Makalah ini membahas tentang penolakan masyarakat terhadap reklamasi Teluk Benoa di Provinsi Bali. Reklamasi dilakukan untuk menghasilkan lahan baru tetapi berdampak pada lingkungan dan masyarakat. Masyarakat menolak karena dapat merusak ekosistem pantai dan mata pencaharian nelayan. Makalah ini menganalisis tujuan, manfaat, dan dampak dari reklamasi serta memberikan saran untuk melakukan kaj
Kajian Kota Waterfront City. Studi kasus: Kota SemarangNurlina Y.
Â
Disusun Oleh:
Kevin Daniel Mangasi
Naufal Farhan
Nurlina Yustiningrum
Desember, 2021
Mata Kuliah Hukum Perencanaan Kota
Magister Perencanaan Wilayah dan Kota
Universitas Indonesia
Kajian Kota Waterfront City. Studi kasus: Kota SemarangNurlina Y.
Â
Disusun Oleh:
Kevin Daniel Mangasi
Naufal Farhan
Nurlina Yustiningrum
Desember, 2021
Mata Kuliah Hukum Perencanaan Kota
Magister Perencanaan Wilayah dan Kota
Universitas Indonesia
Tugas 1 Mata Kuliah Mitigasi Bencana Pesisir (3 SKS), Nama : Putri Widyawati Nur Adimah, NIM : 1310190008, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2022
Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Masa Lampau, Organik atau Terencana? (Studi...bramantiyo marjuki
Â
Paper submitted to Planning and Development Problems Course at Master Programme of Urban and Regional Development, Diponegoro University, Semarang, Indonesia, 2016
Tugas 1 Mata Kuliah Mitigasi Bencana Pesisir (3 SKS), Nama : Putri Widyawati Nur Adimah, NIM : 1310190008, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2022
Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Masa Lampau, Organik atau Terencana? (Studi...bramantiyo marjuki
Â
Paper submitted to Planning and Development Problems Course at Master Programme of Urban and Regional Development, Diponegoro University, Semarang, Indonesia, 2016
Suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral sesuai dengan kebutuhan melalui pendidikan dan latihan. Pengembangan juga suatu proses mendesain pembelajaran secara logis, dan sistematis dalam rangka untuk menetapkan segala sesuatu yang akan dilaksanakan dalam proses pembangunan dengan memperhatikan potensi wilayah tersebut.
Makalah Reklamasi Pantai - Pro – Kontra Reklamasi Wilayah Jabodetabek (Jakart...Luhur Moekti Prayogo
Â
-Nama : Dewi Anggraeni -NIM : 1310190001 -Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng -Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Kelautan -Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2022
Similar to Makalah Reklamasi Pantai - Penolakan Masyarakat Terhadap Reklamasi Teluk Benoa Provinsi Benua (By Putri Widyawati Nur Adimah) (20)
Residual Analysis and Tidal Harmonic Components in Bangkalan Regency, East JavaLuhur Moekti Prayogo
Â
Bangkalan Regency is one of Madura, East Java, where some of its areas are located in a coastal environment. The coastal environment can experience economic development due to the transportation aspect so that many industries have been established in that environment. Studies on oceanographic parameters are essential because management of coastal environments can not be separated from oceanographic information: The tides information about the tidal characteristics can be obtained after performing a harmonic analysis, which produces the value of harmonic components. This study analyses the residue and tidal harmonic components using the LP-Tides Matlab software in the Sepulu district, Bangkalan Regency, East Java. The data used are January 2021 data from the Geospatial Information Agency. This research shows that the main harmonic components generated include K2, M4, MS4, M2, S2, N2, K1, O1, and P1. The tidal type shows that the Sepulu district is a semi-diurnal type with a Formzahl number = 0.08566. The maximum observation and prediction data values for January 2021 in the Sepulu district are 978 and 1273.64 mm. The MSL value is 434 mm, with an average tidal residue value between the observation and predictive data = 166.01 mm. Then the calculation of the RMSE value and standard deviations are 12.88 and 125.90 mm
Pelatihan Pemanfaatan Teknologi AI dalam Pembuatan PTK bagi Guru SDN Karangas...Luhur Moekti Prayogo
Â
The purpose of this study is to increase a solid understanding for teachers of SDN Karangasem, Jenu about the basic concepts of AI, including how AI works, the types of algorithms used and teachers can overcome their lack of knowledge in utilization in improving the quality of learning and preparing students to face an increasingly connected and technology-oriented world. The method used by an extension is to increase teacher understanding of the importance of PTK in improving the quality of education. And the implementation of socialization regarding the process and steps in making PTK with the help of AI technology through GPT Chat media. The results obtained that advances in Artificial Intelligence Technology help teachers to create a learning process that is more exciting/interesting and not boring with various applications available and eases the task of teachers in the evaluation or administration process.
