SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
Mengenali Struktur Mekanisme Industri Pariwisata
Potensi Pasar Pariwisata dan Karakteristik Wisatawan
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian
Tugas Mata Kuliah Manajemen Pariwisata
Nama Kelompok:
Azifatul Azifah (15080324020)
Muchammad Fahmi Haqiqi (15080324022)
Lisay Iin Hidayah (15080324023)
Siti Alfiatus Sholekah (15080324027)
Umi Mukimatur Rohmah (15080324032)
Rizky Kurniawati (15080324043)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA NIAGA
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
September 2018
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1 Pasar dan Struktur Industri Pariwisata .............................................................................3
2.2 Mekanisme Pasar dalam Industri Pariwisata....................................................................5
2.3 Potensi Pasar Pariwisata Domestik Maupun Internasional ..............................................9
2.4 Karakteristik Wisatawan Domestik dan Mancanegara...................................................13
BAB III PENUTUP................................................................................................................21
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pariwisata dapat didefinisikan suatu perjalanan dari suatu tempat menuju tempat lain
yang bersifat sementara, biasanya dilakukan oleh orang-orang yang ingin menyegarkan
pikiran setelah bekerja dan memanfaatkan waktu libur dengan menghabiskan waktu
bersama keluarga untuk berekreasi. Potensi objek wisata di tiap-tiap negara berbeda-beda
tergantung dari keadaan geografis dan kebudayaanya. Hal tersebut menjadi daya tarik
tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung dan menikmati objek wisata tersebut.
Industri pariwisata di Indonesia tidak sedikit memberi peran penting bagi
perekonomian Indonesia karena dapat memberikan tambahan devisa bagi negara sehingga
penerimaan negara meningkat, selain itu dapat menambah lapangan pekerjaan bagi
masyarakat sekitar objek wisata misalnya adanya pedagang-pedagang kecil seperti
pedagang makanan ringan dan penjual souvenir yang ada dapat mengurangi
pengangguran dan kemiskinan (Oka Adlis Yoeti, 2008). Menurut Spillane (1987),
ditinjau dari dari segi budaya, industri pariwisata secara tidak langsung memberi peran
penting bagi perkembangan budaya Indonesia karena dengan adanya suatu objek wisata
maka dapat memperkenalkan keragaman budaya yang dimiliki suatu negara seperti
kesenian tradisional, upacara agama atau adat yang menarik perhatian wisata asing dan
wisatawan Indonesia. Pesatnya perkembangan industri pariwisata maka akan membawa
pemahaman dan pengertian antar budaya melalui interaksi pengunjung wisata (turis)
dengan masyarakat lokal tempat daerah wisata tersebut berada. Maka dari itu interaksi
inilah para wisatawan dapat mengenal dan menghargai budaya masyarakat setempat dan
juga mememahami latar belakang kebudayaan lokal yang dianut oleh masyarakat tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pasar dan struktur industri pariwisata?
2. Apa yang dimaksud dengan mekanisme pasar dalam industri wisata?
3. Apa saja potensi pasar pariwisata baik domestik maupun internasional?
4. Bagaimana karakteristik wisatawan baik domestik maupun mancanegara?
2
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui mengenai pasar dan struktur industri pariwisata.
2. Untuk mengetahui mengenai mekanisme pasar dalam industri wisata.
3. Untuk mengetahui potensi pasar pariwisata yang ada baik domestik maupun
internasional.
4. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik wisatawan baik domestik maupun
mancanegara.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pasar dan Struktur Industri Pariwisata
A. Pengertian Pasar Wisata
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pasar adalah tempat orang
melakukan proses berjual beli. Sedangkan William j. Stanton berpendapat, “Pasar
adalah orang – orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk
berbelanja dan kemauan untuk membelanjakan” dari definisi diatas terdapat tiga
unsure penting dalam pasar yaitu :
a. Orang dengan segala keinginannya
b. Daya beli mereka
c. Kemauan untuk membelanjakan
Sedangkan pariwisata menurut UU nomor 10 tahun 2009 adalah, “berbagai
macam kegiatan wisata yabg didukungberbagai fasilitas dan layanan yang
diberikan masyarakat, pemertintah, dan pemerintah daerah.” Berpatokan pada
pernyataan – pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pasar pariwisata
adalah orang – orang yang memiliki keinginan untuk mengikutiu berbagai macam
kegiatan wisata yang didukung oleh daya beli serta kemauan untuk
membelanjakan fasilitas dari layanan yang disediakan.
B. Macam-Macam Pasar Wisata
 Pasar pariwisata dengan produk liburan
Pasar ini sangat ramai dengan berbagai penawaran layanan dan
fasilitas. Karena masing – masing orang memiliki standart liburan sendiri.
Seiring dengan beragamnya standart dan motivasi orang dalam melalukan
liburan, pasar dengan produk liburan berkembang sangat luas.
 Pasar pariwisata dengan produk tamasya
Biasanya kegiatan di pasar ini lebih mudah bagi wisatawan yang
berminat. Karena produk yang ditawarkan sudah digabungkan dan
membentuk beberapa paket berbeda.
 Pasar pariwisata dengan produk study tour
4
Pasar yang satu ini biasanya penuh dengan permintaan tour ke tempat
– tempat yang menyediakan fasilitas pembelajaran. Misalnya hari libur
nasional digunakan oleh mahasiswa PTN 15 A untuk mengunjungi Bea
Cukai Surabaya
 Pasar pariwisata dengan produk perjalanan bisnis
Pasar ini tidak ditunjukkan untuk umum, namum khusus nagi mereka
yang ingin melakukan perjalanan dengan tujuan bisnis. Perjalanan bisnis
cenderung singkat dan padat sehingga orang yang memiliki tujuan bisnis
cenderung tidak memiliki waktu banyak tetapi mereka memanfaatkan
waktunya di tempat bisnis dengan bersantai.
C. Struktur Indutri Pasar Wisata
Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait,
dalam rangka menghasilkan barang dan jasa bagi pemenuhan kebutuhan
wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata. G. A. Schmool memberi batasan
tentang industri pariwisata sebagai “Tourist is a highly decentralized industry
consisting of enterprises different in size, location, function, type organization,
range of service provided and method used to market and sell them”. Industri
pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu industri
yang terdiri dari serangkaian perusahaan yang menghasilkan jasa atau produk
yang berbeda satu dengan lainnya. Perbedaan itu tidak hanya dalam jasa yang
dihasilkan, tetapi juga dalam besarnya perusahaan, lokasi tempat kedudukan,
bentuk organisasi yang mengelola dan metode atau cara pemasarannya
(Muhammad Tahwin,2003).
Menurut Spillane (1987) Badrudin (2001), ada lima unsur industri pariwisata
yang sangat penting, yaitu:
a) Attractions (daya tarik)
Attractions dapat digolongkan menjadi site attractions dan event
attractions. Site attractions merupakan daya tarik fisik yang permanen
dengan lokasi yang tetap yaitu tempat-tempat wisata yang ada di daerah
tujuan wisata seperti kebun binatang, keraton, dan museum. Sedangkan
event attractions adalah atraksi yang berlangsung sementara dan lokasinya
dapat diubah atau dipindah dengan mudah seperti festival-festival,
pameran, atau pertunjukan- pertunjukan kesenian daerah.
b) Facilities (fasilitas-fasilitas yang diperlukan)
5
Fasilitas cenderung berorientasi pada daya tarik di suatu lokasi karena
fasilitas harus terletak dekat dengan pasarnya. Selama tinggal ditempat
tujuan wisata wisatawan memerlukan tidur, makan dan minum oleh
karena itu sangat dibutuhkan fasilitas penginapan. Selain itu ada kebutuhan
akan Support Industries yaitu toko souvenir, toko cuci pakaian, pemandu,
daerah festival, dan fasilitas rekreasi (untuk kegiatan).
c) Infrastructure (infrastruktur)
Daya tarik dan fasilitas tidak dapat dicapai dengan mudah kalau belum
ada infrastruktur dasar. Perkembangan infrastruktur dari suatu daerah
sebenarnya dinikmati baik oleh wisatawan maupun rakyat yang juga
tinggal di sana maka ada keuntungan bagipenduduk yang bukan wisatawan.
Pemenuhan atau penciptaan infrastruktur adalah suatucara untuk
menciptakan suasana yang cocok bagi perkembangan pariwisata.
d) Transportations (transportasi)
Dalam pariwisata kemajuan dunia transportasi atau pengangkutan
sangat dibutuhkan karena sangat menentukan jarak dan waktu dalam suatu
perjalanan pariwisata. Transportasi baik transportasi darat, udara, maupun
laut merupakan suatu unsur utama langsung yang merupakan tahap
dinamis gejala-gejala pariwisata.
e) Hospitality (keramah tamahan)
Wisatawan yang berada dalam lingkungan yang tidak mereka kenal
memerlukan kepastian jaminan keamanan khususnya untuk wisatawan
asing yang memerlukan gambaran tentang tempat tujuan wisata yang akan
mereka datangi. Maka kebutuhan dasar akan keamanan dan perlindungan
harus disediakan dan juga keuletan serta keramah tamahan tenaga kerja
wisata perlu dipertimbangkan supaya wisatawan merasa aman dan nyaman
selama perjalanan wisata.
2.2 Mekanisme Pasar dalam Industri Pariwisata
Pendekatan Pemasaran Pariwisata
1. Konsep pemasaran produk pariwisata
Di dalam pemasaran pariwisata diperlukan adanya pemahaman yang mendalam
terhadap produk yang dimiliki dan dijual. Demikian pula persepsi dan preferensi
6
wisatawan atau calon wisatawan. Persepsi dan preferensi wisatawan ini akan
menimbulkan perilaku yang mendorong proses pembelian. Dikenal ada beberapa
konsep pemasaran, yang dapat dipergunakan untuk menjual produk pariwisata sebagai
berikut:
a. Konsep produksi
Konsep ini menempatkan pertimbangan bahwa konsumen hanya mau
membeli barang yang bisa dibeli dengan harga murah dan mudah didapat.
Untuk pariwisata yang memenuhi dua criteria ini adalah produk pariwisata
buatan atau kemasan baru dan untuk mass production. Taman rekreasi, resort
wisata buatan, souvenir buatan pabrik dan event olahraga dan convention
dapat menggunaan pendekatan produksi ini.
b. Konsep produk
Konsep produk ini menggunakan asumsi bahwa konsumen hanya akan
membeli barang yang memiliki keunikan , inovatif dan superioritas. Produk
pariwisata yang dapat dijual dengan pendekatan ini adalah pariwisata minat
khusus yang bertemakan budaya (heritage dan living culture), alam
(ekowisata, wisata pendidikan dan penelitian) dan souvenir kerajinan tangan.
c. Konsep penjualan
Konsep ini yang bertujuan untuk menjual produk untuk mendapatkan
laba dari penjualan yang banyak volumenya an dengan promosi yang agresif.
Produk pariwisata yang dapat dijual dengan pendekatan ini adalah bentuk
pariwisata profane misalnya taman rekereasi, souvenir produksi masal buatan
pabrik, event olah raga , exhibition dan convention.
d. Konsep pemasaran,
Suatu konsep yang diterapkan dengan mempertimbangkan bahwa
keuntungan akan dicapai melalui upaya memberikan kepuasan pada
konsumen yang terlebih dahulu melakukan pengidentifikasian kebutuhan
dan keinginan wisatawan. Seluruh produk wisata seharusnya menggunakan
pendekatan ini.
e. Konsep pelanggan
Konsep ini merupakan pengembangan dari konsep pemasaran, dimana
kepuasan konsumen harus diusahakan tercapainya kepuasan setiap pelanggan
secara individual. Seluruh produk wisata hendaknya menggunakan konsep ini
dalam pemasaran pariwisata.
7
f. Konsep ekologikal dan humanistik
Konsep yang mempertimbangkan adanya profit dicapai melalui
kepuasan konsumen dengan cara pengidentifikasian kebutuhan wisatawan
dengan pengintegrasian kegiatan pemasaran dengan mempertimbangkan
kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang. Pemasaran yang demikian
ini diperankan oleh pemerintah untuk produk produk pariwisata kawasan
yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah seperti halnya kawasan taman
nasional dan taman hutan raya.
2. Sistem Informasi Pemasaran
Di dalam pemasaran pariwisata peran dari sistem informasi pariwisata (Marketing
Information System atau di singkat MIS) ini sangat penting. Sebab perilaku calon
wisatawan sagat dinamis perkembangannya dari waktu ke waktu. Keputusan harus
dapat cepat diambil untuk menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi. Skema
sistem informasi pemasaran komponennya disajikan oleh Kotler, et al (1999) berikut.
1) Manajer Pemasaran
Manajer pemasaran melaksanakan analisis terhadap informasi yang
didapat, kemudian membuat perencanaan, pelaksanaan, pengorgansasian
dan melakukan kontrol terhadap pelaksanaan pemasaran.
2) Membuat keputusan untuk melakukan pemasaran dan mengkomunikasikan
keseluruh bagian terkait. Keputusan ini sebenarnya dari 2 aspek , yaitu :
 Sistem Informasi Pemasaran
Sistem informasi dilakukan penapisan, kesesuaian informasi
dengan informasi yang dibutuhkan dan pendistribusian informasi.
 Mengembangkan informasi. Pengembangan informasi ini terdiri
atas: pencatatan informasi, membuat analisis informasi, menyusun
suatu strategi dan membuat penelitian untuk pemasaran.
3) Faktor Lingkungan yang mempengaruhi pemasaran. Ada beberapa faktor
yang mempengarhi keberhasilan pemasaran yaitu:
Faktor Kondisi Seharusnya
1. Sasaran Pemasaran tidak jelas
sasaran/target
Pemasaran sesuai dengan produk
yang dimiliki
8
2.Hubungan
3.Pesaing
4.Bantuan
masyarakat
5. Tekanan
Pemasaran diutamakan wisman
Tidak ada rantai pemasaran
1.Negara ASEAN ditempatkan
