuhkan ruangan untuk dua orang anaknya.
                Kamar untuk kedua anaknya tersebut dibuat secara vertical ke atas dengan
        konstruksi kayu sederhana dengan ketinggian sekitar 2 m.




                   Gambar 19:
                   Tahapan perkembangan rumah Bapak Mahfud
                   Sumber : Survey rumah susun pekunden
Gambar 20:                     Gambar 21:                  Gambar 22:
Foto nyata Optimalisassi       Ruang Tidur anak yang       Ruang tidur anak
ruang pada Hunian bapak        berada di atas ruang        Sumber : Survey rumah susun
Mafud                          tidur orang tua             pekunden
Sumber : Survey rumah          Sumber : Survey rumah
susun pekunden                 susun pekunden



  ANALISIS PENELITIAN
  Kenyamanan pada tiap orang adalah relative berbeda. Dari hasil wawancara yang saya
  lakukan kepada penghuni rumah susun, disimpulkan bahwa kebanyakan penghuni rumah
  susun merasa tidak nyaman dengan keadaan dan desain rumah susun. Hal ini dibuktikan oleh
  usaha-usaha penghuni untuk mencari berbagai cara untuk mereka dapat tetap hidup di rumah
  susun dengan dengan mewujudkan kenyamanan dengan cara sebagai berikut.

          1. Mengubah fungsi ruang menjadi berbeda fungsi, maupun multifungsi
          2. Melakukan perubahan bentuk ruang
          3. Memperindah ruang dengan warna dan material
          4. Tidak melakukan aktifitas di dalam ruang yang tidak nyaman
          5. Melakukan perluasan ruang secara horizontal dan vertikal

         Berdasarkan dari analisa ruang, pengamatan dan wawancara yang saya lakukan
  kepada penghuni rumah susun dan pengembangan yang terjadi, terdapat beberapa saran-saran
  yang dapat digunakan untuk memberikan suatu pemecahan masalah yang ada di rumah
  susun.
     1. Desain rumah susun sebaiknya lebih memperhatikan tentang cross ventilation,
     2. Jarak antar lantai pada Rumah susun dipertinggi kembali menjadi 3.5 meter, supaya
         penghuni dapat mendapatkan ruang yang lebih maksimal sesuai kebutuhannya
     3. Sebaiknya perbesar ruangan horizontal untuk pengembangan penghuni rumah susun.
REKOMENDASI

         Berdasarkan dari analisa ruang, pengamatan dan wawancara yang saya lakukan
kepada penghuni rumah susun dan pengembangan yang terjadi, terdapat beberapa saran-saran
yang dapat digunakan untuk memberikan suatu pemecahan masalah yang ada di rumah
susun.
   4. Desain rumah susun sebaiknya lebih memperhatikan tentang cross ventilation,
   5. Jarak antar lantai pada Rumah susun dipertinggi kembali menjadi 3.5 meter, supaya
         penghuni dapat mendapatkan ruang yang lebih maksimal sesuai kebutuhannya
Sebaiknya perbesar ruangan horizontal untuk pengembangan penghuni rumah susun.

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

LAPORAN KERJA PRAKTEK PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL DAN APARTEMEN HADININGRAT...
LAPORAN KERJA PRAKTEK PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL DAN APARTEMEN HADININGRAT...LAPORAN KERJA PRAKTEK PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL DAN APARTEMEN HADININGRAT...
LAPORAN KERJA PRAKTEK PADA PROYEK PEMBANGUNAN HOTEL DAN APARTEMEN HADININGRAT...
 
Sni 7393 2008
Sni 7393 2008Sni 7393 2008
Sni 7393 2008
 
ARSITEKTUR PERKOTAAN
ARSITEKTUR PERKOTAANARSITEKTUR PERKOTAAN
ARSITEKTUR PERKOTAAN
 
Perencanaan perumahan dan pembiayaannya
Perencanaan perumahan dan pembiayaannyaPerencanaan perumahan dan pembiayaannya
Perencanaan perumahan dan pembiayaannya
 
PEDOMAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI BANGUNAN GEDUNG
PEDOMAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI BANGUNAN GEDUNGPEDOMAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI BANGUNAN GEDUNG
PEDOMAN SERTIFIKAT LAIK FUNGSI BANGUNAN GEDUNG
 
Morfologi wilayah kota
Morfologi wilayah kotaMorfologi wilayah kota
Morfologi wilayah kota
 
PEDOMAN PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG - PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM...
PEDOMAN PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG - PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM...PEDOMAN PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG - PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM...
PEDOMAN PERSYARATAN TEKNIS BANGUNAN GEDUNG - PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM...
 