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Pratiwi)Luhur Moekti Prayogo
Â
Tugas 1 Mata Kuliah Penginderaan Jauh (3 SKS), Nama : Pratiwi, NIM : 1310210001, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Udis Sunardi)Luhur Moekti Prayogo
Â
Tugas 1 Mata Kuliah Penginderaan Jauh (3 SKS), Nama : Udis Sunardi, NIM : 1310210011, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Saiful Mukminin)Luhur Moekti Prayogo
Â
Tugas 1 Mata Kuliah Penginderaan Jauh (3 SKS), Nama : Saiful Mukminin, NIM : 1310210008, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Maryoko)Luhur Moekti Prayogo
Â
Tugas 1 Mata Kuliah Penginderaan Jauh (3 SKS), Nama : Maryoko, NIM : 1310210015, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Fajar Kurniawan)Luhur Moekti Prayogo
Â
Tugas 1 Mata Kuliah Penginderaan Jauh (3 SKS), Nama : Fajar Kurniawan, NIM : 1310210012, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
Penginderaan Jauh - Prinsip Dasar Penginderaan Jauh (By. Agus Vandiharjo)Luhur Moekti Prayogo
Â
Tugas 1 Mata Kuliah Penginderaan Jauh (3 SKS), Nama : Agus Vandiharjo, NIM : 1310210009, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Luhur Moekti Prayogo
Â
Tugas 1 Mata Kuliah Penetapan dan Penegasan Batas Laut (3 SKS), Nama : Ristyan Tri Rahayu, NIM : 131021001, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Luhur Moekti Prayogo
Â
Tugas 1 Mata Kuliah Penetapan dan Penegasan Batas Laut (3 SKS), Nama : Saiful Mukminin, NIM : 1310210008, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Luhur Moekti Prayogo
Â
Tugas 1 Mata Kuliah Penetapan dan Penegasan Batas Laut (3 SKS), Nama : Pratiwi, NIM : 1310210001, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
Penetapan dan Penegasan Batas Laut - Sengketa Wilayah Kepulauan Spartly di La...Luhur Moekti Prayogo
Â
Tugas 1 Mata Kuliah Penetapan dan Penegasan Batas Laut (3 SKS), Nama : Maryoko, NIM : 1310210015, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
Analisis Komponen Harmonik dan Elevasi Pasang Surut pada Alur Pelayaran Perai...Luhur Moekti Prayogo
Â
Cilacap merupakan kabupaten yang mempunyai luas area mencapai 225.360,840 ha yang terletak pada wilayah Jawa Tengah bagian selatan. Kabupaten ini menghadap langsung dengan Samudera Indonesia disebelah selatannya. Karakteristik elevasi harmonik suatu wilayah perairan bermanfaat untuk mengetahui interaksi pembentuk pasang surut pada wilayah tertentu. Hal ini dibutuhkan untuk keperluan pengelolaan lingkungan lebih lanjut serta bangunan pantai dan kegiatan lain di wilayah pesisir. Penelitian ini dilakukan menggunakan data primer berupa data elevasi pasang surut yang terekam setiap jam selama satu 31 hari pada bulan Januari 2019. Analisis harmonik menggunakan T-Tide untuk mengekstrak komponen-komponen pasang surut. Komponen pasut yang dominan diantaranya Q1, O1, NO1, K1, N2, M2. Perairan cilacap memiliki tipe pasang surut yang diklasifikasikan sebagai pasang surut campuran condong harian ganda dengan nilai indeks Formzahl sebesar 0.531856. Elevasi muka air laut di Perairan Cilacap MSL yang menunjukan nilai rata-rata muka air laut sebesar 3.46m, HAT 4.74m, MHWL 4.3m, MLWL 2.62m dan LAT 2.18m.
Land Cover Classification Assessment Using Decision Trees and Maximum Likelih...Luhur Moekti Prayogo
Â
Classification technique on remote sensing images is an effort taken to identify the class of each pixel based on the spectral characteristics of various channels. Traditional classifications such as Maximum Likelihood are based on statistical parameters such as standard deviation and mean, which have a probability model of each pixel in each class. While the object-based classification method, one of which is the Decision Trees, is based on rules for each class with mathematical functions. This study compares the Decision Trees and Maximum Likelihood algorithms for land cover classification in the Surabaya and Bangkalan areas using Landsat 8 data. This research begins with creating Regions of Interest (ROIs) and Rules on images with greater than and less than functions for Decision Trees. The ROIs test was carried out using the Separability Index and matching each class using the Confusion Matrix. The experimental results show that the accuracy value resulting from the Confusion Matrix calculation is 90.48%, with a Kappa Coefficient Value of 0.87. The Decision Trees method produces land cover nigher to the actual condition than the Maximum Likelihood method. The difference in the class distribution of the two ways is not significant. This study is limited because the validation uses manual interpretation results. Future research is expected to use the large-scale classification results from the relevant agencies to verify the classification results and use field data, larger samples of ROIs, and the use of high-resolution imagery in order to improve the classification results.