sebagai pesaing
2.Setiap daerah memasarkan
wisata untuk daerahnya
Tidak ada. Seolah olah
pemasaran kewajiban
pemerintah dan industri
Dipandang sebagai
penghambat
Wisnus sangat potensial,
disamping wisman
Membentuk jaringan pemasaran
1.NegaranegaraASEAN sebagai
mitra dalam pemasaran
2.Pemasaran bersama, pemasaran
dilakukan di DTW utama
Seluruh masyarakat dilibatkan.
Siapapun yang ke luar negeri
diberi mandat sebagai pemberi
informasi tentang potensi wisata di
daerahnya (TKI,Wisatawan
Outbound, Pelajar, mahasiswa,
diplomat, pedagang dll).
Kembangkan sistem IT yang
didesign oleh pemerintah pusat.
Ditempatkan sebagai peluang.
Misal bom Bali , justru sebagai
alat promosi bahwa Bali hanya
satu daerah, masih banyak daerah
yang aman. Kuncinya Campaign
yang sistematis .
Strategi Pemasaran Pariwisata
Pemasaran pariwisata baik yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat, pemerintah
daerah serta industri pariwisata harus dilaksanakan dengan strategi pemasaran bauran
(marketing mix). Peralatan yang dapat dipergunaan untuk pemasaran sangat banyak.
Namun pariwisata juga sangat rentan terhadap perubahan baik yang terjadi secara
ekternal maupun yang terjadi secara internal. Misalnya salah satu alat tidak sesuai
dengan apa yang dipromosikan maka berakibat pada kedatangan wisatawan. Maka
pemasaran harus dilaksanakan dengan well organized.
9
Alat alat pariwisata dapat yang dilasanakan dengan strategi bauran pemasaran
( marketing mix ) dapat dilihat pada tabel berikut :
2.3 Potensi Pasar Pariwisata Domestik Maupun Internasional
Saat ini, sektor pariwisata Indonesia berkontribusi untuk kira-kira 4% dari total
perekonomian. Pada tahun 2019, Pemerintah Indonesia ingin meningkatkan angka ini dua
kali lipat menjadi 8% dari PDB, sebuah target yang ambisius (mungkin terlalu ambisius)
yang mengimplikasikan bahwa dalam waktu 4 tahun mendatang, jumlah pengunjung
perlu ditingkatkan dua kali lipat menjadi kira-kira 20 juta. Dalam rangka mencapai target
ini, Pemerintah akan berfokus pada memperbaiki infrastruktur Indonesia (termasuk
infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi), akses, kesehatan & kebersihan dan
juga meningkatkan kampanye promosi online (marketing) di luar negeri. Pemerintah juga
merevisi kebijakan akses visa gratis di 2015 (untuk penjelasan lebih lanjut, lihat di
bawah) untuk menarik lebih banyak turis asing.
Di bawah ini kami menyajikan data kunjungan wisatawan asing ke Indonesia dalam
beberapa tahun terakhir.
Kunjungan Wisatawan Asing di Indonesia, 2007-2015:
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Wisatawan
Asing
(dalam juta)
5.51 6.23 6.32 7.00 7.65 8.04 8.80 9.44 9.73
Product Price Place Promotion
1.Souvenir
2.Services
3. ODTW
4.Fasilitas
utilitas
5.Penglaman/
pengetahuan
6. Kreativitas
7. SDM
8.Organisasi
1.Memadai
2.Tarif tercatat
3.Tidak slalu
berubah
1.Pameran
2.Setiap
pemberhentian
3.Disetiap
berlangsung
wisatawan
beraktifitas
1. Iklan
2.Promosi dan
sekaligus
penjualan
3.Promosi
personal
4.Publikasi
5.Pemasaran
langsung
10
Sumber: BPS
https://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/industri-sektor/pariwisata/item6051?
Potensi Pasar Domestik
Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara
No. Wilayah
Jumlah Kunjungan Wisatawan
Nusantara (Juta Orang)
2015 2016
1 Indonesia 256 264
Sumber : www.bps.go.id
Wisatawan nusantara merupakan kekuatan pariwisata nasional, karena setiap
tahunnya jumlah kunjungan wisatawan nusantara terus meningkat. Pada tahun 2017,
jumlah wisatawan nusantara yang mengadakan perjalanan sebanyak 265juta, dengan
pengeluaran sekitar Rp 241,08 triliun.
Menurut data yang ada, 60% wisatawan lebih menyukai wisata budaya, 35%
sisanya menyukai wisata alam, dan 5% wisata buatan. Karakteristik wisatawan
mancanegara dan nusantara sangatlah berbeda. Wisatawan nusantara lebih mudah
dipenuhi segala permintaan dan keinginannya. Akan tetapi, wisatawan mancanegara
cenderung memiliki karakter khusus sesuai dengan budaya dari negara asalnya.
Maka dari itu, sangat penting bagi industri pariwisata Indonesia untuk bisa
memahami karakteristik wisatawan mancanegara.
Pemerintah harus jeli dalam mengembangkan potensi pasar wisatawan
nusantara. Yang memiliki potensi pasar yang tinggi. Jangan sampai kita sibuk
memenuhi permintaan pasar mancanegara akan tetapi lupa mengurusi permintaan
pasar wisatawan nusantara. Sehingga wisatawan nusantara lebih memilih berwisata
di mancanegara.
Dengan jumlah penduduk yang cukup besar, potensi wisatawan lokal di
Indonesia juga sangat besar. Gaya hidup yang sangat mudah berubah mengikuti
perkembangan teknologi yang ada juga sangat berdampak.
Produk Pariwisata domestik
Indonesia mengelompokkan produk pariwisata Indonesia menjadi 3 produk
utama yang ditawarkan, yaitu budaya, alam dan produk buatan manusia dengan
11
komposisi sebagai berikut:
1. Wisata Alam yang meliputi wisata bahari, wisata petualangan, dan ekowisata
2. Wisata Budaya yang meliputi wisata warisan budaya dan sejarah, wisata belanja
dan kuliner, wisata kota dan desa
3. Wisata Buatan yang meliputi wisata MICE, wisata olah raga, dan wisata
terintegrasi.
Menurut data yang ada, 60% wisatawan lebih menyukai wisata budaya, 35%
sisanya menyukai wisata alam, dan 5% wisata buatan. Berdasarkan data tersebut,
dapat dilihat bahwa kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia menjadi daya tarik yang
sangat besar bagi kemajuan pariwisata Indonesia. Berbagai macam suku, budaya dan
adat istiadat. Menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Selanjutnya pada urutan
kedua adalah wisata alam. Indonesia yang memiliki iklim tropis memiliki tanah yang
subur, sebagai negara maritime dan kepulauan. Indonesia memiliki banyak wisata
alam yang sangat indah. Maka dari itu, sudah selayaknya setiap daerah menguatkan
dan mempromosikan destinasi pariwisata di daerahnya masing-masing dengan baik.
Konsep Great dalam pemasaran pariwisata domestik Indonesia
Pengelompokan wisata di atas didasarkan pada Undang-undang Nomor 10 tahun
2009 tentang Kepariwisataan Indonesia dan kemudian diperjelas dengan konsep
Great dalam pemasaran Pariwisata Indonesia, Konsep Great merupakan pendekatan
pengembangan perwilayahan kepariwisataan yang mengintegrasikan dimensi
infrastruktur, aksesibilitas, konektivitas, aktivitas, fasilitas, hospitalitas dan preferensi
pasar terkait pemilihan pintu masuk atau point of distribution, pola pergerakan
wisatawan, kesiapan dan kepastian bisnis dan tata manajemen pariwisata dalam
rangka meningkatkan optimalisasi nilai manfaat dan dampak positif bagi masyarakat,
bisnis dan daerah. Penentuan wilayah dalam Great pariwisata di Indonesia didasarkan
pada jumlah kedatangan wisatawan, konektivitas dan aksesibilitas destinasi dan
persepsi wisatawan. Setidaknya terdapat tiga great utama yang menjadi tolak ukur
keberhasilan great tersebut meliputi (Kemenpar, 2015):
1) Great Bali yang meliputi wilayah Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur
serta Jawa bagian Timur
2) Great Jakarta yang meliputi Banten dan Jawa Barat sebagai destinasi pendukung
3) Great Batam yang meliputi wilayah Kepulauan Riau, Nangroe Aceh Darussalam,
12
Riau, Sumater Barat.
Potensi Pasar Mancanegara
Indonesia saat ini diketahui sebagai Negara dengan mayoritas penduduk
Muslim terbesar di dunia, dengan jumlah penduduk Muslim sebesar 207.176.162
(BPS, 2010) maka sudah sepatutnya sektor pariwisata melihat hal ini sebagai sebuah
ceruk pasar baru yang cukup potensial, dengan menggabungkan konsep wisata dan
nilai-nilai ke Islaman maka sudah pariwisata Syariah dapat menjadi jawaban atas
kondisi tersebut. Jumlah kunjungan wisman ke Indonesia beberapa tahun terakhir ini
di dominasi oleh wisman asal Negara- negara ASEAN seperti Malaysia, Singapura,
dan lain-lain. Selain itu juga dari beberapa Negara Eropa, terutama Rusia, kemudian
dari Amerika, Australia, dan Negara-negara Timur Tengah seperti Saudi Arabia,
Qatar, dan lain-lain. Dari beberapa Negara tersebut, potensi kunjungan terbesar
wisman ke Indonesia dari luar Negara-negara ASEAN ialah dari Negara-negara
Timur Tengah terutama Saudi Arabia, Uni Emirat Arab dan beberapa negara di
kawasan teluk. (Suherlan, 2011).
Oleh sebab itu maka diperlukan kajian mendalam terkait pengembangan potensi
wisata Syariah di Indoneisia dengan memperhatikan aspek wisatawan Timur Tengah
sebagai pasar sasaran utama wisatawan manca negara sehingga rancangan strategi
pemasaran dapat lebih fokus dan menarik calon wisatawan yang berada di Negara-
negara Timur Tengah seperti Saudi Arabia, Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, UAE dan
Mesir untuk berkunjung dan menjadi kontributor penyumbang wisatawan
mancanegara ke Indonesia yang cukup besar.
Indonesia sebagai wisata Syariah :
Wisata Syariah merupakan salah satu bentuk wisata berbasis budaya yang
mengedepankan nilai-nilai dan norma Syariat Islam sebagai landasan dasarnya.
Sebagai konsep baru didalam industri pariwisata tentunya wisata syariah memerlukan
pengembangan lebih lanjut serta pemahaman yang lebih komprehensif terkait
kolaborasi nilai-nilai keIslaman yang disematkan didalam kegiatan pariwisata.
Wisatawan Muslim merupakan jumlah wisatawan terbesar di Indonesia yang notabene
merupakan negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, konsep wisata Syariah
merupakan jawaban akan besarnya untapped market yang belum tersentuh dengan
maksimal. Dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia maka Indonesia
13
merupakan pasar industri wisata Syariah terbesar di dunia dan sudah seharunya hal ini
disadari oleh pelaku bisnis pariwisata di Indonesia hal ini dikarenakan pengembangan
wisata Syariah yang berkelanjutan akan dapat memberikan kontribusi ekonomi yang
cukup signifikan bagi seluruh pelaku yang terlibat didalamnya.
Konsep wisata Syariah adalah sebuah proses pengintegrasian nilai-nilai
keisalaman kedalam seluruh aspek kegiatan wisata. Nilai syariat Islam sebagai suatu
kepercayaan dan keyakinan yang dianut umat Muslim menjadi acuan dasar dalam
membangun kegiatan pariwisata. Wisata Syariah mempertimbangkan nilai-nilai dasar
umat Muslim didalam penyajiannya mulai dari akomodasi, restaurant, hingga aktifitas
wisata yang selalu mengacu kepada norma-norma keisalaman (Tourism Review,
2013). Konsep wisata Syariah merupakan aktualisasi dari konsep ke Islaman dimana
nilai halal dan haram menjadi tolak ukur utama, hal ini berarti seluruh aspek kegiatan
wisata tidak terlepas dari sertifikasi halal yang harus manjadi acuan bagi setiap pelaku
pariwisata (Chookaew, 2015). Konsep wisata Syariah dapat juga diartikan sebagai
kegiatan wisata yang berlandaskan ibadah dan dakwah disaat wisatawan Muslim
dapat berwisata serta mengagungi hasil pencipataan Allah SWT (tafakur alam) dengan
tetap menjalankan kewajiban sholat wajib sebanyak lima kali dalam satu hari dan
semua ini terfasilitasi dengan baik serta menjauhi segala yang dilarang olehNya
(Kamarudin, 2013).
Fundamental dari wisata Syariah tentunya adalah pemahaman makna halal
disegala aspek kegiatan wisata mulai dari hotel, sarana transportasi, sarana makanan
dan minuman, sistem keuangan, hingga fasilitas dan penyedia jasa wisata itu sendiri.
Sebagai contoh hotel Syariah tidak akan menerima pasangan tamu yang akan
menginap jika tamu tersebut merupakan pasangan yang bukan muhrimnya (tidak
dapat menunjukkan surat nikah) selain itu hotel yang mengusung konsep Syariah
tentunya tidak akan menjual minuman beralkohol serta makanan yang mengandung
daging babi yang diharamkan didalam Islam. Selain itu pemilihan destinasi wisata
yang sesuai dengan nilai-nilai Syariah Islam juga menjadi pertimbangan utama
didalam mengaplikasikan konsep wisata Syariah, setiap destinasi wisata yang akan
dituju haruslah sesuai dengan nilai-nilai keisalaman seperti memiliki fasilitas ibadah
masjid maupun mushola yang memadai, tidak adanya tempat kegiatan hiburan
malam serta prostitusi, dan juga masyarakatnya mendukung implementasi nilai-nilai
Syariah Islam seperti tidak adanya perjudian, sabung ayam maupun ritual-ritual yang
14
bertentangan dengan ajaran Islam. Satu hal yang harus dipahami bahwasannya
wisata Syariah ini tidak harus merupakan wisata religi yang umum berlaku saat ini
(Kovjanic, 2014).
2.4 Karakteristik Wisatawan Domestik Dan Mancanegara
Wisatawan merupakan orang yang melakukan kegiatan wisata, atau orang yang
bepergian ke suatu tempat dengan tujuan untuk berwisata, melihat daerah lain, menikmati
sesuatu, mempelajari sesuatu, menambah ilmu pengetahuan, dan juga menambah
pengalaman, atau melepas penat, serta bersenang-senang. Wisatawan juga sering disebut
dengan turis (tourist). Tujuan wisatawan ketika melakukan aktivitas wisata bermacam-
macam, seperti wisatawan yang ingin mengenal kebudayaan, ada yang dilakukan dalam
rangka kunjungan kerja, ada yang dilakukan untuk melakukan penelitian di objek wisata
tertentu.
Ada dua macam atau jenis wisatawan, yaitu wisatawan mancanegara dan wisatawan
domestik atau nusantara. Wisatawan mancanegara merupakan wisatawan yang berasal
dari luar negeri, atau orang yang berekreasi ke negara lain. Wisatawan Domestik atau
wisatawan nusantara merupakan wisatawan yang berwisata ke tempat lain, tetapi masih
berada di wilayah negaranya sendiri.
Berdasarkan sifat perjalanan dan ruang lingkup perjalanan, wisatawan bisa dibagi,
seperti
1. Wisatawan asing atau foreign tourist, merupakan wisatawan asing yang