9 pendekatan-pendekatan dalam urban design
9 pendekatan-pendekatan dalam urban design9 pendekatan-pendekatan dalam urban design
9 pendekatan-pendekatan dalam urban design
 
PCM KONTRAK GEDUNG
PCM KONTRAK GEDUNGPCM KONTRAK GEDUNG
PCM KONTRAK GEDUNG
 
Kota hijau-iv-manual-ded-rev-120227
Kota hijau-iv-manual-ded-rev-120227Kota hijau-iv-manual-ded-rev-120227
Kota hijau-iv-manual-ded-rev-120227
 
Sni 03-1733-2004-tata-cara-perencanaan-lingkungan
Sni 03-1733-2004-tata-cara-perencanaan-lingkunganSni 03-1733-2004-tata-cara-perencanaan-lingkungan
Sni 03-1733-2004-tata-cara-perencanaan-lingkungan
 
Pengertian Urban Design, Urban Planning, dan Arsitektur Kota
Pengertian Urban Design, Urban Planning, dan Arsitektur KotaPengertian Urban Design, Urban Planning, dan Arsitektur Kota
Pengertian Urban Design, Urban Planning, dan Arsitektur Kota
 
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR (STUPA) 5
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR (STUPA) 5STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR (STUPA) 5
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR (STUPA) 5
 
Pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan
Pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaanPedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan
Pedoman penyediaan dan pemanfaatan ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan
 
SLF - Sertifikat Laik Fungsi & Pengkaji Teknis
SLF - Sertifikat Laik Fungsi & Pengkaji TeknisSLF - Sertifikat Laik Fungsi & Pengkaji Teknis
SLF - Sertifikat Laik Fungsi & Pengkaji Teknis
 
ded rumah 3 lantai
ded rumah 3 lantaided rumah 3 lantai
ded rumah 3 lantai
 
KERJASAMA PEMERINTAH DAN BADAN USAHA (KPBU)
KERJASAMA PEMERINTAH DAN BADAN USAHA (KPBU)KERJASAMA PEMERINTAH DAN BADAN USAHA (KPBU)
KERJASAMA PEMERINTAH DAN BADAN USAHA (KPBU)
 
Bab e. uraian pendekatan, metodologi dan program kerja
Bab e. uraian pendekatan, metodologi dan program kerjaBab e. uraian pendekatan, metodologi dan program kerja
Bab e. uraian pendekatan, metodologi dan program kerja
 
Ringkasan Sejarah Arsitektur Dunia
Ringkasan Sejarah Arsitektur DuniaRingkasan Sejarah Arsitektur Dunia
Ringkasan Sejarah Arsitektur Dunia
 
Presentasi proposal tugas akhir perancangan ulang gedung
Presentasi proposal tugas akhir perancangan ulang gedungPresentasi proposal tugas akhir perancangan ulang gedung
Presentasi proposal tugas akhir perancangan ulang gedung
 