Tugas 1 Mata Kuliah Mitigasi Bencana Pesisir (3 SKS), Nama : Imam Asghoni Mahali, NIM : 1310190011, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
Mitigasi Bencana Pesisir - Pembuatan Bangunan Tahan Gempa (By. Nur Uswatun Ch...Luhur Moekti Prayogo
Â
Tugas 1 Mata Kuliah Mitigasi Bencana Pesisir (3 SKS), Nama : Nur Uswatun Chasanah, NIM : 1310190015, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
Mitigasi Bencana Pesisir - Memberikan Penyuluhan dan Meningkatkan Kesadaran M...Luhur Moekti Prayogo
Â
Tugas 1 Mata Kuliah Mitigasi Bencana Pesisir (3 SKS), Nama : Abdul Wahid, NIM : 1310190016, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
Mitigasi Bencana Pesisir - Bangunan Pelindung Pantai Sebagai Penanggulangan A...Luhur Moekti Prayogo
Â
Tugas 1 Mata Kuliah Mitigasi Bencana Pesisir (3 SKS), Nama : Putri Widyawati Nur Adimah, NIM : 1310190004, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
Tugas 1 Mata Kuliah Mitigasi Bencana Pesisir (3 SKS), Nama : Dewi Anggraeni, NIM : 1310190001, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
Tugas 1 Mata Kuliah Mitigasi Bencana Pesisir (3 SKS), Nama : Putri Widyawati Nur Adimah, NIM : 1310190008, Dosen Pengampu: Luhur Moekti Prayogo, S.Si., M.Eng, Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas PGRI Ronggolawe Tuban 2023
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Â
Makalah Reklamasi Pantai - Penolakan Masyarakat Terhadap Reklamasi Teluk Benoa Provinsi Benua (By Putri Widyawati Nur Adimah)
1. TUGAS MATA KULIAH
REKLAMASI PANTAI
Penolakan Masyarakat Terhadap Reklamasi Teluk Benoa
Provinsi Benua
Dosen Pengampu:
Luhur Moekti Prayoga, S.Si., M.Eng
Oleh :
Putri Widyawati Nur Adimah
NPM. 1310190008
PRODI ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS PGRI RONGGOLAWE
TUBAN
2021
2. KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusun makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengakaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Wa’alaikumsalam Wr.Wb
Tuban, 10 April 2022
Penulis
3. DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL..................................................................................i
KATA PENGANTAR ..................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................................1
1.2 Reklamasi pesisir Laut .......................................................................2
PEMBAHASAN
2.1 Reklamasi pesisir laut.........................................................................6
2.2 Tujuan dan Manfaat Reklamasi.........................................................7
2.3 Tujuan adanya Reklamasi ..................................................................8
2.4 Dampak Reklamasi ............................................................................9
3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan ......................................................................................16
3.2 Saran.................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................17
4. BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia sebagai negara maritim mempunyai garis pantai terpanjang
keempat di dunia setelah Amerika Serikat, Kanada, dan Rusia dengan panjang
garis pantai mencapai 95.181 km. Wilayah Laut dan pesisir Indonesia mencapai 4
wilayah Indonesia (5.8 juta km dari 7.827.087 km). Hingga saat ini wilayah
pesisir memiliki sumberdaya dan manfaat yang sangat besar bagi kehidupan
manusia. Seiring dengan perkembangan peradaban dan kegiatan sosial
ekonominya, manusia memanfatkan wilayah pesisir untuk berbagai kepentingan.
Konsekuensi yang muncul adalah masalah penyediaan lahan bagi aktivitas sosial
dan ekonomi masyarakat. Agar mendapatkan lahan, maka kota-kota besar
menengok daerah yang selama ini terlupakan, yaitu pantai(coastal zone) yang
umumnya memiliki kualitas lingkungan hidup rendah. Fenomena ini bukan saja
dialami di Indonesia, tapi juga dialami negara-negara maju, sehingga daerah.
pantai menjadi perhatian dan tumpuan harapan dalam menyelesaikan penyediaan
hunian penduduk perkotaan. Penyediaan lahan di wilayah pesisir dilakukan
dengan memanfaatkan lahan atau habitat yang sudah ada, seperti perairan pantai.
lahan basah, pantai berlumpur dan lain sebagainya yang dianggap kurang bernilai
secara ekonomi dan lingkungan sehingga dibentuk menjadi lahan lain yang dapat
memberikan keuntungan secara ekonomi dan lingkungan atau dikenal dengan
reklamasi.
lingkungan hidup dapat timbul dan sulit dipecahkan di daerah reklamasi saat ini
justru disebabkan oleh paradigma tersebut. Perencanaan reklamasi sudah
seharusnya diselaraskan dengan rencana tata ruang kota. Tata ruang kota yang
baru nantinya harus memerhatikan kemampuan daya dukung sosial dan ekologi
bagi pengembangan Kota. Daya dukung sosial dan ekologi tidak dapat secara
terus-menerus dipaksakan untuk mempertahankan kota sebagai pusat kegiatan
ekonomi dan politik. Fungsi kota sebagi pusat perdagangan, jasa dan industri
5. harus secara bertahap dipisahkan dari fungsi kota ini sebagai pusat pemerintahan.