melakukan perjalanan-perjalanan wisata yang datang ke negara lain dari negara
asalnya.
2. Wisatawan asing domestik atau foreign domestic tourist merupakan wisatawan
asing yang tinggal di suatu negara yang melakukan perjalanan-perjalanan wisata
di suatu wilayah negara dimana ia tinggal.
3. Wisatawan domestik asing atau indigenous tourist merupakan warga suatu
negara tertentu, yang bertugas ke luar negeri, lalu pulang ke negara asalnya, dan
melakukan perjalanan wisata di wilayah negara asal yang asli.
4. Wisatawan transit atau transit tourist adalah wisatawan yang ketika melakukan
perjalanan wisata ke suatu negara tertentu terpaksa harus mampir atau datang ke
suatu negara tetapi bukan karena kemampuannya sendiri.
15
5. Wisatawan bisnis atau bussinness tourist adalah orang atau masyarakat, orang
asing atau warga negara sendiri yang melakukan perjalanan, tetapi tidak
bertujuan untuk wisata, tetapi melakukan perjalanan wisata setelah semua tujuan
atau pekerjaannya yang utama telah selesai dikerjakan.
6. Wisatawan domestik atau nusantara merupakan wisatawan dalam negeri, dan
bukan wisatawan yang berasal dari negara lain. Wisatawan domestik melakukan
perjalanan wisata dan rekreasi ke bagian atau wilayah yang lain di negaranya
untuk mengetahui sesuatu yang berbeda dari lingkungann yang ada disekitarnya.
Tujuan wisatawan domestik berwisata di dalam negeri, yaitu ingin mengobati
rasa penasaran pada tempat yang ia yakini atau anggap sangat menakjubkan dan
menyenangkan.
 Karakter Wisatawan Domestik
Berikut merupakan karakter rata-rata wisatawan dari beberapa daerah
berdasarkan pengalaman Direktori Wisata dan rekan-rekan traveler lainnya pada
saat melakukan perjalanan wisata dan bertemu dengan mereka. Karakter Wisatawan
Domestik / Indonesia, antara lain :
 Wisatawan domestik atau Indonesia lebih senang melakukan traveling
sendiri-sendiri atau menggunakan jasa Event Organiser wisata lokal, bukan
bro perjalanan wisata. Karena hal dari keterangan mereka rata-rata masih
dianggap mahal bila menggunakan Biro Perjalanan Wisata. Padahal bila saja
kita mau menghubungi langsung Biro Perjalanan Wisata mereka memiliki
masing-masing market perjalanan wisata termasuk domestik yang ditangani
secara lebih profesional.
 Wisatawan domestik tidak telalu sulit untuk ditangani, namun
karakternyanya cendrung kurang disiplin.
 Wisata domestik untuk katagori remaja dan pelajar biasanya mereka
melakukannya dengan keluarga, institusi, atau organisasi perkumpulan yang
biasanya mereka masih kurang tahu tentang daerah yang mnejadi tujuan
tempat wisatanya, seperti adat istiadat, tradisi masyarakat setempat bahkan
lebih detail.
 Wisatawan domestik lebih menyukai obyek wisata alam dan atraksi minat
khusus atau hal-hal yang bersifat modern.
16
 Wisata domestik biasanya kurang menyukai wisata ke tempat-tempat wisata
religi atau pun ke obyek wisata museum, dan yang lebih mudah dikenali
 Wisatawan domestik lebih suka fasilitas murah meriah, fleksibel, dan suka
belanja bila melakukan perjalanan wisata.
 Karakter Wisatawan Mancanegara
Karakteristik wisatawan mancanegara cenderung berbeda pada tiap-tiap negara. Hal
ini disebabkan oleh berbagai faktor misalnya perbedaan kultur budaya, adat istiadat,
kebiasaan, dan lain sebagainya. Berikut adalah beberapa karakter wisatawan dari
masing-masing negara yang berlibur ke Indonesia dan dapat dijadikan sebagai
acuan pendekatan, diantaranya :
a. Karakter Wisatawan Cina/Taiwan/Korea
 Pentingkan nilai dan prinsip.
 Menyukai harga murah dan tidak terlalu mementingkan fasilitas dan
pelayanan.
 Banyak bicara/cerewet/ramah sekali dan perbincangan perlu ada
timbal balik.
 Sembarang tindakan lebih dikedepankan.
 Menonjolkan peran dan kesan budaya cina.
 Orang cina tergolong tidak sabaran dan gampang marah bila tidak
cepat bertindak.
 Lebih menyukai bahasa sendiri daripada Bahasa Inggris.
 Suka bergerombol dalam satu kelompok ramai-ramai.
 Selalu berpikir ekonomis.
 Orang Cina sifatnya tertutup, kecuali kepada yang sudah dikenal dan
dipercaya.
b. Karakter Wisatawan Perancis
 Tertarik pada kebudayaan tradisional, pranata sosial, tarian drama,
musik, seni, upacara adat dan keagamaan serta nuansa pedesaan.
 Tertarik belajar dan berkunjung ke atraksi wisata yang spesifik
khususnya tempat-tempat arkeologi, candi-candi kuno dan tempat-
tempat yang dikomersilkan.
17
 Suka mencoba pengalaman dan aktivitas baru serat cenderung
berpetualang.
 Suka belanja kerajinan tangan dan barang-barang antik.
 Tidak mau tergesa-gesa atau ceroboh, selalu berpikir panjang, dan
teliti.
 Bersahabat, disiplin, memiliki tingkah laku yang baik, sopan dan
patuh pada peraturan tetapi mudah kecewa apabila tidak menyukai
sesuatu.
 Suka berbicara dengan bahasa Perancis walaupun dapat berbahasa
Inggris.
 Cenderung berpakaian sesuai dengan situasinya, bisa rapi
sekali/modis, berparfum dan juga terkadang cara berpakaian sangat
ekstrim saat dipantai.
 Sangat romantis, kalem, walaupun tradisional tetapi intelektualnya
kuat.
 Saat makan ingin menikmati dengan berlama-lama dalam suasana
romantis.
c. Karakter Wisatawan Jerman
 Sopan, terbuka, memiliki tingkah laku yang baik, mengomentari
langsung setiap pengalaman mereka.
 Suka belanja souvenir dari batu dan kayu.
 Toleransi pada fasilitas dan pelayanan yang berbeda.
 Keingintahuannya tinggi terhadap sesuatu, bahkan sampai mendetail.
 Suka daerah yang apa adanya, murni dan ingin mengetahui atraksi
hingga tuntas.
 Tertarik pada kebudayaan tradisional, upacara keagamaan, tarian,
tempat sejarah, pemandangan yang indah dan suka membandingkan
kebudayaan tradisional satu dengan yang lainnya.
 Menyukai perjalanan sesama bangsanya, terkadang kurang bisa
bergabung dengan bangsa lain.
18
 Disiplin, teliti, mempunyai organisasi yang baik, komitmen, dan
intelek.
d. Karakter Wisatawan Inggris
 Disiplin, egois, menjaga prestigious atau citra, secara psikologis
melayani orang dengan bersahabat tetapi juga mempunyai
kepribadian ingin dilayani dengan baik.
 Teliti dalam pengeluaran uang, rapi dan komitmennya tinggi.
 Individualistis dan mandiri, tidak menyukai perjalanan berkelompok
atau grup,lebih menyukai perjalanan sendiri.
 Hangat, Sopan, mempunyai tingkah laku yang baik dan menjaga
hubungan persahabatan.
 Kurang terbuka seperti orang eropa lainnya dan mempunyai
kepribadian yang kuat.
 Tertarik budaya tradisional dan karakteristiknya menyukai pantai
serta alam yang indah.
 Tidak suka privasinya diganggu.
e. Karakter Wisatawan Italia
 Terbuka, komunikatif, romantis, ekspresif, agak cerewet khususnya
jika sudah kenal.
 Kurang disiplin dan sulit ditangani tetapi mereka mudah beradaptasi
dengan keadaan setempat artinya terbuka dan bersahabat.
 Menyukai tempat-tempat mewah tetapi sedapat mungkin harganya
murah, bisa ditawar untuk hemat.
 Menyukai kebudayaan tradisional dan seni serta pemandangan alam
yang romantis seperti palm beach.
f. Karakter Wisatawan Belanda
 Perhatian sekali terhadap kesehatan dan sanitasi, khususnya
makanan dan minuman.
 Hubungan sejarah yang kuat, suka mengunjungi tempat-tempat
bernostalgia seperti keluarga yang dahulu tinggal dan bekerja di
19
perkebunan ataupun makam nenek moyangnya. Semua ini
informasinya didapat dari sejarah yang dia pelajari dari skolahnya.
 Suka informasi yang spesifik dan akurat, tapi kecewa apabila
informasi tersebut tidak benar.
 Disiplin, taat peraturan, bersahabat, suka humor tetapi tidak selalu
terbuka, terus terang dalam memberikan komentar dan reaksi.
 Sangat tertarik dengan bentuk-bentuk kebudayaan dan pemandangan
alam yang indah serta perkembangan-perkembangan yang terjadi.
 Suka melihat bangunan-bangunan bersejarah tentang masa lalu
Belanda di Indonesia.
g. Karakter Wisatawan Amerika
 Menyukai fasilitas dan pelayanan standar kualitas tinggi
 Menyukai aspek kebudayaan tradisional seperti tarian, upacara adat
dan upacara keagamaan
 Menyukai pemandangan alam yang indah, termasuk pantai dan
tertarik dengan bentuk perkembangan yang terjadi
 Tidak menyukai perjalanan kaki jauh suka perjalanan dekat dan
berpindah-pindah
 Bersahabat, sopan, bertingkah laku baik, sedikit formal, jujur,
terbuka langsung dalam mengekspresikan pendapat dan reaksi
tentang apa saja tanpa memandang perbedaan status
 Suka pengalaman baru, bentuk informasi terbaru dan akurat,
bersahabat, toleran, mudah beradaptasi, humoris, terbuka sedikit
kasar, serta suka bersosialisasi dengan penduduk setempat walaupun
terkadang juga banyak yang egois maupun individualistis
 Menerima dan menyukai fasilitas dan pelayanan yang sederhana,
murah meriah, seadanya dan sering pindah-pindah dengan
melakukan perjalanan sendiri
 Menyukai kebudayaan desa dan aktivitas pantai yang tradisional
serta aktivitas dunia malam seperti diskotik
20
h. Karakter Wisatawan Australia
 Terbuka, arogan, egois, dan terkadang sulit ditangani tetapi
terkadang mereka juga bersahabat
 Tidak terlalu suka dengan banyak aturan (lebih menyukai
kebebasan)
 Menyukai harga murah meriah dan tidak terlalu mementingkan
kemewahan fasilitas dan pelayanan
 Ceroboh dan sembarang tindakan lebih dikedepankan dan cara
berpakaian terkadang sangat ekstrim
 Menyukai pantai dan kebudayaan tradisional
 Menyukai perjalanan secara individu (backpacker) dan kurang
menyukai berkelompok
 Pemuda Australia sangat menyukai kehidupan malam seperti club.
i. Karakter Wisatawan Jepang
 Melakukan perjalanan kelompok dan sangat takut kalau lepas dari
grupnya.
 Disiplin, komitment terhadap janji dan jadwal, orang Jepang tertutup
dia tidak mudah percaya dengan orang yang belum dia pahami, bila
sekali saja tidak dapat kepercayaan maka susah untuk percaya lagi.
 Menyukai masakan Jepang dan Eropa.
 Suka belanja kerajinan tangan, barang tradisional.
 Tertarik pada sesuatu yang unik dan suka difoto serta suka
kehidupan malam.
 Suka fasilitas dan pelayanan standar tinggi yang ditangani langsung
oleh orangorang
 Jepang sendiri, atau paling tidak ada karyawan yang mau
menggunakan bahasa Jepang.
 Tidak pernah langsung mengemukakan kekecewaan atau kemarahan
selalu mengikuti saja, namun kekecewaan dilampiaskan lewat tulisan
setelah kembali ke negaranya.
21
j. Karakter Wisatawan Singapura
 Karakter orang Singapura seperti karakter orang Cina modern.
 Disiplin, walaupun orangnya kecil tetapi tegas dan berkomitment
tinggi.
 Suka judi, club, dan suka belanja.
 Menyukai fasilitas dan pelayanan sederhana, sangat tertarik dengan
atraksi alam, dan keunikan modernisasi.
k. Karakter Wisatawan Malaysia
 Daya belinya termasuk rendah dan tidak terlalu tertarik untuk belanja.
 Mudah ditangani dalam perjalanan, tetapi harus disiplin, lebih
banyak persamaanya dengan orang Indonesia sesama Melayu dan
kedekatan kesamaan agamanya.
 Fasilitas dan akomodasi cukup sederhana, makanan padang termasuk
favoritnya.
 Sangat tertarik akan keindahan alam, termasuk pantai.
22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pariwisata adalah suatu perjalanan dari suatu tempat menuju tempat lain yang
bersifat sementara, biasanya dilakukan oleh orang-orang yang ingin menyegarkan
pikiran setelah bekerja dan memanfaatkan waktu libur dengan menghabiskan waktu
bersama keluarga untuk berekreasi. Potensi objek wisata di tiap-tiap negara berbeda-
beda tergantung dari keadaan geografis dan kebudayaanya. Hal tersebut menjadi daya
tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung dan menikmati objek wisata tersebut.
Industri pariwisata di Indonesia memberi peran penting bagi perekonomian
Indonesia karena dapat memberikan tambahan devisa bagi negara sehingga
penerimaan negara meningkat, selain itu dapat menambah lapangan pekerjaan bagi
masyarakat sekitar objek wisata misalnya adanya pedagang-pedagang kecil seperti
pedagang makanan ringan dan penjual souvenir yang ada dapat mengurangi
pengangguran dan kemiskinan.
Dalam industri pariwisata ada beberapa strategi yang dapat digunakan dalam
memasarkan dan mengembangkan sebuah tempat wisata. Selain itu, dengan
mengenali potensi wisata yang ada serta jenis wisata tersebut dapat mempermudah
dalam mengembangkan pariwisata. Dengan mengenali berbagai karakteristik
wisatawan juga dapat membantu dalam pengembangan pasar industri pariwisata.
Potensi pasar wisatawan nusantara lebih menjanjikan dibandingkan pasar
wisatawan mancanegara. Terlihat dari jumlah kunjungan yang dilakukan. Wisatawan
nusantara lebih sering melaksanakan perjalanan wisata dan memiliki moobilitas yang
tinggi. Terutama pada saaat hari libur nasional dan liburan hari raya. Jumlah
kunjungan wisatawan nusantara meningkat pesat. Contohnya pada saat hari raya natal
dan hari raya idul fitri. Banyak orang yang memanfaatkan waktu berlibur mereka di
tempat-tempat wisata.
23
DAFTAR PUSTAKA
Direktori Wisata Indonesia. Pahami Berbagai Karakter Wisatawan Indonesia.
<https://direktoriwisata.com/pahamibebagaikarakterwisatawanindonesia/> diakses pada 19
September 2018.
Dyah Budiastuti. 2010. Peluang Usaha IndustriPariwisata Di Jakarta Selatan.
BINUS BUSINESS REVIEW. Vol.1 No.2: 425-433
Kampung Inggris Pare. Memahami Karakter dan Budaya Wisatawan Mancanegara.
Diposting pada 07 November 2013 dan diperbarui pada 03 Maret 2017.
<https://visitpare.com/senidanbudaya/memahamikarakterbudayawisatawanmancanegara/>
diakses pada 19 September 2018.
Kurniawan Gilang Widagdyo. 2015. Analisis Pasar Pariwisata Halal Indonesia. The
Journal of Tauhidinomics Vol.1 No.1: 73-80