Makalah ringkasan

  • 1. POLA OPTIMALISASI RUANG PADA RUMAH SUSUN Yulius Gilang Swandika NIM : 08.11.0112 Dosen Pembimbing : Ir. V.G. Sri Rejeki, MT. Program Studi Arsitektur Fakultas Arsitektur & Desain Universitas Katolik Soegijapranata Gilang_studio@yahooo.com Abstrak Rumah Susun yang merupakan salah satu dari solusi pemecahan masalah menghuni seringkali tidak menyelesaikan masalah dalam kehidupan hunian. Ruang-ruang yang terbatas dan Sempit seringkali tidak memenuhi kebutuhan ruang yang semakin meningkat. Selain itu pula, Sangat disayangkan sekali bahwa pembangunan rumah susun yang dilakukan oleh pemerintah maupun swasta, tidak memperhatikan kebutuhan dan penataan ruang-ruang dalam suatu kegiatan menghuni. Hal ini menyebabkan terciptalah suatu proses penyesuaian ruang- ruang pada Rumah susun yang menyesuaikan kegiatan penghuni. Keterbatasan lahan dan keterbatasan tempat pun membuat penghuni rumah susun membangun ruang-ruang mereka dengan cara yang indipenden. Pertumbuhan akan ruang- ruang baru ini merupakan suatu proses adjustment yang membuat suatu pola yang merupakan hasil dari perilaku masyarakat rumah susun dimana masyarakat mencoba untuk memenuhi kebutuhan ruang-ruangnya secara optimal. Pola ruang optimal yang timbul oleh perilaku penghuni yang merubah suatu ruang dengan type kecil menjadi lebih besar merupakan suatu proses pembentukan arsitektur yang perlu dikaji lebih dalam dengan menggunakan metode kualitatif dan dengan metode wawancara terhadap penghuni rumah susun Pekunden. Dengan adanya penelitian ini akan menghasilkan suatu pengetahuan tentang ruang- ruang yang menyesuaikan dengan kegiatan penghuni (dengan kata lain Optimalisasi) yang terjadi di rumah susun di kota semarang. Kata Kunci : Rumah Susun, optimalisasi,
  • 2. PENDAHULUAN Rumah susun yang merupakan solusi untuk memenuhi kebutuhan rumah tinggal bagi masyarakat menengah kebawah merupakan pola hunian yang masih awam bagi masyarakat di Indonesia. Khususnya masyarakat berpenghasilan rendah, dimana sebelumnya para penghuni terbiasa hidup dalam lingkungan rumah yang langsung berhubungan dengan tanah, serta memiliki ruang-ruang dalam yang tertata sesuai dengan kebiasaan cara hidupnya. Sedangkan pada hunian rumah susun secara fisik tertutup rapat tanpa ruang terbuka sebagai perantara diantara ruang-ruang huniannya. Selain itu pula, penataan ruang dalam hunian rumah susun sering tidak mewakili cara hidup penghuni rumah susun tersebut. Proses optimalisasi pada ruang-ruang dalam type hunian rumah susun ini lah yang menjadi obyek penelitian yang saya kaji. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola optimalisasi ruang dalam proses menghuni secara vertical di dalam rumah susun. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk perancangan rumah susun yang baik. METODOLOGI PENELITIAN Adapun metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. LOKASI PENELITIAN Lokasi Penelitian berada di sebuah rumah susun Pekunden di jalan pekunden Kota Semarang. Rumah susun pekunden berada di tengah kota Semarang. PEMILIHAN SAMPEL Metode penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Rasionalis Kualitatif dimana dalam melakukan penelitian di lapangan terdapat teori-teori yang menjadi dasar acuan dan terdapat batasan penelitian. Tehnik pengambilan data Tehnik pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan memilik rumah dari berbagai type dengan jumlah 3 buah Rumah type kecil , 2 buah rumah type sedang, dan satu buah rumah type besar.
  • 3. Metode Pengambilan data dilakukan dengan melakukan wawancara dan pengamatan terhadap obyek Ruangan rumah susun. Alat yang digunakan dapat berupa Kamera Hp / pocket untuk mengambil data foto, dan pulpen dan buku catatan untuk mencatat data-data yang penting. PEMBAHASAN Rumah Susun Rumah susun adalah bangunan gedung Bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun vertical dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah terutama untuk tempat hunian yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama.( No 16 UU tahun 1985 tentang Rumah Susun pasal 1 ayat 1). Ruang dalam arsitektur Secara umum ruang dibentuk oleh tiga unsure pembentuk ruang, yaitu : 1. Bidang Alas (the base plane), 2. Bidang dinding / pembatas (the Vertical Space Devider). 