Proyek reklamasi di sekitar kawasan pantai seharusnya terlebih dahulu
diperhitungkan kelayakannya secara transparan dan ilmiah melalui sebuah kajian
tekhnis terhadap seberapa besar kerusakan lingkungan yang akan ditimbulkannya
lalu disampaikan secara terbuka kepada publik. Penting diingat reklamasi adalah
bentuk campur tangan (intervensi) manusia terhadap keseimbangan lingkungan
alamiah pantai yang selalu dalam keadaan seimbang dan dinamis, hal ini
tentunyaakan melahirkan perubahan ekosistem seperti perubahan pola arus, erosi,
sedimentasi pantai, serta kerusakan biota laut dan sebagainya.
Sebuah ekosistem pantai yang sudah lama terbentuk dan tertata sebagaimana
mestinya dapat hancur atau hilang akibat adanya reklamasi. Akibatnya adalah
kerusakan wilayah pantai dan laut yang pada akhirnya akan berimbas pada
ekonomi nelayan. Matinya biota laut dapat membuat ikan yang dulunya
mempunyai sumber pangan menjadi lebih sedikit sehingga ikan tersebut akan
melakukan migrasi ke daerah lain atau kearah laut yang lebih dalam, hal ini tentu
saja akan mempengaruhi pendapatan para nelayan setempat.
1.2 PEMBAHASAN
Bali adalah sebuah pulau di sebelah timur pulau Jawa dan sebelah barat
pulau Lombok. Luas wilayah Provinsi Bali adalah 5.636.66 km2 atau 0,29% luas
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Secara administratif Provinsi Bali
terbagi atas 8 kabupaten, 1 kotamadya. 55 kecamatan, dan 701 desa/kelurahan.
Meskipun Bali sebuah pulau kecil yang luasnya hanya 0,29% dari luas Nusantara
(5.632.86 km2) dan jumlah penduduknya 4,225 juta jiwa pada tahun 2018
Bali dikenal para wisatawan karena memiliki potensi alam yang indah karena
beriklim tropis, hutan yang hijau, gunung, danau, sungai serta sawah hijau yang
asri dipandang. Selain itu di Bali juga masih memegang erat kearifan lokal dengan
berbagai kegiatan budaya dan upacara adat yang membuat perpaduan dari alam
dan manusia mewujudkan kebudayaan yang sakral dengan ciri khas tersendiri
dibandingkan daerah lain.
6. 1.3 Reklamasi pesisir Laut
Istilah reklamasi dalam Inggris reclamation yang berasal dari kata kerja.
reclaim yang berarti mengambil kembali, dengan penekanan pada kata "kembali",
to reclaim yang artinya memperbaiki sesuatu yang rusak. Berdasarkan Pedoman
Pengembangan Reklamasi Pesisir dan Perencanaan Bangunan Pengamanannya.
reklamasi pesisir adalah meningkatkan sumber daya lahan dari yang kurang
bermanfaat menjadi lebih bermanfaat ditinjau dari sudut lingkungan, kebutuhan
masyarakat dan nilai ekonomis. Sedangkan menurut Pasal 1 ayat 23 Undang-
Undang No. 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan. Wilayah Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil, reklamasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh orang dalam rangka
meningkatkan manfaat sumber daya lahan ditinjau dari sudut lingkungan dan
sosial ekonomi dengan cara pengurugan, pengeringan lahan atau drainase.
Reklamasi pesisir diselenggarakan untuk memanfaatkan kawasan yang relatif
masih kosong dan berair menjadi lahan berguna. dengan cara dikeringkan.
Reklamasi pesisir sebagai menimbun kawasan pesisir baik daerah pasang surut 42
Husni 2010. Hukum Penataan Ruang dan Penataguan Tanah, Jakarta, hin. 351.