More Related Content

What's hot

Presentasi Power Point Kepariwisataaan
Presentasi Power Point KepariwisataaanPresentasi Power Point Kepariwisataaan
Presentasi Power Point Kepariwisataaantopik16
 
Motivasi Tujuan Perjalanan, Krateristik Wisatawan dan Pola Pengeluaran Wisatawan
Motivasi Tujuan Perjalanan, Krateristik Wisatawan dan Pola Pengeluaran WisatawanMotivasi Tujuan Perjalanan, Krateristik Wisatawan dan Pola Pengeluaran Wisatawan
Motivasi Tujuan Perjalanan, Krateristik Wisatawan dan Pola Pengeluaran WisatawanAde Ela Pratiwi
 
2. Geografi Pariwisata - Pengantar Perkuliahan
2. Geografi Pariwisata - Pengantar Perkuliahan2. Geografi Pariwisata - Pengantar Perkuliahan
2. Geografi Pariwisata - Pengantar PerkuliahanIrwan Haribudiman
 
Filsafat Pariwisata ( Pariwisata Sebagai Disiplin Ilmu )
Filsafat Pariwisata ( Pariwisata Sebagai Disiplin Ilmu )Filsafat Pariwisata ( Pariwisata Sebagai Disiplin Ilmu )
Filsafat Pariwisata ( Pariwisata Sebagai Disiplin Ilmu )DeviVerdyana
 
Panduan praktikum ekowisata bahari2019
Panduan praktikum ekowisata bahari2019Panduan praktikum ekowisata bahari2019
Panduan praktikum ekowisata bahari2019Eko Efendi
 
Geografi pariwisata indonesia (manajemen resort dan leisure) pendahuluan
Geografi pariwisata indonesia (manajemen resort dan leisure)    pendahuluanGeografi pariwisata indonesia (manajemen resort dan leisure)    pendahuluan
Geografi pariwisata indonesia (manajemen resort dan leisure) pendahuluanReiza Miftah
 
02 konsep kepariwisataan
02 konsep kepariwisataan02 konsep kepariwisataan
02 konsep kepariwisataanEko Efendi
 
3. Geografi Pariwisata - Pengertian & Ruang Lingkup Kajian Geografi Pariwisata
3. Geografi Pariwisata - Pengertian & Ruang Lingkup Kajian Geografi Pariwisata3. Geografi Pariwisata - Pengertian & Ruang Lingkup Kajian Geografi Pariwisata
3. Geografi Pariwisata - Pengertian & Ruang Lingkup Kajian Geografi PariwisataIrwan Haribudiman
 
Peluang UMKM dalam Bisnis Pariwisata
Peluang UMKM dalam Bisnis Pariwisata Peluang UMKM dalam Bisnis Pariwisata
Peluang UMKM dalam Bisnis Pariwisata SiskaMandalia1
 
Part II, menyusun menjual paket wisata
Part II, menyusun menjual paket wisataPart II, menyusun menjual paket wisata
Part II, menyusun menjual paket wisatahattaalwi
 
Tour panning process
Tour panning processTour panning process
Tour panning processHartokoEdo
 
Wisata Minat Khusus.pptx
Wisata Minat Khusus.pptxWisata Minat Khusus.pptx
Wisata Minat Khusus.pptxaguswayan
 
Manajemen Transportasi Materi 14
Manajemen Transportasi Materi 14Manajemen Transportasi Materi 14
Manajemen Transportasi Materi 14Arjuna Ahmadi
 
Transportasi Perjalanan Wisata (Tourism Module)
Transportasi Perjalanan Wisata (Tourism Module)Transportasi Perjalanan Wisata (Tourism Module)
Transportasi Perjalanan Wisata (Tourism Module)risyaop
 

What's hot (20)

Slide geografi pariwisata
Slide geografi pariwisataSlide geografi pariwisata
Slide geografi pariwisata
 
Industri pariwisata.
Industri pariwisata.Industri pariwisata.
Industri pariwisata.
 
Presentasi Power Point Kepariwisataaan
Presentasi Power Point KepariwisataaanPresentasi Power Point Kepariwisataaan
Presentasi Power Point Kepariwisataaan
 
KEPARIWISATAAN
KEPARIWISATAANKEPARIWISATAAN
KEPARIWISATAAN
 
Motivasi Tujuan Perjalanan, Krateristik Wisatawan dan Pola Pengeluaran Wisatawan
Motivasi Tujuan Perjalanan, Krateristik Wisatawan dan Pola Pengeluaran WisatawanMotivasi Tujuan Perjalanan, Krateristik Wisatawan dan Pola Pengeluaran Wisatawan
Motivasi Tujuan Perjalanan, Krateristik Wisatawan dan Pola Pengeluaran Wisatawan
 
2. Geografi Pariwisata - Pengantar Perkuliahan
2. Geografi Pariwisata - Pengantar Perkuliahan2. Geografi Pariwisata - Pengantar Perkuliahan
2. Geografi Pariwisata - Pengantar Perkuliahan
 
Filsafat Pariwisata ( Pariwisata Sebagai Disiplin Ilmu )
Filsafat Pariwisata ( Pariwisata Sebagai Disiplin Ilmu )Filsafat Pariwisata ( Pariwisata Sebagai Disiplin Ilmu )
Filsafat Pariwisata ( Pariwisata Sebagai Disiplin Ilmu )
 
Panduan praktikum ekowisata bahari2019
Panduan praktikum ekowisata bahari2019Panduan praktikum ekowisata bahari2019
Panduan praktikum ekowisata bahari2019
 
3.1 4.1 mice
3.1 4.1 mice3.1 4.1 mice
3.1 4.1 mice
 
Geografi pariwisata indonesia (manajemen resort dan leisure) pendahuluan
Geografi pariwisata indonesia (manajemen resort dan leisure)    pendahuluanGeografi pariwisata indonesia (manajemen resort dan leisure)    pendahuluan
Geografi pariwisata indonesia (manajemen resort dan leisure) pendahuluan
 
02 konsep kepariwisataan
02 konsep kepariwisataan02 konsep kepariwisataan
02 konsep kepariwisataan
 
3. Geografi Pariwisata - Pengertian & Ruang Lingkup Kajian Geografi Pariwisata
3. Geografi Pariwisata - Pengertian & Ruang Lingkup Kajian Geografi Pariwisata3. Geografi Pariwisata - Pengertian & Ruang Lingkup Kajian Geografi Pariwisata
3. Geografi Pariwisata - Pengertian & Ruang Lingkup Kajian Geografi Pariwisata
 
DAYA TARIK WISATA
DAYA TARIK WISATADAYA TARIK WISATA
DAYA TARIK WISATA
 
Peluang UMKM dalam Bisnis Pariwisata
Peluang UMKM dalam Bisnis Pariwisata Peluang UMKM dalam Bisnis Pariwisata
Peluang UMKM dalam Bisnis Pariwisata
 
Part II, menyusun menjual paket wisata
Part II, menyusun menjual paket wisataPart II, menyusun menjual paket wisata
Part II, menyusun menjual paket wisata
 
Tour panning process
Tour panning processTour panning process
Tour panning process
 
Wisata Minat Khusus.pptx
Wisata Minat Khusus.pptxWisata Minat Khusus.pptx
Wisata Minat Khusus.pptx
 
Manajemen Transportasi Materi 14
Manajemen Transportasi Materi 14Manajemen Transportasi Materi 14
Manajemen Transportasi Materi 14
 
Transportasi Perjalanan Wisata (Tourism Module)
Transportasi Perjalanan Wisata (Tourism Module)Transportasi Perjalanan Wisata (Tourism Module)
Transportasi Perjalanan Wisata (Tourism Module)
 
Power Point Wonderful Indonesia
Power Point Wonderful IndonesiaPower Point Wonderful Indonesia
Power Point Wonderful Indonesia
 