3. Bidang atap / langit-langit (the overhead plane), Hubungan manusia terhadap Lingkungan Manusia selalu berhubungan dengan lingkungannya melalui indera. Jika manusia melihat sebuah benda maka ia akan menerima rangsangan dari benda tersebut melalui indera penglihatan dan melahirkan suatu persepsi mengenai benda tersebut. Setelah manusia melakukan penginderaan terhadap lingkungannya, dan terjadi suatu persepsi, Persepi ini selanjutnya menimbulkan suatu reaksi dalam batas optimal maupun diluar batas optimal. Jika reaksi tersebut berada di luar batas optimal, maka akan terjadi suatu stress yang akhirnya menimbulkan adaptasi (penyesuaian manusia terhadap lingkungan) dan Adjustment ( penyesuaian Lingkungan terhadap manusia).
  • 4. Rumah susun Pekunden Rumah susun pekunden berada di Kelurahan Pekunden Semarang (RT 4,5,6, RW I). Lokasi Rumah susun Pekunden berada di pusat kota Semarang, letaknya tepat berada di kelurahan Pekunden tepat berada di belakang DP Mall kota Semarang. Gambar 1: Rumah Susun pekunden Rumah Susun memiliki 3 buah type unit hunian, Semarang yaitu Type 27(kecil) , type 54 (sedang), dan type 81 Sumber : foto Pribadi (besar). Gambar2 : Gambar 3: Gambar 4: 3D denah awal rumah 3D denah awal rumah 3D denah awal rumah Type Type Kecil Rumah Susun Type Sedang Rumah Besar Rumah Susun pekunden pekunden Susun pekunden Sumber data : Survey Sumber data : Survey Sumber data : Survey lapangan lapangan lapangan Dalam kehidupannya, Penghuni Rumah Susun Pekunden terus mengalami perkembangan. Permasalahan-permasalahan yang dialami oleh masyarakat penghuni rumah Susun pekunden, yaitu : 1. Ruang Type hunian Rumah susun yang tidak sesuai dengan kebutuhan penghuninya 2. Masih ada bagian unit rumah susun yang memiliki Permasalahan air bersih yang kurang memadai 3. Ruang dalam pada unit rumah susun terasa pengap dan tidak nyaman 4. Suhu udara ruang dalam pada unit rumah susun yang panas. 5. Akses ke hunian harus melewati tangga, sehingga membuat Penghuni merasa lelah 6. Kebutuhan akan pangan dan sandang dirasa jauh karena harus turun naik tangga
  • 5. Type Besar Pola optimalisasi pada Rumah Susun type besar, terjadi secara horizontal. Dengan penambahan luas ruangan yang dilakukan dengan penambahan perabot di daerah sirkulasi dan juga pembagian sebagian unit untuk disewakan demi kebutuhan ekonomi penghuni rumah susun. Hal ini terjadi di rumah bapak Sulaiman. Gambar 6 : Area Hijau merupakan area dimana rumah Gambar 5: dikontrakkan. Pembagian Hunian dan kontrakan Area Penambahan Luas Horizontal pada bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup secara Type 81 ekonomi. Sumber : Kunjungan ke lokasi Sumber : Kunjungan ke lokasi Perubahan Fungsi ruang pada type besar, terjadi cukup signifikan. Type 81 yang memiliki luasan yang cukup besar, membuat penghuni rumah susun membagi rumahnya menjadi dua buah untuk dikontrakan salah satunya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan perekonomian pada penghuni rumah susun. Gambar 7: Pembagian hunian, dari sefungsi menjadi dua buah hunian. Sumber : Kunjungan ke lokasi
  • 6. Type Sedang Secara horizontal perubahan luas yang terjadi pada type 54 ini terjadi di luar rumah, yaitu di depan rumah. Dengan memakan lahan sirkulasi, penghuni membangun sendiri teritorialnya dengan menambahkan tegel lantai yang berwarna sesuai dengan selera penghuni. Selain pembedaan lantai melalui tegel keramik yang berbeda, penghuni juga meletakkan beberapa bangku, dan tempat jemuran untuk duduk-duduk dan menjemur pakaian. Gambar 8: Denah awal hunian Type 54. Sumber : Foto Kunjungan ke lokasi Gambar 9: Gambar 10: Gambar 11 : Pada area pink Pembagian zona gudang dan area Fungsi ruangan pada tiap merupakan daerah hunian. ruangan dimana penambahan luas Biru = Gudang Sumber : Foto Kunjungan ke ruangan terjadi. Coklat = area hunian lokasi Sumber : Foto Kunjungan Sumber : Foto Kunjungan ke lokasi ke lokasi