lingkungan terpadu, dan sebagai tanggul. perlindungan daratan lama dari ancaman
maupun rawa-rawa dengan material tertentu untuk menaikkan elevasi tanah agar
diperoleh lahan kering serta melindungi agar tidak tergenang air." Berdasarkan
definisi di atas, maka reklamasi pesisir sebagai suatu kegiatan penimbunan dengan
memasukkan sejumlah material terhadap areal pesisir yang secar terus-menerus
tergenang air dengan tujuan untuk mendapatkan lahan kering yang diatasnya
dapat didirikan bangunan sebagai usaha bersama untuk kepentingan umum. Dasar
hukum mengenai Reklamasi Pesisir, antara lain:
a. Peraturan Presiden No. 122 Tahun 2012 tentang Reklamasi di Wilayah Pesisir
dan Pulau-Pulau kecil. Peraturan ini memuat ketentuan yang dibuat sebagai dasar
pelaksanaan Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
7. b. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 17 tahun 2013 tentang Perizinan
Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. c. Peraturan Menteri
Kelautan dan Perikanan No. 28 tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan No. 17 tahun. 2013 tentang Perizinan Reklamasi
di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
1.4 Tujuan dan Manfaat Reklamasi
Tujuan dari adanya reklamasi adalah untuk menjadikan kawasan berair
yang rusak atau belum termanfaatkan. menjadi suatu kawasan baru yang lebih
baik dan bermanfaat. Kawasan daratan baru tersebut dapat dimanfaatkan untuk
kawasan permukiman, perindustrian, bisnis dan pertokoan, pelabuhan udara,
perkotaan, pertanian, jalur transportasi alternatif, reservoir air tawar di pinggir
jalan, kawasan pengelolaan limbah dan lingkungan terpadu, dan sebagai tanggul
perlindungan daratan lama dari ancama maupun rawa-rawa dengan material
tertentu untuk menaikkan elevasi tanah agar diperoleh lahan kering serta
melindungi agar tidak tergenang air." Berdasarkan definisi di atas, maka reklamasi
pesisir sebagai suatu kegiatan penimbunan dengan memasukkan sejumlah
material terhadap areal pesisir yang secar terus-menerus tergenang air dengan
tujuan untuk mendapatkan lahan kering yang diatasnya dapat didirikan bangunan
sebagai usaha bersama untuk kepentingan umum. Dasar hukum mengenai
Reklamasi Pesisir, antara lain:
a. Peraturan Presiden No. 122 Tahun 2012 tentang Reklamasi di Wilayah Pesisir
dan Pulau-Pulau kecil. Peraturan ini memuat ketentuan yang dibuat sebagai dasar
pelaksanaan Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang
Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
b. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 17 tahun 2013 tentang Perizinan
Reklamasi di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. c. Peraturan Menteri
Kelautan dan Perikanan No. 28 tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Kelautan dan Perikanan No. 17 tahun. 2013 tentang Perizinan Reklamasi
di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.
8. 1.5 Tujuan dan Manfaat Reklamasi Tujuan dari adanya reklamasi
untuk menjadikan kawasan berair yang rusak atau belum termanfaatkan.
menjadi suatu kawasan baru yang lebih baik dan bermanfaat. Kawasan daratan
baru tersebut dapat dimanfaatkan untuk kawasan permukiman, perindustrian,
bisnis dan pertokoan, pelabuhan udara, perkotaan, pertanian, jalur transportasi
alternatif, reservoir air tawar di pinggir jalan, kawasan pengelolaan limbah dan
abrasi serta untuk menjadi suatu kawasan wisata terpadu. 44 Tujuan dilakukannya
Reklamasi dengan menekankan kaitan antara reklamasi pesisir dengan
kepentingan sosial, yakni :
1. Menyediakan lahan baru untuk membuka lapangan pekerjaan danl apangan
usaha baru.
2 Merekayasa kawasan pesisir pemanfaatan yang lebih baik
3. Perbaikan lingkungan pesisir
4. Menyediakan kawasan pesisir yang dapat digunakan untuk umum
5. Menyediakan perumahan bagi seluruh
lapisan pendapatan. Menurut pendapat Suhud yang lebih mengacu pada
kepentingan perbaikan ekonomi, tujuan ReklamasiPesisir yakni:
1. Diperolehnya lahan baru yang dapat mengurangi tekanan atas kebutuhan lahan
dibidang kota yang sudah padat.
2. Kemungkinan menghidupkan kembali transportasi air sehingga beban
transportasi dapat berkurang.
3. Membuka peluang pembangunan nilai tinggi
4. Meningkatkan pariwisata bahari.
5. Meningkatkan pendapatan pemerintah,
6. Peningkatan pertumbuhan ekonomi
masyarakat disekitar kawasan pesisir. maupun ekonomi perkotaan, dant
7. Meningkatkan sosial ekonomi masyarakat. Kawasan pesisir umumnya
merupakan wilayah yang diminati baik. untuk usaha maupun wisata. Hal tersebut.
disebabkan karena wilayah tersebut mengandung banyak hal yang memberi
kemudahan dan memberi daya dukung untuk pembangunan, sehingga bertujuan
9. dan dapat bermanfaat untuk listrik tenaga uap (PLTU), olah raga air, bahari, dan
kawasan pariwisata.