Similar to Struktur Industri Pariwisata

Makalah perkembangan keparawisataan di kuningan
Makalah perkembangan keparawisataan di kuninganMakalah perkembangan keparawisataan di kuningan
Makalah perkembangan keparawisataan di kuninganSeptian Muna Barakati
 
MANAJEMEN PERJALANAN WISATA RELIGI ke 1 (Erin N.P).pptx
MANAJEMEN PERJALANAN WISATA RELIGI ke 1 (Erin N.P).pptxMANAJEMEN PERJALANAN WISATA RELIGI ke 1 (Erin N.P).pptx
MANAJEMEN PERJALANAN WISATA RELIGI ke 1 (Erin N.P).pptxErinNurPutriani1
 
Analisis Pasar Pariwisata dan Produknya
Analisis Pasar Pariwisata dan ProduknyaAnalisis Pasar Pariwisata dan Produknya
Analisis Pasar Pariwisata dan ProduknyaRafaella Matitaputty
 
PRODUK PARIWISATA (3A) ATRAKSI, AKSESIBILITAS, AMENITAS
PRODUK PARIWISATA (3A) ATRAKSI, AKSESIBILITAS, AMENITASPRODUK PARIWISATA (3A) ATRAKSI, AKSESIBILITAS, AMENITAS
PRODUK PARIWISATA (3A) ATRAKSI, AKSESIBILITAS, AMENITASdewigita16
 
partisipasi pariwisata
partisipasi pariwisatapartisipasi pariwisata
partisipasi pariwisataMDSmerry
 
Perhotelan modul 1 kb 1
Perhotelan modul 1 kb 1Perhotelan modul 1 kb 1
Perhotelan modul 1 kb 1Asep Wahyudin
 
Tahap 1 Pariwisata berbasi Ekonomi Kreatif
Tahap 1 Pariwisata berbasi Ekonomi KreatifTahap 1 Pariwisata berbasi Ekonomi Kreatif
Tahap 1 Pariwisata berbasi Ekonomi Kreatifguztymawan
 
Laporan kegiatan_sosialisasi_pariwisata_dan_mice
 Laporan kegiatan_sosialisasi_pariwisata_dan_mice Laporan kegiatan_sosialisasi_pariwisata_dan_mice
Laporan kegiatan_sosialisasi_pariwisata_dan_miceNitaMewaKameliaSiman
 
Laporan akhir MetodologiPenelitian Pengembangan Pariwisata Berbasis Ekonomi K...
Laporan akhir MetodologiPenelitian Pengembangan Pariwisata Berbasis Ekonomi K...Laporan akhir MetodologiPenelitian Pengembangan Pariwisata Berbasis Ekonomi K...
Laporan akhir MetodologiPenelitian Pengembangan Pariwisata Berbasis Ekonomi K...guztymawan
 
Usaha Jasa Pariwisata Berbasis Kompetensi Lusan (skl)
Usaha Jasa Pariwisata Berbasis Kompetensi Lusan (skl)Usaha Jasa Pariwisata Berbasis Kompetensi Lusan (skl)
Usaha Jasa Pariwisata Berbasis Kompetensi Lusan (skl)Noersal Samad
 
Sap 1 ak hotel fix
Sap 1 ak hotel fixSap 1 ak hotel fix
Sap 1 ak hotel fixpritawanda
 
Kel. 6 tugas daya tarik &amp; infrastruktur pariwisata
Kel. 6 tugas  daya tarik &amp; infrastruktur pariwisataKel. 6 tugas  daya tarik &amp; infrastruktur pariwisata
Kel. 6 tugas daya tarik &amp; infrastruktur pariwisataAGHNIATH
 
Pengertian_dan_Ruang_lingkup_Geografi_Pariwisata.pdf
Pengertian_dan_Ruang_lingkup_Geografi_Pariwisata.pdfPengertian_dan_Ruang_lingkup_Geografi_Pariwisata.pdf
Pengertian_dan_Ruang_lingkup_Geografi_Pariwisata.pdfjohan effendi
 
buku-tim-public-120.pdf
buku-tim-public-120.pdfbuku-tim-public-120.pdf
buku-tim-public-120.pdfJembiseRonald
 

Similar to Struktur Industri Pariwisata (20)

Makalah perkembangan keparawisataan di kuningan
Makalah perkembangan keparawisataan di kuninganMakalah perkembangan keparawisataan di kuningan
Makalah perkembangan keparawisataan di kuningan
 
Pengantar Kepariwisataan
Pengantar KepariwisataanPengantar Kepariwisataan
Pengantar Kepariwisataan
 
MANAJEMEN PERJALANAN WISATA RELIGI ke 1 (Erin N.P).pptx
MANAJEMEN PERJALANAN WISATA RELIGI ke 1 (Erin N.P).pptxMANAJEMEN PERJALANAN WISATA RELIGI ke 1 (Erin N.P).pptx
MANAJEMEN PERJALANAN WISATA RELIGI ke 1 (Erin N.P).pptx
 
Analisis Pasar Pariwisata dan Produknya
Analisis Pasar Pariwisata dan ProduknyaAnalisis Pasar Pariwisata dan Produknya
Analisis Pasar Pariwisata dan Produknya
 
Pengembangan Eko Wisata
Pengembangan Eko WisataPengembangan Eko Wisata
Pengembangan Eko Wisata
 
PRODUK PARIWISATA (3A) ATRAKSI, AKSESIBILITAS, AMENITAS
PRODUK PARIWISATA (3A) ATRAKSI, AKSESIBILITAS, AMENITASPRODUK PARIWISATA (3A) ATRAKSI, AKSESIBILITAS, AMENITAS
PRODUK PARIWISATA (3A) ATRAKSI, AKSESIBILITAS, AMENITAS
 
partisipasi pariwisata
partisipasi pariwisatapartisipasi pariwisata
partisipasi pariwisata
 
Perhotelan modul 1 kb 1
Perhotelan modul 1 kb 1Perhotelan modul 1 kb 1
Perhotelan modul 1 kb 1
 
Tahap 1 Pariwisata berbasi Ekonomi Kreatif
Tahap 1 Pariwisata berbasi Ekonomi KreatifTahap 1 Pariwisata berbasi Ekonomi Kreatif
Tahap 1 Pariwisata berbasi Ekonomi Kreatif
 
Mengemas dan memasarkan paket wisata budaya
Mengemas dan memasarkan paket wisata budayaMengemas dan memasarkan paket wisata budaya
Mengemas dan memasarkan paket wisata budaya
 
Laporan kegiatan_sosialisasi_pariwisata_dan_mice
 Laporan kegiatan_sosialisasi_pariwisata_dan_mice Laporan kegiatan_sosialisasi_pariwisata_dan_mice
Laporan kegiatan_sosialisasi_pariwisata_dan_mice
 
Laporan akhir MetodologiPenelitian Pengembangan Pariwisata Berbasis Ekonomi K...
Laporan akhir MetodologiPenelitian Pengembangan Pariwisata Berbasis Ekonomi K...Laporan akhir MetodologiPenelitian Pengembangan Pariwisata Berbasis Ekonomi K...
Laporan akhir MetodologiPenelitian Pengembangan Pariwisata Berbasis Ekonomi K...
 
Usaha Jasa Pariwisata Berbasis Kompetensi Lusan (skl)
Usaha Jasa Pariwisata Berbasis Kompetensi Lusan (skl)Usaha Jasa Pariwisata Berbasis Kompetensi Lusan (skl)
Usaha Jasa Pariwisata Berbasis Kompetensi Lusan (skl)
 
Kuliah 3 motif dan-atraksi-wisata-atraksi
Kuliah 3 motif dan-atraksi-wisata-atraksiKuliah 3 motif dan-atraksi-wisata-atraksi
Kuliah 3 motif dan-atraksi-wisata-atraksi
 
pertemuan 2
pertemuan 2pertemuan 2
pertemuan 2
 
Sap 1 ak hotel fix
Sap 1 ak hotel fixSap 1 ak hotel fix
Sap 1 ak hotel fix
 
Kel. 6 tugas daya tarik &amp; infrastruktur pariwisata
Kel. 6 tugas  daya tarik &amp; infrastruktur pariwisataKel. 6 tugas  daya tarik &amp; infrastruktur pariwisata
Kel. 6 tugas daya tarik &amp; infrastruktur pariwisata
 
pertemuan 1
pertemuan 1pertemuan 1
pertemuan 1
 
Pengertian_dan_Ruang_lingkup_Geografi_Pariwisata.pdf
Pengertian_dan_Ruang_lingkup_Geografi_Pariwisata.pdfPengertian_dan_Ruang_lingkup_Geografi_Pariwisata.pdf
Pengertian_dan_Ruang_lingkup_Geografi_Pariwisata.pdf
 
buku-tim-public-120.pdf
buku-tim-public-120.pdfbuku-tim-public-120.pdf
buku-tim-public-120.pdf
 