  • 7. Gambar 13: Gambar 14: Gambar 12: Penambahan pintu untuk akses Penambahan Ruang tidur anak di Gambar bentuk awal rumah type dari gudang ke Rumah tinggal secarfa vertical. 54 Sumber : Kunjungan ke lokasi Sumber : Kunjungan ke lokasi Sumber : Kunjungan ke lokasi Dalam kasus hunian type 54 milik Ibu dwi Lestari, terdapat ruang-ruang yang sebenarnya kurang berfungsi dengan baik. Pembagian dua area besar ini dimaksudkan supaya barang-barang yang ada tidak menumpuk dan memberantaki ruangan yang lain. Maka dari itu, dibuatlah sebuah sekat yang membagi dua rumah type 54 ke dalam type 27. Gambar 15: Fungsi ruangan pada tiap ruangan Sumber : Foto Kunjungan ke lokasi Type Kecil Penambahan Horizontal Penambahan Luas Ruang secara Horizontal terjadi pada bagian selasar Rumah Susun. Penghuni yang merasa tidak nyaman dengan kondisi di dalam rumah, pada akhirnya membuat ruang baru di luar rumah dengan meletakkan kursi duduk di depan rumah. Sehingga terciptalah teras kecil. Teras tersebut pada akhirnya membentuk suatu ruang pribadi yang banyak digunakan warga untuk melakukan kegiatan seperti menerima tamu, mengobrol, meracik bumbu, nongkrong, makan, dan menjaga anak-anak bermain.
  • 8. Gambar 16 : Gambar 17: Gambar 18: Denah awal Type 27 Zona dimana Ruang Umum Seorang penghuni yang sedang meracik Sumber : wawancara penghuni menjadi hak pribadi bumbu masak di depan rumahnya . penghuni Sumber : Foto Pribadi Perubahan Luas pada type kecil ini terjadi juga secara vertical. Meningkatnya jumlah penghuni membuat penghuni juga harus menambah ruangan untuk memenuhi kebutuhan. Pola-pola yang terjadi pada hunian type 27 pada rumah susun Pekunden banyak terjadi secara Vertical. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan ruang horizontal yang ada pada type Rumah susun Pekunden ini. Salah satu contoh rumah yang berkembang menyesuaikan dengan Kondisinya adalah Rumah bapak Mafud Hidayat. Pada rumah susun milik bapak Mafud, terdapat penambahan ruang secara vertical yang disebabkan oleh kebutuhan. Pak Mafud tinggal bersama Istri dan dua orang anaknya. Pada awalnya rumah type 27 ini hanya ditempati oleh pak Mafud dan istri saja, namun pada akhirnya mereka memiliki anak. Dan membutuhkan ruangan untuk dua orang anaknya. Kamar untuk kedua anaknya tersebut dibuat secara vertical ke atas dengan konstruksi kayu sederhana dengan ketinggian sekitar 2 m. Gambar 19: Tahapan perkembangan rumah Bapak Mahfud Sumber : Survey rumah susun pekunden
  • 9. Gambar 20: Gambar 21: Gambar 22: Foto nyata Optimalisassi Ruang Tidur anak yang Ruang tidur anak ruang pada Hunian bapak berada di atas ruang Sumber : Survey rumah susun Mafud tidur orang tua pekunden Sumber : Survey rumah Sumber : Survey rumah susun pekunden susun pekunden ANALISIS PENELITIAN Kenyamanan pada tiap orang adalah relative berbeda. Dari hasil wawancara yang saya lakukan kepada penghuni rumah susun, disimpulkan bahwa kebanyakan penghuni rumah susun merasa tidak nyaman dengan keadaan dan desain rumah susun. Hal ini dibuktikan oleh usaha-usaha penghuni untuk mencari berbagai cara untuk mereka dapat tetap hidup di rumah susun dengan dengan mewujudkan kenyamanan dengan cara sebagai berikut. 1. Mengubah fungsi ruang menjadi berbeda fungsi, maupun multifungsi 2. Melakukan perubahan bentuk ruang 3. Memperindah ruang dengan warna dan material 4. Tidak melakukan aktifitas di dalam ruang yang tidak nyaman 5. Melakukan perluasan ruang secara horizontal dan vertikal Berdasarkan dari analisa ruang, pengamatan dan wawancara yang saya lakukan kepada penghuni rumah susun dan pengembangan yang terjadi, terdapat beberapa saran-saran yang dapat digunakan untuk memberikan suatu pemecahan masalah yang ada di rumah susun. 1. Desain rumah susun sebaiknya lebih memperhatikan tentang cross ventilation, 2. Jarak antar lantai pada Rumah susun dipertinggi kembali menjadi 3.5 meter, supaya penghuni dapat mendapatkan ruang yang lebih maksimal sesuai kebutuhannya 3. Sebaiknya perbesar ruangan horizontal untuk pengembangan penghuni rumah susun.
  • 10. REKOMENDASI Berdasarkan dari analisa ruang, pengamatan dan wawancara yang saya lakukan kepada penghuni rumah susun dan pengembangan yang terjadi, terdapat beberapa saran-saran yang dapat digunakan untuk memberikan suatu pemecahan masalah yang ada di rumah susun. 4. Desain rumah susun sebaiknya lebih memperhatikan tentang cross ventilation, 5. Jarak antar lantai pada Rumah susun dipertinggi kembali menjadi 3.5 meter, supaya penghuni dapat mendapatkan ruang yang lebih maksimal sesuai kebutuhannya Sebaiknya perbesar ruangan horizontal untuk pengembangan penghuni rumah susun.