1.6. Dampak Reklamasi Dampak positif pelaksanaan.
reklamasi adalah dapat membantu negara/kota dalam rangka penyediaan
lahan untuk berbagai wisata keperluan (pemekaran kota), penataan daerah pesisir,
pengembangan dan usaha masyarakat sekitar khususnya nelayan. Sedangkan
dampak negatif akibat kegiatan reklamasi yakni dapat mengganggu keseimbangan
ekosistem. Perubahan. ekosistem seperti perubahan pola arus. erosi dan
sedimentasi pesisir berpotensi meningkatkan hahaya banjir, dan berpotensi
gangguan lingkungan di daerah lain (seperti pengeprasan bukit atau pengeprasan
pulau untuk material 47 timbunan) Oleh karena itu diperlukan kajian mendalam
terhadap reklamasi pesisir dengan melibatkan pihak yang berkepentingan dan
berkompeten dengan interdisiplin ilmu yang komprehensif. Hak dan Kewajiban
Masyarakat Hak-hak dan kewajiban-kewajiban masyarakat berkaitan dengan
adanya reklamasi telah diatur dalam Undang Undang Nomor 1 Tahun 2014. Hak
masyarakat antara lain:
1. Memperoleh akses terhadap bagian Perairan Pesisir yang sudah diberi izin
Lokasi dan izin Pengelolaan
2. Mengusulkan wilayah penangkapan ikan secara tradisional ke dalam RZWP-3-
K:
3. Mengusulkan wilayah Masyarakat Hukum Adat ke dalam RZWP-3-K;
Melakukan kegiatan pengelolaan sumber Daya Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
berdasarkan hukum adat yang Menjaga, melindungi, dan memelihara kelestarian
3. Menyampaikan laporan terjadinya bahaya, pencemaran, dan/atau kerusakan
lingkungan di Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau kecil
4. Memantau pelaksanaan Pengelolaan rencana
5. Melaksanakan program Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
berlaku dan tidak bertentangan dengan ketentuan undangan; peraturan perundang
5. Memperoleh manfaat atas pelaksanaan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil
6. Memperoleh informasi berkenaan dengan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil
10. 7. Mengajukan laporan dan pengaduan kepada pihak yang berwenang atas
kerugian yang menimpa dirinya yang berkaitan dengan pelaksanaan Pengelolaan
Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil
8. Menyatakan keberatan rencana pengelolaan terhadap yang sudah yang
diumumkan dalam jangka waktu tertentu
9. Melaporkan kepada penegak hukum akibat dugaan pencemaran-pencemaran
dan/atau perusakan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil yang merugikan.
kehidupannya
10. Mengajukan gugatan kepada pengadilan terhadap berbagai masalah Wilayah
Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. yang merugikan kehidupannya; 11. Memperoleh
ganti rugi dan
12. Mendapatkan pendampingan dan bantuan hukum terhadap permasalahan yang
dihadapi dalam Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan ("Pasal 60 UU No. 1Th. 2014")
Masyarakat di samping mempunyai hak terhadap hasil reklamasi, juga
mempunyai kewajiban-kewajiban sebagai berikut:
1. Memberikan informasi berkenaan dengan Pengelolaan Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil;
2. Alasan Penolakan Masyarakat Bali atas Reklamasi Teluk Benoa Bali
Rencana reklamasi Teluk Benoa Bali ada 2 pihak yang pro dan kontra. Pihak yang
menolak rencana reklamasi berpendapat bahwa kawasan yang akan direklamasi
adalah kawasan konservasi untuk pelestarian ekosistem. Apabila kawasan
konservasi direklamasi berarti melanggar peraturan Rencana Tata Ruang Kawasan
Perkotaan Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan) dan Undang-
undang No. 1 Tahun 2014, Undang-undang No. 16 Tahun 2009, dan yang
disepakati di tingkat desa. Pemanfaatan ruang Perairan Pesisir dan pulau-pulau
kecil yang tidak sesuai dengan izin Lokasi yang diberikan sanksi administratif
berupa :
a. Peringatan tertulis
b. Penghentian sementara kegiatan
c. Penutupan lokal
d. Pencabutan izin
11. e. Pembatalan izin; dan/atau
f. Denda administratif. ("Pasal 71 UU No.1 Tahun 2014")
1.2.4 Dampak negatif yang ditimbulkan akibat dari reklamasi pantai sebagai
berikut :
a. Pencemaran lingkungan pantai oleh limbah yang dihasilkan kota
b. Perubahan garis pantai pola arus laut saat ini
c. Pola kegiatan nelayan menjadi terganggu
d. Gangguan terhadap pola lalu lintas
e. Gangguan terhadap tata air tanah maupun air permukaan termasuk di dalamnya
masalah erosi, penurunan kualitas dan kuantitas air, serta potensi banjir di
kawasan pantai
f. Terjadinya pencemaran pantai pada saat pembangunan:
Permasalahan pemindahan penduduk dan pembebasan tanah; Potensi terjadinya
kerusakan pantai dan instalasi bawah air (kabel, pipa gas, dan lainya); h. Potensi
gangguan terhadap lingkungan (tergusurnya perumahan nelayan, berkurangnya
hutan mangrove. terancamnya biota pantai langkah); dan i. Perubahan Rencana
Tata Ruang,Wilayah (RTRW), Rencana Detail,Tata Ruang (RDRT) Dilihat
reklamasi dari sisi lingkungan. Teluk Benoa akan mengakibatkan meningkatnya
potensi kebanjiran, kehancuran ekosistem berupa hilangnya keanekaragaman
hayati Dari sisi sosialnya. para nelayan tradisional akan tergusur dari
pekerjaannya dan sumber-sumber kehidupannya. Dilihat dari sisi ekonomi
reklamasi pantai dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah. bagi pemerintah
daerah yaitu lahan pertanahan dapat dibangun berbagai usaha dan obyek wisata.