Struktur Industri Pariwisata

  • 1. Mengenali Struktur Mekanisme Industri Pariwisata Potensi Pasar Pariwisata dan Karakteristik Wisatawan Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Tugas Mata Kuliah Manajemen Pariwisata Nama Kelompok: Azifatul Azifah (15080324020) Muchammad Fahmi Haqiqi (15080324022) Lisay Iin Hidayah (15080324023) Siti Alfiatus Sholekah (15080324027) Umi Mukimatur Rohmah (15080324032) Rizky Kurniawati (15080324043) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA NIAGA JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA September 2018
  • 2. DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1 1.1 Latar Belakang Masalah...................................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................1 1.3 Tujuan...............................................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3 2.1 Pasar dan Struktur Industri Pariwisata .............................................................................3 2.2 Mekanisme Pasar dalam Industri Pariwisata....................................................................5 2.3 Potensi Pasar Pariwisata Domestik Maupun Internasional ..............................................9 2.4 Karakteristik Wisatawan Domestik dan Mancanegara...................................................13 BAB III PENUTUP................................................................................................................21 3.1 Kesimpulan.....................................................................................................................22 DAFTAR PUSTAKA
  • 3. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pariwisata dapat didefinisikan suatu perjalanan dari suatu tempat menuju tempat lain yang bersifat sementara, biasanya dilakukan oleh orang-orang yang ingin menyegarkan pikiran setelah bekerja dan memanfaatkan waktu libur dengan menghabiskan waktu bersama keluarga untuk berekreasi. Potensi objek wisata di tiap-tiap negara berbeda-beda tergantung dari keadaan geografis dan kebudayaanya. Hal tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung dan menikmati objek wisata tersebut. Industri pariwisata di Indonesia tidak sedikit memberi peran penting bagi perekonomian Indonesia karena dapat memberikan tambahan devisa bagi negara sehingga penerimaan negara meningkat, selain itu dapat menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar objek wisata misalnya adanya pedagang-pedagang kecil seperti pedagang makanan ringan dan penjual souvenir yang ada dapat mengurangi pengangguran dan kemiskinan (Oka Adlis Yoeti, 2008). Menurut Spillane (1987), ditinjau dari dari segi budaya, industri pariwisata secara tidak langsung memberi peran penting bagi perkembangan budaya Indonesia karena dengan adanya suatu objek wisata maka dapat memperkenalkan keragaman budaya yang dimiliki suatu negara seperti kesenian tradisional, upacara agama atau adat yang menarik perhatian wisata asing dan wisatawan Indonesia. Pesatnya perkembangan industri pariwisata maka akan membawa pemahaman dan pengertian antar budaya melalui interaksi pengunjung wisata (turis) dengan masyarakat lokal tempat daerah wisata tersebut berada. Maka dari itu interaksi inilah para wisatawan dapat mengenal dan menghargai budaya masyarakat setempat dan juga mememahami latar belakang kebudayaan lokal yang dianut oleh masyarakat tersebut. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan pasar dan struktur industri pariwisata? 2. Apa yang dimaksud dengan mekanisme pasar dalam industri wisata? 3. Apa saja potensi pasar pariwisata baik domestik maupun internasional? 4. Bagaimana karakteristik wisatawan baik domestik maupun mancanegara?
  • 4. 2 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui mengenai pasar dan struktur industri pariwisata. 2. Untuk mengetahui mengenai mekanisme pasar dalam industri wisata. 3. Untuk mengetahui potensi pasar pariwisata yang ada baik domestik maupun internasional. 4. Untuk mengetahui bagaimana karakteristik wisatawan baik domestik maupun mancanegara.
  • 5. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pasar dan Struktur Industri Pariwisata A. Pengertian Pasar Wisata Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pasar adalah tempat orang melakukan proses berjual beli. Sedangkan William j. Stanton berpendapat, “Pasar adalah orang – orang yang mempunyai keinginan untuk puas, uang untuk berbelanja dan kemauan untuk membelanjakan” dari definisi diatas terdapat tiga unsure penting dalam pasar yaitu : a. Orang dengan segala keinginannya b. Daya beli mereka c. Kemauan untuk membelanjakan Sedangkan pariwisata menurut UU nomor 10 tahun 2009 adalah, “berbagai macam kegiatan wisata yabg didukungberbagai fasilitas dan layanan yang diberikan masyarakat, pemertintah, dan pemerintah daerah.” Berpatokan pada pernyataan – pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pasar pariwisata adalah orang – orang yang memiliki keinginan untuk mengikutiu berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh daya beli serta kemauan untuk membelanjakan fasilitas dari layanan yang disediakan. B. Macam-Macam Pasar Wisata  Pasar pariwisata dengan produk liburan Pasar ini sangat ramai dengan berbagai penawaran layanan dan fasilitas. Karena masing – masing orang memiliki standart liburan sendiri. Seiring dengan beragamnya standart dan motivasi orang dalam melalukan liburan, pasar dengan produk liburan berkembang sangat luas.  Pasar pariwisata dengan produk tamasya Biasanya kegiatan di pasar ini lebih mudah bagi wisatawan yang berminat. Karena produk yang ditawarkan sudah digabungkan dan membentuk beberapa paket berbeda.  Pasar pariwisata dengan produk study tour
  • 6. 4 Pasar yang satu ini biasanya penuh dengan permintaan tour ke tempat – tempat yang menyediakan fasilitas pembelajaran. Misalnya hari libur nasional digunakan oleh mahasiswa PTN 15 A untuk mengunjungi Bea Cukai Surabaya  Pasar pariwisata dengan produk perjalanan bisnis Pasar ini tidak ditunjukkan untuk umum, namum khusus nagi mereka yang ingin melakukan perjalanan dengan tujuan bisnis. Perjalanan bisnis cenderung singkat dan padat sehingga orang yang memiliki tujuan bisnis cenderung tidak memiliki waktu banyak tetapi mereka memanfaatkan waktunya di tempat bisnis dengan bersantai. C. Struktur Indutri Pasar Wisata Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait, dalam rangka menghasilkan barang dan jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam penyelenggaraan pariwisata. G. A. Schmool memberi batasan tentang industri pariwisata sebagai “Tourist is a highly decentralized industry consisting of enterprises different in size, location, function, type organization, range of service provided and method used to market and sell them”. Industri pariwisata bukanlah industri yang berdiri sendiri, tetapi merupakan suatu industri yang terdiri dari serangkaian perusahaan yang menghasilkan jasa atau produk yang berbeda satu dengan lainnya. Perbedaan itu tidak hanya dalam jasa yang dihasilkan, tetapi juga dalam besarnya perusahaan, lokasi tempat kedudukan, bentuk organisasi yang mengelola dan metode atau cara pemasarannya (Muhammad Tahwin,2003). Menurut Spillane (1987) Badrudin (2001), ada lima unsur industri pariwisata yang sangat penting, yaitu: a) Attractions (daya tarik) Attractions dapat digolongkan menjadi site attractions dan event attractions. Site attractions merupakan daya tarik fisik yang permanen dengan lokasi yang tetap yaitu tempat-tempat wisata yang ada di daerah tujuan wisata seperti kebun binatang, keraton, dan museum. Sedangkan event attractions adalah atraksi yang berlangsung sementara dan lokasinya dapat diubah atau dipindah dengan mudah seperti festival-festival, pameran, atau pertunjukan- pertunjukan kesenian daerah. b) Facilities (fasilitas-fasilitas yang diperlukan)
  • 7. 5 Fasilitas cenderung berorientasi pada daya tarik di suatu lokasi karena fasilitas harus terletak dekat dengan pasarnya. Selama tinggal ditempat tujuan wisata wisatawan memerlukan tidur, makan dan minum oleh karena itu sangat dibutuhkan fasilitas penginapan. Selain itu ada kebutuhan akan Support Industries yaitu toko souvenir, toko cuci pakaian, pemandu, daerah festival, dan fasilitas rekreasi (untuk kegiatan). c) Infrastructure (infrastruktur) Daya tarik dan fasilitas tidak dapat dicapai dengan mudah kalau belum ada infrastruktur dasar. Perkembangan infrastruktur dari suatu daerah sebenarnya dinikmati baik oleh wisatawan maupun rakyat yang juga tinggal di sana maka ada keuntungan bagipenduduk yang bukan wisatawan. Pemenuhan atau penciptaan infrastruktur adalah suatucara untuk menciptakan suasana yang cocok bagi perkembangan pariwisata. d) Transportations (transportasi) Dalam pariwisata kemajuan dunia transportasi atau pengangkutan sangat dibutuhkan karena sangat menentukan jarak dan waktu dalam suatu perjalanan pariwisata. Transportasi baik transportasi darat, udara, maupun laut merupakan suatu unsur utama langsung yang merupakan tahap dinamis gejala-gejala pariwisata. e) Hospitality (keramah tamahan) Wisatawan yang berada dalam lingkungan yang tidak mereka kenal memerlukan kepastian jaminan keamanan khususnya untuk wisatawan asing yang memerlukan gambaran tentang tempat tujuan wisata yang akan mereka datangi. Maka kebutuhan dasar akan keamanan dan perlindungan harus disediakan dan juga keuletan serta keramah tamahan tenaga kerja wisata perlu dipertimbangkan supaya wisatawan merasa aman dan nyaman selama perjalanan wisata. 2.2 Mekanisme Pasar dalam Industri Pariwisata Pendekatan Pemasaran Pariwisata 1. Konsep pemasaran produk pariwisata Di dalam pemasaran pariwisata diperlukan adanya pemahaman yang mendalam terhadap produk yang dimiliki dan dijual. Demikian pula persepsi dan preferensi
  • 8. 6 wisatawan atau calon wisatawan. Persepsi dan preferensi wisatawan ini akan menimbulkan perilaku yang mendorong proses pembelian. Dikenal ada beberapa konsep pemasaran, yang dapat dipergunakan untuk menjual produk pariwisata sebagai berikut: a. Konsep produksi Konsep ini menempatkan pertimbangan bahwa konsumen hanya mau membeli barang yang bisa dibeli dengan harga murah dan mudah didapat. Untuk pariwisata yang memenuhi dua criteria ini adalah produk pariwisata buatan atau kemasan baru dan untuk mass production. Taman rekreasi, resort wisata buatan, souvenir buatan pabrik dan event olahraga dan convention dapat menggunaan pendekatan produksi ini. b. Konsep produk Konsep produk ini menggunakan asumsi bahwa konsumen hanya akan membeli barang yang memiliki keunikan , inovatif dan superioritas. Produk pariwisata yang dapat dijual dengan pendekatan ini adalah pariwisata minat khusus yang bertemakan budaya (heritage dan living culture), alam (ekowisata, wisata pendidikan dan penelitian) dan souvenir kerajinan tangan. c. Konsep penjualan Konsep ini yang bertujuan untuk menjual produk untuk mendapatkan laba dari penjualan yang banyak volumenya an dengan promosi yang agresif. Produk pariwisata yang dapat dijual dengan pendekatan ini adalah bentuk pariwisata profane misalnya taman rekereasi, souvenir produksi masal buatan pabrik, event olah raga , exhibition dan convention. d. Konsep pemasaran, Suatu konsep yang diterapkan dengan mempertimbangkan bahwa keuntungan akan dicapai melalui upaya memberikan kepuasan pada konsumen yang terlebih dahulu melakukan pengidentifikasian kebutuhan dan keinginan wisatawan. Seluruh produk wisata seharusnya menggunakan pendekatan ini. e. Konsep pelanggan Konsep ini merupakan pengembangan dari konsep pemasaran, dimana kepuasan konsumen harus diusahakan tercapainya kepuasan setiap pelanggan secara individual. Seluruh produk wisata hendaknya menggunakan konsep ini dalam pemasaran pariwisata.
  • 9. 7 f. Konsep ekologikal dan humanistik Konsep yang mempertimbangkan adanya profit dicapai melalui kepuasan konsumen dengan cara pengidentifikasian kebutuhan wisatawan dengan pengintegrasian kegiatan pemasaran dengan mempertimbangkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang. Pemasaran yang demikian ini diperankan oleh pemerintah untuk produk produk pariwisata kawasan yang dimiliki dan dikelola oleh pemerintah seperti halnya kawasan taman nasional dan taman hutan raya. 2. Sistem Informasi Pemasaran Di dalam pemasaran pariwisata peran dari sistem informasi pariwisata (Marketing Information System atau di singkat MIS) ini sangat penting. Sebab perilaku calon wisatawan sagat dinamis perkembangannya dari waktu ke waktu. Keputusan harus dapat cepat diambil untuk menyesuaikan dengan perubahan yang terjadi. Skema sistem informasi pemasaran komponennya disajikan oleh Kotler, et al (1999) berikut. 1) Manajer Pemasaran Manajer pemasaran melaksanakan analisis terhadap informasi yang didapat, kemudian membuat perencanaan, pelaksanaan, pengorgansasian dan melakukan kontrol terhadap pelaksanaan pemasaran. 2) Membuat keputusan untuk melakukan pemasaran dan mengkomunikasikan keseluruh bagian terkait. Keputusan ini sebenarnya dari 2 aspek , yaitu :  Sistem Informasi Pemasaran Sistem informasi dilakukan penapisan, kesesuaian informasi dengan informasi yang dibutuhkan dan pendistribusian informasi.  Mengembangkan informasi. Pengembangan informasi ini terdiri atas: pencatatan informasi, membuat analisis informasi, menyusun suatu strategi dan membuat penelitian untuk pemasaran. 3) Faktor Lingkungan yang mempengaruhi pemasaran. Ada beberapa faktor yang mempengarhi keberhasilan pemasaran yaitu: Faktor Kondisi Seharusnya 1. Sasaran Pemasaran tidak jelas sasaran/target Pemasaran sesuai dengan produk yang dimiliki