Namun masyarakat setempat yang daerah mata pencahariannya dijadikan
reklamasi mengalami kerugian perekonomian karena hilangnya mata pencaharian.
Reklamasi ini akan mengeksploitasi lingkungan hidup untuk kepentingan
pariwisata. Potensi pariwisata di pulau Bali akan mereklamasi Teluk Benoa tanpa
memikirkan dampak negatifnya yaitu rusaknya lingkungan disekitar Teluk Benoa
dan hilangnya nilai kearifan lokal yang terdapat di Teluk Benoa. Eksploitasi
pariwisata secara berlebihan sehingga berdampak pada alih fungsi lahan hijau.
Gerakan ForBALI yang sangat menentang dan menolak adanya reklamasi di Bali,
menganggap kegiatan reklamasi tersebut akan mengganggu tingkat ekosistem
yang ada, dan juga mengganggu nilai-nilai kearifan lokal yang sudah ada lama di
sekitar wilayah Teluk Benoa. tersebut bagi masyarakat tradisional Bali Ada juga
12. beberapa alasan yang menjadi ide pokok dalam gerakan penolakan ini yaitu
diantaranya, Teluk Benoa akan mengalamai rentan bencana, terumbu karang yang
berada disana akan mengalami kerusakan, hilangnya fungsi ekosistem hutan
mangrove, dan mengakibatkan bencana ekologis yang meluas. Reklamasi Teluk
Benoa dianggap merugikan masyarakat lokal disekitar kawasan Teluk Benoa serta
merusak keanekaragaman di Teluk Benoa. Selain dianggap merugikan masyarakat
dan merusak habitat di Teluk Benoa itu sendiri. Sebenarnya apabila reklamasi
dilaksanakan mengikuti prinsip-prinsip reklamasi dan dengan komunikasi dan
koordinasi yang sesuai dari segenap lembaga masyarakat, tujuan dari reklamasi
yang untuk memajukan suatu wilayah dan tidak mengesampingkan kelestarian
lingkungan bisa tercapai, sehingga manfaat reklamasi akan dirasakan bagi
masyarakat Bali. baik itu di sektor ekonomi.
1.7 Pro-Kontra Reklamasi
Pihak yang menolak rencana reklamasi berpendapat bahwa kawasan yang
akan direklamasi adalah kawasan konservasi untuk pelestarian ekosistem. Apabila
kawasan konservasi direklamasi berarti melanggar peraturan Rencana Tata Ruang
Kawasan Perkotaan Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan) dan
Undang-undang No. 1 1 Tahun 2014, Undang-undang No. 16 Tahun 2009, dan
Peraturan Daerah Kabupaten Badung No. 26 tahun 2013. Pada Peraturan Presiden
Nomor 51 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 45
Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung,
Gianyar, dan Tabanan pada bagian konsideran menimbang disebutkan:
1. Bahwa memperhatikan perkembangan kebijakan strategis nasional dan
dinamika internal di Kawasan Perkotaan Denpasar, Badung, Gianyar, dan
Tabanan, khususnya terkait pemanfaatan ruang di Kawasan Teluk Benoa,
sehingga perlu dilakukan revitalisasi
2. Bahwa Kawasan Teluk Benoa dapat dikembangkan sebagai kawasan yang
potensi guna pengembangan kegiatan ekonomi serta sosial budaya dan agama.
dengan tetap mempertimbangkan kelestarian fungsi Taman Hutan Raya Ngurah
Rai dan pelestarian ekosistem kawasan sekitarnya, serta keberadaan prasarana dan
sarana infrastruktur di Kawasan Teluk Benoa.
Peraturan Presiden No. 51 Tahun. 2014 bertentangan dengan berbagai Undang-
undang yaitu Undang-undang No. 1 Tahun 2014, Undang-undang No. 16. Tahun
2009, dan Peraturan Daerah Kabupaten Badung No. 26 tahun 2013, bahwa
Kawasan Teluk Benoa adalah Kawasan konservasi dan juga menurut Undang-
undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali
tahun 2009-2029. Perpres No. 51 tahun 2014 dibuat tidak melibatkan masyarakat
13. yang terdampak akibat reklamasi. Kawasan Teluk Benoa adalah Kawasan Suci
yang digunakan untuk menyelenggarakan upacara adat umat Hindhu di Bali yang
tidak boleh dimanfatkan untuk kepentingan bisnis apalagi direklamasi pantainya.
Menurut adat dan agama Hindu merubah alam adalah tindakan tidak terpuji
apabila membuat kerusakan lingkungan dan merugikan makhluk Tuhan.
Reklamasi akan merusak fungsi dan nilai konservasi pertanahan dan perairan
Teluk Benoa, dan kerusakan fungsi dan nilai konservasi di Teluk Benoa adalah
ancaman kerusakan keanekaragaman hayati di Kawasan pesisir lainnya.
Reklamasi menyebabkan berkurangnya fungsi Teluk Benoa sebagai tampungan
banjir dari 5 sub- DAS (Daerah Aliran Sungai), yaitu; DAS Badung, DAS Mati,
DAS Tuban, DAS Bualu, DAS Sama,termasuk dari sungai yang berasal dari alur
rawa.Akibatnya air akan menggenangi dan membanjiri daerah sekitarnya, seperti
daerah Sanur Kauh, Suwung Kangin, Pesanggaran, Pemogan, Simpang Dewa
Ruci, Tanjung Benoa, dan termasuk Bandara Udara I Gusti Ngurah Rai, serta
wilayah dataran rendah di sekitarnya.
Reklamasi di Teluk Benoa akan mengakibatkan terjadinya sedimentasi yang
bertampah parah di habitat terumbu karang dapat mematikan polip karang dan
merusak terumbu karang di kawasan sekitarnya juga abrasi sehingga
mengakibatkan penurunan keanekaragaman hayati dan rusaknya terumbu karang.
Ketimpangan kepadatan di Bali Selatan akan meningkat dan berpotensi
menambah alih fungsi lahan pertanian akibat dari kebutuhan hunian.
14. BAB III
KESIMPULAN
 Kesimpulan an diatas Kawasan Teluk Benoa adalah Kawasan Suci yang
digunakan untuk upacara adat umat Hindhu di Bali yang memang tidak
boleh dibangun atau digunakan serta dimanfaatkan untuk kepentingan
bisnis apalagi mereklamasi pantai pesisir. Reklamasi akan merusak fungsi
konservasi kawasan Teluk Benoa yang merupakan keanekaragaman
hayati di Kawasan pesisir.
Reklamasi mengakibatkan berkurangnya fungsi Teluk Benoa sebagai
tampungan banjir dari 5 sub- DAS (Daerah Aliran Sungai), yaitu; DAS
Badung, DAS Mati, DAS Tuban, DAS Bualu, DAS Sama,termasuk dari
sungai yang berasal dari alur rawa. Terjadinya sedimentasi di habitat
terumbu karang sehingga merusak terumbu karang di kawasan pesisir
laut. Mengancam ekosistem mangrove dan prapat (sonneratia spp) yang
tumbuh di Teluk Benoa. Menambah abrasi sehingga kerusakan ekologis
semakin meluas. Pembangunan di Bali Selatan akan meningkat dan
berpotensi menambah alih fungsi lahan pertanian akibat dari kebutuhan
hunian oleh serapan ratusan ribu tenaga kerja sehingga merusak nilai luhur
dan kesetimpangan adat masyarakat Bali.
 Saran
Dibutuhkan komunikasi dan koordinasi antara para pihak yaitu pemerintah
baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dengan masyarakat,
sehingga tidak terjadi konflik akibat penolakan reklamasi Teluk Benoa.
15.
16. DAFTAR PUSTAKA
Flora Kalalo, Implikasi Hukum Kebijakan Reklamasi Pantai dan Laut di
Indonesia, LoGoz Publishing, 2009, hlm. Wawancara DR, pegawai Dinas
Kelautan dan Perikanan Badung, 5 April 2019
https://www.slideshare.net/infosanitasi/pedomanperencanaan-tata-ruang-
kawasanreklamasi-pesisir
Sidarta, M, 1998, Reklamasi? Tidak Reklamasi? Prosiding Konperensi Nasional I
Pengelolaan Sumber Daya Pesisir Dan Lautan Indonesia. PKSPLIPB-CRC-
University of Rhode Island,
Suhud, A, R, 1998. Penanggulangan Reklamasi Yang Telah Berjalan. Prosiding
Konperensi Nasional I Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan Indonesia.
PKSPLIPB-CRC-University of Rhode Island
Soekanto, Soerjono, Ejektivitas Hukum dan Peranan Sanksi. Jakarta. Remaja
Karya,1985.
Pendekatan Sosiologi Terhadap Hukum PT Bina Aksara, Jakarta, 1988.
Soemitro, Ronny Hanitiyo. Studi Hukum dan Masyarakat, Alumni Bandung,
1982.
Masalah Sosiologi Hukum, Sinar Baru Bandung, 1983.
Permasalahan Hukum Di Dalam Masyarakat, Alumni Bandung 1984.
Wignjosocbroto,Soetanyo, Hukum Paradigma, Metode dan Dinamika
Masalahnya, Elsam & Huma, Jakarta, 2002.