  • 10. 8 2.Hubungan 3.Pesaing 4.Bantuan masyarakat 5. Tekanan Pemasaran diutamakan wisman Tidak ada rantai pemasaran 1.Negara ASEAN ditempatkan sebagai pesaing 2.Setiap daerah memasarkan wisata untuk daerahnya Tidak ada. Seolah olah pemasaran kewajiban pemerintah dan industri Dipandang sebagai penghambat Wisnus sangat potensial, disamping wisman Membentuk jaringan pemasaran 1.NegaranegaraASEAN sebagai mitra dalam pemasaran 2.Pemasaran bersama, pemasaran dilakukan di DTW utama Seluruh masyarakat dilibatkan. Siapapun yang ke luar negeri diberi mandat sebagai pemberi informasi tentang potensi wisata di daerahnya (TKI,Wisatawan Outbound, Pelajar, mahasiswa, diplomat, pedagang dll). Kembangkan sistem IT yang didesign oleh pemerintah pusat. Ditempatkan sebagai peluang. Misal bom Bali , justru sebagai alat promosi bahwa Bali hanya satu daerah, masih banyak daerah yang aman. Kuncinya Campaign yang sistematis . Strategi Pemasaran Pariwisata Pemasaran pariwisata baik yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah serta industri pariwisata harus dilaksanakan dengan strategi pemasaran bauran (marketing mix). Peralatan yang dapat dipergunaan untuk pemasaran sangat banyak. Namun pariwisata juga sangat rentan terhadap perubahan baik yang terjadi secara ekternal maupun yang terjadi secara internal. Misalnya salah satu alat tidak sesuai dengan apa yang dipromosikan maka berakibat pada kedatangan wisatawan. Maka pemasaran harus dilaksanakan dengan well organized.
  • 11. 9 Alat alat pariwisata dapat yang dilasanakan dengan strategi bauran pemasaran ( marketing mix ) dapat dilihat pada tabel berikut : 2.3 Potensi Pasar Pariwisata Domestik Maupun Internasional Saat ini, sektor pariwisata Indonesia berkontribusi untuk kira-kira 4% dari total perekonomian. Pada tahun 2019, Pemerintah Indonesia ingin meningkatkan angka ini dua kali lipat menjadi 8% dari PDB, sebuah target yang ambisius (mungkin terlalu ambisius) yang mengimplikasikan bahwa dalam waktu 4 tahun mendatang, jumlah pengunjung perlu ditingkatkan dua kali lipat menjadi kira-kira 20 juta. Dalam rangka mencapai target ini, Pemerintah akan berfokus pada memperbaiki infrastruktur Indonesia (termasuk infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi), akses, kesehatan & kebersihan dan juga meningkatkan kampanye promosi online (marketing) di luar negeri. Pemerintah juga merevisi kebijakan akses visa gratis di 2015 (untuk penjelasan lebih lanjut, lihat di bawah) untuk menarik lebih banyak turis asing. Di bawah ini kami menyajikan data kunjungan wisatawan asing ke Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Kunjungan Wisatawan Asing di Indonesia, 2007-2015: 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Wisatawan Asing (dalam juta) 5.51 6.23 6.32 7.00 7.65 8.04 8.80 9.44 9.73 Product Price Place Promotion 1.Souvenir 2.Services 3. ODTW 4.Fasilitas utilitas 5.Penglaman/ pengetahuan 6. Kreativitas 7. SDM 8.Organisasi 1.Memadai 2.Tarif tercatat 3.Tidak slalu berubah 1.Pameran 2.Setiap pemberhentian 3.Disetiap berlangsung wisatawan beraktifitas 1. Iklan 2.Promosi dan sekaligus penjualan 3.Promosi personal 4.Publikasi 5.Pemasaran langsung
  • 12. 10 Sumber: BPS https://www.indonesia-investments.com/id/bisnis/industri-sektor/pariwisata/item6051? Potensi Pasar Domestik Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara No. Wilayah Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara (Juta Orang) 2015 2016 1 Indonesia 256 264 Sumber : www.bps.go.id Wisatawan nusantara merupakan kekuatan pariwisata nasional, karena setiap tahunnya jumlah kunjungan wisatawan nusantara terus meningkat. Pada tahun 2017, jumlah wisatawan nusantara yang mengadakan perjalanan sebanyak 265juta, dengan pengeluaran sekitar Rp 241,08 triliun. Menurut data yang ada, 60% wisatawan lebih menyukai wisata budaya, 35% sisanya menyukai wisata alam, dan 5% wisata buatan. Karakteristik wisatawan mancanegara dan nusantara sangatlah berbeda. Wisatawan nusantara lebih mudah dipenuhi segala permintaan dan keinginannya. Akan tetapi, wisatawan mancanegara cenderung memiliki karakter khusus sesuai dengan budaya dari negara asalnya. Maka dari itu, sangat penting bagi industri pariwisata Indonesia untuk bisa memahami karakteristik wisatawan mancanegara. Pemerintah harus jeli dalam mengembangkan potensi pasar wisatawan nusantara. Yang memiliki potensi pasar yang tinggi. Jangan sampai kita sibuk memenuhi permintaan pasar mancanegara akan tetapi lupa mengurusi permintaan pasar wisatawan nusantara. Sehingga wisatawan nusantara lebih memilih berwisata di mancanegara. Dengan jumlah penduduk yang cukup besar, potensi wisatawan lokal di Indonesia juga sangat besar. Gaya hidup yang sangat mudah berubah mengikuti perkembangan teknologi yang ada juga sangat berdampak. Produk Pariwisata domestik Indonesia mengelompokkan produk pariwisata Indonesia menjadi 3 produk utama yang ditawarkan, yaitu budaya, alam dan produk buatan manusia dengan
  • 13. 11 komposisi sebagai berikut: 1. Wisata Alam yang meliputi wisata bahari, wisata petualangan, dan ekowisata 2. Wisata Budaya yang meliputi wisata warisan budaya dan sejarah, wisata belanja dan kuliner, wisata kota dan desa 3. Wisata Buatan yang meliputi wisata MICE, wisata olah raga, dan wisata terintegrasi. Menurut data yang ada, 60% wisatawan lebih menyukai wisata budaya, 35% sisanya menyukai wisata alam, dan 5% wisata buatan. Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa kekayaan budaya yang dimiliki Indonesia menjadi daya tarik yang sangat besar bagi kemajuan pariwisata Indonesia. Berbagai macam suku, budaya dan adat istiadat. Menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Selanjutnya pada urutan kedua adalah wisata alam. Indonesia yang memiliki iklim tropis memiliki tanah yang subur, sebagai negara maritime dan kepulauan. Indonesia memiliki banyak wisata alam yang sangat indah. Maka dari itu, sudah selayaknya setiap daerah menguatkan dan mempromosikan destinasi pariwisata di daerahnya masing-masing dengan baik. Konsep Great dalam pemasaran pariwisata domestik Indonesia Pengelompokan wisata di atas didasarkan pada Undang-undang Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan Indonesia dan kemudian diperjelas dengan konsep Great dalam pemasaran Pariwisata Indonesia, Konsep Great merupakan pendekatan pengembangan perwilayahan kepariwisataan yang mengintegrasikan dimensi infrastruktur, aksesibilitas, konektivitas, aktivitas, fasilitas, hospitalitas dan preferensi pasar terkait pemilihan pintu masuk atau point of distribution, pola pergerakan wisatawan, kesiapan dan kepastian bisnis dan tata manajemen pariwisata dalam rangka meningkatkan optimalisasi nilai manfaat dan dampak positif bagi masyarakat, bisnis dan daerah. Penentuan wilayah dalam Great pariwisata di Indonesia didasarkan pada jumlah kedatangan wisatawan, konektivitas dan aksesibilitas destinasi dan persepsi wisatawan. Setidaknya terdapat tiga great utama yang menjadi tolak ukur keberhasilan great tersebut meliputi (Kemenpar, 2015): 1) Great Bali yang meliputi wilayah Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur serta Jawa bagian Timur 2) Great Jakarta yang meliputi Banten dan Jawa Barat sebagai destinasi pendukung 3) Great Batam yang meliputi wilayah Kepulauan Riau, Nangroe Aceh Darussalam,
  • 14. 12 Riau, Sumater Barat. Potensi Pasar Mancanegara Indonesia saat ini diketahui sebagai Negara dengan mayoritas penduduk Muslim terbesar di dunia, dengan jumlah penduduk Muslim sebesar 207.176.162 (BPS, 2010) maka sudah sepatutnya sektor pariwisata melihat hal ini sebagai sebuah ceruk pasar baru yang cukup potensial, dengan menggabungkan konsep wisata dan nilai-nilai ke Islaman maka sudah pariwisata Syariah dapat menjadi jawaban atas kondisi tersebut. Jumlah kunjungan wisman ke Indonesia beberapa tahun terakhir ini di dominasi oleh wisman asal Negara- negara ASEAN seperti Malaysia, Singapura, dan lain-lain. Selain itu juga dari beberapa Negara Eropa, terutama Rusia, kemudian dari Amerika, Australia, dan Negara-negara Timur Tengah seperti Saudi Arabia, Qatar, dan lain-lain. Dari beberapa Negara tersebut, potensi kunjungan terbesar wisman ke Indonesia dari luar Negara-negara ASEAN ialah dari Negara-negara Timur Tengah terutama Saudi Arabia, Uni Emirat Arab dan beberapa negara di kawasan teluk. (Suherlan, 2011). Oleh sebab itu maka diperlukan kajian mendalam terkait pengembangan potensi wisata Syariah di Indoneisia dengan memperhatikan aspek wisatawan Timur Tengah sebagai pasar sasaran utama wisatawan manca negara sehingga rancangan strategi pemasaran dapat lebih fokus dan menarik calon wisatawan yang berada di Negara- negara Timur Tengah seperti Saudi Arabia, Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, UAE dan Mesir untuk berkunjung dan menjadi kontributor penyumbang wisatawan mancanegara ke Indonesia yang cukup besar. Indonesia sebagai wisata Syariah : Wisata Syariah merupakan salah satu bentuk wisata berbasis budaya yang mengedepankan nilai-nilai dan norma Syariat Islam sebagai landasan dasarnya. Sebagai konsep baru didalam industri pariwisata tentunya wisata syariah memerlukan pengembangan lebih lanjut serta pemahaman yang lebih komprehensif terkait kolaborasi nilai-nilai keIslaman yang disematkan didalam kegiatan pariwisata. Wisatawan Muslim merupakan jumlah wisatawan terbesar di Indonesia yang notabene merupakan negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, konsep wisata Syariah merupakan jawaban akan besarnya untapped market yang belum tersentuh dengan maksimal. Dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia maka Indonesia
  • 15. 13 merupakan pasar industri wisata Syariah terbesar di dunia dan sudah seharunya hal ini disadari oleh pelaku bisnis pariwisata di Indonesia hal ini dikarenakan pengembangan wisata Syariah yang berkelanjutan akan dapat memberikan kontribusi ekonomi yang cukup signifikan bagi seluruh pelaku yang terlibat didalamnya. Konsep wisata Syariah adalah sebuah proses pengintegrasian nilai-nilai keisalaman kedalam seluruh aspek kegiatan wisata. Nilai syariat Islam sebagai suatu kepercayaan dan keyakinan yang dianut umat Muslim menjadi acuan dasar dalam membangun kegiatan pariwisata. Wisata Syariah mempertimbangkan nilai-nilai dasar umat Muslim didalam penyajiannya mulai dari akomodasi, restaurant, hingga aktifitas wisata yang selalu mengacu kepada norma-norma keisalaman (Tourism Review, 2013). Konsep wisata Syariah merupakan aktualisasi dari konsep ke Islaman dimana nilai halal dan haram menjadi tolak ukur utama, hal ini berarti seluruh aspek kegiatan wisata tidak terlepas dari sertifikasi halal yang harus manjadi acuan bagi setiap pelaku pariwisata (Chookaew, 2015). Konsep wisata Syariah dapat juga diartikan sebagai kegiatan wisata yang berlandaskan ibadah dan dakwah disaat wisatawan Muslim dapat berwisata serta mengagungi hasil pencipataan Allah SWT (tafakur alam) dengan tetap menjalankan kewajiban sholat wajib sebanyak lima kali dalam satu hari dan semua ini terfasilitasi dengan baik serta menjauhi segala yang dilarang olehNya (Kamarudin, 2013). Fundamental dari wisata Syariah tentunya adalah pemahaman makna halal disegala aspek kegiatan wisata mulai dari hotel, sarana transportasi, sarana makanan dan minuman, sistem keuangan, hingga fasilitas dan penyedia jasa wisata itu sendiri. Sebagai contoh hotel Syariah tidak akan menerima pasangan tamu yang akan menginap jika tamu tersebut merupakan pasangan yang bukan muhrimnya (tidak dapat menunjukkan surat nikah) selain itu hotel yang mengusung konsep Syariah tentunya tidak akan menjual minuman beralkohol serta makanan yang mengandung daging babi yang diharamkan didalam Islam. Selain itu pemilihan destinasi wisata yang sesuai dengan nilai-nilai Syariah Islam juga menjadi pertimbangan utama didalam mengaplikasikan konsep wisata Syariah, setiap destinasi wisata yang akan dituju haruslah sesuai dengan nilai-nilai keisalaman seperti memiliki fasilitas ibadah masjid maupun mushola yang memadai, tidak adanya tempat kegiatan hiburan malam serta prostitusi, dan juga masyarakatnya mendukung implementasi nilai-nilai Syariah Islam seperti tidak adanya perjudian, sabung ayam maupun ritual-ritual yang
  • 16. 14 bertentangan dengan ajaran Islam. Satu hal yang harus dipahami bahwasannya wisata Syariah ini tidak harus merupakan wisata religi yang umum berlaku saat ini (Kovjanic, 2014). 2.4 Karakteristik Wisatawan Domestik Dan Mancanegara Wisatawan merupakan orang yang melakukan kegiatan wisata, atau orang yang bepergian ke suatu tempat dengan tujuan untuk berwisata, melihat daerah lain, menikmati sesuatu, mempelajari sesuatu, menambah ilmu pengetahuan, dan juga menambah pengalaman, atau melepas penat, serta bersenang-senang. Wisatawan juga sering disebut dengan turis (tourist). Tujuan wisatawan ketika melakukan aktivitas wisata bermacam- macam, seperti wisatawan yang ingin mengenal kebudayaan, ada yang dilakukan dalam rangka kunjungan kerja, ada yang dilakukan untuk melakukan penelitian di objek wisata tertentu. Ada dua macam atau jenis wisatawan, yaitu wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik atau nusantara. Wisatawan mancanegara merupakan wisatawan yang berasal dari luar negeri, atau orang yang berekreasi ke negara lain. Wisatawan Domestik atau wisatawan nusantara merupakan wisatawan yang berwisata ke tempat lain, tetapi masih berada di wilayah negaranya sendiri. Berdasarkan sifat perjalanan dan ruang lingkup perjalanan, wisatawan bisa dibagi, seperti 1. Wisatawan asing atau foreign tourist, merupakan wisatawan asing yang melakukan perjalanan-perjalanan wisata yang datang ke negara lain dari negara asalnya. 2. Wisatawan asing domestik atau foreign domestic tourist merupakan wisatawan asing yang tinggal di suatu negara yang melakukan perjalanan-perjalanan wisata di suatu wilayah negara dimana ia tinggal. 3. Wisatawan domestik asing atau indigenous tourist merupakan warga suatu negara tertentu, yang bertugas ke luar negeri, lalu pulang ke negara asalnya, dan melakukan perjalanan wisata di wilayah negara asal yang asli. 4. Wisatawan transit atau transit tourist adalah wisatawan yang ketika melakukan perjalanan wisata ke suatu negara tertentu terpaksa harus mampir atau datang ke suatu negara tetapi bukan karena kemampuannya sendiri.
  • 17. 15 5. Wisatawan bisnis atau bussinness tourist adalah orang atau masyarakat, orang asing atau warga negara sendiri yang melakukan perjalanan, tetapi tidak bertujuan untuk wisata, tetapi melakukan perjalanan wisata setelah semua tujuan atau pekerjaannya yang utama telah selesai dikerjakan. 6. Wisatawan domestik atau nusantara merupakan wisatawan dalam negeri, dan bukan wisatawan yang berasal dari negara lain. Wisatawan domestik melakukan perjalanan wisata dan rekreasi ke bagian atau wilayah yang lain di negaranya untuk mengetahui sesuatu yang berbeda dari lingkungann yang ada disekitarnya. Tujuan wisatawan domestik berwisata di dalam negeri, yaitu ingin mengobati rasa penasaran pada tempat yang ia yakini atau anggap sangat menakjubkan dan menyenangkan.  Karakter Wisatawan Domestik Berikut merupakan karakter rata-rata wisatawan dari beberapa daerah berdasarkan pengalaman Direktori Wisata dan rekan-rekan traveler lainnya pada saat melakukan perjalanan wisata dan bertemu dengan mereka. Karakter Wisatawan Domestik / Indonesia, antara lain :  Wisatawan domestik atau Indonesia lebih senang melakukan traveling sendiri-sendiri atau menggunakan jasa Event Organiser wisata lokal, bukan bro perjalanan wisata. Karena hal dari keterangan mereka rata-rata masih dianggap mahal bila menggunakan Biro Perjalanan Wisata. Padahal bila saja kita mau menghubungi langsung Biro Perjalanan Wisata mereka memiliki masing-masing market perjalanan wisata termasuk domestik yang ditangani secara lebih profesional.  Wisatawan domestik tidak telalu sulit untuk ditangani, namun karakternyanya cendrung kurang disiplin.  Wisata domestik untuk katagori remaja dan pelajar biasanya mereka melakukannya dengan keluarga, institusi, atau organisasi perkumpulan yang biasanya mereka masih kurang tahu tentang daerah yang mnejadi tujuan tempat wisatanya, seperti adat istiadat, tradisi masyarakat setempat bahkan lebih detail.  Wisatawan domestik lebih menyukai obyek wisata alam dan atraksi minat khusus atau hal-hal yang bersifat modern.
  • 18. 16  Wisata domestik biasanya kurang menyukai wisata ke tempat-tempat wisata religi atau pun ke obyek wisata museum, dan yang lebih mudah dikenali  Wisatawan domestik lebih suka fasilitas murah meriah, fleksibel, dan suka belanja bila melakukan perjalanan wisata.  Karakter Wisatawan Mancanegara Karakteristik wisatawan mancanegara cenderung berbeda pada tiap-tiap negara. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor misalnya perbedaan kultur budaya, adat istiadat, kebiasaan, dan lain sebagainya. Berikut adalah beberapa karakter wisatawan dari masing-masing negara yang berlibur ke Indonesia dan dapat dijadikan sebagai acuan pendekatan, diantaranya : a. Karakter Wisatawan Cina/Taiwan/Korea  Pentingkan nilai dan prinsip.  Menyukai harga murah dan tidak terlalu mementingkan fasilitas dan pelayanan.  Banyak bicara/cerewet/ramah sekali dan perbincangan perlu ada timbal balik.  Sembarang tindakan lebih dikedepankan.  Menonjolkan peran dan kesan budaya cina.  Orang cina tergolong tidak sabaran dan gampang marah bila tidak cepat bertindak.  Lebih menyukai bahasa sendiri daripada Bahasa Inggris.  Suka bergerombol dalam satu kelompok ramai-ramai.  Selalu berpikir ekonomis.  Orang Cina sifatnya tertutup, kecuali kepada yang sudah dikenal dan dipercaya. b. Karakter Wisatawan Perancis  Tertarik pada kebudayaan tradisional, pranata sosial, tarian drama, musik, seni, upacara adat dan keagamaan serta nuansa pedesaan.  Tertarik belajar dan berkunjung ke atraksi wisata yang spesifik khususnya tempat-tempat arkeologi, candi-candi kuno dan tempat- tempat yang dikomersilkan.
  • 19. 17  Suka mencoba pengalaman dan aktivitas baru serat cenderung berpetualang.  Suka belanja kerajinan tangan dan barang-barang antik.  Tidak mau tergesa-gesa atau ceroboh, selalu berpikir panjang, dan teliti.  Bersahabat, disiplin, memiliki tingkah laku yang baik, sopan dan patuh pada peraturan tetapi mudah kecewa apabila tidak menyukai sesuatu.  Suka berbicara dengan bahasa Perancis walaupun dapat berbahasa Inggris.  Cenderung berpakaian sesuai dengan situasinya, bisa rapi sekali/modis, berparfum dan juga terkadang cara berpakaian sangat ekstrim saat dipantai.  Sangat romantis, kalem, walaupun tradisional tetapi intelektualnya kuat.  Saat makan ingin menikmati dengan berlama-lama dalam suasana romantis. c. Karakter Wisatawan Jerman  Sopan, terbuka, memiliki tingkah laku yang baik, mengomentari langsung setiap pengalaman mereka.  Suka belanja souvenir dari batu dan kayu.  Toleransi pada fasilitas dan pelayanan yang berbeda.  Keingintahuannya tinggi terhadap sesuatu, bahkan sampai mendetail.  Suka daerah yang apa adanya, murni dan ingin mengetahui atraksi hingga tuntas.  Tertarik pada kebudayaan tradisional, upacara keagamaan, tarian, tempat sejarah, pemandangan yang indah dan suka membandingkan kebudayaan tradisional satu dengan yang lainnya.  Menyukai perjalanan sesama bangsanya, terkadang kurang bisa bergabung dengan bangsa lain.
  • 20. 18  Disiplin, teliti, mempunyai organisasi yang baik, komitmen, dan intelek. d. Karakter Wisatawan Inggris  Disiplin, egois, menjaga prestigious atau citra, secara psikologis melayani orang dengan bersahabat tetapi juga mempunyai kepribadian ingin dilayani dengan baik.  Teliti dalam pengeluaran uang, rapi dan komitmennya tinggi.  Individualistis dan mandiri, tidak menyukai perjalanan berkelompok atau grup,lebih menyukai perjalanan sendiri.  Hangat, Sopan, mempunyai tingkah laku yang baik dan menjaga hubungan persahabatan.  Kurang terbuka seperti orang eropa lainnya dan mempunyai kepribadian yang kuat.  Tertarik budaya tradisional dan karakteristiknya menyukai pantai serta alam yang indah.  Tidak suka privasinya diganggu. e. Karakter Wisatawan Italia  Terbuka, komunikatif, romantis, ekspresif, agak cerewet khususnya jika sudah kenal.  Kurang disiplin dan sulit ditangani tetapi mereka mudah beradaptasi dengan keadaan setempat artinya terbuka dan bersahabat.  Menyukai tempat-tempat mewah tetapi sedapat mungkin harganya murah, bisa ditawar untuk hemat.  Menyukai kebudayaan tradisional dan seni serta pemandangan alam yang romantis seperti palm beach. f. Karakter Wisatawan Belanda  Perhatian sekali terhadap kesehatan dan sanitasi, khususnya makanan dan minuman.  Hubungan sejarah yang kuat, suka mengunjungi tempat-tempat bernostalgia seperti keluarga yang dahulu tinggal dan bekerja di
  • 21. 19 perkebunan ataupun makam nenek moyangnya. Semua ini informasinya didapat dari sejarah yang dia pelajari dari skolahnya.  Suka informasi yang spesifik dan akurat, tapi kecewa apabila informasi tersebut tidak benar.  Disiplin, taat peraturan, bersahabat, suka humor tetapi tidak selalu terbuka, terus terang dalam memberikan komentar dan reaksi.  Sangat tertarik dengan bentuk-bentuk kebudayaan dan pemandangan alam yang indah serta perkembangan-perkembangan yang terjadi.  Suka melihat bangunan-bangunan bersejarah tentang masa lalu Belanda di Indonesia. g. Karakter Wisatawan Amerika  Menyukai fasilitas dan pelayanan standar kualitas tinggi  Menyukai aspek kebudayaan tradisional seperti tarian, upacara adat dan upacara keagamaan  Menyukai pemandangan alam yang indah, termasuk pantai dan tertarik dengan bentuk perkembangan yang terjadi  Tidak menyukai perjalanan kaki jauh suka perjalanan dekat dan berpindah-pindah  Bersahabat, sopan, bertingkah laku baik, sedikit formal, jujur, terbuka langsung dalam mengekspresikan pendapat dan reaksi tentang apa saja tanpa memandang perbedaan status  Suka pengalaman baru, bentuk informasi terbaru dan akurat, bersahabat, toleran, mudah beradaptasi, humoris, terbuka sedikit kasar, serta suka bersosialisasi dengan penduduk setempat walaupun terkadang juga banyak yang egois maupun individualistis  Menerima dan menyukai fasilitas dan pelayanan yang sederhana, murah meriah, seadanya dan sering pindah-pindah dengan melakukan perjalanan sendiri  Menyukai kebudayaan desa dan aktivitas pantai yang tradisional serta aktivitas dunia malam seperti diskotik
  • 22. 20 h. Karakter Wisatawan Australia  Terbuka, arogan, egois, dan terkadang sulit ditangani tetapi terkadang mereka juga bersahabat  Tidak terlalu suka dengan banyak aturan (lebih menyukai kebebasan)  Menyukai harga murah meriah dan tidak terlalu mementingkan kemewahan fasilitas dan pelayanan  Ceroboh dan sembarang tindakan lebih dikedepankan dan cara berpakaian terkadang sangat ekstrim  Menyukai pantai dan kebudayaan tradisional  Menyukai perjalanan secara individu (backpacker) dan kurang menyukai berkelompok  Pemuda Australia sangat menyukai kehidupan malam seperti club. i. Karakter Wisatawan Jepang  Melakukan perjalanan kelompok dan sangat takut kalau lepas dari grupnya.  Disiplin, komitment terhadap janji dan jadwal, orang Jepang tertutup dia tidak mudah percaya dengan orang yang belum dia pahami, bila sekali saja tidak dapat kepercayaan maka susah untuk percaya lagi.  Menyukai masakan Jepang dan Eropa.  Suka belanja kerajinan tangan, barang tradisional.  Tertarik pada sesuatu yang unik dan suka difoto serta suka kehidupan malam.  Suka fasilitas dan pelayanan standar tinggi yang ditangani langsung oleh orangorang  Jepang sendiri, atau paling tidak ada karyawan yang mau menggunakan bahasa Jepang.  Tidak pernah langsung mengemukakan kekecewaan atau kemarahan selalu mengikuti saja, namun kekecewaan dilampiaskan lewat tulisan setelah kembali ke negaranya.
  • 23. 21 j. Karakter Wisatawan Singapura  Karakter orang Singapura seperti karakter orang Cina modern.  Disiplin, walaupun orangnya kecil tetapi tegas dan berkomitment tinggi.  Suka judi, club, dan suka belanja.  Menyukai fasilitas dan pelayanan sederhana, sangat tertarik dengan atraksi alam, dan keunikan modernisasi. k. Karakter Wisatawan Malaysia  Daya belinya termasuk rendah dan tidak terlalu tertarik untuk belanja.  Mudah ditangani dalam perjalanan, tetapi harus disiplin, lebih banyak persamaanya dengan orang Indonesia sesama Melayu dan kedekatan kesamaan agamanya.  Fasilitas dan akomodasi cukup sederhana, makanan padang termasuk favoritnya.  Sangat tertarik akan keindahan alam, termasuk pantai.
  • 24. 22 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Pariwisata adalah suatu perjalanan dari suatu tempat menuju tempat lain yang bersifat sementara, biasanya dilakukan oleh orang-orang yang ingin menyegarkan pikiran setelah bekerja dan memanfaatkan waktu libur dengan menghabiskan waktu bersama keluarga untuk berekreasi. Potensi objek wisata di tiap-tiap negara berbeda- beda tergantung dari keadaan geografis dan kebudayaanya. Hal tersebut menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan untuk berkunjung dan menikmati objek wisata tersebut. Industri pariwisata di Indonesia memberi peran penting bagi perekonomian Indonesia karena dapat memberikan tambahan devisa bagi negara sehingga penerimaan negara meningkat, selain itu dapat menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar objek wisata misalnya adanya pedagang-pedagang kecil seperti pedagang makanan ringan dan penjual souvenir yang ada dapat mengurangi pengangguran dan kemiskinan. Dalam industri pariwisata ada beberapa strategi yang dapat digunakan dalam memasarkan dan mengembangkan sebuah tempat wisata. Selain itu, dengan mengenali potensi wisata yang ada serta jenis wisata tersebut dapat mempermudah dalam mengembangkan pariwisata. Dengan mengenali berbagai karakteristik wisatawan juga dapat membantu dalam pengembangan pasar industri pariwisata. Potensi pasar wisatawan nusantara lebih menjanjikan dibandingkan pasar wisatawan mancanegara. Terlihat dari jumlah kunjungan yang dilakukan. Wisatawan nusantara lebih sering melaksanakan perjalanan wisata dan memiliki moobilitas yang tinggi. Terutama pada saaat hari libur nasional dan liburan hari raya. Jumlah kunjungan wisatawan nusantara meningkat pesat. Contohnya pada saat hari raya natal dan hari raya idul fitri. Banyak orang yang memanfaatkan waktu berlibur mereka di tempat-tempat wisata.
  • 25. 23 DAFTAR PUSTAKA Direktori Wisata Indonesia. Pahami Berbagai Karakter Wisatawan Indonesia. <https://direktoriwisata.com/pahamibebagaikarakterwisatawanindonesia/> diakses pada 19 September 2018. Dyah Budiastuti. 2010. Peluang Usaha IndustriPariwisata Di Jakarta Selatan. BINUS BUSINESS REVIEW. Vol.1 No.2: 425-433 Kampung Inggris Pare. Memahami Karakter dan Budaya Wisatawan Mancanegara. Diposting pada 07 November 2013 dan diperbarui pada 03 Maret 2017. <https://visitpare.com/senidanbudaya/memahamikarakterbudayawisatawanmancanegara/> diakses pada 19 September 2018. Kurniawan Gilang Widagdyo. 2015. Analisis Pasar Pariwisata Halal Indonesia. The Journal of Tauhidinomics Vol.1 No.1: 73-80